PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB SEBAGAI SARANA EVALUASI KINERJA PERPUSTAKAAN ENA SUKMANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana Evaluasi Kinerja Perpustakaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2014 Ena Sukmana NIM G652090035 RINGKASAN ENA SUKMANA. Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana Evaluasi Kinerja Perpustakaan. Dibimbing oleh SONY HARTONO WIJAYA, YANI NURHADRIYANI dan ABDUL RAHMAN SALEH. Salah satu pemanfaatan sarana teknologi informasi di perpustakaan adalah sistem otomasi perpustakaan.Sistem otomasi perpustakaan diaplikasikan untuk otomatisasi proses bisnis di perpustakaan agar data koleksi perpustakaan, peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan dapat direkam dengan baik.Rekaman data tersebut diperlukan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja perpustakaan. Namun demikian rekaman data kinerja yang dihasilkan sistem otomasi perpustakaan pada umumnya, terutama di Perpustakaan ITB, masih belum lengkap bila dibandingkan dengan acuan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan, seperti acuan persyaratan akreditasi perguruan tinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Standard Nasional Indonesia (SNI) 7330-2009, dan ISO 11620-2008. Sehingga data yang belum terekam dalam sistem otomasi perpustakaan dikumpulkan secara manual.Oleh karena itu dalam rangka pengukuran kinerja perpustakaan perlu dilakukan pengembangan sistem informasi perpustakaan berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan, sehingga informasi kinerja perpustakaan dapat disajikan secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe sistem informasi perpustakaan berbasis web guna mendukung evaluasi kinerja perpustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC). SDLC adalah tahapan-tahapan aktivitas yang dilakukan analis sistem dan programmer dalam membangun atau mengembangkan system informasi. Tahapan aktivitas tersebut adalah investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem.Hasil penelitian ini adalah terciptanya prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan. Pengembangan prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja berdampak positif kepada perpustakaan dengan memberikan informasi mengenai prestasi yang dicapai oleh kegiatan layanan perpustakaan dalam periode tertentu, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perpustakaan serta mendukung pengambilan keputusan atau kebijakan dalam rangka pengembangan perpustakaan. Kata kunci : Kinerja perpustakaan, Sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web, System Development Life Cycle (SDLC) SUMMARY ENA SUKMANA. Prototype Development of Web-Based Library Management Information System as a Tool for Library Performance Evaluation. Supervised by SONY HARTONO WIJAYA, YANI NURHADRIYANI, and ABDUL RAHMAN SALEH. One of the utilization of information technology in the library is a library automation system.Library automation system applied to business process automation in the library for data collection, the borrower, the transaction and circulation of library collections can be recorded. Recorded data required as a preparation of the performance library report. However, the recorded performance data is resulted by library automation systems in general, especially in ITB Library, still incomplete when compared to the reference that is used to measure the performance of the library , such as reference to the college accreditation requirements of the National Accreditation Board of Higher Education , Indonesian National Standard ( SNI ) 7330-2009 and ISO 11620-2008 . So the data is not captured in the library automation system collected manually. Therefore, in order to measure the performance of the library is necessary to develop a web-based library information system as a means of evaluating the performance of the library, so the library performance information can be presented effectively and efficiently. This study aims to develop a prototype web-based library information system to support the library performance evaluation library . The method used in this study is the System Development Life Cycle (SDLC) . SDLC is the stages of activities undertaken systems analysts and programmers in building or developing information systems . Stages of the activity is the investigation system, system analysis, system design, system implementation and system maintenance. The results of this research is the prototype creation of a web-based library management information system as a means of evaluating the library performance. Prototype development of web-based library management information system as a means of evaluating the library performance has a positive impact to the library to provide information on the achievements of the library service activities in a particular period, so as to improve the effectiveness and efficiency of library performance and support decision-making or policy in order to develop the library. Keywords: Library performance, System Development Life Cycle (SDLC), Webbased library management information system © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB SEBAGAI SARANA EVALUASI KINERJA PERPUSTAKAAN ENA SUKMANA Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Perpustakaan pada Program Studi Teknologi Informasi Perpustakaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Drajat Martianto, MS Penguji pada Ujian Terbuka: Prof Dr Ir Marimin, MS Dr Ir Naresworo Nugroho, MS Judul Tesis : Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana Evaluasi Kinerja Perpustakaan Nama : Ena Sukmana NIM : G652090035 Disetujui oleh Komisi Pembimbing Sony Hartono Wijaya, SKom MKom Ketua Dr Yani Nurhadriyani, SSi MT Anggota Ir Abdul Rahman Saleh, MSc Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Magister Teknologi Perpustakaan Dekan Sekolah Pascasarjana Informasi Aziz Kustiyo, SSi MKom Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Tanggal Ujian: Tanggal Lulus: PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil dituntaskan. Pemilihan tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini adalah system informasi manajemen perpustakaan, dengan judul Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana Evaluasi Kinerja Perpustakaan. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Sony Hartono Wijaya, SKom, MKom, Ibu Dr Yani Nurhadriyani, SSi MT, dan Bapak Ir Abdul Rahman Saleh, MSc selaku pembimbing serta Bapak Aziz Kustiyo, SSi, MKom yang telah memberikan saran dan kebijaksanaannya dalam penyelesaian tesis ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan juga kepada rekan-rekan pustakawan yang tergabung dalam Tim Pengembangan Layanan UPT Perpustakaan ITB yang telah membantu selama pengumpulan data dan perancangan sistem. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Emak, Abah, Bapak, isteri, serta seluruh keluarga, atas doa, kasih sayang dan dukungannya. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi para pustakawan untuk senantiasa mengembangkan sistem informasi manajemen perpustakaan sesuai kebutuhan dan standard yang berlaku. Bogor, Mei 2014 Ena Sukmana DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 1 1 1 2 2 2 2 TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Perpustakaan Web Pangkalan Data System Development Life Cycle (SDLC) 2 2 10 10 11 3 METODE Kerangka Pemikiran Alat Prosedur Analisis Data 11 11 Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan Panduan Teknis Penulisan 18 Error! Bookmark not defined. 18 Error! Bookmark not defined. 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 27 27 27 DAFTAR PUSTAKA 27 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 15 DAFTAR TABEL 1 Tingkat kekerasan dan kandungan gula buah pisang ambon pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresinaError! Bookmark not defined. 2 Tingkat kekerasan buah pisang raja pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresina Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR 1 Diameter bunga krisan cv. Red Granada () dan Gold van Langen () pada beberapa tingkat naungan Error! Bookmark not defined. 2 Style yang tersedia pada templat Error! Bookmark not defined. 3 Opsi pembuatan bagian Daftar Isi Error! Bookmark not defined. 4 Membuat text box Error! Bookmark not defined. 5 Jendela Layout Error! Bookmark not defined. 6 Pilih Top and Bottom pada jendela Text WrappingError! Bookmark not defined. 7 Jendela untuk memasukkan judul ilustrasi Error! Bookmark not defined. 8 Jendela pembuatan Daftar Gambar, Tabel, dan LampiranError! Bookmark not defined. 9 Menu untuk memasukkan page break Error! Bookmark not defined. 10 Contoh gambar yang memiliki lebar kurang dari 10 cmError! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN 1 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat físik dan kimia tanah dari 78 contoh tanah di Kebun Percobaan CiheuleutError! Bookmark not defined. 2 Umur, indeks luas daun, dan hasil biji kering jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat Error! Bookmark not defined. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi sebagai unsur penunjang dari suatu perguruan tinggi diwajibkan menyampaikan laporan kinerja pada periode tertentu sebagai bahan evaluasi lembaga dan sebagai dasar rujukan untuk melakukan perencanaan pada periode selanjutnya. Dalam proses penyusunan laporan kinerja, perpustakaan membutuhkan data laporan kinerja dari masing-masing bagian atau titik layanan. Data laporan kinerja diperoleh dari laporan hasil kegiatan staf perpustakaan di setiap bagian atau titik layanan. Data laporan kinerja staf dapat dilaporkan secara manual maupun secara elektronik atau online. Pelaporan kinerja staf melalui sistem elektronik dewasa ini sangat dimungkinkan dengan perkembangan teknologi informasi yang sudah banyak digunakan oleh perpustakaan. Dengan memanfaatkan komputer, perpustakaan dapat memberikan layanan dengan mudah, cepat, dan efisien serta dengan jangkauan pelayanan yang lebih luas. Dengan kata lain kita dapat melakukan diseminasi informasi dengan jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan cara konvensional (Saleh, 2000). Pemanfaatan sarana TI di perpustakaan yang paling menonjol di Indonesia dewasa ini adalah pemanfaatan pada sistem otomasi perpustakaan dan sistem perpustakaan digital. Sistem otomasi perpustakaan diaplikasikan untuk otomatisasi business process di perpustakaan agar data koleksi perpustakaan, peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan (Wahono, 2006) dapat direkam dengan baik. Rekaman data tersebut diperlukan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja perpustakaan. UPT Perpustakaan sejak tahun 2000 telah memanfaatkan sistem otomasi. Namun demikian, data laporan yang dihasilkan oleh sistem otomasi perpustakaan di UPT Perpustakaan ITB, masih belum lengkap bila dibandingkan dengan acuan yang digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan. Acuan tersebut telah disusun oleh beberapa organisasi seperti Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2007 (Hasanah, 2009) ; Badan Standardisasi Nasional melalui SNI 7330-2009 tentang standarisasi perpustakaan perguruan tinggi ([BSN], Badan Standardisasi Nasional, 2009); dan International Organization for Standardization melalui ISO 11620-2008 : Information and documentation – Library performance indicators (International Organization for Standardization, 2008). Sehingga data yang belum terekam dalam sistem otomasi perpustakaan masih dikumpulkan secara manual. Oleh karena itu dalam rangka pengukuran kinerja lembaga perpustakaan perlu dilakukan pengembangan sistem informasi perpustakaan berbasis web, sehingga informasi mengenai kinerja perpustakaan dapat disajikan secara efektif dan efisien sesuai dengan acuan yang berlaku. Perumusan Masalah Pengembangan sistem informasi perpustakaan terpadu berbasis web sangat diperlukan oleh perpustakaan dalam rangka evaluasi kinerja lembaga 2 perpustakaan. Dalam penelitian ini akan dikembangkan prototipe sistem informasi perpustakaan berbasis web di UPT Perpustakaan ITB dengan mengevaluasi sistem otomasi perpustakaan berbasis web yang telah dijalankan dan dilakukan analisis pengembangan sistem informasi untuk mendukung evaluasi kinerja lembaga perpustakaan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe sistem informasi perpustakaan berbasis web guna mendukung evaluasi kinerja perpustakaan. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan informasi mengenai prestasi yang dicapai oleh kegiatan layanan perpustakaan dalam periode tertentu. b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perpustakaan. c. Mendukung pengambilan keputusan / kebijakan dalam rangka pengembangan perpustakaan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup: a. Identifikasi kebutuhan data pelaporan b. Identifikasi kebutuhan fungsional sistem c. Rancangan disain sistem d. Implementasi prototipe sistem informasi perpustakaan berbasis web. 2 TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Perpustakaan Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata benda yang memiliki 3 arti, yaitu (1) "suatu yang dicapai" ; (2) prestasi yang diperlihatkan; (3) kemampuan kerja (tentang peralatan) (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008). Kata kinerja sering disandingkan dengan kata lain, seperti kinerja individu, kinerja kelompok, ataupun kinerja organisasi. Dengan demikian, kata kinerja bila dikaitkan dengan suatu lembaga atau institusi atau organisasi, dapat diartikan sebagai prestasi kerja yang dicapai atau diperlihatkan oleh lembaga atau institusi atau organisasi. Untuk mengetahui seberapa besar atau seberapa tinggi kinerja organisasi perlu dilakukan pengukuran kinerja. Menurut Donelly Gibson dan Irnacevich (dalam (Setiawan, 2009)) pengukuran kinerja didefinisikan sebagai suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk 3 mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan Simons (dalam (Setiawan, 2009)), mendeskripsikan bahwa sistem pengukuran kinerja membantu manajer dalam menelusuri pelaksanaan suatu pekerjaan. Lebih lanjut Simon menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja tradisional membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah dirumuskan sebelumnya. Secara umum, sistem pengukuran kinerja terdiri dari metode sistematis yang merumuskan tujuan-tujuan pekerjaan dengan laporan periodik yang menunjukkan kemajuan pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam pengukuran kinerja terdapat dua jenis pengukuran, yaitu leading indicators dan lagging indicator (International Customer Management Institute, [t.th.]). Leading indicator merupakan jenis aktivitas yang digunakan untuk mengukur hasil dari aktivitas tersebut. Leading indicator sering disebut juga indikator kinerja (performance indicator). Indikator kinerja memberi informasi kepada organisasi tentang strategi dan program yang sedang dijalankan oleh organisasi tersebut apakah sudah tepat menuju sasaran yang akan dicapai atau belum. Sedangkan lagging indicator mengukur hasil akhir dari suatu aktivitas pada akhir periode yang ditentukan. Lagging indicator sering dikenal juga dengan ukuran hasil (outcome measure). Ukuran hasil memberikan informasi apakah tujuan umum yang diturunkan dari visi dan misi organisasi telah dicapai dengan baik serta seberapa jauhkah tujuan tersebut telah dicapai. Berdasarkan uraian di atas, maka indikator kinerja adalah jenis aktivitas yang digunakan untuk mengukur hasil yang dicapai dalam pelaksanaan aktivitas tersebut sesuai dengan tujuan organisasi. Untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan melalui pengukuran kinerja dalam suatu organisasi, biasanya dibandingkan dengan standard yang ada dalam lingkup pekerjaan yang diukur. Seperti yang diungkapkan oleh Stueart bahwa "the third aspect of control, then, is the measurement of performance in relation to standards. After standards have been agreed upon, some sort of analysis must be performed to measure the activity against the standard." (Stueart, 2002) Di dunia organisasi perpustakaan, telah dikenal beberapa acuan yang digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan. Acuan pengukuran kinerja perpustakaan telah disusun oleh beberapa organisasi baik di lingkup nasional maupun internasional. Dalam lingkup nasional telah dikeluarkan acuan pengukuran kinerja untuk perpustakaan perguruan tinggi, masing-masing oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi pada tahun 2007 (Hasanah, 2009); Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia pada tahun 2004 (Saleh, 2005), (Wijayanti, 2004); Badan Standardisasi Nasional pada tahun 2009 ([BSN], 2009). Sedangkan dalam lingkup internasional, acuan pengukuran kinerja untuk perpustakaan dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (International Organization for Standardization, 2003),(International Organization for Standardization, 1998), Academic Ranking of World Universities (ARWU) (Hasanah, 2009) dan Times Higher Education (Hasanah, 2009). Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi merinci penilaian kondisi fisik dan layanan perpustakaan perguruan tinggi melalui aspek-aspek sebagai berikut (Hasanah, 2009), ([BAN-PT], 2010): Ruang dan Peralatan 4 o Dalam aspek ini perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: ukuran ruang yang memadai, kondisi ruangan yang memenuhi syarat keamanan (alat pemadam kebakaran), kesehatan dan kenyamanan (suhu, pencahayaan, sirkulasi udara), peralatan bantu bagi pengunjung (mesin photo-copy, alat pencari katalog buku), ruang diskusi untuk kelompok mahasiswa. Bahan Perpustakaan o Ketersediaan buku teks o Ketersediaan modul praktikum/praktek untuk Diploma o Ketersediaan disertasi/tesis/skripsi/tugas akhir o Ketersediaan majalah ilmiah populer o Ketersediaan jurnal ilmiah terakreditasi DIKTI/LIPI o Ketersediaan jurnal ilmiah internasional, termasuk e-journal o Ketersediaan prosiding seminar dalam 3 tahun terakhir o Rasio Mahasiswa terhadap buku o Rasio Buku teks 5 tahun terakhir terhadap total jumlah buku o Jurnal terakreditasi dan internasional berlangganan 5 tahun terakhir Penggunaan perpustakaan o Layanan perpustakaan Jam buka perpustakaan mencapai 8 - 10 jam per hari Aksesibilitas layanan e-library dengan perpustakaan di fakultas/program studi o Jumlah Pengunjung (Pengunjung fisik dan pengunjung virtual) o Layanan antar-perpustakaan Pemeliharaan perpustakaan secara berkala (fumigasi, kebersihan) o Tersedianya program pemeliharaan o Implementasi/realisasi program pemeliharaan Anggaran Kualifikasi Staf Perpustakaan o Kuantitas o Kualitas (Latar belakang pendidikan) Sistem informasi o Jaringan internet o Akses internet o Rasio mahasiswa terhadap terminal komputer o Rasio dosen terhadap terminal o Rasio bandwidth internet 5 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI merinci beberapa acuan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan sebagai berikut: (Wijayanti, 2004) 1. Kepuasan Pengguna Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna ini dapat dilakukan melalui survai lapangan dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Persentase populasi target yang memanfaatkan perpustakaan Merupakan persentase dari jumlah sivitas akademika yang memanfaatkan perpustakaan dengan jumlah sivitas akademika yang ditargetkan menggunakan perpustakaan. 3. Biaya per pengguna Penghitungan biaya per pengguna ini diperoleh dengan membagi jumlah seluruh dana yang dianggarkan untuk perpustakaan dengan jumlah sivitas akademika yang wajib dilayani 4. Kunjungan ke perpustakaan perkapita Merupakan rasio jumlah kunjungan pengguna ke perpustakaan selama satu tahun terhadap populasi sivitas akademika pada tahun yang bersangkutan 5. Biaya per kunjungan ke perpustakaan Penghitungan biaya per kunjungan ini diperoleh dengan membagi jumlah seluruh dana yang dianggarkan untuk perpustakaan selama satu tahun dengan jumlah kunjungan ke perpustakaan baik secara fisik maupun maya pada tahun tersebut. 6. Ketersediaan judul bahan perpustakaan Indikator ini diukur dari rasio jumlah judul yang dimiliki oleh perpustakaan terhadap jumlah sivitas akademika 7. Penggunaan bahan perpustakaan di dalam perpustakaan per kapita Merupakan rasio jumlah rata-rata penggunaan bahan perpustakaan di dalam perpustakaan (tidak dipinjam/dibawa keluar perpustakaan) dengan jumlah sivitas akademika 8. Tingkat penggunaan bahan perpustakaan Indikator ini diukur dari rasio jumlah bahan perpustakaan yang digunakan terhadap bahan perpustakaan yang dimiliki 9. Waktu rata-rata temu kembali bahan perpustakaan dari koleksi tertutup Adalah waktu rata-rata yang digunakan oleh petugas untuk menemukan bahan perpustakaan dari koleksi tertutup 10. Waktu rata-rata temu kembali bahan perpustakaan dari koleksi terbuka Adalah rata-rata waktu yang digunakan oleh pengguna untuk menemukan bahan perpustakaan dari koleksi terbuka 6 11. Waktu rata-rata pergantian koleksi Merupakan waktu yang diperlukan oleh petugas untuk melakukan penggantian bahan perpustakaan yang hilang/rusak 12. Sirkulasi perkapita Merupakan rasio jumlah bahan perpustakaan yang dipinjam (dibawa pulang) oleh pengguna selama satu tahun terhadap populasi sivitas akademika. 13. Peminjaman per petugas Merupakan rasio jumlah transaksi peminjaman selama satu tahun terhadap jumlah petugas yang melakukan layanan peminjaman selama tahun penghitungan 14. Kecepatan silang layan antarperpustakaan Merupakan waktu rata-rata yang diperlukan oleh petugas untuk kegiatan silang layan 15. Tingkat ketepatan jawaban yang diberikan Merupakan rasio jumlah pertanyaan rujukan yang diajukan oleh pengguna terhadap jawaban yang tepat/ benar yang dapat diberikan oleh petugas 16. Ketersediaan judul bahan perpustakaan yang diminta dalam koleksi Hal ini merupakan rasio jumlah judul bahan perpustakaan yang diminta oleh sivitas akademika pertahun terhadap jumlah judul yang dapat ditemukan dalam koleksi perpustakaan pada tahun tersebut. 17. Ketersediaan fasilitas Merupakan rasio jumlah masing-masing jenis fasilitas yang disediakan dengan jumlah sivitas akademika. 18. Ketersediaan sistem otomasi Indikator ini dilihat dari ketersediaan sistem otomasi 19. Median waktu pengadaan bahan pustaka Merupakan waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan pengadaan bahan perpustakaan 20. Median waktu pengolahan dokumen Merupakan waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengolah bahan perpustakaan 21. Biaya perjudul yang dikatalog Merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mengolah satu bahan perpustakaan Menurut ISO 11620-1998, indikator kinerja perpustakaan terdapat 29 indikator, yaitu sebagai berikut: (International Organization for Standardization, 1998), (Sulistyo-Basuki, 2007) 7 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Kepuasan pemakai (user satisfaction) Persentase sasaran populasi pemakai yang tercapai (percentage of target population reached) Biaya per pemakai (cost per user) Kunjungan ke perpustakaan per kapita (Library visits per capita) Biaya kunjungan ke perpustakaan (Cost per library visit) Ketersediaan judul dokumen (Titles availability) Ketersediaan judul dokumen yang dibutuhkan (Required titles availability) Persentase judul dokumen yang dibutuhkan dalam koleksi (Percentage of required titles in the collection) Ketersediaan dan dapat disediakannya judul dokumen yang dibutuhkan (Required titles extended availability) Penggunaan koleksi di dalam perpustakaan per kapita (In library use per capita) Tingkat penggunaan dokumen (document in use rate) Median waktu temu balik dokumen dari koleksi tertutup (median time of document retrieval from closed stacks) Median waktu temu balik dokumen dari koleksi terbuka (median time of document retrieval from open stacks) Penggantian koleksi (Collection turnover) Peminjaman per kapita (loans per capita) Dokumen yang sedang dipinjam per kapita (Documents on loan per capita) Biaya per peminjaman (Cost per loan) Peminjaman per petugas (loans per employee) Kecepatan pinjam antarperpustakaan (Speed of interlibrary lending) Tingkat ketepatan jawaban yang diberikan (Correct answer fill rate) Tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog judul (Title catalogue search success rate) Tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog subjek (Subject catalogue search success rate) Ketersediaan fasilitas (Facilities availability) Tingkat penggunaan fasilitas (Facilities use rate) Tingkat keterisian kursi (Seat occupancy rate) Ketersediaan sistem automasi (Automated systems availability) Median waktu pengadaan dokumen (Median time of document acquisition) Median waktu pengolahan dokumen (Median time of document processing) Biaya per judul untuk pengkatalogan (Cost per title catalogued) Sedangkan parameter perpustakaan bertaraf World Class University (WCU) dibagi dalam 3 aspek, yaitu aspek input, proses, dan output. (Hasanah, 2009) Dalam aspek input terdapat indikator sebagai berikut: Institusi (Perpustakaan) o Menjadi anggota aktif jaringan kerjasama antarperpustakaan dengan perpustakaan PT pada tingkat regional dan/atau internasional. o Memiliki kerjasama dengan perpustakaan PT lain yang bertaraf WCU Staff 8 o Jumlah dan kualifikasi o Rasio pustakawan terhadap sivitas akademika o Menjadi anggota aktif organisasi profesi pustakawan nasional, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia dan/atau internasional Koleksi o Menyediakan 90% bahan perpustakaan sebagai referensi wajib matakuliah o Pengadaan bahan perpustakaan tahun berjalan merupakan terbitan 5 tahun terakhir sebesar 75% o Koleksi perpustakaan sebanyak lebih dari 30% merupakan terbitan 5 tahun terakhir, kecuali buku-buku klasik. o Menyimpan seluruh karya sivitas akademika baik yang pernah diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan (unpublished/grey literature seperti: skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, makalah, pidato pengukuhan, panduan, modul, pidato dies, diktat, karya seni, institutional repository. o Memiliki akses e-journal/database untuk berbagai bidang yang relevan dengan seluruh bidang kajian dan bidang penelitian yang ada di perguruan tinggi o Rasio jumlah judul bahan perpustakaan yang diadakan pertahun dibandingkan dengan jumlah sivitas akademika (jumlah judul bahan perpustakaan yang diadakan perkapita) o Rasio jumlah eksemplar bahan perpustakaan yang diadakan pertahun dibandingkan dengan jumlah sivitas akademika (jumlah eksemplar bahan perpustakaan yang diadakan perkapita) o Rasio jumlah basis data online yang dapat diakses per tahun dibandingkan dengan bidang kajian di perguruan tinggi Gedung dan Fasilitas o Luas perpustakaan memadai dan nyaman o Memiliki peralatan yang sangat lengkap dan modern: Untuk keperluan koleksi, perpustakaan memiliki fasilitas pengatur kelembaban udara dengan kelembaban 60% Untuk kenyamanan pengunjung, suhu ruangan tidak melebihi 25oC Memiliki fasilitas untuk penyandang cacat fisik sehingga mereka dapat mengakses seluruh layanan yang disediakan Memiliki fasilitas dan sistem penyelamatan untuk menghadapi bencana, seperti kebakaran dan banjir. Mengaplikasikan sistem otomasi perpustakaan terintegrasi dengan sistem aplikasi lain di perguruan tinggi yang relevan untuk perpustakaan, seperti misalnya sistem informasi akademik, sistem pembelajaran jarak jauh (elearning) Menyediakan infrastruktur untuk mensupport layanan perpustakaan berbasis otomasi seperti jaringan, WAN, internet connection, dan bandwidth Menyediakan fasilitas akses yang memadai seperti komputer di sekitar kampus Ketersediaan OPAC di web yang dapat diakses tanpa kendala tempat dan waktu 9 Anggaran o Anggaran perpustakaan 5% dari total budget Perguruan Tinggi (biaya operasional Perguruan Tinggi, tidak termasuk upah, gaji, investasi fisik) o Anggaran perpustakaan rata-rata permahasiswa, minimum Rp. 200.000, dimana dari jumlah tersebut diambil jumlah yang lebih besar. o Anggaran pengadaan dan pelangganan e-resources minimal 50% dari total anggaran perpustakaan Dalam aspek proses terdapat indikator sebagai berikut: Pengembangan koleksi o Waktu yang diperlukan (median) untuk melakukan pengolahan, mulai dari bahan datang sampai dengan ketersediaannya di koleksi siap untuk dipinjam. o Waktu yang diperlukan (median) untuk melakukan pengadaan, dari mulai permintaan sampai dengan bahan datang di perpustakaan. Layanan o Waktu yang diperlukan untuk transaksi Layanan sirkulasi Layanan referensi Layanan pinjam antarperpustakaan Layanan pengiriman dokumen (document delivery services) Sedangkan dalam aspek output terdapat indikator sebagai berikut: Pengembangan koleksi o Jumlah bahan perpustakaan yang dapat diadakan pertahun o Jumlah bahan perpustakaan yang dapat diolah pertahun o Jumlah artikel jurnal yang diindeks pertahun o Jumlah situs internet yang dapat diindeks pertahun Layanan o Jumlah transaksi sirkulasi perkapita o Library in use o Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun o Jumlah penggunaan electronic resources (page): data bulanan yang disediakan oleh vendor. o Jumlah pengunjung ke situs perpustakaan (Unique visitor) o Jumlah pertanyaan penelusuran/layanan rujukan o Jumlah pertanyaan penelusuran/layanan rujukan yang terjawab o Jumlah peserta yang menghadiri acara yang diadakan perpustakaan o Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan penelusuran dan penggunaan informasi o Total jam buka per minggu o Total layanan per minggu o Semua statistik tersedia di dalam sistem perpustakaan secara real time o Penggunaan perpustakaan: jam buka perpustakaan 08.00 – 22.00 (hari kerja) o Pengguna: rata-rata jumlah kunjungan mahasiswa/bulan lebih dari 30% dari jumlah mahasiswa (student body) o Layanan antarperpustakaan: memiliki layanan antarperpustakaan internasional, nasional, regional, dan lokal. 10 o Layanan e-library: tersedia layanan e-library bagi sebagian besar bidang ilmu (program studi/departemen/jurusan) o Dokumentasi disertasi, tesis, skripsi dan tugas akhir mahasiswa Dengan demikian, berdasarkan kajian teori di atas maka kinerja perpustakaan dapat dibagi dalam 3 aspek kinerja, yaitu: aspek masukan (input), aspek proses (process), dan aspek keluaran (output). Masing-masing aspek memiliki indikator kinerja sesuai rekomendasi dari berbagai standard di atas. Dari berbagai indikator kinerja perpustakaan di atas, Kepala Perpustakaan atau manajemen perpustakaan dapat memilih indikator yang sesuai dengan kondisi perpustakaannya dalam rangka melakukan pengukuran kinerja perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki, ada 6 kritera yang perlu diperhatikan dalam menentukan indikator yang sesuai dengan sebuah perpustakaan: (SulistyoBasuki, 2007) 1. Indikator hendaknya memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan 2. Indikator hendaknya sahih (valid) dan andal (reliable) yaitu benar-benar mengukur apa yang ingin diukur dengan cermat 3. Indikator hendaknya bersifat praktis artinya mudah dan cepat dikerjakan serta efektif dari segi biaya 4. Indikator hendaknya mampu memberikan gambaran utuh secara keseluruhan 5. Indikator hendaknya dapat ditafsirkan oleh staf perpustakaan untuk selanjutnya ditindaklanjuti 6. Indikator hendaknya dapat diperbandingkan Penentuan indikator kinerja yang sesuai dengan kondisi perpustakaan dapat menjadi metadata yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan terpadu berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan. Web World Wide Web (WWW) atau yang sering dikenal dengan nama web adalah aplikasi pertama dalam dunia internet yang dikembangkan oleh Tim Berner Lee. Web adalah aplikasi berbasis GUI (Graphic User Interface). Web menggunakan protokol yang dikenal sebagai HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Dokumen web ditulis dalam format HTML (HyperText Markup Language). Dokumen ini diletakkan dalam web server dan diakses melalui web browser. Web browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan informasi dari web server. Web browser yang banyak dikenal adalah internet explorer, netscape navigator, Mozilla Firefox dan Google Chrome. Pangkalan Data Pangkalan data merupakan salah satu komponen penting dalam pengembangan sistem informasi. Pangkalan data menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi dalam berbagai bentuk. 11 Pangkalan data merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikan rupa agar tidak terjadi duplikasi, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan informasi (Oetomo, 2002). Pengertian lain dari pangkalan data adalah kumpulan data yang disimpan dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa dengan menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi (Fathansyah, 2002). Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri pangkalan data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Pangkalan data menggunakan media penyimpanan elektronis (hardisk) dengan tujuan utama untuk kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data. Pemanfaatan pangkalan data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruang penyimpanan, keakuratan, ketersediaan, kelengkapan, keamanan, dan pemakaian bersama (Fathansyah, 2002). Pangkalan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model relational database, yaitu mekanisme pengelolaan pangkalan data dalam pengelompokan dan pembentukan keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang akan diteliti. Model relational database ini dipilih karena aspek kemudahan dalam penerapan System Development Life Cycle (SDLC) SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang dikenal secara umum pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan. SDLC adalah tahapan-tahapan aktivitas yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun atau mengembangkan sistem informasi. Tahapan aktivitas tersebut adalah investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem. SDLC juga merupakan alat untuk manajemen proyek yang dapat digunakan untuk merencanakan, memutuskan, dan mengontrol proses pengembangan sistem informasi (O'Brien, 2006) 3 METODE Kerangka Pemikiran Pada umumnya perpustakaan merupakan sebuah unit dari suatu organisasi, dengan mengemban tugas pokok dan fungsi untuk menyimpan, mengelola, dan menyebarluaskan informasi bagi kepentingan organisasi yang menaunginya. Sebagai bagian dari organisasi yang lebih besar, dalam aspek manajemen perpustakaan umumnya diminta laporan kinerja yang telah dicapai untuk periode tertentu, baik periode 3 bulan, semester, atau tahunan. Untuk mendukung pelaporan kinerja, perpustakaan membuat statistik untuk menghimpun data kegiatan yang telah dilakukan setiap bulan. Kegiatan pengumpulan data statistik ini dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan komputer melalui sistem informasi yang telah dimiliki oleh perpustakaan. 12 Pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan perpustakaan memberikan kemudahan dalam menghimpun data yang diperlukan dalam pembuatan laporan kinerja. Pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan biasanya diwujudkan dalam sistem automasi perpustakaan dan perpustakaan digital. Dalam sistem automasi perpustakaan, data kegiatan pengadaan bahan perpustakaan, pengolahan koleksi perpustakaan, dan transaksi layanan perpustakaan secara automatis terekam. Apabila diperlukan, data tersebut dapat ditampilkan sewaktu-waktu secara efektif dan efisien dibandingkan dengan metode pengumpulan data secara manual. Sedangkan dari segi format tampilan, laporan kinerja dapat disesuaikan dengan format yang diminta oleh organisasi penaung perpustakaan atau pemangku kepentingan lainnya. UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu perpustakaan di Indonesia yang telah memanfaatkan sarana teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan perpustakaan, tidak terlepas dari kegiatan pelaporan kinerja perpustakaan. Data pendukung untuk pelaporan kinerja perpustakaan di antaranya berupa data koleksi, data anggota, data transaksi layanan, telah terekam dengan baik dalam sistem automasi perpustakaan berbasis web. Hanya saja penyajian data dan informasi kinerja perpustakaan belum sesuai dengan format yang diperlukan UPT Perpustakaan ITB berdasarkan permintaan dari para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, UPT Perpustakaan ITB akan mengembangkan sistem automasi perpustakaan dengan melengkapi modul sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan. Sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan akan menyajikan informasi terkait dengan kinerja perpustakaan yang biasa diperlukan baik untuk keperluan akreditasi perguruan tinggi maupun pelaporan data dan informasi oleh lembaga induk atau pemangku kepentingan lainnya. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari pengidentifikasian beberapa hal berikut ini: 1. Kebutuhan data pelaporan 2. Kebutuhan fungsional sistem 3. Rancangan disain system 4. Implementasi prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web Di dalam sistem ini, pihak manajemen perpustakaan akan mendapatkan informasi mengenai kinerja lembaga yang dibutuhkan dalam bentuk tampilan tabel ataupun gambar. Dengan informasi tersebut, pihak manajemen perpustakaan dan para pemangku kepentingan dapat melakukan evaluasi kinerja lembaga dalam periode tertentu secara efektif dan efisien dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja aktivitas pelayanan yang memiliki kesenjangan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Secara umum konsep sistem yang akan dikembangkan terangkum dalam ilustrasi gambar berikut ini. 13 Gambar 1 Konsep umum sistem informasi manajemen perpustakaan Sumber: (Laudon, 2009) dengan modifikasi oleh penulis Diagram alir tahapan penelitian mengenai pengembangan system informasi manajemen perpustakaan berbasis web, adalah sebagai berikut: 14 Gambar 2 Diagram alir tahapan penelitian 15 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web Dalam proses pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan terpadu berbasis web, perlu didukung oleh beberapa komponen sistem informasi (SI). Komponen SI terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data (dataware), sumber daya manusia (brainware), dan jaringan (netware), sebagaimana yang digambarkan dalam skema komponen sistem informasi di bawah ini: Gambar 3 Komponen Sistem Informasi Sumber: (O'Brien, 2006) Dalam penelitian ini kerangka logis yang akan dilaksanakan adalah: a. Data Resources, mengumpulkan dan mengidentifikasi data-data/informasi pendukung yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan terpadu berbasis web. Data yang dimaksud mencakup semua data kinerja perpustakaan baik berbasis online maupun offline. b. People Resources, mengidentifikasi keahlian sumber daya manusia yang diperlukan, seperti keahlian masing-masing staf perpustakaan yang berkompeten dalam mengelola data dan staf TI yang berkompeten dalam mendukung jalannya proses interaksi antara Kepala atau Manajer Perpustakaan sebagai pengguna dan sistem yang dikembangkan. c. Hardware Resources, mengidentifikasi komponen perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan berbagai macam data masukan yang akan diproses dalam sistem informasi manajemen perpustakaan. Beberapa komponen perangkat keras yang diperlukan mencakup central processing unit (CPU), memory, alat tambahan (peripherals), alat masukan (input devices), alat keluaran (output devices). 16 d. Software Resources, mengidentifikasi komponen perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan berbagai macam data masukan yang akan diproses dalam sistem, mencakup: sistem operasi, compiler dan program aplikasi. e. Network Resources, mengidentifikasi komponen jaringan yang dibutuhkan untuk mendukung sistem, seperti server. Metode dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan terpadu berbasis web ini menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC). Tahapan SDLC terdiri dari 5 tahap, yaitu: tahap investigasi, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem, seperti pada gambar 4. Gambar 4 Tahapan SDLC Sumber: (O'Brien, 2006) Berdasarkan gambar 4 di atas, tahapan SDLC terdiri dari 5 tahapan, yaitu: a. Investigasi sistem. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman tentang permasalahan dan peluang yang dihadapi oleh sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web, yang dituangkan dalam kerangka studi kelayakan sistem (feasibility study). Dengan demikian kajian pada tahap ini mencakup segenap proses perencanaan dalam pengembangan 17 sistem. Studi kelayakan sistem ini dapat dievaluasi melalui 4 aspek, yaitu aspek organisasi (organizational feasibility), aspek ekonomi (economic feasibility), aspek teknis (technical feasibility), dan aspek operasional (operational feasibility). Aspek organisasi memiliki fokus terhadap dukungan sistem yang dikembangkan terhadap pencapaian tujuan atau prioritas organisasi. Aspek ekonomi berkaitan dengan penghematan biaya pengeluaran, peningkatan penghasilan dan keuntungan, dan manfaat lain yang lebih besar dibandingkan dengan biaya pengembangan dan pengoperasian sistem yang diusulkan. Aspek teknis berkaitan dengan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dikembangkan. Dan aspek operasional meliputi kemauan dan kemampuan pihak manajemen, petugas, pengguna (customer), dan pihak lainnya untuk mengoperasikan dan menggunakan sistem yang akan dikembangkan. b. Analisis sistem. Tujuan dari tahapan ini adalah memperoleh informasi kebutuhan dan keinginan pengguna serta batasan kriteria dari sistem yang akan dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan harus dapat mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan dikembangkan dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan identifikasi fungsional sistem. c. Disain sistem. Tahapan ini bertujuan untuk merancang sistem agar dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Hasil perancangan sistem disusun dalam suatu spesifikasi sistem berdasarkan kebutuhan informasi pada tahap analisis sistem sebelumnya. Aspek penting dalam tahap ini meliputi: sumber masukan, disain proses, keluaran, kontrol manajemen data, dan manajemen pelaporan. Selain itu juga hal yang perlu menjadi pertimbangan tahap disain adalah ketersediaan teknologi perangkat keras, teknologi perangkat lunak serta infrastruktur jaringan. d. Implementasi sistem. Pada tahapan ini pengembangan prototipe dapat dikembangkan sampai tahap interaksi sistem dengan pengguna informasi. Sistem informasi manajemen perpustakaan yang akan dikembangkan ini berbasis web sehingga pengguna sistem, dalam hal ini Kepala atau Manajer Perpustakaan, dapat mengakses secara online untuk keperluan evaluasi kinerja perpustakaan atau keperluan presentasi mengenai kinerja perpustakaan di hadapan para pemangku kepentingan. e. Pemeliharaan sistem. Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan sistem yang telah diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan organisasi melalui proses pengawasan, evaluasi dan modifikasi. Sistem yang telah diimplementasikan dapat dievaluasi apakah sesuai atau tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, setelah sistem tersebut dimanfaatkan untuk menjalankan aktivitas organisasi. Apabila organisasi menilai masih terdapat informasi yang belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka sistem informasi tersebut dapat dimodifikasi sebagai langkah pengembangan atau peningkatan kapasitas sistem. 18 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan mulai bulan April 2011 sampai dengan Desember 2013, berlokasi di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pengolahan dan analisis data dilakukan di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan disampaikan secara sistematis berdasarkan tahapan SDLC yang digunakan dalam pengembangan prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web. Investigasi Sistem Tahap Investigasi Sistem bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman tentang permasalahan dan peluang yang dihadapi dalam pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web yang dituangkan dalam kerangka studi kelayakan sistem. Oleh karena itu kajian pada tahap ini mencakup segenap proses perencanaan dalam pengembangan sistem. Studi kelayakan sistem ini dapat dievaluasi melalui 4 aspek, yaitu aspek organisasi, aspek ekonomi, aspek teknis, dan aspek operasional. Dalam aspek organisasi, kajian memiliki fokus terhadap dukungan sistem yang dikembangkan terhadap pencapaian tujuan atau prioritas organisasi. Pada umumnya tujuan organisasi didasarkan pada visi organisasi. Untuk mencapai visinya, organisasi menyusun program kegiatan berikut rencana target capaian yang dituangkan dalam rencana bisnis dan anggaran yang disusun untuk periode tertentu. Dalam dokumen Pedoman Umum Layanan Perpustakaan, UPT Perpustakaan ITB menyatakan visinya secara umum untuk menunjang keberhasilan visi ITB dengan menyediakan layanan serta menghimpun pustaka dan akses informasi bagi sivitas akademika ITB untuk mendukung pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, dan bagi masyarakat untuk mendukung tercapainya masyarakat Indonesia berbasis pengetahuan. Visi umum UPT Perpustakaan ITB tersebut di bagi dalam 3 periode waktu untuk mencapai visi khusus. Visi 20112015 UPT Perpustakaan ITB diarahkan untuk mencapai status perpustakaan perguruan tinggi yang sesuai dengan standar nasional (SNI) dan memenuhi persyaratan akreditasi nasional untuk perguruan tinggi. Visi 2016-2020 menyatakan bahwa UPT Perpustakaan ITB dirancang untuk mencapai status perpustakaan perguruan tinggi yang sesuai dengan standar internasional (ISO). Dan visi 2021-2025 UPT Perpustakaan ITB direncanakan mampu mencapai status perpustakaan perguruan tinggi kelas dunia. Dengan demikian sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan dituntut untuk dapat menyajikan data kinerja perpustakaan yang sesuai dengan acuan yang digunakan dalam proses akreditasi nasional untuk perguruan tinggi serta standard nasional yang berlaku untuk perpustakaan perguruan tinggi sesuai SNI 7330-2009. Disamping itu, Institut Teknologi Bandung sebagai lembaga penaung memerlukan data kinerja 19 perpustakaan dalam rangka penyusunan laporan tingkat institut, serta Perpustakaan Nasional melalui Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah setiap periode tertentu memerlukan data kinerja perpustakaan ITB dalam rangka penyusunan rencana pengembangan dan kebijakan perpustakaan tingkat nasional. Kebutuhan data dari pemangku kepentingan tersebut dituntut dapat diakomodasi dalam sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan. Dengan demikian, secara umum dalam jangka pendek sistem informasi manajemen perpustakaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan kinerja yang terkait dengan: 1. Persyaratan akreditasi nasional untuk perpustakaan perguruan tinggi 2. Pemenuhan standarisasi perpustakaan perguruan tinggi tingkat nasional 3. Pemenuhan data kinerja perpustakaan untuk tingkat institut 4. Pemenuhan data kinerja perpustakaan untuk Perpustakaan Nasional. Aspek ekonomi berkaitan dengan penghematan biaya pengeluaran, peningkatan penghasilan dan keuntungan, dan manfaat lain yang lebih besar dibandingkan dengan biaya pengembangan dan pengoperasian sistem yang diusulkan. Secara ekonomi UPT Perpustakaan ITB lebih memilih mengembangkan sendiri sistem informasi manajemen perpustakaan dibandingkan dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Berdasarkan pengalaman dalam mengelola sistem, pemilihan pihak ketiga untuk mengembangkan sistem informasi manajemen perpustakaan dapat menghabiskan biaya paling sedikit lebih dari Rp. 100.000.000 (Seratus juta rupiah), itupun belum termasuk biaya pemeliharaan apabila terjadi permasalahan dalam operasional sistem. Biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sistem secara swakelola dapat dihemat dengan memanfaatkan biaya belanja pegawai melalui penugasan staf yang terkait dengan bidang teknologi informasi. Unit yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem di lingkungan ITB adalah Unit Sumber Daya Informasi (USDI). UPT Perpustakaan ITB bekerja sama dengan USDI dalam mengembangkan sistem informasi manajemen perpustakaan. Perpustakaan ITB melalui Tim Pengembangan Layanan Perpustakaan merumuskan dokumen identifikasi kebutuhan data dan fungsionalitas sistem yang dibutuhkan. USDI ITB bertugas untuk mengakomodasi kebutuhan data dan fungsionalitas sistem tersebut dalam sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan. Dalam perjalanan pengembangan sistem, USDI terkendala dengan keterbatasan sumber daya manusia dan banyaknya program pengembangan sistem di unit lain, sehingga pengembangan sistem manajemen informasi perpustakaan berjalan lambat. Untuk mengantisipasi keterlambatan pengembangan sistem informasi perpustakaan, Tim Pengembangan Layanan Perpustakaan melalui staf teknologi informasi UPT Perpustakaan berinisiatif untuk melakukan sendiri pengembangan sistem tersebut. Hal ini memberikan keuntungan lebih bagi UPT Perpustakaan ITB untuk segera dapat mewujudkan sistem informasi manajemen perpustakaan yang diperlukan. Pada awal tahun 2013 Staf TI Perpustakaan ITB mulai mengembangkan sistem informasi manajemen perpustakaan berdasarkan hasil rumusan kebutuhan data dan fungsionalitas sistem yang disusun oleh Tim Pengembangan Layanan Perpustakaan. Kajian aspek teknis berkaitan dengan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan oleh sistem yang dikembangkan. UPT Perpustakaan ITB telah memiliki server dengan kapasitas 1 terrabyte yang sudah 20 digunakan untuk memfasilitasi sistem otomasi perpustakaan yang sebelumnya telah digunakan. Sistem informasi manajemen perpustakaan merupakan pengembangan dari sistem otomasi perpustakaan tersebut. Dengan demikian perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan sudah tersedia sesuai kebutuhan. Sedangkan kajian aspek operasional meliputi kemauan dan kemampuan pihak manajemen, petugas, pengguna, dan pihak lainnya untuk mengoperasikan dan menggunakan sistem yang akan dikembangkan. Menurut perspektif petugas perpustakaan, kehadiran sistem informasi manajemen perpustakaan memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melaksanakan tugas. Bahkan petugas perpustakaan di bagian pengolahan koleksi menuntut lebih banyak dan berharap system informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan dapat mengakomodasi kegiatan pengolahan koleksi, seperti kemudahan dalam pencetakan label dan barcode. Dengan demikian secara umum sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web sangat layak untuk dikembangkan lebih lanjut memenuhi kebutuhan dalam rangka evaluasi kinerja perpustakaan. Analisis Sistem Tahapan analisis sistem bertujuan untuk memperoleh informasi kebutuhan dan keinginan pengguna serta batasan kriteria dari sistem yang akan dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan harus dapat mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan dikembangkan dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan identifikasi fungsional sistem. Tujuan pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan adalah menyediakan data kinerja perpustakaan sebagai bahan evaluasi dalam rangka pengembangan layanan perpustakaan. Oleh karena itu dibutuhkan data yang mencerminkan kinerja perpustakaan. Data kinerja perpustakaan dapat diidentifikasi dari setiap permohonan data dari para pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan UPT Perpustakaan ITB, seperti pimpinan Institut Teknologi Bandung, Satuan Pengawas Internal (SPI) ITB, Satuan Penjaminan Mutu (SPM) ITB, dan Perpustakaan Nasional. Selain itu, data kinerja perpustakaan dapat diidentifikasi dari persyaratan akreditasi nasional untuk perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan standard minimal yang harus dipenuhi oleh perpustakaan perguruan tinggi sesuai SNI 7330-2009 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Secara umum data kinerja yang diperlukan dibagi dalam 3 aspek, yaitu aspek input, aspek proses, dan aspek output. Dalam aspek input terdapat indikator kinerja terkait koleksi perpustakaan sebagai contoh ilustrasi untuk menyediakan data sebagai berikut: 1. Jumlah judul dan eksemplar dari kategori koleksi wajib, pengaya, maupun pendukung perkuliahan. 2. Jumlah judul dan eksemplar koleksi perpustakaan terbitan 5 tahun terakhir yang diadakan. 3. Jumlah judul dan eksemplar koleksi perpustakaan terbitan 5 tahun terakhir 21 Dalam aspek proses terdapat indikator terkait koleksi perpustakaan yang dapat menyediakan data sebagai berikut: 1. Waktu pengolahan koleksi 2. Waktu pengadaan koleksi Dan dalam aspek output terdapat indikator terkait koleksi perpustakaan untuk menyediakan data berikut: 1. Jumlah koleksi perpustakaan yang diadakan pertahun 2. Jumlah koleksi perpustakaan yang diolah pertahun 3. Jumlah transaksi sirkulasi perkapita Berdasarkan contoh ilustrasi data koleksi perpustakaan di atas, maka sistem harus menyediakan data melalui fungsionalitas sistem yang diperlukan. Terkait aspek input, fungsionalitas sistem yang harus tersedia adalah: 1. Kemampuan sistem untuk membedakan materi koleksi 2. Kemampuan sistem untuk membedakan koleksi baru dan koleksi lama 3. Kemampuan sistem untuk mengolah data tahun terbit koleksi Sedangkan terkait aspek proses, sistem dituntut untuk menyediakan fungsi : 1. Kemampuan menghitung lamanya waktu yang diperlukan untuk pengadaan koleksi 2. Kemampuan menghitung lamanya waktu yang diperlukan untuk pengolahan koleksi. Dan terkait aspek output, fungsionalitas sistem yang harus tersedia adalah: 1. Kemampuan sistem untuk menghitung jumlah koleksi yang diadakan 2. Kemampuan sistem untuk mengitung jumlah koleksi yang diolah 3. Kemampuan sistem untuk menghitung jumlah transaksi sirkulasi Disain Sistem Tahap Disain Sistem bertujuan untuk merancang sistem agar dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Hasil perancangan sistem disusun dalam suatu spesifikasi sistem berdasarkan kebutuhan informasi pada tahap analisis sistem sebelumnya. Aspek penting dalam tahap ini meliputi : sumber masukan, disain proses, keluaran, kontrol manajemen data, dan manajemen pelaporan. Berdasarkan analisis sistem di atas, maka dilakukan proses disain sistem. Dengan membagi proses bisnis perpustakaan dalam 4 aktivitas utama, yaitu aktivitas pengadaan koleksi, aktivitas pengolahan koleksi, aktivitas layanan, dan aktivitas administrasi, maka disain sistem informasi manajemen perpustakaan diilustrasikan seperti pada gambar 5. Dalam aktivitas pengadaan didisain rancangan database untuk koleksi pembelian, koleksi hadiah, dan koleksi pertukaran. Sedangkan dalam aktivitas pengolahan koleksi, database yang dirancang adalah database DDC, database karya (works), database ekspresi (expression), database manifestasi (manifestation), dan database satuan (item). Selanjutnya database yang dirancang untuk aktivitas layanan adalah database peminjaman, pengembalian, perpanjangan pinjaman, pemesanan, layanan baca, layanan akses, layanan informasi, layanan 22 kegiatan, layanan pinjam antarperpustakaan, dan layanan keanggotaan. Sedangkan dalam aktivitas administrasi, dirancang database sarana-prasarana, laporan kinerja lembaga, laporan kinerja staf, statistic, dan database staf. Gambar 5 Disain Sistem Otomasi Perpustakaan ITB Implementasi Sistem Pada tahap ini pengembangan prototipe dapat dilakukan sampai tahap interaksi sistem dengan pengguna informasi. Sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan ini berbasis web sehingga pengguna sistem, dalam hal ini Kepala Perpustakaan dan Manajer perpustakaan, dapat mengakses secara online untuk keperluan evaluasi kinerja perpustakaan atau keperluan presentasi mengenai kinerja perpustakaan di hadapan para pemangku kepentingan. Dalam implementasi sistem, komunikasi antara Tim Pengembangan Layanan Perpustakaan dengan Staf TI berlangsung intensif untuk memastikan disain sistem dapat diimplementasikan menjadi prototipe sistem. Prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan belum sesuai dengan disain sistem secara sempurna. Meskipun demikian prototipe sistem ini telah mampu menampilkan data kinerja perpustakaan, terutama terkait dengan koleksi perpustakaan. Oleh karena itu, sistem lama yang dikembangkan masih tetap aktif digunakan, sampai kondisi di mana sistem informasi manajemen perpustakaan benar-benar telah sesuai dengan disain sistem yang telah dirancang. Untuk mengetahui hasil implementasi dari pengembangan sistem yang dilakukan dapat dibandingkan antara sistem lama yang dapat di akses melalui alamat situs http://otomasi.lib.itb.ac.id dengan sistem baru hasil pengembangan di 23 alamat situs http://webpac.lib.itb.ac.id. Data kinerja perpustakaan ditampilkan melalui menu laporan. Halaman pertama tampilan dari masing-masing sistem adalah sebagai berikut : Gambar 6 Perbandingan Halaman Pertama Sistem Data kinerja terkait koleksi perpustakaan dalam sistem lama hanya menampilkan data materi koleksi yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, seperti gambar 7 berikut ini. 24 Gambar 7 Tampilan Kinerja Koleksi Sistem Lama Sedangkan dalam sistem hasil pengembangan, data kinerja koleksi perpustakaan disajikan dalam 2 tampilan, yaitu tampilan materi koleksi dan jenis koleksi. Materi koleksi terkait dengan isi dari koleksi perpustakaan dibandingkan dengan data kinerja yang dibutuhkan, sesuai dengan hasil tahapan analisis sistem. Dan jenis koleksi berkaitan dengan lokasi fisik koleksi perpustakaan disimpan. Berikut ini adalah tampilan data kinerja materi koleksi pada sistem hasil pengembangan. 25 Gambar 8 Tampilan Kinerja Koleksi Sistem Baru Selain perbandingan data kinerja koleksi perpustakaan, dapat dibandingkan pula data kinerja layanan peminjaman yang ditampilkan sistem lama dengan sistem yang baru. Pada sistem lama data kinerja layanan peminjaman tidak dapat ditampilkan, seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 9 Tampilan Kinerja Layanan Peminjaman pada Sistem lama 26 Sedangkan pada sistem hasil pengembangan, tampilan kinerja layanan peminjaman lebih banyak memberikan informasi, mulai dari jumlah transaksi, jumlah judul yang dipinjam, jumlah eksemplar yang dipinjam, dan jumlah mahasiswa yang meminjam koleksi perpustakaan. Hal tersebut diilustrasikan pada gambar 10. Gambar 10 Tampilan Kinerja Layanan Peminjaman pada Sistem Baru Pemeliharaan Sistem Tahap pemeliharaan sistem bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan sistem yang telah diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan organisasi melalui proses pengawasan, evaluasi dan modifikasi. Sistem yang telah diimplementasikan dapat dievaluasi apakah sesuai atau tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, setelah sistem tersebut dimanfaatkan untuk menjalankan aktivitas organisasi. Apabila organisasi menilai masih terdapat informasi yang belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka sistem informasi tersebut dapat dimodifikasi sebagai langkah pengembangan atau peningkatan kapasitas sistem. Dalam tahap pemeliharaan sistem, berbagai masukan atau pun usulan dari pengguna sistem dapat digali lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi perubahan kebutuhan data kinerja. 27 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web dapat diselesaikan dengan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Tahapan dalam SDLC yang sederhana dan ringkas memudahkan dalam pengembangan sistem. Hal yang paling membutuhkan waktu yang banyak adalah pada saat menjalankann tahapan implementasi sistem. Komunikasi yang intensif antara pengguna sistem dan pengembang sistem harus dijaga. Hal ini dilakukan agar kebutuhan pengguna sistem dapat benar-benar diakomodasi dalam sistem yang dikembangkan oleh pihak pengembang sistem. Selain itu kemungkinan salah penafsiran, salah persepsi, ataupun salah penyampaian dapat terjadi. Prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web dapat dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan berdasarkan rekaman data kinerja baik yang terkait koleksi perpustakaan maupun transaksi layanan. Data kinerja yang digunakan dapat diambil dari data yang sering diminta para pemangku kepentingan atau mengacu kepada standard yang digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan. Saran Meskipun prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web telah dikembangkan, namun sistem tersebut dinilai sempurna. Hal ini terjadi akibat keterbatasan waktu penelitian, sementara data yang diperlukan begitu banyak yang belum diakomodasi dalam sistem. Oleh karena itu pengembangan system informasi manajemen perpustakaan berbasis web harus terus dilanjutkan oleh UPT Perpustakaan ITB demi tercapainya visi yang telah dicanangkan. Hal ini sangat perlu dilakukan, karena hasil atau manfaat dari pengembangan system informasi manajemen perpustakaan berbasis web dapat memberikan informasi mengenai prestasi yang dicapai oleh kegiatan layanan perpustakaan dalam periode tertentu serta dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perpustakaan. Dengan data kinerja yang ditampilkan, pimpinan perpustakaan dapat memanfaatkannya dalam mendukung pengambilan keputusan atau kebijakan dalam rangka pengembangan perpustakaan. DAFTAR PUSTAKA [BAN-PT], Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi. 2010. Akreditasi Program studi Doktor, Buku VI : Matriks Penilaian Instrumen Akreditasi. Jakarta : Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi., 2010. [BSN], Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 7330:2009 : Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional, 2009. 28 Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung : Informatika, 2002. Hariningsih, S.P. 2005. Teknologi informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005. Hasanah, Nanan. 2009. World Class University Library. Rapat Kerja Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi se-Jawa Barat. [Makalah]. Bandung, Jawa Barat, Indonesia : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat, 30 April 2009. INDONESIA. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008. ISBN 9789792238419. International Customer Management Institute. [t.th.]. Leading & Lagging Indicators. International Customer Management Institute. [Online] [t.th.]. [Cited: Desember 15, 2010.] http://www.icmi.com. International Organization for Standardization. 1998. ISO 11620-1998 : Information and documentation – Library performance indicators. Geneve : International Organization for Standardization, 1998. —. 2003. ISO 2789-2003 : Information and documentation – International library statistics. 3rd ed. Geneve : International Organization for Standardization, 2003. Laudon, Kenneth C and Laudon, Jane P. 2009. Essentials of Management Information Systems. [ed.] David Parker. 8th ed. Upper Saddle River, NJ : Pearson Prentice Hall, 2009. p. 55. 978-0-13-501353-3. O'Brien, James A and Marakas, George M. 2006. Management Information Systems. 7th McGraw Hill International ed. Boston : McGraw Hill-Irwin, 2006. pp. 26, 403. 978-0-07-111629-9. Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi, 2002. Saleh, Abdul Rahman. 2000. Pengantar Teknologi Informasi. IPB Information Resource Center. [Online] 2000. [Dikutip: 4 November 2010.] [Artikel makalah pada pelatihan tenaga pusdokinfo LSM se-jabotabek di BIOTROP]. http://iirc.ipb.ac.id/. —. 2005. Pengukuran Kinerja Perpustakaan. Rapat Kerja Nasional Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia ke II. Jakarta : Universitas Indonusa Esa Unggul, 2005. Setiawan, R. 2009. Penyusunan metoda pengukuran kinerja dan penentuan metrik kinerja teknologi informasi pada sektor perbankan dengan IT Balanced Scorecard 29 dan COBIT. Perpustakaan Digital ITB. [Online] 2009. [Dikutip: 6 Desember 2010.] http://digilib.itb.ac.id. Stueart, RD and Moran, BB. 2002. Library and Information Center Management. 6th ed. Westport, Connecticut : Libraries Unlimited, 2002. Sulistyo-Basuki. 2007. Evaluasi kinerja jaringan perpustakaan. Sulistyo-Basuki Website. [Online] 23 Juli 2007. [Dikutip: 16 Desember 2010.] http://www.sulistyo-basuki.com/web/sites/default/files/SLB - APTIK - 2007 Ukuran kinerja. Wahono, RS. 2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan : Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan. IlmuKomputer.com. [Online] 2006. [Dikutip: 4 Mei 2010.] http://ilmukomputer.com. Wijayanti, Luki (editor). 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Edisi ke-3. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI, 2004. RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Majalengka pada tanggal 8 Februari 1972 dari Bapak Marta dan ibu N. Salbiyah (alm). Penulis adalah putra kelima dari tujuh bersaudara. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, lulus pada tahun 1996. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi Magister Teknologi Informasi Perpustakaan pada Program Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2009. Penulis bekerja sebagai staf perpustakaan di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung sejak 1 Juli 1997. Setelah meniti karir dalam jangka waktu 12 tahun, penulis diberi kepercayaan untuk menjalankan tugas sebagai Kepala Bidang Layanan UPT Perpustakaan ITB periode 2009-2010 dan 2011-2014. Penulis juga pernah berkesempatan menjadi staf pengajar tidak tetap pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi Universitas YARSI sejak Agustus 2012 sampai Januari 2014.