STUDI KASUS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL

advertisement
STUDI KASUS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF
KAPITAL DAN HURUF MIRING PADA ARTIKEL ILMIAH :
OPINI 1
Fifeka Onanda Wahid2
NIM 1210963011
PENDAHULUAN
Artikel ilmiah adalah karangan ilmiah yang digunakan atau dimuat dalam
majalah,surat kabar ataupun brosur.Penyajian karya ilmiah ini dilakukan secara
populer yaitu menggunakan analisis sederhana sehingga mudah dipahami semua
kalangan (Wahid:2014). Lebih jauh, artikel opini dapat didefinisikan sebagai
tulisan
dalam
media
cetak
yang
memasukkan
pendapat
penulis
didalamnya(Imadha:2013).
Walaupun ditulis secara populer, Opini sebagai karya ilmiah, penulisannya
hendaknya tetap mengikuti aturan atau kaidah penulisan karya ilmiah yang benar
yakni penulisan yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.Pedoman tersebut
berdasarkan kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2009 Tanggal 31 Juli 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
1
2
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
Penulis adalah seorang mahasiswa di Jurusan Sistem Informasi,fakultas Teknologi Informasi.
Bahasa Indonesia berperan penting dalam membentuk kepribadian dan
karakter.Penggunanan
bahasa
Indonesia
dapat
menunjukkan
kepribadian
pemakainya.(Solin:tt)
Bahsa Indoneisa sebagai akar dan produk budaya juga berperan sebagai
sarana berpikir.Dengan bahasa seseorang menyajikan hasil pemikirannya agar
dapat dinikmati oleh orang lain.Oleh karena itu,jika cermat dalam menggunakan
bahasa maka akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin
dari daya nalar (pikiran) (Solin:tt)
Penulis akan menganalisa kesalahan penggunaan huruf kapital dan huruf
miring pada opini yang tercantum pada koran Genta Andalas edisi Mei 2014
berjudul “Festival Langkisau ,Alek Gadang Urang Painan” .Penulis tertarik untuk
mengulas opini tersebut karena koran Genta Andalas adalah koran yang
diterbitkan olehUnit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas yang dijalankan
oleh rekan-rekan mahasiswa Universitas Andalas.Selain itu opini tersebut juga
mengulas tentang kebudayaan masyarakat Minangkabau yang harus bersamasama kita lestarikan.
Dalam penulisan makalah ini, Penulis mencoba menganalisa opini tersebut
berdasarkan pengetahuan yang penulis dapatkan dari matakuliah bahasa Indonesia
yang di bimbing oleh ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Ed beserta sumber-sumber
pembelajaran lainnya.
Makalah ini ditulis bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan
huruf kapital dan huruf miring pada opini “Festival Langkisau ,Alek Gadang
Urang Painan” . Diharapakan dengan mengetahui kesalahan Penggunaan huruf
kapital dan huruf miring pada opini tersebut penulis dapat meningkatkan
pengetahuan penulis serta pembaca.
Dalam proses penulisan makalah ini,penulis menggunakan metode studi
kasus.Menurut Wilardjo (1994:2)
“Studi kasus memanfaatkan teknik-teknik
telaah pengamatan,dan bertujuan memberikan gambaran suatu situasi tertentu
sedemikian rupa sehingga diperoleh kejelasan atas suatu asa [harapan] yang lebih
rampat[general]”
Sebelum melakukan analisa secara mendalam terhadap opini yang akan
penulis bahas,penulis berhipotesa bahwa terdapat beberapa kesalahan penggunaan
huruf kapital dan kata baku pada opini “Festival Langkisau ,Alek Gadang Urang
Painan ”.
Didalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2009 Tanggal 31 Juli 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat beberapa ketentuan
A. Huruf kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan
ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
yang diikuti nama orang, instansi, atau tempat yang digunakan
sebagai pengganti nama orang.Huruf Kapital tidak digunakan jika
tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat.
6. A.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang dengan catatacn tidak dipakai pada de, van, der, von, da, bin,
atau binti.
B.huruf kapital digunakan pada huruf pertama singkatan nama
orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran
C.Huruf kapital tidak dipakai untuk nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.Huruf kapital tidak dipakai untuk nama bangsa,
suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata
turunan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan unsur-unsur nama peristiwa sejarah. Huruf
kapital tidak dipakai untuk peristiwa sejarah yang tidak diguhakan
sebagai nama.
9. A.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
diri geografi dan unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri
geografi. Huruf kapital tidak dipakai untuk unsur geografi yang
tidak diikuti oleh nama diri geografi dan nama diri geografi yang
digunakan sebagai penjelas nama jenis.
B. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama diri atau nama diri
geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan
budaya
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan
nama dokumen resmi kecuali kata tugas, seperti, dan, oleh, atau,
dan untuk
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah,
surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang digunakan dalam penyapaan atau
pengacuan
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang
digunakan dalam penyapaan
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti
keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan
lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan
lengkap itu.
B. Huruf miring
1. 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan
dirujuk dalam tulisan tidakditulis dengan huruf miring, tetapi diapit
dengan tanda petik.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau
ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
PEMBAHASAN
Berdasarkan opini yang penulis amati terdapat sejumlah kesalahan
penulisan di dalamnya. Namun, dalam pembuatan makalah, penulis tidak
menganalisa semua kata dan kalimat pada setiap paragraf, melainkan berdasarkan
kesalahan-kesalahan yang terjadi.Di sini penulis akan mencantumkan kembali
kalimat dimana terdapat kesalahan agar pembaca ikut menganalisa secara utuh.
Kesalahan dalam penggunaan huruf kapital :
1. Kalimat satu paragraf empat
“Perayaan Festival Langkisau merupakan ajang hiburan sekaligus
wisata budaya yang mengiangkat keunikan daerah yang dikenal
dengan masasakan tradisional Rendang Lokan ini. ”
Pada kalimat ini penulis opini menggunakan huruf kapital pada
kata Perayaan ,Frasa Festival Langkisau dan frasa Rendang
Lokan.Penggunanaan huruf kapital pada kata Perayaan telah tepat
dikarenankan
kata
tersebut
terdapat
pada
awal
kalimat.Selanjutnya,Huruf Kapital pada huruf pertama unsur-unsur
frasa Festival Langkisau juga dapat dibenarkan karena merupakan
sebuah nama resmi.Walaupun sekilas terlihat benar,huruf kapital pada
frasa Rendang Lokan tidak dapat digunakan.
Rendang Lokan
bukanlah sebuah nama resmi.Sekilas kita
menganggap setiap nama harus menggunakan huruf kapital pada huruf
pertama setiap unsur-unsurnya, akan tetapi sebenarnya terdapat
ketentuan lebih lanjut nama mana saja yang dapat menggunakan huruf
kapital.Secara garis besar nama yang menggunakan huruf kapital
adalah (a) nama yang berhubungan dengan agama, (b) gelar
kehormatan yang diikuti nama orang, (c)nama jabatan yang diikuti
nama orang, (d)nama orang, (d)nama bangsa,suku bangsa, (e)nama
bahasa,tahun,bulan hari,hari raya, (f)nama diri geografi dan (g)nama
resmi.
Rendang Lokan merupakan nama sebuah makanan dimana
penggunaanya tidak akan jauh berbeda dengan kalimat “Ibu memakan
jeruk.” Pada kalimat tersebut terdapat nama makanan yaitu jeruk, akan
tetapi kita tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama kata
tersebut.
2. Kalimat dua paragraf lima
“Di area utama festival,terdapat panggung pementasan dan
sejumlah stand-stand pameran yang diikuti oleh berbagai elemen
masyarakat,seperti Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat,dinasdinas pemerintahan,kecamatan,perbankan,dan lain sebagainya”
Didalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan terdapat pula sebuah aturan mengenai singkatan.
”Singakatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama dokumen resmi
yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik” (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia :2013)
Berdasarkan sumber tersebut dapat kita simpulkan penggunaan
huruf kapital pada UKM dapat dibenarkan.Akan tetapi huruf kapital
tidak dapat digunakan pada frasa Usaha Kecil Menengah karena bukan
merupakan nama resmi.Bisa kita liha pula frasa dinas-dinas
pemerintahan dan kecamatan tidak menggunakan huruf kapital pada
huruf pertama unsur-unsurnya.Hal ini disebabkan karena frasa-frasa
tersebut bukan merupakan sebuah nama resmi.
3. Kalimat empat paragraf lima
“Siapa yang menyangka kota yang biasanya sepi pada malam hari
ini,tiba-tiba dipenuhi lautan manusia yang tumpah ruah selama
Festival berlangsung”
Kta Festival tidak tepat menggunakan huruf kapital karena bukan
merupakan nama resmi.Hal ini akan sangat berbeda jika disana tertulis
Festival Langkisau karena merupakan sebuah nama resmi.
4. Kalimat empat paragraf enam
“Biasanya pada festival ini diadakan beberapa acara seperti
pertunjukkan seni budaya Pesisir Selatan,stand pameran,Lomba Selaju
Sampan,mangaik mungkih,pawai budaya,marching band,olahraga
paralayang,voli pantai di Pantai Sago,dan penutupan yang Biasanya
ditutup dengan Pemilihan Uda dan Uni duta wisata Pesisir Selatan”
Terdapat beberapa kesalahan di dalama kalimat tersebut. Pada frasa
lomba Paralayang, kata Paralayang menggunakan huruf kapital pada
huruf pertma kata tersebut.Huruf kapital tidak bisa digunakan karena
kata tersebut bukanlah nama resmi dan tidak memiliki alasan
berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan yang dapat mendukungnya untuk menggunakan huruf
kapital.Jika kita telaah, kata Paralayang tersebut sama saja dengan
nama olahraga-olahraga lainnya yang tidak menggunakan huruf kapital
sebagai huruf pertama unsur-unsurnya.Seperti pada kalimat “Budi
bermain voli.” Kata voli tidak perlu menggunakan huruf kapital.
Kesalahan dalam penulisan paralayang terdapat pada beberapa
kalimat berikutnya yaitu pada kalimat satu dan kalimat dua paragraf
delapan.
Pada kalimat ini juga terdapat kesalahan penggunaan kapital pada
frasa Pemilihan Uda dan Uni duta wisata Pesisir Selatan. Frasa
tersebut seharusnya tetap menggunakan huruf kapital pada huruf
pertama kata duta dan kata wisata karena merupakan rangkaian nama
resminya.Kata yang tidak boleh menggunakan huruf kapital dalam
huruf pertama unsurnya adalah kata tugas , seperti dan,oleh,atau, dan
untuk.
5. Kalimat dua paragraf tujuh
“Pada acara pementasan seni ditampilkan berbagai kesenian daerah
misalnya Tari Piring,Pasambahan dan sebagainya.”
Kesalahan terdapat pada Tari Piring dan Pasambahan.Keduanya
tidak dapat menggunakan huruf kapital karena bukanlah nama resmi
dan tidak memiliki alasan berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan yang dapat mendukungnya untuk
menggunakan huruf kapital.
6. Kalimat satu paragraf sembilan
“Olahraga lain yang juga turut meramaikan Festical Langkisau
adalah Selaju Sampan.”
Serupa dengan kasus kata paralayang sebelumnya,kata selaju
sampan disini hanya sebagai sebuah nama olahraga.Nama olahragaolahraga lainnya juga tidak menggunakan huruf kapital sebagai huruf
pertama unsur-unsurnya.
7. Kalimat satu paragraf sepuluh
“Selain perlombaan olahraga dan pengenalan pariwisata,pada
Festival Langkisau juga diselenggarakan pemilihan Uda dan Uni
Pesisir Selatan”
Huruf Kapital tidak dapat digunakan pada kata Uda dan Uni
dikarenakan tidak diikuti oleh dengan dengan nama orang.
8. Kalimat dua paragraf sepuluh
“Pemilihan Uda dan Uni ini merupakan duta pariwisata Kabupaten
Pesisir selatan”
Huruf Kapital tidak dapat digunakan pada kata Uda dan Uni
dikarenakan tidak diikuti oleh dengan dengan nama orang.Berbeda
dengan kasus nomor empat, frasa Pemilihan Uda dan Uni duta wisata
Pesisir Selatan dimana pembetulannya adalah Pemilihan Uda dan Uni
Duta Wisata Pesisir Selatan, kata Uda dan Uni menggunakan huruf
kapital dikarenakan adalah sebuah nama resmi.
Kesalahan dalam menggunakan huruf miring:
1. Kalimat dua paragraf tujuh
“Biasanya pada festival ini diadakan beberapa acara seperti
pertunjukkan seni budaya Pesisir Selatan,stand pameran,Lomba Selaju
Sampan,mangaik mungkuih, pawai budaya, ”
Kata “stand” seharunys dicetak miring karena merupakan bahasa
asing yaitu bahasa Inggris.
2. Kalimat tiga paragraf sepuluh
“Pada Grand Final Uda dan Uni Pesisir selatan ini semua peserta
diwajibkan mengenakan pakaian daerah Minangkabau lengkap dengan
aksesorisnya”
Kata “Grand Final ” seharunys dicetak miring karena merupakan
bahasa asing yaitu bahasa Inggris.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penulisan
opini pada koran Genta masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan EYD
terutama penggunaan huruf kapital dan huruf miring.Walaupun begitu secara garis
besar penulisan telah dilakukan dengan cukup baik.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Imadha,Hariyanto.2013.Bahasa:Beda Artikel Opini dengan Artikel
Ilmiah,(Online),( http://bahasa.kompasiana.com/2013/09/06/bahasabeda-artikel-opini-dengan-artikel-ilmiah-587195.html), diakses 4 Juni
2014.
Sandrawati,neny .2014.”Festival Langkisau,Alek Gadang Urang Painan”.Genta
Andalas,hlm.19.
Solin,Mutsyuhito.tt.”Peranan Bahasa Indonesia Dalam Membangun Karakter
Bangsa”.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.2012.Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung:Yrama Widya.
Wahid, Fifeka Onanda. 2014. “Teknik Penulisan Karya Ilmiah”. (Catatan Bahasa
Indonesia).
Wiliardjo,L.1994.Studi Kasus:Sebuah Panduan Praktis.Jakarta:PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Download