TINJAUAN HUKUM TENAGA KERJA WAKTU TERTENTU (TKWT

advertisement

LATAR BELAKANG
Tersedianya tenaga kerja yang memadai serta
mempunyai kompetensi yang handal di
bidangnya merupakan salah satu syarat yang
sangat diperlukan supaya Perusahaan dapat
menjalankan aktifitas kegiatan usahanya
dengan sebaik-baiknya.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja PT
PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi
mengangkat tenaga kerja dengan cara
Outsourcing maupun Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT).
1. Bagaimanakah hubungan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) dengan Tenaga Kerja
WaktuTertentu (TKWT) di lingkungan PT PLN
(Persero) Jasa Manajemen Konstruksi?
2. Bagaimana menerapkan peraturan mengenai Tenaga
Kerja Waktu Tertentu (TKWT) di lingkungan PT PLN
(Persero) Jasa Manajemen Konstruksi agar sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku?
3. Bagaimana alur proses perpanjangan dan pembaharuan
kontrak Tenaga Kerja Waktu Tertentu (TKWT) di
Lingkungan PT PLN (Persero) Jasa Manajemen
Konstruksi agar mempunyai alur proses yang tetap?
TUJUAN PENULISAN
 Tujuan Penulisan telaahan staff ini antara lain
untuk:
1. Memahami
hubungan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) dengan Tenaga
Kerja Waktu Tertentu (TKWT)
2. Agar
penerapan
peraturan
mengenai
Tenaga Kerja Waktu Tertentu (TKWT) sesuai
dengan peraturan yang berlaku?
3. Menentukan alur proses perpanjangan dan
pembaharuan kontrak Tenaga Kerja Waktu
Tertentu (TKWT)

Faktor-faktor yang mempengaruhi, adalah :
1.
Kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai
mengenai peraturan-peraturan terkait.
2.
Peraturan yang bersifat fleksibel sehingga
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
yang terjadi.
3.
Dalam Surat Perjanjian Kerja yang digunakan di
PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi
mengenai perihal Pemutusan Hubungan Kerja
belum sesuai dengan peraturan yang ada,
mengenai proses perpanjangan kontrak dan
proses pembaharuan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) untuk Tenaga Kerja Waktu
Tertentu (TKWT) belum mempunyai prosedur
yang tetap.

I. HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA WAKTU
TERTENTU (PKWT) DENGAN TENAGA KERJA
WAKTU TERTENTU (TKWT).
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Diatur dalam
Pasal 56 sampai dengan pasal 63 UU
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003,
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep. 100/MEN/VI/2004,
Surat Keputusan General Manager PT PLN
(Persero) Jasa Manajemen Konstruksi nomor
005.K/GM/JMK/2007.
Yang dimaksudkan dengan masa tenggang 30 hari
adalah waktu setelah berakhirnya masa
perpanjangan PKWT karyawan wajib melalui
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari terlebih dahulu
yakni masa dimana tidak ada hubungan kerja antara
pekerja/buruh dan pengusaha.
Jangka waktu Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) mengenai waktu berapa
lama kontrak yang akan diberikan
kepada Tenaga Kerja Waktu Tertentu
(TKWT) adalah kewenangan mutlak
Manajemen PT PLN (Persero) Jasa
Manajemen Konstruksi, sehingga
keputusan mengenai berapa lama
kontrak yang akan diberikan adalah hasil
pertimbangan Manajemen terlebih
dahulu, berapa lama Tenaga Kerja Waktu
Tertentu (TKWT) tersebut dibutuhkan.
Peraturan yang terdapat dalam Surat Perjanjian Kerja
Tenaga Kerja Waktu Tertentu yang digunakan di
lingkungan PT PLN (Persero) Jasa Manajemen
Konstruksi mengenai pemutusan hubungan kerja
yang diatur pada pasal 10 ayat 1 dan 2, berbunyi:
1. Selama perjanjian kerja berlaku, jika salah satu
pihak akan memutuskan hubungan kerja, maka
pihak yang berkeinginan untuk melakukan
pemutusan hubungan kerja harus mengajukan
secara tertulis kepada pihak lainnya dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari sebelumnya.
2. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja
secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA karena
pekerjaan dinyatakan selesai sebelum perjanjian
berakhir, Perusahaan hanya memberikan
kompensasi 1x (satu kali) imbalan jasa bulanan.
Agar tercipta unsur keadilan, maka kedua belah
pihak selayaknya mendapatkan sanksi serupa
apabila melakukan pengakhiran kontrak sebelum
waktunya, kecuali kepada pihak pemberi kerja
dalam hal pekerjaan tertentu dapat diselesaikan
lebih cepat dari yang diperjanjikan maka PKWT
putus demi hukum pada saat selesainya
pekerjaan, hal ini sesuai dengan bungi pasal 3
ayat 3 Kep. Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No. KEP.100/MEN/VI/2004.
III. 1 ALUR PROSES PERPANJANGAN KONTRAK
TKWT.
Penertiban proses perpanjangan kontrak
Tenaga Kerja Waktu Tertentu dirasa
sangat diperlukan, agar dapat
menentukan langkah-langkah yang
ditempuh dalam proses perpanjangan
kontrak Tenaga Kerja Waktu Tertentu
(TKWT) sesuai dengan alur proses yang
jelas.
Terlampir Gambar ALUR PROSES
PERPANJANGAN KONTRAK TKWT
Untuk Penertiban Proses
Perpanjangan Kontrak TKWT
1. DM SDM & Organisasi memberitahukan kepada MKSA
bahwa kontrak TKWT yang bersangkutan akan segera
habis.
2. MKSA mengirim surat tentang evaluasi dan permintaan
surat tugas TKWT kepada MOPS/MUSK/KTSK apakah TKWT
tersebut masih dibutuhkan/ tidak.
3. Surat balasan MOPS/MUSK/KTSK apabila tidak
memperpanjang kontrak TKWT, maka MKSA mengirimkan
surat pemberitahuan kepada TKWT yang bersangkutan,
apabila surat balasan MOPS/MUSK/KTSK menyatakan perlu
memperpanjang kontrak TKWT, maka MKSA
mendisposisikan kepada DM SDM & ORG untuk
memproses pembuatan Amandemen SPK TKWT.
4. MKSA membicarakan terlebih dahulu perpanjangan TKWT
yang bersangkutan dengan GM apakah TKWT tersebut
akan diperpanjang atau tidak.
Proses Pembaharuan Kontrak Tenaga Kerja Waktu
Tertentu yang harus diperhatikan adalah jangka
waktu Pembaharuan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang
waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian
kerja yang lama.
Proses pembaharuan kontrak tenaga kerja waktu
tertentu dalam pelaksanaannya dapat disamakan
dengan proses Amandemen perpanjangan kontrak
tenaga kerja waktu tertentu, hanya dalam proses ini
yang perlu diperhatikan adalah telah dijalaninya
masa tenggang 30 hari terlebih dahulu oleh tenaga
kerja waktu tertentu.
1. KESIMPULAN
Kesimpulan atas permasalahan yang telah
diutarakan di atas adalah:
1.
Hubungan antara PKWT dan TKWT adalah
Tenaga Kerja Waktu Tertentu (TKWT)
kontraknya adalah Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT).
2.
Mengenai peraturan tentang PKWT mengenai
pengakhiran kontrak masih kurang sesuai
dengan Undang-Undang No: 13 tahun 2003.
3.
Proses perpanjangan kontrak dan
pembaharuan kontrak Tenaga Kerja Waktu
Tertentu pelaksanaannya tidak boleh
menyimpang dari ketentuan yang ada, karena
demi hukum perjanjian kerja waktu tertentu
tersebut akan berubah menjadi perjanjian kerja
waktu tidak tertentu.
2. SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan atas
permasalaah diatas adalah:
1. Informasi dan sosialisasi mengenai peraturan
yang ada agar kedepannnya lebih
diperhatikan.
2. Memperjelas Jangka waktu maksimal
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan
mengatur mengenai pengakhiran kontrak.
3. Perlunya penetapan alur Proses perpanjangan
kontrak dan pembaharuan kontrak Tenaga
Kerja Waktu Tertentu (TKWT).
Download