kegiatan 8 regulasi dan homeostasis

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR 1
REGULASI DAN HOMEOSTASIS DALAM TUBUH MANUSIA
OLEH:
KELOMPOK I
1. FANENI INTAN HARTIKA
11312241001
2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002
3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003
4. LINA SAFITRI
11312241004
5. RATIH DWI UTAMI
11312241041
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikumbiologi dasar I yang berjudul “Regulasi dan Homeostasis dalam Tubuh
Manusia” disusun olehKelompok Itelah disetujui dan diarahkan pada
Hari/tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
:
Dosen Pembimbing,
Ekosari R,MPd
NIP
2
A. TUJUAN
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia.
2. menjelaskan mekanisme thermoregulasi manusia.
B. KAJIAN PUSTAKA
Sel-sel tubuh hewan multiseluler hanya dapat hidup dan berfungsi dengan baik bila
mereka dibasahi dengan cairan ekstraseluler yang sesuai untuk menunjang kelangsungan
hidupnya.Ini berarti bahwa komposisi kimiawi dan keadaan fisik darilingkungan internal
harus konstan, dan hanya boleh menyimpang dalam batas-batas sempit saja.Jadi apabila
sel-sel mengambil zat-zat makanan dan oksigen dari lingkungan internalnya, maka zat-zat
esensial tersebut harus secara konstan ditambahkan agar kelangsungan hidup sel-sel
terjamin.Demikian pul zat-zat sampah harus secara kontinyu dipindah dari lingkungan
internal, sehingga tidak sampai mencapai tingkat yang bersifat racun.Zat-zat lain didalam
lingkungan internal yang penting untuk pemeliharaan kehidupan juga harus dipertahankan
relatif konstan. Pemeliharaan lingungan internal relatif konstan ini disebut homeostasis
(homeo = sama; statis = tetap/mantap).
Setiap sel memerlukan homeostasis untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, pada gilirannya, setiap sel melalui aktivitas yang khusus sebagai bagian dari
sistem tubuh menyumbang terhadap pemeliharaan lingkungan internal bersama dengan
semua sel yang lain.
Meskipun lingkungan internal harus dijaga relatif stabil, namun tidak berarti bahwa
tidak ada perubahan komposisi, temperatur dan faktor-faktor yang lain. Faktor-faktor
eksternal dan internal secara terus menerus mengancam dan mengganggu homeostasis. Di
antara faktor-fasktor lingkungan internal yang harus dijaga secara homeostatik adalah:
1.
Kondisi molekul-molekul makanan.
Sel-sel memerlukan pasok zat makanan yang konstan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar untuk menghasilkan energi metabolik yang diperlukan guna
menunjang kehidupan dan aktivitas seluler yang khusus.
2.
Konsentrasi O2 dan CO2.
3
Sel memerlukan O2 untuk keperluan oksidasi molekul-molekul zat makanan
guna menghasilkan energi yang digunakan oleh sel. SedangkanCO2 yang diproduksi
selama reaksi kimia tersebut harus diimbangi dengan pengeluaran CO2 dari paru-paru,
sehingga pembentukan asam dari CO2 tidak meningkatkan keasaman lingkungan
eksternal.
3.
pH.
Perubahan keasaman dalam lingkungan internal akan mempengaruhi aktivitas
sel, misalnya mempengaruhi mekanisme sinyal listrik pada sel saraf dan aktivitas
enzim dari semua sel.
4.
Konsentrasi garam dan elektrolit yang lain.
Konsentrasi garam-garam dalam lingkungan internal sangat penting untuk
memelihara volume sel secara tepat.Sel-sel tidak berfungsi secara normal bila sel
menggelembungkan atau mengkerut. Elektrolit yanglain menampilkan bermacammacam fungsi vital. Misalnya, denyut jantung yang teratur tergantung pada
konsentrasi kalium (K+) dalam cairan ekstraseluler.
5.
Suhu.
Sel-sel tubuh akan berfungsi secara optimal di dalam rentangan suhu yang
sempit. Fungsi sel sangat menurun bila berada dalam lingkungan yang sangat dingin,
dan menjadi rusak (struktur protein dan enzimatiknya) apabila berada dalam
lingkungan yang sangat panas.
6.
Volume dan tekanan.
Sirkulasi komponen lingkungan internal, yaitu plasma darah, harus dijaga
pada volume dan tekanan darah yang pasti, untuk menjamin distribusinya yang luas
antara lingkungan internal dan sel.
Untuk
menjaga
homeostasis,
tubuh
harus
mampu
mendeteksi
faktor-
faktorpenyimpangan dalam lingkungan internal yang perlu diatasi dengan cepat, dan harus
mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk mengatur faktorfaktor tersebut. Misalnya untuk memelihara konsentasi CO2 dalam cairan ekstraseluler
pada harga yang optimal, harus ada cara mendeteksi perubahan konsentrasi CO2 dan
4
kemudian merubah secara tepat aktivitas respirasi, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke
tingkat yang diinginkan.
Terdapat dua kategori umum dari sistem kontrol yang bekerja memelihara
homeostasis, yaitu kontrol insintrik dan eksentrik.Kontrol insintrik (insintrik berarti
“dalam”) adalah kontrol yang menyatu atau inhern pada suatu organ.Misalnya, otot yang
aktif dengan cepat memerlukan O2 dan menghasilkan CO2 serta energi untuk
menunjangaktivitas
kontraktilnya.Aktivitas
otot
tersebut
cenderung
menurunkan
konsentrasi O2 dan meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam otot. Keadaan tersebut akan
mempengaruhi secara langsung pada otot polos dinding pembuluh darah yang memasok O2
kepada otot. Selanjutnya perubahan zat kimia (CO2 dan O2) menyebabkan otot polos relaks
dan pembuluh melebar menyebabkan peningkatan aliran darah kedaerah otot yang aktiv
tadi.Mekanisme setempat (lokal) tersebut menyumbang pemeliharaan tingkat optimal O2
dan CO2 dalam lingkungan cairan internal di sekitar sel-sel otot yang aktif tadi.
Kebanyakan faktor dalam lingkungan internal dipelihara oleh kontrol eksentrik
(eksentrik berarti “luar”), yaitu mekanisme regulasi yang berada di luar suatu organ yang
mengatur aktivitas organ tersebut.Kontrol eksentrik berbagai organ dan sistem
dilaksanakan dengan baik oleh sistem saraf dan sisten endokrin, yaitu dua sistem kontrol
utama dalam tubuh.Kontrol ekstrinsik memungkinkan regulasi yang terkoordinasi dari
beberapa organ ke arah tujuan umum, tidak seperti kontrol intrinsik yang melayani sendiri
satu organ dimana gangguan itu terjadi.Mekanisme regulasi yang terkoordinasi adalah
penting untuk memelihara keadaan konstan yang dinamis dalam lingkungan internal
sebagai keseluruhan.
Sistem kehidupan pada semua tingkatan organisme tidak hanya bereaksi terhadap
perubahan lingkungan sekitarnya, namun lebih dari itu mereka juga mengontrol dan
mengatur reaksi yang mereka lakukan.Regulasi (pengaturan) baik struktur maupun fungsi
merupakan dasar bagi dunia hayati. Tahun 1879 Claude Bernard, ahli fisiologi Perancis
mengusulkan bahwa kestabilan dari lingkungan internal suatu organism merupakan
persyaratan bagi survival (kelulusan kehidupan). Seorang ahli fisiologi Bangsa Amerika,
W.B. Cannon tahun 1929 mendukung pendapat ini dan mengenalkan istilah homeostasis
untuk menyatakan kestabilan lingkungan internal suatu organisme dan mekanisme
pemeliharaan kekonstanan tersebut.
5
Jadi homeostasis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan
kelangsungan hidup organisme di dalam suatu ekosistem dan juga secara khusus
menggambarkan kelangsungan hidup suatu sel-sel dalam suatu organisme, homeostasis
juga menunjukkan lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup sel-sel. Semua
system tubuh organisme saling bekerjasama untuk mempertahankan homeostasis dalam
tubuh kita. Homeostasis dibutuhkan sel dan jaringan tubuh kita untuk dapat bekerja dengan
baik menghadapi stressor perubahan lingkungan eksternal. Adapun beberapa mekanisme
homeostasis yang penting antara lain thermoregulasi, osmoregulasi, regulasi air dan
elektrolit, serta glukoregulasi.
Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2 mekanisme respon
yang mungkin terjadi yaitu
 Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh kita butuh
diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu proses yang sedang
terjadi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor di arteri karotis akan
mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian akan mengirimkan
pesan ke jantung untuk memperlambat denyutnya sehingga aliran darah yang dipompa
lebih sedikit dan mengakibatkan penurunan tekanan darah.
 Umpan balik positif, yaitusuatu resp[on untuk menimbulkan atau menguatkan suatu
proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon ini biasanya merupakan
suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut memperkuat suatu aksi atau suatu proses
sampai suatu respon umpan balik negatif mengambil alih.
Berikut adalah beberapa contoh proses regulasi :
1. Regulasi suhu tubuh ( Thermoregulasi )
Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur suhu
tubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan) sehingga suhu tubuh
cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 ºC. Pusat pengaturan suhu ada di
otak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat dimana antar
mamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Fluktuasi
temperatur dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, contohnya adalah
kulit.
Jika kita terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar
atau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf ke
6
hipotalamus. Selanjutnya hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke efektor
seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari permukaan
dengan :
a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi)
karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnyasuhu tubuh direspon
dengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu rambut karena
relaksasi otot-otot kulit.
b. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit
untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh
meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali
normal.
c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih
banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan
pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan
hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali.
Jika terjadi penurunan suhu yang berkepanjangan, maka hypothalamus akan
meningkatkan sekresi hormon TRH untuk menstimulasi pengeluaran TSH oleh
hipofisis yang akan menstimulasi kenaikan sekresi hormone tiroksin oleh kelenjar
tiroid. Hormon ini akan memacu metabolisme yang memiliki produk sampingan
energi panas. Selain itu,mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunan suhu
tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk memproduksi
panas.
2. Regulasi cairan Tubuh ( Osmoregulasi )
Osmoregulasi adalah suatu proses untuk mempertahankan keseimbangan
cairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik, osmoregulasi adalah pengaturan
konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara efektif juga mengatur jumlah air
yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairan tubuh dilakukan
dengan mekanismesebagai berikut:
a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi ke
hypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif
b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis
untuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan bekerja
7
pada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkan
konsentrasi cairan tubuh.
c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjal
yaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah ( Glukoregulasi )
Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa darah
yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel β islet langerhans pada pankreas dan glukagon
yang dihasilkan oleh sel α islet langerhans pada pankreas.Insulin akan menurunkan
kadar glikosa dalam darah dengan memasukkannya sel maupun merangsang hati
untuk menyimpan kelebihannya dalam bentuk glikogen. Sedangkan glukagon akan
menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika tubuh mengalami kekurangan
glukosa.
Pada saat istirahat, kira-kira 200ml Oksigen jumlah yang ada pada 1 Liter darah
yang dikonsumsi setiap menit. Selama olahraga berat,penggunaan oksigen dapat
meningkat hingga 30 kali lipat. Oleh karena itu harus ada mekanisme untuk menyesuaikan
usaha respirasi terhadap tuntutan metabolik. Irama dasar respirasi dikendalikan oleh sistem
saraf dalam medula dan pons. Untuk menjawab tuntutan tubuh irama ini dapat diubah.
Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh kegiatan otot pernafasan. Otot-otot ini berkontraksi
dan relaksasi sebagai respon impuls saraf yang ditransmisi kepadanya dari pusat otak. Area
penyampai impuls saraf ke otot pernafasan terletak biateral dalam bentuk retikular batang
otak,inilah yang disebut pusat pernafasan.yang terdiri dari gugus neuron yang tersebar
luas.Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah :
a. kenaikan suhu tubuh karena kerja otot yang giat atau selama demam, kecepatan
respirasi bertambah. Rangsang dingin ysang tiba-tiba seperti misalnyaterjun ke dalam
air dingin menyebabkan apnea, yaitu penghentian sementara pernafasan.
b. Sakit yang mendadak dan hebat mengakibatkan apnea, tetapi sakityang lama
menyebabkan penyesuaian penyakit dan menaikkan kecepatan respirasi.
c. Peregangan otot sfingter anal menaikkan kecepatan respirasi. Teknik ini kadangkadang dipergunakan untuk merangsang respirasi selama keadaan darurat.
d. Iritasi faring atau laring karenassentuhan benda atau zat kimia menimbulkan
penghentian pernafasan dengan segera yang diikuti batuk.
Prinsip dasar dari penawaran (pasokan) dan permintaan mengatur ekonomi metabolik.
Sel tidak menghamburkan energi untuk membuat bahan tertentu lebih banyak daripada
8
yang dibutuhkan. Mekanisme yang paling umum untuk mengontrol hal ini ialah inhibisi
umpan balik: Produk-akhir jalur anabolik menginhibisi (menghambat) enzim yang
menngkatalisis langkah awal jalur. Hal ini akan mecegah pengalihan intermediet metabolik
utama yang sedang digunakan untuk aktivitas yang lebih penting ke sesuatu yang kurang
perlu. Sel juga mengontrol katabolismenya. Jika sel tersebut sedang bekerja keras dan
konsentrasi ATP-nya mulai menurun, respirasi akan semakin cepat. Ketika terdapat banyak
ATP untuk memenuhi permintaan, respirasi melambat, mencadangkdan molekul organik
yang bernilai itu untuk fungsi lain. Sekali lagi, kontrol terutama didasarkan pada
pengaturan aktivitas enzim pada titik titik strategis dalam jalur kataboliknya.
Bila satu sistem tubuh atau lebih gagal berfungsi dengan baik, maka homeostasis
akan terganggu dan semua sel akanmenderita sebab sel-sel tidak lagi berada dalam
lingkungan yang optimal untuk hidup dan berfungsi. Bila gangguan homeostasis menjadi
semakin hebat sehingga tidak lagi sesuai untuk kelangsungan hidup, maka hasilnya
tubuhmenjadi sakit dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.Beberapa
contoh penyakit akibat gangguan homeostasis adalah tekanan darah tinggi, sakit gula, asam
urat, anemia, dehidrasi, dan sebagainya.
C. SETTING KEGIATAN
 Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat
: Laboratorium Biologi Dasar FMIPA UNY
Waktu
: Kamis, 17 November 2011
Jam
: 07.30 – 08.40
 Bentuk kegiatan
: Eksperimen
 Obyek Pengamatan
: Naracoba 2 putri, 1 putra
 Alat dan Bahan
:

Alat
: 1.Thermometer
2. Stop watch
3. Counter
 Langkah Kegiatan :
Menentukkan 4 orang naracoba (jika memungkinkan 2 orang putra dan 2 orang putri
9
tetapi kami hanya bisa menentukan naracoba 1 orang putra dan 2 orang putri).
Mengukur suhu tubuh awal naracoba (sebelum melakukan aktifitas).
Mengukur frekuensi nadinya setiap menit sebagai frekuensi nadi awal.
Mengukur frekuensi respirasinya (inspirasi atau ekspirasinya) per menit.
Mengamati ada tidaknya keringat pada nara coba (menyatakan dengan tidak ada, sedikit,
banyak).
Meminta naracoba untuk melakukan aktivitas yang ringan (misalnya jalan di tempat )
selama 5-10 menit. Kemudian mengukur suhu tubuhnya, frekuensi nadinya dan
frekuensi respirasi naracoba tersebut.
Meminta kembali kepada naracoba untuk melakukan aktivitas yang lebih berat
(misalnya lari-lari, naik turun tangga) selama 5-10 menit.Kemudian mengukur suhu
tubuhnya, frekuensi nadinya dan frekuensi respirasi naracoba tersebut.
Meminta data dari dua kelompok yang lain.
Membuat tabulasi data dan mengorganisasikan data sehinngga tampak perbandingan
antara dua data dari putri dan putra.
10
Mendiskusikan dengan teman menggunakan referensi untuk menjelaskan fenomena
tersebut.
D. HASIL PENGAMATAN
TABULASI DATA
No
1.
2.
3.
Naracoba
Aktivitas
Denyut
Suhu
Nadi
Tubuh
Pernapasan
Keringat
Faneni Intan H
Normal
81
37
43
-
BB :50 kg
Lari
114
37,4
62
++
Jalan
95
37
56
+
Meta Luwitasari
Normal
72
36,5
40
-
BB : 46 kg
Lari
101
37,8
63
+++
Jalan
83
37
50
+
Ricky R
Normal
90
36.9
34
-
BB : 55 kg
Lari
105
37
59
+++
Jalan
87
36.95
46
+
KETERANGAN
:
+
: Jumlah keringat sedikit
++
: Jumlah keringat agak banyak
+++
: Jumlah keringat banyak
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui contoh sistem regulasi dalam tubuh
manusia dan mengetahui mekanisme thermoregulasi.Bentuk kegiatan yang dilakukan
adalah eksperimen dengan alat thermometer, stop watch, dan counter.Sedangkan objek
11
pengamatan pada eksperimen adalah tiga orang naracoba yang terdiri dari satu orang putra
dan dua orang putri.Dalam percobaan ini hal yang harus dilakukan adalah mendapatkan
data mengenai parameter yang berhubungan dengan regulasi tubuh (suhu, frekuensi denyut
nadi, frekuensi inspirasi dan produksi keringat ). Data tersebut diperoleh dari objek 3
naracoba tersebut kemudian dibandingkan mengenai sistem regulasi tubuh yang
terjadi.Regulasi tubuh yang dibandingkan adalah pada saat tubuh tidak beraktivitas,
beraktivitas ringan dan beraktivitas berat.
Saat belum atau tidak beraktivitas, tubuh dapat dikatakan stabil untuk masingmasing naracoba. Perubahan hasil pengukuran pada masing-masing parameter setelah
melakukan aktivitas ringan dengan aktivitas berat menunjukkan adanya sistem regulasi.
Dengan adanya perbedaan usia, jenis kelamin, serta aktivitas, merupakan faktor yang
memepngaruhi kerja sistem regulasi tubuh.
Percobaan ini dilakukan oleh 2 naracoba perempuan dan 1 naracoba laki-laki,
naracoba 1 yaitu Faneni, naracoba 2 Meta dan naracoba 3 Ricky. Langkah pertama yang
dilakukan dalam percobaan ini adalah dengan pengukuran parameter pada saat tidak
beraktivitas yang dilanjutkan dengan pengukuran saat beraktivitas ringan dan beraktivitas
berat. Untuk aktivitas ringan naracoba melakukan kegiatan dengan jalan ditempat selama
kurang lebih 5 menit.Sedangkan untuk aktivitas berat naracoba melakukan kegiatan
dengan berlari dan naik turun tangga ke lantai 2 Laboratorium Biologi selama kurang lebih
5 menit.
Sebelum naracoba melakukan aktivitas ringan maupun berat, dilakukan pengukuran
suhu, frekuensi denyut nadi, frekuensi inspirasi dan pengukuran berat badan.Hasil
pengukuran ini digunakan sebagai keadaan awal tubuh masing-masing naracoba.
A. Sebelum Aktivitas

Pada naracoba perempuan
Naracoba 1
Dari percobaan yang telah dilakukan oleh naracoba 1, diperoleh suhu awalnya
adalah 370C, frekuensi denyut nadi sebelum melakukan aktivitas 81X per menit
dengan frekuensi inspirasi 43X per menit. Sebelum melakukan aktivitas, belum
ada rangsangan yang memicu frekuensi nadi maupun frekuensi inspirasi, karena
kondisi tubuh masih dalam keadaan stabil.Setelah dilakukan pengamatan pada
12
naracoba tidak terlihat adanya keringat yang keluar, karena keadaan tubuh yang
stabil tidak merangsang kelenjar keringat untuk menghasilkan keringat.
Naracoba 2
Diperoleh hasil pada naracoba 2 suhu awal tubuhnya yaitu 36,50C. Untuk
frekuensi nadi diperoleh 72X per menit, sedangkan frekuensi inspirasi sebanyak
40X per menit. Keadaan tubuh pada kondisi normal menyebabkan kelenjar
keringat tidak mengeluarkan keringat sehingga tidak ada keringat pada naracoba 2
sebelum melakukan aktivitas.
Berdasarkan hasil pengukuran pada kedua naracoba di atas terlihat bahwa
meskipun jenis kelamin yang sama namun kedua naracoba mempunyai suhu awal
tubuh, frekuensi denyut nadi dan frekuensi inspirasi yang berbeda. Perbedaan
tersebut menunjukkan bahwa meskipun dalam satu jenis kelamin tetapi keduanya
mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda, sehingga frekuensi denyut nadi dan
frekuensi inspirasi tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin saja tetapi masingmasing naracoba mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan
keadaan tubuhnya.

Pada naracoba laki-laki
Dari hasil percobaan oleh naracoba 3 diperoleh suhu awalnya adalah 36.9 0C,
frekuensi denyut nadi sebelum melakukan aktivitas 90X per menit dengan
frekuensi inspirasi 34X per menit. Sebelum melakukan aktivitas, belum ada
rangsangan yang memicu frekuensi nadi maupun frekuensi inspirasi, karena
kondisi tubuh masih dalam keadaan stabil.Setelah dilakukan pengamatan pada
naracoba tidak terlihat adanya keringat yang keluar, karena keadaan tubuh yang
stabil tidak merangsang kelenjar keringat untuk menghasilkan keringat.
B. Setelah Melakukan Aktivitas Ringan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil untuk naracoba
perempuan yaitu naracoba 1 dan naracoba 2 setelah melakukan aktivitas ringan yaitu
berupa jalan ditempat memiliki suhu tubuh yang sama sebesar 370C. Untuk naracoba 1
frekuensi denyut nadinya diperoleh 95X per menit, frekuensi inspirasinya 56X per
menit. Dan menghasilkan sedikit keringat. Sedangkan untuk naracoba 2 frekuensi
13
denyut nadinya 83X per menit dengan frekuensi inspirasinya 50X per menit. Dengan
menghasilkan agak banyak keringat.Berdasarkan hasil pengamatan, naracoba 1 tidak
terlihat adanya pengeluaran keringat setelah melakukan aktivitas ringan sedangkan
pada naracoba 2 terlihat adanya keringat meskipun hanya sedikit.
Untuk naracoba laki - laki yaitu naracoba 3 setelah melakukan aktivitas ringan
yaitu berupa jalan ditempat memiliki suhu tubuh yang sedikit meningkat sebesar
36,950C. Untuk naracoba 3 frekuensi denyut nadinya diperoleh 87X per menit,
frekuensi inspirasinya 46X per menit. Dan menghasilkan sedikit keringat.
Berdasarkan hasil percobaan terlihat perbedaan antara kedua naracoba
meskipun sama jenis kelaminnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain perbedaan kondisi fisik dan psikis naracoba.
Pada naracoba perempuan dan laki-laki didapatkan jumlah keringat yang relatif
sama yaitu mengeluarkan keringat yang sedikit. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan
yang dilakukan hanya merupakan aktivitas ringan
Untuk suhu tubuh, baik naracoba laki-laki maupun perempuan memiliki suhu
tubuh yang hampir sama yaitu pada naracoba 1 dan 2 sebesar 370C sedangkan pada
naracoba 3 sebesar 36,950C. Hal ini sesuai dengan literatur dimana suhu tubuh
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh laki-laki.
C. Setelah Melakukan Aktivitas Berat

Pada naracoba perempuan
Naracoba 1
Dari percobaan yang telah dilakukan terjadi beberapa perubahan yang terjadi
pada keadaan tubuh naracoba 1 yaitu frekuensi denyut nadi semakin cepat yaitu
114X per menit, frekuensi inspirasinya juga menunjukkan peningkatan yaitu 62X
per menit, sedangkan suhu tubuhnya juga mengalami kenaikan menjadi 37,40C.
Namun pada naracoba 1 ini setelah dilakukan pengamatan meskipun telah
melakukan aktivitas yang berat keringat yang dihasilkan hanya sedikit.
Naracoba 2
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terjadi perubahan pada tubuh
naracoba 2 yaitu frekuensi denyut nadi menjadi lebih cepat dibandingkan dengan
keadaan semula yaitu 101X per menit, frekuensi inspirasi 63X per menit serta
14
terlihat adanya pengeluaran keringat yang banyak pada naracoba 2. Suhu tubuh
naracoba 2 menunjukkan kenaikan yaitu menjadi 37,80C. Frekuensi inspirasi yang
terjadi pada naracoba 2 lebih tinggi dibandingkan dengan naracoba 1. Hal tersebut
bisa terjadi karena energi yang diperlukan oleh naracoba 2 untuk melakuakn
aktivitas berat lebih besar, sehingga jantung akan semakin cepat memompa darah
untuk diedarkan ke seluruh tubuh yaitu dengan semakin cepat menghirup oksigen
dari udara. Kebutuhan energi yang lebih banyak pada naracoba 2 juga dibuktikan
dengan pengeluaran keringatnya yang lebih banyak dibandingkan dengan naracoba
1.

Pada naracoba laki-laki
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terjadi perubahan pada tubuh
naracoba 3 yaitu frekuensi denyut nadi menjadi lebih lambat dibandingkan dengan
keadaan semula yaitu 105X per menit, frekuensi inspirasi 59X per menit serta
terlihat adanya pengeluaran keringat yang banyak pada naracoba 3. Suhu tubuh
naracoba 2 menunjukkan kenaikan yaitu menjadi 37 0C.
Rata-rata hasil percobaan untuk naracoba perempuan



Sebelum beraktivitas
: 36,750C
-
Suhu
-
Frekuensi denyut nadi : 76,5 kali per menit
-
Frekuensi inspirasi
: 41,5 kali per menit
Setelah beraktivitas ringan
: 370C
-
Suhu
-
Frekuensi denyut nadi : 89 kali per menit
-
Frekuensi inspirasi
: 53 kali per menit
Setelah beraktivitas berat
: 37,60C
-
Suhu
-
Frekuensi denyut nadi : 107,5 kali per menit
-
Frekuensi inspirasi
: 62,5 kali per menit
Hasil percobaan untuk naracoba laki-laki

Sebelum beraktivitas
15


: 36,90C
-
Suhu
-
Frekuensi denyut nadi : 90 kali per menit
-
Frekuensi inspirasi
: 34 per menit
Setelah beraktivitas ringan
: 36,950C
-
Suhu
-
Frekuensi denyut nadi : 87 kali per menit
-
Frekuensi inspirasi
: 46 per menit
Setelah beraktivitas berat
: 370C
-
Suhu
-
Frekuensi denyut nadi : 105 per menit
-
Frekuensi inspirasi
: 59 kali per menit
Berdasarkan hasil rata-rata data percobaan untuk naracoba perempuan dan laki-laki
terdapat perbedaan saat tidak atau belum beraktivitas, beraktivitas ringan dan beraktivitas
berat.Banyaknya hasil frekuensi denyut nadi maupun frekuensi inspirasi menunjukkan
bahwa aktivitas merupakan faktor yang mempengaruhi sistem regulasi manusia, begitu
juga pada suhu tubuh dan jumlah keringat yang dihasilkan.
Saat setelah melakukan aktivitas ringan maupun berat, frekuensi denyut nadi pada
masing-masing naracoba mengalami kenaikan.Dan kenaikan ini menghasilkan perbedaan
jumlah denyut nadi yang terhitung selama satu menit.Ini menandakan bahwa semakin berat
aktivitas yang dilakukan, maka semakin tinggi frekuensi denyut nadi. Ini sesuai dengan
salah satu akibat dari teori umpan balik positif bahwa pembuluh darah yang mengaliri kulit
akan melebar untuk membawa lebih banyak panas keluar tubuh jika suhu tubuh meningkat,
sehingga ini mengakibatkan tekanan darah menurun. Jika tekanan darah menurun, reseptor
di arteri karotis akan mendeteksinya dan mengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian akan
mengirimkan pesan ke jantung untuk mempercepat denyutnya sehingga aliran darah yang
dipompa lebih besar dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
16
Umpan balik positif
Rangsang
awal
Respons
Siklus umpan
balik (+)
Faktor luar
menghentikan
Rangsang
Pada naracoba laki-laki denyut nadi selama satu menit jumlahnya lebih banyak
dibandingkan dengan naracoba perempuan.Perbedaan tersebut disebabkan adanya
perbedaan tekanan sistol dan diastol yang terjadi pada alat pompa darah dalam masingmasing naracoba.Pada laki-laki lebih banyak membutuhkan energi dari pada perempuan,
sehingga sirkulasi darahnya lebih cepat yang berguna untuk mempercepat penyaluran
transfer energi makanan ke seluruh tubuh. Dengan hal ini akan meningkatkan frekuensi
denyut nadi. Selain itu laki-laki lebih banyak mengeluarkan energi untuk beraktivitas yang
berat.
Dari hasil rata-rata suhu tubuh terdapat perbedaan antara suhu awal denagn suhu
akhir sebelum beraktivitas dengan setelah beraktivitas ringan dan beraktivitas berat.Suhu
tubuh naik ketika ada peningkatan aktivitas tubuh baik pada naracoba laki-laki maupun
naracoba perempuan, hal ini disebabkan karena tubuh berusaha memenuhi energi yang
dibutuhkan.
Frekuensi inspirasi masing-masing naracoba secara keseluruhan mengalami
kenaikan setelah melakukan aktivitas.Tetapi pada data yang diperoleh frekuensi inspirasi
naracoba perempuan lebih banyak daripada naracoba laki-laki.Perbedaan ini menunjukkan
adanya perbedaan kebutuhan oksigen antar jenis kelamin.Kenaikan frekuansi inspirasi
ditandai dengan naracoba yang bernafas seperti terengah-engah dan semakin cepatnya jeda
antara menghirup udara dan melepaskan kembali udara.
17
Dari hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa semakin berat aktivitas yang
kita lakukan maka akan semakin cepat frekuensi respirasi yang kita hirup (inspirasi)
maupun yang dikeluarkan atau dihembuskan (ekspirasi). Pada saat itu mulut tidak mungkin
merapat atau diam, pasti mulut tersebut dalam keadaan membuka baik pada pria maupun
wanita, apabila ia telah melakukan aktivitas ringan menuju aktivitas berat maka frekuensi
respirasinya akan semakin cepat. Kejadian ini bertujuan agar tubuh tetap terpelihara dalam
homeostasisnya. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan mekanisme umpan balik
negatif, yaitu suatu mekanisme regulasi dimana perubahan variabel untuk mengembalikan
ke dalam keadaan semula. Apabila mekanisme tidak berjalan dengan baik maka
homeostasis akan terganggu dan semua tidak berfungsi dengan baik.
Umpan balik negatif
Rangsang
awal
Rangsang
Siklus umpan
balik (-)
respons
berhenti
Respons
Produksi keringat dalam tubuh, dapat diketahui bahwa pada naracoba laki-laki dan
perempuan memiliki kecenderungan yang sama yaitu menghasilkan keringat yang cukup
banyak setelah melakukan aktivitas berat.
Berdasarkan dari data yang diperoleh setelah melakukan percobaan, baik laki-laki
maupun perempuan setelah melakukan aktivitas ringan dan aktivitas berat frekuensi denyut
nadi dan frekuensi inspirasi semakin meningkat.Saat tubuh melakukan aktivitas ringan
memicu pertambahan kebutuhan oksigen dari dalam tubuh.Kebutuhan oksigen yang
18
semakin meningkat menyebabkan pengambilan oksigen dari udara semakin meningkat
sehingga frekuensi inspirasi bertambah. Dari pertambahan frekuensi inspirasi
berarti
jantung akan bekerja lebih cepat dalam memompa aliran darah karena oksigen yang
dibawa oleh sel darah merah kebutuhannya semakin meningkat, laju aliran darah yang
semakin cepat mengakibatkan frekuensi denyut nadi semakin cepat pula, hal ini
disebabkan karena dalam tubuh manusia terjadi peningkatan kadar adrenalin dalam darah.
Saat kebutuhan oksigen meningkat berarti panas dari dalam tubuh meningkat, hal ini
merangsang kelenjar keringat untuk mengeluarkan keringat sehingga setelah melakukan
aktivitas ringan masing-masing naracoba mengeluarkan keringat.
Menurut sumber literatur laki – laki memiliki frekuensi pernafasan yang lebih
banyak daripada perempuan, hal ini disebabkan karena laki – laki umumnya beraktivitas
lebih banyak daripada perempuan. Semakin banyak aktivitas maka energi yang dibutuhkan
semakin besar sehingga O2 yang dibutuhkan juga akan semakin meningkat. Namun
berdasarkan pengamatan antara naracoba laki-laki dengan naracoba perempuan hasilnya
menunjukkan bahwa frekuensi inspirasi lebih banyak pada naracoba perempuan baik
setelah melakukan aktivitas ringan maupun berat.Hal ini tidak sesuai dengan teori di atas,
karena kemungkinan kondisi tubuh naracoba laki-laki tidak dalam kondisi normal.
Aktivitas yang berat menyebabkan panas atau suhu tubuh meningkat, dan suhu
tubuh yang meningkat merangsang kelenjar keringat mengeluarkan sekresi keringat.
Menurut literatur, peningkatan suhu tubuh bisa terjadi bila suhu ambien menjadi dingin
maka yang akan memberikan respon adalah badan Krause yang akan mengirimkan impuls
ke hipotalamus. Selanjutnya hipotalamus melalui syaraf parasimpatis yang akan
melepaskan asetil kolin dan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, dan akibatnya
aliran darah tidak lancar dan panas dari hasil metabolisme tetap tersimpan ke dalam tubuh.
Selain itu, perintah dapat juga dikirimkan ke jaringan otot untuk menimbulkan kontraksi
(gemetaran) yang dapat menghasilkan panas untuk meningkatkan suhu tubuh.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh terlihat pada skema berikut ini :
19
RESEPTOR
Badan Ruffini / Badan Krause
Suhu tubuh naik
Pengiriman impuls
HOMEOSTASIS
HIPOTALAMUS
Suhu tubuh normal
Pusat regulasi suhu
RESPON
EFEKTOR
1. Pelepasan panas dengan
penguapan, atau
2. Penyimpanan dan
produksi panas

Kelenjar keringat

Pembuluh darah

Otot
Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls dipeptik anterior
hipotalamus melalui jalur saraf simpatik ke seluruh tubuh dan rangsangan pada saraf
simpatis ke seluruh kulit tubuh.Hal ini menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergik ke
kelenjar keringat dapat merangsang produksi keringat.Jika kita terlalu panas karena
pengaruh dari dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan mengirimkan impuls saraf ke
hipotalamus. Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke efektor
seperti kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dari permukaan dengan :
 Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi) karena
kontraksi otot-otot kulit
 Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk
meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat. Sekresi
keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali normal.
20
 Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak
panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan pembuluh darah
akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan hilangnya panas lewat kulit
jika suhu tubuh sudah normal kembali.
Menurut literatur selain aktivitas dan jenis kelamin, terdapat beberapa faktor lain
yang mempengaruhi sistem regulasi dalam tubuh manusia antara lain berat badan.
Seseorang yang memiliki berat badan lebih besar mempunyai frekuensi denyut nadi yang
lebih cepat dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai berat badan yang lebih kecil.
Selain mempengaruhi frekuensi denyut nadi, berat badan juga dapat mempengaruhi
frekuensi inspirasi. Seseorang yang memiliki berat badan lebih besar mempunyai frekuensi
inspirasi yang lebih cepat dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai berat badan
yang lebih kecil.
Pada semua data yang dihasilkan data awal maupun akhir didapatkan hasil yang
positif yaitu bahwa semua nominal data yang ada dari awal sampai akhir meningkat. Hal
ini disebabkan oleh suatu system dalam tubuh yang membentuk system kerja yang
menstabilkan yaitu apabila sebelum melakukan aktifitas berat suhu tubuh, frekuensi denyut
nadi, frekuensi pernafasan berjalan normal serta keringat tidak ada, setelah melakukan
aktifitas berat tubuh akan mulai menyesuaikan supaya tubuh tetap stabil yitu dengan cara
meningkatkan suhu tubuh, frekuensi denyut nadi, frekuensi pernafasan juga mengeluarkan
keringat untuk menjaga suhu tubuh tetap berada pada range yang aman. System ini disebut
system regulasi dan homeostasis pada tubuh manusia. Hal ini berlaku untuk keadaaan
sebaliknya yaitu apabila tubuh tidak sedang melakukan aktifitas maka, system homeostasis
akan menurunkan kerja semua komponen tubuh menyesuaikan keadaan penstabilan
kondisi tubuh pada manusia.
F. KESIMPULAN
Dari percobaan kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Contoh regulasi dalam tubuh manusia antara lain:
a.
Sistem ekskresi ( pengeluaran zat-zat sisa metabolism yang tidak dapat
dimanfaatkan lagi oleh tubuh ). Dalam percobaan ini menunjukkan ekskresi
berupa keringat.
21
2.
b.
Sistem respirasi yaitu berupa perubahan frekuensi inspirasi dan frekuensi nadi.
c.
Bertambahnya suhu tubuh karena aktivitas .
Mekanisme thermoregulasi pada tubuh manusia :
a. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat
 Vasolidasi
:
mengembangnya
pembuluh
darah
sehingga
memungkinkan panas dibebaskan keluar.
 Kulit akan menerima instruksi dari hipotalamus sehingga membuka poripori untuk tempat keluarnya keringat.
 Apabila air peluh menguap maka panas dapat terbebaskan ke lingkungan.
b. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun
 Termoreseptor pada kulit akan menaikkan suhu tubuh, lalu hipotalamus
pada otak akan mengatur suhu darah yang dilaluinya.
 Pembuluh darah akan menyempit untuk menjauhi kulit sehingga panas
tidak keluar terlalu banyak.
 Bulu kulit ditegakkan agar panas sukar dibebaskan yang diatur oleh
efektor.
 Mengurangi keringat yang diproduksi oleh kelenjar keringat
22
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, soejono.1999.Fisiologi Manusia.Malang: UNM
Campbell, dkk. 2002. BIOLOGI. Jakarta : Penerbit Erlangga
Dwidijoseputro, D. 1977. Pengatar Genetika. Jakarta: Bhratara
Pertiwi, Kartika Ratna. 2008. Hand Out Biologi Umum Regulasi Jurusan Pendidikan
Biologi Semester 1. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Biologi UNY
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Soewolo, dkk. 2003. FISIOLOGI MANUSIA . Malang : Universitas Negeri Malang
Press
Suripto. 1998. Fisiologi Hewan. Bandung : ITB
http://www.scribd.com/doc/72129031/Regulasi-Homeostasis
diunduh pada tanggal 19 November 2011
23
Download