FUNGSI DAN MAKNA SIMBOLIS TARI LAHBAKO DI KABUPATEN JEMBER Oleh : Aryuni Wulan Pratiwi Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M. Si Abstrak Jember merupakan salah satu daerah dengan kebudayaan pandalungan. Salah satu keseniannya adalah tari Lahbako, yaitu tari yang menceritakan proses pengolahan tembakau. Fokus penelitian yaitu bagaimana fungsi dan makna simbolis tari Lahbako di Kabupaten Jember, asal usul tari Lahbako, dan elemen bentuknya. Tujuannya meliputi deskripsi gerak, tata rias busana, dan musik pengiringnya. Makna simbolis dalam tari Lahbako yang dijadikan fokus juga berkaitan dengan fungsi tari Lahbako di kabupaten Jember. Jenis penelitianya adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan pendokumentasian. Analisis data menggunakan analisis data model Spradley. Tari Lahbako merupakan tari kreasi baru. Gerak tari ini membawa misi menyampaikan pekerjaan mengolah tembakau., seperti memetik tembakau, ngelus, dan nyujen. Tata rias busana juga memiliki makna tersendiri, warna-warna busana yang digunakan banyak yang menggambarkan warna kualitas tembakau. Salah satunya adalah aksesoris bendera yang menunjukkan warna kualitas tembakau. Musik pengiring menggunakan musik kendang patrol. Hasil lain dari penelitian ini adalah fungsi tari Lahbako di kabupaten Jember. Tarian ini memiliki fungsi sebagai presentasi estetis, fungsi politik, fungsi sosial, dan fungsi ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa tari Lahbako sebagai tari kreasi baru mempunyai makna simbolis setiap elemennya serta fungsi di kabupaten Jember. Kata kunci: Tari Lahbako, makna simbolis, musik patrol, fungsi seni pertunjukan Abstract Jember is one of area with pandalungan culture. One of the arts is Lahbako dance, which narrating about process producing of tobacco which done by woman. This focus research is how symbolic meaning and function of Lahbako dance in Jember sub-province, creation history of Lahbako dance, and its form elements. The target of record-keeping cover motions description, make up and costume, also its music. Symbolic meaning in Lahbako dance which taken as focus also relate with the function of Lahbako dance in Jember sub-province. This Research type is qualitative research with descriptive qualitative approach with data collecting technique that is observation, interview, and documentation. Data analysis use Spradley data analysis model. Lahbako dance is a new creation dance. This motion bring mission present the working of tobacco process, like pick tobacco,ngelus, and nyujen. Make up and costume also have separate meaning, costume colours which used depict colour of quality of tobacco much. The music is using kendang patrol music. One of them is flag accessories which showing the quality colours of tobacco. The other result from this research is Lahbako dance function in Jember sub-province. This Dance have function as aesthetic presentation, political function, social function, and economics function. So can be concluded that Lahbako dance as a new creation dance have symbolic meaning every its element and also functions in Jember sub-province. Key words: Lahbako dance, symbolic meaning, patrol music, performing art function 1 Jember dalam mengolah tembakau. Pada PENDAHULUAN Budaya pandalungan adalah budaya yang sekitar tahun 80-an, pemerintah daerah mengundang terlahir dari proses hibridisasi budaya. Suatu daerah dikatakan penduduknya pandalungan berasal dari Kussudiarja, ketika Timur merupakan daerah suatu penghargaan Lahbako, mendeskripsikan elemen-elemen berimbas pada perbedaan kesenian tradisi. bentuk penyajian dalam tari Lahbako, 255) mendeskripsikan makna simbolis elemen- mengatakan bahwa budaya pandalungan elemen bentuk dalam tari Lahbako, dan budaya. menguraikan Asimilasi budaya yang terjadi dari golongan Kussudiardja (1992: 1) adalah keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang Madura, bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat sehingga dalam hal kesenian ciri khas diberi arti bahwa seni tari adalah keindahan Madura sangat dominan. Kebudayaan lain bentuk masih bisa hidup dan muncul meskipun badan berirama, dan manusia yang berjiwa yang harmonis. mayoritas. Elemen utama dalam tari adalah Tari Lahbako berasal dari suku kata gerak, keindahan sebuah tarian kuncinya Lah yang berarti mengolah dan Bako yang adalah dalam gerak. Kesesuaian segala unsur berarti tembakau. Dari kedua suku kata dalam tersebut didapatkan arti mengolah tembakau. menggambarkan anggota bergerak, sudah masuk ke dalam golongan budaya Lahbako di mendasar pada fenomena. Seni tari menurut Di Kabupaten Jember, golongan Tari Lahbako penelitian kualitatif itu bertumpu secara menyesuaikan dengan golongan mayoritas. masyarakat tari Pada dasarnya landasan teori dari mengubah unsur-unsur kebudayaannya dan adalah fungsi kabupaten Jember. minoritas. Golongan-golongan minoritas inilah yang mayoritas peran meliputi mendeskripsikan asal usul tari perbedaan citra diri masing-masing. Ini golongan besarnya Kabupaten Jember. Secara khusus tujuan ini Madura. Perbedaan definisi menyebabkan dengan terhadap fungsi dan makna simbolis tari Lahbako di definisi budaya madura penduduk pulau mayoritas apresiasi untuk mengkaji secara obyektif tentang penduduk Jember pasti berbeda dengan asimilasi bentuk Tujuan umum penelitian ini adalah Solo. Begitu pula dengan budaya madura proses sebagai perempuan Jember dalam industri tembakau. budaya Jawa penduduk Yogyakarta maupun dari tarian terhadap tembakau, serta sebagai bentuk penduduk Jember tentu berbeda dengan terlahir Yogyakarta, dilakukan agar kabupaten Jember memiliki yang Jawa dan suku Madura. Budaya Jawa (2002: asal tentang proses pengolahan tembakau. Hal ini penduduknya hasil percampuran antara suku Koentjaraningrat seniman Bagong untuk membuat tarian yang menceritakan campuran beberapa suku bangsa. Kabupaten Jember Jawa almarhum merupakan kegiatan tarian tari dengan gerak sangatlah mendukung keindahan dan arti sebuah yang tarian. masyarakat 2 Smith (1985: 16) mengungkapkan Dalam dunia karawitan Jawa, bahwa gerak adalah bahasa komunikasi yang terdapat istilah pemurba lagu, pemangku luas, dan variasi dari berbagai kombinasi lagu, pemurba irama, pemangku irama, unsur-unsurnya terdiri beribu-ribu “kata” pemurba yatmaka, dan pemungkas. Menurut gerak, juga dalam konteks tari gerak Suryono dan Suyo Alam (Tanpa tahun: 12), sebaiknya dimengerti sebagai bermakna pemurba dalam kedudukan dengan lainnya. adalah Abdillah (2008: 99) mengatakan adalah pemimpin, pendukung, pemangku yatmaka adalah improvisasi. bahwa tata rias, merubah wajah atau Makna simbol sangat berkaitan menciptakan seseorang yang baru. Rias dengan suatu teori yaitu teori hermeneutik. berfungsi karakter Bungin (2007: 185) mwngatakan bahwa seseorang menjadi karakter yang dibawakan, hermeneutik adalah pemahaman tentang untuk memperkuat ekspresi atau mimik makna yang mampu mengartikan hubungan- wajah hubungan untuk dan mengubah untuk menarik perhatian penikmat. simbol sebagai hubungan antarfakta. Setiap simbol selalu mempunyai Warna busana dalam pertunjukan makna yang masing-masing memiliki makna tari adalah sangat penting. Warna busana berbeda. yang dikenakan penari akan memberikan memilki suatu hubungan atau rangkaian penggambaran seni. yang akhirnya akan menciptakan rangkaian Busana yang memiliki warna indah bisa makna pula. Simbol-simbol dalam tari menarik Berikut Lahbako terwujud dalam gerak dan rias arti busana. kepada perhatian merupakan dalamnya penikmat penonton. warna-warna menurut dan La Meri di dalam Simbol satu Elemen-elemen dengan tari lainnya tersebut memiliki makna yang berbeda-beda, makna Soedarsono (1986: 106), yaitu: pengolahan tembakau, makna jenis 1. Merah adalah menarik 2. Biru tenteram 3. Hitam mengesankan kebijaksanaan kehidupan masyarakat, terdapat fungsi yang (sophistication), sedih penting 4. Putih kesankan muda, suci-murni Soedarsono (2002: 123) seni pertunjukan 5. Kuning memiliki tiga fungsi primer, yaitu (1) adalah tembakau. Seni pertunjukan tidak lepas dari penuh gembira bagi masyarakat. Menurut (cerah). sebagai sarana ritual; (2) sebagai ungkapan Musik tari yang digunakan dalam pribadi yang pada umumnya berupa hiburan penggarapan tari Lahbako adalah musik pribadi; dan (3) sebagai presentasi estetis. tradisional pandalungan, yaitu musik patrol. Musik patrol adalah alat musik yang terbuat HASIL dari kentongan kayu. Kesenian musik patrol PEMBAHASAN ini termasuk dalam musik perkusi, karena Asal Usul Penciptaan cara memainkannya dipukul. Tari Lahbako terbentuk dari keinginan PENELITIAN DAN bupati Jember pada tahun 1985 yaitu Bapak 3 Suryadi Setiawan. Pada saat itu Bapak masing-masing gudang. Faktor-faktor inilah Suryadi ingin mempunyai tarian yang yang menjadi hal untuk diobservasi dalam menggambarkan Jember, membuat tari Lahbako. Cara pengolahan sehingga dapat dijadikan sebagai ikon tembakau merupakan bahan baku atau bahan identitas budaya Jember. Oleh karena itu dasar membuat gerakan tari. bapak kabupaten bupati mengundang Bagong Sebelum melangkah menggarap Kussudiardja, yang sering disebut dengan gerak tari, penata dan penari melakukan BK, suatu seniman asal membuatkan Yogyakarta suatu menggambarkan tarian masyarakat untuk observasi terhadap para pekerja yang tembakau tersebut. Setelah mengobservasi Jember. proses pengolahan tembakau, penari-penari Alasan bupati mengundang BK karena mewujudkan usulan dari Bu Prayit. Bu Prayit yang tembakau menjadi gerak tari yang estetis. memang pernah menjadi salah satu cantrik Pada bulan ketiga BK datang dan berada di di PLT Bagong, mempunyai anggapan Jember hanya dalam waktu satu minggu, bahwa BK bisa dan mau untuk membuatkan keberadaaan beliau disana hanya untuk suatu tarian. Bupati setuju dengan usulan Bu membantu membukakan jalan atau ide untuk Prayit, karena memang pada saat itu nama penggarapan tarian ini. Selanjutnya proses BK sangat penggarapannya diteruskan oleh Bu Prayit terkenal. Bapak Suryadi mempercayai BK (nama asli Yuni Budi Astuti. Bu Prayit karena dianggap BK dapat membuatkan adalah warga Jember yang pernah belajar di suatu tarian yang menggambarkan Jember. Yogyakarta dan menjadi salah satu cantrik di Kepercayaan ini PLT Bagong. sebagai seorang seniman muncul karena melihat dedikasi atau kiprah BK dalam dunia tari Proses nusantara saat itu. BK gerak proses penyusunan pengolahan gerak dan musik berjalan selama 2 bulan. Atas dasar tidak sendiri dalam pengalaman dan kemampuan Bu Prayit penggarapan tari ini, namun bersama-sama sebagai penari di Yogyakarta, dalam tari dengan para penari di kabupaten Jember. Lahbako posisi badan (deg), bentuk tangan, Proses penggarapan tarian ini berdasarakan serta dari hasil observasi selama 2 bulan para Yogyakarta. Selama proses pembuatan tari penari Jember terhadap pekerja tembakau di Lahbako, Bu Prayit terus melaporkan dan beberapa gudang. mengkonsultasikan hasil dari proses tersebut Terdapat banyak gudang tembakau yang tersebar di kabupaten gerak kaki menggunakan gaya kepada BK. Beliau hanya menyetujui dan Jember, membenarkan dianggap kurang memiliki pengolahan penggarapan musiknya jangan memakai tembakau. Masing-masing gudang memiliki gamelan, hanya memakai kendang dan cara pengolahan patrol sebagai ciri khas Jember. Proses tembakau, namun pada dasarnya tetap sama. penggarapan tari Lahbako bertempat di Dan cara-cara tersebut merupakan rahasia rumah dinas bupati pada saat itu. Sedangkan yang berbeda tentang dalam 4 serta yang merupakan inspirasi bapak bupati untuk tarian sesuai gerakan berpesan untuk penggarapan musiknya bertempat di kantor perhatian Bagong Kussudiardja untuk PUD. memberikan jalan untuk menggarap tarian Banyak unsur tentang tembakau dengan tema ini. Sebuah tarian yang Jember yang diangkat dalam tari Lahbako. menggambarkan aspek dasar yang penting Kebiasaan masyarakat bagi kehidupan masyarakat Jember. tembakau, hingga Jember, proses jenis pengolahan Dalam konsep penggarapan tari tembakau merupakan unsur-unsur penting Bagong Kussudiardja, yang terdapat dalam tarian ini. Oleh karena Lahbako jika dilihat dari pemilik acara, itu tarian ini diberi nama Lah dan Bako, tarian ini termasuk tari permintaan. Tari yang memiliki arti mengolah tembakau. permintaan yaitu suatu tarian yang memang Nama tarian ini sudah menunjukkan bahwa pesanan tarian Kussudiardja. ini membawa menyampaikan misi tentang untuk pengolahan pemerintah Bupati penggarapan tari kepada Bagong Jember melalui meminta BK untuk membuatkan suatu tarian tembakau yang dilakukan oleh pekerja yang menggambarkan daerah Jember. gudang di kabupaten Jember. Bu Kepekaan bupati pada saat itu yang Prayit sebagai salah satu penggarap dan penari Lahbako pada waktu pada akhirnya menimbulkan inspirasi untuk itu memiliki suatu tarian yang khas. Pada masa merupakan tari garapan, bukan merupakan itu, tari Lahbako ini menjadi salah satu tari tradisional dan belum dikatakan sebagai tarian yang terkenal. Tarian ini juga menjadi tari kreasi baru. Dasar-dasar baku dalam salah satu muatan lokal wajib di tingkat SD penggarapan tari ini masih belum ditemukan dan SMP kabupaten Jember, sehingga dan belum ditentukan.hingga sekarang tarian semua siswa mengenal dan mengetahui tari ini masih boleh adanya pengembangan dan khas daerah. Terdapat pelatihan-pelatihan variasi dalam penggarapannya, namun tidak juga untuk guru-guru dan seniman Jember, meninggalkan maksud dan misi yang dibawa agar kelak tarian ini bisa turun temurun. dalam tari ini. Tari ini belum memiliki ciri Tarian ini dipentaskan pertama kali oleh khas yang baku sehingga untuk menjadi tari para penari dari grup tari “Lestari” milik Bu kreasi baru dianggap belum memenuhi, Prayit pada resepsi kenegaraan tanggal 17 sehingga masih bisa terus dikembangkan Agustus 1985. dalam hal keindahan dan teknik geraknya. Selain karena kepekaan bupati juga tersebut, Bagong Kussudiardja merespon keadaan sejarah mengatakan bahwa tari Lahbako BK merupakan seniman asal Yogyakarta yang pastinya dalam setiap geraknya kabupaten menggambarkan gaya Yogyakarta. Seperti Jember. Sejarah kabupaten Jember yang dalam tari Lahbako terdapat gerak srisig dan berkaitan erat dengan tumbuhan tembakau. bentuk badan atau mendhak dengan standar Sejarah munculnya tembakau dan Yogyakarta. cara pengolahannya yang berkaitan dengan perkembangan merupakan data kabupaten dasar Jember yang Berdasarkan bentuk penyajiannya, ini tari Lahbako termasuk tari tunggal. Tarian menarik ini 5 merupakan tari tunggal yang menggambarkan pekerjaan manusia. Bukan hanya gerak, tata rias busana yang Pembuatan tari ini memang memiliki konsep digunakan juga menggambarkan suatu tanda penari tunggal, karena tidak dimasukkan dengan suatu misi. Jadi setiap unsur di unsur interaksi di dalamnya. Meskipun dalam tarian ini ditampilkan oleh beberapapenari, pengungkapan simbol. tari Lahbako merupakan suatu namun tetap menceritakan pekerjaan pekerja tembakau. Sedangkan berdasarkan isi atau tema garap, tari Lahbako memiliki tema peniruan tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia disini adalah pekerjaan para pekerja tembakau dalam mengolah tidak secara wantah dirangkai dalam tarian Gambar 1. Penari Lahbako (Doc. Enys 19 Desember 2013) Pada gambar 1 terlihat penari ini, ada pengolahan gerak dan rasa agar Lahbako dengan busana lengkap. Setiap unsur estetis gerak tari Lahbako muncul. bagiannya memiliki keunikan dan makna tembakau. Tingkah laku para pekerja ini Elemen-Elemen Bentuk Dalam tersendiri. Busana ini merupakan stilisasi Tari dari pakain para pekerja tembakau. Pada Lahbako dan Makna Simbolis masa sekarang busana tersebut sudah jarang Elemen-elemen bentuk dalam tari Lahbako dipakai, karena banyak yang menganggap pada pembahasan ini adalah gerak dan tata busana tersebut sudah ketinggalan zaman. rias busana. Elemen inilah yang memberikan Perubahan ciri khas dari tarian ini, gerak serta tata rias (2007: Tabel elemen dan makna simbolis tari Lahbako No. Elemen Makna Simbolis 1. Gerak srisig Suatu keberanian dan keterbukaan masyarakat Madura. 2. Gerak berjalan Petani yang berjalan menuju ke sawahnya 3. Gerak berjalan Petani melihat ke kanan dan tembakau yang ke kiri sudah siap panen 4. Gerak petik Pekerjaan memanen daun tembakau yang sudah waktunya dan dimulai dengan memetik daun bagian bawah. 5. Gerak Petani berjalan 166-167) menyampaikan sesuatu yang bersifat simbol adalah tanda yang dapat diucapkan, baik secara oral maupun dalam hati, yaitu arti atau makna dari: gambar, bau, lukisan, gerak. Di dalam tari Lahbako tanda yang ingin disampaikan adalah misi yang dibawa ini. Suatu misi untuk menyampaikan pengolahan tembakau di kabupaten Jember. Gerak dalam tarian ini mengandung simbol agar dibawakan. jelas misi yang dibawakannya. tarian dilakukan namun tidak meninggalkan misi yang ingin menjadikan tari Lahbako memberikan secara oleh ini penampilan tari Lahbako semakin menarik, busana yang berbeda dari tarian lain Bungin busana karena ingin menyampaikan suatu tanda agar penikmat mengetahui yang ingin disampaikan penata. 6 nglangkahi galengan 6. Gerak mbuka’ bopongan 7. Gerak ndeleh mbako 8. Posisi mbopong 9. Gerak molakmalik 10. Gerak bunga 11. Gerak ngukur 12. Gerak nata 1 13. 14. Gerak nyujen Gerak glanthang melompati galengan yang ada di sawah dengan membawa tumpukan tembakau menuju gudang. Setelah sampai gudang tumpukan tembakau yang ditangan dibuka. Maknanya meletakkan tumpukan tembakau di lantai gudang dengan perlahan. Bentuk tangan membawa tumpukan tembakau dengan kedua tangan seperti dipeluk. Proses memilih dan memilah daun tembakau, dari yang bagus, sedang, jelek, dan membuang yang rusak. Tanaman tembakau yang memiliki bunga dengan 5 kelopak bunga dan daun temmbakau. Pekerja tembakau mengukur lebar daun tembakau dengan menggunakan alat ukur dari triplek. Pekerja menata daun tembakau yang telah diukur untuk kemudian disujen. Mekna yang terkandung adalah proses merangkai daun tembakau dengan menggunakan jarum kayu dan tali rafia. Setelah daun-daun dirangkai, kemudian digantungkan atau diangin-anginkan di atap gudang selama beberapa hari yang kemudian diopen. 7 15. Gerak ngelus 16. Posisi lungguh 17. Gerak nata 2 17. Gerak nggogroki regetan 18. Gerak keset 19. Gerak ngangkat mbako 20. Rias wajah 21. Sanggul cemol 22. Bendera hiasan 23. Kebaya 24. Sarong Pekerja membuka gulungan daun tembakau hasil open dengan halus dan hati-hati. Gerak ini merupakan imitasi posisi duduk pekerja tembakau di gudang. Setelah dielus, tembakau-tembakau tersebut ditata kembali yang rapi. Kebiasaan pekerja tembakau membersihkan kotoran daun yang ada di pakaiannya. Proses membersihkan kaki dan mengepel lantai gudang setelah bekerja. Posisi pekerja yang mengangkat atau menggotong tembakau untuk proses pengiriman ke proses selanjutnya. Riasan pada wajah penari untuk mempertegas karakter orang madura yang selalu ingin terlohat cantik dan berani. Stilisasi rambut pekerja yang diikat rapi atau digelung. Bendera yang berwarna kuning, merah, dan biru menunjukkan warna kualitas tembakau. Dahulu pekerja tembakau masih menggunakan pakaian tradisonal Jawa yang tidak mencolok. Pekerja tembakau yang mayoritas masyarakat Madura untuk melindungi pakaiannya dari 25. 26. Celemek Anting-anting kotoran tembakau, mereka memakai sarong. Gambar daun tembakau yang terdapat besar kecil menggambarkan ukuran daun yang bermacam-macam. Imitasi dari alat ukur daun tembakau yang dari triplek. Terdapat simbolsimbol tulisan pada celemek yang juga memiliki arti sebagai berikut: 1. PD : Lente 1 ini merupakan ukuran daun tembakau yang paling baik yaitu 40 cm ke atas. 2. B : Lente 2e, untuk ukuran daun tembakau sekitar 38 cm40 cm. 3. BB : Lente 2n, menggunakan ukuran 36 cm38 cm. 4. A : Lente 3e ini sudah termasuk tembakau yang rusak atau jelek, dengan lebar daun sekitar 34 cm36 cm. 5. AA : Lente 3n adalah tembakau yang memiliki kualitas jelek karena lebar daunnya yang sempit sekitar 32 cm-34 cm. Bentuk daun yang menunjukkan bentuk fisik daun tembakau. Warna emas pada anting juga menunjukkan warna kuning 27. Bros emas lambang kabupaten Jember 28. Bros emas gambar daun tembakau. kualitas daun tembakau yang baik. Menyimbolkan bahwa tari Lahbako berasal dan merupakan milik kabupaten Jember. Makna yang tergambar adalah daun tembakau dengan kualitas yang terbaik. Rantai emas juga menunjukkan adanya hubungan erat antara kabupaten Jember dan tembakau. Tabel di atas merupakan nama ragam gerak dan busana tari Lahbako beserta dengan maknanya. Berdasarkan gerak-gerak yang ada sudah terlihat bahwa proses pengolahan tembakau tergambarkan di dalamnya. Sikap masyarakat Jember yang dominan dengan masyarakat Madura, pada akhirnya menciptakan kesenian-kesenian yang bersifat tegas dan keras. Keras disini berarti kesenian yang kokoh secara sifat. Salah satunya adalah musik patrol yang merupakan musik khas budaya pandalungan. Alat musik yang terbuat dari kentongan kayu dan memiliki suara yang ritmis bukan melodis. Alat musik menggambarkan yang ritmis kehidupan ini masyarakat Jember yang juga tertata dengan tegas, bukan suatu kehidupan yang melankolis. Alat musik ini tercipta karena kebiasan masyarakat Jember pada zaman dahulu yang meronda dengan menggunakan kentongan. Kentongan-kentongan memiliki 8 ukuran yang patrol berbeda-beda, sehingga rongga yang ada di dalam kayu 1 dan selingan 2. Bentuk dan ukuran kedua tersebut berbeda pula. Sehingga suara yang kentongan ini sama, sehingga menghasilkan dihasilkan bisa bervariasi. Tidak hanya bunyi yang sama. Dalam permainannya, kentongan yang menjadi musik utama, tetapi kedua instrumen ini menggunakan teknik juga menggunakan seruling dari bambu. timpal satu sama lain. Bunyi yang dihasilkan Kentongan hanya menciptakan musik yang menjadi monoton dan hanya berfungsi ritmis, sebagai pengatur ritme. jadi seruling berguna untuk menciptakan melodi di dalamnya. Instrumen-instrumen patrol tersebut merupakan alat musik utama dalam penggarapan tari Lahbako. Selain itu juga menggunakan seruling dan kendang. Fungsi dari seruling dan kendang ini hanya sebagai pemberi fill untuk pemanis bunyi. Bunyi kendang yang dihasilkan bebarengan dengan bunyi patrol, sehingga yang terdengar jelas Gambar 2. Wadon alat musik patrol (Doc. Aryuni 14 Juni 2014) Wadon adalah merupakan adalah bunyi patrol bukan bunyi kendang. kentongan yang paling besar dalam musik lagu agar menjadi lebih indah dan enak patrol dan menghasilkan suara yang paling didengar. Seruling disini berfungsi sebagai penuntun rendah (Lihat Gambar 2). Alat ini berfungsi Pemurba lagu adalah pemimpin sebagai penutup dari rangkaian musik. dari sebuah rangkaian bunyi atau lagu. Selain wadon masih ada jenis lain dari Dalam musik patrol yang menjadi pemurba instrument lagu patrol. Terdapat Remo adalah wadon. Kemudian ada merupakan instrumen yang menghasilkan pemangku lagu, yaitu yang memberikan isi melodi ritmis (fill). Instrumen ini yang bunyi dari rangkaian musik. Dalam musik sangat berperan dalam sebuah sajian musik patrol remo dan kleter memberikan fill atau patrol, namun biasanya juga digunakan isi yang bervariasi dalam permainannya. sebagai tanda pergantian pola pukulan. Ukuran setiap berbeda-beda, musik yang memimpin dan mengatur irama sehingga menghasilkan suara tinggi, tengah, dalam rangkaian musik, dalam garapan tari dan rendah. Lahbako ini kendang yang berperan sebagai Adapula remo ini Pemurba irama adalah instrumen Kleter merupakan pemimpin irama. Lalu pemangku irama instrumen patrol yang permainannya rancak yaitu alat musik yang memberikan tempo dan bervariasi. Instrumen ini berfungsi atau ritme dalam suatu penyajian, selingan 1 sebagai pengatur ritme dan juga pemberi dan selingan 2 memiliki fungsi disini. tanda. Alat ini juga untuk pemberi fill dan Sedangkan pemurba yatmaka adalah alat pemanis rangkaian musik. Diluar itu juga musik yang memberi rasa dan jiwa dalam ada selingan, ini merupakan instrumen yang suatu rangkaian musik, instrumen ini yang terdiri dari 2 buah kentongan, yaitu selingan memberikan improvisasi serta variasi dalam 9 musik. Pada rangkaian alat musik patrol dan bentuk dalam digunakan dari awal tarian hingga akhir musik Lahbako, seruling yang digunakan untuk memberi jiwa di dalamnya. badan tradisi mendhak juga tarian. Dan yang terakhir adalah pemungkas, yaitu Gerak-gerak dalam Lahbako instrumen yang menjadi penutup dari setiap merupakan imitasi dari pekerjaan mengolah irama dan setiap permainan musik. Wadon tembakau. Sehingga, gerakan ini adalah disini gerakan berfungsi sebagai pemurba dan baru yang menggambarkan pemungkas, yaitu pembuka dan penutup pengolahan tembakau namun diolah dengan rangkaian musik patrol. sentuhan gaya tari tradisi. Gerak tari Dalam penyajiannya seluruh alat Lahbako yang telah dibuat oleh Bu Prayit ini musik patrol ini berjajar, karena teknik sekarang memainkan penampilannya masing-masing menggunakan teknik alat saling ini timpal. menjadi di acuan dalam kabupaten Jember. gerak tidak Perubahan-perubahan Sehingga, bunyi yang dihasilkan saling diperbolehkan jika itu merubah misi yang mengisi satu sama lain. Tujuan dari penataan ingin disampaikan. ini agar masing-masing pemain bisa melihat Selain elemen gerak, tata rias pemain lain sehingga bisa tepat dalam busana tari Lahbako juga merupakan suatu menimpalinya. Tujuan lain penataan ini kreasi. Bentuk rambut pekerja tembakau adalah agar musik yang dihasilkan tidak pada zaman dahulu hanya digelung kecil di pecah dan terkesan berbunyi sendiri-sendiri, atas. Namun untuk memperindah dalam namun menjadi satu kesatuan musik yang tarian ini menggunakan sanggul cemol yang harmonis. Pemain seruling juga ikut berdiri lebih besar dari gelungan rambut asli. Unsur berjajar dengan pemain kentongan. Hanya tradisi juga dimasukkan dalam bentuk pemain kendang yang duduk di bawah, di kebaya yang digunakan. Kebaya yang depan deretan alat musik patrol. dipakai adalah kebaya perempuan dahulu. Jika tari Lahbako dikatakan bukan Tidak hanya itu, sarong merupakan pakaian merupakan tari kreasi baru, namun unsur- tradisi unsur yang terdapat di dalamnya merupakan pakaian para pekerja tembakau hingga unsur dikreasikan. sekarang. Sarong ini dimodifikasi dengan Konsep gerak dalam tarian ini beberapa menggunakan kain polos dan diberi motif masih menggunakan konsep-konsep gerak daun tembakau, tidak memakai sarong jawa klasik. Suatu contohnya yaitu gerak dengan srisig, gerakan ini merupakan suatu gerak kesehariannya. tradisi yang sudah penghubung dalam tari gaya Yogyakarta. Bentuk tangan pada gerak srisig keseharian motif orang batik madura seperti serta pada Penggunaan alat musik patrol yang ini merupakan musik tradisional masyarakat bermacam-macam sesuai dengan isi tari pandalungan juga sebagai unsur tradisi Lahbako dan misi yang dibawa. Ini sudah dalam tarian ini. Musik patrol yang biasanya menunjukkan suatu kreasi terhadap gerak berdiri sendiri penyajiannya dan hanya dasar tradisi srisig. Selain gerak srisig, untuk mengiringi lagu, disini digunakan 10 untuk menggarap suatu tarian. Bukan musik permintaan bupati. Bupati ingin memiliki patrol secara wantah yang dipakai, namun suatu dikolaborasikan dengan alat musik kendang. masyarakat kabupaten Jember. Hal ini Beberapa dilakukan elemen dalam tari Lahbako tarian yang untuk menggambarkan menunjukkan kepada menunjukkan tarian ini adalah suatu karya masyarakat Jember bahwa bupati tidak tari kreasi baru. Dari semua elemen tradisi hanya berdedikasi dalam hal pemerintahan dalam tari Lahbako ini termasuk ke dalam namun juga dalam bidang kesenian daerah. tari kreasi baru berpolakan tradisi, sehingga Selain memiliki fungsi politik, tari ini bukanlah tari garapan yang belum tarian ini juga memiliki fungsi sosial jelas bentuk dan tujuannya. terhadap pekerja tembakau Fungsi tari Lahbako di tembakau. Pekerja sumber utama sebagai penggarapan tarian ini menjadi aspek yang Kabupaten Jember menjadi sorotan. Posisi pekerja tembakau Fungsi-fungsi tari Lahbako ini sesuai dengan dianggap remeh oleh sebagian masyarakat teori Jember karena mereka lebih sering disebut Soedarsono tentang fungsi seni pertunjukan. Menurut Soedarsono (2002: buruh, 123) seni pertunjukan memiliki tiga fungsi mengandung makna negatif. Sehingga hal primer, yaitu (1) sebagai sarana ritual; (2) ini perlu adanya respon dari pemerintah. sebagai pada Dengan adanya tari Lahbako posisi dan umumnya berupa hiburan pribadi; dan (3) derajat pekerja tembakau menjadi naik di sebagai presentasi estetis. mata masyarakat. Kesenjangan sosial antar ungkapan Jika pribadi dikategorikan yang sesuai teori buruh adalah sebutan yang pekerja tembakau dan dengan masyarakat Soedarsono, tari Lahbako memiliki fungsi menjadi hilang. sebagai presentasi estetis. Tarian ini digarap Tari Lahbako memiliki fungsi memang untuk dipertontonkan. Sebagai ekonomi bagi Bu Prayit dan keluarga. suatu tarian permintaan dari pemerintah dan Pemerintah yang sering menggunakan tarian bukan tari. ini pada acara, dengan otomatis memberikan Pemerintah menginginkan tarian ini bisa dana untuk tenaga, make up, dan kostum disajikan dengan indah dan baik, serta penari. Pembuatan kostum penari Lahbako penata hanya menginginkan tarian ini bisa bagi Bu Prayit juga merupakan pendapatan ditampilkan untuk menyampaikan misi yang tersendiri. Sehingga, ekonomi keluarga Bu dibawanya. Tari Lahbako adalah salah satu Prayit dan Pak Prayit yang bekerja di PTPN aspek Jember bisa sedikit bertambah. keinginan yang pribadi ingin penata dipamerkan oleh pemerintah. Tidak hanya teori fungsi primer PENUTUP Soedarsono yang sesuai, fungsi sekunder Simpulan Soedarsono juga beberapa menggambarkan Berdasarkan fungsi tari Lahbako. Tari Lahbako ini pembahasan yang telah dilakukan, maka memiliki fungsi politik, karena dari dasar dapat disimpulkan bahwa tari Lahbako di 11 hasil penelitian dan kabupaten Jember merupakan suatu tari Tari Lahbako ini memerlukan pembaharuan garapan yang sengaja diciptakan untuk sesuai menggambarkan kehidupan masyarakat. Tari perkembangan sekarang ini. Bagi para yang muncul atas gagasan dari Bapak penari dan seniman di kabupaten Jember Suryadi Setiawan sebagai bupati Jember perlu adanya apresiasi lebih terhadap tari pada tahun 1986 ini sangat popular pada tradisional khas dari daerah lain. Untuk masa itu. pemerintah Gerak-geraknya memiliki makna dengan keadaan kabupaten kesenian Jember serta perlu diadakannya suatu pelatihan tari Lahbako yang berbeda-beda dan menggambarkan yang proses pengolahan tembakau mulai dari bibit menimbulkan tari Lahbako dengan versi hingga Ketelitian, yang berbeda-beda. Dalam pendidikan juga kelembutan, namun tetap bersemangat para sebaiknya tarian ini menjadi salah satu pekerja tembakau yang mayoritas adalah muatan lokal di setiap sekolah agar generasi para perempuan digambarkan dalam jiwa muda mengetahui adanya tari Lahbako tari Lahbako. Gaya dari masyarakat Madura dengan dijelaskan isi dari tari Lahbako. yang di gudang terkesan open. tegas dan benar dan sesuai agar tidak sombong terlukiskan pada gerak kepala yang sering DAFTAR PUSTAKA menengadah. Abdillah, Autar. 2008. Dramaturgi 1. Surabaya: Unesa University Press. Di samping gerak, rias dan busana Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. tarian ini sangat dominan dalam membawa misi yang ingin disampaikan. Pemakaian kain sarung yang bermotif tembakau ini menunjukkan kebiasaan para Kussudiardja, Bagong. 1992. Bagong Kussudiardja: Dari Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press bekerjasama dengan Bentang Publishing dan Literary pekerja tembakau yang mengenakan sarung saat bekerja agar pakaian mereka tidak kotor. Agency. Celemek yang bertuliskan beberapa simbol Meri, La. Tanpa Tahun. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari.Terjemahan oleh Soedarsono. 1986. Yogyakarta: Lagaligo. dari tembakau juga menggambarkan suatu celemek atau tatakan dari triplek yang berguna untuk mengukur lebar daun Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Petunjuk Praktis Bagi Guru. Terjemahan oleh Ben Suharto. Yogyakarta. tembakau. Jadi selain pemakain rias busana ini untuk memperindah penari, namun juga untuk membawa misi yang ingin Suryono, Gondo M dan GZ. Suryo Alam. Tanpa Tahun. Pengetahuan Karawitan dan Kumpulan Tembang Jawa. Surabaya: CV. Karya Utama. disampaikan kepada penikmat. Kemunculan tari Lahbako memiliki fungsi sebagai presentasi estetis, fungsi politik, fungsi Soedarsono,R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. sosial, dan ekonomi. Saran 12