kuliah i fisiologi dan sel tumbuhan

advertisement
KULIAH I
FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN
☻Tumbuhan banyak
manfaat dan nilai
ekonomi
☻Cakupan tumbuhan
tinggi (Spermatofita)
☻Fisiologi ►Proses
►Fungsi
☻Aspek praktis dari
fisiologi tumbuhan
Faktor keturunan
Proses internal
Faktor lingkungan
Pertumbuhan
dan
perkembangan
KULIAH I
FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN
SEL TUMBUHAN
ƒ Sel eukariot
ƒ Terdiri dari dinding sel
dan protoplas
ƒ Protoplas terdiri dari
membran sel dan
sitoplasma
ƒ Sitoplasma terdiri dari
sitosol , organel dan inti
sel
ƒ Antar sel dihubungkan
dengan plasmodesmata
Gambar 1.4 (A) Membran , retikulum endoplasma dan
endomembran yang lain pada sel tumbuhan
mempunyai protein yang menempel pada lipid lapis
ganda. (B) Foto elektron mikroskop menunjukkan
membran sel dari daerah meristem ujung akar
Lepidium sativum. Ketebalan membran plasma,
gambar menunjukkan 2 garis gelap. (C) Senyawa
pengisi berupa fosfolipid, fosfatidil kolin dan
galaktosil gliseride ( Gunning dan Steer , 1996)
INTI SEL
Gambar 1.5 Model struktur kompleks porus inti. Cincin
sejajar terdiri dari 8 subunit setiap subunit tersusun
oktagonal dekat membran dalam dan luar inti. Berbagai
protein membentuk struktur lain seperti cincin inti,
cincin paku, transporter pusat, filamen sitoplasma dan
keranjang inti.
SINTESIS PROTEIN
RETIKULUM ENDOPLASMA
BADAN GOLGI DAN VESIKULA
Gambar 1.8 Foto elektron mikroskop aparatus
golgi tembakau pada sel ujung akar. Cis,medial
dan trans sisternae dapat dilihat pada gambar.
Jaringan trans golgi bergabung dengan trans
sisterna. (60.000 x) (gunning dan siver, 1996)
Gambar 1.9 Vesikula yang dipersiapkan dengan
penelubungan menggunakan clathrin dan diisolasi
dari daun kedelai (102.000x) (D.C.Robinson)
MITOKONDRIA
Organel respiratori
Penghasil energi (ATP)
Komponen mitokondria
~membran luar
~matriks mengandung
enzim utk siklus Krebs
ƒ ~mebran dalam: 70%
protein dan fosfolipid
unik (kardiolipin)
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
Gambar 1.11 (A) Foto mikroskop elektron
kloroplas dari Phleum protense (18.000 x). (B)
Preparat yang sama tetapi dengan perbesaran
52.000 x. (C) Gambar 3 dimensi tumpukan
grana dan lamela stroma menunjukkan
organisasi yang kompleks. Diagram kloroplas
dengan H+ ATP ase pada membran tilakoid
(W.P. Wargin dan E.M. Newcomb)
KROMOPLAS
Gambar 1.12 Kromoplas
buah tomat dilihat
dengan elektron
mikroskop pada awal
perubahan dari kloroplas
ke kromoplas.
Tumpukan grana masih
ada tomat dilihat dengan
elektron mikroskop
(27.000x) (Gunning dan
steer,1996)
PERKEMBANGAN PLASTIDA
PERKEMBANGAN PLASTIDA
PEROKSISOM
Gambar 1.14 Foto elektron mikroskop
peroksisom dari sel mesofil menunjukkan
adanya kristal-kristal. Peroksisom ini
terlihat berdekatan letaknya dengan 2
kloroplas dan mitokondria, mungkin
berhubungan fungsi kerjasama ketiganya
dalam fotorespirasi
Gambar 1.15 (A) Foto
mikroskop elektron oleosom
disamping peroksisom (B)
Diagram pembentukan
oleosom , sintesis dan
penimbunan minyak dalam
fosfolipid lapis ganda
retikulum endoplasma.
Setelah pelepasan dari
retikulum endoplasma,
oleosom dikelilingi oleh
fosfolipid lapis tunggal yang
mengandung protein oleosin
(Huang,1997)
SITOSKELETON
Gambar 1.16 (A) Mikrotubul dari sisi
memanjang. Setiap mikrotubul terdiri dari 13
protofilamen. Organisasi α dan β subunit tampak
pada gambar. (B) Diagram filamen yang terdiri
dari 2 benang subunit G-aktin
Gambar 1.17 Model terakhir dari filamen dari
monomer protein . (A) Lekukan-lekukan dimer
dalam susunan sejajar. (B) Tetramer dari 2
dimer. Dimer tersusun dalam antiparalel . © Dua
tetramer. (D)Tetramer yang bersatu membentuk
filamen intermediet 10 nm (Albert, et al. 2002)
MITOSIS
Gambar 1.18 Foto mikroskop fluoresen menunjukkan perubahan
susunan mikrotubul pada stadia berbeda selama siklus hidup sel pada
sel meristem akar gandum. Mikrotubul terwarna hijau dan kuning,
sedang DNA terwarna biru. (A-D) Mikrotubul menghilang dan
preprofase benang-benang terbentuk mengelilingi inti pada sisi yang
kelak menjadi dinding pemisah pada telofase. (E-H) Benang
gelendong pada profase terbentuk pada foci mikrotubul pada kutub.
(G-H) Benang-benang pada profase menghilang pada profase akhir.
(I-K) Membran inti rusak dan kedua kutub menjadi lebih difuse.
Gelendong mitosis tersusun seperti jari-jari sejajar dan kinetokor
menempel pada gelendong mikrotubul (Gunning dan Steer, 1996)
Gambar 1.19 (A) Diagram siklus sel. (B) Diagram
regulasi siklus sel oleh Cyclin Dependent Protein Kinase
(CDK). G1, CDK dalam keadaan tidak aktif. CDK
menjadi aktif dengan menempel pada siklin G1 (C G1)
Dan karena terfosforilasi Pada sisi aktif, Kompleks
CDK siklin menyebabkan terjadinya fase transisi ke
fase S. Pada akhir fase S siklin G1 terurai menjadi
fosfat dan CDK inaktif. Pada G2 , CDK inaktif
menempel pada siklin mitosis atau M Cyclin. Pada saat
bersamaan kompleks CDK-Cyclin teraktivasi pada
kedua sisi aktif dan penghambatannya. Kompleks CDKCyclin tetap dalam keadaan tidak aktif karena sisi
penghambatannya terfosforilasi. Kompleks inaktif
menjadi aktif ketika fosfat terlepas dari sisi
penghambatan oleh protein fosfatase. CDK teraktivasi
memacu transisi dari G2 ke mitosis. Pada akhir mitosis.
M-cyclin didegradasi dan tinggal fosfat disisi aktif
dilepaskan oleh fosfatase dan sel memasuki G1 lagi
PLASMODESMATA
Gambar 1.20 Plasmodesmata antar sel. (A) Gambar
elektron mikroskop dinding pemisah 2 sel yang
berdekatan (B) Skematk dinding sel dengan 2
plasmodesmata yang berbeda bentuk. Desmotubul
bersambungan dengan retikulum endoplasma dari sel
berdekatan. Protein di permukaan luar desmotubul
dan permukaan dalam membran sel., kedua
permukaan tersebut diperkirakan dihubungkan oleh
protein filamen. Celah antara lapisan protein, dua
membran tampaknya mengatur penyaringan molekul
melalui plasmodesmata ( (A)Tilney, et al 1991; (B)
Buchanan et al 2000)
OKSIDASI DAN REDUKSI BESI
POTENSIAL
POTENSIAL REDOKS
REDOKS
POTENSIAL MEMBRAN UNTUK
MENGGERAKKAN ION
Gambar 1.21 Transpor melawan gradien
potensial elektrokimia. Transpor ini
membutuhkan agen yang menggerakkan larutan
bermuatan dari satu tempat ke tempat lain untuk
mengatasi perbedaan potensial elektrokimia dan
konsentrasi. Hasilnya adalah kation di tempat 2
sudah meningkat ke potensial elektrokimia lebih
tinggi. Anion penetral diabaikan
Gambar 1.22 Pembebasan potensial listrik melalui
difusi ion. Tempat 2 mempunyai konsentrasi
garam lebih tinggi dari pada tempat 1 (anion
tidak diperlihatkan). Jika membran permeabel
untuk kation tetapi tidak untuk anion, kation
cenderung berdifusi keluar tempat 2 ke tempat 1,
potensial membran pada tempat 2 adalah negatif
STRUKTUR, NAMA DAN
KLASIFIKASI ASAM AMINO
ASAM AMINO DENGAN GUGUS R
POLAR
ASAM AMINO DENGAN GUGUS R
BASA ATAU ASAM
Kuliah II
AIR DAN TUMBUHAN
™2.1 Kandungan air tumbuhan
۞ Tergantung aktivitas sel atau jarungan
۞ Konsentrasi berkisar 10-95%
۞ Astronot mencari air di luar angkasa
۞ Xerofit hidup dalam keadaan air terbatas
۞ Faktor pembatas didaerah pertanian
۞ Begitu pentingnya air ini dalam proses kehidupan
sehingga Salisbury dan Ross (1992) menyatakan bahwa
fisiologi tumbuhan adalah belajar tentang air. Setuju atau
tidak atas pernyataan tersebut tergantung alasan setiap
orang.
1
2.2 Molekul air
۞ Air bersifat polar, membentuk ikatan kovalen antara atom H dan O.
Ikatan kovalen kuat dan sangat stabil.
Ikatan hidrogen antar molekul sesamanya.
Kekuatan katan hidrogen dibandingkan dengan ikatan kovalen 1:20.
Molekul air bermuatan positif pada H dan negatif pada OH. disebabkan karena:
* Kedua atom hidrogen pada air berjarak 105o .
* Ikatan antara O-H terpolarisasi karena tidak sama dalam sharing elektron
sehingga O lebih elektronegatif dan H bermuatan positif.
*Oksigen tidak mempunyai elektron yang dipakai bersama-sama (bentuk
tetrahidral)
2
2.3 Sifat kimia dan fisik air
۞ Sifat fisik air tidak berwarna (transparan), tidak berbau dan tidak berasa
dan mempunyai sifat yang unik (Maxist).
۞ Sifat anomali beku (es) volume > 9% dibandingkan fase cair, BJ < air → es
mengapung.
۞ Panas penguapan tinggi 540 kalori/gram air, 100oC : 580 kalori ,25o C. BM
air adalah 18, H2S 34, amonia 17 , titik didih air 100o C sedangkan H2S
mendidih pada t. -62o C dan perlu 132 kalori/garam.
۞ Panas spesifik air panas untuk 1 gram, ↑1o C dari 15oC ke 16oC
Air menyerap banyak energi panas tetapi sedikit peningkatan temperatur→t.
stabil
3
۞ Air mempunyai karakteristik yang lain yaitu menbentuk ikatan:
► Kohesi. ikatan antar molekul air → tegangan permukaan.
►Adesi.ikatan antara molekul air dan substansi lain dengan atom
oksigen dan nitrogen banyak seperi selulosa, tanah, liat, protein, dan
sebagainya.
Keduanya dapat menyebabkan daya kapilaritas
۞ Air , pelarut universal. untuk senyawa hidrofik khususnya senyawa
bermolekul kecil dengan gugus hidroksil (-OH) dan amino (-NH2) seperti
mono-disakarida, asan amino
4
™
™
™
™
Air menyerap sedikit sinar UV dan sinar tampak.
Penyerapan sinar merah panjang (>1,2 µm) lebih
kuat, radiasi → getaran dan rotasi atom hidrogen
dan oksigen → ↑gerakan dalam bentuk panas.
Ketiga sinar tersebut tidak berpengaruh terhadap
struktur ,sifat kimia dan sifat fisik lainnya.
Air berinteraksi sangat kuat dengan radiasi
berenergi tinggi seperti sinar alfa, beta ,gamma
dan sinar x→terurai menjadi H+ dan radikal bebas
lainnya yaitu OH- Kedua ion tersebut sangat
reaktif.
Air bereaksi dengan senyawa metabolit seperti
ester organik, peptida, protein. Polisakarida, dan
lain-lainnya. Hasilnya yaitu produk hidrolisis. Air
juga berdisosiasi
Keseimbangan H+ dan OH- dapat mengatur pH
sel.
5
2.4 Fungsi air
1. Sebagai komponen sel terbesar
2. Pelarut unsur hara dan media transportasi
3. Media yang baik untuk reaksi biokimia
4. Reaktan pada beberapa reaksi metabolisma misalnya
fotosintesis
5. Pembentuk struktur sel melalui pengaturan tekanan
turgur
misalnya daun.
6. Media pergerakan gamet dalam peristiwa pembuahan
7. Media pada penyebaran anakan atau propagul misal
kelapa
8. Pengatur pergerakan tumbuhan karena keluar-masuknya air
misalnya
pergerakan diurnal, pembukaan dan penutupan stimata, bunga
mekar, dan
sebagainya.
9. Pengatur pemanjangan sel dan pertumbuhan.
10. Penstabil temperatur
11.Penting dalam proses evolusi ada tumbuhan daerah
kering
(xerofit),
sedang (mesofit) dan hidrofit
6
2.5 Pergerakan air
1. Aliran massa:
2. Difusi
3. Imbibisi
4 .Osmosis
5. Dialisis
Potensial air sel
►Untuk mengetahui status energi air sel.
(1)menentukan arah dan gerakan air mengalir
dari tempat berpotensial air ↑ke tempat ↓
(2) memonitor status air tumbuhan.→
alat diagnostik air sel atau
jaringan defisit air, cekaman air dan sebagainya.
►Potensial air = potensial kimia air , tanda Psi (Ψ),
dan
satuan Psi, bar, atm atau mega Pascal (MPa).
1 Mpa=10 atm (1 atm=760 mm Hg=
14,7 lbs sq in-1)=10 bar=147 Psi.
tanda nilai negative
7
Cara pengukuran potensial air
Cara ekuilibrium uap:
•
Gambar 2.1. Cara pengukuran potensial air dengan metoda ekulibrium uap. Jaringan atau
potongan jaringan di masukkan dalam tabung. Perubahan tekanan uap air setelah jaringan
bertranspirasi diukur oleh potensiometer
8
Cara psikrometer kamar bertekanan atau tekanan bom
9
Gambar 2.3. Gambaran potensial air dan komponenya di daerah berbeda-beda pada jalur transportasi
mulai dari tanah melalui tanaman sampai ke atmosfer. Potensial air (Ψw), potensial osmotik (Ψs),dan
gravitasi (Ψg), ditentukan Ψw. Pada udara, hanya kelembaban relatif (RT/Vw x ln[RH]) yang penting.
Catatan bahwa walau potensial air adalah sama ddi vakuola sel mesofil dan dinding sel, komponen
Ψw dapat berbeda-beda (After Nobel, 1999)
10
Rumus potensial air
Ψair =Ψp + Ψs+Ψm+ Ψg
Ψair = potensial air,
Ψp = potensial tekanan,
Ψs = potensial larutan,
Ψm = potensial matriks
Ψg = potensial gravitasi
11
lanjutan
Karena Ψm dan Ψg nilainya sangat kecil
dan dapat diabaikan maka rumus
disederhanakan
menjadi
Ψair =Ψp + Ψs
Ψp walaupun nilainya positif tetapi
sangat kecil dan dapat
diabaikan sehingga rumus
menjadi lebih sederhana lagi
Ψair = Ψs sehingga Ψair= -miRT
12
Contoh soal
Berapakah potensial air pada
larutan sukrosa 1m pada temperatur
30oC?
Ψair= - (1)(1)(0,00831)(303)
mol/l airxlMPa/mol Kx K
= -2,518 Mpa
Berapakah Ψair bila
temperatur 0oC?
Ψair= -(1)(1)(0,00831)(273)
= -2,269 MPa
13
Faktor-faktor yang mempengaruhi
potensial air sel
Temperatur
Solute dan imbiban
Tekanan atau tegangan
Penyerapan air dari tanah
melalui akar
1. Tanah liat : KH kecil
2. Tanah humus :memperkecil KH
3. Tanah pasir : KH Besar
14
Gambar 2.4. Akar sebagai organ penyerapan dengan bagian aktif penyerapan
(rambut akar) dan berkas pengangkut xilem(merah) dan floem (biru).
15
Gambar 5. Absorbsi air secara simplas, transmembran dan apoplas
ENDODERMIS
Titik caspari
SIMPLAS
ENDODERMIS XILEM
FLOEM
EPIDERMIS
APOPLAS
16
17
18
Gambar 2.8. Gelembung udara dalam lumen
trakheid penyebab embolisme.
19
Gambar 2.9. Guttasi pada daun strawberry (Fragaria grandiflora).
Pada pagi hari, daun mengeluarkan tetesan air melalui hidatoda,
yang terletak pada batas daun. Bunga muda dapat juga
mengalami guttasi. (Foto R. Aloni)
20
Kuliah III
TRANSPIRASI
●Tumbuhan statis : terestrial,
epifit, akuatik
● tumbuhan terestrial:
hubungan kontinum tanah
(sumber air,source),
tumbuhan, atmosfer
(penampungan
air ,sink)
Pergerakan air dan uap air
tanah
Tumbuhan
Atmosfer
Peranan transpirasi
Pengaturan oleh epidermis
stomata,lapisan kutikula
‹●
‹●
?
Air tumbuhan : tercukupi, defisit
Defisit air layu (reversibel)-layu
akut –mati (irreversibel)
‹●
Definisi , hubungan transpirasi
dan fotosintesis
(a) Transpirasi kehilangan air
tumbuhan hidup (bentuk uap
air)
menuju ke atmosfer.
100% air diserap 1% untuk
tumbuhan,99%
ditranspirasikan
(b) Evaporasi dari benda mati
tanah,batu
(c) Evapotransirasi =a+b
Efisiensi penggunaan air oleh
tumbuhan
Dengan rasio transpirasi (RT).
Rumus sebagai berikut:
RT= banyak H2O
ditranspirasikan/banyak CO2
diasimilasikan
● Nilai rasio transpirasi adalah
berkisar antara 200 dan 500
● Efisiensi penggunaan air 3
kelompok tumbuhan:
CAM 50-100 gram air diuapkan
Untuk mengambil CO2 sebanyak 1
gram
C4 250-300 gram air diuapkan dan 1
gram CO2 diambil.
C3 400-500 gram air diuapkan dan 1
gram CO2 diambil
Macam-macam transpirasi
Transpirasi stomata
Transpirasi kutikular
Transpirasi lentisel
Energi penguapan
Energi matahari diberikan pada daun melalui
tiga cara yaitu:
Sebagai cahaya yang langsung.
Radiasi termal
Aliran udara hangat menembus daun.
Sedikit energi konduktif
Siklus diurnal laju transpirasi
sejalan dengan radiasi
(temperatur): grafik
Transpirasi efek pendinginan
(?)
Pengukuran Laju Transpirasi
‹ Kualitatif
dan
‹ Kuantitatif : satuan g uap air / detik /
tumbuhan,
atau g/jam atau
mg/cm2/detik.
liter/ha/hari
Cara pengukuran laju
transpirasi
1).Metode gravimetri = metode
pot = metode lisimeter.
Cara ini sangat sederhana,
langsung hasil, terpercaya dan
dapat digunakan untuk penelitian
maupun praktikum.
Kelemahan dihitung juga hasil
fotosintesis bersih
Lanjutan
2). Higrometer, analizer infra
merah ataupun psikrometer.
Dengan absorben /CaCl2, atau
P2O5..
Untuk tumbuhan di lapang,
digunakan tenda plastik
transparan.
3).Cara lain dengan porometer.
Daun sebagai objek pengukuran
Lanjutan
4).Kertas saring + Cobalt Chlorida (35%)
Kualitatif dan kuantitatif
Kertas berwarna biru cerah dalam keadaan
kering dan
merah muda (pink) jika dalam keadaan
basah.
5). Potometer dapat digunakan untuk
pengukuran semikuantitatif. Laju transpirasi
(LT) dihitung dengan rumus sederhana
sebagai berikut:
LT = panjang perjalanan gelembung (mm) x
luas lubang pipa (mm2)
Dengan satuan mm3 /g tanaman/jam
Pertukaran gas antara daun
dan atmosfer melalui stomata
‹Uap
air keluar ,CO2 dan O2
masuk tubuh tumbuhan
* Melalui stomata epidermis (
mulut daun ) Stomata terdapat
juga pada
buah misalnya jeruk, pisang,
timun dan apokat
Faktor-faktor berperan dalam buka-tutup
stomata :
1.Cahaya . siang membuka, dan malam menutup
2.Karbon dioksida (CO2): CO2 tinggi stomata menutup dan O2
rendah membuka.
Potensial air : Potensial air rendah stomata menutup
3.Temperatur: Temperatur tinggi 30-35oC , stomata menutup
4. Angin: Angin membawa CO2 masuk ke dalam stomata,
stomata menutup sebagian/parsial.
I5.Ion Kalium/Potassium (K+) K+ masuk sel penutup stomata
membuka.
Besarnya lubang tergantung pada konsentrasi
K+.(cahaya, epidermis ,pH)
Asam absisat (ABA) Fitohormon ini memacu penutupan
stomata(10-6 M)
ABA di tiga tempat yaitu (a) sitoplasma (sintesis) (b)
kloroplas ( akumulasi) dan (3) dinding sel (
pembukaan dan penutupan stomata)
Asesori pada daun lain
●
●
Kutikula
Trikoma
Stomata
* Bentuk, ukuran lubang P=20 µm ,L= 10-20 µm, 1
µm dilewati 4000 molekul air
* Bentuk sel penutup: ginjal dan halter (lihat gambar)
* Kerapatan 2500-40000 stomata/cm2
* Lokasi di daun permukaan atas, bawah saja atau
keduanya
* Posisi dari permukaan daun rata, menonjol dan
tenggelam
Gambar 3.1. Susunan radial mikrofibril selulosa pada sel penutup dan
sel- sel epidermis (A) stoma berbentuk ginjal (B) stoma rumput
(Meidner dan Mansfield, 1968)
Pengukuran lubang stomata
* Destruktif atau utuh.
* Berbagai cara
1. Pengamatan langsung dibawah mikroskop,
menghitung jumlah stomatanya.
sulit , perlu waktu lama.,tidak dapat untuk daun yang
bersisik dan berrambut pada epidermisnya.
2. Mengupas epidermis daun yang telah diolesi permukaan
nya dengan minyak silikon, selulosa asetat atau
kolodion. Kupas-oles dapat berulang-ulang. Kekurangan
tidak cocok untuk stomata tenggelam.
3. Dengan membuat irisan epidermis daun , dimasukkan ke
dalam etil alkohol absolut. untuk mendehidrasi dan
mengeraskan dinding sel dan mematikannya sehingga
stomata tetap berada dalam keadaan seperti semula.
Potongan epidermis diamati di bawah mikroskop. Dan cara
ini hanya dapat dipraktekkan pada daun yang mudah dikupas
epidermisnya
Lanjutan
Cara infiltrasi dengan xilen, benzene atau kerosen pada
permukaan daun. Perluasan infiltrasi diamati dan
dihitung waktunya (detik).. Relatif kasar, cepat
mudah diperlihatkan , berguna untuk pekerjaan di
lapangan, perlu kalibrasi dengan mikroskop
langsung atau cetakan epidermis.
Porometer. tabung kecil ( gelas atau plastik) menjepit
daun. Laju gas lewat epidermis daun diukur. Laju
ini →resistensi semua stomata dalam tabung.
Resistensi>lubang stomata < ( detik per cm) ,
dapat dikonversikan ke besaran lubang stomata
bila sudah dibuat kurva kaliberasi, hanya untuk
daun 2 sampai 3 cm2 dan kerapatan stomata
40.000 stomata per cm2 , hasil lebih akurat.
● Porometer ada 2 macam yaitu aliran dan
difusi.
Pergerakan uap air
Pertukaran gas dan melalui
stomata
Gambar 3.2. Perjalanan air melalui daun. Air didorong dari xilem ke dinding sel mesofil dan berevaporasi ke
ruang udara daun. Uap air berdifusi melalui ruang udara daun, lubang stomata menembus lapisan pembatas
di permukaan daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun sepanjang gradien konsentrasi.
Resistensi daun dibagi 2 .
● Resistensi internal ( resistensi
stomata ,Ra).
● Resistensi eksternal (Rb) adalah
lapisan udara lembab yang
menyelimuti permukaan luar daun
sehingga menghambat pergerakan
air dari daun ke atmosfer
Fluks Transpirasional
Fluks Transpirasional = C1 dan C2
=konsentrasi uap air dalam ruang
substomata dan● atmosfer,
R1 = resistensi stomata dan R2 =
resistensi permukaan luar daun.
Satuan FT= µg uap air / cm 2
/detik dan C = µg uap air / cm3
sehingga satuan R= detik /cm
●
Gambar 3.3. Konsentrasi uap air dalam udara jenuh sebagai fungsi dari temperatur udara
●
Gambar 3.4. Ketergantungan fluks transpirasi pada lubang stomara tumbuhan zebra
(Zebrina pendula) pada udara diam dan bergerak. Lapisan pembatas lebih besar dan
membatasi laju transpirasi dibandingkan pada udara bergerak. Hasilnya adalah pada udara
diam, lubang stomata kurang mengatur kelebihan transpirasi. (Bange, 1953)
Antitranspirasi pada tumbuhan
* Untuk mengurangi laju transpirasi
untuk lahan pertanian,
perkebunan,nurseri,dsb
* Air mahal, terbatas
* Penggunaan antitranspirasi
‹Contoh-contoh antitranspirasi adalah
minyak silikon, plastik dan lilin cair
‹fenilmekuri asetat 10 -4 M, ABA
‹Karbon dioksida (CO2) 0,03% -0,05%
Laju fotosintesis bersih :
C1 - C2
R1 + R2 + R3
Laju fotosintesis bersih dihitung
dengan mempertimbangkan
resistensi CO2 yang bergerak
dari fase cair di dinding sel dan
sitoplasma sel mesofil (R3).
Teori kohesi
● Sifat kohesi air yang bertahan dalam kolom
kontinyu dikenal dengan teori kohesi.
● Kohesi air terjadi mulai dari daun sampai
akar.
● Kekuatan tenaga air mendorong cairan
xilem dari akar sampai
daun pohon tertinggi.
●
● Perbedaan tekanan sampai -26 MPa.
● Perjalanan cairan xilem naik sampai ujung
tumbuhan adalah melawan gravitasi.
● Nilainya diabaikan dibuktikan oleh
Rosenberg,1954 → untuk menaikkan 1 mole
air , 25 m hanya diperlukan 1 kalori
Apakah daya dorong mencapai ujung
pohon 100 m atau lebih ?
1.Tekanan akar /pompa dari akar. Terlalu
kecil 0,2-0,3 MPa ≈ 20-30 m untuk
mentranspor air dengan ketinggian 100 m
lebih yang memerlukan 3 MPa.
●
2. Teori tekanan kohesi Tenaga dorong besar
(3MPa) dengan perbedaan potensial kurang
lebih 100 MPa.).,xilem harus dibawah
tekanan, air meregang dan xilem kuat
dengan tekanan.
3. Teori kompensasi tekanan. Yang
kontroversi dengan validitas teori kohesi.
4. Daya kapilaritas. Pergerakan air karena kohesi dan
adesi h=14,87/r (h=tinggi air dalam pipa kapiler,
dan r = jari-jari dalam µm). Hasil percobaan
menunjukkan
Tinggi kolom air dalam pipa kapiler
Jari-jari (µm)
Tinggi kolom (m)
10
1,4877
40 (trakheid)
0,37
●
100
0,148
0,005 (lubang dinding sel) 2975
Jadi daya kapilaritas tidak mempunyai tenaga cukup
untuk menarik air pada pohon tinggi karena jarijari lubangnya yang terlalu besar.
.
KULIAH IV
UNSUR HARA DAN SIMPTOM
DEFISIENSI
Isnaini Nurwahyuni
JURUSAN BIOLOGI, FMIPA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
NUTRISI MINERAL
‰ TUMBUHAN TIDAK BERPINDAH TEMPAT
DAN AUTOTROF
‰ KEBUTUHAN HIDUP TUMBUHAN
- 16 unsur esensial t.d 3 molekul dan 13 unsur
hara
‰ ANALISIS BAHAN ANORGANIK PENYUSUN
TUMBUHAN
2
3
4
5
Gambar 4.1. Struktur kimia senyawa pengkelat DTPA ( A) dan yang
sudah mengkelat Fe 3+Melalui interaksi dengan 3 atom Nitrogen dan 3
oksigen terionisasi dari gugus karboksilat (Sievers dan Bailar, 1962).
Hasilnya adalah struktur cincin mengikat Ion metal dan menetralisir
larutan di lingkungan. Selama pengambilan zat besi Pada permukaan
akar, Fe 3+ direduksi menjadi Fe 2+ dan dihasilkan DTPA-Besi
kompleks. Senyawa pengkelat kemudian mengikat ion Fe 3+ yang
tersedia lagi
6
HARA ESENSIAL DAN DEFISIENSI
Perlu pengamatan visual defisinsi
*Sebagai alat diagnostik :cermat,catat waktu dan lokasi
simptom
*Gejala sering mirip dapat rancu dengan stres lingkungan lain
(keseimbangan ion,pH,dsb) dan patogen
Perkembangan simptom
*Penyakit akut dan penyakit kronis
Mobilitas nutrien
*Unsur mobil:N,K simptom pada daun tua
*UNSUR Semi mobil:S,Mg Simptom dari semua bagian
*Unsur immobil:Ca,B,Fe Simptom pada pucuk
Kompetisi antar unsur
*Fe Kompetisi dengan Cu,Zn,Cr Dan Ni
*Mg Kompetisi dengan K atau Ca
*Toksisitas pH rendah
7
8
KERAGAMAN STATUS NUTRIEN
*Kebutuhan nutrisi tergantung cekaman,cahaya,umur
*Jarak bagian tumbuhan dari akar trtm utk
unsur immobil
*Gejala penyembuhan awal terlihat pada berkas pengangkut
misal defisiensi fe
ALAT-ALAT DIAGNOSTIK
STUDI MIKROSKOP,
ANALISIS SPEKTRUM,
ANALISIS JARINGAN DAN
ANALISIS TANAH
9
Gambar 4.2. Hubungan antara hasil atau tumbuh dan kandungan nutrien
pada jaringan tanaman. Parameter ditunjukkan dengan berat kering dan
tinggi. Kurva dibagi 3 bagian yaitu defisiensi, cukup dan toksik. Untuk
memperoleh data tersebut, tumbuhan ditumbuhkan dalam kondisi salah
satu nutrien divariasi sedangkan nutrien lainnya dicukupi. Parameter
diamati pertumbuhan dan hasil panen. Konsentrasi kritis adalah
konsentrasi rendah yang hasil dan pertumbuhannya lebih rendah.
10
Gambar 4.3. Pengaruh pH tanah terhadap unsur-unsur nutrien dalam
bahan organik tanah. Warna gelap menunjukkan derajat ketersediaan
nutrien untuk akar tumbuhan. Semua nutrien tersedia pada kisaran pH
5,5 sampai 6,5 (Lucas dan Davis, 1961)
11
Tanah
Cair, gas dan padat Fisik, kimia dan biologi
Fase padat
Sumber K,Mg,Fe,
N,P,S,Ca
Fase gas di ruang
antar patikel tanah
Co2, O2, N2
Komponen anorganik tanah
•Kerikil : partikel > 2 mm
•*Pasir kasar: 0,2-2 mm
•*Pasir halus : 0,02-0,2 mm
•Silt :0,002-0,02 mm
•*partikel liat : < 0,002 mm-↓
12
Gambar 4.4. Akar serabut gandum
(monokotil) (A) Sistem akar pada
tanaman gandum tua (3 bulan ) pada
tanah kering dan (B) Sistem akar
pada tanah beririgasi baik. Sistem
perakaran sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan air tanah. Pada sistem
akar serabut aksis akar primer tidak
lama dapat dibedakan (Weaver, 1926)
Gambar. Akar serabut gandum
(monokotil) (A) Sistem akar pada
tanaman gandum tua (3 bulan )
pada tanah kering dan (B) Sistem
akar pada tanah beririgasi baik.
Sistem
perakaran
sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan air
tanah. Pada sistem akar serabut
aksis akar primer tidak lama dapat
dibedakan (Weaver, 1926)
13
Gambar 4.5. Prinsip pertukaran kation pada
permukaan partikel tanah. Kation terikat pada
partikel tanah karena permukaannya bermuatan
negatif. Penambahan kation seperti misalnya K+
dapat menggantikan kation lain misal Ca2+ pada
perlekatanya pada partikel tanah dan menjadi
tersedia untuk diserap akar
14
Gambar 4.6.
Gambar.
Akar
Akardiinfeksi
diinfeksi cendawan
mikoriza
ektotropik.
Pada
akar
terinfeksi, hifa cendawan mengelilingi
permukaan akar dan masuk ke dalam
ruang-ruang antar sel pada korteks
untuk membentuk jaringan Hartig.
Massa total hifa cendawan dapat
dibandingkan dengan massa akar
(Rovira et al, 1983)
Gambar
4.7.
Asosiasi
cendawan
mikoriza arbuskular dengan akar
tumbuhan. Hifa cendawan dalam selsel korteks dari luar dinding sel.
Walaupun meluas sampai sel-sel
korteks
lainnya,
cendawan
tidak
merusak membran sel atau tonoplas sel
inang. Tetapi hifa dikelilingi membran
dan membentuk struktur yang dikenal
dengan
sebutan
arbuskula
yang
berperan dalam pertukaran ion antara
15
tumbuhan
inang
dan
cendawan
(Mauseth, 1988)
Magnesium
Absorbsi dalam bentuk Mg 2+ Peranan: kofaktor klorofil dan aktivator enzim
Symptom Descriptions
. Magnesium..
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Simptom: klorosis intervenal,daun menggulung,nekrosis
tepi dan ujung daun,pada brassicaceae daun oranye atau
kuning
Gambar : Daun tomat. Dengan
Magnesium (Epstein and Bloom 2004)
simptom
defisiensi
16
MANGAN
Absorbsi dalam bentuk Mn 2+
Manganese..
Manganese..
Peranan; komponen PS II, kofaktor beberapa enzim
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Gambar : daun
tomat. Dengan
simptom defisiensi
mangan (Epstein
and Bloom 2004.)
Simptom:klorosis intervenal ringan mulai daun muda
daun tua vena seperti jaring-jaring,seperti def.
Fe,stadium Lanjut warna metalik-gelap-nekrosis pada
vena, Permukakaan atas keunguan, pd Serealia bintik
abu2 sepanjang daun-layu-mati
17
MOLIBDENUM
Molybdenum.
Absorbsi dalam bentuk Mo 2+ Peranan:fiksasi N2 dan reduksi NO3
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Simptom:klorosis seperti def. N,pada kubis daun gagal
berkembang (spt.Ekor cambuk),daun spt
mangkuk,burik, dsb.Mo Kons.Tinggi-toksik daun
oranye
Gambar :Daun tomat dengan simptom
molibdenum (Epstein and Bloom 2004)
defisiensi
18
POSFOR
Absorbsi dalam bentuk anion, H2 PO43-, HPO43 ,- ,PO43 –
Phosphorus..
Peranan penyusun atp(senyawa energi tinggi),komponen
posfolipid(membran sel),gula-P dan asam nukleat
Ketersediaannya terbatas
Kekurangan perlu penambahan pupuk NPK
Simptom:bercak nekrosis,cebol,batang petiol permukaan
bawah daun ungu-abu2-biru,daun tua vena coklat
Gambar : daun tomat dengan simptom defisiensi posfor (Epstein and
Bloom 2004)
19
sulfur
Absorbsi dalam bentuk anion, SO4
Sulfur..
2-
Peranan penyusun asam amino tertentu, kofaktor enzim
CoA
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Simptom:klorosis menyeluruh termasuk daun muda dgn
vena dan petiol kemerahan,mirip def.
N,parah:luka2,bercak,nekrosis,daun
tegak,terpuntir/keriting
Gambar : daun tomat dengan simptom defisiensi
(Epstein and Bloom 2004)
Sulfur
20
NITROGEN
Absorbsi dalam bentuk kation , NH 4+
dan Anion, NO 3Nitrogen..
Peranan penyusun protein,asam
nukleat,klorofil
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan pupuk
urea atau npk
Simptom:klorosissemua bagian,vena
dan petiol kemerahan,daun tua hijau
pucat-kuning-putih kekuningan,pucuk
pucat,ukuran tanaman
kecil,pendek,percabangan kurang,tidak
lurus
21
zink
Absorbsi dalam bentuk kation Zn 2+
Zinc..
Peranan: kofaktor enzim
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Simptom: nekrosis inter
vena,berlubanglubang,gutasi,beberapa
tanaman daun kecil,internodus pendek,roset
Gambar : Daun tomat. Dengan defisiensi unsur Zink
(Epstein and Bloom 2004)
22
BORON
Absorbsi dalam bentuk anion BO3Peranan : menanggulangi penggunaan Ca,sintesis
asan nukleat,sintesis lignin
Ketersediaannya
Boron. .
Kekurangan perlu penambahan
Simptom:klorosis ringan,daun mengkerut,toleransi
luas ada tanaman sensitif/toleran,transport lwt xilem
kecuali dgn gula transport sorbitol,meristem
nekrosis,hilang dominansi apikal,roset,batang berlubang2,buah nekrosis,petiol hitam rapuh,eksudasi di
daun,layu.
Gambar : daun tomat dengan defisiensi Boron (Epstein and
Bloom 2004)
23
KALSIUM
Absorbsi dalam bentuk kation Ca2+
Calcium.
Peranan komponen penyusun dinding sel,kofaktor
enzim,komponen kalmodulin,mengatur permeabilitas
membran
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Simptom:nekrosis bag. Basal daun,busuk pangkal
buah,pucuk terbakar (slada), busuk tengah batang
(seledri),mati pucuk
Gambar : Daun tomat. Dengan simptom defisiensi
(Epstein and Bloom 2004)
kalsium
24
KLOR
Absorbsi dalam bentuk anion ClChloride..
Peranan komponen keseimbangan osmoregulasi
(pembukaan dan penutupan stomata),komponen ps ii
Ketersediaannya
Kekurangan perlu penambahan
Gambar : Daun tomat. dengan simptom defisiensi
(Epstein and Bloom 2004)
Klor
25
KUPRUM
Absorbsi dalam bentuk kation Cu2+
Copper..
Peranan:kofaktor protein transfer elektron pada
fotosintesis (plastosianin)
Kekurangan: pupuk
Simptom:daun muda layu, layu tunas ujung,daun hijau
tua/nekrosis
Gambar : Daun tomat dengan simptom
kuprum/tembaga (Epstein and Bloom 2004).)
defisiensi
26
BESI
Absorbsi dalam bentuk kation Fe2+ dan Fe3+
Iron..
Peranan kofaktor sitokrom, sintesis klorofil
Ketersediaannya sangat tergantung pH
Kekurangan perlu penambahan FeEDTA, DTPA
Simptom:klorosis antar vena pada daun muda
Gambar : Daun tomat.dengan simptom defisiensi besi (Epstein
and Bloom 2004.)
27
KALIUM
Absorbsi dalam bentuk kation K+
Potassium..
Peranan mengatur pembukaan dan penutupan stomata
(osmoregulasi), aktivator enzim
Kekurangan sering terjadi di alam,cara mengatasi dengan
pupuk
Kcl atau pupuk campuran NPK
Simptom:daun klorosis hijau pucat atau kuning,bercak
nekrosis,daun keriting atau keriput
Gambar : Daun tomat dengan simptom defisiensi kalium (Epstein
and Bloom 2004.)
28
KULIAH V
TRANSPOR LARUTAN
Perhatian
™ Sesudah perkuliahan diharapkan mahasiswa
membaca bahan ajar yang sudah dipersiapkan
™ Mahasiswa mengerjakan tugas yang sudah dibuat
di dalam bahan ajar, dikerjakan secara diskusi
kelompok
™ Tugas akan diikutkan sebagai komponen penialain
Gambar 5.1 Peranan
tekanan kimia dalam
transpor menembus
membran semipermeabel.
Pergerakan spontan
atau transpor pasif
menuruni gradien
kimia, dan
pergerakan melawan
gradien yang
memerlukan energi
disebut transpor
aktif
Gambar 5.2 Elektroda
mikro pengukur
potensial membran.
Elektroda pipet mikro
dimasukkan dalam
ruang sel dan pipet
mikro lainnya tetap
dalam larutan elektrolit
sebagai
referens.Elelektroda
dihubungkan dengan
voltmeter yang
mengukur perbedaan
potensial sel dan
larutan. Potensial
membra sel antara -60
sampai -240 MV.
Gambar menunjukkan
cara kerja alat
Gambar 5.3. Konsentrasi ion dalam sitosol dan vakuola diatur oleh
transpor pasif dan aktif. Vakuola 90% dari volume sel pada
umumnya penuh dengan larutan sel. Pengaturan konsentrasi ion
dalam sitosol penting untuk regulasi enzim metabolisme. Dinding
sel bukan halangan permeabilitas sel sehingga tidak mengatur
transpor larutan.
Gambar 5.4. Potensial membran pada sel kapri yang kolapse
bila dimasukkan dalam larutan sianida (CN-). Sianida
menghambat produksi ATP dalam sel dengan meracuni
mitokondria. Kerusakan potensial membran sel karena sianida
menandakan suplai ATP penting untuk mempertahankan
potensial. Pencucian jaringan dari sianida dapat memperbaiki
produksi ATP dan mengembalikan potensial membran.
Gambar 5.5. Membran transpor
protein ada 3 kelompok yaitu kanal,
pembawa dan pompa. Kanal dan
karier dapat melakukan transpor
pasif
larutan
lewan
membran
(difusi).Protein pembawa berikatan
dengan molekul transpor pada salah
satu sisi membran dan melepaskan
ion tersebut disisi lain. Transpor
aktif primer dilakukan oleh pompa
dan menggunakan energi dari
hidrolisis ATP untuk memompa
larutan melawan gradien konsentrasi
/potensial elektrokimia.
Gambar 5.6. Model kanal K+ pada tumbuhan. Gbr kiri menunjukkan lubang
protein. Membran berputar heliks td 4 subunit dan lubang ditengah. Daerah
pembentuk lubang yang terdiri dari 4 subunit tenggelam dalam membran dengan
K+ berada diantara 2 subunit membran.Gbr kanan kanal pemasuk K+
menunjukkan rantai polipeptida 1 subunit dengan 6 membran berputar. Keempat
heliks mengandung asam amino bermuatan positif dan berperan sebagai sensor
tegangan. Bagian pembentuk lubang adalah lop heliks 5 dan 6 ( Leng et
al,2002(ki) dan Buchanan et al,2000)
Gambar 5.7. Model hipotesis transpor aktif sekunder. Energi yang menggerakkan proses
disimpan dalam ∆µH Disimbolkan dengan panah merah Dan yang sedang digunakan oleh
substrat melawan gradien konsentrasi. Pada awal pembentukan, sisi pengikat pada
protein terpapar ke lingkungan luar dan dapat berikatan dengan proton. Hasil ikatan
dalam bentuk yang berubah membuat molekul S dapat bergabung Sehingga
Menghasilkan bentuk baru yang Terpapar ke sisi ikatan dan substrat didalam sel.
Pelepasan proton dan molekul Ske dalam sel mempertahankan bentukasli pembawa dan
mengijinkan siklus pompa baru mulai bekerja
Gambar
5.8.
Contoh-contoh
transpor aktif sekunder coupled
dengan gradien proton primer. (A)
simport energi diperlukan oleh
proton untuk bergerak balik ke sel
diganti
dengan
pengambilan
1molekul substrat misal gula
masuk dalam sel. (B) Antiport,
energi diperlukan oleh proton
untuk bergerak balik ke sel diganti
dengan transpor aktif misal ion
sodium keluar sel. Pada 2 contoh
ini substrat bergerak melawan
gradien potensial elektrokimia.
Baik substrat netral maupun
bermuatan
dapat
ditranspor
dengan proses transpor aktif
sekunder.
Gambar 5.9. Transpor pembawa sering
menunjukkan kenetik jenuh (Vmaks).karena
kejenuhan sisi pengikatan. Idealnya difusi
secara kanal berbanding langsung dengan
konsentrasi larutan yang ditranspor atau
untuk 1 ion dan sebanding dengan potensial
kimia melewati membran.
Gambar 5.10. Sifat ranspor larutan dapat
berubah dengan perbedaan konsentrasi
larutan. Misalnya pada konsentrasi rendah
1-10 mM, laju pengambilan sukrosa pada
sel kacang kedelai menunjukkan tipikal
kejenuhan kinetik pembawa. Kurva yang
cocok untuk dapat diprediksi mendekati
kecepatan maksimum (Vmaks) 57 nmol per
10 6 sel per jam. Jadi pada konsentrasi
sukrosa tinggi ,laju penyerapan terus
berlangsung dan menunjukkan kurva linier
melebihi prdiksi Hal ini dapat terjadi karena
mungkin pembawa dengan afinitas sangat
rendah untuk substrat ( Lin et al, 1984)
Gambar 5.11. Gbr menunjukkan
potensial elektrokimia K+ dan Clmelintas
akar
jagung.
Untuk
mengukur potensial elektrokimia,
akar di masukkan dalam larutan
berisi 1 mM KCl dan 0,1 mM Ca Cl2.
Referensi dimasukkan dalam larutan
saja,
dan
elektrode
pengukur
sensitivitas terhadap ion dimasukkan
dalam sel akar. Aksis horizontal
menunjukkan perbedaan jaringan
pada potongan melintang akar.
Peningkatan potensial kedua ion K+
dan Cl- antara larutan dan epidermis
menunjukkan ion yang diserap
masuk ke akar dengan proses
transpor
aktif.
Kebalikannya,
potensial menurun pada pembuluh
xilem dengan difusi pasif menuruni
gradien potensial elektrokimia (
Dunlop dan Bowling, 1971)
Gambar
5.12.
Gbr
menunjukkan
bagaimana
plasmodesmata menghubungkan dengan sitoplasma
sel tetangganya. Plasmodesmata berdiameter 40 nm
dan mengijinkan difusi air dan molekul kecil dari 1 sel
ke sel lain. Ukuran pembukaan dapat diatur dengan
mengatur kembali protein internal untuk melewatkan
molekul lebih besar
Kuliah VI
FOTOPERIODISME
(Pada Tumbuhan)
OLEH:
Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc
Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si
Dra. Elimasni, M.Si
z
Fenomena:
1.
perbungaan
pada
Angiospermae dalam periode
yang sama pada setiap tahun,
walaupun awal pertumbuhannya
berbeda.
2. Garner& Allard (1920)
menemukan mutasi tembakau
(var. Maryland Mammoth) yang
tidak berbunga pada musim
panas sampai akhir Desember
sebagaimana tembakau normal
lainnya. Ia mulai berbunga
dengan memberikan cahaya
buatan pada musim dingin dan
gelap pada musim panas (shortday plant (SDp); tanaman
berhari pendek).
Fenomena:
1. perbungaan pada Angiospermae dalam periode yang sama pada
setiap
tahun,
walaupun
awal
pertumbuhannya
berbeda.
2. Garner& Allard (1920) menemukan mutasi tembakau (var. Maryland
Mammoth) yang tidak berbunga pada musim panas sampai akhir
Desember sebagaimana tembakau normal lainnya. Ia mulai berbunga
dengan memberikan cahaya buatan pada musim dingin dan gelap pada
musim panas (short-day plant (SDp); tanaman berhari pendek).
FOTOPERIODISME
SDP
LDP
DDLP
IDP
AMBP
NDP
Mekanisme fotoperiodisme pada
SDP (Cocklebur; Xanthium sp):
• Akan
berbunga
jika
ia
diletakkan pada keadaan gelap
paling sedikit 8,5 jam (periode
kritis) A&B.
• Interupsi oleh cahaya pada saat
gelap dengan sinar red (660
nm), kadang2 efektif mencegah
perbungaan (C).
• Diikuti oleh radiasi dengan
sinar far red (730 nm) (CD)
• Pemberian
secara
intensif
cahaya far red pada awal gelap
mengurangi masa gelap yang
diperlukan selama 2 jam.
Mekanisme ini semua diperantarai
oleh f
itokrom
Fitokrom
z
Phytochrome adalah chromoprotein yang
keberadaannya dipengaruhi oleh cahaya.
Diproduksi utamanya dalam kegelapan dan ada
pertama kali seluruhnya sebagai PR (atau P660;
P = phytochrome, R = reduksi). Ekspose pada
cahaya dengan panjang gelombang lambda =
660 nm (red) mentransfernya menjadi PFR (atau
P730; FR = far- red). PFR adalah re-transfer
menjadi PR dengan ekspose ke cahaya dengan
panjang gelombang lambda = 730 nm. PR
secara biologi inaktif, PFR secara biologi pada
keadaan aktif.
HUBUNGAN ANTAR FITOKROM:
ƒBila mengabdorbsi cahaya far red PFR berubah menjadi
PR
ƒPada keadaan gelap, PFR secara spontan berubah
kembali menjadi PR
TUMBUHAN MEMILIKI 5 FITOKROM:
FIT. A; FIT B; FIT. C; FIT. D & FIT. E
Kelima jenis fitokrom memiliki keunikan masing-masing.
Kelimanya juga berbeda
dalam hal spektrum absorbsi cahaya terbaiknyanya (yaitu
panjang gelombangnya)
ƒBila mengabsorbsi cahaya merah PR berubah menjadi
PFR
Model Jam Pasir (Hourglass Model):
mekanisme fotoperiodisme pada SDP
z
z
z
z
•
•
•
Sinar matahari lebih kaya akan cahaya merah (660 nm) daripada far-red
(730 nm), sehingga pada saat matahari terbenam seluruh fitokrom berupa
PFR.
Ketika malam PFR kembali berubah menjadi PR.
Bentuk PR diperlukan untuk pelepasan sinyal pembungaan.
Oleh karenanya tumbuhan Cocklebur memerlukan gelap 8,5 jam untuk:
- merubah semua PFR yang ada pada saat matahari terbenam menjadi
PR
- melaksanakan reaksi untuk melepas sinyal pembungaan (florigen).
Jika proses ini diinterupsi oleh pancaran cahaya 660 nm, PR segera
kembali berubah menjadi PFR dan pekerjaan malam tidak berlangsung
(C).
Penggantian dengan cahaya far-red (730 nm) merubah pigmen kembali
menjadi PR dan tahap berikutnya pelepasan florigen dapat
disempurnakan (D).
Pemaparan intensif cahaya far-red pada awal jam malam kira-kira 2 jam
atau dengan eliminasi keperluan untuk perubahan spontan PFR menjadi
PR (E).
Model Ritme Sirkadian
z
z
z
z
Seluruh eukariotik mempunyai bakat ritme sirkadian.
Ritme sirkadian adalah ritme aktivitas biologi yang
berfluktuasi selama periode waktu kira-kira 24 jam (L.
circa = kira-kira; dies = hari) bahkan pada kondisi
lingkungan yang konstan (contohnya: gelap). Dibawah
kondisi konstan siklus dapat drift out fase dengan
lingkungan.
Bahkan ketika diekspose ke lingkungan (siang dan
malam bergantian), ritme menjadi entrained, sehingga
mereka sekarang bersiklus pada tahap lockstep dengan
siklus siang dan malam dengan periode tepat 24 jam.
Pada Arabidopsis pengujian ritme memerlukan cahaya
yang dideteksi oleh fitokrom (mengabsorbsi cahaya
merah) dan kriptokrom (mengabsorbsi cahaya biru).
Tumbuhan Berhari Panjang
(contoh: Arabidopsis)
Tumbuhan Berhari Panjang
(contoh: Arabidopsis)
z
z
z
CONSTANS (CO) adalah gen
yang
mengkode
faktor
transkripsi zinc-finger dimana
kadar mRNA-nya naik dan
turun dengan ritme sirkadian.
Translasi mRNA CONSTANS
menghasilkan faktor transkripsi
yang mengaktifkan sejumlah
gen, termasuk FLOWERING
LOCUS T (FT), suatu gen
yang
diperlukan
untuk
memulai perubahan pucuk
apikal dalam pucuk bunga.
CONSTAN mRNA:
- tinggi pada awal pagi
- menurun selama siang hari
dan
- naik lagi pada sore hari.
¾
¾
¾
¾
Protein CONSTAN dengan
cepat
didegradasi
(dalam
proteosom) selama pagi dan
siang hari dan juga selama
malam.
Degradasi dipicu oleh cahaya
pagi (kaya akan 660 nm)
dimedeiasi oleh fitokrom B 9fit.
B).
Pada sore, jika hari cukup
lama, degradasi Protein CO
berhenti.
Hal ini diperantarai oleh
absorbsi:
- Cahaya merah (miskin farred) oleh fitokrom A (Fit. A),
dan
- Cahaya biru oleh kriptokrom.
Dengan akumulasi protein CONSTANS dimungkinkan untuk
mengaktifkan transkripsi gen (contoh FT) yang diperlukan untuk
induksi pembungaan.
Pada hari yang pendek, dengan munculnya malam sebelum
munculmya CONSTANS mRNA, tidak cukup protein CONSTANS
yang disintesisikan untuk menginduksi pembungaan.
Jadi pembungaan Arabidopsis memerlukan interaksi:
•penerimaan cahaya siang oleh fitokrom dan kriptokromd, dengan;
• ritme sirkadian ekspresi CONSTANS intrinsik
Tumbuhan Berhari Pendek
(contoh: padi)
z
z
Aturan ritme sirkadian dan cahaya pada
tumbuhan berhari pendek belum dipahami
dengan baik.
studi
pada
padi
menunjukkan
bahwa
mekanisme yang dijelaskan pada Arabidopsis
dapat bekerja tetapi dengan peran CONSTANS
sebagai suppressor FLOWERING LOCUS T dan
sebagai inhibitor pembungaan dibawah hari
yang panjang.
Kuliah VII
HORMON TUMBUHAN
(AUKSIN)
OLEH:
™Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc
™Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si
™Dra. Elimasni, M.Si
ƒ Hormon tumbuhan: senyawa organik
yang disintesis di salah satu bagian
tumbuhan dan dipindahkan ke bagian
lain dan pada konsentrasi yang sangat
rendah mampu menimbulkan suatu
respon fisiologis (Salisbury and Ros
1992).
Penemuan Hormon
1) Charles & Francis Darwin (1880):
- mempelajari pembengkokan seedling
yang tidak mengarah ke cahaya.
- memotong ujung (koleoptil), tidak ada
pembengkokan.
- menutupi pucuk dengan kertas, tidak ada
pembengkokan.
- kesimpulannya: sinyal diterima di ujung.
2) Boysen-Jensen (1913):
- menggunakan potongan mika yang
disisipkan dibawah ujung pada sisi
berlawanan cahaya = tidak ada
pembengkokan
- menyisipkan pada sisi yang sama
dengan cahaya = pembengkokan terjadi.
- kesimpulannya: diperlukan transport
sinyal sepanjang sisi yang berlawanan
dengan cahaya.
3) Frits Went (1926) (sebagai mahasiswa):
- memotong ujung dan meletakkannya sebentar
pada agar.
- kemudian memotong ujung seedling lainnya,
letakkan blok agar pada ujung, dalam gelap.
- ketika meletakkan potongan pada ujung,
seedling membengkok menjauh dari sisi
dengan blok.
- kesimpulannya: terdapat difusi sinyal dari
ujung
menuju
ke
blok,
merangsang
pertumbuhan pada sisi berlawanan dari
cahaya diterima.
- digunakan sebagai bioesay; lebih banyak
auksin = pembengkokan semakin panjang.
- pemurnian auksin dan identifikasi.
Apa yang membuat hormon?:
ƒ efektif pada konsentrasi yang sangat rendah.
ƒ dihasilkan satu sel dalam jaringan,
ditransportasikan ke situs aksi (sel target).
ƒ biasanya bukan suatu metabolit intermediet,
senyawa khusus (biasanya molekul kecil)
ƒ mampu menginisiasi proses berkesinambungan
(amplifikasi sinyal).
ƒ diterima oleh resptor spesifik dalam sel target.
Penerimaan hormon oleh reseptor:
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ikatan dengan afinitas yang tinggi dan khusus
(hormon = ligan).
diaktifkan selama pengikatan, tidak aktif ketika
tidak ada pengikatan ligan.
menginisiasi respon yang berurutan.
dapat dijumpai pada sitoplasma atau lapisan
membran (permukaan sel).
Tiga tipe permukaan sel reseptor hormon:
1.
2.
3.
ion channel-linked
G protein-linked
enzyme-linked
Terdapat 5 hormon utama:
1. auksin
2. gibberellin (asam giberelic)
3. sitokinin
4. etilen
5. asam absisik (ABA)
Ada 2 senyawa baru dianggap hormon:
1. brassiolida
2. sistemin
Auksin:
ƒ Auksin bergerak menurun tetapi bukan karena gravitasi.
ƒ Auksin dihasilkan apikal pucuk meristem. Auksin
mendorong
pertumbuhan
dengan
merangsang
pemanjangan sel.
ƒ Auksin memicu aktivitas enzim yang melonggarkan serat
dinding sel.
ƒ Auksin juga merangsang pembelahan sel, mengaktifkan
kambium vaskuler dan mendorong pembentukan akar
lateral oleh perisikel.
ƒ Auksin menghambat pertumbuhan pucuk lateral.
ƒ Jumlah kecil mendorong perumbuhan akar, sedikit
peningkatan justru menghambat perakaran.
ƒ Auksin diproduksi biji untuk merangsang pertumbuhan
buah. jika sel telur tidak dibuahi, ovula tidak menjadi biji dan
auksin tidak dapat dihasilkan. Kekurangan auksin
menyebabkan absisi pada bunga.
ƒ Auksin juga mencegah buah dan daun gugur prematur,
dapat disemprotkan untuk mecegah pengguguran.
ƒ Konsentrasi yang tinggi pertumbuhan
tak
terkontrol
b bk k
ti
C t h b b
h bi id 2 4 D
Sitokinin:
ƒ Merangsang pembelahan sel, bersumber
di akar.
ƒ Berlawanan dengan auksin: bergerak ke
atas, mendorong pertumbuhan pucuk
lateral. Begitu tumbuhan tumbuh, pucuk
bagian bawah lebih dipengaruhi sitokinin.
ƒ Mencegah senesen.
Gibberlin:
ƒ Mendorong pertumbuhan.
ƒ Bergerak ke atas dan ke bawah di dalam sistem
pembuluh.
ƒ Mengatur tinggi, bila jumlahnya kecil menjadi
kerdil; bila trerlalui banyak menjadi spindly.
ƒ Penting untuk bolting (pemanjangan batang tibatiba).
ƒ Menginduksi biji untuk berkecambah (memecah
dormansi), dapat memecah dormansi pucuk dan
dapat merangsang pembungaan tumbuhan
dewasa.
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
Etilen:
Digolongkan sebagai hormon penghambat
pertumbuhan.
Berbentuk gas; terdispersi di udara.
Dihasilkan buah yang matang, percepatan
pematangan buah.
Merangsang senesen dan absisi daun dan
buah.
Absisi diawali oleh penurunan relatif auksin dan
gibberelin.
Etilen dilepaskan dalam lapisan absisi yang
menyebabkan pelepasan selulase. Selulase
mencerna selulosa sehingga menjadi kendur.
Tekanan normal yang dijumpai dalam sel yang
cukup untuk menyebabkan sel membesar ketika
dinding sel kendur
Asam Absisi:
ƒ hormon stress; pelindung tumbuhan.
ƒ Penutupan stomata – disebabkan pelepasan K+
ke sel jaga stomata daun
ƒ Penghambat pertumbuhan-berlawanan dengan
hormon pertumbuhan.
ƒ Mempercepat absisi
ƒ Bergerak hanya pada jarak yang pendek dari
situs produksinya.
ƒ Menginduksi dan menmjaga dormansi dalam biji
dan pucuk
ƒ Beberapa biji tidak akan berkecambah sampai
ABA tercuci.
Biokimia Auksin:
ƒ IAA adalah auksin alami.
ƒ IAA disintesis terutama pada apikal
meristem-ujung batang, daun muda,
buah yang sedang berkembang.
ƒ Biosintesisnya diasosiasikan dengan
sintesis triptofan.
ƒ Senyawa dengan aktivitas biologi
auksin
dapat
disintesis
(auksin
sintesis), misalnya alpha-naphtalene
acetic
acid
(a-NAA);
2-4dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D).
ƒ Auksin yang disintesis, disimpan atau
ditransportasikan dalam bentuk in-aktif.
ƒ IAA dapat erkonyugasi (ikatan kovalen)
dengan senyawa lainnya.
ƒ Konyugat yang sering adalah gula (IAAglukosa) atau asam amino (IAAaspartat).
ƒ Tidak mempunyai aktivitas biologi
sampai konyugasi lepas.
Indole – 3 - acetic Acid (IAA)
Transpor Auksin:
ƒ IAA bergerak melalui floem dari daun dewasa, tetapi jalur
utamanya adalah melalui sel berkas pembuluh yang
sesuai (sel parenkim).
ƒ Arah pergerakan transportasinya polar, dari ujung batang
ke dasar batang menuju ujung akar.
ƒ Transpor polar memerlukan energi (ATP), namun tidak
langsung:
- Dalam dinding sel (pH 5) IAA diberi muatan proton menjadi IAAH.
- IAA berdifusi menyebrangi membran menuju ke dalam sel, terjadi
penurunan konsentrasi.
- Ketika di dalam (pH 7), IAAH di-deprotonasi menjadi IAA-.
- IAA tidak dapat melalui lipid membran, ia harus melalui protein
karier.
- Protein karier efluk berada dalam membran pada sisi dasar sel.
- IAA- berdifusi ke dalam ruang dinding sel menurunkan konsentrasi.
- Ketika di dalam dinding sel, IAA- diprotonasi menjadi IAAH lagi,
berdifusi menuju sel berikutnya.
Kuliah VIII
FOTOSINTESIS
OLEH:
Dra. Elimasni, M.Si
Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc
Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si
Organisme dikelompokkan berdasarkan :
1. Sumber energi:
( energi cahaya
(fototrofik)
( energi kimia
(kemotrofik)
2. Sumber karbon:
( an organik
(autotrofik)
( organik
(heterotrofik)
Fotoautotrofik :
- Ganggang biru hijau
- Bakteri sulfur hijau
- Bakteri sulfur ungu
- Sebagian besar tumbuhan
Kemoheterotrofik :
- Semua hewan
- Jamur
- Sebagian besar bakteri
- Tumbuhan parasit (Cuscuta)
Fotosintesis
Suatu proses pembentukan
bahan organik dari bahan an
organik dengan bantuan cahaya
matahari dan klorofil
nCO2 + nH2OÖ (CH2O)n + nO2
Fotosintesis terdiri dari 2 fase :
Fase I :
- Reaksi fotokimia, Hill,
fotolisis, fotofosforilasi
- Berlangsung pada
Grana---> cahaya
- Hasil : ATP dan
NADPH2
Fase II :
- Reaksi fiksasi CO2,
reduksi CO2
- Berlangsung pada
Stroma
- Membutuhkan ATP
dan NADPH2 pada
fase I
- Hasil : Karbohidrat
Fotofosforilasi
Dua tipe kelompok pigmen fotosintesis
 Pigmen utama (primer pygment)
- Klorofil a
----> λ 680 nm
- Pusat reaksi ----> P 700 , P 680
 Pigmen tambahan (accessory pygment) ;
meneruskan energi ke pusat reaksi
- Klorofil a ----> λ 673 nm
- Klorofil b ----> λ 455 – 640 nm
- Karotenoid ----> λ 430 – 490 nm
Ada 2 unit fotosintesis
(pengelompokan pigmen)
▪ Fotosistem I :
- Karotenoid λ 430-490 nm
- Klorofil a λ 683 , P 700
▪ Fotosistem II :
- Klorofil a λ 673 nm
- Klorofil b λ 455-640 nm
Fotofosforilasi
 Siklik : aktivasi FS I λ > 680 nm, e- dari P
700 di teruskan ke Feredoksin, dari
Fd e- ditransfer ke Sit b6, Sit f, PS
dan P 700
ATP = Fd – Sit b6 dan Sit b6- Sit f
 Non siklik : e- dari H2O ke Fd Æ FS I & FS
II, e- mereduksi NADP; reaksi fiksasi
CO2
ATP = Sit B6 – Sit f
FIKSASI CO2
• DAUR CALVIN / REDUKSI CO2 / C3
• JALUR C4 / ASAM DIKARBOKSILAT
• CAM (CRASSULACEAN ACID
METABOLISM) / SPESIES SUKULEN
PENGARUH PENINGKATAN
EMERSON
• EMERSON (1950)
Cahaya merah dengan λ > 680 nm tidak efektif
dalam melaksanakan fotosintesis, walaupun
sebagian besar λ tersebut diabsorpsi klorofil.
◦ EMERSON dkk.
Jika cahaya λ < 680 nm digunakan bersamaan
dengan cahaya λ > 680 nm fotosintesis lebih cepat
dari laju fotosintesis jika masing-masing cahaya
digunakan secara terpisah (Emerson enhancement
effect)
DAUR CALVIN / C3
• Substrat CO2 ; HCO3- diubah jadi CO2
• Enzim fiksasi CO2 : rubisco (ribulosa 1,5-bifosfat
karboksilase)
• CO2 berdifusi dari luar ke ruang antar sel
melalui stomata, terus ke mesofil Æ kloroplas
• Daur Calvin terjadi di stroma kloroplas
• Ada 5 macam enzim yang diaktifkan cahaya :
- rubisco
- 3-fosfogliseraldehid dehidrogenase
- fruktosa 1,6-difosfat fosfatase
- seduheptulosa 1,7-difosfat fosfatase
- ribulosa-5-fosfat kinase
Daur Calvin dibagi 3 bagian :
1. Karboksilasi :
Tambahan CO2 dan H2O ke RuBP (ribulosa1, 5- bifosfat) menghasilkan 2 molekul APG
(asam fosfogliserat).
2. Reduksi :
Perubahan gugus karboksil dalam APG
menjadi aldehid dalam PGAL
(fosfogliseraldehid)
3. Regenerasi :
RuBP diperlukan kembali untuk bereaksi
dengan CO2.
JALUR C4
ASAM DIKARBOKSILAT
• Kortschak, Hartt & Burr (1965)---> Hawaii
daun tebu melakukan fotosintesis cepat &
efisien ; fiksasi CO2 ---> as. Malat & as.
Aspartat.
1 detik fs 80% 14 C ---> Mlt & Asprt
10%
---> APG; tdk utama
• Hatch & Slack--- Australia ; mendapatkan
hal sama pada Gramineae dari tropika.
Lokasi : sel mesofil & sel
seludang pembuluh
Ada 3 enzim diaktifkan cahaya :
- PEP karboksilase
- NADP – malat dehidrogenase
- Piruvat, fosfat dikinase
CAM
Metabolisme Asam Crassulaceae
Spesies sukulen hidup pada daerah kering
Ciri-ciri :
- daun tebal
- ratio permukaan terhadap volume rendah
- laju transpirasi rendah
- stomata membuka malam hari
Beberapa dari sukulen bila terjadi hujan atau
suhu malam tinggi, fs berubah jadi C3 ;
ex. Nenas (Bromeliaceae).
Kelompok Tanaman Fotosintesis
• Tanaman C3 : Gandum, Oat, Padi,
Gymnospermae, Bryophyta, Ganggang,
sebagian besar Pteridophyta, sebagian
besar pepohonan, Semak.
• Tanaman C4 : Rumputan tropika,
Monokotil (rumput & teki), Jagung, Tebu,
Sorghum, beberapa Euphorbia.
• Tanaman CAM : Kaktus, sebagian besar
Euphorbiaceae, Bromeliaceae.
Download