JULI 2010 • • • • • Misa Bahasa Indonesia, Minggu tanggal 4 July 2010, pukul 15.30, di Chapel, lantai 2, Gereja Holy Spirit. PD Siang setiap hari Kamis pukul 14.30, di ruang 03-02, Gereja Holy Spirit Sel Group PD Siang, diadakan setiap hari Selasa pukul 13.30 siang. - Sel Sharon (City) setiap hari Rabu pertama tiap bulan, pukul 10.30, contact person Rini (9389-3403). - Sel Sinai (North) setiap hari Selasa, pukul 14.00, contact person Dede (9178-1544) - Sel Beatitude (East) setiap hari Senin, pukul 10.00, contact person Lina (9787-5216) PD Malam diadakan pada hari Jumat, tgl 9 & 30 July 2010, pukul 19.45 malam, ruang Attic, Lt 4, Gereja Holy Spirit. Bakti Sosial KKIHS "Pelayanan kesehatan di Kampung Air dan Pulau Teluk Paku pada tanggal 24-25 July 2010” contact person Tanty (93893403) tutangjambi@ yahoo.com atau Abdi (96710472) [email protected] Mari kita mendoakan setiap rencana yang telah dibuat. Terima Kasih. Yohanes Pembaptis Sang Perintis Shalom saudara saudari dalam Kristus Tuhan, Tanggal 24 Juni adalah hari peringatan Yohanes Pembaptis, siapa yang tidak tahu Yohanes Pembaptis, dia salah satu nabi yang populer di kalangan umat Katolik, Alkitab menggambarkan Yohanes Pembaptis sebagai seorang pertapa yang mengenakan pakaian dari bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanan belalang dan madu hutan. Yohanes Pembaptis adalah sosok teladan bagi orang – orang yang mau melayani Tuhan. Pada jaman nya, dia adalah nabi yang sangat besar, berbondong – bondong orang mengikutinya, ribuan orang datang kepadanya untuk bertobat dan dibaptis, tetapi Yohanes begitu mengenal keberadaan dirinya, dia memang penuh kuasa, selalu dipenuhi oleh Roh Kudus, tetapi dia tetap rendah hati, ”..membuka tali kasutNya pun aku tidak layak..”(Yohanes 1:27) kalimat ini mencerminkan kerendahan hati dan kesadaran diri yang sangat mendalam, Yohanes sadar bahwa segala kuasa yang dia miliki bukan untuk kebesaran namanya sendiri, tapi untuk mempersiapkan sebuah rencana yang lebih besar, Ia hanya seorang yang merintis jalan bagi kedatangan Mesias, sang Juru Selamat. Kerendahan hati adalah dasar dari pelayanan, seorang pelayan yang mengambil kemuliaan tuannya adalah pelayan yang kurang ajar, pada saat seorang yang menggunakan kuasa yang notabene nya dari Allah untuk kebesaran nama nya sendiri, untuk menerima hormat dan kekayaan dari dunia, di sanalah mulai kegagalan dalam pelayanan. Dalam pelayanan, kita harus tanamkan kalimat ”..membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak..”, sehingga kita terus ingat segala apa yang kita punya, segala talenta yang kita pakai, segala kuasa yg tercurah melalui diri kita, bukan untuk kebesaran nama kita tetapi untuk mempersiapkan rencana yang sudah Tuhan siapkan untuk keselamatan kita semua. Salam damai dalam Kristus, Tim redaksi KKIHS MENJADI PELITA YANG BERCAHAYA MAKNA PEMBAPTISAN YESUS “Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya..” (Yoh 5:35), Yesus mengumpamakan Yohanes pembaptis sebagai Pelita yang menyala dan bercahaya, sebuah perumpamaan yang sangat indah. Pada jaman Yesus, pelita adalah sumber penerangan yang paling banyak digunakan, dalam ayub 29:3 dikatakan “ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap”, dalam ayat dari ayub ini kita bisa mengerti kalau pelita ini adalah sumber terang, sehingga siapa saja yang berjalan dibawah terangnya akan mendapatkan keselamatan. Dalam Injil Matius 3:1-17, dikisahkan Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, meskipun pada mulanya Yohanes merasa tidak layak karena ia tahu bahwa Yesus adalah Tuhan. Lalu kenapa Yesus harus dibaptis? Bukankah Yesus adalah Mesias, Tuhan yang hidup, apakah Dia berdosa sehingga perlu dibaptis oleh Yohanes Pembaptis? Bukankah Yohanes Pembaptis itu hanya seorang manusia sedangkan Yesus adalah Mesias, kenapa Yesus harus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis? Tetapi bukankah Yesus itu adalah Terang yang sesungguhnya, Lalu kenapa Yesus mengumpamakan dia sebagai pelita yang menyala dan bercahaya? Pelita itu adalah sebuah wadah, yang harus dipasang dan dinyalakan maka pelita itu baru bisa bercahaya. Di sini terlihat tiga tahap bentuk dari pelayanan, 1) menjadi pelita 2) mau terpasang dan dinyalakan 3) mau terus bercahaya. Ada orang yang sudah menjadi pelita tapi tidak mau menyala, ada yang sudah menyala tapi tidak mau bercahaya terus. Perlu diingat sakramen baptisan bukan bukanlah sakramen penyucian dosa atau tanda bahwa orang yang dibaptis akan masuk ke surga, baptisan sesungguhnya hanyalah tanda bahwa orang yang dibaptis adalah sudah menjadi orang yang percaya dan mengimani Tuhan, baptisan sebagai pintu gerbang, awal dari segala bentuk pelayanan. Demikian pula Yesus dibaptis sebagai simbol dimulainya pelayanan pengabaran Kerajaan Surga yang dilakukanNya hingga Dia mati, bangkit dan naik ke surga. Yohanes pembaptis memberikan teladan yang sangat baik bagi kita semua, sebuah bentuk pelayanan yang berkobar – kobar sekaligus penuh dengan kerendahan hati. Yohanes mau menjadi pelita, ia mau menjadi saksi Kristus meskipun tahu dia tidak akan menerimakan kemuliaan, ia bersaksi bagi Terang tetapi mengakui ia bukan Terang itu, ia bersaksi bagi Mesias tetapi ia mengakui bahwa ia bukan Mesias. Selain itu, di balik upacara pembaptisan Yesus yang sederhana itu, juga tersirat makna yang amat penting bagi kita semua, makna itu dapat kita ambil dari injil Matius “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17). Melalui pembaptisan itu Yesus sekarang memasuki tahapan hidup baru dalam tugas perutusan-Nya yakni sebagai Anak Allah yang terkasih. Sebetulnya sejak semula Yesus itu adalah Anak Allah, namun secara simbolik identitas-Nya sebagai Anak Allah itu perlu ditegaskan kepada publik. Nah, penegasan kepada publik bahwa Yesus itu Anak Allah terjadi dalam peristiwa pembaptisan-Nya itu. Kedua Yohanes mau menjadi pelita yang menyala dengan ketaatan dan keberaniannya, dia taat dan setia meskipun kebesaran dan keagungan dapat dengan mudah dia peroleh dengan begitu banyak pengikut yang datang kepadanya, dia tidak tergoda oleh kuasa, oleh ketenaran bahkan ia dengan tegas mengatakan “aku bukan Mesias”, dia juga berani mengkritik orang – orang Saduki dan Farisi, dia berani menegur Herodes sang penguasa yang telah merebut istri orang. Dan pada akhirnya Yohanes menjadi pelita yang terus bercahaya, dia tidak melarikan diri dari kesulitan, kepicikan, dan ujian sampai pada akhirnya ia setia sampai mati bahkan mati secara mengenaskan. Untuk terus bercahaya pelita harus mau secara konsisten terbakar sampai habis, setiap detik bercahaya, setiap detik ia menghancurkan dirinya. Tapi dengan bercahaya, sang pelita akan dapat menyelamatkan langkah orang lain dari kegelapan. Apakah kita sudah siap menjadi pelita yang bercahaya? Sudah mau berkorban untuk menjadi terang dan saksi Tuhan? Lalu apa makna baptisan yang telah kita terima, “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” (Mrk 10:38) itu adalah pertanyaan yang dilontarkan Yesus kepada murid – muridNya, jadi dibaptis berarti berkomitmen untuk menghayati hidup seperti Yesus, yakni berani mengorbankan kehendak dirinya sendiri demi kehendak Allah Bapa di surga. Sebagai orang yang telah menerima sakramen baptis, sudahkah aku berkomitmen seperti Yesus? Sudahkah aku berani berkorban demi kehendak Allah Bapa? Sumber: www.keuskupan-purwokerto.net, Wikipedia Indonesia