JURNAL STEGANOGRAFI GAMBAR DENGAN METODE LEAST

advertisement
JURNAL
STEGANOGRAFI GAMBAR
DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT
UNTUK PROTEKSI KOMUNIKASI PADA MEDIA ONLINE
Tri Prasetyo Utomo – 207700476
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email : [email protected]
ABSTRAK
Informasi adalah sebuah data mentah yang telah dipilah sedemikian rupa
sehingga memiliki manfaat informatif bagi sebagian maupun banyak pihak. Dan
di era internet ini, transaksi informasi merupakan hal yang lumrah dilakukan di
dunia maya.
Hal yang sering dilupakan oleh para user internet adalah keamanan data.
Dimana informasi di internet sifatnya adalah terbuka, dengan kemungkinan akses
oleh user dari seluruh dunia. Dalam kasus yang sensitif, beberapa informasi
ditujukan hanya untuk user atau pihak tertentu, dalam hal inilah diperlukan suatu
proteksi untuk melindungi informasi dari pihak-pihak yang tidak berhak
mengaksesnya.
Steganografi adalah pendekatan proteksi data yang prosesnya adalah
penyembunyian pesan dalam media gambar. Dengan steganografi ini proses
transaksi data diharapkan akan menjadi lebih aman dari pihak-pihak yang tidak
berhak mengaksesnya.
Kata Kunci : Kriptografi, Steganografi, Gambar, Metode Least Significant Bit,
Delphi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Adalah kodrat manusia untuk
saling berinteraksi dan salah satu
cara untuk berinteraksi adalah
dengan bertukar informasi. Awalnya
manusia bertukar informasi dengan
cara
berbicara,
kemudian
menggunakan media tulisan berupa
surat. Selain dengan media tulisan
manusia
mengenal
media
komunikasi berupa gambar. Dengan
gambar sebuah informasi dapat
disajikan dengan mudah dan
berkesan estetik.
Seiring kemajuan zaman,
manusia memasuki era internet,
dimana perkembangan pertukaran
informasi pun berkembang pesat.
Kini informasi berupa pesan dan
gambar dapat dikirimkan sebagai
surat elektronik melalui
e-mail,
dipajang di blog pribadi sebagai post
berita, maupun yang belakangan ini
populer adalah memajangnya di
social networking seperti facebook,
friendster, dan twitter.
Dengan
adanya
layanan
untuk bertukar informasi di internet
dengan dengan memanfaatkan media
online ini, maka dibukalah lembaran
baru
dalam
metode
bertukar
informasi. Dengan media online ini,
dapat dikirimkan pesan berupa
tulisan, gambar, bahkan berupa file
sisipan yang disertakan dalam pesan.
Dalam
perkembangan
pertukaran informasi, salah satu
kendala yang ditemukan adalah
masalah keamanan. Beberapa hal
yang harus dipenuhi saat pesan
dikirimkan hingga sampai pada
penerima adalah confidentiality,
integrity, availability, authenticity,
dan non-repudiation.
Kelima konsep keamanan
komputer ini melindungi pesan yang
dikirimkan sender kepada receiver
agar pesan yang dikirimkan sampai
dengan selamat tanpa kurang satu bit
data pun.
Confidentiality adalah istilah
yang digunakan untuk mencegah
diaksesnya informasi oleh individual
atau sistem yang tidak berhak.
Integrity dalam istilah keamanan
informasi berarti data tidak dapat
dimodifikasi
tanpa
terdeteksi.
Availability menjelaskan tujuan dari
pesan tersebut, dimana pada saat
dibutuhkan informasi tersebut harus
dapat
diakses
dan
tersedia.
Authenticity menjelaskan bahwa
pesan yang dikirim adalah autentik,
serta pengirim dan penerima adalah
benar pihak yang benar-benar
mengirimkan pesan tersebut. Nonrepudiation adalah istilah untuk
menjelaskan suatu pihak tidak bisa
mengelak telah melakukan suatu
transaksi, dalam hal ini mengirimkan
pesan.
Melihat
dari
masalah
keamanan di atas, maka itu
dikembangkanlah suatu metoda
pengamanan pesan elektronik yang
dinamakan
steganografi
(steganography).
Steganografi
merupakan seni penyembunyian
pesan ke dalam pesan lainnya
sedemikian rupa sehingga orang lain
tidak menyadari ada sesuatu di dalam
pesan tersebut. Kata steganografi
berasal dari bahasa Yunani yaitu
steganos yang artinya tersembunyi
atau terselubung dan graphein, yang
artinya menulis, sehingga kurang
lebih artinya adalah “menulis tulisan
yang tersembunyi atau terselubung”
(Sellars, 1996).
Pengaplikasian steganografi
pada media online adalah dengan
menyisipkan pesan pada media
gambar. Dengan metode ini pesan
akan tersamarkan dengan baik pada
file gambar yang dikirimkan,
sehingga pengirim dapat dengan
nyaman mengirimkan pesan rahasia
pada gambar. Dengan cara ini akan
sulit sekali untuk membaca secara
kasat mata pesan yang disisipkan
pada media gambar bila pesan tidak
terlebih dahulu di ekstrak dari media
gambarnya,
dan
pesan
akan
tersimpan dengan aman.
Metode yang digunakan
untuk penyembunyian pesan rahasia
pada aplikasi yang akan dibuat
adalah dengan cara menyisipkan
pesan ke dalam bit rendah (LSB Least Significant Bit) pada data pixel
yang menyusun file gambar. Metode
penyisipan LSB (Least Significant
Bit) ini adalah menyisipi pesan
dengan cara mengganti bit ke 8, 16
dan 24 pada representasi biner file
gambar dengan representasi biner
pesan
rahasia
yang
akan
disembunyikan. Dengan demikian
pada setiap pixel file gambar BMP
24 bit dapat disisipkan 3 bit pesan
(Masaleno, 2006).
Pada kondisi seperti ini, maka
diperlukan aplikasi yang dapat
menyisipkan pesan pada media
gambar, sehingga pesan akan
tersamarkan dengan baik, dan pesan
dapat dikirimkan dengan aman.
Berdasarkan uraian di atas,
akan dilakukan penelitian dan
penyusunan tugas akhir yang
berjudul “Steganografi Gambar
Dengan Metode Least Significant Bit
Untuk Proteksi Komunikasi Pada
Media Online.”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, terdapat masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu “Bagaimana
cara
untuk menyisipkan
dan
mengekstrak pesan dari dalam media
gambar sesuai dengan pesan yang
disisipkan?”.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan
masalah di atas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini bertujuan untuk
:
“Membuat
sebuah
aplikasi
steganografi untuk menginput dan
mengekstrak informasi pada media
gambar dengan mengaplikasikan
metode Least Significant Bit”.
Batasan Masalah
Permasalahan
yang
ditemukan selama penelitian ini
dibatasi oleh hal-hal yang tercantum
berkut ini:
1.
Aplikasi yang dibuat mencakup
aplikasi steganografi sederhana
yang
berfungsi
untuk
menyisipkan dan mengekstak
informasi dari media gambar.
2.
Informasi yang dimaksud disini
dibatasi hanya pada informasi
berupa text.
3.
4.
Text yang disisipkan pada
media gambar menggunakan
metode Least Significant Bit.
Media gambar adalah file
image dengan ekstensi bitmap
(BMP), dan JPG.
LANDASAN TEORI
Steganografi
Steganografi adalah seni dan
ilmu menulis pesan tersembunyi atau
menyembunyikan pesan dengan
suatu cara sehingga selain si
pengirim dan si penerima, tidak ada
seorangpun yang mengetahui atau
menyadari bahwa ada suatu pesan
rahasia.
Sebaliknya,
kriptografi
menyamarkan arti dari suatu pesan,
tapi tidak menyembunyikan bahwa
ada suatu pesan. Kata "steganografi"
berasal dari bahasa Yunani steganos,
yang artinya “tersembunyi atau
terselubung”,
dan
graphein,
“menulis”.
Kini, istilah steganografi
termasuk penyembunyian data digital
dalam berkas-berkas (file) komputer.
Contohnya, si pengirim mulai
dengan berkas gambar biasa, lalu
mengatur warna setiap pixel ke-100
untuk menyesuaikan suatu huruf
dalam alphabet (perubahannya begitu
halus sehingga tidak ada seorangpun
yang menyadarinya jika ia tidak
benar-benar memperhatikannya).
Pada
umumnya,
pesan
steganografi muncul dengan rupa
lain seperti gambar, artikel, daftar
belanjaan, atau pesan-pesan lainnya.
Pesan yang tertulis ini merupakan
tulisan yang menyelubungi atau
menutupi. Contohnya, suatu pesan
bisa
disembunyikan
dengan
menggunakan tinta yang tidak
terlihat di antara garis-garis yang
kelihatan.
Teknik steganografi meliputi
banyak sekali metode komunikasi
untuk
menyembunyikan
pesan
rahasia (teks atau gambar) di dalam
berkas-berkas lain yang mengandung
teks, image, bahkan audio tanpa
menunjukkan ciri-ciri perubahan
yang nyata atau terlihat dalam
kualitas dan struktur dari berkas
semula. Metode ini termasuk tinta
yang tidak tampak, microdots,
pengaturan kata, tanda tangan digital,
jalur tersembunyi dan komunikasi
spektrum lebar.
Tujuan dari steganografi
adalah
merahasiakan
atau
menyembunyikan keberadaan dari
sebuah pesan tersembunyi atau
sebuah informasi. Dalam prakteknya,
kebanyakan pesan disembunyikan
dengan membuat perubahan tipis
terhadap data digital lain yang isinya
tidak akan menarik perhatian dari
penyerang potensial, sebagai contoh
sebuah gambar yang terlihat tidak
berbahaya. Perubahan ini bergantung
pada kunci (sama pada kriptografi)
dan pesan untuk disembunyikan.
Orang yang menerima gambar
kemudian dapat menyimpulkan
informasi terselubung dengan cara
mengganti kunci yang benar ke
dalam algoritma yang digunakan.
Pada metode steganografi
cara ini sangat berguna jika
digunakan pada cara steganografi
komputer karena banyak format
berkas digital yang dapat dijadikan
media
untuk
menyembunyikan
pesan. Format yang biasa digunakan
di antaranya :
• Format
image :
bitmap
(bmp), gif, pcx, jpeg, dll.
• Format audio : wav, voc,
mp3, dll.
Format lain : teks file, html,
pdf, dll.
Kelebihan steganografi jika
dibandingkan dengan kriptografi
adalah pesan-pesannya tidak menarik
perhatian orang lain. Pesan-pesan
berkode dalam kriptografi yang tidak
disembunyikan, walaupun tidak
dapat
dipecahkan,
akan
menimbulkan kecurigaan. Seringkali,
steganografi
dan
kriptografi
digunakan secara bersamaan untuk
menjamin
keamanan
pesan
rahasianya.
Sebuah pesan steganografi
(plaintext), biasanya pertama-tama
dienkripsikan dengan beberapa arti
tradisional,
yang
menghasilkan
ciphertext. Kemudian, covertext
dimodifikasi dalam beberapa cara
sehingga berisi ciphertext, yang
menghasilkan stegotext. Contohnya,
ukuran huruf, ukuran spasi, jenis
huruf, atau karakteristik covertext
lainnya dapat dimanipulasi untuk
membawa pesan tersembunyi; hanya
penerima (yang harus mengetahui
teknik yang digunakan) dapat
membuka
pesan
dan
mendekripsikannya.
•
Metode Least Significant Bit
Least significant bit adalah
bagian dari barisan data biner (basis
dua) yang mempunyai nilai paling
tidak berarti/paling kecil. Letaknya
adalah paling kanan dari barisan bit.
Sedangkan most significant bit
adalah sebaliknya, yaitu angka yang
paling berarti/paling besar dan
letaknya disebelah paling kiri.
Contohnya adalah bilangan
biner dari 255 adalah 11111111
(kadang-kadang diberi huruf b pada
akhir bilangan menjadi 1111 1111b).
Bilangan tersebut dapat berarti :
Gambar 1 Bilangan biner
Dari barisan angka 1 di atas,
angka 1 paling kanan bernilai 1, dan
itu adalah yang paling kecil. Bagian
tersebut disebut dengan least
significant bit (bit yang paling tidak
berarti), sedangkan bagian paling kiri
bernilai 128 dan disebut dengan most
significant bit (bit yang paling
berarti).
Least significant bit sering
kali digunakan untuk kepentingan
penyisipan data ke dalam suatu
media digital lain, salah satu yang
memanfaatkan Least significant bit
sebagai metode penyembunyian
adalah steganografi audio dan
gambar.
Metode yang digunakan
untuk penyembunyian pesan rahasia
pada aplikasi ini adalah dengan cara
menyisipkan pesan ke dalam bit
rendah (least significant bit) pada
data pixel yang menyusun file
gambar BMP 24 bit tersebut.
Pada file gambar BMP 24 bit
setiap pixel pada gambar terdiri dari
susunan tiga warna yaitu merah,
hijau, biru (RGB) yang masingmasing disusun oleh bilangan 8 bit (1
byte) dari 0 sampai 255 atau dengan
format biner 00000000 sampai
11111111. Sebagai contoh file
gambar BMP 24 bit dengan warna
merah murni dalam format biner
akan terlihat sebagai berikut :
00000000 00000000 11111111
00000000 00000000 11111111
Sedangkan untuk warna hijau murni
dalam format biner akan terlihat
sebagai berikut :
00000000 11111111 00000000
00000000 11111111 00000000
Sedangkan untuk warna biru murni
dalam format biner akan terlihat
sebagai berikut :
11111111 00000000 00000000
11111111 00000000 00000000
Dari uraian di atas dapat
dilihat bahwa informasi dari warna
biru berada pada bit pertama sampai
bit delapan, dan informasi warna
hijau berada pada bit sembilan
sampai dengan bit 16, sedangkan
informasi warna merah berada pada
bit 17 sampai dengan bit 24.
Metode penyisipan LSB
(least significant bit) ini adalah
menyisipi pesan dengan cara
mengganti bit ke 8, 16 dan 24 pada
representasi biner file gambar dengan
representasi biner pesan rahasia yang
akan
disembunyikan.
Dengan
demikian pada setiap pixel file
gambar BMP 24 bit dapat disisipkan
3 bit pesan, misalnya terdapat data
raster original file gambar adalah
sebagai berikut :
00100111 11101001 11001000
00100111 11001000 11101001
11001000 00100111 11101001
Sedangkan representasi biner huruf
A
adalah
01000001,
dengan
menyisipkannya ke dalam pixel di
atas maka akan dihasilkan
00100110 11101001 11001000
00100110 11001000 11101000
11001000 00100111 11101001
Terlihat pada bit kedelapan,
enambelas dan 24 diganti dengan
representasi biner huruf A, dan hanya
tiga bit rendah yang berubah (cetak
tebal), untuk penglihatan mata
manusia sangatlah mustahil untuk
dapat membedakan warna pada file
gambar yang sudah diisi pesan
rahasia jika dibandingkan dengan file
gambar asli sebelum disisipi dengan
pesan rahasia.
Prototype
Howard
(1997)
mengemukakan bahwa prototyping
adalah salah satu pendekatan dalam
rekayasa perangkat lunak yang
secara langsung mendemonstrasikan
bagaimana sebuah perangkat lunak
atau komponen-komponen perangkat
lunak
akan
bekerja
dalam
lingkungannya sebelum tahapan
konstruksi aktual dilakukan.
Prototyping merupakan salah
satu metode pengembangan perangat
lunak yang banyak digunakan.
Metode ini akan menghasilkan suatu
prototype yaitu rancang bangun
sistem yang akan dibuat atau biasa
disebut dengan blueprint.
Dalam dunia bisnis yang
nyata, Prototype perlu digunakan
karena sering terjadinya seorang
pelanggan
yang
hanya
mendefinisikan secara umum apa
yang
dikehendakinya
tanpa
menyebutkan secara detail output apa
saja yang dibutuhkan, pemrosesan
dan data-data apa saja yang
dibutuhkan. Sebaliknya di sisi
pengembang kurang memperhatikan
efesiensi algoritma, kemampuan
sistem operasi dan interface yang
menghubungkan
manusia
dan
komputer.
Untuk
dapat
mengatasi
masalah tersebut di atas, maka harus
dibutuhkan suatu prototype sebagai
dasar acuan kerja. Dengan demikian
pengembang
akan
mengetahui
dengan benar apa yang dikehendaki
oleh pelanggan dengan tidak
mengesampingkan segi-segi teknis.
Pelanggan juga dapat mengetahui
proses-proses dalam menyelesaikan
sistem yang diinginkan.
Kunci agar model prototype
ini berhasil dengan baik adalah
dengan mendefinisikan aturan-aturan
main pada saat awal, yaitu pelanggan
dan pengembang harus setuju bahwa
prototype
dibangun
untuk
mendefinisikan kebutuhan. Prototype
akan dihilangkan sebagian atau
seluruhnya dan perangkat lunak
aktual aktual direkayasa dengan
kualitas dan implementasi yang
sudah ditentukan.
ANALISIS SISTEM
Fungsi Utama Aplikasi
Fungsi
utama
Aplikasi
Steganografi adalah sebagai berikut :
“Untuk menyisipkan pesan berupa
teks dan mengekstraknya kembali
sesuai dengan pesan teks yang
disisipkan kedalam file gambar”.
Deskripsi Kebutuhan Perangkat
Lunak
Kebutuhan Fungsional
Aplikasi ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan fungsional
untuk
melakukan
fungsi
steganografi, diantaranya adalah :
1. Dapat
memberikan
kemudahan kepada user
untuk menggunakan aplikasi
steganografi gambar.
2. Dapat
meningkatkan
keamanan data dengan cara
menyisipkan informasi pada
media
gambar
melalui
aplikasi steganografi gambar.
Kebutuhan Antarmuka
Kebutuhan
antarmuka
merupakan kebutuhan yang sangat
penting, karena perangkat lunak
dinilai dari external performance
yaitu tampilan luar yang disesuaikan
dengan
kebiasaan
pengguna
komputer, agar mudah digunakan
dan mudah diadapatsi oleh pengguna
karena sudah familiar.
Kebutuhan ini diharapkan
dapat disesuaikan oleh kebiasaan
pengguna, hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah pekerjaan karena
pengguna sudah terbiasa dengan
tampilan yang biasa digunakan.
Adapun diagram konteks dari
aplikasi steganografi ini adalah
sebagai berikut :
Gambar 2 Konteks Diagram
Kebutuhan Unjuk Kerja
Unjuk kerja aplikasi ini adalah
sebagai berikut :
a. Kualitas
lingkungan
pengembangan program
b. Kecepatan transfer data
c. Kekuatan bahasa pemograman
dibandingkan kompleksitasnya
d. Flexibilitas penggunaannya
e. Reusable
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan Perangkat Lunak
Diagram Konteks (CD)
Diagram
Konteks
yaitu
diagram
yang
menggambarkan
sistem
secara
umum
serta
memberikan gambaran mengenai
hubungan antara lingkungan di
dalam sistem (Internal Entity)
dengan lingkungan di luar sistem
(External Entity), seperti di bawah
ini :
a. Internal Entity yaitu Admin,
karena user utama merupakan
pihak
yang
berinteraksi
langsung dalam melakukan
pembaharuan
aplikasi,
mengenai semua hal yang
berkaitan dengan aplikasi
steganografi.
a. External Entity yaitu User,
karena user hanya melakukan
pengaksesan aplikasi berupa
penyisipan informasi dan
pengekstrakan informasi dari
dalam file gambar.
Pada konteks diagram diatas,
dapat
dilihat
bahwa
proses
steganografi ini berlangsung 2 arah.
User pengirim menginputkan file
gambar dan file teks sedangkan user
penerima menerima file gambar dan
file teks dalam satu buah file berupa
stegotext.
DFD Level 0
DFD
level
0
dari
pengembangan aplikasi steganografi
adalah sebagai berikut :
Gambar 3 DFD Level 0 Aplikasi
Steganografi
Pada DFD Level 0, terdapat 2
proses yaitu proses Embedding pesan
dan Ekstraksi pesan. Dimana pada
proses Embedding pesan ini user
menginputkan file gambar dan file
teks dan kemudian menjadi stegotext.
Stegotext kemudian diterima oleh
user penerima dan diekstrak kembali
menjadi file teks dan file gambar
kembali.
DFD Level 1
DFD level 1 dari Proses 1
Embedding Pesan adalah sebagai
berikut :
Gambar 4 DFD Level 1 Proses
Embedding Pesan
Pada DFD Level 1 proses
Embedding Pesan ini terdapat 2
proses yang membangun proses
Embedding yaitu proses Cek data
dan proses Embedding teks. Pada
proses cek data, file gambar di cek
apakah terdapat fleck, dimana fleck
adalah tanda bahwa file gambar telah
disisipkan pesan rahasia sebelumnya.
Bila di dalam file gambar tidak
terdapat
fleck
maka
proses
Embedding teks dapat dilakukan.
DFD level 1 dari Proses 2
Extract Pesan adalah sebagai berikut
:
Gambar 5 DFD Level 1 Proses
Ektraksi Pesan
Pada DFD Level 1 proses
Ekstraksi pesan ini terdapat 2 proses,
yaitu proses Cek stegotext dan
Ekstraksi pesan. Proses cek stegotext
ini sama dengan proses cek data pada
DFD Level 1 proses Embedding
pesan, dimana gambar di cek apakah
terdapat fleck. Bila pada gambar
terdapat fleck maka terdapat pesan di
dalamnya dan proses ekstraksi pesan
dapat dilakukan.
DFD Level 2
DFD level 2 dari Proses 1.1
Cek Data adalah sebagai berikut :
Gambar 6 DFD Level 2 Proses Cek
Data
Pada DFD Level 2 proses
Cek Data ini terdapat 4 proses, yaitu
proses Load covertext, Cek covertext,
Load file teks, dan cek file teks.
Proses load coverteks adalah proses
dimana user membuka file gambar
untuk dijadikan covertext. Proses cek
covertext adalah proses mengecek
apakah terdapat fleck di dalam file
gambar yang di load. Proses load file
teks adalah proses dimana user
menuliskan pesan rahasia dan proses
cek file teks adalah proses yang
mengecek apakah file teks dapat
disisipkan ke dalam file gambar.
DFD level 2 dari Proses 1.2
Embedding Teks adalah sebagai
berikut :
Dari Proses 1.1.4
DFD level 2 dari Proses 2.1
Cek Stegotext adalah sebagai berikut
:
File Gambar
(Covertext)
sesuai
File Teks
sesuai
1.2.1
Baca Struktur
Covertext
File Gambar
(Covertext) sesuai
File Teks sesuai
1.2.2
Konversi Covertext
ke biner
File Gambar
(Covertext)
sesuai
File Teks
sesuai
1.2.4
Konversi File Teks
Ke biner
File Gambar
(Covertext) sesuai
File Teks sesuai
1.2.3
Baca Struktur
File Teks
File Gambar
(Covertext)
File Teks sesuai
sesuai
1.2.5
Spreding biner File Teks
Stegotext
Stegotext
Gambar 7 DFD Level 2 Proses
Embedding Teks
Pada DFD Level 2 proses
Embedding teks ini terdapat 5 proses,
yaitu Baca struktur covertext,
Konversi covertext ke biner, Baca
struktur file teks, Konversi file teks
ke biner, dan Spreading biner file
teks. Pada proses baca struktur
coverteks, gambar di cek dapat
menampung
seberapa
banyak
karakter pesan. Proses konversi
covertext ke biner membaca atribut
RGB
dari
covertext
dan
diterjemahkan ke biner. Pada proses
baca struktur file teks, pesan dibaca
seberapa banyak karakter yang akan
disisipkan, lalu pesan dikonversi ke
biner pada proses konversi file teks
ke biner. Selanjutnya setelah file teks
di konversi ke biner, lalu di sebarkan
ke biner-biner covertext.
Gambar 8 DFD Level 2 Proses Cek
Stegotext
DFD Level 2 proses Cek
stegotext memiliki 3 proses, yaitu
Load stegotext, Cek stegotext, dan
Cek file teks dalam stegotext. Load
stegotext dilakukan saat user
membuka file gambar. Dilanjutkan
dengan cek stegotext yaitu proses cek
fleck, dimana bila terdapat fleck
maka stegotext memiliki pesan
rahasia.
DFD level 2 dari Proses 2.2
Ekstraksi Teks adalah sebagai
berikut :
Dari Proses 2.1.3
Stegotext
sesuai
2.2.1
Baca Struktur
Stegotext
Stegotext sesuai
2.2.2
Konversi Stegotext
ke biner
Flow Chart
Flow Chart memodelkan alur
kerja sebuah proses dan urutan
aktivitas dalam suatu proses.
Diagram dapat memodelkan sebuah
alur kerja dari satu aktivitas ke
aktivitas lain atau dari satu aktivitas
ke dalam keadaan sesaat (state).
Contoh Flow Chart Aplikasi
Steganografi akan disajikan oleh
gambar di bawah ini :
Biner Stegotext
2.2.4
Konversi biner
hasil despreading
ke byte
Biner Stegotext
2.2.3
Baca biner
Byte hasil konversi
2.2.5
Baca biner
File Teks
File
Gambar
User
Penerima
Gambar 9 DFD Level 2 Proses
Ekstraksi Teks
DFD Level 2 Proses Ekstraksi Teks
memiliki 5 proses, yaitu Baca
struktur stegotext, Konversi stegotext
ke biner, Baca biner, Konversi biner
hasil despreading ke byte, dan Baca
biner. User penerima yang menerima
stegotext membaca pesan dengan
melewati 5 proses ini, pertama
stegotext dibaca strukturnya, berapa
pixel yang berisi pesan, lalu stegotext
di konversi ke biner, lalu biner
diterjemahkan ke pesan melalui 3
proses, Baca biner, Konversi biner
hasil despreading ke byte, dan Baca
biner.
Gambar 10 Flow chart proses
Embedding Pesan
Gambar 12 Struktur menu Aplikasi
Steganografi
Gambar 11 Flow chart proses
Ekstraksi Pesan
Struktur Menu
Perancangan struktur menu
dibuat dalam bentuk bagan untuk
mengidentifikasi
dan
mengilustrasikan aplikasi ke dalam
bentuk
modul-modul
serta
menggambarkan hierarki kontrol di
antara
modul-modul
tersebut.
Struktur menu ini merupakan
rancangan program menu utama
yang terdiri dari beberapa menu yang
digunakan dalam aplikasi ini. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar di bawah
ini :
Aplikasi steganografi yang
dibuat mempunyai struktur sebagai
berikut, mempunyai 4 form, yaitu
form utama, form tulis pesan, form
baca pesan dan form about. Pada
form utama terdapat tombol ke form
tulis pesan, form baca pesan dan exit.
Pada form tulis pesan terdapat
tombol buka BMP, buka JPG, ke
baca pesan dan Exit. Pada form baca
pesan terdapat tombol buka gambar,
baca pesan, ke tulis pesan dan exit.
Rancangan
Antar
Muka
(Interface)
Perancangan interface ini
merupakan
struktur
gambaran
aplikasi yang akan dibuat, adapun
rancangan-rancangan menu utama
aplikasi steganografi, yaitu :
Gambar 13 Rancangan interface
Menu Utama
IMPLEMENTASI SISTEM
Lingkungan Pemograman
Aplikasi Steganografi ini
dibuat dengan menggunakan bahasa
pemograman
Delphi
dan
dikembangkan
menggunakan
Aplikasi Embarcadero Delphi 2010.
Implementasi Sistem
Berdasarkan
desain
dan
perancangan system yang telah
dibuat
sebelumnya,
maka
implementasinya disajikan dalam
contoh gambar 15 di bawah ini.
Gambar 14 Menu Utama program
Pengujian
Pengujian ini menggunakan
metode pengujian Black Box.
Pengujian ini berusaha menemukan
kesalahan dalam beberapa kategori
sebagai berikut : fungsi-fungsi yang
tidak benar atau hilang, kesalahan
interface,
kesalahan
kinerja,
inisialisasi dan kesalahan terminasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang penulis lakukan dengan tema
steganografi, dengan mengambil
judul aplikasi steganografi ini,
diharapkan dapat digunakan untuk
membantu user internet dalam
bertukar pesan dengan tingkat
keamanan yang lebih baik.
Berdasarkan analisis yang
telah penulis buat, maka dapat
diambil kesimpulan :
1. Dengan aplikasi steganografi
ini dapat melindungi transaksi
pengiriman pesan antara dua
pihak yang saling bertukar
pesan.
2. Aplikasi
ini
dapat
menyamarkan pesan, karena
secara kasat mata pesan tidak
akan terlihat, dan terlihat
sebagai gambar biasa.
Di era internet ini, transaksi
pengiriman pesan sudah sangat maju,
baik itu melalui pesan elektronik (email), jejaring sosial (Facebook,
Twitter, Google+, dll), forum, dll.
Kelemahan proses transaksi pesan
dalam media-media tersebut adalah
kerahasiaannya, dimana bila pesan
dikimkan ke tujuan maka pesan
tersebut secara jelas akan berbentuk
pesan, dan rentan untuk diserang
setiap
saat.
Dengan
aplikasi
steganografi ini, pesan disisipkan ke
dalam media gambar, dan secara
kasat mata pesan tidak akan terlihat,
dengan begitu transaksi pengiriman
pesan akan lebih aman.
Saran
Berdasarkan informasi yang
telah penulis dapat, serta kesimpulan
yang telah diuraikan sebelumnya,
maka penulis memberikan saran :
1. Aplikasi steganografi ini
sebaiknya
dikembangkan
menjadi sebuah aplikasi yang
lebih
kompleks,
baik
penambahan input type file
gambar, output type file
gambar, dan fitur-fitur lain
yang menunjang aplikasi ini.
2. Penyederhanaan
proses
penyisipan
pesan
dan
pembacaan pesan rahasia.
3. Penambahan pop-up help
untuk mempermudah user.
Penulis menyadari masih
terdapat
kekurangan-kekurangan
dalam aplikasi yang penulis bangun
ini,
salah
satunya
adalah
pengoptimalisasian script aplikasi,
dan manajemen memory yang lebih
baik. Diharapkan di masa datang,
dapat dilakukan penyempurnaanpenyempurnaan pada aplikasi ini
sehingga tingkat kepuasan user akan
semakin tercapai. Semoga hasil
penelitian tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan adik
kelas dan pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih kepada
bapak dosen pembimbing yang
dengan setia telah membantu dan
membimbing
penulis,
sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Software
Prototyping,
www.en.wikipedia.org/wiki/S
oftware_prototyping, 2011,
diakses 14 Juli 2011.
Cole, Eric, 2003, Hiding in Plain
Sight : Steganoraphy and the
Art
of
Covert
Communication,
United
States of America, Wiley
Publishing.
J.Cox, Ingremar, 2008, Digital
Watermarking
and
Steganography, United States
of
America,
Morgan
Kaufmann.
Katzenbeisser,
Stefan,
2000,
Information
Hiding
Techniques
for
Steganography and Digital
Watermarking, United States
of America, Arctech House.
Kipper, Greg, 2003, Investigator’s
Guide to Steganography,
United States of America,
Aurbach Publications.
Lu, Chun-Shien, 2005, Multimedia
Security : Steganography and
Digital
Watermarking
Techniques for Protecting of
Intellectual
Property,
Taiwan,
Idea
Group
Publising.
Machanda, Sanjeev, Dave, Mayank,
and Singh, S. B., 2011,
Customized
and
Secure
Image
Steganography
Through Random Numbers
Logic,
India,
Computer
Science Journals.
Masaleno, Andino, 2006, Pengantar
Steganografi,
www.ilmukomputer.com,
2006, diakses 16 Mei 2011.
Morkel, T., Eloffm J. H. P., and
Oliver, M. S., 2005, An
Overview
of
Image
Steganography, South Africa,
Published electronically.
Munir, Rinaldi, 2006, Kriptografi,
Bandung, Informatika.
Q.Shi, Yun, 2009, Transaction on
Data Hiding and Multimedia
Security
IV,
Germany,
Springer.
Sellars, Duncan, An Introduction to
Steganography,
www.cs.uct.ac.za/courses/CS4
00W/NIS/papers99/dsellars/ste
go.html, 2009, diakses 13 Juli
2011.
Wayner, Peter.2009, Dissapearing
Cryptography, United States
of
America,
Morgan
Kaufmann.
Download