Tuberkulosis (TB) TB adalah penyakit menular dengan jumlah kasus baru mencapai 8,8 juta per tahun di seluruh dunia. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi TB dengan 75% ada di kalangan usia produktif. Indonesia sendiri berada di peringkat kelima dunia dengan penderita TB terbanyak. Di Indonesia keberhasilan pengobatan TB mencapai 90% dan deteksi kasus TB baru mencapai 70%. Akan tetapi, pada tahun 2012 diketahui bahwa TB masih menjadi penyebab kematian nomor 2 di negara ini. Sebagai kegawatdaruratan di bidang kesehatan masyarakat, pendeteksian dan pengobatan TB tersedia mulai dari tingkat Puskesmas dengan biaya yang terjangkau. Apa itu TB? TB adalah penyakit yang disebabkan kuman Mycobacterum tuberculosis. Kuman ini dapat menyerang paru atau jaringan tubuh lainnya. Mycobacterium berbentuk batang dan bersifat aerobik obligat. Manusia adalah satu-satunya tempat di mana kuman ini dapat berkembang biak. Keluarga kuman ini bersifat tahan asam dan memerlukan pengecatan khusus, yakni Ziehl-Neelsen, agar tampak di mikroskop. Pada latar yang kontras kuman ini tercat merah muda. Perlu sekitar 10.000 organisme per mililiter dahak untuk bisa memvisualisasikan bakteri ini. Bagaimana kuman TB menyebar? Kuman TB menyebar melalui udara saat si penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. Yang hebat, kuman ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Perlu diingat bahwa TB tidak menular melalui berjabat tangan dengan penderita TB, berbagi makanan/minuman, menyentuh seprai atau dudukan toilet, berbagi sikat gigi, bahkan berciuman. Bahayakah TB? TB adalah kasus kompleks yang bila ditangani dengan tepat bisa disembuhkan, dan bila dibiarkan bisa berujung kematian. Sering terjadi under-treatment atau over-diagnosis karena berbagai alasan. Misalnya orang yang tak sadar bahwa ia sakit TB sehingga tidak berobat, lalai minum obat, dokter yang paranoid dengan TB, dsb. Hal ini bisa menimbulkan permasalahan seperti rantai penularan yang terus berlanjut dan kuman yang menjadi resisten terhadap obat (TB-MDR, multi drugs resistance). Kasus infeksi oleh kuman yang resisten akan menambah beban baik pasien maupun negara. Karena sulit, kasus TB-MDR perlu 1,5 tahun pengobatan dengan biaya yang mahal. Siapakah yang disebut sakit TB? Orang yang bernafas menggunakan udara yang sama dengan yang tercemar kuman TB bisa saja terinfeksi TB; hal ini disebut infeksi TB laten. Infeksi laten berarti orang tersebut telah terinfeksi kuman TB, namun karena daya tahan tubuh yang bagus, maka kuman menjadi tidak aktif dan orang tersebut tidak sakit. Orang dengan infeksi laten tidak mempunyai gejala TB dan tidak bisa menularkan TB ke orang lain, berbeda dengan orang yang sakit TB. Orang dengan penyakit TB memiliki kuman aktif dalam tubuhnya dan berpotensi menularkan ke orang lain. Akan tetapi, bisa saja suatu waktu orang dengan infeksi laten berkembang menjadi penyakit TB karena kondisi daya tahan yang menurun. Tak jarang orang seperti ini mendapat pengobatan pencegahan penyakit TB. Angsamerah Gedung Graha Media, lt. 2, Jl. Blora 8, Menteng, Jakarta Pusat 10310 +62 21 3915189 +62 856 8445 709 (sms/whats app/line) [email protected] angsamerah.com facebook.com/angsamerah twitter: @angsamerah google.com/+angsamerah Apa saja gejala TB? Gejala umum Rasa lemah, sakit berat Kehilangan berat badan Demam disertai keringat malam hari Gejala TB Paru Batuk berkepanjangan (>3 minggu), kadang batuk darah Nyeri dada Apakah TB hanya menyerang paru? Organ selain paru yang bisa diserang TB adalah: Pleura (lapisan pembungkus paru) Kelenjar getah bening Selaput otak Perikard (pembungkus jantung) Tulang dan persendian Kulit Usus Ginjal Saluran kencing,dan alat kelamin Mata, dll. Biasanya infeksi TB di luar paru dikaitkan dengan turunnya kekebalan tubuh terutama karena HIV/AIDS. Riset menunjukkan jika lebih dari 50% pasien dengan AIDS mengalami TB di paru dan organ lainnya. Gejala dan pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan organ yang terkena dan butuh penanganan oleh dokter spesialis. Perlukah saya tes TB? Umumnya tes TB memang tidak dilakukan pada setiap orang. Mereka yang perlu dites adalah: Orang yang berhubungan dengan penderita TB Orang dengan infeksi HIV atau penyakit lain yang melemahkan kekebalan tubuh Orang yang memiliki gejala TB Orang dari negara di mana Tb lazim ditemui (Amerika Latin, Karibia, Afrika, Asia, Eropa Timur, Rusia) Orang yang tinggal di daerah padat penduduk (penjara, penampungan, panti sosial) Orang yang menggunakan narkoba Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk diagnosis TB? Saat berkunjung ke dokter, urutan pemeriksaan yang dikerjakan adalah: Anamnesis. Menanyakan riwayat sakit dan faktor risiko Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang - Baku emas dengan BTA (basil tahan asam). Sampel yang dibutuhkan adalah dahak saat datang periksa pertama kali, dahak pagi hari saat bangun tidur, dan dahak datang kembali ke tempat periksa - Ronsen dada - Mantoux test dengan cara menyuntikkan sejumlah cairan ke dalam kulit dan melihat reaksinya dalam beberapa jam. Petugas kesehatan akan melihat apakah ada kemerahan dan pembengkakan yang diukur menggunakan penggaris untuk menentukan maknanya. Hasil positif terdapat pada orang yang terinfeksi TB - Tes darah untuk menilai sistem kekebalan tubuh terhadap TB namun masih jarang di Indonesia Angsamerah Gedung Graha Media, lt. 2, Jl. Blora 8, Menteng, Jakarta Pusat 10310 +62 21 3915189 +62 856 8445 709 (sms/whats app/line) [email protected] angsamerah.com facebook.com/angsamerah twitter: @angsamerah google.com/+angsamerah Jika hasil dirasa meragukan, maka dokter akan menunggu beberapa saat untuk mengulang tes dan memastikan diagnosis TB. Bagaimana TB diobati? Pengobatannya bersifat jangka panjang sekitar 6-9 bulan. Penghentian sebelum waktunya membuka kemungkinan kambuh (relaps) dan minum obat yang tidak sesuai ketentuan bisa menyebabkan TB-MDR. Penderita AIDS dengan TB mendapat pengobatan lain selain TB. Obat yang biasa digunakan adalah isoniazid (INH), rifampisin, etambutol, dan pirazinamid. Periode pengobatan dibagi dua, fase inisial selama 2 bulan, diteruskan dengan fase lanjut selama 4-7 bulan dengan kombinasi obat tertentu. Pengobatan dinyatakan komplit bila dosis tercapai atau periode pengobatan terpenuhi. Adakah efek samping pengobatan TB? Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan dari pengobatan TB: Mual dan muntah Kencing berwarna kemerahan Gangguan pendengaran Gangguan penglihatan Gatal-gatal pada kulit Gangguan fungsi hati Gangguan metabolisme ginjal terkait asam urat Disarankan bagi para penderita TB, selain rajin meminum obat juga rajin kontrol ke dokter untuk memantau timbulnya efek samping. Apa itu PMO? PMO adalah pengawas minum obat. PMO diperlukan karena periode pengobatan yang panjang dan membutuhkan kedisiplinan dari pasien. Biasanya yang ditunjuk menjadi PMO adalah anggota keluarga yang tinggal serumah, sehingga bisa mengingatkan waktu minum obat. Tugas PMO yang lain adalah memperhatikan kemunculan efek samping akibat mengonsumsi obat TB. Selain melaporkanya pada dokter atau tenaga kesehatan, PMO juga diharapkan mampu memotivasi pasien TB yang menolak minum obat. Bagaimana mencegah TB? Pendidikan. Dengan pendidikan yang memadai, masyarakat menjadi tahu bahwa TB tidak menular melalui merokok, konsumsi alkohol, stres, kelelahan, tidur di lantai, atau tidur larut malam. Rumah sehat dengan ventilasi cukup Menjaga kebersihan lingkungan Mengonsumsi makanan bergizi seimbang Menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin Tidak meludah atau membuang dahak di sembarang tempat Referensi www.cdc.gov pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/STRANAS_TB.pdf Penulis dr. Gina Anindyajati [email protected] Angsamerah Gedung Graha Media, lt. 2, Jl. Blora 8, Menteng, Jakarta Pusat 10310 +62 21 3915189 +62 856 8445 709 (sms/whats app/line) [email protected] angsamerah.com facebook.com/angsamerah twitter: @angsamerah google.com/+angsamerah