RINGKASAN MATERI MATA KULIAH AMDAL (2) I. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PADA EKOSISTEM PERAIRAN DAN HIDROLOGI Kualitas Air Air merupakan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi mahluk hidup, sehingga komunitas tempat tinggal dimanapun baik di desa maupun kota selalu ditemukan dekat dengan sumber air yaitu sungai, danau dan pantai. Semakin bertambah jumlah penduduk, kebutuhan air menjadi semakin banyak. Dari seluruh air yang berada dipermukaan bumi, 97,3% adalah air laut dan sisanya 2.7% adalah air tawar dan dari komposisi wujud air tawar tersebut hanya kurang dari 1% yang dapat dimanfaatkan langsung oeh manusia. Dilain pihak jumlah penduduk dimuka bumi semakin bertambah,sehingga kebutuhan air menjadi semakin banyak. Bersamaan dengan bertambahnya jumlah penduduk, akan bertambah pula kegiatan pembangunan yang akan mempunyai dampak terhadap keberadaan air yang ada, sehingga kuantitas dan kualitas semakin menurun, yaitu masuknya bahan organik dan inorganik ke dalam air. Asumsi produksi limbah organik perorang adalah 14.9 gr BOD/orang/hari, maka dengan jumlah penduduk dunia 6 milyard,jumlah BOD perhari diperkirakan sebesar 89.400 ton perhari yang akan masuk ke lingkungan. Kualitas air dapat dilihat berdasarkan sifat komponen tertentu, masing2 ditentukan batas maksimunya dalam baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah: 1. Sifat fisik Meliputi parameter2: warna, bau, temperatur, zat padatan tersuspensi, dan minyak. 2. Sifat kimia Meliputi parameter kandungan bahan kimia organik dan inorganik. Parameter bahan organik : BOD( Biological Oxygen Demand), COD(Chemical Oxygen Demand), dan DO (Dissolved Oxygen) Parameter bahan inorganic: salinitas, pH, Fe,Mn,Cl,SO4,logam berat(Hg, Pb, Cr,Cu, Cd,Ni,As), nitrogen(dalam bentuk NO3, NO2) dsb 3. Sifat bakteriologis Meliputi parameter bakteri2 coliform, mikroorganisma patogenik dan parasitik 4. Sifat radioaktif Meliputi senyawa2 yang menghasilkan radiasi seperti Uranium, Thorium-230 dan Radium-226 Agar perairan dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya maka diperlukan batas atau kadar maximum pencemar yang dapat ditenggang keberadaannya dalam perairan tersebut. Batas atau kadar maximum itu disebut baku mutu air. Baku mutu air dibedakan menjadi 2 jenis dimana dapat menentukan tindakan pengendalian yang berbeda, yaitu: 1. Baku mutu badan air : untuk kadar air sesuai dengan peruntukannya dalam upaya pengendalian pencemaran 2. Baku mutu limbah cair : untuk membatasi beban limbah dari sumber pencemar Selain itu karakteristik limbah cair sangat dipengaruhi oleh sifat substansinya yang terbagi menjadi 2 golongan berdasarkan sifatnya: - Sifat konservatif : substansi yang relatif tidak berubah di alam, mis:logam berat, pestisida yang waktu tinggal di alam sangat lama. - Sifat non konservatif : substansi yang dapat dapat berubah di alam, mis: bahan2 organik yang mudah terurai, nitrogen dll Ekosistem Perairan dan Pencemaran Air Diperlukan pemahaman terhadap ekosistem dan karakteristik perairan agar dapat menganalisis dampak yang akan terjadi pada komponen lingkungan air. Berdasarkan konsep ekosistem, terdapat hubungan timbal balik yang kompleks diantara organisme perairan dan lingkungan fisik perairan yang secara bersama-sama membentuk keseimbangan dalam sistem ekologi. Ekosistem perairan merupakan suatu sistem ekologi yang meliputi badan air dengan segala kehidupan perairannya. Ekosistem perairan sangat dipengaruhi oleh daerah pengalirannya, sehingga kondisi alam dan kegiatan2 yang terdapat di daerah pengaliran (seperti iklim, topografi, geologi, penggunaan lahan dan aktivitas sosial) akan menentukan kualitas dan kuantitas limbah yang akan mengalir ke badan air. Kemudian akan berpengaruh terhadap fisik badan air, seperti kecepatan aliran, tegangan geser pada dasar badan air, ukuran partikel dibadan air, suhu air, oksigen terlarut dan zat hara yang terlarut. Perubahan pada pola fisik ini akan mempengaruhi pola2 biotik seperti jumlah dan jenis tumbuhan yang hidup diterairan, jumlah dan jenis ikan dsb. Hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme hidup dan lingkungan fisik perairan dapat terlihat dari jenis organisme/biota yang ada diperairan. Misalnya sungai2 yang beraliran deras umumnya dihuni oleh ikan yang langsing dan kuat berenang dan tumbuhan yang hidup adalah jenis ganggang berkerak atau ganggang yang dapat berenang, juga lumut daun. Kondisi alam juga mempengaruhi besarnya daya dukung lingkungan perairan yang sangat ditentukan oleh besarnya daya asimilatif (carrying capasity) perairan tersebut. Daya asimilatif ini menunjukkan besarnya daya tampung perairan untuk dapat menerima beban limbah dan erat hubungannya dengan sifat purifikasi alami (self purification) yaitu kemampuan alamiah ekosistem perairan tersebut untuk dapat mengembalikan kondisinya semula sebelum limbah masuk. Purifikasi alami dari perairan dapat dibagi dalam 4 tahap yaitu: 1. Tahap degradasi: dimulai dari lokasi dibawah saluran pembuangan limbah yang ditandai dengan terjadinya perubahan fisik seperti banyaknya zat terapung, kekeruhan dsb yang umumnya dapat dilihat secara visual sebagai tanda2 penemaran.DO (oksigen terlarut) akan menurun dengan cepat karena terjadi proses oksigenasi 2. Tahap dekomposisi: terjadi apabila DO menurun mencapai 40% . Tahap ini merupakan kondisi air yang paling buruk karena deoksigenasi semakin besar. Pada tahap ini biasanya ada pengendapan lumpur di sungai. Apabila proses dekompisisi berlangsung anaerob maka akan terbentuk gelembung2 gas, lumpur yang bau. 3. Tahap pemulihan: terjadi apabila oksigen terlarut meningkat kembali sekitar 40%.Tahap ini ditandai dengan ciri air mulai jernih, tidak bau dan mulai ada kehidupan akuatik. Apabila beban limbah organik yang masuk ke sungai sangat kecil maka proses pembersihan ini dapat berlangsung tanpa melalui tapap dekomposisi tetapi dari tahap degradasi langsung ke tahap pemulihan. 4. Tahap air sungai bersih: ditandai dengan air yang jernih, kadar oksigen tinggi, keanekaragaman spesies meningkat karena pemanfaatan zat hara yang stabil. Gambar: Zone pencemaran di badan air sungai yang menerima limbah organik yang terurai secar biologis (Nathason,1986) Aliran air Tahap degradasi tahap dekomposisi tahap pemulihan tahap air sungai bersih Tolok ukur bahan organik yang dapat diuraikan dinyatakan dalam BOD (Kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik), makin besar BOD suatu limbah atau perairan, semakin besar pula kandungan bahan organiknya. Prakiraan dan Evaluasi Dampak Perairan Studi analisis dampak lingkungan merupakan suatu studi yang mengkaji interaksi antara kegiatan dengan rona lingkungan (antara lain rona lingkungan perairan). Terjadinya interaksi ini akan menimbulkan dampak yang perlu dikaji bobot dan perhitungan dampaknya. Data yang diperlukan sebelum langkah pendugaan/prakiraan dampak adalah: Keadaan tingkat kualitas dan kuantitas air yang ada sebelum kegiatan/proyek berjalan. Sumber data bisa didapat dari: 1. Data yang telah ada atau data hasil pemantauan dari instansi lain, misalnya dari kantor DPMA (Direktorat Penyelidikan Masalah Air), Departemen Kesehatan, Bapedalda dsb. Jadi parameter kualitas dan kuantitas air yang dipilih ditentukan oleh tipe dan macam penemar apa yang yang mungkin akan dihasilkan oleh kegiatan atau proyek yang bersangkutan. 2. Kemudian data kualitas dan kuantitas air didapat dari hasil pengukuran langsung di lapangan dibandingkan dan diartikan dengan baku mutu kualitas dan kuantitas air yang berlaku, yang kemudian diterjemahkan menjadi tingkat kualitas. Pendugaan/prakiraan dampak pada kualitas dan kuantitas air perlu memperhatikan halhal sbb: 1. Menetapkan tipe dan kuantitas dari pencemar air yang akan dihasilkan oleh setiap alternatif aktivitas yang diusulkan baik dalam fase pembangunan maupun dalam fase proyek yang sudah berjalan. 2. Menetapkan keadaan kualitas dan kuantitas air sebelum proyek dibangun. Keadaan yang perlu diketahui adalah: a. Kualitas dan kuantitas air permukaan di areal yang akan dibangun, baik dalam bentuk nilai rata-rata ataupun frekuensi distribusinya. b. Masalah2 air yang spesifik pernah terjadi dan juga yang masih terjadi.Misalnya masalah pencemaran c. Kualitas dan kuantitas air bumi/air tanah d. Data meteorologi terutama data tentang rata2 curah hujan bulanan, evaporasi dan temperatur e. Baku mutu kualitas air (air permukaan dan air tanah) yang berlaku di daerah tersebut, juga baku mutu buangan yang diizinkan, dan persyaratan teknologi pengelolaan buangan yang berlaku f. Keadaan buangan bahan organik dan inorganik, sedimentasi,kandungan bakteri, seta menetapkan sumber2 pencemarnya. g. Data tentang macam dan jumlah penggunaan air yang telah ada didaerah yang bersangkutan Pendugaan dampak kualitas dan kuantitas air ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pencemaran air permukaan dan air bawah tanah terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sebelum mengkaji interaksi antara kegiatan dengan rona lingkungan perlu mengetahi dan memahami terjadinya pencemaran. Menurut definisi pencemaran yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No20 tahun 1990 : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Besarnya potensi pencemaran yang akan terjadi tergantung dari dua aspek yaitu: 1. Intensitas limbah Intensitas limbah tergantung dari jenis kegiataan dan bahan baku, kapasitas kegiatan dsb 2. Daya dukung perairan Daya dukung perairan tergantung dari kondisi alam dan fisik seperti iklim, topografi, debit sungai dsb. Untuk mengukur besarnya dampak pencemaran di perairaan yang mengalir digunakan model matematika yang didasarkan pada hukum kekebalan masa (Masa yang masuk sama dengan masa keluar) Gambar: Profil pengenceran pencemaran dari titik saluran pembuangan limbah Cbl Dbl Zona percampuran Cs Ds Cs’ Ds’ Besarnya dampak adalah selisih konsentrasi pencemar di sungai sebelum mendapat beban dengan konsentrasi pencemar di sungai setelah mendapat beban (Cs-Cs’). Makin besar nilai negatif menggambarkan makin besarnya penemaran yang terjadi. Tetapi besarnya nilai negatif ini in belum cukup menjadi indikator pentingnya dampak. Untuk menentukan pentingknya dampak perlu membandingkan Cs’ dengan baku mutu badan air sesuai peruntukannya. Apabila Cs’ lebih besar dari baku mutu berarti kegiatan tersebut telah mencemari sungai dan tergolonga dampak penting yang perlu dikelola. Berbagai pencemar air dihitung sejauh mana konsentrasi di daerah aliran air dengan variasi berbagai jarak dari sumber pencemar. Pendugaan ini dilakukan dengan model matematika yang telah banyak dikembangkan. Misalnya: Pendugaan dampak dari kegiatan pembangunan di dekat aliran sungai, biasanya akan terbentuk sedimentasi akibat adanya erosi pada daerah pembangunan proyek, maka partikel sedimen akan dibawa air permukaan dan akan disebarkan dan diendapkan. Pendugaan dampak yang dilakukan adalah dengan metode pendugaan tingkat erosi, pola penyebaran partikel atau pengangkutan pengendapannya. II. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK TERHADAP UDARA Udara yang mengandung satu atau lebih zat kimia dalam konsentrasi yang melebihi normal untuk dapat menyebabkan gangguan pada manusia, tumbuhan, binatang dan harta benda diketegorikan sudah mengalami pencemaran. Penggolongan jenis pencemar: 1. Zat pencemar primer Yaitu zat yang langsund mengkontaminasi udara dalam konsentrasi yang membahayakan. Sumbernya bisa berasal dari kegiatan manusia maupun secara alamiah.Misalnya CO2, Pb 2. Zat pencemar sekunder Yaitu zat kimia yang berbahaya yang terbentuk di atmosfir melalui reaksi kimia diantara komponen2 udara. Misalnya PAN(peroxy acyl nitrat), O3 Jenis2 zat pencemar dibedakan dalam beberapa kelompok besar: 1. Karbon oksida :CO,CO2 dsb 2. Sulfur oksida : SO2,SO3 3. Nitrogen oksida : NO2,NO3 4. Hidrok arbon : metan (CH4), benzene (C6H6) dsb 5. Oksida fotokimia : ozon (O3),PAN 6. Partikulat : asap, debu, asbestos, partikel logam(Pb,Cd dsb) 7. Senyawa inorganik : H2S, NH3,H2SO4,HNO3 dsb 8. Senyawa organik : pestisida, berbagai jenis alkohol,dsb 9. Zat radio aktif : radon, tritium, emisi dari pembangkit tenaga dsb Pengaruh bahan pencemar udara: Kesehatan: kerusakan sistem pernapasan (oleh SO3), kanker, iritasi mata dsb Kenyamanan & estetika : bau, visibilitas atmosfir, dsb Kerusakan : karat pada logam, penurunan produksi tanaman dsb Keselamatan : bahaya asap terhadap transportasi Ekosistem : perubahan iklim setempat sampai global Reaksi kerusakan ozon: Cl2F2C + UV (ultra violet) ------ Cl F2 C + Cl-(radikal) O3 + Cl- ------ ClO + O2 ClO + O ------ Cl + O2 Secara khusus pengaruh zat pencemar terhadap kesehatan tidak tergantung banyaknya konsentrasi yang ada, tetapi tetapi sifat yang dimiliki zat tsb.Contohnya pengamatan konsentrasi zat pencemar dengan efek kesehatan yang ditimbulkannya terjadi di AS tahun 1975: Zat Emisi/tahun ( %) SOx 12.9 Partikel 9.7 NOx 8.6 Hidrokarbon 13.1 CO 55.7 Efek kesehatan (%) 34.6 27.9 18.6 17.7 1.2 Sumber zat pencemar Dilihat dari efek kesehatan terbesar, SOx sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia.Sumber pencemar tertinggi dari senyawa SOx berasal dari pembakaran stasioner industri misalnya PLTU berbahan bakar batubara dsb. Sementara konsentrasi tertinggi zat pencemar adalah CO yang mempunyai efek kesehatan terkecil,berasal dari sumber pencemar trasportasi. KEBISINGAN Kebisingan adalah bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktu. Kebisingan digolongakan sebagai salah satu jenis gangguan pencemaran udara yang dikaji dalam amdal, karena berpengaruh terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Oleh sebab itu kebisingan mempunyai peraturannya yang bertujuan untuk mencegah gangguan terhadap manusia berupa batas paparan aman bising dalam jangka waktu tertentu ( 8 jam/hari) atau 4 jam/minggu tanpa ada gangguan kesehatan. Efek kebisingan: Pemaparan terhadap bising yang berlebihan dapat menimbulkan keadaan stress dan pada keadaan lanjut menyebabkan gangguan fisik dan psikologis. Pemaparan yang terus menerus terhadap suara bising dapat merusak sel-sel rambut getar yang terletak di bagian cochlea ( rumah siput ) teling bagian dalam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kebisingan dengan kenaikan tekanan darah, denyut jantung dan ketegangan dari otot-otot lambung, konstriksi pembuluh darah dan pada akhirnya berkontribusi terhadap timbulnya penyakit jantung Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengendaliakn kebisingan : 1. Minimalisir sumbernya (antara lain dengan peredam knalpot, menutup sumber suara dsb) 2. Mengahalangi sumber suara (antara lain dengan menanam pohon di sekitar sumber suara) 3. Melindungi telinga dari suara (antara lain dengan menggunakan ear plugs, ear muffs) Pendugaan tingkat kebisingan: Baku mutu tingkat kebisingan diatur dalam Kep Men Lh No 38 tahun 1996 L2 = L1 – 20 log (r2/r1) L2 = tingkat kebisingan di titik 2 L1 = tingkat kebisingan yang telah diketahui dititik 1 r = jarak terhadap pusat suara contoh: titik A mempunyai tingkat kebisingan 100 dB dengan jarak 10 m dari pusat suara. Berapa tingkat kebisingan suatu tempat yang berjarak 100m dari pusat suara? Jawab: L2 = 100 – 20 log(100/10) = 100 – 20 log 10 = 80 dB III. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK TERHADAP IKLIM Arti : Keadaan rata2 faktor cuaca pada keadaan waktu yang lama Klasifikasi iklim umumnya ditentukan oleh unsur2: 1. Suhu udara 2. Curah hujan 3. Kelembaban udara 4. Arah dan kecapatan angin Unsur2 ini digunakan sebagai : 1. Data identifikasi perubahan iklim 2. Faktor yang menentukan dan berpengaruh terhadap suatu kejadian Pendugaan dampak iklim : Dilakukan dengan cara mengkaji perubahan unsur2 iklim pada lingkungan alam dan binaan. Perubahan unsur iklim 1. Macro climate (global) Yaitu telaah iklim suatu benua. Faktor2 yang berpengaruh berasal dari dalam atmosfir dan dari luar atmosfir. Perubahan komposisi CO2, O2,SO2, NOx dan partikel aerosol (mis.debu meteorit, debu letusan gunung dan pembakaran). Partikel aerosol yang naik akan menyebabkan kenaikan suhu di atas yang kemudian akan membawa perubahan pada kelembaban udara dan berakibat hujan, fenomena ini dalam jangka panjang dan luas juga menjadi penyebab perubahan iklim 2. Micro climate Suhu tergantung ketinggian, yaitu setiap kenaikan 100m akan menurunkan suhu 0.65C (dalam keadaan normal). Jika udara dipermukaan lebih panas, maka setiap kenaikan 100m akan menurunkan suhu 1.3C, sehingga menyebabkan uap air terdorong ke atas kemudian menimbulkan hujan. Iklim mikro mudah berubah2 oleh alam atau kegiatan manusia Pengaruh perubahan iklim mikro: Pada tumbuhan Suhu udara optimal untuk proses fotosintesis adalah 10 – 30C, jika lebih rendah maka gerakan molekul menjadi lambat sehingga proses fotosintesis terhambat, jika lebih tinggi akan merusak protein penyusun sel tumbuhan Pada Tanah Pengaruh iklim akan menentukan zonasi tanah/wilayah Jika terjadi curah hujan tinggi dan suhu rendah pada tanah Podzol akan mengakibatkan podzolisasi yaitu larutan garam turun kedalam tanah dan terjadi absorbsi basa. Akibatnya terjadi akumulasi Fe, Al (Fe2O2 dan Al2O3) dan silika sehingga tanah menjadi asam dan miskin. Contohnya adalah ekosistem hutan Conifera Pengaruh suhu dan kelembaban pada penggunaan tanah Ekosistem Hutan (Kelembaban 95%, suhu 23.1C) Ekosistem Pertanian ( 83%, 24,7C) Daerah pemukiman ( 77%, 26C) Atmosfir melindungi bumi( tanpa atmosfir suhu bumi pada siang hari 95 C dan suhu malam hari -184C) Klasifikasi iklim Berdasarkan pengaruh unsur curah hujan terhadap tanah ( oleh Mohr) >100 mm digolongkan dalam bulan basah 60-100 mm digolongkan bulan lembab < 60 mm digolongkan bulan kering Penelitian Mohr dikembangkan oleh Schmid & Ferguson dengan rumus: 1,5 a Q= 12 – 1,5 a a = curah hujan tipe iklim A = 0 <Q< 0.14 tipe iklim B = 0.14 <Q< 0.33 tipe iklim C = 0.33 <Q< 0.6 tipe iklim D = 0.6 <Q< 1 tipe iklim E = 1 <Q< 1.67 tipe iklim F = 0.67 <Q< 3 tipe iklim G = 3 <Q< 7 tipe iklim H = Q >7 IV. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI A. MANFAAT MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN 1. mengetahui ciri-ciri setiap jenis 2. mengetahui hub.kekerabatan antar jenis 3. mengetahui hub saling ketergantungan 4. mengetahui manfaat msing2 jenis bagi kehidupan manusia Semakin beranekaragam jenis mahluk hidup di suatu daerah, semakin stabil tatanan kehidupan di daerah tersebut.Bila keanekaragaman hayati terganggu maka dalam pada akhirnya mengganggu keadaan ekonomi sekitarnya Contoh: - Hilangnya burung hantu – hama tikus nmeningkat – produksi padi menurun - Hilangnya jenis ikan ttt yg pemakan nyamuk – penyakit akibat nyamuk meningkat – produktivitas menurun – pendapatan/ekonomi menurun B. JENIS2 KEANEKARAGAMAN 1. Keanekaragaman tingkat gen Adalah adanya variasi diantara individu dalam satu jenis/species yang sama - Penampilan jenis mahluk hidup didukung oleh variasi sifat/ ciri dimana masing-masing ciri ditentukan oleh gen yang berbeda - Jadi keanekaragaman perangkat gen menentukan keanekaragaman individu - Manfaat: Keanekaragaman gen dalam satu jenis (plasma nutfah)digunakan dalam menciptakan jenis unggul. - Contoh: Kelapa (Cocos nucifera) mempunyai variasi bentuk pohon dan buah sehingga menjadi gading,kopyor, hijau dan hibrida 1. Keanekaragaman tingkat jenis Adalah kelompok mahluk hidup yang terdiri dari bermacam jenis baik dari kelompok hewan maupun tumbuhan 2. Keanekaragaman tingkat ekosistem. Adalah adanya variasi jenis ekosistem yang menunjukkan ciri berbeda ( mis.ekosistem hutan, dataran tinggi dll) .Masing2 jenis ekosistem mempunyai perbedaan dalam factor biotic yaitu jenis dan jumlah jenis mahluk hidup didalamnya dan juga perbedaan factor abiotik yang menyusunnya. Masing-msing jenis ini mempunyai fungsi ekologis yang berbeda baik dalam daur energi maupun daur materi ( fungsi konsumen, produsen dan pengurai) - Contoh: fam Palmae menyusun ekosistem pantai umumnya kelapa, di pegunungan lembab adalah aren dan di dataran rendah kering adalah lontar - Tumbuhan di ekosistem perairan umumnya berdaun lebih kecil daripada darat Totalitas keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis serta keanekaragaman interaksi jenis dalam lingkungannya (keanekaragaman ekosistem) disebut keanekaragaman hayati. Jadi keanekaragaman hayati menunujukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen,tingkat jenis dan tingkat ekosistem,. Kesimpulan: Keanekaragaman mahluk hidup menunjukkan keseluruhan penampilan yang didasari sifat kebakaan serta interaksinya dengan lingkungan. C. CARA MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN Prinsip mencari keseragaman dalam perbedaan dan mencari perbedaan dalam keseragaman. Jadi dasar klasifikasi adalah kesamaan dan perbedaan. D. PERANAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati mempengaruhi produktivitas dan jasa yang diberikan oleh suatu ekosistem, Perubahan keanekaragaman spesies dalam ekosistem (mis.adanya kepunahan atau ada spesies baru), maka akan mempengaruhi kemempuan ekosistem untuk menyerap polusi, memelihara kesuburan tanah, iklim mikro, membersihkan air dsb, yang menyebabkan banyak hal berubah. Contoh: *. ketika gajah menghilang, ekosistemnya berubah dari padang rumput menjadi semak belukar, hewa semak belukar muncul kembali. Keanekaragaman genetic yang ditemukan lpada tiap spesies tanaman pangan juga mempunyai nilai yang sangat besar. Keanekaragaman genetic memppunyai fungsi sebagai perisai dalam perang evolusi yang tiada hentinya antara tanaman pangan dan ternak dan ternak dalam melawan hama yang menyerang mereka.Pada system yang sudah mapan beberapa varietas tanaman ditanam secara bersamaan untuk menghindari kegagalan panen. * Suku Ifugao di Luzon Filipina mengenal varietas 200 ubi jalar, dan petani di pegunungan Andes menanam ribuan jenis kentang. Para peternak dan petani juga memanfaatkan keanekaragaman genetic pada tanaman maupun ternak senbagai cara untuk meningkatkan produktivitas dan menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi.krmungkinan yang diberikan oleh teknologi rekayasa genetic akan memperbesar peluang bagi keanekargaman genetic dalam meningkatkan produktivitas pertanian. * Sejenis tomat liar di Galapagos (tumbuh di air aisin , tangkai buah tidak ada sambungannya) Sifat ini berhasil ditempelkan pada tomat budidaya untuk memudahkan panen menggunakan mesin. Suatu “gen pelindung”pada varietas padi liar di India, berhasil melindungi varietas padi yang berproduksi tinggi ti Asia selatan dan tenggara terhadap “wereng coklat” Nilai keanekaragaman hayati yang terbesar adalah adanya kesempatan pada manusia untuk beradaptasi dengan perubahan yang bersifat global dan lokal. Keanekaragaman genetic memberikan kemungkinan kepada petani untuk menciptakan tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim yang baru. Karena keanekaragaman hayati berhubungan erat dengan kebutuhan manusia, maka pelestariannya harus dipertimbangkan sebagai salah satu dasar keamanan nasional. Dimensi ekologis keamanna nasional ini tidak dapat diabaikan misalnya pada saat Negara saling memperebutkan air tawar. Ketahanan nasional terkuat ada pada Negara yang memelihara keanekeragaman hayatinya.( begitu juga dengan keanekaragaman budaya : kebudayaan manusia sebagaian terbentuk oleh LH yang saling mempengaruhi, shg keadaan ini mempengaruhi nilai budaya) E. FAKTOR PENYEBAB BERKURANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI Punahnya keanekaragaman hayati diakibatkan mekasnismanya meliputi: - hilangnya dan terkotak-kotaknya habitat - invasi jenis baru - pemanfaatan SDA yang berlebihan - polusi - perubahan iklim global - industri pertanian dan kehutanan Perubahan iklim global Pemanasan global dalpat merusak organisme hidup . Meningkatnya GRK akan menaikkan suhu planet 1-3 C setiap abad dan kenaikan permuakan laut 1-2 meter.Mahluk hidup mempunyai daya toleransi yang berbeda2 dalam menghadapi perubahan ini. Di AS perubahan selama 1 abad terhadap pemanasan global beresiko 80 jenis akan punah. Invasi jenis baru Dalam suatu ekosistem yang terisolasi misalnya pulau, pemangsa, peaing baru akan cepat membahayakan species asli yang tidak dapat beradaptasi dengan pendatang baru. A Contoh : di hawai 86 jenis tanaman pendatang telah escara serius mengancam keandekaragaman hayati asli, sauatu jenis pohon ini telah mendesak sebih dari 30 rb ekar(0.46 ha) hutan asli. Industri pertanian Sistem pertanian tradisional tidak mengikis keanekaragaman sumber daya( tuntutan pasar tidak banyak, kombinasi bercocok tanam, pengumpulan hasil hutan sekedar menyambung hidup, ) mekanisme tsb berjalan seimbang. Tidak ada atu kelompokpun yang merendahkan arti keanekaragaman hayati secara keseluruhan, bahkan beberapa kel emperkayanya. Yang terjadi sekarang adalah tuntutan pasar ekonomi global telah meningkatkan keseragaman dan saling ketergantungan Saat ini species tanaman yang jumlahnya relative sedikit dan yang laku diperdagangkan di pasar dunia. Bersamaan dengan berkurangnya jenis tanaman lpertanian.. bakteri pengikat nitrogen, penyerbuk, penyebar benih dan jenis lain yang berevolusi selama berabad2 dalam system lpertanian tradiisionalpun ikut musnah Pengguanan pupuk,pestisida dan varietas yang menguntungkan untuk jangka pendek ikut memperburuk keadaan.Begitu pula terjadi pada produksi kehutanan dan perikanan. Prinsip ekologi dalam Perubahan Ekosistem Kegiatan pembangunan terutama yang memanfaatkan sumberdaya alam (pengambilan pemindahan, pengolahan, pendayagunaan, dsb) pada dasarnya mengubah tatanan dan kondisi lingkungan, semakin besar kegiatan yang dilakukan akan semakin besar perubahan yang akan diteima ekosistem.Sementara itu ekosistem adalah pendukung utama kehidupan dan satuan fungsional dasar dalam ekologi. Dalam ekosistem dianut suatu keseimbangan yang disebut homeostasis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sisterm secara keseluruhan. Mekanisme yang dimilikinya adalah kemampuan untuk melakukan permulihan, mengatur dan mengadakan keseimbangan sendiri secara dinamis. Aspek Ekologi dalam Prakiraan Dampak Komponen Hayati Pengelolaan ekosistem baik yang berupa ekosisterm buatan maupun alami memerlukan kaidah2 yang diperlukan dalam mendukung prinsip ekologi, yaitu : 1. Interaksi 2. Interdependensi 3. Diversitas 4. Keseimbangan 5. Keberlanjutan Sebagian besar kaidah2 tersebut bersifat fungsional yang menyangkut hubungan antar komponen penyusun ekosistem baik biotik maupun abiotik, sementara yang bersifat struktural berupa organisasi dari komponen penyusun ekosistem (produsen, konsumen dan dekomposer). Perubahan komponen dalam suatu ekosistem baik biotik maupun abiotik akan menyebabkan perubahan ekosistem yang selanjutnya membentuk keseimbangan baru.Tetapi bila terdapat kehadiran komponen baru dengan laju lebih cepat dari kemampuan ekosistem melakukan proses homeostasis alaminya (mis kemampuan purifikasi ekosistem sungai), maka akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem tersebut yang pada akhirnya menyebabkan timbulnya pencemaran lingkungan. Aspek ekologi yang perlu diperhatikan dalam prakiraan dampak pada komponen hayati adalah dinamika biologi, diantaranya adalah : 1. Biogeografi, aspek ini diperlukan untuk mengetahui penyebaran jenis2 flora dan fauna. Penyebaran flora fauna dipengaruhi oleh habitatnya, sejarah geologi, makanan dsb.Contohnya adalah flora Kalimantan dan Sumatera terdapat kesamaan yang mencapai 90% karena berhubungan dengan sejarah geologi. 2. Populasi, karakteristik khas yang dimiliki populasi adalah kepadatan, pertumbuhan, natalitas, mortalitas dan ruang.Contohnya jika kebutuhan hidup tersedia dalam jumlah cukup maka pertumbuhan akan melaju, jika ada faktor pembatas maka prtumbuhan akan berkurang.Jika terjadi gangguan misalnya adanya wabah hama, maka pertambahan atau penurunan akan terjadi secara drastis. 3. Keanekaragaman jenis.Sumberdaya hayati merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, tetapi jika pemanfaatannya tidak memperhatikan azas kelestarian dalam konservasi maka dapat menjadi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu akibat buruknya adalah terjadi kelangkaan jenis pada sumberdaya hayati 4. Produktivitas.Setiap ekosistem mempunyai nilai produktivitas yang meliputi : - Produktivitas primer, yaitu kecepatan penyimpanan energi potensial oleh organisme produsen, melalui proses fotosintesis dan kemosintesis dalam bentuk bahan2 organik yang dapat digunakan sebagai bahan pangan oleh individu pada tingkat tropik konsumen (hebivora dan karnivora).Mahluk hidup yang bertindak sebagai produsen ini adalah tumbuhan, termasuk phyto plankton. - Produktivitas sekunder, yaitu kecepatan penyimpanan energi potensial pada tingkat tropik konsumen dan pengurai Produktivitas ekosistem ini berhubungan dengan faktor2 lingkungan (seperti iklim, topografi, letak geografis,air, jenis tumbuhan dsb). Produktivitas hutan tripis lebih tinggi dari hutan iklim sedang sebab hutan tropis tumbuh sepanjang tahun, sedangkan hutan iklim sedang hanya tumbuh di musim semi dan panas. 5. Flora dan Fauna yang Dilindungi. Perlindungan flora dan fauna untuk tujuan konservasi memperhatikan bahwa jenis2 itu mempunyai penyebaran terbatas, jumlah individu dalam populasi, fungsi organisme tsb di alam, dsb Atas dasar hal2 tersebut diatas maka untuk memprakirakan dampak pada komponen hayati (flora dan fauna) perlu mempertimbangkan data2 dan hal2 berikut ini (Kep.Bapedal No 9 tahun 2000): 1. Flora - Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami berupa: tipe vegetasi, sifat2 dan kerawanannya. - Jenis2 vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang2 - Keunikan vegetasi dan ekosistemnya 2. Fauna - Perkiraan kelimpahan, keragaman, habitat, penyebaran, pola migrasi, populasi serta jenis2 satwa dan habitatnya yang dilindungi undang2 - Prakiraan penyebaran, kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai makanan atau sumber hama dan penyakit - Perikehidupan hewan penting diatas (cara perkembangbiakan, siklus, daerah teritori dsb) Parameter komponen jenis dan penyebaran habitat flora dan fauna daratan diduga menerima dampak dari kegiatan pembangunan/proyek dilakukan dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan menginventarisasi jenis flora dan fauna di lapangan, serta wawancara langsung dengan penduduk setempat terhadap keberadaan satwa liar . Rumus yang digunakan untuk menilai jenis dan penyebaran tumbuhan darat : Kerapatan total = Jumlah individu suatu jenis Luas seluruh plot Kerapatan relatif = Kepadatan suatu jenis x 100 % Kerapatan seluruh jenis Frekuensi = Jumlah petak/sample terisi suatu jenis Jumlah seluruh petak/sampel Frekuensi relatif = Frekuensi suatu jenis x 100 % Frekuensi seluruh jenis Dominansi = Basal area suatu jenis Luas seluruh plot Dominansi relatif = Index Nilai Penting = (INP) Dominansi suatu jenis x 100 % Dominansi seluruh jenis Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif s Index diversitas (Shannon Wiener) : H = pi i=1 ln pi H = index keanekaragaman Pi = proporsi jenis ke I dalam komunitas (ni/N) ni = jumlah individu 1 species pada 1 titik sampling N = jumlah total individu pada satu titik sampling S = jumlah jenis dalam komunitas (Rumus index diversitas juga digunakan untuk menilai jenis dan penyebaran plankton benthos di perairan) Contoh dampak kegiatan PLTA terhadap perubahan ekosistem: Kondisi awal: Lahan basah dan lahan kering berupa padi dan palawija Konstruksi: Pembangunan irigasi---menyebabkan hilangnya flora dan fauna Komponen yang terkena dampak: 1. Kualitas air sungai/danau 2. Biologi Pasca Konstruksi: Kegiatan budidaya pertanian dan perikanan Kualitas sungai Biologi Prakiraan dampak Tercemarnya kualitas air sungai /danau akibat pemakaian pestisida dan pupuk berlebihan yang terbawa aliran drainase permukaan Pengelolaan Penyuluhan pemakaian pupuk dan pestisida yang tepat Pemantauan Memantau pemakaian pupuk dan pestisida. Memantau kualitas air sungai/danau secara periodik Berkembangbiaknya gulma air (al.eceng gondok)akibat kelebihan penggunaan pupuk. Akibat lanjutnya mengurangi volume air dan menghambat lalu lintas air & pariwisata. Penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat. Membatasi pertumbuhan gulma air (antara lain dg membersihkan) Memantau pertumbuhan gulma air di sungai/danau V. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT Konsep: - Seorang manusia dikatakan sehat jika meliputi kesehatan fisik, mental dan rohani - Setiap dampak kesehatan merupakan hasil interaksi beberapa komponen (sosial, lingkungan alamiah dan binaan) jadi tidak berdiri sendiri. - Penyakit merupakan perubahan yang mengganggu kondisi tubuh, sebagai respon dari faktor lingkungan (berupa nutrisi, kimia, biologi atau psikologi) Ruang lingkup kesmas Tindakan penyehatan masyarakat memerlukan tidakan yang komprehensif dari mulai tindakan prefentif, kuratif sampai rehabilitasi. Tindakan ini memerlukan beberapa aspek yang menanganinya yaitu: 1. Epidemilogi Studi yang mempelajari faktor2 yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit, penyebaran penyakit pada manusia serta determinan2 yang mempengaruhi penyakit tersebut. Elemen2 yang dipelajari dan dikaji adalah: - jenis penyakit data yang dikaji berhubungan dengan jenis kelamin, kelas sosial, pengahasilan,gol etnik, status dsb - distribusi pada populasi berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan mencari etiologi penyakit yang biasanya menggunakan batas2 alam yaitu: suhu, hujan, kelembaban, sumber air, keadaan tanah, faktor2 sosbud, sifat2 ling biologis (ada tidaknya vektor peyakit menular,genetika dsb), receptive area untuk penyakit tertentu (demam kuning, gondok endemik untuk daerah minus yodium).Yaitu jika pada suatu area terdapat potensi timbulnya wabah penyakit karena sudah ada vektor dan lingkungan yang mendukung, hanya agen yang tidak ada. Migrasi juga penting untuk melihat pola penyebab/sebaran penyakit. - pendekatan ekologi Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular a. elemininasi reservoir (sumber penyakit) b. memutuskan mata rantai penularan (meningkatkan sanitasi ling dan higiene perorangan) c. melindungi kelompok rentan(dg gizi, obat, dan imunisasi) Perubahan2 secara siklus: Timbulnya angka sakit/kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui vektor secara siklus berhubungan dengan: - kondisi yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yang bersangkutan (mis. Apakah suhu dan kelembaban memugkinkan trasmisi) - tempat perkembangbiakan alami dari vektor akan berpengaruh thd kepadatan vektor yang perlu dalam trasmisi - adanya kerentanan pada host - kegiatan2 berkala dari orang2 yang rentan menyebabkan mereka diserang oleh vektor tertentu - kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit - adanya faktor2 yang belum diketahui Jika ada perubahan siklus berarti ada perubahan dari salah satu faktor di atas. Di Indonesia dikenal 2 jenis pola penyakit yaitu: - penyakit infeksius, yaitu disebabkan oleh agen kuman(mis diare, kulitm ISPA, TBC) - penyakit degeneratif, , disebabkan oleh pola hidup, stres, zat kimia dalam makanan dsb, penyebabnya multi agen. Mis sakit jantung koroner, hipertensi Konsep terjadinya penyakit (Gordon): AGENT HOST Penyakit/ masalah kesehatan ENVIROMENT Terjadinya penyakit karena danya ketidakseimbangan antara: Agen(penyakit) – Host (manusia) – Lingkungan - Faktor2 pada host adalah : sosial demografi, sifat dan gaya hidup manusia menentukan resistensinya thd penyakit - Faktor2 pada Agen : fisik, zat kimia, bakteri dll, faktor psiko sosial yang bersifat single atau multi faktor - Perubahan yang terjadi pada lingkungan mis.kenaikan suhu akibat el nino akan menyebabkan perubahan pada sifat fisik agen yaitu suhu udara tinggi (heat stress). Maka diperlukan usaha dari tubuh manusia untuk mengimbanginya. Parameter kesmas secara epidemilogi meliputi: - angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR) - angka kematian ibu (Maternal Mortalitu Rate/MMR) - angka kematian penyakit spesifik - angka kesakitan - angka harapan hidup (life ekspectacy) - pola penyakit - sepuluh penyakit terbanyak - angka insiden dan prevalensi penyakit 2. Administrasi Kesehatan Dikaji administrasi kesehatan yang bagaimana yang sesuai untuk sekelompok manusia yang meliputi: - sistem pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tipe masyarakat (dukun, bidan, dokter umum/spesialis sampai super spesialis - sarana kesehatan yang diperlukan (puskesmas, klinik bersalin, rumah sakit tipe AB dan C 3. Kesehatan Lingkungan Ruang lingkup kesehatan lingkungan untuk melihat parameter2 kesehatan lingkungan yang perlu dikaji dan menjadi focus di Indonesia: 1. Penyediaan air minum dan air domestic (kuantitas dan kualitas memenuhi syarat sehat) 2. Pengelolaan limbah padat, limbah cair dan pengelolaan pencemaran air (air tanah dan air permukaan) 3. Pengendalian vector (nyamuk, rodent, molusca dsb) 4. Pencemaran tanah oleh eksreta dan logam berat/B3 5. Sanitasi makanan dan minuman (termasuk persolan hygiene) 6. Pencemaran udara 7. Pencemaran air 8. Pengendalian radiasi 9. Kesehatan kerja dalam penyehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja 10. Pengendalian kebisingan 11. Kesehatan pemukiman 12. Perencanaan desa dan kota yang sehat Mekanisme pemaparan faktor2 lingkungan (Moeller 1992) Udara Sal nafas Air kulit manusia Sal cerna/kulit Makanan sal cerna Sal cerna/kulit Tanah Manifestasi klinik dampak kesehatan: 1. Kelompok akut, gejala klinik jelas dengan jumlah sedikit dan sering disebut kecelakaan sehingga perlu penanganan segera.Contoh: keracunan pestisida, demam tifoid 2. Kelompok subklinis, gejala klinis tidak jelas tapi tanda/indikator lab jelas, jumlah relatif banyak. Contoh: anemia Pb pada petugas SPBU 3. Kelompok gejala samar, gejala tidak khas baik klinis maupun laboratoris karena intensitas rendah, penderita sangat banyak. Contoh sick building sindrom karena pajanan indoor air quality dengan gejala subyektif mual dan pusing (bahan pencemar yg sering ditemukan CO2,CO,Nox,Sox,senyawa organik dan tingkat kebauan sehingga udara indoor kotor) Jenis2 pencemar udara CO : menggeser posisi O2 yang terikat pada Hemoglobin menjadi CoHb sehingga jaringan2 tubuh kekurangan O2 NOx : mengganggu sistem pernafasan dg membentuk HNO2 dan HNO3 diparu2 sehingga merusak mukosa Sox : kasus London Smog th 1952 menelan korban 3500 orang karena menyebabkan iritasi saluran nafas Jenis2 pencemar air Penggunaan air yg tidak memenuhi syarat akan menimbulkan gangguan kesehatan merupa penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular yang disebarkan air secara langsung disebut waterborne disease.Air merupakan kedia baik untuk tempat bersarangnya bibit penyakit.Penyakit dari air yang sering ditemukan: Cholera (oleh vibrio cholera), tiphus abdominalis(oleh salmonella typii),hepatitis A dan desentri amoeba (entamoeba histolytica) Kontaminasi air dapat menyebabkan beberapa penyakit: - kasus keracunan Cobalt di Nebraska menyebabkan gagal jantungm hipertensi - kasus Minamata (mercury), melalui proses biologycal magnification pada hewan2 laut yang dikonsumsi manusia menyebabkan 111 jadi cacat dan 41 diantaranya meninggal - kasus keracunan Cadmium di Toyoma Jepang melalui padi yang diairi oleh air yang tercemar Cd, menyebabkan tulang lunak sehingga tulang punggung menjadi nyeri Air juga dapat menjadi sarang insekta sebagai vektor yang membawa penyakit, diantaranya: - filariasis penyebab elephantiasis (filaria adalah cacing penyebab kasus kaki gajah). Gigitan nyamuk akan membawa larva filaria yang ada dalam darah penderita untuk menularkannya kepada manusia lain. - Demam berdarah oleh vektor Aedes Untuk mencegah terjadinya penyakit dari air, kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air baik dari segi fisik, kimia, biologi dan radioaktiv) Pencemar air penyebab gangguan kesehatan dikelompokkan menjadi: 1. Infectious agents (bakteri, parasit dsb) sumber:feses eksreta manusia dan hewan 2. Zat kimia organik(pestisida, deterjen, minyak, bensis dll) sumber: industri, rumah tangga dan pertanian 3. Zat kimia anorganik (asam, logam dll), sumber:limbah industri, bahan pembersih rumah tangga dll) 4. Zat radioaktif(uranium, thorium dll), sumber:pertambangan, produksi senjata 4. Status gizi Status gizi sangat penting adalah parameter sangat penting dalam kesmas karena menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat tertentu.Cara menghitung salah satunya dengan Basal Metabolisme Index (BB/TB kuadrat), dengan kualifikasi obesitas, kelebihan gizi, normal dan kurang gizi. Teknik prediksi dampak kesmas dalam amdal Data primer Identifikasi parameter2 kesmas untuk memprediksi keadaan waktu yang akan datang memerlukan data ekologi, budaya, demografi dan sosial ekonomi. Metode administrasi kesehatan yang dilakukan misalnya dengan matriks.Data yang didapat dari hasil wawancara dan quisoner tentang sikap dan perilaku untuk melihat angka prevalensi dan kualitas pelayanan yang ada. Data sekunder Dengan data sekunder dapat dilakukan prediksi kondisi kesmas dengan menghubungkan dosis kontamina/zat pencemar engan respon berupa gangguan penyakit. 1. Dampak pencemaran air oleh coli terhadap kesehatan(diare) Pencemaran air Coli di sungai Deli = 6.300.000 /ml Laju tingkat kematian (%) = 0.367 Angka kematian umum Jabotabek = 0.0056 Populasi beresiko diare = 12.000.000 Jadi kenaikan jumlah kematian karena diare: 0.367 x 0.0056 x 6.300.000 x 12.000.000 = .......... 2. Pencemaran udara Tingkat kematian umum Jabotabek = 0.0056 Perubahan tingkat kematian per 1 ng/m3 = 0.000682 Kadar TSP = 200 ng/m3 (standard 90 ng/m3) Populasi yang mempunyai resiko = 10.900.000 Jadi kenaikan jumlah kematian karena TSP : 0.056 x 0,000682 x 110 ng/m3 x 10.900.000 = 4.580 kematian Peningkatan bronkhitis pada anak2 karen aTSP: Peningkatan bronkhitis per 1 ng/m3 = 0.00086 Anak di bawah umur 10 th = 24% Jadi jumlah peningkatan kasus bronchitis: 0.00086 x 110 x 10.900.000 x 24% = 247.000 kasus Kehilangan hari kerja karena TSP Kehilangan hari kerja minggu untuk setiap 1 ng/m3 = 0.00145 Populasi pekerja yang beresiko = 3.815.000 1 tahun = 26 minggu Jadi jumlah kehilangan hari kerja karena TSP = 0.000145 x 110 x 3.815.000 x 26 x 6 hr = 9.492.483 hari/ tahun VI. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA DAMPAK SOSIAL EKONOMI Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera bagi masyarakat. Tetapi setiap kegiatan pembangunan akan mengakibatkan perubahan mendasar pada kondisi lingkungan berupa dampak baik yang bersifat positif maupun negatif bagi lingkungan fisik, hayati dan sosial.Khusus untuk lingkungan sosial, yang dikaji adalah bagaimana pambangunan itu dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat secara merata dan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan. Dampak pada komponen sosial ekonomi adalah perubahan lingkungan yang terjadi akibat suatu kegiatan pada kehidupan manusia. Kegiatan manusia yang dilakukan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan bagi kelangsungan hidupnya dan meningkatkan taraf hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan makanan, pakaian, perumahan dan sebagainya. Untuk dapat menjaga kelangsungan hidup manusia tersebut maka selayaknya pembangunan itu melihat pula pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pembangunan tidak boleh dipaksakan dilakukan di suatu tempat jika memang tidak dikehendaki atau akan merugikan masyarakat. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat dan dampak akibat pembangunan tersebut adalah melalui studi amdal. Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena: 1. Kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul akibat tingkat pemilikan faktor produksi masih rendah atau teknologi yang dimiliki masih rendah, kualitas sdm masih rendah (antara lain pendidikan, kesehatam ketrampilan dan pengalaman, dsb). Faktor penyebabnya biasanya bersifat internal dan berhubungan dengan nilai2 budaya yang dianut misalnya tidak biasa bekerja keras, boros, menganggap pendidikan kurang penting, kurang berjiwa wiraswasta dsb. 2. Kemiskinan buatan, yaitu kemiskinan yang disebabkan adanya perubahan2 ekonomi, teknologi dan pembangunan secara menyeluruh, dimana kelembagaan yang ada membuat mesyarakat tidak menguasai sumber2 ekonomi dan fasilitas2 secara merata sehingga sebagian masyarakat mengalami kemiskinan.Kemiskinan jenis ini lebih disebabkan faktor eksternal atau hambatan kelembagaan,misalnya kekurangan pendidika, tidak tersedianya pemukiman yang sehat, kekuarangan perlingungan hukum/pemerintah dsb. Menetapkan komponen sosial ekonomi: Beberapa komponen2 sosial ekonomi yang dianggap perlu dan penting untuk dikaji lebih cermat dan mendalam antara lain: 1. Komponen Sosial Demografi, dapat dilihat dari indikator dan parameter berikut: a. Pola perkembangan penduduk, diantaranya jumlah penduduk menurut jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan ,kepadatan penduduk, sebaran penduduk, dan pertumbuhan penduduk ( tingkat kelahiran , kematian ) b. Pola perpindahan penduduk, dapat dilihat dari migrasi penduduk (imigrasi, emigrasi dan pola2nya) c. Persepsi masyarakat, yaitu mengkaji persepsi masyarakat pada rencana kegiatan sehubungan dengan perubahan tingkat pendapatan, penyerapan tenaga masyarakat dll akibat proyek. 2. Komponen Sosial Ekonomi, dapat dilihat dari parameter sbb: a. Pola perkembangan ekonomi sumberdaya, dapat dilihat dari keadaan sumberdaya alam yang tersedia, pola penggunaan lahan dan pemilikannya, keadaan SDA milik umum musalnya sumber air. b. Ketenaga kerjaan, dapat dilihat dengan mengukur jumlah angkatan kerja, jumlah pengangguran dsb c. Ekonomi rumah tangga, dapat dilihat dengan mengukur tingkat pendapatan penduduk. d. Aktifitas perekonomian, akibat adanya proyek maka struktur ekonomi menjadi berkembang berupa timbulnya sumber2 pekerjaan baru.Keadaan ini dapat dilihat dengan mengukur: kesempatan kerja baru, fasilitas umum dan sosial, pendapatan asli daerah dll Dampak sosial ekonomi yang diperkirakan akan timbul: a. Tahap konstruksi, misalnya terjadi ketegangan sosial akibat perubahan kepemilikan lahan b. Tahap konstruksi, akan timbul mobilitas penduduk, pertumbuhan sektor informal pedagang kaki lima, terbukanya kesempatan kerja, perubahan matapencaharian, perubahan tingkat pendapatan c. Tahap pasca konstruksi, akan timbul perubahan perilaku penduduk, kepadatan penduduk, peningkatan aktifita perekonomian dll Prinsip dasar dalam penanganan dampak sosial ekonomi 1. Perlu melibatkan peranserta masyarakat dalam setiap rencana pembangunan 2. Setiap pembangunan seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,terutama masyarakat sekitar kegiatan. 3. Setiap pembangunan sebaiknya dapat meningkatkan ketrampilan dan pendidikan masyarakat 4. Setiap pembangunan seharusnya dapat melakukan pemerataan pendapatan 5. Dll. DAMPAK SOSIAL BUDAYA Dampak sosial budaya merupakan konsekuensi atau pengaruh suatu kegiatan pembangunan pada lingkungan yang menyentuh aspek sosial budayanya. Interaksi pembangunan dengan masyakat dapat digambarkan sbb: KEGIATAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN Aspek sosial budaya Aspek fisik (alam&binaan) Aspek social ekonomi Komponen sosial adalah bagian dari lingkungan yang perlu dikaji dalam setiap perancanaan pembangunan yang memenuhi syarat amdal. Komponen ini dipakai dalam mengidentifikasi dan mengukur gejala2 sosial dan dalam mengelola atau memantau suatu lingkungan. Komponen2 sosial budaya (menurut Kep.Bapedal No.299 tahun 1996): 1. Kebudayaan Aspek yang dinilai: adat istiadat, nilai dan norma budaya 2. Proses sosial Aspek yang dinilai: kerjasama sosial, konflik, akulturasi, kohesi sosial 3. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat Struktur kelembagaan dan pranata sosial dibidang ekonomi (mis.hak ulayat atas pemilikan tanah), pendidikan, agama, keluarga dan sosial 4. Warisan budaya Aspek yang dinilai: ada atau tidaknya situs purbakala, cagar budaya 5. Pelapisan sosial Aspek yang dinilai: pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan kekuasaan 6. Kekuasaan dan wewenang Aspek yang dinilai: kepemimpinan formal/informal, kewenangan formal/informal, mekanisme pengambilan keputusan dikalangan masyarakat setempat 7. Sikap dan persepsi msyarakat terhadap rencana usaha dan kegiatan 8. Adaptasi ekologi Aspek yang dinilai: a). Mekanisme perlindungan/pemeliharaan lingkungan secara lokal yaitu nilai-nilai kearifan tradisional yang dianut masyarakat setempat dalam menjaga lingkungannya (ch.aturan adat besrta sangsi adatnya yang mengatur tata cara pengambilan hasil hutan oleh masyarakat setempat di suku Sasak). b). Cara penyesuaian penduduk asli terhadap tipe ekosistem (pegunungan, rawa, dataran tinggi/rendah, pesisir dan laut) antara lain, pakaian, alat trasnpportasi dan rumah. Contoh teknik prediksi dampak sosial ekonomi dan sosial budaya dalam amdal Menghitung perkiraan besarnya densitas (kepadatan) penduduk setelah kegiatan pembangunan/proyek berdiri: Besarnya dampak densitas penduduk dapat diperkirakan dengan menghitung selisih kepadatan penduduk jika tanpa proyek dan kepadatan penduduk dengan proyek. Tanpa proyek: Dtp = Po ( 1 + rtp) t/L Dtp = densitas penduduk tanpa proyek Po = jumlah penduduk pada saat pengukuran (rona lingkungan awal) rtp = angka rata2 pertumbuhan penduduk/tahun tanpa proyek L = luas total wilayah (km2) Dengan proyek: Ddp = Po ( 1 + rdp) t/Ltot-Li Ddp = densitas penduduk dengan proyek Po = jumlah penduduk awal tahun Rdp = angka rata2 pertumbuhan penduduk dengan proyek t = waktu prediksi (tahun) L tot = luas total daerah Li =luas lahan yang digunakan untuk proyek Besarnya dampak : D = Ddp- Dtp VII. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK TERHADAP BENTANG ALAM DAN ESTETIKA Bentang alam merupakan hamparan materi alam (berupa ruang yang meliputi daratan, lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah sebagai tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya) Sedangkan estetika disini merupakan pengalaman bathin yang berhubungan dengan pengamatan terhadap wujud lingkungan baik yang sifatnya ilmiah(estetika instrumental) maupun estetika normatif (norma2 filosofis). Semua unsur2 estetika tidak dapat diatur dengan peraturan pemerintah. Penataan ruang sangat diperlukan untuk melindungi SPK (sistem penyangga kehidupan) yaitu proses alami yang menjamin kelangsungan hidup makhluk yaitu manusia, hewan dan tumbuhan. Sistem penyangga kehidupan meliputi mata air, tepian sungai, danau, jurang, fungsi hidrologi, keunikan alam, daerah pasang surut, hutan bakau dll. Sistem penyangga kehidupan ini perlu dilindungi dengan peraturan yang mengikat untuk tetap menjaga kelestariannya. Oleh karena itu pola penggunaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara dan tata guna sumberdaya alam dsb diatur oleh pemerintah agar kelestarian sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Peraturan yang berhubungan dengan tata ruang adalah UU No.24 tahuin 1992. Beberapa lahan/kawasan ditetapkan sebagai kawasan lindung yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung terbagi menjadi beberapa bagian: 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya a. Kawasan hutan lindung b. Kawasan bergambut c. Kawasan resapan air 2. Kawasan perlindungan setempat a. Sempadan pantai b. Sempadan sungai c. Kawasan sekitar danau/waduk d. Kawasan sekitar mata air 3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya a. Kawasan suaka alam b. Kawasan suaka alam laut dan peraiaran lainnya c. Kawasan pantau berhutan bakau d. Taman Nasional, Taman Hutan Rayam Taman Wisata Alam e. Kawasan cagar budaya dan Ilmu pengetahuan 4. Kawasan rawan bencana alam a. Kawasan letusan gunung berapi b. Wilayah gempa bumi c. Kawasan tanah longsor Upaya yang dapat dilakukan : 1. Membuat AMDAL pada waktu merencanakan tata ruang 2. Memasyarakatkan etika lingkungan 3. Pemperbaiki penegakan hukum dan pengawasan 4. Pemberdayaan masyarakat Contoh dampak bentang alam akibat kegiatan PLTU Hujan asam Flora dan fauna mati Tanah, sungai, air tanah asam Produksi ikan menurun Erosi dan sedimentasi Terumbu karang rusak dan mati Kesejahteraan nelayan menurun