Penerapan Model Pembelajaran Conceptual

advertisement
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 5 No. 1
ISSN 2338 3240
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures Menggunakan Metode
Eksperimen terhadap Pemahaman Konsep Hukum
Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Palu
Jein Kristina Lakuntu, I Komang Werdhiana dan Muslimin
e-mail: [email protected]
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran conceptual understanding procedures menggunakan metode eksperimen
dengan pembelajaran konvesional pada siswa kelas X SMA N 1 Palu. Jenis penelitian ini yaitu kuasi eksperimen
dengan desain “nonrandom control group pretest-postest design”. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling dan menghasilkan Kelas X IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas X IPA 5 sebagai kelas
kontrol. Instrumen tes yang digunakan berupa tes esai. Berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian hipotesis
diperoleh nilai thitung = 10,12 dan ttabel = 1,67. Hal ini berarti Ho ditolak , sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti model pembelajaran conceptual
understanding procedures menggunakan metode eksperimen dengan pembelajaran konvesional pada siswa
kelas X SMA N 1 Palu
Kata Kunci: Conceptual understanding procedures, pemahaman konsep
I.
PENDAHULUAN
Pemahaman konsep fisika merupakan
perangkat standar program pendidikan fisika
yang mencerminkan kompetensi. Pemahaman
konsep fisika adalah dasar bagi siswa untuk
membangun kemampuan pemecahan masalah
fisika. Seorang siswa dituntut untuk memahami
konsep atau fakta yang diketahuinya sehingga
siswa dapat mengembangkan kemampuannya
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Sebagian
besar
konsep-konsep
fisika
merupakan konsep-konsep yang abstrak dan
bahkan mereka sendiri tidak mengenali konsepkonsep kunci ataupun hubungan antara konsep
yang diperlukan untuk memahami konsep
tersebut
sehingga
siswa
tidak
dapat
membangun
pemahaman
konsep
yang
fundamental pada awal mereka belajar fisika.[1]
Sehubungan dengan hal di atas, untuk
mengantisipasi
permasalahan
dalam
pembelajaran fisika, harus digunakan model
pembelajaran yang sesuai. Salah satu model
pembelajaran yang dianggap sesuai yaitu
model pembelajaran conceptual understanding
procedures (CUPs).
Pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures peserta didik lebih berperan aktif
dalam proses pembelajaran
dan
secara
kreatif
berusaha
menemukan solusi dari
permasalahan yang diajukan.
Pembelajaran
Conceptual
Understanding
Procedures
membantu peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan
koneksi matematika. Strategi
Conceptual Understanding Procedures adalah
suatu strategi pembelajaran dimana pada
siswa
ditanamkan bagaimana membuat
kesimpulan atas
materi
yang
dipelajari.
Melalui
strategi
ini
siswa
mampu
mendefinisikan konsep,
mengidentifikasikan
dan memberi contoh atau bukan contoh dari
konsep. [2]
Siswa
memberikan
respon
positif
terhadap pembelajaran CUPs.[3] Pembelajaran
modifikasi conceptual understanding procedures
(M-CUPs) dan CUPs dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa
dibandingkan
dengan
pembelajaran
konvesional.[4] Pembelajaran dengan model
CUPs pada pokok bahasan bangun datar
segiempat, memberikan dampak positif pada
kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.[5] Model pembelajaran CUPs juga sangat
efektif
untuk
meremediasi pemahaman
konsep siswa pada materi suhu
dan
pemuaian.[6]
Model pembelajaran CUPs dirancang
untuk membantu perkembangan pemahaman
siswa menemukan konsep yang sulit, dan
didasarkan pada keyakinan bahwa siswa
membangun
pemahaman
mereka
sendiri
dengan
memperluas
atau
memodifikasi
48
pandangan mereka yang ada mengenai materi
yang diajarkan. Pada penelitian ini dilakukan
dengan memadukan model pembelajaran CUPs
dan metode eksperimen.
Metode eksperimen adalah salah satu
cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal, mengamati
prosesnya serta melukiskan hasil percobaannya
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
kekelas dan dievaluasi oleh guru. Dalam
pelaksanaannya,
metode
eksperimen
ini
memiliki kelebihan yaitu : (1) dengan
eksperimen
siswa
terlatih
menggunakan
metode ilmiah dalam segala masalah. (2) siswa
lebih aktif berfikir dan berbuat dimana siswa
lebih banyak aktif belajar sendiri dengan
bimbingan guru. (3) siswa dalam melaksanakan
proses eksperimen disamping memperoleh ilmu
pengetahuan, juga menemukan pengalaman
praktis serta ketrampilan dalam menggunakan
alat-alat percobaan. (4) dengan eksperimen
siswa membuktikan sendiri kebenaran sesuatu
teori.[7]
Tiga fase model pembelajaran CUPs
yang dipadukan dengan metode eksperimen
adalah, fase kerja individu, fase kerja
kelompok, dan fase presentasi hasil kerja
kelompok.
Materi yang diajarkan dalam penelitian
ini yaitu mengenai konsep Hukum Newton.
Pemahaman tentang konsep dalam hukumhukum Newton ini sangat penting karena
mendasari pemahaman konsep-konsep fisika
selanjutnya.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui perbedaan pemahaman konsep
antara
siswa
yang
mengikuti
model
pembelajaran
conceptual
understanding
procedures menggunakan metode eksperimen
dengan pembelajaran konvesional pada siswa
kelas X SMA N 1 Palu.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian dengan rancangan eksperimen
kuasi
(quasi-experimental
design)
yaitu
penelitian
dengan
cara
membandingkan
kelompok.
Adapun desain penelitian menggunakan
Rancangan
Prates-Pascates
yang
tidak
Ekuivalen (the non equivalen Pretest-Postest
Design) yang merupakan salah satu desain dari
rancangan
eksperimen
kuasi
(quasiexperimental design) yang mana dalam desain
ini
pemilihan
kelompok
tanpa
melalui
randomisasi. Jenis rancangan ini biasanya
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 5 No. 1
ISSN 2338 3240
dipakai pada eksperimen yang menggunakan
kelas-kelas
yang
sudah
ada
sebagai
kelompoknya dengan memilih kelas-kelas yang
diperkirakan sama keadaan/kondisinya.[8]
Tabel 3.1. Rancangan PratesEkuivalen
Kelompok
prates
A (eksperimen)
B (kontrol)
O
O
Pascates yang tidak
Perlakuan
X1
X2
Pascates
O
O
Keterangan:
A
: Kelompok eksperimen
B
: Kelompok kontrol
O
: Prates/Pascates
X1
:
Perlakuan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Conceptual
Understanding
Procedures menggunakan metode eksperimen
X2
: Perlakuan menggunakan pembelajaran konvesional
metode ceramah, tanya jawab.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1
Palu. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan,
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Palu yang
terdaftar dalam Tahun Ajaran 2015/2016,
dengan jumlah populasi 253 orang siswa yang
tersebar dalam sepuluh kelas. Penentuan
sampel
menggunakan
teknik
purposive
sampling yaitu penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dari sepuluh kelas
diambil dua kelas yang memiliki kemampuan
setara yaitu kelas X IPA 5 dengan jumlah siswa
sebanyak 29 orang sebagai kelas eksperimen
dan kelas X IPA 4 dengan jumlah siswa
sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum kedua kelas diberi perlakuan
dilakukan analisis data tes awal (pretest) dan
diperoleh rata-rata skor 8,75 untuk kelas
kontrol dan 10,03 untuk kelas eksperimen.
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t
(uji dua pihak) diperoleh nilai thitung sebesar
10,12 dan nilai ttabel = t(1-α)= 1,67 pada taraf
signifikan α = 0,05. Hal ini menunjukan thitung =
10,12 ttabel = 1,67 yang berarti H0 ditolak dan
H1 diterima. Dengan kata lain, terdapat
perbedaan pemahaman konsep antara siswa
yang mengikuti model pembelajaran conceptual
understanding
procedures
menggunakan
metode eksperimen dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvesional metode
ceramah, tanya jawab.
49
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitiaan
Ismawati,
F.
dkk
(2014)
menyimpulkan bahwa model pembelajaran
CUPs terbukti lebih efektif untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan curiosity siswa pada
pelajaran fisika. Penelitian Siswanto, B. dkk
(2014) menyimpulkan bahwa implementasi
model CUPs dapat meningkatkan kemampuan
kognitif C2 siswa pada pembelajaran fisika.
Penelitian Arlin, V.D (2013) menyimpulkan
bahwa hasil belajar matematika siswa dengan
model pembelajaran CUPs lebih baik dari siswa
yang
pada
proses
pembelajarannya
menggunakan metode ekspositori pada kelas
VIII unggul SMPN 1 Banuhumpu. Penelitian
Prastiwi, I. dkk (2014) menyatakan bahwa
kemampuan akhir koneksi matematika siswa
yang diajar dengan pembelajaran CUPs lebih
baik
dibandingkan
kemampuan
koneksi
matematika yang diajarkan menggunakan
pembelajaran Ekspositori.
Proses belajar mengajar pada penelitian
ini dilakukan tiga kali pertemuan dan diambil
contoh langkah-langkah pembelajaran pada
pertemuan ketiga. Pada kegiatan awal atau
tahap awal yaitu peneliti menyampaikan tujuan
pelajaran untuk memperoleh perhatian siswa
dengan
cara
meminta
siswa
untuk
mengungkapkan
pengetahuannya
tentang
materi
yang
akan
diajarkan
kemudian
membimbing siswa untuk memahami tujuan
pelajaran sesuai konsep materi hal ini penting
untuk
terciptanya
belajar
bermakna.
Selanjutnya peneliti yang bertindak sebagai
guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
berupa pertanyaan: “ Mengapa ketika sopir
mengerem mobil dengan tiba-tiba badan kita
terdorong ke depan? Siswa menjawab tetapi
tidak bisa menjelaskan secara konsep mengapa
hal tersebut dapat terjadi. Kemudian peneliti
kembali
memancing
dan
mendorong
pengalaman
dari
siswa
dengan
cara
menanyakan kembali pengalaman siswa terkait
materi hukum Newton agar siswa membangun
struktur kognitifnya.
Pada kegiatan inti atau Pada fase pertama
dimana masing-masing siswa diberi lembar
kerja, lalu peneliti menyampaikan materi dan
melakukan demonstrasi mengenai hukum 1
Newton. Siswa mengamati lalu memberikan
pendapat tentang hasil demonstrasi yang
dilakukan
oleh
peneliti
dan
menjawab
pertanyaan yang ada pada LKS.
Fase kedua adalah kerja kelompok,
dimana peneliti membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, membagikan LKS pada
setiap kelompok. Siswa bekerja secara berkelompok dalam kegiatan eksperimen dan di-
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 5 No. 1
ISSN 2338 3240
lanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok,
siswa membahas hasil kegiatan eksperimen
kelompok dan mengerjakan lembar kerja kelompok.
fase terakhir yaitu presentasi hasil kerja
kelompok, dimana peneliti mengarahkan siswa
untuk membentuk lingkaran U masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
dimana peneliti bertindak sebagai fasilitator dan
mengevaluasi hasil kerja kelompok. Peneliti
meminta
agar
perwakilan
masing-masing
kelompok
mempresentasekan
hasil
kerja
kelompok dan siswa lainnya diberi kesempatan
untuk memberikan pendapat. Pada akhir
diskusi peneliti memperhatikan bahwa setiap
siswa benar-benar memegang jawaban yang
disetujui, dan menuliskannya dalam kertas.
Dalam pertemuan kedua dan ketiga membahas
tentang hukum II Newton dan hukum III
Newton dengan proses pembelajarannya sama
seperti pertemuan pertama.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pemahaman konsep antara siswa
yang mengikuti model pembelajaran conceptual
understanding
procedures
menggunakan
metode eksperimen dengan pembelajaran
konvesional metode ceramah, tanya jawab
pada siswa kelas X SMA N 1 Palu.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ihsanudin, M. (2013). Penggunaan Peta Konsep
Berbantuan
Multimedia
Untuk
Meningkatkan
Konsep Fisika Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada
Universitas
Pendidikan
Indonesia:
tidak
diterbitkan.
[2] Ismawati. F, Nugroho. S.E, Dwijanant. P. (2014).
Penerapan
Model
Pembelajaran
Conceptual
Understanding Procedures Untuk Meningkatkan
Curiosty dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. 10, (1) :pp 22-27.
[3] Prastiwi, I. dkk. (2014). Efektivitas Pembelajaran
Conceptual
Understanding
Procedures
Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Aspek
Koneksi Matematika. Jurnal Kreano [online], Vol 5
(1), hal 41-47. Tersedia pada http://uho.ac.id. [20
April 2016].
[4] Kurniawati, E. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Modifikasi Conceptual Understanding Procedur
(M-CUPs) Terhadap Peningkatan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa SMP. Tesis Magister
Pada PPs Universitas Terbuka.
Jakarta: Tidak
Diterbitkan.
50
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 5 No. 1
ISSN 2338 3240
[5]
Sari, I. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
terhadap
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematika Siswa. Skripsi Sarjana Pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Jakarta: Tidak
Diterbitkan.
[6] Marfita, S.N. 2016. Remediasi Pemahaman Konsep
Suhu
Dan
Kalor
Menggunakan
Model
ConceptualUnderstanding Procedure Pada Siswa
SMA. Skripsi Sarjana Pada Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan. Pontianak: Tidak Diterbitkan.
[7] Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta, Jakarta.
[8]
Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan
(Kuantitatif & Kualitatif). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
51
Download