PENGARUH TERAPI REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI DESA CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT Kunto Setyadi *) Rosalina, S.Kp., M.Kes **), Tina Mawardika, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Penurunan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan terapi herbal. Salah satu bentuk terapi herbal adalah dengan menggunakan terapi pemberian rebusan daun sirih merah. Daun sirih merah ini mengandung Alkaloid, saponin, dan tannin yang memiliki aktifitas hipoglikemia dan alkaloid polihidroksi memiliki stereokimia yang mirip dengan glukosa sehingga dapat mengghambat kerja enzim glukosidase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun sirih merah terhadap penurunan kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus di Desa Candirejo Ungaran Barat Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Desain dalam penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group design. Populasi yang akan diteliti adalah seluruh lansia penderita diabetes mellitus yang ada di Desa Candirejo Ungaran Barat sebanyak 63 orang. Sampel yang diambil sebanyak 30 responden yang dibagi dalam kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tehnik pengambilan data menggunakan purposive sampling sedangkan alat pengambilan data kadar glukosa darah dengan menggunakan blood glucose test meter I dengan merek GlukoDr auto. Uji analisis data menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi (p value = 0,000) dan ada perbedaan sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol (p value = 0,160). Ada pengaruh pemberian rebusan daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat dengan (p value = 0,002). Terapi pemberian rebusan daun sirih merah dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus. Kata Kunci : Pemberian rebusan daun sirih merah, lansia, kadar glukosa darah, diabetes mellitus Kepustakaan : 33 (1988-2012) PENDAHULUAN Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat didalam darah. Kadar glukosa ini juga disebut sebagai kadar gula plasma. Kadar gula darah ini diukur dengan satuan milimol per liter (mmo/L). kadar gula darah normal berkisar antara 4-8 mmol/L (0150mg/dl) (Fox & Kilvert, 2010). Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) didalam darah tinggi (Pudiastuti, 2011). Data WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2011 jumlah penderita diabetes mellitus di seluruh dunia sebanyak 346 juta orang dan di proyeksikan akan meningkat menjadi 366 juta pada tahun 2030 (WHO, 2011). Indonesia menempati urutan ke-4 tertinggi di dunia. Diantara berbagai propinsi yang ada di indonesia, jawa tengah memiliki prevalensi diabetes mellitus yang cukup tinggi. Berdasarkan laporan program yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas di jawa tengah tahun 2005, kasus DM secara keseluruhan sebanyak 209.319. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan penderita diabetes mellitus di Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 11.725 jiwa dari 8.107 penderita pada tahun 2008 dan 10.796 pada tahun 2009 (DKK Semarang, 2010). Perlu diketahui bahwa untuk menurunkan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Cara farmakologi dengan pemberian obat penurun kadar glukosa darah yaitu Sulfonilurea dan Methformin. Adapun cara kerja sulfonilurea ini utamanya adalah meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas, meningkatkan performance dan jumlah reseptor insulin pada otot dan sel lemak, meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi stimulasi insulin transpor karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak, serta penurunan produksi glukosa oleh hati. Cara kerja obat ini pada umumnya melalui suatu alur kalsium yang sensitif terhadap ATP. Methformin menurunkan glukosa darah dengan memperbaiki transport glukosa ke dalam sel otot. Methformin menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis dan juga dapat menurunkan kadar trigliserida, LDL kolesterol dan kolesterol total (Soegondo, 2009). Penurunan kadar glukosa darah dengan cara non farmakologis yaitu : Perencanaan makanan, Latihan jasmani, Penyuluhan (edukasi), dan terapi komplementer. Beberapa terapi komplementer yang umum adalah terapi fisik (yoga, pijat, akupuntur), teknik relaksasi (meditasi, visualisasi), obat herbal (Gunawan, 2001). Adapun jenis obat-obatan herbal yang mampu untuk menangani diabetes mellitus antara lain : Buah Pare ( Momordica charantia), Bawang Merah dan Bawang Putih (Allium cepa dan Allium sativum), juwet ( Syzygium cuminii), dan daun sirih merah (Piper Crocatum). Peneliti melakukan studi pendahuluan di Desa Candirejo pada tanggal 16 Oktober 2012 dimana peneliti melakukan wawancara dengan 12 lansia di Desa Candirejo yang mengalami diabetes mellitus yang sebelumnya dilakukan pemeriksaaan kadar gula darah dengan hasil pemeriksaan adalah 195 mg/dl – 255 mg/dl. Lima lansia diantaranya mengatakan penyakit yang diderita adalah hal biasa yang di hadapi oleh orang tua apabila terlalu capek dan tujuh lansia mengatakan sering kesemutan, mudah letih dan lesu, sering buang air kecil dan selalu merasa haus. Untuk mengatasinya lima penderita diabetes ada yang meminum obat penurun kadar gula dan tujuh lansia ada yang hanya melakukan diit rendah gula namun masih saja belum menunjukan hasil yang baik untuk menurunkan kadar gula. Ketika ditanya tentang manfaaat daun sirih merah Warga Desa Candirejo terutama lansia masih banyak yang tidak mengetahui bahwa daun sirih merah bisa dijadikan obat diabetes mellitus atau kencing manis. Mereka menganggap bahwa daun sirih merah sebagai tanaman hias dan sebagai tanaman biasa saja dan kurang tahu fungsi dari daun sirih merah itu sendiri dan persebaran daun sirih merah di desa Candirejo cukup banyak. Berdasarkan fenomena diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi daun sirih merah (piper crocatum) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes melitus di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Desain dalam penelitian ini berbentuk desain non equivalent (pretest dan posttest) control group design dan dapat digambarkan sebagai berikut : Prettest perlakuan Posttest Kelompok 01 X 02 A - A eksperimen Kelompok kontrol Gambar 4.1: Bagan rancangan penelitian quasy experiment jenis non equivalent control group design. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia penderita Diabetes Mellitus di Desa Candirejo yang berjumlah 63 orang data didapat dari bidan desa setempat dan puskesmas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel jenis non random sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan segi-segi kepraktisan belaka. HASIL PENELITIAN Gambaran kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan terapi rebusan daun sirih merah pada kelompok intervensi. Perlakuan n Std Mean Deviasi (mg/dl) (mg/dl) Sebelum Sesudah 15 15 330,60 274,73 39,455 45,012 Perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan terapi rebusan daun sirih merah pada kelompok intervensi Mean Variabel Perlakuan N SD pvalue t Difference Kadar kolesterol total Sebelum 15 Sesudah 15 55,87 39,455 9,286 0,000 45,012 Pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus di desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Mean Variabel Kelompok n SD Difference Kadar Intervensi Kolesterol Kontrol Total 15 274,73 15 322,80 t pvalue 45,012 0,002 3,437 30,122 PEMBAHASAN Gambaran kadar glukosa darah sewaktu pada lansia penderita diabetes sebelum diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap lansia penderita diabetes mellitus sebelum diberikan rebusan daun sirih merah pada kelompok intervensi dengan responden yang berjumlah 15 orang didapatkan rata- rata kadar glukosa darah sebesar 330,60 mg/dl. Sedangkan untuk responden kelompok kontrol yang diberikan perlakuan rata-rata kadar glukosa darah sebesar 321,13 mg/dl. Dilihat dari rata-rata glukosa darah sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelompok didapatkan rata-rata perbedaan kadar glukosa darah yang tidak bermakna atau berada dalam klasifikasi diabetes mellitus. Dapat diartikan bahwa pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol yang tinggal di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang mengalami diabetes mellitus yang ditandai dengan hiperglikemia. Diabetes mellitus dapat didefinisikan sebagai sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabakan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Smeltzer & Bare, 2002). Diagnosis penegak diabetes mellitus adalah peningkatan kadar glukosa darah sesuai dengan kriteria diadnosis WHO (1985) jika glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl, glukosa plasma puasa > 140mg/dl, dan glukosa plasma PP > 200mg/dl. Penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan oleh karena menurunnya produksi hormon dari kelenjar-kelenjar hormon. Pria dan wanita pada akhir masa dewasa memasuki apa yang dinamakan kimakterium; perubahanperubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya kekurangan hormon seks. Menurunnya produksi hormon ini antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun, yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopouse), prosesnya merupakan proses ilmiah. Pada pria proses tersebut biasanya terjadi secara lambat laun dan tidak disertai gejala-gejala psikologis yang luar biasa kecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar hormon testosteronnya (Beare, 2007). Gambaran kadar glukosa darah sewaktu pada lansia penderita diabetes mellitus sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap lansia penderita diabetes mellitus sesudah diberikan rebusan daun sirih merah pada kelompok intervensi dengan responden yang berjumlah 15 orang didapatkan ratarata kadar glukosa darah sebesar 274,73 mg/dl. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan kadar glukosa darah sewaktu pada lansia penderita diabetes mellitus kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberikan rebusan daun sirih merah, dimana sesudah diberikan rebusan daun sirih merah didapatkan rata-rata kadar glukosa darah 274,73 mg/dl yang sebelumnya didapatkan hasil rata-rata kadar glukosa darah sewaktu sebesar 330,60 mg/dl. Sedangkan pada kelompok kontrol yang hanya diberikan perlakuan namun tidak diberikan rebusan daun sirih merah malah sebaliknya menunjukkan adanya peningkatan kadar glukosa darah sewaktu yaitu pada awal penelitian didapatkan rata-rata kadar glukosa darah sebesar 321,130 mg/dl, dan pada akhir penelitian meningkat menjadi 322,80 mg/dl. Hal ini disebabkan karena responden pada kelompok kontrol hanya mendapatkan perlakuan dan disamping itu tidak dapat mengendalikan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan kadar glukosa darah sewaktu bagi lansia penderita diabetes mellitus. KESIMPULAN 1. Rata-rata kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus sebelum diberikan perlakuan pada kelompok intervensi sebesar 330,60 mg/dl dan kelompok sebesar 321,13 mg/dl. 2. Rata-rata kadar glukosa darah pada lansia penderita diabetes mellitus sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi sebesar 274,73 mg/dl dan kelompok kontrol sebesar 322,80 mg/dl. 3. Ada perbedaan yang signifikan kadar glukosa darah pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan terapi rebusan daun sirih merah pada kelompok intervensi (p value = 0,000) < (α=0,005). 4. Tidak ada perbedaan yang signifikan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol yang diberikan air putih pada akhir penelitian (p value = 0,628) > (α=0,05). 5. Ada pengaruh pemberian terapi rebusan daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang (p value = 0,000) < (α=0,005). SARAN 1. Bagi peneliti Mengingat masih adanya keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan, maka diharapkan penelitian lebih lanjut dapat melakukan pengawasan yang lebih intensif terhadap faktor yang dapat menentukan hasil penelitian dan membantu pengendalian kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus misalnya dengan mengontrol pola makan maupun olahraga dan faktor pendukung lainnya. 2. Bagi lansia diabetes mellitus penderita Terapi ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih rebusan daun sirih merah sebagai pengobatan alternatif yang tepat dan praktis tanpa efek samping untuk menurunkan kadar glukosa darah. Mengingat manfaat daun sirih merah yang besar maka diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan daun sirih merah untuk menurunkan kadar glukosa darah. 3. Bagi perawat dan tenaga kesehatan Mengingat adanya perawat maupun tenaga kesehatan lain seperti tenaga kesehatan keluarga maupun komunitas agar lebih yakin dalam menggunakan terapi herbal daun sirih merah sebagai penatalaksanaan non farmakologi atau terapi komplementer bagi pasien atau penderita diabetes mellitus khususnya untuk lansia. 4. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan sendiri diharapakan dapat berfungsi sebagai fasilitator dalam menyediakan informasi sumber bacaan maupun referensi yang terkait tentang penyakit diabetes mellitus dan tanaman herbal sebagai obat khususnya daun sirih merah. DAFTAR PUSTAKA Agoes A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Salemba Medika, Jakarta. Alfarabi M. 2008. Aktivasi antioksidasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum). [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Babbie, e. (1999). Nursing Research. Principles and Methods. Ed. Philadelphia: JB Lippincott. Depkes RI. 2009. Diabetes mellitus masalah kesehatan masyarakat yang serius. http://www.depkes.go.id/inde x.php?option=news&task=vie warticle&sid=9 42 [10 April 2009] Depkes RI. (1994). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut . Jakarta: Pusdiknakes Duryatmo, sardi, nyuwan SB. 2005. Sirih merah tolak amputasi, dulu hiasan kini obat, trubus. 36. Duryatmo, S. 2006. Wajah Ganda Sirih Merah, dalam Majalah Trubus No.434, tahun XXXVII Januari 2006, hlm 93. DKK, 2010. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Jawa Tengah Dalimartha, S. (2002). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Hurlock. E. (1994). Psikologis Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Iswandari (edisi 5) Jakarta: Erlangga Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC Nursalam. (2002). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto. Nuryati, M. (1994). Proses Menua. Makalah AKPER Dr. Otten Bandung tidak diplubikasikan Nursalam & Siti Pariani. (2000). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto Notoatmodjo,S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta Ivora MD, Paya M, Villar A. 1989. A review of natural products and plants as potent ant diabetic drugs. J Ethnopharmacol 27:243-275. Perkeni, 2006, Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia, Jakarta : Perkeni Lueckenotte. (1998) (Alih Bahasa Maryunani). Pengkajian Gerontologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Praktiknya, A.W (1993). Dasardasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakrta: PT. Raja Gravindo Persada. Maryam, S, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Pudiastuti, ratna dewi, 2011, Penyakit Pemicu Stroke, Jogjakarta : Nuha Medika Rafi’i (1993). Metode Statistik analisis untuk Penarikan Kesimpulan. Jakarta: Penerbit Bina Cipta Anggota IKAPI. Robinson T. 1995. Kandungan Tumbuhan Tingkat Tinggi. Ed ke-6. K Padmawinata, penerjemah ; Bandung : ITB. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbitan ITB, Bandung. Sastroasmoro S & Ismail S. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara Silalahi, J. (2006). Makanan fungsional. Yogyakarta : Kanisius. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G., (2002). Brunner dan Suddarth buku ajar – keperawatan medikal bedah (Terjemahan) Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC. Srikandi K. (1997). Pengantar Statistika. Surabaya: Citra Media. Sudewo B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Jakarta: Argomedia Pustaka. Soeparman, 1987, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 2 Penerbit FKUI, Jakarta. Utami, P., 2003, Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes & Asam Urat, Agro Media Pustaka, Jakarta. WHO, 2011 , diagnosis_diabetes 2011, Retrieved, Januari 25, 2012, from : http://www.who.int/diabetes/ publications/diagnosis_diabet es2011/en/index.html