Dumai, 25 September 2003 No. : 045/EKS/IX/YPAR/2003 Lamp. : 1 (satu) Eks lanjutan perkembangan kronologis kejadian Kepada Yth : rekan – rekan jurnalis dan ngo Hal : Perkembangan Lanjutan Desakan Pemenuhan Hak Guru/Pekerja Perempuan YKPP UP II Dumai - Sei Pakning Riau Salam Solidaritas, Sebelumnya YPAR mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatiannya terhadap lembaga kami. Saat ini kami dalam mendampingi 23 pekerja wanita yang bekerja di Yayasan Pertamina. YPAR sendiri sudah mendampingi para guru-guru perempuan tersebut sejak 2 tahun yang lalu dan saat ini perjuangan mereka sudah memenangkan perkaranya di pengadilan negeri Dumai. Dan berupaya untuk banding setelah konsentrasi dan intimidasi dilakukan pihak Pertamina, tanggal 24 September 2003 telah mengambil memori banding dan pihak pengadilan telah menyerahkan pada kuasa hukum YPAR. Sampai saat sekarang YPAR menilai pihak Yayasan Pertamina ( YKPP UP II Sei Pakning-Dumai ) terus melakukan penekanan – penekanan agar menggagalkan tuntutan para pekerja wanita tersebut. Walupun sudah dimenangkan dalam pengadilan, melakukan hearing bersama DPRD kota Dumai serta banyaknya desakan dari berbagai kalangan pihak Pertamina sampai sekarang belum melakukan pemenuhan hak tersebut, malah melakukan PHK yang kurang manusiawi. Penggelapan dan pelangaran hak pekerjanya serta memandang sebelah mata terhadap tuntutan yang dilakukan para guru/pekerja perempuan tersebut. Dan alasan GM Pertamina sebagai Ketua YKPP sangat tidak masuk akal, mereka tidak membayarkan hak – hak pekerja wanita Yayasan Pertamina tersebut alasan Pertamina pusat (Jakarta) melarang dan ketakutanya pihak Pertamina takut di daerah – daerah bergejolak dan menuntut hak yang sama. Jelas disini secara nasional pihak Pertamina sudah mengkebiri hak – hak wanita di seluruh daerah Indonesia dilingkungan Yayasan Pertamina. Dan kami juga masih mengharapkan partisipasi pihak rekan rekan wartawan untuk memberikan saran dan masukannya kepada pihak yang berkompeten. Adapun desakan penyelesaian yang biasa dilakukan adalah mengirimkan surat kepada pihak-pihak yang berkepentingan melindungi guru/pekerja perempuan yang bekerja di YKPP UP II Sungai Pakning – Dumai memenuhi tuntutan guru/pekerjanya. Adapu alamat surat yang ditujukan adalah : Pemerintah RI yakni : 1. 2. 3. 4. 5. Gubernur Riau di Pekanbaru Walikota Dumai, Jl. HR. Soebrantas Dumai-Riau Pengadilan Negeri Dumai Kanwil Tenaga Kerja Riau di Pekanbaru dan Dinas Tenaga Kerja Dumai Manager Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pertamina (YKPP) Cabang Unit Pengelolaan II Dumai – Sungai Pkaning, M Ridwan Iksan atau ke Ketua Yayasan dan GM Pertamina Ir Syamsir wan Jl. Cilacap Komp. Pertamina UP II Bukit Datuk – Dumai 28825 Faks – 0765.36604 6. Presiden Direktur Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pertamina (YKPP) Pusat, Jl. Matraman Raya No. 87 Jakarta 13140 Fax : 021.8518940/021.85907133 Dan kami berharap agar surat-surat tersebut di atas ditembuskan atau diteruskan ke Guru-Guru Perempuan YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning melalui alamat : Yayasan Perlindungan Anak Riau (YPAR) Kontak : Arak Nixson, S.sos Jl. Sultan Syarf Kasim No. 11 Dumai – Riau 28813 PO BOX 36 Email : Arak_nixson@yahoo. Com YPA_Riau@ yahoo.com Demikianlah surat ini kami sampaikan dan kami berharap perjuangan guru/pekerja perempuan YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning Riau dapat dimenangkan. Hormat kami, Yayasan Perlindungan Anak Riau (YPAR) Arak Nixson, S.sos Program Officer Cc. File KRONOLOGIS GUGATAN PERDATA GURU/PEGAWAI PEREMPUAN YKPP TERHADAP YAYASAN PERTAMINA YKPP UP II DUMAI – SUNGAI PAKNING April Guru-guru dan pgawai YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning mengadakan diskusi mengenai permasalahan mereka sekaligus merespon persoalan-persoalan yang dihadapi mereka selama ini. Bahwa selama bekerja di YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning, para guru/pegawai perempuan telah diperlakukan secara diskriminatif, di mana Management YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning telah mengeluarkan peraturan mengenai KKB yang membedakan hak pekerja perempuan dengan pekerja laki-laki. Bahwa adapun perbedaan hak tersebut adalah para pekerja perempuan dianggap sebagai pekerja lajang artinya pekerja perempuan tidak mendapatkan tunjangan keluarga walaupun pekerja perempuan tersebut telah mempunyai keluarga (suami dan anak) Sementara para pekerja laki-laki yang telah berkeluarga mendapat tambahan tunjangan keluarga diantaranya tunjangan natura, tunjangan anak dan tunjangan kesehatan dan tanggungan perobatan. Yang dimaksud tunjangan natura adalah istri dan 2 orang anak dari pekerja laki-laki mendapat biaya tunjangan setiap bulannya yaitu istri mendapat Rp. 820.800,- (delapan puluh dua ribu delapan ratus rupiah) dan setiap anak (maksimal 2 anak) masing-masing Rp. 58.800,- (lima puluh delapan ribu delapan ratus rupiah). Yang dimaksud tunjangan kesehatan/tanggungan pengobatan adalah para pekerja laki-laki dan keluarganya mendapat biaya pengobatan yang ditanggung seluruhnya oleh tergugat. Bahwa hak-hak tersebut di ataslah yang para penggugat tidak mendapatkannya dari tergugat, padahal suami para penggugat ada yang tidak mempunyai pekerjaan dan selebihnya lagi bekerja akan tetapi suami para penggugat tersebut tidak mendapatkan tunjangan keluarga di tempatnya bekerja. Bahwa dengan adanya diskriminasi tersebut, para penggugat merasa deperlakukan secara tidak adil, tidak manusiawi dan akibatnya para pengugat merasa dirugikan. Padahal di negara kita ini tidak mengenal adanya perbedaan gender dan disamping itu dewasa ini selalu didengungkan adanya persamaan hak dan emasipasi antara pekerja perempuan dan laki-laki. Adapun tuntutan Guru/Pegawai YKPP UP II Dumai – Sungai Pakning adalah sebagai berikut : 1. Tuntutan kenaikan gaji keseluruhan sebesar 80% 2. Kenaikan gaji pokok 30% 3. Kenaikan PBA sebesar 50% dari jumlah yang diterima saat ini. 4. Mmenaikkan golongan bagi guru yang telah mencapai masa kerja golongan sesuai ketentuan Undang-Undang / Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia serta menghapuskan peraturan PPSK yang merugikan guru/pegawai perempuan. 5. Memberikan fasilitas rumah/sewa rumah. 6. Menetapkan status perempuan/wanita sama dengan laki-laki. 7. Memberikan uang pesangon. 8. Menolak lembaga primagama sebagai pengelola pendidikan di Pertamina. 9. Perbaiki administrasi keuangan. 10. Usut dan tindak tegas penyelewengan keuangan di YKPP. 2 Mei 2001 Manager YKPP UP II Dumai mengirimkan jawaban terhadap 8 tuntutan guru/pekerja YKPP, yang isinya tidak merealisasikan tuntutan. 28 Mei 2001 General Manajer UP II Selaku Ketua Badan Pengurus YKPP Cabang UP II Dumai/SPK, I.G. Putu Gede menyurati Manajer YKPP berjanji akan mengakomodir perbedaan diskriminasi gender tersebut. 28 Juni 2001 Presiden Direktur, Ir. Kusdinar Machmud memerintahkan manajer YKPP Cabang Dumai untuk melaksanakan peraturan ketentuan status pekerja perempuan pencari nafkah dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku saat ini. 09 Okt 2001 Ketua POMG sekolah YKPP UP II Dumai, Harnoko S, meminta janji YKPP agar melaksanakan hak-hak pekerja perempuan agar disamakan dengan pekerja laki-laki agar dapat disosialisasikan. 05 Okt 2001 Para pekerja perempuan di lingkungan YKPP mengirimkan surat untuk memperjelas dan meminta pertanggungjawaban tertulis Ketua Yayasan YKPP yang sekaligus General Manager Pertamina UP II Dumai karena hak-hak pekerja perempuan sampai saat ini belum terealisasikan. 28 Sept 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai bagian Kasubdin Tenaga Kerja, Rasidin, SH mengirimkan surat desakan kepada Manager YKPP Jakarta agar membayarkan hak para pekerja perempuan terebut dan tuntutan guru-guru lainnya. 09 Okt 2001 Manager YKPP UP II Cab. Dumai-Sungai Pakaning, M Ridwan Iksan mengirimkan jawaban kepada pekerja wanita di lingkungan YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning yang menolak membayarkan hak-hak para pekerja perempuan. 02 Okt 2001 Direktur Administrasi & Keuangan YKPP Pusat di Jakarta, Amir H Dilaga, mengeluarkan pernyataan tidak setuju dengan tuntutan para guru-guru yang sekaligus mendiskreditkan para guru/pekerja perempuan tersebut. 19 Okt 2001 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Drs. Syafrizal Bakar mendesak General Manager YKPP UP II Dumai agar tidak diskriminatif terhadap pekerja perempuan serta segera memberlakukan tuntutan guru/pegawai perempuan tersebut. 20 Nov 2001 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Drs. Syafrizal Bakar kembali menyurati manager YKPP UP II Dumai agar memenuhi tuntutan para pekerja guru-guru perempuan tersebut. 27 Des 2001 Pj. Manager YKPP UP II Dumai, M Ridwan Iksan mengirimkan surat kepada GM UP II Dumai selaku ketua BP YKPP UP II menyatakan tuntutan guru-guru perempuan tidak bisa dipenuhi karena peraturan PPSK tidak bisa dirubah dan berlaku di semua YKPP. 15 Jan 2002 Kepala Dinas Tenaga kerja Riau, H Sutarman.K.SH mengirimkan surat kepada kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Dumai agar mengirimkan stafnya untuk meninjau kembali peraturan PPSK yang membrlakukan perbedaan hak pekerja perempuan dan laki-laki. 11 Feb 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Kasaruddin, SH dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan, Drs. Isnaini menyurati Pimpinan YKPP UP II Dumai, yang mengatakan pihak YKPP melalui peraturan PPSK-nya sudah melangar aturan kerja yang berlaku dan benar peraturan PPSK tersebut sarat dengan diskriminasi gender. 27 Feb 2002 Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai, Bennedi Boeman mengirimkan surat kepada Pimpinan YKPP agar memberlakukan peraturan Tenaga Kerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 05 Maret 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Dumai, Kasaruddin, SH mengirimkan permohonan bantuan pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sispil PPNS kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau di Pekanbaru untuk memeriksa YKPP atas pemberlakuan diskriminasi gender tersebut. 29 Mei 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau, H Sutarman.K.SH mengirimkan balasan surat kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Dumai dan berjanji akan mengirimkan pegawai penyidik ke YKPP UP II Dumai. 30 Maret 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau, H. Sutarman.K.SH mengirimkan surat kepada Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Dumai agar menyiapkan proses penyidikan dan pemuatan berita acara pemeriksaan ( BAP ) mengenai YKPP UP II Dumai. 16 April 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau, H Sutarman K,SH mengirimkan pegawai penyidik PPNS pada hari Sabtu 20 April 2002, agar Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai melakukan pemeriksaan di YKPP UP II Dumai. 22 April 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai, Rasidin,SH mengirimkan surat kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau di Pekanbaru meminta permohonan bantuan Pro Yustitia agar persoalan guru dapat diselesaikan persoalannya dengan guru/pekerja perempuan. 28 Sept 2002 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Dumai bagian Kasubdin Tenaga Kerja Rasidin, SH meminta kepada manager YKPP UP II Dumai untuk mengirimkan data PPSK karena dicurigai belum didaftarkan di Disnaker Dumai. 20 Juni 2002 Guru/pekerja perempuan di lingkungan YKPP UP II Dumai menyurati Ketua DPRD Dumai untuk mendesak YKPP agar tidak memberlakukan KKB yang diskriminatif dan memenuhi tuntutan para guru/pekerja. 28 Sept 2002 Para guru/pekerja perempuan YKPP UP II Dumai mendesak Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Riau di Pekanbaru, menjelaskan bahwa sampai saat ini belum juga merealisasikan penyelesaian tuntutan guru/pekerja perempuan tersebut. 30 Nov 2002 Gugatan Perdata guru/pekerja perempuan YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning melalui kuasa hukumnya yakni YPAR memasukkan berkas/mendaftarkan gugatan dengan tuntutan sebesar Rp 782,5 juta ke Pengadilan Negri Dumai. 02 Des 2002 Pj. Manager YKPP UP II Dumai M Ridwan Iksan meminta kepala sekolah di lingkungan Pendidikan YKPP UP II Dumai menjelaskan tuntutan dan gugatan yang akan dilayangkan kuasa Hukum mereka yakni Yayasan Perlindungan Anak Riau (YPAR) ke Pengadilan Negri Dumai. 23 Des 2002 Sidang pertama ditunda hingga tanggal 6 Januari 2003 karena tergugat tidak hadir dalam persidangan. Alasan pihak YKPP UP II DumaiSungai Pakning merasa tidak harus hadir dan juga belum mempelajari isi gugatan. 27 Des 2002 Pihak manager YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning membebastugaskan guru/pekerja yang menuntut tetapi 3 hari kemudian surat itu dinyatakan batal kembali oleh manager YKPP UP II DumaiSungai Pakning. 06 Jan 2003 Sidang ke II, pihak tergugat YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning, kembali tidak hadir dalam sidang. Tergugat hanya mengirimkan surat kepada majelis hakim yang berbunyi bahwa YKPP Pusat belum memberikan kepastian kepada YKPP Dumai tentang waktu serta pengacara yang akan ditunjuk. 13 Jan 2003 Dalam sidang ke III, Kuasa Hukum YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning, Deflonita, SH melecehkan guru/pekerja sebagai tidak berkualitas. 27 Jan 2003 Sidang ke IV pihak tergugat dalam eksepsinya menyatakan tidak akan membayar tuntutan guru-guru juga PN tidak berhak menyidangkan Yayasan Pertamina. 05 Peb 2003 Dalam sidang kelima, Hakim menolak eksepsi prihal tergugat dan menyatakan PN Dumai berhak menyidangkan tergugat karena di wilayah hukum Dumai dan mengenai eksepsi lainnya akan dilanjutkan pada sidang berikutnya dalam acara pembuktian dan mendengarkan keterangan saksi. 12 Maret 2003 Pihak tergugat tidak bisa menunjukkan bukti kongkrit dan mengundurngundur waktu hingga 1 April 2003. Kuasa Hukum guru/pekerja YKPP menduga Pertamina akan berubah dari BUMN menjadi Persero yang otomatis YKPP tidak lagi menjadi tanggung jawab Pertamina. 19 Maret 2003 Pihak penggugat menyerahkan bukti-bukti sedangkan pihak tergugat (YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning ) tidak bisa menyerahkan buktibukti dan meminta waktu kepada Hakim menunggu bukti-bukti dari Jakarta. 25 Maret 2003 Pihak tergugat meminta waktu 1 Minggu untuk mengumpulkan bukti dan Hakim menyatakan tanggal 3 April 2003 sebagai waktu terakhir bagi tergugat mengumpulkan bukti-bukti. 12 April 2003 Pihak tergugat menyerahkan bukti berupa surat dari YKPP Pusat dan sidang untuk mendengarkan keputusan Hakim diputuskan tanggal 24 April 2003. LANJUTAN KRONOLOGIS 23 GURU WANITA DISKRIMINASI GENDER YAYASAN PERTAMINA TANGGAL 05 Mei 2003 KEJADIAN Pengadilan Negeri Dumai yang diketuai oleh Magatas Manulang, SH sebagai Hakim Ketua, dengan anggota Herry Suryawan, SH, dan H Akhmad Suhel, SH, dengan Panitera pengganti Ahmadi, majelis mengetukkan palunya dan keputusan Hakim menyatakan YKPP terbukti melakukan diskriminasi gender dan di haruskan membayarkan hak – hak ke 23 pekerja wanita tersebut. Suryadi Khusaeni ketua DPD PDI-P TK I dan anggota DPRD TK I Pekanbaru mendesak pihak pertamina untuk membayarkan hak hak perempuan dan menghilangkan diskriminasi gender di tubuh Pertamina. 17 Mei 2003 Dan mengkritik keras pengacara Yayasan Pertamina Defnolita, SH yang notabene dia sendiri duduk sebagai ketua LAW BKOW Riau (Lebaga Advokasi Wanita, sementara dia melanggar harkat danmartabat kaumnya dan menterpurukan kedudukan pekerja wanita di Riau. Berbagai kalangan masyarakat Riau mengecam pengacara YKPP Defonalita, SH yang katanya sebagai pembela wanita dengan lembaga LAW BKOW Propensi Riau dibawah pimpinan Ny Magdalena Djhasit (istri Gubenur Riau). Dan Defnolita sangat baik terhadap wartawan dengan memberikan angpau, agar dirinya ditulis, yang intinya dirinya adalah pejuang wanita, tapi pada kenyataanya dengan bayaran ratusan juta dari Pertamina. 22 Mei 2003 Walaupun para guru telah memenangkan gugatan perdata terhadap YKPP, namun YKPP akan melakukan banding terhadap keputusan Pengadilan Negeri Dumai, sampai saat sekarang memori banding belum diambil dari Pengadilan Negeri Dumai. 23 Mei 2003 YPA-Riau bersama – sama guru mengeluarkan statement, menyayangkan sikap GM Pertamina Ir Syamsir Wan, yang pada dasarnya diangkat dengan notabene sebagai Putra daerah, kenyataanya ketika menjabat sebagai GM Pertamina, pekerja wanita asal daerah malah di PHK dan hak – haknya dikebiri. 17 Juni 2003 Suryadi Khusaini Wakil ketua DPRD Riau Ketua DPD TK I PDI-P mendukung atas tuntutan para guru YKPP terhadap YKPP UP II Dumai-Sungai Pakning. Organisasi Buruh Dunia - Internasional Labour Organization (ILO) melayangkan suratnya ke YPAR yang ditembuskan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) RI agar pemerintah RI Cq Disnakertrans mendesak pihak YKPP memenuhi hak para guru perempuan yang mengajar di yayasan itu. 18 Juni 2003 Pengurus YKPP melakukan proses Pemutusan Hubungan kerja (PHK) secara sepihak terhadap para guru karena surat edaran proses PHK terhadap para guru telah sampai ke tangan para guru dengan nomor register 289/Umum YKPP UP-II/2003-S8 yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Umum YKPP UP II-Dumai, Jakti Prastowo Sip. 20 Juni 2003 Yayasan Pertamina dengan alasan yang tidak jelas dan dibuat – buat, dan dengan alasan keputusan pusat berusaha mem-PHK guru, memecat secara sepihak. Puluhan guru – guru YKPP di daerah Sungai Pakning di PHK yang langsung ditandatangani GM Pertamina Ir Syamsir Wan, dan dalam kesepakatan di atas kertas. Sekertaris LSM Paripurna Albert Nababan mendesak DPRD kota Dumai serius menangani permasalahan gender dan PHK di Yayasan Pertamina, diharapkan lebih serius dan dapat diselesaikan dengan tuntas. 21 Juni 2003 Dibubarkannya sidang hearing yang dihadiri 23 guru, Disnaker, dinas pendidikan kota Dumai, anggota Dewan yang dipimpin Supardy SK, YPA-RIAU. Pihak Pertamina tidak hadir pada tanggal 20 Juni 2003 dan Haearing dibubarkan karena tidak hadirnya pimpinan YKPP Drs. M. Ridwan Iksan dalam hearing yang digelar di gedung DPRD Dumai. 25 Juni 2003 Setelah para guru tersebut menang di pengadilan masalah gender, dengan upaya yang sangat tidak masuk akal Pihak Yayasan Pertamina melakukan tes penerimaan dengan menguji kembali para guru – guru yang sudah lama bekerja. YKPP mengunakan Perguruan Primagama Cab.Dumai untuk menguji para guru – guru. Sebelumnya pihak YKPP mengumukan mengunakan Tamsis Yogyakarta (Taman Siswa) sebagai pengelola YKPP yang baru namun hal itu hanya isu untuk membuat guru – guru ketakutan. Walaupun hal ini sudah disampaikan ke DPRD Kota Dumai seakan – akan Dewan tidak mau tauh. Dinas Pendidikan kota Dumai yang dipimpin Nahar Efendi tidak mau tahu, ketika YPAR bersama guru ke kantor Dinas malah Kepala Dinas langsung pergi. Karena Dinas Pendidikan ketakutan jika membela guru, Pihak Pertamina tidak akan mau memberikan dana bantuan pendidikan lagi kepada dinas yang selama ini jumlahnya miliaran rupiah. 27 Juni 2003 YPA-Riau, guru – guru (Evi Virgo dan ke 23 guru – guru lain, Disnakerduk (Rasidin), Pertamina (Sumarti Kabag Humas Pertamina UP II), dan anggota DPRD (Supardy, SK) melakukan hearing dengar pendapat yang intinya DPRD mengarahkan untuk tidak membicarakan hukum, namun diselesaikan dengan kekeluargaan. Pada dasarnya YPA-Riau minta kepada Sidang agar hak – hak guru dibayarkan. 28 Juni 2003 Manager YKPP M Ridwan Iksan, ketakutan Pertamina tidak mengkabulkan tuntuan guru – guru disebabkan keputusan YKPP pusat (Jakarta), dan jika hak – hak gender dipenuhi maka pekerja wanita Pertamina di daerah daerah lain akan bergejolak dan turut menuntut sperti Cilacap, Bontang, Balikpapan, Pangkalan susu. Menyinggung masalah PHK akan diterapkan kepada guru – guru akhir bulan ini . Dan Ridwan menjelaskan akan memberlakukan UU No.16 tahun 2001 tentang yayasan, maka YKPP dengan sedirinya bubar dan meurut UU itu, dan Pertamina akan memberlakuan setiap badan pengurus tidak akan mendapat gaji. Dan diakuinya juga menurut UU No.13 tahun 2002 tentang perburuhan maka para guru tersebut tidak bisa di PHK sebelum masalah mereka Tuntas. 29 Juni 2003 Manager YKPP Ir Ridwan Ikhsan alias Iponk mengakui bila tuntuan para guru perempuan dipenuhi, maka daerah lain akan bergejolak. Makanya YKPP mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Negeri Dumai. 18 Juli 2003 YPA-Riau bersama guru – guru mendesak YKPP agar mengambil memori banding dari pengadilan, agar perkara dapat dilanjutkan ke Pengadilan Tinggi di Pekanbaru. Hal ini dilakukan karena sampai saat sekarang memori banding belum diambil, sementara isu BUMN Pertamina mau di Perserokan sudah diumumkan dan PHK karyawan YKPP sudah diumumkan. Jadi YPA-Riau menilai ada kesan memperlambat keadaan dan proses pembayaran dibatalkan. 19 Juli 2003 Mengadakan Hearing di kantor DPRD Kota Dumai. Yang dihadiri YPA-Riau, guru – guru, dan Disnakerduk Kota Dumai. Dalam hearing tersebut Manager YKPP dan perwakilannya tidak hadir dengan alasan berangkat ke Jakarta. Supardy SK anggota DPRD mengatakan jika panggilan yang ke tiga dalam hearing berikutnya Manager YKPP M Ridwan Ikhsan alias Iponk dapat diancam 1 (satu) tahun kurungan dan denda lainnya. Hal tersebut dilakukan karena UU mengaturnya, apalagi Iponk dengan segaja mengelak – gelak. 21 Juli 2003 Kepala Disnakerduk kota Dumai Rasidin, SH mengeluarkan sikap menolak tegas bila YKPP akan mengajukan surat permohonan PHK terhadap karyawannya. Karena proses PHK harus melalui UU Ketenagakerjaan, dan apalagi guru – guru masih punya perkara hukum di Pengadilan. 23 Juli 2003 Disnakertrans Jakarta malalui Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (Dirjen P2K) mengirimkan suratnya ke YPA-Riau, yang menyatakan dan memerintahkan Disnakerduk kota Dumai / Pekanbaru dan Gubenur Riau untuk menyelesaikan kasus ini, surat ini merupakan balasan / tanggapan surat yang dikirim ILO – Jakarta untuk mendesak kasus ini agar diselesaikan, dan segera menyelesaikan kasus ini dengan segera. Atas pengaduan yang dilakukan pihak YPA-Riau, agar perkembangannya diberitahukan terus agar pihak Disnakaertrans dapat mengikuti perkebangaanya terus. 25 Juli 2003 Disnakerduk Kota Dumai, Drs Syafrizal Bakar mendesak Pertamina agar pihak manajemen YKPP diminta segera membayarkan sejumlah tuntutan guru sekitar Rp 800 juta tanpa harus menempuh jalur banding karena guru telah menang pada sidang di Pengadilan Negeri Dumai. Hal itu dikatakan Disnakerduk atas surat desakan Disnakertrans B.258/DJPPK/VII/2003 tanpa tembusan ke YKPP, dan dasar surat ILO Jakarta nomor Labour Problem /334/tanggal 9 Juni 2003 yang merupakan balasan surat YPA-Riau nomor 024/EKS/IV/YPAR/2003. Melakukan Hearing yang ketiga kalinya, yang dihadiri GM Pertamina Ir Syamsir Wan, Manager YKPP M Ridwan Iksan, Kepala bagian Pendidikan Jekti Prasetyo dari Pihak Pertamina. Sedangan dari YPA-Riau Arak Nixson , Ahmad Drajad, SH Kuasa Hukum, Disnakerduk Rasidin, Supardy dari DPRD dan sekaligus pimpinan sidang, Dinas Pendidikan dan tokoh agama, dan adat. Dari hasil pertemuan tidak ada jalan keluar, intinya pihak Pertamina tidak mau membayar hak – hak guru, dengan alasan takun pekerja wanita Pertamina di daerah ikut bergejolak. Dan GM Pertamina tidak akan membayarkan hak dari pada guru – guru. General Manager Pertamina UP II Dumai – Sei Pakning dalam hearing mengatakan Untuk saat ini belum ada keputusan hukum tetap telah dilakukan secara kekeluargaan tetapi belum menunjukkan penyelesaian. Dan apakah tuntutan gender tersebut akan disetujui Pertamina pusat, dan berjanji dalam waktu dekat akan membicarakannya. 30 Juli 2003 10 guru diterima dan bisa mengajar kembali sementara 13 guru lagi tidak diterima dianggap tidak lulus dalam test, namun masih dianggap karyawan dan berhak mendapatkah hak normatifnya. Namun dalam hal ini merupakan strategi YKPP untuk memecahkan konsentrasi guru – guru dan masih banyak guru yang tidak mengerti, mendapatkan perlakuan yang melanggar hak – hak pekerja termasuk puluhan guru – guru yang di PHK di daerah Sei Pakning. 11 Sept 2003 Guru YKPP diminta cabut perkara serta kuasa hukum atas nama YPA-Riau dari Ahmad Drajad, SH karena pihak YKPP ingin berdamai dengan pihak guru. Dengan trik menggungakan guru – guru yang masih bekerja di YKPP mengajak ke 23 guru – guru menandatangani yang intinya menarik kembali kuasa hukumnya dariYPA-RIAU, namun hal itu tidak jadi dilakukan karena guru – guru sudah diingatkan terlebih dahulu agar jangan menandatangni surat apa pun tanpa melalui kauasa hukum 24 Sept 2003 Pihak Pertamina telah mengambil memori banding, Pengadilan menyerahkan memori banding diserahkan kepada kuasa hukum YPAR / guru –guru. Namun hal itu dilakukan Pertamina karena mereka merasa sudah yakin memecah kosentrasi guru – guru, dengan mengadu domba antara ke 23 guru – guru, yang diterima bekerja dengan yang diPHK.