BAB I - Neliti

advertisement
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
PERMASALAHAN HUKUM TENTANG
TENAGA KERJA ANAK DI INDONESIA
Oleh:
PUJI PURNAMAWANTI & ISKANDAR ZULKARNAEN
Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul
ABSTRAK
Keterlibatan anak dalam bidang ketenagakerjaan, seperti di Indonesia semakin
meningkat. Suatu segi yang sangat menonjol dalam bidang kesejahteraan anak
pada umumya, maupun dalam hal perlindungan anak khususnya ialah masalah
anak yang bekerja dibawah usia kerja yakni usia 10-14 tahun. Dalam
masyarakat Indonesia banyak anak-anak yang terpaksa bekerja guna mendapat
penghasilan atau dapat membantu penghasilan orang tuanya yang kurang
mampu. Di Indonesia Peraturan Perundang-undangan tentang larangan atau
pembatasan tenaga kerja anak dalam UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan telah ada dan dianggap cukup, namun dalam prakteknya sulit
untuk dilaksanakan terutama karena alasan ekonomi. Apabila tenaga kerja anak
dibiarkann terus berlangsung tanpa dibatasi pada jenis pekerjaan yang ringan
dan tidak berbahaya bagi kesehatan dan keselamatannya serta dengan kondisi
kerja yang layak, maka akan mempengaruhi kesejahteraan dan perkembangan
kepribadian anak tersebut. Untuk itu dalam kebijaksanaan perlindungan anak
dalam bidang ketenagakerjaan perlu dipikirkan jalan keluarnya yaitu dengan
membuka kemungkinan anak dapat dipekerjakan pada pekerjaan yang tidak
berbahaya, bagi jiwa anak, moral, agama baik secara jasmani maupun rohaninya
dengan memenuhi syarat-syarat yang ada pada perjanjian kerja yang berisi
perlindungan hukum. Bagi pengusaha yang mempekerjakan anak karena alasan
tertentu wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada pada UU No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Apabila dalam kenyataannya ternyata
pengusaha melanggar UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, seperti
mempekerjakan anak pada pekerjaan terburuk ( pasal 74 UU No.13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan ), maka bagi pengusaha yang melanggar akan
dikenakan sanksi pidana penjara dan sanksi administratif. Dasar hukum yang
memperkuat alasan tersebut terdapat pada pasal 183 jo pasal 190 UU No. 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Key Words: Hukum Perlindungan Anak, Hukum Ketenagakerjaan
PENDAHULUAN
khususnya ialah masalah anak yang
A. Latar Belakang Masalah
bekerja dibawah usia kerja.
Keterlibatan anak dalam bidang
Dalam kaitannya dengan hal
ketenagakerjaan seperti di Indonesia
pertama, persoalannya apakah dalam
semakin meningkat. Suatu segi yang
suasana kehidupan sosial ekonomis
sangat
bidang
masyarakat Indonesia pada masa kini
kesejahteraan anak pada umumnya,
dan masa mendatang masih akan dibuka
maupun dalam hal perlindungan anak
pintu, bagi tenaga kerja anak seperti
menonjol
dalam
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
29
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
yang terlihat dalam berbagai bidang
tentang Ketenagakerjaan, bagi anak
usaha.
yang berumur antara 13 (tiga belas)
Mengenai
hal
yang
kedua,
tahun sampai dengan 15 (lima belas)
persoalannya ialah bila anak di bawah
tahun dapat melakukan pekerjaan ringan
usia
sepanjang
tidak
nafkah bagaimanakah segi perlindungan
perkembangan
dan
hukum yang diberikan kepada anak
mental, sosial.
diperkenankan
untuk
mencari
tersebut, sehingga walaupun ia bekerja
Bagi
menggangu
kesehatan
pengusaha
fisik,
yang
dalam usia muda akan terjamin, tidak
mempekerjakan anak pada pekerjaan
akan mengalami hal-hal yang dapat
ringan harus memenuhi syarat-syarat
menimbulkan kerugian bagi dirinya.
antara lain, izin tertulis dari orang tua
Dalam
perkembangan
upaya
atau walinya, waktu kerja maksimum 3
perlindungan bagi anak yang bekerja
(tiga)
pada 1919, lahirlah Konvensi ILO No. 5
keselamatan dan kesehatan kerja, dan
tentang usia minimum seseorang dapat
menerima upah sesuai dengan ketentuan
bekerja dalam sektor industri, yang
yang berlaku.
kemudian diikuti oleh berbagai konvensi
dan
rekomendasi
sehari,
memperhatikan
Revolusi industri, dan urbanisasi
semuanya
besar-besaran pada abad pertengahan di
mengatur tentang batas usia minimum
Eropa telah menyebabkan peningkatan
seorang anak boleh bekerja, baik dalam
dari jumlah anak yang membutuhkan
sektor industri, pertanian, laut, pekerjaan
kerja. Peningkatan jumlah anak yang
bawah
membutuhkan kerja ini lebih banyak
tanah
yang
jam
tambang
perusahaan
keluarga dan lain-lain.
Di
Indonesia,
memberikan
dalam
bidang
peluang
pada
para
pengusaha untuk memperlakukan tenaga
ketenagakerjaan sudah ada ketentuan
kerja
anak
yang sifatnya melarang atau membatasi
berperikemanusiaan.
secara
tidak
penggunaan tenaga kerja anak. Dalam
Gejala tersebut telah mendorong
pasal 68 UU No.13 tahun 2003 tentang
berbagai kalangan dalam masyarakat
Ketenagakerjaan
bahwa
telah
menyebutkan,
pada zaman itu untuk memulai gerakan-
pengusaha
dilarang
gerakan yang bertujuan memberikan
mempekerjakan anak.
perlindungan
terhadap
tenaga
kerja
Dan ketentuan yang ada pada
anak, sehingga dengan inisiatif Robert
pasal tersebut terdapat pengecualian
Owen, parlemen Inggris akhirnya dapat
pada pasal 69 UU No.13 tahun 2003
mensyahkan Act for Regulation of
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
30
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Cotton
Mills
and
Factory,
suatu
faktor ketenagakerjaan sebagai sumber
Undang-undang yang memuat ketentuan
daya
perlindungan
Pembangunan
terhadap
anak
yang
bekerja dipertanian dan industri.
Seperti
halnya
di
manusia
faktor
Indonesia
yang
(SDM)
Nasional
teramat
terselenggaranya
dimasa
merupakan
penting
bagi
Pembangunan
ketentuan tentang anak dalam bidang
Nasional di negara Rebublik Indonesia.
ketenagakerjaan yang masih berlaku
Bahkan
sampai saat ini dibuat pada zaman
merupakan suasana sangat dominan
Belanda, meliputi perlindungan kerja
dalam kehidupan suatu bangsa, karena
terhadap bahaya yang mungkin tumbuh
itu ia merupakan faktor penentu bagi
bagi kesehatan dan keselamatan anak,
mati dan hidupnya suatu bangsa.
penetapan batas umur yang berbeda
sesuai
dengan
perbedaan
jenis
pekerjaan.
Oleh
faktor
Landasan
mengatur
ketenagakerjaan
konstitutional
tentang
yang
ketenagakerjaan
terdapat pada Pembukaan dan Batang
karena
itu,
Pemerintah
Tubuh Undang-undang Dasar 1945.
Republik Indonesia pada tahun 1951
pembukaan Undang-undang Dasar 1945
mengeluarkan
yang tidak lain bersumber dan dijiwai
UU
No.1
tentang
Pernyataan berlakunya Undang-undang
oleh falsafah Pancasila.
kerja No.12 tahun 1948, bagi yang
Perihal
melanggar
dan
menyimpang
dari
isi
ketentuan
dalam
Batang Tubuh yang relevan isinya
ketentuan tersebut dapat di kenakan
dengan
sanksi
atau
terutama pada pasal 27 ayat (2) UUD
penyalahgunaan
1945 yang menyebutkan bahwa “Tiap-
tenaga anak yang sering terdapat di
tiap warga negara berhak atas pekerjaan
perusahaan. Dan pada tahun 1977
dan penghidupan yang layak bagi
pemerintah melakukan penelitian yang
kemanusiaan”.
hasilnya di harapkan menjadi dasar
Dasar
hukum
kurungan
berupa
terhadap
kebijaksanaan
denda
pemerintah
terhadap
masalah anak yang bekerja di Indonesia.
Untuk
masih
ketenagakerjaan
konstitutional
umum
yang
tersebut
selanjutnya ada dalam operasionalnya
berbagai
antara lain dijabarkan pada TAP MPR
maka
Nomor II/ MPR/ 1988 tentang Garis-
pengertiannya akan dapat di tinjau dari
garis Besar Haluan Negara (GBHN)
berbagai faktor dan makna. Karena
yang
kenyataan telah membuktikan bahwa
Pembangunan ketenaga-kerjaan sebagai
masalah
mengetahui
sifatnya
masalah
ketenagakerjaan,
antara
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
lain
menetapkan:
31
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
bagian dari upaya pembangunan sumber
kelangsungan hidupnya. Maksudnya bila
daya manusia (SDM) yang diarahkan
seseorang
pada peningkatan martabat, harkat dan
kelangsungan jika tanpa disertai usaha
kemampuan serta kepercayaan pada diri
dengan bekerja maka hal demikian
sendiri.
merupakan suatu hal yang mustahil.
Pembangunan
merupakan
ketenagakerjaan
upaya
yang
sifatnya
ingin
mempertahankan
Dan makna bekerja ditinjau dari
segi spiritual adalah hak dan kewajiban
menyeluruh dalam semua sektor dan
seseorang
daerah yang ditujukan pada perluasan
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha
lapangan
Esa .
kerja
dan
pemerataan
kesempatan kerja, Peningkatan mutu dan
dalam
memuliakan
Pengertian
bekerja
serta
disini
kemampuan serta perlindungan tenaga
mengandung arti sebagai manifastasi
kerja.
hubungan antara manusia dengan sang
Selaras dengan bunyi ketetapan
pencipta,
dan
juga
manusia
suatu
tersebut, perihal makna dari bekerja itu
manifestasi
sendiri
dalam penjelasan umum UU
mengabdi dan memuliakan Tuhan Yang
No.14 tahun 1960 tentang Ketentuan
Maha Esa. Dengan demikian makna
Pokok Mengenai Tenaga Kerja, antara
bekerja tersebut dapatlah dirumuskan
lain menjelaskan bahwa bekerja itu
pada 2 (dua) kategori yaitu bekerja
mempunyai makna yang luas dalam
sebagai sarana hablumminallah dan juga
perikehidupan
sebagai sarana hablumminannas.
Makna bekerja ditinjau dari segi
umat
sebagai
dalam
Di negara kita Republik Indonesia
perorangan atau dalam individu adalah
dalam
suatu gerak dari badan dan pikiran.
terbentang
Setiap
masalah serta tantangan yang dihadapi,
orang
kelangsungan
guna
hidup
memelihara
segi
berbagai
ketenagakerjaan
kendala
dan
dan
misalnya tentang kesenjangan antara
rohaniah. Makna bekerja ditinjau dari
semakin meningkatnya jumlah pencari
segi kemasyarakatan adalah melakukan
kerja dengan sedikitnya kesempatan
pekerjaan untuk menghasilkan barang
kerja yang tersedia, kurang tersedianya
atau jasa guna memuaskan kebutuhan
tenaga
masyarakat. Selain itu juga mengandung
berpengalaman, mengenai perlindungan
arti sebagai hubungan antara sesama
hukum ketenagakerjaan dan lain-lain
umat manusia yang juga berada dalam
yang
kaitan
pemecahan dan jalan keluar.
untuk
badaniah
dalam
mempertahankan
kerja
yang
sudah
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
terampil
tentu
dan
memerlukan
32
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Berbagai kendala dan masalah
Yang
dimaksud
dengan
asas
yang masih banyak terjadi salah satunya
kepentingan yang terbaik bagi anak
adalah masalah perlindungan hukum,
adalah bahwa dalam semua tindakan
terutama untuk tenaga kerja anak. Untuk
yang
itu harus ditekankan melalui berbagai
dilakukan
bentuk
masyarakat maka kepentingan yang
perlindungan
khususnya
perlindungan anak.
anak
oleh
yang
pemerintah,
terbaik bagi anak harus menjadi
Perlindungan anak adalah segala
kegiatan
menyangkut
untuk
menjamin
dan
kepentingan yang paling utama.
3.
Hak untuk kelangsungan hidup
melindungi anak dan hak-haknya, agar
dan perkembangan
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
Yang dimaksud dengan asas hak
berprestasi secara optimal sesuai dengan
untuk
harkat dan martabat kemanusiaan serta
perkembangan adalah hak asasi
mendapat perlindungan dari kekerasan
yang paling mendasar bagi anak
dan diskriminasi.
yang dilindungi oleh seluruh lapisan
Dalam UU No.23 tahun 2002
masyarakat
tentang Perlindungan Anak meletakkan
kewajiban
memberikan
perlindungan
kelangsungan
hidup
dan
(pemerintah,
masyarakat).
4.
Penghargaan terhadap anak
kepada anak berdasarkan 4 (empat)
Yang
prinsip yang berasaskan:
penghargaan terhadap anak adalah
1. Non Diskriminasi
penghormatan atas hak-hak untuk
Asas
perlindungan
anak
yang
dimaksud
berpartisipasi
dimaksud sesuai dengan prinsip-
pendapatnya
prinsip pokok yang terkandung
keputusan
dalam
menyangkut
konvensi
mengenai
hak-hak
perlakuan
anak
eksploitasi.
dengan
asas
dan
menyatakan
dalam
pengambilan
terutama
jika
hal-hal
yang
mempengaruhi kehidupannya.
Seperti tindakan atau perbuatan
memperalat,
2.
memanfaatkan
atau
B. Pokok Permasalahan
memeras anak untuk memperoleh
Suatu masalah yang melahirkan
keuntungan pribadi atau kelompok
penulisan ini adalah adanya beberapa
golongan.
penemuan
mengenai
permasalahan
Kepentingan yang terbaik bagi
hukum terhadap hak anak dalam bidang
anak
ketenagakerjaan. Sehubungan dengan
yang telah dikemukakan, maka perlu
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
33
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
kebijaksanaan
yang
dipertanggungjawabkan
dapat
oleh
seluruh
lapisan organisasi baik dari organisasi
swasta maupun organisasi pemerintah
mengenai definisi
tentang batas usia
minimal anak yang bekerja.
2. Sejauh mana
yang
dilakukan agar masalah mengenai
tenaga kerja anak terselesaikan?
3. Bagaimana
keterlibatan
dari
beberapa pihak dalam menangani
masalah
Di samping itu definisi hukum
usaha-usaha
tenaga
kerja
anak
di
Indonesia?
tentang batas usia dari seseorang yang
disebut
anak
hendaknya
dengan
memperhatikan hakikat dari diri anak
TINJAUAN UMUM HUKUM PERLINDUNGAN ANAK DALAM
BIDANG KETENAGAKERJAAN
yang bersangkutan. Karena suatu batas
usia
yang
realitas
yang
dapat
A. Pengertian Hukum Perlindungan
Anak
dipergunakan sebagai patokan usia itu,
hendaknya tidak mematikan anak untuk
Sebelum
kita
mengartikan
mencari nafkah tetapi sekaligus dapat
pengertian dari hukum perlindungan
melindungi anak dari bahaya eksploitasi
anak,
tenaga
sesuai
masing-masing pengertian dari hukum,
kemampuan perkembangan jasmani dan
perlindungan, anak. Berbicara tentang
rohaninya.
batasan pengertian hukum, hingga saat
kerja
yang
Beberapa
ditemukan,
hambatan
kita
menguraikan
yang
ini para ahli hukum belum menemukan
merupakan
batasan yang baku serta memuaskan
tenaga kerja anak di
semua pihak tentang pengertian hukum,
yang
permasalahan
tidak
hendaknya
juga
Indonesia antara lain :
disebabkan karena hukum itu sendiri
1. Bagaimanakah
ketentuan
Perundang-undangan
yang
mempunyai bentuk serta segi yang
beragam.
menjamin pelaksanaan perlindungan
Ahli hukum kebangsaan Belanda
anak dalam bidang ketenagakerjaan
J. Van Kan mendefinisikan hukum
baik
sebagai
keseluruhan
ketentuan
kehidupan
dari
pemerintah,
organisasi
di
dalam
swasta/
undang-
ketentuanyang
bersifat
undang yang ada (Ius Constitusi),
memaksa yang melindungi kepentingan
inventarisasi dan jaminan tertulis
orang
dalam menyusun ketentuan untuk
lainnya
peraturan perundang-undangan yang
Prajadikoro yang menyatakan bahwa
akan datang (Ius Costituendum)?
hukum adalah serangkaian peraturan
dalam
masyarakat.
dikemukakan
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
oleh
Pendapat
Wirjono
34
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
mengenai tingkah laku orang-orang
yang sama yang bertujuan untuk
sebagai anggota masyarakat, sedangkan
mencapai kedamaian.
satu-satunya
tujuan
hukum
adalah
9. Jalinan nilai, yakni jalinan dari
menjamin kebahagiaan dan ketertiban
konsepsi tentang apa yang dianggap
dalam masyarakat. Selain itu, Purnadi
baik dan buruk.
Purbacaraka dan Soerjono Soekanto
Adapun
dalam
mendefinisikan
menyebutkan 9 (sembilan) arti hukum,
hukum, terdapat perbedaan menurut
yakni:
beberapa pakar seperti :
1. Ilmu
pengetahuan,
yakni
Prof. DR. Borst:
pengetahuan yang secara sistematis
“Hukum adalah keseluruhan peraturan
atas dasar kekuatan pemikiran.
bagi kelakuan atau perbuatan manusia
2. Disiplin, yakni sebagai sistem ajaran
dalam
bermasyarakat
yang
tentang kenyataan atau gejala-gejala
pelaksanaannya dapat dipaksakan dan
yang dihadapi.
bertujuan untuk mendapatkan tata atau
3. Norma,
yakni
pedoman
atau
keadilan”.
patokan sikap tindak atau perilaku
W. Leven S. Bergen:
yang pantas atau diharapkan.
“Hukum pengatur perbuatan dalam
4. Tata hukum, yakni struktur dan
seperangkat
berlaku pada
norma-norma
yang
waktu dan tempat
tertentu serta berbentuk tertulis.
5. Petugas, yakni pribadi-pribadi yang
bermasyarakat”.
Kantorowich:
“Hukum adalah keseluruhan peraturanperaturan
sosial
yang
mewajibkan
perbuatan lahir yang mempunyai sifat
merupakan kalangan-kalangan yang
keadilan serta dapat dibenarkan”.
berhubungan erat dengan penegakan
Prof. Paul Scholten:
hukum (Law Enforcement Officer).
“Pengertian
6. Keputusan penguasa, yakni hasilhasil proses diskripsi.
hukum
tidak
mungkin
dibuatkan dalam suatu kalimat, dan
tergantung kedudukan manusia dalam
7. Proses pemerintahan, yakni proses
bermasyarakat”.
timbal balik antara unsur-unsur
Mr. T. Kirch:
pokok dari sistem kenegaraan.
“Hukum menyangkut unsur penguasa,
8. Sikap tindak yang ajeg atau perilaku
yang teratur, yakni perikelakuan
unsur kewajiban, unsur
kelakuan dan
perbuatan manusia”.
yang diulang-ulang dengan cara
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
35
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
DR. E. Utrecht:
Pengertian tentang anak ada didalam
“Hukum adalah himpunan petunjuk-
berbagai
petunjuk
undangan.
hidup
tata
tertib
suatu
ketentuan
Dan
Perundang-
pengertian
tersebut
masyarakat dan seharusnya ditaati oleh
berbeda-beda antara lain :
anggota masyarakat”.
1. UU No.23 tahun 2002 tentang
Pendapat ini menunjukkan bahwa
Perlindungan Anak : pasal 1: (< 18
hukum mempunyai makna yang sangat
tahun) termasuk anak yang masih
luas, namun demikian secara umum,
dalam kandungan.
hukum dapat dilihat sebagai norma yang
2. UU
No.4
tahun
1979
tentang
mengandung nilai tertentu. Jika hukum
Kesejahteraan Anak pasal 1 ayat
dalam kajian ini dibatasi sebagai norma,
(2): (< 21 tahun).
maka merupakan pedoman manusia
dalam bertingkah laku.
3. UU
No.1
tahun
1974
tentang
Perkawinan : pasal 7: (Wanita < 16
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa norma merupakan salah satu dari
tahun dan pria < 19 tahun).
4. Kitab
Undang-Undang
Hukum
sekian banyak pedoman tingkah laku
Perdata (KUHPerdata) : pasal 330:
selain norma agama kesopanan dan
(<21 tahun).
kesusilaan.
5. UU No.13 tahun 2003 tentang
Pengertian perlindungan antara
lain:
Ketenagakerjaan : pasal 1 butir (26):
(<18 tahun).
1. Memberikan rasa aman.
Berdasarkan
pengertian-
2. Memberikan kebutuhannya.
pengertian tersebut dapa disimpulkan
3. Memberikan hak-haknya.
mengenai
pengertian
4. Memberikan naungan hukum.
perlindungan
anak
5. Memberitahukan kewajibannya.
Perundang-undangan yang menjamin
6. Memberikan rasa percaya.
pelaksanaan kegiatan perlindungan anak
7. Memberikan keberanian.
dalam berbagai bidang khususnya dalam
8. Melindungi diri sendiri.
bidang ketenagakerjaan.
9. Tidak melantarkan.
yaitu
hukum
ketentuan
Hukum
10. Tidak menyalahgunakan.
perburuhan/ketenagakerjaan merupakan
11. Tidak menjadikan korban.
spesies dari genus hukum umumnya.
12. Tidak melakukan pelecehan.
Dalam kepustakaan hukum yang ada
selama ini selalu menyebutkan dengan
istilah
hukum
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
perburuhan.
Dalam
36
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
bukunya, Imam Soepomo, menyebutkan
tersebut berdasarkan pada aliran hukum
mengenai definisi hukum perburuhan
Eropa Kontinental yang memandang
antara lain menurut Molennar yakni
hukum identik dengan Undang-undang
hukum
(paham legisme), padahal hukum selain
perburuhan
(Arbeidstrecht)
adalah bagian dari hukum yang berlaku,
bersumberkan
yang
juga
pada
pokoknya
mengatur
pada
bersumber
Undang-undang
pada
kebiasaan,
hubungan antara buruh dengan majikan,
perjanjian, traktat, dan yurisprudensi.
antara buruh dan buruh dan antara buruh
Selain itu untuk hukum tidak tertulis
dengan penguasa.
sulit ditemukan kodifikasinya.
Mr. MG Levenbach menyebutkan
Batasan pengertian buruh tersebut
bahwa hukum perburuhan adalah hukum
telah mengilhami para penulis saat itu
yang
dalam
berkenaan
dengan
keadaan
memberikan
batasan
hukum
kehidupan yang langsung bersangkut
perburuhan. Saat ini kondisinya telah
paut dengan hubungan kerja. Imam
berubah dengan intervensi pemerintah
Soepomo
yang
memberikan
pengertian
sangat
besar
dalam
hukum perburuhan sebagai himpunan
perburuhan,
peraturan, baik tertulis maupun tidak
yang dikeluarkan oleh pemerintah sudah
tertulis yang berkenaan dengan kejadian
demikian luas tidak hanya aspek hukum
dimana seseorang bekerja pada orang
yang berhubungan dengan hubungan
lain dengan menerima upah.
kerja saja tetapi tentang syarat atau
Mengkaji
pengertian
sehingga
bidang
kebijaksanaan
yang
keadaan ketenagakerjaan. konsep ini
diberikan oleh pakar hukum Indonesia
secara jelas diakomodasi dalam UU
(Imam Soepomo) tampak jelas bahwa
No.13
hukum
ketenagakerjaan.
perburuhan
setidak-tidaknya
mengandung unsur :
2003
tentang
Dalam Undang-undang ketenaga-
1. Himpunan peraturan (baik tertulis
dan tidak tertulis)
2. Berkenaan
tahun
kerjaan ini tidak lagi kita temukan istilah
buruh dan majikan, tetapi telah diganti
dengan
suatu
kejadian/peristiwa
dengan istilah pekerja dan pengusaha.
Dalam pasal 1 butir (1) UU No.13 tahun
3. Seseorang bekerja pada orang lain
2003
4. Upah
menyebut-kan bahwa ketenagakerjaan
Selain itu dari pengertian hukum
perburuhan
tersebut
oleh
jelaslah
Imam
Soepomo
bahwa
pandangan
tentang
ketenagakerjaan
adalah segala hal yang berhubungan
dengan
tenaga
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
kerja
pada
waktu
37
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
sebelum, selama dan sesudah masa
berkaitan
kerja.
perlindungan anak. Oleh sebab itu
Berdasarkan pengertian ketenaga-
kerjaan
tersebut
dapat
dirumuskan
harus
dengan
pelaksanaan
menyebarkan,
meratakan
pengertian mengenai perlindungan
pengertian hukum ketenagakerjaan yaitu
anak
serta
segala peraturan hukum yang berkaitan
lain
yang
dengan tenaga kerja baik sebelum
pelaksanaan
bekerja selama atau dalam hubungan
tersebut,
kerja dan sesudah hubungan kerja.
tentang manusia, hak dan kewajiban
Hubungan kerja yang dimaksud adalah
asasi
adanya suatu kegiatan yang dilakukan
keadilan
oleh pengusaha dan pekerja yang salah
kepentingan
satu kegiatan yang berhubungan dengan
jawab dan bermanfaat.
perlindungan, khususnya dalam kegiatan
perlindungan anak yang bekerja.
Kegiatan
perlindungan
pengertian-pengertian
dapat
mendukung
perlindungan
misalnya
manusia,
sosial,
yang
:
anak
pengertian
warganegara,
pelaksanaan
bertanggung
2. Perlindungan anak harus dilakukan
bersama oleh setiap warga negara,
anak
anggota
masyarakat
secara
merupakan suatu tindakan hukum yang
individual maupun kolektif demi
membawa akibat hukum. Oleh sebab itu
kepentingan
perlu adanya jaminan hukum bagi
demikian
kegiatan perlindungan anak tersebut, dan
mengenai perlindungan anak adalah
kepastian hukumnya perlu diusahakan
mutlak agar setiap warga negara,
demi
anggota
kelangsungan
kegiatan
perlindungan anak.
baik
antara
lain
memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut :
1. Para partisipasi dalam terjadinya
dan
pengadaan
masyarakat
Dengan
penyuluhan
sadar
akan
pentingnya perlindungan anak dan
Pelaksanaan perlindungan anak
yang
bersama.
terlaksananya
bersedia berpartisipasi secara aktif
sesuai kemampuan dan bakat anak.
3. Kerjasama
dan
koordinasi
diperlukan
dalam
melancarkan
perlindungan
kegiatan perlindungan anak yang
anak harus mempunyai pengertian-
rasional, bertanggung jawab dan
pengertian yang tepat berkaitan
bermanfaat antar para partisipasi
dengan masalah perlindungan anak
yang
agar dapat bersikap dan bertindak
berbagai macam konfrotansi yang
secara tepat dalam menghadapi dan
tidak perlu dan mengembangkan
mengatasi
komunikasi yang positif, edukatif
permasalahan
yang
bersangkutan,
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
menghindari
38
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
dan membangun dalam pelaksanaan
melindungi diri sendiri, dan kelak
perlindungan anak.
kemudian hari dapat menjadi orang
4. Dalam
rangka
membuat
tua yang berpartisipasi aktif dalam
kebijaksanaan dan rencana kerja
kegiatan perlindungan anak yang
yang
merupakan
dapat
diusahakan
faktor
dilaksanakan
inventarisasi
yang
perlu
faktor-
dan
kewajiban
setiap anggota masyarakat.
dan
8. Perlindungan anak yang baik harus
mendukung kegiatan perlindungan
mempunyai dasar-dasar filosofis,
anak.
etis dan yuridis. Dasar tersebut
5. Dalam
menghambat
hak
membuat
ketentuan-
merupakan
pedoman,
evaluasi,
ketentuan yang menyinggung dan
sehingga ketentuan-ketentuan yang
mengatur perlindungan anak dalam
dibuat
berbagai
direncanakan benar-benar rasional
Peraturan
Perundang-
dan
pelaksanaan
yang
undangan kita harus mengutamakan
positif,
perspektif yang diatur dan bukan
dipertanggungjawabkan
yang
bermanfaat bagi yang bersangkutan.
mengatur,
perspektif
yang
mengutamakan
dilindungi
dan
bukan perspektif yang melindungi.
dapat
dan
Dasar-dasar ini dapat diambil dan
dikembangkan
dari
Pancasila,
6. Perlindungan anak harus tercermin
Undang-undang Dasar 1945, ajaran
dan diwujudkan dalam berbagai
dan pandangan yang positif dari
bidang kehidupan bernegara dan
agama
bermasyarakat.
tradisional dan modern.
pelaksanaan
Dalam
rangka
perlindungan
anak,
atau
nilai
9. Perlindungan
sosial
anak
harus
setiap anggota masyarakat dengan
berdasarkan
kerja sama dengan pemerintah harus
pengembangan hak dan kewajiban
ikut serta menciptakan kondisi yang
asasinya. Perlindungan anak dalam
memungkinkan
bidang
berkembangnya
antara
yang
kesehatan,
atas
pendidikan,
perlindungan anak secara langsung
ketenagakerjaan
atau tidak langsung dalam berbagai
atau
bidang kehidupan.
adalah berdasarkan pada hak asasi
7. Dalam
pelaksanaan
kegiatan
dan
lain
pembentukan
pembinaan
kepribadian
anak pada umumnya.
perlindungan anak pihak anak harus
Demikianlah beberapa per-syaratan
diberikan
kemampuan
dan
yang harus dipenuhi apabila kita
kesempatan
untuk
serta
ingin mengusahakan perlindungan
ikut
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
39
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
anak yang efektif, rasional positif
dan
bertanggung
10. Penganjuran
melakukan
jawab
dan
Perlindungan
ini
demi kepentingan anak.
menyesuaikan dengan norma kerja
11. Penyaluran untuk anak.
yang
12. Penampungan, penemanan dalam
bermanfaat.
meliputi
pengupahan
waktu
kerja,
jaminan
sosial.
sesuatu/tidak
untuk
melakukan
sesuatu
melindungi diri sendiri.
Perlindungan ini sebagai wujud
13. Pengasuhan (asah, asih, asuh).
pengakuan terhadap hak-hak pekerja
14. Pendidikan formal/non formal.
sebagai
15. Pengembangan komunikasi.
manusia
yang
harus
diperlakukan
secara
manusiawi
dengan
mempertimbangkan
keterbatasan kemampuan fisiknya
16.Pendewasaan.
B.Batas Usia Anak Dalam Bekerja
untuk bekerja.
Adapun
Anak adalah bagian dari generasi
usaha-usaha
langsung
muda sebagai salah satu sumber daya
perlindungan anak adalah :
manusia
1. Penggandaan sesuatu agar anak
potensi dan penerus cita-cita perjuangan
terlindungi,
diselamatkan
(SDM)
yang
merupakan
dari
bangsa yang mempunyai peran strategis
sesuatu yang dapat membahayakan
dan mempunyai ciri dan sifat khusus
diri anak.
yang
2. Pencegahan dari segala sesuatu yang
merugikan anak.
3. Pengawasan
memerlukan
pembinaan
dan
perlindungan dalam rangka menjamin
pertumbuhan dan perkembangan anak
supaya
anak
berkembang dengan baik.
secara utuh, serasi, seimbang.
Sebagai potensi dan penerus cita-
4. Penanganan terhadap gangguan dari
dalam dan luar diri anak.
cita bangsa ada baiknya anak tersebut
mendapat pembinaan dan perlindungan
5. Pembinaan mental, fisik, sosial.
sepenuhnya baik dari internal maupun
6. Pemasyarakatan (sosialisasi).
eksternal. Selain adanya pembinaan dan
7. Penyaluran dinamika.
perlindungan terhadap anak diperlukan
8. Penyadaran
akan
hak-hak
dan
kewajiban serta pengembangan.
9. Pembebasan
melakukan
dibawah pengawasan.
sesuatu
juga pengembangan terhadap hak anak,
sehingga
dapat
lebih
mudah
mewujudkan kesejahteraan anak dalam
berbagai
bidang
khususnya
dalam
bidang ketenagakerjaan.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
40
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Di
Indonesia,
dalam
bidang
ketenaga-kerjaan sudah ada ketentuan
itu dilakukan antara jam 20.00 dan
jam 05.00.
yang sifatnya melarang atau membatasi
2. Dua belas tahun untuk melakukan
penggunaan tenaga kerja anak yang
pekerjaan dalam pabrik dengan
terdapat pada pasal 68 UU No.13 tahun
ruangan
2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam
keperluan suatu perusahaan dengan
pasal 1 butir (1) UU No.23 tahun 2002
mengunakan suatu alat bertenaga
tentang
mesin.
Perlindungan
Anak
mendefinisikan anak adalah seseorang
tertutup,
atau
untuk
3. Enam belas tahun untuk melakukan
yang belum berusia 18 (delapan belas)
pekerjaan
tahun, termasuk anak yang masih dalam
pertambangan, pekerjaan di atas
kandungan. Sedangkan dalam UU No.13
kapal sebagai tukang api dan batu
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bara.
pengertian batas usia anak yang bekerja
adalah berusia 14 (empat belas) tahun.
Mengenai batas usia kerja bagi
4. Dua
dalam
puluh
satu
perusahaan
tahun
untuk
melakukan
pekerjaan
dalam
perusahaan
pertambangan
yaitu
mengemudikan
mesin
anak dapat dilihat ketentuan-ketentuan
pekerjaan
perundang-undangan lama yaitu :
angkut dan pemberi isyarat pada
1. Ordonansi
tahun
1925
tentang
sumur tambang.
pembatasan kerja anak dan kerja
Dari
ketentuan
Perundang-
malam hari bagi wanita (Stbl No.
undangan lama itu dapat disimpulkan
647/1925).
bahwa batas umur untuk pekerja adalah
2. Ordonansi muda diatas kapal (Stbl
No. 87 tahun 1926).
3. Peraturan
mengenai
berbeda-beda, tergantung pada jenis
pekerjaan
pengawasan
yang
dilakukan,
kapan
dilakukan, berapa berat dan bahayanya
dalam tambang (Stbl No. 341 tahun
pekerjaan
1930).
pertanggungjawaban pihak pengusaha
Berdasarkan ordinansi-ordonansi
tersebut,
dan
yang memerintahkan pekerjaan.
tersebut maka penetapan batas umum
Dalam pasal 1 butir (3) UU No.13
sebagai berikut :
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
1. Empat belas tahun untuk melakukan
yang dimaksud dengan pekerja adalah
pekerjaan di dalam atau untuk
setiap
keperluan perusahaan bila pekerjaan
menerima upah atau imbalan dalam
bentuk
orang yang
lain.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
bekerja
Untuk
dengan
memperjelas
41
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
pengertian
tentang
ketenagakerjaan
terutama yang bekerja pada industri. Di
perlu didefinisikan tentang tenaga kerja.
Belanda,
Menurut UU No.13 tahun 2003 tentang
Undang-undang
Ketenagakerjaan pada pasal 1 butir (2)
merubah definisi anak yang dilarang
tenaga kerja adalah setiap orang yang
bekerja dari usia 12 tahun menjadi 13-15
mampu
tahun, sedangkan remaja dari usia 16
melakukan
pekerjaan
guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi
kebutuhan
tahun
perbaikan
1911-
1970
Pada pertengahan abad 20 kondisi
pekerja anak telah mengalami perubahan
Meskipun dalam UU No.13 tahun
dari pekerja penuh waktu menjadi
2003 tentang Ketenagakerjaan pada
setengah
pasal 68 telah menyebutkan bahwa
dilindungi
pengusaha
Peraturan
dilarang
dan
tahun menjadi 17 dan 18 tahun.
sendiri
maupun untuk masyarakat.
perluasan
memperkerjakan
waktu.
Walaupun
Undang-undang
Pemerintah
lebih
telah
dan
dari
anak, namun ketentuan dalam pasal 68
setengah anak-anak yang bekerja di
ini
Belanda yang berusia antara 13-17 tahun
dapat
pengecualian
bagi
anak
berumur antara 13 tahun sampai dengan
telah
15 tahun dapat melakukan pekerjaan
tenaga kerja anak.
ringan sepanjang tidak mengganggu
perkembangan
dan
peraturan
tentang
Pada abad ke-19 dan awal abad
fisik,
ke-20 di Indonesia kebanyakan anak-
mental dan sosial. Sedangkan dalam
anak yang bekerja pada industri dengan
pasal 70 ayat (1) UU No.13 tahun 2003
jam kerja antara 8-10 jam perhari. Salah
tentang Ketenagagerjaan anak dapat
satu tugas utama ILO dalam pembukaan
melakukan pekerjaan atau pelatihan
konstitusinya
yang
yang
terhadap tenaga kerja anak, melalui
berwenang. Anak yang dimaksud adalah
konvensi Internasional yang disetujui
anak paling sedikit berusia 14 (empat
untuk diratifikasi oleh negara-negara
belas) tahun (pasal 70 ayat
(2) UU
anggota.
No.13
tentang
disahkan
tahun
kesehatan
melanggar
oleh
pejabat
2003
Ketenagakerjaan).
Sejak
Labour
pembuatan
perlindungan
Yang penting dalam konvensi ini
adalah negara-negara yang memohon
berdirinya
Office
adalah
Internasional
ratifikasi
tahun
1919,
kebijaksanaan
Undang-undang
dan
(ILO)
dapat
menekan
nasional
pola
untuk
menghapuskan buruh anak dan lebih
Peraturan tentang tenaga kerja anak
meningkatkan
mengarah pada larangan dan penataan
diinginkan.
batas
Suatu
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
usia
kebijakan
yang
akan
42
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
termasuk dalam elemen sebagai berikut :
4. Negara
anggota
ILO
yang
1) Perjanjian kerja pada karyawan tetap,
mengesahkan konvensi ini wajib
2)
melaporkan pelaksanaan-nya.
Pengurangan
Peningkatan
kemiskinan,
keselamatan
3)
sosial,
4)
fasilitas pendidikan dan peningkatan
C. Bidang Pekerjaan Yang Di- larang
latihan kerja dan yang sesuai, 5)
Untuk Tenaga Kerja Anak
Perlindungan kesejahteraan anak yang
bekerja.
(UUD)
tentang
Convention
Minimum
Employment)
27
(2)
ILO
berhak atas pekerjaan dan penghidupan
(Concencing
yang layak bagi kemanusiaan”. Jelasnya
Adminission
berisikan
to
pokok-pokok
manakala
kita
ILO
yang
mengesahkan konvensi ini wajib
kewajiban
tentang
hidup
manusia,
serta
berbagai aspek kehidupan yang ternyata
sangat luas dan kompleks.
nasional
Bahwa pada suatu negara yang
praktik
baru memacu pembangunannya, seperti
menghapus
mempekerjakan
berbicara
pekerjaan haruslah dikaitkan dengan
kelangsungan
anggota
untuk
pasal
Pengesahan
for
menetapkan
pada
disebutkan “Tiap-tiap warga negara
sebagai berikut :
1. Negara
1945
Dasar
tahun
No.138
Age
Undang-undang
No.20
Undang-undang
1999
Dalam
anak
dan
negara
kita
Republik
Indonesia,
meningkatkan usia minimum untuk
eksistensi tenaga kerja sebagai sumber
diperbolehkan bekerja.
daya manusia (SDM) merupakan salah
2. Untuk
pekerjaan-pekerjaan
yang
satu
faktor
penting
dari
berbagai
membahayakan keselamatan atau
komponen pembangunan, biasanya satu
moral anak harus diupayakan tidak
dengan lainnya saling berhubungan
boleh kurang dari 18 tahun, kecuali
sebagai
untuk pekerjaan ringan tidak boleh
Komponen tersebut adalah alam, tenaga
kurang dari 16 tahun.
kerja dan modal.
3. Negara
anggota
ILO
yang
Dalam
komponen
manunggal.
pandangan
ekonomi,
mengesahkan konvensi ini wajib
ketiga komponen tersebut merupakan
menetapkan usia minimum untuk
hal yang terpenting dan tidak dapat
diperbolehkan
dipisah-pisahkan, akan tetapi dalam
bekerja,
aturan
mengenai jasa kerja dan menetapkan
kenyataan
hukuman
komponen tenaga kerja sebagai sumber
atau
sanksi
guna
harus
diakui,
bahwa
menjamin pelaksanaannya.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
43
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
daya manusia (SDM) merupakan hal
hukum terutama bagi tenaga kerja anak
yang meningkat.
adalah
Dalam buku Repelita IV, antara
lain
menyebutkan
bahwa
melalui
penerapan
pelaksanaan
perjanjian
kerja,
dan
karena
jumlah
dengan adanya perjanjian kerja dapat
angkatan kerja diperkirakan selama
dijelaskan jenis pekerjaan yang sesuai
pelita IV akan bertambah sebanyak 9,3
kemampuan anak untuk melakukan
juta jiwa lebih. Namun yang terjadi
pekerjaan tersebut.
justru perkiraan tersebut kurang tepat,
Walaupun sudah ada ketentuan
karena kenyataannya jumlah angkatan
pasal 69 UU No.13 tahun 2003 tentang
kerja yang tercipta selama pelita IV
ketenagakerjaan yang memperbolehkan
memuat data-data dari berbagai sumber
anak dapat melakukan pekerjaan, namun
menyebutkan bahwa jumlah angkatan
ada
kerja dimasa pelita IV diperkirakan
melarang
sebesar 12 juta jiwa lebih.
memperkerjakan
Selain
diperhatikan
itu
lagi
yang
harus
adalah
lebih
juga
ketentuan
yang
dan
anak
sifatnya
melibatkan
pada
bidang
pekerjaan pekerjaan yang terburuk.
adanya
Pekerjaan-pekerjaan
yang
kenyataan data, bahwa 29% dari jumlah
terburuk yang dimaksud meliputi segala
angkatan kerja tersebut adalah angkatan
pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau
kerja yang dapat dikategorikan sebagai
sejenisnya,
pekerjaan
yang
anak. Atas kenyataan tersebut terjadilah
memanfaatkan,
menyediakan
atau
suatu kontradiksi bahwa disatu pihak
menawarkan
sumber
(SDM)
produksi pornografi, pertunjukan porno
merupakan modal utama dalam proses
atau perjudian, segala pekerjaan yang
pembangunan, akan tetapi di lain pihak
memanfaatkan,
dapat menimbulkan masalah yang rumit.
melibatkan anak untuk produksi dan
Memperhatikan kondisi ketenaga-
perdagangan minuman keras, narkotika,
kerjaan yang demikian, kiranya perlu
psikotropika dan zat aktif lainnya dan
adanya suatu perangkat bagi sarana
semua pekerjaan yang membahayakan
perlindungan dan kepastian hukum bagi
kesehatan, keselamatan atau moral anak.
tenaga kerja khususnya tenaga kerja
Dasar
anak, baik mereka yang akan mencari
penjelasan itu terdapat pada pasal 74
pekerjaan
ayat (1, 2, 3) UU No.13 tahun 2003
daya
atau
manusia
yang
sedang
melaksanakan hubungan kerja. Salah
anak untuk pelacuran,
hukum
menyediakan
yang
atau
memperkuat
tentang Ketenagakerjaan.
satu bentuk perlindungan dan kepastian
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
44
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Dari pekerjaan-pekerjaan terburuk
4. Tidak mempekerjakan anak pada
yang telah dijelaskan diatas, adapula
pekerjaan
bidang-bidang
jembatan,
pekerjaan
membatasi
atau
mempergunakannya
yang
melarang
tenaga
anak,
konstruksi
bangunan
jalan,
air,
dan
bangunan gedung.
5. Tidak mempekerjakan anak pada
mengingat kondisi fisik anak jauh lebih
muatan,
lemah daripada orang dewasa.
pemindahan barang pada pelabuhan,
Bagi
pengusaha
mempekerjakan
anak,
yang
dikarenakan
pembongkaran,
dermaga, golongan kapal, stasiun,
tempat
pemberhentian
alasan tertentu, maka pengusaha wajib
pembongkaran
memberikan
penyimpanan barang atau gudang.
perlindungan
hukum
kepada pekerja. Dan bidang pekerjaan
yang
tidak
diperbolehkan
untuk
muatan
dan
Undang-undang
2000
tentang
serta
No.1
tahun
Pengesahan
ILO
dilakukan oleh tenaga kerja anak sesuai
Convention
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Prohibition and Immediate Action For
Nomor:PER-01/MEN/1987
tentang
The Elimination Of The Worst Forms Of
Perlindungan bagi anak yang terpaksa
Child Labour (Konvensi ILO No.182
bekerja antara lain:
mengenai pelanggaran dan tindakan
1. Tidak mempekerjakan anak dalam
segera
tambang,
bawah
tanah,
lubang
No.182
Concering
penghapusan
The
bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk untuk anak). Pokok-
bawah tanah, permukaan tanah,
pokok konvensi diatas adalah :
tempat pengambilan mineral logam,
1. Negara
anggota
ILO
yang
dan bahan galian lainnya dalam
mengesahkan konvensi ini wajib
lubang atau
mengambil tindakan segera dan
terowongan bawah
tanah termasuk air.
efektif untuk menjamin pelarangan
2. Tidak mempekerjakan anak pada
tempat-tempat
pekerjaan
membahayakan
atau
menjalankan
yang
dapat
kesusilaan,
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tidak mempekerjakan anak pada
pabrik dalam ruangan yang tertutup
yang menggunakan alat mesin.
dan
penghapusan
bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk untuk anak.
2. Anak berarti semua orang yang
berusia dibawah 18 tahun.
3. Pengertian bentuk-bentuk pekerjaan
terburuk untuk anak adalah :
a.
Segala bentuk perbudakan atau
praktik
seperti
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
sejenis
perbudakan,
penjualan
dan
45
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
perdagangan anak, kerja ijon
6. Negara
anggota
ILO
yang
(debt bondage) dan perhambaan
mengesahkan konvensi ini wajib
serta kerja paksa atau wajib
melaporkan pelaksanaannya.
kerja termasuk pengerahan anak
secara paksa atau wajib untuk
dimanfaatkan
dalam
konflik
ASPEK HUKUM
KETENAGAKERJAAN DALAM
bersenjata.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
b. Pemanfaatan penyediaan atau
penawaran
pelacuran
anak
untuk
untuk
produksi
pornografi, untuk pertunjukan-
A. Para Pihak Dalam
Ketenagakerjaan
1. Pekerja
pertunjukan porno.
c.
Hukum
Istilah
buruh sangat populer
Pemanfaatan, penyediaan atau
dalam
penawaran anak untuk kegiatan
ketenagakerjaan. Selain istilah ini sudah
terlarang khususnya produksi
dipergunakan sejak lama bahkan mulai
dan perdagangan obat-obatan
dari zaman penjajahan Belanda juga
sebagaimana
dalam
karena Peraturan Perundang-undangan
perjanjian internasional yang
yang lama (sebelum UU No.13 tahun
relevan pekerjaan yang sifat
2003
atau keadaan tempat pekerjaan
menggunakan istilah buruh.
itu
diatur
dilakukan
kesehatan,
keselamatan dan moral anak.
anggota
ILO
yang
perburuhan
tentang
dapat
membahayakan
4. Negara
dunia
Pada
atau
Ketenagakerjaan)
zaman
penjajahan
Belanda yang dimaksud dengan buruh
adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang,
mandor
yang
melakukan
pekerjaan
mengesahkan konvensi ini wajib
kasar. Orang-orang ini disebut sebagai
menyusun
“Blue
program
aksi
untuk
Collar”.
menghapus bentuk-bentuk pekerjaan
melakukan
terburuk untuk anak.
pemerintah
5. Negara
anggota
ILO
Sedangkan
pekerjaan
maupun
yang
di
kantor
swasta
disebut
yang
sebagai karyawan atau pegawai (White
mengesahkan konvensi ini wajib
Collar). Pembedaan yang membawa
mengambil langkah-langkah agar
konsekuensi pada perlakuan dan hak-
ketentuan
dapat
hak tersebut oleh pemerintah Belanda
diterapkan secara efektif termasuk
tidak terlepas dari upaya untuk memecah
pemberian sanksi pidana.
belah orang-orang pribumi.
konvensi
ini
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
46
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Setelah merdeka kita tidak lagi
pekerja dalam UU No.13 tahun 2003
mengenal perbedaan antara buruh halus
tentang Ketenagakerjaan adalah setiap
dan buruh kasar tersebut, semua orang
orang yang bekerja dengan menerima
yang bekerja disektor swasta baik pada
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
orang maupun badan hukum disebut
buruh. Hal ini disebutkan dalam pasal 1
2.Pengusaha
ayat (1) UU No.22 tahun 1957 tentang
Sebagaimana
halnya
dengan
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan
istilah buruh. Istilah majikan ini juga
yakni buruh adalah barang siapa yang
sangat
bekerja pada majikan dengan menerima
undangan sebelum UU No.13 tahun
upah.
2003
Dalam
perkembangan
hukum
populer
tentang
karena
Perundang-
Ketenagakerjaan
menggunakan istilah majikan.
perburuhan di Indonesia, istilah buruh
Dalam UU No.22 tahun 1957
diupayakan untuk diganti dengan istilah
tentang
pekerja. Sebagai yang diusulkan oleh
Perburuhan
pemerintah
majikan adalah orang atau badan hukum
(Depnaker)
pada
waktu
kongres PBSI II tahun 1985. Alasan
Penyelesaian
Perselisihan
menyebutkan
bahwa
yang mempekerjakan buruh.
pemerintah karena istilah buruh kurang
Sama halnya dengan istilah buruh
sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh
Istilah majikan juga kurang sesuai
lebih
dengan konsep hubungan industrial,
cenderung
menunjuk
pada
golongan yang selalu ditekan dan berada
karena
di bawah pihak lain yakni majikan.
sebagai pihak yang selalu berada diatas
Istilah pekerja secara yuridis dalam
UU
No.13
2003
majikan
berkonotasi
sebagai lawan atau kelompok penekan
tentang
dari buruh kerja yang mempunyai
Ketenagakerjaan yang membedakannya
kedudukan secara yuridis merupakan
dengan tenaga kerja. Dalam Undang-
mitra kerja yang mempunyai kedudukan
undang ini disebutkan bahwa tenaga
yang sama, karena itu lebih tepat jika
kerja adalah setiap orang yang mampu
disebut dengan istilah pengusaha.
melakukan
tahun
istilah
pekerjaan
guna
UU No.13 tahun 2003 tentang
menghasilkan barang dan atau jasa baik
Ketenagakerjaan menggunakan istilah
untuk memenuhi
pengusaha, dalam pasal 1 butir (5)
kebutuhan
sendiri
maupun masyarakat (Pasal 1 butir (2)
menjelaskan
UU
adalah:
No.13
tahun
2003
tentang
pengertian
pengusaha
Ketenagakerjaan). Sedangkan pengertian
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
47
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
1. Orang perseorangan, persekutuan
atau
yang
yang sangat berbeda secara sosial
menjalankan suatu perusaaan milik
ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada
sendiri.
para
2. Orang
badan
hukum
hubungan antara pekerja dan pengusaha
perseorangan,
pihak,
maka
tujuan
untuk
persekutuan
menciptakan keadilan dalam hubungan
atau badan hukum yang secara
perburuhan/ketenagakerjaan akan sulit
berdiri
dicapai, karena pihak yang merasa kuat
sendiri
menjalankan
perusahaan bukan miliknya.
3. Orang
perseorangan,
akan selalu ingin menguasai yang
persekutuan
lemah.
atau badan hukum yang berada di
Indonesia
mewakili
perusahaan
Atas dasar itulah pemerintah turut
campur
tangan
melalui
Peraturan
sebagaimana dimaksud dalam huruf
Perundang-undangan untuk memberikan
a dan b yang berkedudukan diluar
jaminan kepastian hak dan kewajiban
wilayah Indonesia.
para pihak.
Sedangkan
pengertian
Imam
Soepomo
perusahaan adalah setiap bentuk usaha
antara
yang berbadan hukum atau tidak, milik
sebagai para pihak yang berdiri sendiri
orang perseorangan, milik persekutuan,
dalam
hukum
atau milik badan hukum, baik milik
perburuhan/ketenagakerjaan,
namun
swasta maupun milik negara yang
antara
mempekerjakan
kesatuan
pekerja
dengan
penguasa
memisahkan
keduanya
sebab
pengawasan
merupakan
pengawasan
bukan
bidang
bentuk lain dan usaha-usaha sosial dan
merupakan bagian dari ketenagakerjaan
usaha-usaha
yang
yang
mempunyai
pengurus dan mempekerjakan orang lain
dilakukan
sendiri
oleh
tetapi
Depnaker
(Departemen Tenaga Kerja).
dengan membayar upah dan imbalan
dalam bentuk lain.
berdiri
satu
membayar upah atau imbalan dalam
lain
yang
dan
Sebagai bidang yang bertanggung
jawab
terhadap
masalah
ketenagakerjaan, Departemen Tenaga
Kerja
3. Pemerintah/Penguasa
Campur
(Depnaker)
juga
melengkapi
tangan
dengan berbagai lembaga yang secara
pemerintah (penguasa) dalam hukum
teknis membidangi hal-hal khusus yakni
perburuhan/ ketenagakerjaan bertujuan
:
untuk terciptanya hubungan perburuhan/
ketenagakerjaan yang adil, karena jika
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
48
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
1. Balai latihan kerja menyiapkan/
memberikan bekal kepada tenaga
kerja melalui latihan kerja.
(BP2
Peraturan lainnya.
3. Menjalankan
2. Balai Pelayanan Penempatan Kerja
Indonesia
guna membuat Undang-undang dan
TKI)
sebagai
yang
pekerjaan
diserahkan
lainnya
sesuai
dengan
Peraturan Perundang-undangan.
lembaga yang menangani masalah
penempatan tenaga
kerja
untuk
Pengawasan
terhadap
bekerja baik disektor formal mapun
pelaksanaan
informal dalam maupun luar negeri.
enforcement) dalam bidang perburuhan/
3. Panitia Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan
(P4),
menyelesaikan
ketentuan
ketenagakerjaan
hukum
akan
(law
menjamin
pelaksanaan hak-hak normatif pekerja,
perselisihan perburuhan yang terjadi
yang
antara pekerja dan pengusaha dan
dampak terhadap stabilitas usaha.
sebagai lembaga perizinan dalam
pada
gilirannya
Selain
itu
mempunyai
pengawasan
masalah pemutusan hubungan kerja
perburuhan/ ketenagakerjaan juga akan
(PHK).
dapat mendidik pengusaha dan pekerja
Pengawasan
dalam
bidang
untuk selalu taat menjalankan ketentuan
perburuhan/ ketenagakerjaan dilakukan
Perundang-undangan
oleh
dalam bidang ketenagakerjaan sehingga
Depnaker
pengawasan).
(Cq.
Bidang
Secara
normatif
akan
tercipta
yang
suasana
kerja
berlaku
yang
pengawasan diatur dalam UU No.3
harmonis. Sebab seringkali perselisihan
tahun
yang
1951
tentang
Pengawasan
Perburuhan/Ketenagakerjaan.
Sebagai
terjadi
pengusaha
disebabkan
tidak
karena
memberikan
penyidik pegawai negeri sipil dalam
perlindungan hukum kepada pekerja
bidang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
perburuhan/
pengawas
ketenagakerjaan
perburuhan
memiliki
wewenang :
1. Mengawasi
B. Ketentuan Dalam Perjanjian Kerja
berlakunya
Undang-
Pengertian Perjanjian Kerja
undang dan Peraturan-peraturan.
2. Mengumpulkan
keterangan
bahan-bahan
membicarakan
kita
tentang
ingin
definisi
soal-soal
perjanjian kerja, maka pertama-tama
keadaan
harus diketahui ketentuan pengertian
ketenagakerjaan dalam arti luas
perjanjian yang diatur oleh KUHPerdata
hubungan
tentang
Jika
kerja
dan
Pasal 1313 yang berbunyi :
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
49
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
“Perjanjian adalah suatu perbuatan
Selain
pengertian
normatif
dengan satu orang atau lebih yang
seperti tersebut diatas, Imam Soepomo
mengikatkan
berpendapat bahwa perjanjian kerja
dirinya
terhadap
satu
orang atau lebih”.
adalah suatu perjanjian dimana pihak
kesatu (buruh) mengikatkan diri untuk
Dengan adanya pengertian
bekerja dengan menerima upah pada
tentang perjanjian seperti diatas, dapat
pihak lain yakni majikan, dan majikan
disimpulkankan
bahwa
mengkaitkan diri untuk mempekerjakan
antara
yang
pihak
kedudukan
mengadakan
buruh dengan membayar upah.
perjanjian adalah sama dan seimbang.
Menyimak pengertian perjanjian
Hal ini akan berlainan jika pengertian
kerja menurut seperti diatas tampak
perjanjian tersebut dibandingkan dengan
bahwa ciri khas perjanjian kerja adalah
kedudukan perjanjian kerja.
dibawah perintah pihak lain. Dibawah
Perjanjian kerja yang dalam
bahasa
Belanda
Soverenkoms,
disebut
Dalam
KUHPerdata
memberikan
kerja
menunjukkan
bahwa
hubungan antara pekerja dan pengusaha
beberapa
adalah hubungan bawahan dan atasan
1601a
(sub ordonansi). Pengusaha sebagai
pengertian
pihak yang lebih tinggi secara sosial
Pasal
sebagai berikut :
“Perjanjian
ini
Arbeid
mempunyai
pengertian.
perintah
ekonomi memberikan perintah kepada
adalah
suatu
pihak
pekerja
yang
secara
sosial
perjanjian dimana pihak kesatu buruh,
ekonomi mempunyai kedudukan yang
mengikatkan dirinya untuk dibawah
lebih rendah untuk melakukan pekerjaan
perintah pihak yang lain. Si majikan
tertentu. Adanya wewenang perintah
untuk suatu waktu tertentu melakukan
inilah
pekerjaan dengan menerima upah”.
perjanjian
Undang-undang
No.13
1
butir
(14)
memberikan
membedakan
kerja
dengan
antara
perjanjian
lainnya.
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
pasal
yang
Sedangkan pengertian perjanjian
kerja menurut UU No.13 tahun 2003
pengertian yakni:
tentang ketenagakerjaan sifatnya lebih
“Perjanjian kerja adalah perjanjian
luas.
antara pekerja/buruh dengan pengusaha
menunjuk pada hubungan antara pekerja
atau pemberi kerja yang memuat syarat-
dan pengusaha dalam bentuk tertulis
syarat kerja, hak, dan kewajiban para
maupun lisan, dan jangka waktunya
pihak”.
tertentu maupun tidak, lebih luas karena
Dikatakan
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
lebih
luas
karena
50
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban.
dengan
Syarat
pengakuan
kerja
b. Adanya unsur perintah
berkaitan
terhadap
diberikan
kepada
pekerja
oleh
pekerja, sedangkan hak dan kewajiban
pengusaha
adalah
pekerja
yang
para pihak salah satunya adalah upah
bersangkutan
tunduk
pada
perlindungan
perintah pengusaha untuk melakukan
kerja
dan
serikat
Manifestasi dari pekerjaan yang
hak
dan
kewajiban lainnya.
harus
pekerjaan
sesuai
dengan
yang
diperjanjikan.
Unsur-unsur Dalam Perjanjian Kerja
Berdasarkan pengertian perjanjian
c. Adanya upah
kerja diatas, dapat ditarik beberapa
Upah
unsur dari perjanjian kerja yakni :
penting
a. Adanya unsur work atau pekerjaan
(perjanjian
Dalam
suatu
perjanjian
memegang
dalam
kerja),
peranan
hubungan
kerja
bahkan
dapat
kerja
dikatakan bahwa tujuan utama seorang
harus ada pekerjaan yang diperjanjikan
pekerja dalam bekerja pada pengusaha
(objek perjanjian). Pekerjaan tersebut
adalah
haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja.
Sehingga jika tidak ada unsur upah,
Hanya dengan seizin majikan dapat
maka suatu hubungan tersebut bukan
menyaruh orang lain. Hal ini dijelaskan
merupakan hubungan kerja.
untuk
memperoleh
upah.
dalam KUHPerdata pasal 1603a yang
berbunyi :
“Buruh
C. Syarat Sahnya Perjanjian Kerja
wajib
melakukan
sendiri
Sebagai bagian dari perjanjian
pekerjaannya, hanyalah dengan izin
pada umumnya, maka perjanjian kerja
majikan ia dapat menyuruh seorang
harus
ketiga menggantikannya”
perjanjian sebagaimana diatur dalam
Sifat pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerja itu sangat pribadi karena
bersangkutan
dengan
keterampilan/
memenuhi
syarat
sahnya
pasal 1320 KUHPerdata.
Pasal 52 UU No.13 tahun 2003
tentang
Ketenagakerjaan
yang
keahliannya, karena itu menurut hukum
menyebutkan bahwa perjanjian kerja
jika pekerja meninggal dunia, maka
dibuat atas dasar :
perjanjian kerja tersebut batal demi
1. Kesepakatan kedua belah pihak
hukum.
2. Kemampuan
atau
kecakapan
melakukan perbuatan hukum
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
51
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
3. Adanya
pekerjaan
yang
diperjanjikan
bertentangan
ketertiban umum,
ketentuan
melahirkan
hak
dan
kewajiban para pihak (pekerja dan
4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak
boleh
hukumnya
pengusaha).
dengan
Objek perjanjian (pekerjaan harus
kesusilaan dan
halal, yakni tidak boleh bertentangan
Peraturan
Perundang-
undangan yang berlaku.
dengan
Undang-undang
ketertiban
umum, dan kesusilaan. Jenis pekerjaan
Kesepakatan kedua belah pihak
yang diperjanjikan merupakan salah satu
yang lazimnya disebut kesepakatan bagi
unsur
yang mengikatkan dirinya maksudnya
disebutkan secara jelas.
bahwa pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian
kerja
yang
harus
Keempat syarat tersebut bersifat
perjanjian kerja harus setuju/sepakat,
komulatif
seia sekata mengenai hal-hal yang
semuanya baru dapat dikatakan bahwa
diperjanjikan. Apa yang dikehendaki
perjanjian
pihak yang satu dikehendaki pihak yang
kesepakatan kedua belah pihak dan
lain. Pihak pekerja menerima pekerja
kemampuan atau kecakapan melakukan
yang ditawarkan, dan pihak pengusaha
perbuatan
menerima pekerja tersebut dipekerjakan.
perjanjian dalam Hukum Perdata disebut
Kemampuan
melakukan
atau
perbuatan
kecakapan
hukum
yang
membuat perjanjian maksudnya para
pekerja
maupun
membuat
pengusaha
perjanjian.
sebagai
harus
tersebut
hukum
dipenuhi
sah.
dalam
syarat
menyangkut
Syarat
membuat
subyektif,
mengenai
orang
karena
yang
membuat perjanjian.
dapat
Seseorang
artinya
Sedangkan
syarat
adanya
pekerjaan yang diperjanjikan dan objek
dipandang cakap membuat perjanjian
yang
jika yang bersangkutan telah cukup
objektif
umur. Selain itu seseorang dikatakan
perjanjian. Jika tidak dipenuhinya syarat
cakap membuat perjanjian jika orang
subjektif, maka akibat hukum dari
tersebut tidak terganggu jiwanya/waras.
perjanjian
Adanya
disebut
karena
sebagai
syarat
menyangkut
objek
tersebut
adalah
dapat
yang
dibatalkan, artinya tidak ada pihak yang
1320
mengadakan perjanjian tersebut. Dan
tertentu.
jika syarat objektif tidak dipenuhi, maka
Pekerjaan yang diperjanjikan merupakan
perjanjian itu batal demi hukum artinya
objek dari perjanjian kerja antara pekerja
dari semua perjanjian tersebut dianggap
dengan
tidak ada.
dijanjikan,
pekerjaan
halal
dalam
KUHPerdata
adalah
pengusaha,
pasal
hal
yang
akibat
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
52
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Dari
ke
4
mengenai
Artinya dalam membuat perjanjian
perjanjian kerja, dalam kaitan kapasitas
kerja tersebut, dalam hal ini tidak
seorang anak yang belum cukup umur
memaksakan anak untuk melakukan
melakukan
kerja
pekerjaan yang diperintahkan oleh
hendaknya dibuat dalam bentuk tertulis.
pengusaha atau tidak ada unsur
Secara
pemaksaan
suatu
syarat
perjanjian
normatif
bentuk
tertulis
menjamin kepastian hak dan kewajiban
para
pihak,
sehingga
jika
terjadi
dari
pihak
lain
(pengusaha).
2. Kemampuan
atau
kecakapan
perselisihan akan sangat membantu
kedua belah pihak
proses pembuktian. Namun tidak dapat
Artinya mengingat ketentuan hukum
dipungkiri masih banyak perusahaan-
ketenagakerjaan mensyaratkan anak
perusahaan yang tidak atau belum
adalah setiap orang yang berusia di
membuat perjanjian kerja secara tertulis
bawah 18 (delapan belas tahun) UU
yang
NO.13
sekurang-kurangnya
memuat
tentang
keterangan :
pasal
1. Nama, alamat perusahaan, dan jenis
mengadakan
usaha.
1
tersebut
2. Nama dan alamat pekerjaan.
ketenagakerjaan
butir
(26).
Dalam
perjanjian
didampingi
anak
oleh orang
tua/wali atau pengampu (curator).
3. Jabatan atau jenis pekerjaan.
3. Ada
4. Syarat-syarat kerja yang memuat
pekerjaan
yang
diperjanjikan
hak dan kewajiban pengusaha dan
Artinya
pekerja.
perjanjian kerja disebutkan jenis
5. Besarnya
upah
dan
cara
pembayaran.
pekerjaan
dalam
yang
membuat
sesuai
isi
dengan
kemampuan anak. Jenis pekerjaan
6. Nilai berlakunya perjanjian kerja.
tersebut tidak boleh membahayakan
7. Tempat dan tanggal perjanjian kerja
kesehatan dan keselamatan anak
dibuat.
8. Tanda
yang bekerja.
tangan
pihak
dalam
perjanjian kerja.
Artinya isi dari perjanjian kerja
Mengenai ketentuan isi dalam
membuat
perjanjian
dilakukan
oleh
4. Objek yang halal.
kerja
seorang
anak
yang
dan
dijelaskan mengenai pekerjaan yang
diperintahkan
pengusaha
kepada
anak. Pekerjaan itu tidak boleh
pengusaha berdasarkan syarat :
bertentangan
1. Kemauan kedua belah pihak
undang, ketertiban, dan kesusilaan,
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
dengan
Undang53
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
contohnya segala pekerjaan yang
pula masalah kesehatan, karena kedua
memanfaatkan, menyediakan atau
tidak dapat dipisahkan, jika keselamatan
menawarkan anak untuk pelacuran,
kerja sudah terlaksana dengan baik,
produksi pornografi, pertunjukan
maka kesehatan kerja pun akan tercapai.
porno atau perjudian.
Ditinjau
dari
segi
keilmuan,
keselamatan dan kesehatan kerja dapat
D. Hak-hak Pekerja
diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan
1. Hak Atas Keselamatan Kerja
penerapannya dalam usaha mencegah
Setiap
mendapat
tenaga
kerja
berhak
perlindungan
atas
kemungkinan
terjadinya
kecelakaan/penyakit ditempat kerja.
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan
Kesehatan dan keselamatan kerja
moral kerja serta perlakuan yang sesuai
harus diterapkan dan dilaksanakan di
dengan harkat dan martabat manusia dan
setiap
moral agama.
dilakukan secara bersama-sama oleh
Untuk mewujudkan perlindungan
tenaga kerja tersebut maka pemerintah
ketenagakerjaan.
Dalam
kerja
(perusahaan)
pimpinan atau pengurus perusahaan dan
seluruh tenaga kerja.
melakukan pembinaan norma dalam
bidang
tempat
Dalam pelaksanaannya pimpinan
atau
pengurus
dapat
dibantu
oleh
pengertian norma ini sudah mencakup
petugas keselamatan dan kesehatan kerja
pengertian pembentukan, penerapan dan
dari
pengawasan norma itu sendiri.
bersangkutan. Yang dimaksud dengan
Atas
dasar
dikeluarkanlah UU No.1 tahun 1970
dalam
bidang
tentang
Sebagai
kesehatan kerja adalah karyawan yang
Perundang-
mempunyai pengetahuan atau keahlian
kerja.
Peraturan
keahlian
keselamatan
dalam
kerja yang telah ada sebelumnya, yaitu
kesehatan kerja, yang ditunjuk oleh
Veilegheids Reglement Stbl. No. 406
pimpinan
tahun 1910, yang dinilai sudah tidak
kerja/perusahaan
sesuai
pelaksanaan usahanya.
dengan
kemajuan
dan
perkembangan masalah ketenagakerjaan.
Walaupun
undang
tentang
namanya
Undang-
keselamatan
atau
keselamatan
dan
undangan dalam bidang keselamatan
lagi
bidang
atau
yang
keselamatan
pengganti
maka
kerja/perusahaan
petugas
keselamatan
itu,
tempat
pengurus
untuk
Keselamatan
dengan
kecelakaan
dan
tempat
membantu
kerja
kerja
bertalian
yaitu
kerja,
kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
namun cakupan materinya termasuk
atau dikenal dengan kecelakaan industri.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
54
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Kecelakaan industri ini secara umum
Misalnya
dapat diartikan suatu kejadian yang tidak
perawatan
diduga semula dan tidak dikehendaki
sehingga tidak bisa, bekerja dengan
yang mengacaukan proses yang telah
sempurna.
diatur dari suatu aktifitas.
kurangnya
pemeliharaan/
mesin-mesin/
peralatan
Disamping ada sebabnya, maka
Suatu kejadian atau peristiwa
suatu kejadian juga akan membawa
tertentu adalah sebab musabahnya dalam
akibat. Akibat dari kecelakaan industri
kejadian
kerja,
ini dapat dikelompokkan menjadi 2
faktor
(dua) yaitu :
dimana
industri/kecelakaan
ada
4
(empat)
penyebabnya yaitu :
1. Kerugian yang bersifat ekonomis,
1. Faktor Manusianya
antara lain :
Misalnya karena kurang keterampilan
a.
atau kurangnya pengetahuan, salah
penempatan bidang pekerjaan yang
Kerusakan/kehancuran
peralatan, bahan dan bangunan.
b. Biaya
tidak sesuai dengan keahliannya.
pengobatan
c.
Tunjangan kecelakaan.
Misalnya bahan yang seharusnya
d. Hilangnya waktu kerja.
terbuat dari besi, akan tetapi supaya
e.
sehingga
bahan lainnya
dengan
mudah
mutu produksi
2. Kerugian yang bersifat non ekonomis.
3. Faktor Bahaya/ Sumber Bahaya.
Pada umumnya berupa penderitaan
misalnya
manusia yaitu tenaga kerja yang
karena metode kerja yang salah,
bersangkutan, baik itu merupakan
keletihan/ kelesuan.
kematian, luka/cedera berat maupun
yang
berbahaya;
Menurunnya jumlah maupun
dapat
menimbulkan kecelakaan.
a. Perbuatan
dan
perawatan korban.
2. Faktor Materialnya/ Bahan/ Peralatan
lebih mudah dibuat
mesin,
tidak
sikap kerja
sempurna
dan
luka ringan.
sebagainya.
b. Kondisi/keadaan berbahaya, yaitu
Menurut
Internasional
Labour
keadaan yang tidak aman dari
Office, ada beberapa cara atau langkah
mesin/peralatan-
yang
peralatan,
lingkungan, proses, sifat pekerjaan.
perlu
diambil
untuk
menanggulangi kecelakaan yang terjadi
di tempat kerja yaitu melalui :
4. Faktor Yang Dihadapi
1. Peraturan Perundang-undangan.
2. Standarisasi.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
55
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
3. Inspeksi.
psikis,
4. Riset teknis.
penularan.
5. Riset medis.
9.
6. Riset statistik.
peracunan,
Memperoleh
infeksi,
dan
penerangan
yang
cukup dan sesuai di tempat kerja.
7. Pendidikan.
10. Memperoleh
keserasian
antara
8. Latihan.
tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
9. Persuasi.
cara dan proses kerjanya.
10. Asuransi.
Untuk mencegah terjadinya hal-
Syarat-syarat
tersebut
diatas
hal tersebut, dalam UU No.1 tahun 1970
harus memuat prinsip-prinsip teknis
tentang Keselamatan Kerja disebutkan
ilmiah yang disusun menjadi suatu
syarat-syarat keselamatan kerja yakni :
kumpulan ketentuan yang disusun secara
teratur, jelas dan praktis.
1. Mencegah
dan
mengurangi
kecelakaan.
2. Mencegah,
Cakupan
daripada
kumpulan
ketentuan yang tersusun adalah bidang
mengurangi
dan
memadamkan kebakaran.
konstruksi,
bahan,
pengolahan
dan
pembuatan, perlengkapan, alat-alat per-
3. Mencegah dan mengurangi bahaya
peledakan.
lindungan, pengujian dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pem-
4. Memberi kesempatan atau jalan
berian tanda-tanda pengenal atas bahan,
menyelamatkan dari pada waktu
barang,
kebakaran atau kejadian-kejadian
produksi guna menjamin keselamatan
lain yang berbahaya.
barang-barang
5. Memberi
pertolongan
pada
kecelakaan.
teknis
itu
dan
sendiri
aparat
dan
ke-
selamatan publik pada umumnya serta
tenaga
6. Memberi alat-alat perlindungan diri
produk
kerja
yang
melakukan
pe-
kerjaannya pada khususnya.
pada para pekerja.
7. Mencegah
dan
mengendalikan
2. Hak Atas Kesehatan Kerja
timbul atau menyebarluaskan suhu,
Kesehatan kerja adalah bagian
kelembaban, debu, kotoran, asap,
dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar
uap, gas, hembusan angin, cuaca,
tenaga
sinar radiasi, suara dan getaran.
kesehatan yang sempurna baik fisik,
8. Mencegah
dan
mengendalikan
mental
kerja
memperoleh
maupun
sosial
keadaan
sehingga
timbulnya penyakit akibat kerja baik
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
56
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
memungkinkan dapat bekerja secara
optimal.
d. Bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun.
Adapun tujuan dari kesehatan
kerja adalah :
1. Meningkatkan
3. Faktor biologis, yang dapat berupa :
dan
memelihara
a. Bakteri, virus.
derajat kesehatan tenaga kerja yang
b. Jamur, serangga.
setinggi-tingginya baik fisik, mental
c. Tumbuh-tumbuhan dan lain-lain
sosial.
yang hidup/berkembang dalam
2. Mencegah dan melindungi tenaga
lingkungan tempat kerja.
kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan
kerja.
4. Faktor faal, yang dapat berupa :
a. Sikap badan yang tidak baik
3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan
pekerjaan yang dilakukan.
4. Meningkatkan produktivitas kerja.
pada waktu kerja.
b. Peralatan yang tidak sesuai atau
tidak cocok dengan tenaga kerja.
c. Gerak yang senantiasa tidak
Dan sumber-sumber bahaya bagi
kesehatan tenaga kerja dapat berasal dari
beberapa faktor antara lain :
seimbang.
d. Proses, sikap dan cara kerja
yang monoton.
e. Beban kerja yang melampaui
1. Faktor fisik, yang dapat berupa :
batas kemampuan
a. Suara yang terlalu bising.
b. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah
5. Faktor Psikologis, yang dapat berupa :
a. Kerja yang terpaksa/dipaksakan
c. Penerangan yang kurang memadai.
yang
d. Radiasi.
kemampuan.
e. Getaran mekanis.
tidak
b. Suasana
f. Kelembaban udara
sesuai
kerja
yang
dengan
tidak
menyenangkan/membosankan.
c. Pikiran yang senantiasa tertekan
2. Faktor kimia, yang dapat berupa :
terutama karena sikap atasan
a. Gas/uap.
atau teman kerja yang
b. Cairan.
sesuai.
tidak
c. Debu-debuan.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
57
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
d. Pekerjaan yang cenderung lebih
mudah
menimbulkan
terendah melalui peraturan perundangundangan.
kecelakaan
Hak untuk menerima upah ini
timbul pada saat adanya hubungan kerja
3. Hak Atas Pengupahan/Upah.
dan berakhir pada saat hubungan kerja
Upah memegang peranan yang
putus.
Pengusaha
dalam
tidak
ini
penting dan memberikan ciri khas suatu
menetapkan
hubungan kerja, bahkan dapat dikatakan
diskriminasi antara pekerja laki-laki dan
upah merupakan tujuan utama dari
pekerja wanita untuk pekerjaan yang
seseorang pekerja melakukan pekerjaan
sama nilainya.
pada orang lain atau badan hukum lain.
upah
hal
Imbalan/penghasilan
boleh
yang
Karena itulah pemerintah turut serta
diterima oleh pekerja tidak selamanya
dalam menangani masalah pengupahan
disebut sebagai upah, karena bisa jadi
ini melalui berbagai kebijakan yang
imbalan
dituangkan dalam Peraturan Perundang-
komponen upah. Dalam Surat Edaran
undangan.
Menteri Tenaga Kerja No.07/MEN/1990
Dalam PP No.8 tahun 1981
tentang
tersebut
bukan
Pengelompokkan
tentang Perlindungan Upah disebutkan
Upah
dan
Komponen
bahwa upah adalah suatu penerimaan
disebutkan bahwa :
dalam
Komponen
Non
Upah
sebagai imbalan dari pengusaha kepada
pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa
1. Termasuk komponen upah adalah :
yang telah dilakukan, yang dinyatakan
a. Gaji pokok; merupakan imbalan
dalam bentuk uang yang berlaku dan
dasar yang dibayarkan kepada
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian
pekerja menurut tingkat
kerja
jenis pekerjaan yang besarnya
antara
pengusaha
dengan
pekerjaan.
ditetapkan
Dari pengertian diatas jelaslah
bahwa
sesungguhnya
dibayarkan
berdasarkan
upah
yang
atau
berdasarkan
per-
tetap;
suatu
janjian.
b. Tunjangan
kesepakatan
pembayaran yang teratur ber-
para pihak, namun untuk menjaga agar
kaitan dengan pekerjaan yang
jangan sampai upah yang diterima
diberikan secara tetap untuk
terlampau rendah, maka pemerintah
dibayarkan bersamaan dengan
turut serta menetapkan standar upah
gaji pokok, seperti tunjangan
kesehatan, makan, transportasi,
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
58
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
yang tidak dikaitkan dengan
hari raya keagamaan, setiap 1 (satu)
kehadiran pekerja, dengan kata
tahun sekali.
lain tunjangan tersebut diberikan
kepada pekerja tanpa mengindahkan kehadiran pekerja dan
diberikan
bersamaan
dengan
dibayarnya gaji pokok.
Kerja
Hak
atas
perlindungan
ini
bertujuan untuk memberikan kepastian
c. Tunjangan tidak tetap; suatu
pembayaran
4. Hak Atas Perlindungan Norma
mengenai
hak-hak
pekerja
yang
yang
secara
berkaitan dengan norma kerja yang
langsung
maupun
tidak
meliputi waktu kerja, istirahat dan cuti.
langsung
berkaitan
dengan
Perlindungan
ini
sebagai
wujud
pekerja dan diberikan secara
pengakuan terhadap hak-hak pekerja
tidak tetap dan dibayarkan tidak
sebagai
bersamaan dengan pembayaran
diperlakukan secara manusiawi dengan
gaji pokok
mempertimbangkan
manusia
yang
harus
keterbatasan
ke-
memuat
per-
mampuan fisiknya.
2. Tidak termasuk komponen upah
adalah:
ini
lindungan sosial pekerja yakni mengenai
a. Fasilitas; kenikmatan dalam bentuk
norma-norma
kerja
(waktu
kerja,
nyata/natura karena hal-hal yang
istirahat dan cuti). Mengenai waktu
bersifat khusus atau untuk me-
kerja ada pembatasan waktu, apabila
ningkatkan kesejahteraan pekerja,
pekerjaan
seperti fasilitas kendaraan antar
seorang
jemput,
pekerjakan lebih dari 3 (tiga) jam sehari
rekreasi
atau
fasilitas
lainnya.
pekerja
tersebut
anak
dilakukan
yakni
tidak
mem-
dari
hasil
keuntungan
pukul 18.00 sampai pukul 06.00. selain itu
sisa waktu tersebut dapat digunakan
perusahaan atau karena pekerja
sebagai
berprestasi melebihi target produksi
minatnya melalui pendidikan.
yang
oleh
dan tidak mempekerjakan anak antara
b. Bonus; pembayaran yang diterima
normal
atau
karena
peningkatan produktivitas kerja.
c.
Hak-hak
Tunjangan
hari
raya
pengembangan
bakat
dan
Pengusaha yang mempekerjakan
anak wajib memenuhi syarat, dibawah
(THR);
pengawasan langsung dari orang tua
diberikan pekerja bersamaan dengan
atau wali dan kondisi lingkungan kerja
tidak mengganggu pekembangan fisik,
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
59
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
mental, sosial dan waktu sekolah (pasal
1. Istirahat antara jam kerja; sekurang-
71 ayat (1,2) UU No.13 tahun 2003
kurangnya setengah jam setelah
tentang Ketenagakerjaan).
bekerja selama 4 (empat) jam terus
Dan mengenai waktu istirahat
dan cuti dalam bekerja harus ada
pengaturannya,
tidak termasuk jam kerja.
pekerja
2. Istirahat mingguan; 1 (satu) hari
adalah manusia yang memerlukan waktu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
istirahat, karena itu untuk menjaga
(satu) minggu atau 2 (dua) hari
kesehatan fisiknya harus dibatasi waktu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
kerjanya
(satu) minggu.
dan
mengingat
menerus dan waktu istirahat tersebut
diberikan
hak
untuk
beristirahat.
3. Cuti tahunan; sekurang-kurangnya
Undang-undang
bidang
12 (dua belas) hari kerja setelah
ketenagakerjaan memberikan batasan
pekerja yang bersangkutan bekerja
mengenai
selama 12 (dua belas) bulan secara
hal
ini,
dalam
misalnya
untuk
pekerjaan yang bekerja 6 (enam) hari
dalam seminggu tidak boleh melakukan
terus menerus.
4. Istirahat
sepatutnya
untuk
pekerjaan lebih dari tujuh jam sehari
menjalankan kewajiban menunaikan
atau 40 (empat puluh) jam seminggu.
ibadah menurut agamanya.
Jikalau pekerjaan dijalankan pada
malam
hari
atau
berbahaya
bagi
E. Kewajiban Para Pihak Dalam
kesehatan atau keselamatan pekerja,
Perjanjian Kerja
maka waktu kerja tidak boleh lebih dari
1. Kewajiban Buruh/Pekerja
6 (enam) jam sehari atau 35 (tiga puluh
Pada
dasarnya
kewajiban
lima) jam seminggu. Setelah pekerja
buruh/pekerja dewasa dengan tenaga
menjalankan pekerjaan selama 4 (empat)
kerja anak memiliki persamaan. Dalam
jam sehari secara terus menerus, harus
KUHPerdata
diadakan waktu istirahat yang sekurang-
kewajiban buruh/pekerja diatur dalam
kurangnya
pasal 1603, 1603a, dan 1603c KUH
setengah
jam
lamanya,
dimana waktu istirahat tersebut tidak
Perdata
termasuk jam kerja dan dalam seminggu
sebagai berikut :
diadakan
1. Buruh/pekerja
sedikitnya
1
(satu)
kali
istirahat.
yang
ketentuan
pekerjaan;
pada
mengenai
intinya
wajib
melakukan
adalah
melakukan
pekerjaan
Adapun waktu istirahat dan cuti
adalah tugas utama dari seorang
meliputi :
pekerja yang harus dilakukan sendiri
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
60
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
meskipun demikian dengan seizin
tetap stabil. Waktu istirahat dan cuti
pengusaha dapat diwakilkan. Untuk
sebagaimana
itulah mengingat pekerjaan yang
istirahan antara jam kerja sekurang-
dilakukan oleh pekerja yang sangat
kurangnya setengah jam setelah
pribadi sifatnya karena berkaitan
bekerja selama 4 (empat) jam terus
dengan keahliannya.
menerus dan waktu istirahat tersebut
dimaksud
meliputi
2. Buruh/pekerja wajib mentaati aturan
tidak termasuk jam kerja dan waktu
dan petunjuk majikan/pengusaha.
cuti, sekurang-kurangnya 12 (dua
Dalam
melakukan
belas) hari kerja setelah pekerja/
buruh/
pekerja
petunjuk
yang
pengusaha.
ditaati
pekerjaannya
wajib
diberikan
Aturan
oleh
mentaati
oleh
selama 12 (dua belas) bulan secara
wajib
terus menerus (pasal 79 ayat (1), (2)
sebaiknya
abc (UU No.13 tahun 2003 tentang
yang
pekerja
dituangkan dalam peraturan perusahaan sehingga menjadi jelas
ruang
lingkup
buruh yang bersangkutan bekerja
dari
petunjuk
tersebut.
ketenagakerjaan).
2. Majikan/pengusaha
mengurus
perawatan
pengobatan;
3. Buruh/
pekerja
berkewajiban
berkewajiban
dan
majikan/pengusaha
wajib
mengurus
membayar ganti rugi atau denda;
perawatan/pengobatan bagi pekerja
jika
buruh/
perbuatan
pekerja
melakukan
yang bertempat tinggal dirumah
yang
merugikan
majikan (pasal 1602x KUHPerdata).
perusahaan baik karena kesengajaan
Dalam
atau kelalaian, maka sesuai dengan
ketenagakerjaan saat ini kewajiban
prinsip
tidak hanya terbatas bagi pekerja
hukum
pekerja
wajib
membayar ganti atau denda.
perkembangan
hukum
yang bertempat tinggal dirumah
majikan. Perlindungan bagi tenaga
2. Kewajiban Majikan/pengusaha.
kerja
1. Majikan/pengusaha
kematian
berkewajiban
memberikan istirahat/cuti.
untuk
sakit,
telah
kecelakaan,
dijamin
melalui
perlindungan Jamsostek.
Hak atas istirahat ini penting
artinya
yang
menghilangkan
3. Majikan/ pengusaha berkewajiban
memberikan
surat
kejenuhan pekerja dalam melakukan
kewajiban
pekerjaan.
ketentuan pasal 1602a KUHPerdata
Dengan
demikian
diharapkan efektivitas kerja akan
yang
ini
keterangan;
didasarkan
menentukan
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
pada
bahwa
61
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
majikan/pengusaha
memberikan
surat
wajib
A. Data Dari Jumlah Anak Bekerja Di
keterangan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 1990-
tersebut dijelaskan mengenai sifat
2000
pekerjaan yang dilakukan, lamanya
Perubahan struktur usia anak,
hubungan kerja (masa kerja).
sudah arang tentu membawa perubahan
4. Majikan/ pengusaha berkewajiban
terhadap profil ketenagakerjaan. Seperti
membayar upah; dalam hubungan
diketahui ada 2 (dua) faktor yang
kerja kewajiban utama bagi seorang
mempengaruhi keadaan ketenagakerjaan
pengusaha adalah membayar upah
yakni faktor permintaan dan faktor
kepada
penawaran. Faktor permintaan sangat
pekerjanya
secara
tepat
waktu. Ketentuan tentang upah ini
dipengaruhi
juga telah mengalami perubahan
pembangunan
pengaturan ke arah hukum publik.
faktor penawaran sangat ditentukan oleh
Hal ini terlihat dari campur tangan
perbedaan struktur usia anak yang
pemerintah
bekerja.
dalam
menetapkan
besarnya upah terendah yang harus
dibayar
oleh
pengusaha
dikenal
dengan
nama
Anak
oleh
dinamika
ekonomi,
sedangkan
yang
bekerja
yang
yang
dimaksud disini adalah mereka yang
upah
bekerja
dengan
tujuan
memperoleh
minimum regional (UMR). Campur
pengahasilan atau membantu orang tua.
tangan
Tenaga
pemerintah
menetapkan
besarnya
dalam
upah
ini
kerja
permasalahan
anak
yang
merupakan
sering
ditemui,
penting guna menjaga agar jangan
khususnya inegara-negara miskin dan
sampai besarnya upah yang diterima
negara yang sedang berkembang seperti
oleh
di Indonesia.
pekerja
terlampau
rendah,
sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidup pekerja meskipun
secara minimum sekaligus.
ANALISA KEADAAN TENAGA
KERJA ANAKDI INDONESIA
Tabel 1
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
62
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Jumlah tenaga kerja anak di Provinsi DKI Jakarta, Tahun1990-2000
Tahun
Laki-laki
Perempuan
(2)
(3)
(1)
Jumlah
(4)
1990
9.068
20.815
29.883
1995
4.437
13.258
17.695
1997
2.865
9.909
12.774
1998
3.404
9.896
13.300
1999
1.241
7.809
9.050
2000
3.607
6.330
9.907
Sumber : SP1990 , Susenas 1995 – 2000, BPS
Berdasarkan hasil dari jumlah
dibandingkan
kenaikan
anak yang bekerja seperti pada tabel
penduduk
tahun
diatas, terlihat bahwa di DKI Jakarta
mencapai 0,16%. Namun seiring dengan
masih ditemukan adanya tenaga kerja
mulai menggeliatnya kegiatan ekonomi,
anak. Walaupun cukup banyak, namun
sejak tahun 1999 jumlah dari tenaga
selama kurun waktu 1990-2000 secara
kerja anak terus mengalami angka
umum
penurunan hingga 9 ribu anak. Oleh
jumlah
tenaga
kerja
anak
cenderung mengalami penurunan.
per
jumlah
yang
hanya
karena itu, melalui reformasi ekonomi
Jumlah tenaga kerja anak pernah
yang
sekarang
terus
diupayakan
mengalami kenaikan ketika Indonesia,
diharapkan mampu meningkatkan taraf
dilanda krisis ekonomi yang terjadi pada
hidup masyarakat Indonesia, yang pada
pertengahan tahun 1997. Ini terlihat dari
akhirnya dapat menekan angka tenaga
kenaikan jumlah tenga kerja anak dari
kerja anak ke titik yang lebih rendah.
12,7 ribu anak (1997) naik menjadi 13,3
Berdasarkan hasil jumlah anak
ribu anak (1998) atau naik sebesar 1,5%.
yang bekerja pada tahun 1990-2000
Kenaikan
menunjukan suatu kenyataan, bahwa
ini
cukup
besar
jika
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
63
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
seorang yang disebut anak mengalami
8.000/minggu dengan jam kerja antara
peristiwa,
anak-anak
7-8 jam /hari. Sementara untuk yang
dimana
menghabiskan
waktunya
dengan
bekerja antara jam 8-12/hari menerima
bekerja,
dihadapkan
dengan
upah
serta
sebesar
Rp
12.000
s/d
Rp
beberapa masalah sehubungan dengan
15.000/minggu. Kondisi tempat anak-
kondisi tempat mereka bekerja.
anak bekerja tidak memadai,tidak ada
fasilitas kesejahteraan berupa jaminan
B. Kasus Pelanggaran-Pelanggaran
sosial,dan perlindungan hukum saat
Yang Terdapat Diperusahaan
melakukan pekerjaan. Adapun jenis
Dewasa ini memang sudah jarang
terdengar
praktek
penyiksaan
pekerjaan yang dilakukan oleh anak
dan
yang bekerja pada beberapa industri
pemerasan tenaga kerja anak yang
antara lain pada industri makanan,
bekerja secara langsung atau secara
dimana anak bertugas membungkus dan
terbuka.
banyak
merekat kedalam kantong makanan, di
kenyataan yang membuktikan adanya
industri plastik,anak tersebut melakukan
berbagai
eksploitasi
penyortiran
diseluruh
dunia
Namun
masih
yang
terjadi
berkaitan
dengan
industri
dan
obat
penguntingan,
nyamuk,
tugas
dan
anak
perkaryaan tenaga kerja anak dibawah
melakukan pembungkusan, menghitung,
usia.
serta memasukkan produksi kedalam
Sehubungan dengan hal tersebut,
kotak untuk dipak dan dipasarkan.
ternyata masih banyak pelanggaranpelanggaran
perusahaan
yang
di
Dari
kasus
terjadi
dalam
pelanggaran-pelanggaran yang banyak
Indonesia,
seperti
dalam perusahaan di Indonesia, yang
diwilayah sekitar Bogor, Tangerang, dan
ada
Jakarta
mempekerjakan
Tangerang,dan Jakarta utara ini,dapat di
sekitar 60.000 anak bekerja disektor
simpulkan adanya kemungkinan dari
industri.
pihak
utara
yang
Pada umumnya anak-anak bekerja
di
sekitar
perusahaan
ketentuan
wilayah
tidak
Bogor,
mengikuti
Perundang-undangan
selama 6 hari dalam seminggu dengan
tenagakerjaan
lama bekerja 7-12 jam/hari. Besar upah
syarat-syarat
perusahaan
yang
yang di terima bervariasi sesuai dengan
mempekerjakan
anak
jenis
pekerjaan yang dilakukan. Sebanyak
pekerjaan,pengaturan jam kerja dan
33,44%
pengupahan. Kemungkinan yang lain
menerima
sebesar
Rp
7.950/minggu dan 22,78% menerima Rp
terjadinya
Indonesia,
ke-
mengenai
berupa
pelanggaran-pelanggaran
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
64
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
adalah anak-anak sebagai pekerja tidak
Adapun
ciri
perjanjian
melakukan
dari
komponen yaitu perintah,pekerjaan,dan
leluasa
upah. Apabila ketiga komponen ini
bertindak semena-mena untuk memeras
terlengkapi, maka lahirlah kesepakatan
tenaga kerja anak demi kepentingan
untuk melakukan suatu hubungan,di
perusahaan yang dipimpinnya.
mana pihak
pihak
perusahaan
lebih
Untuk
terdapat
3
dalam
memahami akan hak-haknya dalam
pekerjaan,sehingga
kerja
khusus
(tiga)
yang satu mengikatkan
merealisirkan
dirinya untuk bekerja dan pihak lainnya
angka pelanggaran-pelanggaran yang
berkewajiban memberi upah. Hubungan
sering dilakukan perusahaan terhadap
ini dapat dikatakan sebagai hubungan
tenaga kerja anak di Indonesia,dapat
kerja atau dikenal dengan hubungan
diupayakan penerapan sanksi. Menurut
industrial.
Dari
UU
industrial
yang
No.13
tahun
2003
tentang
hubungan
dilahirkan
kerja/
dari
Ketenagakerjaan, bagi pengusaha yang
kesepakatan inilah, adanya keterlibatan
melanggar ketentuan dalam UU No.13
para
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
pengusaha yang dalam kesepakatan
dapat dikenakan sanksi pidana penjara
kerja disebut sebagai subjek hukum
paling sedikit 2 (dua) tahun dan paling
ketenagakerjaan,
lama 5 (lima) tahun, dan sanksi lainnya
mengenai syarat-syarat kerja,hubungan
adalah
kerja, dan keadaan ketenagakerjaan atau
berupa
sanksi
administatif,
pencabutan izin perusahaan.
Dasar
hukum yang memperjelas ketentuan
pihak
disebut
yaitu
pekerja
yang
dengan
dengan
mengatur
objek
hukum
ketenagakerjaan.
tersebut terdapat pada pasal 183 jo pasal
Pada dasarnya dalam
190 UU No.13 tahun 2003 tentang
membuat suatu perjanjian kerja antara
Ketenagakerjaan
pekerja dengan pengusaha didasarkan
pada konsep awal perjanjian, yang
C. Bentuk Perjanjian Kerja Untuk
memuat ketentuan didalamnya, salah
satunya adalah syarat sahnya suatu
Tenaga Kerja Anak
Perjanjian kerja adalah perjanjian
perjanjian.
Menurut
KUHPerdata,
untuk
pasal1320
sahnya
suatu
antara pekerja dengan pengusaha atau
perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat
pemberi kerja yang memuat syarat-
yaitu:
syarat kerja,hak ,dan kewajiban para
1. Sepakat mereka yang mengikatkan
pihak.
dirinya.
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
65
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
2. Cakap untuk membuat suatu
minggu tidak ada perlawanan dari orang
perjanjian.
tua atau wali anak yang bekerja tersebut,
3. Mengenai suatu hal tertentu.
dapat dinyatakan telah diberi kuasa atau
4. Suatu sebab yang halal.
persetujuan
Sehubungan
dengan
syarat
untuk
pekerjaan,
tetap
melakukan
tentunya
dengan
kedua yaitu cakap untuk membuat suatu
memperhatikan jenis pekerjaan yang
perjanjian dalam perjanjian kerja yang
akan dilakukannya.
dilakukan oleh pengusaha dengan tenaga
kerja anak, dapat dibuat dalam bentuk
KESIMPULAN
tertulis maupun dalam bentuk lisan.
1.
Berbagai
bentuk
perlindungan
Perihal perjanjian kerja yang dibuat
bagi tenaga kerja anak selain yang
dalam bentuk tertulis oleh kedua belah
terdapat pada UU No13 tahun
pihak,
2003 tentang Ketenagakerjaan,
hal
tersebut
juga
dapat
melibatkan pihak lain yakni orang tua
ada
atau wali dari anak yang bekerja,
perlindungan anak yang terpaksa
mengingat ketidakcakapan usia anak
bekerja
untuk membuat suatu perjanjian kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
yang
Nomor:PER-01/MEN/1987,
harus
memperhatikan
atau
pula
pengaturan
yang
tentang
terdapat
pada
dan
mensesuaikan dengan kondisi anak yang
terdapat pada UU No.1 tahun
masih
dengan
1951
Apabila
berlakunya Undang-undang Kerja
lemah
kondisi
dibandingkan
orang
dewasa.
perjanjian kerja itu disetujui oleh pihakpihak
yang
bersangkutan,
maka
tentang
Pernyataan
No.12 tahun 1948.
2.
Untuk merealisirkan ekspoitasi
perjanjian itu dapat dikatakan telah
terhadap tenaga kerja anak dapat
melahirkan
diusahakan
kesepakatan
dalam
hubungan kerja.
sanksi,
Dan mengenai perjanjian kerja
berupa
bagi
penerapan
pengusaha
yang
melanggar ketentuan Perundang-
yang dibuat dalam bentuk lisan, menurut
undangan
pasal 1601h KUHPerdata buku ketiga
Ketenagakerjaan yakni UU No.13
tentang perjanjian, apabila seorang anak
tahun
yang dinyatakan belum dewasa atau
Ketenakerjaan.
yang belum mampu untuk membuat
3.
Indonesia
mengenai
2003
tentang
Para pihak yang terlibat dalam
perjanjian kerja, tetapi telah melakukan
hukum
pekerjaan selama kurun waktu 6 (enam)
bukan
Ketenagakerjaan
saja
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
melibatkan
ini,
pihak
66
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
pekerja dengan pihak pengusaha
dihapuskan dengan berbagai cara antara
melainkan juga melibatkan pihak
lain, melakukan tindakan yang lebih
pemerintah yang ikut serta dalam
tegas
mengatur masing-masing hak dan
mengeksploitasi tenaga kerja anak demi
kewajiban dari pihak pekerja dan
untuk kepentingan diri sendiri.
terhadap
pihak-pihak
yang
pihak pengusaha. Adapun tujuan
dari keterlibatan dari pemerintah
ini, agar pihak pekerja dan pihak
DAFTAR PUSTAKA
Djumadi,
Hukum
Perburuhan
pengusaha mempunyai hak dan
Perjanjian Kerja, PT Raja
kewajiban yang seimbang.
Grafindo
Persada,
Jakarta,
2002.
Gosita
SARAN
1.
Arif,
Korban
Beberapa peraturan perundang –
Kejahatan,
undangan yang berkaitan dengan
Pressindo, Jakarta, 1993.
kesejahteraan anak dan
Husni
Lalu,
Akademika
Pengantar
Hukum
perlindungan anak harus
Ketenagakerjaan
diutamakan sehingga tidak ada
PT Raja Grafindo Persada,
lagi eskploitasi terhadap anak
Jakarta, 2003.
diberbagai bidang khususnya
Perikatan, Bandung 1982.
Mengoptimalkan agar lembagalembaga
yang
terkait
hukum
Ketenagakerjaan
Indonesia,
Kadir Muhammad Abdul , Hukum
dalam bidang ketenagakerjaan.
2.
Masalah
Kartasapoetra
dalam
Gunawi,
Perburuhan
Hukum
Pancasila
Di
ini,
dalam pelaksanaan hubungan
khususnya Departemen Tenaga
kerja , Bina Aksara, Jakarta,
Kerja
1988.
(Depnaker)
mengadakan
pemeriksaan secara rutin terhadap
perusahaan-perusahaan,
Sendjun,
Pokok-pokok
Hukum
Ketenagakerjaan
melanggar ketentuan Perundang-
Indonesia,
Rineka
undangan di Indonesia yakni UU
Jakarta, 1990.
No.13
tahun
yang
Manulang
2003
tentang
Ketenagakerjaan.
diperlukan,
tenaga
kerja
anak
Purnadi,
&
Soejono
Soekanto, Sendi-sendi Ilmu
kebijaksanaan pemerintah
sangat
Purbacaraka
Cipta,
agar
eksploitasi
dapat
Hukum Dan Tata Hukum,
Bandung, 1993.
segera
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
67
Puji Purnamawati - Iskandar Zulkarnaen
Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja Anak di Indonesia
Rokhani Endang, Pengetahuan Dasar
Tentang
Hak-hak
Buruh,
Yokama PGI, Jakarta, 2002.
Soepomo Imam, Pengantar Hukum
Perburuhan,
Djambatan,
Jakarta, 1983.
Penyelesaian
Perburuhan.
Perselisihan
LN
No.
42
Tahun 1957 TLN No. 1227.
_______,Undang-undang No.23 Tahun
2002 tentang Perlindungan
Anak.
LN. No. 09 Tahun 2002 TLN
Hukum
Perburuhan
Bidang
Keselamatan Kerja, Pradiya
Paramita, Jakarta, 1988.
Simanjuntak
Pijaman
Ekonomi
J,
Daya
Manusia, Jakarta, 1985.
LN No.39 Tahun 2003 TLN
No. 4279.
_______,Undang-undang No.39 Tahun
Subekti, Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUHPERDATA).
Badan Pembinaan Hukum Nasional,
Departeman
_______,Undang-undang No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pengantar
Sumber
No. 4235.
Kehakiman,
1999
tentang
Hak
Asasi
Manusia (HAM).
LN No. 165 Tahun 1999 TLN
No. 3886.
Masalah Anak Yang Bekerja
Dibawah Usia Kerja, Jakarta,
1983.
Pusat Informasi Dalam Pembangunan,
PDII LIPI, Tenaga Kerja
Anak Di Indonesia, Jakarta,
1995.
Profil Kependudukan Provinsi DKI
Jakarta,
Katalog
BPS:
3201:31.
Indonesia, Peraturan Pemerintah No.8
Tahun
1981
tentang
Perlindungan Upah. LN No.
8 Tahun 1981 TLN No.83290
,Undang-undang
Tahun
1959
No.22
tentang
Lex Jurnalica/ Vol. 2 /No.1/ Desember 2004
68
Download