Menjadi Saksi Kebangkitan-Nya

advertisement
BAHAN PASKAH GMIT
2017
Tema:
“Kebangkitan Kristus
Membebaskan Kita dari Kuasa Kematian”
(Roma 6:10)
Majelis Sinode Harian GMIT
2017
Kata Pengantar
Pujian syukur ke hadirat Tuhan karena Bahan Paskah GMIT
ini dapat dirampungkan. Tema Paskah GMIT 2017 sesuai Tema
Paskah PGI, yaitu “Kebangkitan Kristus membebaskan kita dari
kuasa kematian” (Roma 6:10). Tema ini mengajak kita untuk
sadari bahwa anugerah keselamatan Allah dinyatakan dalam
kematian Kristus satu kali untuk selama-lamanya. Kristus tidak
mati berulangkali! Kematian-Nya satu kali adalah kematian yang
merangkum seluruh karya keselamatan Allah untuk seluruh
kehidupan umat manusia, sehingga harus direspons dengan
pembaruan hidup.
Bahan yang disajikan dalam buku ini adalah kerangka
khotbah, tata ibadah dan bahan kategorial. Bahan ini dimulai
dengan tujuh Minggu Sengsara, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu
Sunyi, Paskah 1 dan Paskah 2, diakhiri dengan bahan kategorial
anak, remaja, pemuda, bapak dan ibu.
Perkenankanlah kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada rekan-rekan sepelayan yang ikut ambil bagian dalam
pembuatan bahan ini, yaitu: Pdt. Emille R. Hauteas, S.Si, Pdt.
Nicolas St.E. Lumba Kaana, M.Th, Pdt. Ambrosius H. Menda, S.Th,
Pdt. Marthen Adu, M.Th, Pdt. Bethseba Fanggoidae-Nunuhitu,
M.Th, Vik. Dr. Ira Mengililo, Pdt. Maria A. Litelnoni-Johannes, MA
dan Pdt. Johny E. Riwu Tadu, S.Th, M.Sn.
Kiranya Bahan Paskah GMIT 2017 ini dapat digunakan
dengan baik dan memberikan inspirasi bagi penyelenggaraan
masa Paskah di Jemaat-jemaat, sehingga umat dapat merasakan
berkat Paskah.
Kami berharap dengan hadirnya bahan ini, penghayatan iman
kita tentang kasih Kristus yang menderita, mati dan bangkit –
yang membebaskan kita dari kuasa kematian - semakin
mendorong kita untuk berkarya bagi keselamatan dunia di sekitar
kita. Tuhan memberkati!
Februari 2017
Majelis Sinode Harian GMIT
2
Daftar Isi
Pengantar ……………………………………………………………………. 2
Daftar Isi …………………………………………………………………….. 3
Kerangka Khotbah
Minggu Sengsara 1: 26 Februari 2017 …………………………….... 5
Minggu Sengsara 2: 05 Maret 2017 ……………………………….… 8
Minggu Sengsara 3: 12 Maret 2017 ………………………………….. 10
Minggu Sengsara 4: 19 Maret 2017 ………………………………….. 15
Minggu Sengsara 5: 26 Maret 2017 ………………………………….. 19
Minggu Sengsara 6: 02 April 2017 …………………………………… 27
Minggu Sengsara 7/Minggu Palma: 09 April 2017 ……………….. 30
Jumat Agung: 14 April 2017 ………………………………………….. 32
Paskah 1: 16 April 2017 ……………………………………………….. 39
Paskah 2: 17 April 2017 ……………………………………………….. 46
Bahan Tata Ibadah
Penjelasan Liturgi ………………………………………………………… 51
Minggu Sengsara 1: 26 Februari 2017 …………………………….... 53
Minggu Sengsara 2: 05 Maret 2017 ……………………………….… 61
Minggu Sengsara 3: 12 Maret 2017 ………………………………….. 68
Minggu Sengsara 4: 19 Maret 2017 ………………………………….. 76
Minggu Sengsara 5: 26 Maret 2017 ………………………………….. 84
Minggu Sengsara 6: 02 April 2017 …………………………………… 92
Minggu Sengsara 7/Minggu Palma: 09 April 2017 ……………….100
Jumat Agung: 14 April 2017 …………………………………………..107
Paskah 1: 16 April 2017 ………………………………………………..117
Paskah 2: 17 April 2017 ………………………………………………..127
3
Bahan
Kerangka Khotbah
4
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 1
Minggu, 26 Februari 2017
TINGGAL BERSAMA ALLAH
DALAM FIRMAN-NYA
Keluaran 24:12-18
Pengantar
Perjalanan Umat Israel dari Mesir ke tanah perjanjian menyimpan
banyak cerita. Kitab Keluaran yang paling sering kita baca dan
kita renungkan adalah kisah penderitaan. Pasal pertama langsung
bercerita tentang suasana penindasan di Mesir. Kisah Israel yang
menderita menjadi model untuk membangun iman umat masa
kini. Bahwa perjalanan Israel atau pengembaraannya di padang
gurun sebelum sampai ke tanah Kanaan memang menuai banyak
penderitaan tetapi pada saat yang sama Tuhan tidak tinggal diam.
Penderitaan kerap dialami dalam perjalanan pengembaraan itu
tetapi pada saat yang sama tangan Tuhan yang kokok dan kuat
itu menolong mereka keluar dari berbagai kesulitan selama
perjalanan itu.
Ulasan Teks
Teks Keluaran 24:12-18 menceritakan permintaan Tuhan Allah
kepada Musa dan Yosua naik ke atas gunung Sinai untuk
menerima Loh Batu yang berisi hukum dan perintah bagi umat
Israel. Kalau kita membaca dengan baik teks ini, ternyata teks
berakhir tanpa kita mendapatkan informasi apakah Musa dan
Yosua kembali membawa Loh Batu yang dijanjikan oleh Tuhan
atau tidak. Teks berakhir pada ayat 18 di mana Tuhan Allah
menjumpai Musa dalam awan yang tebal. Ia bahkan tinggal empat
puluh hari empat puluh malam di atas gunung. Justru Loh Batu
baru diberikan oleh Tuhan Allah di pasal 31.
5
Umat diminta untuk menunggu sedangkan Musa dan Yosua naik
ke puncak gunung. Meninggalkan umat dalam kondisi yang
kurang kondusif bukan tanpa risiko. Di pasal-pasal berikutnya,
ternyata ketika Musa kembali dari gunung justru umat telah
menyimpang dari hadapan Tuhan. “Seluruh bangsa menanggalkan
anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan
membawanya kepada Harun dan dibuatnya anak lembu tuangan
(32:3-4). Rupanya meninggalkan umat empat puluh hari empat
puluh malam bukan waktu yang pendek untuk tetap bertahan
dalam iman dan pengharapan menghadapi situasi sulit dan
penderitaan karena perjalanan yang belum kenal ujungnya. Musa
belum turun dari gunung Sinai tetapi Tuhan Allah sudah tahu
persis apa yang dilakukan oleh Umat di bawah sana. “Pergilah,
turunlah sebab bangsamu yang engkau pimpin dari tanah Mesir
telah rusak lakunya (32:7)”. Empat puluh hari Musa bersama
Tuhan dan masuk ke dalam kemuliaan Tuhan di atas gunung
Sinai dan selama itu umat tidak bertahan untuk menunggu.
Durasi empat puluh hari itu terlalu lama bagi umat untuk
bertahan dalam iman kepada Tuhan Allah. Ketidaksabaran Umat
menunggu kembalinya Musa bukan saja mencederai iman mereka
tetapi sekaligus mengingkari akan pengakuan bahwa Tuhan
Allahlah yang membawa mereka keluar dari Mesir dan akan terus
membawa mereka masuk ke tanah Kanaan, tanah Perjanjian.
Transfigurasi yang dialami Musa di atas gunung Sinai kemudian
terulang lagi pada zaman Yesus. Petrus, Yakobus dan Yohanes
menyaksikan bagaimana Musa hadir lagi saat Yesus berubah rupa
dengan pakaian putih berkilat-kilat (Mark 9:2,3). Sebuah
simbolisasi kepemimpinan Musa yang diagungkan oleh Israel
turun-temurun terulang kembali. Pada konteks Perjanjian Baru,
kehadiran Musa dan Elia yang diakui sebagai tokoh besar yang
dijunjung dan dihormati pada saat Yesus dimuliakan dalam kisah
Injil Markus dapat juga dibaca sebagai simbolisasi baru
kepemimpinan di dalam Israel. Musa dan Elia telah tiada. Mereka
meninggalkan kesan kepemimpinan yang kuat atas Israel.
Sekarang, model kepemimpinan itu mendapat format baru di
dalam Yesus. Di dalam Yesus, Israel dituntun menuju masa depan
kehidupan yang menyelamatkan. Yesus bukan saja wakil Allah
yang memimpin Israel tetapi Ia adalah Tuhan yang menjadi
manusia. Di dalam Yesus kepemimpinan atas Israel mendapat
format baru yakni pemimpin yang menderita.
6
Musa marah kepada Israel yang menyimpang dari imannya ketika
ia berada di atas gunung Sinai. Kemarahannya diluapkan dengan
melempar dua loh batu sampai hancur di tanah. Yesus
menghadapi umat yang ingkar imannya dengan memberi diri dan
menderita. Menanggung semua hukuman yang mesti ditanggung
oleh umat karena dosa mereka.
Relevansi
Iman kristiani terbuka terhadap penderitaan. Penderitaan tidak
disangkal atau dihindari tetapi selalu dihadapi. Bahkan
kehidupan iman mengalami pertumbuhan kalau ada pengalaman
hidup penderitaan. Melaluinya orang Kristen belajar hidup dekat
kepada Allah. Selalu ada hikmat yang kita petik dari jalan hidup
bergelimang penderitaan.
Kehidupan ini perlu tuntunan. Orang Kristen hidup dalam
tuntunan Allah. Yang perlu kita dalami adalah bahwa Tuhan tidak
memperlakukan manusia seperti kanak-kanak. Pada saat tertentu
mungkin ada perasaan manusia dibiarkan berjalan sendiri seolaholah Tuhan menjauh. Justru pada saat seperti itulah Tuhan
sedang memberi kita kesempatan untuk bertumbuh dan beranjak
dewasa. Karena itu, tetaplah teguh dalam iman bahwa Tuhan
selalu memimpin jalan hidupmu apapun situasinya. Jangan
ingkar!
7
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 2
Minggu, 05 Maret 2017
KEMATIAN MELALUI ADAM,
KEHIDUPAN MELALUI KRISTUS
Roma 5:12-21
Pengantar
Bolehkah kita menikmati hasil tanpa usaha dan kerja keras?
Boleh. Ini dia ceritanya. Pohon-pohon besar yang ada di halaman
rumah dan kebun-kebun kita, bisa jadi bukan kita yang
menanamnya. Tanaman-tanaman umur panjang ini sudah
ditanam oleh kakek nenek kita. Sekarang, anak cuculah yang
menikmati hasilnya. Kita tidak berlelah dan berusaha tetapi kita
menikmati hasilnya. Warisan ini kita peroleh dengan cuma-cuma.
Karena ini adalah warisan maka anak dan cucu-cuculah yang
berhak untuk menikmatinya. Dalam hubungan dengan Dosa,
manusia juga mengalami apa yang sekurang-kurangnya, sama
dengan ilustrasi di atas. Dosa satu orang menyebabkan semua
orang berdosa. Tetapi pada akhirnya semua orang diselamatkan
oleh karena pengorbanan satu orang.
Ulasan Teks
Teks Roma 5:12-21 mempersandingkan dua figure, yakni Adam
dan Kristus yang berhubungan dengan dosa dan anugerah. Adam
adalah penyebab masuknya dosa ke dalam dunia. Dari Adam
semua manusia menjadi berdosa. Karena Adam, maka maut
menjadi berkuasa atas manusia. Sebaliknya karena satu orang
yakni Yesus Kristus, kasih karunia Allah dilimpahkan. Melalui
Yesus Kristus, anugerah kebenaran hidup dan berkuasa.
Harus juga dipahami bahwa Kasih Karunia Allah tidak dapat
disandingkan dengan dosa. Menurut Paulus dalam surat Roma,
Kasih karunia Allah tidak sama dengan pelanggaran karena dosa.
8
Kasih karunia Allah jauh lebih besar dari dosa karena satu orang.
Antara Dosa dan Kasih karunia Allah ada Hukum Taurat.
Menurut surat Roma, Hukum Taurat ditambahkan supaya
pelanggaran menjadi semakin banyak. Kita pasti kaget dengan
pernyataan ini. Bukankah Hukum Taurat menjadi pedoman yang
memungkinkan seseorang menjadi mawas diri dan bercermin
untuk hidup dalam kebenaran. Larangan dan perintah dalam
hukum taurat yang menuntut ketaatan manusia akan berujung
pada prilaku manjauhkan diri dari pelanggaran dan dosa. Posisi
hukum Taurat dalam hubungan dengan Dosa menegaskan bahwa
manusia pada dirinya tidak mampu keluar dari lingkaran dosa.
Tuntutan taurat sangat berat dan kompleks sama sekali tidak
memberi kemungkinan untuk manusia bisa memenuhinya secara
sempurna.
Relevansi
Pergumulan manusia dengan dosa tidak akan pernah berakhir
sekiranya manusia mengandalkan kekuatan dirinya saja. Hanya
karena intervensi Allah (campur tangan Allah) yang dapat
membebaskan manusia dari dosa. Di pihak lain, kehidupan dalam
dosa seringkali sangat memikat. Dosa menampakkan wajahnya
dengan cara yang menggoda sehingga siapapun dapat hanyut di
dalamnya. Tetapi segala hal yang memikat karena dosa biasanya
bersifat semu. Kesenangan yang tercipta karena dosa biasanya
tidak langgeng. Bahkan selalu berakhir dengan penderitaan dan
maut. Manusia tidak punya kekuatan yang penuh untuk melawan
dosa. Manusia perlu di tolong. Hanya saja tidak ada kekuatan
apapun di dunia ini yang mumpuni untuk menolong manusia.
Surat Roma dengan tegas menyatakan bahwa dosa menjadi
berlimpah karena manusia tidak sanggup memenuhi tuntutan
hukun taurat tetapi ada Kasih Karunia Allah di dalam Yesus
Kristus yang membebaskan manusia dari maut karena dosa.
Mansusia menerima pembebasan dari dosa karena kasih
anugerah Allah. Manusia tidak berlelah, tidak berjuang tetapi
menerima pembebasan itu karena anugerah Allah.
9
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 3
Minggu, 12 Maret 2017
HIDUP BARU
DI DALAM KRISTUS
Yohanes 3:1-12
Pendahuluan
Manusia modern dengan aneka kecanggihannya tidak mengurangi
permasalahan kehidupan. Sebaliknya, kemajuan ilmu dan
teknologi menimbulkan banyak masalah baru yang semakin
rumit. Ketidak adilan sosial dan kemiskinan ekonomi,
kesimpangsiuran informasi dan kesembrautan sistem politik,
keserakahan kuasa dan eksploitasi terhadap alam makin menjadijadi, semakin tak terkontrol. Perdebatan tentang hukum yang
semakin intens terjadi di ruang publik justru menunjukkan
betapa lemahnya penegakkan hukum bagi kaum rakyat jelata.
Kerangka Khotbah ini dibuat untuk dipakai pada hari minggu ke3, masa raya sengsara Tuhan Yesus. Harapan yang ada di balik
pengadaan kerangka khotbah ini adalah agar perayaan kita
bermakna bagi penyegaran iman dan pemantapan komitmen
pelayanan untuk mengambil bagian dalam karya solidaritas Allah.
Kiranya, dengan memandang kepada Kristus yang menderita
sampai mati tersalib di tiang gantungan Golgota, kita makin
berdaya dan makin aktif berkarya bagi perubahan dan
pembaharuan diri, gereja dan masyarakat.
Seorang Kristen tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri.
Menjadi pengikut Yesus menuntut komitmen untuk hidup
menurut jalan yang ditunjukkan Kristus, rela menderita sampai
mati demi menyelamatkan dunia dari ancaman kematian oleh
dosa. Misi Kristen menyatu pada misi Kristus yang tersalib untuk
membaharui hidup. Dosa manusia mengancam kehidupan yang
diciptakan Allah. Manusia dicurangi dan disakiti oleh dosa. Alam
dikuras dan dihancurkan. Ketika semua ciptaan terancam
kemalangan, karya Kristus membaharui hidup dengan cara
10
menunjukkan kasih Allah yang menjamin masa depan kehidupan.
Kekristenan muncul di atas panggung sejarah sebagai agen Allah
untuk membaharui kehidupan. Misi kekristenan bukan sekedar
melekatkan diri pada Kristus melainkan meneladani kristus yang
berkarya bagi pembaharuan kehidupan di dunia. Tiap orang dan
komunitas Kristen dikaruniai panggilan hidup baru di dalam
Kristus, yakni menjadi agen Allah untuk pembaharuan hidup.
Tafsiran: Perjumpaan, percakapan dan keterlibatan
Nas kita, Yohanes 3:1-21, berisi kisah perjumpaan dan
percakapan antara Nikodemus dengan Yesus. Dalam nas kita
disinggung beberapa hal tentang pribadi Nikodemus. Pertama, Ia
adalah seorang pemimpin agama Yahudi, dari golongan orang
Farisi. Dalam cerita Injil golongan Farisi sering disebut. Kesannya,
bahwa di kalangan masyarakat Yahudi golongan Farisi sangat
dikenal dan dihormati. Golongan ini dekat dengan kaum ahli
Taurat, sebagai kelompok yang sangat berminat kepada penerapan
hukum Taurat. Mereka mendirikan sinagoge dan sekolah-sekolah.
Mereka ingin melindungi agama Yahudi dari pengeruh budaya
asing dan ingin membaharuinya dengan memberlakukan hukum
Taurat secara ketat, misalnya tentang Sabat, puasa, makanan
yang halal dan haram. Nikodemus, seorang guru Yahudi, datang
kepada Yesus di malam hari, dengan membawa sebuah
pernyataan keyakinan. Ia sangat yakin bahwa Yesus adalah
seorang guru yang diutus Allah. Keyakinannya itu didasarkan
pada tanda-tanda yang diadakan Yesus. Nikodemus berkeyakinan
bahwa hanya orang yang disertai Allah saja yang dapat melakukan
tanda-tanda seperti yang Yesus lakukan. Nikodemus telah melihat
sejumlah tanda pada karya Yesus, tanda-tanda itulah yang
meyakinkan Nikodemus bahwa Yesus adalah seorang guru yang
diutus Allah. Perjumpaan Yesus dengan Nikodemus melahirkan
sebuah percakapan mengenai pernyataan keyakinan tentang
Yesus.
Nikodemus mengatakan kepada Yesus tentang keyakinannya. Ia
sangat yakin bahwa Yesus adalah Guru yang diutus oleh Allah.
Pernyataan itu tidak terjadi serta merta, melainkan muncul dari
pengamatan berkali-kali, bahwa Yesus sering melakukan tandatanda keilahian. Tentang tanda-tanda itu, pada perikop
sebelumnya ada cerita tentang Tuhan Yesus merubah air menjadi
angggur ketika perjamuan kawin di Kana. Dikatakan juga bahwa
11
ada banyak tanda yang dilakukan Yesus di Yerusalem selama hari
raya Paskah sehingga banyak orang percaya dalam nama-Nya
(2:23). Jelas bahwa Nikodemus telah sungguh-sungguh
mengarahkan pandangannya kepada Yesus, dan menemukan
sejumlah tanda-tanda penyertaan Allah pada diri dan karya Yesus.
Setelah sekian lama mengamati dan menemukan tanda keilahian
pada diri Yesus, kini Nikodemus berkesempatan berjumpa Yesus
dan mengatakan kesimpulannya dalam bentuk rumusan
keyakinannya tentang Yesus.
Bagaimana tanggapan Yesus terhadap pernyataan keyakinan
Nikodemus? Tuhan Yesus menunjukkan sebuah isu lain. Tuhan
Yesus membawa Nikodemus ke dalam sebuah percakapan tentang
kerajaan Allah, “...sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah” (3:3). Pokok ini
membingungkan bagi Nikodemus. Ia butuh penjelasan panjang
lebar untuk memahami tentang hal “kelahiran kembali”. Yang
dimaksudkan dengan “kelahiran kembali” bukanlah peristiwa
kelahiran secara biologis (ayat 4), melainkan sebuah peristiwa
rohani yang menandai seseorang telah terhubung dengan Allah
melalui Roh Kudus (ayat 5-8). Kemudian, Tuhan Yesus membuka
pandangan Nikodemus mengenai kasih Allah yang sedmikian
besar untuk menyelamatkan dunia. Tuhan Yesus juga mengajak
Nikodemus untuk melakukan perbuatan yang benar, menurut
jalan yang ditunjukkan Allah. Menurut hemat saya, poin
pentingnya bukan mengenai kelahiran kembali, melainkan tentang
“tanda-tanda kerajaan Allah”.
Perjumpaan dan percakapan antara Tuhan Yesus dan Nikodemus
membantu Nikodemus memahami tentang tanda kerajaan Allah
pada kekiniannya. Belajar dari percakapan Yesus dan Nikodemus,
menurut saya, ada tiga aspek dari tanda kerajaan Allah. Pertama,
tanda Kerajaan Allah itu dapat dilihat (ay. 3). Kedua, tanda
kerajaan Allah itu menunjukkan karya penyelamatan dunia dari
kebinasaan (ay. 16). Dan ketiga, tanda kerajaan Allah itu
berkaitan dengan perilaku hidup yang dikehendaki Allah (ay. 21).
Perjumpaan dan percakapan antara Nikodemus dengan Tuhan
Yesus melahirkan pandangan iman yang menuntun kepada
keterlibatan manusia dalam menghadirkan tanda-tanda kerajaan
Allah.
12
Pokok Pikiran: Aplikasi
Hingga saat ini penderitaan manusia dan alam sedang
berlangsung di banyak tempat dan bidang kehidupan. Dalam
kasus perdagangan orang, misalnya. Para pelaku mendagangkan
sesamanya yang lemah. Mereka mengejar keuntungan dan
mengabaikan harkat para kurban. Di tengah arus modernisasi,
industrilisme mengancam kelestarian alam. Pertanyaan untuk
direnungkan adalah bagaimana peran orang Krsiten terhadap
rupa-rupa penderitaan manusia dan alam di zaman ini?
Panggilan iman bagi umat Kristen, baik secara perorangan
maupun secara kolektif, tidak hanya untuk mengenal Tuhan
Yesus. Di minggu sengara ini kita mempertegas identitas Yesus
sebagai Kristus yang menanggung sengsara. Tentu saja, untuk
mengenal Tuhan Yesus dibutuhkan kesungguh-sungguhan dan
totalitas belajar. Nikodemus memperhatikan, mengamati, sampai
akhirnya berhasil membuat sebuah rumusan pernyataan
keyakinan bahwa Yesus adalah utusan Allah. Dalam hal belajar
mengenal Yesus maka masa raya 7 minggu sengsara ini dapat
dimanfaatkan dengan upaya maksimal untuk mengenal Tuhan
Yesus. Kita harus sungguh-sungguh belajar tentang Yesus agar
bisa tiba pada rumusan pengakuan yang otentik: berdasarkan
pengalaman, pengamatan dan perenungan yang mendalam. Tuhan
Yesus adalah sosok kasih Allah yang sempurna, yang rela
menderita bagi keselamatan dunia. Penderitaan-Nya adalah tanda
hakiki dari kasih Allah. Lebih dari sekedar mengenal Yesus, orang
Kristen terpanggil untuk mengenal dan meneladani-Nya.
Sebagaimana Tuhan Yesus telah menderita agar manusia dan
dunia diselamatkan, begitu pula misi kekristenan mesti
mengambil jalan yang sama, jalan penderitaan, jalan salib.
Memang ada pepatah mengatakan bahwa “ada banyak jalan ke
Roma”, tetapi untuk meluputkan manusia dan alam dari
kebinasaan hanya satu jalan yang ditunjukkan Yesus. Jalan satusatunya itu adalah “via dolorosa”, jalan penderitaan. Tuhan Yesus
menujukkan jalan itu sebagai jalan yang dipilih Allah untuk
meluputkan dunia dari kebinasaan oleh dosa. Setelah memahami
jalan keselamatan itu, marilah kita terus melangkah dijalan itu,
menjadi pribadi, menjadi gereja dan menjadi masyarakat yang rela
menderita demi memperbaiki kerusakan, merawat kehidupan dan
menunjukkan harapan.
13
Mengenal Tuhan Yesus dan menaladaniNya berarti mempraktekan
hidup secara baru di tengah realitas permasalahan manusia dan
alam. Lewat penyelenggaraan masa raya sengsara Tuhan Yesus,
kita mengaminkan lagi bahwa penderitaan Kristus merupakan
tanda kasih Allah yang menyelamatkan. Tanda kasih yang
demikian diperlukan untuk pembaharuan hidup manusia dan
dunia. Hakekat keterlibatan Kristiani dalam menganggapi berbagai
permasalahan dan keprihatinan adalah ikutserta menanggung
kesengsaraan kaum lemah demi pembaharuan hidup agar makin
terbuka, makin adil dan makin berpengharapan.
14
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 4
Minggu, 19 Maret 2017
ALLAH MELIHAT HATI
1 Samuel 16:1-23
Pengantar
Pada awal Februari 2017 yang lalu atau yang santer disebut
peristiwa 212, polisi menangkap 10 orang terduga kasus makar.
Makar adalah upaya menggulingkan pemerintah (presiden dan
wakil presiden) di luar jalur hukum. Ada sederet nama-nama
terkenal dalam kasus ini: Rachmawati Soekarno Putri, Sri Bintang
Pamungkas, Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, Mayjend. (Purn)
Kivlan Zen dan lainnya.
Kasus makar sebagaimana definisi di atas, merupakan kasus yang
sangat berbahaya dalam sebuah negara. Oleh karena itu ancaman
hukuman kasus makar tidak main-main. Dalam KUHP pasal 107
dan 207 ancaman hukumannya 20 tahun hingga hukuman mati.
Dalam cerita pengutusan Samuel oleh Tuhan ke Betlehem untuk
mengurapi salah seorang anak Isai menggantikan Raja Saul yang
masih berkuasa, sesungguhnya kita menemukan salah satu
contoh kasus tindakan ‘makar’ yang dikehendaki Tuhan oleh
karena raja Saul menolak menaati Tuhan.
Tafsiran
Ay. 1-5 Saul, raja pertama Israel gagal menjalankan tugas sesuai
kehendak Tuhan. Kegagalan itu mendukakan hati Samuel. Tuhan
juga menyesal memilih Saul menjadi raja atas Israel (Pasal 15:35).
Apa tindakan Tuhan selanjutnya? Ia menghendaki pergantian raja.
15
Pergantian itu sangat mendesak. Tuhan tidak mau menunggu
hingga Saul wafat. Untuk tugas tersebut Tuhan mengutus Samuel
ke Betlehem untuk menemui Isai dan mengurapi salah satu dari
anak-anaknya. Samuel terkejut dangan rencana dan keputusan
Tuhan tersebut. Ini ‘misi politik’ yang sangat berbahaya. Sebuah
tindakan makar. Bagaimana bisa mengangkat seorang raja baru
secara diam-diam sementara raja yang sah tidak tahu dan masih
berkuasa? “Bila Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku,”
protes Samuel kepada Tuhan.
Untuk menghindari kecurigaan terutama tua-tua atau pejabatpejabat di kota Betlehem, Tuhan mengutus Samuel dengan alasan
kedatangannya ke Betlehem hendak mempersembahkan ibadah
korban. Dengan kata lain, tindakan Samuel tidak punya dampak
politis karena itu tidak usah dikuatirkan apalagi patut dicurigai.
Ayat 6-10 Tibalah Samuel di Betlehem. Seperti dugaan
sebelumnya, para tua-tua kota menyambut kedatangan Samuel
dengan penuh tanda tanya. Samuel menerangkan maksud
kedatangan bertujuan mulia yakni menyembah Tuhan melalui
ibadah korban. Karena itu ‘misi politik’ berbaju agama itu berjalan
mulus tanpa curiga sama sekali. Isai dan anggota keluarga
diundang. Proses seleksi pun dimulai. Eliab, putra sulung Isai,
seorang pemuda yang elok paras, tinggi besar dengan postur
tubuh yang tegap. Penampilannya memukau Samuel. Ia berpikir,
pasti anak muda ini lah yang dimaksud Tuhan. Ternyata tidak.
Di mata manusia, penampilan sangat menentukan. Perhatikan
syarat-syarat dalam lowongan kerja. Salah satu yang menjadi
pertimbangan dalam penerimaan karyawan adalah berpenampilan
menarik. Namun, Tuhan tidak demikian. Pengalaman raja Saul
membuktikan hal itu. Pasal 9:2 dengan jelas menyatakan betapa
tidak ada satu orang pung di Israel yang menandingi ketampanan
Saul. Namun, fakta membuktikan bahwa ketampanan bisa
mengecoh. Penampilan luar bisa menipu. Saul memang tampan
secara fisik tetapi hatinya jauh dari Tuhan.
Melihat Eliab, Tuhan berfirman kepada Samuel, “Janganlah
pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku
telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah.
16
Manusia melihat yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”
Setelah Eliab, satu persatu adik-adiknya bernasib sama. Tidak
ada yang berkenan di mata Tuhan.
Ayat 11-13 Samuel heran dan tak menduga tujuh anak Isai yang
gagah perkasa tersebut tidak ada satu pun yang cocok di mata
Tuhan. Lalu siapa? Ada di mana dia? “Inikah anakmu semuanya?”
Tanya Samuel pada Isai. “Masih tinggal yang bungsu tapi sedang
menggembalakan kambing domba,” jawab Isai. “Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan sebelum ia
datang ke mari.” Kata Samuel.
Samuel mengurapi Daud menjadi raja dan kemudian ia pergi dari
Betlehem sebab misi rahasia Allah yang sangat berbahaya namun
mengandung harapan itu telah usai. Bisa jadi sepanjang
perjalanan pulang segudang pertanyaan mengganjal di hatinya.
Bagaimana bisa seorang anak muda penggembala kambing
domba, yang tidak punya pengalaman berperang yang lebih
banyak bergaul dengan hewan dipilih Tuhan menjadi raja? Itu
Bukan tanggung jawab Samuel, Tuhan yang nanti mengaturnya.
Tuhan menggunakan keahlian musik Daud sebagai pintu masuk
menuju takhta istana. Bahkan Tuhan mengaruniakan Roh-nya
untuk melengkapi Daud.
Aplikasi
Khotbah bisa dimulai dengan contoh kasus makar sebagaimana
disebutkan di pengantar atau kasus lain yang relevan dengan
kebutuhan jemaat. Bagi jemaat yang menggunakan in fokus, bisa
memutar cuplikan video penangkapan atau proses hukum kasus
makar dengan catatan durasinya hanya sekitar 1 menit.
Sedangkan beberapa point yang dapat dikembangkan dalam
khotbah misalnya:
 Upaya politisasi agama untuk kepentingan kekuasaan
sebagaimana yang belakangan terjadi di berbagai daerah di
Indonesia. Hal yang sama terjadi ketika Samuel memakai
alasan agama untuk tujuan politik. Betapa pun bertujuan
17
positif namun dari kisah ini memberi sinyalemen betapa agama
rentan dipakai untuk tujuan atau kepentingan terselubung.
 Hingga hari ini masyarakat masih terjebak dan terkecoh
dengan penampilan pemimpin. Integritas, kredibilitas dan
kapabilitas yang menjadi syarat pemimpin ideal terkadang
diabaikan. Orang cenderung memilih pemimpin yang
‘bertopeng’ daripada yang jujur apa adanya. Mengapa? Karena
pemimpin yang bersih tidak bisa diajak bekerja sama untuk
meraup keuntungan tertentu.
 Tuhan Yesus juga di tolak oleh sebagian orang Yahudi karena
sikap dan penampilannya yang berbeda dari para pemimpin
Yahudi seperti ahli-ahli taurat, orang Farisi dan Saduki.
Penangkapan dan penderitaan Yesus jelas-jelas terkait erat
dengan politisasi agama yang dilakukan oleh para pemimpin
agama Yahudi yang menuduh Yesus melakukan ‘makar’ karena
mau merubuhkan Bait Allah. Bahkan tuduhan itu ditulis di
atas salib “Yesus orang Nazaret Raja Orang Yahudi”.
Penutup
Pepatah, “dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa yang
tahu” menunjukan bahwa tidak mudah mengetahui isi hati.
Namun, justru di situlah segala yang baik dan jahat berasal.
Karena itu, tuntutan untuk mengenal hati ketimbang paras
menjadi hal yang urgen untuk diperhatikan dalam berbagai
keputusan entah itu dalam soal memilih pemimpin, teman, mitra
kerja, pasangan hidup dan sebagainya.
18
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 5
Minggu, 26 Maret 2017
Hidup oleh Roh
Roma 8:1-17
Latar Belakang
Latar belakang terdiri atas tiga bagian yakni situasi sosial, tempat
dan waktu penulisan serta maksud dan tujuan surat rasul Paulus
kepada jemaat di Roma.
Situasi Sosial
Kitab ini ditulis oleh rasul Paulus ketika berada di negeri Yunani
sekitar tahun 58M dan ditujukan kepada jemaat Kristen di Roma.
Pada zaman Perjanjian Baru Kota Roma merupakan pusat
kekaisaran Romawi dan juga sebagai pusat dunia. Sebagai pusat
dunia, kota Roma menjadi tempat tinggal banyak bangsa.
Penggalian-penggalian membuktikan bahwa, mula-mula kota
Roma adalah tempat bertemu dan bercampurnya bangsa-bangsa,
bukan tempat satu suku bangsa saja. Hal ini dipengaruhi oleh
sistem pemerintahan dan sistem administrasi Kekaisaran Romawi
menyerap banyak kota, negara, dan bangsa.
Kota Roma disebut “Kota Abadi”. Ia dilimpahi dengan kemewahan,
sejarah, dan bangunan-bangunan megah, juga terdapat air
mancur-air mancur sehingga disebut sebagai “Selokan Kerajaan”.
Kota yang luasnya 12 mil ini berpenduduk kira-kira satu juta
orang dan setengahnya terdiri atas para budak, sebab di kota
tersebut praktek jual beli budak sangat marak. Di kota ini
terdapat
orang-orang
Yahudi
kira-kira tetapi
menurut
Witherington jumlahnya di antara 40.000 atau 50.000. Hal itu
menandakan bahwa orang Yahudi cukup banyak di kota itu.
Terbukti karena adanya sinagoge yang cukup banyak. Di Roma
19
sedikit sekali golongan kelas menengah karena biasanya orangorang Roma kalau kaya, sangat kaya dan kalau miskin, sangat
miskin.
Negara Roma mencakup segala macam daerah, iklim, suku
bangsa, bahasa, dan kebudayaan, tidak saja dipersatukan oleh
politik Romawi tetapi juga oleh kebudayaan Yunani. “Dalam
pengetahuan umum, kesenian, kesusastraan, dan filsafat/logika
kebudayaan Yunanilah (Helenisme) yang menjadi alat pemersatu.
Sedang-kan dalam ilmu hukum, bidang administrasi, dan
kemiliteran peranan Romawi yang berpengaruh.” Sesungguhnya
hal ini menyatakan bahwa ada dua kekuasaan yang tetap eksis,
secara politik oleh Romawi dan kebudayaan oleh Yunani.
Keduanya secara berturut-turut menguasai dunia.
Kebudayaan Yunani sangat tinggi sehingga mampu merembesi
seluruh daerah Mediterania bahkan ibukota penguasa dunia pada
saat itu, Roma. Kekuatan politik Yunani telah berlalu, tetapi
budaya dan suasana Yunani telah menjadi fondasi bagi
kebudayaan kekaisaran Romawi, sebagimana seorang penulis
Romawi, Horatius, mengamati bahwa “Orang Yunani yang
tertawan telah menawan penawannya.” Kesenian, literatur, dan
gaya pemerintahan Yunani berkembang dengan subur hampir
sepanjang periode Romawi ini. Bahkan bahasa Yunani koine tetap
menjadi bahasa resmi dunia usaha di Timur Dekat, dan Perjanjian
Baru sendiri ditulis dalam bahasa ini.Itulah gambaran kota Roma
sebagai alamat surat Paulus. Kota metropolitan, pusat dunia, dan
bersifat plural.
Itulah sebabnya Jemaat Roma terdiri atas orang Yahudi (Rm. 4:1;
7:4-6) dan juga orang non-Yahudi (Rm. 1:5,13; 11:13).
Kemungkinan besar bahwa jemaat Roma didominasi oleh orangorang non-Yahudi. Hal ini dapat dimengerti dari latar belakang
kota tersebut.
Tempat dan Waktu
Berhubungan dengan tanggal penulisan surat ini, Paulus tidak
menyatakan secara langsung.
Dalam Kisah Para Rasul 18:1-2, Paulus berada di Korintus dan
bertemu dengan Priskila dan Akwila. Ia berada di Korintus selama
satu tahun enam bulan (ayt. 11), pada waktu Gallio menjadi
gubernur di Akhaya (ayt. 12-14). Masa pemerintahan Gallio yaitu
20
antara Mei 51 dan Mei 52, hal ini deketahui dari sejarah
Roma.[37] Sebuah temuan arkeologis di Delfi memberi keterangan
masa tinggal Paulus di Korintus dan bahwa Galio pada waktu itu
adalah gubernur di Akhaya pada tahun 52M.[38] Maka dapat
dikatakan, Paulus berada di Korintus pada tahun 51-53. Melalui
Efesus ia kembali ke Yerusalem (Kis. 18:19-21) dan menga-khiri
perjalanannya di Antiokhia (Kis. 18:22). Setelah beberapa lama di
Antiokhia, Paulus memulai perjalanan yang ketiga dari situ
dengan kunju-ngan pertamanya adalah Galatia dan Frigia (Kis.
18:23). Setelah itu Paulus melanjutkan perjalanan ke Efesus. Di
Efesus Paulus tinggal selama tiga tahun (Kis. 20:31) yaitu pada
tahun 54-57.[39] Hal itu cocok jika kita hitung dari keberadaan
Paulus di Korintus satu tahun enam bulan, katakan saja dua
tahun ditambah tiga tahun di Efesus. Dalam Kisah Para Rasul
20:1-3, Paulus berangkat ke Makedonia, lalu ia tiba di tanah
Yunani dan tinggal di situ selama tiga bulan. Di tanah Yunani ini
Paulus menulis surat-nya pada tahun 58. Masa ini adalah masa
penegakkan hukum dan tatanan seluruh wilayah pada masa Nero.
Ini sesuai dengan nasihat Paulus tentang “peme-rintah” (Rm. 13:113).[40] Demikianlah Paulus menulis suratnya kepada je-maat di
Roma setelah ia di Efesus dan sebelum ia berangkat ke Yerusalem.
Tujuan Penulisan
Dalam Roma 15:23 Paulus mengatakan bahwa ia “tidak lagi mempunyai tempat di daerah ini” yaitu dari Yerusalem sampai ke
Ilirikum (ayt. 19). Sekarang Paulus mau meluaskan daerah
penginjilannya ke arah barat, ke Spanyol (ayt. 24). Bagi Paulus
kerinduannya untuk datang ke Roma bukanlah tujuan satusatunya, melalui perjalanannya ke Spanyol ia dapat singgah di
Roma (Rm. 15:24, 28).
Jadi, Roma adalah titik tolak Paulus ke Spanyol. Melalui Roma ia
akan meneruskan perjalanannya. Maka kepada jemaat di Roma ia
memohon bantuan untuk melanjutkan perjalanan itu (Rm. 15:24).
Duyverman menyatakan, “Sebagaimana dahulu Antiokhia menjadi
‘pangkalan’ Paulus, sekarang Roma akan menjadi titik tolaknya.
Hal itu nyata dari kata-kata ‘kamu dapat mengantarkan aku ke
sana. Surat Roma ditulis sebagai ganti bertatap muka langsung
seperti dikatakan oleh Tenney, dan sebagai persiapan untuk
menjadikan Roma sebagai pusat pelayanan di barat, seperti
Antiokhia, Efesus, Filipi, dan kota-kota lain di mana Paulus
21
pernah bekerja di kawasan timur. Jadi, sebelum hal itu dilakukan
Paulus, ia terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada jemaat.
Feine-Behm menga-takan bahwa kebutuhan akan perkenalan
demikian memberikan alasan bagi Paulus untuk menguraikan
gagasan-gagasan teologisnya pada peralihan baru pekerjaannya,
yang diuraikan Paulus di sini adalah confessions-nya.
Tafsiran
Untik menafsir perikop ini saya akan membaginya dalam beberapa
bagian:
Ayat 1-4: Kemerdekaan dari Tabiat Manusiawi
Sebenarnya bagian ini sangat sulit dimengerti sebab sangat padat
dan berkaitan dengan hal-hal yang dijelaskan sebelumnya. Ada
dua kata kunci untuk mengerti bagian ini yaitu kata Sarx (daging)
dan Pneuma (Roh). Ada beberpa hal yang perlu dijelaskan
sehubungan kedua kata ini:
Pertama: sarx secara harafiah artinya daging. Dalam tulisantulisan Paulus kata ini sering digunakan dalam pengertiannya
sendiri. Secara luas Paulus memakainya dalam tiga pengertian: a)
ia memakainya dalam pengertian yang sama dengan ‘Sunat’
(sarka) yang dapat diterjemahkan dengan “di dalam daging” (2:28).
b) Berkali-kali ia memakai ungkapan sarx yang dapat
diterjemahkan dengan “menurut daging” yang berarti “melihat
sesuatu hal dari segi pandangan manusia.” Misalnya ia berkata
bahwa Abraham adalah nenek moyang kita maka yang
dimaksudkan dengan kata sarx ialah nenek moyang dari segi
pandangan manusia. Ketika ia berkata bahwa Yesus adalah anak
Daud, maka kata sarx (1:3) berarti keturunan manusia, (c) Tetapi
ketika ia menggunakan kata sarx untuk berbicara dengan orang
Kristen maka yang dimaksudkan ialah saat-saat di mana kita
masih hidup dalam daging (en sarki: 7:5). Ia berbicara tentang
mereka hidup menurut daging sebagai lawan dari mereka yang
hidup menurut roh (8:4), 5). Ia berkata bahwa mereka yang hidup
dalam daging tidak berkenan kepada Allah (8:8). Ia berkata juga
bahwa keinginan daging ialah maut dan itulah adalah perseturuan
terhadap Allah (8:6, 8). Ia mengatakan bahwa orang-orangkristen
tidak hidup di dalam daging (8:9). Di situ sangat jelas bahwa
Paulus menggunkan kata sarx tidak saja dalam pengertian tubuh
22
yaitu daging dan darah melainkan ia memaknainya sebagai tabiat
manusia dalam segala kelemahannya dan mudah jatuh kedalam
dosa. Apa yang ia maksudkan ialah tabiat manusia sebagai
pangkal dosa yang terpisah dari Kristus yakni segala sesuatu yang
mengingatkan manusia kepada dunia dan bukan kepada Allah.
Hidup menurut daging ialah suatu kehidupan yang dikuasai oleh
suara dan keinginan tabiat manusia yang berdosa sebagai ganti
suatu kehidupan yang dikuasai oleh kasih Allah. Daging adalah
bagian yang rendah dari tabiat manusia.
Perlu juga dicatat dengan jelas bahwa ketika Paulus memikirkan
tentang kehidupan manusia yang dikuasai oleh sarx maka yang
dimaksudkan bukanlah hanya dosa-dosa yang berkaitan dengan
jasmania tetapi juga termasuk didalamnya dosa penyembahan
berhala, perselisihan, kemarahan, sihir, iri hati dll. Jadi bagi
Paulus sarx bukan hanya dosa jasmiania melainkan juga rohaniah
yaitu tabiat manusia dalam segala kelemahannya atau sifat dari
manusia tanpa Allah dan tanpa Kristus.
Kedua, Paulus menggunakan kata Pneuma (Roh) dalam pasal ini
dengan latar belakang yang berasal dari PL yakni kata Ibrani
Ruach yang mempunyai dua arti dasar: a) tidak hanya berarti
‘Roh’ tetapi juga angin yakni mengandung pengertian tentang
kuasa yang dahsyat. b) dalam PL kata ini dipakai dalam
pengertian sesuatu yang melebihi manusia. Bagi Paulus Roh
menyatakan kuasa ilahi.
Oleh Karena, itu dalam bagian ini Paulus mengatakan bahwa pada
saat tertentu di mana orang-orang Kristen berada dalam keadaan
kemanusiaannya yang dikuasai dosa dalam keadaan demikian
hukum taurat menjadi sesuatu yang justru mendorong perbuatan
dosa lalu menjadi buruk penuh frustasi dan putus asa. Tetapi
setelah menjadi orang Kristen dalam kehidupannya muncul
kekuatan dari Roh Allah dan sebagai akibatnya ia masuk dalam
hidup yang penuh kemenangan.
Pada bagian berikutnya Paulus berbicara tentang akibat nyata
karya Kristus bagi kita. Apa yang ingin Paulus kemukakan di sini
adalah bahwa dalam keadaan sebagai keturunan Adam setiap
manusia sudah berdosa dan konsekuensinya adalah kematian,
tetapi Yesus datang ke dalam dunia dan hidup dalam tabiat
manusia telah mempersembahakan kepada Allah suatu
kehidupan yang sempurna dalam ketaatan kepada Allah dan
benar-benar memenuhi hukum Allah, maka sekarang oleh karena
23
Yesus telah benar-benar manusia sebagaimana kita menjadi satu
dengan Adamm, kita juga sekarang menjadi satu dengan Dia dan
sebagaimana kita terlibat dalam dosa Adam, maka sekarang kita
terlibat juga dalam kesempurnaan Yesus. Di dalam Yesus manusia
dapat mempersembahkan ketaatan yang sempurna kepada Allah.
Manusia yang dahulu terlibat dalam dosa Adam sekarang
diselamatkan karena terlibat di dalam kebaikan Yesus.
Itulah argumentasi Paulus bahwa apa yang Yesus lakukan
membuka jalan bagi orang-orang Kristen suatu kehidupan yang
tidak lagi dikuasai oleh daging melainkan oleh Roh Allah, di dalam
kehidupan manusia dengan kuasa yang berasal dari Allah.
Hukuman yang lama telah dihapuskan dan kekuatan yang baru
diberikan untuk menyongsong masa depan di dalam Kristus
Ayat 5-11: Dua Macam Prinsip
Pada bagian ini Paulus menggambarkan dua macam prinsip yang
berbeda, yakni:
Pertama, ada kehidupan yang dikuasai oleh tabiat manusia yang
berdosa yang mengarah dan berpusat pada diri-sendiri.
Kehidupan yang demikian dikendalikan oleh hawa nafsu,
kesombongan dan ambisi dan hal-hal itu diingini manusia di luar
Kristus,
Kedua, ada kehidupan yang dikuasai oleh Roh Allah. Sebagaimana
manusia hidup di dalam udara, begitulah ia hidup di dalam
Kristus tidak pernah terpisah dari-Nya. Sebagimana ia bernafas
dengan udara yang memnuhinya, demikian Kristus semestinya
memenuhi kehidupannya. Pikirannya bukan pikirannya sendiri
melainkan Kristus, keinginannya bukan keinginannya sendiri
melainkan keinginan Kristus. Ia dikendalikan oleh Roh dan oleh
Kristus serta difokuskan kepada Allah.
Menurut Paulus kedua macam kehidupan ini menuju arah yang
berlawanan. Kehidupan yang dikuasai keinginan dan aktivitas
tabiat manusia yang berdosa menuju kepada maut, yang dalam
pengertian yang paling harfiah tidak ada masa depan di dalamnya
karena terpisah didalam Allah. Ia menjadi seteru Allah yang
membenci hukum dan campur tangan Allah.
Sedangkan kehidupan yang dikuasai oleh Roh berpusat pada
Kristus dan tertuju kepada Allah yang adalah kehidupan itu
sendiri. Sama seperti Henokh yang hidup bergaul dengan Allah
yang diangkat oleh Allah. Menurut Paulus dosa datang ke dalam
24
dunia yang berakibat kepada maut dan kematian melalui tabiat
manusia tetapi manusia yang dikuasai oleh Roh yang tinggal
didalam Kristus biarpun mati dia akan dibangkitkan di dalam
kebangkitan Kristus.
Pemikiran dasar Paulus di sini ialah bahwa kesatuan orang
Kristen dengan Kristus tak dapat dipisahkan oleh apapun. Kristus
telah mati dan bangkit kembali sehingga orang yang menjadi satu
dengan Kristus, bersatu dengan dia yang telah mengalahkan maut
dan menerima bagian dalam kemenangan itu. Orang yang
dikuasai oleh Roh dan menjadi milik Kristus adalah orang yang
menuju kehidupannya, sehingga kematian hanyalah suatu
selingan yang tak dapat dialahkan dalam perjalanan itu
Ayat 12-17: Keluarga Allah
Pada bagian ini Paulus memperkenalkan kepada kita sebuah
kiasan yang menggambarkan hubungan Kristen dengan Allah.
Orang Kristen disebutnya sebagai yang ‘diangkat’ (adopsi) menjadi
anggota dari keluarga Allah. Kata ‘diangkat’ (adopsi) memiliki latar
belakang yang kuat dalam lingkungan tradisi orang-orang
Romawi.
Dalam tradisi orang-orang Romawi pengangkatan anak (adopsi)
dengan konsep patria potestas yaitu kekuasaan ayah atas
keluarganya. Ini adalah kekuasaan mutlak seorang ayah
membuang dan menguasai atas hidup mati anak-anaknya. Dalam
hubungan dengan ayahnya seorang anak laki-laki Romawi
sebenarnya tidak pernah menjadi dewasa. Tak peduli berapapun
umurnya, ia berada di bawah patria potestas di dalam pemelikan
absolut dari ayahnya. Itulah sebabnya pengangkatan anak dalam
keluarga yang lain sangat sulit dan berat.
Konsekuensi dari pengangkatan ini yang lebih mengesankan dari
Paulus ada tiga pokok. Pertama, orang yang diangkat itu
kehilangan seluruh hak dalam keluarga yang lama dan mendapat
hak alih waris sebagai anak yang sah dalam keluarga yang baru.
Kedua, secara hukum kehidupan yang lama dari anak yang
diadopsi dihapuskan misalnya semua hutang dibatalkan. Ia
dianggap sebagi orang yang baru yang masuk dalam kehidupan
yang baru, yang lama sama sekali tidak berlaku lagi. Ketiga,
dalam pandangan hukum ia adalah mutlak anak dari ayah
barunya.
25
Itulah yang Paulus pikirkan mengenai pengangkatan orang-orang
Kristen menjadi anak-anak Allah. Ia berkata bahwa Roh Allah
bersaksi bersama-sama dengan Roh kita bahwa kita benar-benar
anak Allah, maka hak dari anak angkat itu terjamin dan betulbetul menjadi alih waris.. Rasul Paulus berkata bahwa Roh Kudus
sendiri menjadi saksi untuk pengangkatan kita kedalam keluarga
Allah dank arena itu kita menjadi benar-benar pewaris kerajaan
Allah bersamam-sama dengan Kristus, anak Allah yang sejati. Apa
yang Kristus warisi kita juga mewarisinya. Jika Kristus mewarisi
penderiataan kita juga meawarisi penderitaan itu tetapi jika
Kristus dibangkitkan untuk kehidupan dan kemuliaan kita juga
akan mewarisi hal yang sama.
Dalam gambaran itu Paulus hendak mengatakan bahwa apabila
seseorang menjadi Kristen yang telah masuk ke dalam keluarga
Allah, ia tidak berbuat sesuatu sehingga ia layak menerimanya,
sebab hal itu adalah anugerah semata dan Allah Bapa yang
Mahabesar di dalam kasih setia-Nya menakjubkan telah
mengambil yang hilang, yang tak berdaya, papa, berdosa, dan
mengangkatnya menjadi anak-anak-Nya sehingga hutangnya
dibatalkan dan ia mewarisi kemuliaan
Saran Aplikasi
Beberapa pokok aplikasi yang bisa diberi perhatian sehubungan
dengan tema “Hidup dalam Roh”, yaitu:
1. Bahaya ‘hidup dalam daging’ seperti ‘hedonis’ yang
menjadikan
kenikmatan
sebagai
tujuan
hidup,
‘konsumerisme’ yakni mengukur kebahagiaan dari barangbarang yang dimiliki dan ‘materialisme’ yakni pandangan dan
penilaian yang hanya bertumpu pada materi. Contoh bisa
dicari dalam konteks masing-masing jemaat.
2. Mengintrodusir nilai-nilai ‘hidupan ‘di dalam Roh’ yakni hidup
yang bertentangan dengan kedagingan di atas. Nilai-nilai
‘hidup dalam Roh’ mesti menghasilkan buah sebagaimana
dalam Galatia 5:22-23.
3. Hidup sebagai keluarga Allah memliki makna yang sama
dengan hidup di dalam Roh. Tidak mudah dan salib menjadi
simbolnya. Meskipun demikian kita mesti menjalaninya,
sebab Rohlah yang akan memberikan kekuatan yang
berkemenangan di dalam Kristus Yesus.
26
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 6
Minggu, 02 April 2017
Hamba yang
mengosongkan
diri
Filipi 2:1-11
Pendahuluan: Konteks Jemaat Filipi
1. Jemaat Filipi merupakan jemaat hasil pekabaran injil oleh rasul
Paulus dansahabat-sahabatnya, termasukTimotius. Kedekatan
rasul Paulus dengan jemaat menjadikannya berani dan jujur
mengungkapkan nasihat dan kritik terhadap jemaat. Rasul
Paulus hanya ingin yang terbaik bagi mereka.
2. Rasul Paulus mengetahui adanya konflik dalam jemaat yang
dapat mengarah kepada perpecahan. Itu sebabnya ia
menasihatkan mereka, “sempurnakanlah sukacita kudengan
ini; hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan.” Dalam hal ini, sasul Paulus menyadari
bahwa kesatuan hati jemaat tidak terjadi dengan mudah, tidak
terjadi dengan sendirinya. Kesatuan harus diusahakan dan
dikerjakan bersama-sama oleh semua jemaat.
3. Dalam konteks yang demikian, rasul Paulus mengingatkan
jemaat bahwa yang mereka butuhkan adalah perubahan sikap
yang mendasar. Dan perubahan itu sendiri pun bukanhal yang
terjadi dengan sendirinya. Melainkan mesti diupayakan dengan
sengaja dan serius secara bersama-sama oleh semua anggota
jemaat, dalam kesadaran bahwa mereka hanya bisa bersatu
jika mau sungguh-sungguh berubah.
4. Pergumulan jemaat Filipi sangat mungkin menjadi pergumulan
kita dan relevan dengan kehidupan jemaat-jemaat GMIT yang
bergumul dengan tantangan untuk selalu mengerjakan dan
memelihara kesatuan, sekaligus bergumul untuk selalu
melakukan perubahan untuk kehidupan jemaat yang lebih
27
baik. Ada beberapa pokok pembelajaran dari jemaat Filipiyang
dapat kita terima bersama.
Pokok Perenungan 1: Kepentingan Bersama Yang Utama
1. Rasul Paulus mengingatkan jemaat akan berbagai perilaku
negatif yang menjauhkan jemaat dari harapan akan adanya
kesatuan, yakni kecenderungan sikap mencari kepentingan diri
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia”. Sebaliknya ia mengajak
jemaat untuk menghidupkan perilaku yang positif, “hendaklah
dengan rendah hati yagn seorang menganggap yang lain lebih
utama dari dirinyasendiri”. Rasul Paulus menggunakan pola
kontras, “janganlah… hendaklah…”
2. Marilah kita merenungkan: hidup bersama kita sebagai jemaat
mungkin diwarnai berbagai kontras, tetapi hendaknya kita
berupaya mengutamakan kepentingan bersama daripada
kepentingan diri sendiri.
Pokok Perenungan 2: Jalan Yang Utama, Jalan Menurun
1. Nasihat untuk mengutamakan kepentingan bersama ini
membutuhkan syarat lain, yaitu kerelaan untuk menempuh
jalan kerendahan hati. Rasul Paulus menggunakan istilah
“mengosongkan diri”. Jalan itu tidak mudah, tetapi jalan
kerendahan hati atau pengosongan diri itu juga tidak usah dan
tidak mungkin kita buat sendiri. Ada contoh atau teladan
terbaik yang sempurna yang dapat memandu kita, yakni
teladan dari Yesus Kristus sendiri. Yesus Kristus sudah
membuka jalan pengosongan diri itu. Dan rasul Paulus
mengarahkan pandangan jemaat kepadaYesus Kristus. “Jalan
menurun” yang ditempuh oleh Yesus Kristus adalah jalan satusatunya agar Allah dapat berjumpa dengan dunia yang
dikasihi-Nya, agar Allah dapat berjumpa dengan manusia yang
dicintai-Nya.
2. Marilah kita renungkan: jalan ini mengajarkan kepada kita
betapa Allah sangat mengasihi dunia.Pengosongan diri adalah
jalan bagi gereja juga agar dapat berjumpa dan melayani dunia,
dan bukan menjauhi nyada nmenganggapnya jahat.Tanpa
pengosongan diri, gereja dan jemaat hanya akan menjadi
pribadi dan komunitas yang asing dan jauh dari dunia yang
dikasihi oleh Allah dan itu berarti jauh juga dari Allah sendiri.
28
Pokok Perenungan 3: Penerimaan Allah, PeninggianYesus
1. Allah menerima karya Yesus Kristus yang ditempuh dengan
jalan pengosongan diri itu, “jalan menurun”, merendahkan diri
menjadi seorang hamba. Bukti penerimaan Allah itu nampak
dalam “peninggianYesus”, mengaruniakan kepada-Nya Nama di
atas segala nama dan membuat semua lidah
mengaku
bahwaYesusKristus adalah Tuhan. Peninggian ini menjadi
tanda penerimaan Allah atas karya Yesus dan ini hanya terjadi
karena
kerelaan
menempuh
jalan
perendahan
diri,
pengosongan diri.
2. Gereja pasti berharap segala karyanya diterima oleh Allah,
maka tidak ada jalan lain selain merendahkan diri,
mengosongkan diri. Pengosongan diri itulah dapat dilihat dari
sikap anggota jemaat yang tidak mementingkan diri sendiri
demi mengutamakan kebersamaan dan kesatuan.
Penutup
Dalam konteks hidup dan pelayanan gereja, ada beragam
persoalan yang bisa mendukung pertumbuhan iman jemaat,
mempererat persekutuan, dan merawat kesatuan. Tetapi ada pula
dinamika yang juga bisa membuat jemaat sulit bertumbuh dan
senantiasa ada dalam konflik. Sebagaimana jemaat Filipi
menerima pengajaran dan nasihat dar irasul Paulus, marilah kita
belajar menyadari pergumulan kita dan mengerjakan bersamasama dan terus-menerus untuk menjaga kesatuan jemaat, melalui
jalan yang telah dibuka oleh Yesus Kristus bagi kita, jalan
pengosongan diri, jalan mengosongkan kepentingan dirisendiri,
jalan yang pada akhirnya membawa kita berjumpa dengan Allah
dan dunia pun dapat berjumpa dengan Allah melalui gereja-Nya,
Amin.
29
Kerangka Khotbah Minggu Sengsara 7
Minggu, 09 April 2017
Hamba yang
menderita
Yesaya 52:13-53:121
Pengantar
Bacaan ini sangatang akrab bagi kita di saat-saat minggu
sengsara. Gambaran Hamba yang Menderita yang di uraikan oleh
nabi Yesaya menjadi gambaran mengena Yesus yang menderita
yang dicatat di Perjanjian Baru.
Tafsiran
Kata ‘hamba’ digunakan 23 kali dalam Kitab Yesaya. Dari pasal
41-53 disebut 19 kali. Sebutan hamba bagi Yakub/Israel disebut
11 kali. Ada pandangan kata ‘hamba’ ini merujuk pada satu orang
atau sekelompok orang. Tampaknya hamba ini menanggung
hukuman untuk orang lain tapi pada akhirnya dia diberi
keudukan tinggi. Dengan pemakaian kata ‘kita’, ‘mereka’ membuat
anggapan bahwa ‘hamba’ ini berhubungan denga sekelompok
orang. Di awal pasal kata ‘kita’ berkonotasi negative, tidak
menghargai, tidak senang melihatnya, tidak menarik. Namun
‘hamba’ menanggung dosa kita, menanggung kelemahan kita, oleh
bilur-bilurnya kita disembuhkan. Allah lalu memuliakan hamba
itu setelah kematiannya.
Kita percaya bahwa ‘hamba’ ini merujuk pada Yesus Kristus.
Sebagaimana Yesus menderita dan sengsara bagi banyak orang.
Dialah Mesias, Juruselamat dunia, sekalipun bagi orang-orang
1
Bahan diambil dari Wikipedia
30
Yahudi, mereka percaya bahwa Hamba ini adalah Mesias yang
dinantikan.
Ayat
4:
‘Tetapi
sesungguhnya,
penyakit
kitalah
yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya’. Ayat ini
dikutip oleh penginjil Matius dalam pasal 8:17 dalam hubungan
pelayanan Yesus kepada orang sakit. Bagi orang-orang percaya,
Tuhan Yesus memberi kesembuhan bukan hanya ‘rohani’ yaitu
pengampunan dosa, tapi juga kesembuhan jasmani, yaitu sakitpenyakit kita, beban dan penderitaan kita, Roma 4:25, I Petrus
2:24.
Ayat 5: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita….”
Yesuslah yang menggantikan kita dalam menanggung hukuman
dosa-dosa kita. Yesuslah yang ‘tertikam’ Yohanes 19:31-37. Selaku
pengganti kita, Ia menerima hukuman yang seharusnya kita
terima dan menanggung hukuman dosa-dosa kita, karena itu kita
Ayat 9: nubuat ini digenapi oleh Yesus dengan kematian dan
pemakamannya Matius 27, Markus 15:20-47, Lukas 23:33-56
Ayat10-12: Menyatakan
dimuliakan Allah.
bahwa
pada
akhirnya
hamba
itu
Pokok Pikiran
1. Istilah hamba memang identik dengan mereka yang ‘terhina’,
dan tidak diperhitungkan. Hamba adalah mereka yang
mengabdi tanpa ada hak. Hamba yang menanggung segala
penderitaan, hina dan kutuk telah menanggung segal doasa,
derita dan penyakit kita, Dialah Kristus sang Juruselamat.
2. Penderitaan Kristus telah menghapus segala dosa-dosa kita.
3. Posisi kita sebagai ‘Hamba’ Kristus mestinya membuat kita juga
siap menanggung ‘penderitaan’ sebagai konsekuensi sebagai
hamba Kristus.
31
Kerangka Khotbah Jumat Agung
Minggu, 14 April 2017
Hamba yang
ditinggalkan
Markus 15:33-47
Latar Belakang Kitab Markus
Kitab Markus ditulis oleh seseorang yang tidak diketahui
identitasnya. Namun demikian, tradisi gereja mula-mula
mempertimbangkan Yohanes Markus sebagai penulis kitab ini. Hal
yang mendukung anggapan tersebut adalah bahwa penulis
menyoroti pengalaman kegagalan para murid Tuhan Yesus secara
terperinci seperti seorang saksi mata atau orang yang mendengar
dari sumber yang terpercaya (Mrk 14:66-72; Kisah 13:13; 15:3741; kegagalan Petrus dan mungkin juga kegagalan dirinya sendiri).
Penulis juga menekankan tentang kebangkitan Yesus yang
menawarkan pengampunann dan pembaharuan bagi para murid
yang telah gagal (Mrk 16:7). Di sini Yohanes Markus dianggap
sebagai sang penulis mengingat bahwa ia adalah orang yang dekat
dengan Petrus sebab ia adalah rekan kerja Paulus dan Petrus
(Kisah 12:12, 25; 13:5, 13; 15:37-39; Col 4:10; Fil. 24; 2 Tim. 4:11;
1 Pet 5:13).
Para ahli bersepakat bahwa Matius dan Lukas menulis Injil
mereka setelah Injil Markus dan menggunakan Markus sebagai
salah satu sumber mereka. Jika demikian maka pertanyaannya
adalah kapan dan di mana Markus ditulis? Tradisi gereja awal
mengklaim bahwa Markus ditulis di Roma karena teks Markus
sendiri memberikan beberapa pentunjuk bahwa para pembacanya
menderita penganiayaan karena mereka adalah para pengikut
Kristus (Mark 8:34-38; 9:42-48 dan 13:9-13). Di samping itu juga,
32
cara Markus menggambarkan tentang wilayah Palestina
menunjukkan bahwa sang penulis tidak terlalu akrab dengan tata
letak wilayah Palestina. Dengan latar belakang ini maka ada
sejumlah ahli yang berpendapat bahwa kemungkinannya Injil ini
di ditulis di antara tahun 55-65 ZB (Zaman Bersama/Sesudah
Masehi) - tidak lama setelah Bait Allah dihancurkan (antara tahun
65-70).
Kebanyakan para ahli membaca Injil Markus pada periode ketika
pemerintahan Romawi berkuasa di Palestina pada abad Pertama
ZB. Untuk itu maka Injil ini dipahami sebagai Injil pembebasan.
Ahli seperti Ched Myers (1992) mengatakan bahwa Markus
menentang penindasan imperialisme Romawi, menolak ekploitasi
ekonomi Bait Allah dan mendukung pembangunan komunitas
yang adil dan setara di mana anggota-anggotanya saling berbagi
dan melayani. Tindakan-tindakan tersebut dipahami sebagai
cerminan jalan salib.
Kehidupan yang bersifat transformatif tersebut diimpikan oleh
Markus mengingat bahwa jemaat Kristen mula-mula yang hidup
pada abad pertama di Roma mengalami penderitaan dan
penganiayaan akibat kepercayaan mereka kepada Kristus. Selain
itu, tantangan serius lainnya bagi orang Kristen Roma datang dari
para orang Yahudi sendiri yang merasa terancam dengan
diproklamasikannya Kristus sebagai sang Mesias di berbagai
sinogoge yang ada di Roma. Bagi orang Roma sendiri kematian
Yesus di atas kayu salib telah menunjukkan bahwa Yesus telah
gagal untuk menyandang gelar juru selamat. Itulah sebabnya
dalam Injil ini, Markus berusaha keras untuk meyakinkan
pembacanya bahwa Yesus sebenarnya memang tidak layak untuk
disalibkan; namun tentu saja tindakan penyaliban mempunyai
maksud Ilahi yang pada kesempatan ini akan digali dengan teliti.
Tafsir Markus 15:33-47
Injil Markus diawali dengan narasi-narasi yang sambung
menyambung tentang sang tokoh protagonis utama yaitu Yesus
yang melakukan berbagai hal luar biasa seperti menyembuhkan,
memberi makan orang-orang lapar, mengusir setan dan
memberikan pengajaran-pengajaran berwibawa yang bersifat
menguatkan para pendengar-Nya. Namun, narasi Markus
kemudian diakhiri dengan cara yang berbeda. Tidak seperti
33
sebelumnya di mana Yesus digambarkan sebagai orang yang
berkuasa – di akhir-akhir cerita terutama dalam pasal 14-15,
Yesus digambarkan sebagai seorang korban yang pasif yang
ditangkap, dikurung, dihina, disiksa dan ditikam lambungnya.
Namun, dalam analisa terakhirnya, Markus sangat jelas
mengatakan bahwa kehidupan Yesus tidak diambil dari padaNya melainkan diberikan oleh Yesus sendiri secara sadar dan
iklas. Hal ini berarti bahwa Yesus, dengan kehendak bebasNya
sendiri memilih untuk menyerahkan diri-Nya dan menerima apa
yang harus diterimaNya. Hal ini ditunjukkan secara halus (Mark
15:5, tindakan Yesus untuk memilih diam), secara simbolik (Mark
14:22-25, Yesus memberikan roti dan anggur menandakan
pemberian akan tubuh dan darah-Nya sendiri untuk para muridNya), dan secara terang-terangan/jelas (Mark 10:45 di mana Yesus
berbicara tentang “memberikan hidupnya”).
Namun, janganlah sekali-kali kita terjebak dalam pikiran bahwa
Yesus dalam penggambaran Markus adalah sang “Superman” atau
“Superhero” yang selalu siap untuk mati berkorban bagi siapapun
yang membutuhkan-Nya. Markus dengan gamblang menunjukkan
sisi keseharian Yesus yang tidak berbeda dari manusia biasa; Ia
ragu-ragu dan bahkan gentar ketika harus menjalankan apa yang
menjadi pilihan hidup-Nya. Dalam Mark 8:31 misalnya kita
berhadapan dengan pemberitahuan atau prediksi yang pertama
tentang penderitaan Yesus yang merupakan bagian dari kehendak
atau rencana Allah. Dalam bagian itu, kata dei (“harus”) menderita
memberikan kesan tentang keinginan Allah yang tidak bisa
diganggu gugat. Namun dalam doa-Nya di taman Getsemani, kita
mendengar percakapan yang sangat menyakitkan antara sang
Anak yang percaya penuh pada orang tuaNya namun enggan
melaksanakan tugas yang diberikan oleh sosok figur yang
dipanggil-Nya “Abba” (Mark 14:35-36). Di sini kita mendapatkan
pemahaman bahwa tidak mudah bagi seorang Yesus untuk
menerima kematian-Nya meskipun untuk alasan yang sangat
mulia sekalipun. Kita juga bertemu dengan gambaran tentang
sang Abba yang memiliki kehendak yang misterius yang
melibatkan pengorbanan diri Anak-Nya sendiri tapi tidak serta
merta memaksakan kehendak-Nya. Kata Dei atau harus bukanlah
sebuah harga mati melainkan sebuah langkah untuk menuju
dialog – menuju upaya bernegosiasi. Jika pada akhirnya Yesus
menerima penderitaan-Nya, maka itu adalah kehendak bebas-Nya
34
yang lahir karena pilihan-Nya sendiri – yang dibuat berdasarkan
kasih yang memberi diri untuk menderita.
Di sini penting juga untuk mencatat bahwa dalam drama
penyaliban dan kematian Yesus, ada dua penekanan yang
diberikan oleh Markus yaitu 1) tema tentang penolakan dan
penderitaan yang berpuncak pada kematian Yesus dalam Mark.
15:37; dan 2) tema penyingkapan dan pengenalan akan
identitas Yesus yang berpuncak pada pengakuan sang tentara
Romawi dalam Mark. 15:39. Tema pertama yaitu penolakan dan
penderitaan Yesus telah dinyatakan secara jelas bahkan di awal
Injil ini yaitu pada pasal 2:18-22 yang kemudian diikuti dengan
cerita-cerita
penolakan
Yesus
yang
dilengkapi
dengan
“pemberitahuan akan kematian-Nya.” Yesus juga ditolak oleh
keluargaNya sendiri (6:1-6). Ia dicemooh (2:24; 3:22), dijebak (3:6;
11:18; 12:12; 14;1-2, 10-11) dan dihukum secara tidak benar
(14:53-65) oleh para pemimpin agamaNya. Ia dikhianati oleh salah
satu dari teman dekatnya (14:10-11, 43-45) dan ditinggalkan oleh
para murid-Nya (14:50, 66-72). Ia dikutuk oleh sesamaNya (15:1315). Ia dijatuhi hukuman mati secara tidak adil (15;15), disiksa
(15:16-20), dan disalibkan (15:24) oleh pemerintah Romawi.
Bahkan di saat-saat terakhir, Yesus merasa ditinggalkan bahkan
oleh Allah-Nya sendiri (15:34). Alangkah anehnya bahwa
menghadapi situasi-siatuasi mengerikan seperti ini, Yesus terus
mendedikasikan diri-Nya untuk tabah menghadapi semua itu
sampai akhir.
Drama penolakan dan penderitaan Yesus memberikan kesan
muram bahkan menyisakan teror yang mencekam namun cerita
Markus tidak berhenti di situ saja. Bahkan, penolakan dan
penderitaan tersebut mempersiapkan jalan bagi kemunculan tema
kedua yang menurut sejumlah ahli merupakan inti atau pokok
pemberitaan Injil Markus yaitu penyingkapan identitas Yesus
sebagai Anak Allah – identitas diri yang menurut Markus coba
disembunyikan oleh Yesus mulai dari awal narasi Injil ini; hanya
ketika Ia telah ditolak, menderita, mati dan nantinya bangkit
kembali maka Yesus dengan sepenuh hati menerima ketika
rahasia identitas diri-Nya yaitu sebagai Anak Allah disingkapkan.
Hal yang menarik di sini adalah bahwa penyingkapan rahasia
Yesus ini datang dari mulut seorang kepala pasukan Romawi
dengan sebelumnya ditandai oleh terbelahnya tabir Bait Suci
menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Di sinilah pertanyaannya
35
adalah apa hubungan antara terbelahnya tabir Bait Suci dengan
pengakuan akan Yesus sebagai Anak Allah?
Jawaban atas pertanyaan di atas kemungkinan berhubungan
dengan relasi di antara orang Kristen mula-mula sendiri dengan
para pemuka Yahudi yang tidak baik; bahkan di dalam Injilnya
Markus
menggambarkan
bangsa
Yesus
sendiri
sebagai
pembunuh-Nya. Untuk itu maka ketika Markus menghubungkan
penyingkapan identitas Yesus sebagai Anak Allah dengan
terbelahnya tirai Bait Suci maka hal tersebut dapat
dipertimbangkan sebagai upaya Markus untuk menantang status
quo kepemimpinan para pemuka agama Yahudi yang berpusat di
Bait Allah yang sangat ketat mempertahankan tradisi keagamaan
yang kaku. Di sini, tirai yang terkoyak memampukan orang
Yahudi untuk langsung melihat wajah Tuhan tanpa adanya
perantara berupa hukum dan peraturan-peraturan ketat. Hal ini
dimungkinkan karena Yesus telah mati di kayu salib dan
kematian-Nya menjembatani jarak yang tercipta selama ini antara
manusia dan Allah. Dengan kata lain, kerajaan Allah yang sejati
telah datang melalui kematian Yesus di kayu salib.
Pikiran-pikiran Khotbah

Para peringatan Paskah kali ini adalah penting untuk
mengingat tentang tanggung jawab yang datang bersama
dengan sebuah titel/jabatan/identitas baik yang diwariskan
ataupun diusahakan dengan susah payah. Pada cerita drama
penderitaan Yesus menurut Markus, Yesus sendiri tidak ingin
identitas-Nya disingkapkan dan diketahui oleh orang banyak;
karena Ia sadar bahwa harga yang harus dibayar serta
tanggung jawab yang harus diemban akibat identatisNya
tersebut adalah sangat berat. Sejak awal, Yesus sendiri telah
sadar bahwa Allah yang dipanggil-Nya dengan sebutan Abba
telah memiliki rencana tersendiri untuk diri-Nya. Ia diutus ke
dunia dengan misi tunggal yaitu menyelamatkan manusia dari
dosa-dosa mereka dan memperbaiki hubungan antara Allah
dan umat-Nya. Namun, guna mencapai hal tersebut maka
jalan yang harus ditempuh adalah jalan salib – jalan kematian.
Jalan yang penuh dengan cemoohan, derita, siksaan, dan
bahkan maut. Tetapi yang harus dicatat adalah bahwa Yesus
menerima identitas tersebut namun Ia menunggu hingga
36


pekerjaan-Nya tuntas barulah Ia mengklaim identitas tersebut
bukan sebaliknya.
Menerima identitas sebagai Anak Allah berarti mencerminkan
sifat dan sikap Allah itu sendiri. Hal ini disadari benar oleh
Yesus sehingga disepanjang pelayanan-Nya Ia berusaha
dengan keras untuk merepresentasikan Allah secara baik.
Melalui diri Yesus, kita memahami Allah yang berpihak pada
orang kecil; Allah yang bekerja keras demi memperbaiki
keadaan dunia yang penuh morat marit dan penuh dengan
kekacauan. Menjadi pengikut Kristus berarti melaksanakan
apa yang dianggap penting oleh Kristus yaitu memperjuangkan
kebenaran dan keadilan di dunia melalui tindakan kerja nyata.
Di sinilah para pengikut Kristus adalah para pengikut yang
bekerja.
Yesus
yang
adalah
Anak
Allah
tidak
segan-segan
menunjukkan bahwa Ia juga adalah sosok yang lemah, sosok
yang meragu, sosok yang belum tentu sanggup menjalankan
semua yang disematkan di pundak-Nya. Yesus memberikan
ruang untuk menunjukkan kerapuhanNya di hadapan AbbaNya. Dengan tidak malu-malu Ia meminta agar penderitaan
yang akan dialamiNya dijauhkan dari padaNya. Yesus
menunjukkan bahwa Ia bukanlah “superman” apalagi
“superhero” – pahlawan gagah perkasa yang tidak bercacat dan
tidak bercela; selalu sempurna dan mampu melaksanakan
apapun sehingga Ia tidak takut menghadapi apapun; Ia tidak
akan pernah gagal. Sebaliknya, Yesus yang ada di hadapan
kita menurut Markus adalah Yesus yang juga takut dan gentar
dan Ia tidak malu mengungkapkan hal tersebut. Justru di
dalam kelemahan-Nya itulah, AbbaNya memberikan kekuatan
kepadaNya sekaligus pilihan untuk mengikuti kata hati-Nya.
Hal ini tentu saja membuat kita semua bisa menghubungkan
diri kita dengan Yesus yang ternyata tidak berbeda jauh dari
kita. Melalui Yesus kita belajar untuk menerima diri kita apa
adanya dan tidak malu mengungkapkan segala kelemahan dan
ketidakmampuan kita. Allah yang kita percayai menerima kita
apa adanya. Kita tidak perlu selalu berusaha untuk menjadi
sempurna dan dalam upaya menjadi sempurna itu lantas
cenderung menjadi sangat keras terhadap diri kita sendiri –
menghukum diri dengan tidak tanggung-tanggung ketika kita
berbuat kesalahan atau bahkan jatuh dalam pencobaan.
37

Yesus tidak takut berdialog dengan figur yang disebutnya
sebagai Abba ketika Ia merasa bahwa tugas yang diberikan
kepada-Nya terlampau berat melampaui kemampuan-Nya. Ia
tidak ingin terjebak dalam suatu situasi di mana Ia harus
melakukan apa yang sebenarnya bertentangan dengan suara
hatiNya. Meskipun Ia sangat mengasihi dan menghormati
Abba-Nya, namun Yesus berani untuk menyampaikan
keluhan, sikap keberatan ataupun keraguan-Nya dengan cara
yang penuh kasih sayang. Allahpun juga bukanlah sosok yang
otoriter yang memaksakan kehendak-Nya. Ketika Ia
mempercayakan Yesus untuk mengemban misiNya di dunia,
Allah memberikan kesempatan kepada Yesus untuk
menentukan pilihan bagi diri-Nya sendiri. Di taman Getsemani
pergumulan itu nyata; di taman Getsemani pula Yesus
akhirnya dapat memahami pentingnya bagi diriNya untuk
melakukan apa yang harus dilakukan-Nya; sehingga kehendak
Allah menjadi kehendak-Nya – misi Allah menjadi misiNya. Di
sinilah Yesus menyerahkan diriNya secara total tanpa pernah
melihat lagi ke belakang. Sikap dan teladan Allah sebagai
seorang pemimpin yang menjalankan kekuasaan-Nya dengan
cara-cara yang bersifat filiarkhi (kasih persahabatan) tentu
saja menjadi model kepemimpinan yang baik bagi kita semua.
Ia tidak memaksakan kehendakNya bagi mereka yang
dipimpinNya melainkan selalu menyediakan ruang di mana
orang bebas untuk meragu, ruang di mana orang bebas untuk
mempertanyakan kembali panggilannya, ruang di mana orang
dapat memilih dan memutuskan sendiri yang terbaik bagi
dirinya, dan ruang untuk melihat bahwa kemanusiaan dan
kesejahteraan bersama adalah melampaui kepentingan dan
hasrat pribadi. Sikap Yesuspun yang berani untuk menjadi
diriNya sendiri harus kita teladani pula. Ia tidak takut untuk
bertanya, tidak takut untuk mengajukan keberatan, tidak
takut untuk mencari sendiri jawaban untuk diri-Nya sendiri,
tidak takut untuk bertindak berdasarkan keputusan yang
dibuatNya secara merdeka dan sadar. Menjadi orang merdeka
yang menghargai diri dan kehendak bebasnya sendiri tentu
tidak mudah maka berbahagialah mereka yang telah,
sementara dan akan senantiasa berjuang untuk menjadi
dirinya sendiri dan mau berjalan di jalan-jalan kebenaran dan
keadilan seperti Yesus.
38
Kerangka Khotbah Paskah 1
Minggu, 16 April 2017
IA TELAH BANGKIT
DARI ANTARA
ORANG MATI
Matius 28:1-10
Latar Belakang Injil Matius
Injil Matius ditujukan bagi para pembaca yang kemungkinan
besar tinggal di kota Antiokia di Siria yang adalah salah satu
provinsi dari Kekaisaran Romawi. Injil ini kemungkinan ditulis
pada tahun 100 atau pada abad pertama Zaman Bersama. Sebagai
jemaat yang tinggal di Antiokia, kehidupan orang Kristen bersamasama dengan penduduk lainnya tunduk pada sistem kekuasaan
kekaisaran Romawi yang ditandai dengan sistem “kekaisaran
aristrokratik.” Istilah “aristrokratik” merujuk pada sekelompok
kecil orang yang kemungkinan mencakup 2 persen dari
keseluruhan populasi. Mereka yang tergabung dalam kelompok
birokrasi kecil dalam relasinya dengan para elit provinsi
memerintah di sejumlah wilayah besar. Mereka menjalankan
kekuasaan mereka dengan menggunakan kekuatan militer yang
memungkinkan mereka untuk memaksakan kekuasaan mereka
pada kelompok rakyat kecil yang diharuskan membayar pajak,
upeti dan biaya sewa tanah garapan. Keadaan ini tentu saja
sangat memberatkan rakyat kecil. Lebih lanjut, kehidupan
perekonomian kekaisaran dapat digambarkan sebagai “ekonomi
pasukan militer/legion” karena mereka menggunakan kekuatan
militer untuk mengontrol produksi kekayaan yang dihasilkan oleh
90 persen populasi penduduk yang mereka kuasai.
Berhadapan dengan kekuasaan Romawi yang bersifat menindas
dan mengeksploitasi seperti ini maka Injil Matius ditulis guna
39
menantang kekaisaran Romawi melalui dua cara: 1) Injil ini
merepresentasikan sebuah tantangan sosial dengan cara
menawarkan visi dan pengalaman interaksi kemanusiaan dan
komunitas yang berbeda. Di sini, sebagai lawan dari kekuasaan
Romawi yang menciptakan masyarakat yang bersifat hirarkis,
ekpoitatif, dan ekslusif maka Injil Matius menawarkan komunitas
yang bersifat inklusif, penuh belas kasih dan egaliter yang dapat
dicapai melalui tindakan pelayanan yang penuh kasih dan
keterbukaan
kepada
satu sama
lainnya;
2)
Injil
ini
merepresentasikan sebuah pandangan teologis yang bertujuan
untuk menantang teologi kekaisaran Romawi yang mengklaim
dunia sebagai milik Yupiter dan orang-orang Roma dan bahwa
kaisar dan kekaisaran Romawi adalah yang dipilih oleh Yupiter
untuk menjadi wakilnya di dunia. Sebagai lawan dari pandangan
ini, Injil Matius menolak kedaulatan mutlak pemerintahan
Romawi yang hanya menguntungkan sejumlah kecil pihak dan
menyengsarakan sebagian besar penduduk yang ditaklukkannya.
Di sini, Matius mengklaim kemunculan kerajaan Allah yang akan
mendorong terciptanya suatu tatanan masyarakat baru yang
bersifat inklusif dan berpihak pada rakyat kecil.
Teks Matius 28:1-10 yang menjadi bahan bacaan kita kali ini
menyorot secara khusus peran perempuan sebagai saksi mata
yang pertama atas kebangkitan Yesus. Oleh karena itu sedikit
pemaparan tentang peranan perempuan dalam konteks jemaat
Kristen pada abad ke-1 ZB sangatlah penting untuk membangun
pemahaman kita. Berbeda dengan Injil Matius atau bahkan surat
Paulus yang menunjukkan ketegangan-ketegangan dalam
menggambarkan peranan kepemimpinan perempuan dan isu-isu
gender, maka injil Matius memberikan pemaparan yang positif
tentang kaum perempuan. Hal ini dapat dilihat melalui cara
Matius memberikan peranan-peranan penting pada kaum
perempuan dan dengan demikian merenggangkan batasanbatasan patriarki yang sangat mempengaruhi alam pemikiran
penulis pada saat itu. Namun Anderson (1983) mencatat bahwa
ketika seorang perempuan berhasil menduduki posisi tertentu
atau berhasil memegang peranan yang cukup penting dalam
narasi Matius maka keberadaannya sebagai seorang perempuan
menjadikan apa yang dilakukannya sebagai sebuah prestasi yang
luar biasa dan hal ini semakin menunjukkan perbedaan status
40
dan peranan akan perempuan dan laki-laki dalam masyarakat
saat itu.
Namun terlepas dari dinamika relasi perempuan dan laki-laki di
atas, Selvidge (1984) memahami komunitas Matius sebagai
kelompok yang sangat dipengaruhi oleh kondisi peperangan yang
diakibatkan oleh kekaisaran Romawi sehingga mereka yang
tergabung dalam jemaat Kristen di Antiokia adalah yang berasal
dari berbagai latar belakang ekonomi, sosial dan politik. Dalam
narasinya, Matius menunjukkan bahwa komunits yang terbentuk
tersebut berpotensi untuk memiliki masa depan yang penuh
harapan jika mereka menghargai segala potensi dan kekuatan
(termasuk yang ditawarkan oleh kaum perempuan) yang ada dan
mengelolahnya secara baik tanpa tentu saja mengabaikan potensi
kekerasan yang bisa juga diakibatkan oleh perjumpaanperjumpaan mereka yang berbeda latar belakang. Di sinilah
Selvidge mengatakan bahwa para perempuan muncul sebagai
agen-agen yang memperkuat komunitas baru tersebut dan
merupakan kekuatan solid yang memelihara keberlangsungan
komunitas itu. Dengan konteks pemahaman seperti inilah maka
kita akan membaca dan menelaah Matius 28:1-10 yang berbicara
tentang drama kebangkitan Yesus.
Tafsir Matius 28:1-10
Cerita kebangkitan Yesus diawali dengan kedatangan dua orang
Maria ke kubur Yesus yaitu Maria Magdalena dan Maria yang
lainnya. Kita cenderung untuk mengansumsikan bahwa ketika
para perempuan tersebut datang ke kubur, mereka sama sekali
tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi ada yang akan
terjadi di sana. Namun, seperti yang telah dipaparkan di bagian
latar belakang, Matius memiliki cara tersendiri untuk
menyampaikan ceritanya. Matius dengan detail menggambarkan
bagaimana para perempuan itu menunggu dengan setia dan
memperhatikan dengan cermat guna melihat apa yang akan
terjadi. Di sini, ada kesan bahwa mereka sudah tahu apa yang
akan terjadi dan mengantisipasi hal tersebut. Tentu saja bagi
pembaca yang telah membaca Matius dari pasal pertama paham
bahwa para perempuan tersebut telah mengikuti Yesus dari
Galiela dan memberi diri mereka untuk “mempersiapkan”
kebutuhan Yesus. Kata “mempersiapkan” atau “melayani” (Yunani:
diakonei) menunjukkan peranan yang penting yang diemban para
41
perempuan ini. Kata yang setara terdapat dalam Mat. 4:11 yang
menggambarkan bahwa setelah Yesus dicobai di padang gurun,
para malaikat datang dan “mempersiapkan” kebutuhan atau
melayani Yesus. Orang yang juga memiliki tugas untuk
“mempersiapkan” kebutuhan Yesus adalah mertua Petrus setelah
ia disembuhkan dari penyakit (8:15). Dalam Mat. 25:44
disebutkan bahwa para gembala adalah mereka yang
“mempersiapkan” kebutuhan Yesus dengan cara memperhatikan
orang-orang lapar, haus, orang asing, orang sakit atau yang
berada di penjara. Yesus sendiri menyebutkan bahwa diriNya
tidak datang untuk “dipersiapkan” kebutuhan-Nya melainkan
untuk “mempersiapkan” kebutuhan orang lain (Mat. 20:28).
Pemaparan ini menunjukkan bahwa peranan para perempuan dari
Galilea ini cukup penting dan hal ini diterima sebagai sesuatu
yang wajar oleh para murid Yesus yang nota bene adalah kaum
laki-laki.
Keterangan menarik tentang realita dan peranan para perempuan
yang berada di sekitar Yesus menolong kita untuk memahami
tindakan para perempuan yang dengan sabar dan tekun
memperhatikan apa yang akan terjadi pada diri Yesus yang telah
dikuburkan. Namun berbeda dengan pemaparan Markus atau
Lukas yang menjelaskan bahwa para perempuan ini datang
dengan membawa rempah-rempah, maka di Injil Matius para
perempuan itu tidak datang membawa rempah-rempah untuk
mengurapi tubuh Yesus. Mereka datang dengan alasan yang
berbeda yaitu untuk “melihat.” Melihat berarti berusaha untuk
memperoleh pemahaman – pemahaman bahwa Yesus akan
menggenapi nubuat kebangkitan-Nya di hari yang ketiga. Di
sinilah mereka tidak hanya datang untuk melihat tapi mereka
datang dengan ekspetasi atau pengharapan. Pengharapan tersebut
tentu saja hanya bisa lahir dari kepercayaan penuh bahwa apa
yang dikatakan Yesus itu benar dan akan terjadi. Jadi di sini, para
perempuan tidak melihat barulah percaya. Mereka telah percaya
terlebih dahulu sehingga mereka yakin bahwa mereka akan
melihat.
Bukti kepercayaan penuh mereka terhadap Yesus dapat kita lihat
pada cara mereka menanggapi drama kebangkitan Yesus yang
ditampilkan di depan mereka. Ketika gempa bumi terjadi dan
seorang malaikat menggulingkan batu maka para perempuan
tersebut, berbeda dengan para penjaga yang pingsan, ternyata
42
tidak pingsan. Mereka dengan penuh semangat dan sukacita
mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang malaikat bahwa
Yesus telah bangkit.
Lagi-lagi sikap para perempuan ini
menunjukkan keyakinan yang tergoyahkan akan Yesus. Lalu
dengan tenang dan penuh perhatian, para perempuan ini
mendengarkan pesan sang malaikat untuk menyampaikan pada
para murid Yesus bahwa Ia telah bangkit. Di sini mereka tidak
hanya percaya, melihat, mengerti, tetapi juga mendengar. Dalam
cerita ini tidak satu katapun yang keluar dari mulut para
perempuan itu untuk merespon. Namun itu persis yang ingin
ditunjukkan oleh penulis Injil ini; bahwa para perempuan tersebut
menekankan pada tindakan. Mereka “bekerja.” Sejak awal mereka
mengikuti, mereka “mempersiapkan” kebutuhan Yesus, mereka
melihat, mereka menunggu, dan mereka pergi untuk melihat. Dan
ketika mereka diperintah untuk memberitahukan kepada para
murid, mereka dengan cepat melaksanakan tugas tersebut. Ini
tentu saja menjadi pembelajaran yang penting bahwa dalam
drama kebangkitan Yesus tentu saja ada kegaduhan untuk
merayakan kebangkitan itu. Tentu saja ada sikap gegap gempita –
keinginan untuk meneriakkan kepada dunia secara keras bahwa
Dia yang kita pecayai telah bangkit. Hal itu tentu saja juga
bergejolak dalam diri para perempuan yang setia melayani Yesus.
Namun, ada sisi lain dari mereka yang kita pelajari bahwa drama
kebangkitan Yesus adalah tentang “bekerja” dengan giat.
MengikutiNya dengan giat. MelayaniNya dengan giat. Percaya
padaNya dengan giat. Melihat dengan giat apa yang menjadi
kebutuhan umat Tuhan. Memahami dengan giat; dan pergi
melaksanakan semua tugas yang diemban dengan giat. Memang
benar, Yesus telah bangkit dari orang mati oleh karena itu kita
harus menyambut semua itu dengan giat “bekerja” – sama seperti
teladan yang diberikan oleh para perempuan tersebut.
Pemikiran-pemikiran Khotbah

Dalam drama kebangkitan Yesus kita belajar dari dua orang
Maria yang kita baca ceritanya di hari ini. Para perempuan ini
adalah mereka yang dengan setia melihat diri mereka sebagai
agen-agen yang dapat memperkuat pekerjaan pelayanan Yesus
di dunia. Tentu saja kesetiaan itu lahir dari kepercayaan
mereka terhadap visi dan misi pelayanan yang ditawarkan oleh
Yesus. Mereka percaya pada apa diberitahukan kepada
43


mereka. Namun penting untuk dicatat bahwa kepercayaan
mereka tidaklah bersifat statis. Kepercayaan akan setiap
perkataan dan janji Yesus dipegang baik-baik sehingga
semakin hari bertumbuh menjadi harapan. Namun kembali
lagi mereka tidak pasif, mereka pergi ke kuburan Yesus dan
menanti – menanti dengan aktif. Menanti dengan penuh
antisipasi guna melihat bahwa harapan mereka yang telah
mereka tanam di hati mereka, yang telah mereka pupuk
dengan penuh cinta dan kesabaran, kini akan bertumbuh dan
bahkan berbuah di depan mata mereka. Para perempuan ini
telah membuka drama kebangkitan Yesus dengan standar
yang sangat tinggi – bahwa mereka mereka percaya dan
berharap namun bekerja untuk memupuk kepercayaan dan
harapan itu.
Para perempuan tersebut tidak melihat barulah percaya.
Mereka percaya baru kemudian melihat. Hal ini sangat sulit
untuk kita terapkan dalam konteks kekinian kita terutama
ketika kita melihat bahwa mereka yang ada di sekeliling kita
hanya sibuk menawarkan janji-janji manis namun tidak cukup
peduli dan bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Namun, standar iman para perempuan terhadap Yesus
membuktikan bahwa Yesus sendiri yang mereka percayai
adalah sosok yang berintegritas diri yang tinggi. Yesus sendiri
juga pasti telah sukses menunjukkan bahwa Ia adalah orang
yang berdiri di atas perkataan-perkataan-Nya. Ia adalah orang
yang bekerja. Ini tentu saja menjadi motivasi yang baik bagi
kita semua yang berasal dari berbagai latar belakang
kehidupan dan yang memiliki tanggung jawab yang luar biasa
di pundak kita. Saat kita belajar bahwa sama seperti Yesus
yang bekerja keras membangun kepercayaan dalam diri
mereka yang mengikuti-Nya maka kitapun harus bekerja keras
untuk membangun kepercayaan tersebut.
Para perempuan yang menjadi saksi kebangkitan Yesus yang
pertama menandai perjumpaan tersebut dengan bekerja.
Bekerja secara konsisten. Mereka tidak hanya mengikuti,
melayani, menunggu, melihat, mengerti tetapi juga pergi. Para
perempuan tersebut menyuarakan apa yang mereka percayai
bukan dengan suara yang gaduh namun melalui tindakan
yang nyata yang dilakukan dengan penuh kesetiaan. Kitapun
dapat belajar dari pengalaman ini; belajar untuk sedikit
berbicara, sedikit mengkritik, sedikit menghakimi dan semakin
44
giat bekerja dalam segala musim. Itulah arti “diakonia” yaitu
mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan Yesus dengan
cara memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan mereka
yang kita layani dan kemudian mempersiapkan kebutuhankebutuhan tersebut. Kebangkitan Yesus adalah undangan
untuk giat bekerja, Amin.
45
Kerangka Khotbah Paskah 2
Minggu, 17 April 2017
Paskah:
merangkul
mereka yang
tercecer
Lukas 24:13-35
Latar Belakang
Injil Lukas adalah Injil yang memberi perhatian kepada mereka
yang terpinggirkan, terabaikan
dalam
kehidupan social
masyarakat pada jaman itu. Perempuan, orang sakit, pemungut
cukai adalah antara lain mereka-mereka yang diabaikan dalam
masyarakt namun mendapat perhatian dalam pelayanan Tuhan
Yesus dan dicatat oleh Injil Lukas. Kisah perjalanan Kleopas dan
temannya ke Emaus (dari Yerusalem) hanya dicatat oleh penginjil
Lukas.
Tafsiran
‘Kegaduhan’ terjadi Yerusalem dengan peristiwa kematian Yesus
dengan penyaliban. Belum reda kegaduhan penyaliban ditambah
lagi dengan tersebarnya berita kebangkitan Yesus yang mati
disalibkan itu.
Ayat 13-16 menceritakan bahwa di ujung hari itu, pada waktu
senja, berjalanlah pulang seorang bernama Kleopas dan
temannya, mereka ini adalah murud-murid yang biasa bersama
dengan Yesus selama Yesus mengajar dan melayani selama
kurang lebih 3 tahun. Mereka berjalan diwaktu senja, saat
matahari terbenam. Jarak Yerusalem ke Emaus sekitar 12
kilometer. Sambil berjalan mereka bercakap-cakap sedemikian
46
seriusnya mengenai berita kebangkitan yang menggemparkan,
sehingga mereka tidak mengenali bahwa ada seorang yang dating
bergabung dengan mereka dalam perjalanan adalah Yesus yang
mereka bicarakan. Dicatat oleh Lukas bahwa ada sesuatu yang
menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak mengenali
Yesus. Apakah itu yang menghalangi mata mereka? Kemungkinan
pertama karena perjalanan mereka menuju arah barat (lihat peta
no.3 di belakang Alkitab), matahari terbenam, maka mata mereka
terhalang cahaya senja matahari.
Kemungkinan lain karena
mereka begitu asik dalam percakapan dan diskusi mereka sendiri
sehingga mereka tidak mengenali Yesus ataupun juga karena hati
mereka yang sedang galau, sedih bingung dan kacau. Mereka
masih bersedih dengan kematian guru mereka, dengan pupusnya
harapan-harapan mereka terhadap Yesus, lalu kini mereka di
kejutkan lagi dengan berita kebangkitan Yesus.
Ayat 17-24: ayat-ayat ini mencatat dengan cukup detail tentang
percakapan Yesus dan murid-murid ini. Ketika di ayat 17 Yesus
berupaya mencari tahu apa yang menjadi pokok pembicaraan ini,
berhentilah mereka dengan muka muram (heran), mereka bingung
kalau ada orang yang tidak tahu akan berita yang
menggemparkan seluruh penduduk. Ayat 18 menunjukkan bahwa
Yesus ingin mendengar dari mereka sendiri apa yang mereka
ketahui tentang situasi itu. Ayat 20 tampaklah harapan mereka
terhadap Yesus yang mereka pikir akan membawa pembebasan
bagi bangsa Israel yang sedang dalam pendudukan bangsa
Romawi.
Ayat 25: Teguran keras Yesus kepada mereka ‘Hai kamu orang
bodoh’. Di sini yang dimaksud dengan kata ‘bodoh’ adalah
‘lambat’, lambat mengerti apa yang Yesus pernah para nabi
nubuatkan dan Yesus ajarkan tentang Mesias. Lalu Yesus kembali
mengajarkan lagi kepada mereka tentang Mesias mulai dari kitabkitab Musa lah berjumpa, sampai kitab Nabi-nabi
Ayat 28-32: Ketika mereka semakin mendekat ke tujuan, Yesus
ingin mengetahui hati mereka, apakah mereka masih merasa
perlu untuk mendengar dan bercakap dengan Yesus (ayat 28).
Oleh karena mereka masih ingin bersama dengan Yesus maka
47
mereka meminta kepada Yesus untuk masih tinggal bersama
dengan mereka. Maka mereka makan malam bersama. Pada
waktu Yesus mengambil roti, mengucap berkat lalu memecahmecah roti itulah mereka menjadi sadar bahwa itulah Yesus,
kemungkinan karena mereka tahu benar cara itu ketika Yesus
memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Sadarlah
mereka bahwa sejak dalam perjalanan Yesus telah membuat hati
mereka berkobar-kobar.
Ayat 33-35: Seketika mereka menyadari bahwa mereka telah
berjalan, bercakap, belajar bahkan makan bersama dengan Yesus,
maka mereka menjadi begitu bersemangat, tidak merasa letih dan
membuat mereka bersemangat untuk segera kembali ke
Yerusalem untuk berjumpa dengan murid-murid lainnya dan
mengabarkan kabar sukacita bahwa mereka sungguh-sungguh
telah berjumpa dengan Yesus yang bangkit.
Pokok Pikiran
Dari pembacaan ini paling tidak kita melihat bahwa:
1. Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup kita terkadang
membuat kita tidak dapat melihat atau menyadari bahwa
sesungguhnya Tuhan Yesus sedang berjalan dengan kita.
Kesedihan, tantangan dan pergumulan hidup atau bahkan
kebahagiaan sekalipun, terkadang menutup ‘mata’ kita akan
kehadiran Tuhan. Kita terlalu sibuk dengan pikiran, dugaan
ataupun perasaan kita.
2. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah kabar sukacita bagi semua
orang, bagi orang kota diperhitungkan. Tuhan Yesus datang
menghampiri Kleopas dan seorang temannya dan menemani
perjalanan mereka pulang ke kampung Emaus yang berjarak
sekitar 12 km dari Yerusalem. Tuhan bercakap-cakap bahkan
mengajarkan mereka. Kehadiran Tuhan yang bangkit membawa
sukacita dan semangat baru bagi mereka (hati mereka
berkobar-kobar).
3. Kleopas dan teman-temannya menyadari bahwa itulah Tuhan,
ketika mereka melihat cara Tuhan memecah roti (sebagaimana
48
mereka melihat ketika Tuhan memberi makan 5000 orang).
Tuhan hadir di tengah keluarga, jemaat, masyarakat kita
dengan cara kita mengingat kebaikan-kebaikan Tuhan,
mujisat-mujisat yang di perbuat-Nya. Sehingga kita dapat terus
menyadari bahwa Dia selalu ada bersama kita
4. Sukacita kebangkitan Tuhan harus kita bagikan kepada
banyak orang, kepada sesama kita. Sukacita itu menghapus
kesedihan dan kelelahan Kleopas dan temannya. Sehingga
dengan semangat mereka kembali lagi berjalan ke Yerusalem
untuk membagikannya kepada saudara-saudara dan muridmurid Tuhan lainnya.
49
Bahan Liturgi
50
PENJELASAN LITURGI
1.
Meskipun Bahan Masa Paskah 2017 ini diterbitkan oleh
Majelis Sinode Harian GMIT, tetapi Majelis Jemaat dapat tetap
menggunakan Bahan Minggu-minggu Sengsara, Jumat Agung
dan Paskah yang diterbitkan oleh Majelis Sinode pada tahun
2007. Bahan Paskah 2017 ini adalah sebagai alternatif yang
memperkaya perbedaharaan Tata Ibadah kita.
2.
Bahan yang tersaji ini masih perlu diolah dan disesuaikan
dengan kondisi/kebutuhan jemaat.
3.
Semua unsur liturgi yang dibaca atau dinyanyikan harus
dipersiapkan dengan latihan yang baik sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik pula. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara: teks liturgi diberikan kepada yang bertugas
untuk berlatih sendiri, lalu latihan bersama-sama secara
parsial (per bagian) dan juga latihan menyeluruh. Latihan
kalau dapat sebanyak dua sampai tiga kali.
4.
Dalam kaitan dengan penataan atribut ibadah, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
a. Jumlah Lilin Minggu Sengsara dinyalakan sesuai jumlah
Minggu Sengsaranya.
b. Pada Ibadah Jumat Agung lilin diletakkan sebanyak 3
buah, tetapi yang
c. Pada Ibadah Paskah 1 dan 2 diletakkan dan dinyalakan
satu buah dinyalakan hanya lilin yang di tengah.
d. Warna-warna liturgi diatur sebagai berikut:
- Minggu-minggu Sengsara: ungu tua, dengan lambang
ikan (kuning).
- Jumat Agung dan Sabtu Sunyi: hitam, dengan
lambang salib (putih) dan mahkota duri (kuning)
- Paskah: putih, dengan lambang bunga lily (putih)
5.
Berkaitan
dengan
unsur-unsur
diperhatikan hal-hal berikut:
51
liturgi,
maka
perlu
a. Bagi lagu-lagu yang dirasa sulit untuk dinyanyikan, maka
dapat diganti dengan lagu-lagu lainnya yang sejajar
maksudnya.
b. Untuk Mazmur yang dinyanyikan bila dirasa sulit, maka
dapat diganti dengan cara membaca secara berbalasan
Mazmur yang bersangkutan.
c. Untuk unsur Liturgi tertentu, seperti Votum, Salam dan
Berkat, kata “kamu” atau “engkau” hanya diucapkan oleh
Pelayan yang adalah seorang Pendeta, sedangkan yang
Pelayan yang bukan Pendeta menggunakan kata “kita”.
d. Bagi PS/VG dan Penyanyi lain yang akan mengisi liturgi,
maka penempatannya dalam liturgi, di samping sesuai
dengan yang dicantumkan dalam liturgi, tetapi dapat juga
disesuaikan dengan judul atau isi lagu yang cocok dengan
unsur liturgi yang bersangkutan.
e. Warta Jemaat bisa disesuaikan tempatnya dalam Liturgi
sesuai kebiasaan dalam jemaat masing-masing, entah
sebelum ibadah atau sebelum/sesudah Doa Syafaat.
6.
Bila ada hal yang butuh penjelasan dapat menghubungi Pdt.
Johny E. Riwu Tadu di Kantor Sinode GMIT atau telpon di HP
085 253 233 121.
52
Tata Ibadah Minggu Sengsara 1
Minggu, 26 Februari 2017
TINGGAL BERSAMA ALLAH
DALAM FIRMAN-NYA
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK WARTA JEMAAT
 PENYALAAN LILINMINGGU SENGSARA 1
Panggilan Beribadah
Pnt
: Minggu-minggu Sengsara adalah saat di mana kita
melekatkan diri pada Tuhan dengan lebih intensif. Kita
mengenang karya kasih Tuhan dalam derita dan
sengsara yang mesti dipikul-Nya. Dengan satu hati,
mari kita memasuki Ibadah Minggu Minggu Sengsara 1
ini dengan menengadah kepada-Nya, memohon berkatNya!
Nyanyi
: KJ 58:1,3 (Jemaat berdiri, sementara itu pelayan
ibadah memasuki ruang ibadah)
MAHAKASIH YANG ILAHI
do = bes 4 ketuk
Mahakasih yang ilahi, nikmat sorga turunlah
mendiami hati kami; Kau mahkota kurnia.
Yesus, Kau berlimpah rahmat, sumber kasih yg besar!
Datanglah membawa s’lamat bagi kami yang gentar.
Penebus, yang mahakuasa, b’rilah kami hidup-Mu.
Datang dan senantiasa tinggal dalam umat-Mu,
hingga beserta malaikat yang mengabdi, menyembah,
kami turut memuliakan kasih-Mu selamanya.
53
Votum
Pelayan : Pertolongan kita adalah di dalam nama Tuhan,
Pencipta langit dan bumi, yang senantiasa setia dan
tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya.
Nyanyi
: AMIN, AMIN, AMIN!
Salam
Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa
kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai Saudara
sekalian.
Jemaat : DAN MENYERTAI SAUDARA JUGA. (duduk)
Nas Pembimbing
P
: Dalam Minggu Sengsara 1 ini kita diarahkan agar
tinggal bersama Allah dalam Firman-Nya. Karena itu,
ingatlah akan firman-Nya: “Jikalau kamu tinggal di
dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu
akan menerimanya.” (Yoh. 15:7)
Nyanyi
: KJ 405:1-3
KAULAH, YA TUHAN, SURYA HIDUPKU
do = es 3 ketuk
Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku;
asal Kau ada, yang lain tak perlu.
Siang dan malam Engkau kukenang;
di hadirat-Mu jiwaku tenang.
Kaulah Hikmatku, Firman hidupku;
Kau besertaku dan 'ku serta-Mu.
Engkau Bapaku, aku anak-Mu
dengan-Mu, Tuhan, 'ku satu penuh.
Kaulah bagiku tempat berteduh;
Kaulah perisai dan benteng teguh.
Sukacitaku kekal dalam-Mu;
Kuasa sorgawi, Engkau kuasaku.
Pengakuan Dosa
Pnt
: Sebagai manusia, seringkali hati kita mudah tergiur
dengan hal-hal yang membuat kita kurang melekat
kepada Tuhan. Kita cenderung tergoda melekat pada
manusia dan hal-hal duniawi…
54
Nyanyi
: KJ 44
TUHAN, KASIHANILAH
la = fis 6 ketuk (2x3)
Jemaat
: Tuhan, kasihanilah!
Kristus, kasihanilah!
Tuhan, kasihanilah!
Pnt
: Dunia ini porak poranda,
dosa melanda umat manusia;
banyak sengsara, itu akibatnya.
Jemaat
: Tuhan, kasihanilah!
Kristus, kasihanilah!
Tuhan, kasihanilah!
Pnt
: Banyak yang hidup tanpa harapan,
lapar dan miskin; siapa menolongnya?
Banyak yang mati; siapa mengingatnya?
Jemaat
: Tuhan, kasihanilah!
Kristus, kasihanilah!
Tuhan, kasihanilah!
Pnt
: Juruselamat, Maha Pengampun,
dosa Kauhapus di atas salib-Mu.
Bangkitkan kami di kebangkitan-Mu.
Jemaat
: Tuhan, kasihanilah!
Kristus, kasihanilah!
Tuhan, kasihanilah!
Berita Anugerah
Pelayan : “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan
dibangkitkan untuk mereka. Dan semuanya ini dari
Allah yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada
kami“ (2 Kor. 5:15,18).
Sebagaimana Tuhan telah memperdamaikan kita
dengan diri-Nya, marilah kita berdamai satu dengan
lainnya.
55
(umat saling berjabatan tangan sambil mengucapkan
“damai Tuhan bersamamu”)
Nyanyi
: PKJ 14
KUNYANYIKAN KASIH SETIA TUHAN
do = c
4 ketuk
Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya,
kunyanyikan selamanya.
Kututurkan tak jemu kasih setia-Mu, Tuhan;
Kututurkan tak jemu kasih setia-Mu turun temurun.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan selamanya,
kunyanyikan selamanya.
Pujian Mazmur 99 (berdiri)
Pnt
: TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar.
Jemaat : IA DUDUK DI ATAS KERUB-KERUB, MAKA BUMI
GOYANG.
Pnt
: TUHAN itu maha besar di Sion,
Jemaat : DAN IA TINGGI MENGATASI SEGALA BANGSA.
Pnt
: Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu
yang besar dan dahsyat;
Jemaat : KUDUSLAH IA!
Pnt
: Raja yang kuat, yang mencintai hukum,
Jemaat : ENGKAULAH YANG MENEGAKKAN KEBENARAN;
Pnt
: hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub,
Jemaat : ENGKAULAH YANG MELAKUKANNYA.
Pnt
: Tinggikanlah TUHAN, Allah kita,
Jemaat : DAN SUJUDLAH MENYEMBAH KEPADA TUMPUAN
KAKI-NYA! KUDUSLAH IA!
Pnt
: Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya,
Jemaat : DAN SAMUEL DI ANTARA ORANG-ORANG YANG
MENYERUKAN NAMA-NYA. MEREKA BERSERU
KEPADA TUHAN DAN IA MENJAWAB MEREKA.
Pnt
: Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka;
56
Jemaat
Pnt
Jemaat
Pnt
Jemaat
Nyanyi
: MEREKA TELAH BERPEGANG PADA PERINGATANPERINGATAN-NYA DAN KETETAPAN YANG
DIBERIKAN-NYA KEPADA MEREKA.
: TUHAN, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka,
: ENGKAU ALLAH YANG MENGAMPUNI BAGI MEREKA,
TETAPI YANG MEMBALAS PERBUATAN-PERBUATAN
MEREKA.
: Tinggikanlah TUHAN, Allah kita,
: DAN SUJUDLAH MENYEMBAH DI HADAPAN
GUNUNG-NYA YANG KUDUS! SEBAB KUDUSLAH
TUHAN, ALLAH KITA!
: PKJ 7
(umat duduk)
PS/VG
Pelayanan Firman Tuhan
Pnt
: (Doa Epiklese)
Pujian Pengantar Firman KJ. 53:1 “Tuhan Allah T’lah Berfrman”
Refr: Tuhan Allah t’lah berfirman, Haleluya,
pada umat sabda hikmat, Haleluya!
Buka telinga, hai umat-Nya, kabar yang baik dengarkanlah!
Buka hatimu: Tuhan datang, hai yang beriman. (Refr)
57
Pnt
: (Membaca
berkata:)
Keluaran
24:12-18,
diakhiri
dengan
Demikianlah Sabda Tuhan.
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
Firman Allah dan yang memeliharanya. Hosiana!
Nyanyi
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
PS/VG
Pengakuan Iman (berdiri)
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan menyanyikan pengakuan iman seturut KJ 280
Nyanyi
: KJ 280:1-3
AKU PERCAYA
do = f 2 ketuk
Aku percaya Allah yang kekal,
yang oleh Sabda kita kenal:
Bapa Pencipta alam semesta,
yang mengasihi manusia.
Aku percaya Putra Tunggal-Nya
yang disalibkan di Golgota.
Yang dari kubur bangkit dan menang,
naik ke surga dalam terang.
Aku percaya pada Roh Kudus
yang mendiami kita terus.
Aku percaya G’reja yang esa;
ku jadi suci di dalamnya. (duduk)
Persembahan
Dkn
: Saudara-saudari kekasih Tuhan, dengan penuh
syukur mari kita haturkan persembahan yang telah
kita siapkan dari rumah seraya mengingat firman-Nya
dalam 1 Tawarikh 29:11-13, demikian: “Ya Tuhan,
punyamulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan,
kemasyuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang
ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan, punyamulah
58
kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi
segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan
kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang
berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah
kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa
membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.
Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu
dan memuji nama-Mu yang agung itu.”
Marilah berdoa: ….
Nyanyi
: PKJ 25:1-2
MULIAKAN NAMA TUHAN
do = g 4 ketuk
Muliakan nama Tuhan bersama rebana dan nyanyian.
Sajikan persembahan bersama pujian dan tarian.
Refr: Hai, mari bersama-sama kita nyanyi
dan menari bersukaria.
Kendati adapun susah dalam hati,
Tuhan pasti menghibur kita.
Nyanyikan lagu baru bersama gend’rang bertalu-talu.
Dengungkanlah suaramu selembut suara suling bambu.
Doa Syafaat
Nyanyian Pengutusan
Nyanyi
: PKJ 165:1-3
JANJI YANG MANIS
do = as 4 ketuk
Janji yang manis: “Kau tak Kulupakan,”
tak terombang-ambing lagi jiwaku.
Walau lembah hidupku penuh awan,
nanti ‘kan cerahlah langit di atasku.
Refr: “Kau tidak ‘kan Aku lupakan,
Aku memimpinmu, Aku membimbingmu;
Kau tidak ‘kan Aku lupakan,
Aku Penolongmu yakinlah teguh”.
Yakin ‘kan janji: “Kau tak kulupakan,”
dengan sukacita aku jalan t’rus.
Dunia dan kawan tiada kuharapkan,
59
Satu yang setia: Yesus, Penebus.
Dan bila pintu sorga dibukakan,
Selesailah sudah susah dan lelah.
‘Kan kudengarlah suara mengatakan:
“Hamba yang setiawan, mari masuklah”.
Berkat
Pelayan : Tetap melekatlah kepada Tuhan dan jadilah saksi
Tuhan di manapun Saudara berada!
Jemaat : SYUKUR KEPADA TUHAN! KAMI MAU MENJADI
SAKSI-NYA.
Pelayan : Sekarang arahkanlah hati Saudara kepada Tuhan dan
terimalah berkat-Nya:
“Tuhan memberkati saudara dan melindungi saudara.
Tuhan menyinari saudara dengan wajah-Nya dan
memberi
saudara
kasih
karunia;
Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepada saudara dan
memberi saudara damai sejahtera”
J
: AMIN
Nyanyi
: KJ 410:1,3
TENANGLAH KINI HATIKU
do = d 4 ketuk
Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tangan-Nya.
Refr: Tuhanlah yang membimbingku;
tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh,
tanganku dipegang teguh.
Tak kusesalkan hidupku, betapa juga nasibku.
Sebab Engkau tetap dekat, tangan-Mu kupegang erat.
60
Tata Ibadah Minggu Sengsara 2
Minggu, 05 Maret 2017
KEMATIAN MELALUI ADAM,
KEHIDUPAN MELALUI KRISTUS
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN MINGGU SENGSARA 2
Panggilan Beribadah
Pnt
: Minggu ini kita memasuki Minggu Sengsara 2, masa
kita merenungkan sengsara Yesus Kristus menuju
penggenapan maksud Bapa di Yerusalem. Setiap kali
kita mengenang dinamika dan pasang surut perjalanan
Kristus dalam memenuhi panggilan tugas dari Bapa,
kita dapat merasakan betapa agungnya hati Kristus.
Tantangan, tekanan dan godaan berlalu lalang
menyerang Dia namun Dia tetap taat dan patuh, fokus
pada tugas utama-Nya, memenuhi panggilan Ilahi. Dia
mengajar kita tentang bagaimana menempatkan Bapa
sebagai pusdat kehendak dan menepiskan hasrat diri
yang berorientasi pada kepentingan diri.
Jemaat : TUHAN YANG MAHAHADIR, MAMPUKANLAH KAMI
MENGERTI TUJUAN TUHAN DALAM HIDUP KAMI.
Nyanyi
: PKJ 2 (berdiri, sementara itu pelayan ibadah memasuki
ruang ibadah)
61
Votum
P
Nyanyi
: Ibadah Minggu Sengsara kedua ini berlangsung dalam
nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
: AMIN, AMIN, AMIN.
Salam
Pelayan : Tuhan beserta Saudara!
Jemaat : DAN BESERTA SAUDARA JUGA. (duduk)
Kata Pembuka dan Pengakuan Dosa
Pelayan : Manusia diciptakan sungguh amat baik! Namun
manusia juga rentan terhadap goda dan coba.
Terbukti Adam dan Hawa jatuh dalam dosa ketika
digoda dan dicoba oleh Setan. Di Minggu Sengsara 2
ini marilah kita mengingat sengsara Kristus. Setiap
kita merenungkannya, kita tunduk menilik diri:
apakah kita masih menempatkan Kristus sebagai
pusat cinta, cita, nalar, rasa dan kehendak kita?
Ataukah sesungguhnya acap kita melakukan apa saja
demi kepentingan pribadi, lepas dari tuntunan Ilahi?
Nafsu akan harta,
kenikmatan tanpa
batas,
62
popularitas dan pembenaran sering kita kemukakan
sebagai bentuk kompromi dengan godaan. Jabatan dan
fasilatas kita manfaatkan sedemikian rupa sehingga
memperbesar peluang untuk meraup keuntungan
pribadi. Sedemikian sesatkah manusia di hadapan
Allah?
(saat hening, umat berdoa secara pribadi mengaku
kelemahan diri atas segala godaan duniawi. Kemudian
Pelayan mengakhiri dengan doa bersama melalui
nyanyian KJ 28:1-6)
Nyanyi
: KJ 28:1-6
YA YESUS, TOLONGLAH
do = d 4 ketuk
Jemaat
: Ya Yesus, tolonglah, hapuskan dosaku
dan dari nafsu dunia lepaskan hambaMu.
Wanita
: Ya Yesus, dengarlah seruan hatiku,
lengkapi aku yang lemah sebagai laskarMu.
Pria
: Ya Yesus, yang menang, sertai hambaMu
b’ri di sengsara dan perang percaya yang teguh.
Jemaat
: Ya Yesus, pmpinlah, tetaplah Kau dekat,
supaya ke neg’ri baka jalanku tak sesat.
Wanita
: Ya Yesus, lihatlah serangan seteru,
lumpuhkanlah senjataNya dengan kuasaMu.
Pria
: Ya Yesus Penebus, berilah akhirnya
kesukaan-Mu yang kudus di negeri baka.
Berita Anugerah
Pelayan : Di dalam Tuhan, Saudara diampuni!
Jemaat : DI DALAM TUHAN, SAUDARA JUGA DIAMPUNI.
Pelayan : Marilah kita merespons pengampunan ini dengan
itikad baik memperbarui diri sesuai dengan FirmanNya: “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama
dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana
Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
(Kolose 3: 1-2)
Demikianlah berita Anugerah dari Tuhan.
63
Jemaat
: SYUKUR KEPADA ALLAH!
(umat saling berjabatan tangan sambil mengucapkan
“damai Tuhan bersamamu”)
Nyanyi
: PKJ 258:1-2
‘KU INGIN SELALU DEKAT PADA-MU
do = es 3 ketuk
‘Ku ingin selalu dekat pada-Mu,
mengiringi Tuhan tiada jemu.
Bila Kau pimpin jalan hidupku,
tidak ‘ku takut ‘kan s’gala set’ru.
Refr: O Jurus’lamat, pegang tanganku;
bimbingan-Mu itu ‘ku perlu.
B’ri pertolongan kuat kuasa-Mu.
O Tuhan Yesus, pegang tanganku!
Gelap perjalanan yang aku tempuh,
namun teranglah dalam jiwaku.
Susah sengsara kini kud’rita;
damai menanti di sorga baka.
Pujian Mazmur 32 (berdiri)
Pria
: Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
Wanita
: yang dosanya ditutupi!
Pri
: Berbahagialah manusia,
Wanita
: yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan
yang tidak berjiwa penipu!
Pria
: Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
Wanita
: karena aku mengeluh sepanjang hari;
Pria
: sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan
berat,
Wanita
: sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim
panas.
Pria
: Dosaku kuberitahukan kepada-Mu
Wanita
: dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
Pria
: aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku,"
Wanita
: dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
Nyanyi
: KJ 293:1
PUJI YESUS! PUJILAH JURUSELAMAT!
64
do = g 6 ketuk
Puji Yesus! Pujilah Juruselamat!
Langit, bumi, maklumkan kasih-Nya!
Haleluya! Nyanyilah, para malaikat:
kuasa, hormat b’rilah kepada-Nya.
Selamanya Yesus Gembala kita,
siang malam kita didukung-Nya.
Puji Dia! B’ritakan keagungan-Nya!
Puji Dia! Mari bernyanyilah! (duduk)
PS/VG
Pelayanan Firman Tuhan
Pnt
: (berdoa dan membaca Roma 5:12-21, diakhiri dengan
berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
sabda Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
Nyanyi
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman (berdiri)
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli,
demikian:
Pnt + J : Aku percaya …..
Nyanyi
: KJ 38:1
T’LAH KUTEMUKAN DASAR KUAT
do = f
4 dan 2 ketuk
T’lah kutemukan dasar kuat,
tempat berpaut jangkarku.
Kekal, ya Bapa, Kau membuat
Putra-Mu dasar yang teguh:
Biarpun dunia lenyap, pegangan hidupku tetap!
65
Persembahan
Dkn
: Ketika
mendapat
kesempatan
menyampaikan
persembahan syukur ini, marilah kita mengingat bahwa
yang Tuhan inginkan bukan sekadar persembahan
materi, melainkan kesungguhan hati dalam memberi
hidup untuk memuliakan Tuhan, seperti tertulis,
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah
aku
menasehatkan
kamu,
supaya
kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah. Itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1)
Mari kita berdoa: …
Nyanyi
: KJ 363:1-4
BAGI YESUS KUSERAHKAN
do = f 4 ketuk
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya;
hati dan perbuatanku, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Tanganku kerja bagi-Nya, kakiku mengikut-Nya;
mataku memandang Yesus; yang kupuji Dialah!
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah!
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah!
Ya, sejak kupandang Yesus, kutinggalkan dosaku;
pada Dia ‘ku terpaut, Dia Jurus’lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus’lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus’lamatku.
O betapa mengagumkan! Maharaja semesta
mau memanggilku sahabat; aku dilindungi-Nya!
Bagi Yesus semuanya; aku dilindungi-Nya!
Bagi Yesus semuanya; aku dilindungi-Nya!
Doa Syafaat
Pengutusan
Pelayan : Tuhan menunjukkan teladan bagaimana bersikap
bijak memandang jabatan dan wewenang.
Jemaat : MAMPUKANLAH KAMI MENELADANI-MU, YA TUHAN!
66
Pelayan
Jemaat
Pelayan
Nyanyi
: Tuhan menghendaki agar kita menang terhadap setiap
pencobaan!
: MAMPUKANLAH KAMI, TUHAN, DENGAN KUASA
ROH-MU!
: Marilah kita nyatakan kesediaan kita dalam nyanyian
KJ 436:1-3
: LAWANLAH GODAAN
do = as
6/4
Lawanlah godaan, s’lalu bertekun; tiap kemenangan
kau tambah teguh; nafsu kejahatan harus kautentang;
harap akan Yesus: pasti kau menang.
Refr: Mintalah pada Tuhan, agar kau dikuatkan;
Ia b’ri pertolongan: pastilah kau menang.
Tinggalkan yang jahat, dosa dicegah; tindakanmu
tulus tiada bercela: junjung kebenaran, hidup dalam
t’rang, harap akan Yesus: pasti kau menang.
Allah memberikan tajuk mulia bagi yang berjaya
di dalam iman; Kristus memulihkan kau yang
tertekan, harap akan Yesus: pasti kau menang.
Berkat
Pelayan : Arahkanlah hati dan pikiranmu kepada Tuhan, dan
terimalah berkat-Nya: “Damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Amin.
Nyanyi
: NKB 225 HOSIANA [5x] AMIN [3x].
67
Tata Ibadah Minggu Sengsara 3
Minggu, 12 Maret 2017
HIDUP BARU
DI DALAM KRISTUS
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN MINGGU SENGSARA 3
Pnt
: Saudaraku, pada hari ini kita memasuki Minggu
Sengsara ke-3. Kita diundang untuk berefleksi diri.
Apakah hidup yang kita jalani berubah ke arah yang
lebih baik dan sesuai kehendak Tuhan? Hidup sesuai
kehendak Tuhan mesti diupayakan karena Ia telah
menyatakan kemurahan yang tak terbatas kepada
umat-Nya. Dalam kemurahan-Nya Ia memberikan
kekuatan di saat kita lemah. Ia memberikan
kemurahan di saat hidup berada dalam kemiskinan.
Saat hidup dirundung duka, Ia memberikan
penghiburan. Dalam kasih-Nya Tuhan berkenan
menutup aib dan kekurangan umat-Nya supaya tidak
menjadi tontonan yang memalukan di hadapan
sesama. Datanglah kepada-Nya, terimalah undangan
kasih-Nya.
Nyanyi
: NKB 10:1-3 (sementara itu pelayan ibadah memasuki
ruang ibadah)
DARI KUNGKUNGAN MALAM GELAP
do = g
6 ketuk
Dari kungkungan malam gelap,
Yesus, Tuhan, ‘ku datanglah;
masuk ke dalam t’rang-Mu tetap;
68
Yesus, ‘ku datanglah.
Dari sengsara, sakit dan aib,
masuk dalam kasih ajaib.
Dan kurindukan dosaku raib,
Yesus, ‘ku datanglah.
Dari hidupku yang bercela,
Yesus, Tuhan, ‘ku datanglah;
masuk ke dalam t’rang mulia,
Yesus, ‘ku datanglah.
Dari gelombang bah menderu,
masuk ke dalam kasih teduh
dan ‘ku tinggalkan susah, keluh,
Yesus, ‘ku datanglah.
Dari gelisah, angkuh, sesat,
Yesus, Tuhan, ‘ku datanglah;
masuk ke dalam naungan berkat,
Yesus, ‘ku datanglah.
Dari kecewa, hati sendu,
masuk ke dalam t’rang kasih-Mu
dan sukacita pun milikku,
Yesus, ‘ku datanglah.
Votum dan Salam
Pelayan : Kebaktian ini berlangsung dalam nama Bapa, Anak
dan Roh Kudus.
Nyanyi
: AMIN, AMIN, AMIN!
Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa
kita dan dari Tuhan Yesus Kristus serta persekutuan
dengan kuasa Roh Kudus menyertai saudara!
Jemaat : DAN BESERTA SAUDARA JUGA! (duduk)
Nas Pembimbing
Pelayan : Masih di dunia, namun bukan secara duniawi, itulah
panggilan hidup dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Sikap apa yang bisa dilakukan? Kepada Nikodemus,
Tuhan Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia
tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yoh. 3:3)
Nyanyi
: KJ 396:1-4
YESUS SEGALA-GALANYA
69
do = as
6 ketuk (2 x 3)
Bersama
Yesus segala-galanya, Mentari hidupku.
Sehari-hari Dialah penopang yang teguh.
Bila ‘ku susah, berkesah, aku pergi kepada-Nya:
Sandaranku, Penghiburku, Sobatku.
Laki-laki
Yesus segala-galanya, Kawanku abadi;
setiap datang pada-Nya, berka-Nya diberi.
Surya dan hujan berselang hasil tanaman & kembang
semuanya karunia Sobatku.
Perempuan
Yesus segala-galanya, setia padaku;
tak akan ‘ku menyangkal-Nya, Teman setiaku.
Bersama-Nya ‘ku tak sesat, Ia menjagaku tetap:
Ia tetap Kawan erat, Sobatku.
Bersama
Yesus segala-galanya, Temanku terdekat;
pada-Nya aku berserah sekarang dan tetap.
Hidupku indah mulia, bersama-Nya bahagia,
hidup kekal, kar’na kenal Sobatku.
Pengakuan Dosa
Pnt
: Allah Sang Kasih, dalam kasih-Mu kami beroleh
rahmat, perhatian, dan hidup. Engkau berkenan
memerhatikan kehidupan kami, umat-Mu dan
membebaskan kami. Ampunilah kami karena hidup
yang kami jalani belum mampu meneladan kasih yang
telah Tuhan berikan. Gaya kehidupan seperti yang
diajarkan dunia lebih mudah merasuk dalam diri dan
kami
ikuti.
Mencari-cari
kesalahan
sesama,
kemarahan, dendam, dan menceritakan keburukan
sesama tanpa sadar kami lakukan. Padahal Engkau
menutup aib dan dosa yang kami lakukan sehingga
tidak menjadi tontonan banyak orang. Ampunilah kami
yang berdosa ini. Kami juga memohon rahmat-Mu
supaya kami dapat menjauhkan diri dari yang jahat
melalui hidup dalam pertobatan sebagaimana yang
Tuhan Yesus katakan, ”Jika kamu semua tidak
70
Pnt + J
Nyanyi
bertobat, kamu pun akan binasa”. Dalam nama Tuhan
Yesus, kami berdoa dan memohon rahmat.
: AMIN.
: KJ 364:1-3
BERSERAH KEPADA YESUS
do = es
4 ketuk
Berserah kepada Yesus tubuh, roh, dan jiwaku;
kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus.
Refrein:
Aku berserah, aku berserah;
kepada-Mu, Jurus’lamat, aku berserah!
Berserah kepada Yesus di kaki-Nya ‘ku sujud.
Nikmat dunia kutinggalkan; Tuhan, t’rima anak-Mu!
Berserah kepada Yesus aku jadi milik-Mu.
B’rilah Roh-Mu meyakinkan bahwa Kau pun milikku!
Berita Anugerah
Pelayan : Terimalah anugerah Tuhan sebagaimana yang ditulis
dalam 2 Timotius 1:9, “Dialah yang menyelamatkan
kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus,
bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan
berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri,
yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus
Yesus sebelum permulaan zaman.” Demikianlah berita
anugerah dari Tuhan.
Jemaat : SYUKUR KEPADA ALLAH.
(umat saling bersalaman sambil mengucapkan: “Damai
Tuhan Besertamu”)
Nyanyi
: KJ 54:1-3
TAK KITA MENYERAHKAN
do = es
4 ketuk
Tak kita menyerahkan kepada musuhnya
pelita yang bersinar di dalam dunia.
Tak boleh Firman Allah yang sungguh dan teguh,
Alkitab yang mulia, diambil seteru.
Penyokong orang tua dan orang lemah,
pemimpin orang muda dan sukacitanya,
71
senjata perjuangan di p’rang penggodaan
dan bantai perhentian di jam kematian.
Yang dapat memecahkan segala hati k’ras,
yang mencurahkan hidup di hati yang lemas,
yang menyembuhkan luka, mujarab obatnya,
yaitu Firman Allah, penuh anugerah. (duduk)
Pujian Mazmur 121 (berdiri)
Pnt
: Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
Jemaat : DARI MANAKAH AKAN DATANG PERTOLONGANKU?
Pnt
: Pertolonganku ialah dari TUHAN,
Jemaat : YANG MENJADIKAN LANGIT DAN BUMI.
Pnt
: Ia takkan membiarkan kakimu goyah,
Jemaat : PENJAGAMU TIDAK AKAN TERLELAP.
Pnt
: Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur
Jemaat : PENJAGA ISRAEL.
Pnt
: TUHANlah Penjagamu,
Jemaat : TUHANLAH NAUNGANMU DI SEBELAH TANGAN
KANANMU.
Pnt
: Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang,
Jemaat : ATAU BULAN PADA WAKTU MALAM.
Pnt
: TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala
kecelakaan;
Jemaat : IA AKAN MENJAGA NYAWAMU.
Pnt
: TUHAN akan menjaga keluar masukmu,
Jemaat : DARI SEKARANG SAMPAI SELAMA-LAMANYA.
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt
: (berdoa dan membaca Yohanes 3:1-12, diakhiri dengan
berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
sabda Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
Nyanyi
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
72
Pengakuan Iman (berdiri)
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli,
demikian:
Pnt + J : Aku percaya ….
Nyanyi
: KJ 369a “Ya Yesus ‘Ku Berjanji”
Ya Yesus, ‘ku berjanji setia pada-Mu;
kupinta Kau selalu dekat, ya Tuhanku.
Di kancah pergumulan jalanku tak sesat,
kar’na Engkau Temanku, Pemimpin terdekat. (duduk)
Persembahan
Dkn
: Seperti Pemazmur, marilah kita juga mengatakan:
“Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang
yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur
kepada nama-Nya yang kudus!” (Mazmur 30:4).
Marilah berdoa: …
Nyanyi
: KJ 294:1-5
BERIBU LIDAH PATUTLAH
do = as
3 ketuk
Beribu lidah patutlah memuji Tuhanku.
Dan mewartakan kuasa-Nya dengan kidung merdu.
Yesus, nama-Mu cukuplah menghibur yang sedih,
membuat hati tenteram, merawat yang pedih.
Dosa betapapun besar, dibasuh darah-Nya.
Kuasa Iblis pun lenyap, lepas tawanannya.
Yang bisu-tuli, soraklah memuji Tabibmu;
yang buta, lumpuh dan lemah, berbangkitlah sembuh!
Tolonglah aku, ya Tuhan, mengangkat suaraku.
‘Kan kusebar di dunia agungnya nama-Mu.
Doa Syafaat
Pengutusan
P
: Sebagai manusia baru, “… buanglah semuanya ini,
yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata
kotor yang keluar dari mulutmu. Janganlah kamu
73
Jemaat
saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan
manusia
lama
serta
kelakuannya
dan
telah
mengenakan manusia baru yang terus menerus
diperbaharu untuk memperoleh pengetahuan yang
benar menurut gambar Khaliknya” (Kol 3:8-10)
: PERBARUI KAMI SENANTIASA YA TUHAN!
Nyanyi
: PKJ 239:1-3
PERUBAHAN BESAR
do = a
4 ketuk
Perubahan besar di kehidupanku
sejak Yesus di hatiku;
di jiwaku bersinar terang yang cerlang
sejak Yesus di hatiku.
Refrein:
Sejak Yesus di hatiku, sejak Yesus di hatiku,
jiwaku bergemar bagai ombak besar
sejak Yesus di hatiku.
Aku tobat, kembali ke jalan benar
sejak Yesus di hatiku;
dan dosaku dihapus, jiwaku segar
sejak Yesus di hatiku.
Aku rindu pergi ke tempat Tuhanku,
sejak Yesus di hatiku;
aku riang gembira berjalan terus
sejak Yesus di hatiku.
Berkat
Pelayan
Jemaat
Pelayan
Jemaat
Pelayan
Jemaat
Pelayan
:
:
:
:
:
:
:
Kini arahkanlah hatimu kepada Tuhan
KAMI MENGARAHKAN HATI KAMI KEPADA TUHAN
Jadilah Saksi Kristus
SYUKUR KEPADA ALLAH
Terpujilah Tuhan
KINI DAN SELAMANYA
Terimalah berkat Tuhan:
Kiranya Allah, Bapa di sorga, yang kasih setia-Nya
abadi menjadi tumpuan harapanmu.
74
Nyanyi
Kiranya Yesus Kristus, yang pengorbanan-Nya
menyelamatkan kehidupan, menjadi sumber hidupmu.
Kiranya Roh Kudus, yang memperbarui segala
sesuatu, menjadi dasar perubahan hidupmu, kini dan
selamanya. Amin.
: NKB 225 “HOSIANA [5x] AMIN [3x]”
75
Tata Ibadah Minggu Sengsara 4
Minggu, 19 Maret 2017
ALLAH MELIHAT HATI
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN MINGGU SENGSARA 4
Panggilan Beribadah (berdiri)
Pnt
: Umat yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memasuki
Minggu Minggu Sengsara ke-4. Marilah kita mengingat
pengorbanan Yesus dengan memuji dan memuliakan
Dia yang telah membarui segala sesuatu.
Nyanyi
: KJ 314:1-3 (sementara itu pelayan ibadah memasuki
ruang ibadah)
PUJILAH SUMBER HIDUPKU
do = g 2 dan 3 ketuk
Pujilah Sumber hidupmu;
puji Dia di dalam sorga
sampai kekal abadi.
Pujilah sumber hidupmu!
Bunyikan bersama suling dan rebana
sambil melagukan syukur bagi Tuhan.
Pujilah Sumber hidupmu!
Sion, elukan Rajamu;
sungguh, Dikaulah yang dicari
sampai didapati-Nya.
Sion elukan Rajamu!
76
Songsonglah yang datang dalam nama Tuhan
dan terima Dia, jadilah milik-Nya!
Pujilah Sumber hidupmu!
Sion, Pengantinmu dekat;
Ia membawa perhiasan mahal, tebusan kasih.
Sion, pengantinmu dekat!
Bangun bergembira dan menyambut Dia,
yang hendak menjadi milikmu abadi.
Pujilah Sumber hidupmu!
Votum
P
Nyanyi
: Ibadah ini berlangsung dalam nama Allah Bapa, Anak
dan Roh Kudus.
: AMIN, AMIN, AMIN!
Salam
P
J
: Tuhan beserta Saudara!
: DAN BESERTA SAUDARA JUGA. (duduk)
Nas Pembimbing
P
: Tetapi
berfirmanlah
TUHAN
kepada
Samuel:
"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang
tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang
dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat
apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1
Samuel 16:7)
Nyanyi
: KJ 367:1,2,4
PADA-MU, TUHAN DAN ALLAHKU
do = c
3 ketuk
Pada-Mu, Tuhan dan Allahku,
kupersembahkan hidupku:
dari-Mu jiwa dan ragaku,
hanya dalam-Mu ‘ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan
pada-Mu juga kuberikan.
Di dalam Yesus Kaunyatakan,
ya Bapa, isi hati-Mu:
curahan kasih, kesukaan
77
Engkau limpahkan bagiku.
Andaikan orang menyadari,
niscaya, Tuhan, Kau dicari.
Betapa Kau mencari aku,
hati-Mu rindu padaku.
Kauraih aku kepada-Mu
membuat aku milik-Mu.
Diriku sudah Kaukasihi,
Kau jualah yang aku pilih.
Pengakuan Dosa
(beberapa orang wakil umat menyampaikan doa
pengakuan dosa, Pelayan mengakhiri dengan doa
bersama)
Nyanyi
: KJ 157:1,3
INSAN TANGISI DOSAMU
do = d 1 ketuk
Insan, tangisi dosamu!
Ingatlah, Kristus menempuh
jalan penuh sengsara
dan bagai hamba terendah
Ia kosongkan diri-Nya
menjadi Perantara.
Refr: Yang mati dihidupkan-Nya,
yang sakit disembuhkan-Nya,
yang hilang Ia cari,
berkurban diri akhirnya,
memikul dosa dunia
di atas kayu salib.
Kasih-Nya perkenalkanlah
dan dalam kuasa nama-Nya
kalahkanlah yang jahat.
Ingat darah-Nya yang kudus,
yang bagi Allah, Bapamu,
berharga tinggi amat!
78
Berita Anugerah
P
: Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk
jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya
dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak
akan menanggung hukuman (Maz. 34:19,23).
Demikianlah berita anugerah dari Tuhan.
J
: SYUKUR KEPADA ALLAH!
Pujian Mazmur (berdiri)
79
(umat duduk)
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt
: (berdoa dan membaca 1 Samuel 16:1-23, diakhiri
dengan berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
sabda Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
J
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan menyanyikan KJ 13.
80
ALLAH BAPA, TUHAN
do = g 4 ketuk
solo:
semua:
solo:
semua:
Allah Bapa, Tuhan, dimuliakanlah nama-Mu!
Allah Bapa, Tuhan, dimuliakanlah nama-Mu!
semua:
Langit bumi ciptaan-Mu,
kami pun anak-anak-Mu.
Datanglah dengan kasih-Mu!
solo:
semua:
solo:
semua:
Yesus Kristus, Tuhan, yang membawa keselamatan,
Yesus Kristus, Tuhan, yang membawa keselamatan,
semua:
lahir dalam dunia ini,
mati, tapi bangkit lagi,
Kaulah Jurus’lamat kami!
solo:
semua:
solo:
semua:
Ya Roh Kudus, Tuhan, tolong kami lawan dosa.
Ya Roh Kudus, Tuhan, tolong kami lawan dosa.
semua:
sucikanlah hati kami;
b’rilah hidup yang sejati,
tinggallah bersama kami!
solo:
semua:
solo:
semua:
Allah kami Yang Esa, Bapa, Putra dan Roh Kudus,
Allah kami Yang Esa, Bapa, Putra dan Roh Kudus,
semua:
kami datang menyembah-Mu,
memasyurkan kuasa-Mu.
Puji syukur kepada-Mu! (duduk)
Persembahan
Dkn
: Marilah kita memberikan persembahan dengan penuh
sukacita, seperti yang Tuhan firmankan: “Hendaklah
81
masing-masing
memberikan
menurut
kerelaan
hatinya, jangan dengan sedih atau karena paksaan,
sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.” (2 Kor. 9:7)
Marilah berdoa: …..
Nyanyi
: KJ 289:1-4
TUHAN, PENCIPTA SEMESTA
do = f 3 ketuk
Tuhan, Pencipta semesta, Kaulah Yang Mahamulia;
sungguh besar karunia yang Kauberi.
Kasih-Mu nyata terjelma di sinar surya yang cerah,
di sawah dan tuaiannya yang Kauberi.
Puji syukur terimalah atas berkat anugerah
di rumah yang sejahtera yang Kauberi.
Kau merelakan Put’ra-Mu, supaya dunia ditebus;
dengan-Nya kurnia penuh t’lah Kauberi.
(dilanjutkan dengan bait berikutnya sesuai kebutuhan)
Doa Syafaat
Pengutusan
Nyanyi
: KJ 413:1-3
TUHAN, PIMPIN ANAKMU
do = c
4 ketuk
Tuhan, pimpin anak-Mu, agar tidak tersesat.
Akan jauhlah seteru, bila Kau tetap dekat.
Refrein:
Tuhan, pimpin! Arus hidup menderas;
agar jangan ‘ku sesat, pegang tanganku erat.
Hanya Dikau sajalah Perlindungan yang teguh.
Bila hidup menekan, Kau harapanku penuh.
Sampai akhir hidupku, Tuhan, pimpin ‘ku terus.
K’lak kupuji, kusembah Kau Tuhanku Penebus.
82
Pelayan
Jemaat
Pelayan
Jemaat
Pelayan
Jemaat
Berkat
Pelayan
Nyanyi
:
:
:
:
:
:
Arahkanlah hatimu kepada Tuhan,
KAMI MENGARAHKAN HATI KAMI KEPADA TUHAN.
Jadilah saksi Kristus,
SYUKUR KEPADA ALLAH.
Terpujilah Tuhan,
KINI DAN SELAMANYA.
: Kiranya Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu
dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam
iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu
berlimpah-limpah dalam pengharapan.
: NKB 225 “HOSIANA [5x], AMIN [3x]”
83
Tata Ibadah Minggu Sengsara 5
Minggu, 26 Maret 2017
Hidup oleh Roh
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN MINGGU SENGSARA 5
Panggilan Beribadah
Pnt
: Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya
Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk
seterusnya dan selamanya.
Jemaat : SETIAP HARI AKU HENDAK MEMUJI ENGKAU, DAN
HENDAK
MEMULIAKAN
NAMA-MU
UNTUK
SETERUSNYA DAN SELAMANYA.
Pnt
: Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaranNya tidak terduga.
Jemaat : ANGKATAN DEMI ANGKATAN AKAN MEMEGAHKAN
PEKERJAAN-PEKERJAAN-MU
DAN
AKAN
MEMBERITAKAN KEPERKASAAN-MU.
Pnt
: Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatanperbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
Jemaat : KEKUATAN
PERBUATAN-PERBUATAN-MU
YANG
DAHSYAT AKAN DIUMUMKAN MEREKA,
DAN
KEBESARAN-MU HENDAK KUCERITAKAN.
Nyanyi
: NKB 17:1,3 (berdiri, sementara itu pelayan ibadah
memasuki ruang ibadah)
84
Votum
Pelayan : Ibadah Minggu Sengsara 5 ini berlangsung di dalam
nama Allah Tritunggal yang kudus dan esa: Bapa,
Putera dan Roh Kudus.
Nyanyi : AMIN, AMIN, AMIN!
Salam
Pelayan : Tuhan beserta Saudara
Jemaat : KINI DAN SELAMANYA. (duduk)
Nas Pembimbing
Pelayan : Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera,
kesabaran,
kemurahan,
kebaikan,
85
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia
5:22-23)
Nyanyi
: KJ 387:1,3
‘Ku heran, Allah mau memb’ri rahmat-Nya padaku
dan Kristus sudi menebus yang hina bagaiku!
Refr: Namun ‘ku tahu yang kupercaya
dan aku yakin ‘kan kuasa-Nya,
Ia menjaga yang kutaruhkan
hingga hari-Nya kelak!
‘Ku heran, oleh Roh Kudus ‘ku sadar dosaku
dan dalam Firman kukenal siapa Penebus.
Pengakuan Dosa
Pnt
: Niat dan tekad mengutamakan yang bernilai mulia dari
pada sekedar menimbang untung rugi kadang
terkendala oleh nafsu dunia yang menggoda…
(umat bersahutan menyanyikan KJ 28:1)
YA YESUS, TOLONGLAH
do = d
4 ketuk
J
: Ya Yesus tolonglah, hapuskan dosaku
dan dari nafsu dunia lepaskan hamba-Mu
Pnt
: (diiringi interlude KJ 28) Mari kita nyatakan dalam hati
segala kelemahan dan kecenderungan dosa kita di
hadapan Dia, Sang Penebus ...
(jemaat mengaku dosa secara pribadi, diiringi interlude
KJ 28. Setelah selesai Pnt dan jemaat menyanyikan KJ
28:2, 6)
solis oleh Pnt:
Ya Yesus, dengarlah seruan hatiku,
lengkapi aku yang lemah, sebagai laskar-Mu.
jemaat:
Ya Yesus Penebus, berilah akhirnya
kesukaan-Mu yang kudus di negeri baka.
86
Berita Anugerah
P
: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau supaya kita hidup di dalamnya.“ (Efesus 2:810).
Demikianlah Berita Anugerah dari Tuhan.
J
: SYUKUR KEPADA ALLAH
P
: Sebagaimana Tuhan telah memperdamaikan kita
dengan diri-Nya, marilah kita berdamai satu sama lain.
(umat berdiri dan saling berjabatan tangan sambil
mengucapkan “damai Tuhan bersamamu”)
Pujian Mazmur 130 (KJ 24b, tetap berdiri)
Namun, ya Tuhan, pada-Mu terdapat pengampunan;
kesalahanku Kautebus, kasih-Mu Kautumjukkan.
Tiada insan yang benar, tetapi rahmat-Mu yang besar:
terpujilah nama-Mu!
‘Ku menantikan-Mu teguh, rahmat-Mu kudambakan;
tak kuandalkan jasaku, firman-Mu kuharapkan.
87
Lebih dari pengawal pun menunggu fajar bertekun,
Kutunggu Dikau, Tuhan!
Hai Israel, berharaplah kepada Tuhan saja!
Maha Pengasih Dialah, Penolong kaum percaya.
Umat-Nya dibebaskan-Nya dari segala dosanya;
dib’ri-Nya hidup baru!
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt : (berdoa dan membaca Roma 8:1-17,
berkata:) Demikianlah sabda Tuhan!
diakhiri
dengan
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar sabda
Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
J
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman Rasuli (berdiri)
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli
demikian…
Pnt + J
: Aku percaya ….
Nyanyi
: KJ 374:1 “Kubersandar Pada-Nya”
‘Ku bersandar pada-Nya; ‘ku berharap s’lamanya
pada Tuhan Allah Bapa sampai s’lama-lamanya.
(duduk)
Persembahan
Dkn
: “Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah
persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!
Sujudlah
menyembah
kepada
Tuhan
dengan
berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya,
hai segenap bumi!” (1 Tawarikh 16:29-30a).
Marilah berdoa: …
88
Nyanyi
: PKJ 146: 1-3
BAWA PERSEMBAHANMU
do = f
2 ketuk
Bawa persembahanmu dalam rumah Tuhan
dengan rela hatimu, janganlah jemu.
Bawa persembahanmu, bawa dengan suka.
Refrein:
Bawa persembahanmu, tanda sukacitamu.
Bawa persembahanmu, ucaplah syukur.
Rahmat Tuhan padamu tidak tertandingi
oleh apa sajapun dalam dunia.
Kasih dan karunia sudah kuterima.
Persembahkan dirimu untuk Tuhan pakai
agar kerajaan-Nya makin nyatalah.
Damai dan sejahtera diberikan Tuhan.
Doa Syafaat
P
: (berdoa dan mengakhiri dengan bersama menyanyikan
“Doa Bapa Kami”)
89
Nyanyian Pengutusan
(umat menyanyikan NKB 100)
Berkat
Pelayan : Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri!
J
: KAMI PERCAYA.
P
: Jadilah saksi-Nya di manapun saudara berada, dan
terimalah berkat Tuhan:
(Pelayan menyanyikan PKJ 180)
90
J
: (menyanyikan KJ 476a)
1 . | 1 . ||
A - min.
--------------------------- saat teduh --------------------------
Nyanyi
: KJ 424:1,3
YESUS MENGINGINKAN DAKU
do = f 6 ketuk (2 x 3)
Yesus menginginkan daku bersinar bagi-Nya.
Di manapun kuberada, ‘ku mengenangkan-Nya.
Refrein:
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus;
Bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
Kumohon Yesus menolong, menjaga hatiku,
agar bersih dan bersinar meniru Tuhanku.
91
Tata Ibadah Minggu Sengsara 6
Minggu, 02 April 2017
Hamba yang
mengosongkan
diri
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN MINGGU SENGSARA 6
(Umat berdiri)
Pnt
J
Pnt
J
Pnt
J
Nyanyi
: Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan
yang mengelilingi kita,
: MARILAH KITA MENANGGALKAN SEMUA BEBAN DAN
DOSA YANG BEGITU MERINTANGI KITA, DAN
BERLOMBA DENGAN TEKUN DALAM PERLOMBAAN
YANG DIWAJIBKAN BAGI KITA.
: Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan
yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
: YANG DENGAN MENGABAIKAN KEHINAAN TEKUN
MEMIKUL SALIB GANTI SUKACITA YANG DISEDIAKAN
BAGI DIA, YANG SEKARANG DUDUK DI SEBELAH
KANAN TAKHTA ALLAH.
: Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung
bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari
pihak orang-orang berdosa,
: SUPAYA JANGAN KAMU MENJADI LEMAH DAN
PUTUS ASA.
: KJ 178 (sementara itu pelayan ibadah memasuki ruang
ibadah)
KAR’NA KASIH-NYA PADAKU
do = bes
3 ketuk
92
Kar’na kasih-Nya padaku Yesus datang ke dunia;
Ia t’lah memb’ri hidup-Nya gantiku yang bercela.
Refr: O, betapa mulia dan ajaib kuasa-Nya!
Kasih Jurus’lamat dunia menebus manusia.
Dengan sabar dan hikmat-Nya Yesus pimpin hidupku;
Firman dan kebenaran-Nya itulah peganganku.
Votum dan Salam
P
: Pertolongan kita adalah dari Tuhan, yang menjadikan
langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang
memelihara kasih setia-Nya sampai selama-lamanya.
J
: (nyanyi) AMIN, AMIN, AMIN!
P
: Salam sejahtera bagi saudara sekalian. Tuhan Yesus
beserta saudara.
J
: DAN BESERTA SAUDARA JUGA! (duduk)
Nas Pembimbing
P
: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang
harus
dipertahankan,
melainkan
telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
(Filipi 2:5-7).
Nyanyi
: KJ 441:1-2
‘KU INGIN MENYERAHKAN
do = F
6 ketuk
‘Ku ingin menyerahkan seluruh hidupku,
sekalipun tak layak, kepada Tuhanku.
Kubunuh keinginan dan hasrat hatiku,
Supaya hanya Tuhan mengisi hidupku.
Di waktu kesusahan tak usah ‘ku gentar;
dib’ri-Nya perlindungan, hatiku pun segar.
Darah-Nya dicurahkan, nyawa-Nya pun dib’ri,
teruraslah jiwaku, hidupku berseri.
93
Pengakuan Dosa
P
: Ya Tuhan, firman-Mu mengingatkan kami agar kami
sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu
tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau
puji-pujian yang sia-sia. Namun dalam kenyataannya,
kami sering berbeda hati dan pikiran, tidak satu kasih,
tidak satu jiwa, tidak satu tujuan, bahkan mencari
kepentingan sendiri dan puji-pujian yang sia-sia, yang
pada akhirnya mencederai persekutuan jemaat dan
keutuhan keluarga kami. Firman-Mu mengingatkan
kami agar rendah hati dan menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri, namun kami sering
belum rendah hati dan menganggap diri lebih utama
dari yang lain. Firman-Mu mengajarkan kami agar
jangan
tiap-tiap
orang
hanya
memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain
juga. Tetapi sering kami lebih memerhatikan
kepentingan sendiri dibanding kepentingan orang lain.
Karena itu, saat ini kami ingin mengakui dosa-dosa
kami kepada-Mu.
(umat merenungkan dosanya secara pribadi, diiringi
musik perlahan, setelah waktunya cukup nyanyi KJ
37b:1-2)
BATU KARANG YANG TEGUH
do = es
4 ketuk
Batu karang yang teguh, Kau tempatku berteduh
Kar'na dosaku berat dan kuasa-Nya menyesak
Oh, bersihkan diriku, oleh darah lambung-Mu.
Walau aku berjerih dan menangis tak henti
apapun usahaku tak menghapus dosaku
Hanya oleh kurban-Mu Kau s'lamatkan diriku.
Berita Anugerah
P
: Tuhan kita sungguh pengasih, Ia tidak segera
menghukum hamba-Nya yang melakukan pelanggaran.
Ia menghendaki pertobatan. Firman-Nya bersabda:
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan
94
menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi
pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia
menegakkan
hukum
di
bumi;
segala
pulau
mengharapkan
pengajarannya.”
(Yes.
42:3-4).
Demikian berita anugerah dari Tuhan!
J
: SYUKUR KEPADA ALLAH
P
: Marilah kita sambut pengampunan dari Tuhan dengan
kehidupan yang saling mengampuni. Salam damai,
damai Tuhan bersertamu!
(umat
berdiri
dan
saling
bersalaman
mengucapkan: “Damai Tuhan Besertamu”)
(umat tetap berdiri)
Pujian Mazmur 31
95
sambil
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt : (berdoa dan membaca Filipi
berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
2:1-11,
diakhiri
dengan
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar sabda
Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
J
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman (berdiri)
Pnt
: Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, marilah kita
menyatakan pengakuan iman kita bersama dengan
Natanael:
J
: ENGKAU ANAK ALLAH, ENGKAU RAJA ORANG
ISRAEL!
Pnt
: Bersama dengan Yohanes Pembaptis:
96
J
Pnt
J
Pnt
J
Pnt
: ENGKAULAH
ANAK
DOMBA
ALLAH,
YANG
MENGHAPUS DOSA DUNIA.
: Bersama dengan Petrus:
: ENGKAU ADALAH MESIAS ANAK ALLAH YANG HIDUP.
: Bersama dengan Tomas:
: YA TUHANKU DAN ALLAHKU
: Dan bersama dengan segenap orang percaya di segala
tempat dan sepanjang abad, kita mengucapkan
pengakuan iman rasuli, demikian:
Pnt + J
: Aku percaya …
Nyanyi
: KJ 38:1
T’LAH KUTEMUKAN DASAR KUAT
do =
T’lah kutemukan dasar kuat,
tempat berpaut jangkarku.
Kekal, ya Bapa, Kau membuat
Putra-Mu dasar yang teguh:
Biarpun dunia lenyap, pegangan hidupku tetap!
(duduk)
Doa Syafaat
(Diakhiri dengan mengucapkan bersama-sama “Doa
Bapa Kami)
Persembahan
Dkn
: Marilah kita menyatakan syukur dengan memberikan
persembahan, sambil mengingat firman Tuhan dalam 2
Korintus 9:7 yang berbunyi, ”Hendaklah masingmasing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”
Marilah berdoa: …
Nyanyi
: KJ 287b:1-3
SEKARANG BERSYUKUR
do = f
3 ketuk
Sekarang b’ri syukur, hai hati mulut, tangan!
Sempurna dan besar segala karya Tuhan!
Dib’ri-Nya kita pun anug’rah dan berkat
97
yang tak terbilang t’rus, semula dan tetap.
Yang Mahamulia memb’rikan sukacita,
damai sejahtera di dalam hidup kita.
Kasih-Nya tak terp’ri mengasuh anak-Nya;
tolongan-Nya besar – seluas dunia!
Muliakan Allahmu yang tiada terbandingi –
Sang Bapa, Anak, Roh – di takhta mahatinggi.
Tritunggal yang kudus kekal terpujilah,
sekarang dan terus selama-lamanya!
Pengutusan
Nyanyi
: NKB 204:1,4
98
P
J
P
J
P
J
P
:
:
:
:
:
:
:
Arahkanlah hatimu kepada Tuhan,
KAMI MENGARAHKAN HATI KAMI KEPADA TUHAN
Jadilah saksi Kristus
SYUKUR KEPADA ALLAH
Terpujilah Tuhan
KINI DAN SELAMANYA
“Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah,
Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian
saudara. Kasih karunia menyertai semua orang, yang
mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih
yang tidak binasa” (Ef.6:23-24)
Nyanyi
: NKB 225 HOSIANA [5x], AMIN [3x]
99
Tata Ibadah Minggu Sengsara 7
Minggu Palma, 09 April 2017
Hamba yang
menderita
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN MINGGU SENGSARA 7
Panggilan Beribadah
Pnt
: Yesus memasuki
J
Pnt
J
Nyanyi
Yerusalem untuk menegaskan
kemesiasan-Nya. Ia benar-benar menjadi Hamba yang
siap menyongsong derita umat-Nya. Marilah kita
menyambut Dia sambil mengenangkan peristiwa yang
menyelamatkan kita itu, seturut Zakaria 9:9:
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,
: BERSORAK-SORAILAH, HAI PUTERI YERUSALEM!
: Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya.
: IA LEMAH LEMBUT DAN MENGENDARAI SEEKOR
KELEDAI, SEEKOR KELEDAI BEBAN YANG MUDA.
: KJ 91:1-3 (berdiri, sambil perarakan masuk Pelayan
dan para Presbiter)
KJ 91 PUTRI SION, NYANYILAH
do = e
2 ketuk
Putri Sion, nyanyilah Soraklah, Yerusalem!
Mari sambut Rajamu. Raja Damai t’rimalah!
Putri Sion, nyanyilah; Soraklah Yerusalem!
Hosiana, Putra Daud, Umat-Mu berkatilah!
Dirikanlah takhta-Mu mahatinggi, mulia.
100
Hosiana, Putra Daud, Umat-Mu berkatilah!
Hosiana, Putra Daud, salam, Raja mulia.
Raja Damai abadi , Putra Allah yang kekal.
Hosiana, Putra Daud, salam, Raja mulia!
Votum
P
J
Nyanyi
: Hosana bagi anak Daud, Raja orang Israel!
: HOSANA!
: AMIN, AMIN, AMIN.
Salam
P
J
: Tuhan sertamu,
: DAN SERTAMU JUGA. [umat duduk]
Nas Pembimbing (Maz. 118:26-29)
P
: Saudaraku, pada Minggu Palma ini kita diingatkan
pada kesediaan Yesus merendahkan diri-Nya. Berkat
kerendahan-Nya
itu
manusia
yang
berdosa
dipersatukan dengan Allah. Ia menjadi batu penjuru
yang mempersatukan. Kedatangan-Nya ke Yerusalem
menjadi tonggak bersejarah dalam hidup beriman kita
karena dari sanalah batu penjuru itu diletakkan Allah.
Injil memberi kesaksian, “Pada waktu itu hari raya
Paska sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu
berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri
sebelum Paskah itu” (Yohanes 11:55).
Nyanyi
: KJ 91:4-6 PUTRI SION, NYANYILAH
do = e
2 ketuk
Hosiana! Lihatlah kami umat yang Kaupilih.
Kepada-Mu sajalah kami menyerahkan diri,
Tunduk, patuh dan teguh melakukan p’rintah-Mu.
Hosiana! Tolonglah kami tanpa pamrih
kepada-Mu berserah beribadah yang sejati.
Yang tak patut dan teguh, ia bukan murid-Mu.
Hosiana bergema, terdengar di mana-mana.
Putra Daud, penuh berkat, jangan Kau di luar sana.
Hosiana, masuklah! Tinggal t’rus! Haleluya!
101
Pengakuan Dosa
Pnt
: Ya Tuhan
Allah, Bapa kami yang di sorga.
Engkau penuh rahmat dan belas kasihan.
Kasih-Mu tidak berkesudahan
dan kesetiaan-Mu kekal.
Sebab itu, ya Allah,
kami memberanikan diri datang ke hadapan-Mu
mengaku segala dosa dan kesalahan
serta memohon pengampunan-Mu.
Kami sering menyakiti hati Tuhan
dan sesama kami
dengan kata atau perbuatan.
Kami sering lupa memuliakan Allah
dan tidak menghormati manusia
apalagi jika dia miskin dan lemah.
Kami gagal mengasihi dan berbuat benar.
Kasihanilah kami orang berdosa ini.
Ya Allah,
tataplah umat yang Kautebus dengan darah Anak-Mu,
Tuhan Yesus Kristus,
berikanlah kami hidup dalam pengampunan-Mu.
AMIN .
Nyanyi
: KJ 25:1,4
YA, ALLAHKU, DI CAHYAMU
do = es
4 ketuk
Ya Allahku, di cah’ya-Mu tersingkap tiap noda.
Kau lihatlah manusia penuh lumuran dosa.
Ya amin, ya, di Golgota ditanggung-Nya dosaku
dan darah-Nya yang mulia menghapus aib jiwaku.
Berita Anugerah
P
: Tuhan kita sungguh pengasih, IA tidak segera
menghukum hamba-Nya yang melakukan pelanggaran,
tetapi menghendaki pertobatan. Firman-Nya berbunyi:
102
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan
menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi
pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia
menegakkan
hukum
di
bumi;
segala
pulau
mengharapkan pengajarannya.” (Yes 42:3-4).
Demikian berita anugerah dari Tuhan!
J
: SYUKUR KEPADA ALLAH.
Salam Damai
P
: Marilah kita sambut pengampunan dari Tuhan dengan
kehidupan yang saling mengampuni. Salam damai,
damai Tuhan bersertamu!
[umat berdiri dan bersalaman]
Pujian Mazmur 116:1-2,12-19 (tetap berdiri)
Pnt
: Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan
J
: SUARAKU DAN PERMOHONANKU.
Pnt:
: Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku,
J
: MAKA SEUMUR HIDUPKU AKU AKAN BERSERU
KEPADA-NYA.
Pnt
: Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN
J
: SEGALA KEBAJIKAN-NYA KEPADAKU?
Pnt
: Aku akan mengangkat piala keselamatan,
J
: DAN AKAN MENYERUKAN NAMA TUHAN,
Pnt
: akan membayar nazarku kepada TUHAN
J
: DI DEPAN SELURUH UMAT-NYA.
Pnt
: Berharga di mata TUHAN
J
: KEMATIAN SEMUA ORANG YANG DIKASIHI-NYA.
Pnt
: Ya TUHAN, aku hamba-Mu!
J
: AKU HAMBA-MU, ANAK DARI HAMBA-U PEREMPUAN.
ENGKAU TELAH MEMBUKA IKATAN-IKATANKU!
Pnt
: Aku akan mempersembahkan korban syukur kepadaMu,
J
: DAN AKAN MENYERUKAN NAMA TUHAN,
Pnt
: akan membayar nazarku kepada TUHAN
J
: DI DEPAN SELURUH UMAT-NYA,
Pnt
: di pelataran rumah TUHAN,
103
J
: DI
TENGAH-TENGAHMU,
HALELUYA!
Nyanyi
: KJ 349
HALELUYA, PUJILAH TUHANMU
do = g 4 ketuk
YA
YERUSALEM!
Haleluya! Pujilah Tuhanmu!
Haleluya! Pujilah Tuhanmu!
Haleluya! Amin. Haleluya! Amin. Haleluya! Amin.
(duduk)
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt
: (berdoa dan membaca Yesaya 52:13-53:12, diakhiri
dengan berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
sabda Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
Nyanyi
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman (berdiri)
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan menyanyikan pengakuan iman seturut KJ
280
AKU PERCAYA
do = f 2 ketuk
Aku percaya Allah yang kekal,
yang oleh Sabda kita kenal:
Bapa Pencipta alam semesta,
yang mengasihi manusia.
104
Aku percaya Putra Tunggal-Nya
yang disalibkan di Golgota.
Yang dari kubur bangkit dan menang,
naik ke surga dalam terang.
Aku percaya pada Roh Kudus
yang mendiami kita terus.
Aku percaya G’reja yang esa;
ku jadi suci di dalamnya. (duduk)
Persembahan
Dkn
: Mari kita bersyukur atas kasih karunia Tuhan dalam
hidup kita! Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia
baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih
setia-Nya. (Maz 118:1).
Marilah berdoa: …
Nyanyi
: PKJ 148:1-4
T’RIMA KASIH YA TUHANKU
do = f
4 ketuk
T’rima kasih ya Tuhanku,
atas hari pemberian-Mu.
Hari baru limpah rahmat
dan dipenuhi oleh kasih-Mu.
Kau curahkan pada umat-Mu,
Kau curahkan pada umat-Mu.
T’rima kasih atas waktu
yang Dikau tawarkan padaku,
Agar dalam masa muda
aku belajar tentang kasih-Mu,
yang besar dan mulia itu,
yang besar dan mulia itu.
‘Kan kupakai waktu itu
melakukan tanggung jawabku
dan menolong sesamaku
menurut firman serta karya-Mu,
kar’na itu makna kasih-Mu,
kar’na itu makna kasih-Mu.
105
Puji syukur kuucapkan
atas waktu yang Kauciptakan.
Kutaati, kuhargai
di dalam kata dan perbuatanku,
agar nyata hidup beriman,
agar nyata hidup beriman.
Doa Syafaat
Pengutusan dan Berkat
P
: Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;
J
: IA SANGAT DIHINA, SEHINGGA ORANG MENUTUP
MUKANYA TERHADAP DIA DAN BAGI KITA PUN DIA
TIDAK MASUK HITUNGAN.
P
: Tetapi
sesungguhnya,
penyakit
kitalah
yang
ditanggungnya,
dan
kesengsaraan
kita
yang
dipikulnya,
J
: PADAHAL KITA MENGIRA DIA KENA TULAH,
DIPUKUL DAN DITINDAS ALLAH.
P
: Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
J
: GANJARAN YANG MENDATANGKAN KESELAMATAN
BAGI KITA DITIMPAKAN KEPADANYA, DAN OLEH
BILUR-BILURNYA KITA MENJADI SEMBUH.
P
: Kini pulanglah, hayatilah penderitaan Yesus dalam
hidup kita
J
: SEHINGGA KITA BISA MENGHAYATI HIDUP YANG
DIPERSEMBAHKAN BAGI YESUS.
P
: (menumpangkan tangan)
Kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus menyertai
saudara sekalian, Amin!
Nyanyi
: NKB 225 “HOSIANA (5X) AMIN (3X)
106
Tata Ibadah Jumat Agung
Minggu, 14 April 2017
Hamba yang
ditinggalkan
Dalam ibadah ini akan ada kegiatan menuliskan berkat Tuhan
dalam hidup umat. Mohon disiapkan kertas berperekat dan alat
tulis. Kertas itu akan ditempel pada bagian bawah salib, mohon
disiapkan salib di dekat altar dengan ukuran yang cukup besar.
Di sekitar salib itu siapkanlah kotak-kotak untuk persembahan.
Siapkan juga amplop agar umat dapat memasukkan
persembahannya ke dalam amplop.
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBERITAHUAN JALANNYA IBADAH
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN JUMAT AGUNG
Panggilan Beribadah
Pnt
: Hari ini, kita dipersatukan di dalam dan dengan
kematian Yesus Kristus.
J
: ROH KUDUS KIRANYA MENGHADIRKAN DAN
MENYATUKAN KITA DI DALAM KEMATIAN YESUS.
Pnt
: Hari ini, Yesus Kristus telah menggenapkan
perbuatan kasih Allah Bapa yang menyelamatkan
umat berdosa melalui pengorbanan diri-Nya.
J
: KIRANYA ROH KUDUS MEMBAWA KITA UNTUK
MENERIMA ANUGERAH KESELAMATAN ALLAH
BAPA, DI DALAM DAN OLEH DARAH YESUS
107
Pnt
Nyanyi
KRISTUS, YANG TELAH DIKORBANKAN ALLAH BAPA
BAGI KITA.
: Mempersiapkan diri memasuki ibadah ini, marilah
kita mengingat dan merenungkan karya Kristus
dengan menyanyi KJ 183.
: KJ 183 (sementara itu pelayan ibadah memasuki
ruang ibadah)
MENJULANG NYATA ATAS BUKIT KALA
do = c 4 ketuk
Menjulang nyata atas bukit kala
t’rang benderang salib-Mu, Tuhanku.
Dari sinarnya yang menyala-nyala
memancarkan kasih agung dan restu.
Seluruh umat insan menengadah
ke arah cahya kasih yang mesra.
Bagai pelaut yang karam merindukan
di ufuk timur pagi merekah.
Salib-Mu, Kristus, tanda pengasihan
mengangkat hati yang remuk redam,
membuat dosa yang terperikan
di lubuk cinta Tuhan terbenam.
Di dalam Tuhan kami balik lahir,
insan bernoda kini berseri,
teruras darah suci yang mengalir
di salib pada bukit Kalvari.
Votum
P
Nyanyi
: Pertolongan kita adalah dari TUHAN, yang telah
memberikan Putera Tunggal-Nya menderita dan mati
bagi keselamatan umat manusia. Kasih-Nya yang
memberikan
harapan
baru
tidak
pernah
berkesudahan.
: AMIN, AMIN, AMIN!
Salam
P
J
: Anugerah, rahmat dan cinta Tuhan Yesus besertamu.
: DAN BESERTAMU JUGA. (duduk)
108
Nas Pembimbing
P
: Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam
mulut-Nya.
J
: KETIKA IA DICACI MAKI, IA TIDAK MEMBALAS
DENGAN MENCACI MAKI;
P
: ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam tetapi Ia
menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi
dengan adil.
J
: IA SENDIRI TELAH MEMIKUL DOSA KITA DI DALAM
TUBUH-NYA DI KAYU SALIB,
P
: supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup
untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah
sembuh (1 Petrus 2:22-24)
Nyanyi
: NKB 84:1-3
KUB’RIKAN BAGIMU TUBUH-KU, DARAH-KU
do = c
6 ketuk (2 x 3)
Kub’rikan bagimu tubuh-Ku, darah-Ku,
engkau pun Ku-tebus, selamat jiwamu.
Bagimu Ku-b’ri hidup-Ku; apakah balasmu?
Bagimu Ku-b’ri hidup-Ku; apakah balasmu?
Takhta-Ku mulia dan rumah yang gerlap,
telah Kutinggalkan, demi dunia gelap.
Kutinggalkan semuanya; apakah balasmu?
Kutinggalkan semuanya; apakah balasmu?
‘Ku sudah disesah, tersiksa dan pedih,
supaya hilanglah dosamu yang keji.
Kupikul salib bagimu; apakah balasmu?
Kupikul salib bagimu; apakah balasmu?
Pengakuan Dosa
Pnt
: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada
seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang
pun yang mencari Allah. Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak
ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.” (Rm 3:1012) Itulah kenyataan kita manusia yang berdosa.
Dosa dan pelanggaran kita yang ditanggung-Nya.
109
Bahkan Dia sendiri menjadi dosa oleh karena
kejahatan kita.
Marilah kita datang dalam pengakuan kita …
(umat mengaku dosa secara pribadi, dilanjutkan oleh
Penatua)
Nyanyi
: KJ 170:1,3
KEPALA YANG BERDARAH
do = d
4 ketuk
Kepala yang berdarah, tertunduk dan sedih,
penuh dengan sengsara dan luka yang pedih,
meski mahkota duri menghina harkat-Mu,
Kau patut kukagumi: terima hormatku.
Ya Tuhan, yang Kautanggung yaitu salahku;
dosaku t’lah Kaugantung di kayu salib-Mu.
O, kasihani daku yang harus dicela;
Ampunilah hamba-Mu, beri anugerah!
Berita Anugerah
P
: Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu! (I Korintus 6: 20)
Demikianlah Berita Anugerah dari Tuhan.
J
: SYUKUR KEPADA ALLAH!
(umat saling berjabatan tangan sambil mengucapkan
“damai Tuhan bersamamu”)
Pujian Mazmur 22:2-12 (tetap berdiri)
(Refrein dinyanyikan oleh umat dengan pembagian:
suara 1 perempuan, suara 2 laki-laki; sedangkan
baitnya dinyanyikan oleh Pemandu Lagu)
110
111
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt
: (berdoa dan membaca Markus 15:33-47, diakhiri
dengan berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
sabda Tuhan dan yang memeliharanya!
Nyanyi
: PKJ 198:1-2
DI HATIKU, YA YESUS
do = f
6 ketuk (2 x 3)
Di hatiku, ya Yesus, Tuhan, bersabdalah,
agar tenang hatiku dan hilang kuatirku.
Refrein:
Di hatiku, ya, di hatiku, Tuhan bersabdalah;
’ku berserah, pasrah penu: bersabdalah, ya Tuhan.
112
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman
Pnt
: Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan
tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli.
Pnt + J
: Aku percaya …
Nyanyi
: KJ 374:1-2
‘KU BERSANDAR PADA-NYA
do = f
4 ketuk
‘Ku bersandar pada-Nya; ‘ku berharap s’lamanya
pada Tuhan Allah Bapa sampai s’lama-lamanya.
Kupuji nama Tuhan dalam kerendahanku;
aku puji Allah Bapa sampai s’lama-lamanya.
(duduk)
Doa Syafaat
Prosesi Syukur
Dkn
: Mari kita nyatakan rasa syukur kita, atas
pengorbanan
Yesus
dengan
memberikan
persembahan, sambil mengingat firman-Nya: “Adalah
baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan
untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang
Mahatinggi”. (Maz 92:2)
J
: KAMI MAU BERSYUKUR KARENA KESELAMATAN
TELAH DIBERIKAN MELALUI PENGORBANAN-NYA.
Dkn
: Marilah kita juga memberikan tanda syukur atas
cinta Tuhan Yesus kepada kita melalui symbol kertas
yang kita tuliskan dan ditempelkan pada salib. Salib
bagi banyak orang memang adalah lambing
kebodohan,
J
: TETAPI UNTUK KAMI, SALIB ADALAH LAMBANG
PENGORBANAN.
Dkn
: Firman-Nya
mengatakan:
“Sebab
pemberitaan
tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka
113
yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan
pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1 Kor 1:18)
(Umat memberikan persembahan dengan cara maju ke
kotak sekitar salib Yesus dan menempel di tulisan Nas
Pembimbing di kaki salib. Sementara prosesi
berlangsung jemaat menyanyikan NKB 83 diselingi
dengan musik)
Nyanyi
: NKB 83:1-3
NUN DI BUKIT YANG JAUH
do = bes
6 ketuk (2 x 3)
Nun di bukit yang jauh, tampak kayu salib;
lambang kutuk nestapa, cela.
Salib itu tempat Tuhan Mahakudus
menebus umat manusia.
Refrein:
Salib itu kujunjung penuh,
hingga tiba saat ajalku.
Salib itu kurangkul teguh
dan mahkota kelak milikku.
Meski salib itu dicela, dicerca,
bagiku tiada taranya
Anakdomba kudus masuk dunia gelap
Disalib kar’na dosa dunia. (Refr)
Indahlah bagiku salib hina keji,
berlumuran darah-Nya kudus;
hilanglah dosaku, sucilah hatiku
berkat kurban Yesus Penebus. (Refr)
‘Ku setia tetap ikut jalan salib,
meski diriku pun dicela.
Satu saat kelak ‘ku dibawa pergi
ke tempat kemuliaan-Nya. (Refr)
(umat berdiri)
Dkn
: (berdoa)
Nyanyi
: KJ 175:1-3
114
Pengutusan dan Berkat
P
: Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;
J
: IA SANGAT DIHINA, SEHINGGA ORANG MENUTUP
MUKANYA TERHADAP DIA DAN BAGI KITA PUN DIA
TIDAK MASUK HITUNGAN.
P
: Tetapi
sesungguhnya,
penyakit
kitalah
yang
ditanggungnya,
dan
kesengsaraan
kita
yang
dipikulnya,
115
J
P
J
P
J
P
Nyanyi
: PADAHAL KITA MENGIRA DIA KENA TULAH,
DIPUKUL DAN DITINDAS ALLAH.
: Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
: GANJARAN YANG MENDATANGKAN KESELAMATAN
BAGI KITA DITIMPAKAN KEPADANYA, DAN OLEH
BILUR-BILURNYA KITA MENJADI SEMBUH.
: Kini pulanglah, hayatilah penderitaan Yesus dalam
hidup kita,
: SEHINGGA KITA BISA MENGHAYATI HIDUP YANG
DIPERSEMBAHKAN BAGI YESUS.
: Kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus menyertai
saudara sekalian, Amin.
: NKB 225 HOSIANA [5x] AMIN [3x].
116
Tata Ibadah Paskah 1
Minggu, 16 April 2017
IA TELAH BANGKIT
DARI ANTARA
ORANG MATI
Keterangan:
Untuk ibadah pagi (subuh) ruang ibadah
dalam keadaan remang-remang.
Warta Jemaat dilakukan sebelum Doa Syafaat
atau setelah ibadah usai.
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PENYALAAN LILIN PASKAH
Nyanyi
: KJ 195
DI MAKAM YANG GELAP
do = bes 4 ketuk
Di makam yang gelap Yesus terbaring
menanti merekah fajar terang.
Refr: Bangkitlah Dia megah
kuasa Iblis patah menyerah.
Alam maut sudah dikalahkan-Nya.
Ia hidup dan berkuasa s’lamanya!
T’lah menang, t’lah menang!
Kristus bangkit dan menang!
Dan sia-sialah kubur dijaga,
pun tiada gunanya batu besar. (Refr)
117
Maut dan Iblis pun tidak berdaya
menahan Tuhanku, Sang Penebus. (Refr)
(Lampu dinyalakan)
Panggilan Beribadah
Pnt
: Jemaat Tuhan yang terkasih, shalom!
J
: SELAMAT PASKAH. BENAR, IA TELAH BANGKIT!
Nyanyi
: KJ 194:1-3
DIKAU, YANG BANGKIT
do = es
2 ketuk
Dikau, Yang Bangkit, mahamulia!
Dikaulah abadi jaya dan megah!
Turun malak sorga putih cemerlang;
kubur ia buka, tanda Kau menang.
Refr: Dikau, Yang Bangkit, mahamulia!
Dikaulah abadi jaya dan megah!
Lihatlah Dia, Yesus, Tuhanmu!
Dialah Mesias; yakinlah teguh!
Mari, umat Tuhan, bergembiralah!
Bertekun maklumkan kemenangan-Nya!
Tuhanku hidup takut pun lenyap.
Dia Junjunganku, damaiku tetap.
Yesuslah kuatku, kemenanganku,
Yesuslah hidupku, kemuliaanku!
Votum
P
J
P
J
: Kristus yang bangkit mengundang kita merayakan
kebangkitan-Nya.
: KAMI MENYAMBUT UNDANGAN TUHAN.
: Dalam nama Yersus bertekuk lutut segala yang ada
di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di
bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus
Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
: AMIN!
Salam
(Pelayan nyanyi mengikuti notasi PKJ 287 bergantian dengan umat)
P
: Salam damai, salam damai
118
J
P
J
: SALAM, SALAM.
: Damai Kristus besertamu.
: SALAM, SALAM.
(umat duduk)
Kata Pembuka
P
: Saudara yang dikasihi dan mengasihi Kristus, dengan
gembira kita merayakan kebangkitan Yesus. Ia
menang atas kuasa maut yang kejam. Karena Ia
bangkit, maka kita ikut seta dalam kebangkitan-Nya.
Kubur kosong membuktikan bahwa masa depan
sungguh ada. Maka dari itu hiduplah di dalam Dia
supaya menjadi manusia Paskah.
Nyanyi
: KJ 340:2
HAI BANGKIT BAGI YESUS
do = bes
4 ketuk
Hai bangkit bagi Yesus dengar panggilan-Nya!
Hadapilah tantangan, harinya inilah!
Dan biar tak terbilang pasukan kuasa g’lap,
semakin berbahaya, semakin kau tegap
Hai bangkit bagi Yesus, mohon kuasa-Nya;
tenagamu sendiri tentu tak cukuplah.
Kenakan perlengkapan senjata Roh Kudus;
berjaga dan berdoa supaya siap t’rus.
Hai bangkit bagi Yesus! Tak lama masa p’rang:
Gaduhnya ’kan diganti nyanyian pemenang.
Yang jaya diberikan mahkota yang baka,
bersama Raja mulia berkuasa s’lamanya.
Pengakuan Dosa
Pnt
: Allah Bapa yang baik. Engkau berkenan mengundang
kami merayakan kebangkitan Yesus Kristus, Tuhan
kami. Tolonglah kami supaya mampu menjadi
manusia Paskah.
Nyanyi
: KJ 28:1
YA YESUS, TOLONGLAH
do = d
4 ketuk
119
Ya Yesus, tolonglah, hapuskan dosaku
dan dari nafsu dunia lepaskan hamba-Mu.
Pnt
: Tuhan Yesus, melalui kebangkitan-Mu, Engkau
mengalahkan dosa dan kematian yang kejam.
Tolonglah kami supaya berani hidup dalam
kebangkitan-Mu.
Nyanyi
: KJ 28:2
Ya Yesus, dengarlah seruan hatiku,
lengkapi aku yang lemah sebagai laskar-Mu.
Pnt
: Kristus Yesus, Juruselamat kami, kebangkitan-Mu
membuat kami mendapat perutusan untuk menjadi
pewarta kasih Allah. Tolonglah kami supaya setia
mewartakan kasih Allah.
Nyanyi
: KJ 28:3
Ya Yesus, yang menang, sertai hamba-Mu
b’ri di sengsara dan perang percaya yang teguh.
Pnt
: Tuhan, berita Paskah merupakan seruan bagi kami
untuk
mengikut
terang
Ilahi.
Terang
yang
mengenyahkan kegelapan dan menuntun kami pada
keabadian. Tolonglah kami supaya tetap berpedoman
pada terang-Mu yang ajaib.
Nyanyi
: KJ 28:4
Ya Yesus, pmpinlah, tetaplah Kau dekat,
supaya ke neg’ri baka jalanku tak sesat.
Berita Anugerah
P
: Terimalah berita anugerah dari Tuhan yang diambil
dari Roma 8:11 “Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam
di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu.”
Dalam kebangkitan-Nya kuasa dosa dikalahkan,
dalam kebangkitan-Nya dosamu diampuni.
J
: SYUKUR KEPADA ALLAH!
120
(Umat
saling
bersalaman
dan
“Kebangkitan-Nya, kebangkitan kita”)
mengucapkan
Pujian Mazmur 118 (ayat 1-9 & 26-29, tetap berdiri)
Pnt
: Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
J
: BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH
SETIA-NYA.
Pnt
: Biarlah Israel berkata:
J
: "BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH
SETIA-NYA!"
Pnt
: Biarlah kaum Harun berkata:
J
: "BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH
SETIA-NYA!"
Pnt
: Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:
J
: "BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH
SETIA-NYA!"
Pnt
: Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN.
J
: TUHAN TELAH MENJAWAB AKU DENGAN MEMBERI
KELEGAAN.
Pnt
: TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut.
J
: APAKAH YANG DAPAT DILAKUKAN MANUSIA
TERHADAP AKU?
Pnt
: TUHAN di pihakku, menolong aku;
J
: AKU AKAN MEMANDANG RENDAH MEREKA YANG
MEMBENCI AKU.
Pnt
: Lebih baik berlindung pada TUHAN
J
: DARI PADA PERCAYA KEPADA MANUSIA.
Pnt
: Lebih baik berlindung pada TUHAN
J
: dari pada percaya kepada para bangsawan.
Pnt
: Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN!
J
: KAMI MEMBERKATI KAMU DARI DALAM RUMAH
TUHAN.
Pnt
: TUHANlah Allah, Dia menerangi kita.
J
: IKATKANLAH KORBAN HARI RAYA ITU DENGAN
TALI, PADA TANDUK-TANDUK MEZBAH.
Pnt
: Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu,
J
: ALLAHKU, AKU HENDAK MENINGGIKAN ENGKAU.
Pnt
: Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
J
: BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH
SETIA-NYA.
121
Nyanyi
: KJ 299
BERSYUKUR KEPADA TUHAN
do = g
4 ketuk
Bersyukur kepada Tuhan, bersyukur kepada Tuhan
sebab Ia baik. Bersyukur kepada Tuhan.
PS/VG
Pelayanan Firman
Pnt
: (berdoa dan membaca Matius
dengan berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
28:1-10, diakhiri
P
: Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar
sabda Tuhan dan yang memeliharanya, Hosiana!
J
: KJ 473a “Hosiana”
P
: (berkhotbah)
Saat teduh
PS/VG
Pengakuan Iman
Pnt
: Bersama umat Allah di masa lalu, masa kini, dan
masa depan, marilah kita menyatakan iman percaya
kita melalui pujian Nyanyian Rohani 77:1-3 yang
dinyanyikan dengan nada Kidung Jemaat 3:
Kupercaya Allah Bapa, Maha Kuasa dan Benar,
Khalik langit maupun bumi, seg’nap dunia yg besar.
Oleh rahmat-Nya kuada; pengharapanku teguh;
Kar’na Bapa menentukan perjalanan hidupku.
Kupercaya Yesus Kristus, Dia Anak Tunggal-Nya.
Tuhan dan Kepala kami, Allah dan manusia.
Yang menderita sengsara, mati dan dikuburkan;
Bangkit lalu naik ke sorga memerintah s’lamanya.
‘Ku percaya dan kumohon, Roh Kudus kesungguhan
Yang memberi pada G’reja hidup dan persatuan.
Usir hikmat duniawi, roh pendusta dan benci.
Biar G’reja bersekutu dengan iman yang jernih.
122
(umat duduk)
Persembahan Syukur
Dkn
: Sekarang, marilah kita memberikan persembahan
sebagai tanda syukur kepada Tuhan. Firman-Nya
dalam 1 Korintus 15:57 berkata, “Tetapi syukur
kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita
kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Marilah berdoa: …
Nyanyi
: PKJ 4
(Pemandu Lagu menyanyikan bait 1, umat mengulangi
menyanyikan bait 1, dilanjutkan bait 2, Refrein
bersama-sama. Bila diulangi lagi, maka bait 1 oleh
perempuan dan bait 2 oleh laki-laki)
123
Doa Syafaat
[Diakhiri dengan Doa Bapa Kami yang dinyanyikan
secara bersama-sama]
124
Menjadi Saksi Kebangkitan-Nya
P
: Saudara-saudariku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan
Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1
Korintus 15: 58).
U
: DENGAN SPIRIT KEBANGKITAN TUHAN, KAMI MAU
TERUS BEKERJA MELAYANI TUHAN !
P
: Terpujilah Dia yang telah memanggil dan memakai
kita bagi pekerjaan-Nya!
Nyanyi
: KJ 363:1,2
BAGI YESUS KUSERAHKAN
do = f
4 ketuk
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya;
Hati dan perbuatanku, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Tanganku kerja bagi-Nya, kakiku mengikut-Nya;
Mataku memandang Yesus; yang kupuji Dialah.
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah.
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah.
P
J
: Undurlah dari tempat ibadah ini dengan spirit
kebangkitan Tuhan dan jadilah saksi Tuhan di
manapun saudara berada. Sekarang terimalah berkat
dari Tuhan:
“TUHAN memberkati saudara dan melindungi
saudara. TUHAN menyinari saudara dengan wajahNya dan memberi saudara kasih karunia. TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepada saudara dan
memberi saudara damai sejahtera.”
: AMIN.
Nyanyi
: KJ 410:1,3
TENANGLAH KINI HATIKU
do = d
4 ketuk
Tenanglah kini hatiku; Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tangan-Nya.
125
Refrein:
Tuhanlah yang membimbingku;
tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh tanganku dipegang teguh.
Tak kusesalkan hidupku, betapa juga nasibku.
Sebab Engkau tetap dekat, tangan-Mu kupegang erat.
126
Tata Ibadah Paskah 2
Minggu, 17 April 2017
Paskah:
merangkul mereka
yang tercecer
Persiapan
 SAAT TEDUH/DOA PRIBADI
 PEMBACAAN POKOK-POKOK PEWARTAAN
 PENYALAAN LILIN PASKAH 2
Umat Datang Beribadah
MJ 1
: Pupus sudah harapan murid-murid ketika Yesus,
Guru mereka dihukum mati di atas kayu salib.
Padahal mereka dahulu mengharapkan, bahwa
Yesuslah yang datang untuk membebaskan bangsa
Israel dari penjajahan bangsa Romawi.
MJ 2
: Meskipun kepada beberapa perempuan, malaikatmalaikat telah mengatakan, bahwa Yesus telah
bangkit, dan berita itu diikuti dengan penampakkan
Yesus kepada Maria Magdalena, tetapi itu belum
cukup meyakinkan para murid untuk percaya
tentang kebangkitan Yesus dari kematian-Nya itu.
MJ 1
: Hal ini berdampak pada berpencarnya para murid
sesuai kepentingannya masing-masing: Ada dua
orang murid yang berjalan menuju Emaus, ada
Tomas yang pergi entah ke mana saat Yesus
menampakkan diri kepada murid-murid yang lain,
dan ada tujuh orang murid yang pergi menangkap
ikan di danau Tiberias. Padahal Tuhan Yesus telah
berpesan kepada mereka untuk berkumpul di Galilea
agar Ia memperlihatkan diri-Nya kepada mereka.
MJ 2
: Tetapi kasih Tuhan Yesus sungguh besar. Ia tidak
membiarkan murid-murid-Nya dengan urusannya
127
masing-masing. Ia tidak membiarkan murid-muridNya untuk tercecer, sebab pada Paskah, Ia
merangkul mereka yang tercecer.
Nyanyi
: KJ 187:1-2 (berdiri)
YESUS BANGKIT NYANYILAH
do = f
4 ketuk
Yesus bangkit! Nyanyilah: Haleluya!
Sungguh mulia hari-Nya! Haleluya!
Yang di salib Golgota, Haleluya,
menebus manusia. Haleluya!
Naikkan puji dan syukur, Haleluya,
bagi Kristus, Raja-Mu, Haleluya.
Maut ditanggung oleh-Nya; Haleluya,
yang berdosa s’lamatlah. Haleluya!
MJ 1 + 2
Jemaat
Bersama
: Kristus sudah bangkit!
: YA BENAR, IA SUDAH BANGKIT!
: Terpujilah Kristus!
Jemaat saling bersalaman dengan mengucapkan:
”YESUS
KITA”
Nyanyi
SUDAH
BANGKIT,
SEJAHTERA
BAGI
: KJ 187:4
Puji Allah! Nyanyilah! Haleluya!
Mahaagungkasih-Nya! Haleluya!
Balasorga, puji t’rus, Haleluya!
Bapa, Putra, Roh Kudus. Haleluya!
Votum dan Salam
P
: Ibadah sukacita ini hanya terjadi di dalam Tuhan
Yesus Kristus yang telah bangkit dari kuasa maut.
J
: AMIN.
P
: Salam sejahtera bagi saudara, Tuhan yang bangkit
berserta saudara.
J
: SALAM SEJAHTERA, TUHAN YANG BANGKIT JUGA
BESERTA SAUDARA. (duduk)
Introitus
128
P
: (Membaca nas pembimbing)
Nyanyi
: KJ 188:1-4
KRISTUS BANGKIT! SORAKLAH!
do = c
4 ketuk
Pemandu
: Kristus bangkit! Soraklah: Haleluya!
Bumi, sorga bergema: Haleluya!
Berbalasan bersyukur: Haleluya!
Muliakan Tuhanmu! Haleluya!
Perempuan :
Laki-laki :
Perempuan :
Laki-laki :
Perempuan :
Laki-laki :
Perempuan :
Laki-laki :
Karya kasih-Nya genap,
Haleluya!
Kemenangan-Nya tetap,
Haleluya!
Surya s’lamat jadi t’rang,
Haleluya!
Takkan lagi terbenam,
Haleluya!
Laki-laki :
Perempuan :
Laki-laki :
Perempuan :
Laki-laki :
Perempuan :
Laki-laki :
Perempuan :
Kuasa kubur menyerah,
Haleluya!
Dan neraka takluklah;
Haleluya!
Kristus jaya atas maut,
Haleluya!
Dan terbukalah Firdaus,
Haleluya!
Pemandu
: Hidup Raja mulia: Haleluya!
Kita s’lamat oleh-Nya. Haleluya!
Maut, di mana jayamu? Haleluya!
Kubur, mana kuasamu? Haleluya!
Titah Baptisan Kudus
P
: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dalam baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman. (Mat.28:19-20)
Pengakuan Dosa
129
P
J
P
J
P
J
P
J
P
J
P+J
Nyanyi
: Allah penuh rahmat, hari ini kami bertemu satu
sama lain di kaki-Mu, sebagai penduduk dari satu
dunia yang sama, sebagai orang yang mengakibatkan
luka kepada sesama,
: AMPUNILAH KAMI.
: Sebagai orang yang menolak keadilan bagi sesama,
: AMPUNILAH KAMI.
: Sebagai orang yang merampas kesejahteraan sesama,
: AMPUNILAH KAMI.
: Sebagai orang yang suka mencobai sesama,
: AMPUNILAH KAMI.
: Sebagai orang yang menolak untuk memberi,
: AMPUNILAH KAMI,
: amin!
: KJ 169:1-2
MEMANDANG SALIB RAJAKU
do = d 3 ketuk
Memandang salib Rajaku
yang mati untuk dunia,
kurasa hancur congkakku
dan harta hilang harganya.
Tak boleh aku bermegah
selain di dalam salib-Mu;
kubuang nikmat dunia
demi darah-Mu yang kudus.
Berita Anugerah
Pelayan
: Berita anugerah diambil dari Lukas 24:46-47,
demikian: “Kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari
antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi
dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada
segala bangsa ...”
Nyanyi
: KJ 395:1
BETAPA INDAH HARINYA
Betapa indah harinya saat kupilih Penebus.
Alangkah sukacitanya, ‘ku memb’ritakannya terus.
130
Refr:
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku.
‘Ku diajari Penebus berjaga dan berdoa t’rus.
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku.
Arti Baptisan Kudus
P
: Kita dibaptiskan dengan nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus: Dibaptiskan dengan nama Bapa,
menyaksikan dan memeteraikan bahwa ”Allah Bapa
telah mengadakan suatu perjanjian anugerah dan
mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya yang
mewarisi kehidupan kekal”.
Dibaptiskan dengan nama Anak, memeteraikan
bahwa ”Yesus Kristus menyucikan kita dari segala
dosa kita; kita dikuburkan bersama-Nya ke dalam
kematian-Nya tetapi kemudian dibangkitkan dari
antara orang mati dalam kebangkitan-Nya, sehingga
kita memperoleh suatu hidup yang baru”.
Dibaptiskan dengan nama Roh Kudus, memeteraikan
bahwa ”Roh Kudus akan berdiam dalam diri kita
dengan mengaruniakan suatu hidup baru tiap-tiap
hari melalui persekutuan kita dengan Kristus”.
Amanat Hidup Baru
P
: Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus, oleh
Baptisan maka Tuhan Allah menasehatkan dan
mewajibkan kita senantiasa melakukan hukumhukum-Nya, yakni: Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.
Pengajaran Baptisan Anak-Anak
P
: Walaupun anak-anak kita tidak memahami baptisan,
tetapi janganlah kita lalai membaptiskan mereka,
sebab Allah telah berfirman kepada Abraham, bapa
segala orang percaya, begitu pun kepada kita dan
anak-anak kita: ”Aku akan mengadakan perjanjian
anatara Aku dengan engkau serta keturunanmu
turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal,
131
supaya
Aku
menjadi
Allahmu
dan
Allah
keturunanmu”.
Juga Rasul Petrus pernah menyaksikan itu tatkala ia
berkata: ”Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi
anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu
sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita”.
Yesus Kristus menyambut anak-anak kecil yang
dibawa kepada-Nya, meletakkan tangan-Nya ke atas
mereka serta memberkati mereka, seperti yang
disaksikan Penginjil Markus: ”Biarlah anak-anak itu
datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi
mereka, sebab orang seperti itulah yang empunya
Kerajaan
Allah.
Aku
berkata
kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa yang tidak menyambut
Kerajaan Allah sebagai seorang anak kecil, ia tidak
akan masuk ke dalamnya”.
Sebab itu, anak-anak kecil yang adalah anak-anak
Allah dan waris-waris Kerajaan serta perjanjian-Nya
harus dibaptiskan.
PS/VG
Pelayanan Firman Tuhan
Pnt
: (Berdoa dan membaca Alkitab Lukas
Demikianlah Firman Tuhan!
24:13-35)
P
: Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan
Firman-Nya, dan melakukan dalam hidupnya,
terpujilah Kristus!
Nyanyi
P
: KJ 473b ”Haleluya”
: (Berkhotbah dan saat teduh)
Pengakuan Iman
P
: Marilah kita mengungkapkan pengakuan iman kita
bersama semua orang Kristen di segala tempat dan
waktu dengan menyanyikan KJ 280, sambil berdiri:
AKU PERCAYA
do = f
4 ketuk
Aku percaya Allah yang kekal,
132
yang oleh Sabda kita kenal:
Bapa pencipta alam semesta,
yang mengasihi manusia.
Aku percaya Putra Tunggal-Nya
yang disalibkan di Golgota,
Yang dari kubur bangkit dan menang,
naik ke sorga dalam terang.
Aku percaya pada Roh Kudus
yang mendiami kita terus.
Aku percaya G’reja yang esa;
‘ku jadi suci di dalamnya. (duduk)
Persembahan Syukur
Dkn
: Nas persembahan kita baca dari 2 Korintus 8:12,
”Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka
pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu
berdasarkan apa yang ada padamu, bukan
berdasarkan apa yang tidak ada padamu.”
Marilah berdoa: ...
Nyanyi
: KJ 387
’KU HERAN, ALLAH MAU MEMB’RI
do = es
4 ketuk
‘Ku heran, Allah mau memb’ri rahmat-Nya padaku
dan Kristus sudi menebus yang hina bagaiku!
Refr: Namun ‘kutahu yang kupercaya
dan aku yakin ‘kan kuasa-Nya,
Ia menjaga yang kutaruhkan
hingga hari-Nya kelak!
‘Ku heran, oleh rahmat-Nya hatiku beriman
dan oleh kuasa sabda-Nya jiwaku pun tent’ram.
‘Ku heran, oleh Roh Kudus ‘ku sadar dosaku
dan dalam Firman kukenal siapa Penebus.
Seluruh jalan hidupku tetap rahasia
seb’lum ‘ku jumpa ajalku dan nampak wajah-Nya.
133
Ku tidak tahu harinya k’lak kembali Tuhanku,
‘ku sudah mati ataukah ‘ku langsung bertemu.
PS/VG
Nasehat dan Pertanyaan
P
: Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus, kamu
telah mendengar bahwa Baptisan Kudus adalah titah
Allah sebagai tanda Dia memeteraikan perjanjian-Nya
kepada kita dan anak-anak kita. Sebab itu hendaklah
Baptisan dipakai untuk maksud itu dan bukan oleh
sebab kebiasaan atau kepercayaan yang sia-sia.
Saudara-saudari sebagai orang tua dan saksi
diwajibkan mengajar anak-anakmu dalam hal ini
apabila mereka berangsur-angsur menjadi dewasa.
Supaya menjadi nyata kehendak hatimu demikian,
kami menjemput para orang tua dan saksi berdiri
dan menjawab beberapa pertanyaan yang berikut ini
di hadapan Tuhan Allah dan jemaat-Nya:
Apakah kamu percaya, bahwa berdasarkan atas janji
Allah, anak-anakmu diterima dalam perjanjian-Nya
dan dan sebab itu harus dibaptis?
Apakah kamu berjanji, akan mendidik mereka di
dalam iman akan Yesus dan dalam ketaatan kepada
Dia, setuju dengan Alkitab dan pengakuan iman yang
baru-baru kita ikrarkan?
Orang tua dan saksi : Ya, kami percaya dan berjanji dengan
segenap hati.
Pelayanan Baptisan Kudus
Persiapan
Nyanyi
: KJ 26:1
MAMPIRLAH, DENGAR DOAKU
do = g
4 ketuk
Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus.
Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus.
Refr:
Yesus, Tuhan, dengar doaku;
orang lain Kauhampiri, jangan jalan t’rus.
134
Pelaksanaan
P
: (Berdoa) Ya Tuhan, kami mohon kepada-Mu:
Datanglah kiranya Engkau menumpangkan tanganMu ke atas mereka ini, supaya mereka terpelihara
dan hidup.
Firman Tuhan berkata: ”Dengan sukacita kamu
menimba air dari mata air keselamatan”, Amin.
(Menyebut nama setiap anak yang akan dibaptis; dan
setelah itu menyampaikan formula-ucapan:)
”Aku membaptis engkau dengan nama Bapa, dan
Anak, dan Roh Kudus.”
(Sesudah semua anak dibaptis ...)
”Tuhan akan menjaga keluar masukmu dari sekarang
sampai selama-lamanya, Amin”.
Nyanyi
: KJ 362:1
AKU MILIK-MU, YESUS TUHANKU
do = g 4 ketuk
Aku milik-Mu, Yesus Tuhanku; kudengar suara-Mu.
’Ku merindukan datang mendekat
dan diraih oleh-Mu.
Refr:
Raih daku dan dekatkanlah pada kaki salib-Mu.
Raih daku, raih dan dekatkanlah ke sisi-Mu,
Tuhanku.
Doa Syafaat
Pengutusan
Nyanyi
: KJ 194:1-2
DIKAU, YANG BANGKIT, MAHA MULIA
do = e 4 ketuk
Dikau, yang bangkit, mahamulia!
Dikaulah abadi jaya dan megah!
Turun malak sorga putih cemerlang;
Kubur Ia buka, tanda Kaumenang.
Dikau, yang bangkit, mahamulia!
Dikaulah abadi jaya dan megah!
135
Lihatlah Dia, Yesus, Tuhanmu!
Dialah Mesias; yakinlah teguh!
Mari, umat Tuhan, bergembiralah!
Bertekun maklumkan kemenangan-Nya!
Dikau, Yang Bangkit, mahamulia!
Dikaulah abadi jaya dan megah!
Berkat
P
Nyanyi
: Angkatlah hatimu kepada Tuhan dan terimalah
berkat Tuhan:
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah Bapa
dan persekutuan di dalam Roh Kudus menyertai
saudara-saudari dari sekarang sampai selamalamanya.
: KJ 478a “Amin”
Duduk & Bersaat Teduh
Berdiri, menyanyi KJ 194:3 dan bersalaman
Tuhanku hidup takut pun lenyap.
Dia junjunganku, damaiku tetap.
Yesuslah kuatku, kemenanganku,
Yesuslah hidupku, kemuliaanku!
Dikau, yang bangkit, mahamulia!
Dikaulah abadi jaya dan megah!
136
Download