Analisis Produk Dagadu PT Aseli Dagadu Djokdja (revisi) Tugas Mata Kuliah Strategic Management for ICT Anggota Kelompok : Agung Prasetyo Suliswaningsih Dias Ayu Budi Utami 12.52.0357 12.52.0354 12.52.0346 PROGRAM S2 MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA Program Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta Tahun 2013 LATAR BELAKANG Bagi masyarakat Yogyakarta, kata Dagadu sudah ada sejak beberapa dasawarsa lalu dikenal sebagai umpatan: “matamu”. Inilah bahasa walikan, bahasa slang orang Yogyakarta yang disusun dengan cara membalik empat baris huruf Jawa. Itulah sebabnya kenapa logo Dagadu Djokdja bergambar mata. Tetapi bagi Dagadu Djokdja, mata bukan semata-mata logo. Mata adalah idiom yang lekat dengan citra kreatifitas, dunia rancang merancang. Dalam khasanah budaya Jawa, mata adalah mripat, yang konon kabarnya berdekatan makna dengan kata ma’rifat, yang dimaknai sebagai keinginan agar dapat memberikan manfaat bagi diri dan lingkungannya. Mata pun menjadi sarana utama untuk sightseeing, jalan-jalan sambil menikmati suasana dan panorama kota. Maka Dagadu berharap dapat mempresentasikan kepedulian terhadap masalah perkotaan dan kepariwisataan di Yogyakarta. SEJARAH PT ASELI DAGADU DJOGJA PT. Aseli Dagadu Djogja adalah perusahaan industri kreatif yang berdiri tanggal 9 Januari 1994 di mana pertama kali berjualan di Mall Malioboro Yogyakarta setelah sebelumnya diawali dari beberapa kegiatan komunitas. Didirikan atau dimotori oleh mahasiswa dan alumni mahasiswa teknik arsitektur UGM yang mempunyai minat yang sama tentang kepariwisataan dan perkotaan. Dua puluh lima orang yang sering berkumpul dalam suatu kegiatan waktu itu bersama-sama mendirikan PT. Aseli Dagadu. Minat terhadap bidang kepariwisataan dan perkotaan, kesukaan desain grafis khususnya kaos, diskusi tentang teori dan realitas yang kerap dilakukan merupakan faktor internal pendorong didirikannya PT. Aseli Dagadu. Dari sisi eksternal, adanya penawaran untuk berjualan di mall malioboro menjadi sebuah kesempatan menjual kaos. Kaos menjadi pilihan karena produk inilah yang paling familiar dengan mereka saat itu. Produk yang diperjual-belikan Dagadu pada masa awal berdirinya antara lain adalah kaos oblong, tas kain, gantungan kunci, gambar temple atau stiker, topi, serta pernik-pernik lain dengan desain grafis bertemakan kepariwisataan dan lingkungan kota Yogyakarta maupun segala hal yang berhubungan dengan Yogyakarta dengan tujuan agar produknya menjadi buah tangan bagi para wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Setelah kurang lebih 17 tahun berdiri, PT. ADD telah memiliki banyak diversifikasi usaha dengan tetap mengedepankan kreativitas grafis. Usaha tersebut antara lain Omus, yaitu salah satu anak usaha dagadu yang berkonsep seperti distro yang sedang digandrungi untuk menarik minat pasar anak muda dan remaja. Ada pula unit usaha bernama HirukPikuk, yaitu merupakan cinderamata ditempat wisata, sehingga di setiap tempat wisata yang terdapat HirukPikuk memiliki buah tangan yang merepresentasikan obyek wisata tersebut. Daya Gagas Dunia adalah anak usaha yang menangani keinginan konsumen industry lainnya untuk menghasilkan merchandise ataupun pernik-pernik dengan desain sesuai pesanan. Dagadu juga memiliki majalah bernama KataMata untuk mendukung program pengembangan relationship dengan konsumen dan stakeholder produk-produk PT. Aseli Dagadu Djokdja. VISI DAN MISI PT ASELI DAGADU DJOGJA 1. VISI: a. Menjadi perusahaan komersial terkemuka di Indonesia yang membawahi unit-unit bisnis dengan keunggulan kompetitif dan komparatif dibidang creative concept, creative desaint dan creative activities yang memberikan keuntungan bagi seluruh stakeholder. b. Menjadikan Dagadu Djokdja sebagai magnet bagi pembangunan komunitas creative yang smart dan smile dengan fokus utama pada pengembangan potensi generasi muda Indonesia untuk berkembang menjadi individu yang kreatif dan inovatif yang siap menghadapi persaingan global. 2. MISI: a. Mengembangkan merek Dagadu Djokdja sebagai icon bagi pengembangan bisnis cinderamata di Yogyakarta dengan mempertahankan dan mengembangkan pasar wisatawan yang datang ke Yogyakarta. b. Membangun icon baru bagi daerah-daerah wisata favorit lain baik di Indonesia maupun di luar Indonesia melalui pengembangan produk berupa oblong wisata dengan mengangkat merek HirukPikuk® dengan sasaran pasar wisatawan. c. Mengembangkan bisnis casual dengan jangkauan pasar yang luas dengan menggunakan jaringan distribusi yang telah ada seperti department store di Indonesia melalui pengembangan merek AFTERHOUR dengan sasaran pasar utama adalah kaum muda dan professional muda. d. Menjadikan bisnis Corporate Order sebagai embrio bagi bisnis Marketing Solution yang mengedepankan creative concept, creative desain dan creative activities sebagai keunggulan kompetitif dan komparatif yang ditawarkan dengan sasaran pasar perusahaan-perusahaan nasional yang concern pada peningkatan layanan konsumen dan loyalitas produktivitas karyawannya. e. Merintis bisnis-bisnis baru yang didasarkan pada pemanfaatan popularitas dan kredibilitas merek Dagadu Djokdja melalui kerjasama strategis dengan pihak-pihak lain yang relevan. f. Memperbaiki kualitas SDM dan sistem informasi manajemen (keuangan, perpajakan, inventori dan HRM) yang menyokong peningkatan kinerja tim manajemen secara keseluruhan. g. Secara terus-menerus berkreasi dan berinovasi melalui aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada sinergi potensi gerasi muda dalam melahirkan karya yang unggul. ORGANISASI PT ASELI DAGADU DJOGJA Pengurus perusahaan terdiri dari direktur dan komisioner. Sedangkan untuk manajemen membawahi 3 (tiga) bidang, yaitu bidang marketing, unit bisnis, dan desain kreatif. Bidang merketing membawahi Brand Manager Dagadu Djokdja, Sales Head Dagadu Djokdja, Promotion Events Dagadu Djokdja, Finance & General Affair Manager, Finance, Purchasing, Accounting & Taxes, Product Coordinator. Unit bisnis membawahi Manager Daya Gagas Dunia, Account Executive Daya Gagas Dunia, Brand Manager AfterHour, Brand Manager Hiruk-Pikuk. Bidang Desain kreatif membawahi Coordinator Desainer, Desainer, Copywriter, Computer. MARKET COMPETITION Dagadu Djokdja adalah sebuah ikon pariwisata Jogja setelah gudeg, batik, perak, dan bakpia. Namun keberadaannya telah banyak diserupai oleh para pembajak. Namun demikian, PT. Aseli Dagadu Djokdja tiada henti berinovasi. Meskipun banyak pihak lain menjual produknya dengan iming-iming komisi tinggi tanpa peduli pada quality, PT ADD tetap konsisten pada posisi sebagai branded product & exclusive distribution. Komitmen PT ADD adalah “Nice Design-Good Quality-Excellent Services”. Semua itu demi memberikan kenangan tersendiri kepada para pembeli, dan menjadikan oleh-olehnya sebagai sesuatu yang lebih bernilai dan memberikan kebanggaan. PT ADD menjual semuanya dengan harga standar, tidak bermaksud membebani pembeli hanya karena desakan komisi tinggi. Dalam batasan-batasan tertentu PT ADD tetap mengutamakan kemitraan dengan stakeholder wisata (Tour Agent, Hotel,Restaurant, Armada/Taksi, dan sebagainya). ”Cinderamata alternatif dari Djokdja” dipilih sebagai product positioning berkait dengan peluang pasar, karakter produk, dan realitas kemampuan perusahaan (terutama dalam hal distribusi) pada saat itu. Ketika terbukti memberikan kontribusi finansial yang sahih, positioning ini terus ditaati bahkan hingga hari ini. product positioning sebagai cinderamata memang didahului oleh segmentasi pasar yang membedakan kelompok wisatawan dan bukan wisatawan. Konsekuensinya terhadap strategi produk adalah tuntutan akan selalu hadirnya cerita atau informasi mengenai lokasi tempat cinderamata itu berasal. Cerita itu dipresentasikan dalam ungkapan verbal maupun visual pada produk dan sejumlah gimmick yang menyertainya seperti hangtag (LABEL BAJU yang terbuat dari kertas), kemasan, visual merchandising, hingga buletin. Cerita yang dikemas dalam bentuk grafis dan diterakan pada tiap produknya menjadi alat utama untuk membedakan cinderamata dengan oleh-oleh biasa. Cerita itu tetap bertahan walaupun lini produk direntang ke berbagai arah sebagai upaya diversifikasi untuk menjawab permintaan pasar. Terhadap distribusi, positioning ini mengharuskan penguatan saluran di Yogyakarta. Mandulnya regulasi dan penegakan hukum dalam perlindangan hak cipta, yang membuat pemberantasan pembajakan merek dan produk menjadi demikian sulit dan mahal, menghambat penguatan basis distribusi dalam skala kota sehingga yangdapat dilakukan kemudian hanyalah bombardir komunikasi untuk memperkuat basis distribusi dalam skala gerai. Komunikasimemang menjadi titik penting sekaligus genting dalam perjalanan produk Dagadu Djokdja. Pada masa awalnya, komunikasi dilakukan semata-mata melalui produk dan kemasannya, selanjutnya mengandalkan liputan media. Sejak 1996, promosi di media dilakukan secara terencana melalui iklan citra, produk, dan event. Periode 2000-2003 ditandai dengan media relationship yang makin erat, berkait dengan banyaknya event offair yang diselenggarakan untuk pembentukan komunitas, contohnya kampanye “Kapan Ke Jogja Lagi?”. PERENCANAAN STRATEGIS Pemasaran yang sukses mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai kemampuan memahami, menciptakan, menangkap, dan memelihara nilai konsumen. Untuk memahami marketing manajemen, kita harus mengerti perencanaan strategis. Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat level organisasi: level korporasi, level divisi, level unit bisnis, dan level produk. Dalam hal ini, PT. ADD bertanggung jawab merancang rencana strategis korporasi untuk memandu keseluruhan perusahan. PT. ADD membuat keputusan mengenai jumlah dukungan sumber daya yang harus dialokasikan ke masing-masing divisi, dan bisnis apa yang akan dimulai atau yang dihapuskan. Masing-masing divisi menetapkan rencana divisi yang mencakup pengalokasian dana ke masing-masing unit bisnis di dalam divisi tersebut. Masing-masing unit bisnis membuat rencana strategis unit bisnis untuk membuat unit bisnis itu menguntungkan di masa depan. Misalnya dalam hal ini adalah srategi unit bisnis Omus dan HirukPikuk. Akhirnya, masing-masing level produk (lini produk, merek) di dalam unit bisnis tertentu membuat rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya di pasar produk tersebut. Rencana pemasaran dilaksanakan pada dua level: Strategis:Rencana pemasaran strategis membentangkan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan, berdasarkan pada analisis tentang peluang pasar yang terbaik. Taktis: Rencana pemasaran taktis merinci taktik pemasaran, yang mencakup fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran distribusi,dan pelayanan. ANALISIS SWOT Kekuatan dari PT. Aseli Dagadu Djogja antara lain adalah: 1. Merupakan pionir dalam bisnis ini, sehingga telah memiliki kemapanan merk dagang dibanding dengan pesaingnya. 2. Telah memiliki hak paten dalam hal kreasi produk. 3. Diferensiasi produk yang ditawarkan sangat unik dan dengan harganya yang standar. 4. Brand Awareness akan Dagadu telah tertanam kuat baik bagi wisatawan yang datang ke Jogja dan warga Jogja sendiri. 5. Memiliki web resmi sendiri (www.dagadu.co.id). Kelemahan yang masih dimiliki oleh PT. Aseli Dagadu Djogja yaitu: 1. Lokasi gerai resmi dari Dagadu djokdja yang kurang strategis (tidak dekat dengan stasiun, bandara, dan obyek wisata). 2. Promosi yang kurang gencar (hanya memasang baliho, bekerjasama dengan komunitaskomunitas di Yogyakarta, dan promosi media online melalui Facebook, Twitter, dan web resmi). Kesempatan yang ada bagi PT. Aseli Dagadu Djogja: 1. Yogyakarta adalah daerah industri dan pariwisata, sehingga potensi pasar oleh wisatawan luar daerah bahkan luar negeri sangat besar. 2. Tingkat kreativitas dan seni yang tinggi di kota Yogyakarta. 3. Wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri banyak berkunjung ke Yogyakarta. Ancaman terhadap eksistensi PT. Aseli Dagadu Djogja: 1. Maraknya pembajakan terhadap desain-desain milik Dagadu. 2. Mulai banyaknya pesaing sejenis di Yogyakarta. 3. Mulai banyak variasi cinderamata khas Yogyakarta, misalnya Cokelat Monggo, Cokro, Bakpia Pia, dll. Matrik SWOT DAGADU Eksternal/Internal S = Brand Awareness O = Daya Beli/ S-O Dukungan daerah 1. Perluasan Segmentasi wisata Pasar 2. Differensiasi Produk T = Perubahan Secara Cepat S-T - Mempertahankan kualitas produk W = Lokasi W-O 1. Pindah ke lokasi yang lebih strategis 2. Membuat event yang melibatkan masyarakat W-T - Menjadikan kualitas sebagai fokus utama yang harus dikembangkan ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK Rencana pemasaran merupakan alat utama untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran saat ini, departemen pemasaran tidak menetapkan rencana pemasaran sendiri. Rencana itu dibuat oleh tim, dengan masukan dan rambu-rambu dari setiap fungsi yang penting. Rencana itu kemudian diterapkan pada level organisasi yang tepat. Hasil yang dicapai dimonitor, dan tindakan perbaikan dilakukan pada saat diperlukan. Proses pengantaran nilai kepada konsumen memandang pandangan tradisional dari pemasaran adalah perusahaan membuat sesuatu lalu menjualnya. Di sini pemasaran berperan pada tahap kedua dari proses ini. Pandangan kedua adalah urutan penciptaan dan pengantaran nilai. Terdiri dari tiga fase yaitu : Fase pertama: memilih nilai, merupakan tugas besar yang harus dikerjakan pemasaran sebelum produk muncul. Staf pemasaran harus mensegmentasi pasar, memilih pasar sasaran yang sesuai, dan menyusun penentuan posisi nilai tawaran. Rumusan 'segmentasi (segmentation), penentuan sasaran (targeting), dan penentuan posisi (positioning)-STP” adalah esensi dari pemasaran strategis. Fase kedua: memberikan nilai. Pemasaran harus menentukan fitur, harga, dan distribusi produk secara spesifik sebagai bagian dari pemasaran taktis. Fase ketiga: mengkomunikasikan nilai. Di sini berlangsung pemasaran taktis selanjutnya yang meliputi penggunaan tenaga penjual, promosi penjualan, periklanan, dan alat promosi lainnya untuk menginformasikan dan mempromosikan produk tersebut. Michael Porter dari Harvard telah mengajukan rantai nilai sebagai alat untuk mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak nilai konsumen. Menurut model ini, setiap perusahaan adalah suatu penyatuan aktivitas-aktivitas merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya. Rantai nilai mengidentifikasi sembilan aktivitas strategis yang menciptakan nilai dan biaya dalam suatu bisnis tertentu. Sembilan aktivitas ini terdiri dari lima aktivitas pokok (primary activities) dan empat aktivitas pendukung (support activities). Aktivitas pokok meliputi urutan dari mendatangkan material ke inbound logistic perusahaan lalu diolah menjadi produk akhir, mengapalkan atau mengantarkan produk akhir (outbound logistic), memasarkannya, dan melayaninya. Sedangkan aktivitas pendukung meliputi procurement, pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur perusahaan. Tiga karakteristik Core Competence: 1. Merupakan keuntungan kompetitif yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap manfaat yang dipersepsikan konsumen. 2. Dapat diaplikasikan. 3. Sulit ditiru oleh pesaing. Pemasaran yang sukses mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai kemampuan memahami, menciptakan, menangkap, dan memelihara nilai konsumen. Untuk memahami marketing manajemen, kita harus mengerti perencanaan strategis. Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat level organisasi: level korporasi, level divisi, level unit bisnis, dan level produk. Kantor pusat korporasi bertanggung jawab merancang rencana strategis korporasi untuk memandu keseluruhan perusahan. Kantor pusat tersebut membuat keputusan mengenai jumlah dukungan sumber daya yang harus dialokasikan ke masingmasing divisi, dan bisnis apa yang akan dimulai atau yang dihapuskan. Masing-masing divisi menetapkan rencana divisi yang mencakup pengalokasian dana ke masing-masing unit bisnis di dalam divisi tersebut.Masing-masing unit bisnis membuat rencana strategis unit bisnis untuk membuat unit bisnis itu menguntungkan di masa depan. Akhirnya, masing-masing level produk (lini produk, merek) di dalam unit bisnis tertentu membuat rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya di pasar produk tersebut. Rencana pemasaran dilaksanakan pada dua level: strategis dan taktis. Rencana pemasaran strategis membentangkan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan,berdasarkan pada analisis tentang peluang pasar yang terbaik. Rencana pemasaran taktis merinci taktik pemasaran, yang mencakup fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran distribusi,dan pelayanan. Rencana pemasaran merupakan alat utama untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran saat ini, departemen pemasaran tidak menetapkan rencana pemasaran sendiri. Rencana itu dibuat oleh tim, dengan masukan dan rambu-rambu dari setiap fungsi yang penting. Rencana itu kemudian diterapkan pada level organisasi yang tepat. Hasil yang dicapai dimonitor, dan tindakan perbaikan dilakukan pada saat diperlukan. KESIMPULAN Salah satu penyebab munculnya sebuah peluang usaha adalah melalui kreatifitas atau yang biasa disebut peluang usaha kreatif. Individu yang memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melihat peluang usaha. Begitu pula dengan Dagadu dengan bermodalkan kreatifitas yang tinggi, Dagadu dapat menciptakan peluang bisnis berupa kaos kata-kata yang banyak diminati. Bahkan produk-produk Dagadu kini menjadi cinderamata asli jogja yang digemari masyarakan lokal, luar jawa maupun turis mancanegara. Namun persaingan usaha yang makin ketat dan pembajakan yang semakin merajalela, PT ADD melakukan beberapa trik untuk memasarkan produknya, misalnya berjualan dengan mendatangi langsung konsumennya dan berjualan secara online. Selain itu, PT ADD juga berinovasi pada produk-produk baru seperti mug, gantungan kunci, buletin, HirukPikuk, Omus, dan lain sebagainya.