N PETUNJUK TEKNIS (JuKNls) ANGrATAII DAN PEilBERHENT6q H AOANA HINDU NON PNS Ll ) ) ta r aa , tlt l-a a .a aaa rttlOlf .af .. rrra . i aaa .. o r r 'r.rraflO .ro.afaa r r all r atl Of l a al ll oot rl ro PETUNJLIK TEKNIS PENGANGK.A.TAN DAN PEJ\IBE RI] ENI'IAN PENYULUI{ AGAI\{A HINDU NON PEG,.\WAI NEGIiRI S]PIL Naskah D jsusLrn oleh Tint Ketun: Drs. I Wavan Budha, M.Pd Wakil Ketur ; I Nyoman Susila, S.A-q, M.Si Sekretaris: Ni Luh Srirniti. S.Pd.H Anggot!: Ir. I Ketut Prrivata Drs. Helmi Hazin,MM Iksan Sugiarto, SE I Putu Sujana, S.Ag. M.Si I Gusti Ketut Arya Agung, S.r\g Paryanto, S.Ag I Made Bayu Andika. S.Ag DAFTAR ISI {"l BAB B. C. VIII METODE, MATERI DAN MEDIA PENyULUHAN..............-...... Maleri.............. Media BAB IX MEKANISME DAN FORMAT ............. t5 .............. ..... . PDLAPORAN. ...15 .. 16 ...........,... 17 PtrNUTUP Lampiran I I iii KATA PIlNGANTAR Om Swastyastu, Puja-puji syukur kita haturkan kepacra Ida Sang I{yang wicihi wasa, karenn atas ka^rnia beliau akhirnya Petunjuk reknis pengangkatan dan pemberhentian penyuruh Agama Flindu Non Pegawai Negeri Sipil ini dapat diselesaikan. Pembinaan kepada umat Hindu saat ini masih dirasakan kurang maksimar. Serain karena sumberdaya manusia (SDM) penl,ulrrh agama ying terbitas.juga karena persebaran umat Hindu di Indonesia yang tidak merata, sehingga menyLrlitkan untrk memenuhi .esio antara .jumlah penyuluh agama dengan jumlah umat yang harus diberikan bimbingan dan penyuluhan. Saat ini hanya terdapat 158 Penyuluh Agama Hindu yang berstatus pegawai Negeri Sipil. untuk mengatasi masarah tersebut, berbagai komponen umat Flincru ikut memiliki ranggung jawab untuk memberikan penyuluhan dan pembinaan, seperti pansada Hindu Dharma Inclonesia (PHDI)' lembaga-lembaga keagamaan, rembaga pendidikan, dan organisasi kenrasyarakatan lainnya. Meskipun demikian, pola inijuga masih belum cukup untuk mer.r,ujudkan sraddha dan bhakti umat Hindu yang diinginkan. Oleh karena itu sangat diperlukan tenaga penyuluh non pegawai negeri sipil untuk membantLt pemerintah dalam pembinaan umat. Petunjuk Teknis Pengangkatan dan pemberhentian penyuluh Agama llindu Non pegawai Negeri Sipil ini merupakan cetakan pertama terbitan tahun anggaran 20r5. FIal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembimas Hindu craram proses peneangkatan dan pelrberhentian Penlrluh Agama Hindu Non pegarvai Negeri Sipil, Mudah_ntudahan buku ini dapat dimanfaatkan bagi pembinaan pelaksanaan jabatan fungsional penvulLrh agama clan angka kreditnya, khususnya Penltr luh Agama l-linclLr. Om Santih Santih Santih Om Jakarta, Penyusun 2015 I(ATA SAMtsUTAN Om Srvastyastu, sava menyambut relhitnYa petrrnjLrk reknis pensrngkrrrrr dxn penrrrerh!,n1irn Penyuluh Agama Hindu Non pee^r'ai Negeri Sipir ini. penyLrlunan.!anrir L.raik adarrh pencriclikan agama pada umat yang tidak dibatasi 0reh wakt dan tempat tertentu. drsar.penl..uruhan 'rinsip agama sebagai salah satu bentLrk pendidikan adalah upaya alih pengerahrrn, alih merode dan alih nilai dengan sasaran yang sangat luas. Karena yang menjadi sekolah, bengkel, dan laboratorium pendidikannya aciarah ,mat itu sendiri yang memp.nvar kenrrnrpuan narrr. tingkat usia' ratar berakang budaya' koncrisi ekonomi dan pandangan poritik yang beraneka ragam. Tugas penyuruhan agama itrr sendiri bukan sekedar merakukan pencridikon agama pada umat' tetapi juga merakukan penyuruhan pembangunan. Ada dua pengenian tentanq pbnyuluhan pembangunan ini. pertama,memberikan penerangan rentang program_program pemerintah merarui bahasa agama guna meningkatkan peran serta umat craram pelaksanaan pembangunan Kedua, pengembangan ,mat aaram upava pembercravaan penghidupannya agar maju dan mandiri melalui karsa swadaya. Tugas yang demikian penting dengan ruang lingkup kehidupan dan yang sangat luas, tidak mungkin hanva dilaksanakan oreh pcmerintah. oreh karena itu keterribrlan Lr'rat sendiri nrutrak diperlukan. Hal ini telah disadari oleh prra pemimpin politik dan birokrasi se.jak didirikannya Kementerian Agama. Daram k:ritan inilah. sejak a*,ar Direktorat Jcncreral Ilinrrs LIincrLr iiementerian Agama terah meribatkan para pemLrka agama,aram meraksanakan tugas-tr:gas di atas. Mereka menjadi mitra kerja aparat Kementerian Aganra cli lapangan. I)erryLrlLrh Agama Non Pegawai Negeri Sipil sesLrai tuntutan perkembangan kearJaan. Selanjutnya, guna memperkuat ekistensi penyuluh agama ),ang masih ada dan meningkatkan kualitas penyuluhan, diangkat pula Penyuluh Agama Non pegau,ai Negeri SipiJ. Dengan adanya penyuluh agama ini, koordinasi dan kerjasama antara umat dan pemerintah craram pendidikan agama pada umat dapat ditingkatkan puia. Karena penyuluh agama non pegawai Negeri SipiJ adalah unsur umat sedangkan penl,uluh agama fungsional adalah pegarvai negeri sebagai unsur pemerintah. Dengan adanya penyLrluh Agama Non pegarvai Negeri Sipil ini, maka kernitraan antara umat dengan pemerintah akan semakin kuat. sehingga pendiclikan aeama pada umat diharapkan dapat berhasil mencapri tujuannva. , Penguatan kernitraan crervasa irri rrienjacri sangat penting, karena penyuruJran aganra dihadapkan kepada berbagai tantangan barLt. Tangtangan tersebut bukan saja semakin banyak ragamnya dan luas spektrumnya tetapj .iuga senrakin runrit. Karena tantangan tersebut menyangkut kehidupan manusia secara Iangsung. 'l'antangan barLr ran.( dihadapi penyuluh agama yang sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi penghidupan :rr'ar d., kehiiJupan beragamanya ada yang bersir.ar eksternal grobal dan ada yang bersiliit internai Iokar. Adapun tantangan eksternar grobal adarah gelombang demokratisasi, Iu.tutar pengi)ormatan hak asasi manusia. sedangkan tantangan intemal lokal adalah tuntutan penegakan supremrsi hukum dan goyahnya benteng pertahanan rohani umat. Sernua ini mcrupakan rantangan nyata dan hadir di tengah_tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Berbagai tantangan ini'trtrak mungkin dihindarkan. oreh karena itu harus dihadapi dan dijawab sesuai dengan tingkar dan eskalasinya. Namun de'ikian, dalam menghadapi tantangan tcrsebut, penyuluh aganra he'dakn1..a mengetahui secara tepat macam, sifat, watak dan dampak yang akan ditrnrbulkan oleh rantangan ini. Dengan kata lain penyuluh agama harus mampu mengidentifikasi tantangan yang dihadapinya serta senantiasa mengasah k.r"u,npuun intelektualnya oreh karena itu sebagai acuan daiam proses pengangkatan dan pemberhentian Penyuluh Agama Hindu perlu adanya sebuah pedoman pengangkatan Buku dan pemberhentjan Penl,uluh Aganra Hindu. Om Santih Santih Santih Om. Jakarta, 20ts Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakar llind_ @ I Ketut Widnya, MA,M.Fit, f1of.lrs Nrp. 196206t0198903 t 002 ph.D BAB I PENDA}ITJLLIAN A. Latar Bclakang Pembinaan kepada rrmat Irind. srar irri rrrsirr rri'rsnkan kureng nraksin'rr. Selain karena sumberdaya rnanusia (SDN{) penvuluh agama vang terbatas, juga karena persebaran umal Hindu dj lnclonesia vang tidak rnerata. sehingga ju'rl.rr pen',luh aganra crengan jumrah rumat yang harus diberikan bimbingan dan penvulrrhan. Saat ini hanvn terdapat I5g menvulitkan untuk memenuhi rasio anrara Penvuluh Agama Hindu ynne berstatus Pegarvai Negeri Sipil. Untuk mengatasi masalah tersebut, herbrgai komponen umat Hindr.r ikut memiliki tanggung jal'ab untuk menrbcrikan penvrrlrrhun dan pembinaln. scperti Parisada Hindu Dharma Indonesia (pHDI). lentbagl-lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Meskipun demikian, pola ini juga masih belum cukup untuk meu.ujudkan sraddha dan bhakti umat Hindu yans diinginkan. Pemerintah, dalam hal ini Dir.ektor:rt .lender.ai Bimbingan Masyarakat Llinrlu Kementerian Agama telah berinisiatif mcnsangkat penyuluh Agama Hindu Non Pegawai Negeri Sipil (PAH Non PNS) yang saat ini berjumlah sekitar 3000 orang seluruh Indonesia. Kehadiran PAH Non PNS dirasakan cukup membantu sekaligus mitra PAH PNS dalam menjalankan tugas dan ftrngsinya di lapangan. Dalam perkembangrnnya, keberadaan PAII Non pNS saat ini cukup memprihatinkan. Ada sejumlah masalab yang dihadapi, antara lain kompetensi yang belum optimal, tugas dan firngsi yanq nrasih belunt diatr.tr, pola pengangkatfln dan pemberhentian belum sesuai proserlur, persyaratan yang beh.rm mengikat, beban kerja dan kewajiban yang belum berjalan dan mekanisme pelaporan vang belum sesuai prosedu. Masalah yang tak kalah pentingnl,a adalah penghargaan terhadap PAH Non PNS dirasakan masih rendah. Berdasarkan Keputusftn Menteri Agama Nomor 148 Tahun 2014 tentang Penetapan Honorarium Bagi Penyuh.rh Agama Non Pegarvai Negeri Sipil, mereka hanya diberikan honorariun sebesar Rp.300.000,- setiap bulannya. Dalam banyak kasus, honorariun) ini tidak nrarnpu memotitasi PAFI Non PNS menjadi penyuluh agama yang mLrmpuni dan andal. I'elrnasalahan seputar PAH Non PNS. tcrutanla peur bclhentiiutttya akatr telap pcngangkatan dan nlcniadi masalah seliLrs jika tidak segera ditangani' Hindu UnlLrk Ilelakukiur pembinaau keparla PAI{ l*on PNS' nlaka Ditjen Bimas rnenrandang perlu membuat suatu pedoman )'ang bersilat operasional melalui pctunjuk teknis (Juknis). Juklis ini akan menjadi petunjuk bagi PAH Non PNS dan penrangku kebijakan di daerah (Kepala Kantot \\:ila) ah Kementenan Agarna, Kepala Kantot Kemeutenan Kabu/Kota) dan ptlsilt (Ditien Bimas Hindu) Melalui JLrknis ini cliharapkan dapat menyelesaikan pernrasalahan PAH Non PNS sekaligus sebagai payung hukunt bagi para PAH Non PNS B. Dasar Hukunt 1. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keaga.maan 2. l)eraturan l'residen Nomor 8l Tahun 2008 tentang dan Tata Kerja lnstansi Vertikal Kctnenterian Agatla 3. Peraturan Presiden Nomor 47'fahun 2009 telltaug Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peratura.n Presiden Nomor .17 Tahurr 2009 lentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Ncgara 1. Peraturan Presiden Nomor 2,1 Tahr.rn 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fuugsi Kementctian Negara sefta Susuttatt Olganisasi, Tugas, Fungsi Eselon I Kernenterian Negara sebagaimana telah beberapaka)i diubah terakhir dengan Peraturan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Eselon I Ketlenterian Negara 5. Pcraturan ltlenteti Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kela Kernenterian Agama (Berita Negara Republik indonesia Tahun 2010 Nonor 592) sebagaimana telah beberapa kali diubah lerakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kcmenterian Agama (Berita Negara Rcpublik Indonesia Tahun 2014 Ncmor I I l4) ! 6. Peraturan Menteri Agama Nomor l3 Kerja Kementerian Agama tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata 7. KepLrtusan i\4ENKOWASBANCpAN Nomor. .5.1i K Lp/r\J K. \\r..\p.,\N/9i 1999 Tanggal 30 September l99g tentang Jabatan Fungsional penl,uluh Agama dan ,Angka Kreditnya 8. Keputusan Menteri Agama Nomor 52 Tahun I97fl rentang penclelegasian Wervenang Mengangkat, Memperbaharu.i clan X4entberhentikan Tenaga Penvuluh Agama 9. Keputusan Menreri Agama Nomor 164 Tahun 1996 rentang Honorarium Penyrrluh Agama seb agatmana diubah dengan Kcputrrsrn Mentcri Aganra Nomor 123 Tahun 2009 10. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 574 Tahun 1999 dan Nomor I7g l_ahLrn 1999 tenrang petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional penyuiuh Agama cian Angka Kreditnya I I . Keputusan Menteri Agama Nomor -516 Tahun 20I Pelaksanaan Jabatan Fungsionai penl,uiuh 12. Keputusan j tentang pehtnjuk Teknis Agama cian Angka Kreditnva Menteri Agana Nomor l4g TahLrn 20I 4 tentang penetapan Honorarium Bagi penyuluh Agama Non pegarvai Negeri Sipil C. Tujuan Tujuan disusunnya Juknis pAH Non pNS ini adalah sebagai: l. Petunjuk bagi Kepala Kantor Wilayah Kenenterjan Agama dalam mengangkat dan memberhentikan pAH Non pNS 2. Petunjuk bagi PAH Non pNS dalam melaksanakan hak dan kelva.pbannya 3. Acuan bagi semua pihak yang berkepentingan clenran keberadaan pAH Non PNS D. Pengcrtian Dalaln Juknis ini yang dimaksud dengan: I . 2. Penyuluh Agama Hindu aclalah seorang yang ciiberi tugas, tanggung jarvab clan wewenang oleh pejabat yang berwenrng untuk ntelaksanakan bimbingan keagamaan dan peny,ruhan pembanguan merarui bahasa agama Hind.. Penyuluh Agama Hindu Non pega.wai Negeri Sipil yang selanjutnya Juknis ini dalam disingkat pAH lJon pNS adalah seseorang yang berstatus Non 3 Pegarvai Negeli Sipil 1-ang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat yang bc^venang untuk meraksanaka, bimbingan keagamaan dan 3. penyuluhan penrbangunan melalui bahasa agama Hindu pada kelompok sasarari. Keionrpok Sasaralt adalah komunitas dalarn masyarakar yang tetah dibentuk atau yang rerbentuk oleh masyarakat baik yang lahir karena inisiatif masyarakat yang bersangkutan dan/atau penyuluh agama sendiri sebagai sasaran bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan dengan bahasa agama Hindu. Kelompok Sasaran dalam Juknis ini juga disebut Kelompok Binaan atau iVilayah Binaan 4. Pengangkatan PAH Non pNS adalah pemberian keputusan pengangkatan kepada seseorang yang memiliki kualifikasi lertentu untuk diangkat menjadi PAH Non PNS dalam kiteria tertentu oleh pejabar yang berwenang, setelah melalui proses dan prosedur tertentu. 5. Pemberia:r keputusan pengangkatan pAH Non PNS sebagaimana dimaksud dalam Nornor (4) bertaku selama I (satu) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai dengan prosedur dan syarat renentu. 6. Pengangkatan dan pemberhentian pAH Non pNS sepenuhrya menjadi kewenangan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi. E ^r^. "^"*Ti'"K..\rAN A, Asal PAH Non PNS berus;rl drr., lllnat nrn.r Hindrr ui^r.. yang rnemiliki kLralifikasi sebaglinrana dipersyaratkan dan diakui krr ;n'lalr'rprrannya dibidang penyulLrhan agama l_lincltr. B. Tingkatan l, Tingkatan pAH Non pNS adalah: a. pAH Non pNS Mucla b. pAH Non pNS Madya c. pAH Non pNS Urrrna 2. PAH Non pNS Muda adal ringkungan pedesaan ;: Til::.',,:;.fi ,r.,,";il:::T::;:::l: terasing, kelompok rema dan kelompok masyarakat rvirayah Kabupatetooro. "tottuoa 3. 4 lainn-r r di PAH Non pNS Mad,va ada Pen)'tlluh agama yang bertugas pada masyarakat di ringkungan perkotaan ulah n:eiiputi I kelompok rema'ja/pernuda, kelompok masyarakat indu.t i, k.lo P profesi' claerah rarvan k<-rnflik' lembaga pemasyarakatan, rehabiritas masyarakat rainny" .,, ,,,,"r",,?','ll;J;::,::-*'"tavswasra dan keron,pok PAH Non PNS utama adarah penyuruh agama yang bert.gas clr ringkLrnran pa.ra pejabat instansi peme kerc,nrpok ar,ri daram berbagai uya di rvilayah Kabupaten/Kota dan ibu Kota provinsi. o,** ,", ;;";; T,"#,:':Ti, BAB III PI,ITSYARATAN Syarat Umunr L 2. Beragama Hindu yang cl:buktikan delrgan KTp Memiliki Sraddha dan Bhakti selra lrrentahani dasar_dasar agama Hindu, Weda dan Susastera Weda. J. Sehat jasma;ri dan rohanj yang dibuktikan dengan 4. Memiliki pengaranran dibidarrg penyuluhan agama Hindu minimar enam bura' Suat Keterangan Dokter terakhir yang dibuktikan dengan Surat permohonan memberikan penyuluhan 5. Mendapatkan Surat Rckonrendasi dari pHDI setempat (Kabupaten/Kota atau Provinsi) 6. Tidak pernah terlibat dalan organisasi terlarang yang dibuktikan dlngan Surat Kelakuan Baik dari Kepolisian 7. Tidak sedang rnenjadi pegar,,,ai Negeri Sipil atau Tenaga Honorer yang dibiayai APBN arau APBD yang dibuktikan dengan Suat pemyataan yang ditaudatangani dj atas ntaterai 6000.Selanta menjadi PAFI Non pNS, tidak akan menuntut untuk diangkat menjadi 8. Pegaw'ai Negeri Sipii 1.ang dibuktikan dengan Surat Pemyataan yang ditandatangani di atas materai 6000,_ 9. Bersedia diternpatkan di KabLrpater/Kota dalam wilayah provinsi tempat melamar dengun dibuktikal Sural pentyataan yang dltandatangani di materai 6000,- B, Syarat Khusus l. PAH Non PNS Muda: a. Pendidikanrninirnal SlvlA/sederajat b. Berusia minimal 23 tairun dan rnaksimal PAH Non PNS Maclya: 50 tahun - a. Pendidikan minimal Sarjana Strala l/sederajat. b. Berusia minimal 25 tahun dan nrakstrnal 60 tahrur 3. PAH Non PNS Utarna; a. Pendidikan minimal Magisrer/sederajat. b. Berusia minimal 40 tahun dan rlaksimal 70 tahun atas C. Syarat Lainuya Selain syarat umum dan khusus di atas, Direktorat Jenderal Br,mbingaa Masyarakat Hindu, Kemenrcrian Agama pengangkatan baru PAH No pAH Non pNS. RI berhak melakukan uji kompetensi pada pNS, dan uji kinerja pada pengangkatan kembali BAB IV I'ROSEDUIi PtrNGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN A. r Pengangkatun Prosedur penglnrkaran p..\ll Non pNS mengikuti alur sebagai berikut: l. Calon PAFI Non l,NS nrengajukan pernrohonan tertulis kepada Kepala Kantor Prosed 2 u Wilayah Kementerian Agama provinsi c.q Kabid/pembimas Hindu. Pemrohonan dikaji dan dinilai secara komprehensif oreh Kabid/pembimas Hindu atau Tinr Kltusus yang dibentuk oleh Kepala Kantor Kernerrlerian 3 Wilayah Agl:rrr provinsi. Kabid/l'embir.nas Ilirtru rnengkaji dari berbagai aspek, baik administrasi, uji kompetensi (tes tertLrlis cian u,arvancara) A Flasil kajian dibLra( secara tertulis untuk selanjutnya menjadi bagian dari nota usulan pengangk.tan pAH Non pNS berdasarkan kuota yang telah ditentukan. 5. Kabid/Pembimas Hindu mengusu.lkan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agarna provinsi untuk menerbitkan Surat Keputusan Pengangkatan PAH Non pNS. 6. Kabid/Pembimas l{indu menyampaikan Surat Keputusan pengangkatan pAH Non PNS kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. 7. Kabid,/Pernbinias Hindu menyampaikan Surat Keputusan pengangkatan kepada yang bersangkutzu). 8. Surat Keputusan Pengaugkatau pAH Non pNS berlaku selama I (satu) tahun clan dapat diterbitkan kembali pacla rahun berikutnya sesuai prosedur yang ditetapkan. B. Pembcrhentiarr PAH Non PNS dapat diberhentikan apabila yang bersangkutan: l. Meninggal durria 2. Tidak rnenjalankan tugas sebagai pAH Non pNS selama 3 (tiga) bulan berturut_ iurut 3. Diangkat sebagai CPNS di Kerlenterian Agama atau instansi laimya 4. Berhalangan tetap 5. Atas permohonan sendiri E 6. Tidak menyampaikan raporan dalam kr:nrn waktu berturut-trrrut 7. (enam) buran secara Tersangkut tindakan asusila berdasarkan laporan resmi dan tertulis clari pHDI setempat 8. 6 Berstatus tersangka dalam tindak pidana BAB V TUGAS DAN FUNGSI, PROPORSI DAN KELOMPOK SASARAN Tugas dan Fungsi L PAI-I Non PNS nrcnriliki rLrr:as. a. Melaksanakan potl,uluitan agantt dalant ani vang luas. yaitu pentbim bingan dan penerangarr dibidang agama b. Memberikan tcladan kepada umat Hindu melalui tindakan, ucapan dan pikiran c. Sebagai perpanjangan tangan Ditjen Bimas Hindu, Kementerian Agama dalam ntenyampaikan visi. misi, program dan kegiatan Ditjen Bimas Hindu, Kementerian ,4,ganta d. 2. Mcngenrbangkan berbagai ntetode, lnateri dan media penyuhlJtan aganta dan pembangunan nrelalui bahasa agama pNS PAH Non nremiJiki fungsi: a. Informatif, 1,aitu sebagai tempat untuk memperoleh informasi tentang visi, misi, progrant dan kegiatan Ditjen Bimas Hinciu, Kementenan Agama serta isu_isu aktuai berkenaan dengan kehidupan b keagamaan Edukatif, yairu sebagai soko guru yang mendidin umar sesuai dengan kitab suci Weda dan Susastcra Weda lairulya c. Konsultatil, lairu sebagai ternpat bertanya dan mengadu bagi unrat dalam memecahkan dan nrenl,elesaikan ntasalah, kiususnya masalab keagantaan. d. Advokatii. yaitu tnernberikan pembelaan kepada kelompok sasarannya ciari ancaman, gangguan, ha:lbatan dan tatltangan yang dihadapi, baik secara internal maupLrn ekstcrnal B. Proporsi l. Proporsi atau jarah pAFI Non pNS setiap tahun didasarkan pada alokasi DlpA Kantor Wilayah Kementerian Agana provinsi 2. Proporsi arau jarah pAH Non pNS pada Kabupaten/Kota disebarkan sesuai kebutuhan nrasing_nrasing provinsi, Kabupaten/Kota, masing-rnasing. Kelonrpok Sasaran. Kecamatan dan C. Ke lompok Sasaran t. Sasaran bimbingan dan penyuluhan masing-rrasing pAH Non pNS ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kenrerrtcrian Aqlnlr l)rovinsi 2. clenga' ntemperhatikan azas proporsionrlitas cian aspc,k lainnr.a. Sasaran bimbingan dan penyLtluhan nrasinr_r'asi'g Non PNS sesuni dengan wilayah sebagain)irn:l rerscbrrr '.\ll tlalarn Surct Keprrtusan Pengangkatannya. 3. Jenis Kelompok Sasaran: a. b. Kelompok sasaran masyarakat umum terdiri dari keiompok binaan pada: l) Masyarakat pedesaan 2) Masyarakat transmigrast Kelompok sasaran masvarakat pedesaan dan perkotaan, terdiri dari kelompok binaan pada: l) Komplek perumahan (pentmnas. nrsun. real estate) 2) Asrama (pelajar, mahasisrva, polisi. TNI) 3) Daerah pemukiman baru 4) Pasar 5) Daerah ralvan konllik 6) Instansi pemerintah/s\\,asta yang berada .litingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, provinsr 7) c. Industri dan sekitar kawasan inclustri Kelompok sasaran masyarakat kiusus rerdirj dari: l) Cendekiarvan terdiri clari kelompok birraan: a) Profesi (dokter, arsitexl b) Kampus (dosen) c) 2) Generasi Muda terdiri dari kelompok binaan: a) b) c) 3) Masyarakat akadcrnis (guru, peneliti. rvidl.aisrvara) Remaja dan pemr.rda Hindu Organisasi Kepemudaan (peradah, KMHD, Karang Tanrna) Pramuka Lembaga pendidikan/kelompok mrs1,:rrakat yang rerdiri dari kelompok binaan: a) Banjar b) Pesantian ll c) Pasramall d) PAUD/TK Hindu, SD, SMp, SMU, pergtruan Tinggi Agama e) Organisasi sosial, budaya dan agama sepeni sekaa 4) Hindu Binaan Khusus terdiri dari kelompok binaan: a) Panti rehabilitasi/pondok sosia.l b) Rumah sakit c) Gelandangan dan pengemis (gepeng) d) Wanita Tuna Susila (WTS) e) Lembaga pemasyarakatan (Lp) 5) Daerah terpencil terdiri dari kelompok binaan: a) Daerah perbatasan b) Daerah pedalaman c) Daerah pada pulau terluar t2 BAB VI ETIKA PAH NON PNS Etik3 PAH Non PNS adalal:: l, Me'yampaikan ajaran agama hanya kepada orang memberikan komentar negatifkepada agama orang lain. 2. 'a'q seaganta dan ticlak Tidak melakukan tindakan tidak terpuji kepada penganut agama lain melalui pemaksaan. bujukan dan bantrran ekonomi, kesehatan mauprrn peluang pekerjaan yang bertujuan mengajak seseorang berpindah agama. 3. Meminimalisir materi penluluhan pada masalah_masalah sensitif yang berkenaan dengan aliran kepercayaan dan materi yang berbau SARA 4. Membina jaringan antarpenyuh:h agama dan pemerinlah. sehingga jika ada gangguan kaharmonisan hubungan antarumat beragama clengan segera dapat dirurnuskan penyelesaiannya. 5. Menumbuhkembangkan semangatkerukunan 6. Tidak menyebarkan fitnah dan kebencian terhadap agama orang lain. 7. Tidak diperkenankan menggunakan tenaga ahli atau pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih. 8. Meminta bantuan pada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan yang diperlukan dalam bimbingan dan penyuluhan. 13 BAB VII KtrWAJIBAN DAN HAK Kewajiban Ir-ervajiban PAH Non pNS aclalali: l. Melakukan sosialisasi kebijakan pemerintah dibidang agama Hindu 2. Mentberikan bintbingan dan penyuluhan kepada unrat Hindu di wilayah binaan Inaslng-maslDg 3. Melaksariakan kewajiban sebagaimana nomor kali dalam I lsaru) minggu (l) dan (2) palingsedikit 2 (dua) Melaporkan secara periodik setiap sebulan sekali pelaKsanaan tusas kepenyuluhan dalam bentuk Iaporan mrngguan B. Hak Hak PAH Non pNS adalah: l. 2. Mendapatkan honorarium bulanan sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku Menerima honorarium setiap bulan yang dibebankan pada DIPA Kantor Wi.layah Kementerian Agama provinsi 3. Mendapatkan perlbinaal administrasi darr teknis dari: a. Kepala Kantor Kenenterian Agama Kabupaten/Kota b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi c.q Kabid/pembimas Hindu c' Ditjen Bimas Hindu, Kementerian Agama c.q Direktur urusan Asama Hindu BAB YIII ]IIBTODE, i\.lr\TIiRl I).\N j\ttrDIA ptrNyultrl{AN A. Metode PAH Non PNS daram'eraks.'akur penl,Lrruhan agams nrL'nsgLrn.f(iur r.netodc 5rd Dharma yang telah ditelilpkirn clallnr pesamuhan Agung l,l,lDI (tanggal 1-1 Febmari 1989), yainr: l. Dharmatula (tliskusi). NIet.de ini dilakukan clen{.n cara tliskusi nre'cialarn untuk mencari, menemukarr dan menyelesaikan rnasalah yang <iihaclapi. DaJ:ur dharmatula, ada narasurnber (agamatvan. intelektual. tokoh atau rohanirvall) yang menjadi niukan peserta diskusi/Lrmat_ 2. 3. Dharmawacana (cer.amah). Metode ini berbeda dcngan clhannatula karena dharmawacana dilakukan clengan satu arah melalui ceramah. Dalam dharmawacana .iuga ada rarasumber (agamawan. interektuai, tokoh ata. rohaniwan) yang menjadi rujukan tunat. Dharmagita. Metode ini dilakukan clengan cara ntcnyanvikrr lagLr-Jagu (girrr) keagamaan. Dalam lagu-lagu keaqamaan tersebut. di ilalantnvu.jLrga diselipkan cerita-cerita keagamaan. 4. Dharmayatra (studi lapangan). Dharmayatra adalah metode dengan mengajak umat mengunjungi tempat suci dan tempat bersejarah clengan maksnd menambah wawasan dan penealarrran. 5. Dharmasadhana atialah realisasi ajaran clharma dalam kehidup:rn sehari_hari. 6. Dharmashanti. Metocle ini digunakan ciengan ntaksud untuk mernbanqull kerjasama dalam kelornpok masvarakat/umlt dan hubungan sosial benlasarkan nilai catur paramita, dan dilaksanakan setiap selesai merayakan hari raya suci Keaqamaan B. Materi Materi penluluhan bersumber dari Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu, yaitrr Acara (Panca Yajna), Susila (Tri Kaya parisudha) dan Taftrva (panca Sradclha) yang dapat dikembangkan dan discs'aikan dengan karakteristik dan kearifan iokar daerah binaan masing-masing. Selain Tri Kerangka Dasar tersebut, materi penyuluhan jr.rga harus bersumt'er dari isu-isr.r aknal dibidang kehidupan keagamaan, kebijaka'dan program Ditjen Bimas I lindu, Kementerian Agama. t5 C. Media Media penyuluhan dapat menggunakan beragam media, .seperti rekaman, video, radio, audio visual, alat per.aga. buku dan rnajalah. Media penyuluhan harus menyesuaikan dengan karakteristik kelompok sasaran masing_masing memperhatikan kemampuan audlens. dan BAB IX MEKANISME DAN TORMAT PIiI,APOILAN A. Mekanisme Mekanisme pelaporan mengikuti alLr sebngai l. lter.ikr.rr: PAH Non PNS menviapkan laporrn beserla kelengkapannva dan melaporkan kepada Kepala Kantor Kemenlerian r\gamu Kabupaten/Kota c.q penvelenggar.a Hindu (fika ada). Jika tidak ada l)envelenggara Hindu, Iaporan Iangsr:ne disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama c.q Kabid.lPembimas Hindu 2. Kepala Kantor Kementerian Agama provinsi c.q penyelenggara Hindu (iika ada) memeriksa dan merekap laporan pAH Non pNS untuk disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Kenrenterian Agama c,q Kabid/pembimas Hindu 3. Kepala Kantor Wilayah Kenrenrerinn Agama c.q Kabjd/pembimas Hrndu menyampaikan seluruh laporan pAIl Non pNS dalam bentuk rekap kenada Dirjen Bimas Hindu c.q Direktur Urusan Agama Hindu B. Format Format laporan mengikuti contoh yang telah disediakan seperti dalam lampiran PENUTUP L Juknis ini adalah petunjuk teknis yang nrengatur tentang pengangkatan d'an Pemberhentian PAH Non pNS yang digunakan oleh Kakanwil Kemerterian Agama. PAH Non PNS dan semua pihak vang berkepentingan dengan keberadaan PAH Non PNS. I 2. Hal'hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan diatur dalam ketentuan teknis tersendiri. 3. Julois ini berlaku sejak ditetapkan dan jika terdapat kekeriruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Jakart4 Agustus 2015 Direktur Jenderal, L.* = PAfl Non PNS Lary:iran I : ]'rosedur Pengdngkatan Pelrnohonai dikaji dan dinilai Calon PAH Non PN5 m€ngajulan iertuli5 kePaoa o€rmohonan KePala Ka.tor wilaYah Xementerian Atama Kabid/Pembimas P'ovLn5r c'q H Indu Kabid/Pembima5 Hindu menvamPaik?n Surat KePu(usan Pe;8a;Skatan PAH Non PNs kepada KePala Kantot Kem€nterian Agama KabuPaten/Kota (abid/Pembimas Hrncu menyamPaikan Sural XePUtusan PenEanskatan kePada YanS ber5an8kutan ',!?,iri!. Kabid/Pembima5 Hind'r menBkal dari be.baBai asPek, bark adminrnr.sr, ul! komP€tene {le! tertulB dan wawancara) 5ecam komPrehensil oleh Kabid/Penrbimas Hrndu atau Tiln (busus !ang d!bentuk ol€n KePala (antor Wil:Yah Kem€nt€rlan AEama Provrf sL Hasil kajian dibuat secara Xabid/Pembimas Hindu rnenBUsulkan kePada KePala (antorWilaYah Kementenan Agama Provinsiuntuk menerbitkan Surat KePutusan Pengangkatan PAH Non PNs i*r'. '1if*iii tedulis unt!k selanjutnya meniadi ba8ian diri nota usulan penEan€Iatan PAH Non PNS be.dasarlan kuola yanStelan ditenlukan Surat KePutusin Pengangktrt'n PAH Non PN5 berlaku serama 1 {satu)lahun dan daPat dlterbirkan kembali Pada tahun berikutnva ses!ai Prosedur Yang ditetaPkan l9 / Lampiran 2 ; A,Iekanisnte Pr:|uporot PAH Non PNS menyiapkan laporan beserta kelenSkapannya dan melapork n kepada Kepala Xanto. Kementerian ABaha PAH Non PNS menyrapkan laporan te5€.le kele^Bkapannya Kabupaten/Kotac.q Penyelenggara Hindu Uika ada). Jika tidak ada Penyelen8Sar: Hindu, lapo.an lanB!ung disampaikan tepada (epala (antor Wilayah Kementerian W Kepala Kantor Wrlayah Kem€nterian ASana c.q X.bid/Pembimar Hindu lnenyampaitan seluruh laporan PAH Non PNS dalam benruk rekap kepada Dijen 8i.n.r Hindo c.q Direktur Urusan ABama Hindu Kepala Kantor K€menterian Agama Provjnsi c.q Penyelen$ara Hind0 (jika ada) memeriksa dan merekao laoonn fAH Non PNS untuk disampaibn kepada K€pata Kanlor Wilayah (elhenterian Agama €.q Kabid/Perhbimas Hindu Lonpit an 3; Fttrniat Laporan Kegiatm Bintbingott PAH Nttn PNS FORM PIILAPOII^N PAII NON PNS Minggu Bulan Nama TempaVTgl Lahir Alamat Tingkat Penyuluh Wiiayah Binaan Kelurahan/Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Jumlah Jenis/tlraian Kegiatan Mntcri Polioh Pcscrta (Umat Yang Keterlngan 3. Saran-Saran: 20..... .lvlengetahui PIIDI Kab/Kota Ttd/Stempel (Nama lengkap dan jelas) Penyuluh Non PNS Ttd (Nama lengkap dan jelas) Catatan: Laporan dilampiri dengan naskaly'bahan pembinaan dan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan