PENGUATAN HUBUNGAN ANGGOTA DPR/DPD DENGAN

advertisement
PENGUATAN HUBUNGAN ANGGOTA
DPR/DPD DENGAN KONSTITUEN
BAGI PEMBENTUKAN KEBIJAKAN
YANG MEREPRESENTASIKAN
KEPENTINGAN DAERAH MELALUI
PELEMBAGAAN RUMAH ASPIRASI
KONTEKS
Pembentukan Kebijakan di Era Desentralisasi
•
Makna desentralisasi bukan semata pelimpahan wewenang kepada daerah,
namun melaksanakan pembangunan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat serta menciptakan partisipasi warga yang efektif.
•
Banyak bukti menunjukkan bahwa kebijakan dan program yang dibentuk oleh
Pemerintah Pusat (baik eksekutif maupun legislatif) masih kurang mencerminkan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat daerah.
•
Pola komunikasi antara masyarakat dengan wakilnya di DPR maupun DPD akan
menentukan tingkat kesesuaian kebijakan dan program pembangunan dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat daerah.
•
Idealnya, Pola komunikasi antara DPR/DPD dan konsituten daerah dalam
penentuan agenda kebijakan nasional bercirikan adanya keterbukaan,
keterjangkauan, dan partisipasi.
•
Bagian yang penting dari semua ini adalah ketersediaan bukti dan informasi yang
akan digunakan untuk mengambil keputusan dan tindakan.
KONTEKS
Komunikasi Publik dan Hubungan Konstituen
•
•
•
•
•
•
Pola dan model komunikasi untuk menghubungkan aspirasi stakeholders daerah
(Pemda, DPRD, dan masyarakat/CSO) dengan anggota DPR dan DPD belum
optimal dan sistematis. Bahkan komunikasi antara sesama anggota DPR/DPD
maupun antara anggota DPR dengan DPD yang berasal dari daerah yang sama
dirasakan sangat lemah.
Terjadi kebuntuan komunikasi politik akibat adanya kesan negatif pada anggota
DPR dan DPD yang dianggap arogan, tertutup, dan tidak tersentuh.
Partisipasi dan pengaruh daerah selama ini lebih bersifat privat, sektoral, dan
terfragmentasi. Sangat tergantung modal dan kekuatan lobby kepada individu
anggota DPR/DPD maupun pejabat di lingkungan eksekutif.
Saluran dan media yang disediakan dirasakan masih belum memadai untuk
memperoleh dan mengolah aspirasi masyarakat karena lalu-lintas aspirasi belum
disosialisasikan, diorganisir dan dikelola dengan cukup baik.
Perlunya terus mendorong evidence based policy advocacy (advokasi kebijakan
berdasarkan bukti/riset) di tingkat pusat maupun daerah dan ini bisa dilakukan
melalui suatu wadah “Rumah Aspirasi” secara lebih terorganisasi.
Pada prinsipnya, dengan penguatan yang tepat pada proses komunikasi dan
interaksi antara daerah dan pusat , kebijakan Pusat akan lebih tepat guna dan
mudah diterapkan
Jalur Aspirasi kepada Anggota DPR dan DPD
(Kondisi Umum /Model Eksisting)
STAKEHOLDER
DAERAH
Individual
CSO
DPRD
Pemda
Sektor Bisnis
Lembaga
Akademik
Ormas
Media Massa
MEDIA
Media Massa
Forum
Setjen DPR/DPD
Reses /
JASMARA
Rumah Aspirasi
Daerah
Rumah
Konstituen
Anggota DPD
Anggota DPR
Kelebihan dan Kekurangan Model Aspirasi
kepada Anggota DPR dan DPD Saat Ini
Kelebihan
•Jalur lebih cepat asalkan memiliki
akses secara personal
•Pendanaan dijamin program rutin
Dewan atau Partai
•Lebih fleksibel bagi masing-masing
anggota dewan
Kekurangan /Hambatan
•Tidak ada kesepakatan stakeholder
daerah untuk memprioritaskan
isu/agenda daerah yang harus
diperjuangkan di pusat
•Sulit mengukur efektivitas
penanganan aspirasi oleh anggota
DPR / DPD karena lebih bersifat
privat atau kelompok tertentu
Peran dan Fungsi Rumah Aspirasi :
• Media Komunikasi dan interaksi Anggota DPD dan
DPR dengan stakeholder Daerah (Channeling)
• Manajemen Penanganan Aspirasi dan Pengaduan
• Mengorganisasikan kegiatan reses anggota DPR dan
DPD sehingga lebih efektif
• Parliament Member Social Responsibility
• Lembaga pengkaji dampak kebijakan
• Pengumpulan bukti, penelitian dan pengembangan
• Pendidikan politik bagi konstituen
• Resolusi konflik (mediator)
Pilot Project Nasional pendampingan
Rumah Aspirasi di Kalimantan Timur
RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Melakukan kajian mengenai pola atau model komunikasi yang ada maupun
“Rumah Aspirasi Publik” sebagai media komunikasi stakeholders daerah
dengan anggota legislatif di tingkat pusat.
2. Mengawal dan memberikan asistensi terhadap aktivitas komunikasi
masyarakat daerah dengan anggota dewan di pusat, termasuk membangun
kapasitas profesional dan institusional untuk menciptakan Tim Kerja “Rumah
Aspirasi” yang kapabel dan kompeten (melalui training, studi banding, dll.)
3. Merevitalisasi dan menggagas Institutional, System, and Human Resources
Arrangement dari “Rumah Aspirasi” bersama seluruh stakeholders daerah.
4. Menyelenggarakan Pemantauan dan Evaluasi atas pola komunikasi dan
penyerapan aspirasi yang dibangun serta kinerja “Rumah Aspirasi “ anggota
DPR/DPD di beberapa daerah pemilihan.
TUJUAN
1. Memperkuat fungsi dari media dan saluran aspirasi yang sudah ada untuk
menjembatani kepentingan daerah yang lintas golongan dan sektor melalui
berbagai aktivitas pengorganisasian, pembekalan, dan pemantauan.
2. Terciptanya inovasi/model aspirasi yang lebih deliberatif, demokratis, partisipatif,
yang bisa menjadi bahan pendorong perubahan sikap, perilaku, maupun
kebijakan nasional yang lebih baik.
3. Memfasilitasi tercapainya komunikasi yang efektif antara pelaksana dan
pemangku kepentingan di daerah dengan wakilnya di lembaga legislatif pusat
(DPR dan DPD)
4. Membantu Anggota DPR dan DPD dalam menjalankan fungsi menyerap dan
memperjuangkan aspirasi daerahnya dengan lebih optimal (meningkatkan
sensitivitas dan daya tanggap anggota DPR dan DPD terhadap kepentingan
daerah).
5. Terwujudnya agregasi politik yang memiliki prioritas jelas dan argumen yang kuat
(evidence-based) dalam pembuatan kebijakan publik.
6. Meningkatnya kuantitas dan kualitas partisipasi politik dan pengawasan
masyarakat daerah termasuk kelompok marjinal terhadap fungsi DPR dan DPD
dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional.
7. Terbangunnya trust publik daerah kepada wakil mereka di DPR dan DPD.
TAHAPAN PROGRAM
TAHAP I
INISIASI
TAHAP II
IMPLEMENTASI
AWAL
TAHAP III
PELEMBAGAAN
TAHAP I
INISIASI
Expert
Meeting
Workshop
Strategi dan
Rencana Aksi
Percontohan
Rumah
Aspirasi
Assessment
3 daerah
Expert
Meeting
(Daerah)
Workshop
Regional
(daerah)
Partisipasi Stakeholder Daerah
MONITORING DAN EVALUASI
Seri
Pertemuan
Tim Kerja
Soft
Lounching
Gagasan
Rumah
Aspirasi
kepada
publik
RENCANA AKSI
• Expert and Local Actors Meeting yang akan mengkaji model “Hubungan
DPR/DPD dan Konstituen“ (terdiri dari aktivis CSO, Media, Pemda, DPRD,
Akademisi dan Staf Ahli Anggota Dewan)
• Assessment kondisi eksisting serta proyeksi Rumah Aspirasi Kalimantan
Timur
• Workshop stakeholder di tingkat daerah untuk menyamakan persepsi dan
membangun komitmen serta menyusun strategi umum implementasi
program
• Serial Pertemuan Tim Kerja / Pengelola Rumah Aspirasi untuk menyusun
Rencana Kerja fasilitasi/pendampingan program penguatan aspirasi
melalui Rumah Aspirasi
• Melaksanakan pendampingan dan penguatan kapasitas kelembagaan,
sistem ,dan sumber daya manusia
• Menyusun dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi kinerja
Rumah Aspirasi
Bentuk Rumah Aspirasi
(Alternatif Awal)
DPR / DPD
Pemerintah
Pusat
Fasilitator
Private Sector
Anggota
DPR/DPD
Media
Individual dan
Komunitas
NGO/CSO
DPRD
Pemda
Download