Keluar Darah Membatalkan Wudhu? Iman Pertanyaan: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Ustadz yang semoga selalu dilimpahkan berkah dan keselamatan dan kesehatan dalam membimbing kami org2 awam ini. 1. Stadz saya pernah dengar bahwa apabila seseorang berdarah karena luka maka wudhunya (puasa) batal? Tolong di luruskan bila salah 2. Bila hal itu benar, dua hari ini setiap kali ber wudhu gusi saya berdarah (ketika berkumur). Maka apakah hal itu membatalkan wudhu saya, hal itu juga sering terjadi ketika berpuasa, apakah juga membatalkan puasa saya. 3. Bagaimana memantabkan hati untuk menikah? Terimakasih Ustadz Wassalamu'alaikum. Jawaban: Assalamu `alaikum Wr. Wb. Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d. Para fuqaha sedikit berbeda pendapat dalam masalah keluarnya darah dari tubuh (bukan hadih atau nifas). Sebagian mengatakan bahwa membatalkan bila keluarnya banyak, sedangkan yang lainnya mengatakan tidak membatalkan baik sedikit atau banyak. Yang pertama adalah pendapat yang mengatakan bahwa keluarnya darah karena luka kecil bukanlah termasuk hal yang membatalkan wudhu dan juga karena yang dianggap membatalkan hanyalah darah yang mengalir keluar deras dari tubuh. Sedangkan satu atau dua titik di tubuh kita yang luka atau di gusi yang sakit, tidaklah merupakan hal yang membatalkan. Hal itulah yang dikatakan oleh Al-Hanafiyah dalam pendapat mereka tentang darah yang keluar dari tubuh kalau jumlahnya sedikit. Hal yang sama juga dikatakan oleh Al-Hanabilah meski dengan dalil-dalil yang tidak terlalu kuat. Karena hadits-hadits yang mereka ajukan umumnya lemah. Misalnya hadits “Setitik dua titik darah itu tidak mewajibkan wudhu’, kecuali bila darah itu mengalir.” Hadits ini dinilai sangat 1/2 Keluar Darah Membatalkan Wudhu? dhaif oleh Ibnu Hajar dan diriwayatkan oleh Ad-Daruquthuny. Sedangkan Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'iyah secara tegas mengatakan bahwa keluarnya darah dari tubuh sama sekali tidak membatalkan wudhu`. Dalilnya adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, yakni beliau pernah melakukan hijamah atau berbekam dan setelah itu beliau shalat tanpa berwudhu’ lagi. Hijamah adalah salah satu metode penyembuhan penyakit dengan cara mengeluarkan darah kotor yang berwana kehitaman. Cara ini dikenal sejak masa Rasulullah SAW hingga sekarang ini. Namun hadits yang menjelaskan hal itu terbilang dha`if yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Daruquthuny dan Al-Baihaqi sebagaimana tertuang di dalam kitab Nailul Authar halaman 189 jilid 1. Dalil lain yang digunakan adalah Ubad bin Bisyr yaitu: “Bahwa dia terkena anak panah dan melakukan shalat. Dia tetap meneruskan shalatnya.” (HR Bukari Ta`liqan, Abu daud dan Ibnu Huzaemah). Dan tidak didapat keterangan dari Rasulullah SAW bahwa beliau diminta untuk mengulangi shalatnya, sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa keluarnya darah dari tubuh seseorang tidaklah membatalkan wudhu`nya. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. 2/2