penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (csr) pt unilever

advertisement
PENERAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) PT UNILEVER
SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
Tugas Etika Bisnis
OLEH:
HADI PURWOKO
NIM : 01210069
MANAJEMEN
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang Kasus ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................................................. 4
LANDASAN TEORI .......................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR......................................................................... 4
B. Sejarah CSR ........................................................................................................................................... 5
C. Dasar Hukum ....................................................................................................................................... 6
D. Alasan Terkait Bisnis ............................................................................................................................ 7
E. Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR ......................................................... 7
F. Indikator Keberhasilan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR ...................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................................................ 9
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 9
1.
2.
Dampak Negatif yang Ditimbulkan PT. Unilever bagi masyarakat Tanpa Adanya CSR..................... 9

Dampak Pencemaran Air .............................................................................................................. 9

Dampak Pencemaran Udara ......................................................................................................... 9

Dampak Pencemaran Tanah. ........................................................................................................ 9
Dampak Positif CSR terhadap Masyarakat...................................................................................... 10
3. Upaya Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. Unilever untuk Berkembang Bersama
Masyarakat ............................................................................................................................................. 10
4.
Bentuk Tanggung Jawab Sosial PT Unilever terhadap Pencemaran Limbah yang Ditimbulkan .... 11
BAB IV.......................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 12
A.
Kesimpulan...................................................................................................................................... 12
B.
Saran ............................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kasus
Dewasa ini kesadaran akan lingkungan sudah meningkat. Masalah pencemaran sudah
banyak menarik minat, mulai lapisan bawah sampai lapisan atas. Setiap pemerintah daerah
mewajibkan pembuatan instalasi pengolahan limbah kepada pimpinan industri di daerahnya.
bahkan sudah ada yang diajukan kepengadilan karena pelanggaran limbah ini.
Perusahaan-perusahaan barupun banyak yang tumbuh dan berkembang di sekitar
masyarakat. Dan tidak sedikit pula yang merugikan masyarakat sekitar karena limbah yang
dihasilkan tidak diolah atau dibuang sebagaimana mestinya.
Pembangunan yang dilakukan besar-besaran di Indonesia dapat meningkatkan
kemakmuran namun disisi lain hal ini juga dapat membawa dampak negatif terhadap
lingkungan hidup. Dampak yang diakibatkan dari pencemaran lingkungan yang disinyalir dari
buangan proses sebuah industri mengakibatkan rusaknya ekosistem (pencemaran terhadap
ikan dan air) serta mengakibatkan sejumlah penyakit dimasyarakat sekitar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas permasalahan yang kami bahas yaitu :
1. Apakah dampak negatif yang ditimbulkan PT. Unilever bagi masyarakat?
2. Seberapa jauhkah CSR berdampak positif bagi masyarakat ?
3. Bagaimana upaya penerapan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Unilever untuk
berkembang bersama masyarakat?
4. Bagaimanakah bentuk tanggung jawab sosial PT Unilever mengenai pencemaran limbah
yang ditimbulkan?
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam penyusunan karya tulis ini, menggunakan teori-teori yang sudah ada untuk
mendukung kebenaran data karya tulis kami. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berhubungan
erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya harus berdasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan
faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
A. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
Tanggung Jawaba Sosial Perusahaan (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka
dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan (Nuryana, 2005)
Menurut Zadek, Fostator, Rapnas: Tanggung Jawaba Sosial Perusahaan / CSR adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari strategi bersaing jagka panjang yang berorientasi pada
avokasi pendampingan & kebijakan publik.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang Perseroan Terbatas
(UUPT) yang baru. Undang-undang ini disahkan dalam sidang paripurna DPR.
Dalam pasal 74 ayat 1 diatur mengenai kewajiban Tanggungjawab sosial dan lingkungan
bagi perseroan yang menangani bidang atau berkaitan dengan SDA, ayat 2 mengenai
perhitungan biaya dan asas kepatutan serta kewajaran, ayat 3 mengenai sanksi, dan ayat 4
mengenai aturan lanjutan. Ketiga, Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Pasal 15 (b) menyebutkan bahwa “Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan”.
Namun UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara
tegas perihal Tanggung Jawaba Sosial Perusahaan / CSR bagi perusahaan nasional. Tentu saja
kedua ketentuan undang-undang tersebut diatas membuat fobia sejumlah kalangan terutama
pelaku usaha swasta lokal. Apalagi munculnya Pasal 74 UU PT yang terdiri dari 4 ayat itu sempat
mengundang polemik. Pro dan kontra terhadap ketentuan tersebut masih tetap berlanjut
sampai sekarang. Kalangan pelaku bisnis yang tergabung dalam Kadin dan Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) yang sangat keras menentang kehadiran dari pasal tersebut.
4
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar kepentingan
perusahaan belaka. Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah baik bahwa perusahaan
maupun penanam modal mengejar keuntungan, bukan berarti perusahaan ataupun penanam
modal dibenarkan mencapai keuntungan dengan mengorbankan kepentingan-kepentngan
pihak lain yang terkait.
B. Sejarah CSR
Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the
Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab
keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan buruk
perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha di cap
sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan.
Kendati sederhana, istilah CSR amat marketable melalu CSR pengusaha tidak perlu diganggu
perasaan bersalah.
CSR merupakan tanggung jawab aktivitas sosial kemasyarakatan yang tidak berorientasi profit.
John Elkington dalam buku ”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe yaitu:
Profit
→ Mendukung laba perusahaan
People
→ Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Planet
→ meningkatkan kualitas lingkungan
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen
tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk
pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan.
Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR
adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan
community development.
Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau
pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy
bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan tebar pesona,
community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin
populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st
5
Century Business (1998) karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting
sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity
yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan
people). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit),
tetapi memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).
Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa
perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (corporate social activity) atau aktivitas
sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati
konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan
terhadap aspek sosial dan lingkungan.
Melalui konsep investasi sosial perusahaan seat belt, sejak tahun 2003 Departemen
Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Kepedulian sosial perusahaan
terutama didasari alasan bahwasannya kegiatan perusahaan membawa dampak (baik maupun
buruk) bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar
perusahaan beroperasi.
Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang
saham, melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan,
pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media
massa, dan pemerintah selaku regulator.
C. Dasar Hukum
Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam:
UU. 40 tahun 2007 yang berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR.
Direksi yang bertanggung jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan &
CSR.
Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap
perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat “.
6
Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat
maupun masyarakat pada umumnya.
D. Alasan Terkait Bisnis
Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics
International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader
Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam
membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap
karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand
image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya
atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi
perusahaan, atau manajemen.
Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR
adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang
bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.
Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan
dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai
suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama
perseroan.
E. Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR
Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti perusahaan
akan terus-menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi, program yang dirancang
harus memiliki dampak yang berkelanjutan. CSR berbeda dengan donasi bencana alam yang
bersifat tidak terduga dan tidak dapat di prediksi. Itu menjadi aktivitas kedermawanan dan
bagus.
Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Perusahaan mesti menyadari
bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari lingkungan di
sekitarnya. Karena itu, CSR yang dilakukan adalah wujud pemeliharaan relasi yang baik dengan
masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat untuk mendongkrak popularitas atau mengejar profit.
7
Perinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara ekonomi,
lingkungan, maupun sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan
mempertimbangkan sampai kedampaknya.
Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam cost structure
perusahaan sebagaimana budjet untuk marketing yang pada akhirnya akan ditransformasikan
ke harga jual produk. “CSR yang benar tidak membebani konsumen.
F. Indikator Keberhasilan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari dua sisi perusahaan dan masyarakat. Dari sisi
perusahaan, citranya harus semakin baik di mata masyarakat. Sementara itu, dari sisi
masyarakat, harus ada peningkatan kualitas hidup. Karenanya, penting bagi perusahaan
melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program CSR, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Satu hal yang perlu diingat, “Salah satu ukuran penting keberhasilan CSR adalah jika
masyarakat yang dibantu bisa mandiri, tidak melulu bergantung pada pertolong orang lain.
8
BAB III
PEMBAHASAN
1. Dampak Negatif yang Ditimbulkan PT. Unilever bagi masyarakat Tanpa Adanya CSR
Dampak pencemaran lingkungan yang timbul akibat limbah pabrik PT. Unilever tanpa
adanya CSR dapat terbagi atas tiga jenis yaitu :
 Dampak Pencemaran Air
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian terhadap manusia juga
ekosistem yang ada didalam air. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat
berupa :
 Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, hal ini diakibatkan
oleh air sudah tercemar sehingga tidak bisa digunakan lagi apalagi air ini banyak
manfaatnya seperti untuk diminum, mandi, memasak mencuci dan lain-lain.
 Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, contoh air yang terkena minyak
tidak dapat digunakan lagi sebagai solven atau sebagai air dalam proses industri
kimia.
 Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian, seperti untuk irigasi,
pengairan sawah dan kolam perikanan. Apabila air sudah tercemar oleh senyawa an
organik dapat mengakibatkan perubahan drastis pada PH air. Air yang bersifat
terlalu asam atau basa akan mematikan tanaman dan hewan air, selain itu air yang
tercemar oleh limbah B3 menyebabkan banyak ikan mati dan pada manusia timbul
penyakit kulit ( rasa gatal ).
 Dampak Pencemaran Udara
Dengan dibangunnya pabrik di perkotaan asapnya dapat mengakibatkan polusi
udara sehingga menganggu kenyamanan bagi para pemakai jalan. Apabila udara telah
tercemar maka akan menimbulkan penyakit seperti sesak napas.
 Dampak Pencemaran Tanah.
Tanah yang telah tercemar oleh bahan pencemar seperti senyawa karbonat maka
tanah tersebut akan menjadi asam, H2S yang bersama CO membentuk senyawa
beracun didalam tanah sehingga cacing penggembur tanah mati.
9
Ketiga dampak pencemaran ini dapat berakibat buruk terhadap lingkungan terutama karena
hasil kegiatan industri PT Unilever bila limbahnya langsung dibuang tanpa melalui proses
pengolahan lebih dahulu.
2. Dampak Positif CSR terhadap Masyarakat
Dampak Positif CSR terhadap Masyarakat Sekitar, antara lain:
 Lingkungan sosial menjadi lebih baik
 Tingkat pengangguran berkurang di tengah maraknya PHK besar-besaran.
3. Upaya Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. Unilever untuk Berkembang
Bersama Masyarakat
PT. Unilever berupaya untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian kualitas hidup yang
lebih baik bagi masyarakat. Yang terbukti, dari misinya, yaitu:




menggali dan memberdayakan potensi masyarakat,
memberikan nilai tambah bagi masyarakat,
memadukan kekuatan para mitra dan
menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan.
Dalam meningkatkan reputasi perusahaan, kami menekankan pentingnya
berkesinambungan dalam pelestarian lingkungan, kehidupan sosial, maupun pertumbuhan
usaha.
Perhatian utama PT. Unilever adalah memenangkan hati pelanggan (internal dan
eksternal) dan upaya membahagiakan konsumen dan masyarakat secara terus-menerus,
dengan memahami dan mengantisipasi kebutuhan mereka, serta menanggapinya secara
mandiri, dengan cara:
 Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen dan masyarakat menghasilkan
tindakan yang berfokus pada peningkatan nilai
 Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli dan masyarakat
 Merencanakan secara efektif – memberikan waktu persiapan yang cukup untuk bekerja
dengan baik
 Memenuhi apa yang dijanjikan – tepat waktu
 Peduli terhadap kondisi sosial masyarakat di sekitar
10
Perilaku ini diterapkan dalam kegiatan perusahaan sehari-hari. Tahun 2003, PT. Unilever
memperkenalkan Program 3C (Consumer, Customer and Community) Connection kepada
karyawannya. Mereka didorong untuk secara proaktif mendengarkan keinginan pelanggan,
konsumen dan masyarakat, guna mengumpulkan masukan bagi peningkatan kontribusi
perusahaan.
Pertemuan bulanan dengan tokoh masyarakat dilakukan secara rutin, sebagai
pendekatan yang bottom-up. Berfokus pada kekuatan Unilever, perusahaan yakin dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat
Indonesia umumnya.
4. Bentuk Tanggung Jawab Sosial PT Unilever terhadap Pencemaran Limbah yang
Ditimbulkan
Tanggung jawab social perusahaan mengenai pencemaran limbah yang ditimbulkan
perusahaan, dapat diwujudkan melalui beberapa program, antara lain:
 Program Pengembangan Usaha Kecil Menengah (Contohnya: Pemberdayaan Petani
Kedelai Hitam).
 Program Pelestarian Sumber Air
 Program Daur Ulang (Contohnya : Green and Clean dengan memanfaatkan bekas
kantong produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat)
 Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat (Contohnya: Program kesehatan dengan
adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader
yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan).
Dalam mengembangkan programnya, Perusahaan berpegang, pada 4 strategi utama yaitu:
 Mengembangkan program yang terkait usaha.
 Merumuskan model kegiatan atau program percontohan yang dapat diterapkan di
daerah lain.
 Bekerja sama dengan unsur-unsur masyarakat seperti LSM, lembaga pemerintah,
pranata pendidikan pelaku bisnis lain dan
 Membuat replikasi model di daerah-daerah lain
Dalam melaksanakan inisiatif tanggung jawab sosial, kami menerapkan pendekatan
menyeluruh bagi setiap inisiatif. Melihat konteks yang lebih luas, mulai dari yang kecil untuk
memastikan pencapaian hasil yang baik lalu, kami bergerak cepat untuk mereplikasikan inisiatif
tersebut, sehingga dampaknya dapat dirasakan masyarakat luas.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanpa adanya CSR, PT. Unilever dapat menimbulkan dampak negatif yang berupa
pencemaran lingkungan.
2. Banyak dampak positif yang dirasakan masyarakat sekitar dengan adanya CSR.
3. PT. Unilever turur berperan untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian kualitas
hidup yang lebih baik bagi masyarakat.
4. PT. Unilever melaksanakan program-program yang dapat mengatasi pencemaran
lingkungan.
B. Saran
Tanggung jawab sosial PT Unilever ini akan suskses bila ada kerjasama diantara
perusahaan dengan masyarakat. Untuk mencapai dunia yang lebih setara, berkelanjutan tanpa
kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Dibutuhkan pergeseran paradigma, dari pemenuhan
“kepentingan individu” menjadi “kepentingan bersama”, yaitu perubahan dari pengelolaan
“corporate usual responsibility” menjadi “corporate social responsibility”, yang berarti
berubahnya orientasi dari gaya hidup “Saya” menjadi “Kita”. Seluruh anggota masyarakat harus
bekerja bersama sebagai team untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk
kita semua.
Selain itu PT. Unilever juga harus memperhatikan perusahaan – perusahaan pemasok
bahan baku dan perusahaan rekanan lainnya. apakah sejalan dengan perwujudan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan / CSR yang di tetapkan oleh PT. Unilever.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.djpp.depkumham.go.id/hukum-bisnis/84-tanggung-jawab-sosial-perusahaancorporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html
http://labitacanadase.webs.com/apps/blog/show/2694870
13
Download