APLIKASI MOBILE MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTORDANFORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA 1Fransiskus Xaverius Kurniawan Malo, 2Albertus Joko Santoso Pascasarjana Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 55281, Indonesia 2Dosen Pascasarjana Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 55281, Indonesia email: [email protected], [email protected] 1Mahasiswa Abstract Cancer is a condition in which cells have lost control to their normal mechanism, thus, they abnormally grow fast and uncontrolled. Breast cancer (carcinoma mammae) is a malignant neoplasm disease derived from the parenchyma [1]. Breast cancer is one of the most fatal diseases for those infected. In Indonesia, breast cancer ranks the second highest cause of death for women [2]. Effectively, it is caused by lack of knowledge about the breast cancer symptoms, delays in the examination, lack of easy-to-use means to early diagnose breast cancer. The main issue investigated in this research is, how to analyze the uncertainty of the breast cancer symptoms in order to detect the disease and its stage. Therefore, the study purpose consists of how to apply the expert system approach in reasoning. It is so, to solve the problem so that the knowledge is stored in a database to be processed using certainty factor and forward chaining methods. The result indicates that the designed application runs well and is able to diagnose the symptoms of breast cancer uncertainty, besides it helps to determine its stage while using certainty factor and forward chaining methods. In the medical field, this method is able to contribute as an approach to deal with breast cancer. Furthermore, the application is designed to everyone to diagnose breast cancer without spending tremendous expenses. Keywords: breast cancer, expert systems, certainty factor, forward chaining Abstrak Penyakit kanker adalah sebuah kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma [1]. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada penderitanya. Di negara Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian tertinggi pada perempuan [2]. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gejala kanker payudara, keterlambatan dalam pemeriksaan, minimnya media yang mudah digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara secara dini. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana mengolah ketidakpastian gejala penyakit kanker payudara untuk mendeteksi penyakit dan stadiumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan sistem pakar dari proses penalaran seorang ahli untuk membantu dalam penyelesaian masalah sehingga pengetahuannya disimpan dalam basis pengetahuan untuk diproses menggunakan aplikasi yang akan dibangun menggunakan metode certainty factor dan forward chaining. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi yang dibangun dapat berjalan dengan baik dan dapat mendiagnosis ketidakpastian gejala penyakit kanker payudara serta mengetahui stadium nya dengan menggunakan metode certainty factor dan forward chaining. Metode ini dapat memberikan kontribusi dalam dunia kesehatan yang berhubungan dengan penyakit kanker payudara. Selain itu aplikasi yang dibangun dapat digunakan setiap orang untuk mendiagnosis penyakit kanker payudara tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Kata kunci: kanker payudara, sistem pakar, certainty factor, forward chaining 154 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 1. PENDAHULUAN Penyakit kanker adalah sebuah kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma[1]. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada penderitanya. Di negara Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian tertinggi pada perempuan[2]. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gejala kanker payudara, keterlambatan dalam pemeriksaan, minimnya media yang mudah digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara secara dini. Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di Indonesia. Sejak 1988 kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 2002-2003, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 [3]. Sistem pakar adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan pakar untuk mencapai performa keputusan tingkat tinggi dalam domain masalah sempit [4]. Sistem pakar tidak untuk menggantikan kedudukan pakar tetapi untuk memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Untuk membangun sistem pakar yang baik diperlukan beberapa komponen, antara lain [5] : a. AntarMukaPengguna (User Interface) Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam situasi tertentu, maka sistem harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang tidak memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi antar sistem dan pemakaianya (user) yang disebut sebagai antar muka. Antar muka yang efektif dan ramah penggunaan (user-friendly) penting sekali terutama bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar. b. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar dalam format tertentu. Pengetahuan ini diperoleh dari akumulasi pengetahuan pakar dan sumberpengetahuan lainnya. Pada sistem pakar ini basis pengetahuan terpisah dengan mesin inferensi. Pemisahan ini bermanfaat untuk pengembangan sistem pakar secara leluasa disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan. c. MesinInferensi (Inference Machine) Program komputer yang menyediakan metodologi untuk melakukan penalaran tentang informasi pada basis pengetahuan dan memori kerja serta untuk merumuskan kesimpulan. Komponen ini menyajikan panduan menggunakan pengetahuan dari sistem dengan membangun agenda yang mengelola dan mengontrol langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah ketika dilakukan konsultasi. d. MemoriKerja (Working Memory) Memori kerja, merupakan bagian sistem pakar yang menyimpan faktafakta yang diperoleh saat dilakukan 155 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 proses konsultasi. Bukti inilah yang nantinya akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan pemecahan masalah. Metode certainty factor digunakan untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian data. Metode ini merupakan nilai parameter klinis yang digunakan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Ada 2 macam faktor kepastian yang digunakan yaitu [6] : a. Faktorkepastian yang diisikanolehpakarmenggambarkankep ercayaanoakarterhadaphubunganantac edentdankonsekuen. b. Faktorkepastian yang diisikanolehpengguna yang menunjukkanbesarnyakepercayaanterh adapkeberadaanmasingmasingelemendalamantacedent. Metode forward chaining adalah pendekatan berdasarkan data (data driven). Dalam pendekatan ini pelacakan di mulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF THEN[7]. Forward Chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru 23 konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining[8]. jenis penyakit mata yang diderita seseorang menggunakan metode forward chaining. Menjelaskan bahwa persentase gejala yang diderita seseorang menunjukan jenis penyakit mata. Kemungkinan penyakit mata yang ditampilkan sesuai dengan pengelompokan jenis penyakit mata yang didapat dari pakar. Pasien dapat menggunakan sistem dengan cara mendaftar terlebih dahulu untuk dapat melakukan diagnosa dan sistem hanya dapat melayani satu pasien saja untuk mendiagnosa penyakit mata. Sistem hanya dapat mengenali penyakit mata yang ada dalam tabel kebenaran yang sudah ditentukan [9]. Penelitian yang dilakukan oleh Rama, dkk (2013) dengan judul Rancang Bangun Aplikasi Mobile Untuk Mendiagnosa Penyakit Umum Dengan Metode Certainty Factor Menggunakan Teknologi Android. Dalam penelitiannya kasus yang diambil adalah penyakit umum yang dibutuhkan adanya aplikasi sehingga dapat memberikan informasi kepada seseorang akan adanya kemungkinan penyakit pada tubuh mereka agar dapat ditindak lanjuti lebih dini. Berdasarkan hasil pengujian dan analisa, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut[10]: Hasil perbandingan antara diagnosa dengan menggunakan sistem dan tanpa menggunakan sistem menunjukkan sistem tersebut sudah mampu mendeteksi penyakit dengan baik dan hasilnya sama melalui masukan gejala fisik. Data gejala diinputkan oleh pengguna merupakan representasi dari jenis penyakit yang dideritanya berdasarkan gejala yang dirasakan. Pada metode CF ini, terdapat suatu kondisi dimana hanya seorang pakar yang dapat memberikan rekomendasi keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Rika, dkk (2012) Pembangunan Aplikasi Sistem 2. KAJIAN LITERATUR Penelitian yang dilakukan oleh Hamdani (2010) dengan judul Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata. Permasalahan yang diangkat adalah peneliti menganggap mata adalah organ tubuh yang paling penting untuk dijaga dan dideteksi sejak dini dari 156 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Certainty Factor Padasesikonsultasisistem, pasienatauuserdiberipilihanjawaban yang masingmasingmemilikibobotsebagaiberikut: Ya = 1 Tidak = 0 Kemudian user mengisikan mengisikan tingkat keyakinan dari 0 sampai dengan 1 dengan pemberian bobot sebagai berikut: Sangat Yakin = 0,8 – 1 Yakin = 0,6 – 0,8 Cukup Yakin = 0,4 – 0,6 Tidak Yakin = 0 – 0,4 Nilai 0 menunjukkan bahwa user tidak mengalami gejala seperti yang ditanyakan oleh sistem. Sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa user mengalami gejala seperti yang ditanyakan sistem. Dalam proses perhitungan CF diawali dengan pemecahan sebuah aturan (rule) yang memiliki premis (gejala) majemuk, menjadi aturan-aturan (rules) yang memiliki premis tunggal. Selanjutnya setiap rule baru dihitung dengan menggunakan persamaan: CF(H,E) = CF(E)*CF(rule) =CF(user)*CF(pakar) [3.1] Sehingga setelah diperoleh nilai CF untuk masing-masing rule, kemudian nilai CF tersebut dikombinasikan dengan persamaan: CFcombine (CF1,CF2) = CF1 + CF2 (1 CF1)[3.2] Sebagai contoh, berikut ini adalah proses pemberian bobot pada pada setiap premis (gejala) hingga memperoleh nilai CF untuk penyakit kanker payudara: Aturan 1 : JIKA Benjolan/penebalan di sekitar payudara DAN Perubahan ukuran dan bentuk payudara (puting masuk ke dalam) DAN Rasa nyeri yang tak kunjung hilang di bagian tertentu payudara Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi. Dalam penelitian ini kasus yang diambil adalah macam penyakit tanaman padi yang dirasa dapat memperkaya pengetahuan mengenai penyakit tanaman padi dengan menggunakan metode forward chaining. Hasil yang di dapat dalam penelitian ini adalah [11]: Pengetahuantentangpenyakitpadidapa tdiinformasikansecaraterkomputerisasi denganmetodeinferensiforward chaining di sistempakar yang dapatmembantupetugaspenyuluh di DinasTanamanPangandanHortikultura dalammelaksanakantugasnyasecaralebi hefisien. Aplikasisistempakar yang dibangundapatdijadikansebagaialterna tifkeduasetelahpakardalammelakukan konsultasisertadapatmembantumemud ahkan user yaitupenyuluhdalammengetahuipenge tahuantentangpenyakittanamanpadiser tacarapengendaliannya. Hasilpengujiandenganmenggunakanmet odeBlack box bahwa pada aplikasi system pakar bias berjalan dengan baik dan bias menghasilkan output yang diharapkan serta bias dipakai pada tahap konsultasi. 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat dua metode yang digunakan, yaitu certainty factor dan forward chaining.Metode certainty factordapat membantu untuk mendiagnosis ketidakpastian penyakit kanker payudara. Sedangkan metode forward chaining membantu untuk mendeteksi stadium penyakit kanker payudara. Semua proses yang terjadi membutuhkan variable data berdasarkan umpan (feedback)yang diberikan oleh pasien, kemudian dapat diproses oleh sistem sehingga dapat menemukan hasil yang diinginkan. 157 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 DAN Keluarnya cairan dari puting secara tiba-tiba MAKA kanker payudara Langkah pertama, pakar menentukan nilai CF untuk masing-masing gejalasebagai berikut: CFPAKAR (Benjolan/penebalan di sekitar payudara) = 0.75 CFPAKAR(Perubahan ukuran dan bentuk payudara, puting masuk ke dalam) = 0.7 CFPAKAR(Rasa nyeri yang tak kunjung hilang di bagian tertentu payudara) = 0.7 CFPAKAR(Keluarnya cairan dari puting secara tiba-tiba) = 0.5 CF 1.1 = 0.65*0.7 = 0.455 CF 1.2 = 0.7*0.1 = 0.07 CF 1.3 = 0.7*0.5 = 0.35 CF 1.4 = 0.5*0.2 = 0.1 Mengkombinasikan CF 1.1 dengan CF 1.2 untuk persamaan [3.2] CFCOMBINE (CF1,CF2) = CF1 + CF2 (1 CF1) CFCOMBINE (CF 1.1, CF 1.2) = 0.455 + 0.07(1 – 0.455) = 0.49315 CFOLD Mengkombinasikan CFOLD dengan CF 1.3 CFCOMBINE (CFOLD, CF 1.3) = 0.49315 + 0.35 (1 – 0.50685) = 0.6705475 CFOLD1 Mengkombinasikan CFOLDI dengan CF 1.4 CFCOMBINE (CFOLD1, CF 1.4) = 0.6705475 + 0.1 (1 – 0.6705475) = 0.70349275 CFOLD2 Dengan hasil CF yang didapat kemudian dibandingkan dengan aturan yang ditentukan oleh pakar yaitu : JIKA CF ≥ 0.8 MAKA Kanker Payudara. Jadi berdasarkan kasus di atas user tidak terdiagnosa kanker payudara dengan CF = 0.70349275 Dari analisis di atasmakadidapat CF ruleberikut yang tercatatdalamsebuahtabeldimana CF ruletersebutakandigunakansebagai variable data sistemgunamenentukanhasildarikonsultasi user mengidapkankerpayudaraatautidak, berikutadalahtabel variable data yang didapatdaripakar yang akandibandingkandengankonsultasi user di dalamsistem: Tabel 1. Data gejala stadium awal (stadium1) Nilai No Gejala CF rule 1 Pola hidup yang tidak sehat 0.3 2 Genetik 0.35 3 Gender 0.45 4 Usia 0.4 5 Riwayat keluarga 0.5 6 Perokok aktif dan pasif 0.2 7 Kurangnya konsumsi 0.2 vitamin Misalkan pasien atau user menjawab sebagai berikut: Benjolan/penebalan di sekitar payudara (YAKIN) = 0.7 Perubahan ukuran dan bentuk payudara, puting masuk ke dalam (TIDAK YAKIN) = 0.1 Rasa nyeri yang tak kunjung hilang di bagian tertentu payudara (CUKUP YAKIN) = 0.5 Keluarnya cairan dari puting secara tibatiba (TIDAK YAKIN) = 0.2 Aturan awal yang memiliki 4 premis dipecah menjadi aturan yang memiliki premis tunggal, sehingga menjadi: Aturan 1.1 JIKA Benjolan/penebalan di sekitar payudara MAKA Kanker Payudara Aturan 1.2 JIKA Perubahan ukuran dan bentuk payudara (puting masuk ke dalam) MAKA Kanker Payudara Aturan 1.3 JIKA Rasa nyeri yang tak kunjung hilang di bagian tertentu payudara MAKA Kanker Payudara Aturan 1.4 JIKA Keluarnya cairan dari puting secara tiba-tiba MAKA Kanker Payudara Aturan-aturan baru tersebut kemudian dihitung dengan perhitungan perkalian CF(pakar) dengan CF(user)[3.1], sehingga menjadi: 158 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pola makan yang tidak teratur Nyeri tulang Mual Kehilangan nafsu makan Penurunan berat badan Sesak nafas Kelemahan otot Sakit kepala berkepanjangan Insomnia ISBN 978-602-73690-6-1 0.4 5 0.15 0.5 0.4 0.15 0.75 0.7 0.7 0.5 Terkadang susah dalam bernafas 5 Tabel 3. Data gejala stadium 3 Presentase No Gejala (%) 1 Puting susu 75 mengeluarkan cairan secara tiba-tiba 2 Pencernaan terganggu 10 3 Benjolan pada payudara 15 semakin membesar Gejala Stadium 4 Gejalapadaseluruh Stadium disertaidengangangguanpadaGinjal = G9 4.3 Input Berikutadalah variable input yang diisikan user (pasien): Nama user (pasien) Jawabanpertanyaangejala (Y/T) 4.4 Output Nama user (pasien) Kesimpulan(MengidappenyakitKa nkerpayudaraatautidakmengidap penyakitkankerpayudara) Saran untukpengguna (user) yang mengidapkankerpayudara 4.2 Forward Chaining MetodeForward Chaininginiakandigunakanuntukmenentu kan stadium darikankerpayudara. Berdasarkanpengertian di atasdimanametode forward chaining akandilakukanapabilaklausapremissebelu mnyasesuaidengansituasi (bernilaiTrue). Untuk Stadium 2 harusterpenuhi 100% untukdapatmelanjutkanmendiagnosa Stadium 3. Begitu pula Stadium 3 harusterpenuhi 100% untukmelanjutkanmendiagnosa Stadium 4. Berikutadalahaturan (rule) yang digunakanuntukmendiagnosa Stadium KankerPayudara: R1 : if G1 then Stadium 2 = 50% R2 : if G2 then Stadium 2 = 25% R3 : if G3 then Stadium 2 = 10% R4 : if G4 then Stadium 2 = 10% R5 : if G4 then Stadium 2 = 5% Berikut ini merupakan variable yang akan digunakan untuk mendiagnosis stadium: Tabel 2. Data gejala stadium 2 Prese No Gejala ntase (%) 1 Terdapat benjolan pada 50 ketiak (titik pembuluh getah bening) 2 Puting susu masuk ke dalam 25 3 Daya tahan tubuh menurun 10 4 Rasa nyeri pada bagian 10 payudara Gambar 1.Use case diagram Padagambar use case diagram diatasmenjelaskanbagaimana user melakukanbeberapakegiatan di dalam system. Berikutpenjelasankegiatan user: Diagnosis, pada tahap ini user/pasienmenjawabbeberapapertanyaa n yang ditampilkan oleh sistem, kemudian user mengidentifikasidenganmelakukan action Diagnosa. User akanmendapatkaninformasikesimpulanap akah user mengidapkankerpayudaraatautidak. User dapatmelanjutkanidentifikasidenganmela 159 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 kukan action Stadium. Dalam action Stadium ini user dapatmelanjutkandiagnosa stadium apabila user teriidentifikasiatauterdiagnosamengidapk ankerpayudara, namunapabila user tidakterdiagnosamengidapkankerpayudar a, maka user akanmendapatkaninformasi “andatidakberesikomengidapkankerpayu dara”. Dalammendiagnosa stadium pasienmendapatkankesimpulanpada stadium berapapasienmengidapkanker, sekalilagiiniakandilakukansistemapabilap asienterdiagnosaberesikoterkenakankerpa yudara. Setiappertanyan yang adadalam include n pertanyaan yang dipiliholeh user (Ya/Tidak) dengannilai: Ya> 0 sampai 1 (berdasarkan variable data dariahliataupakar) Tidak = 0 Selanjutnyaakandikalikandengan CF user yang diisikan user. 4.5 Sequence Diagram Pada sequence diagram diatas menjelaskan bagaimana interaksi user dengan sistem. Pemisahan sequence diagram di atas menjelaskan bahwa setiap proses dilakukan secara bertahap. 5. KESIMPULAN Dari hasil analisa, dan pengujian terhadap diagnosa penyakit kanker payudara menggunakan metode certainty factor dan forward chaining diperoleh beberapa kesimpulan bahwa sistem pakar telah dikembangkan dan dapat berjalan dengan baik, Aplikasi ini mampu mengolah ketidakpastian gejala penyakit kanker payudara dan mampu mengetahui stadium kanker payudara melalui tahap pengujian serta penelitian secara langsung dari seorang pakar kesehatan (dokter onkologi), buku dan internet. 6. REFERENSI [1] WHO, “World Health Organization,” World Health Organization, 2016. [Online]. Available: www.who.int/en/. [Diakses 2016]. [2] R. Primartha dan N. Fathiyah, “SISTEM PAKAR FUZZY UNTUK DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE MAMDANI,” Jurnal Generic, vol. 04, pp. 164-176, 2014. Gambar 2. Sequence diagram diagnosis kanker payudara [3] T. D., “Penanganan kanker payudara masa kini dengan berbagai,” Indonesian Issues On Breast Cancer , 2004. [4] T. dan E. , “Decision support and expert systems : management support systems,” dalam 0-02-421701-8, Prentice Hall, 1995. [5] H. S. dan S. Iswanti, “Sistem Pakar dan Pengembangannya,” Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008. [6] K. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta: Andi, 2008. Gambar 3. Sequence diagram stadium kanker payudara 160 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 [7] W. P. S., “DIAGNOSA PENYAKIT KANKER SERVIKS BERBASIS MOBILE DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING,” Yogyakarta, 2014. [8] W. Widiastuti, D. Destiani, D. dan D. Johar, “Aplikasi Sistem Pakar Deteksi Dini Pada Penyakit Tuberkulosis,” Jurnal STT-Garu, vol. 09, 2012. [9] H. “Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia,” Jurnal Informatika Mulawarman, vol. 5, 2010. [10] R. T. Admaja, E. Martiana dan I. Winarno, “RANCANG BANGUN APLIKASI MOBILE UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ANDROID,” 2013. [11] R. Sofa, D. Destiani dan A. Susanto, “Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Tanaman Padi,” Jurnal STT, vol. 09, 2012. 161