sosiologi ekonomi 9

advertisement
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
1. Pengertian
Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri
atas beberapa bagian yang mempunyai
hubungan fungsional.
Pemerintahan dalam arti luas adalah
pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang
menjalankan segala tugas pemerintah baik
sebagai lembaga eksekutif, legislatif maupun
yudikatif.
AHS/SOSEK/2011
1
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan adalah sistem yang
dimiliki suatu negara dalam mengatur
pemerintahannya.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan
tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
negara itu. Namun di beberapa negara sering
terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan
rakyat ataupun merugikan rakyat.
AHS/SOSEK/2011
2
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan mempunyai fondasi
yang kuat dimana tidak bisa diubah dan
menjadi statis. Jika suatu pemerintahan
mempunya sistem pemerintahan yang
statis, absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga
adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut.
AHS/SOSEK/2011
3
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu
menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun
minoritas, menjaga fondasi pemerintahan,
menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu dan demokrasi
dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut
andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut.
AHS/SOSEK/2011
4
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu
secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya
sebagai sarana kelompok untuk menjalankan
roda pemerintahan guna menjaga kestabilan
negara dalam waktu relatif lama dan
mencegah adanya perilaku reaksioner
maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
AHS/SOSEK/2011
5
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
a. Sistem presidensial (presidensial), atau
disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara
republik di mana kekuasan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasan legislatif.
AHS/SOSEK/2011
6
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil
terdiri dari 3 unsur yaitu:
Presiden yang dipilih rakyat memimpin
pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
Presiden dengan dewan perwakilan memiliki
masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan.
Tidak ada status yang tumpang tindih antara
badan eksekutif dan badan legislatif.
AHS/SOSEK/2011
7
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Dalam sistem presidensiil, presiden memiliki
posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti
rendahnya dukungan politik. Namun masih ada
mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika
presiden melakukan pelanggaran konstitusi,
pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa
dijatuhkan.
AHS/SOSEK/2011
8
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Bila ia diberhentikan karena pelanggaranpelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil
presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat,
Filipina, Indonesia dan sebagian besar
negara-negara Amerika Latin dan Amerika
Tengah.
AHS/SOSEK/2011
9
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:
• Dikepalai oleh seorang presiden sebagai
kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
• Kekuasaan eksekutif presiden diangkat
berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan
perwakilan rakyat.
AHS/SOSEK/2011
10
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
• Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa)
untuk mengangkat dan memberhentikan menterimenteri yang memimpin departemen dan nondepartemen.
• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada
kekuasaan eksekutif bukan kepada kekuasaan
legislatif.
• Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab
kepada kekuasaan legislatif.
• Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh
legislatif.
AHS/SOSEK/2011
11
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
b. Sistem parlementer
adalah sebuah sistem pemerintahan di mana
parlemen memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen
memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan
cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya.
AHS/SOSEK/2011
12
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana
sistem parlemen dapat memiliki seorang
presiden dan seorang perdana menteri, yang
berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam presidensiil, presiden berwenang
terhadap jalannya pemerintahan, namun
dalam sistem parlementer presiden hanya
menjadi simbol kepala negara saja.
AHS/SOSEK/2011
13
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang
eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan
secara langsung atau tidak langsung cabang
legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan
melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu,
tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara
cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju
kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya
pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan
dalam sebuah republik kepresidenan.
AHS/SOSEK/2011
14
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan
sistem presidensiil, karena
kefleksibilitasannya dan tanggapannya
kepada publik. Kekurangannya adalah dia
sering mengarah ke pemerintahan yang
kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar
Jerman dan Republik Keempat Perancis.
AHS/SOSEK/2011
15
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan
yang jelas antara kepala pemerintahan dan
kepala negara, dengan kepala pemerintahan
adalah perdana menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau
seremonial. Namun beberapa sistem parlemen
juga memiliki seorang presiden terpilih dengan
banyak kuasa sebagai kepala negara,
memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
AHS/SOSEK/2011
16
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
• Dikepalai oleh seorang perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan sedangkan
kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.
• Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh
legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan
undang-undang.
AHS/SOSEK/2011
17
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
• Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak
istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang
memimpin departemen dan non-departemen.
• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab
kepada kekuasaan legislatif.
• Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab
kepada kekuasaan legislatif.
• Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh
legislatif.
AHS/SOSEK/2011
18
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
c. Sistem Pemerintahan Campuran
dalam sistem pemerintahan ini diambil halhal yang terbaik dari sistem pemerintahan
Presidensial dan sistem pemerintahan
Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai
kepala Negara, juga memiliki perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan.
Contoh Negara: Perancis.
AHS/SOSEK/2011
19
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
2. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara
Indonesia
Tahun 1945 – 1949
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara
lain:
• Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari
pembantu presiden menjadi badan yang diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang
merupakan wewenang MPR.
• Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial
menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP –
KNIP.
AHS/SOSEK/2011
20
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Tahun 1949 – 1950
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan
yang diterapkan saat itu adalah sistem
parlementer Kabinet Semu (Quasy
Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut
pada masa konstitusi RIS bukan kabinet
parlementer murni karena dalam sistem
parlementer murni, parlemen mempunyai
kedudukan yang sangat menentukan terhadap
kekuasaan pemerintah.
AHS/SOSEK/2011
21
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Tahun 1950 – 1959
Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49.
Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer
cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu.
Ciri-ciri:
• presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
• Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
• Presiden berhak membubarkan DPR.
• Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
AHS/SOSEK/2011
22
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan
dijadikannya alat untuk melenyapkan
kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya
sehingga nasib parpol ditentukan oleh
presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada
kebebasan mengeluarkan pendapat.
AHS/SOSEK/2011
23
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Tahun 1966 – 1998
Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad
untuk melakukan koreksi terpimpin pada era orde
lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada
21 Mei ’98.
Tahun 1998 – Sekarang (Reformasi)
Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi
telah banyak memberikan ruang gerak pada parpol
maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara
kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.
AHS/SOSEK/2011
24
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
3. Sistem Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum
diamandemen:
Ø Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
Ø DPR sebagai pembuat UU.
Ø Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
Ø DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
Ø MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
Ø BPK pengaudit keuangan.
AHS/SOSEK/2011
25
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
4. Sistem Pemerintahan setelah amandemen
(1999 – 2002)
Ø MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
Ø Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota
DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.
Ø Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung
oleh rakyat.
Ø Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
Ø Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
AHS/SOSEK/2011
26
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
5. Perbandingan SisPem Indonesia dengan
SisPem Negara Lain
Berdasarkan penjelasan UUD ’45, Indonesia
menganut sistem Presidensial. Tapi dalam
praktiknya banyak elemen-elemen Sistem
Pemerintahan Parlementer. Jadi dapat
dikatakan Sistem Pemerintahan Indonesia
adalah perpaduan antara Presidensial dan
Parlementer.
AHS/SOSEK/2011
27
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
a. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia
Ø Presiden dan menteri selama masa
jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
Ø Pemerintah punya waktu untuk
menjalankan programnya dengan tidak
dibayangi krisis kabinet.
Ø Presiden tidak dapat memberlakukan dan
atau membubarkan DPR.
AHS/SOSEK/2011
28
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
b. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia
Ø Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas
dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden.
Ø Sering terjadinya pergantian para pejabat
karena adanya hak perogatif presiden.
Ø Pengawasan rakyat terhadap pemerintah
kurang berpengaruh.
Ø Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan
politik kurang mendapat perhatian.
AHS/SOSEK/2011
29
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
6. Perbedaan Sistem Pemerintahan Indonesia
dan Sistem Pemerintahan Malaysia
Badan Eksekutif
a. Badan Eksekutif Malaysia terletak pada
Perdana Menteri sebagai penggerak
pemerintahan negara.
b. Badan Eksekutif Indonesia terletak pada
Presiden yang mempunyai 2 kedudukan sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan.
AHS/SOSEK/2011
30
SOSIOLOGI EKONOMI
PERTEMUAN KE-9
SISTEM PEMERINTAHAN
Badan Legislatif
a. Di Malaysia ada 2 Dewan Utama dalam
badan perundangan yaitu Dewan Negara dan
Dewan Rakyat yang perannya membuat
undang-undang.
b. Di Indonesia berada di tangan DPR yang
perannya membuat undang-undang dengan
persetujuan Presiden.
AHS/SOSEK/2011
31
Download