KEUNGGULAN KOMPARATIF, SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN (PERHITUNGAN SUPPLY DUNIA) Zuriani MENGAPA TERJADI PERDAGANGAN INTERNASIONAL? Pada pasar dunia (world market) umumnya pelaku pasar cenderung bersaing (competitive behaviour) dan menerima harga yang sama (international price). Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tiap negara mempunyai 2 pilihan: Memproduksi sendiri (direct production) semua barang yang dibutuhkan Memproduksi barang yang menjadi keunggulan komparatif negara tersebut dan mengekspornya, serta mengimpor barang yang tidak menjadi keunggulan komparatif negara tersebut(acqusition through trade) Suatu negara akan melakukan perdagangan (impor dan ekspor) apabila mendapat keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika memproduksinya sendiri CONTOH Tabel 1. Labour Coefficient Kebutuhan TK Negara A Negara B Komoditi X (TK) 4 6 Komoditi Y (TK) 2 12 4/2 =2 1/2 Rasio biaya X terhadap Y Misalkan terdapat dua negara A dan B, yang dapat menghasilkan 2 komoditi X dan Y dengan kebutuhan unit tenaga kerja untuk menghasilkan 1 unit masing-masing komoditi (labour coefficient) sebagaimana yang terdapat pada Tabel 1. Karena diasumsikan (Ricardo) bahwa TK merupakan satu2nya input dan biaya TK/ unit sama untuk setiap unit ditiap negara, maka diperoleh rasio biaya untuk masing-masing negara. Misalkan international price ratio (terms of trade) Px/Py = 10 Terdapat 2 hal yang dapat dilakukan A untuk merespon peluang : (1)A dapat melanjutkan memproduksi X dan Y (direct production) (2)A dapat memproduksi Y (jika y itu keunggulannya,lakukan perhitungan untuk menentukan keunggulan komparatif negara A) dan menukarnya dengan komoditi lain yang dibutuhkan (acquisition through trade) OPPORTUNITY OF TRADE Acquisition through trade (tambahan melalui perdagangan): Px/Py =10, artinya harga 1 unit x = 10 kali harga 1 unit y. Jika Py=1 , maka Px =10 sehingga jika A ingin mendapatkan tambahan 1 X dengan mengimpor (acquisition through of trade) , maka A harus memberikan 10 Y. Negara A Direct production Acquisition through of trade Komoditi X 4 10 x 2 = 20 Komoditi Y 2 1/10 x 4 = 2/ 5= 0.4 Untuk memproduksi 10 Y negara A membutuhkan 20 TK (tiap 1 unit Y membutuhkan 2 TK). Dengan cara yang sama, diperoleh bahwa tambahan 1 unit Y, negara A harus memberikan 1/10 X dan membutuhkan 2/5 TK untuk memproduksinya. PILIHAN UNTUK NEGARA A Negara A Direct production Acquisition through trade Komoditi X 4 10 x 2 = 20 Komoditi Y 2 1/10 x 4 = 2/ 5 Dengan asumsi biaya per unit TK yang sama untuk tiap sektor dan tiap negara, maka dari Tabel terlihat bahwa biaya Untuk memperoleh tambahan 1 unit X Dengan produksi sendiri (DP) : 4 Dengan impor (ATT) : 20 Untuk tambahan 1 unit X lebih menguntungkan produksi sendiri Untuk memperoleh tambahan 1 unit Y Dengan produksi sendiri (DP) : 2 Dengan impor (ATT) : 0.4 Untuk tambahan 1 unit Y lebih menguntungkan mengimpor Kesimpulan: Negara A berspesialisasi memproduksi X, dan mengekspornya untuk memperoleh Y Sebelum perdagangan: Price ratio negara A = 4/2= 2 Jumlah TK untuk menghasilkan komoditi X 2 kali lebih banyak dibandingkan Y, sehingga harga jual X 2 kali lebih mahal Setelah perdagangan: Price ratio negara A = 20/(0.4) = 50 Harga jual X 50 kali lebih mahal dibandingkan Y Karena nilai X jauh lebih mahal di pasar internasional dibandingkan dengan pasar domestik, maka akan lebih menguntungkan bagi negara A untuk memproduksi X dan menjualnya ke pasar internasional/ mengekspor Dengan cara yang sama, tentukan keputusan apa yang akan diambil negara A dan B jika: Px/Py= ¼,? Px/Py =1? Px/Py = 5? Jika labour coefficient untuk komoditi X dan Y adalah ax dan ay maka dari perhitunganperhitungan tersebut dapat diperoleh kesimpulan jika Dengan cara yang sama, tentukan keputusan apa yang akan diambil negara A jika international Px/Py= ¼,? Jika Px/Py =1? Jika Px/Py = 5? Jika labour coefficient untuk komoditi X dan Y adalah ax dan ay maka dari perhitungan-perhitungan tersebut dapat diperoleh kesimpulan jika Px ax spesialisa si y Py ay Px ax spesialisa si x Py ay Px ax indifferent Py ay Bagaimanakah spesialisasi negara A dan B berdasarkan perbandingan TOT dengan rlc? SUPPLY DUNIA Dengan menggunakan prinsip tersebut, dapat dihitung supply dunia. Misalkan hanya ada 2 negara di dunia, A dan B, untuk menghasilkan komoditi X dan Y aLx 4 2 L =16 aLy 2 SUPPLY DUNIA Px/Py A X 1 <1/2 2 =1/2 3 1/2<Px/Py<2 4 =2 5 >2 a*Lx a*Ly B Y X 6 1/ 2 12 dunia Y X X* Y Y* aLx 4 aLy 2 L =16 SUPPLY DUNIA Px/Py A B a*Lx a*Ly 6 12 dunia X Y X Y X X* Y Y* 1 <1/2 0 16/2=8 0 16/12=1.3 0 2 =1/2 0 16/2=8 Min: 0/6 Max: 16/6=2.6 Max: 16/12=1.3 Min: 0/12 Min: (0+0)/(8+1.3)=0 Max: (0+2.6)/(8+0) =0.325 0<X/Y<1 3 1/2<Px/Py<2 0 16/2=8 16/6=2.6 0 0+2.6/8+0=0.325 4 =2 Min: 0/4 Max: 16/4=4 Max: 16/2=8 16/6=2.6 0 Min: (0+2.6)/8+0=0.325 Max: (4+2.6)/(0+0)=∞ 16/6=2.6 0 Tend ∞ 5 >2 16/4=4 Min: 0/2 0 GRAFIK FUNGSI SUPPLY (RELATIF) DUNIA Px Py RS 2 1/ 2 0,325 Qx Qy Dengan ketentuan perbandingan antara price ratio dan labour coefficient ratio, diperoleh pola spesialisasi untuk negara A sbb: Y 0 1 X 2 3 4 Price Ratio POLA SPESIALISASI DAN PERDAGANGAN Dengan cara yang sama diperoleh spesialisasi negara B Y 0 X 1/2 2 1 3 4 Px/Py serta perdagangan antar negara A dan B A=Y B=X A=X B=X A=Y B=Y 0 1/2 1 2 3 4 Px/Py Dari Gambar terlihat bahwa jika: Px/Py < 1/2 ½<Px/Py <2 A spesialisasi Y dan B spesialisasi X Px/Py >2 A dan B spesialisasi Y (tidak produksi X) A dan B spesialisasi X (tidak produksi Y) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perdagangan hanya akan terjadi jika price ratio berada diantara labour coefficient 2 negara yang terlibat KELEMAHAN PENDEKATAN TERMS OF TRADE Jika international price lebih kecil atau lebih besar dari range labour coefficient kedua negara yang terlibat, maka keduanya akan memproduksi komoditi yang sejenis. Jika keduanya membutuhkan 2 jenis komoditi, maka spesialisasi tidak akan bertahan dalam jangka panjang. Jika international price sama dengan labour coefficient salahs satu negara, maka biaya memproduksi sendiri sama dengan mengimpor sehingga perdagangan tidak akan menguntungkan negara tersebut. Dalam kondisi yang demikian, perdagangan tidak akan bertahan dalam jangka panjang.