Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Dewi Yunitasari [email protected] Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of investment decision, financing decision, dividend policy, and interest rate to the company’s value.The population is real estate and property companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). In this research, the sample collection technique has been determined by using purposive sampling and it has obtained 8 samples of real estate and property companies which distribute their dividend share continuously in 2009-2012. This research is using multiple linear regressions. The result of research shows that: (1) the investment decision has significant influence to the company’s value and it shows unidirectional relation. (2) Financing decision has significant influence to the company’s value yet the negative coefficient shows non-unidirectional relation. (3) The dividend policy has significant influence to the company’s value yet the negative coefficient shows non-unidirectional relation. (4) The interest rates have no significant influence to the company’s value yet negative coefficient shows nonunidirectional relation. Keywords: Investment Decision, Financing Decision, Dividend Policy, Interest Rates, Company’s Value. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini, ditetapkan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan diperoleh sebanyak 8 sampel perusahaan property dan real estate yang membagikan dividen berturut- turut tahun 2009-2012. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda . Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan menunjukkan hubungan searah. (2) Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan namun koefisien negatif menunjukkan hubungan tidak searah. (3) Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan namun koefisien negatif menunjukkan hubungan tidak searah. (4) Tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan namun koefisien negatif menunjukkan hubungan tidak searah. Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat suku bunga, nilai perusahaan. PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara dan menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia telah menunjukkan kemajuan dengan semakin bertambahnya jumlah perusahaan dari hari ke hari. Berbagai jenis perusahaan bermunculan seperti bidang jasa, manufaktur, maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang terbaik. Hal ini mendorong masing-masing perusahaan untuk melakukan berbagai strategi agar terhindar dari kebangkrutan, yaitu dengan berusaha meningkatkan keunggulan yang dimiliki perusahaan sebagai salah satu upaya dalam pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 2 Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para pemegang saham. Optimalisasi nilai perusahaan merupakan hal penting bagi seorang manajer maupun bagi seorang investor. Bagi seorang manajer nilai perusahaan merupakan suatu tolak ukur atas prestasi kerja yang dicapainya. Jika seorang manajer mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan maka manajer tersebut telah menunjukkan kinerja yang baik bagi perusahaan. Sedangkan bagi investor peningkatan nilai perusahaan merupakan suatu persepsi yang baik terhadap perusahaan. Dan jika seorang investor sudah memiliki suatu pandangan yang baik terhadap perusahaan maka investor tersebut akan tertarik untuk berinvestasi sehingga hal ini akan membuat harga saham perusahaan mengalami peningkatan. Harga saham sebagai representasi dari nilai perusahaan dapat ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor internal perusahaan, eksternal perusahaan, dan teknikal. Faktor internal dan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para investor dipasar modal. Sedangkan faktor teknikal lebih bersifat teknis dan psikologis, seperti volume perdagangan saham, nilai transaksi perdagangan saham, dan kecenderungan naik turunnya harga saham (Sudiyatno, 2010). Fama dan French (1998) dalam Wibawa dan Wijaya (2010), berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kejayaan pemegang saham. Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaanya. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari sumber internal berupa laba ditahan dan dari sumber eksternal perusahaan berupa hutang atau penerbitan saham baru. Keputusan pendanaan ini berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan komposisi pendanaan. Selain keputusan investasi dan pendanaan, keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Dividen merupakan alasan bagi investor dalam menanamkan investasinya, dimana dividen merupakan pengembalian yang akan diterima atas investasinya dalam perusahaan. Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham, sehingga kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan pemegang saham terhadap dividen dengan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan disisi yang lainnya (Wijaya dan Wibawa, 2010). Nilai perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan yaitu tingkat suku bunga. Tandelilin (2001) menyatakan tingkat suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Hal ini akan membuat investor mengurangi investasi sehingga harga saham turun dan nilai perusahaan juga akan mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan tingkat suku bunga terhadap nilei perusahaan pada perusahaan property dan real estate. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010) adalah dalam obyek penelitian, jangka waktu pengambilan sampel sampel dari tahun 2009-2012 dan penambahan variabel Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 3 independen yaitu tingkat suku bunga serta mengganti proksi keputusan investasi dengan TAG. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Struktur Modal Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004). Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih. Teori Sinyal (Signalling Theory) Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa teori sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang. Teori sinyal menjelaskanmengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melidungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Nilai Perusahaan Brealey et al. (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyeksi masa depannya. Nilai perusahaan akan tercermin melalui harga saham perusahaan. Jika harga saham mengalami peningkatan maka nilai perusahaan juga akan mengalami peningkatan begitu juga sebaliknya. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 4 Keown et al. (2000) menyatakan nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalkan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan (Moeljadi, 2006). Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek atau yang disebut likuiditas perusahaan. Perusahaan harus menjaga likuiditas agar tidak terganggu kelancaran aktivitas perusahaan untuk melakukan investasi dan tidak kehilangan kepercayaan diri dari pihak luar (Hidayat, 2010). Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang menghasilkan keuntungan. Jika terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka manajer berusaha mengambil peluang-peluang tersebut untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham karena semakin besar kesempatan investasi yang menguntungkan maka investasi yang dilakukan semakin besar. Keputusan Pendanaan Kebijakan pendanaan adalah satu kebijakan yang sangat penting bagi perusahaan, karena menyangkut perolehan sumber dana untuk kegiatan operasi perusahaan. Kebijakan ini akan berpengaruh terhadap struktur modal dan faktor leverage perusahaan, baik leverage operasi maupun leverage keuangan. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa leverage keuangan merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki biaya tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada biaya tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi para pemegang saham. Jika perusahaan menetapkan kebijakan untuk menggunakan sumber dana dari utang, berarti leverage keuangan perusahaan meningkat, dan perusahaan akan menanggung biaya tetap berupa bunga. Kebijakan pendanaan adalah satu kebijakan yang sangat penting bagi perusahaan, karena menyangkut perolehan sumber dana untuk kegiatan operasi perusahaan. Dalam memilih sumber pendanaan, apakah bersumber dari dalam atau dari luar perusahaan, Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang, dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Ramlall, 2009 dalam Qodariyah, 2013). Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan sumber dana Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 5 eksternal. Penggunaan sumber dana eksternal melalui hutang hanya akan digunakan jika kebutuhan investasi lebih tinggi dari sumber dana internal. Kebijakan Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila perusahaan penerbit saham maupun menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula. Dividen diartikan sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Menurut Lintner (1956) dalam Wijaya dan Wibawa (2010) menjelaskan bahwa: a. Perusahaan mempunyai target Dividend Payout Ratio jangka panjang. b. Manajer memfokuskan pada tingkat perubahan dividen daripada tingkat absolut. c. Perubahan dividen yang meningkat dalam jangka panjang, untuk menjaga penghasilan. Perubahan penghasilan yang sementara tidak mempengaruhi Dividend Payout Ratio. d. Manajer bebas membuat perubahan dividen untuk keperluan cadangan. Penentuan besarnya Dividend Payout Ratio akan menentukan besar kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya murah. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ada beberapa macam teori tentang kebijakan dividen. Berikut ini adalah teori tentang kebijakan dividen dalam Brigham dan Houston (2001) yaitu: 1. Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan. 2. Bird-in-the-hand theory, dinyatakan olehGordon dan Lintner yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. 3. Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Tingkat Suku Bunga Indikator faktor fundamental makro dari kondisi mikro ekonomi adalah tingkat bunga. Tingkat bunga sering digunakan sebagai ukuran pendapatan yang diperoleh oleh para pemilik modal, tingkat bunga ini disebut dengan bunga simpanan atau bunga investasi. Demikian juga, tingkat bunga digunakan sebagai ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menggunakan dana dari para pemilik modal, ini disebut dengan bunga pinjaman (Iswardono,1999). Oleh karena itu, maka tingkat bunga sekarang merupakan harga yang tersedia untuk dibayar oleh masyarakat yang membutuhkan uang, dan ini terjadi dipasar modal. 1. Fungsi Suku Bunga dalam Perekonomian Menurut Sunariyah (2006), tingkat suku bunga mempunyai beberapa fungsi dalam suatu perekonomian, antara lain: a. Sebagai daya tarik bagi penabung individu, institusi, atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 6 b. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana langsung investasi pada sektor-sektor ekonomi. c. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi. 2. Hubungan Suku Bunga dengan Harga Saham Secara teoritis dapat dikatakan, bahwa investor mau melakukan investasi karena menginginkan keuntungan atau pertambahan modalnya tanpa menanggung risiko, perubahan suku bunga bank dapat mempengaruhi harga saham melalui 3 (tiga) cara, yaitu: a. Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara umum dan profitabilitas perusahaan yakni dividen dan harga saham biasa. b. Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari obligasi dan perolehan dividen dari saham-saham dan oleh karena itu terdapat daya tarik yang relatif antara saham dan obligasi. c. Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan dengan investasi kekayaan sehigga mempengaruhi harga saham. (Sunariyah, 2000). Pengembangan Hipotesis Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai. Wijaya dan Wibawa (2010) dapat memberikan konfirmasi empiris bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H1 : Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaannya. Sumber pembiayaan yang berasal dari utang jangka pendek (current liabilities) maupun utang jangka panjang (long term debt) dan modal saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). Wijaya dan Wibawa (2010), Afzal dan Rohman (2012) telah meneliti hubungan keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham apabila perusahaan memiliki kas yang benar-benar bebas, yang dapat dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) dimasa yang akan datang. Wijaya dan Wibawa (2010) telah meneliti hubungan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H3 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 7 Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan Naiknya suku bunga akan mendorong masyarakat untuk menabung, dan malas untuk berinvestasi disektor riil. Kenaikan tingkat suku bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak mau berisiko melakukan investasi dengan biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak berkembang. Perusahaan banyak mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidupnya, dan ini menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Menurunnya kinerja perusahaan dapat berakibat pada penurunan harga saham, yang berarti nilai perusahaan juga akan menurun. Hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) dan Sudiyatno (2010) menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan H4 : Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun pengamatan dari tahun 2009- 2012, (2) Perusahaan property dan real estate yang mempublikasikan laporan keuangan selama 4 tahun pengamatan dari tahun 2009- 2012, (3) Perusahaan property dan real estate yang membagikan dividen selama 4 tahun pengamatan dari tahun 2009- 2012. Sebagaimana kriteria pengambilan sampel diperoleh 8 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan Total Asset Growth (TAG). TAG merupakan pertumbuhan aset perusahan dari satu tahun tertentu ke tahun berikutnya. TAG merupakan besarnya pertumbuhan investasi pada aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan. TAG dapat dicari dengan rumus: Total Asset (t) – Total Asset (t-1) Total Asset Growth= ---------------------------------------------Total Asset (t-1) 2. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan ini mencakup cara bagaimana mendanai kegiatan perusahaan agar maksimal, cara memperoleh dana untuk investasi yang efisien dan cara mengkomposisikan sumber dana maksimal yang harus dipertahankan. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikomfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001). Total Hutang DER = -------------------Total Equitas Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 8 3. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen dalam penelitian ini menyangkut kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan penentuan presentase laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai dividen kepada pemilik saham. Keputusan untuk membagikan keuntungan yang diperoleh dalam bentuk dividen ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diharapkan atas kesempatan investasi. Kebijakan dividen diproksikan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Keown et al. (2000), rasio pembayaran dividen adalah presentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Dividen Per Share DPR = -------------------------Earning Per Share 4. Tingkat Suku Bunga Pengertian dari suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang (Herman, 2003). Para ahli ekonomi menyebutkan tingkat suku bunga yang dibayarkan bank kepada masyarakat, jika masyarakat mendepositokan tabungan di bank sebagai tingkat bunga nominal, dan kenaikan dalam daya beli masyarakat sebagai tingkat bunga riil. Fisher merumuskan hubungan tingkat suku bunga nominal (i), tingkat suku bunga riil (r), dan inflasi (π) kedalam suatu persamaan yang disebut dengan persamaan Fisher (Fisher equation), i = r + π (Noerirawan, 2012). Variabel Dependen Nilai Perusahaan Pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan melihat perkembangan harga saham di pasar sekunder, jika harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat. Peningkatan harga saham menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan baik, sehingga mereka mau membayar lebih tinggi, hal ini sesuai dengan harapan mereka untuk mendapatkan return yang tinggi pula. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Penelitian ini menggunakan Price Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan Houston, 2009). Harga Saham PBV = --------------------BV Pengujian Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk itu akan digunakan teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh beberapa variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) dan memprediksi variabel terkait dengan menggunakan variabel bebas. Tes statistik regresi linier berganda dengan menggunakan model sebagai berikut: Y = α 0 + β1 TAG + β2 DER + β3 DPR + β4 SB + e Keterangan: Y : Nilai perusahaan, α0 : Konstanta, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 9 TAG DER DPR SB β1 β2 β3 β4 e : Keputusan Investasi, : Keputusan Pendanaan, : Kebijakan Dividen, : Tingkat Suku Bunga, : Koefisien Regresi, : Error term. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi , variabel penganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak dimana model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk melihat distribusi normal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2009). Dari hasil output SPSS grafik normalprobability plot menunjukkan bahwa pola data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini memenuhi uji normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen dijelaskan variabel independen lainnya. Dari hasil output SPSS nilai tolerance diperoleh bahwa semua variabel bebas nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinearitas dengan aturan jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2006). 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t- 1). Untuk mendeteksi ada dan tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dilihat dari tabel Durbin- Watson. Dari hasil output diatas SPSS uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 0,987 terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil output SPSS diketahui bahwa titik- titik tidak membentuk pola yang jelas. Titik- titik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 10 Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur apakah seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (0 ≤ R2 ≥ 1). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dengan kata lain, jika (R2) semakin mendekati 100%, maka semakin baik variabel independen dalam menjelaskan variansi perubahan variabel dependen. Dari hasil output SPSS kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0, 279 yang berarti 27,9 % perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oeh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan tingkat suku bunga. Sedangkan sisanya 72,1 % dipengaruhi oleh faktor di luar model penelitian. 2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%) (Ghozali, 2011). Uji t berada pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai t < 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai > 0,05, maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut hasil pengujian: Model (Constant) TAG DER DPR SB a. Dependent Variable: PBV 1 Tabel 1 Uji t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error 2.649 3.688 3.898 -.775 -3.338 -.121 1.026 .372 1.251 .591 T Sig. .718 .479 3.801 -2.085 -2.669 -.205 .001 .047 .013 .839 Beta .709 -.367 -.469 -.032 Sumber: Ouput SPSS 20 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 1, terlihat bahwa variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan untuk keputusan investasi sebesar 0,001, keputusan pendanaan sebesar 0,047 dan kebijakan dividen sebesar 0,013 ( nilai signifikansi < 5%). Sedangkan variabel tingkat suku bunga menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yaitu sebesar 0,839 (nilai signifikansi > 5%). Berdasarkan tabel 1dapat disimpulkan atas hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebagai berikut: Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,001 (sig < 5%) dengan nilai koefisien sebesar 3,898. Tanda koefisien positif menunjukkan variabel Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 11 keputusan investasi dan nilai perusahaan searah sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan dan H 1 diterima. Kondisi ini terjadi karena keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan menentukan keuntungan yang diperoleh dan kinerja perusahaan di masa mendatang. Keputusan ini sangat penting karena jika perusahaan salah dalam pemilihan investasi, maka akan menganggu kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus menjaga perkembangan investasi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan melalui kesejahteraan pemegang saham dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Prasetyo (2011) mengatakan bahwa keputusan seorang manajer dalam membuat keputusan investasi akan menciptakan suatu peningkatan nilai pada perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila seorang manajer yang berhasil menciptakan keputusan investasi yang tepat maka akan menghasilkan kinerja optimal yang nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tendi (2007) yang memproksikan keputusan investasi dengan pertumbuhan aset (TAG) dan mengatakan bahwa keputusan investasi menunjukkan hubungan positif dengan nilai perusahaan. Investasi yang tinggi merupakan sinyal pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang dan sinyal ini pun akan dianggap investor sebagai good news yang nantinya akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja perusahaan dan akan mempengaruhi nilai perusahaan. Qodariyah (2013) memproksikan keputusan investasi dengan pertumbuhan aset (TAG) juga mengatakan bahwa variabel keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan memaksimumkan investasi dalam upayanya menghasilkan laba sesuai dengan jumlah dana yang terikat. Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,047 (sig < 5%) dan H2 diterima tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel keputusan pendanaan menunjukkan sebesar – 0,775. Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel keputusan pendanaan dan nilai perusahaan tidak searah. Hal ini disebabkan karena hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Risiko tersebut berhubungan dengan risiko pembayaran bunga yang umumnya tidak dapat ditutupi perusahaan. Dengan asumsi apabila perusahaan menghasilkan laba, prioritas utama adalah membayar hutang dari pada mensejahterakan kemakmuran pemegang saham, sehingga nilai perusahaan akan menurun. Teori trade off dalam Brealey et al. (2008) yang menyatakan bahwa manajer akan berusaha meningkatkan tingkat hutang sampai pada suatu titik dimana nilai perlindungan pajak bunga tambahan benar- benar terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan. Artinya disini penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan hanya sampai pada suatu titik optimal. Setelah titik tersebut penggunaan hutang justru dapat menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan biaya finansial atau kewajiban biaya bunga dari hutang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Wijaya dan Wibawa (2010) Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Wijaya dan Wibawa (2010) yang menunjukkan pengaruh positif signifikan. Apabila peningkatan pendanaan perusahaan melalui laba ditahan atau penerbitan saham baru, maka risiko keuangan perusahaan semakin kecil. Fakta yang terjadi di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah bahwa pendanaan perusahaan meningkat dengan penambahan utang. Penambahan utang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi faktor eksternal sedangkan utang menimbulkan beban tetap tanpa memperdulikan besarnya Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 12 pendapatan. Semakin besar utang, semakin besar kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban berupa bunga dan pokoknya. Sesuai dengan signaling theory, nilai perusahaan meningkat pada hari pengumuman dan sehari setelah pengumuman perusahaan- perusahaan yang meningkatkan proporsi penggunaan hutangnya. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan Qodariyah (2013) yang mengatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini menunjukkan keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang, sehingga laba yang diperoleh akan semakin besar. Apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka peningkatan nilai perusahaan terjadi efek tax deductible, yaitu perusahan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,013 (sig < 5%) dan H3 diterima tetapi dilihat dari nilai koefisien regresi variabel kebijakan dividen menunjukkan sebesar – 3, 338. Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel kebijakan dividen dan nilai perusahaan tidak searah. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan maka semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya adalah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya, sehingga akan menghambat pertumbuhan perusahaan tersebut. Teori signaling juga berperan dalam kebijakan dividen karena teori signaling menyatakan bahwa pembayaran dividen dipakai sebagai sinyal bagi perusahaan di masa yang akan datang. Jika perusahaan merasakan prospek di masa yang akan datang baik maka perusahaan meningkatkan dividen yang dibayarkan dan sebaliknya jika prospek mendatang menurun maka perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara kebiijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Teori ini juga didukung dengan penilaian atas perusahaan yang dinilai berdasarkan aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham. Menurut teori bird in the hand, pemegang saham lebih menyukai dividen tinggi dibandingkan dengan dividen yang dibagikan di masa yang akan datang dan capital gains. Sesuai dengan signaling theory, pembayaran dividen berisi informasi atau isyarat tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pengumuman meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham dan dapat digunakan untuk menangkal isu yang tidak diharapkan perusahan di masa yang akan datang. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan Noerirawan dan Muid (2012) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen yang diukur dengan DPR berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kondisi ini terjadi karena kebijakan dividen berhubungan dengan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham. Keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham ini akan menentukan kesejahteraan para pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja emiten atau perusahaan akan dianggap semakin baik dan pada akhirnya perusahaan memiliki kinerja yang baik dianggap menguntungkan dan tentunya nilai perusahaan akan semakin baik. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 13 Tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,839 (sig < 5%) dan H4 ditolak. Nilai koefisien regresi variabel tingkat suku bunga menunjukkan nilai sebesar – 0, 121. Tanda koefisien negatif menunjukkan variabel tingkat suku bunga dan nilai perusahaan tidak searah. Hal ini karena para pelaku bursa tidak terpengaruh dengan naiknya tingkat suku bunga, dikarenakan kenaikan tingkat suku bunga hanya bersifat sementara. Sedangkan para pelaku bursa lebih mengutamakan return jangka panjang. Tandelilin (2001) menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Hal ini akan membuat investor tidak tertarik lagi untuk berinvestasi yang mengakibatkan harga saham mengalami penurunan dan nilai perusahaan juga akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berarti bahwa tingkat suku bunga tidak menjadi faktor yang langsung dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya pada saham. Karena investor harus melihat faktor lain yang dapat menjadi indikator yang baik jika menanamkan modalnya dalam sebuah perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan Sudiyatno (2010) yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan membuat nilai perusahaan menurun dihadapan para investor karena suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi keputusan investasi, karena tingkat suku bunga digunakan sebagai barometer biaya sekaligus pendapatan bagi para pelaku bisnis. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan pada sektor property dan real estate selama periode 2009- 2012. Dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tanda koefisien positif menunjukkan keputusan investasi dan nilai perusahaan searah. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tanda koefisien negatif menunjukkan keputusan pendanaan dan nilai perusahaan tidak searah. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tanda koefisien negatif menunjukkan keputusan kebijakan dividen dan nilai perusahaan tidak searah. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tanda koefisien negatif menunjukkan tingkat suku bunga dan nilai perusahaan tidak searah. Keterbatasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa keterbatasan peneliti untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut: 1. Pada penelitian selanjutnya disarankan menambah faktor eksternal perusahaan, seperti tingkat inflasi, kurs mata uang, dan situasi sosial politik sebagai variabel independen yang mempengaruhi nilai perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 14 2. 3. Pada penelitian ini hanya terdapat 8 sampel perusahaan yang diteliti sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperluas objek penelitian serta menambah tahun pengamatan yang lebih panjang. Pada penelitian selanjutnya disaranakan untuk menggunakan proksi lain dalam keputusan investasi, seperti Market to Book Assets Ratio, Ratio Capital Expenditure to BVA,dan Current Assets to Total Assets. DAFTAR PUSTAKA Afzal, A. dan A. Rohman. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Jurnal of Accounting. 1(2): 09. Brealey, AR., SC. Myers. Dan AJ. Marcus. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Erlangga. Jakarta. ______, R.A., SC. Myers. Dan AJ. Marcus. 2008. Dasar- dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Brigham, E.F. dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Buku 11. Erlangga. Jakarta. ______, E.F. dan J.F. Houston. 2009. Fundamental of Financial Management, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta. Ghozali, I. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. ______, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan Keempat. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. ______, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan Kelima. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Herman, B.S. 2003. Pengaruh Perbedaan Laju Inflasi dan Suku Bunga Pada Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Dalam Kurun Waktu Januari 2000- Desember2002. Majalah Ekonomi. No.3. Hidayat, R. 2010. Keputusan Investasi dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Husnan, S. dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. UUP AMP YKPN. Yogyakarta. Iswardono. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Keown, J.A. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan (Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif). Bayumedia Publishing. Malang. Noerirawan, M.R. dan A. Muid. 2012. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting 1 (2): 1-12. Prasetyo, A.H. 2011. Valuasi Perusahaan.PPM. Jakarta. Qodariyah, S.L. 2013. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Sudiyatno, B. 2010. Peran Kinerja Perusahaan Dalam Menentukan Pengaruh Faktor Fundamental Makroekonomi, Risiko Sisitematis, dan Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia), Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Sujoko dan U. Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern, dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 9(1): 41-48. Sunariyah. 2000. Pengantar Pasar Modal. Edisi Kedua. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. ______. 2006. Pengantar Pasar Modal. Edisi Kelima.UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014) 15 Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE. Yogyakarta. Tendi, H. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan. PPM Natinal Conference on Management Research Manajemen di Era Globalisasi. Wijaya, L.R.P. dan A. Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Smposium Nasional Akuntansi X111 Purwokerto.