KOMUNIKASI DATA Agar Komunikasi Data dapat Berlangsung … Pihak 1 Terminal Data Modem Pihak 2 Media Transmisi Modem Terminal Data Terminal Data # Disebut pula sebagai Perangkat/Peralatan Komunikasi # Menghasilkan data siap kirim Sifat-sifat : Analog : Simplex Half Duplex Full Duplex Digital : Simplex Half Duplex Full Duplex Modem Modem = Modulator + Demodulator Modulator : Mengubah sinyal data menjadi sinyal transmisi, agar : 1. Sinyal dapat dikirim lebih jauh 2. Beberapa sinyal dapat dikirim sekaligus melalui satu media transmisi tanpa saling mempengaruhi Demodulator : Mengubah sinyal transmisi menjadi sinyal data, agar dapat diterima oleh panca indera user Media Transmisi # Sarana untuk mengalirkan sinyal # Menghubungkan modem satu pihak dengan modem pihak lain Jenis Media Transmisi 1. Kabel 2. Serat Kaca 3. Gelombang Elektromagnetik 4. Satelit Sinyal 1. Sinyal data Analog Digital 2. Sinyal transmisi Analog Digital MASALAH-MASALAH DALAM KOMUNIKASI DATA : Delay : Selisih waktu kirim dan terima Dipengaruhi oleh jenis media transmisi, jenis gelombang dan lalulintas data Atenuasi : Pelemahan sinyal Ditanggulangi dengan penggunaan repeater Noise ( gangguan ) White Noise : oleh alam dan lingkungan Black Noise : oleh kesengajaan manusia White Noise : Thermal Noise Sebab : Suhu ekstrim Penanggulangan 1. Jauhkan media transmisi dari sumber noise 2. Jacket Kabel Cross Talk Sebab : Penempatan kabel-kabel yang saling berdekatan Penanggulangan : 1. Beri jarak antar kabel 2. Pergunakan kabel terisolasi Intermodulation Noise Sebab : Frekuensi yang berdekatan sehingga menyebabkan bandwidth yang saling tumpang tindih Penanggulangan : Pengaturan penggunaan frekuensi Impulse Noise Sebab : Medan Listrik mengenai media transmisi Penanggulangan : 1. Menjauhkan media transmisi dari medan listrik 2. Menaikkan SNR 3. Memasang Surge Protector 4. Menggunakan Kabel Terisolasi MEDIA TRANSMISI Jenis Media Transmisi : 1. Kabel a. Twisted Pair b. Coaxial 2. Serat Kaca 3. Gelombang Elektromagnetik 4. Satelit Perbandingan Media Transmisi Jenis Datarate Bandwidth Jangkauan (bps) (Hz) (Km) TP Coaxial Serat Kaca GE 4 Mbps 500 Mbps 2 Gbps ∞ 3 MHz 350 MHz 2 GHz ∞ 2 – 10 1 – 10 10 – 100 ∞ SEVEN LAYER OSI MODEL by ISO tujuh proses oleh tujuh lapisan secara sistematis sistematis : lapisan-lapisan bekerja secara berurutan, suatu lapisan bekerja berdasarkan hasil proses lapisan sebelumnya. seven layer OSI Layer 1 : Physical Layer Layer 2 : Datalink Layer Layer 3 : Network Layer Layer 4 : Transport Layer Layer 5 : Session Layer Layer 6 : Presentation Layer Layer 7 : Application Layer Layer 1 – Physical Layer Melaksanakan pengkodean : Mengubah bit menjadi sinyal (encoding) Atau Mengubah sinyal menjadi bit (decoding) Catatan : Data tidak pernah dikirimkan kepada pihak lain dalam bentuk data melainkan dalam bentuk sinyal Layer 2 – Datalink Layer Mengubah sekumpulan bit menjadi paket-paket data Tujuan : 1. Semakin kecil data semakin mudah dikirim 2. Mengurangi risiko kehilangan akibat noise Layer 3 – Network Layer Menentukan jalur yang akan ditempuh (routing) Parameter : Cepat, Murah, Aman Layer 4 – Transport Layer Menentukan Multiplexing Multiplexing : cara agar 1 media transmisi dapat digunakan oleh lebih dari 1 sinyal Metode : Frequence Division Multiplexing Time Division Multiplexing Layer 5 – Session Layer Memulai dan mengakhiri hubungan antara pengirim dan penerima Tahapan : 1. Memastikan penerima siap menerima data 2. Mengirim data 3. Memastikan semua data telah diterima dengan lengkap dan benar 4. Mengakhiri hubungan Layer 6 – Presentation Layer Melakukan penyandian data (encryption) untuk menjaga kerahasiaan data sehingga tidak dapat dibaca pihak yang tidak berhak Meng-compress data sehingga ukuran data menjadi kecil tanpa mengurangi ‘isi’nya Layer 7 – Application Layer Menyajikan data kepada user, sesuai dengan aplikasi yang digunakan user ENCODING data tidak dapat dikirim dalam bentuk data maka agar dapat dikirim data harus diubah menjadi sinyal Data : digital analog Sinyal : digital analog encoding 1. Digital data to digital signal 2. Digital data to analog signal 3. Analog data to digital signal 4. Analog data to analog signal Digital data to digital signal Return to Zero (RZ) aturan : jika datanya bit 1 dinyatakan dengan tegangan tinggi jika datanya bit 0 dinyatakan dengan tegangan rendah perubahan tegangan terjadi di awal clock Non Return to Zero : a. Non Return to Zero Level (NRZ-L) b. Non Return to Zero Inverted (NRZ-I) Non Return to Zero Level (NRZ-L) aturan : data = 1 >>> tegangan rendah data = 0 >>> tegangan tinggi perubahan tegangan terjadi di awal clock Non Return to Zero Inverted (NRZ-I) aturan : data = 1 terjadi perubahan tegangan data = 0 tidak terjadi perubahan tegangan perubahan tegangan terjadi di awal clock Manchester aturan : data = 1 >>> tegangan naik data = 0 >>> tegangan turun perubahan tegangan terjadi di tengah clock Bipolar aturan : data = 0 tegangan 0 data = 1 tegangan tinggi dengan polaritas berlawanan terhadap tegangan tinggi yang terjadi sebelumnya High Density Bipolar 3 Zeros (HDB3) aturan : sama dengan Bipolar + Digital data to analog signal Digunakan untuk komunikasi internet dengan koneksi speedy FSK frequence shift keying aturan : bit 1 dinyatakan dengan frekuensi tinggi bit 0 dinyatakan dengan frekuensi rendah ASK amplitudo shift keying aturan : bit 1 dinyatakan dengan amplitudo tinggi bit 0 dinyatakan dengan amplitudo 0 PSK phase shift keying aturan : bit 1 terjadi perubahan fase bit 0 tidak terjadi perubahan fase Analog data to digital signal Digunakan pada komunikasi telepon seluler Tahapan : 1. Pengambilan sampel secara periodik pada data analog 2. Setiap sampel data analog diubah menjadi data digital 3. Data digital diubah menjadi sinyal digital Delta Modulation aturan : jika sampel sedang naik >>> bit 1 jika sampel sedang turun >>> bit 0 jika sampel sedang mendatar >>> bit 0101 Pulse Code Modulation dilakukan pengukuran sample data hasilnya diubah menjadi bilangan biner Analog data to analog signal Digunakan pada radio, televisi dll AM : amplitudo modulation FM : frequence modulation TEKNIK KOMUNIKASI DATA Teknik pengiriman data digital 1. Paralel Transmission antara pengirim dan penerima dihubungkan oleh lebih dari 1 jalur transmisi contoh : RAM ke Prosesor, HD ke RAM dll Peripheral internal 2. Serial Transmission antara pengirim dan penerima dihubungkan hanya oleh 1 jalur transmisi untuk pengiriman jarak jauh : keyboard ke prosesor, prosesor ke printer, LAN, MAN, WAN Keunggulan : Paralel : Cepat, karena beberapa bit dapat dikirim bersamaan melalui jalur yang berbeda. Tetapi sangat mahal, sehingga hanya untuk pengiriman jarak pendek Serial : Lambat tetapi murah Serial transmission berkembang menjadi : 1. Asynchronous : tidak perlu sinkronisasi clock antara pengirim dan penerima untuk setiap data yang dikirim terdiri dari : a. start bit : 1 buah bit, bit 0 sebagai tanda dimulainya pengiriman 1 buah data b. bit-bit data jumlahnya tergantung sistem yang digunakan c. bit paritas : 1 buah bit, - digunakan sebagai error detection - paritas ganjil atau genap d. stop bit : 1 buah bit, bit 1 sebagai tanda berakhirnya pengiriman 1 buah data 2. Synchronous perlu sinkronisasi clock pengirim dan penerima alatnya : bit-bit sinkronisasi 01111110 data dan bit-bit tambahan dikirimkan dalam frame-frame dan dipisahkan sesuai jenisnya. Efisiensi : E = (jumlah bit data/total bit dikirim) x 100% ERROR DETECTION Kegiatan untuk memastikan bahwa data yang diterima sama dengan data yang dikirim Alat untuk mendeteksi error : bit paritas (asynchronous) bit-bit control (synchronous) Data error Penyebab : noise, baik black maupun white noise Akibatnya data berubah : 0 berubah menjadi 1 1 berubah menjadi 0 Error detection pada asynchronous Alat : bit paritas karakter (character parity bit) Bit paritas - ganjil (odd) : membuat jumlahan bit data menjadi ganjil - genap (even) membuat jumlahan bit data menjadi genap Efektifitas rendah : - tidak dapat mendeteksi posisi bit error - hanya untuk single bit error - penerima tidak mungkin melakukan self error correction Error detection pada synchronous Alat : bit-bit control Metode : - bit paritas blok (block check character) - Vertically Redundancy Check and Longitudinally Redundancy Check - Cyclic Redundancy Check - Hamming Code Vertically Redundancy Check & Longitudinally Redundancy Check (VRC & LRC) Bit-bit data yang akan dikirim disusun dalam matriks m x n VRC menyatakan jumlahan bit tiap kolom data LRC menyatakan jumlahan bit tiap baris data Lakukan error detection 1 2 3 1 0 0 0 2 1 1 1 3 0 1 0 4 1 0 0 5 1 1 1 6 0 0 1 7 1 0 0 8 0 1 0 LRC 0 1 1 VRC 0 1 1 1 0 0 1 1 1 2 3 1 0 0 0 2 1 1 1 3 0 1 0 4 1 0 0 5 1 1 1 6 0 0 1 7 1 0 0 8 0 1 0 VRC 0 1 1 1 0 0 1 1 LRC 0 1 1 1 2 3 1 0 0 0 2 1 1 1 3 0 1 0 4 1 0 0 5 1 1 1 6 0 1 1 7 1 0 0 8 0 1 0 LRC 0 1 1 VRC 0 1 1 1 0 0 1 1 Lakukan error detection 1 2 3 1 0 0 0 2 1 1 1 3 1 1 0 4 0 0 1 5 1 1 0 6 0 1 1 7 1 1 0 8 0 0 0 LRC 0 1 1 VRC 0 1 1 1 0 0 1 1 Error detection pada synchronous VRC & LRC, CRC, HC : tinggi, karena - Dapat mendeteksi posisi bit yang error - Memungkinkan penerima melakukan self error correction - Dapat mendeteksi multiple bit error ERROR CONTROL pengendalian error Prinsip : Menjamin bahwa semua data yang dikirim dapat diterima dengan lengkap dan benar Kerjasama diantara pengirim dan penerima Kewajiban pengirim : memastikan penerima siap menerima data mengirim ulang paket data yang dideteksi mengandung error Kewajiban penerima : memberitahukan pengirim jika paket data yang diterima mengandung error metode : Stop and wait ARQ ( 1 packet 1 ack) Go Back N ARQ ( N packet 1 ack ) Selective Repeat Request NETWORK (j a r i n g a n) demi penghematan biaya tidak semua node tersambung langsung satu sama lain Teknik pengiriman data pada jaringan : 1. Jaringan tersaklar (switched network) - Circuit switching >> telepon - Packet switching : - Datagram - Virtual circuit switching 2. Jaringan Broadcast LAN MAN WAN ROUTING (strategi menentukan route) Karena terdapat banyak alternatif jalur, maka harus ditentukan strateginya agar data dapat sampai dengan murah dan cepat Routing : Fixed routing : berdasarkan jarak minimal Adaptif routing : menyesuaikan diri mencari jarak minimal yang lain, jika fixed routing tidak dapat ditempuh karena macet/terputus Random routing : menempuh jalur dengan datarate terbesar dari beberapa alternatif jalur yang tersedia ke node terdekat Flooding : membanjiri seluruh jalur dengan data digunakan pada jaringan broadcast ENCRYPTION (penyandian data) Dilaksanakan oleh pengirim sebelum data dikirimkan Agar data tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berhak Karena media transmisi adalah media publik Para intruder dan attacker “ nongkrong “ di media transmisi Penerima melaksanakan decryption Encryption : Transposisi setiap data dipertukarkan posisinya terhadap data lain dengan menggunakan kunci tertentu Transformasi setiap data diubah menjadi data lain dengan menggunakan kunci tertentu pertukaran kunci : kunci dikirimkan terpisah dengan data