PENGARUH STARTEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PENCARIAN INFORMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 4 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Dora Nursanti*, Sefna Rismen**, Lita lovia** *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika **)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT The background of this research is about students' understanding of mathematical concepts is still low. The aims of this research is to know the students' understanding of mathematical concepts by strategis to find the information is better than the students' understanding of mathematical concepts by strategis the information conventional learning in VIII grade SMPN 4 Sutera. The kind of this research is experimental research by random design towards the subject. The population in this research was students in VIII grade SMPN 4 Sutera in school year 2013/2014. The sample Class were chosen is VIII.4 class as experimental class and VIII.2 class as control class . The instrument which was used is final test which is essay from with reliability is 0.7403. Based on calculations of data analysis using t-test of the side obtained t = 2.29 and t = 1.645 . So t > t thus it can be concluded that students' understanding of mathematical concepts apply strategies the information is better than the students' understanding of mathematical concepts by applying conventional learning in VIII SMPN 4 Sutera. Keywords: Leaning activity, information search of Mathematics Concepts. untuk PENDAHULUAN Pelajaran matematika mendiskripsikan memprediksi dan dan pelajaran mempunyai peranan yang sangat matematika diajarkan pada seluruh penting di dalam pendidikan dan jenjang pendidikan mulai dari SD, berguna dalam kehidupan sehari- SMP, dan SMA. sehari, bagi sains, perdagangan dan Tujuan pembelajaran industry, dan karena matematika itu matematika salah satunya yaitu siswa menyediakan mampu suatu daya, alat memahami agar konsep komunikasi yang singkat dan tidak matematika dipahaminya ambigius serta berfungsi sebagai alat konsep maka melatih cara berfikir 1 siswa bernalar mengumpulkan, kemudian mengaitkan, dengar, dan catat penjelasan materi dan dari guru. Siswa tidak mau bertanya mengnalisa suatu bukti dengan bukti dan memberikan tanggapan secara linnya dalam menyelesaikan suatu lansung baik kepada guru maupun persolan ynag diberikan pemahaman kepada teman sebayanya tentang konsep satu contoh soal yang tidak mengerti tingkat karena siswa merasa malu untuk kompetensi, bertanya dan takut salah. Siswa juga pemecahan cendrung bekerja sendiri tidak mau merupakan indikator dalam pencapaian begitu masalah melihat standar juga dalam dapat berdiskusi serta tidak mau berbagi dikuasai siswa dengan baik jika pengetahuan dengan teman yang pemahaman konsep mereka miliki lain. masih dan salah komunikasi rendah, konsep berperan jadi pemahaman penting dalam matematika. Berdasarkan permasalahan diatas maka Salah satu strategi pembelajaran aktif untuk mengatasi Kenyataan di lapangan masih permasalahan tersebut adalah dengan ditemukan hasil belajar matematika menerapkan strategi pembelajaran siswa yang masih rendah seperti aktif tipe pencarian informasi. yang terjadi di SMPN 4 Sutera Strategi pembelajaran aktif khususnya dikelas VIII. Berdasarkan tipe pencarian informasi merupakan hasil observasi yang dilakukan di salah satu bentuk pembelajaran yang SMPN 4 Sutera tanggal 8 januari menuntut 2013 ditemukan beberapa masalah berpasangan yang terjadi selama pembelajaran interaksi belajar antar siswa untuk masih terpusat pada guru siswa cepat menuntaskan materi pembelajaran. bosan dalam belajar karena penyajian pasangan materi yang diberikan guru kurang membantu melibatkan peserta didik menarik. sejak Siswa hanya melihat, siswa bekerja sehingga ini dari dirancang awal. Strategi kesempatan secara terjalin untuk ini mendengar, dan mencatat materi memberikan yang dijelaskan oleh guru tanpa siswa untuk bekerja sama dengan siswa mengerti apa yang siswa lihat, pasangannya, dimana kepada setiap 2 pasangan dituntut mencari informasi pembelajaran aktif tipe pencarian dibuku teks untuk mencari jawaban informasi dari pertanyaan yang diberikan oleh pemahaman konsep matematis siswa guru, menanyakan dan mengukuhkan dengan menerapkan pembelajaran jawabannya konvensional. sehingga terjadi lebih baik Perbeda daripada penelitian interaksi siswa antar siswa yang yang dilakukan dengan penelitian menimbulkan reaksi kearah positif terdahulu yang pelaksanaan siswa diberi handout akan memahami dengan membuat konsep demikian siswa matematika, siswa kepada pasangan yang lain. tahap sebagai sumber pencarian informasi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang dilakukan Tujuan penelitian ini untuk pemahaman pada dapat memberikan pendapat dan bertanya mengetahui yaitu adalah penelitian eksperimen dengan konsep rancangan Random terhadap subjek. matematis siswa dengan penerapan Penelitian ini dilakukan dari tanggal strategi tipe 12 September sampai 21 september pencarian informasi lebih baik dari 2014 di SMPN 4 Sutera. Populasi pada pemahaman konsep matematis dalam siswa siswa kelas VIII SMPN 4 Sutera pembelajaran dengan aktif pembelajaran penelitian konvensional siswa kelas VIII SMPN tahun 4 sutera. Pengambilan adalah pelajaran seluruh 2013/2014. sampel dilakukan Penelitian yang relevan yaitu secara acak dengan kelas VIII.4 penelitian yang dilakukan oleh Yesi sebagai kelas eksperimen dan kelas kumala sari (2011) dengan judul VIII.2 pengaruh strategi pembelajaran aktif Variabel dalam penelitian ini adalah tipe pencarian informasi terhadap variabel Pemahaman Matematika pembelajaran aktif tipe pencarian Siswa Kelas VIII SMPN 1 Pasaman. informasi pada kelas eksperimen dan Hasil pembelajaran dari Konsep penelitian tersebut menunjukkan pemahaman konsep sebagai bebas, kelas kontrol. yaitu konvensional strategi pada kelas kontrol. Variabel terikat yaitu matematis siswa dengan menerapkan 3 pemahaman konsep matematis siwa Tabel kelas VIII SMPN 4 Sutera. Simpangan Baku, Skor Maks, dan Instrumen yang digunakan 1.Nilai Skor Min tes akhir siswa kelas dalam penelitian ini adalah tes sampel pemahaman Kelas Sampel konsep siswa. Pemahamn konsep siswa dinilai dari tes akhir yang mengandung indikator pemahaman konsep Rata-Rata S Eksperimen 72,37 19,24 100 37,0 Kontrol 60,78 17,87 100 25,0 ddengan Tabel 1 dapat dilihat bahwa menggunakan rubrik analitik skla 4. Dengan reliabel diperoleh = 0,404 nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran pencarian informasi aktif tipe pada kelas eksperimen sangat berdampak positif pada pemahaman konsep matematis siswa, siswa lebih paham akan materi Hipotesis penelitian berdasarkan tabel di atas dilakukan uji hipotesis dan diperoleh adalah dengan uji t satu pihak. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh = 2,29 mengunakan dan t < 0,05 maka tolak H 0 dan konvensional, konsep matematis siswa yang diajar pemahaman konsep siswa masih dengan strategi pembelajaran aktif rendah. tipe pencarían informasi lebih baik yang dipelajari. Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran yang Berdasarkan skor pemahaman terima H 1, berarti pemahaman daripada pemahaman konsep konsep yang diperoleh dari hasil tes matematis siswa yang diajar dengan akhir pada kedua kelas ini dilakukan pembelajaran konvensional, hal ini perhitungan rata-rata ( ̅ ), simpangan disebabkan karena pada kelas baku (S), hasil perhitungan dapat eksperimen dilihat pada Tabel 2 berikut: pembelajaran aktif tipe pencarían diterapkan strategi informasi. Tipe pencarian informasi (Silberman, 2009: 152). Dimana 4 dengan startegi ini siswa dibagi indikator pemahaman konsep yang menjadi beberapa pasangan yang diteliti adalah menyatakan ulang siswa sebuah konsep, menyajikan konsep beranggotakan 2 orang berdasarkan kemampuan akademik, dalam siswa mencari informasi dibuku teks mengaplikasikan dari algoritma lembaran pertanyaan yang bentuk representasi, dan konsep atau kepemecahan indikator masalah. diberikan oleh guru, Kemudian siswa Pencapaian berdiskusi dengan pasangan untuk konsep siswa yang dapat dilihat dari mencari informasi setelah itu setiap hasil pasangan siswa dipilih secara acak diberikan. jawaban tes pemahaman akhir yang mempresentasikan kedepan kelas dan Untuk lebih jelasnya hal ini siswa diberikan kesempatan untuk dapat dilihat dari jawaban siswa bertanya atau menanggapi apabila berikut ini: ada penjelasan dari pasangan yang 1. Diketahui siswa kelas VIII A mempresentasikan. Prose bernama Ani, Sari, Deni, Arya, pembelajaran pada Leo, dan Salsa sebagai himpunan kelas kontrol adalah pembelajaran P. Mereka mempunyai warna konvensional dengan menggunakan favorit yang berbeda-beda. Sari metode ceramah dimana guru yang dan Salsa menyukai warna merah, menjelaskan materi pelajaran, siswa Leo suka warna hijau, Ani suka hanya serta warna kuning, Deni dan Arya memperhatikan guru, hal ini terlihat suka warna biru. Kumpulan warna hanya itu mendengarkan sebagian siswa yang merupakan himpunan R. memperhatikan guru menjelaskan, Buatlah relasi himpunan P dan R sehingga dengan diagram panah! siswa kurang paham dengan konsep yang diajarkan guru dan berpengaruh terhadap hasil permasalahan serta belajar siswa. Berdasarkan kesesuaian dengan materi (Relasi dan Fungsi) pada saat penelitian maka 5 Gambar 1. Pada Jawaban kelas dalam penelitian, maka eksperimen disimpulkan gambar diatas konsep matematis siswa kelas VIII siswa sudah SMPN 4 Sutera dengan menerapkan menunjukkan mampu memahami soal yang startegi mengandung pencarian indikator bahwa dapat pemahaman pembelajaran informasi menyatakan ulang sebuah konsep daripada dengan baik matematis siswa. aktif tipe lebih baik pemahaman konsep DAFTAR RUJUKAN Arikunto,Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan pratik. Jakarta: Rineka Cipta Gambar 2. Jawaban kelas kontrol Pada gambar diatas menunjukkan siswa sudah mampu memahami soal yang mengandung menyatakan indikator ulang sebuah konsep dengan baik. Iryanti, puji. (2004).Penilaian Untuk Kerja.Yogyakarta: Depdiknas Silberman, Mel. (2006). Strategi PembelajaranAktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Kumala Sari, Yesi. (2011). Pengaruh KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian strategi pembelajaran aktif tipe penacrian informasi yang diperoleh setelah melakukan dalampembelajaran analisis dan pembahasan terhadap matematika siswa kelas VIII masalah yang telah dikemukakan SMPN I pasaman. 6 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG Ulil ‘Azmi*, Villia Anggraini**, Anna Cesaria** 7 *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika **)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep matematis siswa yang masih rendah dan siswa lebih suka menyalin jawaban dari teman tanpa memahami dan memperhatikan kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 22 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 22 Padang tahun pelajaran 2013/2014. Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang berbentuk esai dengan reliabilitas adalah = 0,89. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data menggunakan uji-t satu pihak diperoleh t = 2,50 dan t = 1,67. Jadi t > t sehingga disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 22 Padang. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Bertukar Pasangan, Pemahaman Konsep Matematis PENDAHULUAN Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dapat membantu manusia dalam memahami dan menelaah permasalahan baik dalam bidang sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan alam. Matematika dapat membentuk pola pikir kritis, logis dan analitis. Oleh karena itu, matematika dipelajari mulai dari tingkat SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi. Salah satu tujuan pembelajaran matematika dapat terjadi apabila kegiatan pembelajaran matematika disekolah berlangsung dengan baik. Kegiatan pembelajan berlangsung baik terdapat pada interaksi yang baik antara guru dan sisawa dan antara siswa dengan siswa. Guru sebagai fasilitator harus mampu menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan, sehingga terwujud pola pikir kreatif dan inovatif siswa, sehingga ilmu yang diperolehnya dapat dimanfaatkan dalam menghadapi kehidupan dimasa akan datang. Oleh karena itu diharapkan matematika menjadi pelajaran yang disukai siswa, maka secara berangsurangsur pembelajaran matematika juga dapat dikuasai dan dipahami siswa. Kenyataan di lapangan masih ditemukan hasil belajar matematika siswa yang masih rendah seperti yang terjadi di SMPN 22 Padang khususnya dikelas VIII. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMPN 22 Padang tanggal 26 agustus 2013 terlihat bahwa pada awal pembelajaran, guru membuka proses pembelajaran dengan mengabsen siswa terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan penyampaian materi. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, hanya sebagian siswa yang memperhatikan guru dan mencatat materi yang dijelaskan guru, sedangkan siswa yang lain lengah dan tidak mau bertannya kepada guru maupun kepada teman apa yang tidak mereka mengerti tentang materi pelajaran yang dipelajari, sehingga saat guru memberikan latihan yang berbeda dengan contoh soal, siswa tampak kesulitan dalam mengerjakan soal yang berbeda dan mereka lebih suka menyalin jawaban dari teman tanpa memahami dan memperhatikan kebenarannya. Pada saat wawancara dengan guru bidang studi matematika di SMPN 22 Padang yang menyatakan bahwa pernah digunakan model pembelajaran kelompok, tetapi belum terlaksana secara optimal. Hal ini disebabkan siswa kurang mampu bekerjasama dalam kelompok, sehingga pada pembelajaran kelompok mereka hanya mengandalkan siswa yang pintar saja. Dikhawatirkan hasil belajar siswa akan 8 semakin rendah, maka perlu dilakukan perubahan strategi agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu teknik untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan. Model pembelajaran teknik bertukar pasangan ini dirancang untuk membantu melibatkan peserta didik sejak dari awal. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain, dimana siswa bertukar pasangan dengan pasangan lainnya untuk menanyakan dan mengukuhkan jawabannya sehingga terjadi interaksi siswa antar siswa yang menimbulkan reaksi kearah positif yang akan membuat siswa memahami konsep matematika, dengan demikian siswa dapat memberikan pendapat dan bertanya kepada teman yang lain jika ada kesalahan dalam mengerjakan latihan dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan, dan kembali kepasangan untuk mendiskusikan jika ada temuan baru yang didapat dari pertukar pasangan. Pelajaran matematika yang diungkapkan oleh Depdiknas dalam Shadiq (2009: 2) untuk sekolah menengah bertujuan untuk: 1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4. mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 22 Padang. Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anna Mustika (2012) dengan judul penerapan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dalam Mengembangkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMPN 11 Padang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Perbeda penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yaitu pada tahap pelaksanaan siswa diberi lembaran pertanyaan sebagai bahan diskusikan siswa. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Random terhadap subjek. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 September sampai 09 Oktober 2013 di SMPN 22 Padang. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 22 Padang tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu model pembelajaran koperatif teknik bertukar pasangan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Variabel terikat yaitu pemahaman konsep matematis siwa kelas VIII SMPN 22 Padang. Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan dan tahap penyelesaian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir berbentuk esai yang terdiri dari 9 butir sioal, dan di uji cobakan di kelas VIII.2 SMPN 28 Padang yang diikuti 22 orang siswa pada tangggal 07 Oktober 2013. SMPN 28 Padang memiliki kemampuan 9 akademik yang sama dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sama yaitu 75. Berdasarkan analisis tingkat kesukara, daya pembeda dan reliabilitas. Kriteria tingkat kesukaran soal yang diperoleh yaitu soal mudah terdapat pada soal nomor 1a dan 1c. Soal sedang terdapat pada soal nomor 1b, 2a, 2b, 3a dan 3b, dan soal sukar terdapat pada soal nomor 4a dan 4b, maka berdasarkan daya pembeda semua soal diterima. Dan reliabilitas soal ditentukan deengan rumus alpha (Arikunto, 2010: 239) hasil perhitungan diperoleh dengan r = 0,89 dan r = 0,423, karena lebih besar daripada maka soal tes akhir reliabel . HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan pada kelas eksperimen sangat berdampak positif pada pemahaman konsep matematis siswa, siswa lebih paham akan materi yang dipelajari. Sedangkan pada kelas kontrol yang mengunakan pembelajaran konvensional, pemahaman konsep siswa masih rendah. Berdasarkan skor pemahaman konsep yang diperoleh dari hasil tes akhir pada kedua kelas ini dilakukan perhitungan rata-rata ( ̅ ), simpangan baku (S), hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 1. Nilai Rata-Rata ( ), Simpangan Baku (S) Kelas Sampel S Eksperimen 78,99 10,92 100 58,9 Kontrol 72,31 9,54 92,3 50 Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol. Hipotesis penelitian adalah pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilaukan uji liliefors dan uji homogen dengan uji F merujuk pada Sudjana (2005). Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data, diperoleh bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi homogeny. Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis dengan uji t satu pihak. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh = 2,50 dan t ( α)( )= 1,67. Karena nilai t > t ( α)( , maka ) tolak H 0 dan terima H 1, berarti pemahaman konsep matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional, hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan. Teknik bertukar pasangan (Lie, 2010: 55). Dimana dengan model ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 2 orang siswa berdasarkan kemampuan akademik siswa dan siswa mendiskusikan lembar pertanyaan dengan pasangannya. Kemudian siswa yang berkemampuan rendah bertukar pasangan untuk menanyakan dan mengukuhkan jawabannya dan kembali kepasangan semula untuk mendiskusikan jika ada temuan baru yang didapat dari pertukar pasangan. Kemudian guru memilih perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusi kedepan kelas dan memberikan applause kepada kelompok yang mempersentasikan hasil diskusi kedepan kelas. Prose pembelajaran pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah (Sabri, 2007:50-52), dimana guru yang menjelaskan materi pelajaran, siswa hanya mendengarkan serta memperhatikan guru, hal ini terlihat hanya sebagian siswa yang memperhatikan guru menjelaskan, sehingga siswa kurang paham dengan konsep yang diajarkan guru dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan serta kesesuaian dengan materi (Relasi dn Fungsi) pada saat penelitian maka indikator pemahaman konsep yang diteliti adalah menyatakan ulang sebuah konsep, menyajikan konsep dalam bentuk representasi, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Pencapaian indikator pemahaman konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil jawaban tes akhir yang diberikan. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa berikut ini: 10 1. Suatu fungsi diketahui dengan rumus ( )= + , diketahui (1) = 2 dan (3) = −6. Hitunglah: a. Tentukan nilai p dan q Gambar 1. Lembar jawaban kelas no. 4a Eksperimen pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa. Saran yang dapat diberikan dari hsil penelitian ini adalah diharapkan kepada guru bidang studi matematika SMPN 22 Padang dapat menerapkan model pembelajaran koopeatif teknik bertukar pasangan sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dan bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat menerapkan pada materi lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara Gambar 2. Lembar jawaban kelas no. 4a Kontrol Gambar 1 dan 2 merupakan lembar jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen sudah bisa menjawab dengan sempurna, berarti indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah sudah terpenuhi dengan baik. Sedangkan siswa pada kelas kontrol belum bisa menjawab dengan sempurna, berarti indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah yang belum terpenuhi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 22 Padang dengan menerapkan model Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo. Mustika, Anna. (2012). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan dalam Mengembangkan Pemahaman Konsep Matematika siswa kelas VII SMPN 11 Padang. Sabri, Ahmad. (2007). Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Padang: PT. Ciputat Pres. Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung : Transito. 11