BAB 4

advertisement
BAGIAN 1 Prinsip & Konsep
Pertemuan 7 - 8
Model Kontemporer Pembangunan
dan Keterbelakangan
• Berdasarkan pengalaman selama lebih dari
setengah abad dengan mencoba mendorong
pembangunan modern,
• kita telah mengetahui bahwa pembangunan
merupakan hal yang mungkin walaupun sulit
dilakukan.
• Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
terhadap hambatan dan katalis
pembangunan.
• Terdapat beberapa contoh model ekonomi
pembangunan baru yang paling
berpengaruh.
• Model-model ini menunjukkan bahwa
pembangunan menghadapi berbagai
hambatan yang tidak sepenuhnya dapat
diperkirakan sebelumnya.
4.1. Teori Pertumbuhan Baru :
Pertumbuhan Endogen
• Kinerja teori neoklasik yang tidak memuaskan
dalam menjelaskan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi jangka panjang telah
menyebabkan kekecewaan yang meluas
terhadap teori pertumbuhan tradisional.
• Bahkan menurut teori tradisional, tidak
terdapat karakteristik intristik dari
perekonomian yang menyebabkannya tumbuh
dalam jangka panjang.
• Sebaliknya, literature tersebut malah
membahas proses dinamis yang membuat
rasio modal-tenaga kerja mendekati tingkat
keseimbangan jangka panjang.
• Jika tidak ada “guncangan” eksternal atau perubahan
teknologi, yang tidak dijelaskan dalam model
neoklasik, semua perekonomian akan menuju
kepada pertumbuhan nol.
• Oleh karena itu, peningkatan GNI per kapita dianggap
merupakan fenomena sementara saja, yang
bersumber dari perubahan teknologi atau proses
penyeimbangan jangka pendek selama
perekonomian mendekati ekuilibrium jangka
panjangnya.
• Menurut teori ini, sebagian besar
pertumbuhan ekonomi merupakan faktor
eksogen atau proses yang independen dari
kemajuan teknologi. Terdapat 2 kelemahan
teori neoklasik, yaitu:
1. Tidak dapat menganalisis penentu kemajuan
teknologi
2. Tidak dapat menjelaskan besarnya
perbedaan residu antara negara yang
memiliki teknologi yang sama.
• Dalam teori neoklasikal, rasio modal dan
tenaga kerja yang rendah pada negara-negara
berkembang menjanjikan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi.
• Namun, pada kenyataannya banyak negara
berkembang yang pertumbuhannya rendah
dan gagal menarik investasi asing.
• Hal ini lah yang memicu munculnya teori
pertumbuhan baru.
• Teori pertumbuhan baru memberikan
kerangka teoritis untuk menganalisis
pertumbuhan endogen, yaitu pertumbuhan
GNP yang persisten, yang ditentukan oleh
sistem yang mengatur proses produksi.
• Tujuan utama dari teori pertumbuhan baru
adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat
pertumbuhan antar negara maupun faktorfaktor yang memberi proporsi lebih besar
dalam pertumbuhan.
• Teori pertumbuhan endogen menjelaskan
faktor-faktor yang menentukan tingkat
pertumbuhan GDP (gross domestic produk)
• Aspek yang paling menarik dalam teori
pertumbuhan endogen yaitu dapat
menjelaskan keanehan aliran modal
internasional yang memperparah
ketimpangan antara negara maju dan negara
berkembang.
• Kelemahan penting dari teori pertumbuhan
baru adalah bahwa teori ini tetap tergantung
pada sejumlah asumsi neoklasik yang sering
tidak cocok dengan perekonomian negara
berkembang.
• Pertumbuhan ekonomi negara-negara
berkembang sering terhambat oleh inefisiensi
yang timbul karena infrastruktur yang jelek,
tidak memadainya struktur kelembagaan,
serta pasar modal dan pasar barang yang tidak
sempurna.
• Teori pertumbuhan endogen mengabaikan
faktor-faktor yang sangat berpengaruh ini,
penerapannya dalam studi pembangunan
ekonomi menjadi terbatas, terutama ketika
melibatkan perbandingan antar negara
Keterbelakangan sebagai Akibat
Kegagalan Koordinasi
• Teori pembangunan ekonomi baru yang berpengaruh
pada dekade 1990-an dan pada tahun-tahun
pertama abad 21 telah
menekankan komplementaritas
(complementarities) antar kondisi yang dibutuhkan
untuk menyukseskan pembangunan.
• Teori-teori ini sering mengemukakan bahwa
beberapa hal harus berjalan dengan cukup baik,
pada saat yang bersamaan, agar pembangunan yang
berkelanjutan dapat berlangsung.
• Komplementaritas  suatu tindakan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan, pekerja,
atau organisasi yang memperkuat dorongan
bagi agen untuk melakukan tindakan serupa
• Agen perekonomian  pelaku ekonomi atau
pihak2 yang terlibat dalam suatu
perekonomian – biasanya perusahaan,
pekerja, atau pemerintah – melakukan
tindakan untuk memaksimalkan pencapaian
tujuan
• Teori-teori ini juga menekankan bahwa dalam
berbagai situasi yang penting, investasi harus
dilaksanakan oleh banyak lembaga agar
hasilnya bisa menguntungkan bagi setiap
lembaga individu.
• Umumnya, ketika terdapat komplementaritas,
tindakan yang diambil oleh sebuah
perusahaan, pekerja, atau organisasi akan
meningkatkan insentif bagi lembaga/agen
pembangunan yang lain untuk melakukan
tindakan serupa
• Kegagalan koordinasi adalah sebuah kondisi
dimana ketidakmampuan berbagai lembaga
untuk mengkoordinasikan perilaku atau
tindakannya (pilihannya) yang mengakibatkan
semua lembaga tersebut berada dalam kondisi
yang lebih buruk dari pada situasi
alternatifnya.
• Contoh komplementaritas yang penting
adalah keberadaan berbagai perusahaan yang
menggunakan keterampilan khusus dan
ketersedian para pekerja yang menguasai
keterampilan tersebut.
• Perusahaan tidak memasuki pasar atau berdiri
di suatu daerah jika para pekerja tidak
mempunyai keterampilan yang dibutuhkan,
namun sebaliknya para pekerja pun tidak akan
mempelajari keterampilan tersebut jika tidak
ada
perusahaan
yang
akan
mempekerjakannya.
• Masalah koordinasi ini dapat menyebabkan
perekonomian terjebak dalam ekuilibrium
yang buruk,
• yaitu pada tingkat pendapatan rata-rata yang
rendah atau pada tingkat pertumbuhan yang
rendah, atau juga dengan penduduk yang
berada dalam kondisi yang sangat miskin.
• Meskipun semua pelaku ekonomi akan berada
pada kondisi yang lebih baik jika para pekerja
mempunyai keterampilan dan perusahaan
berinvestasi, sepertinya ekuilibrium yang lebih
baik ini tidak akan mungkin dapat dicapai
tanpa bantuan pemerintah.
• Selanjutnya, masalah seperti itu diperumit
oleh berbagai kegagalan pasar yang lain,
khususnya yang mempengaruhi pasar modal.
Kegagalan Koordinasi Komplementer: Kebijakan
Intervensi Mendalam
• Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul
dengan adanya komplementaritas
menegaskan kemungkinan adanya pembuatan
kebijakan intervensi yang mendalam.
Logikanya, sekali dorongan besar telah
dilakukan, koordinasi pemerintah mungkin
tidak akan diperlukan lagi.
• Intervensi mendalam  kebijakan pemerintah yang
menggerakkan perekonomian kearah ekuilibrium
yang lebih menguntunkan, berkelanjutan secara
otomatis selanjutnya akan berjalan tanpa
memerlukan intervensi lebih jauh
• Dorongan besar  upaya terpadu dalam skala
perekonomian
menyeluruh,
yang
umumnya
ditetapkan dalam suatu kebijakan publik untuk
memulai pembangunan ekonomi di berbagai
spektrum dari industri dan keterampilan baru yang
luas
• Kebijakan
tersebut
dapat
menggerakkan
perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik,
atau bahkan menuju tingkat pertumbuhan permanen
yang lebih tinggi, yang pada saatnya nanti dapat
mencukupi dirinya sendiri (self-sustaining).
• Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan
pemerintah itu sering kali dapat mempertahankan
proses industrialisasi sekali proses tersebut telah
dicapai, bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat
memulai atau melengkapi proses industrialisasi
tersebut.
• Sebagai contoh, dalam beberapa kasus,
adanya buruh anak-anak mencerminkan suatu
jenis ekuilibrium yang buruk di antara
keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja.
• Setelah sukses menghilangkan buruh anakanak, dalam sejumlah kasus, regulasi buruh
anak tidak perlu lagi ditegakkan untuk
mencegah munculnya buruh anak kembali.
• Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke
perilaku yang terkait dengan ekuilibrium yang
buruk, maka pemerintah tidak perlu lagi
melanjutkan intervensi yang dirancang untuk
mengatasinya.
• Alih-alih, pemerintah kemudian dapat
memusatkan daya upayanya pada masalah
krusial yang lain, yang memerlukan peran
esensialnya.
• Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek
adanya intervensi yang mendalam dapat berarti
bahwa:
1. Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi;
2. Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara
saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif;
3. Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa
masalah ekuilibria jamak sangat menarik perhatian,
karena dapat membuat kebijakan pemerintah
sangat ampuh dalam mengatasi permasalahan
pembangunan ekonomi.
Kebijakan Intervensi
Mendalam: Kegagalan Pemerintah
• Di lain pihak, intervensi mendalam
menyebabkan potensi biaya dari peran publik
juga menjadi jauh lebih besar.
• Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih
berat, karena kebijakan buruk yang dibuat
pada masa kini dapat menjerumuskan
perekonomian ke dalam ekuilibrium yang
buruk selama beberapa tahun ke depan
• Hal buruk dari intervensi mendalam bisa
terjadi misalnya karena: Pemerintah mungkin
merupakan bagian terbesar dari masalah dan
memainkan peran kunci dalam melestarikan
ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah
rezim yang sangat korup; Sejumlah pejabat
pemerintah dan politisi mungkin
mendapatkan keuntungan pribadi dari
kebijakan terkait.
• Pemerintah tidak selalu menjadi sumber
reformasi
yang
dapat
menggerakkan
perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih
baik di negara-negara di mana pemerintahnya.
• justru merupakan bagian dari kaitan kompleks
ekuilibrium yang buruk. Bahkan bila
pemerintahnya tidak korup, dampak potensial
dari kebijakan pemerintah—yang sebenarnya
bermaksud baik namun mengandung banyak
kelemahan—dampak sangat besar.
• Ini terjadi ketika kebijakan tersebut
mendorong
perekonomian
menuju
ekuilibrium yang secara fundamental berbeda,
yang akan sulit untuk dibalik.
• Dalam banyak kasus, inilah problema
"pentingnya sejarah" dalam perekonomian
yang sedang berkembang—yaitu ketika
kondisi-kondisi masa lalu menentukan apa
yang mungkin terjadi hari ini.
Kebijakan Intervensi Mendalam: Sektor Publik
dan Swasta
• Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar
adalah hal yang nyata, namun kontribusi sektor
publik dan swasta terhadap pembangunan juga
merupakan hal yang vital.
• Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun
institusi yang mendorong para pelaku di dalam
sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama
(langsung maupun tidak langsung) sedemikian rupa
sehingga dapat menciptakan kondisi yang
dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan
Kebijakan Intervensi Mendalam: Komunitas
Internasional
• Dalam mematahkan jebakan kemiskinan,
komunitas internasional juga mempunyai
peran penting, yaitu :
• memberikan gagasan,
• model,
• serta berfungsi sebagai katalis perubahan,
• menyediakan dana yang dibutuhkan
4.2. Ekuilibria Jamak : Pendekatan
Diagramatis
• Gagasan dasar dalam ekuilibria jamak adalah bahwa
manfaat yang diterima oleh sebuah lembaga yang
mengambil suatu tindakan bergantung secara positif
pada seberapa banyak lembaga lain yang diharapkan
akan melakukan tindakan yang sama, atau pada
dampak dari tindakan-tindakan tersebut.
• Contohnya, harga produk yang dihasilkan petani
bergantung pada jumlah pedagang perantara di
daerah tersebut, dan juga bergantung pada jumlah
petani yang menghasilkan barang yang sama.
• Dalam kelompok kecil, koordinasi tidak
menjadi masalah yang besar karena pihakpihak yang terkait saling mengetahui satu
sama lain dan mempunyai kepentingan yang
sama. Namun, untuk masalah yang lebih
kompleks maka pemecahan masalah
koordinasi akan lebih sulit.
• Titik ekuilibrium pada ekuilibrium jamak
terjadi ketika jumlah yang diharapakan untuk
melakukan sesuatu sama dengan jumlah yang
benar-benar melakukan tindakan tersebut.
• Contohnya dalam masalah pembangunan
ekonomi adalah ketika tingkat pengembalian
dari suatu investasi bergantung pada
keberadaan investasi lain.
• Penyelesaiannya akan lebih mudah jika
terdapat banyak investor, namun pasar tidak
akan dengan sendirinya menuju kondisi
tersebut tanpa peran dari pemerintah.
4.3. Memulai Pembangunan Ekonomi:
Model Dorongan Besar
• Model dorongan besar adalah sebuah model
yang menunjukkan bagaimana kegagalan
pasar dapat menimbulkan kebutuhan akan
perekonomian yang terencana dan juga
kebutuhan akan berbagai upaya yang
dicetuskan oleh kebijakan publik, agar proses
pembangunan ekonomi yang panjang dapat
berjalan atau dipercepat
• Dengan kata lain, masalah kegagalan
koordinasi akan menghambat keberhasilan
industrialisasi dan merupakan kendala bagi
dorongan pembangunan.
• 4 kondisi yang memerlukan dorongan besar:
1. Efek intertemporal.
• Investasi harus dimulai dari sekarang untuk
meningkatkan produksi yang lebih efisien
dimasa depan agar equilibria jamak tercapai.
2. Efek urbanisasi.
• Efek urbanisasi diperlukan untuk mendorong
terjadinya industrialisasi.
• Misalnya di perkotaan banyak industry
manufaktur yang memberikan skala hasil yang
meningkat, berarti penduduk perkotaan itu
sendiri mengkonsumsi barang-barang
manufaktur.
3. Efek infrastruktur.
• Jika disebuah daerah infrastrukturnya (jalan
raya, pelabuhan, rel kerata api) sudah
memadai akan memudahkan perusahaan
melakukan investasi dan biaya yang harus
mereka keluarkan juga berkurang.
4. Efek pelatihan.
• Para pengusaha perlu menambah investasi
dalam fasilitas pelatihan untuk meningkatkan
kinerja pekerja mereka.
4.4. Teori Pembangunan Ekonomi
Cincin-O dari Kremer
• Menurut teori ini, pembangunan modern
mensyaratkan bahwa berbagai kegiatan
ekonomi harus dilakukan dengan baik dan
bersama-sama, agar proses produksi dapat
menghasilkan nilai yang tinggi. Hal ini
merupakan dasar dari spesialisasi dan
pembagian tenaga kerja.
• Dalam suatu kegiatan ekonomi, jika tingkat
keterampilannya semakin tinggi maka produk yang
dihasilkan akan semakin baik.
• Salah satu fitur yang paling penting dalam proses
produksi adalah positive asortative matching.
• Hal ini berarti para pekerja yang mempunyai
keterampilan tinggi akan bekerja bersama dan
pekerja yang berketerampilan rendah pun akan
bekerja bersama.
• Jenis pencocokan seperti ini akan menyebabkan
produk yang bernilai tinggi akan terkonsentrasi di
negara-negara yang mempunyai pekerja dengan
keterampilan tinggi.
Implikasi Teori Pembangunan Ekonomi Cincin-O (Oring theory) dari Kremer
1. Perusahaan cenderung untuk mempekerjakan karyawan
yang mempunyai keterampilan yang serupa untuk
melakukan tugas-tugas mereka.
2. Pekerja yang melakukan tugas yang sama di perusahaan
berketerampilan tinggi akan mendapatkan upah yang
lebih tinggi daripada rekannya di perusahaan
berketerampilan rendah.
3. Karena kenaikan upah berlangsung dengan tingkat yang
semakin tinggi, tingkat upah akan jauh lebih tinggi di
negara-negara maju dari pada yang diramalkan
menurut ukuran keterampilan yang objektif.
4. Seorang dapat terjebak dalam jebakan kualitas
produksi yang rendah yang meliputi seluruh
perekonomian. Hal ini akan terjadi jika terdapat efek
cincin-O antar perusahaan maupun di dalam sebuah
perusahaan.
5. Efek cincin-O memperbesar dampak kemandegan
(bottleneck) produksi lokal karena kemandegan
seperti itu mempunyai
efek berganda pada
produksi yang lain.
6. Kemandegan juga mengurangi insentif para pekerja
untuk
berinvestasi
dalam
meningkatkan
keterampilan, dengan menurunkan hasil yang
diharapkan dari investasi ini.
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Ketidakefisienan dan Rasionalisasi
• Ternyata, orang tetap melakukan hal yang tidak
efisien karena dianggap rasional dan tetap dianggap
rasional sepanjang orang lain juga melakukannya
• Ini bisa menimbulkan masalah fundamental berupa
kegagalan koordinasi
42
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Mengatasi Keterbelakangan
• Terkadang perusahaan dan lembaga ekonomi lainnya
mampu berkoordinasi untuk mencapai ekuilibriurn
yang lebih baik atas kepemilikan mereka
• Namun dalam banyak kasus, kebijakan dan bantuan
pemerintah tetap akan dibutuhkan untuk mengatasi
dampak dari lingkaran setan keterbelakangan
43
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Keterbelakangan
Analisis Kegagalan Koordinasi (1)
• Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan
sejumlah pelajaran penting yang menyeluruh untuk
pembuatan kebijakan
• Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya
kegagalan pasar, yang mempengaruhi prospek
keberhasilan pembangunan ekonomi, secara lebih
luas dan lebih dalam daripada yang telah dipahami
sebelumnya
44
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Keterbelakangan
Analisis Kegagalan Koordinasi (2)
Contoh kasus kegagalan koordinasi:
– Sejumlah investor potensial gagal mempertimbangkan efek
pendapatan dari upah yang mereka bayarkan
45
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kegagalan Koordinasi Komplementer
Kebijakan Intervensi Mendalam (1)
• Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya
komplementaritas menegaskan kemungkinan adanya
pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam
• Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan, koordinasi
pemerintah mungkin tidak akan diperlukan lagi
• Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu
sering kali dapat mempertahankan proses industrialisasi sekali
proses tersebut telah dicapai, bahkan ketika pasar tersebut
tidak dapat memulai atau melengkapi proses industrialisasi
tersebut
46
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kegagalan Koordinasi Komplementer
Kebijakan Intervensi Mendalam (2)
• Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh anakanak mencerminkan suatu jenis ekuilibrium yang buruk di
antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja
• Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam
sejumlah kasus, regulasi buruh anak tidak perlu lagi
ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak kembali
47
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kegagalan Koordinasi Komplementer
Kebijakan Intervensi Mendalam (3)
Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi
yang mendalam dapat berarti bahwa:
– Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi
– Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara saksama
dapat memberikan hasil yang lebih efektif
48
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kebijakan Intervensi Mendalam
Kegagalan Pemerintah (1)
• Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan potensi
biaya dari peran publik juga menjadi jauh lebih besar
• Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat, karena
kebijakan buruk yang dibuat pada masa kini dapat
menjerumuskan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang
buruk selama beberapa tahun ke depan
• Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan
perekonomian ke dalam ekuilibrium yang lebih buruk
daripada semula
49
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kebijakan Intervensi Mendalam
Kegagalan Pemerintah (2)
Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya karena:
– Pemerintah mungkin merupakan bagian terbesar dari
masalah dan memainkan peran kunci dalam melestarikan
ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah rezim yang sangat
korup
– Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin
mendapatkan keuntungan pribadi dari kebijakan terkait
50
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kebijakan Intervensi Mendalam
Sektor Publik dan Swasta
• Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah hal
yang nyata, namun kontribusi sektor publik dan swasta
terhadap pembangunan juga merupakan hal yang vital
• Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang
mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan swasta
untuk bekerja bersama (langsung maupun tidak langsung)
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi yang
dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan
51
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Kebijakan Intervensi Mendalam
Komunitas Internasional
Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas
internasional juga mempunyai peran penting, yaitu memberikan
gagasan, model, serta berfungsi sebagai katalis perubahan, dan
juga menyediakan dana yang dibutuhkan
52
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Model-model Baru Pembangunan
Kontribusi (1)
• Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup
pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai penyebab dan
efek jebakan kemiskinan
• Pemahaman itu diperoleh dengan cara:
– Memberi penekanan yang lebih rinci terhadap peran
jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda
– Menjelaskan peran ekspektasi
– Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam
– Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran
pemerintah dan kendala terhadap efektivitas peran
tersebut
53
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Model-model Baru Pembangunan
Kontribusi (2)
Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi
kontribusi yang sesungguhnya dari:
– Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui
penyediaan modal
– Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu
54
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Model-model Baru Pembangunan
Keterbatasan
• Keterbatasan utama model baru hingga sekarang mungkin
adalah bahwa analisis model tersebut memang mendalam,
namun implikasinya pada kebijakan praktis masih belum
diketahui
• Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk
mengharapkan rekomendasi kebijakan yang terinci dari
pendekatan-pendekatan ini
55
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Pemahaman Jebakan Pembangunan
Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz menyimpulkan:
"Dalam kondisi demokratis pun, pemerintah bisa gagal,
demikian pula pasar. Namun perkembangan positif yang terjadi
pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk mencoba intervensi
yang lebih terbatas demi memanfaatkan imbasan
antarlembaga, dan untuk mencoba merancang tahapantahapan reformasi kebijakan yang akan mempermudah
tercapainya ekuilibria yang baik.”
56
Download