22 Mei 2003

advertisement
Dumai, 25 September 2003
No. : 045/EKS/IX/YPAR/2003
Lamp. : 1 (satu) Eks lanjutan perkembangan kronologis kejadian
Kepada Yth : rekan – rekan jurnalis dan ngo
Hal : Perkembangan Lanjutan Desakan Pemenuhan Hak Guru/Pekerja
Perempuan YKPP UP II Dumai - Sei Pakning Riau
Salam Solidaritas,
Sebelumnya YPAR mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatiannya
terhadap lembaga kami. Saat ini kami dalam mendampingi 23 pekerja wanita
yang bekerja di Yayasan Pertamina.
YPAR sendiri sudah mendampingi para guru-guru perempuan tersebut sejak 2
tahun yang lalu dan saat ini perjuangan mereka sudah memenangkan
perkaranya di pengadilan negeri Dumai. Dan berupaya untuk banding setelah
konsentrasi dan intimidasi dilakukan pihak Pertamina, tanggal 24 September
2003 telah mengambil memori banding dan pihak pengadilan telah menyerahkan
pada kuasa hukum YPAR.
Sampai saat sekarang YPAR menilai pihak Yayasan Pertamina ( YKPP UP II Sei
Pakning-Dumai ) terus melakukan penekanan – penekanan agar menggagalkan
tuntutan para pekerja wanita tersebut. Walupun sudah dimenangkan dalam
pengadilan, melakukan hearing bersama DPRD kota Dumai serta banyaknya
desakan dari berbagai kalangan pihak Pertamina sampai sekarang belum
melakukan pemenuhan hak tersebut, malah melakukan PHK yang kurang
manusiawi.
Penggelapan dan pelangaran hak pekerjanya serta memandang sebelah mata
terhadap tuntutan yang dilakukan para guru/pekerja perempuan tersebut. Dan
alasan GM Pertamina sebagai Ketua YKPP sangat tidak masuk akal, mereka
tidak membayarkan hak – hak pekerja wanita Yayasan Pertamina tersebut
alasan Pertamina pusat (Jakarta) melarang dan ketakutanya pihak Pertamina
takut di daerah – daerah bergejolak dan menuntut hak yang sama. Jelas disini
secara nasional pihak Pertamina sudah mengkebiri hak – hak wanita di seluruh
daerah Indonesia dilingkungan Yayasan Pertamina.
Dan kami juga masih mengharapkan partisipasi pihak rekan rekan wartawan
untuk memberikan saran dan masukannya kepada pihak yang berkompeten.
Adapun desakan penyelesaian yang biasa dilakukan adalah mengirimkan surat
kepada pihak-pihak yang berkepentingan melindungi guru/pekerja perempuan
yang bekerja di YKPP UP II Sungai Pakning – Dumai memenuhi tuntutan
guru/pekerjanya. Adapu alamat surat yang ditujukan adalah :

Pemerintah RI yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
Gubernur Riau di Pekanbaru
Walikota Dumai, Jl. HR. Soebrantas Dumai-Riau
Pengadilan Negeri Dumai
Kanwil Tenaga Kerja Riau di Pekanbaru dan Dinas Tenaga Kerja Dumai
Manager Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pertamina (YKPP) Cabang
Unit Pengelolaan II Dumai – Sungai Pkaning, M Ridwan Iksan atau ke
Ketua Yayasan dan GM Pertamina Ir Syamsir wan Jl. Cilacap Komp.
Pertamina UP II Bukit Datuk – Dumai 28825 Faks – 0765.36604
6. Presiden Direktur Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pertamina (YKPP)
Pusat, Jl. Matraman Raya No. 87 Jakarta 13140 Fax :
021.8518940/021.85907133
Dan kami berharap agar surat-surat tersebut di atas ditembuskan atau
diteruskan ke Guru-Guru Perempuan YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning
melalui alamat :
Yayasan Perlindungan Anak Riau (YPAR)
Kontak : Arak Nixson, S.sos
Jl. Sultan Syarf Kasim No. 11
Dumai – Riau 28813 PO BOX 36
Email : Arak_nixson@yahoo. Com
YPA_Riau@ yahoo.com
Demikianlah surat ini kami sampaikan dan kami berharap perjuangan
guru/pekerja perempuan YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning Riau dapat
dimenangkan.
Hormat kami,
Yayasan Perlindungan Anak Riau (YPAR)
Arak Nixson, S.sos
Program Officer
Cc. File
KRONOLOGIS GUGATAN PERDATA
GURU/PEGAWAI PEREMPUAN YKPP TERHADAP
YAYASAN PERTAMINA YKPP UP II DUMAI – SUNGAI PAKNING
April
Guru-guru dan pgawai YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning
mengadakan diskusi mengenai permasalahan mereka sekaligus
merespon persoalan-persoalan yang dihadapi mereka selama ini. Bahwa
selama bekerja di YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning, para
guru/pegawai perempuan telah diperlakukan secara diskriminatif, di
mana Management YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning telah
mengeluarkan peraturan mengenai KKB yang membedakan hak pekerja
perempuan dengan pekerja laki-laki.
Bahwa adapun perbedaan hak tersebut adalah para pekerja perempuan
dianggap sebagai pekerja lajang artinya pekerja perempuan tidak
mendapatkan tunjangan keluarga walaupun pekerja perempuan tersebut
telah mempunyai keluarga (suami dan anak) Sementara para pekerja
laki-laki yang telah berkeluarga mendapat tambahan tunjangan keluarga
diantaranya tunjangan natura, tunjangan anak dan tunjangan kesehatan
dan tanggungan perobatan.
Yang dimaksud tunjangan natura adalah istri dan 2 orang anak dari
pekerja laki-laki mendapat biaya tunjangan setiap bulannya yaitu istri
mendapat Rp. 820.800,- (delapan puluh dua ribu delapan ratus rupiah)
dan setiap anak (maksimal 2 anak) masing-masing Rp. 58.800,- (lima
puluh delapan ribu delapan ratus rupiah).
Yang dimaksud tunjangan kesehatan/tanggungan pengobatan adalah
para pekerja laki-laki dan keluarganya mendapat biaya pengobatan yang
ditanggung seluruhnya oleh tergugat.
Bahwa hak-hak tersebut di ataslah yang para penggugat tidak
mendapatkannya dari tergugat, padahal suami para penggugat ada yang
tidak mempunyai pekerjaan dan selebihnya lagi bekerja akan tetapi
suami para penggugat tersebut tidak mendapatkan tunjangan keluarga di
tempatnya bekerja.
Bahwa dengan adanya diskriminasi tersebut, para penggugat merasa
deperlakukan secara tidak adil, tidak manusiawi dan akibatnya para
pengugat merasa dirugikan. Padahal di negara kita ini tidak mengenal
adanya perbedaan gender dan disamping itu dewasa ini selalu
didengungkan adanya persamaan hak dan emasipasi antara pekerja
perempuan dan laki-laki.
Adapun tuntutan Guru/Pegawai YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning
adalah sebagai berikut :
1. Tuntutan kenaikan gaji keseluruhan sebesar 80%
2. Kenaikan gaji pokok 30%
3. Kenaikan PBA sebesar 50% dari jumlah yang diterima saat ini.
4. Mmenaikkan golongan bagi guru yang telah mencapai masa kerja
golongan sesuai ketentuan Undang-Undang / Peraturan Tenaga Kerja
di Indonesia serta menghapuskan peraturan PPSK yang merugikan
guru/pegawai perempuan.
5. Memberikan fasilitas rumah/sewa rumah.
6. Menetapkan status perempuan/wanita sama dengan laki-laki.
7. Memberikan uang pesangon.
8. Menolak lembaga primagama sebagai pengelola pendidikan di
Pertamina.
9. Perbaiki administrasi keuangan.
10. Usut dan tindak tegas penyelewengan keuangan di YKPP.
2 Mei 2001
Manager YKPP UP II Dumai mengirimkan jawaban terhadap 8
tuntutan guru/pekerja YKPP, yang isinya tidak merealisasikan
tuntutan.
28 Mei 2001
General Manajer UP II Selaku Ketua Badan Pengurus YKPP Cabang
UP II Dumai/SPK, I.G. Putu Gede menyurati Manajer YKPP berjanji
akan mengakomodir perbedaan diskriminasi gender tersebut.
28 Juni 2001
Presiden Direktur, Ir. Kusdinar Machmud memerintahkan manajer
YKPP Cabang Dumai untuk melaksanakan peraturan ketentuan status
pekerja perempuan pencari nafkah dapat dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku saat ini.
09 Okt 2001
Ketua POMG sekolah YKPP UP II Dumai, Harnoko S, meminta janji
YKPP agar melaksanakan hak-hak pekerja perempuan agar disamakan
dengan pekerja laki-laki agar dapat disosialisasikan.
05 Okt 2001
Para pekerja perempuan di lingkungan YKPP mengirimkan surat
untuk memperjelas dan meminta pertanggungjawaban tertulis Ketua
Yayasan YKPP yang sekaligus General Manager Pertamina UP II
Dumai karena hak-hak pekerja perempuan sampai saat ini belum
terealisasikan.
28 Sept 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai bagian
Kasubdin Tenaga Kerja, Rasidin, SH mengirimkan surat desakan
kepada Manager YKPP Jakarta agar membayarkan hak para pekerja
perempuan terebut dan tuntutan guru-guru lainnya.
09 Okt 2001
Manager YKPP UP II Cab. Dumai-Sungai Pakaning, M Ridwan Iksan
mengirimkan jawaban kepada pekerja wanita di lingkungan YKPP UP
II Dumai-Sungai Pakning yang menolak membayarkan hak-hak para
pekerja perempuan.
02 Okt 2001
Direktur Administrasi & Keuangan YKPP Pusat di Jakarta, Amir H
Dilaga, mengeluarkan pernyataan tidak setuju dengan tuntutan para
guru-guru yang sekaligus mendiskreditkan para guru/pekerja
perempuan tersebut.
19 Okt 2001
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Drs. Syafrizal
Bakar mendesak General Manager YKPP UP II Dumai agar tidak
diskriminatif
terhadap
pekerja
perempuan
serta
segera
memberlakukan tuntutan guru/pegawai perempuan tersebut.
20 Nov 2001
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Drs. Syafrizal
Bakar kembali menyurati manager YKPP UP II Dumai agar
memenuhi tuntutan para pekerja guru-guru perempuan tersebut.
27 Des 2001
Pj. Manager YKPP UP II Dumai, M Ridwan Iksan mengirimkan surat
kepada GM UP II Dumai selaku ketua BP YKPP UP II menyatakan
tuntutan guru-guru perempuan tidak bisa dipenuhi karena peraturan
PPSK tidak bisa dirubah dan berlaku di semua YKPP.
15 Jan 2002
Kepala Dinas Tenaga kerja Riau, H Sutarman.K.SH mengirimkan surat
kepada kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Dumai
agar mengirimkan stafnya untuk meninjau kembali peraturan PPSK
yang membrlakukan perbedaan hak pekerja perempuan dan laki-laki.
11 Feb 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Kasaruddin,
SH dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan, Drs. Isnaini menyurati
Pimpinan YKPP UP II Dumai, yang mengatakan pihak YKPP melalui
peraturan PPSK-nya sudah melangar aturan kerja yang berlaku dan
benar peraturan PPSK tersebut sarat dengan diskriminasi gender.
27 Feb 2002
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai, Bennedi
Boeman mengirimkan surat kepada Pimpinan YKPP agar
memberlakukan peraturan Tenaga Kerja sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
05 Maret 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Dumai,
Kasaruddin, SH mengirimkan permohonan bantuan pegawai Penyidik
Pegawai Negeri Sispil PPNS kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja
Propinsi Riau di Pekanbaru untuk memeriksa YKPP atas pemberlakuan
diskriminasi gender tersebut.
29 Mei 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau, H Sutarman.K.SH
mengirimkan balasan surat kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Kependudukan Kota Dumai dan berjanji akan mengirimkan pegawai
penyidik ke YKPP UP II Dumai.
30 Maret 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau, H. Sutarman.K.SH
mengirimkan surat kepada Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan
Kota Dumai agar menyiapkan proses penyidikan dan pemuatan berita
acara pemeriksaan ( BAP ) mengenai YKPP UP II Dumai.
16 April 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau, H Sutarman K,SH
mengirimkan pegawai penyidik PPNS pada hari Sabtu 20 April 2002,
agar Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai melakukan
pemeriksaan di YKPP UP II Dumai.
22 April 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Rasidin,SH
mengirimkan surat kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau di
Pekanbaru meminta permohonan bantuan Pro Yustitia agar persoalan
guru dapat diselesaikan persoalannya dengan guru/pekerja perempuan.
28 Sept 2002
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai bagian
Kasubdin Tenaga Kerja Rasidin, SH meminta kepada manager YKPP
UP II Dumai untuk mengirimkan data PPSK karena dicurigai belum
didaftarkan di Disnaker Dumai.
20 Juni 2002
Guru/pekerja perempuan di lingkungan YKPP UP II Dumai menyurati
Ketua DPRD Dumai untuk mendesak YKPP agar tidak memberlakukan
KKB yang diskriminatif dan memenuhi tuntutan para guru/pekerja.
28 Sept 2002
Para guru/pekerja perempuan YKPP UP II Dumai mendesak Kepala
Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau di Pekanbaru, menjelaskan bahwa
sampai saat ini belum juga merealisasikan penyelesaian tuntutan
guru/pekerja perempuan tersebut.
30 Nov 2002
Gugatan Perdata guru/pekerja perempuan YKPP UP II Dumai-Sungai
Pakning melalui kuasa hukumnya yakni YPAR memasukkan
berkas/mendaftarkan gugatan dengan tuntutan sebesar Rp 782,5 juta ke
Pengadilan Negri Dumai.
02 Des 2002
Pj. Manager YKPP UP II Dumai M Ridwan Iksan meminta kepala
sekolah di lingkungan Pendidikan YKPP UP II Dumai menjelaskan
tuntutan dan gugatan yang akan dilayangkan kuasa Hukum mereka
yakni Yayasan Perlindungan Anak Riau (YPAR) ke Pengadilan Negri
Dumai.
23 Des 2002
Sidang pertama ditunda hingga tanggal 6 Januari 2003 karena tergugat
tidak hadir dalam persidangan. Alasan pihak YKPP UP II DumaiSungai Pakning merasa tidak harus hadir dan juga belum mempelajari
isi gugatan.
27 Des 2002
Pihak
manager
YKPP
UP
II
Dumai-Sungai
Pakning
membebastugaskan guru/pekerja yang menuntut tetapi 3 hari kemudian
surat itu dinyatakan batal kembali oleh manager YKPP UP II DumaiSungai Pakning.
06 Jan 2003
Sidang ke II, pihak tergugat YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning,
kembali tidak hadir dalam sidang. Tergugat hanya mengirimkan surat
kepada majelis hakim yang berbunyi bahwa YKPP Pusat belum
memberikan kepastian kepada YKPP Dumai tentang waktu serta
pengacara yang akan ditunjuk.
13 Jan 2003
Dalam sidang ke III, Kuasa Hukum YKPP UP II Dumai-Sungai
Pakning, Deflonita, SH melecehkan guru/pekerja sebagai tidak
berkualitas.
27 Jan 2003
Sidang ke IV pihak tergugat dalam eksepsinya menyatakan tidak akan
membayar tuntutan guru-guru juga PN tidak berhak menyidangkan
Yayasan Pertamina.
05 Peb 2003
Dalam sidang kelima, Hakim menolak eksepsi prihal tergugat dan
menyatakan PN Dumai berhak menyidangkan tergugat karena di
wilayah hukum Dumai dan mengenai eksepsi lainnya akan dilanjutkan
pada sidang berikutnya dalam acara pembuktian dan mendengarkan
keterangan saksi.
12 Maret 2003
Pihak tergugat tidak bisa menunjukkan bukti kongkrit dan mengundurngundur waktu hingga 1 April 2003. Kuasa Hukum guru/pekerja YKPP
menduga Pertamina akan berubah dari BUMN menjadi Persero yang
otomatis YKPP tidak lagi menjadi tanggung jawab Pertamina.
19 Maret 2003
Pihak penggugat menyerahkan bukti-bukti sedangkan pihak tergugat
(YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning ) tidak bisa menyerahkan buktibukti dan meminta waktu kepada Hakim menunggu bukti-bukti dari
Jakarta.
25 Maret 2003
Pihak tergugat meminta waktu 1 Minggu untuk mengumpulkan bukti
dan Hakim menyatakan tanggal 3 April 2003 sebagai waktu terakhir
bagi tergugat mengumpulkan bukti-bukti.
12 April 2003
Pihak tergugat menyerahkan bukti berupa surat dari YKPP Pusat dan
sidang untuk mendengarkan keputusan Hakim diputuskan tanggal 24
April 2003.
LANJUTAN KRONOLOGIS 23 GURU WANITA
DISKRIMINASI GENDER YAYASAN PERTAMINA
TANGGAL
05 Mei 2003
KEJADIAN
Pengadilan Negeri Dumai yang diketuai oleh Magatas Manulang,
SH sebagai Hakim Ketua, dengan anggota Herry Suryawan, SH,
dan H Akhmad Suhel, SH, dengan Panitera pengganti Ahmadi,
majelis mengetukkan palunya dan keputusan Hakim menyatakan
YKPP terbukti melakukan diskriminasi gender dan di haruskan
membayarkan hak – hak ke 23 pekerja wanita tersebut.
Suryadi Khusaeni ketua DPD PDI-P TK I dan anggota DPRD TK I
Pekanbaru mendesak pihak pertamina untuk membayarkan hak hak perempuan dan menghilangkan diskriminasi gender di tubuh
Pertamina.
17 Mei 2003
Dan mengkritik keras pengacara Yayasan Pertamina Defnolita, SH
yang notabene dia sendiri duduk sebagai ketua LAW BKOW Riau
(Lebaga Advokasi Wanita, sementara dia melanggar harkat
danmartabat kaumnya dan menterpurukan kedudukan pekerja
wanita di Riau.
Berbagai kalangan masyarakat Riau mengecam pengacara YKPP
Defonalita, SH yang katanya sebagai pembela wanita dengan
lembaga LAW BKOW Propensi Riau dibawah pimpinan Ny
Magdalena Djhasit (istri Gubenur Riau). Dan Defnolita sangat baik
terhadap wartawan dengan memberikan angpau, agar dirinya
ditulis, yang intinya dirinya adalah pejuang wanita, tapi pada
kenyataanya dengan bayaran ratusan juta dari Pertamina.
22 Mei 2003
Walaupun para guru telah memenangkan gugatan perdata terhadap
YKPP, namun YKPP akan melakukan banding terhadap keputusan
Pengadilan Negeri Dumai, sampai saat sekarang memori banding
belum diambil dari Pengadilan Negeri Dumai.
23 Mei 2003
YPA-Riau bersama – sama guru mengeluarkan statement,
menyayangkan sikap GM Pertamina Ir Syamsir Wan, yang pada
dasarnya diangkat dengan notabene sebagai Putra daerah,
kenyataanya ketika menjabat sebagai GM Pertamina, pekerja
wanita asal daerah malah di PHK dan hak – haknya dikebiri.
17 Juni 2003
Suryadi Khusaini Wakil ketua DPRD Riau Ketua DPD TK I PDI-P
mendukung atas tuntutan para guru YKPP terhadap YKPP UP II
Dumai-Sungai Pakning.
Organisasi Buruh Dunia - Internasional Labour Organization (ILO)
melayangkan suratnya ke YPAR yang ditembuskan kepada Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans) RI agar
pemerintah RI Cq Disnakertrans mendesak pihak YKPP memenuhi
hak para guru perempuan yang mengajar di yayasan itu.
18 Juni 2003
Pengurus YKPP melakukan proses Pemutusan Hubungan kerja
(PHK) secara sepihak terhadap para guru karena surat edaran proses
PHK terhadap para guru telah sampai ke tangan para guru dengan
nomor register 289/Umum YKPP UP-II/2003-S8 yang
ditandatangani oleh Kepala Bagian Umum YKPP UP II-Dumai,
Jakti Prastowo Sip.
20 Juni 2003
Yayasan Pertamina dengan alasan yang tidak jelas dan dibuat –
buat, dan dengan alasan keputusan pusat berusaha mem-PHK guru,
memecat secara sepihak.
Puluhan guru – guru YKPP di daerah Sungai Pakning di PHK yang
langsung ditandatangani GM Pertamina Ir Syamsir Wan, dan dalam
kesepakatan di atas kertas.
Sekertaris LSM Paripurna Albert Nababan mendesak DPRD kota
Dumai serius menangani permasalahan gender dan PHK di
Yayasan Pertamina, diharapkan lebih serius dan dapat diselesaikan
dengan tuntas.
21 Juni 2003
Dibubarkannya sidang hearing yang dihadiri 23 guru, Disnaker,
dinas pendidikan kota Dumai, anggota Dewan yang dipimpin
Supardy SK, YPA-RIAU. Pihak Pertamina tidak hadir pada tanggal
20 Juni 2003 dan Haearing dibubarkan karena tidak hadirnya
pimpinan YKPP Drs. M. Ridwan Iksan dalam hearing yang digelar
di gedung DPRD Dumai.
25 Juni 2003
Setelah para guru tersebut menang di pengadilan masalah gender,
dengan upaya yang sangat tidak masuk akal Pihak Yayasan
Pertamina melakukan tes penerimaan dengan menguji kembali para
guru – guru yang sudah lama bekerja. YKPP mengunakan
Perguruan Primagama Cab.Dumai untuk menguji para guru – guru.
Sebelumnya pihak YKPP mengumukan mengunakan Tamsis
Yogyakarta (Taman Siswa) sebagai pengelola YKPP yang baru
namun hal itu hanya isu untuk membuat guru – guru ketakutan.
Walaupun hal ini sudah disampaikan ke DPRD Kota Dumai seakan
– akan Dewan tidak mau tauh. Dinas Pendidikan kota Dumai yang
dipimpin Nahar Efendi tidak mau tahu, ketika YPAR bersama guru
ke kantor Dinas malah Kepala Dinas langsung pergi. Karena Dinas
Pendidikan ketakutan jika membela guru, Pihak Pertamina tidak
akan mau memberikan dana bantuan pendidikan lagi kepada dinas
yang selama ini jumlahnya miliaran rupiah.
27 Juni 2003
YPA-Riau, guru – guru (Evi Virgo dan ke 23 guru – guru lain,
Disnakerduk (Rasidin), Pertamina (Sumarti Kabag Humas
Pertamina UP II), dan anggota DPRD (Supardy, SK) melakukan
hearing dengar pendapat yang intinya DPRD mengarahkan untuk
tidak membicarakan hukum, namun diselesaikan dengan
kekeluargaan. Pada dasarnya YPA-Riau minta kepada Sidang agar
hak – hak guru dibayarkan.
28 Juni 2003
Manager YKPP M Ridwan Iksan, ketakutan Pertamina tidak
mengkabulkan tuntuan guru – guru disebabkan keputusan YKPP
pusat (Jakarta), dan jika hak – hak gender dipenuhi maka pekerja
wanita Pertamina di daerah daerah lain akan bergejolak dan turut
menuntut sperti Cilacap, Bontang, Balikpapan, Pangkalan susu.
Menyinggung masalah PHK akan diterapkan kepada guru – guru
akhir bulan ini . Dan Ridwan menjelaskan akan memberlakukan
UU No.16 tahun 2001 tentang yayasan, maka YKPP dengan
sedirinya bubar dan meurut UU itu, dan Pertamina akan
memberlakuan setiap badan pengurus tidak akan mendapat gaji.
Dan diakuinya juga menurut UU No.13 tahun 2002 tentang
perburuhan maka para guru tersebut tidak bisa di PHK sebelum
masalah mereka Tuntas.
29 Juni 2003
Manager YKPP Ir Ridwan Ikhsan alias Iponk mengakui bila
tuntuan para guru perempuan dipenuhi, maka daerah lain akan
bergejolak. Makanya YKPP mengajukan banding atas keputusan
Pengadilan Negeri Dumai.
18 Juli 2003
YPA-Riau bersama guru – guru mendesak YKPP agar mengambil
memori banding dari pengadilan, agar perkara dapat dilanjutkan ke
Pengadilan Tinggi di Pekanbaru. Hal ini dilakukan karena sampai
saat sekarang memori banding belum diambil, sementara isu
BUMN Pertamina mau di Perserokan sudah diumumkan dan PHK
karyawan YKPP sudah diumumkan. Jadi YPA-Riau menilai ada
kesan memperlambat keadaan dan proses pembayaran dibatalkan.
19 Juli 2003
Mengadakan Hearing di kantor DPRD Kota Dumai. Yang dihadiri
YPA-Riau, guru – guru, dan Disnakerduk Kota Dumai. Dalam
hearing tersebut Manager YKPP dan perwakilannya tidak hadir
dengan alasan berangkat ke Jakarta.
Supardy SK anggota DPRD mengatakan jika panggilan yang ke
tiga dalam hearing berikutnya Manager YKPP M Ridwan Ikhsan
alias Iponk dapat diancam 1 (satu) tahun kurungan dan denda
lainnya. Hal tersebut dilakukan karena UU mengaturnya, apalagi
Iponk dengan segaja mengelak – gelak.
21 Juli 2003
Kepala Disnakerduk kota Dumai Rasidin, SH mengeluarkan sikap
menolak tegas bila YKPP akan mengajukan surat permohonan PHK
terhadap karyawannya. Karena proses PHK harus melalui UU
Ketenagakerjaan, dan apalagi guru – guru masih punya perkara
hukum di Pengadilan.
23 Juli 2003
Disnakertrans Jakarta malalui Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan (Dirjen P2K) mengirimkan suratnya
ke YPA-Riau, yang menyatakan dan memerintahkan Disnakerduk
kota Dumai / Pekanbaru dan Gubenur Riau untuk menyelesaikan
kasus ini, surat ini merupakan balasan / tanggapan surat yang
dikirim ILO – Jakarta untuk mendesak kasus ini agar diselesaikan,
dan segera menyelesaikan kasus ini dengan segera.
Atas pengaduan yang dilakukan pihak YPA-Riau, agar
perkembangannya diberitahukan terus agar pihak Disnakaertrans
dapat mengikuti perkebangaanya terus.
25 Juli 2003
Disnakerduk Kota Dumai, Drs Syafrizal Bakar mendesak Pertamina
agar pihak manajemen YKPP diminta segera membayarkan
sejumlah tuntutan guru sekitar Rp 800 juta tanpa harus menempuh
jalur banding karena guru telah menang pada sidang di Pengadilan
Negeri Dumai.
Hal itu dikatakan Disnakerduk atas surat desakan Disnakertrans
B.258/DJPPK/VII/2003 tanpa tembusan ke YKPP, dan dasar surat
ILO Jakarta nomor Labour Problem /334/tanggal 9 Juni 2003 yang
merupakan
balasan
surat
YPA-Riau
nomor
024/EKS/IV/YPAR/2003.
Melakukan Hearing yang ketiga kalinya, yang dihadiri GM
Pertamina Ir Syamsir Wan, Manager YKPP M Ridwan Iksan,
Kepala bagian Pendidikan Jekti Prasetyo dari Pihak Pertamina.
Sedangan dari YPA-Riau Arak Nixson , Ahmad Drajad, SH Kuasa
Hukum, Disnakerduk Rasidin, Supardy dari DPRD dan sekaligus
pimpinan sidang, Dinas Pendidikan dan tokoh agama, dan adat.
Dari hasil pertemuan tidak ada jalan keluar, intinya pihak Pertamina
tidak mau membayar hak – hak guru, dengan alasan takun pekerja
wanita Pertamina di daerah ikut bergejolak. Dan GM Pertamina
tidak akan membayarkan hak dari pada guru – guru.
General Manager Pertamina UP II Dumai – Sei Pakning dalam
hearing mengatakan Untuk saat ini belum ada keputusan hukum
tetap telah dilakukan secara kekeluargaan tetapi belum
menunjukkan penyelesaian. Dan apakah tuntutan gender tersebut
akan disetujui Pertamina pusat, dan berjanji dalam waktu dekat
akan membicarakannya.
30 Juli 2003
10 guru diterima dan bisa mengajar kembali sementara 13 guru lagi
tidak diterima dianggap tidak lulus dalam test, namun masih
dianggap karyawan dan berhak mendapatkah hak normatifnya.
Namun dalam hal ini merupakan strategi YKPP untuk memecahkan
konsentrasi guru – guru dan masih banyak guru yang tidak
mengerti, mendapatkan perlakuan yang melanggar hak – hak
pekerja termasuk puluhan guru – guru yang di PHK di daerah Sei
Pakning.
11 Sept 2003
Guru YKPP diminta cabut perkara serta kuasa hukum atas nama
YPA-Riau dari Ahmad Drajad, SH karena pihak YKPP ingin
berdamai dengan pihak guru. Dengan trik menggungakan guru –
guru yang masih bekerja di YKPP mengajak ke 23 guru – guru
menandatangani yang intinya menarik kembali kuasa hukumnya
dariYPA-RIAU, namun hal itu tidak jadi dilakukan karena guru –
guru sudah diingatkan terlebih dahulu agar jangan menandatangni
surat apa pun tanpa melalui kauasa hukum
24 Sept 2003
Pihak Pertamina telah mengambil memori banding, Pengadilan
menyerahkan memori banding diserahkan kepada kuasa hukum
YPAR / guru –guru. Namun hal itu dilakukan Pertamina karena
mereka merasa sudah yakin memecah kosentrasi guru – guru,
dengan mengadu domba antara ke 23 guru – guru, yang diterima
bekerja dengan yang diPHK.
Download