sistem informasi geografis - World Agroforestry Centre

advertisement
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis
Sumber Daya Alam
Buku 1
Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan
Jauh Menggunakan ILWIS Open Source
Andree Ekadinata, Sonya Dewi, Danan Prasetyo Hadi,
Dudy Kurnia Nugroho and Feri Johana
Sitasi yang benar :
Ekadinata A, Dewi S, Hadi D, Nugroho D, dan Johana F. 2008. Sistem Informasi
*HRJUDÀV 8QWXN 3HQJHORODDQ %HQWDQJ /DKDQ %HUEDVLV 6XPEHU 'D\D $ODP
%XNX 6LVWHP ,QIRUPDVL *HRJUDÀV GDQ 3HQJLQGHUDDQ -DXK 0HQJJXQDNDQ
,/:,62SHQ6RXUFH:RUOG$JURIRUHVWU\&HQWUH%RJRU,QGRQHVLD
Pernyataan dan Hak Cipta
:RUOG$JURIRUHVWU\&HQWUH,&5$)DGDODKSHPLOLNKDNFLSWDSXEOLNDVLLQL
QDPXQSHUEDQ\DNDQXQWXNWXMXDQQRQNRPHUVLDOGLSHUEROHKNDQWDQSDEDWDV
DVDONDQ WLGDN PHUXEDK LVL 8QWXN SHUEDQ\DNDQ WHUVHEXW QDPD SHQJDUDQJ
GDQSHQHUELWDVOLKDUXVGLVHEXWNDQ,QIRUPDVLGDODPEXNXLQLDGDODKDNXUDW
VHSDQMDQJ SHQJHWDKXDQ NDPL QDPXQ NDPL WLGDN PHQMDPLQ GDQ WLGDN
EHUWDQJJXQJMDZDE VHDQGDLQ\D WLPEXO NHUXJLDQ GDUL SHQJJXQDDQ LQIRUPDVL
EXNXLQL
,/:,62SHQ6RXUFHPHUXSDNDQSHUDQJNDWOXQDNWDNEHUED\DUfree and open
source) EHUGDVDUNDQ VNHPD General Public License (GNU GPL) \DQJ GLPLOLNL
ROHKƒ1RUWK,QLWLDWLYHIRU*HRVSDWLDO2SHQ6RXUFH6RIWZDUH*PE+
Ucapan Terima kasih
3XEOLNDVLLQLGLVXVXQGHQJDQPHQJJXQDNDQGDQDKLEDKGDUL(XURSHDQ8QLRQ
,VL GDUL GRNXPHQ LQL PHUXSDNDQ WDQJJXQJMDZDE GDUL :RUOG $JURIRUHVWU\
&HQWUH,&5$)GDQVDPDVHNDOLWLGDNPHUXSDNDQFHUPLQDQSRVLVL(XURSHDQ
8QLRQ
This publication has been produced with the assistance of the European Union. The
contents of this publication are the sole responsibility of World Agroforestry Centre
,&5$)DQGFDQLQQRZD\EHWDNHQWRUHÁHFWWKHYLHZVRIWKH(XURSHDQ8QLRQ
2008
:RUOG$JRIRUHVWU\&HQWUH
,&5$)6RXWK(DVW$VLD5HJLRQDO2IÀFH
-O&,)256LWX*HGH6LQGDQJ%DUDQJ%RJRU
32%R[%RJRU,QGRQHVLD
7HOID[
(PDLOLFUDILQGRQHVLD#FJLDURUg
KWWSZZZZRUOGDJURIRUHVWU\FHQWUHRUJVHa
ISBN: 978-979-3198-42-2
*DPEDUGHSDQ)RWRROHK6RQ\D'HZLGDQ$QGUHH(NDGLQDWD
'LVDLQWDWDOHWDN$QGUHH(NDGLQDWD,&5$)6RXWKHDVW$VLD
TENTANG ICRAF dan proyek ReGrIn
WORLD AGROFORESTRY CENTRE
World Agroforestry Centre (ICRAF) merupakan lembaga penelitian
agroforestri otonom yang berpusat di Nairobi, Kenya yang bersifat
nirlaba, berdiri sejak 1978. Pada skala global, misi ICRAF adalah
meningkatkan kesejahteraan manusia dengan mengurangi kemiskinan,
meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, dan kelenturan lingkungan
untuk pulih kembali setelah mengalami cekaman di daerah tropis.
Hasil-hasil penelitian ICRAF tersedia bebas untuk umum.
ICRAF merupakan salah satu jaringan dari 15 Future Harvest Centres
dari Consultative Group on International agricultural Research
(CGIAR), didukung oleh konsorsium international terdiri dari hampir
60 pemerintahan, yayasan swasta, bank pembangunan regional,
dan Bank Dunia. ICRAF bekerja di tujuh wilayah di seluruh dunia
menjalankan agenda penelitian-pengembangan-pendidikan, bermitra
dengan berbagai badan penelitian pertanian nasional (NARS: National
Agricultural Research Sistem), universitas, lembaga pengembangan
(baik pemerintah maupun non-pemerintah) dan ARI (Advance
Research Institute).
ReGrIn
Rebuilding Green Infrastructure (ReGrIn) merupakan proyek
kerjasama antara ICRAF, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia
(LRPI), Balai Penelitian Tanah (ISRI) dan University of Hohenheim,
Jerman yang didanai oleh EU (dalam program EU-ASIA PRO ECO
II B Post-Tsunami). Tujuan ReGrIn adalah membangun kembali
infrastruktur hijau sebagai sistem keragaman pohon pada bentangan
pesisir sebagai bentuk pengelolaan lingkungan dan pendukung fungsi
produksi, menggunakan jenis pohon yang sesuai dengan keinginan
masyarakat, dan peningkatan mata pencaharian melalui perbaikan
jaringan pemasaran bagi produk yang dihasilkan.
KATA PENGANTAR
Dalam sebuah bentang lahan yang didominasi oleh areal pedesaan,
perencanaan tata ruang merupakan hal yang sangat krusial bagi
tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Tata letak
kawasan hutan, wanatani maupun pertanian dan penggunaan lahan
lainnya perlu memperhatikan fungsi lingkungan dan penghidupan,
dalam konteks infrastruktur, faktor pendukung, dan struktur sosioekonomi dan budaya masyarakat. Untuk itu, proses perencanaan
parapihak merupakan sebuah wadah yang ideal untuk berdiskusi
dan bernegosiasi tentang pengelolaan bersama. Peranan pemerintah
kabupaten dalam memfasilitasi keterlibatan aktif para pihak tersebut
adalah sangat menentukan mengingat posisi strategisnya sebagai
badan formal pembuat perencanaan dan kebijakan dan posisi teknisnya
sebagai pusat data dan informasi yang terkait sekaligus implementer.
Dalam konteks ini, diperlukan adanya suatu sistem basis data yang
memadai, meliputi: pengetahuan lokal maupun formal mengenai
SHQJKLGXSDQPDV\DUDNDWIXQJVLELRÀVLNGDQVXPEHUGD\DPDQXVLD
Data-data seperti kesesuaian lahan, iklim, pemukiman, populasi,
pasar, jalan, penunjukan kawasan, penggunaan lahan saat ini dan
kecenderungan perubahannya, serta kebijakan dan visi pembangunan
daerah merupakan data penunjang yang sangat diperlukan dalam
proses perencanaan. Pengetahuan lokal maupun formal bisa
memberikan berbagai pilihan dalam mencapai tujuan. Wanatani
atau sistem pertanian terpadu dengan pepohonan sebagai elemen
pentingnya merupakan sebuah sistem yang dipandang sebagai salah
satu opsi yang baik dalam pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan. Selain dari peranan pentingnya dalam memberikan jasa
lingkungan seperti perlindungan daerah aliran sungai, penyimpanan
karbon, dan pemeliharaan keanekaragaman hayati, sistem wanatani
juga memberikan kontribusi penting dalam penghidupan masyarakat
pedesaan di Aceh Barat pada khususnya dan Nangroe Aceh Darussalam
pada umumnya.
Analisa mengenai peluang dan hambatan dalam pengelolaan sumber
daya alam (SDA)berkelanjutan merupakan langkah penting dalam
proses perencanaan. Simulasi berbagai skenario berdasarkan
pilihan-pilihan pengelolaan SDA merupakan alat penting dalam
mengantisipasi dampaknya di masa yang akan datang. Dalam suatu
proses perencanaan hendaknya sistem pengawasan merupakan salah
satu komponen terpadu. Proses perencanaan bukanlah suatu proses
yang linear melainkan sebuah siklus. Setelah tercapai kesepakatan
dalam perencanaan, termasuk di dalamnya sistem pengawasan,
perencanaan harus dievaluasi dari waktu ke waktu dan perencanaan
ulang perlu dilaksanakan.
6LVWHP ,QIRUPDVL *HRJUDÀV 6,* GDQ 3HQJLQGHUDDQ -DUDN -DXK 3-
merupakan alat yang sangat berguna dalam setiap langkah proses
perencanaan dan sudah dipakai di negara maju dan beberapa daerah
di negara berkembang. Akan tetapi karena SIG dan PJ memerlukan
perangkat lunak, data dan keahlian khusus untuk mengoperasikannya,
banyak pihak belum memanfaatkan alat bantu ini secara optimal
dalam proses perencanaan.
Di Indonesia maupun banyak negara berkembang lain, perencanaan
tata ruang sudah merupakan alat pemerintahan baku yang dibuat
secara berkala pada tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan bahkan
desa, akan tetapi alat ini seringkali kehilangan makna dan fungsinya
dikarenakan oleh pendekatan dan proses pembuatannya yang tidak
tepat. Hal ini banyak disebabkan oleh kurangnya kapasitas maupun
sumber daya, selain kurang kondusifnya kebijakan yang ada, serta
kurangnya integrasi antar sektoral. Akibatnya antara lain adalah:
DGDQ\D WXPSDQJ WLQGLK DORNDVL \DQJ ELVD PHQJDNLEDWNDQ NRQÁLN
antar pemangku kepentingan; kurangnya integrasi antara program
pembangunan yang satu dengan yang lain yang mengakibatkan tidak
HÀVLHQQ\DSURJUDPSURJUDPWHUVHEXWNHFHQGHUXQJDQDGDQ\DGLNRWRPL
dalam penentuan fungsi lahan antara ekologis atau ekonomis, yang
mengakibatkan keterpojokannya masyarakat lokal pengguna lahan
di satu pihak atau bencana alam karena praktek-praktek penggunaan
lahan yang tidak berkesinambungan di lain pihak.
ICRAF, melalu proyek ReGrIn, dalam komitmennya untuk mendukung
penghidupan masyarakat Aceh Barat yang berkelanjutan, bekerja
sama dengan Bappeda Aceh Barat untuk mengatasi kendala yang
disebutkan di atas demi proses perencanaan SDA yang dilandasi oleh
data, informasi dan pengetahuan yang cukup, dan didukung oleh
partisipasi parapihak. ICRAF menyediakan data-data yang sudah
dikumpulkan dan dihasilkan selama melakukan penelitian di Aceh
Barat untuk dipergunakan oleh parapihak Aceh Barat, membagikan
pengetahuan yang selama ini diperoleh baik dari penelitian di
Aceh Barat maupun di daerah lain, dan mengemasnya dalam suatu
paket materi pelatihan berbasiskan perangkat lunak yang tersedia
secara bebas untuk dibagikan kepada peserta pelatihan. Dalam
pelaksanaannya, ICRAF bekerja sama dengan Bappeda Aceh Barat
dalam memberikan beberapa sesi pelatihan bagi pihak-pihak terkait
di kabupaten.
Buku ini disusun berdasarkan materi pelatihan yang kami persiapkan
untuk Aceh Barat dan berdasarkan pengalaman serta masukan yang
kami terima dari berbagai pihak. Materi dari buku ini kami harapkan
berguna bagi para praktisi maupun parapihak yang terlibat secara
formal maupun tidak formal dalam proses penyusunan perencanaan
tata ruang, atau siapapun yang tertarik untuk mengetahui dan
menggunakan PJ dan SIG, terutama yang berkaitan dengan SDA.
Sebisa mungkin kami mencari data dan perangkat lunak yang tak
berbayar akan tetapi layak digunakan sesuai keperluannya, dalam
rangka mengurangi kendala dana. Materi kami bagi menjadi dua;
buku pertama bertujuan memberikan bekal teknis dasar PJ dan SIG,
sedangkan buku kedua lebih diarahkan kepana aplikasi PJ dan SIG
untuk perencanaan tata ruang dan pengelolaan bentang lahan berbasis
SDA.
Dalam buku pertama kita memulai dengan konsep-konsep dasar
3HQJLQGHUDDQ -DXK GDQ 6LVWHP ,QIRUPDVL *HRJUDÀV EDE GDQ yang diikuti dengan pengenalan perangkat lunak ILWIS, yang
merupakan perangkat lunak PJ dan sekaligus SIG tak berbayar.
Bab 4 dan 5 mencakup tentang input dan output data dari sistem
lain ke ILWIS maupun sebaliknya. Proses penyiapan citra untuk
pengolahan berikutnya (pra-pengolahan) dibahas dalam bab 6 dan
7. Pengolahan citra satelit, dalam hal ini interpretasi citra menjadi
kelas-kelas sesuai kebutuhan kita, dituangkan dalam bab 8 dan 9.
Bab terakhir secara singkat memberikan beberapa contoh analisa
lanjutan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan citra.
Buku kedua akan dimulai dengan prinsip-prinsip dasar perencanaan
ZLOD\DKUXUDOEHVHUWDNRPSRQHQNRPSRQHQQ\DEDEGDQGLLNXWL
dengan berbagai teknik analisa spatial yang diperlukan untuk proses
perencanaan (bab 3 – 8). Bab-bab berikutnya akan membahas tentang
tahapan analisa dalam proses perencanaan dan beberapa studi kasus
yang dirangkai berdasarkan tahapannya. Data, contoh dan studi kasus
diambil dari materi pelatihan Aceh Barat, akan tetapi teknik, tahapan
analisa dan skenario serta permasalahan mewakili keadaaan sebagian
besar wilayah rural di Indonesia. Akan tetapi tentunya diperlukan
kajian dan kreativitas lebih lanjut dari para praktisi untuk aplikasinya dalam wilayah yang bersangkutan, karena adanya konteks dan
keadaan yang berbeda di masing-masing wilayah.
Tim penyusun mengucapkan rasa terima kasih kami kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, khususnya Kepala Bappeda, Bapak Drs
Syaifullah MM, Kepala Bidang Ekonomi Bappeda, Bapak Ir Syahril,
Bapak Darmi SHut MT, staff Bappeda, peserta pelatihan dari dinas
dan instansi Pemkab Aceh Barat, tim proyek ReGrIn, khususnya Ery
Nugraha dan tim proyek NOEL di Aceh Barat, khususnya Pratiknyo
Purnomosidhi, untuk kerjasamanya dalam penyelenggaraan pelatihan di Aceh Barat. Selain itu tim penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Dr Laxman Josi, ketua proyek ReGrIn, atas semua dukungan
dan masukannya, Tikah Atikah, ketua unit Information Flow, ICRAF,
DWDVVHJDODEDQWXDQQ\DGDODPSURVHVÀQDOLVDVLSHQHUELWDQEXNXLQL
Tim penyusun bertanggung jawab sepenuhnya dan mohon maaf atas
kesalahan dan kekurangan yang ada dalam buku ini. Harapan kami
buku ini bisa memberikan sedikit sumbangsih bagi pengelolaan sumber daya alam dan sekaligus pembangunan yang berkelanjutan di
wilayah rural di Indonesia, dan merupakan bagian dari tahap untuk
menuju proses perencanaan tata ruang yang integratif, inklusif dan
informatif.
%RJRU'HVHPEHU
Andree Ekadinata
Sonya Dewi
Danan Prasetyo Hadi
Dudy Kurnia Nugroho
Feri Johana
DAFTAR ISI
BAB 1 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1
ŗǯŗȱ˜–™˜—Ž—ȱ’œŽ–ȱ—˜›–Šœ’ȱŽ˜›ŠęœȱǻǼȱ ȱ
ȱ
2
ŗǯŘȱŽ—’œȱŠ—ȱž–‹Ž›ȱŠŠȱŽ˜›Šęœȱ
ȱ
ȱ
ȱ
3
1.3 Representasi data spasial
3
1.4 Skala dan resolusi
5
1.5 Proyeksi dan sistem koordinat
6
1.6 Pengelolaan basis data dalam SIG
8
ŗǯŝȱŽœŠ•Š‘Š—ȱǻŽ››˜›ǼȱŠ•Š–ȱŠŠȱœ™Šœ’Š•ȱ9
ŗǯŞȱ•˜‹Š•ȱ˜œ’’˜—’—ȱ¢œŽ–ȱǻǼȱ
ȱ
ȱ
ȱȱȱȱȱȱȱȱȱȱȱȱȱȱŗ1
1.9 Sekilas tentang perangkat lunak SIG
14
1.10 Sekilas tentang perangkat keras SIG
15
1.11 Sekilas tentang pengguna SIG
16
BAB 2 KONSEP DASAR PENGINDERAAN JARAK JAUH
2.1 Sumber energi
2.2 Citra digital
2.3 Resolusi spasial
2.4 Jenis Sensor dalam penginderaan jauh
Řǯśȱ™•’”Šœ’ȱŠŠȱ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ“Šž‘ȱǻǼȱž—ž”ȱ
pengelolaan sumber daya alam
2.6 Struktur data penginderaan jauh
2.7 Sistem satelit Landsat
2.8 Citra satelit dan tutupan lahan
2.9 Langkah-langkah interpretasi citra
ŘǯŗŖȱ—Š•’œŠȱŠŠȱ™ŠœŒŠȱ”•Šœ’ꔊœ’ȱ
ȱ
ȱ
BAB 3 PENGENALAN PERANGKAT LUNAK ILWIS
3.1 Instalasi ILWIS
řǯŘȱŽ—Š”’ĤŠ—ȱȱȱ
ȱ
ȱ
ȱ
3.3 Struktur Data Dalam ILWIS
BAB 4 MEMBUAT DAN MEMASUKKAN DATA SPASIAL
KE DALAM ILWIS
4.1 Pengenalan tentang digitasi
19
19
20
22
24
ȱ
ȱ
26
27
27
28
29
ř4
38
38
ř9
41
44
44
4.2 Mempersiapkan proses digitasi
4.3 Digitasi menggunakan meja digitizer
ŚǯŚȱŽ•Š”ž”Š—ȱ’’Šœ’ȱ•Š¢Š›ȱǻon screen digitizingǼȱȱ
BAB 5 PENGELOLAAN DATA SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
5.1 Importing dan exporting data dalam ILWIS
5.2 Melakukan proses georeferensi
śǯřȱ˜—ŸŽ›œ’ȱŠŠȱŸŽ”˜›ȱ”ŽȱŠŠȱ›ŠœŽ›ȱǻrasterizationǼȱ
5.4 Š›˜›ŠęȱŠ—ȱŽ–‹žŠŠ—ȱŽŠȱ
ȱ
ȱ
5.5 Elemen-elemen dalam peta
5.6 Membuat peta sederhana
5.7 Mencetak peta atau menyimpan peta
ȱ
ȱ
ȱ
45
45
Ś6
54
54
56
ś7
ś9
59
60
63
BAB 6 MENAMPILKAN DATA PENGINDERAAN JARAK
JAUH MENGGUNAKAN ILWIS
6.1 Melakukan import data ke dalam format ILWIS
ŜǯŘȱŽ—Š–™’•”Š—ȱŒ’›ŠȱŽ—Š—ȱ”Š—Š•ȱž—Š•ȱǻsingle layer bandǼȱ
6.3 Menampilkan nilai piksel
6.4 Membuat citra komposit berdasarkan kanal majemuk
66
66
Ŝ7
69
71
BAB 7 PRA PENGOLAHAN CITRA
7.1 Koreksi Radiometrik
7.2 Koreksi Geometrik
ŝǯřȱŽ›‹Š’”Š—ȱŠ–™’•Š—ȱ’›ŠȱǻImage EnhancementǼȱ
75
75
79
Ş8
ȱ
BAB 8 PENGOLAHAN CITRA SATELIT
8.1 Pengolahan citra menggunakan ILWIS
8.2 Membuat Indeks Vegetasi
8.3 Melakukan transformasi citra
94
94
94
96
BAB 9 KLASIFIKASI CITRA UNTUK MEMBUAT PETA
TUTUPAN LAHAN
9.1 Survey Lapangan Untuk Inventarisasi Tutupan Lahan
şǯŘȱ•Šœ’ꔊœ’ȱŠ”ȱŽ›‹’–‹’—ȱŽ—Š—ȱDensity Slicing
şǯřȱ•Šœ’ꔊœ’ȱŠ”ȱŽ›‹’–‹’—ȱŽ—Š—ȱClustering
9.4 KLASIFIKASI TERBIMBING
102
102
107
110
111
BAB 10 ANALISA DATA SEDERHANA
ŗŖǯŗȱŽ—‘’ž—ȱ’—”Šȱ”ž›Šœ’ȱ
Šœ’•ȱ•Šœ’ꔊœ’ȱ
10.2 Menghitung luas tutupan lahan
10.3 Analisa Spasial Sederhana
18
ŗŗ8
120
122
ȱ
DAFTAR GAMBAR
*DPEDU.RPSRQHQ6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
*DPEDU6XPEHUGDWDGDODP6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV Gambar 1.3. Representasi titik, garis, dan area pada model
vektor dan raster
Gambar 1.4: Contoh representasi skala 1: 250,000 pada peta
Gambar 1.5: Contoh proses proyeksi spasial
Gambar 1.6: Sistem pengukuran sperikal
Gambar 1.7: Sistem koordinat UTM
Gambar 1.8: Elemen penting dari GPS: satelit, pengendali dan pengguna
Gambar 1.9: Sistem satelit NAVSTAR
Gambar 1.10: Berbagai jenis GPS receiver
Gambar 1.11: Kesalahan akibat adanya halangan dalam penerimaan sinyal
Gambar 2.1: Analogi penginderaan jarak jauh dengan cara kerja mata manusia
Gambar 2.2: Skema proses pengambilan data pada penginderaan jarak jauh
Gambar 2.3: Penginderaan jauh menggunakan sumber energi
cahaya matahari
Gambar 2.4: Ilustrasi penginderaan jauh pasif dan aktif
Gambar 2.5: Piksel dan nilai digital
Gambar 2.6: Citra resolusi rendah (500 m) MODIS yang menunjukkan kawasan Sumatra
dan Malaysia
Gambar 2.7. Citra resolusi tinggi IKONOS (1 m) memperlihatkan tingkat informasi yang
sangat detail
Gambar 2.8: Resolusi dan ukuran piksel
Gambar 2.9: Satelit Landsat dan contoh datanya
Gambar 2.10: Satelit NOAA dan contoh datanya
Gambar 2.11. Satelit Nimbus dan contoh datanya
Gambar 2.12. Spektrum warna dan gelombang lainnya
Gambar 2.13. Contoh tampilan citra satelit. Di dalamnya terlihat berbagai elemen
interpretasi.
Gambar 3.1: Logo Software ILWIS versi 3.5
Gambar 3.2: Tampilan Awal Auto Run Dari CD
Gambar 3.3: Jendela Awal Proses Instalasi ILWIS
Gambar 3.4: Jendela utama ILWIS
Gambar 3.5: Simbol-simbol penting pada ILWIS
Gambar 4.1: Metode digitasi: konversi dari peta analog menjadi bagian database SIG digital
Gambar 4.2: Standar suatu alat digitizer
Gambar 4.3: Beberapa contoh digitizer
Gambar 4.4: Perintah Create segment map
Gambar 4.5: Pembuatan domain baru
Gambar 4.6: Mengisi Item Domain
Gambar 4.7: Pemberian atribut pada vektor hasil digitasi
Gambar 4.8: Perintah Poligonize
2
3
4
4
5
6
7
8
11
12
13
14
18
18
19
20
21
22
23
24
25
25
26
33
34
38
39
39
40
41
44
46
46
47
48
48
49
50
iii
Gambar 4.10: Perintah pengecekan kesalahan digitasi
Gambar 4.11: Jenis-jenis kesalahan dalam digitasi
Gambar 5.1: Perintah Import Map
Gambar 5.2: Proses Importing
*DPEDU0HQGHÀQLVLNDQ.RRUGLQDW Gambar 5.4: Operasi Transform
Gambar 5.5: Mengisi Coordinat System Projection
Gambar 5.6: Salah satu Cara Melakukan Proses Rasterisasi
Gambar 5.7: Proses Rasterisasi
Gambar 5.8: Membuat georeferensi
Gambar 5.9: Representation
Gambar 5.10: Pembuatan Layout Peta
Gambar 5.11: Mengatur Map Border
Gambar 5.12: Contoh Layout Peta
Gambar 6.1: Importing Data Raster
*DPEDU0HQHQWXNDQÀOH\DQJGLLPSRUEHVHUWDRXWSXWQ\D
Gambar 6.3: Contoh Data Digital Single Layer Band
Gambar 6.4: Menampilkan Citra Hasil Import
Gambar 6.5: Menu Display Option
Gambar 6.6: Menampilkan Citra Band Tunggal
Gambar 6.7: Menampilkan Digital Number
Gambar 6.8: Menampilkan Digital Number Menggunakan Pixel Information
Gambar 6.9: Perintah Membuat Map List
Gambar 6.10: Memilih File untuk Maplist
Gambar 6.11: Instruksi Membuat Citra Komposit Interaktif
Gambar 6.12: Membuka Map List Untuk Citra Komposit Interaktif
Gambar 6.13: Display Option Komposit Interaktif
Gambar 6.14: Komposisi citra false colour composite 3-4-2 (A) dan true color
composite 3-2-1 (B)
Gambar 7.1: Membuka Raster Map
Gambar 7.2: Display Option Raster Map
Gambar 7.3: Mengisi Script pada Map Calculator
Gambar 7.4: Menampilkan Peta Hasil Koreksi Radiometrik
Gambar 7.5: Merubah Domain Value ke Image
Gambar 7.6: Perbandingan antara Sebelum dan Sesudah Koreksi
Gambar 7.7: Gambaran Titik Pojok
Gambar 7.8: Perintah pembuatan Georeference
Gambar 7.9: Mengisi Parameter Georeference
Gambar 7.10: Melihat File Georeference
Gambar 7.11: Melakukan Resample
Gambar 7.12: Display Option Hasil Resample
Gambar 7.13: Contoh Tampilan Hasil Georeference
Gambar 7.14: Contoh melakukan Georeferensi Tie Points
Gambar 7.15: Perintah Georeference Tie Points
Gambar 7.16: Memasukkan Parameter Georeference Tie Points
Gambar 7.17: Membuat Titik acuan
Gambar 7.18: Georeference dari Image Terkoreksi
Gambar 7.19: Membuat Georeference Tie Points
Gambar 7.20: Memasukkan Tie Points
Gambar 7.21: Perintah untuk Melakukan Linear Stretching
Gambar 7.22: Perintah Histogram Equalization
Gambar 7.23: Display Option Hasil Operasi Histogram Equalization
iv
51
52
54
55
5
56
57
58
58
59
60
61
62
63
66
7
67
68
68
69
70
70
71
72
72
73
73
74
76
76
77
77
78
78
80
81
81
82
82
83
83
84
85
85
86
87
87
88
89
90
90
Gambar 8.1: Tampilan Command Line
Gambar 8.2: Tampilan 5DVWHU0DS'HÀQLWLRQ
Gambar 8.3: Tampilan Hasil Perhitungan NDVI
Gambar 8.4: Perintah Menghitung Brightness
Gambar 8.5: Perintah untuk Menghitung Greenness
Gambar 8.6: Perintah untuk Menghitung Wetness
Gambar 8.7: Perintah Membuat Map List
Gambar 8.8: Menampilkan Hasil Perhitungan Menggunakan Color Composite
Gambar 8.9: Contoh Tampilan Color Composite dari Brightness, Greenness dan Wetness
Gambar 9.1: Jendela utama DNR Garmin
Gambar 9.2: Memilih sistem koordinat
Gambar 9.3: Mimilih saluran (port) untuk melakukan transfer data
Gambar 9.4: Mengeksekusi perintah transfer data
Gambar 9.5: Memilih format akhir
Gambar 9.6: Instruksi Operasi Slicing
Gambar 9.7: Proses Operasi Slicing
Gambar 9.8: Edit Domain
Gambar 9.9: Contoh Tampilan Hasil Slicing Sederhana
Gambar 9.10: Instruksi Clustering
Gambar 9.11: Proses Clustering
Gambar 9.12: Contoh Tampilan Hasil Clustering
Gambar 9.13: Instruksi Sample Set
Gambar 9.14: Proses Sample Set
Gambar 9.15: Memilih Sample Area
Gambar 9.16: Menjalankan Fungsi Feature Space
Gambar 9.17: Tampilan Feature Space
*DPEDU,QVWUXNVL.ODVLÀNDVL
*DPEDU3URVHV.ODVLÀNDVL
*DPEDU&RQWRK7DPSLODQ+DVLO.ODVLÀNDVL Gambar 10.1: Menghitung Tingkat Akurasi Menggunakan Cross
Gambar 10.2: Tabel Hasil Operasi Cross
Gambar 10.3: Operasi Confusion Matrix
Gambar 10.4: Tampilan Confusion Matrix
Gambar 10.5: Operasi Histogram
Gambar 10.6: Tampilan Jendela Histogram
Gambar 10.7: Operasi Graph Management
Gambar 10.8: Instruksi Export Pada Tabel Histogram
Gambar 10.9: Contoh Tampilan Peta Perhitungan Deforestasi
Gambar 10.10: Operasi Cross Untuk Menghitung Landcover Change
Gambar 10.11: Proses Lanjutan Menggunakan Cross
Gambar 10.12: Tampilan Peta Hasil Cross
Gambar 10.13: Tampilan Tabel Hasil Cross
94
95
95
97
97
98
98
99
99
105
105
106
106
107
108
108
109
109
110
110
111
112
112
113
114
114
5
5
6
118
118
119
119
120
121
121
122
123
124
124
125
125
v
BAB 1
.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
Bab ini membahas :
- Jenis dan sumber data spasial
- Komponen-komponen dalam data spasial
- Konsep dasar Global Positioning System (GPS)
- Perangkat-perangkat dalam Sistem Informasi Geografis
Pemetaan serta analisa keruangan yang terkomputerisasi telah dikembangkan
secara terus-menerus diberbagai bidang, salah satu diantaranya adalah
bidang yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam. Teknologi
¢Š—ȱ ‹Ž›‹Šœ’œ”Š—ȱ œ’œŽ–ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ Ž˜›Šęœȱ ’—’ȱ Ž•Š‘ȱ –Ž—“Š’ȱ œŠ›Š—Šȱ ŠŠžȱ
alat bantu standar yang digunakan untuk mendukung proses pengambilan
”Ž™žžœŠ—ȱŠ—ȱ™Ž–‹žŠŠ—ȱ”Ž‹ħŠ”Š—ȱŠ•Š–ȱ™Ž—Ž•˜•ŠŠ—ȱœž–‹Ž›ȱŠ¢ŠȱŠ•Š–ǯȱ
Ž”’ꝩœȱ ™Ž—ž—ŠŠ—ȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ ¢Š—ȱ ‹Ž›”Š™Šœ’Šœȱ ‹ŽœŠ›ȱ Š”Š—ȱ œŠ—Šȱ
‹Ž›Š—ž—ȱ ™ŠŠȱ ”Ž‹Ž›ŠŠŠ—ȱ œžŠžȱ œ’œŽ–ȱ ¢Š—ȱ Žęœ’Ž—ȱ Š•Š–ȱ ™Ž—Ž•˜•ŠŠ—ȱ
Š—ȱ™Ž–›˜œŽœŠ—ȱœŽ‹žŠ‘ȱŠŠȱ‘’—Šȱ–Ž—“Š’ȱŠ•Šȱ‹Š—žȱ™Ž—¢Ž’Šȱ’—˜›–Šœ’ȱ
¢Š—ȱ‹Ž›ž—Šȱž—ž”ȱ–Ž—Ž—ž”Š—ȱœžŠžȱ”Ž‹ħŠ”Š—ǯȱŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ™Ž—ž—ŠŠ—ȱ
alat (toolsǼȱ™ŠŠȱž–ž–—¢Šǰȱ™Ž–’•’‘Š——¢Šȱ‘Š›žœ•Š‘ȱœŽœžŠ’ȱŽ—Š—ȱž“žŠ—ȱŠ—ȱ
bukan sebaliknya.
1
.RPSRQHQ6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV6,*)
’œŽ–ȱ’—˜›–Šœ’ȱŽ˜›ŠęœȱǻǼȱŠŠ•Š‘ȱœŽ‹žŠ‘ȱœ’œŽ–ȱŠŠžȱŽ”—˜•˜’ȱ‹Ž›‹Šœ’œȱ
”˜–™žŽ›ȱ¢Š—ȱ’‹Š—ž—ȱŽ—Š—ȱž“žŠ—ȱž—ž”ȱ–Ž—ž–™ž•”Š—ǰȱ–Ž—¢’–™Š—ǰȱ
–Ž—˜•Š‘ȱŠ—ȱ–Ž—Š—Š•’œŠǰȱœŽ›Šȱ–Ž—¢Š“’”Š—ȱŠŠȱŠ—ȱ’—˜›–Šœ’ȱŠ›’ȱœžŠžȱ
obyek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya di
™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ǯȱ ŠŠȱ ŠœŠ›—¢Šȱ ȱ Š™Šȱ ’›’—Œ’ȱ –Ž—“Š’ȱ ‹Ž‹Ž›Š™Šȱ œž‹Ȭ
œ’œŽ–ȱ ¢Š—ȱ œŠ•’—ȱ ‹Ž›”Š’Š—ȱ ¢Š—ȱ –Ž—ŒŠ”ž™ȱ ’—™žȱ ŠŠǰȱ –Š—Š“Ž–Ž—ȱ ŠŠǰȱ
pemrosesan atau analisis data, pelaporan (output) dan hasil analisa.
˜–™˜—Ž—Ȭ”˜–™˜—Ž—ȱ ¢Š—ȱ –Ž–‹Š—ž—ȱ ȱ ŠŠ•Š‘ȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ǰȱ
™Ž›Š—”Šȱ”Ž›ŠœǰȱŠŠǰȱ™Ž—ž—ŠǰȱŠ—ȱŠ™•’”Šœ’ǯȱȱŠ•Š–ȱ™Ž—Ž•˜•ŠŠ—ȱœž–‹Ž›ȱ
daya alam di lingkungan pemerintah lokal, sebagi contoh, memerlukan sistem
yang mendukung tersedianya kelima komponen tersebut, sebagaimana
’’•žœ›Šœ’”Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ Š–‹Š›ȱ ŗǯŗǯȱ Ž—ž—¢Šȱ ’‹žž‘”Š—ȱ œž–‹Ž›Š¢Šȱ ¢Š—ȱ
–Ž—Œž”ž™’ȱ ž—ž”ȱ –Ž–‹Š—ž—ȱ ǯȱ Š—¢Šȱ œŠ“Šǰȱ ”ŽŽ›œŽ’ŠŠ—ȱ Š—Šȱ
œŠ“Šȱ ‹Ž•ž–•Š‘ȱ –Ž—Œž”ž™’ǯȱ Š—¢Šȱ ”˜–’–Ž—ȱ ¢Š—ȱ Ž›žœȱ –Ž—Ž›žœȱ Š—ȱ
‹Ž›”Ž•Š—“žŠ—ȱž—ž”ȱ–Ž—ŒŠ™Š’ȱœŽ‹žŠ‘ȱœ’œŽ–ȱ™Ž–Ž›’—Š‘Š—ȱ¢Š—ȱ‹Š’”ȱǻgood
governance) diiringi oleh keberadaan institusional yang kokoh, kapasitas teknis
yang mencukupi, serta pemahaman yang baik tentang pilihan-pilihan yang
ada dalam mencapai pembangunan yang berkesinambungan, merupakan
prasyarat mutlak.
*DPEDU.RPSRQHQ6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
2
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
-HQLVGDQ6XPEHU'DWD*HRJUDÀV
ŠŠȱ Ž˜›Šęœ pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu
data spasial dan data atribut. Data spasial merepresentasikan posisi atau
•˜”Šœ’ȱŽ˜›ŠęœȱŠ›’ȱœžŠžȱ˜‹¢Ž”ȱ’ȱ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ‹ž–’ǰȱœŽŠ—”Š—ȱŠŠȱŠ›’‹žȱ
–Ž–‹Ž›’”Š—ȱŽœ”›’™œ’ȱŠŠžȱ™Ž—“Ž•ŠœŠ—ȱŠ›’ȱœžŠžȱ˜‹¢Ž”ǯȱŠŠȱŠ›’‹ž dapat
berupa informasi numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya, yang diperoleh
dari data statistik, pengukuran lapangan dan sensus, dan lain-lain.
Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format.
ž–‹Ž›ȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ Š—Š›Šȱ •Š’—ȱ –Ž—ŒŠ”ž™DZȱ ŠŠȱ ›Šęœȱ ™ŽŠȱ Š—Š•˜ǰȱ ˜˜ȱ
udara, citra satelit, survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran
dengan menggunakan global positioning systemsȱǻǼȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ȱǻŠ–‹Š›ȱ
ŗǯŘǼǯȱŠ™ž—ȱ˜›–ŠȱŠŠȱœ™Šœ’Š•ǰȱœŽŒŠ›Šȱž–ž–ȱŠ™Šȱ’”ŠŽ˜›’”Š—ȱŠ•Š–ȱ
˜›–Šȱħ’Š•ȱŠ—ȱ˜›–ŠȱŠ—Š•˜ǯȱȱ
*DPEDU6XPEHUGDWDGDODP6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
1.3 Representasi data spasial
—ž”ȱ Š™Šȱ ’™Ž›ž—Š”Š—ȱ Š•Š–ȱ ǰȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ ™Ž›•žȱ ’”˜—ŸŽ›œ’ȱ ”Žȱ
Š•Š–ȱ˜›–Šȱħ’Š•ǯȱŠ•Š–ȱ˜›–Šȱħ’Š•ǰȱŽ›Š™ŠȱžŠȱ–˜Ž•ȱ›Ž™›ŽœŽ—Šœ’ȱ
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
3
ŠŠǰȱ¢Š’žDZȱ–˜Ž•ȱŸŽ”˜› dan model raster. Kedua model mampu menyimpan
detail informasi tentang lokasi serta atributnya. Perbedaan mendasar antara
kedua model tersebut terletak pada cara penyimpanan serta representasi
œŽ‹žŠ‘ȱ˜‹¢Ž”ȱŽ˜›Šęœǯ
Gambar 1.3. Representasi titik, garis, dan area pada model
vektor dan raster
ŠŠȱ–˜Ž•ȱŸŽ”˜›ǰȱ™˜œ’œ’ȱœžŠžȱ˜‹¢Ž”ȱ’Žę—’œ’”Š—ȱ˜•Ž‘ȱ›Š—”Š’Š—ȱ”˜˜›’—Šȱ
x dan yǯȱŽ•Š’—ȱ•˜”Šœ’ǰȱŠ›’ȱŠ›’ȱœžŠžȱꝞ›ȱ’‹Ž›’”Š—ȱŠ•Š–ȱ‹Ž—ž”ȱ”˜ŽȱŠŠžȱ
’Ž—’ꔊœ’ȱ ǻŠ–‹Š›ȱ ŗǯřǯŠǼǯȱ Ž—Š—ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ –˜Ž•ȱ ŸŽ”˜›ǰȱ ˜‹¢Ž”Ȭ
obyek dan informasi di permukaan bumi dilambangkan sebagai titik, garis
atau poligon. Masing-masing mewakili tipe obyek tertentu sebagaimana
ħŽ•Šœ”Š—ȱ‹Ž›’”žDZ
x Titik (point)DZȱȱ–Ž›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱ˜‹¢Ž”ȱœ™Šœ’Š•ȱ¢Š—ȱ’Š”ȱ–Ž–’•’”’ȱ
’–Ž—œ’ȱ™Š—“Š—ȱŠ—ȦŠŠžȱ•žŠœǯȱ’ž›ȱœ™Šœ’Š•ȱ’›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱŠ•Š–ȱ
satu pasangan koordinat x,yDzȱœŽ‹ŠŠ’ȱŒ˜—˜‘ȱœŠœ’ž—ȱŒž›Š‘ȱ‘ž“Š—ǰȱ’’”ȱ
ketinggian, observasi lapangan, titik-titik sampel,
x Garis (line/segment)DZȱ–Ž›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱ˜‹¢Ž”ȱ¢Š—ȱ–Ž–’•’”’ȱ’–Ž—œ’ȱ
™Š—“Š—ȱ—Š–ž—ȱ’Š”ȱ–Ž–™ž—¢Š’ȱ’–Ž—œ’ȱŠ›ŽŠǰȱ–’œŠ•—¢Šȱ“Š›’—Š—ȱ“Š•Š—ǰȱ
pola aliran, garis kontur,
x PoligonDZȱ–Ž›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱꝞ›ȱœ™Šœ’Š•ȱ¢Š—ȱ–Ž–’•’”’ȱŠ›ŽŠDzȱœŽ‹ŠŠ’ȱ
contoh adalah unit administrasi, unit tanah, zone penggunaan lahan.
ŽŠ—”Š—ȱ™ŠŠȱ–˜Ž•ȱ›ŠœŽ›ǰȱŠŠȱœ™Šœ’Š•ȱ’˜›Š—’œŠœ’ȱŠ•Š–ȱœŽ•ȱǻgrid cells)
atau piksel. Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk menyimpan
informasi secara eksplisit. Masing-masing piksel mewakili luasan tertentu
4
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
di permukaan bumi. Pada dasarnya dalam pemodelan raster, permukaan
‹ž–’ȱ¢Š—ȱ’–˜Ž•”Š—ȱ–Ž—“Š’ȱ–Š›’”œȱžŠȱ’–Ž—œ’ȱ¢Š—ȱŽ›’›’ȱŠ›’ȱœŽ•ȬœŽ•ȱ
yang sama besar. Biasanya sebuah sel hanya mengandung satu nilai tertentu
ǻŠ–‹Š›ȱŗǯřǯ‹Ǽ
Pada penerapannya, sebuah obyek di permukaan bumi bisa dimodelkan sebagai
ŸŽ”˜›ȱŠ—ȱ›ŠœŽ›ȱœŽ”Š•’žœǯȱ
Š–™’›ȱœŽ–žŠȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱȱ–Ž—¢Ž’Š”Š—ȱ
Šœ’•’Šœȱž—ž”ȱ–Ž—ž‹Š‘ȱ˜›–ŠȱŠŠȱŸŽ”˜›ȱ”Žȱ›ŠœŽ›ȱŠ—ȱœŽ‹Š•’”—¢ŠǯȱŽŒŠ›Šȱ
umum, kedua model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Dari segi ukuran data yang dihasilkan, penyimpanan dalam bentuk vektor
membutuhkan lebih banyak ruang dalam komputer. Pemilihan penggunaan
–˜Ž•ȱŽ›Š—ž—ȱ”Ž™ŠŠȱž“žŠ—ȱŠ›’ȱ™Ž–˜Ž•Š—ȱŠŠȱŽ›œŽ‹žǯȱ
Š•ȱ’—’ȱŠ”Š—ȱ
’‹Š‘Šœȱ•Ž‹’‘ȱ•Š—“žȱŠ•Š–ȱž”žȱŘǯ
1.4 Skala dan resolusi
Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ ħŽ•Šœ”Š—ȱ ’ȱ ŠŠœǰȱ ȱ –Ž›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱ ŠŠȱ Ž˜›Šęœȱ
Ž—Š—ȱ˜‹¢Ž”ȱ’ȱ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ‹ž–’ȱœŽŒŠ›Šȱ›ŠęœǯȱŽ—¢Š“’Š—ȱ’—˜›–Šœ’ȱŽ›œŽ‹žȱ
dilakukan dengan penggambaran yang proporsional menggunakan ukuran
perbandingan yang disebut skalaǯȱ”Š•Š peta adalah rasio atau perbandingan
Š—Š›Šȱ “Š›Š”ȱ ™ŠŠȱ ™ŽŠȱ Ž—Š—ȱ “Š›Š”ȱ œŽœž—ž‘—¢Šȱ ’ȱ •Š™Š—Š—ǯȱ Ž‹ŠŠ’ȱ
Œ˜—˜‘ǰȱ œ”Š•Šȱ ŗDZŗŖǯŖŖŖȱ –Ž—’—’”Šœ’”Š—ȱ ‹Š‘ Šȱ œŽ’Š™ȱ œŠžȱ Œ–ȱ “Š›Š”ȱ ’ȱ ™ŽŠȱ
–Ž›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱ ŗŖǯŖŖŖȱ Œ–ȱ “Š›Š”ȱ ’ȱ •Š™Š—Š—ǯȱ Ž•Š’—ȱ ’Š–™’•”Š—ȱ Š•Š–ȱ
‹Ž—ž”ȱ ›Š’˜ȱœŽ™Ž›’ȱ ’ȱŠŠœǰȱœ”Š•Šȱ™ŽŠȱ “žŠȱ‹’œŠȱ’Š–‹’•”Š—ȱ Š•Š–ȱ‹Ž—ž”ȱ
›ŠęœȱŠŠžȱbarȱǻŠ–‹Š›ȱŗǯŚǼǯ
Gambar 1.4: Contoh representasi skala 1: 250,000 pada peta
”Š•Šȱ’”ŠŠ”Š—ȱȃ‹ŽœŠ›ȄȱŠ™Š‹’•Šȱ›Šœ’˜—¢ŠȱŠŠ•Š‘ȱ‹ŽœŠ›ǰȱœŽ‘’—Šȱ–Ž—Š—ž—ȱ
’—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱ•Ž‹’‘ȱŽŠ’•ǰȱœ”Š•ŠȱȄ”ŽŒ’•ȄȱœŽ‹Š•’”—¢Šȱ–Ž–™ž—¢Š’ȱ›Šœ’˜ȱ¢Š—ȱ
”ŽŒ’•ǰȱ œŽ‘’—Šȱ ’—˜›–Šœ’ȱ ¢Š—ȱ ’œŠ–™Š’”Š—ȱ ”ž›Š—ȱ ›’—Œ’ǯȱ Ž‹ŠŠ’ȱ Œ˜—˜‘ǰȱ
ŠŠȱ Ž—Š—ȱ œ”Š•Šȱ ŗDZśǰŖŖŖȱ Š™Šȱ ’”ŠŠ”Š—ȱ œŽ‹ŠŠ’ȱ ŠŠȱ Ž—Š—ȱ œ”Š•Šȱ ¢Š—ȱ
•Ž‹’‘ȱ ‹ŽœŠ›ȱ Š›’™ŠŠȱ ŠŠȱ Ž—Š—ȱ œ”Š•Šȱ ŗDZŗŖŖǰŖŖŖǯȱ —ž”ȱ Š™•’”Šœ’ȱ ¢Š—ȱ
membutuhkan akurasi yang tinggi, peta dengan skala besar lebih tepat untuk
digunakan.
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
5
Konsep skala pada umumnya dipakai untuk data dengan format vektor.
Untuk data raster, tingkat kerincian informasi disebut resolusi. Resolusi
diasosiasikan dengan ukuran luasan permukaan bumi yang diwakili oleh
œŠžȱ œŽ•ǯȱ žŠžȱ ŠŠȱ ›ŠœŽ›ȱ Ž—Š—ȱ ›Žœ˜•žœ’ȱ ’—’ȱ –Ž—Š–‹Š›”Š—ȱ ’—”Šȱ
kerincian informasi yang tinggi, dimana setiap sel mewakili luasan yang lebih
kecil di permukaan bumi.
1.5 Proyeksi dan sistem koordinat
ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ Š•Š–ȱ ǰȱ ‹Š’”ȱ ŸŽ”˜›ȱ ŠŠž™ž—ȱ ›ŠœŽ›ǰȱ ‘Š—¢Šȱ Š”Š—ȱ ‹Ž›ž—Šȱ
apabila diasosiasikan dengan lokasi tertentu di permukaan bumi. Untuk
’—’ȱ ’‹žž‘”Š—ȱ œ’œŽ–ȱ ›ŽŽ›Ž—œ’ȱ Ž˜œ™Šœ’Š•ǯȱ ’œŽ–ȱ ›ŽŽ›Ž—œ’ȱ Ž˜œ™Šœ’Š•ȱ
(georeference) harus memperhatikan banyak hal, diantaranya bentuk
™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ‹ž–’ǯȱŠŠȱž–ž–—¢Šȱ™ŽŠȱ¢Š—ȱ”’Šȱ“ž–™Š’ȱ–Ž—¢Š“’”Š—ȱ’—˜›–Šœ’ȱ
mengenai permukaan bumi dalam dua dimensi, walaupun permukaan bumi
yang direpresentasikannya sebenarnya berbentuk lengkungan tiga dimensi.
Proses transformasi ruang tiga dimensi kedalam bentuk peta dua dimensi
disebut sebagai proyeksi. Rumus-rumus proyeksi merupakan persamaan
–ŠŽ–Š’œȱ¢Š—ȱ’ž—Š”Š—ȱž—ž”ȱ–Ž—›Š—œ˜›–Šœ’ȱ™˜œ’œ’ȱŽ˜›Šęœȱǻ•’—Š—
Š—ȱ‹ž“ž›) pada bola bumi (sphere atau spheroidǼȱ–Ž—“Š’ȱœžŠžȱ›Ž™›ŽœŽ—Šœ’ȱ
•˜”Šœ’ȱ™ŠŠȱ‹’Š—ȱŠŠ›ǯȱ›˜œŽœȱ’—’ȱŽ—ž—¢Šȱ–Ž—¢Ž‹Š‹”Š—ȱŽ›“Š’—¢Šȱ’œ˜›œ’,
antara lain distorsi terhadap bentuk, luasan (areaǼǰȱ“Š›Š”ǰȱ–Šž™ž—ȱŠ›Š‘—¢Šǯ
Gambar 1.5: Contoh proses proyeksi spasial
Pada suatu sistem yang berbentuk bola (sphericalǼȱǻŠ–‹Š›ȱŗǯśǼǰȱŠ›’œȱ‘˜›’œ˜—Š•ȱ
disebut garis lintang atau paralel (latitude), sedangkan garis vertikal disebut
garis bujur atau meridian (longitudeǼǯȱ ȱ ’—Š—ȱ Š—ȱ ‹ž“ž›ȱ ’ž”ž›ȱ Š•Š–ȱ
œŠžŠ—ȱŽ›Š“ŠȱŠ—ȱ’Š”ȱ–Ž–™ž—¢Š’ȱœŠ—Š›ȱ™Š—“Š—ǰȱœŽ‘’—Šȱ’Š”ȱŠ™Šȱ
’ž—Š”Š—ȱž—ž”ȱ–Ž—ž”ž›ȱœžŠžȱ“Š›Š”ȱœŽŒŠ›ŠȱŠ”ž›Šǯȱ
Š•ȱ’—’ȱ’”Š›Ž—Š”Š—ȱ
œ’œŽ–ȱ ›ŽŽ›Ž—œ’ȱ ’—’ȱ –Ž—ž”ž›ȱ œžžȱ Š›’ȱ ™žœŠȱ ‹ž–’ǰȱ Š—ȱ ‹ž”Š—ȱ “Š›Š”ȱ ’ȱ
6
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ǯȱ ’œŽ–ȱ ”˜˜›’—Šȱ œŽ–ŠŒŠ–ȱ ’—’ȱ ’œŽ‹žȱ sistem koordinat
Ž˜›Šęœ.
Žœ”’™ž—ȱ—’•Š’ȱŽ›Š“ŠȱœžŠžȱ•’—Š—ȱŠ—ȱ‹ž“ž›ȱ’ž—Š”Š—ȱž—ž”ȱ–Ž—Ž–™Š”Š—ȱ
atau meletakkan suatu posisi secara tepat pada suatu permukaan bumi
(globeǼǰȱ —Š–ž—ȱ —’•Š’ȱ Ž›Š“Šȱ Š•Š–ȱ “Š›Š”ȱ ’Š”•Š‘ȱ œŽ›ŠŠ–ȱ ™ŠŠȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ
‹ž–’ȱ¢Š—ȱŠŠ›ǰȱ”ŽŒžŠ•’ȱ™ŠŠȱœŽ™Š—“Š—ȱŠ›’œȱ”Šž•’œ’ Š (equator), dimana
“Š›Š”ȱ¢Š—ȱ’›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱ˜•Ž‘ȱœŠžȱŽ›Š“Šȱ‹ž“ž›ȱœŠ–ŠȱŽ—Š—ȱœŠžȱŽ›Š“Šȱ
lintang.
Gambar 1.6: Sistem pengukuran sperikal
Š›Ž—Šȱ ™Ž—ž”ž›Š—ȱ ™ŠŠȱ œ’œŽ–ȱ ”˜˜›’—Šȱ Ž˜›Šęœȱ œž•’ȱ ’•Š”ž”Š—ǰȱ –Š”Šȱ
ŠŠȱ Ž˜›Šęœȱ ž–ž—¢Šȱ ’™›˜¢Ž”œ’”Š—ȱ ”ŽŠ•Š–ȱ œ’œŽ–ȱ ”˜˜›’—Šȱ ™•Š—Š›.
Keuntungan sistem koordinat planar adalah bahwa pengukuran-pengukuran
™Š—“Š—ǰȱ œžžǰȱ –Šž™ž—ȱ •žŠœŠ—ȱ ›Ž•Š’ȱ •Ž‹’‘ȱ ”˜—œŠ—ȱ Š—ȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ¢Š—ȱ
’‘Šœ’•”Š—ȱ™ž—ȱ–Ž—“Š’ȱ•Ž‹’‘ȱ”ŽŒ’•ȱǻŠ–‹Š›ȱŗǯŜǼǯ
Š•Š‘ȱ œŠžȱ Œ˜—˜‘ȱ ”˜˜›’—Šȱ œ’œŽ–ȱ ™•Š—Š›ȱ ¢Š—ȱ ™Š•’—ȱ ž–ž–ȱ ’ž—Š”Š—ȱ
adalah sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTMǼǯȱ ’œŽ–ȱ
”˜˜›’—Šȱ ’—’ȱ –Ž–‹Š’ȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ȱ –Ž—“Š’ȱ ŜŖȱ zone/wilayah; masing–Šœ’—ȱ £˜—Šȱ –Ž–™ž—¢Š’ȱ •Ž‹Š›ȱ Ŝȱ Ž›Š“Šȱ ’‘’ž—ȱ Š›’ȱ ŗŞŖǚȱ ž“ž›ȱ Š›Šȱ ”Žȱ
Š›Š‘ȱ’–ž›ȱǻ£˜—ŠȱŗȱœŠ–™Š’ȱŽ—Š—ȱ£˜—ŠȱŜŖǼǯȱŠŠœȱ™Š›Š•Ž•ȱŽ™’ȱŠŠœȱŠ—ȱŽ™’ȱ
‹Š Š‘ȱŠŠ•Š‘ȱŞŚǚȱ’—Š—ȱŠ›ŠȱŠ—ȱŞŖǚȱ’—Š—ȱŽ•ŠŠ—ȱǻŠ–‹Š›ȱŗǯŝǼǯ
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
7
Gambar 1.7: Sistem koordinat UTM
Proyeksi dan sistem koordinat planar sangat penting untuk dipahami terutama
karena tingkat ketelitian pengukuran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
œ’œŽ–ȱ”˜˜›’—Šȱœ™Ž›’”Š•ȱǻŽ˜›ŠęœǼǯȱ—ž”ȱŠ™•’”Šœ’ȱœ™Šœ’Š•ȱ™ŠŠȱœ”Š•Šȱ”ŽŒ’•ȱ
(misalnya desa atau kecamatan), sistem koordinat planar adalah pilihan yang
tepat. Kelemahan sistem koordinat ini terletak pada sistem pembagian zona.
Ž›’—”Š•’ȱ Ž›“Š’ǰȱ œžŠžȱ ŠŽ›Š‘ȱ Ž›•ŽŠ”ȱ ™ŠŠȱ •Ž‹’‘ȱ Š›’ȱ œŠžȱ £˜—Šȱ Š•Š–ȱ
œ’œŽ–ȱ ”˜˜›’—Šȱ ǯȱ Š•ȱ œŽ–ŠŒŠ–ȱ ’—’ȱ “žœ›žȱ –Ž—¢Ž‹Š‹”Š—ȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ
pengukuran yang cukup besar. Untuk kasus semacam ini, sistem koordinat
sperikal mungkin lebih baik untuk digunakan.
1.6 Pengelolaan basis data dalam SIG
Ž‹žŠ‘ȱœ’œŽ–ȱ’—˜›–Šœ’ȱŽ˜›Šęœȱ¢Š—ȱœžŠ‘ȱ‹Ž›“Š•Š—ȱŠ—ȱ’”Ž•˜•ŠȱŽ—Š—ȱ
baik, pada umumnya merupakan kumpulan data yang cukup banyak
“ž–•Š‘—¢Šȱ œŽ›Šȱ Š–Šȱ ‹Ž›ŠŠ–ȱ “Ž—’œȱ Š—ȱ œž–‹Ž›—¢Šǯȱ ŠŠȬŠŠȱ ’—’ȱ Š–Šȱ
‹Ž›ŸŠ›’Šœ’ȱ’’—“ŠžȱŠ›’ȱŽ–Šǰȱœž–‹Ž›ǰȱœ”Š•ŠȱŠ—ȱ›Žœ˜•žœ’ǰȱ’—”Šȱ™Ž—Ž›“ŠŠ—ǰȱ
Š—ȱ •Š’—ȱ œŽ‹ŠŠ’—¢Šǯȱ Š•Š–ȱ ǰȱ œŽ•ž›ž‘ȱ ŠŠȱ Ž›œŽ‹žȱ Ž›’—Ž›Šœ’ȱ Š•Š–ȱ
sebuah sistem yang disebut basis data spasial (spatial database). Pengelolaan
‹Šœ’œȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ ŠŠ•Š‘ȱ ’—’ȱ Š›’ȱ œ’œŽ–ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ Ž˜›Šęœȱ ’žȱ œŽ—’›’ǯȱ
Ž–Š”’—ȱ ‹Š’”ȱ ™Ž—Ž•˜•ŠŠ—ȱ ‹Šœ’œȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ Š”Š—ȱ œŽ–Š”’—ȱ –žŠ‘ȱ ȱ
’Š™•’”Šœ’”Š—ǯȱŽ‹’‘ȱ“Šž‘ȱ•Š’ǰȱ”žŠ•’Šœȱ”Ž•žŠ›Š—ȱŠ›’ȱŠ—Š•’œŠȱȱŠ”Š—ȱœŠ—Šȱ
tergantung pada kualitas pengelolaan data spasial.
Šžȱ”˜–™˜—Ž—ȱ™Ž—’—ȱŠ•Š–ȱ™Ž—Ž•˜•ŠŠ—ȱ‹Šœ’œȱŠŠȱœ™Šœ’Š•ȱŠŠ•Š‘ȱmetadata.
Metadata adalah informasi tentang sebuah data. Metadata memuat berbagai
’—˜›–Šœ’ȱ ™Ž—’—ȱ ¢Š—ȱ œŠ—Šȱ –Ž–‹Š—žȱ ž—ž”ȱ –Ž—“Š Š‹ȱ ™Ž›Š—¢ŠŠ—Ȭ
™Ž›Š—¢ŠŠ—ȱ‹Ž›’”žDZ
8
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
x
x
x
x
Kapan sebuah data dihasilkan?
’Š™Šȱ¢Š—ȱ–Ž–‹žŠǵ
™Šȱž“žŠ—ȱŠŠȱŽ›œŽ‹žȱ’‹žŠȱǵ
Berapa tingkat akurasinya?
ŽŠŠŠȱŠ”Š—ȱœŠ—Šȱ™Ž—’—ȱ—’•Š’—¢ŠȱŽ›žŠ–Šȱ“’”ŠȱœŽ‹žŠ‘ȱ‹Šœ’œȱŠŠȱœ™Šœ’Š•ȱ
merupakan kumpulan data yang sangat banyak. Dengan adanya metadata,
berbagai kesalahan seperti duplikasi data dapat dihindarkan. Berikut ini
ŠŠ•Š‘ȱŒ˜—˜‘ȱ–ŽŠŠŠȱœŽŽ›‘Š—ŠDZ
ŠŠȱ’—’ȱœžŠ‘ȱ‹Š—¢Š”ȱŽ›Š™Šȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱ¢Š—ȱŒž”ž™ȱ‘Š—Š•ȱŠ•Š–ȱ
–Ž–‹žŠȱ –ŽŠŠŠȱ œ™Šœ’Š•ǯȱ Š•Š‘ȱ œŠžȱ Œ˜—˜‘—¢Šȱ ŠŠ•Š‘ȱ Ž˜—Ž ˜›”ȱ ¢Š—ȱ
‹’œŠȱ ’Š™Š”Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ ›Š’œǯȱ Ž˜—Ž ˜›”ȱ Š™Šȱ ’ž—ž‘ȱ –Ž•Š•ž’ȱ œ’žœȱ DZȱ
‘Ĵ™DZȦȦŽ˜—Ž ˜›”Ȭ˜™Ž—œ˜ž›ŒŽǯ˜›Ȧ .
.HVDODKDQHUURUGDODPGDWDVSDVLDO
Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ œ’œŽ–Ȭœ’œŽ–ȱ •Š’—ȱ ¢Š—ȱ Ž›Š—ž—ȱ ™ŠŠȱ ŠŠȱ œŽ‹ŠŠ’ȱ ’—™žȱ
žŠ–Šǰȱ ”žŠ•’Šœȱ Š—Š•’œŠȱ ¢Š—ȱ ’‘Šœ’•”Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ ȱ Š”Š—ȱ œŠ—Šȱ Ž›Š—ž—ȱ
pada kualitas sumber datanya. Kesalahan (error) hampir selalu ada dalam
œŽ’Š™ȱŠŠȱŽ˜›Šęœǯȱ
Š–™’›ȱ’Š”ȱŠ™Šȱ’Ž–ž’ȱŠŠȱŽ˜›Šęœȱ¢Š—ȱŗŖŖƖȱ
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
9
benar dan tidak memiliki kesalahan. Beberapa komponen yang penting
ž—ž”ȱ ’™Ž›‘Š’”Š—ȱ Š•Š–ȱ –Ž—’•Š’ȱ ”žŠ•’Šœȱ œŽ‹žŠ‘ȱ ŠŠȱ Ž˜›Šęœȱ ŠŠ•Š‘ȱ
tingkat kesalahan (error), ketidakakuratan (inaccuracy) dan ketidaktepatan
(imprecision). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan akurasi adalah tingkat
”ŽœŠ–ŠŠ—ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ Š•Š–ȱ ŠŠȱ Ž˜›Šęœȱ Ž—Š—ȱ ”ŽŠŠŠ—ȱ œŽ‹Ž—Š›—¢Šǯȱ
ŽŠ—”Š—ȱ ”ŽŽ™ŠŠ—ȱ ǻprecision) adalah tingkat kesamaan dan ketelitian
Š•Š–ȱ‘Šœ’•ȱ™Ž—ž”ž›Š—ȱ¢Š—ȱ’•Š”ž”Š—ȱŠ•Š–ȱǯȱŽœŠ•Š‘Š—ȱǻerror) meliputi
semua akibat yang ditimbulkan oleh ketidakakuratan dan ketidaktepatan.
Ž›‹ŠŠ’ȱ “Ž—’œȬ“Ž—’œȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—Ȭ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ –Šž™ž—ȱ ”ŽȬ’Š”ȬŠ”ž›ŠŠ—ȱ œžŠžȱ
™ŽŠȱŠ—Š›Šȱ•Š’—ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
x Kesalahan atribut (ŠĴ›’‹žŽȱŽ››˜›œ) yaitu kesalahan pemberian label pada
œžŠžȱꝞ›ȱŽ˜›Šęœǰ
x Kesalahan posisi (positioning errors) yang merupakan kesalahan
™Ž–‹Ž›’Š—ȱ•˜”Šœ’ǰȱ™˜œ’œ’ȱŠŠž™ž—ȱ’—’ȱŠ›’ȱœžŠžȱꝞ›ȱŽ˜›Šęœǰ
x Ke-tidak-akuratan data yang terkait dengan waktu (temporal inaccuracy);
sebagai misal batas suatu unit administrasi atau persil lahan
mungkin tetap sama dalam kurun waktu tertentu namun informasi
kepemilikanya telah berubah,
x Ke-kurang-lengkapan informasi yang terkandung pada suatu peta
(incompleteness),
x Kesalahan konseptual (conceptual errors) adalah hal yang timbul
akibat kesalahan interpretasi informasi dalam data spasial, salah satu
contohnya adalah kesalahan dalam melakukan kategorisasi data.
™•’”Šœ’ȱȱ¢Š—ȱ™ŠŠȱž–ž–—¢Šȱ–Ž—ž—Š”Š—ȱ•Ž‹’‘ȱŠ›’ȱœŠžȱŠŠȱŠ•Š–ȱ
™›˜œŽœȱŠ—Š•’œŠȱŠ–Šȱ›Ž—Š—ȱŽ›‘ŠŠ™ȱŠ”ž–ž•Šœ’ȱ”ŽœŠ•Š‘Š—ǯȱ
Š•ȱ’—’ȱ’”Š›Ž—Š”Š—ǰȱ
“’”Šȱ‹Ž‹Ž›Š™ŠȱŠŠȱ’Š‹ž—”Š—ǰȱ–Šœ’—Ȭ–Šœ’—ȱŽ—Š—ȱ’—”Šȱ”ŽœŠ•Š‘Š——¢Šȱ
œŽ—’›’ȬœŽ—’›’ǰȱ –Š”Šȱ ¢Š—ȱ Š”Š—ȱ Ž›“Š’ȱ ŠŠ•Š‘ȱ Š”ž–ž•Šœ’ȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ¢Š—ȱ
Œž”ž™ȱ ‹ŽœŠ›ǯȱ ’”Šȱ Š—Š•’œŠȱ ȱ ’•Š”ž”Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ œ’–ž•Š—ǰȱ ’–Š—Šȱ œŽ‹žŠ‘ȱ
proses menggunakan keluaran dari proses sebelumnya, sebuah kesalahan
¢Š—ȱŽ›Š™Šȱ™ŠŠȱœŽ‹žŠ‘ȱŠŠȱŠ™Šȱ–Ž—Š”’‹Š”Š—ȱŽ›“Š’—¢Šȱ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ
•Š’—ȱ ™ŠŠȱ ™›˜œŽœȱ œŽ•Š—“ž—¢Šǯȱ Š•ȱ œŽ–ŠŒŠ–ȱ ’—’ȱ ’œŽ‹žȱ error propagation.
—Š•’œŠȱ ¢Š—ȱ –Ž—ž”ž›ȱ ’—”Šȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ –ž•Š”ȱ ’•Š”ž”Š— dalam setiap
Š™•’”Šœ’ȱ ǯȱ Š’ȱ ˜›Š—ȱ ¢Š—ȱ –Ž•Š”ž”Š—ȱ Š—Š•’œŠǰȱ –Ž—ŽŠ‘ž’ȱ ’—”Šȱ Š—ȱ
“Ž—’œȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ‹Ž›ž—Šȱ ž—ž”ȱ Š™Šȱ –Ž—Ž—ž”Š—ȱ •Š—”Š‘Ȭ•Š—”Š‘ȱ Š•Š–ȱ
rangka memperbaiki atau paling tidak memperkecil tingkat kesalahan. Di sisi
lain, bagi pengguna data, mengetahui tingkat kesalahan sebuah data spasial
akan sangat penting artinya dalam menginterpretasikan dan menerapkan
’—˜›–Šœ’ȱ ȱ Š•Š–ȱ ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ ‘Š•ǰȱ –’œŠ•—¢Šȱ ™Ž—Š–‹’•Š—ȱ ”Ž™žžœŠ—ȱ Š—ȱ
™Ž—Ž—žŠ—ȱ”Ž‹ħŠ”Š—ǯ
10
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
*OREDO3RVLWLRQLQJ6\VWHP*36
ȱ ǻGlobal Positioning System)ȱ ŠŠ•Š‘ȱ “Š›’—Š—ȱ œŠŽ•’ȱ ¢Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ Ž›žœȱ
menerus mentransimisikan sinyal yang dapat digunakan untuk menentukan
•˜”Šœ’ȱ ’ȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ȱ œŽŒŠ›Šȱ Ž™Šȱ Ž—Š—ȱ ŒŠ›Šȱ –Ž—ž”ž›ȱ “Š›Š”ȱ Š—ȱ
waktu tempuh sinyal dari satelit ke bumi.
ŠŽ•’ȱ ¢Š—ȱ ’–Š”œžȱ ’ŠŠœȱ ’œŽ‹žȱ ȱ ǻŠŸ’Š’˜—ȱ ŠŽ••’Žȱ
’–’—ȱŠ—ȱŠ—’—ǼǯȱȱŠŽ•’ȱ’—’ȱ’•ž—Œž›”Š—ȱ™Ž›Š–Šȱ”Š•’ȱŠ‘ž—ȱŗşŝŗȱ˜•Ž‘ȱ
Ž™Š›Ž–Ž—ȱ Ž›Š‘Š—Š—ȱ–Ž›’”Šȱ Ž›’”Šȱ ž—ž”ȱ ž“žŠ—ȱ –’•’Ž›ǯȱ Ž“Š”ȱ Š‘ž—ȱ
ŗşŞŖǰȱ ’—˜›–Šœ’ȱ Š›’ȱ ȱ ‹’œŠȱ ’Š”œŽœȱ œŽŒŠ›Šȱ ›Š’œȱ ˜•Ž‘ȱ –Šœ¢Š›Š”Šȱ
œ’™’•ȱœŠ–™Š’ȱŽ—Š—ȱœŠŠȱ’—’ǯȱŽ›Š™ŠȱřȱŽ•Ž–Ž—ȱ™Ž—’—ȱŠ•Š–ȱœ’œŽ–ȱDZȱ
elemen satelit (space segment), elemen pengendali (control sgement) dan elemen
pengguna (user segmentǼȱǻŠ–‹Š›ȱŗǯŞǼǯ
Gambar 1.8: Elemen penting dari GPS: satelit, pengendali dan pengguna
(OHPHQVDWHOLWspace segment)
•Ž–Ž—ȱœŠŽ•’ȱŽ›’›’ȱŠ›’ȱŘŚȱœŠŽ•’ȱ’ȱ•žŠ›ȱŠ—”ŠœŠȱǻŘŗȱŠ”’ȱŠ—ȱřȱŒŠŠ—Š—Ǽȱ
¢Š—ȱ ‹Ž›ŽŠ›ȱ ’ȱ ”Ž’—’Š—ȱ ŗşǰřŖŖȱ ”–ȱ ’ȱ ŠŠœȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ǯȱ Š›’—Š—ȱ
satelit ini disebut konstelasiȱǯȱŽ’—’Š—ȱŽ›œŽ‹žȱ’‹žž‘”Š—ȱŠŠ›ȱœŠŽ•’ȱ
dapat mencakup areal yang cukup luas. Posisi satelit tersebut di luar angkasa
diatur sedemikian rupa sehingga pengguna di bumi dapat menangkap paling
’Š”ȱŚȱœ’—¢Š•ȱœŠŽ•’ȱœŽ’Š™ȱ Š”žǯȱŽ’Š™ȱœŠŽ•’ȱ‹Ž›Ž›Š”ȱŽ—Š—ȱ”ŽŒŽ™ŠŠ—ȱ
ŗŗǰŖŖŖ”–Ȧ“Š–ȱœŽ‘’—Šȱ–Šœ’—Ȭ–Šœ’—ȱ–Š–™žȱ–Ž—’Š›’ȱ‹ž–’ȱŠ•Š–ȱ Š”žȱ
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
11
ŗŘȱ “Š–ǯȱ ŠŽ•’ȬœŠŽ•’ȱ Ž›œŽ‹žȱ –Ž–Š”Š’ȱ ›Š’Šœ’ȱ –ŠŠ‘Š›’ȱ œŽ‹ŠŠ’ȱ œž–‹Ž›ȱ
energi dan dilengkapi dengan baterai yang mampu menyimpan daya disaat
œ’—Š›ȱ–ŠŠ‘Š›’ȱ’Š”ȱŽ›œŽ’ŠǯȱŽ’Š™ȱ‹ŠŽ›Š’ȱ–Š–™žȱ‹Ž›Š‘Š—ȱœŠ–™Š’ȱœŽ”’Š›ȱ
ŗŖȱŠ‘ž—ǯȱŠŽ•’ȱ™Ž›Š–Šȱ’•ž—Œž›”Š—ȱŠ‘ž—ȱŗşŝŞȱŠ—ȱœŠŽ•’ȱ”ŽȱŘŚȱ’•ž—Œž›”Š—ȱ
Š‘ž—ȱŗşşŚǯ
Ž’Š™ȱ œŠŽ•’ȱ –Ž–Š—ŒŠ›”Š—ȱ œ’—¢Š•ȱ ›Š’˜ȱ Ž—Š—ȱ ›Ž” Ž—œ’ȱ ŗśŝśǯŚŘȱ £ȱ
’ȱ œŠ•ž›Š—ȱ ȱ Ž—Š—ȱ Š¢Šȱ ŘŖȬśŖȱ ŠĴœǯȱ Ž‹ŠŠ’ȱ ™Ž›‹Š—’—Š—ǰȱ ȱ ›Š’˜ȱ
ȱ ¢Š—ȱ ‹’ŠœŠȱ ”’Šȱ Ž—Š›”Š—ȱ ‹Ž›ŠŠȱ ™ŠŠȱ ›Ž” Ž—œ’ȱ ŞŞȬŗŖŞȱ ‘£ȱ Ž—Š—ȱ
Š¢Šȱ ŗŖŖǰŖŖŖȱ ŠĴœǯȱ —ž”ȱ ‹’œŠȱ –Ž—Š—”Š™ȱ œ’—¢Š•ȱ ȱ ’‹žž‘”Š—ȱ
penerima (receiverǼȱ ¢Š—ȱ ’›Š—ŒŠ—ȱ ”‘žœžœȱ ž—ž”ȱ Ž•˜–‹Š—ȱ ™Š—“Š—ȱ
‹Ž›Š¢Šȱ •Ž–Š‘ǯȱ ȱ ’—¢Š•ȱ ›Š’˜ȱ ¢Š—ȱ ’ž—Š”Š—ȱ –Š–™žȱ –Ž—Ž–‹žœȱ •Š™’œŠ—ȱ
tipis seperti kaca, awan, dan plastik, tapi tidak mampu menembus lapisan
yang lebih tebal, seperti dinding beton dan gunung. Karena hal inilah
’‹žž‘”Š—ȱ›žŠ—ȱŽ›‹ž”Šȱž—ž”ȱŠ™Šȱ–Ž—Ž›’–Šȱœ’—¢Š•ȱȱŽ—Š—ȱ‹Š’”ǯ
Gambar 1.9: Sistem satelit NAVSTAR
(OHPHQSHQJHQGDOLcontrol segment)
Elemen pengendali berfungsi mengendalikan pergerakan satelit di luar
Š—”ŠœŠǯȱ
Š—¢ŠȱŠŠȱśȱœŠœ’˜—ȱ™Ž—Ž—Š•’ȱȱ’ȱœŽ•ž›ž‘ȱž—’Šǯ
12
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
(OHPHQSHQJJXQDuser segment)
•Ž–Ž—ȱ™Ž—ž—ŠȱŠŠ•Š‘ȱŠ—ŠȱŠ—ȱŠ•Šȱ™Ž—Ž›’–Šȱœ’—¢Š•ȱǯȱ•Šȱ™Ž—Ž›’–Šȱ
’—’ȱ’œŽ‹žȱȱreceiverǯȱȱ›ŽŒŽ’ŸŽ›ȱ–Ž–‹žž‘”Š—ȱ™Š•’—ȱ’Š”ȱŚȱ‹žŠ‘ȱœ’—¢Š•ȱ
Š›’ȱ Śȱ œŠŽ•’ȱ ¢Š—ȱ ‹Ž›‹ŽŠȱ ž—ž”ȱ Š™Šȱ –Ž—Ž—ž”Š—ȱ ™˜œ’œ’ȱ ’ȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ
‹ž–’ǯȱ ȱ ›ŽŒŽ’ŸŽ›ȱ –˜Ž›—ȱ –Š–™žȱ –Ž›Ž”Š–ȱ œŠ–™Š’ȱ Ž—Š—ȱ ŗŘȱ œŠŽ•’ȱ
œŽ”Š•’žœȱœŽ‘’—Šȱ™Ž—Ž—žŠ—ȱ™˜œ’œ’ȱ–Ž—“Š’ȱœŠ—ŠȱŒŽ™ŠȱŠ—ȱŠ”ž›ŠǯȱŠŠȱ
’—’ȱŽ›Š™Šȱ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ–Ž›Ž”ȱŠ—ȱ’™Žȱȱreceiver dengan berbagai fungsi dan
’—”Šȱ ”ŽŠ”ž›ŠŠ—ȱ ¢Š—ȱ ‹Ž›‹ŽŠȬ‹ŽŠǯȱ ŽŒŠ›Šȱ ž–ž–ǰȱ ’•’‘Šȱ Š›’ȱ ’—”Šȱ
Š”ž›Šœ’ȱ‘Šœ’•ȱ™Ž—ž”ž›Š——¢Šǰȱȱreceiver Š™Šȱ’‹ŽŠ”Š—ȱ–Ž—“Š’ȱŘȱ’™ŽDZȱ
—ŠŸ’Šœ’ȱ Š—ȱ Ž˜Ž’Œǯȱ ȱ receiver ’™Žȱ —ŠŸ’Šœ’ȱ ǻŠ–‹Š›ȱ ŗǯŗŖǼȱ ‹’ŠœŠ—¢Šȱ
–Ž—‘Šœ’•”Š—ȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ™Ž—ž”ž›Š—ȱ Š—Š›Šȱ śȬŗŖ–ǯȱ ŽŠ—”Š—ȱ ȱ ’™Žȱ
geodetic dirancang untuk dapat mengukur dengan tingkat kesalahan
’‹Š Š‘ȱ ŗ–ǯȱ ’™Žȱ Ž˜Ž’Œȱ ™ŠŠȱ ž–ž–—¢Šȱ •Ž‹’‘ȱ –Š‘Š•ȱ Š›’™ŠŠȱ ’™Žȱ
—ŠŸ’Šœ’ǯŠ•Š–ȱ–Ž—Ž—ž”Š—ȱ’™ŽȱŠ—ȱ–Ž›Ž”ȱȱ¢Š—ȱ’‹ž‘”Š—ǰȱ™Ž—ž—Šȱ
sebaiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang tersedia.
Gambar 1.10: Berbagai jenis GPS receiver
1.8.4 Bagaimana GPS bekerja ?
ȱŽŒŽ’ŸŽ›ȱ–Ž—Ž›’–ŠȱžŠȱ“Ž—’œȱ’—˜›–Šœ’ȱŠ›’ȱœŠŽ•’ȱǯȱ—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱ
pertama disebut almanak, yaitu perkiraan posisi satelit di luar angkasa yang
’›Š—œ–’œ’ȱ œŽŒŠ›Šȱ Ž›žœȱ –Ž—Ž›žœȱ ˜•Ž‘ȱ œŠŽ•’ǯȱ —˜›–Šœ’ȱ ¢Š—ȱ ”ŽžŠȱ ŠŠ•Š‘ȱ
’—˜›–Šœ’ȱŽ—Š—ȱ“Š•ž›ȱ˜›‹’ǰȱ”Ž’—’Š—ǰȱŠ—ȱ”ŽŒŽ™ŠŠ—ȱœŠŽ•’ǰȱ’—˜›–Šœ’ȱ’—’ȱ
disebut ephimerisǯȱŽ›ŠœŠ›”Š—ȱ’—˜›–Šœ’ȱ’—’ȱȱ›ŽŒŽ’ŸŽ›ȱ–Ž—‘’ž—ȱ“Š›Š”ȱ
ke satelite dnegan mempergunakan waktu tempuh sinyal yang diterima. Dari
sini informasi tersebut digunakan untuk menghitung posisi di permukaan
bumi.
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
13
1.8.5 Sumber-sumber kesalahan
ŗǯȱ Š–‹ŠŠ—ȱ’ȱŠ–˜œŽ›ȱ¢Š—ȱ–Ž–™Ž›•Š–‹Šȱ™Ž—Ž›’–ŠŠ—ȱœ’—¢Š•ǯ
Řǯȱ Š—¢Šȱ œ’—¢Š•ȱ Š—Šȱ Š”’‹Šȱ ™Ž–Š—ž•Š—ȱ Š›’ȱ Žž—ȱ ’—’ȱ ŠŠžȱ
pegunungan,
řǯȱ ŽœŠ•Š‘Š—ȱ™Ž—Šž›Š—ȱ“Š–ȱ™ŠŠȱ›ŽŒŽ’ŸŽ›ǰ
Śǯȱ Kesalahan orbit satelit,
śǯȱ Rendahnya kualitas dan kuantitas sinyal satelit yang diterima receiver;
œŽ–Š”’—ȱ‹Š—¢Š”ȱœ’—¢Š•ȱœŽ–Š”’—ȱŠ”ž›Šȱ‘Šœ’•ȱ™Ž—ž”ž›Š—ȱǰ
Ŝǯȱ ’—¢Š•ȱ¢Š—ȱŽ›Ž›ŠŠœ’DzȱœŽ‹Ž•ž–ȱŠ‘ž—ȱŘŖŖŘǰȱ–Ž›’”ŠȱŽ›’”ŠȱœŽ‹ŠŠ’ȱ
™Ž–’•’”ȱȱ–Ž—Š”’ĤŠ—ȱœ’œŽ–ȱŽ›ŠŠœ’ȱœ’—¢Š•ȱ¢Š—ȱ–Ž—ŒŽŠ‘ȱ
™’‘Š”ȱ •Š’—ȱ ’ȱ •žŠ›ȱ ȱ ž—ž”ȱ –Ž—Š™Š”Š—ȱ ™Ž—ž”ž›Š—ȱ ¢Š—ȱ Š”ž›Šǯȱ
Ž“Š”ȱŘŖŖŘǰȱŠž›Š—ȱ’—’ȱ’ŒŠ‹žȱœŽ‘’—ŠȱŠ”ž›Šœ’ȱȱ–Ž—’—”Šȱ–Ž—“Š’ȱ
ŜȬŗؖǯ
Gambar 1.11: Kesalahan akibat adanya halangan dalam penerimaan sinyal
1.9 Sekilas tentang perangkat lunak SIG
Perangkat lunak (œ˜Ğ Š›ŽǼȱž—ž”ȱȱŒž”ž™ȱ‹Š—¢Š”ȱŽ›œŽ’ŠǯȱŠœ’—Ȭ–Šœ’—ȱ
dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Karena perkembangan
Ž”—˜•˜’ȱ Š—ȱ ’•–žȱ ™Ž—ŽŠ‘žŠ—ȱ ¢Š—ȱ –Ž—¢Š—”žȱ ǰȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ
¢Š—ȱŠŠȱž–ž—¢Šȱ–Ž—’’”‹Ž›Š”Š—ȱ™ŠŠȱœŠ•Š‘ȱœŠžȱŠŠžȱ‹Ž‹Ž›Š™Šȱž—œ’ȱȱ
œŠ“Šǯȱ Ž‹Ž›Š™Šȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ ‘Š—¢Šȱ Š™Šȱ ’™Ž›ž—Š”Š—ȱ ž—ž”ȱ Š—Š•’œŠǰȱ
Š™’ȱ ’Š”ȱ ž—ž”ȱ –Š—Š“Ž–Ž—ȱ ‹Šœ’œȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ǯȱ Ž‹Ž›Š™Šȱ ¢Š—ȱ •Š’—ȱ ‹Š‘”Š—ȱ
‘Š—¢Šȱ–Ž—’’”‹Ž›Š”Š—ȱ™ŠŠȱ™Ž—¢Š“’Š—ȱŠŠȱǻ–’œŠ•—¢Šȱȱ‹Ž›‹Šœ’œȱ’—Ž›—ŽǼȱ
14
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
Š—ȱ’Š”ȱ–Ž–’•’”’ȱž—œ’ȱŠ—Š•’œŠȱœŠ–ŠȱœŽ”Š•’ǯȱŽ–Š”’—ȱ•Ž—”Š™ȱž—œ’ȱ¢Š—ȱ
tersedia dalam sebuah perangkat lunak, pada umunya akan semakin mahal
harga dari perangkat lunak tersebut. Memahami fungsi-fungsi yang tersedia,
penting bagi pengguna dalam memilih perangkat lunak yang tepat. Pilihan
terbaik tentunya adalah perangkat lunak yang memiliki fungsi paling sesuai
Ž—Š—ȱ ”Ž‹žž‘Š—ȱ ™Ž—ž—Šǯȱ ’Š”ȱ ‹ħŠ”œŠ—Šȱ ž—ž”ȱ –Ž–‹Ž•’ȱ ™Ž›Š—”Šȱ
lunak dengan fungsi yang sangat banyak tetapi hanya sedikit dari fungsi
tersebut yang penting untuk pengguna.
Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱǰȱœŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱ’ȱ‹’Š—ȱ•Š’——¢Šǰȱ“žŠȱ
Š™Šȱ ’‹ŽŠ”Š—ȱ Š•Š–ȱ žŠȱ ”Ž•˜–™˜”ȱ ‹ŽœŠ›DZȱ ”˜–Ž›œ’Š•ȱ Š—ȱ Š”ȱ ‹Ž›‹Š¢Š›ȱ
ǻ›Š’œǼǯȱ Š–™’›ȱ œŽ•ž›ž‘ȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ ȱ ¢Š—ȱ ‹’œŠȱ ’Š™Š”Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ
gratis adalah perangkat lunak terbuka (open source), dimana pengguna
Š™Šȱ –Ž–˜’ꔊœ’ȱ œŽ—’›’ȱ ž—œ’Ȭž—œ’ȱ Š•Š–ȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ Ž›œŽ‹žȱ
untuk kebutuhan khusus. Diantara perangkat lunak komersial, saat ini yang
™Š•’—ȱ ‹Š—¢Š”ȱ ’”Ž—Š•ȱ ŠŠ•Š‘ȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ ¢Š—ȱ ’™›˜ž”œ’ȱ ˜•Ž‘ȱ ȱ
(Environmental Systems Research InstituteǼǰȱ Š™—˜ǰȱ Š—ȱ ž˜Žœ”ǯȱ Š›Šȱ
™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱȱ”˜–Ž›œ’Š•ǰȱ Š•Šž™ž—ȱœŽ›’—”Š•’ȱ‹Ž›ž‹Š‘ǰȱ‹Ž›”’œŠ›ȱŠ—Š›Šȱ
ŚŖŖȬŘŖŖŖȱǞǯȱŠ™ž—ȱ™ŠŠȱ”Ž•˜–™˜”ȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱopen source, beberapa
¢Š—ȱ™Š•’—ȱ’”Ž—Š•ȱ’Š—Š›Š—¢ŠȱŠŠ•Š‘ȱǰȱŠ™’—˜ ǰȱžŠ—ž–ǰȱ
ǰȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱŽ—’—ȱž—ž”ȱ’™Ž›‘Š’”Š—ǰȱ‹Š‘ Šȱ Š•Šž™ž—ȱ™Ž›Š—”Šȱ
lunak open source bisa didapatkan tanpa biaya apapun, tidak berarti dalam
penggunannya sama sekali tidak membutuhkan dana. Perangkat lunak open
source ȱž–ž–—¢Šȱ–Ž–‹žž‘”Š—ȱ Š”žȱ¢Š—ȱŒž”ž™ȱž—ž”ȱ–Ž–™Ž•Š“Š›’—¢Šǰȱ
’”Š›Ž—Š”Š—ȱœ’œŽ–ȱŠ—ȱŒŠ›Šȱ™Ž—ž—ŠŠ—ȱ‹Ž›‹ŽŠȱŽ—Š—ȱœ˜Ğ Š›Žȱ”˜–Ž›œ’•ǯȱ
—ž”ȱ ™Ž—ž—Šȱ ¢Š—ȱ ‹Ž•ž–ȱ ™Ž›—Š‘ȱ ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ ȱ
dan tidak memiliki dukungan dana yang cukup, perangkat lunak open source
ŠŠ•Š‘ȱ ™’•’‘Š—ȱ ¢Š—ȱ Ž™Šǯȱ ”Š—ȱ ŽŠ™’ȱ ž—ž”ȱ ™Ž—ž—Šȱ ¢Š—ȱ Ž•Š‘ȱ –Š‘’›ȱ
menggunakan perangkat lunak komersil, perlu diperhitungkan waktu yang
dibutuhkan untuk berpindah ke perangkat lunak open source. Dalam seri
‹ž”žȱ ’—’ȱ Š”Š—ȱ ħŽ•Šœ”Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ –Ž—Š•Š–ǰȱ ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ Š—Š•’œŠȱ ȱ Ž—Š—ȱ
–Ž—ž—Š”Š—ȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱȱǻIntegrated Land and Water Information
SystemǼǯȱŽ—“Ž•ŠœŠ—ȱ–Ž—Š—’ȱȱŠ™Šȱ’Ž–ž”Š—Š•Š–ȱŠ‹ȱřǯ
1.10 Sekilas tentang perangkat keras SIG
Ž•Š’—ȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ ǻœ˜Ğ Š›ŽǼǰȱ ȱ “žŠȱ –Ž–‹žž‘”Š—ȱ Ž›œŽ’Š—¢Šȱ
perangkat keras (‘Š› Š›Ž). Perangkat keras yang utama adalah perangkat
”˜–™žŽ›ǯȱŽ›Š—”Šȱ”˜–™žŽ›ȱž—ž”ȱȱ–Ž–‹žž‘”Š—ȱœ™Žœ’ꔊœ’ȱœž–‹Ž›ȱ
daya daya yang cukup tinggi utamanya dari komponen processor, kapasitas
–Ž–˜›’ǰȱ Š—ȱ ›žŠ—ȱ ™Ž—¢’–™Š—Š—ǯȱ ™Žœ’ꔊœ’ȱ ¢Š—ȱ ’–Š”œžȱ ’ŠŠœȱ Š”Š—ȱ
œŠ—ŠȱŽ›Š—ž—ȱ™ŠŠDZ
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
15
x
x
x
Ž—’œȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱ¢Š—ȱ’ž—Š”Š—ǯȱŽ–Š”’—ȱ‹Š—¢Š”ȱž—œ’ȱ¢Š—ȱ
terdapat dalam sebuah perangkat lunak, umumnya akan semakin tinggi
kebutuhan sumberdaya komputer yang diperlukan.
Ž—’œȱŠ—Š•’œŠȱ¢Š—ȱŠ”Š—ȱ’•Š”ž”Š—ǯȱŽ‹Ž›Š™ŠȱŠ—Š•’œŠȱȱœŠ—Šȱ
membutuhkan tersedianya kapasitas memori yang tinggi, karena
‹Š—¢Š”—¢Šȱ“ž–•Š‘ȱ™Ž›‘’ž—Š—ȱœ™Šœ’Š•ȱŠ•Š–ȱŠ—Š•’œŠȱŽ›œŽ‹žǯ
ž–•Š‘ȱŠŠȱ¢Š—ȱ’™Ž›ž—Š”Š—ȱŠ•Š–ȱŠ—Š•’œŠǯȱŽ–Š”’—ȱ‹Š—¢Š”ȱ“ž–•Š‘ȱ
ŠŠȱ¢Š—ȱ’ž—Š”Š—ȱŠ•Š–ȱœŽ‹žŠ‘ȱ™›˜œŽœȱŠ—Š•’œŠȱǰȱœŽ–Š”’—ȱ’—’ȱ
kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan.
Š›Šȱ™Ž›Š—”Šȱ”˜–™žŽ›ȱŽ—Š—ȱœ™Žœ’ꔊœ’ȱ¢Š—ȱœŽœžŠ’ȱž—ž”ȱȱ‹Ž›”’œŠ›ȱ
Š—Š›Šȱ śŖŖȬŗśŖŖȱ Ǟǯȱ –Šȱ ™Ž—’—ȱ ž—ž”ȱ –Ž—ŽŠ‘ž’ȱ Š™Š”Š‘ȱ ™Ž›Š—”Šȱ
”˜–™žŽ›ȱ¢Š—ȱ’–’•’”’ȱ™Ž—ž—ŠȱœŽœžŠ’ȱž—ž”ȱ–Ž•Š”ž”Š—ȱŠ—Š•’œŠȱǯȱ
Ž•Š’—ȱ™Ž›Š—”Šȱ”˜–™žŽ›ǰȱ™Ž›Š—”Šȱ”Ž›Šœȱ•Š’——¢Šȱ¢Š—ȱ’™Ž›•ž”Š—ȱŠ•Š–ȱ
ȱŽŠ™’ȱ‹Ž›œ’Šȱ™’•’‘Š—ȱǻoptionalǼȱŠ—Š›Šȱ•Š’—DZȱdigitizer, ȱreceiver, printer/
™•˜ĴŽ›ǰȱdan lain-lain.
1.11 Sekilas tentang pengguna SIG
Pengguna (‹›Š’— Š›ŽǼȱ ŠŠ•Š‘ȱ ”˜–™˜—Ž—ȱ Ž›™Ž—’—ȱ Š•Š–ȱ ǯȱ Ž—ž—Šȱ
–Ž—Ž—ž”Š—ȱ “Ž—’œȱ Š—Š•’œŠȱ ¢Š—ȱ ’•Š”ž”Š—ǰȱ –Ž—“Š•Š—”Š—ȱ Š—Š•’œŠȱ Ž›œŽ‹žǰȱ
–Ž—’—Ž›™›ŽŠœ’ȱ ‘Šœ’•ȱ Š—Š•’œŠǰȱ Š—ȱ –Ž—¢Š“’”Š—ȱ ‘Šœ’•ȱ Š—Š•’œŠȱ Š•Š–ȱ ‹Ž—ž”ȱ
yang komunikatif. Pengguna dapat dikategorikan dalam dua kelompok
‹ŽœŠ›DZȱ ™Ž•Š”žȱ Š—Š•’œŠȱ ǻanalyst/operator) dan pengguna informasi (user).
Analyst/operatorȱȱœŽ‹Š’”—¢Šȱ–Ž–’•’”’ȱ™Ž—ŽŠ‘žŠ—ȱ¢Š—ȱ–Ž—Œž”ž™’ȱŠ•Š–ȱ
berbagai bidang ilmu, walaupun bidang ilmu yang paling berkaitan dengan
ȱŠ—Š›Šȱ•Š’—ȱŠŠ•Š‘DZȱŽ˜›Šęǰȱ–ŠŽ–Š’”ŠǰȱœŠ’œ’”ǰȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱ
Š•ȱ’—’ȱ
’”Š›Ž—Š”Š—ȱ‹Š—¢Š”ȱ’–Ž—œ’ȱŠ•Š–ȱŠ™•’”Šœ’ȱȱ¢Š—ȱ–Ž—¢Š—”žȱ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ
bidang keilmuan. Analyst/operator “žŠȱœŽ‹Š’”—¢Šȱ–Ž–’•’”’ȱ™Ž—ŽŠ‘žŠ—ȱŠ—ȱ
ketrampilan mengoperasikan komputer yang cukup.
Pada sisi user, pŠ—Š—Š—ȱ‹Š‘ Šȱ–Ž—ž—Š”Š—ȱȱœž•’ȱŠ—ȱ–Ž–‹žž‘”Š—ȱ
”ŽŠ‘•’Š—ȱ’—’ǰȱŠŠ•Š‘ȱ’Š”ȱ‹Ž—Š›ǯȱŠŠȱ”Ž—¢ŠŠŠ——¢Šȱ‹Ž‹Ž›Š™Šȱž—œ’ȱȱ
Š™Šȱ ’ž—Š”Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ –žŠ‘ȱ ‹Š‘”Š—ȱ ‹Š’ȱ ™Ž—ž—Šȱ ¢Š—ȱ Š Š–ǯȱ Š•ȱ
’—’ȱ ’‹ž”’”Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ ™Ž—ž—Šȱ ™Ž›Š—”Šȱ •ž—Š”ȱ ›Š’œȱ ˜˜•Žȱ Š›‘ȱ ¢Š—ȱ
œŽ–Š”’—ȱ‘Š›’ȱœŽ–Š”’—ȱ‹Š—¢Š”ȱ“ž–•Š‘—¢ŠǯȱŠŠȱŠ”‘’›—¢Šǰȱž“žŠ—ȱžŠ–Šȱȱ
ŠŠ•Š‘ȱ–Ž—¢Ž’Š”Š—ȱ’—˜›–Šœ’ȱ‹Š’ȱœŽ–žŠȱ˜›Š—ǰȱ‹ž”Š—ȱ‘Š—¢ŠȱŠ‘•’ȱŽ˜›Šęǯȱ
™•’”Šœ’ȱ ȱ ¢Š—ȱ ‹Š’”ȱ –Š–™žȱ –Ž¢Ž’Š”Š—ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ ¢Š—ȱ Š”ž›Šǰȱ Ž™Šȱ
guna, dan informatif.
16
%DE.RQVHS'DVDU6LVWHP,QIRUPDVL*HRJUDÀV
BAB 2
Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
Bab ini membahas :
- Konsep perekaman data penginderaan jarak jauh
- Struktur informasi dalam data penginderaan jarak jauh
- Konsep resolusi spasial, resolusi spektral dan resolusi temporal
- Interpretasi data penginderaan jarak jauh
- Proses pengolahan citra satelit
ŽŒŠ›Šȱ œŽŽ›‘Š—Šǰȱ ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ “Š›Š”ȱ “Šž‘ȱ ǻRemote Sensing-PJJ) dapat
’Žę—’œ’”Š—ȱœŽ‹ŠŠ’DZȱ
Ȅ’•–žȱ Ž—Š—ȱ ™Ž—Š–ŠŠ—ȱ Š—ȱ ™Ž—ž–™ž•Š—ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ –Ž—Ž—Š’ȱ ˜‹¢Ž”ȱ
di permukaan bumi, dengan menggunakan sensor tertentu tanpa kontak
•Š—œž—ȱŽ—Š—ȱ˜‹¢Ž”ȱ¢Š—ȱ’Š–Š’Ȅǯȱ
Š•ȱ’—’ȱ’•Š”ž”Š—ȱŽ—Š—ȱ–Ž—Š—”Š™ȱ
dan merekam pantulan cahaya atau sumber energi lain, serta menginterpretasi,
menganalisa dan mengaplikasikan data yang terekam.
˜—œŽ™ȱ ȱ Š–Šȱ –’›’™ȱ Ž—Š—ȱ ŒŠ›Šȱ ”Ž›“Šȱ –ŠŠȱ –Š—žœ’Šǯȱ Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ
’ž—“ž””Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ Š–‹Š›ȱ Řǯŗǰȱ –ŠŠȱ –Š—žœ’Šȱ –Ž—Š—”Š™ȱ ™Š—ž•Š—ȱ ŒŠ‘Š¢Šȱ
matahari oleh sebuah obyek, merekamnya kemudian meneruskan informasi
tersebut ke otak untuk diproses dan dianalisa sehingga obyek tersebut dapat
17
’terlihat’. Dalam hal ini mata kita bertindak sebagai sensor yang menangkap
pantulan cahaya oleh obyek tersebut.
Gambar 2.1: Analogi penginderaan jarak jauh dengan cara kerja mata
manusia
Dalam PJJ, yang berfungsi sebagai sensor adalah kamera yang terpasang
pada platformȱŠ•Š–ȱ‘Š•ȱ’—’ȱ‹’ŠœŠ—¢ŠȱœŠŽ•’ȱŠŠžȱ™ŽœŠ ŠȱŽ›‹Š—ǯȱŽ—œ˜›ȱŠ—ȱ
satelit yang berada di luar angkasa menangkap pancaran sinar matahari yang
dipantulkan oleh obyek di permukaan bumi, merekamnya dan memproduksi
ŠŠȱ ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ “Šž‘ȱ ¢Š—ȱ •Š£’–ȱ ’œŽ‹žȱ Œ’›Šȱ œŠŽ•’ǯȱ ™Š‹’•Šȱ ™•Š˜›–ȱ
yang dipakai adalah pesawat terbang, citra yang dihasilkan biasanya disebut
foto udara.
Gambar 2.2: Skema proses pengambilan data pada penginderaan jarak jauh
18
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
Šȱ ‹Ž‹Ž›Š™Šȱ Ž•Ž–Ž—ȱ ™Ž—’—ȱ Š•Š–ȱ ȱ œŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ ’ž—“ž””Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ
Š–‹Š›ȱŘǯŘǰȱ¢Š’žDZ
x
x
x
x
x
x
x
ž–‹Ž›ȱŽ—Ž›’ȱǻǼ
Radiasi dan atmosfer (B)
—Ž›Š”œ’ȱŽ—Š—ȱ˜‹¢Ž”ȱǻǼ
Perekaman oleh sensor (D)
Transmisi dan proses (E)
—Ž›™›ŽŠœ’ȱŠ—ȱŠ—Š•’œŠȱǻǼ
™•’”Šœ’ȱǻǼ
2.1 Sumber energi
Š‘Š¢Šȱ –ŠŠ‘Š›’ȱ –Ž›ž™Š”Š—ȱ œž–‹Ž›ȱ Ž—Ž›’ȱ ‹Š’ȱ Š™•’”Šœ’ȱ ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ
“Šž‘ȱ ˜™’”Š•ǯȱ ŠŠ‘Š›’ȱ –Ž–Š—ŒŠ›”Š—ȱ Ž—Ž›’ȱ Š•Š–’ȱ ¢Š—ȱ ’™Š—ž•”Š—ȱ ŠŠžȱ
’œŽ›Š™ȱ ˜•Ž‘ȱ ˜‹¢Ž”Ȭ˜‹¢Ž”ȱ ’ȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ǯȱ ’œŽ–ȱ ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ “Šž‘ȱ
yang menggunakan sumber informasi dari pantulan cahaya matahari disebut
sensor pasif ǻŠ–‹Š›ȱŘǯřǼ.
Gambar 2.3: Penginderaan jauh menggunakan sumber energi
cahaya matahari
Ž•Š’—ȱ’žȱ’”Ž—Š•ȱ“žŠȱœ’œŽ–ȱȱ¢Š—ȱ–Ž–Š—ŒŠ›”Š—ȱŽ—Ž›’ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Š’Š—ȱ
dari sistem; sistem semacam ini disebut sensor aktifǯȱ ˜—˜‘ȱ ¢Š—ȱ ™Š•’—ȱ
ž–ž–ȱ ŠŠ•Š‘ȱ Ž”‘—˜•˜’ȱ ȱ ǻŠ’˜ȱ ŽŽŒ’˜—ȱ Š—ȱ Š—’—Ǽǯȱ Ž—œ˜›ȱ
radar memancarkan gelombang mikro ke permukaan bumi dan merekam
™Š—ž•Š—ȱ Š›’ȱ Ž•˜–‹Š—ȱ Ž›œŽ‹žǯȱ Ž—œ˜›ȱ Š”’ȱ ’Š”ȱ Ž›™Ž—Š›ž‘ȱ ˜•Ž‘ȱ
pergantian siang dan malam dan mampu menembus halangan di atmosfer
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
19
”Š›Ž—Šȱ œ’Šȱ ™Š—“Š—ȱ Ž•˜–‹Š——¢Šȱ ¢Š—ȱ •Ž‹’‘ȱ ™Š—“Š—ȱ Š›’™ŠŠȱ œ™Ž”›ž–ȱ
œ’—Š›ȱ–ŠŠ‘Š›’ǯȱŠ–‹Š›ȱŘǯŚȱ–Ž—’•žœ›Šœ’”Š—ȱ™Ž›‹ŽŠŠ—ȱŠ—Š›ŠȱœŽ—œ˜›ȱŠ”’ȱ
dan pasif.
Kelebihan dari sensor pasif adalah tampilan dari hasil perekaman yang mirip
dengan hasil foto biasa, dimana obyek-obyek di permukaan bumi mudah
’”Ž—Š•’ȱ œŽŒŠ›Šȱ Ÿ’œžŠ•ȱ Š—™Šȱ Š•Šȱ ‹Š—žȱ Š™Š™ž—ǯȱ Š•ȱ ’—’ȱ ’œŽ‹Š‹”Š—ǰȱ ¢Š—ȱ
Ž›Ž”Š–ȱ˜•Ž‘ȱœŽ—œ˜›ȱ™Šœ’ȱœŽ‹ŠŠ’—ȱŠŠ•Š‘ȱŽ•˜–‹Š—ȱœ’—Š›ȱŠ–™Š”ȱǻřśŖȬŝŞŖȱ
—–ǼǯȱŽ‹Š•’”—¢Šȱ™ŠŠȱœŽ—œ˜›ȱŠ”’ǰȱŠ–™’•Š—ȱŠ›’ȱ‘Šœ’•ȱ™Ž›Ž”Š–Š—ȱœŽ›’—”Š•’ȱ
œž•’ȱ’”Ž—Š•’ȱœŽŒŠ›ŠȱŸ’œžŠ•ȱ”Š›Ž—ŠȱŽ•˜–‹Š—ȱ™Š—“Š—ȱǻŖǯŝśȱ––ȬȱŗǰŗȱŒ–Ǽȱ¢Š—ȱ
digunakan. Kelebihan dari sensor aktif adalah kemampuannya mengatasi
”Ž—Š•ŠȬ”Ž—Š•Šȱ Š–˜œŽ›ȱ œŽ™Ž›’ȱ Š Š—ǰȱ ”Š‹žǰȱ Š—ȱ ŠœŠ™ǯȱ Ž—œ˜›ȱ Š”’ȱ “žŠȱ
Š™Šȱ’ž—Š”Š—ȱ™ŠŠȱ–Š•Š–ȱ‘Š›’ǯȱŽ‹Š•’”—¢ŠȱœŽ—œ˜›ȱ™Šœ’ȱŠ–ŠȱŽ›Š—ž—ȱ
pada tersedianya sinar matahari yang mencukupi pada saat perekaman.
’Š–™’—ȱ’žȱœŽ—œ˜›ȱ™Šœ’ȱ“žŠȱŠ–ŠȱŽ›Š—ž—ȱ™ŠŠȱ”˜—’œ’ȱŠ–˜œŽ›ǯȱŠŠȱ
kondisi dimana terdapat kabut atau awan yang tebal, maka hasil perekaman
akan sangat buruk.
Gambar 2.4: Ilustrasi penginderaan jauh pasif dan aktif
2.2 Citra digital
Data hasil perekaman PJJ lazim disebut citraǯȱŽ‹žŠ‘ȱŒ’›ŠȱŠŠ•Š‘ȱ›Ž™›ŽœŽ—Šœ’ȱ
dua dimensi dari permukaan bumi yang dilihat dari luar angkasa. Terdapat
žŠȱ –ŠŒŠ–ȱ Œ’›ŠDZȱ Š—Š•˜ȱ Š—ȱ ’’Š•ǯȱ ’›Šȱ Š—Š•˜ȱ –Ž–‹žž‘”Š—ȱ ™›˜œŽœȱ
pencetakan sebelum dapat dianalisa, contoh dalam hal ini adalah foto udara.
20
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
’›Šȱ’’Š•ȱ–Ž—Š—ž—ȱ’—˜›–Šœ’ȱŠ•Š–ȱ˜›–Šȱ’’Š•ǰȱŒ˜—˜‘—¢ŠȱŠŠ•Š‘ȱ
citra satelit yang kita kenal saat ini.
’›Šȱ’’Š•ȱ’‹Š—ž—ȱ˜•Ž‘ȱœ›ž”ž›ȱžŠȱ’–Ž—œ’ȱŠ›’ȱŽ•Ž–Ž—ȱŠ–‹Š›ȱ¢Š—ȱ
disebut pikselǯȱ Ž’Š™ȱ ™’”œŽ•ȱ –Ž–žŠȱ ’—˜›–Šœ’ȱ Ž—Š—ȱ Š›—Šǰȱ ž”ž›Š—ȱ Š—ȱ
•˜”Šœ’ȱ Š›’ȱ œŽ‹Š’Š—ȦœŽ‹žŠ‘ȱ ˜‹¢Ž”ǯȱ —˜›–Šœ’ȱ Š›—Šȱ ™ŠŠȱ ™’”œŽ•ȱ ’œŽ‹žȱ
angka digital (digital numberȬǼǯȱȱ–Ž—Š–‹Š›”Š—ȱž”ž›Š—ȱŠŠžȱ’—Ž—œ’Šœȱ
ŒŠ‘Š¢ŠȱŠŠžȱŽ•˜–‹Š—ȱ–’”›˜ȱ¢Š—ȱ’Š—”Š™ȱ˜•Ž‘ȱœŽ—œ˜›ǯȱ—˜›–Šœ’ȱ•˜”Šœ’ȱ
’Š™Š”Š—ȱ Š›’ȱ ”˜•˜–ȱ Š—ȱ •Š“ž›ȱ ™’”œŽ•ȱ ¢Š—ȱ ’‘ž‹ž—”Š—ȱ Ž—Š—ȱ ™˜œ’œ’ȱ
Ž˜›ŠęœȱœŽ‹Ž—Š›—¢Šǯ
Gambar 2.5: Piksel dan nilai digital
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
21
2.3 Resolusi spasial
Ukuran terkecil sebuah obyek di permukaan bumi yang diwakili oleh
sebuah piksel disebut resolusi spasial. Resolusi spasial sangat penting dalam
™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ“Šž‘ǰȱ”Š›Ž—Šȱ–Ž—Ž—ž”Š—ȱ’—”Šȱ”ŽŽŠ’•Š—ȱ˜‹¢Ž”ȱ¢Š—ȱŠ™Šȱ
’Š–Š’ȱŠ›’ȱœŽ‹žŠ‘ȱŒ’›Šǯȱ’”Šȱ›Žœ˜•žœ’ȱœ™Šœ’Š•ȱœŽ‹žŠ‘ȱŠŠȱŠŠ•Š‘ȱřŖȱ–ȱ–Š”Šȱ
obyek terkecil yang dapat diamati tidak mungkin berukuran lebih kecil dari
řŖȱ¡ȱřŖȱ–ǯȱŽ–Š”’—ȱ’—’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱŒ’›ŠȱœŽ–Š”’—ȱŽŠ’•ȱ’—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱ‹’œŠȱ
diperoleh.
Gambar 2.6: Citra resolusi rendah (500 m) MODIS yang menunjukkan
kawasan Sumatra dan Malaysia
22
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
Gambar 2.7. Citra resolusi tinggi IKONOS (1 m) memperlihatkan tingkat
informasi yang sangat detail
Resolusi spasial seringkali disamakan dengan ukuran piksel, akan tetapi
™ŠŠȱ ”Ž—¢ŠŠŠ——¢Šȱ žŠȱ ‘Š•ȱ ’—’ȱ œŠ—Šȱ ‹Ž›‹ŽŠǯȱ Š–‹Š›ȱ ŘǯŞȱ ’‹Š Š‘ȱ
–Ž–™Ž›•’‘Š”Š—ȱ™Ž›‹ŽŠŠ—ȱ’—’ǯȱ’›Šȱ¢Š—ȱ™Š•’—ȱ”’›’ȱ–Ž–’•’”’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱœ™Šœ’Š•ȱ
ŗŖȱ–ȱŽ—Š—ȱž”ž›Š—ȱ™’”œŽ•ȱŗŖȱ–ǯȱ’›Šȱ‹Ž›’”ž—¢Šȱ–Ž–’•’”’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱœ™Šœ’Š•ȱ
¢Š—ȱ•Ž‹’‘ȱ›Ž—Š‘ȱǻřŖȱ–ǼȱȱŠ”Š—ȱŽŠ™’ȱŽ—Š—ȱž”ž›Š—ȱ™’”œŽ•ȱ¢Š—ȱœŠ–ŠȱǻŗŖȱ–Ǽǯȱ
’›Šȱ”Ž’Šȱ–Ž–’•’”’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱœ™Šœ’Š•ȱ¢Š—ȱ•Ž‹’‘ȱ›Ž—Š‘ȱ•Š’ǰȱŽ—Š—ȱž”ž›Š—ȱ
piksel yang tetap sama. Dapat dilihat bahwa ukuran piksel tidak menentukan
tingkat kedetailan informasi yang bisa didapatkan. Tingkat kedetailan
informasi, ditentukan oleh tinggi rendahnya resolusi spasial. Resolusi spasial
œŽ—’›’ȱŠ–ŠȱŽ›Š—ž—ȱ™ŠŠȱ“Ž—’œȱœŽ—œ˜›ȱ¢Š—ȱ’ž—Š”Š—ȱž—ž”ȱ–Ž›Ž”Š–ȱ
™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ǯȱ Ž—œ˜›ȬœŽ—œ˜›ȱ Ž›Ž—žȱ œŽ™Ž›’ȱ ȱ Š—ȱ ž’Œ”‹’›ȱ
memang dirancang untuk menghasilkan data dengan resolusi spasial yang
’—’ǯȱŽ‹Š•’”—¢ŠǰȱœŽ—œ˜›ȬœŽ—œ˜ȱ‘Ž–Š’ŒȱŠ™™Ž›ȱ™ŠŠȱŠ—œŠȱ’›Š—ŒŠ—ȱ
untuk menghasilkan data dengan resolusi menengah.
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
23
Gambar 2.8:Resolusi dan ukuran piksel
’›Šȱ œŠŽ•’ȱ “žŠȱ –Ž–’•’”’ȱ ”ŽŽ›‹ŠŠœŠ—ȱ Š•Š–ȱ ‘Š•ȱ “Ž—’œȱ ˜‹¢Ž”ȱ ¢Š—ȱ ‹’œŠȱ
dibedakan dari segi warna dan intensitas cahaya. Keterbatasan ini disebut
resolusi radiometrikǯȱ ŽŒŠ›Šȱ Ž”—’œȱ ›Žœ˜•žœ’ȱ ›Š’˜–Ž›’”ȱ –Ž—Ž›Š—”Š—ȱ
seberapa banyak informasi dari pantulan obyek yang mampu direkam.
—˜›–Šœ’ȱŠ›’ȱ™Š—ž•Š—ȱ’—’ȱ‹’ŠœŠ—¢Šȱ’œ’–™Š—ȱŠ•Š–ȱ‹Ž‹Ž›Š™ŠȱœŠ•ž›Š—ȱ¢Š—ȱ
umum disebut kanal (bandǼǯȱ—’”Š˜›ȱŽ›–žŠ‘ȱž—ž”ȱ–Ž•’‘Šȱ‹Ž›Š™Šȱ’—’ȱ
›Žœ˜•žœ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ȱœŽ‹žŠ‘ȱŠŠȱŠŠ•Š‘ȱŽ—Š—ȱ–Ž•’‘Šȱ“ž–•Š‘ȱ”Š—Š•ȱ¢Š—ȱ
’–’•’”’ǯȱŽ–Š”’—ȱ’—’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ǰȱœŽ–Š”’—ȱ”Š¢Šȱ’—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱ
Ž›Ž”Š–ȱ’ȱŠ•Š–—¢Šǯȱ’›Šȱ¢Š—ȱ–Ž–’•’”’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ȱ™Š•’—ȱ›Ž—Š‘ȱ
dan hanya dapat menampilkan data dalam format ’hitam putih’ disebut
citra pankromatikǯȱ ’›Šȱ Ž—Š—ȱ ›Žœ˜•žœ’ȱ ›Š’˜–Ž›’”ȱ –Ž—Ž—Š‘ȱ ’œŽ‹žȱ
citra multispektralǰȱ Œ˜—˜‘—¢Šȱ Š•Š–ȱ ‘Š•ȱ ’—’ȱ ŠŠ•Š‘ȱ Š—œŠȱ Š—ȱ ǯȱ
’›Šȱ Ž—Š—ȱ ›Žœ˜•žœ’ȱ ›Š’˜–Ž›’”ȱ œŠ—Šȱ ’—’ȱ ’œŽ‹žȱ Œ’›Šȱ ‘’™Ž›œ™Ž”›Š•,
Œ˜—˜‘—¢ŠȱȱǻLight Detection and Ranging).
ŠŽ•’ȱ ¢Š—ȱ –Ž—’Š›’ȱ ‹ž–’ȱ Š”Š—ȱ –Ž›Ž”Š–ȱ œŠžȱ Ž–™Šȱ ¢Š—ȱ œŠ–Šȱ Š•Š–ȱ
kurun waktu beberapa hari. Jangka waktu yang dibutuhkan sebuah satelit
untuk kembali merekam posisi yang sama di muka bumi disebut resolusi
temporalǯȱŽ–Š”’—ȱ’—’ȱ›Žœ˜•žœ’ȱŽ–™˜›Š•ǰȱœŽ–Š”’—ȱ‹Š—¢Š”ȱŠŠȱ¢Š—ȱŠ™Šȱ
dikumpulkan dari satu tempat dalam satu kurun waktu. Data multitemporal
œŠ—Šȱ ‹Ž›ž—Šȱ ž—ž”ȱ ”Ž’ŠŠ—ȱ –˜—’˜›’—ȱ •Š‘Š—ȱ Š—ȱ ”Š“’Š—ȱ ™Ž›ž‹Š‘Š—ȱ
lahan.
2.4 Jenis Sensor Dalam Penginderaan jauh
ŽŒŠ›Šȱ œ’—”Šǰȱ “Ž—’œȱ œŽ—œ˜›ȱ Š•Š–ȱ ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ “Šž‘ȱ Š™Šȱ ’‹ŽŠ”Š—ȱ
–Ž—“Š’ȱřȱ“Ž—’œǰȱ‹Ž›ŠœŠ›”Š—ȱ™Ž—ž—ŠŠ——¢Šǰȱ–Ž—“Š’DZ
x Ž—œ˜›ȱ™Ž—Š–ŠŠ—ȱ•Š‘Š—ȱǻland observation sensor)
x Ž—œ˜›ȱ™Ž—Š–ŠŠ—ȱŒžŠŒŠȱǻ ŽŠ‘Ž›ȱ˜‹œŽ›ŸŠ’˜—ȱœŽ—œ˜›)
x Ž—œ˜›ȱ™Ž—Š–ŠŠ—ȱ–Š›’’–ȱǻmarine observation sensor)
24
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
˜—˜‘ȱ œŽ—œ˜›ȱ ™Ž—Š–ŠŠ—ȱ •Š‘Š—ȱ ¢Š—ȱ ™Š•’—ȱ ‹Š—¢Š”ȱ ’ž—Š”Š—ȱ œŠŠȱ ’—’ȱ
ŠŠ•Š‘ȱŠ—œŠǯȱŠ—œŠȱ™Ž›Š–Šȱ”Š•’ȱ’•ž—Œž›”Š—ȱŠ‘ž—ȱŗşŝŗȱŽ—Š—ȱ—Š–Šȱ
ȬŗǯȱŽ“Š”ȱœŠŠȱ’žȱ‹Ž›ž›žȱž›žȱ’•ž—Œž›”Š—ȱ‹Ž‹Ž›Š™ŠȱœŠŽ•’ȱ™Ž—Š—’ȱ
œŠ–™Š’ȱŽ—Š—ȱŠ—œŠȱśȱŠ—ȱŝȱ¢Š—ȱœŠŠȱ’—’ȱ–Šœ’‘ȱ‹Ž›˜™Ž›Šœ’ǯȱ
Gambar 2.9: Satelit Landsat dan contoh datanya
Ž—œ˜›ȱ ™Ž—Š–ŠŠ—ȱ ŒžŠŒŠȱ ‹Š—¢Š”ȱ ’ž—Š”Š—ȱ ž—ž”ȱ Š”’Ÿ’Šœȱ ™Ž–Š—ŠžŠ—ȱ
Š–˜œŽ›ȱŠ—ȱ™Ž›Š–Š•Š—ȱŒžŠŒŠǯȱŠŽ•’ȱ™Ž—Š–ŠŠ—ȱŒžŠŒŠȱ‹’ŠœŠ—¢Šȱ–Ž–’•’”’ȱ
resolusi spasial yang rendah, cakupan perekaman yang luas dan resolusi
Ž–™˜›Š•ȱ ¢Š—ȱ ’—’ǯȱ ˜—˜‘ȱ œŠŽ•’ȱ ™Ž—Š–ŠŠ—ȱ ŒžŠŒŠȱ ŠŠ•Š‘ȱ Ȭ
ǰȱ Ž—Š—ȱ ›Žœ˜•žœ’ȱ œ™Šœ’Š•ȱ ŗ”–ǯȱ ȱ ȱ –Ž–’•’”’ȱ ›Žœ˜•žœ’ȱ
Ž–™˜›Š•ȱ œŠ—Šȱ ’—’ȱ Ž—Š—ȱ ”Ž–Š–™žŠ—ȱ –Ž—’Š›’ȱ ‹ž–’ȱ ŗŚȱ ”Š•’ȱ Š•Š–ȱ
œŠžȱ‘Š›’ȱǻŠ–‹Š›ȱŘǯŗŖǼǯȱ
Gambar 2.10: Satelit NOAA dan contoh datanya
Šžȱ Š—ȱ ™Ž›Š’›Š—ȱ –Ž—žž™’ȱ ‘Š–™’›ȱ ŘȦřȱ ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ ‹ž–’ǰȱ ˜•Ž‘ȱ ”Š›Ž—Šȱ ’žȱ
dibutuhkan sensor khusus yang dapat digunakan untuk mengamati kondisi
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
25
•ŠžȱŠ—ȱ™Ž›Š’›Š—ǯȱ˜—˜‘ȱœŽ—œ˜›ȱœŽ–ŠŒŠ–ȱ’—’ȱŠŠ•Š‘ȱ’–‹žœȬȱǻ˜ŠœŠ•ȱ
£˜—Žȱ˜•˜ž›ȱŒŠ——Ž›ǼǯȱŽœ˜•žœ’ȱœ™Šœ’Š•—¢ŠȱŞŘś–ȱŽ—Š—ȱŜȱ”Š—Š•ȱŠ—ȱ›Žœ˜•žœ’ȱ
Ž–™˜›Š•ȱŜȱ‘Š›’ȱǻŠ–‹Š›ȱŘǯŗŗǼǯ
Gambar 2.11. Satelit Nimbus dan contoh datanya
$SOLNDVLGDWDSHQJLQGHUDDQMDXK3-XQWXN3HQJHORODDQ
sumber daya alam
ŠŠȱ ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ “Š›Š”ȱ “Šž‘ȱ ǻǼȱ Š–Šȱ •Š£’–ȱ ’ž—Š”Š—ȱ Š•Š–ȱ ”Ž’ŠŠ—Ȭ
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam (natural
resources managementǼǯȱ
Š•ȱ’—’ȱ’”Š›Ž—Š”Š—ȱŠŠȱȱ–Ž–žŠȱ”˜—’œ’ȱ꜒”ȱŠ›’ȱ
™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ‹ž–’ȱ¢Š—ȱŠ™Šȱ’”žŠ—’ꔊœ’Ȧ’Š—Š•’œŠȱœŽ‘’—Šȱ–Ž—‘Šœ’•”Š—ȱ
informasi faktual tentang sumber daya yang ada dalam skala luas dan
dilakukan berulang kali untuk keperluan pemantauan. Data PJJ merupakan
œž–‹Ž›ȱ™Š•’—ȱžŠ–ŠȱŠŠȱ’—Š–’œȱŠ•Š–ȱǯȱŽ‹Ž›Š™ŠȱŒ˜—˜‘ȱŠ™•’”Šœ’ȱ¢Š—ȱ
’–ž—”’—”Š—ȱ˜•Ž‘ȱŠŠȱȱŠŠ•Š‘ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
x Pemetaan tutupan lahan,
x —Š•’œŠȱ™Ž›ž‹Š‘Š—ȱžž™Š—ȱ•Š‘Š—DZȱŠ—Š•’œŠȱŽ˜›ŽœŠœ’ǰȱŽ”œ™Š—œ’ȱ
perkebunan, perkembangan kota, dan lain-lain,
x —Š•’œŠȱŠ–™Š”ȱ‹Ž—ŒŠ—Šǰ
x Penghitungan cadangan karbon (carbon stock) dan emisinya,
x Ž—‘’ž—Š—ȱ‹’˜ęœ’”ȱŸŽŽŠœ’DZȱ”Ž›Š™ŠŠ—ȱŽŠ”Š—ǰȱ“ž–•Š‘ȱŽŠ”Š—ǰȱ
biomasa, dan lain-lain,
x Ž—’ꔊœ’ȱŠ—ȱŠ—Š•’œŠȱ’—›Šœ›ž”ž›DZȱ“ž–•Š‘ȱŠ—ȱ™Š—“Š—ȱ“Š•Š—ǰȱ“ž–•Š‘ȱ
rumah, luasan pemukiman dan lain-lain.
Dari semua contoh diatas, informasi yang paling umum dihasilkan dari
data PJJ untuk aplikasi sumber daya alam adalah informasi penggunaan
dan tutupan lahan (land cover and land uses). Penting untuk diketahui bahwa
istilah ’tutupan lahan’ (land cover) tidaklah sama dengan ’penggunaan
26
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
lahan’ȱ ǻ•Š—ȱ žœŽǼǯȱ ȱ žž™Š—ȱ •Š‘Š—ȱ ‹Ž›‘ž‹ž—Š—ȱ Ž—Š—ȱ ”˜—’œ’ȱ ‹’˜ęœ’”ȱ
yang ada di permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan berhubungan
dengan aktivitas manusia pada cakupan lahan tertentu. Untuk mudahnya,
œŽ‹ŠŠ’ȱ Œ˜—˜‘DZȱ Ȅ”Ž•Š™Šȱ œŠ ’Ȅȱ ŠŠ•Š‘ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ žž™Š—ȱ •Š‘Š—ǰȱ œŽŠ—”Š—ȱ
Ȅ™Ž›”Ž‹ž—Š—ȄȱŠŠ•Š‘ȱ’—˜›–Šœ’ȱ™Ž—ž—ŠŠ—ȱ•Š‘Š—ǯȱȱŠ•Š–ȱŒ˜—˜‘ȱ•Š’——¢ŠDZȱ
Ȅ‘žŠ—ȱ™›’–Ž›ȄȱŠŠ•Š‘ȱ’—˜›–Šœ’ȱžž™Š—ȱ•Š‘Š—ǰȱœŽŠ—”Š—ȱȄ‘žŠ—ȱ•’—ž—Ȅȱ
ŠŠ•Š‘ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ ™Ž—ž—ŠŠ—Ȧž—œ’ȱ •Š‘Š—ǯȱ —˜›–Šœ’ȱ žž™Š—ȱ •Š‘Š—ȱ
merupakan informasi yang diturunkan langsung dari data PJJ, sedangkan
informasi mengenai penggunaan lahan biasanya diperoleh dari kombinasi
antara data PJJ dan data ataupun informasi lain. Dalam materi pelatihan
ini akan dibahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menghasilkan
informasi tutupan lahan dari data PJJ.
2.6 Struktur data penginderaan jauh
Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ ħŽ•Šœ”Š—ȱ ™ŠŠȱ ‹Š’Š—ȱ Řǯřǰȱ ŠŠȱ ȱ –Ž—¢Š“’”Š—ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ
dalam bentuk piksel, dimana masing-masing piksel memiliki informasi yang
’œŠ“’”Š—ȱŠ•Š–ȱ‹Ž—ž”ȱ—’•Š’ȱ’’Š•ȱǻdigital number/DNǼǯȱŠŠȱž–ž–—¢Šǰȱȱ
’›Ž”Š–ȱ Ž—Š—ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ ›Ž—Š—ȱ —’•Š’ȱ ŖȬŘśśǯȱ Š•Š–ȱ ‘Š•ȱ ’—’ȱ Ŗȱ ŠŠ•Š‘ȱ
obyek tergelap (memantulkan sinari matahari paling sedikit dan menyerap
œ’—Š›ȱ –ŠŠ‘Š›’ȱ ™Š•’—ȱ ‹Š—¢Š”Ǽȱ ¢Š—ȱ ’Š—”Š™ȱ ˜•Ž‘ȱ œŽ—œ˜›ȱ Š—ȱ Řśśȱ ŠŠ•Š‘ȱ
obyek yang paling terang.
Š–™’›ȱ œŽ’Š™ȱ œŠŽ•’ȱ ¢Š—ȱ –Ž—‘Šœ’•”Š—ȱ ŠŠȱ ȱ –Ž–’•’”’ȱ •Ž‹’‘ȱ Š›’ȱ œŠžȱ
sensor. Masing-masing sensor memiliki kemampuan perekaman yang berbeda.
Ž–Š–™žŠ—ȱ™Ž›Ž”Š–Š—ȱ’—’ȱ‹Ž›‘ž‹ž—Š—ȱŽ—Š—ȱ™Š—“Š—ȱŽ•˜–‹Š—ȱœ’—Š›ȱ
–ŠŠ‘Š›’ȱ¢Š—ȱ‹’œŠȱ’Š—”Š™ȱ˜•Ž‘ȱœŽ—œ˜›ǯȱŽ‹ŠŠ’ȱŒ˜—˜‘ǰȱ™ŠŠȱŒ’›ŠȱŠ—œŠȱ
sebagian sensor dibuat untuk menangkap pantulan sinar matahari oleh nonŸŽŽŠœ’ǰȱœŽŠ—”Š—ȱœŽ—œ˜›ȱ•Š’——¢Šȱ•Ž‹’‘ȱ’ž“ž”Š—ȱž—ž”ȱ–Ž›Ž”Š–ȱŠŠȱŠ›’ȱ
Š›ŽŠȱ‹Ž›ŸŽŽŠœ’ǯȱŽ—œ˜›ȬœŽ—œ˜›ȱ’—’ȱ’œŽ‹žȱȱœŠ•ž›Š—Ȧ”Š—Š•ǰȱŠ•Š–ȱ‹Š‘ŠœŠȱ•Ž‹’‘ȱ
populer adalah band.
2.7 Sistem Satelit Landsat
ŠŽ•’ȱŠ—œŠȱ–Ž›ž™Š”Š—ȱœŠ•Š‘ȱœŠžȱœŠŽ•’ȱ¢Š—ȱ‹Ž›ž“žŠ—ȱ–Ž–Š—Šžȱœž–‹Ž›ȱ
Š¢Šȱ•Š‘Š—ȱ¢Š—ȱ’”Ž–‹Š—”Š—ȱ˜•Ž‘ȱȱŠ—ȱŽ™Š›Ž–Ž—ȱŠ•Š–ȱŽŽ›’ȱ
–Ž›’”ŠȱŽ›’”Šǯȱ’œŽ–ȱœŠŽ•’ȱŠ—œŠȱ’‹Š‘ŠœȱœŽŒŠ›Šȱ”‘žœžœȱ™ŠŠȱ‹Š’Š—ȱ’—’ȱ
karena citra Landsat merupakan citra yang paling banyak digunakan dalam
™Ž–‹žŠŠ—ȱ ™ŽŠȱ žž™Š—ȱ •Š‘Š—ȱ Š—ȱ Š™•’”Šœ’ȱ •Š’——¢Šǯȱ Š•ȱ ’—’ȱ ’”Š›Ž—Š”Š—ȱ
optimalnya kombinasi antara ketiga resolusi yang telah dibahas sebelumnya.
Žœ˜•žœ’ȱœ™Šœ’Š•ȱŠ›’ȱŒ’›ŠȱŠ—œŠȱŒž”ž™ȱ‹Š’”ȱǻřŖȱ–ǼǰȱŠ—ȱ”˜–‹’—Šœ’ȱœŽ—œ˜›ȱ
›Š’˜–Ž›’”—¢Šȱ ™ž—ȱ Œž”ž™ȱ ’—’ȱ ǻ–Ž–™ž—¢Š’ȱ şȱ ”Š—Š•Ǽǯȱ ’œŠ–™’—ȱ ’žȱ
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
27
cakupan area per lembar (sceneǼȬ—¢Šȱ Œž”ž™ȱ •žŠœȱ œŽ‘’—Šȱ Žęœ’Ž—ȱ ž—ž”ȱ
digunakan dalam aplikasi pemetaan di area yang besar. Resolusi temporal
Š—œŠȱŠŠ•Š‘ȱŗŜȱ‘Š›’ȱŠ—ȱ”Š›Ž—Šȱ“Š—”Šȱ Š”žȱ™Ž—˜™Ž›Šœ’Š—ȱ¢Š—ȱŒž”ž™ȱ
•Š–Šǰȱ Š—œŠȱ –Ž–’•’”’ȱ ”Ž•Ž—”Š™Š—ȱ ŠŠȱ ‘’œ˜›’œȱ Š–Šȱ ‹Š’”ǯȱ Š›Šȱ Œ’›Šȱ
Š—œŠȱ™ž—ȱ’Š”ȱŽ›•Š•žȱ–Š‘Š•ǯȱŽ‹Š’Š—ȱŠŠȱ¢Š—ȱ’Š–‹’•ȱŠ•Š–ȱ”ž›ž—ȱ
Š”žȱŗşŝŖȬŘŖŖŘȱŠ™Šȱ’™Ž›˜•Ž‘ȱœŽŒŠ›Šȱ›Š’œȱ–Ž•Š•ž’ȱœ’žœȱ•˜‹Š•ȱŠ—Œ˜ŸŽ›ȱ
ŠŒ’•’¢ȱ ǻȬȱ http://glcf.umiacs.umd.edu/index.shtml). Bahkan, pada
‹ž•Š—ȱ™›’•ȱŘŖŖŞǰȱŽ™Š›Ž–Ž—ȱŽ˜•˜¢ȱŠ—ȱž›ŸŽ¢ȱ–Ž›’”ŠȱŽ›’”Šȱǻ—’Žȱ
ŠŽœȱŽ˜•˜’ŒŠ•ȱž›ŸŽ›ȦǼȱ–Ž—ž–ž–”Š—ȱ‹Š‘ ŠȱœŽ•ž›ž‘ȱ”˜•Ž”œ’ȱŠŠȱ
Š—œŠȱœŽ•Š–ŠȱřśȱŠ‘ž—ȱ–ŠœŠȱŠ”’—¢ŠȱŠ”Š—ȱŠ™Šȱ’Š”œŽœȱ˜•Ž‘ȱ™ž‹•’”ȱœŽŒŠ›Šȱ
Œž–ŠȬŒž–Šȱ™ŠŠȱŠ”‘’›ȱŠ‘ž—ȱŘŖŖŞǯȱŠŠȬŠŠȱŽ›œŽ‹žȱŠ™Šȱ’Š”œŽœȱ–Ž•Š•ž’ȱ
situs ‘Ĵ™DZȦȦ•˜Ÿ’œǯžœœǯ˜v dan ‘Ĵ™DZȦȦŽŠ›‘Ž¡™•˜›Ž›ǯžœœǯ˜v
Kelemahan citra Landsat terletak pada sensor yang bersifat pasif. Kualitas
data yang dihasilkan oleh sensor-sensor Landsat amat tergantung pada
”˜—’œ’ȱŠ–˜œŽ›ȱ™ŠŠȱœŠŠȱ™Ž›Ž”Š–Š—ǯȱŠ—¢ŠȱŠ Š—ǰȱ”Š‹žȱŠ—ȱŠœŠ™ǰȱŠŠžȱ
gangguan atmosfer lainnya akan mengakibatkan menurunnya kualitas data
¢Š—ȱ ’‘Šœ’•”Š—ǯȱ Š•ȱ ’—’ȱ Ž›žŠ–Šȱ Ž›“Š’ȱ ’ȱ ŠŽ›Š‘ȱ ›˜™’œȱ ’ȱ œŽ”’Š›ȱ Š›’œȱ
”‘Šž•’œ’ Šǰȱ ’–Š—Šȱ žž™Š—ȱ Š Š—ȱ ’—’ȱ Š—ȱ –Ž›ŠŠȱ œŽ™Š—“Š—ȱ Š‘ž—ȱ
sehingga mempersulit pengamatan lahan menggunakan Landsat. Pada akhir
Š‘ž—ȱŘŖŖŘǰȱœŠ•Š‘ȱœŠžȱ™Ž–’—Š’ȱǻscanne›Ǽȱ™ŠŠȱœŽ—œ˜›ȱŠ—œŠȱŝȱ—‘Š—ŒŽȱ
Thematic Mapper+ (ETM+) mengalami kerusakan, yang mengakibatkan
timbulnya kesalahan yang disebut striping yaitu garis tanpa data yang terletak
ŸŽ›’ŒŠ•ȱœŽŠ›Š‘ȱŠ›’œȱ™Ž–’—Š’Š—ǯȱŠ–™Š’ȱ‘Š›’ȱ’—’ȱ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱœŽ—œ˜›ȱŽ›œŽ‹žȱ
‹Ž•ž–ȱ Š™Šȱ ’™Ž›‹Š’”’ǯȱ Š•ȱ ’—’ȱ –Ž›ž™Š”Š—ȱ ™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—ȱ •Š’——¢Šȱ Š•Š–ȱ
penggunaan Landsat.
Ž—œ˜›ȱ™ŠŠȱ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ“Šž‘ȱ’”Ž—Š•ȱŽ—Š—ȱ’œ’•Š‘ȱband atau kanal. Pada
sistem satelit Landsat, masing-masing kanal berfungsi merekam pantulan
œ’—Š›ȱ –ŠŠ‘Š›’ȱ Ž—Š—ȱ ™Š—“Š—ȱ Ž•˜–‹Š—ȱ ¢Š—ȱ ‹Ž›ŠŠ–ȱ •Ž‘ȱ ”Š›Ž—Šȱ ’žȱ
–Šœ’—Ȭ–Šœ’—ȱ”Š—Š•ȱ™ŠŠȱŠ—œŠȱ–Ž–’•’”’ȱž—œ’ȱ¢Š—ȱœ™Žœ’ę”ǯȱŠ‹Ž•ȱŘǯŗȱ
menguraikan secara umum fungsi dari masing-masing kanal citra Landsat
untuk interpretasi lahan dan tutupannya.
2.8 Citra satelit dan tutupan lahan
Ž‹ŠŠ’–Š—ŠȱħŽ•Šœ”Š—ȱ™ŠŠȱ‹Š’Š—ȱœŽ‹Ž•ž–—¢ŠǰȱœŽ‹Š’Š—ȱ‹ŽœŠ›ȱŠŠȱŒ’›Šȱ
satelit adalah hasi perekaman pantulan sinar matahari oleh permukaan
bumi. Pantulan sinar matahari ini direkam dalam bentuk nilai digital (digital
—ž–‹Ž›ȦǼǯȱ’•Š’ȱ’’Š•ȱŠ–Šȱ‹Ž›ŸŠ›’Šœ’ȱŽ›Š—ž—ȱŠ›’ȱ“Ž—’œȱ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ
‹ž–’ȱ ¢Š—ȱ –Ž–Š—ž•”Š—ȱ œ’—Š›ȱ –ŠŠ‘Š›’ǯȱ ȱ Ž‹ŠŠ’ȱ Œ˜—˜‘ǰȱ ™Š—ž•Š—ȱ Š›’ȱȱ
atap rumah di kawasan pemukiman sangat berbeda nilai digitalnya dengan
pantulan dari kanopi pohon di kawasan hutan. Perbedaan nilai pantulan dari
28
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
masing-masing obyek di permukaan bumi dikenal dengan istilah ciri spektral
(spectral signature). Untuk mudahnya, ciri spektral dapat dilihat dari adanya
perbedaan warna berbagai obyek di permukaan bumi yang ditampilkan melalui
Œ’›Šȱ œŠŽ•’ǯȱ Š—¢Šȱ ™Ž›‹ŽŠŠ—ȱ —’•Š’ȱ ™Š—ž•Š—ȱ ’—’•Š‘ȱ ¢Š—ȱ –Ž–ž—”’—”Š—ȱ
kita untuk melakukan pemetaan tutupan lahan dengan membedakan dan
mengenali ciri spektral dari masing-masing obyek. Dibutuhkan beberapa
™›˜œŽœȱž—ž”ȱŠ™Šȱ–Ž—Ž›“Ž–Š‘”Š—ȱ—’•Š’ȱœ™Ž”›Š•ȱ–Ž—“Š’ȱ’—˜›–Šœ’ȱžž™Š—ȱ
lahan. Keseluruhan proses ini disebut proses interpretasi citra satelit.
Š‹Ž•ȱŘǯŗȱŠ•ž›Š—ȱ’›ŠȱŠ—œŠȱ
Band
Kisaran
Ž•˜–‹Š—ȱǻΐ–Ǽ
ŗ
ŖǰŚśȱȮȱŖǰśŘ
Ř
ŖǰśŘȱȮȱŖǰŜŖ
ř
ŖǰŜřȱȮȱŖǰŜş
Ś
ŖǰŝŜȱȮȱŖǰşŖ
ś
ŗǰśśȱȮȱŗǰŝś
Ŝ
ŘǰŖŞȱȮȱŘǰřś
ŝ
ŗŖǰŚŖȱȮȱŗŘǰśŖ
Ş
Pankromatik
Kegunaan Utama
Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan,
tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan
lahan.
Pengamatan pantulan vegetasi dari zat
‘ħŠžȱ Šž—ǯȱ Ž—Š–ŠŠ—ȱ ’—’ȱ ’–Š”œž”Š—ȱ
ž—ž”ȱ –Ž–‹ŽŠ”Š—ȱ “Ž—’œȱ ŸŽŽŠœ’ȱ Š—ȱ ž—ž”ȱ
membedakan tanaman sehat terhadap tanaman
yang tidak sehat
Š—Š•ȱ Ž›™Ž—’—ȱ ž—ž”ȱ –Ž–‹ŽŠ”Š—ȱ “Ž—’œȱ
ŸŽŽŠœ’ǯȱ Š•ž›Š—ȱ ’—’ȱ Ž›•ŽŠ”ȱ ™ŠŠȱ œŠ•Š‘ȱ œŠžȱ
ŠŽ›Š‘ȱ™Ž—¢Ž›Š™Š—ȱ”•˜›˜ę•ȱ
Kanal yang peka terhadap biomasa vegetasi.
žŠȱ ž—ž”ȱ ’Ž—’ꔊœ’ȱ “Ž—’œȱ Š—Š–Š—ǯȱ
Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman
serta lahan dan air.
Š—Š•ȱ™Ž—’—ȱž—ž”ȱ™Ž–‹ŽŠŠ—ȱ“Ž—’œȱŠ—Š–Š—ǰȱ
kandungan air pada tanaman, kondisi
kelembapan tanah.
Untuk membedakan formasi batuan dan untuk
pemetaan hidrotermal.
•Šœ’ꔊœ’ȱŸŽŽŠœ’ǰȱŠ—Š•’œ’œȱŠ—žŠ—ȱŸŽŽŠœ’ǯȱ
Pembedaan kelembaban tanah, dan keperluan
•Š’—ȱ¢Š—ȱ‹Ž›‘ž‹ž—Š—ȱŽ—Š—ȱŽ“Š•ŠȱŽ›–Š•ǯ
ž’ȱ”˜Šǰȱ™Ž—Š“Š–Š—ȱ‹ŠŠœȱ•’—’Ž›ǰȱŠ—Š•’œ’œȱŠŠȱ
ruang
2.9 Langkah-langkah interpretasi citra
Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ ’œŽ‹ž”Š—ȱ ’ŠŠœǰȱ ’—Ž›™›ŽŠœ’ȱ Œ’›Šȱ œŠŽ•’ȱ Ž›’›’ȱ Š›’ȱ
sekumpulan langkah yang saling berkaitan untuk menghasilkan informasi
¢Š—ȱŠ”ž›ŠǯȱŽŒŠ›Šȱž–ž–ȱŽ›Š™ŠȱŚȱ•Š—”Š‘ȱžŠ–ŠȱŠ•Š–ȱ™›˜œŽœȱ’—Ž›™›ŽŠœ’ȱ
ž—ž”ȱ–Ž—‘Šœ’•”Š—ȱ’—˜›–Šœ’ȱžž™Š—ȱ•Š‘Š—DZ
ŗǯȱ Pra pengolahan citra satelit
Řǯȱ Pengolahan citra satelit
řǯȱ •Šœ’ꔊœ’
Śǯȱ —Š•’œŠȱŠŠȱ™ŠœŒŠȱ”•Šœ’ꔊœ’
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
29
2.9.1 Pra-pengolahan citra satelit
Langkah pertama dalam proses interpretasi adalah pra pengolahan citra.
Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang selalu
ŠŠȱ ™ŠŠȱ ŠŠȱ Œ’›Šȱ œŠŽ•’ȱ ¢Š’žDZȱ kesalahan radiometrik dan kesalahan
geometrik.
Kesalahan radiometrik adalah kesalahan perekaman nilai pantulan sinar
matahari akibat faktor atmosfer, kerusakan sensor, arah dan intensitas cahaya
–ŠŠ‘Š›’ǰȱ™Ž—Š›ž‘ȱ˜™˜›ŠęǰȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱŽ”ȱŠ›’ȱ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ’—’ȱ–Ž–‹žŠȱ
nilai piksel yang ditampilkan oleh citra satelit bukanlah nilai murni pantulan
yang sebenarnya, akan tetapi nilai pantulan yang dipengaruhi kesalahan
radiometrik. Kesalahan geometrik adalah kesalahan penempatan piksel
Š”’‹Šȱ ™Ž—Š›ž‘ȱ Ž˜–Ž›’”ǰȱ –’œŠ•—¢ŠDZȱ Š”˜›ȱ ”Ž•Ž—”ž—Š—ȱ ‹ž–’ǰȱ Š”˜›ȱ
kerusakan sensor, dan lain-lain. Kesalahan ini mengakibatkan obyek yang
’ž—“ž””Š—ȱ˜•Ž‘ȱŒ’›ŠȱœŠŽ•’ȱ’Š”ȱ’”˜›Ž•Šœ’”Š—ȱŽ—Š—ȱ™˜œ’œ’ȱœŽ‹Ž—Š›—¢Šȱ’ȱ
permukaan bumi. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan ini, diperlukan
pra pengolahan citra satelit. Kesalahan radiometrik diperbaiki dengan proses
koreksi radiometrik. ŽŠ—”Š—ȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ Ž˜–Ž›’”ȱ ’™Ž›‹Š’”’ȱ Ž—Š—ȱ
”˜›Ž”œ’ȱŽ˜–Ž›’”Ȧ›Ž”’ꔊœ’ǯ
2.9.2 Koreksi radiometrik
Koreksi radiometrik adalah proses untuk meniadakan ganguan (noise) yang
Ž›“Š’ȱ Š”’‹Šȱ ™Ž—Š›ž‘ȱ Š–˜œŽ›’”ȱ –Šž™ž—ȱ ”Š›Ž—Šȱ ™Ž—Š›ž‘ȱ œ’œŽ–Š’”ȱ
perekaman citra. Terdapat berbagai macam metode untuk melakukan koreksi
radiometrik pada citra satelit. Metode yang paling sederhana disebut metode
dark object substraction (DOS). ȱ –Ž—Šœž–œ’”Š—ȱ ‹Š‘ Šȱ —’•Š’ȱ ’’Š•ȱ
obyek tergelap di permukaan bumi haruslah nol. Pada kenyataannya, nilai
digital pada masing-masing kanal (band) di sebuah citra satelit tidak selalu
—˜•ǯȱ˜›Ž”œ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ȱ–Ž—ž—Š”Š—ȱȱ’•Š”ž”Š—ȱŽ—Š—ȱ–Ž—ž›Š—’ȱ
nilai digital pada masing-masing kanal sehingga didapatkan nilai nol untuk
obyek dengan pantulan terendah.
Jika y adalah nilai spektral masing-masing piksel dan kisarannya adalah ymin
Ȯȱ¢–Š¡ȱǰȱ–Š”Šȱ”˜›Ž”œ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ȱ–Ž—ž—Š”Š—ȱȱŠŠ•Š‘
ykoreksi= y - ymin
’œŠ•—¢Šǰȱ”Š—Š•Ȧ‹Š—ȱŗȱ’ȱŒ’›ŠȱŠ—œŠȱ–Ž–’•’”’ȱ›Ž—Š—ȱ—’•Š’ȱŠ—Š›ŠȱŘśȱȮȱŘřŖǯȱȱ
’•Š’ȱ–’—’–ž–ȱŘśȱ–Ž›ž™Š”Š—ȱ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ”Š›Ž—Šȱ—’•Š’ȱœŽ‘Š›žœ—¢ŠȱŠŠ•Š‘ȱ—˜•ǯȱ
˜›Ž”œ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ȱ’•Š”ž”Š—ȱŽ—Š—ȱ™Ž›œŠ–ŠŠ—ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
Nilai piksel terkoreksi = nilai piksel - 25
30
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
Ž•Š’—ȱ–Ž˜Žȱǰȱ–Šœ’‘ȱ‹Š—¢Š”ȱ–Ž˜Žȱ•Š’—ȱ¢Š—ȱŠ™Šȱ’ž—Š”Š—ȱž—ž”ȱ
–Ž•Š”ž”Š—ȱ”˜›Ž”œ’ȱ›Š’˜–Ž›’”ǯȱŽ›’”žȱ™Ž—“Ž•ŠœŠ—ȱœ’—”Šȱ–Ž—Ž—Š’ȱ–Ž˜ŽȬ
–Ž˜ŽȱŽ›œŽ‹žDZ
x Koreksi relatif
Merupakan proses koreksi radiometrik yang dilakukan pada citra dengan
sensor yang sama akan tetapi direkam pada waktu yang berbeda. Proses
koreksi dilakukan dengan membangun korelasi berdasarkan nilai spektral
pada lokasi-lokasi yang tidak mengalami perubahan di kedua citra tersebut.
Koreksi ini biasanya dilakukan untuk dalam proses pemetaan tutupan lahan
multiwaktu (time series)
x Koreksi absolut
Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ Ž•Š‘ȱ ħŽ•Šœ”Š—ǰȱ Š•Š–ȱ ™›˜œŽœȱ ™Ž›Ž”Š–Š—ȱ ŠŠǰȱ œŽ—œ˜›ȱ
™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ “Šž‘ȱ Š”Š—ȱ –Ž›ž‹Š‘ȱ —’•Š’ȱ ™Š—ž•Š—ȱ œ’—Š›ȱ –ŠŠ‘Š›’ȱ –Ž—“Š’ȱ
—’•Š’ȱ ħ’Š•ǰȱ ž–ž—¢Šȱ ™ŠŠȱ œ”Š•Šȱ ŖȬŘśśǯȱ ˜›Ž”œ’ȱ Š‹œ˜•žȱ –Ž—ž‹Š‘ȱ ”Ž–‹Š•’ȱ
—’•Š’ȱ ħ’Š•ȱ –Ž—“Š’ȱ —’•Š’ȱ ™Š—ž•Š—ȱ œ’—Š›ȱ –ŠŠ‘Š›’ȱ ¢Š—ȱ œŽ‹Ž—Š›—¢Šǯȱ Š”˜›Ȭ
faktor yang dipertimbangkan dalam koreksi absolut antara lain sudut elevasi
–ŠŠ‘Š›’ǰȱ“Š›Š”ȱ‹ž–’Ȭ–ŠŠ‘Š›’ǰȱŠ—ȱœŽ‹ŠŠ’—¢Šǯ
x Koreksi atmosfer
Koreksi atmosfer merupakan salah satu algoritma koreksi radiometrik
yang relatif baru. Koreksi ini dilakukan dengan mempertimbangkan
berbagai parameter atmosfer dalam proses koreksi. termasuk faktor musim,
dan kondisi iklim di lokasi perekaman citra (misalnya tropis, sub-tropis,
Š—ȱ •Š’—Ȭ•Š’—Ǽǯȱ ŽŒŠ›Šȱ ž–ž–ȱ Š™Šȱ ’”ŠŠ”Š—ȱ ‹Š‘ Šȱ ”˜›Ž”œ’ȱ Š–˜œŽ›ȱ
merupakan pengembangan dari koreksi absolut. Kelebihannya adalah pada
kemampuannya untuk memperbaiki gangguan atmosfer seperti kabut tipis,
asap, dan lain-lain.
2.9.3 Koreksi geometrik
Koreksi geometrik dilakukan dengan mengasosiasikan piksel pada citra
satelit dengan lokasi sebenarnya di permukaan bumi. Pada penerapannya,
lokasi tersebut ini biasanya dilambangkan oleh titik yang diukur langsung
™ŠŠȱ˜‹¢Ž”ȱŽ›Ž—žȱ¢Š—ȱ–žŠ‘ȱ’”Ž—Š•’ȱ™ŠŠȱŒ’›Šȱ–’œŠ•—¢ŠDZȱ™Ž›œ’–™Š—Š—ȱ
“Š•Š—ǰȱ ™Ž›ŒŠ‹Š—Š—ȱ œž—Š’ǰȱ Š—ȱ •Š’—Ȭ•Š’—Ǽǯȱ ’’”ȱ ”˜›Ž”œ’ȱ ’—’ȱ ’”Ž—Š•ȱ Ž—Š—ȱ
sebutan titik kontrol lapangan (ground control pointȦǼǯȱ Ž’Š™ȱ ȱ Š”Š—ȱ
mengasosiasikan satu posisi pada citra satelit dengan posisi sebenarnya di
™Ž›–ž”ŠŠ—ȱ‹ž–’ǯȱŽ›Š™ŠȱžŠȱ–Ž˜Žȱ”˜›Ž”œ’ȱŽ˜–Ž›’”DZȱ”˜›Ž”œ’ȱŽ˜–Ž›’”ȱ
dari citra ke peta dan koreksi geometrik dari citra ke citra. Perbedaan
mendasar dari dua metode ini adalah sumber informasi yang digunakan untuk
–Ž—‘Šœ’•”Š—ȱǯȱŠŠȱ”˜›Ž”œ’ȱŽ˜–Ž›’”ȱŠ›’ȱŒ’›Šȱ”Žȱ™ŽŠǰȱȱ’‘Šœ’•”Š—ȱ
Š›’ȱ™ŽŠȱ¢Š—ȱ–Ž–’•’”’ȱ”˜˜›’—ŠǯȱŽŠ—”Š—ȱ™ŠŠȱ–Ž˜Žȱ”˜›Ž”œ’ȱŒ’›Šȱ”Žȱ
Œ’›Šǰȱȱ’‘Šœ’•”Š—ȱŠ›’ȱŒ’›ŠȱœŠŽ•’ȱ•Š’—ȱ¢Š—ȱŽ•Š‘ȱŽ›”˜›Ž”œ’ǯȱ
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
31
2.9.4 Pengolahan citra satelit
Data citra satelit pada kenyataannya tidak mudah untuk diinterpretasi.
Š¢Š—”Š—ǰȱž—ž”ȱŒ’›ŠȱŠ—œŠȱ–’œŠ•—¢ŠǰȱŠŠȱŘśśȱ—’•Š’ȱ’’Š•ȱ¢Š—ȱ‹Ž›‹ŽŠȱ
Š›’ȱ ŝȱ ȱ ”Š—Š•ȱ ¢Š—ȱ ŠŠǯȱ ’”Šȱ ’”˜–‹’—Šœ’”Š—ȱ –Š”Šȱ “ž–•Š‘ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ ¢Š—ȱ
Ž›œŽ’ŠȱŠŠ•Š‘ȱŘśśȱ¡ȱŝǯȱž–•Š‘ȱ’—’ȱ‹Š—¢Š”ȱœŽ”Š•’ȱŠ—ȱ‘Š–™’›ȱ–žœŠ‘’•ȱž—ž”ȱ
diinterpretasi dengan mudah. Pengolahan citra satelit dilakukan untuk
menghasilkan data awal yang dapat menyederhanakan informasi citra satelit.
Terdapat banyak sekali metode pengolahan citra (image processing). Dalam
pelatihan ini metode yang akan dibahas adalah metode pembuatan indeks
vegetasi dan transformasi citra yang paling umum digunakan.
.ODVLÀNDVL
•Šœ’ꔊœ’ȱ ŠŠ•Š‘ȱ ™›˜œŽœȱ žŠ–Šȱ ¢Š—ȱ ’™Ž›•ž”Š—ȱ ž—ž”ȱ –Ž—‘Šœ’•”Š—ȱ ™ŽŠȱ
tutupan lahan dari citra satelit. Proses ini amat menentukan tingkat akurasi dan
”ŽŽŠ’•Š—ȱ’—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱ’‘Šœ’•”Š—ǯȱ›’—œ’™ȱŠœŠ›ȱ™›˜œŽœȱ”•Šœ’ꔊœ’ȱŠŠ•Š‘ȱ
mengelompokkan piksel ke dalam kelas-kelas yang berbeda dan memberikan
label atau nama pada kelas-kelas tersebut berdasarkan pengenalan elemenelemen obyek yang ada pada kelas-kelas tersebut. Elemen-elemen obyek
™ŠŠȱ Œ’›Šȱ œŠŽ•’ȱ ¢Š—ȱ ’ž—Š”Š—ȱ ž—ž”ȱ ™›˜œŽœȱ ”•Šœ’ꔊœ’ȱ Š—ȱ ’—Ž›™›ŽŠœ’ȱ
Œ’›ŠȱŠŠ•Š‘DZ
1. Warna
Š›—Šȱ ŠŠ•Š‘ȱ ™Š›Š–ŽŽ›ȱ žŠ–Šȱ ¢Š—ȱ Š–Šȱ –Ž–‹Š—žȱ ™›˜œŽœȱ ’—Ž›™›ŽŠœ’ȱ
Œ’›Šȱ œŠŽ•’ǯȱ Š›—Šȱ Ž›Ž—žȱ Š™Šȱ ’Šœ˜œ’Šœ’”Š—ȱ Ž—Š—ȱ ’™Žȱ žž™Š—ȱ •Š‘Š—ȱ
tertentu. Perlu diketahui bahwa spektrum warna yang tampak oleh mata
manusia hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan spektrum gelombang yang
ada, kelompok kecil disebut sinar tampak (visible spectrum)ȱ ǻŠ–‹Š›ȱ ŘǯŗŘǼǯȱ
Pada data PJJ, spektrum warna yang tersedia berkisar antara kelompok sinar
Š–™Š”ȱœŠ–™Š’ȱŽ—Š—ȱ”Ž•˜–™˜”ȱœ’—Š›ȦŽ•˜–‹Š—ȱ’—›Šȱ–Ž›Š‘ǯȱȱ˜–‹’—Šœ’ȱ
antara sinar tampak dan sinar infra merah dapat menghasilkan kombinasi
warna yang memungkinkan untuk melakukan pemisahan tipe-tipe tutupan
lahan.
2. Bentuk (shape)
Ž—ž”ȱ ‹Ž›”Š’Š—ȱ Ž—Š—ȱ Œ’›’ȱ ”Ž›žŠ—Š—ȱ œŽ‹žŠ‘ȱ ˜‹¢Ž”ǰȱ ”˜—ꐞ›Šœ’ǰȱ Š—ȱ
batasnya. Bentuk adalah parameter pembantu lainnya dalam proses
interpretasi. Bentuk obyek sungai amat berbeda dengan bentuk sebuah
”Ž•˜–™˜”ȱ ™Ž–ž”’–Š—ǯȱ Ž—ž”ȱ ‹ŠŠœȱ ‘žŠ—ȱ ¢Š—ȱ ’Š”ȱ Ž›Šž›ȱ “žŠȱ Š–Šȱ
berbeda dengan perkebunan yang cenderung teratur.
32
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
Gambar 2.12. Spektrum warna dan gelombang lainnya
3. Ukuran (size)
”ž›Š—ȱŠ™Šȱ‹Ž›ž™Šȱ“Š›Š”ǰȱ™Š—“Š—ǰȱ•Ž‹Š›ǰȱŠŠžȱ•žŠœŠ—ȱœŽ‹žŠ‘ȱ˜‹¢Ž”ǯȱ”ž›Š—ȱ
dapat membantu memisahkan obyek-obyek tertentu yang sulit dipisahkan
‘Š—¢Šȱ Ž—Š—ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ Š›—Šȱ Š—ȱ ‹Ž—ž”ȱ œŠ“Šǯȱ ’œŠ•—¢Šǰȱ ž”ž›Š—ȱ
sebuah kelompok pertanian rakyat akan amat berbeda dengan perkebunan
milik perusahaan, sekalipun tutupan lahannya serupa.
4. Tekstur
Ž”œž›ȱ Š™Šȱ ’Žę—’œ’”Š—ȱ œŽŒŠ›Šȱ œŽŽ›‘Š—Šȱ œŽ‹ŠŠ’ȱ ›Ž” Ž—œ’ȱ ™Ž›ž‹Š‘Š—ȱ
warna pada sekelompok obyek yang dianalisa. Tekstur biasanya
’”Ž•˜–™˜””Š—ȱ –Ž—“Š’ȱ ”kasar” atau ”halus”. ȱ žŠ—ȱ ž–ž–—¢Šȱ Ž›•’‘Šȱ
Š•Š–ȱ Ž”œž›ȱ ¢Š—ȱ ŒŽ—Ž›ž—ȱ ”ŠœŠ›ȱ ’ȱ œŽ‹žŠ‘ȱ Œ’›Šȱ œŠŽ•’ǯȱ Š•ȱ ’—’ȱ Ž›“Š’ȱ
”Š›Ž—Šȱ œ›ž”ž›ȱ ™Ž™˜‘˜—Š—ȱ ¢Š—ȱ ‘ŽŽ›˜Ž—ǯȱ Ž‹Š•’”—¢Šȱ ™Ž›”Ž‹ž—Š—ȱ œŠ ’ȱ
Š”Š—ȱ Ž›•’‘Šȱ ‹Ž›Ž”œž›ȱ ‘Š•žœȱ ’”Š›Ž—Š”Š—ȱ ž–ž›ȱ Š—ȱ “Ž—’œȱ Š—Š–Š—ȱ ¢Š—ȱ
seragam
5. Pola (ŠĴŽ›—Ǽ
Pola adalah pengaturan keruangan obyek-obyek di permukaan bumi. Pola
yang cenderung teratur dan berulang mengindikasikan tipe tutupan lahan
¢Š—ȱ’”Ž•˜•ŠȱœŽŒŠ›Šȱ’—Ž—œ’ǯȱŽ‹Š•’”—¢Šȱ™˜•Šȱ¢Š—ȱŠŒŠ”ȱŠ—ȱ’Š”ȱœŽ›ŠŠ–ȱ
dapat merupakan indikasi adanya sistem pertanian berpindah dan lain
sebagainya.
6. Bayangan
Š¢Š—Š—ȱ’–‹ž•ȱŠ”’‹ŠȱœžžȱŠŠ—ȱœ’—Š›ȱ–ŠŠ‘Š›’ȱŠŠžȱŠ”’‹Šȱ˜™˜›Šęȱ
dan lereng. Untuk interpretasi citra beresolusi tinggi, bayangan amat
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
33
–Ž–‹Š—žȱ–Ž—ŽŠœ”Š—ȱ‹Ž—ž”ȱœŽ‹žŠ‘ȱ˜‹¢Ž”ǯȱ”Š—ȱŽŠ™’ȱ™ŠŠȱŒ’›ŠȱœŠŽ•’ȱ
dengan resolusi rendah sampai menengah, bayangan seringkali menggangu
proses interpretasi karena menurunkan nilai spektral suatu area.
7. Situs/ lokasi (site)
’žœȱ–Ž—ž—“ž””Š—ȱ•˜”Šœ’ȱœŽ‹žŠ‘ȱ˜‹¢Ž”ǯȱ’œŠ•—¢Šǰȱ’ȱœŽ‹Ž•Š‘ȱžŠ›ŠȱŽœŠǰȱ
™’—’›ȱœž—Š’ȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱ’žœȱ‹’ŠœŠ—¢Šȱ’ž—Š”Š—ȱ‹Ž›œŠ–ŠȬœŠ–Šȱ
dengan elemen lain dalam proses intepretasi.
8. Asosiasi
œ˜œ’Šœ’ȱŠ™Šȱ’Š›’”Š—ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ”ŽŽ›”Š’Š—ȱŠ—Š›Šȱ˜‹¢Ž”ȱ¢Š—ȱœŠžȱŽ—Š—ȱ
yang lain. Karena adanya keterkaitan itu maka terlihatnya suatu obyek pada
Œ’›ŠȱœŽ›’—ȱ–Ž›ž™Š”Š—ȱ™Žž—“ž”ȱ‹Š’ȱ˜‹¢Ž”ȱ¢Š—ȱ•Š’—ǯ
Gambar 2.13. Contoh tampilan citra satelit. Di dalamnya terlihat berbagai
elemen interpretasi.
$QDOLVDGDWDSDVFDNODVLÀNDVL
ŽŒŠ›Šȱ ž–ž–ȱ ™›˜œŽœȱ ™ŠœŒŠȱ ”•Šœ’ꔊœ’ȱ –Ž–’•’”’ȱ Řȱ ž“žŠ—DZȱ ȱ ǻ’Ǽȱ –Ž—‘’ž—ȱ
tingkat kesalahan dari informasi yang dihasilkan, dan (ii) melakukan analisa
–Šž™ž—ȱ ™Ž–˜Ž•Š—ȱ œŽœžŠ’ȱ Ž—Š—ȱ ž“žŠ—ȱ Š—ȱ ™Ž›–ŠœŠ•Š‘Š—ȱ ¢Š—ȱ ’—’—ȱ
’™ŽŒŠ‘”Š—ȱŽ—Š—ȱ–Ž—ž—Š”Š—ȱ‘Šœ’•ȱ”•Šœ’ꔊœ’ȱœŽ‹ŠŠ’ȱœŠ•Š‘ȱœŠžȱ’—™žȱ
datanya.
Tingkat akurasi data hasil pengolahan citra satelit diukur dengan
–Ž–‹Š—’—”Š——¢ŠȱŽ—Š—ȱ”˜—’œ’ȱœŽ‹Ž—Š›—¢Šȱ’ȱ•Š™Š—Š—ǯȱŽ—žȱœŠ“Šȱ’Š”ȱ
34
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
œŽ–žŠȱ•˜”Šœ’ȱ™ŠŠȱŒ’›ŠȱŠ™Šȱ’ŒŽ”ȱ’ȱ•Š™Š—Š—ǯȱ•Ž‘ȱ”Š›Ž—Šȱ’žȱ™Ž—Š›’”Š—ȱ
œŠ–™Ž•ȱ¢Š—ȱ‹Š’”ȱ™Ž›•žȱ’•Š”ž”Š—ȱŠ—ȱœŽ•Š—“ž—¢ŠȱŠ—Š•’œŠȱœŠ’œ’”ȱœŽŽ›‘Š—Šȱ
‹’œŠȱ ’™Ž›ž—Š”Š—ȱ ž—ž”ȱ –Ž—‘’ž—ȱ —’•Š’ȱ Š”ž›Šœ’ǯȱ —Š•’œŠȱ ’—’ȱ ’•Š”ž”Š—ȱ
Ž—Š—ȱ –Ž–‹žŠȱ –Š›’”œȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ž—ž”ȱ –Ž—‘’ž—ȱ “ž–•Š‘ȱ œŠ–™Ž•ȱ
¢Š—ȱ Ž›”•Šœ’ꔊœ’ȱ Ž—Š—ȱ ‹Ž—Š›ȱ ™ŠŠȱ Œ’›Šȱ œŠŽ•’ǯȱ Š›’”œȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ’—’ȱ
umum disebut confusion matrix. ”ž›Š—ȱ’—”ŠȱŠ”ž›Šœ’ȱ‹’ŠœŠ—¢Šȱ’œŠ“’”Š—ȱ
Ž—Š—ȱ Š—”Šȱ ™Ž›œŽ—ŠœŽȱ ¢Š—ȱ –Ž—ž—“ž””Š—ȱ Žœ’–Šœ’ȱ “ž–•Š‘ȱ ’—˜›–Šœ’ȱ
yang benar. Perlu diperhatikan bahwa dalam interpreatsi citra satelit, adalah
–žœŠ‘’•ȱž—ž”ȱ–Ž—‘Šœ’•”Š—ȱŠŠȱŽ—Š—ȱ’—”Šȱ”Ž‹Ž—Š›Š—ȱŗŖŖƖǯȱSelalu
ada kesalahan dalam proses penarikan informasi dari citra satelit. Š•ȱ
yang perlu dilakukan adalah menekan tingkat kesalahan sampai serendah
–ž—”’—ǰȱ Ž—Š—ȱ ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ Ž”—’”ȱ Š—ȱ Ž—Š—ȱ –Ž˜Žȱ ’Ž›Šœ’ǯȱ Ž‹ŠŠ’ȱ
bagian dari proses iterasi, apabila tingkat akurasi lebih rendah dari yang bisa
’Ž›’–Šǰȱ –Š”Šȱ ™›˜œŽœȱ ”•Šœ’ꔊœ’ȱ ‘Š›žœȱ ’ž•Š—’ȱ Ž—Š—ȱ ™Ž—Š–‹Š‘Š—ȱ ŠŠȱ
maupun informasi dari lapangan.
Š™ž—ȱ”Žž—ŠŠ—ȱŠ›’ȱ’—”ŠȱŠ”ž›Šœ’ȱ’—’ǰȱŠ—Š›Šȱ•Š’—ȱž—ž”ȱ–Ž—’—’”Šœ’”Š—ȱ
’—”Šȱ”Ž™Ž›ŒŠ¢ŠŠ—ȱ¢Š—ȱ‹’œŠȱ’‘Š›Š™”Š—ȱŠ›’ȱŠŠȱ‘Šœ’•ȱ”•Šœ’ꔊœ’ȱ–Šž™ž—ȱ
ž›ž—Š——¢Šȱ Š—ȱ Š—Š•’œŠȱ œŽ•Š—“ž—¢Šǯȱ Ž•Š’—ȱ ’žȱ ’—”Šȱ Š”ž›Šœ’ȱ “žŠȱ ’™Š”Š’ȱ
untuk mengkomunikasikan hasil pada tataran teknis untuk didiskusikan
•Ž‹’‘ȱ•Š—“žǰȱŽ›žŠ–ŠȱŠ•Š–ȱ‘Š•ȱ™Ž›‹Š’”Š—ȱ–Ž˜Žȱ”•Šœ’ꔊœ’ǯ
Berbagai analisa dan pemodelan menggunakan data tutupan lahan yang
’‘Šœ’•”Š—ȱŠ›’ȱ”•Šœ’ꔊœ’ȱŒ’›ŠȱœŠŽ•’ȱŽ•Š‘ȱ‹Š—¢Š”ȱ’‹Š‘Šœȱ‹Š’”ȱŠ•Š–ȱ–Š”Š•Š‘ȱ
ilmiah maupun prosedur praktis yang dipakai dalam proses pengambilan
”Ž™žžœŠ—ǯȱ—Š•’œŠȱœŽŽ›‘Š—ŠȱŠ™Šȱ‹Ž›ž™ŠȱŠ‹ž•Šœ’Ȭœ’•Š—ȱǻcross tabulation)
Š—Š›ȱ‹Ž‹Ž›Š™Šȱ™ŽŠȱžž™Š—ȱ•Š‘Š—ȱŠ›’ȱ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ Š”žȦŠ‘ž—ȱ™Ž—Š–‹’•Š—ǰȱ
untuk mengetahui kecenderungan perubahan tutupan lahan.
Dengan metode tumpang-susun (overlay), dapat dilakukan analisa sederhana
Ž›‘ŠŠ™ȱ’—˜›–Šœ’ȱ™Ž›ž‹Š‘Š—ȱžž™Š—ȱ•Š‘Š—ȱž—ž”ȱ–Ž—“Š Š‹ȱ™Ž›Š—¢ŠŠ—Ȭ
™Ž›Š—¢ŠŠ—ȱœŽ™Ž›’DZ
x Berapa luasan hutan di kawasan lindung?
x Ž›Š™Šȱ‹Š—¢Š”ȱŽ˜›ŽœŠœ’ȱŽ›“Š’ȱ’ȱ”Š ŠœŠ—ȱ‹ž’Š¢Šǵ
x ’–Š—ŠȱœŠ“ŠȱŽ›“Š’ȱŽ˜›ŽœŠœ’ȱǵȱŠ—ȱœŽ‹ŠŠ’—¢Šǯ
Model ataupun analisa yang lebih rumit biasanya menggabungkan dataŠŠȱŽ›œŽ‹žȱŽ—Š—ȱŠŠȱ•Š’—ȱœŽ™Ž›’ȱŠŠȱ’—›Šœ›ž”ž›ǰȱŽ–˜›Šęǰȱœ˜œ’Š•Ȭ
ekonomi, dan sebagainya.
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
35
36
Bab 2 Konsep Dasar Penginderaan Jarak Jauh
BAB 3
Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS
Bab ini membahas :
- Proses instalasi ILWIS
- Proses pengaktifan ILWIS
- Struktur data dalam ILWIS
Ž™Ž›’ȱ Ž•Š‘ȱ ’œ’—ž—ȱ Š•Š–ȱ Ž—Š‘ž•žŠ—ǰȱ ‹ž”žȱ ’—’ȱ ’ž“ž”Š—ȱ ‹Š’ȱ
praktisi perencanaan keruangan terintegrasi antara perubahan lahan dan
pembangunan yang berbasiskan sumber daya alam, terutama dari pihak
™Ž–Ž›’—Š‘Š—ȱ ”Š‹ž™ŠŽ—ȱ Š—ȱ ™Š›Šȱ ™’‘Š”ȱ •Š’——¢Šǯȱ ŽŽ•Š‘ȱ –Ž•Š•ž’ȱ ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ
pertimbangan tentang aspek positif dan negatifnya, mencocokkan antara
pilihan alat dan kebutuhan, biaya, kemudahan pemakaian dan kelengkapan
Šœ’•’Šœǰȱ™’•’‘Š—ȱ”Š–’ȱŠ”Š—ȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱȱ“Šž‘ȱ™ŠŠȱȱǻȱIntegrated
Land and Water Information System).
Kemudian dengan melalui proses penyiapan materi dan beberapa kegiatan
™Ž•Š’‘Š—ȱ ž—ž”ȱ ™Š›Šȱ ™’‘Š”ȱ ’ȱ ’—”Šȱ ™Ž–Ž›’—Š‘Š—ȱ ”Š‹ž™ŠŽ—ȱ ’ȱ ŒŽ‘ȱ
Barat, evaluasi kami dan saran berbagai pihak, penulis menyimpulkan bahwa
™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱȱœŽœžŠ’ȱŠ•Š–ȱ–Ž—“Š Š‹ȱ”Ž‹žž‘Š—ȱŠ”Š—ȱ™Ž›Š—”Šȱ
37
ȱŠ—ȱȱ¢Š—ȱ–ž›Š‘ǰȱ–žŠ‘ǰȱŠ—ȱ–ž“Š›Š‹ȱž—ž”ȱ™Ž›Ž—ŒŠ—ŠŠ—ȱ”Ž›žŠ—Š—ǰȱ
penggunaan lahan dan pembangunan yang terintegrasi
ȱŠŠ•Š‘ȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱ™Ž—˜•Š‘Š—ȱŠŠȱȱŠ—ȱ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ“Šž‘ȱ
¢Š—ȱ’”Ž–‹Š—”Š—ȱ˜•Ž‘ȱȱǻInternational Institute for Geo-Information Science
and Earth ObservationǼǯȱȱŠŠ•Š‘ȱ•Ž–‹ŠŠȱ™Ž—’’”Š—ȱ’—’ȱŠ—ȱ™žœŠȱ”Š“’Š—ȱ
Ž˜›Šęǰȱ’•–žȱ‹ž–’ȱŠ—ȱ™Ž—’—Ž›ŠŠ—ȱ“Šž‘ȱ¢Š—ȱ‹Ž›•˜”Šœ’ȱ’ȱ”˜Šȱ—œŒ‘ŽŽǰȱ
Ž•Š—Šǯȱ merupakan paket pengolahan citra satelit, analisa spasial dan
™Ž–ŽŠŠ—ȱ ’’Š•ȱ ¢Š—ȱ •Ž—”Š™ǰȱ Ž›’—Ž›Šœ’ǰȱ Š—ȱ –žŠ‘ȱ ’™Ž•Š“Š›’ǯȱ Ž‹’‘ȱ
™Ž—’—ȱ •Š’ǰȱ œŽ“Š”ȱ ‹ž•Š—ȱ ž•’ȱ ŘŖŖŝȱ ȱ –Ž—Š•Š–’ȱ Š•’‘ȱ œŠžœȱ –Ž—“Š’ȱ
perangkat lunak open source Š—ȱ —˜—ȱ ”˜–Ž›œ’Š•ǯȱ ȱ ‹’œŠȱ ’™Ž›ž—Š”Š—ǰȱ
diperbanyak, dan disebarluaskan tanpa harus mengeluarkan biaya apapun.
ŠŠȱ ’—œŠ•Šœ’ȱ ȱ Š™Šȱ ’ž—ž‘ȱ Ž—Š—ȱ ›Š’œȱ ™ŠŠȱ œ’žœȱ śŘǚ˜›‘ȱ
(‘Ĵ™DZȦȦśŘ—˜›‘ǯ˜›Ȧȱ Ǽǯȱ ȱ śŘǚ˜›‘ȱ ŠŠžȱ •Ž‹’‘ȱ •Ž—”Š™—¢Šȱ śŘǚ˜›‘ȱ —’’Š’ŸŽȱ
˜›ȱ Ž˜œ™Š’Š•ȱ ™Ž—ȱ ˜ž›ŒŽȱ ˜Ğ Š›Žȱ ŠŠ•Š‘ȱ •Ž–‹ŠŠȱ ”Š“’Š—ȱ ’—Ž›—Šœ’˜—Š•ȱ
yang memiliki misi untuk mempromosikan aplikasi open source ȱ ž—ž”ȱ
kepentingan penelitian dan pendidikan.
Gambar 3.1: Logo Software ILWIS versi 3.5
3.1 Instalasi ILWIS
›˜œŽœȱ’—œŠ•Šœ’ȱȱŠ™Šȱ’•Š”ž”Š—ȱŽ—Š—ȱœŠ—Šȱ–žŠ‘ǯȱŠŠȱ’—œŠ•Šœ’ȱ
Ž›œŽ’ŠȱŠ•Š–ȱȱ¢Š—ȱ–Ž—¢Ž›Š’ȱ‹ž”žȱ’—’ȱ–Šž™ž—ȱŠ›’ȱœ’žœȱśŘǚ˜›‘ȱ¢Š—ȱ
’œŽ‹ž”Š—ȱ’ŠŠœǯȱŠ—”Š‘Ȭ•Š—”Š‘ȱ’—œŠ•Šœ’ȱȱŠŠ•Š‘ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
ŗǯȱȱŠœž””Š—ȱȱ”ŽȱŠ•Š–ȱ™Ž›Š—”ŠȱŒ˜–™žŽ›ǯȱ›˜œŽœȱŠž˜›ž—ȱŠ”Š—ȱ
ȱȱȱȱȱȱħŠ•Š—”Š—ȱœŽŒŠ›Šȱ˜˜–Š’œȱŠ—ȱ–Ž—žȱ™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱřǯŘȱŠ”Š—ȱŠ–™’•ȱ™ŠŠȱ
ȱȱȱȱȱȱ•Š¢Š›ǯȱȱ•’”ȱ–Ž—žȱȂ—œŠ••ȱȱřǯśȂǯȱŠŠȱ•Š¢Š›ȱ”˜–™žŽ›ȱŠ—ŠȱŠ”Š—ȱ
ȱȱȱȱȱȱ–ž—Œž•ȱŠ–™’•Š—ȱ‹Ž›’”žDZ
38
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS
Gambar 3.2: Tampilan Awal Auto Run Dari CD
Gambar 3.3: Jendela Awal Proses Instalasi ILWIS
Řǯȱ —ž”ȱ Š‘Š™ȱ ’—’ȱ ‹’Š›”Š—ȱ ™Ž—Šž›Š—ȱ œŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ ’ž—“ž””Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ
gambar di atas dan klik Next.
řǯȱ Buka ’’—˜ œȱ ¡™•˜›Ž›’ dan arahkan ke folderȱ DZȧ›˜›Š–ȱ ’•ŽœȧśŘȧ
Žž™ȧǰȱ”•’”ȱ”Š—Š—ȱ™ŠŠȱꕎȱřŖǯŽ¡ŽȱŠ—ȱ™’•’‘ȱȂSend to Dekstop’.
‘˜›ŒžȱȱŠ”Š—ȱ–ž—Œž•ȱ™ŠŠȱdekstop anda.
3.2 Mengaktifkan ILWIS
ŽŽ•Š‘ȱ ’—œŠ•Šœ’ȱ œŽ•ŽœŠ’ȱ ’•Š”ž”Š—ǰȱ ȱ Š™Šȱ ’Š”’ĤŠ—ȱ Ž—Š—ȱ ŒŠ›Šȱ
œŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
ŗǯȱ •’”ȬžŠȱ”Š•’ȱ™ŠŠȱœ‘˜›Œžȱȱ’ȱŽœ”˜™ȱŠ—ŠǯȱȱŠ”Š—ȱŠ”’ȱŠ—ȱ
“Ž—Ž•Šȱ™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱřǯŘȱȱŠ”Š—ȱŠ–™’•DZ
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS
39
Gambar 3.4 Jendela utama ILWIS
Řǯȱ ŠŠȱŠ‘Š™ȱ’—’ǰȱŠ—ŠȱŠ™Šȱ–Ž—Ž”œ™•˜›Šœ’ȱ“Ž—Ž•ŠȬ“Ž—Ž•ŠȱŠ—ȱŠœ’•’Šœȱ
¢Š—ȱ’œŽ’Š”Š—ȱǯȱŽ—Ž•Šȱ¢Š—ȱ–ž—Œž•ǰȱœŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ’™Ž›•’‘Š”Š—ȱ
™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱřǯŚǰȱ’œŽ‹žȱCatalogȱŠ—ȱ–Ž›ž™Š”Š—ȱ“Ž—Ž•ŠȱžŠ–Šȱȱ
yang berisikan fungsi-fungsi utama, pilihan format data, dan fasilitasŠœ’•’Šœȱ •Š’—ȱ Š•Š–ȱ ǯȱ ŠŠȱ ™Š—Ž•ȱ œŽ‹Ž•Š‘ȱ ”Š—Š—ȱ Ž›Š™Šȱ ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ
œ’–‹˜•ȱ ŠŠȱ ŠŠžȱ Š•Š–ȱ ž—’Šȱ ȱ ’œŽ‹žȱ object, sebagaimana
’ž—“ž””Š—ȱ™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱřǯŚǯȱŠŠȱ™Š—Ž•ȱœŽ‹Ž•Š‘ȱ”’›’ȱŽ›Š™Šȱ’Šȱ‹žŠ‘ȱ
Tab, yaitu Operation-Tree, Operation-List, dan Navigator. Dua Tab
yang disebutkan pertama kali memuat fungsi-fungsi pengolahan data
œ™Šœ’Š•ȱ ¢Š—ȱ ’œŽ’Š”Š—ȱ ǯȱ ŽŠ—”Š—ȱ Š‹ȱ Navigator memiliki
fungsi yang mirip dengan ’—˜ œȱ ¡™•˜›Ž›ǰȱ yaitu menampilkan dan
mengorganisasi data-data berdasarkan susunan direktori pada komputer
yang digunakan.
řǯȱ Perhatikan dan cobalah bereksplorasi dengan simbol-simbol penting
™ŠŠȱȱǻŠ–‹Š›ȱřǯśǼǯȱž—Š”Š—ȱŠœ’•’ŠœȱȂHelp’ bilamana diperlukan,
dan bukalah ILWIS User Guide ǻ’œŽ›Š”Š—ȱŠ•Š–ȱǼȱœŽœŽ›’—ȱ–ž—”’—ǯ
40
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS
Gambar 3.5: Simbol-simbol penting pada ILWIS
3.3 Struktur Data Dalam ILWIS
ŽŒŠ›Šȱž–ž–ǰȱœ›ž”ž›ȱŠŠȱŠ•Š–ȱȱŠ™Šȱ’˜•˜—”Š—ȱ–Ž—“Š’ȱŘDZȱdata
vektor dan data raster. ŠŠȱŸŽ”˜›ȱŠŠžȱŠ•Š–ȱ‹Š‘ŠœŠȱȱmodel vektor,
’Žę—’œ’”Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ œŽ”Ž•˜–™˜”ȱ ”˜˜›’—Šȱ Ž˜›Šęœ x dan y. Data raster
diorganisasi berdasarkan grid dan piksel. Masing-masing grid dan piksel
–Ž–žŠȱ’—˜›–Šœ’—¢ŠȱœŽ—’›’ȬœŽ—’›’ǯȱŽ—“Ž•ŠœŠ—ȱ•Ž‹’‘ȱ•Ž—”Š™ȱ–Ž—Ž—Š’ȱ’™Žȱ
ŠŠȱœ™Šœ’Š•ȱœžŠ‘ȱħŽ•Šœ”Š—ȱ™ŠŠȱŠ‹ȱŗǯȱŠ—ȱ™Ž—’—ȱž—ž”ȱ’™Ž›‘Š’”Š—ȱ
Ž–’ȱ”Ž•Š—ŒŠ›Š—ȱ™›˜œŽœȱ”Ž›“ŠȱŠ•Š–ȱȱŠŠ•Š‘ȱœ’–‹˜•ȱŠ›’ȱ–Šœ’—Ȭ–Šœ’—ȱ
’™ŽȱŠŠȱœŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ’ž—“ž””Š—ȱ™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱřǯśǯȱ
3.4 Tentang Domain
Domain ŠŠ•Š‘ȱ ’œ’•Š‘ȱ Š•Š–ȱ ȱ ¢Š—ȱ –Ž—ŠŒžȱ ™ŠŠȱ ’™Žȱ ŠŠžȱ “Ž—’œȱ
’—˜›–Šœ’ȱ ¢Š—ȱ ’œŠ“’”Š—ȱ ˜•Ž‘ȱ œžŠžȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ǯȱ Ž–žŠȱ ’™Žȱ ŠŠȦ˜‹¢Ž”ȱ
Š•Š–ȱ ȱ ‘Š›žœȱ –Ž–’•’”’ȱ œŽ‹žŠ‘ȱ domain. Tipe domain yang paling
™Ž—’—ȱŠ•Š–ȱȱŠŠ•Š‘ȱDZȱclass domain (domain kelas), ’Ž—’ꎛȱ˜–Š’—
(domain identitas/id), value domain (domain nilai) dan image domain
(domain citra).
x
x
Domain kelas dipergunakan untuk data spasial yang mempergunakan
informasi kelas, contohnya peta tanah, peta geologi, peta tutupan lahan
Š—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱ’ŠœŠ—¢Šȱ“ž–•Š‘ȱ”Ž•Šœȱ’Š”ȱ‹Š—¢Š”ȱŠ—ȱ’Š”ȱ–Ž–™ž—¢Š’ȱ
nilai,
Domain nilai dipergunakan untuk data spasial yang mengandung
’—˜›–Šœ’ȱ—’•Š’ǰȱ™Ž—ž”ž›Š—ǰȱŠŠžȱ‘Šœ’•ȱ™Ž›‘’ž—Š—ǯȱ˜—˜‘ȱŠŠȱ
semacam ini misalnya peta ketinggian, peta populasi, dan lain-lain.
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS
41
x
x
Domain identitas adalah domain yang dipergunakan untuk data
spasial yang mengandung informasi yang unik untuk setiap bagian di
Š•Š–—¢Šǯȱ’œŠ•—¢Šȱ™ŽŠȱ–’—’œ›Šœ’ǰȱ™ŽŠȱ“Š•Š—ǰȱ™ŽŠȱ›žŠœȱœž—Š’ȱŠ—ȱ
lain-lain.
Domain citra digunakan untuk data yang berbentuk raster, misalnya
Œ’›ŠȱœŠŽ•’ǰȱ˜˜ȱžŠ›ŠȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱ—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱŽ›”Š—ž—ȱŠŠ•Š‘ȱ
nilai digital number hasil perekaman sensor satelit.
Š’ȱ ™Ž–‹ŠŒŠȱ ¢Š—ȱ –Ž›ž™Š”Š—ȱ ™Ž—ž—Šȱ ȱ Š—ȱ Ž•Š‘ȱ Ž›‹’ŠœŠȱ Ž—Š—ȱ
perangkat lunak tertentu, konsep domain mungkin merupakan konsep
¢Š—ȱ ›Ž•Š’ȱ ‹Š›žǰȱ Š—ȱ Ž›ŠœŠȱ ŠŠ”ȱ –Ž—¢ž•’”Š—ǯȱ ”Š—ȱ ŽŠ™’ȱ œŽ‹Ž—Š›—¢Šǰȱ
™Ž—Žę—’œ’Š—ȱ ˜–Š’—ȱ ™ŠŠȱ Š Š•ȱ ™›˜œŽœȱ Š—Š•’œŠȱ ȱ –Ž›ž™Š”Š—ȱ ’—ŸŽœŠœ’ȱ
pengguna dalam melakukan pengolahan dan analisa data, serta memperkecil
”Ž–ž—”’—Š—ȱŽ›“Š’—¢Šȱ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱŠ”’‹Šȱ’™Žȱ’—˜›–Šœ’ȱ¢Š—ȱœŽ›ž™ŠȱŠ™’ȱŠ”ȱ
sama.
ŽŽ›Š—Š—ȱ Š—ȱ Œ˜—˜‘ȬŒ˜—˜‘ȱ •Ž‹’‘ȱ •Š—“žȱ –Ž—Ž—Š’ȱ œ›ž”ž›ȱ Š—ȱ ˜–Š’—ȱ
Š”Š—ȱ ħŽ•Šœ”Š—ȱ ™ŠŠȱ ‹Š‹Ȭ‹Š‹ȱ œŽ•Š—“ž—¢Šǯȱ ŠŠȱ Š‘Š™Š—ȱ ’—’ǰȱ ™Ž–‹ŠŒŠȱ
¢Š—ȱ œžŠ‘ȱ –Ž–’•’”’ȱ ™Ž—Š•Š–Š—ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ ȱ ’œŠ›Š—”Š—ȱ ž—ž”ȱ
‹Ž›Ž”œ™•˜›Šœ’ȱœŽŒŠ›Šȱ–Š—’›’ȱŠ—ȱ–Ž–‹ŠŒŠȱȱUser Guide yang tersedia.
42
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak ILWIS
BAB 4
Membuat dan Memasukkan Data Spasial
ke Dalam ILWIS
Bab ini membahas :
- Pengenalan proses digitasi
- Proses persiapan digitasi layar dengan ILWIS
- Digitasi titik dan garis pada ILWIS
- Digitasi poligon pada ILWIS
- Proses perbaikan (editing) pada ILWIS
—Š•’œŠȱ ŠŠȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ ȱ –Ž–‹žž‘”Š—ȱ –Šœž”Š—ȱ ŠŠȬŠŠȱ ¢Š—ȱ
›Ž•ŽŸŠ—ȱ Š—ȱ ‹Ž›”žŠ•’Šœǯȱ Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ ¢Š—ȱ Ž•Š‘ȱ ħŽ•Šœ”Š—ȱ ™ŠŠȱ Š‹ȱ ŗǰȱ
‹Šœ’œȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ œŽŒŠ›Šȱ ž–ž–ȱ –Ž—ŒŠ”ž™ȱ žŠȱ “Ž—’œȱ ŠŠDZȱ ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ
¢Š—ȱ –Ž›Ž™›ŽœŽ—Šœ’”Š—ȱ ”Ž—Š–™Š”Š—ȱ Ž˜›Šęœȱ ǻ’’”ǰȱ Š›’œȦœŽ–Ž—ǰȱ Š—ȱ
area) dan data atribut (informasi deskripsi). Pembuatan data dan proses
–Ž—’—Ž›Šœ’”Š—ȱ ŠŠȱ ”Žȱ Š•Š–ȱ ȱ ȱ –Ž›ž™Š”Š—ȱ Š‘Š™Š—ȱ Ž›™Ž—’—ȱ Š—ȱ
œŽ›’—”Š•’ȱ™Š•’—ȱ‹Š—¢Š”ȱ–Ž—¢’Šȱ Š”žǯȱŽ™Ž›’ȱŽ•Š‘ȱ’œ’—ž—ȱœŽ‹Ž•ž–—¢Šǰȱ
kelengkapan, keakuratan dan kemutakhiran suatu basis data spasial akan
–Ž—Ž—ž”Š—ȱ”žŠ•’ŠœȱŠ—Š•’œ’œȱŠ—ȱ™›˜ž”ȱŠ”‘’›ȱŠ›’ȱŠ™•’”Šœ’ȱǯȱ•Ž‘ȱ”Š›Ž—Šȱ
itu proses pemasukkan data sebaiknya dilakukan dengan penuh kehati-hatian
Dan tingkat pemahaman yang tinggi akan data yang dimasukkan.
43
Š•Š–ȱ ǰȱ ™›˜œŽœȱ ™Ž–Šœž””Š—ȱ ŠŠȱ Š™Šȱ ’•Š”ž”Š—ȱ Ž—Š—ȱ ‹Ž›‹ŠŠ’ȱ
ŒŠ›ŠDZ
x Digitasiǰȱ“’”Šȱœž–‹Ž›ȱŠŠȱ˜›’’—Š•ȱŠŠ•Š‘ȱŠ•Š–ȱ‹Ž—ž”ȱ™ŽŠȱŠ—Š•˜ǰ
x Scanningǰȱ“’”Šȱ”’Šȱ’—’—ȱ–Ž—ž—Š”Š—ȱŒŽŠ”Š—ȱ”Ž›ŠœȱŠ›’ȱœžŠžȱ™›˜ž”ȱ
citra satelit, foto udara, peta, maupun gambar,
x Importingǰȱ“’”Šȱ”’Šȱ’—’—ȱ–Ž—’–™˜›ȱ™ŽŠȱȱ¢Š—ȱ’‘Šœ’•”Š—ȱ˜•Ž‘ȱ
œ˜Ğ Š›Žȱ•Š’—ǯ
4.1 Pengenalan tentang digitasi
Metode yang paling umum digunakan untuk memasukkan data spasial ke
Š•Š–ȱ™Ž›Š—”Šȱ•ž—Š”ȱȱœŽ™Ž›’ȱȱŠŠ•Š‘ȱŽ—Š—ȱŒŠ›Šȱ’’Šœ’ǯȱ’ž›ȱ
spasial pada peta analogȱ ǻœŽ™Ž›’ȱ ™ŽŠȱ ˜™˜›ŠęǼȱ ŠŠžȱ ˜”ž–Ž—ȱ •Š’—ȱ Š•Š–ȱ
bentuk analog (seperti hasil intepretasi foto udara pada plastik transparansi
ŠŠžȱ –Ž’Šȱ ¢Š—ȱ •Š’—Ǽȱ Š™Šȱ ’–Šœž””Š—ȱ ”Žȱ Š•Š–ȱ ȱ –Ž•Š•ž’ȱ ™›˜œŽœȱ
digitasi.
ŽŒŠ›Šȱ Š›’œȱ ‹ŽœŠ›ǰȱ ™›˜œŽœȱ ’’Šœ’ȱ Š™Šȱ ’•Š”ž”Š—ȱ –Ž•Š•ž’ȱ žŠȱ ŒŠ›ŠDZȱ ǻ’Ǽȱȱ
’’Šœ’ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ –Ž“Šȱ ’’’£Ž› (on tablet digitizing), (ii) digitasi pada
layar komputer (on screen digitizing). Dengan cara yang pertama, peta analog
•Š—œž—ȱ ’”˜—ŸŽ›œ’”Š—ȱ ”Žȱ Š•Š–ȱ ‹Ž—ž”ȱ ŠŠȱ ’’Š•ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ –Ž“Šȱ
digitizer sedangkan dengan cara yang kedua, pada peta analog dilakukan
™›˜œŽœȱ œŒŠ——’—ȱ ž—ž”ȱ œŽ•Š—“ž—¢Šȱ ’•Š”ž”Š—ȱ ™›˜œŽœȱ on screen digitzing.
Š–‹Š›ȱ Śǯŗǯȱ –Ž—ž—“ž””Š—ȱ Š•ž›ȱ ™›˜œŽœȱ ’’Šœ’ȱ Š›’ȱ ™ŽŠȱ Š—Š•˜ȱ Ž—Š—ȱ
menggunakan kedua cara tersebut.
Gambar 4.1: Metode digitasi: konversi dari peta analog menjadi bagian
database SIG digital
44
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
4.2 Mempersiapkan proses digitasi
Š—”Š‘Ȭ•Š—”Š‘ȱ¢Š—ȱ’™Ž›•ž”Š—ȱœŽ‹Ž•ž–ȱ–Ž–ž•Š’ȱ™›˜œŽœȱ’’Šœ’DZ
x Menentukan batas studi area,
x Menentukan koordinat sistem yang dipakai untuk proses registrasi atau
referensi,
x Ž—’ꔊœ’ȱ”Ž—Š–™Š”Š—ȱŽ˜›ŠęœǰȱŠ›’‹žǰȱœŽ›Šȱ•Š¢Ž›ȱŠ™ŠȱœŠ“Šȱ¢Š—ȱ
diperlukan untuk analisis,
x Ž›Š—ŒŠ—ȱ”˜’ꔊœ’ȱŠ—ȱ˜›Š—’œŠœ’ȱŠ›’‹žȬŠ›’‹žǰ
x Menentukan skala peta yang ingin dihasilkan. Proses ini amat penting
dalam metode digitasi pada layar
4.3 Digitasi menggunakan meja digitizer
Digitizer adalah alat yang dipergunakan untuk merekam pada media hasil
ŒŽŠ”Š—ȱ”ŽŠ•Š–ȱ‹Ž—ž”ȱ’’Š•ǯȱȱŽ‹žŠ‘ȱdigitizer mempunyai kursor untuk
melakukan tracingȱ Ꝟ›ȱ œ™Šœ’Š•ǯȱ ˜œ’œ’ȱ ”ž›œ˜›ȱ ’’Šœ’ȱ œŽŒŠ›Šȱ Ž•Ž”›˜—’”ȱ
’›Ž’œ›Šœ’”Š—ȱŽ—Š—ȱ™›Žœ’œ’ȱŠ•Š–ȱ‘’ž—Š—ȱȱ–’•’–ŽŽ›ǯȱ
Š•ȱ’—’ȱ’•Š”ž”Š—ȱ
–Ž•Š•ž’ȱœŽ‹žŠ‘ȱ”Š‹Ž•ȱ‘Š•žœȱ¢Š—ȱŽ›Š™Šȱ’ȱ™Ž›–ž”ŠŠ—ȱŠ•Šȱ’’’£Ž›ȱǻŠ–‹Š›ȱ
ŚǯŘǯǼǯȱŠ‹Ž•Ȭ”Š‹Ž•ȱŸŽ›’”Š•ȱ–Ž›Ž”Š–ȱ”˜˜›’—ŠȬ”˜˜›’—ŠȱǰȱœŽŠ—”Š—ȱ”Š‹Ž•ȱ
¢Š—ȱ ‘˜›’œ˜—Š•ȱ –Ž›Ž”Š–ȱ ”˜˜›’—ŠȬ”˜˜›’—Šȱ ǯȱ Š—Žȱ ŠŠžȱ ›Ž—Š—ȱ —’•Š’ȱ
koordinat digitizer tergantung antara lain pada densitas atau kerapatan
“Š›’—Š—ȱ™ŠŠȱœžŠžȱ”Š‹Ž•ǰȱ’–Š—Šȱ‘Š•ȱ’—’ȱ–Ž—Ž—ž”Š—ȱ›Žœ˜•žœ’ȱŠ›’ȱœŽ‹žŠ‘ȱ
’’’£Ž›ǯȱ ž›œ˜›ȱ ™ŠŠȱ ’’’£Ž›ȱ Ž›’›’ȱ Š›’ȱ “Ž—Ž•Šȱ Ž—Š—ȱ cross-hair dan
œŽ“ž–•Š‘ȱ˜–‹˜•ȱǻ™Š•’—ȱ’Š”ȱŠŠȱŽ–™Šȱ˜–‹˜•ȱ¢Š—ȱ’™Ž›•ž”Š—ǼǯȱŽ’”Šȱ”’Šȱ
menekan tombol-tombol tersebut, suau signal elektronik akan ditransmisikan
dan posisi ‘cross-hair’ akan direkam oleh satu dari kabel horisontal dan oleh
satu kabel yang vertikal. Melalui mekanisme ini, suatu pasangan koordinat
ǻǰȱȱ”˜˜›’—ŠǼȱŠ•Š–ȱž—’ȱ’’’£Ž›ȱ’Žę—’œ’”Š—ȱŠ—ȱ’”’›’–ȱ”Žȱ”˜–™žŽ›ǯȱ
Š–‹Š›ȱŚǯřǯȱ–Ž—ž—“ž””Š—ȱŒ˜—˜‘ȱ–Ž“Šȱdigitizer. Proses digitasi menggunakan
–Ž“Šȱ ’’’£Ž›ȱ –Ž›ž™Š”Š—ȱ ŒŠ›Šȱ ¢Š—ȱ •Ž‹’‘ȱ Š”ž›Šȱ ž—ž”ȱ –Ž–Šœž””Š—ȱ ŠŠǯȱȱ
ŠŠȱ ’—’ȱ –Ž˜Žȱ ’’Šœ’ȱ Ž—Š—ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ –Ž“Šȱ ’’Šœ’ȱ ›Ž•Š’ȱ “Š›Š—ȱ
’ž—Š”Š—ǰȱœŠ•Š‘ȱœŠž—¢Šȱ’”Š›Ž—Š”Š—ȱ‘Š›ŠȱŠ›’ȱœŽ‹žŠ‘ȱ–Ž“Šȱ’’Šœ’ȱ¢Š—ȱ
cukup mahal. Buku ini tidak membahas secara khusus mengenai metode
’’Šœ’ȱ –Ž—ž—”ŠŠ—ȱ –Ž“Šȱ ’’Šœ’ǯȱ Š’ȱ ™Ž–‹ŠŒŠȱ ¢Š—ȱ ‹Ž›–’—Šȱ ž—ž”ȱ
–Ž–™Ž•Š“Š›’ȱ •Ž‹’‘ȱ •Š—“žȱ ŒŠ›Šȱ ’’Šœ’ȱ –Ž—ž—Š”Š—ȱ –Ž“Šȱ ’’’£Ž›ǰȱ ”Š–’ȱ
œŠ›Š—”Š—ȱž—ž”ȱ–Ž•’‘Šȱ™ŠŠDZȱœ’žœȱ‹Ž›’”žȱDZȱ‘Ĵ™DZȦȦ ǯ—Œ’ŠǯžŒœ‹ǯŽžȦŒŒ™Ȧ
ž—’œȦ’ȏž˜›’Š•Ȧž˜›’Š•ȏǯ‘–l.
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
45
Gambar 4.2: Standar suatu alat digitizer
Gambar 4.3: Beberapa contoh digitizer
0HODNXNDQGLJLWDVLOD\DUon screen digitizing)
Pada bagian ini akan dibahas tentang metode digitasi pada layar komputer
terhadap peta analog yang merupakan hasil proses scanningǯȱ ˜—˜‘ȱ ™ŽŠȱ
Š—Š•˜ȱ ¢Š—ȱ Š”Š—ȱ ’ž—Š”Š—ȱ ™ŠŠȱ ‹Š’Š—ȱ ’—’ȱ ŠŠ•Š‘ȱ ™ŽŠȱ ˜™˜›Šęǯȱ ŠŠȬ
data yang akan digunakan dalam latihan pada bagian ini disertakan di dalam
ǯ
/DQJNDKODQJNDK'LJLWDVL*DULVSegment)
›˜œŽœȱ ’’Šœ’ȱ ¢Š—ȱ Š”Š—ȱ ħŽ•Šœ”Š—ȱ ™ŠŠȱ ‹Š’Š—ȱ ’—’ȱ ŠŠ•Š‘ȱ ™›˜œŽœȱ ’’Šœ’ȱ
Š›’œȱŠŠžȱŠ•Š–ȱ’œ’•Š‘ȱDZȱsegment. Langkah-langkah untuk melakukan
digitasi segmentȱŠŠžȱŠ›’œȱŠŠ•Š‘ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
ŗǯȱȱȱ”’ĤŠ—ȱǰȱŠ—ȱ™Šœ’”Š—ȱ“Ž—Ž•ŠȱŠŠ•˜ȱ–Ž—Š”œŽœȱ’›Ž”˜›’ȱ™ŠŠȱ
ȱ Š’‘Š—ǯȱ ŠŠȱ “Ž—Ž•Šȱ ’—’ǰȱ ”•’”ȱ žŠȱ ”Š•’ȱ ꕎȱ ˜™˜›Šęȏž–ǯȱ Ž—Ž•Šȱ
46
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
¢Š—ȱ –ž—Œž•ȱ Š—ȱ –Ž—Š–™’•”Š—ȱ ˜™˜›Šęȏž–ȱ ’œŽ‹žȱ Š™ȱ ’—˜ ǯȱ
Ž”Š—ȱ –Ž—žȱ ’•Žȱ ™ŠŠȱ Š—ȱ ™’•’‘ȱ ›ŽŠŽȱ ȬȬǁȱ Ž–Ž—ȱ Š™ȱ œŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ
’ž—“ž””Š—ȱ™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱŚǯŚǯȱŠŠȱ¢Š—ȱ’™Ž›ž—Š”Š—ȱŠ•Š–ȱ•Š’‘Š—ȱ’—’ȱ
ŠŠ•Š‘ȱŠŠȱ™ŽŠȱ˜™˜›ŠęȱŠ‹ž™ŠŽ—ȱŒŽ‘ȱŠ›Šȱ¢Š—ȱ–Ž›ž™Š”Š—ȱ‘Šœ’•ȱ
œŒŠ——’—ȱŠ—ȱŽ•Š‘ȱ’›Ž’œ›Šœ’”Š—ȱ™ŠŠȱœ’œŽ–ȱ”˜˜›’—Šȱȱ˜—ŠȱŚŝȬ
Š›Šǯȱ’‘Šȱ‹Š’Š—ȱŗǯśȱž—ž”ȱ™Ž—“Ž•ŠœŠ—ȱ–Ž—Ž—Š’ȱœ’œŽ–ȱ”˜˜›’—Šǯ
Gambar 4.4: Perintah Create segment map
Řǯȱ Pada kotak dialog Create Segment Map yang muncul, koordinat sistem
Š—ȱ‹ŠŠœȱŠ”Š—ȱŽ›’œ’ȱœŽŒŠ›Šȱ˜˜–Š’œȱž—ž”ȱ™ŽŠȱ‹Š›žǯȱœ’”Š—ȱ—Š–Šȱž—ž”ȱ
peta segmen pada kolom Map Name. Pada latihan ini akan dilakukan
™›˜œŽœȱ ’’Šœ’ȱ ž—ž”ȱ Ꝟ›ȱ “Š•Š—ȱ ™ŠŠȱ ™ŽŠȱ ˜™˜›Šęǯȱ ŠŠȱ Œ˜—˜‘ȱ ’ȱ
Š–‹Š›ȱ Śǯśǰȱ —Š–Šȱ ¢Š—ȱ ’‹Ž›’”Š—ȱ ŠŠ•Š‘ȱ Jalanǯȱ Š—”Š‘ȱ œŽ•Š—“ž—¢Šȱ
™ŠŠȱ“Ž—Ž•Šȱ’—’ȱŠŠ•Š‘ȱ–Ž—Žę—’œ’”Š—ȱdomain dari data yang akan dibuat.
Tekan tombol Create Domain œŽ‹ŠŠ’–Š—Šȱ ’ž—“ž””Š—ȱ ™ŠŠȱ Š–‹Š›ȱ
Śǯśǰȱ–Š”Šȱ“Ž—Ž•ŠȱCreate Domain akan terbuka. Pada latihan ini, Jalan
Š”Š—ȱ’”ŠŽ˜›’”Š—ȱ–Ž—“Š’ȱ‹Ž‹Ž›Š™Šȱ”Ž•Šœǯȱ•Ž‘ȱ”Š›Ž—Šȱ’žǰȱdomain yang
dipilih adalah domain Class. Domain akan berdiri sendiri sebagai sebuah
ꕎȱ‹Š›žȱŽ—Š—ȱŽ”œŽ—œ’ȱ¢Š—ȱ‹Ž›‹ŽŠǯȱ•Ž‘ȱ”Š›Ž—Šȱ’žȱ™Ž›•žȱ’•Š”ž”Š—ȱ
™Ž—Š–ŠŠ—ȱ˜–Š’—ȱ¢Š—ȱŠ”Š—ȱ’‹žŠǯȱŽ‹žŠ‘ȱ˜–Š’—ȱ‹Ž›ž—œ’ȱ•Š¢Š”—¢Šȱ
œŽ‹žŠ‘ȱŠŠȱ™Ž—Š–™’—ȱ‹Š’ȱŠŠȱœ™Šœ’Š•ǯȱ•Ž‘ȱ”Š›Ž—Šȱ’žȱ’œŠ›Š—”Š—ȱ
untuk memberikan nama yang sama atau setidaknya relevan dengan
ŠŠȱ œ™Šœ’Š•ȱ ¢Š—ȱ ‹Ž›”Š’Š—ȱ Ž—Š——¢Šǯȱ ŠŠȱ Š–‹Š›ȱ Śǯśȱ domain class
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
47
¢Š—ȱ‹Š›žȱ’‹žŠȱ“žŠȱ’‹Ž›’ȱ—Š–ŠȱJalan. Klik tombol OK, –Š”Šȱ“Ž—Ž•Šȱ
Domain Class ”Jalan” akan terbuka.
Gambar 4.5: Pembuatan domain baru
řǯȱ ŠŠȱ“Ž—Ž•Šȱ’—’ǰȱŠ”Š—ȱ’‹žŠȱ”ŠŽ˜›’Ȭ”ŠŽ˜›’ȱ“Š•Š—ȱ¢Š—ȱŠ”Š—ȱ’Ȭ’’Šœ’ǯ
Klik tombol Add Item sebagai–Š—Šȱ ’ž—“ž””Š—ȱ ™ŠŠȱ Š–‹Š›ȱ ŚǯŜȱ Š—ȱ
Š–‹Š‘”Š—ȱ ”Ž•ŠœȬ”Ž•Šœȱ “Š•Š—ȱ ¢Š—ȱ ’’—’—”Š—ǯȱ ’œŠ•”Š—ȱ Š•Š–ȱ ‘Š•ȱ ’—’ȱ DZȱ
jalan propinsi, jalan negara, ȱŠ—ȱ•Š’—Ȭ•Š’—ǯȱŽŒŠ›Šȱ˜˜–Š’œȱȱŠ”Š—ȱ
menyimpan kategori-kategori yang telah dibuat tanpa harus memberikan
perintah Save. žž™ȱ “Ž—Ž•Šȱ Domain, kemudian klik OK pada dialog
Create Segmen Map.
Gambar 4.6: Mengisi Item Domain
Map Windowȱ Š”Š—ȱ Ž›‹ž”Šȱ Š—ȱ –Ž—Š–™’•”Š—ȱ ™ŽŠȱ ˜™˜›Šęȱ ¢Š—ȱ Š”Š—ȱ
didigitasi. Tekan Edit Edit layer Š•Š—ǯȱŽ•Š—“ž—¢Šȱ™›˜œŽœȱ’’Šœ’ȱ“Š›’—Š—ȱ
“Š•Š—ȱ‹’œŠȱ’–ž•Š’ǯȱ•’”ȱ˜–‹˜• —œŽ›ȱȱ˜Žȱȱ
48
untuk memulai digitasi.
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
’•’‘ȱ œŠ•Š‘ȱ œŠžȱ •˜”Šœ’ȱ ¢Š—ȱ –Ž—Š–™’•”Š—ȱ “Š›’—Š—ȱ “Š•Š—ȱ Š—ȱ •Š”ž”Š—ȱ
™›˜œŽœȱ ’’Šœ’ȱ Ž—Š—ȱ –Ž—’”ž’ȱ Š•ž›ȱ “Š•Š—ȱ ¢Š—ȱ Š–™’•ǯȱ Š•Š–ȱ Š‘Š™Š—ȱ
ini dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi, dikarenakan tingginya
kemungkinan kesalahan yang timbul dalam proses digitasi.
Śǯȱ Pengisian atribut dapat dilakukan secara paralel dengan proses digitasi,
lakukan dengan cara klik kanan pada segment yang akan diberi atribut,
kemudian tekan EditǰȱœŽ•Š—“ž—¢ŠȱŽ—ž”Š—ȱ”•Šœ—¢Šǯ
Gambar 4.7: Pemberian atribut pada vektor hasil digitasi
śǯȱ Ulangi proses diatas untuk segmentȱ“Š•Š—ȱ•Š’——¢Šǯȱ’’Šœ’ȱ’Š—Š™ȱœŽ•ŽœŠ’ȱ
“’”ŠȱœŽ–žŠȱœŽ–Ž—ȱ“Š•Š—ȱŽ•Š‘ȱœŽ•ŽœŠ’ȱ’‹žŠȱŸŽ”˜›—¢Šǯ
4.4.2 Langkah-langkah Digitasi Poligon
—ž”ȱ–Ž•Š”ž”Š—ȱ’’Šœ’ȱ™˜•’˜—ȱŠ•Š–ȱȱ’™Ž›•ž”Š—ȱŘȱŠ‘Š™Š—DZȱ’’Šœ’ȱ
segment dan kemudian poligonisasi (poligonize).
ŠŠȱŒ˜—˜‘ȱ‹Ž›’”žȱ’ž—Š”Š—ȱŠŠȱ™Ž—ž—ŠŠ—ȱ•Š‘Š—ȱ™ŠŠȱ™ŽŠȱ˜™˜›Šęȱ
yang digunakan pada latihan sebelumnya. Data tersebut dapat ditemukan
™ŠŠȱ ȱ ¢Š—ȱ –Ž—¢Ž›Š’ȱ ‹ž”žȱ ’—’ǯȱ Š™ž—ȱ •Š—”Š‘Ȭ•Š—”Š‘ȱ ¢Š—ȱ ‘Š›žœȱ
’•Š”ž”Š—ȱŠŠ•Š‘DZ
ŗǯȱ Langkah awal yang harus dilakukan adalah digitasi segment batas-batas
poligon penggunaan lahan,
Řǯȱ Kemudian digitasi point (titik) untuk memberikan deskripsi klas
penggunaan lahannya. Titik bisa diletakkan di bagian tengah polygon
ŠŠžȱ ’–Š—Šȱ œŠ“Šȱ ŠœŠ•”Š—ȱ –Šœ’‘ȱ ’Š•Š–ȱ ‹ŠŠœȱ Š›ŽŠȱ ™˜•¢˜—ǯȱ ’’”ȱ ’—’ȱ
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
49
berfungsi sebagai penyimpan atribut bagi polygon yang akan dibuat.
řǯȱ Š—”Š‘ȱœŽ•Š—“ž—¢ŠȱŠŠ•Š‘ȱ™›˜œŽœȱ™˜•’˜—’œŠœ’ǯȱŠŠȱ“Ž—Ž•ŠȱOperation
List, pilih Segment to Polygon, kemudian pilih peta segment-nya,
Gambar 4.8: Perintah Poligonize
Śǯȱ Pilih peta point yang mendeskripsikan kelasnya (labelǼǯȱ Ž‹ŠŠ’–Š—Šȱ
ħŽ•Šœ”Š—ȱ™ŠŠȱ•Š—”Š‘ȱ—˜–˜›ȱŘǯ
śǯȱ Tentukan nama peta poligon yang telah dibuat, seperti diperlihatkan
™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱŚǯşǰȱ”Ž–ž’Š—ȱ”•’”ȱShow.
Gambar 4.9: Pemberian nama poligon
4.4.3 Memperbaiki (editing) hasil digitasi
Proses digitasi tidak akan terlepas dari kesalahan-kesalan, baik kesalahan
yang berkaitan dengan segmen-nya, seperti segmen yang membentuk batas
50
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
sebuah poligon tidak tertutup, adanya interseksi antara segmen, kesalahan
Š›’‹žȱŠ—ȱ•Š’—ȱœŽ‹ŠŠ’—¢Šǯȱ•Ž‘ȱ”Š›Ž—Šȱ’žȱœŽŽ•Š‘ȱœŽ•ŽœŠ’ȱ–Ž•Š”ž”Š—ȱ™›˜œŽœȱ
digitasi biasanya dilakukan proses pengecekan.
Š™ž—ȱ•Š—”Š‘Ȭ•Š—”Š‘—¢ŠȱŠŠ•Š‘ȱœŽ‹ŠŠ’ȱ‹Ž›’”žDZ
ŗǯȱ Pastikan bahwa segment yang akan diperiksa dalam keadaan aktif. Pada
Map window, pilih Edit layer, lalu pilih segmen yang akan diperiksa.
Řǯȱ Kemudian dari menu File, pilih Check segmentsǯȱ ŠŠȱ ™Š‹’•Šȱ ‘Šœ’•ȱ
pengecekan terdapat kesalahan, lakukan proses editing terhadap
”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ¢Š—ȱ’ž—“ž””Š—ǯ
Gambar 4.10: Perintah pengecekan kesalahan digitasi
řǯȱ Ž›Š™Šȱ ’Šȱ ’™Žȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ȱ ¢Š—ȱ ž–ž–ȱ Š•Š–ȱ ™›˜œŽœȱ ’’Šœ’DZȱ Self
Overlap, Dead Ends dan Intersections. Masing-masing tipe kesalahan
Ž›œŽ‹žȱŠ™Šȱ’•’‘Šȱ™ŠŠȱŠ–‹Š›ȱŚǯŗŗǯȱ›˜œŽœȱ™˜•’˜—’œŠœ’ȱ’Š”ȱŠ™Šȱ
dilakukan sebelum memperbaiki semua kesalahan yang ada.
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
51
Gambar 4.11: Jenis-jenis kesalahan dalam digitasi
™Š‹’•Šȱ ŠŠȬŠŠȱ œžŠ‘ȱ Ž›‹Ž‹Šœȱ Š›’ȱ ”ŽœŠ•Š‘Š—ǰȱ ŠŠȱ Ž›œŽ‹žȱ œžŠ‘ȱ œ’Š™ȱ
untuk digunakan dalam proses yang lain, seperti proses poliginisasi, maupun
untuk proses analisis yang lain.
52
Bab 4 Membuat dan Memasukkan Data Spasial ke Dalam ILWIS
Download