BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sebagian orang mengenalnya dengan
sains merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak mengandung
percobaan dan eksperimen dalam proses penyampaiannya . IPA merupakan
salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiaanya yaitu alam dan semua yang
ada di dalamnya. IPA merupakan mata pelajaran yang sudah diajarkan sejak
kelas 1 (satu) di sekolah dasar . Pada proses pembelajarannya, IPA menuntut
kita menjadi siswa yang aktif dan serba ingin tahu. Menurut Widodo dkk, 2010
IPA atau sains bahwasanya memiliki 4 hakikat yaitu sains sebagai produk,
sains sebagai proses, sains sebagai sikap dan sains sebagai teknologi.
Selain 4 poin hakikat sains, Widodo juga mengemukakan dalam bukunya
bahwa dalam ada 4 (empat) poin yang harus dimiliki dalam proses
pembelajarnan IPA. Peneliti menyimpulkan 4 (empat poin) yang harus dimiliki
siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA khususnya di sekolah dasar anatara
lain keterampilan mengamati. Keterampilan mengamati ini perlu dimiliki siswa
agar dapat bekerja secara ilmiah untuk dapat menggambarkan suatu kejadian,
fenomena, benda dan lain – lain.Selanjutnya keterampilan merencanakan dan
melakukan percobaan. Tentu saja dalam hal ini, IPA tidak hanya mata
pelajaran yang difokuskan untuk menerangkan saja tetapi juga dituntut untuk
bisa melakukan percobaan terutama bagi anak usia sekolah dasar. Dalam
keterampilan merencanakan dan melakukan percobaan ini siswa harus
mengetahui bahwasanya dalam prosesnya mencakup keterampilan yang
dimulai dari merumuskan pertanyaan hingga menentukan langkah kerja
penyelidikan.
Selanjutnya keterampilan yang ketiga adalah keterampilan menafsirkan dan
menyimpulkan suatu percobaan. Setelah melakukan percobaan tentunya siswa
harus menyimpulkan tentang apa yang diteliti. Kemampuan ini menuntut siswa
agar berfikir lebih kompleks dalam percobaan tersebut. Keempat adalah
keterampilan menyampaikan informasi. Keterampilan ini tentunya sangat
1
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
di perlukan selain bisa menyampaikan hasil percobaan juga membuat siswa
mampu berkomunikasi secara baik.
Berkaitan dengan 4 (empat) poin sebelumnya, Rusmono, 2014. hlm 21
mengatakan bahwa “proses pembelajaran di kelas harus dikelola dan
direncanakan dengan baik agar timbul sebuah variasi dalam kegiatan
pembelajaran”. Sebuah skenario pembelajaran yang dirancang dengan baik
dalam mengelola proses pembelajaran terdiri atas beberapa strategi atau
prosedur yang menggambarkan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang
dikembangkan oleh seorang guru profesional. kesimpulannya menurut peneliti
bahwasanya dalam melakukan pembelajaran hendaknya guru mengelola
pembelajaran secara baik dan benar. Dalam hal ini yang ditekankan adalah
strategi
pembelajaran
yang
sangat
menunjang
dalam
suatu
proses
pembelajaran.
Salah satu contoh strategi pembelajaran yang sering guru pakai yaitu
strategi pembelajaran ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru, karena
dalam strategi ini guru memegang peran sangat dominan. (Rusmono, 2014.
hlm. 66). Menurut Jacobsen, Eggen dan Kauchak (Rusmono, 2014. hlm. 66)
mengartikan bahwa strategi pembelajaran ekspositori merupakan proses
pembelajaran yang lebih berpusat kepada guru (teacher centered), guru
memberi sumber dan informasi utama. Kesimpulannya menurut peneliti bahwa
strategi ekspositori merupakan ssuatu strategi yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang mana semua aktivitas hanya berpusat pada guru. Berkaitan
dengan hal di atas kita menghubungkan apa yang guru berikan saat di kelas
dalam menyampaikan materi pelajaran dengan psikologi perkembangan anak.
Desmita, 2009 menulis bahwa anak – anak usia sekolah ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak – anak yang usia nya lebih muda. Ia
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
kelompok serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
Menurut Havighhurst (Desmita, 2009. hlm. 35) tugas perkembangan anak
usia sekolah dasar meliputi : (1) menguasai keterampilan fisik yang diperlukan
dalam permainan dan aktivitas fisik, (2) membina hidup sehat, (3) belajar
bergaul dan bekerja dalam kelompok, (4) belajar menjalankan peranan sosial
sesuai dengan jenis kelamin, (5) belajar membaca, menulis, dan berhitung agar
mampu berpartisipasi dalam masyarakat, (6) memperoleh sejumlah konsep
yang diperlukan untuk berfikir efektif, (7) mengembangkan kata hati, moral
dan nilai – nilai, dan (8) mencapai kemandirian pribadi.
Pada hakikatnya anak usia sekolah dasar berada pada tahap ingin tahu
segala sesuatu. Jika tidak diberikan strategi pembelajaran yang sesuai, anak
akan merasa bahwa dirinya terkekang. Pada mata pelajaran IPA khususnya,
anak
usia sekolah dasar cenderung menyukai proses penyampaian yang
bersifat praktik dibandingkan dengan teori, cenderung ingin mengungkapkan
ide pokok dan pikiran – pikiran kritis ketika berada dalam kelas.
Problem-based Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
mewadahi anak – anak dengan karakter seperti yang disebutkan dibanding
hanya dengan memakai strategi ekspositori yang berpusat pada guru.
Problem-based Learning mengajak siswa untuk bersama – sama kelompoknya
berpikir kritis dengan masalah yang ada. Strategi pembelajaran Problem-based
Learning menyajikan suatu masalah yang bersifat nyata yang dapat
diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah.
Keunggulan dari strategi PBL ini ialah siswa lebih paham dalam
memahami pelajaran, siswa diajak berpikir kritis dalam menghadapi suatu
permasalahan, siswa diajak untuk lebih bertanggungjawab dan mandiri. Selain
itu dengan strategi PBL ini siswa dapat mengintegrasikan beberapa disiplin
ilmu yang lain dalam memecahkan suatu masalah. Berangkat dari beberapa
keunggulan di atas, strategi PBL sangat cocok digunakan di mata pelajaran IPA
pada materi siklus air yang mana materi ini sangat erat dengan lingkungan
siswa SD. berdasarkan apa yang telah di ungkapkan peneliti tertarik untuk
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi Problembased Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V
Pada Konsep Siklus Air”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Atas dasar latar belakang yang telah di tulis sebelumnya, maka akan
dipaparkan rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya :
1.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Problem-based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas
V pada konsep siklus air pada Eksperimen ?
2.
Seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V
dalam konsep siklus air dengan menggunakan strategi Problem-based
Learning pada kelas Eksperimen?
3.
Adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan
pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi Problem-based Learning
dan strategi Ekspositori?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui
bagaimana
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi Problem-based Learning terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V pada konsep siklus air pada kelas Eksperimen
2.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas V dalam konsep siklus air dengan menggunakan strategi
Problem-based Learningpada kelas Eksperimen.
3.
Untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa
yang mendapatkan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi
Problem-based Learning dan strategi Ekspositori.
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian akan bermanfaat jika memberikan dampak bagi bidang
penelitiannya termasuk bidang pendidikan. Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Pembelajaran dengan strategi Problem-based Learning dapat memberikan
manfaat pada siswa agar siswa lebih mudah meneriman materi, lebih
banyak mencurahkan ide dan membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan.
2. Bagi guru
Strategi Problem-based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif
proses pembelajaran baik dalam
pembelajaran IPA ataupun mata
pelajaran lainnya.
3. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman langsung yang nantinya dapat berguna ketika
ada kesempatan untuk mengajar di SD.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, struktur organisasi skripsi. Bab II meliputi Kajian
Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis. Bab
III meliputi metode
penelitian, desain penelitian,definisi operasional, populasi dan sampel
penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data . Bab IV temuan dan pembahasan dan Bab V simpulan,
implikasi dan rekomendasi.
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download