CA Review Pertemuan 10 03062015

advertisement
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 10
Instrumen Keuangan
PSAK 50 (REVISI 2014)
INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN
50
Perkembangan Pengaturan Instrumen Keuangan
PSAK LAMA sd Th 1998

PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan
kewajiban lancar

PSAK 50 Sekuritas

PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas

PSAK 31 Akuntansi Perbankan

PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek
Tertentu

PSAK 51 Akuntansi Kuasi Organisasi

PSAK 55 Akuntansi Instrumen Deivatif
dan Aktivitas Lindung Nilai

PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi
Hutang Piutang Bermasalah
PSAK Revisi 2006
 PSAK 50 Instrumen Keuangan
Penyajian dan Pengungkapan
 PSAK 55 Instrumen Keuangan
Pengakuan dan Pengukuran
PSAK Revisi 2010  IAS 1 Jan 2009
 PSAK 50 Penyajian
 PSAK 55 Pengakuan dan Pengukuran
 PSAK 60 Pengungkapan
PSAK 50, 55, 60 Revisi 2014
•  IAS eff1 Jan 2013
3
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
•
•
•
•
•
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Definisi dan klasifikasi
Derivatif melekat
Pengakuan dan
penghentian pengakuan
Pengukuran awal,
pengukuran selanjutnya,
reklasifikasi, penurunan
nilai.
Lindung Nilai
 Kelas instrumen
keuangan dan tingkat
pengungkapan
 Signifikansi instumen
terhadap kinerja
 Sifat dan cakupan
risiko –
pengungkapan
kualitatif & kuantitatif
Definisi
Pemisahan liabilitas dan
ekuitas
Instrumen keuangan
majemuk.
Saham treasuri, bunga,
dividen,
kerugian/keunntungan
Saling hapus atas aset dan
liabilitas
•
•
•
•
•
4
PSAK 50
• PSAK 50 merupakan adopsi dari IAS 32 Financial Instrument:
Presentation
• PSAK revisi 2006 baru berlaku 2008  ditunda penerapan 2010
• PSAK revisi 2010 merevisi PSAK 50 (sebelumnya mengenai instrumen
keuangan: penyajian dan pengungkapan yang diterbitkan tahun 2006).
• PSAK 50 (revisi 2010) diadopsi dari IAS 32 versi Oktober 2009.
• PSAK 50 (2014)
– Penghapusan pengaturan pajak penghasilan terkait dividen
– Penambahan persyaratan saling hapus aset dan liabilitas keuangan
– Penyesuaian definisi nilai wajar sesuai PSAK 68
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material
5
PSAK 50 (2006)
• Merubah PSAK 50 Akuntansi investasi efek
tertentu  mengatur penyajian dan
pengukuran
• PSAK 50 (revisi 2006) mengatur tentang
instrumen keuangan: penyajian dan
pengungkapan.
• Perubahan menyeluruh instrumen keuangan
karena sebelumnya hanya mengatur investasi
efek tertentu, tidak termasuk bentuk
instrumen keuangan yang lain.
6
PSAK 50 (2010)
• PSAK 50 (revisi 2010) hanya mengatur tentang penyajian
instrumen keuangan.
• Pengaturan tentang pengungkapan instrumen keuangan diatur
dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
– Ruang lingkup & Definisi (puttable instrument)
– Penyajian :
•
•
•
•
•
Liabilitas dan ekuitas
Instrumen keuangan majemuk
Saham treasuri
Bunga, dividen, keuntungan dan kerugian
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
• Pengaturan baru : puttable instrumen; Kewajiban menyerahkan
bagian aset neto secara prorata saat likuidasi; Reklasifikasi dari liabilitas
keuangan ke instrumen ekuitas dan sebaliknya.
7
Isi PSAK 50 – Revisi 2014
• Tujuan, Ruang Lingkup dan Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan Majemuk
– Saham yang Diperoleh Kembali
– Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan
– Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (revisi
2013)
• Pedoman Penerapan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari PSAK 50
• Contoh Ilustrasi, melengkapi tetapi bukan merupakan bagian dari
PSAK 50
8
Tujuan
Tujuan PSAK 50 ini adalah untuk menetapkan:
• Prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas
atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas
keuangan.
Prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi :
• Prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan
liabilitas keuangan dalam PSAK 55 Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran; dan
• Pengungkapan informasi mengenai prinsip tersebut dalam
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
9
Ruang Lingkup
• Diterapkan semua entitas untuk semua jenis instrumen keuangan kecuali
– kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama.
– hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang
diatur dalam PSAK 24
– kontrak asuransi
– instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup kontrak asuransi
karena instrumen keuangan tersebut mengandung fitur partisipasi tidak
mengikat.
– instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berdasarkan PSAK 53
• Diterapkan pada kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan
yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan
lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan
10
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas
entitas lain
Hak
kontraktual
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh kewajibannya
11
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► liabilitas keuangan atau
► instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung; atau
 Kontrak yang akan diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►liabilitas Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan
suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
12
Aset dan Liabilitas Keuangan - PA
• Kas adalah aset keuangan karena merupakan alat tukar dan menjadi dasar
pengukuran dan pengakuan seluruh transaksi dalam laporan keuangan
• Contoh instrumenkeuangan yang mencermintak hak kontraktual
–
–
–
–
–
Piutang usaha dan utang usaha
Weset tagih dan wesel bayar
Pinjaman yang diberikan dan pinjaman yang diterima
Piutang obligasi dan utang obligasi
Instrumen utang perpetual
• Liabilitas atau aset nonkontraktual (seperti pajak penghasilan yang timbul
karena peraturan pemerintah) bukan liabilitas dan aset keuangan,
kewajiban kontruktif bukan liabilitas keuangan.
13
Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
14
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas– par 15
• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan
awal mengklasifikasikan instrumen tersebut atau
komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas.
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas– par 16
• Instrumen instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b)
berikut terpenuhi:
a)
Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk:
i. menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
ii. mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan
kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
b)
jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
i.
nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas; atau
ii.
derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu
kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas.
Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual
• Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) adalah
instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau
aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit
pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan
datang atau kematian atau purna karya dari pemegang instrumen.
•
•
kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus
instrumen tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan
eksekusi opsi jual tersebut. (par 13)
Diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur berikut:
–
–
–
–
Memberikan hak kepada pemegangnya bagian prorata atas aset neto entitas pada saat dilikuidasi
Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh instrumen lain
Selain bentuk instrumen keuangan (lihat definisi)
Jumlah arus kas yagn diharapkan didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan aset neto
17
Penyerahan pada Pihak lain saat Likuidasi
•
•
•
Instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk
menyerahkan kepada entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat
likuidasi. (par 16C)
Kewajiban timbul karena likuidasi pasti terjadi dan berada di luar kendali atau
tidak pasti terjadi namun berdasarkan opsi dan pemegang instrumen.
Diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur:
– Memberikan hak bagian prorata aset neto enttitas
– Instrumen berada pada kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas
instrumen lain.
– Seluruh instrumen berada pada kelas subordinat instrumen lain harus memiliki
kewajiban kontraktual identik untuk menyerahkan bagian prorata aset neto pada saat
likuidasi
Reklasifikasi Instrumen
• Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai instrumen ekuitas
(sejak tanggal ketika instrumen memiliki seluruh fitur dan memenuhi
kondisi yang ditetapkan.
• Entitas mereklasifikasi instrumen keuangan sejak tanggal ketika instrumen
tidak lagi memiliki seluruh fitur atau memenuhi kondisi di paragraf
tersebut.
Contoh: Jika entitas menebus seluruh instrumen tanpa opsi jual yang
diterbitkan dan setiap instrumen yang mempunyai fitur opsi jual yang
masih beredar memiliki seluruh fitur dan memenuhi semua kondisi di
paragraf 13 dan 14, maka entitas mereklasifikasi instrumen yang
mempunyai fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal ketika
entitas menebus instrumen tanpa opsi jual.
19
Penyelesaian Kontijensi
• Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan
kas atau aset keuangan lain tergantung pada terjadi atau tidak
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan
(kontiijensi).
• Instrumen dengan penyelesaian kontijensi adalah liabilitas keuangan,
kecuali jika:
– Bagian dari ketentuan penyelesaian kontijensi adalah tidak sah
– Penerbit dapat disyaratakan untuk menyelesaikan kewajiban hanya dalam
kondisi penerbit dilikuidasi
– Instrumen tersebut memiliki fitur 16A&B.
20
Pilihan Penyelesaian
• Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu
pihak pilihan cara penyelesaian (misalnya penerbit atau
pemegang instrumen dapat memilih penyelesaian secara neto
dengan kas atau mempertukarkan saham dengan kas), maka
instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas
keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada
menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
– Contoh: opsi saham yang memberi pilihan kepada penerbit untuk
menentukan penyelesaian secara neto dengan kas atau
mempertukarkan sahamnya dengan sejumlah kas.
21
Penyelesaian Kontijensi
• Oleh karenanya, instrumen keuangan adalah liabilitas
keuangan bagi penerbit, kecuali jika:
– bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan
penyelesaian secara kas atau melalui penyerahan aset keuangan lain
(atau jika tidak, untuk menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen
tersebut berupa liabilitas keuangan) adalah tidak sah (not genuine);
atau
– penerbit disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan kas
atau dengan penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk
menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut merupakan
liabilitas keuangan) hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi; atau
– instrumen tersebut memiliki seluruhfitur dan memenuhi kondisi di
paragraf 13 dan 14.
22
Instrumen Keuangan Majemuk
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi
persyaratan instrumen keuangan untuk menentukan apakah
instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan
ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah
sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen
ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen
keuangan yang:
– menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
– memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi
instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas
yang bersangkutan.
23
Instrumen Keuangan Majemuk
Contoh:
• Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh
pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah
ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari
sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua
komponen:
– liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas
atau aset keuangan lain); dan
– instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya
selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut
menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan).
24
Saham Treasuri
• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka
instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan,
penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut
tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas
yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha
yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui
secara langsung di ekuitas.
•
•
Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara terpisah, dalam
Iaporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan, sesuai
dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
Entitas mengungkapkan sesuai dengan PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak
Berelasi jika saham treasuri diperoleh oleh pihak-pihak berelasi.
25
Bunga, Deviden, Kerugian dan Keuntungan
• Bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian yang terkait
dengan instrumen keuangan atau komponen yang
merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan
atau beban dalam laba rugi.
• Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas didebit
oleh entitas secara langsung ke ekuitas, setelah dikurangi
dampak pajak penghasilan terkait.
• Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat
sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi dampak pajak
penghasilan terkait.
26
Pajak Dividen
• Pajak penghasilan yang terkait dengan distribusi kepada pemegang
instrumen ekuitas dan biaya transaksi dicatat sesuai dengan PSAK 46:
Pajak Penghasilan.
• Entitas umumnya menanggung berbagai biaya dalam penerbitan atau
perolehan kembali instrumen ekuitasnya.
• Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas dicatat sebagai
pengurang ekuitas (setelah dikurangi dampak pajak penghasilan),
sepanjang biaya tersebut merupakan biaya tambahan yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan transaksi ekuitas, namun diabaikan
jika tidak dapat diatribusikan secara langsung.
• Biaya transaksi ekuitas yang diabaikan tersebut diakui sebagai beban.
27
Saling Hapus
• Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:
– saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
sating hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
– berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
• Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak boleh melakukan saling
hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55
(revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 36).
• Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraf 13B-13E untuk pengakuan
instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup paragraf PSAK 60
paragraf 13A.
28
Saling Hapus - PA
• Untuk memenuhi kriteria saling hapus, entitas saat ini harus memiliki hak
yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus. Ini
berarti bahwa hak saling hapus:
– harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan; dan
– harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai berikut:
• situasi bisnis yang normal;
• peristiwa kegagalan; dan
• peristiwa kepailitan atau kebangkrutan dari entitas dan seluruh pihak lawan.
29
Saling Hapus - PA
•
Kriteria bahwa entitas 'memiliki intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan‘:
a. aset keuangan dan liabilitas keuangan yang memenuhi syarat untuk saling hapus disampaikan pada saat
yang bersamaan untuk dilakukan pemrosesan;
b. setelah aset keuangan dan liabilitas keuangan disampaikan untuk diproses, para pihak berkomitmen
untuk memenuhi kewajiban penyelesaian;
c. tidak ada potensi arus kas yang timbul dari aset dan liabilitas untuk berubah;
d. aset dan liabilitas yang diagunkan dengan efek akan diselesaikan dengan pengalihan efek atau sistem
yang sejenis (sebagai contoh, pengiriman dibandingkan dengan pembayaran), sehingga jika pengalihan
efek gagal, pemrosesan piutang atau hutang terkait yang sekuritasnya diagunkan juga akan gagal (dan
sebaliknya);
e. setiap transaksi yang gagal, sebagaimana diuraikan dalam (d), akan disampaikan kembali untuk diproses
sampai transaksi yang gagal tersebut diselesaikan;
f. penyelesaian dilakukan melalui institusi penyelesaian yang sama (sebagai contoh, bank penyelesaian,
bank sentral atau penyimpanan efek sentral), dan terdapat fasilitas kredit intraday yang akan
memberikan jumlah cerukan yang cukup untuk memungkinkan proses pembayaran
g. pada tanggal penyelesaian untuk setiap pihak, dan dapat dipastikan bahwa fasilitas kredit intraday akan
dipertimbangkan jika akan digunakan.
30
Tanggal Efektif dan Penarikan
• Entitas menerapkan Pernyataan secara prospektif untuk
periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015,
kecuali par 07,26 PA41 berlaku secara prospektif.
• Pernyataan ini menggantikan PSAK 50 (2010)
31
Pedoman Aplikasi
Definisi
• Aset keuangan dan liabilitas keuangan
• Instrumen ekuitas
• Kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain
• Instrumen keuangan deriatif dll
Penyajian
• Labilitas dan ekuitas
• Tanpa kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
• Penyelesaian dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
• Ketentuan penyelesaian kontijensi
• Perlakuan dalam LK Konsolidasian
• Instrumen keuangan majemuk
• Saham treasuri
• Bunga, dividen, keuntungan dan kerugian
• Saling hapus – kriteria saat memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
32
Pedoman Aplikasi
Kontrak forward membeli atau menjual saham
•
•
•
•
Kas untuk kas (penyelesaian neto dengan kas)
Saham untuk Saham (penyelesaian neto dengan saham)
Kas untuk saham (penyelesaian fisik bruto
Pilihan penyelesaian
Pembelian atau Penerbitan opsi beli saham
Pembelian atau Penerbitan Opsi jual saham
Entitas tanpa ekuitas atau ekuitas tertentu
Pemisahan Instrumen keuangan majemuk saat pengakuan awal
Pemisahan instrumen keuangan majemuk yang memiliki fitur derivati melekat ganda
Pembelian kembali instrumen dapat dikonversi
33
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
• PT. ABC menerbitkan obligasi yang dapat dikonversi 2.000
lembar pada awal 20X1. Obligasi tersebut berjangka waktu
3 tahun dan dijual sebesar nilai nominalnya Rp1.000 per
lembar.
• Bunga 6% dibayarkan di muka setiap tahunnya.
• Tiap obligasi dapat dikonversikan setiap saat hingga saat
jatuh temponya menjadi 250 lembar saham biasa.
• Ketika obligasi tersebut diterbitkan, tingkat bunga pasar
untuk utang sejenis tanpa hak konversi sebesar 9%.
• Komponen liabilitas harus diukur terlebih dahulu
• Selisih antara hasil yang diterima dengan nilai wajar
komponen liabilitas dialokasikan sebagai komponen ekuitas.
• Nilai wajar komponen liabilitas dihitung menggunakan
tingkat bunga diskonto 9 %,
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi
08
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Nilai sekarang dari pokok obligasi Rp2.000.000 yang harus
dibayar dalam tiga tahun
Nilai wajar dari bunga sebesar Rp120.000 yang harus dibayar di
muka setiap tahunnya selama tiga tahun
Total komponen liabilitas
303.755
1.848.122
151.878
Komponen Ekuitas
2.000.000
Hasil penerbitan obligasi
Kas
1,544,367
2.000.000
Utang Obligasi
Agio saham – Ekuitas konversi
1.848.122
151.878
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi
08
Utang yang Dapat Dikonversi (contoh)
Ilustrasi: PT XYZ menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat
dikonversi dengan nilai nominal Rp 200.000 pada awal tahun
2013. Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun dengan
pembayaran bunga 7 persen setiap akhir Desember. Setiap
obligasi dapat dikonversi menjadi 100 lembar saham dengan
nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk obligasi sejenis adalah
9 persen.
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi
08
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
PV nilai nominal =
𝑅𝑝 200.000.000
(1+.09)6
= Rp 119.253.465
PV pembayaran bunga = 𝑅𝑝 14.000.000 ×
1−(1+.09)−6
.09
PV komponen liabilitas
62.802.860
Rp 182.056.325
Komponen ekuitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
Nilai wajar obligasi pada tanggal penerbitan
Dikurangi: nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan
Nilai wajar komponen ekuitas pada tanggal penerbitan
Rp 200.000.000
182.056.325
Rp 17.943.675
Pencatatan jurnal atas transaksi:
Kas
Utang obligasi
Agio saham – ekuitas konversi
200.000.000
182.056.325
17.943.675
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi
09
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai maturity
Utang obligasi
Kas
200.000.000
200.000.000
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 dapat ditransfer ke akun
agio saham – biasa.
Kondisi 2: Obligasi dikonversi saat maturity
Agio saham – ekuitas konversi
Utang obligasi
Saham biasa
Agio saham – biasa
17.943.675
200.000.000
50.000.000
167.943.675
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 ditransfer ke akun agio
saham – biasa.
10
Utang yang Dapat Dikonversi (contoh)
Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum maturity
Obligasi dikonversi menjadi saham pada tanggal 31 Desember 2015
Daftar Amortisasi Obligasi
Tanggal
01/01/2013
31/12/2013
31/12/2014
31/12/2015
Kas dibayarkan
Beban bunga
14,000,000
14,000,000
14,000,000
Agio saham – ekuitas konversi
Utang obligasi
Saham biasa
Agio saham – biasa
16,385,069
16,599,725
16,833,701
Amortisasi diskonto
2,385,069
2,599,725
2,833,701
Nilai tercatat
182,056,325
184,441,394
187,041,120
189,874,821
17.943.675
189.874.821
50.000.000
157.818.496
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi
11
Inseentif Konversi
Tujuan:
1) mengurangi beban bunga; dan
2) menurunkan rasio debt to equity.
Contoh: PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp
500 juta yang dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 1.500,- dan mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua
tahun kemudian, PT DEF ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan
insentif kepada pemegang obligasi tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang
mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi tersebut terjadi, maka PT DEF
mencatat sebagai berikut:
Beban konversi
Agio saham – ekuitas konversi
Utang obligasi
Saham – biasa
Agio saham biasa
Kas
15 juta
70 juta
500 juta
300 juta
500 juta
85 juta
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi
12
Saham Preferen Yang Dapat Dikonversi
• Saham preferen yang dapat dikonversi
adalah ekuitas, kecuali jika itu merupakan
saham preferen yang dapat ditebus.
• Pengkonversian atau pembelian kembali
di dasarkan pada nilai buku, tidak diakui
kerugian atau laba
• Jumlaj lebih yang dibayarkan di atas nilai
buku sering didebit dari laba ditahan..
TP2: Akuntansi saham preferen yang dapat dikonversi
13
Waran Saham
• Waran saham adalah pemberian hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham pada harga dan
periode tertentu.
• Biasanya penggunaan waran dapat berdampak dilusi
dengan mengurangi jumlah EPS.
• Situasi penerbitan waran:
1) agar sekuritas lebih menarik;
2) memberikan preemptive right kepada pemegan saham; dan
3) kompensasi kepada karyawan.
TP3: Akuntansi untuk waran
14
Waran Saham
Waran saham yang diterbitkan dengan sekuritas
lainnya
• Pada dasarnya merupakan opsi jangka panjang
• Digunakan metode with-and-without untuk
alokasi komponen pada waran yang diterbitkan
dengan sekuritas lainnya
• Jika investor tidak menggunakan waran sampai
melewati masa periode, maka komponen ekuitas
(akun agio saham – waran) didebit pada akun
agio saham – waran kadaluarsa yang menjadi
hak pemegang saham awal.
1
Hak membeli saham tambahan saat
penerbitan saham baru secara proporsional:
• Untuk mencegah dilusi hak voting
• Merupakan opsi jangka pendek
• Perusahaan hanya membuat
memorandum entry ketika menerbitkan
waran kepada pemegang saham
• Jika perusahaan menerima kas lebih
besar dari nilai par saham, maka
dikreditkan pada akun agio saham –
biasa, dan sebaliknya.
2
Hak membeli saham bagi eksekutif dan karyawan kunci:
• Kompensasi jangka panjang untuk meningkatkan loyalitas karyawan kunci.
• Metode pelaporan opsi saham:
3
• metode nilai intrinsik  perbedaan harga saham dengan harga
penggunaan waran saat waran diberikan; dan
• metode nilai wajar  nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
TP3: Akuntansi untuk waran
15
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Proporsional
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.
Jumlah saham
Saham biasa
Saham Preferen
Alokasi:
500
200
Biasa
Harga penerbitan Rp 400.000
Alokasi %
60%
Total
Rp 240.000
Nilai
x Rp
600 = Rp
x
1.000
Nilai pasar
Rp
Preferen
Rp 400.000
40%
Rp 160.000
Total
300.000
200.000
500.000
%
60%
40%
100%
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Proporsional
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.
Kas
400.000
Saham preferen (200 x Rp 200)
Agio saham preferen (160.000 – 40.000)
Saham biasa (500 x Rp 100)
Agio saham biasa (240.000 – 50,000)
40.000
120.000
50.000
190.000
13
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Penambahan
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak diketahui yang dijual dengan
lump sum Rp 400.000.
Kas
400.000
Saham preferen (200 x Rp 200)
40.000
Agio saham preferen (100.000 – 40.000)
60.000
Saham biasa (500 x Rp 100)
50.000
Agio saham biasa (300.000 – 50,000)
250.000
Saham Treasuri (contoh)
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 200 pada harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan,
perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
Ekuitas
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan
beredar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Total ekuitas
Rp
4.000.000
6.000.000
20.000.000
30.000.000
Saham Treasuri (contoh)
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi
saham sebanyak 5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Saham treasuri
Kas
3.500.000
3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan 15.000
Rp
beredar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar)
Total ekuitas
4.000.000
6.000.000
20.000.000
3.500,000
26.500.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 1.000
Kas 500.000
Saham treasuri
350.000
Agio saham treasuri
150.000
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 600.
Kas 300.000
Agio saham treasuri
50.000
Saham treasuri
350.000
2 April
Agio Saham Treasuri
50.000 2 Maret
Saldo
150.000
100.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp 550.
Kas
550.000
Agio saham treasuri
100.000
Laba ditahan
Saham treasuri
50.000
700.000
Kebijakan Dividen
Jenis-jenis dividen:
1. Dividen kas
3. Dividen likuidasi
2. Dividen properti
4. Dividen saham.

Semua dividen selain dividen saham mengurangi total
ekuitas perusahaan.

Ketika perusahaan mengumumkan dividen saham,
perusahaan tidak membayarkan sejumlah aset atau
mengakui kewajiban, tetapi hanya menerbitkan saham
tambahan ke masing-masing pemegang saham.
33
Dividen Kas
Tiga tanggal penting:

Dewan direksi mengusulkan
pengumuman dividen kas
1. Tanggal pengumuman
Laba ditahan
xxx
Utang dividen

Dividen kas yang diumumkan
merupakan kewajiban (biasanya
termasuk kewajiban lancar).

Perusahaan tidak mengumumkan
atau membayar dividen kas pada
saham treasuri.
xxx
2. Tanggal pencatatan
No entry
3. Tanggal pembayaran
Utang dividen
Kas
xxx
xxx
34
Dividen Kas - contoh
Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas
dividen Rp 200 atas 200.000 saham yang terutang pada tanggal
12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada
tanggal 22 Juni.
Tanggal pengumuman (2 Juni)
Laba ditahan
Utang dividen
Tanggal pencatatan (22 Juni)
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen
Kas
40.000.000
40.000.000
No entry
40.000.000
40.000.000
35
Dividen Properti

Merupakan utang dividen dalam bentuk aset
selain kas.

Properti yang akan didistribusikan dinyatakan
ulang ke dalam nilai wajar; keuntungan dan
kerugian atas selisih nilai properti diakui
dalam Laporan laba-rugi.
Dividen Properti (contoh)
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya dalam
bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen properti
tanggal 12 Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari 2X13 kepada
pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman,
sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)
Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian
100.000.000
Investasi ekuitas
Laba ditahan
100.000.000
200.000.000
Utang dividen properti
200.000.000
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Utang dividen properti
Investasi ekuitas
200.000.000
200.000.000
Dividen Likuidasi
•
Dividen yang tidak didasarkan pada
pendapatan / laba ditahan dan mengurangi
ekuitas pemegang saham.
•
Dividen likuidasi lebih mengimplikasikan return
atas modal investasi daripada profit yang
dihasilkan perusahaan.
Dividen Likuidasi
PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham
biasa sebesar Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa
pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai
pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal.
Tanggal pengumuman
Laba ditahan
100.000.000
Agio saham biasa
120.000.000
Utang dividen
2.200.000
Tanggal pembayaran
Utang dividen
Kas
2.200.000
2.200.000
Dividen Saham
•
Penerbitan saham sendiri kepada pemegang
saham dengan basis pro rata, tanpa mendapatkan
pembayaran apapun (tidak ada kas masuk dan
keluar).
•
Ketika saham dividen kurang dari 20–25 persen
dari saham biasa yang beredar, maka perusahaan
melakukan transfer nilai wajar dari laba ditahan
(dividen saham kecil).
•
Ketika saham dividen lebih dari 20–25 persen dari
saham biasa yang beredar, maka nilai par
dialihkan dari laba ditahan ke modal saham
(dividen saham besar).
Dividen Saham - contoh
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham
tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp
300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan
60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan
40 juta
Agio saham biasa
20 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Saham biasa
40 juta
40 juta
Dividen Saham - contoh
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan
nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT
UVW mengumumkan 30 persen dividen saham, maka
perusahaan menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan
kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah
Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan (600 ribu x Rp 200)
Saham biasa yang dapat didistribusikan
120 juta
120 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Saham biasa
120 juta
120 juta
Share Split



Untuk mengurangi nilai pasar saham.
No entry untuk pencatatan share split.
Mengurangi nilai pasar dan meningkatkan jumlah
saham.
Ekuitas sebelum 2-for-1 split
Ekuitas sesudah 2-for-1 split
Saham biasa, 2 juta lembar
dengan nilai par Rp 200
Rp 400 juta
Saham biasa, 4 juta lembar
dengan nilai par Rp 100
Rp 400 juta
Laba ditahan
Rp200 juta
Laba ditahan
Rp200 juta
Rp 600 juta
Rp 600 juta
Perbandingan Dividen Saham, Share Split, dan
Dividen Kas
Pengumuman
dividen kas
Pembayaran
dividen kas
Laba ditahan
Berkurang
Modal saham
Agio saham
Dampak pada
Pengumuman dan distribusi
Dividen
saham kecil
Dividen
saham besar
Share
split
Tetap
Berkuranga
Berkurangb
Tetap
Tetap
Tetap
Bertambahb
Bertambahb
Tetap
Tetap
Tetap
Bertambahc
Tetap
Tetap
Jumlah ekuitas
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Working capital
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Jumlah aset
Tetap
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Jumlah saham beredar
Tetap
Tetap
Bertambah
Bertambah
Bertambah
aHarga
pasar
bNilai
par/dinyatakan
cNilai
lebih harga pasar dengan nilai par
44
Penyajian Ekuitas
Ref. Laporan Keuangn PLN dari website perusahaan
47
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
Ref. Laporan Keuangn PLN dari website perusahaan
48
PSAK 50:
ILUSTRASI
Bukan bagian dari Standar
Contoh 1 & 2
Kontrak berjangka Pembelian dan Penjualan Saham
Asumsi-asumsi
Tanggal Kontrak
1 Feb 20X2
Tanggal Jatuh Tempo
31 Jan 20X3
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 20X2
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 20X2
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 20X3
Fixed forward price yang harus dibayar 31 Jan 20X3
Nilai kini dari forward price pada 1 Feb 20X2
Jumlah saham berdasarkan kontrak berjangka
Nilai wajar kontrak berjangka pada 1 Feb 20X2
Nilai wajar kontrak berjangka 31 Desember 20X2
Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Januari 20X3
Rp100
Rp110
Rp106
Rp104
Rp100
1.000
Rp0
Rp6.300
Rp2.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
•
Kontrak pembelian berjangka atas saham akan diselesaikan neto secara
tunai  tidak ada saham milik entitas yang diserahterimakan dalam
penyelesaian kontrak ini.
•
Pada 1 Februari 20X2, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan
Entitas B untuk menerima pembayaran sejumlah nilai wajar dari 1.000
saham biasa Entitas A yang beredar sampai dengan 31 Januari 20X3
dengan menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (atau Rp104 per saham)
pada 31 Januari 20X3.
•
Kontrak tersebut akan diselesaikan netto secara tunai.
•
Entitas A mencatat ayat-ayat jurnal sebagai berikut:
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
1 Februari 2002
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002
adalah Rp100
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah nol
Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan karena nilai wajar derivatif sama dengan nol
dan tidak ada kas yang dibayarkan atau diterima.
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat menjadi Rp110,
akibatnya nilai wajar kontrak berjangka meningkat menjadi Rp6.300
Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar kontrak berjangka
Pembelian
Dr Aset forward
Cr Keuntungan
Rp 6.300
Penjualan
Dr Kerugian
Cr Liabilitas Berjangka
Rp 6.300
Rp 6.300
Rp 6.300
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Januari 2003
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham turun menjadi Rp106. Nilai
wajar dari kontrak berjangka adalah Rp2.000 atau (Rp106 x 1000 – Rp104.000).
Pada hari yang sama, kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A
berkewajiban untuk menyerahkan Rp104.000 kepada Entitas B, dan Entitas B
berkewajiban menyerahkan Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A, jadi
Entitas B harus membayar selisihnya sebesar Rp2.000 kepada Entitas A.
•
•
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak berjangka
(Rp4.300=Rp6.300-Rp2.000)
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka
Pembelian
Dr Kerugian
Cr Aset forward
Rp 4.300
Dr Kas
Cr Aset forward
Rp 2.000
Penjualan
Dr Liabilitas forward
Cr Keuntungan
Rp 4.300
Rp 4.300
Dr Liabilitas forward
Cr Kas
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 4.300
Rp 2.000
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a) dengan pengecualian bahwa
penyelesaiannya dilakukan secara neto dengan saham. Ayat-ayat jurnal yang dibuat
Entitas A sama dengan butir (a) di atas, kecuali untuk mencatat penyelesaian
kontrak berjangka tersebut, yaitu:
31 Januari 2003
Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban
menyerahkan sahamnya yang bernilai Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada Entitas B,
dan Entitas B berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp106.000 (Rp106
x 1000) kepada Entitas A. Jadi Entitas B harus menyerahkan saham senilai Rp2.000
(Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas A, atau sama dengan 18,9 lembar saham
(Rp2000/Rp106)
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka.
Pembelian
Dr Ekuitas
Cr Aset forward
Rp 2.000
Penjualan
Dr Liabilitas forward
Cr Ekuitas
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 2.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
•
•
•
•
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian
akan dilakukan dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan jumlahnya telah
ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga per lembar saham yang harus
dibayar oleh Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104.
Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000 secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B
berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar saham beredar entitas A kepada entitas A setelah satu
tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah satu tahun yang dibukukan
sesuai nilai wajarnya Rp100.000 yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat
PSAK 55 Paragraf PA79).
31 Desember 2002 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang dihitung
menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas pada nilai pelunasan/ penebusan saham.
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
Cr Liabilitas
Tidak ada jurnal
Rp 100.000
Rp 100.000
Dr Beban Bunga
Cr Liabilitas
Rp 3.660
Tidak ada jurnal
Rp 3.660
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
• Pada 31 Januari 2003 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang
dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas pada nilai
pelunasan/penebusan saham.
• Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham Entitas A secara kas.
Pembelian
Penjualan
Dr Beban Bunga
Cr Liabilitas
Rp 340
Tidak ada jurnal
Dr Liabilitas
Cr Kas
Dr Kas
Rp 104.000
Cr Ekuitas
Rp 104.000
Rp 340
Rp 104.000
Rp 104.000
D. Pilihan Penyelesaian
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan
saham, atau dengan mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan
kontrak pembelian kembali berjangka (forward repurchase contract)
sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan.
• Jika alternatif yang dipilih adalah dengan mempertukarkan kas dengan
saham (butir (c) di atas), maka Entitas A harus membukukan
liabilitasnya untuk menyerahkan kas sebagai utang, seperti ilustrasi
pada butir (c) di atas.
• Jika tidak, maka Entitas A memperlakukan kontrak berjangka tersebut
sebagai sebuah derivatif.
Contoh 3 & 4 : Pembelian dan Penerbitan Opsi-Beli atas Saham
Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang harus dibukukan atas hak yang timbul
dari pembelian atau penerbitan opsi beli atas saham milik entitas yang akan diselesaikan
(a) neto secara tunai, (b) neto dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas dengan
saham milik entitas. Contoh ini juga mendiskusikan efek dari pilihan penyelesaian (lihat
butir (d) di bawah):
Asumsi-asumsi:
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise
Entitas A, Pihak Pertama
Entitas B, Pihak Kedua
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002
Rp104
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104
Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003 Rp102
Jumlah lembar saham menurut kontrak
1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002
Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002
Rp3.000
Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003
Rp2.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi
Entitas B kewajiban untuk menyerahkan, dan Entitas A hak untuk menerima, nilai wajar dari 1000
lembar saham biasa Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 atas kas senilai Rp102.000
(Rp102 x 1000) yang akan diterimanya pada tanggal 31 Januari 2003, jika Entitas A menggunakan
hak tersebut. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak
menggunakan haknya, maka tidak terjadi pembayaran. Jurnal yang dibukukan oleh Entitas A
adalah sebagai berikut:
1 Februari 2002
Harga per lembar saham ketika kontrak disepakati pada 1 Februari 2002 adalah Rp100. Nilai wajar
awal dari kontrak pada 1 Februari 2002 adalah Rp5.000, yaitu sejumlah yang harus dibayarkan
oleh Entitas A pada Entitas B. Pada tanggal itu, opsi tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya
nilai waktu, karena harga exercise/strike price Rp102 melebihi harga pasar per lembar saham
(Rp100) sehingga tidaklah ekonomis jika Entitas A mengexercise opsinya. Dengan kata lain, opsi
beli tersebut dalam posisi tidak untung.
Pembelian
Dr Aset Opsi Beli
Cr Kas
Rp 5.000
Penjualan
Dr Kas
Cr Kewajiban opsi beli
Rp 5.000
Rp 5.000
Rp 5.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat
menjadi Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp3.000, dimana nilai intrinsiknya
menjadi Rp2000 ([Rp104-Rp102] X 1000), dan yang Rp1.000 adalah nilai waktu yang
tersisa. Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.
Pembelian
Dr Kerugian
Cr Aset Opsi beli
Rp 2.000
Penjualan
Dr Kewajiban opsi beli
Cr Keuntungan
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 2.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
• 31 Januari 2003
• Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham masih Rp104. Nilai wajar opsi
beli turun menjadi Rp2.000 yang keseluruhannya merupakan nilai intrinsik ([Rp104Rp102] x 1000) karena tidak ada lagi nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat
penurunan dalam nilai wajar opsi beli.
• Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut
diselesaikan neto secara tunai. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp104.000
(Rp104 x 1000) kepada Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan
Rp102.000 (Rp102 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas A berhak menerima
selisih sebesar Rp2.000 secara tunai. Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian
Dr Kerugian
Cr Aset Opsi beli
Rp 1.000
Dr Kas
Cr Aset opsi beli
Rp 2.000
Penjualan
Dr Kewajiban opsi beli
Cr Keuntungan
Rp 1.000
Rp 1.000
Dr Kas
Cr Kewajiban opsi beli
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 1.000
Rp 2.000
Saham untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan dalam bentuk serah terima saham. Jurnal yang harus
dibuat oleh Entitas A sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk pencatatan
penyelesaian kontrak, yaitu:
31 Januari 2003
Entitas A melaksanan opsi belinya dan kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas B
berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp104.000 (Rp104 x 1.000) kepada Entitas A
dan menerima saham Entitas A senilai Rp102.000 (Rp102 X 1000) dari Entitas A, sehingga
Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sebanyak 19.2 lembar saham
(Rp2.000/Rp104) .Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini dianggap sebagai
transaksi Saham yang Diperoleh Kembali (jadi tidak ada keuntungan atau kerugian).
Pembelian
Dr Ekuitas
Cr Aset opsi beli
Rp 2.000
Penjualan
Dr Ekuitas
Cr Kewajiban opsi beli
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 2.000
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian
bahwa penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan saham dalam jumlah
yang telah ditetapkan dan penyerahan kas yang nilainya telah ditetapkan, jika
Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga
exercise per lembar saham ditetapkan sebesar Rp102.
• Entitas A berhak menerima 1.000 lembar saham beredarnya atas kas sejumlah
Rp102.000 (Rp102 x 1.000) yang diserahkannya, jika Entitas A menggunakan
opsinya.
1 Februari 2002
Untuk mencatat kas yang dibayarkan atas hak untuk membeli kembali saham Entitas
A setelah satu tahun dengan harga yang telah ditetapkan. Premi yang dibayarkan
dibukukan sebagai ekuitas.
Pembelian
Dr Ekuitas
Cr Kas
Rp 5.000
Penjualan
Dr Kas
Cr Ekuitas
Rp 5.000
Rp 5.000
Rp 5.000
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang dibukukan karena tidak ada kas yang diserahterimakan dan
karena kontrak memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam jumlah
yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka
kontrak tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas.
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto.
Entitas B berkewajiban menyerahkan 1000 lembar saham Entitas A atas kas sebesar
Rp102.000 yang diterimanya.
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian
Dr Ekuitas
Cr Kas
Dr Kas
Rp 102.000
Cr Ekuitas
Rp 102.000
Penjualan
Rp 102.000
Rp 102.000
D. Pilihan Penyelesaian
•
•
•
•
•
•
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset keuangan.
Opsi beli tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan
dengan cara lain, kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang telah
ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah
ditetapkan. Entitas A mengakui sebuah aset derivatif sebagaimana yang diilustrasikan dalam
butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada
bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mepertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan.
Opsi tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan
selain dengan cara Entitas A menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan
sebagai pengganti kas atau aset keuangan lain yang diterimanya.
Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas.
Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana
penyelesaian tersebut dilakukan.
Contoh 5&6: Pembelian atau Penerbitan Opsi Jual Saham
Asumsi
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002
Rp100
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Des 2002
Rp95
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Jan 2003
Rp95
Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima pada 31 Januari 2003 Rp98
Jumlah lembar saham menurut kontrak
1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002
Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002
Rp4.000
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003
Rp3.000
A. Penyelesaian Neto dengan Kas
•
Kontrak pembelian opsi yang akan diselesaikan neto secara tunai.
•
Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang
memberi Entitas A sebuah hak untuk menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk membeli,
nilai wajar dari 1000 lembar saham Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 dengan
strike price Rp98.000 (atau Rp98 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas A
menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A
tidak menggunakan opsinya, maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan
ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari 2002
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002 adalah
Rp100
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah 5.000
• Pada tanggal tersebut opsi tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu karena
exercisenya lebih rendah dari harga pasar.
• Tidak ekonomis jika entitas menggunakan opsinya, posisi opsi tersebut tidak
mengutungkan.
Pembelian
Dr Aset Opsi Jual
Cr Kas
Rp 5.000
Penjualan
Db. Kas
Cr Kewajiban opsi jual
Rp 5.000
Rp 5.000
Rp 5.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Desember 2003
• Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham turun menjadi Rp95.
Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp4.000, dimana nilai intrinsiknya menjadi
Rp3.000 ([Rp98-Rp95] x 1000) dan Rp1.000 merupakan nilai waktu yang tersisa.
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli..
Pembelian
Dr Kerugian
Cr Aset Opsi Jual
Rp 1.000
Penjualan
Db. Kewajiban opsi jual
Cr Keuntungan
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Januari 2003
• Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham tetap Rp95. Nilai wajar
dari opsi beli tersebut turun menjadi Rp3.000, yaitu sebesar nilai intrinsiknya
([Rp98-Rp95] x 1000) karena nilai waktunya telah habis. Untuk mencatat
•
penurunan dalam nilai wajar opsi.
Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut
diselesaikan secara tunai. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp98.000 kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp95.000 (Rp95 x 1000) kepada
Entitas B, sehingga Entitas B harus membayar selisih sebesar Rp3.000 pada Entitas A.
Pembelian
Dr Kerugian
Cr Aset opsi jual
Rp 1.000
Dr Kas
Cr Aset opsi jual
Rp 3.000
Penjualan
Dr Liabilitas opsi jual
Cr Keuntungan
Rp 1.000
Rp 1.000
Dr Liabilitas opsi jual
Cr Kas
Rp 3.000
Rp 3.000
Rp 1.000
Rp 3.000
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan dengan saham. Entitas A membukukan jurnal yang sama
seperti jurnal pada butir (a), kecuali:
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan dengan saham.
Akibatnya, Entitas A berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp98.000 kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan saham miliknya senilai Rp95.000 (Rp95
x 1.000) pada Entitas B, sehingga akhirnya Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A
senilai Rp2.000 atau sama dengan 31.6 (Rp3.000/Rp95) lembar saham pada Entitas A.
Pembelian
Dr Ekuitas
Cr Aset opsi jual
Rp 3.000
Penjualan
Dr Liabilitas opsi jual
Cr Ekuitas
Rp 3.000
Rp 3.000
Rp 3.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
•
•
•
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian
bahwa penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan kas yang nilainya telah
ditetapkan atas penyerahan saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan, jika
Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga exercise
per lembar ditetapkan sebesar Rp98.
Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp98.000 (Rp98 x 1000) pada Entitas
A sebagai pengganti 1.000 lembar saham Entitas A yang diterimanya, jika Entitas A
menggunakan opsinya.
Entitas A berkewajiban membayar Rp98.000 secara tunai sebagai pengganti 1.000 lembar saham
beredar Entitas A yang diterimanya jika Entitas B menggunakan opsinya.Dicatat Untuk nilai kini
kewajiban penyerahan Rp98.000 dalam satu tahun, yakniRp95.000, sebagai liabilitas.
Pembelian
Dr Ekuitas
Cr Kas
Rp 5.000
Penjualan
Dr Kas
Cr Ekuitas
Rp 5.000
Dr Ekuitas
Cr Liabilitas
Rp 5.000
Rp 5.000
Rp 95.000
Rp 95.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang harus dibukukan pada 31 Desember 2002 karena serah
terima kas tidak terjadi dan karena kontrak memberi hak untuk menerima saham
milik Entitas A dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas
yang nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi definisi
instrumen ekuitas.
Entitas A mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga
efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan saham.
Pembelian
Tidak ada jurnal
Penjualan
Dr Beban bunga
Cr Ekutas
Rp 2.750
Rp 2.750
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Januari 2003
Mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga efektif pada liabilitas
sebesar nilai penebusan saham.
Entitas A menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas
B berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai untuk 1.000 lembar saham Entitas
A yang diterimanya.
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya, dan kontrak tersebut
diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai
kepada Entitas B sebagai pengganti
Pembelian
Penjualan
Dr Beban bunga
Cr Ekuitas
Dr Kas
Cr Ekuitas
Dr. Liabilitas
Rp 98.000
Cr Kas
Rp 98.000
Rp 250
Rp 250
Rp 98.000
Rp 98.000
D. Pilihan Penyelesaian
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham,
atau dengan mempertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi jual tersebut
sebagai aset keuangan.
• Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas karena tidak dapat
diselesaikan selain dengan cara Entitas A menerbitkan saham dalam jumlah
yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang
diterimanya.
• Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan
(b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada
bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.


Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham,
atau dengan mempertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi jual sebagai
liabilitas keuangan.
Jika alternatif yang digunakan adalah mempertukarkan kas dengan saham (butir
(c) di atas), Entitas A membukukan liabilitasya untuk menyerahkan kas
sebagaimana ilustrasi pada butir (c) di atas. Jika tidak, Entitas A akan
membukukan opsi jual tersebut sebagai liabilitas derivatif.
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
• Laporan laba rugi laba
91
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
• Laporan posisi keuangan
92
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat Dikonversi
• Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah 10% - debenture yang
dapat dikonversi dengan nilai nominal Rp1.000 dan jatuh tempo pada 31
Desember 2008. Debenture ini dapat dikonversi menjadi saham biasa
Entitas A dengan harga konversi Rp25 per lembar. Bunga dibayar tunai tiap
setengah tahun. Pada tanggal penerbitannya, Entitas A dapat menerbitkan
instrumen utang berjangka sepuluh tahun dengan tingkat bunga kupon 11
persen.(Debenture – obligasi tanpa jaminan)
Komponen Liabilitas
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11%
Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun
dengan tingkat bungadiskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan
Total
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000 – total hasil dan Rp940 – hasil alokasi di atas)
Total hasil yang diperoleh
597
343
940
60
1,000
93
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat Dikonversi
•
•
Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikonversi tersebut memiliki nilai wajar
Rp1.700.
Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang debenture untuk membeli kembali
debenture tersebut dengan harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal
pembelian kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang yang tidak dapat
dikonversi berjangka lima tahun dengan tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.
Komponen Liabilitas:
Nilai kini dari 10 pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50, yang di diskonto pada 11 dan 8%
Nilai kini dari Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun dan
didiskonto pada 11 dan 8%, bungamajemuk tengah tahunan
N. Tercatat Perb Wajar
Kompnen Ekuitas
Total
Dr Komponen Liabilitas
Rp962
Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi)
Rp119
Cr Kas
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas
Dr Ekuitas
Rp619
Cr Kas
Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen ekuitas
377
405
585
962
60
1022
676
1,081
619
1700
(119)
(559)
(678)
Rp1.081
Rp619
94
PSAK 55 (REVISI 2014)
INSTRUMEN KEUANGAN:
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
55
Agenda
1
Overview PSAK 55 dan perubahannya
2
Definisi
3
Pengakuan, pengukuran, penyajian
4
Ilustrasi dan Contoh
96
Perkembangan Standar
• PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran diadopsi
dari IAS 39 Financial Instrumen: Recognition & Measurement
•
•
•
•
•
In November 2009 the IASB issued IFRS 9 (2009),the first milestone in the project to
replace IAS 39
In October 2010 the IASB published IFRS 9 (2010), to include guidance on financial
liabilities and derecognition of financial instruments.
InMarch 2013,the IASB issued an exposure draft (ED) onlimited amendments to IFRS 9
(2010),to address specific application questions raised by interested parties as well as
to try and reduce differences with the FASB. However, the FASB tentatively decided that
it would not continue to pursue a classification and measurement model similar to the
IASB. As a consequence, the FASB’s classification and measurement project is expected
to result in few changes to current US GAAP.
In November 2013,the IASBpublished the final hedging requirements excluding macro
hedging.
In July 2014,the IASB published the new and complete version of IFRS 9 (hereafter ‘IFRS
9’ or ‘the new standard’),which includes the new hedge accounting, impairment and
classification and measurement requirements. Effective 2018.
97
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas
entitas lain
Hak
kontraktual
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
98
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
Instrumen
Lindung Nilai
Instrumen
Ekuitas Biasa
Derivatif
Biasa
Atas Nilai Wajar
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Derivatif
Melekat
Atas Arus Kas
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
99
Kategori Aset Keuangan
Pinjaman
atau
Piutang
NO
Bentuk
Investasi dlm
Utang
NO
Tujuan
Spekulatif
NO
YES
YES
Keinginan
memegang
Available for
Sale
Trading
Diukur dg
Nilai Wajar
YES
Held to maturity
YES
No
YES
Nilai Wajar
Nilai Beli
100
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung; atau
 Kontrak yang akan diselesaikan dengan
penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan
atau kewajiban keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan
suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
101
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen
yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
► Penghapusan (dererecognition) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi
atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer
pengendalian
► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial
term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas
baru.
102
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Empat kategori aset keuangan:
1.
2.
3.
4.
Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi;
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
Aset keuangan tersedia untuk dijual.
• Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
2) Kewajiban lain
• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar
dalam arti luas
• Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
103
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective
interest rate.
• Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
104
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
► Instrumen keuangan signifikan secara individu
► Tidak signifikan atau signifikan tetapi tidak mengalami penurunan nilai
► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
105
Tujuan
Mengatur prinsip-prinsip dasar
pengakuan dan pengukuran aset
keuangan, liabilitas keuangan, dan
kontrak pembelian atau penjualan
item nonkeuangan.
106
Ruang Lingkup
Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan,
kecuali untuk:
 Investasi  anak, asosiasi dan joint venture (PSAK 65, 15
dan 12 & 66)
 Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK 30)
 Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)
 Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi
instrumen ekuitas
 Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)
 Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)
 Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)
 Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 52)
107
Ruang Lingkup
Komitmen pinjaman berikut termasuk dalam ruang lingkup
• komitmen pinjaman yang diberikan yang ditetapkan entitas sebagai liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
• komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat diselesaikan secara neto
dengan kas atau dengan penyerahan/penerbitan instrumen keuangan
lainnya.
• komitmen untuk menyediakan pinjaman yang diberikan pada tingkat suku
bunga di bawah suku bunga pasar.
Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang
dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya,
atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan,
108
Definisi Derivatif
• Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan
karakteristik :
– nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah
ditentukan (sering disebut dengan variabel yang mendasari), antara lain:
suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata
uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau
indeks kredit, atau variabel lainnya.
Untuk variabel nonkeuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihakpihak dalam kontrak;
– Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan
untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak
yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan
– diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
109
Aset/Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui
Laporan Laba Rugi
 Diperdagangkan:
– Diperoleh/dimiliki untuk tujuan dijual/dibeli kembali dalam waktu
dekat (trading);
– Bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
memiliki pola ambil untung dalam jangka pendek; atau
– merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai dan efektif).
 Ditetapkan untuk dinilai pada Nilai Wajar melalui
Laporan Laba Rugi
110
Investasi Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Kriteria:
 Aset keuangan non
derivatif;
 Pembayaran
tetap/telah ditentukan;
 Jatuh tempo telah
ditetapkan;
 Entitas memiliki
maksud dan
kemampuan untuk
memiliki hingga
jatuh
tempo
Kecuali:
ditetapkan sbg aset
keu pada nilai wajar
melalui L/R;
 ditetapkan sbg AFS;
 memenuhi definisi
pinjaman yang
diberikan dan piutang.
111
Pinjaman Diberikan dan Piutang
Kecuali:
Kriteria:
 Aset keuangan non
derivatif;
 Pembayaran
tetap/telah ditentukan;
 tidak mempunyai
kuotasi di pasar aktif,
 dimaksudkan utk dijual dlm
waktu dekat (trading);
 ditetapkan sbg aset keu
pada nilai wajar mel L/R;
 diklasifikasikan sbg AFS;
 pinjaman yang diberikan/
piutang yg investasi
awalnya tdk akan diperoleh
kembali scr substansial
(kecuali krn penurunan
kualitas), shg hrs
diklasifikasikan sbg AFS.
112
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Kriteria:
 Aset keuangan non derivatif;
 Ditetapkan sebagai AFS;
 Tidak diklasifikasikan sbg:
 pinjaman yang diberikan/piutang,
 dimiliki hingga jatuh tempo, atau
 dinilai pada nilai wajar melalui L/R.
113
Transfer / Reklasifikasi
Loans &
Receivable
HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.
Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE
FVTPL
AFS
Tainting
• Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun
berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya,
telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga
jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak
signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo
Tainting
• Kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dilakukan:
– Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali
(contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo)
– Setelah entitas telah memperoleh secara substansial
seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai
jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh
pelunasan dipercepat; atau
– (Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar
kendali entitas, tidak berulang, dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar oleh entitas.
Pengukuran Awal
Aset dan Kewajiban Keuangan
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Tidak diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi
Nilai wajar
Nilai wajar ditambah Biaya
Transaksi
(biaya transaksi expense)
(biaya transaksi dikapitalisasi)
117
Definisi Nilai Wajar - lama
Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas
dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang
dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
Definisi Nilai Wajar - baru
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
119
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
FVTPL
HTM
Pinjaman
Diberikan dan
Piutang
Neraca
Biaya
Transaksi
Keuntung Bunga Penuruna Pembalika
an atau
dan
n Nilai
n
Kerugian Dividen
Penuruna
Nilai
n Nilai
Wajar
Dibebankan Laba atau rugi Laba atau
rugi
By default
By default
Biaya
Diamortisasi
Dikapitalisasi
Biaya
diamortisasi
Dikapitalisasi
Nilai wajar
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
Laporan Keuntungan
Posisi
atau
Keuangan
Kerugian
Nilai Wajar
Bunga
dan
Dividen
Utang/
Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Laba Rugi
Laba Rugi
Ekuitas/
Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Laba Rugi
Pendapatan
komprehensif
lain
Ekuitas:
Tidak dapat
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi
Harga
perolehan
-
Laba Rugi
Laba Rugi
-
Jenis / Biaya
Transaksi
AFS
Penurunan Pemulihan
Nilai
Penurunan
Nilai
* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pinjaman dan Piutang
a) Nilai wajar
b) Biaya diamortisasi
c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai
wajar tidak dapat ditentukan)
• PSAK 55 mengklasifikasikan:
– 4 kategori aset keuangan
– 2 kategori kewajiban keuangan
• Kategori tersebut menentukan metode yang digunakan
untuk pengukuran selanjutnya
122
Biaya Amortisasi
Jumlah saat pengukuran
awal
PLUS OR MINUS
MINUS
Akumulasi amortisasi dg
effectiv interest method
Pembayaran
MINUS
Penurunan Nilai
123
Suku bunga efektif
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset
dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa
mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan
biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan
aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga
yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon
124
Biaya Transaksi dan provisi
• biaya transaksi / provisi merupakan biaya yang dikeluarkan terkait
dengan suatu kredit kredit yang diberikan
• pinjaman yang diberikan kepada peminjam sebesar nilai nominal
pinjaman, namun yang dicatat oleh pemberi pinjaman adalah :
– pokok pinjaman
– Ditambah biaya yang secara langsung dikeluarkan peminjam
– Dikurangi dengan provisi (biaya yang ditanggung oleh penerima kredit)
125
Ilustrasi Provisi
Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan.
Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun
dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A
membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang
diberikan
Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000
dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat
bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma
dengan nilai pinjaman 576.000
126
Ilustrasi Provisi 1
Tidak ada provisi
Pembayaran
8% 1
48,000
2
48,000
3
48,000
3
600,000
600,000
PV
44,444
41,152
38,104
476,299
600,000
Dengan provisi 4%
9.59708%
1
2
3
3
576,000
Pembayaran
48,000
48,000
48,000
600,000
PV
43,797
39,962
36,462
455,779
576,000
• Tingkat suku bunga efektif
lebih besar karena nilai
uang yang diberikan lebih
kecil.
• Perusahaan tetap akan
memperoleh pembayaran
bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif
dihitung sebesar
9,59708%.
127
Ilustrasi Provisi… Lanjutan
Piutang
576.000
Kas
576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan
dikurangi diskon sebesar 4.000)
Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi
biaya transaksi
Kas
48.000
Pinjaman yang diberikan
7.279
Pendapatan bunga
55.279
Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif
128
Ilustrasi Provisi … Lanjutan
Pembayaran
Bunga
Amortisasi
9.59708%
Pinjaman
576,000
1
48,000
55,279
7,279
583,279
2
48,000
55,978
7,978
591,257
3
48,000
56,743
8,743
600,000
3
600,000
600,000
129
Ilustrasi Biaya Transaksi 2
Enitas Z memberikan pinjaman Rp 800.000 bunga 10%, tahunan.
Bunga sebesar 10% dari pinjaman outstanding setiap akhir tahun
dan pokok diangsur 4x sebesar 200.000. Entitas A mengeluarkan
biaya langsung 20.000 untuk pemberian pinjaman ini dan tidak
dibebankan ke debitur
Jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 800.000 ditambah
biaya 20.000 = 820.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat
bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma
dengan nilai pinjaman 820.000
130
Ilustrasi Biaya Transaksi 2
Tidak ada biaya transaksi
10%
Bunga
80,000
60,000
40,000
20,000
1
2
3
4
800,000
Pokok
200,000
200,000
200,000
200,000
Pembayaran
280,000
260,000
240,000
220,000
PV
254,545
214,876
180,316
150,263
800,000
Ada biaya transaksi
8.81997%
1
2
3
4
Bunga
80,000
60,000
40,000
20,000
820,000
Pokok
200,000
200,000
200,000
200,000
Pembayaran
280,000
260,000
240,000
220,000
PV
257,306
219,561
186,245
156,887
820,000.00
131
Ilustrasi Biaya Transaksi 2
Pembayaran
Bunga
Pengurang
8.81997% Bunga & Pokok
Pinjaman
820,000
1
280,000
72,324
207,676
612,324
2
260,000
54,007
205,993
406,331
3
240,000
35,838
204,162
202,169
4
220,000
17,831
202,169
0
132
Ilustrasi Biaya Transaksi 2… Lanjutan
Jurnal pada saat pemberian pinjaman
Pinjaman yang berikan
800.000
Kas
800.000
Jurnal untuk mencatat biaya yang dikeluarkan asumsikan biaya ini
dibayarkan secara tunai.
Pinjaman yang diberikan
20.000
Kas
20.000
Kedua jurnal tersebut akan membuat pinjaman sebesar 820.000
133
Ilustrasi Biaya Transaksi 2… Lanjutan
Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan angsuran
Kas
280.000
Pinjaman yang diberikan
207.676
Pendapatan bunga
72.324
Jurnal pembayaran bunga terakhir
Kas
280.000
Pinjaman yang diberikan
Pendapatan bunga
202.169
17.831
134
Ketentuan Umum – Penurunan Nilai
• Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami
penurunan nilai apabila:
– Nilai tercatat/biaya perolehan diamortisasi > Nilai yang
dapat diperoleh kembali
– Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif penurunan
nilai harus dilakukan pada setiap tanggal neraca
• Bila terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka harus
dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali
dan mengakui kerugian penurunan nilai
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Piutang setiap pelaporan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif
aset keuangan tersebut mengalami penurunan nilai
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan
136
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Kesulitan keuangan signifikan pihak peminjam
Pelanggaran kontrak seperti
pembayaran bunga maupun pokok
terjadi
penundaan
Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat
kesulitan keuangan yang dialami peminjam
Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan
Memburuknya kondisi ekonomi
kemampuan membayar turun
yang
menyebabkan
137
Penurunan Nilai – Konsep Umum
terdapat bukti objektif
kerugian diukur berdasarkan selisih
antara nilai tercatat piutang dengan
nilai kini estimasi arus kas masa
depan
Tingkat diskonto  suku bunga
efektif yang berlaku pada saat
pengakuan awal dari aset
tersebut
Kerugian diakui dalam
laporan laba rugi
Nilai tercatat piutang
dikurangi:
langsung/pencadangan
138
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Piutang dagang
Piuang dagang terbukti tidak bisa
dibayar
tidak dapat dibayar
menghapuskan semua
piutang tersebut kecuali ada
jaminan
dibayar namun waktu
pembayarannya lebih
lama dari yang
dijanjikan
kerugian hanya diakui
sebesar piutang yang tidak
ada jaminannya
139
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Evaluasi bukti
objektif thd
individual
piutang dimasukkan
dalam kelompok
piutang yang mengalami
penurunan nilai secara
kolektif
Jika tidak ada bukti
objektif atas
individual piutang
Jika ada bukti
objektif 
menghitung arus kas
masa depan dari
piutang
Selisihnya akan
diakui sebagai
kerugian penurunan
nilai
140
Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya
Perolehan Diamortisasi
• Meliputi investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
serta pinjaman yang diberikan dan piutang
• Aset Individual yang Signifikan:
– Pertama kali harus dinilai secara individu
– Jika tidak ada bukti penurunan nilai saat penilaian individu-harus
dinilai dalam kelompok yang sama karakteristik risiko kreditnya
• Penilaian Kelompok:
– Untuk aset-aset yang secara individu tidak signifikan dan aset-aset lain
– Tidak dapat dievaluasi secara individual
Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan yang Dicatat
Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi
Penurunan nilai kolektif aset keuangan yang dicatat
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi meliputi:
1. Kelompok aset keuangan sejenis yang tidak
signifikan secara individual; dan
2. Aset keuangan yang signifikan secara individual
yang tidak mengalami penurunan nilai
berdasarkan evaluasi secara individual;
Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan - Biaya Perolehan
Diamortisasi
• Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa
depan yang didiskonto menggunakan suku bunga
efektif awal dari aset tersebut
• Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara
langsung maupun menggunakan pos cadangan.
• Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan
laba rugi.
Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan - Biaya Perolehan
Diamortisasi
• Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan
nilai berkurang, maka kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui harus dipulihkan.
• Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat
aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi
sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal
pemulihan dilakukan.
• Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba
rugi.
Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya
Perolehan
• Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih
antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari
estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan
serupa
• Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.
Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual
• Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam
ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami
penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara
langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada
laporan laba rugi
• Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi
instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang
tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi.
• Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat, maka
kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba
rugi.
Impairment of Financial Assets Measured at Amortized Cost
Procedures for assessing impairment (IAS 39: 63-65)
Test for impairment for
Financial Assets
Individually Significant
Not Individually Significant
Individually
Individually
Fail
Pass
Fail
Collectively
Pass
Collectively tested with
similar credit risk
147
Impairment of AFS Financial Assets
Changes in fair value of AFS
taken to equity
Decline in fair value must be
determined
Objective evidence of
impairment
Cumulative loss in equity
transferred to income
statement
Decline in fair value
Previous
Acquisition Current fair impairment loss
cost
value
Debt instrument: Reversible
Equity instrument: Non reversible
148
Penurunan Nilai – Penghitungan
• piutang yang signifikan secara individu  dihitung secara
individu
• Jika peminjam pailit dan tidak ada yang menjamin piutang 
diturunkan nilainya seluruhnya
–semua piutang tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh
perusahaan sebagai beban
• Jika peminjam pailit dan ada jaminan atas piutang
–Jumlah penurunan nilai  seluruh nilai piutang tercatat nilai
jaminan yang dikuasai oleh perusahaan
149
Ilustrasi Pelanggan Pailit
Entitas S memiliki piutang kepada Entitas R sebesar 100.000. Piutang diberikan 1 Juni
2010. Pada 15 Desember 2011 Entitas S mendapatkan informasi bahwa Entitas R
dipailitkan oleh pengadilan. Piutang ini tidak dijamin, aset Entitas R tidak dapat
digunakan untuk membayar utang dagang. Diturunkan seluruhya karena kas dimasa
depan Rp0.
Entitas S menghapuskan piutang  mendebit cadangan penurunan nilai piutang
Pencadangan penurunan nilai
Beban penurunan nilai piutang 100.000
Cadangan penurunan nilai piutang
Penghapusan piutang
Cadangan penurunan nilai piutang
100.000
Piutang Dagang
100.000
100.000
150
Penurunan Nilai – Penghitungan
 Piutang yang masih dapat ditagih namun proses
pembayarannya terlambat dari perjanjian piutang yang
disepakati
 Perusahaan mengestimasi waktu penerimaan kas dari piutang
tersebut kemudian menghitung nilai sekarang piutang tersebut
dengan menggunakan tingkat bunga pasar.
 Piutang berbunga  menggunakan bunga efektif pinjaman
151
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Individu
Entitas K melakukan penjualan kredit pada Entitas L pada 1
Agustus 2011 sebesar 500.000. Piutang tersebut meurut
perjanjian dibayarkan sebulan setelah penjualan. Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2011 saat PT. Kenanga menyusun laporan
keuangan, piutang tersebut belum dibayarkan. PT. Tulip berjanji
akan melunasi piutang tersebut awal Juli 2013. Bunga pasar
sebesar 5%.
152
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Individu… Lanjutan
5% PV 5% 1,5 tahun
500,000
464,714
35,286
Piutang tersebut akan dihitung penurunan nilai sebesar:
PV piutang 500.000 x 0.962250 (PV 5%, n=1,5)=464.714
Penurunan nilai 500.000 – 464.714 = 35.286
Jumlah ini akan digabung penurunan nilai piutang yang lain dan penurunan
nilai secara kolektif. Jika dibuat jurnal sendiri:
Beban penurunan nilai piutang
35.286
Cadangan penurunan nilai piutang
35.286
Jika 1/7 dibayar maka jurnal yang dibuat adalah pelunasa dan recovery
penurunan nilai.
Cadangan penurunan nilai piutang
35.286
Beban penurunan nilai piutang
35.286
Kas
500.000
Piutang dagang
500.000
153
Penurunan Nilai – Penghitungan
Pinjaman yang diberikan dalam bentuk kredit  tanda
kegagalan: restrukturisasi
Jika hasil restrukturisasi:
nilai kini arus kas
di
masa
mendatang
<
pinjaman
tercatat
Penurunan
nilai
154
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang
Entitas G memberikan pinjaman Entitas H 400.000 pada 30 Desember 2010.
Pinjaman 2 tahun, suku bunga 10% dikenakan atas saldo pinjaman setiap tahun
dan pinjaman dilunasi seluruhnya akhir tahun kedua. Pada 30 Desember 2011
Entitas H. tidak membayar bunganya. Diketahui bahwa PT. Kenanga mengalami
kesulitan keuangan. Untuk itu dilakukan negosiasi ulang pinjaman tersebut.
155
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang… Lanjutan
Kasus 1
Dicapai kesepakatan, peminjam diberikan grace period pada tahun pertama dan
baru dimulai pembayaran bunga pada tahun kedua, piutang dilunasi tahun ketiga
Tahun
1
2
2
Skedul awal
40,000
40,000
400,000
PV lama
36,364
33,058
330,579
Perubahan
Skedul
40,000
40,000
400,000
400,000
Kerugian
PV baru
33,058
30,053
300,526
363,636
36,364
Rugi penurunan nilai
156
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang… Lanjutan
Kasus 2
Pinjaman akan diangsur mulai 2012, namun angsuran pertama akan
memperhitungkan bunga tertunggak selama tahun pertama. Untuk angsuran
kedua dan pelunasan akan dilakukan pada tahun berikutnya
Tahun
1
2
2
Skedul awal
40,000
40,000
400,000
PV lama
36,364
33,058
330,579
Perubahan
Skedul
84,000
40,000
400,000
400,000
Kerugian
PV baru
69,421
30,053
300,526
400,000
-
Tidak terjadi penurunan nilai
157
Ilustrasi Penurunan Nilai… Lanjutan
Kasus 3
Jika kesepakatan menyebutkan bahwa pinjaman akan mulai diangsur pada tahun 2012
dan sisanya pada tahun berikutnya. Namun perusahaan dikenakan penalti kenaikan suku
bunga menjadi 12%. Pembayaran angsuran pertama dilakukan bersamaan dengan
pembayaran bunga tertunggak dan bunga periode tersebut yang dihitung berdasarkan
rate baru secara flat. Bunga = (Rp200.000*0,12*2 = Rp48.000)
Perubahan
Skedul
PV baru
3
148.000.000
111.194.591
4
136.000.000
92.889.830
<
204.084.420
Tahun
Skedul awal
PV lama
1
120.000.000
109.090.909
2
110.000.000
90.909.091
200.000.000
(4.084.420)
tidak terjadi
penurunan
nilai
158
Penurunan Nilai – Penghitungan
• Tidak semua piutang yang dimiliki perusahaan
signifikan
• Tidak semua piutang yang signifikan mengalami
penurunan nilai
• Keduanya tetap harus dievaluasi penurunannya
secara kolektif
159
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok
Entitas M memiliki piutang beberapa pelanggan pada 31 Desember 2011
Nama Pelanggan
Nilai Piutang
Entitas D
30.000
Entitas Ka
26.000
Entitas As
25.000
Entitas Ag
15.000
Entitas Kj
5.000
Entitas Tl
3.000
Piutang lain tidak signifikan
25.000
160
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok… Lanjutan
Seluruh piutang tidak ada jaminannya. Terdapat informasi Entitas Tl
mengalami kesulitan keuangan, dan dinyatakan pailit. Piutang kepada PT.
Anggrek telah berumur 3 bulan. Perjanjian piutang menyebutkan piutang
dilunasi 1 bulan. Enitas Ag baru dapat melunasi piutangnya pada 31
Desember 2012. Bunga incremental borrowing sebesar 6%.
Berdasarkan pengalaman dan data historis tingkat piutang tidak tertagih
sebesar 2% dari nilai piutang.
161
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok… Lanjutan
Piutang PT. Tulip karena terdapat bukti obyektif perusahaan pailit, maka arus kas
yan diharapkan di masa mendatang adalah 0, sehingga di-impairment seluruhnya
sebesar Rp3.000.000
Piutang PT. Anggrek, karena baru dibayar setahun yang akan datang, perusahaan
harus memperhitungkan nilai sekarang dari arus kas di masa mendatang.
Nilai sekarang arus kas dengan tingkat bunga 6%, satu tahun
= 15.000 x 0.9434 = 14.150.
Nilai piutang tercatat
= 15.000
Kerugian penurunan nilai
=
850
162
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok… Lanjutan
Piutang lain yang tidak signifikan ditambah dengan piutang yang secara individu
tidak mengalami penurunan nilai :
30.000+26.000+25.000+5.000+25.000= 111.000
Penurunan nilai kolektif: 111.000.x 2% = Rp2.220
Total penurunan piutang sebesar 3.000 + 850 + 2.220 = 6.070.
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
Beban penurunan nilai piutang
6.070
Cadangan penurunan nilai piutang
6.070
163
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
dihitung berdasarkan data historis beberapa tahun sebelumnya
(3-5 tahun)
Metode
metode pembebanan rata-rata (average charge method)
&
metode roll rate
164
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Average charge-off method
1
Mendasarkan jumlah penurunan nilai berdasarkan data historis
rata-rata tingkat kerugian pinjaman
2
Masing-masing tahun diperoleh data saldo piutang,
jumlah piutang yang dihapuskan serta jumlah piutang yang
telah dihapuskan namun dapat ditagih
3
Hitung jumlah pinjaman neto yang dihapuskan  pinjaman
yang dihapuskan dikurangi pinjaman yang telah dihapuskan
namun dapat ditagih (recovery)
4
Rata-rata kerugian pinjaman tiap tahun  pinjaman neto
yang dihapuskan dibagi rata-rata pinjaman untuk masingmasing tahun selama 5 th
165
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Average charge-off method
2005
2006
2007
2008
Rata2
5
tahun
2005
Pinjaman yang
dihapuskan
450.000.000
420.000.000
400.000.000
390.000.000
380.000.000
Pinjaman recovery
(80.000.000)
(78.000.000)
(70.000.000)
(64.000.000)
(60.000.000)
Pinjaman net yang
dihapuskan
370.000.000
342.000.000
330.000.000
326.000.000
320.000.000
36.500.000.000
35.800.000.000
36.800.000.000
38.000.000.000
38.600.000.000
36.500.000.000
36.150.000.000
36.300.000.000
37.400.000.000
38.300.000.000
0,0101
0,0095
0,0091
0,0087
Pinjaman
Rata-rata
Pinjaman
Rata-rata kerugian
0,0084 0,0092
166
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Average charge-off method
Total pinjaman
tahun 2011
Pinjaman yang
secara individu
mengalami
penurunan nilai
48.000.000.000
(8.000.000.000)
Pinjaman yang
dievaluasi secara
kolektif
Rata-rata
data historis
kerugian
pinjaman
Penurunan
nilai kolektif
40.000.000.000
0,0092
366.000.000
167
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Roll Rate Method
menghitung probability piutang pada periode sekarang akan tetap
menjadi piutang pada periode berikutnya
Misal:
Piutang yang belum jatu tempo pada bulan Jan 2010 sebesar
5.000.000, dari jumlah tersebut yang masih belum tertagih pada Feb
2011 sebesar Rp1.000.000 sehingga roll rate rasio sebesar 20% 
dihitung dalam jangka waktu 1 tahun, untuk kemudian dihitung
nilai rata-ratanya
168
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Roll Rate Method
Bulan/
tahun
2 Jan
2011
2 Feb
2011
Roll rate
Current
5.000.000
20%
1-30 hari
61-180
31-60 hari hari
181-366
hari
> 365
hari
1.500.000
1.000.000 800.000
1.000.000
600.000 500.000
560.000 320.000
50%
80%
40%
70%
400.000
100%
169
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Roll Rate Method
Bulan/tahun
Current 1-30 hari
2 Jan 2011
2 Feb 2011
2 Mar 2011
2 Apr 2011
2 Mei 2011
2 Jun 2011
2 Jul 2011
2 Agt 2011
2 Sep 2011
2 Oct 2011
2 Nop 2011
2 Dec 2011
Rata-rata roll rate
20%
25%
22%
25%
26%
28%
26%
25%
18%
19%
18%
18%
22.50%
40%
42%
44%
45%
43%
41%
40%
41%
38%
38%
36%
38%
40.50%
31-60 hari
50%
54%
50%
52%
46%
48%
50%
52%
54%
52%
50%
48%
50.50%
61-180 hari
70%
68%
62%
70%
66%
64%
68%
72%
66%
68%
70%
66%
67.50%
181-365 hari > 365 hari
80%
78%
78%
78%
86%
84%
80%
82%
80%
76%
80%
78%
80.00%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100.00%
170
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Roll Rate Method
Umur Piutang
Current
1-30 hari
31-60 hari
61-180 hari
181-365 hari
> 365 hari
% Penurunan
Nilai
2.48%
11.04%
27.27%
54.00%
80.00%
100.00%
Perhitungan
22.50%*40,50%*50.50%*65.50%*80.00%*100%
40.50%*50.50%*65.50%*80.00%*100%
50.50%*65.50%*80.00%*100%
65.50%*80.00%*100%
80.00%*100%
100.00%
Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang
tidak tertagih untuk masing-masing umur piutang dengan mengalikan prosentase
tidak tertagih pada periode tersebut dan setelahnya  digunakan untuk
menentukan penurunan nilai piutang secara kolektif
171
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Cadangan penurunan nilai awal periode
Beban penurunan nilai periode tsb
Piutang yang dihapuskan (individu&kolektif)
Piutang recovery (sudah dihapuskan tertagih)
Cadangan penurunan nilai akhir periode
5000
2000
(1000)
500
6500
172
Penurunan Nilai – Estimasi
Konsep penyisihan piutang dilakukan karena perusahaan dalam
laporan keuangan harus menyajikan piutang sebesar jumlah yang
dapat direalisasi
diperlukan estimasi jumlah yang tidak dapat ditagih di masa
depan
Estimasi didasarkan pada:
X
Tidak diperkenankan
Nilai Piutang oleh PSAK 55 Nilai Penjualan
173
Ilustrasi Allowance
PT. Kenanga pada 2 Januari 2011 memiliki saldo cadangan penurunan nilai
piutang sebesar Rp 20.000.000. Pada 1 Maret 2011, piutang dari seorang
pelanggan sebesar Rp 5.000.000 dihapuskan karena terdapat bukti pelanggan
tersebut tidak akan membayar piutangnya. Pada tanggal 1 Agustus 2011,
piutang yang diidentifikasi signifikan yang sebelumnya diturunkan nilainya
dilunasi sebesar nilai tercatatnya. Nilai piutang tercatat sebesar Rp 67.000.000
yang terdiri dari nilai piutang bruto Rp 70.000.000 dan cadangan penurunan
piutang sebesar Rp 3.000.000. Pada 1 Oktober 2011, menerima pelunasan
piutang sebesar Rp 2.000.000, dari piutang yang sebelumnya telah dihapuskan.
Pada 31 Desember 2011 perusahaan menghitung ulang penurunan nilai
piutang diperoleh informasi:
Penurunan nilai piutang untuk piutang yang individual signifikan
Rp 2.000.000
Penurunan nilai piutang untuk piutang kolektif Rp 5.000.000.
174
Ilustrasi Allowance …Lanjutan
1 Maret penghapusan piutang dari pelanggan
Cadangan penurunan nilai piutang Rp5.000.000
Piutang dagang
Rp5.000.000
1 Agustus pelunasan piutang
Kas
Rp67.000.000
Cadangan penurunan nilai piutang Rp3.000.000
Piutang dagang
Rp70.000.000
1 Oktober pelunasan piutang yang sebelumnya dihapuskan
Piutang Dagang
Rp2.000.000
Cadangan penurunan nilai piutang Rp2.000.000
Kas
Rp2.000.000
Piutang dagang
Rp2.000.000
31 Desember Jurnal penyesuaian penurunan nilai untuk tahun 2011
Beban penurunan nilai piutang
Rp7.000.000
Cadangan penurunan nilai piutang Rp7.000.000
175
Ilustrasi Allowance …Lanjutan
Rekonsiliasi cadangan penurunan nilai piutang
Saldo awal periode
Rp20.000.000
Penghapusan piutang
(karena dihapus dan dilunasi)
(Rp8.000.000)
Recovery piutang yang dihapus
Rp2.000.000
Tambahan penurunan nilai periode tersebut
Rp 7.000.000
Saldo akhir periode
Rp23.000.000
Rekonsiliasi ini merupakan bagian dari catatan atas laporan keuangan yang
menjelaskan rincian cadangan penurunan.
176
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya
jika:
(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan
tersebut berakhir; atau
(b) entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria
penghentian pengakuan
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
1. Consolidate subsidiaries (including SPEs)
2. Do derecognition principles apply
to part or all of assets?
3. Have the rights to cash flows expired?
Yes
Derecognise
No
Don’t derecognise
Yes
Derecognise
Yes
Don’t derecognise
No
Derecognise
No
4. Has entity transferred its right to receive cash flows?
No
Yes
Has entity assumed obligation
to pass through cash flows?
Yes
5. Has entity transferred substantially all risks/rewards?
No
5. Has entity retained substantially all risks/rewards?
No
6. Has entity retained control of the assets?
Yes
Continue to recognise the assets to
extent of continuing involvement
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
• Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau
bagian dari kewajiban keuangan) dari neracanya,
jika dan hanya jika,
– Kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan
atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
• Pertukaran di antara peminjam dan pemberi pinjaman yang
saat ini ada atas instrumen utang dengan persyaratan yang
berbeda secara substansial dicatat sebagai penghapusan
(extinguishment) kewajiban keuangan awal dan pengakuan
kewajiban keuangan baru.
• Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan
kewajiban keuangan yang saat ini ada atau bagian dari
kewajiban keuangan tersebut dicatat sebagai penghapusan
kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban
keuangan baru.
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
• Syarat-syarat yang digunakan berbeda secara
substansial apabila:
– Nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan
syarat-syarat didiskonto menggunakan suku
bunga efektif awal, berbeda sedikitnya 10 persen
dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang
berasal dari kewajiban keuangan semula.
Penghentian Pengakuan
nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan
entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:
 Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir atau;
 Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria
penghentian pengakuan. Transfer manfaat dan risiko
182
Anjak Piutang (Factoring)
Disclosed factoring
bank atau lembaga
keuangan bukan bank
(multifinance)
Perusahaan Anjak
Piutang
(6) Melakukan
Pembayaran
(2) Review Kredit
(3) Menyetujui Kredit
(4) Pembayaran
dimuka
Pelanggan
Retailer atau Grosir
(1) Memesan Barang
(5) Mengirim barang
membayar biaya jasa
dan bunga kepada
perusahaan
anjak
piutang
Perusahaan Penjual
Produsen atau
Distributor
183
Anjak Piutang (Factoring)
disclosed factoring
undisclosed factoring
• penyerahan
piutang
kepada
perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan debitur
• pembayaran piutang saat jatuh tempo
akan
dialihkan
kepada
pihak
perusahaan anjak piutang
• perusahaan anjak piutang tanpa
sepengatahuan
debitur
atau
notifikasi kepada pelanggan
• Pembayaran oleh pelanggan akan
dilakukan pada perusahaan yang
memiliki piutang
184
Transfer Piutang
Berdasarkan tanggung jawab setelah piutang tersebut ditransfer:
transfer piutang dengan jaminan (with recourse)
Perusahaan menjamin jika piutang tidak dibayar pelanggan
transfer piutang tanpa jaminan (without recourse)
oPerusahaan tidak menjamin jika piutang tidak dibayar
pelanggan
oDiberlakukan sebagai penjualan piutang
185
Akuntansi Transfer Piutang
TRANSFER PIUTANG
Apakah secara substansi semua
risiko dan manfaat telah berpindah
TIDAK
YA
Catat sebagai Penjualan
Catat Utang dengan Jaminan
• Aset tidak dihapusbukukan
• Catat utang yang timbul
• Akui beban bunga
• Aset dihapusbukukan
• Akui aset yang diperoleh dan
utang yang timbul
• Akui keuntungan atau
kerugian
186
Latar Belakang
Foreign currency
risk
Interest
rate risk
Commodity risk
Risk
•
•
•
Derivatif dan hedging digunakan untuk mengurangi terjadinya risk
Transaksi hedging dilakukan untuk melindungi dari risiko dan dilakukan dengan
menggunaka derivatif.
Tujuan derivatif antara lain untuk menguranngi risiko, mengurangi bunga
pinjaman dan memperoleh laba dari kegiatan trading atau spekulatif.
187
Derivatif
Instrumen keuangan atau kontrak lain dengan
karakteristik:
Nilainya berubah akibat dari perubahan variabel yang
mendasari (spt suku bunga, harga, nilai tukar, dll).
Tanpa investasi awal neto atau nilainya lebih kecil dari
nilai kontrak sejenis yang memberi pengaruh yang
sama terhadap perubahan faktor pasar.
Diselesaikan pd tanggal tertentu di masa mendatang.
Derivative Financial Instruments
A derivative is a financial instrument that meets the following three criteria:
Its value changes in
response to a change in an
“underlying”
Requires little or no initial
investment
Settled at a future date
Scope Exemption:
IAS 39:5 exempts contracts which meet the definition of a derivative from the
standard if the contract is entered into to meet the entity’s usual purchase, sale or
usage requirements
189
Karakteristik Derivatif
• Derivatif yang berdiri sendiri (Freestanding derivative).
– Misalnya option, forward contract, swap, future contract
• Derivatif Melekat (Embedded derivative)
– Komponen dari hybrid/combined instrument;
– Didalamnya terdapat kontrak utama non derivatif;
– Sebagian arus kas yg berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi
seperti derivatif yg berdiri sendiri.
– Terdapat persyaratan untuk diakui terpisah
Types of derivative instruments
Underlying
Used by
Option contracts
(call and put)
Security price
Producers, trading firms, financial
institutions, and speculators
Forward contract
e.g. foreign exchange forward contract
Foreign exchange rate
Various companies
Future contracts
e.g. commodity futures
Commodity prices
Producers and consumers
Swaps
Interest rate
Financial institutions
Derivatif Melekat
• Derivatif melekat merupakan komponen instrumen campuran atau instrumen
gabungan
• Entitas yang diharuskan untuk memisahkan derivatif melekat dari kontrak
utamanya, namun jika tidak dapat mengukur derivatif melekatnya secara terpisah,
maka keseluruhan kontrak yang digabungkan diperlakukan sebagai aset/liabilitas
keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan.
• Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai
derivatif berdasarkan Pernyataan ini, jika dan hanya jika:
a. karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama (PA43 dan PA46);
b. instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat
memenuhi definisi sebagai derivatif; dan
c. instrumen campuran (instrumen yang digabungkan) tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi (dengan kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).
• Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya harus dicatat
berdasarkan Pernyataan ini jika kontrak utamanya merupakan instrumen
keuangan, namun jika kontrak utamanya bukan merupakan instrumen keuangan,
maka harus dicatat berdasarkan Pernyataan lain yang sesuai.
Derivative Financial Instruments
• Use of derivatives
1. Manage market risk
2. Reduce borrowing cost
3. Profit from trading or speculation
• Types of derivatives
1. Forward type derivatives such as forward contracts,
future contracts and swaps
2. Option-type derivatives such as call and put options, caps
and collars and warrants
3. Free standing derivatives
4. Embedded derivatives
192
Accounting for Forward Contract
At inception
During life of contract
Dr Forward Contract (asset)
Cr Gain on forward contract
No journal entry as
fair value is nil
Dr Cash
Cr Forward contract
or
Dr Loss on forward contract
Cr Forward Contract (liability)
Adjust fair value and
record gain/loss
Tan & Lee Chapter 9
Closing position or at
expiration
©2009
Dr Forward contract
Cr Cash
Close out and record net
settlement of contract
193
Accounting for Future Contract
At inception
During life of contract
Dr Cash
Cr Gain on future contract
Dr Margin deposit
Cr Cash
Record payment of
initial margin deposit
Tan & Lee Chapter 9
Closing position or at
expiration
Dr Cash
Dr Gain on future contract
Cr Margin Contract
or
Dr Loss on futures
contract
Cr Cash
Dr Cash
Cr Loss on future contract
Cr Margin Contract
Record daily settlement
of future contracts
Close out and recover
margin deposit
©2009
194
Purchased Option Contract
At inception
During life of contract
Dr Option Contract
Cr Gain on future contract
Dr Option contract
(asset)
Cr Cash
Closing position or at
expiration
Dr Cash*
Dr Gain on option contract
Cr Option Contract
or
Dr Loss on futures contract
Cr Option Contract
Dr Cash*
Cr Loss on option contract
Cr Option Contract
(* assume expires in-the-money)
Record payment of
initial margin deposit
Tan & Lee Chapter 9
Adjust for fair value and
record gain/loss
©2009
Close out and record net
settlement of contract
195
Written Option Contract
At inception
During life of contract
Dr Option Contract
Cr Gain on future contract
Dr Cash
Cr Option contract
(liability)
or
Dr Loss on futures
contract
Cr Option Contract
Closing position or at
expiration
Dr Option contract
Cr Gain on Option
Contract
(Expires out-of-themoney)
Dr Option contract
Dr Loss on option
Cr Cash
(Expires in-the-money)
Record payment of
initial margin deposit
Tan & Lee Chapter 9
Adjust for fair value and
record gain/loss
©2009
Close out and record net
settlement of contract
196
Pengertian Lindung Nilai
•
•
•
Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat untuk mempertukarkan sumber daya
dalam kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggaltanggal tertentu di masa depan.
Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa depan yang belum mengikat namun telah
diantisipasi.
Instrumen lindung nilai adalah:
a. derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau
b. aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah ditetapkan untuk
tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang
asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan
nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai (paragraf 79-84 dan PA110-PA113).
•
•
Item yang dilindung nilai adalah aset, liabilitas, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang
sangat mungkin terjadi, atau investasi neto pada operasi di luar negeri yang (a)
menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa
depan, dan (b) ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (paragraf 85-92 dan A114PA124).
Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari
item yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai dapat
saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung nilai
(PA128-PA139).
Karakteristik Hedging
• Tujuan lindung nilai untuk mengurangi risiko.
• Lindung Nilai Sempurna: lindung nilai yang secara sempurna (efektifitasnya
100%) menghilangkan risiko  dalam praktik, lindung nilai ini jarang.
• Lindung nilai bertujuan untuk mengambil posisi menetralkan risiko,
sehingga dilakukan dengan melakukan kontrak dalam posisi lawan.
– Lindung nilai jual (short), memiliki aset dan akan memastikan harga jual aset terebut.
Akan menghasilkan keuntungan jika Pt (harga aktual pada tanggal kontrak) lebih rendah
dibandingkan dengan harga kontrak. Misal Kontrak 12.000, realisasi 11.500
– Lindung nilai beli (long), memiliki komitmen untuk membeli di masa depan sehinga
kontrak lindung nilai dilakukan untuk memastikan harga beli. Akan menghasilkan
keuntungan jika Pt (harga aktual pada tanggal kontrak) lebih tinggi dibandingkan harga
kontrak. Misal Kontrak 12.000, realisasi 12.700
Mengapa Hedging
• Argumen perlunya lindung nilai :
– tidak mempunyai kemampuan atau keahlian khusus dalam memprediksi
variabel-variabel seperti tingkat bunga, kurs valas, dan harga komoditas.
– Perusahaan dapat memfokuskan aktivitas-aktivitas utamanya sesuai dengan
kemampuan dan keahlian khususnya.
• Argumen tidak perlunya lindung nilai :
– Para pemegang saham dapat, (jika mereka mau), melindung nilai dirinya
sendiri.
– Mereka tidak membutuhkan perusahaan melakukannya untuk mereka.
– Argumen mengasumsikan bahwa: 1. Para pemegang saham mempunyai banyak
informasi tentang risiko yang dihadapi oleh perusahaan, seperti manajemen
perusahaan; 2. tidak ada biaya-biaya komisi dan transaksi. 3. Pemegang saham
dapat melakukan perlindungan atas risiko melalui portfolio investasi.
Lindung Nilai Akuntansi
• Lindung nilai untuk tujuan akuntansi, mendesain satu atau lebih
instumen lindung nilai sehingga perubahan nilai wajarnya saling
meniadakan, baik seluruh atau sebagian dengan perubahan nilai wajar
dari item yang dilindungi.
• Lindung nilai akuntansi mengakui pengaruh laba/rugi dari perubahan nilai
wajar instrumen lindung nilai dengan itema yang dilindung nilai
• Hedging for accounting purposes, means designating one or more
hedging instruments so that their change in fair value is an offset, in
whole or in part, to the change in fair value or cash flows of a hedged
item.
• Hedge accounting is recognizing the offsetting effects on profit or loss of
changes in the fair values of the hedging instrument and the hedged
item.
Tujuan Akuntansi Hedging
Akuntansi Lindung Nilai
 Perlakuan akuntansi khusus bagi transaksi hedging yang
mencakup instrumen hedging dan hedge item, yang
bertujuan untuk memastikan keuntungan atau kerugian atas
instrumen hedging dan hedge item diakui dalam laporan
Laba Rugi periode yang sama.
 Jika tidak diterapkan, kemungkinan missmatch antara
keuntungan/kerugian instrumen hedge dengan
keuntungan/kerugian hedge item
 Tidak seluruh lindung nilai dapat memenuhi persyaratan
untuk Hedge Accounting menurut PSAK 55
Akuntansi Lindung Nilai
•
•
•
•
•
Derivatif dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai sepanjang memenuhi
ketentuan dalam standar, kecuali untuk sejumlah opsi yang diterbitkan (p 93-96).
Aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif dapat ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai hanya untuk lindung nilai risiko perubahan nilai
tukar. Par 97-111.
Pada umumnya terdapat satu ukuran nilai wajar untuk instrumen lindung nilai
secara keseluruhan, dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam nilai
wajarnya saling terkait.
Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya instrumen yang melibatkan pihak
eksternal
Satu instrumen lindung nilai dapat ditetapkan sebagai lindung nilai atas lebih dari
satu jenis risiko sepanjang:
• risiko yang dilindung nilai dapat diidentifikasi secara jelas;
• keefektifan dari lindung nilai dapat dibuktikan; dan
• dimungkinkan untuk memastikan bahwa terdapat penetapan yang spesifik
dari instrumen lindung nilai dan posisi risiko yang berbeda.
Item yang Dilindung Nilai
• Item yang dilindung nilai dapat berupa
• aset atau liabilitas yang diakui,
• komitmen pasti yang belum diakui,
• prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi
(highly probable),
• investasi neto pada operasi di luar negeri.
• Item yang dilindung nilai dapat berupa individual item,
sekelompok, atau bagian dari portfolio.
• Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya transaksi yang
kemungkinan besar terjadi yang melibatkan pihak eksternal
Penetapan Item yang Dilindung Nilai
• Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau
liabilitas nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item
yang dilindung nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b)
untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya
kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas
perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko
spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
• Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai
sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam
kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai
risiko yang dilindung nilai.
• entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung
nilai (atau kelompok instrumen serupa yang melindung nilai) dengan
item yang dilindung nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung
nilai),
Qualifying Hedging Instruments
(IAS 39: 72 – 73)
• Instruments that qualify include:
– Designated derivatives (except written options)
– Embedded Derivatives
– Designated non-derivatives financial asset/ liability that hedge foreign
exchange risks only
• Value used to determine hedge effectiveness
– If used in its entirety, fair value is used
– If broken into time value and intrinsic value, permissible to use
intrinsic value. However, it must be explicitly documented at inception
• If derivative is used as a hedge of more than 1 risk
– Individual designated component must meet hedge accounting
criteria
– Permissible for portion of notional amount to be designated
Tan & Lee Chapter 9
©2009
206
Qualifying Hedged Items
(IAS 39: 78 -79)
Qualify
•
Financial assets and liabilities with
exposure to changes in fair value
•
Non-financial assets exposed to
foreign exchange or price risks
•
Firm commitment
•
Highly probable forecast transaction
with exposures to future cash flows
•
Net investment in foreign entity
Tan & Lee Chapter 9
Do not qualify
©2009
•
Held-to-maturity instruments
(regardless of fixed rate or variable
rate)
•
Investment in an associated
company
207
Criteria for Hedge Accounting
(IAS 39: 88)
Conditions to be met for hedge accounting to apply
Enterprise must have exposure to risk that affects income
statement
Derivative contract specifically entered to hedge underlying exposure
Hedge must be highly effective
Effectiveness of hedge can be reliably measured
Hedging relationship must be formally documented at the inception
of the hedge
Tan & Lee Chapter 9
©2009
208
Kualifikasi Akuntansi Lindung Nilai
●
Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan
pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan
manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai.
●
Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas
●
Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan
subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan
terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba
rugi.
●
Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal
●
Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa
efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana
lindung nilai tersebut ditetapkan
Kriteria & Dokumentasi
• Kriteria
– Terdapat kebijakan tertulis, tujuan manajemen risiko & strategi lindung nilai.
– Hubungan lindung nilai diharapkan efektif utk saling menghapuskan
perubahan nilai wajar.
• Dokumentasi
– Identifikasi hedged items vs hedging instruments.
– Sifat risiko yang dilindungi
– cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen
lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari
perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus
kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai.
Classification of Hedging Relationships
Causes
Fair value
hedge
Cash flow
hedge
Hedge of a net
investment in a
foreign entity
Tan & Lee Chapter 9
Explanation
Hedge of “the exposure to changes in fair value of a recognized
asset or liability or an unrecognized firm commitment, or an
identified portion of such asset, liability or firm commitment,
which is attributable to a particular risk and could affect profit
or loss” (IAS 39:86a)
Hedge of “the exposure to variability in cash flows that
(i) is attributable to a particular risk associated with a
recognized asset or liability (such as all or some future interest
payment on variable debt instrument )or a highly probable
future transaction, and
(ii) could affect profit or loss” (IAS 39:86b)
Hedge of the foreign currency risk associated with a foreign
operation whose financial statements are required to be
translated into the presentation currency of the parent
company
©2009
211
Classification of Hedging Relationships
• The designation of a derivative as a fair value hedge or a cash
flow hedge is determined by the hedged risk, that is, whether
the entity has a fair value exposure or a cash flow exposure
• An exception where a derivative can be designated as either a
fair value hedge or a cash flow hedge is where the hedged risk
is the foreign exchange risk of a firm commitment
Tan & Lee Chapter 9
©2009
212
Perbedaan FVH & CFH
Fair value Hedge
Cash Flow Hedge
Hedging Instrument
On balance sheet carried at
fair value
On balance sheet carried
at fair value
Change in Fair Value of
Hedging Instrument
Remeasurement at fair
value is reported in net
income
Remeasurement at fair
value is reported in equity
to the extent the hedge is
effective
Change in Fair Value of
Hedged Item
Remeasurement of hedged
assets, liabilities and firm
commitments at fair values
is reported in income
N/A – Forecasted
transactions are not
recognized
Lindung Nilai atas Nilai Wajar
•
•
Lindung nilai atas nilai wajar: suatu lindung nilai terhadap eksposure:
– perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui
– komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset,
kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada risiko
tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba rugi
Dicatat sebagai:
– keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen
lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau
komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK diakui
pada laba rugi; dan
– keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan
pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat item yang
dilindung nilai dan diakui pada laba rugi.
– Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya
perolehan.
– Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai merupakan
aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Accounting for a Fair Value Hedge
Hedged Item (recognized asset or
liability or firm commitment)
Hedging Instruments
Change in fair value
Change in fair value
Income statement
Gain (loss) on hedging instrument offset
loss (gain) on hedged item
Balance sheet
Change in fair value adjusted
against carrying amount
Tan & Lee Chapter 9
Change in fair value adjusted
against carrying amount
©2009
215
Jenis Lindung Nilai atas Arus kas
•
•
•
Lindung nilai atas arus kas: suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas
arus kas yang:
– dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau
kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran
bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang
dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan
transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan
– dapat memengaruhi laporan laba rugi.
Lindung nilai arus kas dicatat sebagai:
– bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang
ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan
komprehensif lain; dan
– bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen
lindung nilai diakui dalam laba rugi.
Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau
liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya
diakui pendapatan komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai
penyesuaian. Untuk aset non keuangan dimasukkan sebagai haga perolehan.
Jenis Lindung Nilai atas Investasi Neto
• Lindung nilai atas investasi neto pada
operasi di luar negeri
– Sama seperti Lindung Nilai Arus Kas
– Effective Hedge to be disclosed in Equity Capital
– Non effective hedge to be disclosed in P/L
– Foreign Operation in Foreign Currency Area
Perlakuan Akuntansi
Lindung Nilai atas Nilai Wajar
1.
Keuntungan atau kerugian
dari hedging instrument
Langsung diakui di laba atau
rugi
Lindung Nilai Arus Kas
Jika efektif, diakui di ekuitas
OCI
Tidak efektif  laba rugi
2.
Penyesuaian atas hedged
item
Untuk perubahan nilai wajar
yang disebabkan hedged risk,
keuntungan atau kerugian
langsung diakui di laba atau
rugi
N/A
3.
Ketidakefektifan lindung nilai
dicatat di laba atau rugi
By default
Dihitung
4.
Keuntungan atau kerugian di
ekuitas ditransfer ke laba
atau rugi
N/A
Pada saat yang sama dengan
hedged item diakui di laba atau
rugi
Assessing Hedge Effectiveness
• IAS 39:9 - The degree to which changes in the fair value
or cash flows of the hedged item that is attributable to
a hedged risk are offset by changes in the fair value or
cash flow of the hedging instrument
• Hedge effectiveness is evaluated
– Prospectively on inception of hedge; and
– Retrospectively on an ongoing basis
• On inception, hedge effectiveness is assessed on
– Comparison of the principal or critical terms
– Historical analysis
– Correlation analysis
Tan & Lee Chapter 9
©2009
219
Hedge Effectiveness
• Efektifitas dihitung secara prospektif dan retrospektif
• Hasil aktual berada dalam kisaran 80 -125%
• Seluruh lindung nilai yang tidak efektif diakui dalam laporan L/R (termasuk
ketidakefektifan dalam kisaran 80 -125%
Hedge is ineffective
125%
Hedge is effective
100%
Hedge is effective
80%
Hedge is ineffective
Assessing Hedge Effectiveness
• During the duration of hedge, hedge effectiveness is
assessed on dollar-offset method:
• Hedge effectiveness ratio (HER):
Hedge effectiveness Changes in fair value or future cash flow of hedging instrument
=
(or delta ratio)
Changes in fair value or future cash flow of hedged item
0.8
1.25
Effective hedge (IAS 39: AG 105b)
• Exceptions for effective hedge even if HER falls out of range
– IAS 39 allows hedge effectiveness to be assessed on cumulative
basis if hedge is designated and conditions are properly
documented
Tan & Lee Chapter 9
©2009
221
Assessing Hedge Effectiveness
• Exclusion of time value of certain derivatives to be
excluded from hedge relationship
– Derivative separated into 2 component
1. Time value (options) or interest (forwards)
2. Intrinsic (options) or spot element (forwards)
– Excluded time value taken to income statement as per
default treatment
– Should result in highly effective hedge, as intrinsic/ spot
component moves in tandem with underlying, while
time/interest component does not
– If critical terms of hedging instruments and hedged item
are exactly the same, HER should be equal or around 1
Tan & Lee Chapter 9
©2009
222
Illustration 1:
Hedge of inventory (fair value hedge)
Scenario
31/10/20x3
– Inventory of 10,000 ounces of gold
– Carried at cost of $3,000,000 ($300 per ounce)
– Price of gold was $352 per ounce
1/11/20x3
– Sold forward contract on 10,000 ounce for forward price of $350
ounce
– Forward contract matures on 31/3/20x4
31/12/20x3
– Forward price for 31/3/20x4 contract was $340 per ounce and
spot price of gold was $342 per ounce
– Hedge effective ratio of 1 on 31/12/20x3
Tan & Lee Chapter 9
©2009
223
Illustration 1:
Hedge of inventory (fair value hedge)
1/11/20x3
No entry or just a memorandum entry as the fair value of the forward
contract is nil
31/12/20x3
Dr
Forward contract ……………….
Cr
Gain on forward contract ……...
100,000
100,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($340 -$350)
Dr
Loss on inventory ………………
Cr
Inventory ………………………..
Taken to income
statement
100,000
100,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($342 - $352)
Tan & Lee Chapter 9
©2009
224
Illustration 1:
Hedge of inventory (fair value hedge)
31/3/20x4
Inventory is sold to third-party at $330 per ounce (also maturity date
of forward contract
Dr
Forward contract ……………….
Cr
Gain on forward contract ……...
100,000
100,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($330 -$340)
Dr
Loss on inventory ………………
Cr
Inventory ………………………..
120,000
120,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($330 - $342)
Dr
Cash ……………………………..
Cr
Sales …………………………….
3,300,000
3,300,000
Sale of inventory: 10,000 x $330
Tan & Lee Chapter 9
©2009
225
Accounting for a Cash Flow Hedge
Effective Cash Flow Hedge (IAS 39:95)
Effective portion
of gain/ loss
Ineffective portion
of gain/ loss
Recognized directly
in equity through
statement of
changes in equity
Tan & Lee Chapter 9
Recognized in profit or
loss
©2009
226
Accounting for a Cash Flow Hedge
Cash flow hedges are applicable to the following:
Forecasted
transactions
involving financial
and non-financial
assets/liabilities
which will result in
cash inflow/
outflow
Tan & Lee Chapter 9
Other transactions
Interest rate swaps which affect future
cash flows
©2009
227
Hedge of a Net Investment in a Foreign Entity
Scenario
– Functional currency is the dollar ($)
– Acquired 100% interest in foreign company (functional currency is FC)
31/12/20x3
– Exchange rate is $1.85 to FC1
– Loan of FC1,200,000 at 5% interest taken to hedge foreign investment
– Foreign currency translation reserves showed $15,000 (credit balance)
31/12/200x4
– Exchange rate is $1.70 to FC1
– Average rate is $1.78 to FC1
– Foreign company reported net profit of FC380,000
Tan & Lee Chapter 9
©2009
228
Hedge of a Net Investment in a Foreign Entity
Translation difference in foreign investment’s FS for 31/12/20x4
On net assets on 1/1/20x4 (FC 1,200,000 x $(1.70-1.85) …….
$(180,000)
On net profit for 20x4 (FC380,000 x $(1.70-1.85) ……………..
(30,400)
Translation loss for 20x4
$(210,400)
Foreign currency translation reserves (credit balance)
(195,400)
Journal entries for parent
31/12/20x3
Dr
Cash ……………………………..
Cr
Loan payable …………………...
2,200,000
2,200,000
The loan payable is designated as a hedge of the net investment:
FC1,200,000 x spot rate of $1.85
Tan & Lee Chapter 9
©2009
229
Hedge of a Net Investment in a Foreign Entity
31/12/20x4
Dr
Interest expense ……………….
Cr
Accrued interest ………………..
106,800
106,800
Interest expense during the year at 5% x FC1,200,000 x $1.78
Dr
Accrued interest ………………..
Cr
Cash ……………………………..
Cr
Exchange gain ………………….
106,800
102,000
Taken to equity
4,800 to offset
translation loss
Settlement of accrued interest at year-end
Dr
Loan payable …………………...
Cr
Foreign currency translation
reserves …………………………
180,000
180,000
Exchange gain on FC loan taken directly to equity:
FC 1,200,000 x ($1.70 - $1.85)
Tan & Lee Chapter 9
©2009
230
Penghentian Lindung Nilai
Discontinuation or Termination
of Hedge Accounting
Consideration for discontinuation or termination of hedge accounting
Hedging instrument has
reached maturity date or
is closed off or
terminated
Criteria for
hedge accounting
is no longer met
Hedge designation
is revoked
Accounting treatment depends on type of hedge
Tan & Lee Chapter 9
©2009
232
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Download