pengaruh startegi pembelajaran aktif tipe pencarian informasi

advertisement
PENGARUH STARTEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PENCARIAN
INFORMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
SISWA KELAS VIII SMPN 4 SUTERA
KABUPATEN PESISIR SELATAN
Dora Nursanti*, Sefna Rismen**, Lita lovia**
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR
ABSTRACT
The background of this research is about students' understanding of
mathematical concepts is still low. The aims of this research is to know the
students' understanding of mathematical concepts by strategis to find the
information is better than the students' understanding of mathematical concepts by
strategis the information conventional learning in VIII grade SMPN 4 Sutera. The
kind of this research is experimental research by random design towards the
subject. The population in this research was students in VIII grade SMPN 4 Sutera
in school year 2013/2014. The sample Class were chosen is VIII.4 class as
experimental class and VIII.2 class as control class . The instrument which was
used is final test which is essay from with reliability is 0.7403. Based on
calculations of data analysis using t-test of the side obtained t
= 2.29 and
t
= 1.645 . So t
> t
thus it can be concluded that students'
understanding of mathematical concepts apply strategies the information is better
than the students' understanding of mathematical concepts by applying
conventional learning in VIII SMPN 4 Sutera.
Keywords: Leaning activity, information search of Mathematics Concepts.
untuk
PENDAHULUAN
Pelajaran
matematika
mendiskripsikan
memprediksi
dan
dan
pelajaran
mempunyai peranan yang sangat
matematika diajarkan pada seluruh
penting di dalam pendidikan dan
jenjang pendidikan mulai dari SD,
berguna dalam kehidupan sehari-
SMP, dan SMA.
sehari, bagi sains, perdagangan dan
Tujuan
pembelajaran
industry, dan karena matematika itu
matematika salah satunya yaitu siswa
menyediakan
mampu
suatu
daya,
alat
memahami
agar
konsep
komunikasi yang singkat dan tidak
matematika
dipahaminya
ambigius serta berfungsi sebagai alat
konsep maka melatih cara berfikir
1
siswa
bernalar
mengumpulkan,
kemudian
mengaitkan,
dengar, dan catat penjelasan materi
dan
dari guru. Siswa tidak mau bertanya
mengnalisa suatu bukti dengan bukti
dan memberikan tanggapan secara
linnya dalam menyelesaikan suatu
lansung baik kepada guru maupun
persolan ynag diberikan pemahaman
kepada teman sebayanya tentang
konsep
satu
contoh soal yang tidak mengerti
tingkat
karena siswa merasa malu untuk
kompetensi,
bertanya dan takut salah. Siswa juga
pemecahan
cendrung bekerja sendiri tidak mau
merupakan
indikator
dalam
pencapaian
begitu
masalah
melihat
standar
juga
dalam
dapat
berdiskusi serta tidak mau berbagi
dikuasai siswa dengan baik jika
pengetahuan dengan teman yang
pemahaman konsep mereka miliki
lain.
masih
dan
salah
komunikasi
rendah,
konsep
berperan
jadi
pemahaman
penting
dalam
matematika.
Berdasarkan
permasalahan
diatas maka Salah satu strategi
pembelajaran aktif untuk mengatasi
Kenyataan di lapangan masih
permasalahan tersebut adalah dengan
ditemukan hasil belajar matematika
menerapkan strategi pembelajaran
siswa yang masih rendah seperti
aktif tipe pencarian informasi.
yang terjadi di SMPN 4 Sutera
Strategi pembelajaran aktif
khususnya dikelas VIII. Berdasarkan
tipe pencarian informasi merupakan
hasil observasi yang dilakukan di
salah satu bentuk pembelajaran yang
SMPN 4 Sutera tanggal 8 januari
menuntut
2013 ditemukan beberapa masalah
berpasangan
yang terjadi selama pembelajaran
interaksi belajar antar siswa untuk
masih terpusat pada guru siswa cepat
menuntaskan materi pembelajaran.
bosan dalam belajar karena penyajian
pasangan
materi yang diberikan guru kurang
membantu melibatkan peserta didik
menarik.
sejak
Siswa
hanya
melihat,
siswa
bekerja
sehingga
ini
dari
dirancang
awal.
Strategi
kesempatan
secara
terjalin
untuk
ini
mendengar, dan mencatat materi
memberikan
yang dijelaskan oleh guru tanpa
siswa untuk bekerja sama dengan
siswa mengerti apa yang siswa lihat,
pasangannya,
dimana
kepada
setiap
2
pasangan dituntut mencari informasi
pembelajaran aktif tipe pencarian
dibuku teks untuk mencari jawaban
informasi
dari pertanyaan yang diberikan oleh
pemahaman konsep matematis siswa
guru, menanyakan dan mengukuhkan
dengan menerapkan pembelajaran
jawabannya
konvensional.
sehingga
terjadi
lebih
baik
Perbeda
daripada
penelitian
interaksi siswa antar siswa yang
yang dilakukan dengan penelitian
menimbulkan reaksi kearah positif
terdahulu
yang
pelaksanaan siswa diberi handout
akan
memahami
dengan
membuat
konsep
demikian
siswa
matematika,
siswa
kepada pasangan yang lain.
tahap
sebagai sumber pencarian informasi.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang dilakukan
Tujuan penelitian ini untuk
pemahaman
pada
dapat
memberikan pendapat dan bertanya
mengetahui
yaitu
adalah penelitian eksperimen dengan
konsep
rancangan Random terhadap subjek.
matematis siswa dengan penerapan
Penelitian ini dilakukan dari tanggal
strategi
tipe
12 September sampai 21 september
pencarian informasi lebih baik dari
2014 di SMPN 4 Sutera. Populasi
pada pemahaman konsep matematis
dalam
siswa
siswa kelas VIII SMPN 4 Sutera
pembelajaran
dengan
aktif
pembelajaran
penelitian
konvensional siswa kelas VIII SMPN
tahun
4 sutera.
Pengambilan
adalah
pelajaran
seluruh
2013/2014.
sampel
dilakukan
Penelitian yang relevan yaitu
secara acak dengan kelas VIII.4
penelitian yang dilakukan oleh Yesi
sebagai kelas eksperimen dan kelas
kumala sari (2011) dengan judul
VIII.2
pengaruh strategi pembelajaran aktif
Variabel dalam penelitian ini adalah
tipe pencarian informasi terhadap
variabel
Pemahaman
Matematika
pembelajaran aktif tipe pencarian
Siswa Kelas VIII SMPN 1 Pasaman.
informasi pada kelas eksperimen dan
Hasil
pembelajaran
dari
Konsep
penelitian
tersebut
menunjukkan pemahaman konsep
sebagai
bebas,
kelas
kontrol.
yaitu
konvensional
strategi
pada
kelas kontrol. Variabel terikat yaitu
matematis siswa dengan menerapkan
3
pemahaman konsep matematis siwa
Tabel
kelas VIII SMPN 4 Sutera.
Simpangan Baku, Skor Maks, dan
Instrumen
yang
digunakan
1.Nilai
Skor Min tes akhir siswa kelas
dalam penelitian ini adalah tes
sampel
pemahaman
Kelas Sampel
konsep
siswa.
Pemahamn konsep siswa dinilai dari
tes akhir yang mengandung indikator
pemahaman
konsep
Rata-Rata
S
Eksperimen
72,37 19,24
100
37,0
Kontrol
60,78 17,87
100
25,0
ddengan
Tabel 1 dapat dilihat bahwa
menggunakan rubrik analitik skla 4.
Dengan reliabel diperoleh = 0,404
nilai rata-rata siswa pada kelas
eksperimen lebih besar dari nilai
rata-rata kelas kontrol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran
pencarian
informasi
aktif
tipe
pada
kelas
eksperimen sangat berdampak positif
pada pemahaman konsep matematis
siswa, siswa lebih paham akan materi
Hipotesis
penelitian
berdasarkan tabel di atas dilakukan
uji hipotesis dan diperoleh adalah
dengan uji t satu pihak. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh
= 2,29
mengunakan
dan t < 0,05 maka tolak H 0 dan
konvensional,
konsep matematis siswa yang diajar
pemahaman konsep siswa masih
dengan strategi pembelajaran aktif
rendah.
tipe pencarían informasi lebih baik
yang dipelajari. Sedangkan pada
kelas
kontrol
pembelajaran
yang
Berdasarkan skor pemahaman
terima
H 1, berarti pemahaman
daripada
pemahaman
konsep
konsep yang diperoleh dari hasil tes
matematis siswa yang diajar dengan
akhir pada kedua kelas ini dilakukan
pembelajaran konvensional, hal ini
perhitungan rata-rata ( ̅ ), simpangan
disebabkan
karena
pada
kelas
baku (S), hasil perhitungan dapat
eksperimen
dilihat pada Tabel 2 berikut:
pembelajaran aktif tipe pencarían
diterapkan
strategi
informasi.
Tipe
pencarian
informasi
(Silberman, 2009: 152). Dimana
4
dengan startegi ini siswa dibagi
indikator pemahaman konsep yang
menjadi beberapa pasangan
yang
diteliti adalah menyatakan ulang
siswa
sebuah konsep, menyajikan konsep
beranggotakan
2
orang
berdasarkan kemampuan akademik,
dalam
siswa mencari informasi dibuku teks
mengaplikasikan
dari
algoritma
lembaran
pertanyaan
yang
bentuk
representasi,
dan
konsep
atau
kepemecahan
indikator
masalah.
diberikan oleh guru, Kemudian siswa
Pencapaian
berdiskusi dengan pasangan untuk
konsep siswa yang dapat dilihat dari
mencari informasi setelah itu setiap
hasil
pasangan siswa dipilih secara acak
diberikan.
jawaban
tes
pemahaman
akhir
yang
mempresentasikan kedepan kelas dan
Untuk lebih jelasnya hal ini
siswa diberikan kesempatan untuk
dapat dilihat dari jawaban siswa
bertanya atau menanggapi apabila
berikut ini:
ada penjelasan dari pasangan yang
1. Diketahui siswa kelas VIII A
mempresentasikan.
Prose
bernama Ani, Sari, Deni, Arya,
pembelajaran
pada
Leo, dan Salsa sebagai himpunan
kelas kontrol adalah pembelajaran
P. Mereka mempunyai warna
konvensional dengan menggunakan
favorit yang berbeda-beda. Sari
metode ceramah dimana guru yang
dan Salsa menyukai warna merah,
menjelaskan materi pelajaran, siswa
Leo suka warna hijau, Ani suka
hanya
serta
warna kuning, Deni dan Arya
memperhatikan guru, hal ini terlihat
suka warna biru. Kumpulan warna
hanya
itu
mendengarkan
sebagian
siswa
yang
merupakan
himpunan
R.
memperhatikan guru menjelaskan,
Buatlah relasi himpunan P dan R
sehingga
dengan diagram panah!
siswa
kurang
paham
dengan konsep yang diajarkan guru
dan
berpengaruh
terhadap
hasil
permasalahan
serta
belajar siswa.
Berdasarkan
kesesuaian dengan materi (Relasi dan
Fungsi) pada saat penelitian maka
5
Gambar
1.
Pada
Jawaban
kelas
dalam
penelitian,
maka
eksperimen
disimpulkan
gambar
diatas
konsep matematis siswa kelas VIII
siswa
sudah
SMPN 4 Sutera dengan menerapkan
menunjukkan
mampu memahami soal yang
startegi
mengandung
pencarian
indikator
bahwa
dapat
pemahaman
pembelajaran
informasi
menyatakan ulang sebuah konsep
daripada
dengan baik
matematis siswa.
aktif
tipe
lebih
baik
pemahaman
konsep
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,Suharsimi.
(2010).
Prosedur penelitian suatu
pendekatan pratik. Jakarta:
Rineka Cipta
Gambar 2. Jawaban kelas kontrol
Pada gambar diatas
menunjukkan
siswa
sudah
mampu memahami soal yang
mengandung
menyatakan
indikator
ulang
sebuah
konsep dengan baik.
Iryanti, puji. (2004).Penilaian Untuk
Kerja.Yogyakarta:
Depdiknas
Silberman, Mel. (2006). Strategi
PembelajaranAktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani
Kumala Sari, Yesi. (2011). Pengaruh
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
strategi pembelajaran aktif
tipe
penacrian
informasi
yang diperoleh setelah melakukan
dalampembelajaran
analisis dan pembahasan terhadap
matematika siswa kelas VIII
masalah yang telah dikemukakan
SMPN I pasaman.
6
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK BERTUKAR PASANGAN TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII
SMPN 22 PADANG
Ulil ‘Azmi*, Villia Anggraini**, Anna Cesaria**
7
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep matematis siswa yang masih
rendah dan siswa lebih suka menyalin jawaban dari teman tanpa memahami dan memperhatikan
kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep matematis siswa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada
pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII
SMPN 22 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random
terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 22 Padang tahun
pelajaran 2013/2014. Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang berbentuk esai
dengan reliabilitas adalah
= 0,89. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data menggunakan
uji-t satu pihak diperoleh t
= 2,50 dan t
= 1,67. Jadi t
> t
sehingga
disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa
dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 22 Padang.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Bertukar Pasangan, Pemahaman Konsep Matematis
PENDAHULUAN
Matematika merupakan cabang
ilmu pengetahuan yang dapat membantu
manusia dalam memahami dan menelaah
permasalahan baik dalam bidang sosial,
ekonomi dan ilmu pengetahuan alam.
Matematika dapat membentuk pola pikir
kritis, logis dan analitis. Oleh karena itu,
matematika dipelajari mulai dari tingkat SD,
SMP, SMA sampai dengan Perguruan
Tinggi.
Salah satu tujuan pembelajaran
matematika dapat terjadi apabila kegiatan
pembelajaran
matematika
disekolah
berlangsung
dengan
baik.
Kegiatan
pembelajan berlangsung baik terdapat pada
interaksi yang baik antara guru dan sisawa
dan antara siswa dengan siswa. Guru sebagai
fasilitator harus mampu menempatkan siswa
sebagai subjek pendidikan, sehingga
terwujud pola pikir kreatif dan inovatif
siswa, sehingga ilmu yang diperolehnya
dapat dimanfaatkan dalam menghadapi
kehidupan dimasa akan datang. Oleh karena
itu diharapkan matematika menjadi pelajaran
yang disukai siswa, maka secara berangsurangsur pembelajaran matematika juga dapat
dikuasai dan dipahami siswa.
Kenyataan di lapangan masih
ditemukan hasil belajar matematika siswa
yang masih rendah seperti yang terjadi di
SMPN 22 Padang khususnya dikelas VIII.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
di SMPN 22 Padang tanggal 26 agustus
2013
terlihat
bahwa
pada
awal
pembelajaran, guru membuka proses
pembelajaran dengan mengabsen siswa
terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan
penyampaian materi. Saat guru menjelaskan
materi pelajaran, hanya sebagian siswa yang
memperhatikan guru dan mencatat materi
yang dijelaskan guru, sedangkan siswa yang
lain lengah dan tidak mau bertannya kepada
guru maupun kepada teman apa yang tidak
mereka mengerti tentang materi pelajaran
yang dipelajari, sehingga saat guru
memberikan latihan yang berbeda dengan
contoh soal, siswa tampak kesulitan dalam
mengerjakan soal yang berbeda dan mereka
lebih suka menyalin jawaban dari teman
tanpa memahami dan memperhatikan
kebenarannya.
Pada saat wawancara dengan guru
bidang studi matematika di SMPN 22
Padang yang menyatakan bahwa pernah
digunakan model pembelajaran kelompok,
tetapi belum terlaksana secara optimal. Hal
ini disebabkan siswa kurang mampu
bekerjasama dalam kelompok, sehingga
pada pembelajaran kelompok mereka hanya
mengandalkan siswa yang pintar saja.
Dikhawatirkan hasil belajar siswa akan
8
semakin rendah, maka perlu dilakukan
perubahan strategi agar tercapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Salah satu
teknik untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif teknik bertukar
pasangan.
Model
pembelajaran
teknik
bertukar pasangan ini dirancang untuk
membantu melibatkan peserta didik sejak
dari awal. Teknik ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dengan orang lain, dimana siswa
bertukar pasangan dengan pasangan lainnya
untuk menanyakan dan mengukuhkan
jawabannya sehingga terjadi interaksi siswa
antar siswa yang menimbulkan reaksi kearah
positif yang akan membuat siswa memahami
konsep matematika, dengan demikian siswa
dapat memberikan pendapat dan bertanya
kepada teman yang lain jika ada kesalahan
dalam mengerjakan latihan dalam suasana
yang menyenangkan dan mengesankan, dan
kembali kepasangan untuk mendiskusikan
jika ada temuan baru yang didapat dari
pertukar pasangan.
Pelajaran
matematika
yang
diungkapkan oleh Depdiknas dalam Shadiq
(2009: 2) untuk sekolah menengah bertujuan
untuk:
1. memahami
konsep
matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efesien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah,
2. menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika,
3. memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan
memahami
masalah,
merancang
model
matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh,
4. mengomunikasikan gagasan dengan
symbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau
masalah,
5. memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pemahaman konsep matematis
siswa
dengan
penerapan
model
pembelajaran kooperatif teknik bertukar
pasangan lebih baik daripada pemahaman
konsep
matematis
siswa
dengan
pembelajaran konvensional siswa kelas VIII
SMPN 22 Padang.
Penelitian yang relevan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Anna
Mustika (2012) dengan judul penerapan
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik
Bertukar Pasangan dalam Mengembangkan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas VII SMPN 11 Padang. Hasil dari
penelitian
tersebut
menunjukkan
pemahaman konsep matematis siswa dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif teknik
bertukar pasangan lebih baik daripada
pemahaman konsep matematis siswa dengan
menerapkan pembelajaran konvensional.
Perbeda penelitian yang dilakukan dengan
penelitian terdahulu yaitu pada tahap
pelaksanaan
siswa
diberi
lembaran
pertanyaan sebagai bahan diskusikan siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah
penelitian eksperimen dengan rancangan
Random terhadap subjek. Penelitian ini
dilakukan dari tanggal 17 September sampai
09 Oktober 2013 di SMPN 22 Padang.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh
siswa kelas VIII SMPN 22 Padang tahun
pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel
dilakukan secara acak dengan kelas VIII.8
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.6
sebagai kelas kontrol. Variabel dalam
penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu
model pembelajaran koperatif teknik
bertukar pasangan pada kelas eksperimen
dan pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol. Variabel terikat yaitu pemahaman
konsep matematis siwa kelas VIII SMPN 22
Padang.
Prosedur penelitian terdiri dari tiga
tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan
dan tahap penyelesaian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes
akhir berbentuk esai yang terdiri dari 9 butir
sioal, dan di uji cobakan di kelas VIII.2
SMPN 28 Padang yang diikuti 22 orang
siswa pada tangggal 07 Oktober 2013.
SMPN 28 Padang memiliki kemampuan
9
akademik yang sama dan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang sama yaitu 75.
Berdasarkan analisis tingkat kesukara,
daya pembeda dan reliabilitas. Kriteria
tingkat kesukaran soal yang diperoleh yaitu
soal mudah terdapat pada soal nomor 1a dan
1c. Soal sedang terdapat pada soal nomor
1b, 2a, 2b, 3a dan 3b, dan soal sukar terdapat
pada soal nomor 4a dan 4b, maka
berdasarkan daya pembeda semua soal
diterima. Dan reliabilitas soal ditentukan
deengan rumus alpha (Arikunto, 2010: 239)
hasil perhitungan diperoleh dengan r =
0,89 dan r
= 0,423, karena
lebih
besar daripada
maka soal tes akhir
reliabel .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran kooperatif teknik
bertukar pasangan pada kelas eksperimen
sangat berdampak positif pada pemahaman
konsep matematis siswa, siswa lebih paham
akan materi yang dipelajari. Sedangkan pada
kelas
kontrol
yang
mengunakan
pembelajaran konvensional, pemahaman
konsep siswa masih rendah.
Berdasarkan
skor
pemahaman
konsep yang diperoleh dari hasil tes akhir
pada kedua kelas ini dilakukan perhitungan
rata-rata ( ̅ ), simpangan baku (S), hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2
berikut:
Tabel 1. Nilai Rata-Rata ( ), Simpangan
Baku (S)
Kelas Sampel
S
Eksperimen
78,99 10,92
100
58,9
Kontrol
72,31 9,54
92,3
50
Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih
besar dari nilai rata-rata kelas kontrol.
Hipotesis
penelitian
adalah
pemahaman konsep matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran kooperatif
teknik bertukar pasangan lebih baik daripada
pemahaman konsep matematis siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Sebelum uji hipotesis terlebih
dahulu dilaukan uji liliefors dan uji homogen
dengan uji F merujuk pada Sudjana (2005).
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas data, diperoleh bahwa kedua
kelas sampel berdistribusi normal dan
memiliki variansi homogeny. Selanjutnya,
dilakukan uji hipotesis dengan uji t satu
pihak. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh
= 2,50 dan t ( α)(
)=
1,67. Karena nilai t > t ( α)(
,
maka
)
tolak H 0 dan terima H 1, berarti pemahaman
konsep matematis siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif teknik
bertukar pasangan lebih baik daripada
pemahaman konsep matematis siswa yang
diajar dengan pembelajaran konvensional,
hal ini disebabkan karena pada kelas
eksperimen diterapkan model pembelajaran
kooperatif teknik bertukar pasangan.
Teknik bertukar pasangan (Lie,
2010: 55). Dimana dengan model ini siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 2 orang siswa berdasarkan
kemampuan akademik siswa dan siswa
mendiskusikan lembar pertanyaan dengan
pasangannya. Kemudian siswa yang
berkemampuan rendah bertukar pasangan
untuk menanyakan dan mengukuhkan
jawabannya dan kembali kepasangan semula
untuk mendiskusikan jika ada temuan baru
yang didapat dari pertukar pasangan.
Kemudian guru memilih perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan hasil
diskusi kedepan kelas dan memberikan
applause
kepada
kelompok
yang
mempersentasikan hasil diskusi kedepan
kelas.
Prose pembelajaran pada kelas
kontrol adalah pembelajaran konvensional
dengan menggunakan metode ceramah
(Sabri, 2007:50-52), dimana guru yang
menjelaskan materi pelajaran, siswa hanya
mendengarkan serta memperhatikan guru,
hal ini terlihat hanya sebagian siswa yang
memperhatikan guru menjelaskan, sehingga
siswa kurang paham dengan konsep yang
diajarkan guru dan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan serta kesesuaian
dengan materi (Relasi dn Fungsi) pada saat
penelitian maka indikator pemahaman
konsep yang diteliti adalah menyatakan
ulang sebuah konsep, menyajikan konsep
dalam
bentuk
representasi,
dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma
kepemecahan masalah. Pencapaian indikator
pemahaman konsep siswa yang dapat dilihat
dari hasil jawaban tes akhir yang diberikan.
Untuk lebih jelasnya hal ini dapat
dilihat dari jawaban siswa berikut ini:
10
1. Suatu fungsi diketahui dengan rumus
( )=
+ , diketahui
(1) = 2
dan (3) = −6. Hitunglah:
a. Tentukan nilai p dan q
Gambar 1. Lembar jawaban kelas no. 4a
Eksperimen
pembelajaran kooperatif teknik bertukar
pasangan lebih baik daripada pemahaman
konsep matematis siswa.
Saran yang dapat diberikan dari hsil
penelitian ini adalah diharapkan kepada guru
bidang studi matematika SMPN 22 Padang
dapat menerapkan model pembelajaran
koopeatif teknik bertukar pasangan sebagai
salah satu alternatif dalam melaksanakan
proses belajar mengajar. Dan bagi peneliti
yang ingin melanjutkan penelitian ini
diharapkan dapat menerapkan pada materi
lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi aksara
Gambar 2. Lembar jawaban kelas no. 4a
Kontrol
Gambar 1 dan 2 merupakan lembar
jawaban siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen sudah
bisa menjawab dengan sempurna, berarti
indikator mengaplikasikan konsep atau
algoritma kepemecahan masalah sudah
terpenuhi dengan baik. Sedangkan siswa
pada kelas kontrol belum bisa menjawab
dengan
sempurna,
berarti
indikator
mengaplikasikan konsep atau algoritma
kepemecahan
masalah
yang
belum
terpenuhi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh setelah melakukan analisis dan
pembahasan terhadap masalah yang telah
dikemukakan dalam penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep
matematis siswa kelas VIII SMPN 22
Padang
dengan
menerapkan
model
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning.
Jakarta: PT. Grasindo.
Mustika,
Anna.
(2012).
Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Teknik
Bertukar
Pasangan
dalam
Mengembangkan
Pemahaman
Konsep Matematika siswa kelas
VII SMPN 11 Padang.
Sabri, Ahmad. (2007). Strategi Belajar
Mengajar & Micro Teaching.
Padang: PT. Ciputat Pres.
Shadiq,
Fadjar.
(2009).
Kemahiran
Matematika.
Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung :
Transito.
11
Download