Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016

advertisement
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
DAFTAR ISI
1. Daftar Isi
01
2. Pengantar
02
3. RK Tahun Baru tanggal 01 Januari 2016
03
4. RK Minggu Epifani I, tanggal 03 Januari 2016
11
5. RK Minggu Epifani II, tanggal 10 Januari 2016
19
6. RK Minggu Epifani III, tanggal 17 Januari 2016
27
7. RK Minggu Epifani IV, tanggal 24 Januari 2016
35
8. RK Minggu Epifani V, tanggal 31 Januari 2016
43
9. RK Minggu Epifani VI, tanggal 07 Februari 2016
54
10. RK Minggu Trinitas I, tanggal 22 Mei 2016
62
11. RK Minggu Trinitas II, tanggal 29 Mei 2016
74
12. RK Minggu Trinitas III, tanggal 05 Juni 2016
82
13. RK Minggu Trinitas IV, tanggal 12 Juni 2016
90
14. RK Minggu Trinitas V, tanggal 19 Juni 2016
98
15. RK Minggu Trinitas VI, tanggal 26 Juni 2016
109
***
1
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus sang Gembala Agung, berkat
pertolonganNya bahan kotbah Sumber Air Hidup (SAH) Sinode GKSBS semester
ganjil tahun 2016 dapat hadir di tengah-tengah jemaat GKSBS. Bahan kotbah
semester ini ayat-ayatnya diambilkan dari bacaan leksionari walaupun tidak semua
nats diambil untuk dikotbahkan, alasannya adalah:
1. Bacaan Leksionari dalam rangka untuk keesaan gereja. Bacaan Leksioanari ini
banyak digunakan sebagai bahan kotbah oleh gereja-gereja anggota PGI dan KWI
bahkan juga digunakan oleh sebagian gereja-gereja yang ada di dunia ini. Jadi
dalam Minggu yang sama gereja-gereja anggota PGI dan KWI juga
mengkotbahkan dari bacaan Alkitab yang sama pula.
2. Tidak mengkotbahkan semua bacaan leksionari. Dari empat bacaan leksionari
sinode GKSBS hanya mengambil satu bacaan untuk dijadikan bahan kotbah, hal
ini dilakukan dalam rangka untuk penggalian teks Alkitab yang lebih mendalam
serta menghindari eisegese (penyimpangan tafsir teks Alkitab)
Bahan kotbah semester ganjil tahun 2016 dibuat dalam bentuk rancangan kotbah
dan contoh kotbah jadi. Walaupun sudah ada rancangan dan contoh kotbah jadi bukan
berarti bahan kotbah ini sudah matang, tetapi perlu diolah kembali disesuaikan
dengan kontek yang ada. Oleh karena itu persiapan bersama sangat diperlukan untuk
mematangkan materi kotbah yang ada. Selain itu kotbah akan menjadi lebih baik bila
bahan yang akan dikotbahkan adalah hasil karya sendiri, walaupun mengunakan
refrensi bahan yang ada, sehingga dalam penyampaian kotbah akan lebih menikmati
dan menguasai karena menggunakan bahasanya sendiri.
Penulisan SAH tahun 2016 semester ganjil melibatkan beberapa pendeta dari
beberapa klasis, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para penulis
yang telah mempersembahkan karyanya, yaitu Pdt. Bambang Nugroho Hadi (BNH),
Pdt. Joko Nawanto (JN), Pdt. Christya Prihananto Putra (CPP), Pdt. Fajar Handoyo
(FH), Pdt. Samuel Trionggo Pamungkas (STP)
Akhir kata, kiranya Bahan Kotbah ini menjadi berkat bukan hanya untuk
anggota jemaat se-sinode GKSBS, melainkan juga bagi banyak orang untuk kemuliaan
Tuhan. Selamat berkotbah, Tuhan memberkati.
Metro, Desember 2015
an. MPS GKSBS
Pdt. A.T. Hariyanto, S.Pd, M. Div.
Sekretaris
2
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KHOTBAH, 01 JANUARI 2016
Tahun Baru; Warna Liturgi Putih
Bacaan Khotbah: Pengkotbah 3: 1-13
Bacaan Leksionari: Pengkotbah 3:1-13, Mazmur 8, Wahyu 21:1-6a, Matius 25: 31-46
Tema: MELANGKAH PASTI BERSAMA ALLAH
Tujuan:
1. Agar umat Allah menyadari bahwa Allah pemegang kendali atas
kehidupan.
2. Agar umat Allah menghormati kemahakuasaan Allah.
3. Agar umat Allah menikmati hidup anugerah Allah
4. Agar umat Allah menjadi takut akan Allah.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Kitab Pengkotbah penuh dengan misteri. Kita tidak mengetahui siapakah
penulisnya serta kapan kitab ini ditulis. Ada yang berpendapat bahwa
penulisnya raja Salomo yang hidup pada tahun 970-931 SM dan
didasarkan keterangan pada Pasal 1:1 dan Pasal 1:12. Tetapi mengingat
bentuk sastranya, banyak orang berpendapat bahwa penulisnya tak
mungkin raja Salomo melainkan seorang guru, pengkotbah atau filsuf yang
menuliskan kitab ini sekitar tahun 200 SM. Kitab ini dituturkan bukan
dalam bentuk cerita melainkan dalam bentuk ucapan-ucapan, amsal atau
syair yang berisi pandangan si-penulis mengenai makna hidup. Ungkapan
kuncinya adalah “kesia-siaan belaka” yang dipakai untuk memulai dan
mengakhiri kitabnya (1:2, 12:8) dan diulangi di banyak bagian yang
mempertegas bahwa pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup itu sulit
ditemukan jawabannya.
Kitab ini tidak pernah sekalipun dikutip dalam Perjanjian Baru.
Pengkotbah melihat bahwa hidup itu penuh kontradiksi dan misteri. Kerja
keras adalah pemberian Allah (5:19) tapi pekerjaan juga bisa menyusahkan
dan sia-sia (2:17). Seorang miskin tidak mendapatkan perhatian dari orang
lain (9:16) tapi menjadi kaya juga tidak menjamin kebahagiaan (2:4-11,
5:10-12). Berhikmat lebih baik daripada menjadi bodoh tapi baik orang
3
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
berhikmat maupun orang bodoh sama-sama akan mati (2:13-16, 3:20).
Mempunyai pengetahuan yang banyak juga menyusahkan (1:18).
Pembagian Kitab Pengkotbah adalah sebagai berikut :
a) Pasal 1:1 tentang seorang yang berwibawa sehingga pendapatnya
layak untuk didengarkan. Penulis Kitab ingin mengasosiasikan
dirinya sebagai raja Salomo. Hal ini diulangi lagi pada Pasal 1:12,
Pasal 2:4-9.
b) Pasal 1:2 - 2:26 memaparkan tentang pencarian makna hidup.
c) Pasal 3:1 – 11:6 tentang hidup yang membingungkan, tapi pemberian
Allah.
d) Pasal 11:7 – 12:8 tentang anjuran untuk menikmati hidup dan
mengingat Allah sejak saat muda
Secara umum, Kitab Pengkotbah membicarakan tentang upaya
menemukan makna hidup. Mengingat hidup ini penuh kontradiksi dan
misteri di manakah manusia menemukan makna hidup? Paparan Penulis
kitab seolah begitu pesimistis, tanpa harapan dan tidak punya jawaban
terhadap pertanyaan mengenai makna hidup. Namun bila lebih teliti, kita
menemukan bahwa Pengkotbah mengusulkan untuk menikmati hidup
sebagai suatu pemberian Allah (2:24-26). Realita bahwa hidup penuh
kesia-siaan dihadapi karena pengertian manusia yang terbatas. Dengan
menyadari anugerah Allah, manusia akan menemukan sukacita di
dalamnya walau jalan Allah tetap rahasia. Pengkotbah mengajarkan,
meskipun demikian Allah mengatur masa depan sehingga manusia boleh
berharap kepada Allah sambil disertai takut akan Dia dengan memelihara
hukumNya.
B. PENAFSIRAN TEKS
Ayat 1 - 15: Segala sesuatu ada masanya, ungkapan ini berarti bahwa Allah
memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya (1,11,14,15).
Ayat 2 - ayat 8 memaparkan tujuh pasang waktu. Tiap ayat mempunyai
pasangan berlawanan, semuanya berjumlah tujuh pasang. Angka tujuh
melambangkan sesuatu yang “lengkap”. Tujuh pasang waktu hendak
menggambarkan seluruh pengalaman hidup manusia. Dalam pengalaman
hidup manusia itu, Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
4
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Ayat 11: Allah memberikan kekekalan di hati manusia, maksudnya bahwa
manusia memiliki hasrat untuk mencari sesuatu yang abadi dalam
hidupnya yang fana.
Ayat 12: Rahasia kebahagiaan manusia adalah menikmati kefanaannya
selagi kehidupan masih ada pada dirinya. Bersuka dan menikmati
kesenangan yakni makan, minum dan menikmati jerih lelah karena
pekerjaan berat yang dilakukan dipandang sebagai pemberian Allah.
Selagi itu datang pada masanya, dinikmati dan disyukuri saja.
Ayat 14: Tujuan dari adanya kesadaran akan kefanaan hidup manusia
adalah agar muncul rasa takut akan Allah dalam diri manusia.
Dalam Pengkotbah 3:1-15 ada tiga pesan teologis sebagai berikut :
1. Hidup itu berisi suka dan duka, tangis dan tawa, mendapatkan dan
kehilangan, dst.Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan
waktu terjadinya (Ay 1,11, 14,15).
2. Bersyukur merupakan seni dan kecerdasan. Yaitu kemampuan melihat
hal-hal baik dalam kehidupan (ay 12).
3. Menjalin relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Allah (ay 14).
C. KONTEKS MASA KINI
1. Mengawali tahun baru, tahun 2016 semua orang pantas membangun
dan menyatakan cita-cita / impian mereka
2. Tentu saja tahun 2016 memiliki tantangannya sendiri dan mungkin
masih dibebani persoalan di tahun 2015.
3. Ketika seseorang berfokus pada kegagalan dan permasalahan di tahun
2015, yang terjadi adalah ia menjadi pesimis dalam menyongsong
tahun 2016.
4. Ketika seseorang mampu mengingat cerita keberhasilan mereka di
tahun 2015 dan percaya janji pemeliharaan Tuhan, maka mereka bisa
menyongsong tahun baru dengan optimis
Relevansi
1. Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu
terjadinya
2. Menjalin relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Allah
3. Bersyukur merupakan seni dan kecerdasan. Yaitu kemampuan
melihat hal-hal baik dalam kehidupan.
5
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
4.
5.
6.
7.
Allah mengatur masa depan sehingga manusia boleh berharap
kepada Allah sambil disertai takut akan Dia dengan memelihara
hukumNya.
Rasa takut dan gentar terhadap masa depan mengkerdilkan iman.
Apalagi bila Pemimpin (gereja, keluarga) menunjukkan
kekhawatiran, ketakutan dan pesimisme maka perasaan tersebut
akan mudah menular.
Di tengah-tengah komunitas yang pesimis, orang percaya harus
optimistik bahkan memberikan semangat.
Pembelaan, perlindungan dan berkat Tuhan akan diberikan
kepada umatNya yang takut akan Allah.
D. SARAN PENYUSUNAN KOTSaran Penyusunan Kotbah
1. Pembukaan.
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menyampaikan
ucapan selamat tahun baru dan menekankan pentingnya berharap
kepada Tuhan untuk tahun 2016 yang lebih baik dari tahun 2015.
2. Isi.
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks.
Tekankan tentang :
a. Hidup itu berisi suka dan duka, tangis dan tawa, mendapatkan dan
kehilangan, dst.Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan
waktu terjadinya (Ay 1,11, 14,15).
b. Bersyukur merupakan seni dan kecerdasan. Yaitu kemampuan
melihat hal-hal baik dalam kehidupan (ay 12).
c. Menjalin relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Allah (ay
14).
3. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan
dalam kehidupan jemaat sehari-hari, dan tutuplah dengan dorongan
motivasional agar jemaat hidup bersyukur, dan berharap kepada Tuhan.
6
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
E. Liturgi :
Nas Pembimbing : Mazmur 134
Berita Anugerah : Yesaya 1:18
Ayat Persembahan : Mazmur 136:1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KJ 322:1,2,4
KJ 321:1-2,4
KJ 331:1,4
KJ 332:1-2
KJ 457:1,2,3
KJ 457:4,5,6
/
/
/
/
/
/
PKJ 58: 1,2.
PKJ 285:1-2
PKJ 258:1-2
PKJ 241:1-3
PKJ 241:1-3
PKJ 242:1-2
F. CONTOH KOTBAH JADI
“MELANGKAH PASTI BERSAMA ALLAH”
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,……
Saya ingin menyampaikan, “Selamat Tahun Baru 2016. Semoga tahun
2016 merupakan tahun berkat bagi kita semua. Amin.”
Tahun baru biasanya menjadi saat yang cocok bagi kita untuk
menuliskan dan menyampaikan harapan kepada Allah. Adakah diantara kita
yang belum/tidak mempunyai impian atau cita-cita di tahun baru ini? Hampir
semua memilikinya. Bukan hanya setiap individu tetapi juga keluarga,
perusahaan, yayasan, gereja, komunitas, bahkan sebuah bangsa pasti memiliki
impian, minimal impian yang masih abstrak sifatnya: tahun 2016 ini harus
lebih baik daripada tahun 2015. Bukankah walau kita tak menuliskannya, kita
semua berharap bahwa tahun ini kita ingin lebih sukses, lebih sehat, lebih
harmonis, lebih bahagia, lebih diberkati, lebih berguna bagi nusa bangsa,
keluarga dan agama. Istilah anak mudanya kita semua berharap agar tahun ini
kita “lebih dahsyat lagi.......”
Memang, kadangkala semangat untuk menggapai impian dan cita-cita
tersebut begitu berkobar-kobar. Tapi kadang juga redup. Bila ditelusuri dengan
seksama, semangat dan keyakinan seseorang dalam menyambut dan
mewujudkan cita-cita mereka sangat dipengaruhi dengan satu hal, yaitu :
7
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
berapa besar ketersediaan sumber (energy, tenaga, daya, dana) yang dimiliki
sebagai alat untuk mencapainya. Bila sumber daya yang dimiliki banyak dan
berlimpah, orang menjadi optimis menggapai cita-cita. Sebaliknya, minimnya
sumberdaya menyebabkan orang menjadi pesimis mewujudkan impian.
Sebagai orang percaya, sebenarnya kita memiliki sumberdaya yang besar. Kita
tidak sendirian berjuang mewujudkan cita-cita, impian, visi dan harapan kita.
Allah bersedia menjadi “bolo”nya kita, rekan sekerja kita dalam melangkah
d.an mewujudkan cita-cita kita. Hal ini akan kita pelajari dari kesaksian penulis
kitab Pengkotbah.
Saudara-saudariku di dalam Kristus,
Kitab Pengkotbah memang penuh dengan misteri. Kita tidak
mengetahui siapakah penulisnya serta kapan kitab ini ditulis. Ada yang
berpendapat bahwa penulisnya raja Salomo yang hidup pada tahun 970-931
SM. Tetapi mengingat bentuk sastranya, banyak orang berpendapat bahwa
penulisnya tak mungkin raja Salomo melainkan seorang guru, pengkotbah atau
filsuf yang menuliskan kitab ini sekitar tahun 200 SM. Kitab ini dituturkan
bukan dalam bentuk cerita melainkan dalam bentuk ucapan-ucapan, amsal atau
syair yang berisi pandangan si-penulis mengenai makna hidup. Ungkapan
kuncinya adalah “kesia-siaan belaka” yang dipakai untuk memulai dan
mengakhiri kitabnya (1:2, 12:8) dan diulangi di banyak bagian yang
mempertegas bahwa pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup itu sulit
ditemukan jawabannya.
Pengkotbah melihat bahwa hidup itu penuh kontradiksi dan misteri.
Kerja keras adalah pemberian Allah tapi pekerjaan juga bisa menyusahkan dan
sia-sia. Seorang miskin tidak mendapatkan perhatian dari orang lain tapi
menjadi kaya juga tidak menjamin kebahagiaan. Berhikmat lebih baik daripada
menjadi bodoh tapi baik orang berhikmat maupun orang bodoh sama-sama
akan mati. Bila selintas, seolah penulis kitab Pengkotbah adalah pribadi yang
pesimistik, yakni pribadi yang takut menghadapi masa depan. Seolah
merupakan orang yang kurang bersyukur atau bosan dengan suka-dukanya
kehidupan. Semua seolah merupakan kesia-siaan belaka. Tidak lebih dari itu.
Benarkah demikian?
Saudara-saudariku, di dalam Tuhan,
8
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Pengkotbah berkata, segala sesuatu ada masanya. Semua hal ada
waktunya. Dan Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Lalu,
apakah ada keterkaitan antara harapan, cita-cita, impian dan visi dengan
kedaulatan Allah atas waktu? Jawabannya ya. Bahkan sangat erat. Bagi orang
percaya, karena mempercayai bahwa Allah berkuasa atas waktu dan sejarah
dunia, maka kita bisa menyerahkan harapan, cita-cita, visi dan impian kita
dalam doa kepada Allah. Pertama, untuk Allah koreksi dan kedua untuk Allah
jadikan sarana menunjukkan kuasa kasihNya kepada kita. Allah sungguh
berkuasa atas sejarah hidup kita. Haleluya.
Ibu, Bapak dan Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Segala sesuatu ada masanya, ungkapan ini berarti bahwa Allah
memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya. Pasal 3 ayat 2
sampai dengan ayat 8 memaparkan tujuh pasang waktu. Tiap ayat mempunyai
pasangan berlawanan, semuanya berjumlah tujuh pasang. Tujuh ayat berbicara
tujuh pasang peristiwa hidup. Angka tujuh melambangkan sesuatu yang
“lengkap”. Tujuh pasang waktu hendak menggambarkan seluruh pengalaman
hidup manusia. Dalam pengalaman hidup manusia itu, baik kelahiran dan saat
menanam maupun kematian dan saat memanen, saat merelakan
mati/kehilangan maupun saat berusaha menyembuhkan, saat merombak dan
saat membangun, saat bersedih hati maupun saat tertawa dan menari, saat
berdiam diri maupun saat berbicara, dan saat-saat yang lainnya lagi,....
Pengkotbah menyimpulkan bahwa Allah mampu membuat segala sesuatu
indah pada waktunya.
Pada lain pihak, Allah memberikan kekekalan di hati manusia,
maksudnya bahwa di semua manusia Allah menaruh perasaan atau hasrat
untuk mencari sesuatu yang abadi dalam hidupnya yang fana. Melihat hidup
ini fana dan akan berakhir menjadikan manusia mempertanyakan dan berusaha
terus mencari sesuatu yang abadi. Dan yang abadi itu adalah Allah. Rahasia
kebahagiaan manusia adalah menikmati kefanaannya selagi kehidupan masih
ada pada dirinya. Bersuka dan menikmati kesenangan yakni makan, minum
dan menikmati jerih lelah karena pekerjaan berat yang dilakukan dipandang
sebagai pemberian Allah. Selagi itu datang pada masanya, dinikmati dan
disyukuri saja. Tujuan dari adanya kesadaran akan kefanaan hidup manusia
adalah agar muncul rasa takut akan Allah dalam diri manusia. Di sinilah letak
ketentraman yang sesungguhnya, yaitu apabila manusia menjadi takut akan
9
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Allah sambil menikmati kehidupan dengan rasa syukur. Dalam menjalani
hidup, kita harus mampu melihat hal-hal baik dalam kehidupan.
Saudara-saudariku di dalam Kristus,
Ada tiga pesan firman Tuhan kepada kita pada hari ini, sebagai berikut :
1. Hidup itu berisi suka dan duka, tangis dan tawa, mendapatkan dan
kehilangan, dst. Percayalah bahwa Allah memegang kendali atas apa yang
terjadi dan waktu terjadinya. Karena Allah mengatur masa depan maka kita
boleh berharap kepada Allah. Kita boleh menyerahkan segenap cita-cita
dan harapan, visi dan impian kita kepada Allah sang pemegang kendali
masa depan kita.
2. Bersyukurlah. Belajarlah untuk melihat hal-hal baik dalam kehidupan.
3. Jalinlah relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Dia dengan
memelihara hukumNya.
Ingat! Rasa takut dan gentar terhadap masa depan mengkerdilkan iman.
Apalagi bila Pemimpin (gereja, keluarga) menunjukkan kekhawatiran,
ketakutan dan pesimisme maka perasaan tersebut akan mudah menular pada
yang dipimpinnya. Di tengah-tengah komunitas yang pesimis, orang percaya
harus optimistik bahkan memberikan semangat. Kita optimistik bukan karena
kita memiliki sumberdaya insani atau kekuatan dana yang bisa diandalkan
untuk kita bawa di tahun 2016 ini. Kita optimistik karena kita disupport oleh
Sumberdaya Tak Terbatas yaitu Allah. Pembelaan, perlindungan dan berkat
Tuhan akan diberikan kepada kita jika kita hidup dihadapan Allah dengan
memiliki rasa takut akan Dia.
Saudara-saudariku, kekasih Tuhan,
Allah bersedia menjadi kawan sekerja kita dalam menggapai cita-cita dan
harapan, visi dan impian kita di tahun ini. Selamat tahun baru 2016. Tuhan
memberkati kita
AMIN. (BNH)
***
10
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 03 JANUARI 2016
Minggu Epifani I; Warna Liturgi Putih
Bacaan Kotbah: Lukas 3: 15-17,21-22
Bacaan Leksionari: Yesaya 43:1-7. Mazmur 29. Kis 8:14-17.
Lukas 3:15-17, 21-22
Tema:
YESUS ADALAH MESIAS
Tujuan:
1. Jemaat benar-benar semakin meyakini bahwa Yesus adalah Mesias.
2. Jemaat mau hidup berserah kepada Yesus sang Mesias.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Penulis Injil ini adalah Lukas. Penulisan Injil ini dialamatkan kepada
seorang yang bernama Teofilus. Dalam menulis Injil ini, Lukas setidaktidaknya menggunakan tiga sumber, Yaitu: 1. Injil Markus, 2.
Kumpulan perkataan-perkataan Yesus, 3. Kumpulan kisah yang tidak
dipakai oleh penulis lain. Injil Lukas ditulis setelah tahun 70 masehi
setelah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah.
Tema-tema kunci Injil ini adalah:
1. Doa; Lukas sering berbicara tentang kehidupan doa Yesus. Ia juga
mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus tetang doa.
2. Roh Kudus; Lukas menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam
kehidupan Yesus.
3. Orang miskin; inilah yang menjadi tema utama, perhatian Yesus
kepada orang-orang miskin.
4. Wanita dan anak-anak; masyarakat pada zaman Yesus biasanya
tidak menganggap bahwa wanita layak mendapat banyak perhatian,
Tetapi lukas menekankan mengenai kasih Allah kepada semua
orang bahkan kepada wanita, orang-orang tersingkir dan anak-anak.
11
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
B. PENJELASAN TEKS
Ketika Yohanes Pembaptis mengajar dengan penuh kuasa dan
menyerukan pertobatan, banyak orang yang percaya dan menerima
baptisan sebagai tanda pertobatan.
Ayat 15:orang banyak terkesima dengan pengajaran Yohanes yang
penuh dengan kuasa untuk mengubah hati banyak orang, mereka mulai
berpikir dan bertanya-tanya dalam hatinya tentang Yohanes Pembaptis.
Siapakah Yohanes pembaptis, apakah dia Mesias yang akan datang ?
Ayat 16: kesaksian Yohanes tentang dirinya, Yohanes menolak semua
kehormatan untuk berpura-pura menjadi Mesias. Sebaliknya, ia
menegaskan pengharapan akan Mesias yang sebenarnya. Yohanes
menjelaskan bahwa dirinya membaptis orang dengan air, tetapi Ia
(Yesus) yang lebih berkuasa darinya akan datang, membuka
kasutNyapun Yohanes merasa tidak layak. Membuka kasut pada waktu
itu adalah pekerjaan seorang budak, Yohanes merasa tidak layak
menjadi hambaNya. Walaupun Yohanes adalah seorang nabi besar,
tetapi yang dilayaninya lebih besar dari pada dirinya.Yesus yang lebih
berkuasa akan datang dan membatis dengan Roh kudus dan dengan api.
Yohanes hanya dapat membaptis dengan air, hal ini mau menyatakan
bahwa mereka harus menyucikan dan membersihkan diri, tetapi Kristus
dapat dan akan membaptis dengan Roh Kudus, artinya Dia akan
memberikan Roh Kudus untuk membersihkan dan menyucikan hati.
Ayat 17: Alat penampi sudah ditanganNya. Penampi adalah Alat yang
dipakai untuk melemparkan gandum ke atas sehingga sekamnya ditiup
angin sedangkan biji gandum jatuh kembali ke tempat pengirik untuk
dikumpulkan ke dalam lumbungnya, tetapi debu jerami akan
dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan. Ini menunjukkan pada
peringatan yang keras yang dilakukan oleh Yohanes supaya tidak ada
kemunafikan di antara orang banyak yang melakukan pertobatan.
Yohanes mengerti bahwa dirinya bukan Mesias sehingga tidak berhak
menghukum orang berdosa. Namun apabila Mesias datang, di tanganNya sudah tersedia alat untuk menyaring siapa yang percaya dan tidak.
Pertobatan yang main- main atau munafik akan dihakimi secara tuntas.
12
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Ayat 21: Yesus dibaptis, menerima pernyataan dari surga. Ketika
seluruh orang banyak itu telah dibaptis, Yesus juga dibaptis. Semua
orang hadir di situ, tetapi Yesus dibaptis terakhir diantara orang-orang
biasa. Dengan demikian Dia merendahkan diriNya dan menjadikan
diriNya bukan siapa-siapa. Pada saat dibaptis Yesus berdoa, yang
dicatat di sini dibaptis dan berdoa, bukan mengaku dosa seperti yang
dilakukan oleh orang lain, karena Dia tidak mempunyai dosa untuk
diakui. Dia tidak melakukan pertobatan. Ketika berdoa terbukalah
langit. Hal ini mau menunjukkan tidak ada lagi jarak antara surga
dengan bumi, karena Yesus menjadi perantara antara Allah dengan
manusia.
Ayat 22: Turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati. Roh kudus
turun bukan untuk menguduskan Yesus, melainkan untuk mengurapi
Yesus bagi pengutusanNya yang akan datang. Menurut tradisi
Perjanjian Lama, Roh Kudus ini adalah Roh Allah yang telah
menghinggapi Yefta dan “menguasai” Saul. Roh inilah yang dijanjikan
kepada raja Mesias yang berasal dari keturunan Daud. Dalam tradisi
Yahudi yang dikumpulkan dalam Talmud Babilonia, burung merpati
adalah lambang umat Isreal, lambang Roh yang melayang-layang di
atas permukaan air sebelum penciptaan dan lambang dari Mesias
sendiri.
Terdengar suara dari surga mau menyatakan bahwa diriNya adalah
Mesias atau yang diurapi (disyahkan) oleh Allah untuk melakukan tugas
pengutusan, yang mana Allah telah berkenan kepadaNya.
C. KONTEKS MASA KINI.
Adanya perbedaan sudut pandang tentang siapa Yesus dalam beberapa
ajaran keagamaan dan aliran. Terkadang pandangan ini dapat saling
mempengaruhi dalam iman kepercayaan masing-masing umat.
Banyak umat Kristen yang beriman dengan sungguh-sungguh kepada
Kristus, hal ini ditunjukkan dengan hidup yang senantiasa berserah dan
mengandalkan Dia. Tetapi masih ada juga umat Kristiani yang
hidupnya jauh dari Tuhan, hal ini dapat dilihat dalam perilaku
13
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
hidupnya, yang tidak mengalami perubahan ke arah yang baik,
pertobatan yang dilakukan hanyalah semu atau tidak sungguh-sungguh.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
1. Pembukaan
Beri penjelasan tahun gerejawi minggu ini memasuki Minggu
Efipani.
2. Isi
Pengharapan Orang Yahudi tentang Mesias.
Yohanes pembaptis memperkenalkan dirinya
Yohanes menjelaskan tentang Mesias yang akan datang, tugas dan
karyaNya.
Yesus adalah Mesias, yang ditandai dengan tiga kejadian ketika
Yesus dibaptis
3. Penutup.
Tekankan kepada jemaat bahwa kepercayaannya pada Yesus yang
adalah Mesias sudah benar. Tekankan untuk berserah total
kepadaNya.
E. LITURGI
1. Ny Pembukaan
2. Nats pembimbing
3. Ny Jemaat
4. Berita Anugerah
5. Ny peneguhan
6. Ny Responsoria
7. Nats Persembahan
8. Ny persembahan
9. Ny penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PKJ 192
Mazmur 29:1-2
PKJ 184
Yesaya 43:1-3
KJ 152
KJ 141
Ulangan 16: 16-17
KJ 365b
PKJ 131
14
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
F. CONTOH KHOTBAH JADI
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Ketika kita ditanya tentang siapa Yesus, maka kita akan menjawab sesuai
dengan pengetahuan dan pengenalan kita akan Yesus. Pengenalan dan
pengetahuan kita akan Yesus tentu mempengaruhi sikap kita kepadaNya.
Contohnya pengenalan kita orang Kristen tentang Yesus tentu berbeda
dengan pengenalan saudara kita Muslim sehingga berbeda pula cara
mensikapinya. Pengenalan terhadap Yesus tentu saja dapat terjadi karena
Yesus menyatakan diriNya kepada Dunia, seandainya Yesus tidak
menyatakan diriNya, maka dunia juga tidak akan pernah mengenal Dia.
Penyataan Yesus di dunia ini disaksikan oleh kitab suci yaitu Alkitab.
Minggu ini kita sudah memasuki minggu Epifani. Epifani artinya Tuhan
membuka tabir diriNya kepada dunia sehingga dunia bisa mengetahuiNya
secara mendalam. Dengan mengenalNya secara mendalam harapannya
dunia tahu bagaimana harus bersikap terhadap Dia. Salah satu penyataan
Yesus dituliskan oleh Injil Lukas 3:15-17, 21-22 yang telah kita baca pada
saat ini. Siapa Yesus menurut bacaan kita Minggu ini?
Jemaat yang mengasihi Tuhan,
Ketika Yohanes Pembaptis mengajar
dengan penuh wibawa dan
menyerukan pertobatan, banyak orang yang percaya dan menerima
baptisan sebagai tanda pertobatan. Orang banyak yang terkesima dengan
pengajaran Yohanes yang penuh dengan kuasa untuk mengubah hati
banyak orang, membuat mereka mulai berpikir dan bertanya-tanya dalam
hatinya tentang Yohanes Pembaptis. Siapakah gerangan Yohanes
pembaptis, apakah dia Mesias yang akan datang?. Pengharapan yang kuat
akan datangnya Mesias dalam kehidupan orang Yahudi, mengarahkan hati
mereka kepada Yohanes, mengingat Yohanes pada waktu itu menjadi orang
yang mempunyai pengaruh yang besar, sehingga tidak salah bila mereka
bertanya-tanya tentang Yohanes apakah dia adalah Mesias. Mesias dalam
pandangan orang Yahudi pada waktu itu, adalah seorang pemimpin dari
keturunan Daud yang diurapi oleh Tuhan untuk membebaskan mereka dari
15
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
penjajahan bangsa asing, yaitu bangsa Romawi. Pemahaman mereka
tentang Mesias dilihat dari sudut pandang politik.
Lalu bagaimana sikap Yohanes dengan pertanyaan orang-orang Yahudi
pada waktu itu? Yohanespun bersaksi tentang dirinya, dengan tegas
Yohanes menolak semua kehormatan untuk berpura-pura menjadi Mesias,
walaupun kesempatan itu ada. Yohanes tidak menggunakan kesempatan itu
untuk menipu orang banyak. Sebaliknya, ia menegaskan pengharapan akan
Mesias yang sebenarnya. Yohanes menjelaskan bahwa dirinya bukan
Mesias, dirinya membaptis orang dengan air, tetapi Mesias yang lebih
berkuasa darinya akan datang, membuka kasutNyapun Yohanes merasa
tidak layak. Membuka kasut pada waktu itu adalah pekerjaan seorang
budak, Yohanes merasa tidak layak menjadi hambaNya. Walaupun
Yohanes adalah seorang nabi besar, tetapi yang dilayaninya jauh lebih besar
dari pada dirinya. Yohanes bersaksi bahwa Mesias lebih berkuasa dari
padanya akan datang dan membaptis dengan Roh kudus dan dengan api.
Berbeda dengan Yohanes yang hanya dapat membaptis dengan air, hal ini
mau menyatakan dan menggambarkan bahwa mereka harus menyucikan
dan membersihkan diri, tetapi Mesias dapat dan akan membaptis dengan
Roh Kudus, artinya Dia akan memberikan Roh Kudus untuk membersihkan
dan menyucikan hati mereka dari dosa.
Yohanes juga mengajarkan dengan tegas, bahwa Mesias akan
datang sebagai hakim,hal ini digambarkan sebagai penampi. “Alat penampi
sudah ditanganNya”. Penampi adalah alat yang dipakai untuk melemparkan
gandum ke atas sehingga sekamnya ditiup angin, sedangkan biji gandum
jatuh kembali ke tempat pengirik untuk dikumpulkan ke dalam
lumbungnya, tetapi debu jerami akan dibakarNya dalam api yang tidak
terpadamkan. Hal ini menunjukkan pada peringatan yang keras yang
dilakukan oleh Yohanes supaya tidak ada kemunafikan di antara orang
banyak yang melakukan pertobatan. Yohanes mengerti bahwa dirinya
bukan Mesias sehingga tidak berhak menghukum orang berdosa. Namun
apabila Mesias datang, di tangan-Nya sudah tersedia alat untuk menyaring
siapa yang percaya dan tidak. Pertobatan yang main- main atau munafik
akan dihakimi secara tuntas.
16
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Lalu bagaimana kita bisa mengetahui seorang Mesias? Atau kalau orang itu
adalah Yesus, bagaimana kita bisa memahami bahwa Yesus adalah benarbenar Mesias? Apa ukurannya? Dari ayat 21 dan 22 dijelaskan: Yesus
dibaptis dan menerima pernyataan dari sorga
Pertama; Terbukalah langit. Ketika seluruh orang banyak itu telah
dibaptis, Yesus juga dibaptis. Semua orang hadir di situ, tetapi Yesus
dibaptis terakhir di antara orang-orang biasa. Dengan demikian Dia
merendahkan diriNya dan menjadikan diriNya bukan siapa-siapa. Pada saat
dibaptis Yesus berdoa, yang dicatat di sini dibaptis dan berdoa, bukan
mengaku dosa seperti yang dilakukan oleh orang lain, karena Dia tidak
mempunyai dosa untuk diakui. Dia tidak melakukan pertobatan. Ketika
berdoa terbukalah langit. Hal ini mau menunjukkan tidak ada lagi
jarak antara surga dengan bumi, karena Yesus menjadi perantara
antara Allah dengan manusia.
Kedua; Turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati. Roh kudus
turun bukan untuk menguduskan Yesus, melainkan untuk mengurapi
Yesus bagi pengutusanNya yang akan datang. Menurut tradisi Perjanjian
Lama, Roh Kudus ini adalah Roh Allah yang telah menghinggapi Yefta,
Simson dan Daud. Roh inilah yang dijanjikan kepada raja Mesias yang
berasal dari keturunan Daud. Dalam tradisi Yahudi yang dikumpulkan
dalam Talmud Babilonia, burung merpati adalah lambang umat Isreal,
lambang Roh yang melayang-layang di atas permukaan air sebelum
penciptaan dan lambang dari Mesias sendiri. yakni pengurapan.
Ketiga; Terdengar suara dari surga. Hal ini mau menyatakan bahwa
dirinya adalah Mesias atau yang diurapi/disahkan oleh Allah sendiri untuk
melakukan tugas pengutusan, karena Allah telah berkenan kepadaNya.
Dari ketiga hal ini Injil Lukas mau menegaskan bahwa Yesus adalah
benar-benar Mesias, yaitu; Yang diurapi oleh Allah untuk melakukan tugas
pengutusanNya. Mesias diutus untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah,
mewartakan pertobatan dan pengampuanan dosa. yang puncaknya
dilakukan melalui karya penyelamatan di atas Kayu salib. Selain itu Mesias
juga akan menghakimi semua orang, yaitu menghukum orang-orang yang
17
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
tidak mau bertobat dari dosanya dan tidak percaya kepadaNya. Hal ini
dilakukanNya pada saat kedatanganNya yang kedua kali.
Jemaat yang mengasihi Tuhan
Dari kesaksian Alkitab tentang Yesus yang adalah Mesias, memang
benar adanya. Kita semua mempercayai Yesus sebagai Mesias. Dia adalah
Juru selamat yang telah ditetapkan Allah untuk menyelamatkan kita dari
dosa. Hal itu telah dibuktikan dengan pernyataan Allah yang diberikan
kepadaNya. Dengan hal ini kita semakin diteguhkan iman kepercayaan kita
kepadaNya. Untuk itu, mari kita percaya dan mempercayakan hidup kita
kepadaNya, biarkan hati kita dikuasai dan disucikan oleh Dia, sehingga
perilaku kitapun juga seturut dengan kehendakNya. Bila saat ini ada
diantara kita yang jauh dari Tuhan dan hidup dalam dosa, mari kita
merendahkan hati di hadapanNya, mari kita mengaku dosa dengan bertobat.
Mari kita melakukan pertobatan dengan sungguh-sungguh, meninggalkan
segala dosa kita dan berbalik kepadaNya, sehingga saatnya nanti ketika
datang penghakiman, kita tidak ikut dibinasakan dalam api yang menyalanyala. Melainkan kita beroleh hidup yang kekal bersama dengan diriNya di
surga kelak. “ Alat penampi sudah ditanganNya untuk membersihkan
tempat pengirikanNya dan untuk mengumpulkan gandumNya ke dalam
lumbungNya, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak
terpadamkan” .Tuhan Yesus memberkati. Amin. (JN)
***
18
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 10 JANUARI 2016
Minggu Epifani II; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Kotbah: YESAYA 62:1-5
Bacaan Leksionari: Yesaya 62: 1-5 Mazmur 36:5-10
I Korintus 12:1-11 Yohanes 2:1-11
Tema:
KEGEMBIRAAN YANG DIBAGIKAN
Tujuan:
1. Anggota jemaat dapat menghayati bahwa Allah sebagai sumber
kegembiraan.
2. Anggota jemaat membagi kegembiraan yang di rasakan kepada
sesama.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Yesaya.
Nabi Yesaya berkarya di Yerusalem dimulai tahun 746 SM (tahun wafatnya
raja Uzia, Yes.6:1) sampai akhir abad 8 SM . Yesaya memiliki pandangan
bahwa Israel (Selatan ) merupakan negara yang berpemerintahan ilahi
dengan Yerusalem sebagai pusat. Pandangan Yesaya ini dilatarbelakangi
dua peristiwa penting, pertama, tabut Allah dipindahkan Daud ke kota
Yerusalem (2 Sam.6), dan di atas gunung Zion Bait Allah didirikan. Kedua,
nubuat nabi Natan yang mengatakan atas perkenan Allah keturunan Daud
akan memerintah seluruh Israel (2 Sam.7). Oleh karena itu Yerusalem
dengan gunung Zionnya di mana Bait Allah berdiri menjadi tempat
peribadahan penting bagi umat Israel. Yesaya menerima panggilan Allah,
yang dikenalnya sebagai Raja semesta alam untuk menjadi nabi, ketika ia
beribadah di Bait Allah di Yerusalem (Yes.6).
19
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Tugas Yesaya
Sementara Yesaya sedang demikian mengagumi Israel, Yesaya diberikan
tugas yang mengejutkan yaitu memperingatkan bahwa akan ada malapetaka
dahsyat menimpa bangsa itu. Malapetaka itu akan menyebabkan kota
Yerusalem yang demikian mengagumkan akan berubah menjadi sepi dan
kosong dengan berkurangnya penduduk mencapai lebih dari 90 persen
(Yes.6:11-13). Malapetaka tidak akan terelakkan, karena Yerusalem yang
semula dibanggakan sebagai kota hukum yang baik penuh kebenaran,
berubah menjadi penuh dengan kesalahan.
Pokok pemberitaan Yesaya sebagaimana tertulis dalam Yes.7:9 b, Jika
kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya”.
Situasi kerajaan Israel pada waktu Yesaya berkarya adalah situasi yang
tidak mudah untuk seorang raja Israel (selatan) tetap teguh dan percaya
kepada Allah, khususnya pada saat pemerintahan raja Ahas diserang oleh
Israel utara dan Aram. Yesaya mengingatkan agar raja Ahas tidak
kompromi dengan kerajaan Asyur untuk melawan kedua bangsa tersebut,
agar tetap percaya kepada penyertaan Allah yang adalah Raja Semesta
alam. Namun Ahas memilih untuk kompromi dengan raja Asyur ketimbang
Allah Raja Semesta alam. Sejak saat itulah harapan Yesaya untuk
keteguhan berubah menjadi peringatan akan datangnya malapetaka.
Kitab Yesaya
Lembaga Alkitab Indonesia membagi Kitab Yesaya dalam dua bagian
besar. Bagian pertama dimulai dari pasal 1-39. Bagian kedua dimulai dari
pasal 40 – 66. Pembagian tersebut untuk menunjukkan adanya situasi
sejarah yang berbeda. Pada bagian pertama negeri Asyur menjadi ancaman
bagi bangsa Israel, dari Yesaya pasal 1 sampai pasal 38 terdapat cukup
banyak ayat menunjuk Asyur. Kitab Yesaya bagian pertama ini meliputi
jaman nabi Yesaya berkarya sampai akhir abad 8.
Peristiwa pembuangan sendiri tidak dijelaskan selain oleh kitab 2 Raja-Raja
25:8,9; Yeremia 52:12,13. Hancurnya bait Allah yang adalah pusat
kehidupan umat menadai kekalahan Allah umat. Umat terpukul dengan
kekalahan besar-besaran pada waktu itu.
20
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Pada bagian kedua pasal 40 - 66 malah sudah dimulai dari pasal 39
menunjuk persinggungan Israel dengan bangsa Babel . Kitab Yesaya bagian
kedua ini terjadi pada akhir jaman pembuangan ke Babel sekitar tahun 540
SM. Bagian kedua ini dikelompokkan menjadi dua lagi, yaitu kitab Yesaya
pasal 40-55 dan kitab Yesaya pasal 56-66.
Yesaya 40-55 menerangkan bahwa pembebasan orang-orang Israel dari
Babel sudah dekat. Tuhan akan membebaskan umat dari Babel. Sementara
Yesaya 56-66 menerangkan situasi sesudah pembuangan, karena Bait Allah
telah berdiri kembali (Yes.56: 7).
Peristiwa pembuangan Israel selatan ke Babel saat keruntuhan Yerusalem
terjadi sekitar tahun 587. Pada tahun 538, Israel dibebaskan dari
pembuangan oleh Koresh (Yes.44). Bacaan pada hari ini, kitab Yesaya
pasal 62 diperkirakan ditulis pada tahun 520 SM.
B. PENJELASAN TEKS
Pasal 62 ini menerangkan sesudah pembebasan Israel dari Babel dan Bait
Allah sudah selesai dibangun kembali. Kebanggaan Yesaya kepada Sion
sebagai kota Allah menggerakkan semangatnya kembali mendorong umat
untuk mewujudkan Yerusalem sebagai kota keselamatan. Yesaya
menekankan kembali pentingnya memprioritaskan Allah untuk setiap
pengambilan keputusan. Dengan pembebasan umat dan berdirinya kembali
Bait Allah, bangsa Israel dapat berdiri tegak kembali dengan kesadaran
baru dan perubahan kehidupan yang benar. Kebenaran adalah relasi baru
yang dilandasi kesadaran umat untuk menaati Allah. Setelah mengalami
penderitaan selama 50 tahun, Israel menyadari posisi penting mereka
dengan panggilan sebagai pemimpin kebenaran. Keberadaan bukit Zion dan
Bait Allah di atasnya telah menjadi simbol baru bagi Israel, bahwa bukit
Zion tanpa bait Allah seperti “yang ditinggalkan suami”. Oleh karena itu
pembangunan bait Allah di Zion menghidupkan kembali kebanggaan umat.
Umat digerakkan kembali semangat dan kebanggaannya. Zion menjadi
negeri yang menemukan lagi tanda penyertaan Allah. “Bersuami“
menerangkan bahwa pasangan gunung zion adalah bait Allah. Ketika bait
Allah sudah dibangun kembali, maka bukit zion di Yehuda memiliki suami21
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
nya kembali. Allah yang digambarkan sebagai suami telah berinisiatif
membangun Israel dari reruntuhan. Allah adalah Allah yang berbahagia
atau bergirang karena menemukan bait Allah telah berdiri kembali di atas
Zion.
C. KONTEKS MASA KINI.
1. Konflek yang terkait dengan pendirian rumah ibadah baik yang ada
di aceh, di Papua maupun di tempat lain.
2. Pergumulan serta persoalan hidup kadang menjadikan seseorang
tidak dapat hidup dalam kegembiraan.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
1. Pendahuluan
Berilah ilustrasi/ bisa melakukan tanya jawab sebagai contoh
keseharian yang menunjukkan setiap orang mencari Kegembiraan
dan kebahagiaan dalam hidupnya
Yakinkan bahwa Kitab suci bacaan minggu epifane 2 Allah
menghendaki kegembiraan umatNya.
Doronglah jemaat untuk memasuki kehidupan tahun 2016 dengan
kegembiraan.
Berilah semangat kepada jemaat untuk menjadikan sesama dan
lingkungan sekitar mengalami kegembiraan.
2. Isi
Berikan pertanyaan;
1. Bagaimanakah
kitab
suci
menjelaskan
pengalaman
kegembiraan Yesaya dalam Pengalaman Umat, Pengalaman
Lingkungan dan Pengalaman Allah?
2. Bagaimana dengan situasi kita sekarang diperhadapkan dengan
kabar baik pada hari ini?
Berikan penjelasan berdasar teks kitab suci, bahwa untuk
menjadikan sesama dan lingkungan sekitar mengalami
kegembiraan dapat dilakukan dengan memperhatikan tafsiran
Yes.62 : 1-5
Berikan ringkasan pokok jawaban atas pertanyaan di atas.
22
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
3. Penutup.
Berikan pertanyaan bagaimana agar kegembiraan dapat
diwujudkan dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat.
Berikan uraian penerapan mengenai
situasi agar dapat
merasakan kegembiraan hidup bersama
a. Allah menghendaki kegembiraan umatNya.
b. Umat dipanggil memberikan kegembiraan kepada
sesama dan lingkungan alam.
E. LITURGI
Daftar ayat :
Nats Pembimbing : Mazmur 36 : 6-8
Berita Anugerah : 1 Kor.12:3-7
Persembahan : Mazmur 105 : 38-43
Daftar Pujian :
1. KJ No 3 : 1 + 3
/ Pembukaan
2. KJ No 467 : 1 - 3
/ Pengakuan
3. KJ No 362 : 1 + 4
/ Kesanggupan
4. KJ No 392 : 1 – 2
/ Respon:
5. KJ No 450 : 1 – 3
/ Pers.
6. KJ No 426 : 1 – 2
/ Penutup
F. CONTOH KHOTBAH JADI
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Bapak ibu dan saudara-saudara, hari ini di tahun baru 2016 ini adakah yang
memiliki rencana akan rekreasi sesudah ibadah ini? Atau malah ada yang
sudah berangkat rekreasi? Atau baru saja pulang dari bepergian selama
natal sampai tahun baru? Ya tentu saja bepergian/ rekreasi adalah bagian
penting dari kehidupan yang selalu membuat kita bersemangat. Saking
semangatnya, kadang-kadang tidak sabar menunggu pagi dan tidak bisa
tidur. Inilah hidup dalam kegembiraan, hidup yang dipenuhi dengan gairah
23
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
dan sukacita dalam menjalankannya. Mengantuk dalam perjalanan tidak
menjadi soal ketika dalam suasana gembira sampai mengantuknya hilang.
Minggu ini adalah minggu “epifaneia” yang dalam minggu gerejawi
artinya penampakan atau penyataan tampilnya Yesus Sang Juru Selamat.
Artinya lebih luas dari sekedar kelahiran, tetapi karyaNya yang
dinampakkan. KaryaNya yang dinampakkan itu menghadirkan
kegembiraan bagi dunia ini. Salah satu bacaan leksionari pada minggu ini
adalah dari Injil Yohanes 2 tentang Perkawinan di Kana, dengan cerita
terkenal Yesus mengubah air menjadi anggur. Hal itu membuktikan bahwa
karya Allah Yang menyelamatkan– pun meneguhkan pentingnya dan
memberikan kegembiraan.
Bacaan dari kitab Yesaya 62: 1-5 juga dalam rangka meyakinkan bahwa
Allah menghendaki kegembiraan umatNya. Oleh karena itu marilah kita
yang diberi kelimpahan kegembiraan ini dengan memikirkan kegembiraan
bagi sesama dan lingkungan kita untuk memasuki tahun 2016.
Saudara-saudara, sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah:
Bagaimana kitab suci menjelaskan pengalaman kegembiraan Yesaya dalam
pengalaman umat, pengalaman lingkungan dan pengalaman Allah?
Kitab Yesaya 62:1-5 menjelaskan pengalaman Yesaya menanggapi
peristiwa pembebasan Israel dari pembuangannya di Babel dan Bait Allah
sudah berdiri dibangun kembali.
1. Pada ayat 1 pengalaman kegembiraan Yesaya menjadikannya tidak
dapat berdiam diri, tidak bisa tinggal tenang sampai tercapai citacitanya agar kebenaran pengharapannya menyala-nyala bersinar
seperti cahaya, keselamatan menyala seperti suluh.
2. Pada ayat 2 Pengalaman Kegembiraannya ini dirasakannya juga
menjadi pengalaman kegembiraan Umat, di mana kebenaran
menjadikan kegembiraan umat memiliki dampak bangsa-bangsa
melihat kebenaran, semua raja melihat kemuliaan umat, orang
menyebut umat Allah dengan nama baru.
24
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
3. Kegembiraan menjadikan relasi dan posisi umat dengan Allah
begitu berharga, sebagai mahkota keagungan dan serban kerajaan..
4. Pengalaman Kegembiraannya,
Yesaya juga mengalami
kegembiraan Gunung Sion seperti putri yang menemukan kembali
suaminya dan Kegembiraan keutuhan simbol kehidupan Yerusalem.
Dalam Pengalaman kegembiraannya, Yesaya mengenali Kegembiraan
Allah yang terus berinisiatif membangun pasangannya dan menjadi seperti
suami yang bergembira (bergirang) bertemu mempelai perempuan.
Dari sini kita dapat menyimpulkan
1. Bahwa Kitab Yesaya 62:1-5 menjelaskan pengalaman kegembiraan
Yesaya menanggapi peristiwa pembebasan Israel dari
pembuangannya di Babel dan Bait Allah sudah berdiri dibangun
kembali.
2. Bahwa pengalaman kegembiraan Yesaya adalah pengalaman
perjalanan iman nabi dan umat. Bahwa hanya dengan menanggapi
Allah pemberi kegembiraan, umat dibebaskan menuju kehidupan
yang gembira.
Bahwa pengalaman kegembiraan nabi Yesaya untuk kegembiraan umat dan
lingkungan, karena Allah yang mengutusnya Allah girang dan memberikan
kegembiraan.
Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Bagaimana dengan situasi kita sekarang diperhadapkan dengan kabar baik
pada hari ini?
1. Hari ini kita telah memasuki tahun baru diiringi dengan harapan dan
semangat baru untuk menuju kepada kegembiraan hidup pada tahun
2016. Kita telah melewati tahun 2015 dua minggu lalu dengan
berbagai kesulitan dan beban yang boleh kita hadapi, namun juga
kegembiraan yang meneguhkan kita.
2. Situasi memprihatinkan yang mengurangi kegembiraan dalam
hubungan antar umat beragama pada 3 bulan terakhir pada tahun
2015 yang lalu adalah peristiwa pembakaran tiga gereja di
kabupaten Aceh Singkil. Peristiwa itu diikuti dengan reaksi keras di
25
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Papua dengan penolakan pembangunan masjid di Manokwari.
Secara nasional hubungan agama berada dalam keadaan kurang
menggembirakan.
3. Setelah mengakhiri tahun 2015 dan memasuki program tahun 2016
ke depan, kita bersama telah dimotivasi oleh Yesaya untuk
memandang Allah yang bergirang dan memberi kegembiraan.
Gereja sebagai lembaga yang menghadirkan pelayanan dalam
masyarakat untuk menuju kepada kebenaran hidup yang gembira
dalam masyarakat plural atau beragam agama. Gereja perlu
bersama-sama menanamkan kegembiraan hidup bersama, mulai dari
anak-anak, remaja pemuda dan dewasa. Karena Allah yang
menjadikan Indonesia beragam ini adalah Allah yang girang
memberikan kegembiraan. Lihatlah Tuhan Yesus, Ia juga
memberikan kegembiraan di saat pengantin di Kana kekurangan
anggur.
Kiranya Gereja-gereja menemukan kegembiraan yang disediakan
Allah untuk memberi kegembiraan kepada sesama dan lingkungan
hidup. Amin (CPP)
***
26
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 17 JANUARI 2016
Minggu Epifania III, Warna Liturgi Hijau
Bacaan kotbah: Lukas 4 : 14-21
Bacaan Leksionari :
Nehemia 8:1-3,5-6,8-10; Mazmur 19; 1 Korintus 12:12-31a; Lukas 4:14-21
Tema:
MEMBEBASKAN MEREKA YANG TERBELENGGU
Tujuan:
 Jemaat memahami bahwa mereka mempunyai tugas pelayanan
melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus.
A. PENDAHULUAN :
Saat Tuhan Yesus pergi ke sinagoge di Nazaret tempat Dia dibesarkan,
Dia diberi bacaan dari Yes. 61:1-2 yang menyatakan: "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang"
(Luk. 4:18-19). Namun setelah pembacaan Alkitab tersebut, dengan
tegas Tuhan Yesus menyatakan bahwa ayat tersebut telah tergenapi di
dalam Dia (Luk. 4:21). Dengan demikian nubuat Yes. 61:1-2 tersebut
secara esensial menunjuk kepada diri Kristus. Ayat-ayat tekstual dari
kitab nabi Yesaya yang telah dinubuatkan 6-7 abad sebelumnya kini
telah hadir secara eksistensial dalam diri Kristus. Singkatnya ayat-ayat
tekstual dari kitab nabi Yesaya ditempatkan dalam konteks riel
kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Yang mana seluruh kehidupan Yesus
dipenuhi oleh roh Tuhan yang mengurapi Dia selaku Mesias Allah.
Sehingga hanya Kristus yang terbukti telah diutus oleh Allah untuk
menyampaikan kabar baik, memberitakan pembebasan, memberi
penglihatan, membebaskan orang-orang yang tertindas dan
27
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
memberitakan tahun rahmat Tuhan. Di dalam diri Kristus, ayat-ayat
tekstual tersebut telah terwujud menjadi seorang pribadi yang secara
efektif berperan sebagai pembebas dan penyelamat Allah. Sehingga saat
hidup kita dipertalikan dalam relasi kasih dan iman kepada Kristus, kita
dimampukan untuk dilengkapi oleh Roh Kudus dalam menghayati setiap
ayat Alkitab. Pola spiritualitas yang demikian akan memampukan kita
untuk memperoleh perspektif iman yang baru, hidup, dinamis dan
transformatif. Sebab kita tidak lagi hanya mampu menjadi pendengar
dan penelaah firman yang baik, tetapi juga mampu menjadi pelaku
firman yang membebaskan.
B. PENJELASAN TEKS :
Ayat 14
Setelah menyelesaikan sebuah “ujian” di padang gurun, Yesus yang
dipenuhi oleh kuasa Roh telah dapat mengalahkan godaan iblis atas
berbagai tawaran yang menarik, Ia kembali ke Galilea. Dan kabar
kehadirannya tersiar ke berbagai penjuru daerah itu.
Ayat 15, 16, 17
Sinagoge merupakan tempat berkumpul dan pusat peribadatan umat
Yahudi, karena itulah ibadah hari Sabat dan proses belajar-mengajar
umumnya dilakukan di sinagoge ini, serta ini pula yang merupakan
kesukaan dan kebiasaan Yesus rajin ikut dalam proses belajar-mengajar
tersebut. Bahkan karena “pengajaranNya” semua orang memuji Dia.
Lalu kepadaNya diberikan kitab Yesaya untuk dibacakanNya.
Ayat 18, 19
Pesan pada ayat 18 dan 19 ini merupakan kutipan nats yang dibaca
Yesus dari Yesaya 61:1-2. Pesan ini sebenarnya merupakan
penggambaran nabi Yesaya akan tahun Sabat dan tahun Yobel (Imamat
25), ketika bangsa Israel dibebaskan dan kembali dari pembuangan
Babel, yakni pembebasan kepada mereka yang tertawan dan menderita
begitu lama.
28
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Ayat 20
Setelah membacakan ayat tersebut, Yesus menyerahkan kembali
gulungan kitab Yesaya itu kepada imam lalu duduk. Sikap duduk
dilakukan Yesus sebagaimana kebiasaan bagi seorang rabi yang akan
mengajar, bila seorang rabi membaca kitab suci kemudian duduk,
dengan otomatis orang banyak akan menanti pengajarannya. Maka orang
banyak di dalam ruangan itu memandangi Yesus menunggu pengajaran
apakah yang akan disampaikan oleh Tuhan Yesus.
Ayat 21
Penuturan ini disampaikan oleh Tuhan Yesus menutup pengajaranNya:
“Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”dengan
kata-kata ini, Yesus memproklamasikan diriNya sebagai Mesias yang
ditunggu-tunggu oleh umat Israel.
C. KONTEKS MASA KINI
 Pada masa kini, kehidupan tidak selalu dalam keadaan nyaman tetapi
tidak sedikit orang yang masih merasa terbelenggu oleh persoalan,
kemiskinan, keterikatan, ketidakmerdekaan dalam hidup mereka.
Perasaan tertindas masih dialami oleh kaum minoritas di negeri ini.
 Sebagian orang kristen masih ada yang diselimuti rasa takut untuk
bersaksi tentang Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat bagi
dunia.
 Gereja harus berani melakukan usaha-usaha yang sistimatis dan
terprogram untuk menyikapi kenyataan hidup di sekelilingnya dan di
masyarakat.
D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH:
 Pendahuluan
Kotbah diawali dengan menyampaikan informasi bahwa Pdt. Andar
Ismail dikenal sebagai seorang penulis yang melahirkan tulisan-tulisan
seri selamat. Setiap tulisannya selalu terdiri dari 33 renungan. Ternyata
hal itu merupakan masa hidup Tuhan Yesus di dunia sebagai manusia.
29
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
 Isi
Tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia adalah menyelamatkan
manusia. Hal itu dilakukannya dalam waktu yang begitu singkat, namun
memberi dampak yang luar biasa bagi setiap orang yang mau
menerimaNya. Mereka akan mengalami pembebasan dari berbagai
tekanan kehidupannya yang membuatnya menderita. Firman Tuhan dari
bacaan hari ini memberi teladan melalui: hidup yang selalu dipenuhi
Roh Allah, tugas pengajaran, pembebasan dan penugasan kepada kita
saat ini.
 Penutup
Buatlah kalimat yang memotivasi jemaat bersedia menerima dan
meneladan kehidupan Tuhan Yesus untuk membebaskan jiwa-jiwa yang
masih terbelenggu. Sebagai perwujudan tugas yang diberikanNya
kepada kita saat ini.
E. LITURGI
1. Nyanyian Pembukaan
2. Nats Pembimbing
3. Nyanyian Jemaat
4. Berita Anugerah
5. Nyanyian Peneguhan
6. Nats Kotbah
7. Nyanyian Responsoria
8. Nats Persembahan
9. Nyanyian Persembahan
10. Nyanyian Penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PKJ. 13:1,2,3
Yesaya 6:8
PKJ. 46:1,2,3
Mazmur 19:9
PKJ. 19:1,2,3
Lukas 4:14-21
PKJ. 282:1,2,3
Ibrani 13:5
PKJ. 271:1,2,3
PKJ. 274:1,2,3
F. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Pdt. Andar Ismail dikenal sebagai penulis buku seri Selamat. Uniknya jika
kita memperhatikan setiap buku seri selamat hasil karyanya, dia selalu
30
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
menuliskan 33 renungan. Ternyata angka tigapuluh tiga ini menunjuk pada
umur "hidup" Tuhan Yesus yang singkat di dunia ini? Hidup dalam
pengertian bahwa Ia sebagai manusia hanya hidup sampai umur 33 tahun.
Bahkan pelayanan yang dilakukanNya pun relatif sangat singkat, yaitu
hanya tiga tahun. Mungkin dalam hati kita pernah bertanya: Mengapa
“hidup” Tuhan Yesus begitu singkat di dunia ini? Dalam pengertian bahwa
Tuhan Yesus hidup sebagai manusia, yakni hanya 33 tahun. Mungkin
jawabannya adalah: memang Ia hanya melakukan pelayananNya begitu
singkat, karena Ia telah memberikan mandat dan kuasa pelayanan itu
kepada kita orang percaya dan tugas itulah yang kini harus kita lanjutkan
dalam kehidupan kita sekarang.
Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan
manusia yang dikasihiNya dari maut dan membawanya kepada kehidupan
kekal. Kalau kita urutkan pesan-pesan Tuhan Yesus yang disampaikan
dalam Alkitab, maka pesan pertama adalah agar manusia bertobat karena
kerajaan sorga sudah dekat (Mat. 3:17; Mrk. 1:14-15). Pesan kedua adalah
yang menjadi nats bacaan minggu ini yang lebih fokus pada pembebasan
mereka yang menderita.
Maka dari bacaan minggu ini ada beberapa hal yang bisa kita tarik sebagai
pelajaran dan pegangan.
Pertama: Hidup Yesus selalu dipenuhi Roh (ayat 14, 18)
Hal yang bisa kita pelajari dari ayat ini adalah bahwa hanya dengan kuasa
Roh saja kita dapat mengalahkan iblis yang jahat itu. Kemampuan manusia
sangat lemah dan terbatas sementara kuasa iblis juga tidak sembarangan,
bahkan Iblis telah merebut dunia dari manusia saat manusia mengalami
kejatuhan dosa. Oleh karena itulah iblis selalu menawarkan godaan dan
kenikmatan dunia ini kepada manusia agar mau mengikuti kemauannya dan
meninggalkan Allah. Tanpa Roh Allah maka manusia akan mengikuti iblis
ini sebab tawarannya memang seringkali begitu menarik hati.
Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus,
31
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Bagaimana dengan kita? Apakah dalam perjuangan hidup ini kita pernah
akan menjual iman dan menjadi tidak berdaya oleh bujuk rayu iblis?
Kekalahan iman dapat saja terjadi dari tawaran keinginan daging,
ketakutan, masalah keuangan, sakit-penyakit atau hal lainnya. Hal yang
perlu kita sadari adalah iblis akan terus menyerang orang percaya atau
paling tidak mencoba dengan menetralisir munculnya perasaan berdosa,
perasaan malu atau perasaan bersalah.
Maka satu-satunya jalan melawan godaan iblis dan dunia itu adalah
memohon pertolongan Roh Kudus agar Ia mau diam dan menguasai diri
kita sehingga kita penuh dengan Roh dan hasilnya dapat mengalahkan iblis
yang jahat itu, sebagaimana Tuhan Yesus menang karena penuh Roh. Cara
yang terbaik dalam membuat Roh itu yang menguasai kita adalah dengan
terus mengingat dan berkomitmen kepada firman-Nya serta hidup yang
berserah sepenuhnya kepada-Nya.
Kedua: Pentingnya pengajaran (ayat 15, 21)
Mengajar berarti membuat orang menjadi mengerti atas ajaran yang
diberikan. Kesadaran dan pemahaman inilah yang menjadi tujuan Yesus,
sebagaimana kita sebaiknya memiliki keinginan dan kerinduan yang sama
akan hal itu. Proses belajar dan mencintai firman Tuhan dapat
menumbuhkan kebiasaan yang baik bagi setiap orang, dan sekaligus
menumbuhkan motivasi agar dapat menjadi anak-anak yang berkenan
kepada-Nya. Proses belajar juga secara otomatis akan menambah
pengetahuan dan bahkan dapat menjadi ketrampilan, dan ini akan
memberikan hal yang positip bagi diri kita sendiri dan orang lain. Hal yang
diperlukan dalam membangun kerinduan belajar ini adalah dengan
komitmen baik dari sisi penyediaan waktu maupun membangun rasa haus
akan pengenalan Allah yang lebih sempurna dan tujuan akhir
menyenangkan hati-Nya.
Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Ketiga: Tujuan pengajaran agar terjadi pembebasan (ayat 18, 19)
Pesan yang ada pada ayat 18 dan 19 ini adalah nats yang dibaca Yesus dari
Yesaya 61:1-2. Pesan ini sebenarnya merupakan penggambaran nabi
32
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Yesaya akan tahun Sabat dan tahun Yobel (Im. 25), ketika bangsa Israel
dibebaskan dan kembali dari pembuangan Babel, yakni pembebasan kepada
mereka yang tertawan dan menderita begitu lama. Pesan utama dari nats
tersebut adalah:
 Datangnya kabar baik kepada orang miskin.
 Pembebasan kepada orang-orang tawanan.
 Penglihatan kepada orang buta.
 Pembebasan orang-orang tertindas.
 Pemberitaan tahun rahmat sudah tiba.
Tetapi apa yang terjadi setelah kembalinya umat Israel dari Babel tetap
tidak menyenangkan hati Tuhan dan bangsa Israel seringkali melupakan
Allah mereka yang sudah menolong dan membimbing mereka demikian
lama. Pesan inilah yang disampaikan kembali oleh Tuhan Yesus dan
menutupnya dengan perkataan: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu
kamu mendengarnya”. Inti pesan yang dimaksudkan oleh Yesus pada saat
itu adalah tibanya tahun rahmat tersebut yakni berita atau Injil keselamatan
kepada mereka yang menderita dan pembebasan dari segala kuk dan beban
yang menghimpit hati dan pikiran umat Israel pada saat itu. Mereka sudah
begitu lama terjajah oleh bangsa Romawi dan terbelenggu dengan legalitas
hukum Taurat serta kedudukan para imam dan ahli Taurat yang seharusnya
melayani tetapi justru lebih mementingkan diri sendiri dan memberatkan
umat pada saat itu.
Keempat: Tugas pembebasan itu diserahkan kepada kita (ayat 20)
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa salah satu alasan masa hidup Tuhan
Yesus di dunia ini yang begitu "pendek" dan pelayanan-Nya yang singkat
hanya 3 tahun adalah bahwa kuasa dan amanat tugas itu telah diberikan
kepada kita orang percaya. Pesan bahwa penginjilan dan pemberitaan kabar
baik itu memang yang utama, sehingga semakin banyak orang diselamatkan
dan masuk ke dalam kerajaan-Nya.
Akan tetapi pesan Tuhan Yesus dalam ayat 18-19 ini sebaiknya tidak
ditafsirkan secara simbolis saja. Orang percaya dan gereja-gereja
33
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
seharusnya terus menerus melakukan usaha-usaha yang sistimatis dan
terprogram untuk melihat kenyataan di sekeliling dan di masyarakat, yakni
ikut menolong orang miskin keluar dari dunia kepedihan fisik mereka,
membantu orang sakit yang tidak mampu untuk disembuhkan, menolong
dan menghibur mereka yang tertindas dan tertawan karena
ketidakmampuan dan ketidakadilan. Pesan itu tidak dapat hanya ditafsirkan
secara simbolis saja, melainkan tetap dalam pengertian harafiahnya, yakni
kalau masih ada orang miskin disekitar kita, orang sakit yang tidak mampu
di lingkungan kita, orang tertindas, maka tugas orang percaya dan gereja
untuk menolong mereka.
Orang percaya dan khususnya gereja-gereja seharusnya semakin menyadari
tanggungjawab dan penugasan dari Tuhan Yesus tersebut, sehingga gerejagereja tidak "asyik" dengan dirinya sendiri dan mengutamakan aspek-aspek
lahiriah dari kegiatan-kegiatannya, melupakan amanat ini sebagai tugas
yang melekat pada penginjilan dan berita keselamatan tersebut.
Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Nats minggu ini memberi kita banyak sekali kesadaran dan pemahaman
akan tanggungjawab orang percaya dan gereja dalam panggilannya untuk
dunia ini. Dimulai dengan pentingnya setiap orang percaya dipenuhi Roh
untuk setia dan taat dalam melakukan firman-Nya serta mampu
mengalahkan iblis yang jahat itu, terus belajar (dan mengajar) firman Allah
sehingga kesadaran dan pemahaman semakin baik, serta menyadari akan
banyaknya masalah sosial yang masih nyata di sekitar kita, yakni berupa
kemiskinan, sakit penyakit yang tidak mampu disembuhkan karena
keterbatasan dana, orang-orang tertawan dan tertindas yang memerlukan
pertolongan dan penghiburan. Karunia-karunia Roh yang diberikan kepada
kita dimaksudkan dipergunakan dan ditujukan untuk tugas tersebut.
Itulah tanggungjawab yang telah diserahkan Tuhan Yesus dalam pesan-Nya
yang kedua ini agar kita terus menerus berusaha keras mewujudkannya.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin. (YFH)
34
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 24 JANUARI 2016
Minggu Epifania IV; Warna Liturgi Hijau
Bacaan kotbah: Yeremia 1 : 4 -10
Bacaan Leksionari:
Yeremia 1 : 4 -10, Mazmur 71 : 1 – 6, 1 Korintus 13 : 1 -13, Lukas 4 : 21 – 30
UTUSAN
Tujuan :
 Jemaat mengerti bahwa keseluruhan hidupnya merupakan tugas
panggilan dan perutusan dari Allah.
 Jemaat mengisi hidupnya dengan hati, mulut dan tangan yang
terarah pada Allah.
A. PENJELASAN TEKS
Menjadi seorang nabi seperti Yeremia tentunya merupakan sebuah tugas
yang istimewa. Nabi merupakan utusan Allah dan itu artinya sebuah
tempat atau kedudukan yang prestisius (membanggakan). Namun, lain
ceritanya kalau orang melihat tugas yang harus dilakukan oleh
Yeremia.Bahwa betul Yeremia adalah nabi, lepas dari itu, sebagai nabi
ia memiliki sebuah tugas khusus untuk menyampaikan mengenai kabar
buruk kepada bangsa Israel, mengenai ancaman dan musibah yang akan
datang, mengenai pembuangan yang akan dialami bangsa Israel. Tugas
khusus yang harus disampaikan Yeremia ini membuat pekerjaan seorang
nabi sesungguhnya tidaklah istimewa atau hebat atau prestisius. Berita
tentang bencana yang akan menimpa Israel serta nasihat yang harus
disampaikan Yeremia merupakan hal yang tidak ingin didengar oleh
siapa saja. Siapakah yang akan senang mendengar dirinya akan celaka?
Siapakah yang akan mengamini begitu saja mengenai hal buruk yang
akan menimpanya? Bahkan sekalipun itu dikatakan sebagai pesan ilahi,
terlebih apabila disertai seruan-seruan peringatan mengenai kesalahan
yang telah dilakukan dan anjuran untuk bertobat.
35
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Dalam situasi seperti demikian itu maka dapatlah kita melihat peristiwa
tentang pemanggilan dan perutusan Yeremia oleh Allah yang menjadi
bagian pembuka kitab Yeremia memiliki makna yang penting. Penulis
kitab Yeremia menempatkan peristiwa ini di awal tulisannya tentunya
untuk memberi penekanan mengenai kedudukan Yeremia sebagai nabi.
Kedudukan Yeremia di hadapan Allah sendiri dan kedudukan Yeremia
di tengah bangsa Israel. Bagian ini menjadi semacam penegasan
mengenai keabsahan kenabian Yeremia bagi umat Israel. Sedari awal
pembaca diajak untuk meyakini bahwa apa yang dilakukan dan apa yang
dikatakan oleh Yeremia sesungguhnya bukan dari Yeremia sendiri,
Yeremia semata menjadi perantara Allah bagi umatnya. Melalui
Yeremia Allah menyatakan diriNya kepada umatNya.
Apabila kita perhatikan ayat-ayat yang memperlihatkan dialog antara
Yeremia dan Allah dapat kita temukan Allah lebih aktif berbicara
daripada Yeremia. Dengan penulisan yang demikian ini kita disuguhi
sebuah pesan mengenai peranan Allah dalam kenabian Yeremia.
Sesungguhnya yang menjadi aktor utama dalam kenabian Yeremia
adalah Allah sendiri, adapun Yeremia sendiri lebih berperan pasif
sebagai medium saja. Itulah makna menjadi utusan/duta; satu sisi ia
menjadi tidak penting karena subjek sesungguhnya adalah pihak yang
mengutus, di sisi lain ia juga bernilai karena ia menjadi perwakilan atau
simbol kehadiran dari pihak yang mengutus.
Dengan pemaknaan mengenai konsep perutusan demikian ini maka
dapat tercipta pemahaman yang seimbang. Bahwa, menjadi utusan
sesungguhnya menjadi perwujudan dari kehadiran yang mengutus. Pun
demikian sang utusan itu bukanlah pusat atau orientasi tugas perutusan
itu sendiri, sebab pusat dan orientasinya ada pada pihak yang mengutus.
Kepentingan utama yang bernilai adalah kepentingan dari pihak
pengutus.
36
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
B. KONTEKS MASA KINI
Dalam zaman ini akan menjadi tidak relevan apabila tugas pengutusan
dari Allah itu melulu dipahami secara harafiah seperti pemanggilan dan
perutusan yang dialami oleh Yeremia. Dalam pengertian yang lebih luas
sesungguhnya pengutusan dari Allah itu diperuntukkan kepada siapa
saja, setiap orang. Oleh karena itulah mengapa dalam akhir ibadah kita,
liturgi selalu memuat unsur perutusan sebagai penutup ibadah. Karena
pada prinsipnya Allah selalu menempatkan manusia sebagai sekutuNya
dalam mengusahakan damai sejahtera di bumi. Memang pada sebagian
orang perutusan dari Allah menjadi khusus, orang – orang tertentu
terpanggil menjadi pendeta, penatua, diaken, guru injil, misionaris dsb.
Namun, itu semua tidak berarti di luar jabatan – jabatan gerejawi
tertentu Allah enggan memilih dan mengutus manusia. Tugas
pengutusan dari Allah tidak mungkin dibatasi oleh kategori jabatan atau
kriteria tertentu. Pada faktanya, tugas pengutusan dari Allah seringkali
dibatasi oleh diri manusia itu sendiri, yaitu, tatkala manusia
menempatkan dirinya sendiri sebagai pusat dan orientasi kehidupan,
sehingga pengutusan dari Allah menjadi tidak terlihat, tidak menarik,
tidak dianggap perlu dan penting.
C. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH:
Kotbah bisa diawali dengan bertanya mengenai kondisi jemaat –
mengenai kesediaan warga jemaat ambil bagian dalam tugas pelayanan
gerejawi. Jemaat bisa diajak membayangkan prosentasi jemaat mengenai
tingkat keterlibatan warga jemaat dalam kehidupan jemaat. Lebih besar
mana, prosentasi keterlibatan warga jemaat, antara jumlah warga jemaat
yang aktif dengan yang pasif?
Jemaat diajak untuk memberi apresiasi mengenai potret jemaat dalam
prosentasi yang ditemukan, apapun hasilnya. Jemaat diajak untuk
melihat dan merefleksikan dengan jujur bahwa telah menjadi sifat alami
manusia untuk mementingkan dirinya sendiri, menempatkan dirinya
sebagai pusat kehidupan. Hal demikian inilah yang menjadi penyebab
rendahnya tingkat kesadaran warga jemaat akan tugas pengutusan dari
37
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Allah. Ajak pula jemaat untuk memahami bahwa tugas pengutusan dari
Allah dapat dilakukan secara luas dalam segala segi kehidupan. Menjadi
pelayan gereja sesungguhnya merupakan sarana berlatih untuk
melepaskan jerat kecenderungan manusia yang mementingkan diri
sendiri.
D. LITURGI
Nyanyian Pembukaan
Nats Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita Anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyian Responsoria
Nats Persembahan
Nyanyian Persembahan
Nyanyian Penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PKJ 04
Mazmur 71:5-6
KJ 04
Yesaya 6:5-7
PKJ. 185
PKJ. 177
I Korintus 13:4
KJ. 393
KJ. 432
E. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus!
Marilah kita memeriksa dengan jujur kondisi jemaat kita. Kita fokus
mengenai tingkat keterlibatan jemaat dalam pekerjaan pelayanan gereja.
Menurut saudara – saudara apakah keterlibatan warga jemaat dalam
pekerjaan pelayanan gereja sudah maksimal? Dari jumlah total warga
jemaat, berapa orang yang bersedia memberi diri menjadi anggota
Majelis Jemaat? Berapa orang yang melibatkan diri dalam pekerjaan
pelayanan kategorial gereja (sebagai aktifis sekolah minggu, pemuda,
perempuan, dsb)? Apakah program gereja atau misi gereja telah
dilaksanakan dan diwujudkan oleh seluruh warga jemaat?
Apabila dibuat prosentase mengenai keterlibatan warga jemaat antara
warga jemaat aktif dan warga jemaat pasif dalam pekerjaan pelayanan
gereja, prosentase mana yang jauh lebih besar?
38
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Saudara – saudara, tentunya gambaran yang ditemukan dari pemeriksaan
diri ini bukanlah gambaran yang sesungguhnya persis terjadi dalam
jemaat kita. Gambaran ini tidak bisa kita pakai sebagai landasan
membuat profil jemaat kita, karena untuk itu perlu dilakukan survey dan
penelitian yang lebih cermat lagi, tetapi, sekurangnya temuan kita ini
bisa kita pakai untuk mengenal dan memahami diri kita selaku jemaat
menurut pendapat kita sendiri. Satu hal yang bisa kita pastikan adalah
bahwa pekerjaan pelayanan gereja tidak mungkin berjalan apabila warga
jemaat tidak mau terlibat di dalamnya.
Sesungguhnya sudah menjadi hal yang umum terjadi apabila di dalam
jemaat muncul “keengganan” untuk terlibat dalam pekerjaan gereja.
Pekerjaan pelayanan gereja adalah pekerjaan yang seringkali menuntut
kesukarelaan dan pengurbanan dari mereka yang ambil bagian di
dalamnya. Apalagi pekerjaan pelayanan gereja menempatkan para
Pelayan menjadi orang yang mengurusi kepentingan orang banyak,
sehingga acapkali kepentingan pribadinya harus dikalahkan. Hal
demikian ini sesungguhnya bertentangan dengan kecenderungan
naluriah manusia yang lebih sering menjadi egois dan mementingkan
diri sendiri. Oleh karenanya, adalah hal yang bisa dimengerti apabila kita
menemukan “keengganan” jemaat untuk terlibat aktif dalam pekerjaan
gereja, sudah menjadi naluri manusia, yaitu naluri bertahan hidup.
Naluri bertahan hidup adalah mekanisme alamiah yang dilakukan
manusia ketika ia menyadari akan kenyataan kematian. Ini muncul
sebagai upaya manusia untuk mempertahankan hidupnya yang seringkali
berubah menjadi manipulatif (tipuan) untuk menghindari kematian.
Kematian adalah hal yang menakutkan karena kematian membawa
seseorang pada pengalaman kehilangan. Dan, dari semua kehilangan
yang mampu diberikan kematian, kehilangan diri sendiri adalah
kehilangan yang membawa manusia pada kehampaan besar.
“Apa artinya diriku ini apabila semua pencapaianku harus kutinggalkan?
Apa artinya diriku ini apabila aku harus pergi seorang diri atau
39
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
ditinggalkan seorang diri?” Demikianlah manusia di hadapan kematian
yang membawanya pada rangkaian kehilangan dan kehampaan.
Untuk menjawab itu, manusia secara naluriah berpikir untuk
menempatkan dirinya sebagai pusat hidupnya – sebagai pusat perhatian
– pusat konsentrasi energi kehidupan agar ia dapat terhindar dari
kehilangan dan kehampaan yang diberikan kematian. Manusia berpikir
apabila seluruh isi dunia ini dipusatkan kepada dirinya maka ia dapat
mengatasi penderitaan kematian. Tetapi, ternyata upaya itu adalah upaya
yang sia – sia belaka. Upaya ini yang justru memunculkan aneka rupa
penderitaan kehidupan dalam perjalanan hidup manusia. Sebab
seberapapun besarnya kekuatan, kepandaian, dan usaha manusia
memiliki seluruh isi dunia pada akhirnya kematian akan mengambilnya.
Fakta ini sesungguhnya memperlihatkan kepada kita bahwa manusia
tidak memilki kekuatan untuk menjadikan dirinya sebagai pusat
kehidupan, namun, kecenderungan naluriah untuk bertahan hidup jauh
lebih kuat memainkan tipuannya dan menggoda setiap kita untuk
menempatkan diri kita sebagai pusat kehidupan. Inilah yang menjadi
modus eksistensi (cara hidup) yang sering diambil manusia; yaitu
modus memiliki.
Bapak – ibu – saudara yang dikasihi Tuhan!
Melalui bacaan kita mengenai kisah pemanggilan dan pengutusan oleh
Allah kepada nabi Yeremia kita diperlihatkan sebuah modus eksistensi
(cara hidup) yang berbeda dari kecenderungan naluriah manusia pada
umumnya yaitu dari modus memiliki menjadi modus memberi. Pilihan
yang diambil oleh Yeremia untuk menerima tugas sebagai nabi dari
Allah merupakan sebuah titik awal Yeremia memulai cara hidup yang
baru.
Apabila kita memperhatikan seluruh isi dialog antara Allah dan Yeremia
akan didapatkan bahwa percakapan yang dilakukan dari pihak Allah
sangat mendominasi seluruh isi dialog tersebut. Proses pemanggilan dan
40
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
pengutusan dari Allah kepada Yeremia bahkan terkesan
mengesampingkan suara Yeremia. Yeremia nampak berbicara
menjelaskan keberadaan dirinya yang memiliki keterbatasan, tetapi
segera percakapan dari pihak Allah kembali mendominasi.
Bentuk dialog yang demikian ini hendak memberikan pesan kepada kita
para pembaca kisah pemanggilan dan pengutusan dari Allah kepada
Yeremia, bahwa, Allah sendiri yang menjadi pusat dari hidup Yeremia.
Allah-lah yang menjadi aktor sesungguhnya dari kenabian Yeremia.
Inilah sebuah prinsip paling mendasar dan penting dari tugas menjadi
seorang nabi. Menerima tanggungjawab seorang nabi atau utusan Allah
berarti menerima kehadiran Allah menjadi pusat dari kehidupan. Hal ini
hanya mungkin terjadi apabila ada kesediaan untuk memberi diri
(mempersembahkan hidup) kita kepada Allah. Seperti yang ditunjukan
oleh Yeremia tatkala ia menerima pemanggilan dan perutusan
Allah.Itulah makna menjadi utusan Allah.
Saudara – saudara, tentunya akan sangat sulit dipahami apabila di zaman
sekarang, kita memahami cerita pemanggilan dan pengutusan dari Allah
secara harafiah sama seperti yang dialami Yeremia. Pengalaman
perjumpaan Yeremia dengan Allah adalah hal yang unik dan khusus. Hal
yang unik dan khusus seperti ini tidak mungkin terjadi pada semua
orang. Tapi, bukankah kehadiran Allah itu tidak terbatas dalam cara
tertentu atau kategori tertentu. Allah dapat hadir dalam hidup kita
dengan cara dan waktu apa pun. Itu berarti bahwa dalam berbagai bidang
kehidupan, pemanggilan dan pengutusan dari Allah berlaku atas setiap
kita.
Pada sebagian orang memang terpanggil menjadi pelayan gerejawi
seperti pendeta, penatua, diaken, misionaris, guru Injil dsb. Ini bukan
berarti bahwa di luar kategori tugas tersebut Allah berhenti memanggil
dan mengutus manusia. Allah selalu hadir dalam banyak aspek
kehidupan manusia dan ini berarti bahwa Allah selalu menempatkan
manusia menjadi utusan Allah dengan berbagai macam cara dan bentuk.
41
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Pekerjaan pelayanan gerejawi adalah sarana yang Allah sediakan bagi
kita untuk melatih diri kita agar hidup tidak terpusat pada diri kita
sendiri.
Apakah manusia mampu melihat kehadiran Allah? Ataukah perhatian
terhadap dirinya sendiri menghalangi kepekaannya akan kehadiran
Allah?
Apakah manusia mau menerima kehadiran Allah dan menempatkan
Allah menjadi pusat hidupnya? Ataukah manusia mengabaikanNya?
Itu semua bergantung pada pilihan kita masing - masing!
Menempatkan Allah sebagai pusat hidup kita membuat kita menjadi
utusan Allah. Menjadi utusan Allah berarti manusia mempersembahkan
dirinya kepada Allah dan membiarkan Allah memberikan kehidupan
yang tidak akan hancur oleh sengat maut, yang menghantui manusia
akan penderitaan kehilangan dan kehampaan. Tuhan Memberkati! Amin,
***
42
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KHOTBAH, 31 JANUARI 2016
Minggu Epifani V; warna liturgi Hijau
Bacaan Khotbah: Lukas 5: 1-11
Bacaan Leksionari: Yesaya 6:1-8, 9-13. Mazmur 138. I korintus 15: 1-11. Lukas 5:1-11
Tema:
TEBARKANLAH JALAMU!
Tujuan :
1. Agar jemaat mengetahui agenda Allah atas hidupnya
2. Agar jemaat dengan sukacita menerima tugas untuk menebarkan
jalanya di manapun ia berada.
A. LATAR BELAKANG TEKS.
Penulis Injil Lukas adalah Lukas, seorang tabib yang berkebangsaan
bukan orang Yahudi, teman sekerja Paulus yang tinggal di luar Yudea.
Lukas menulis dua buah kitab, yakni Injil Lukas dan Kitab Kisah Para
Rasul. Lukas mengisahkan kehidupan Yesus mulai dari kelahiranNya
hingga kenaikanNya ke Surga. Kisah Para Rasul melanjutkan kisah
tersebut dengan menampilkan para murid Yesus yang meneruskan
pewartaan karya dan kehidupan Yesus. Kitab Injil Lukas ditulis kirakira sesudah tahun 70, yaitu sesudah pasukan Roma menghancurkan
Yerusalem dan Bait Suci di kota itu. Hal ini nampak di Lukas 19:43-44
yang mengisahkan peristiwa tersebut secara rinci. Dibandingkan ketiga
kitab Injil lainnya Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan
kelahiran Yesus. Selain itu perumpamaan-perumpamaan Yesus yang
terkenal hanya dapat ditemukan dalam injil ini misalnya perumpamaan
tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” (10:25-37), “Domba yang
Hilang” (15:1-7) dan “Anak yang Hilang” (15:11-32). Hanya Lukas
yang menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakheus (19:1-10).
Janji Yesus yang akan memberikan kehidupan surgawi kepada salah
satu penjahat di sebelah salibNya (23:39-43) juga hanya ada di Injil
Lukas.
43
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Lukas sering berbicara tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1, 14, 18, 10:21,
11:13), sangat pentingnya doa bagi Yesus (3:21, 6:12, 9:18, 23:34, 46).
Tiga perumpamaan Yesus mengenai doa ada di dalam kitab Inji ini
(11:5-9, 18:1-8, 18: 9-14).
Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada
orang-orang miskin, Ia mewartakan injil bagi mereka (4:18, 7:22),
orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20) dan diundang masuk
dalam perjamuan surgawi (14:13, 21). Ada juga kisah Lazarus si
pengemis miskin dan orang kaya (16:20, 22) dan kisah di mana Yesus
memerintahkan para muridNya untuk memberi sedekah kepada orang
miskin (12:33).
Pembagian Kitab Injil Lukas secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pasal 1:1 – 4:13 memaparkan tema persiapan jalan bagi Yesus. Pada
bagian ini Lukas mencatat suatu pengantar mengapa ia menuliskan
injilnya (1:1-4), dua kelahiran ajaib (1:5-2:21), kanak-kanak Yesus
(2:22-52) dan Yesus Anak Allah (3:1-4:13).
2. Pasal 4:14 - 9:50 memaparkan tentang Yesus di Galilea. Pada
bagian ini Lukas menceritakan berbagai reaksi orang-orang terhadap
Yesus (4:14-37), Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih
para murid (4:38-5:32), Yesus melanjutkan karyaNya di Galilea
(5:39-9:17) dan menyingkapkan siapa Yesus dan apa yang harus
Dia lakukan (9:18-50).
3. Pasal 9:51 – 19:27 memaparkan tentang Yesus di Yerusalem. Pada
bagian ini Lukas mengisahkan para murid dan orang-orang yang
tidak percaya (9:51-10:42), Yesus mengajarkan banyak hal (11:112:59), pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35), yang hiang,
ditemukan (15:1-32) dan para hamba yang setia (16:1-19:27).
4. Pasal 19:28 – 23:56 memaparkan tentang minggu terakhir Yesus di
Yerusalem. Pada bagian ini Lukas menceritakan mengenai Yesus
yang mengajar di Yerusalem (19:28-21:38) dan hari-hari terakhir
Yesus : peradilan dan kematianNya (22:1-23:56)
5. Pasal 24:1-53 memaparkan tentang Yesus bangkit dari kematian dan
menampakkan diri kepada para murid.
44
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
B. PENAFSIRAN TEKS
Lukas 5:1-3. Danau Genesaret merupakan nama lain danau Galilea
yang terletak di sebelah utara lembah Sungai Yordan. Danau ini
panjangnya sekitar 21 km dan lebarnya sekitar 12,8 km. Orang Romawi
menyebutnya Danau Tiberias (Yoh 6:1, 21:1). Danau air tawar ini
memisahkan sungai Yordan menjadi dua bagian. Letak danau ini di
antara dua pegunungan sehingga temperatur mudah berubah dan sering
terjadi hujan badai yang datang dengan tiba-tiba. Perikanan merupakan
industri terpenting yang sesudah diasinkan dapat dijual sampai ke
Yerusalem. Pada suatu kali, Yesus ada di pantai danau dan banyak
orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Diantara
orang banyak itu juga terdapat Simon, Yakobus dan Yohanes yang
sedang membasuh jala, bersama dengan teman-teman nelayan lainnya.
Mereka semalam-malaman mencari ikan tapi tak memperoleh apa-apa.
Mereka dalam keadaan lelah dan kondisi batinnya berbeda dengan
orang banyak yang datang ke pantai itu. Bila orang banyak lainnya
datang ke pantai didorong motivasi rohani yakni mendengarkan kotbah
Yesus, kelompok nelayan ini datang ke pantai karena alasan ekonomi.
Ada 2 rombongan nelayan yang terbagi dalam 2 perahu. Kemudian
Yesus naik ke salah satu perahu, yakni perahu milik Simon. Dan sambil
duduk di dalam perahu, Ia mengajar orang banyak tentang kerajaan
Allah.
Lukas 5:4-7. Yesus selesai mengajarkan tentang kerajaan Allah. Tanpa
mukjizat satupun yang dilakukan selama Yesus mengajar. Lalu
berkatalah Yesus kepada Simon, “bertolaklah ke tempat yang dalam
dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Biasanya, ikan-ikan
memang memilih bergerombol di tempat yang dalam. Simon dan
kawan-kawan nelayan lainnya memahami hal ini. Sepanjang malam
mereka telah bekerja keras tanpa mengenal lelah menjala di tempattempat strategis tetapi ikan tak mereka dapatkan. Lalu, Simon
menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami
tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau yang menyuruhnya,
aku akan menebarkan jala juga.” Dan sesudah mereka melakukan
perintah Yesus, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala
45
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
mereka mulai koyak.
Mereka sangat bersukacita. Larut dalam
kegembiraan. Lalu mereka memberi isyarat kepada kawan-kawan
mereka di perahu lainnya untuk mendekat dan membantu menarik jala
mereka. Maka datanglah mereka dan mengisi kedua perahu mereka
dengan ikan hingga kedua perahu itu hampir tenggelam karena
banyaknya ikan yang mereka dapatkan.
Lukas 5:8-10a. Petrus tersungkur di depan kaki Yesus dan berkata,
“Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Petrus,
Yakobus, Yohanes dan semua nelayan itu takjub akan banyaknya ikan
yang mereka tangkap. Petrus menyadari keberdosaannya sesudah
melihat kuasa Allah dalam diri Yesus. Ia tersungkur, menyatakan
perasaan hormat yang amat dalam kepada Yesus. Mungkin peristiwa
hari itu membuat Simon Petrus menjadi sangat yakin bahwa Yesus
adalah Anak Allah sebagaimana yang pernah ia dengar dari pernyataan
setan setan yang diusir Yesus dari orang-orang yang dibawa ke rumah
ibu mertua Petrus beberapa hari sebelumnya. Ia ingat kuasa Yesus
menyembuhkan bukan hanya ibu mertuanya tetapi juga orang-orang
sakit dan orang-orang kerasukan setan yang dibawa kepada Yesus.
Peristiwa hari itu tentu sangat istimewa bagi Petrus. Yesus bukan hanya
berkuasa atas sakit penyakit dan setan-setan tetapi juga atas danau dan
ikan-ikan.
Lukas 5:10b-11 Yesus berkata kepada Simon: “jangan takut, mulai
dari sekarang, engkau akan menjala manusia.” Mereka menghela
perahu-perahu mereka ke darat, dan meninggalkan segala sesuatu, lalu
mengikut Yesus. Simon, Yakobus dan Yohanes menyerahkan diri
mereka untuk melayani Sang Guru dalam memberitakan tentang
kerajaan Allah. Mereka meninggalkan perahu mereka. Ikan-ikan yang
banyak tak lagi membuat mereka tertarik lagi. Mereka tertarik pada
kerajaan Allah. Mereka mulai bersiap menjala manusia.
Tema pokok teks Lukas 5:1-11 adalah sebagai berikut:
1. Penjala ikan dijala oleh Yesus. Saat Petrus dan kawan-kawanya
menjala dan mendapatkan banyak ikan, Yesus menjala mereka
dengan kasih-Nya.
46
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
2. Melihat beberapa kali mukjizat tidak menjadi jaminan seseorang
menjadi pengikut Yesus. Hal ini terjadi pada diri Simon dan
orang banyak yang mencari Yesus. Baru sesudah tiba saatnya,
yakni saat mereka menyadari keberdosaan mereka maka Simon,
Yakobus dan Yohanes
menyerahkan diri mereka untuk
mengikut Yesus dengan sukarela.
3. Yesus berkuasa atas kehidupan dan penghidupan. Ikan-ikan pun
takluk kepada Yesus. Yesus tahu apa yang akan terjadi bila
mereka menebarkan jala. Yesus berkuasa atas apa yang akan
terjadi di masa depan.
4. Yesus mengundang orang-orang yang telah menyadari dosanya
untuk menjadi pengikutNya.
C. KONTEKS MASA KINI.
1) Zaman modern melahirkan banyak kemajuan di berbagai bidang
kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang yang egois,
kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu, demi harta
dan kedudukan seseorang rela mengorbankan sesamanya, keluarga
bahkan agamanya. Padahal, orientasi pemenuhan kebutuhan dan
fasilitas hidup tidak membawa seseorang kepada kesejahteraan jiwa.
Persoalan dosa tidak akan pernah tersentuh saat manusia belum
merefleksikan situasi rohani yang sedang mereka alami. Persoalan
dosa hanya selesai saat seseorang “dijala” oleh kuasa Allah
sehingga menyadari kebutuhan rohani mereka untuk berjalan
bersama Tuhan.
2) Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan
melupakan pemenuhan kebutuhan rohani.
D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH.
4. Pembukaan
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menceritakan
tugas tim sukses pasangan calon Bupati. Tim sukses ini biasanya
pasti sukses karena tak peduli motivasi mereka, mereka akan
47
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
mendapatkan sesuatu dari pasangan calon bupati yang mereka
usung.
5. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan
teks. Tekankan tentang :
1. Penjala ikan dijala oleh Yesus. Saat Petrus dan kawan-kawanya
menjala dan mendapatkan banyak ikan, Yesus menjala mereka
dengan kasih-Nya.
2. Bila seseorang menyadari keberdosaannya, mereka akan
menyerahkan diri mereka untuk mengikut Yesus dengan
sukarela.
3. Yesus berkuasa atas kehidupan dan penghidupan. Ikan-ikan pun
takluk kepada Yesus. Yesus tahu apa yang akan terjadi bila
mereka menebarkan jala. Yesus berkuasa atas apa yang akan
terjadi di masa depan.
4. Yesus mengundang orang-orang yang telah menyadari dosanya
untuk menjadi pengikutNya.
6. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan
dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa Pengikut
Yesus harus menjadi tim suksesnya Yesus yakni menjala manusia.
E. LITURGI:
Nas Pembimbing : Matius 10:32-33
Berita Anugerah : Yohanes 3:16
Persembahan : Amsal 11:24-26
Nyanyian :
1. KJ 21:1-2
2. KJ 19:1-5
3. KJ 33:1-3
4. KJ 34:1-3
5. KJ 403:1-4
6. KJ 363:1-2
48
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
F. CONTOH KOTBAH JADI.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Pada bulan Desember 2015, dilaksanakan Pilkada serentak. Kesuksesan
pasangan calon bupati tak lepas dari peran serta Tim Sukses mereka. Tim
sukses diangkat untuk bekerja aktif demi suksesnya pasangan calon bupati
yang mereka usung. Mereka harus mengkampanyekan kebaikan-kebaikan
sang calon dan meyakinkan masyarakat bahwa merupakan keuntungan
besar bila memilih pasangan calon yang mereka usung. Masa depan cerah
akan terjadi bila pemimpin daerahnya adalah pasangan bupati dengan
nomor pilih tertentu. Janji-janji perubahan menuju daerah yang lebih baik
diharapkan dapat memikat masyarakat. Jalan yang mulus, keamanan yang
terjamin, pendapatan masyarakat meningkat, transparansi dan akuntabilitas,
birokrasi yang lebih mudah, layanan publik yang lebih ramah, cepat dan
murah, dan lain-lain dijanjikan.
Tim sukses tugasnya memang mensukseskan pasangan calon bupati yang
kepadanya mereka bekerja. Ada tim sukses sukarela seperti pada pilihan
presiden Jokowi, tapi ada juga Tim sukses yang bekerja didorong motif
ekonomi, harapan mendapat jabatan tertentu bila calon pasangan bupati
mereka terpilih, atau mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu. Biasanya, tim
sukses tidak akan rugi meskipun calon pasangan bupatinya tidak terpilih.
Meskipun demikian, tak jarang dengan menjadi tim sukses, mereka juga
mengeluarkan banyak pengorbanan khususnya bagi tim sukses yang
menjadi penyandang dana demi proyek yang akan mereka terima bila
pasangan calon bupati mereka terpilih, atau pejabat pemerintahan yang ikut
mengkampanyekan pasangan calon tertentu dengan harapan bila menang,
mereka masih menjabat di masa pemerintahan sang calon.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Petrus, Yakobus dan Yohanes diangkat menjadi tim sukses Yesus. Bukan
untuk kepentingan politik melainkan demi perekrutan sebanyak mungkin
orang menjadi murid Yesus. Mereka dijadikan Yesus sebagai penjala
manusia. Tugas mereka adalah menjala manusia, maksudnya menawarkan
kepada orang-orang untuk menjadi murid Tuhan Yesus, meyakinkan
49
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
mereka akan adanya keuntungan rohani bila menjadi pengikut Yesus.
Kisahnya demikian.
Pada suatu hari, Yesus ada di pantai danau Genesaret dan banyak orang
mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Danau Genesaret
merupakan nama lain danau Galilea yang terletak di sebelah utara lembah
Sungai Yordan. Danau ini panjangnya sekitar 21 km dan lebarnya sekitar
12,8 km. Orang Romawi menyebutnya Danau Tiberias. Danau air tawar ini
memisahkan sungai Yordan menjadi dua bagian. Letak danau ini di antara
dua pegunungan sehingga temperatur mudah berubah dan sering terjadi
hujan badai yang datang dengan tiba-tiba. Perikanan merupakan industri
terpenting yang sesudah diasinkan dapat dijual sampai ke Yerusalem.
Diantara orang banyak yang mendengarkan Yesus berkotbah tentang
kerajaan Allah, juga terdapat Simon, Yakobus dan Yohanes yang sedang
membasuh jala, bersama dengan teman-teman nelayan lainnya. Mereka
telah semalam-malaman mencari ikan tapi tak memperoleh apa-apa. Bila
orang banyak lainnya datang ke pantai didorong motivasi rohani yakni
mendengarkan kotbah Yesus, 2 kelompok nelayan yang terbagi dalam 2
perahu ini datang ke pantai karena alasan ekonomi. Simon dan kawankawannya dalam keadaan lelah dan kondisi batin mereka berbeda dengan
orang banyak yang datang ke pantai itu. Kemudian Yesus naik ke salah
satu perahu, yakni perahu milik Simon. Dan sambil duduk di dalam perahu,
Ia mengajar orang banyak tentang kerajaan Allah.
Waktupun berlalu. Yesus telah selesai mengajar tentang kerajaan Allah.
Meskipun tanpa mukjizat satupun yang dilakukan selama Yesus mengajar,
orang banyak masih setia di tepi pantai Genesaret. Lalu berkatalah Yesus
kepada Simon, “bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan.” Biasanya, ikan-ikan memang memilih
bergerombol di tempat yang dalam. Simon dan kawan-kawan nelayan
lainnya memahami hal ini. Sepanjang malam mereka telah bekerja keras
tanpa mengenal lelah menjala di tempat-tempat strategis tetapi ikan tak
mereka dapatkan. Lalu, Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam
kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena
Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan sesudah
mereka melakukan perintah Yesus, mereka menangkap sejumlah besar
50
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Mereka sangat bersukacita. Larut
dalam kegembiraan. Lalu mereka memberi isyarat kepada kawan-kawan
mereka di perahu lainnya untuk mendekat dan membantu menarik jala
mereka. Maka datanglah mereka dan mengisi kedua perahu mereka dengan
ikan hingga kedua perahu itu hampir tenggelam karena banyaknya ikan
yang mereka dapatkan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Jala mereka penuh dengan ikan-ikan. Mereka telah menjala sejumlah besar
ikan dengan cara yang ajaib. Tiba-tiba, Petrus tersungkur di depan kaki
Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang
berdosa.” Petrus, Yakobus, Yohanes dan semua nelayan itu takjub akan
banyaknya ikan yang mereka tangkap. Petrus menyadari keberdosaannya
sesudah melihat kuasa Allah dalam diri Yesus. Ia tersungkur, menyatakan
perasaan hormat yang amat dalam kepada Yesus. Mungkin peristiwa hari
itu membuat Simon Petrus menjadi sangat yakin bahwa Yesus adalah Anak
Allah sebagaimana yang pernah ia dengar dari pernyataan setan setan yang
diusir Yesus dari orang-orang yang dibawa ke rumah ibu mertuanya
beberapa hari sebelumnya. Ia ingat kuasa Yesus menyembuhkan bukan
hanya ibu mertuanya tetapi juga orang-orang sakit dan orang-orang
kerasukan setan yang dibawa kepada Yesus. Peristiwa hari itu tentu sangat
istimewa bagi Petrus. Yesus bukan hanya berkuasa atas sakit penyakit dan
setan-setan tetapi juga atas danau dan ikan-ikan.
Simon tersungkur menyesali dosa-dosanya. Lalu berkatalah Yesus kepada
Simon: “jangan takut, mulai dari sekarang, engkau akan menjala manusia.”
Mereka menghela perahu-perahu mereka ke darat, dan meninggalkan segala
sesuatu, lalu mengikut Yesus. Simon, Yakobus dan Yohanes menyerahkan
diri mereka untuk melayani Sang Guru dalam memberitakan tentang
kerajaan Allah. Mereka meninggalkan perahu mereka. Ikan-ikan yang
banyak tak lagi membuat mereka tertarik lagi. Mereka tertarik pada
kerajaan Allah. Mereka mulai bersiap menjala manusia.
Saudara-saudara
51
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan melupakan
pemenuhan kebutuhan rohani. Zaman modern memang melahirkan banyak
kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak
orang yang egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu,
demi harta dan kedudukan seseorang rela mengorbankan sesamanya,
keluarga bahkan agamanya. Padahal, orientasi pemenuhan kebutuhan dan
fasilitas hidup tidak membawa seseorang kepada kesejahteraan jiwa.
Persoalan dosa tidak akan pernah tersentuh saat manusia belum
merefleksikan situasi rohani yang sedang mereka alami. Persoalan dosa
hanya selesai saat seseorang “dijala” oleh kuasa Allah sehingga menyadari
kebutuhan rohani mereka untuk berjalan bersama Tuhan.
Zaman modern juga menyuburkan sifat serakahnya manusia. Manusia
modern yang dihinggapi ruh cinta uang semakin sukar untuk berbagi
kepada sesamanya. Tidak mungkin bisa berbagi bila merasa diri sendiri
saja belum cukup! Budaya konsumerisme menyebabkan masyarakat merasa
kesulitan membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dengan mana
yang sekedar keinginan. Akibatnya semakin sulit untuk bisa merasa cukup
dengan apa yang sudah dimiliki. Manusia semakin jauh dari kebahagiaan.
Banyak juga orang yang kemudian sadar bahwa sukacita itu tidak terdapat
pada kebendaan. Mereka mencari di rumah-rumah ibadah. Motivasi
seseorang mencari Tuhan bisa beragam, tetapi bila sungguh-sungguh
mengharapkan kebahagiaan, hanya motivasi murni yang bisa menghantar
seseorang kepada Sumber Kehidupan dan keselamatan jiwa mereka.
Pengikut Yesus harus menyucikan motivasi mereka. Motivasi mengikut
Yesus haruslah motivasi murni yakni rasa syukur dan takjub karena
merasakan kasih Yesus yang telah memberikan augerah pengampunan yang
memberikan keselamatan kepada kita. Bila ini menjadi motif kita, Tuhan
akan mengaruniakan sukacita dan kehidupan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Bagi persoalan manusia modern ini, Yesus menunjukkan jalan keluarnya.
Dialah solusi itu. Dengan datang kepada Yesus dan menerima kasihNya
dapat mengubah orientasi hidup seseorang. Yesus berbagi kehidupan dan
masa depan dengan umat manusia. Inilah teladan Yesus dalam
52
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
mempergunakan hidup : Jalan melayani dan memberi. Seseorang yang telah
berjumpa dengan Yesus, kebutuhan pokok rohaninya terpenuhi, kebutuhan
akan rasa amannya pun juga terpenuhi. Kepastian masa depannya juga
dipenuhi. Apakah yang paling ditakuti manusia dalam hidupnya? Bukankan
tiadanya jaminan akan masa depan ? Yesus menjaminnya ! “Barangsiapa
makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan
Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” (Yoh. 6:54).
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,
Saudara dan saya sudah mengalami perjumpaan dengan Yesus. Kita sudah
menikmati pengampunan dosa. Kita semua sudah dijala oleh Yesus.
Sebagaimana Simon, Yakobus dan Yohanes telah dijala oleh Yesus,
kitapun mendapatkan tawaran menjadi tim sukses bagi Yesus. Tuhan
Yesus bersabda: “jangan takut, mulai dari sekarang, engkau akan menjala
manusia.” Biarlah Tuhan senantiasa mengaruniakan sukacita dan
kehidupan. Selamat menjala manusia! Tuhan memberkati. Amin. (BNH)
.
***
53
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 07 PEBRUARI 2016
Minggu Epifani VI; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Kotbah: Yeremia 17: 5-10
Bacaan Leksionari: Yeremia 17:5-10. Mazmur 1. I korintus 15:12-20. Lukas 6: 17-26
Tema:
DIBERKATI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN
Tujuan:
Jemaat selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pergumulan mereka.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Yeremia hidup dalam zaman yang ditandai oleh sinkritisme, yaitu
campuran agama. Yeremia hidup sebagai nabi dan selama itu ia selalu
memperingatkan umat Allah akan bencana yang akan menimpa mereka,
oleh karena mereka berdosa dan menyembah berhala.
Selama
pemerintahan Yosia (sebelum reformasi), pemerintahan Yoyakhim,
pemerintahan Zedekia, pengaruh bangsa asing (terutama Babel) sangat
besar, bukan hanya dibidang politik tetapi juga di bidang agama.
Yeremia mempersalahkan bangsa Yehuda karena mereka berbuat apa
yang tidak pernah terjadi: Mereka menukarkan Tuhan dengan dewadewi yang bukan Allah. Mereka meninggalkan Tuhan ( Yer 2:13),
bersundal dengan dewa-dewa lain ( Yer 3:8). Yehudapun ambil bagian
dalam pelacuran bakti (Yer 2:20). Anak-anak dipersembahkan kepada
Molokh di lembah Ben-Henom( Yer 7:31), serta menyembah ratu Sorga
(Yer 7: 18), mereka juga gentar terhadap tanda-tanda langit (Yer 10:2).
Setelah jatuhnya kota Yerusalem ke tangan Nebukadnesar (597),
maka diangkatnyalah raja Zedekia (597-586) sebagai raja bawahan di
Yerusalem. Tetapi setelah beberapa waktu, Zedekia memberontak
terhadap Babel dan mencari bantuan dari Mesir. Nebukadnesar segera
datang dan menundukkan Zedekia dan Yerusalem.
Dalam keadaan itu, sebelumnya Yeremia pernah bernubuat: “Jangan
percaya kepada bantuan dari Mesir, sebab Yerusalem pasti direbut oleh
54
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
orang Babel! Sebab bangsa Yehuda dihukum oleh Tuhan oleh karena
kejahatannya”. Dengan nubuat yang dilakukan oleh Yeremia,
menjadikan dirinya ditangkap dan dimasukan ke dalam sebuah perigi, ia
dituduh mau menyeberang kepada Babel. Yeremia sudah sering
menasihati Raja Zedekia, tetapi tidak pernah didengar. Akhirnya kota
Yerusalem direbut oleh Babel, Yerusalem dan Bait Allah
dihancurkan sama sekali. Zedekia ditangkap dan dibelenggu, anakanaknya disembelih didepan matanya, kemudian matanya dibutakan.
Hal ini terjadi karena Orang Yehuda dan raja Zedekia tidak pernah mau
mendengar Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yeremia.
B. PENJELASAN TEKS
Yehuda, sebagai umat pilihan yang diberkati Tuhan tidak lagi
berpegang pada perintah Tuhan, apalagi mengandalkan Dia. Ketika
mereka berada dalam tekanan bangsa-bangsa besar di sekitarnya,
Yehuda tidak percaya dan tidak mengandalkan Tuhan. Mereka berbalik
dari Tuhan dan menyembah berhala-berhala agar mereka dilindungi
bangsa yang berhalanya mereka sembah. Dosa mereka terukir di dalam
tabiat mereka sehingga penyembahan berhala dan kejahatan menjadi
kesatuan dalam hidup mereka. Karena ketidaksetiaan maka mereka
akan kehilangan negri mereka dan menjadi budak bangsa asing, itulah
hukuman yang akan diberikan Tuhan.
Ayat 5 - 6 : Firman Tuhan kepada Yehuda; “terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia dan mengandalkan kekuatannya sendiri dan
hatinya menjauh dari pada Tuhan. Ia diumpamakan seperti semak bulus
di padang belantara, ia tidak akan mengalami keadaan baik; ia tinggal di
tanah angus di padang gurun”. Gambaran mengalami kekeringan, tidak
akan bertumbuh dan berkembang, melainkan malah bisa mati.
Ayat 7 - 8 : berlawanan dengan ayat di atasnya, Firman Tuhan Kepada
Yehuda; “diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh
pengharapannya kepada Tuhan. Ia diumpamakan seperti pohon yang
ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air
dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap
hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti
55
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
menghasilkan buah”. Yeremia meyakini bahwa sumber berkat dari
Tuhan sehingga bila seseorang mengandalkan dan menaruh
pengharapan kepadaNya pasti diberkati.
Ayat 9-10 : Hati manusia yang licik, hati yang terus-menerus berpaling
kepada dosa, hati yang keras seperti batu. Tuhanlah yang
mengetahuinya, karena Tuhanlah yang menyelidiki hati dan menguji
batin serta memberi hukuman kepada manusia karena perbuatannya
yang jahat. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari dituliskan;”
Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan
terlalu parah penyakitnya. Aku Tuhan, menyelidiki hati, batin manusia
Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya dan
Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya.” Ayat ini menunjukkan
kemahatahuan Allah sampai ke relung hati, motivasi, kecenderungan
yang paling dalam dari umat Yehuda. Bahwa Allah akan membalas
menurut tingkah laku Yehuda dihubungkan dengan hati Yehuda yang
sudah keras seperti batu, artinya sudah tidak mungkin lagi diajar.
C. KONTEKS MASA KINI.
1. Kecerdasan otak manusia membuat dunia berkembang dengan
cepat, bukan saja di bidang tekhnologi tetapi juga dibidang-bidang
lainnya. Dalam situasi seperti ini masih banyak manusia yang tetap
beriman dan masih mengandalkan Tuhan.
2. Materialisme, Pendewaan terhadap materi membuat sebagian orang
hidupnya jauh dari Tuhan, sehingga perilakunya menyimpang dari
Firman Tuhan.
3. Akibat perilaku dosa manusia yang memuja nafsu dan materi,
membuat manusia menjadi menderita.
4. Persoalan hidup dapat membawa seseorang semakin mendekatkan
diri kepada Tuhan dan dapat juga semakin menjauhkan diri dari
Tuhan.
56
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
1. Pembukaan
Awali kotbah dengan ilustrasi atau kesaksian bahwa mengandalkan
kekuatan manusia dapat mengecewakan.
2. Isi
Berikan penjelasan tentang teks Yeremia 17:5-9
i. Terkutuk orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya
sendiri.
ii. Diberkati orang yang mengandalkan Tuhan
iii. Tuhan mengetahui isi hati yang akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Tuhan akan membalas sesuai dengan perbuatannya.
3. Penutup.
Beri penjelasan kontek saat ini dan tekankan kepada jemaat untuk
tetap mengandalkan Tuhan.
4. LITURGI
Ny Pembukaan
Nats pembimbing
Ny Jemaat
Berita Anugerah
Ny peneguhan
Ny Responsoria
Nats Persembahan
Ny persembahan
Ny penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KJ 454
Mazmur 1
KJ 05
I korintus 15:17-20.
PKJ 249
PKJ 129
Mazmur 50:23
PKJ 271
PKJ 285
CONTOH KHOTBAH JADI
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Ada seorang pendeta yang melayani jemaat di suatu daerah pelosok
memberi kesaksian demikian: “Ketika kami membangun gedung gereja, kami
membutuhan dana yang cukup besar. Untuk mencari dana, saya pribadi
sebagai gembala pernah diajak dan dipertemukan dengan seorang pengusaha
57
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
kaya raya di Jakarta. Konon katanya pengusaha ini sering memberi donatur ke
gereja-gereja. Pada saat kami bertemu, kami diminta untuk membuat proposal
mengajukan dana yang dibutuhkan, proposal telah dibuat dan dikirimkan
sekaligus nomor rekening bank milik gereja. Kami berpikir pasti akan
mendapat dana yang banyak, mengingat pengusaha ini sangat kaya karena
mempunyai beberapa perusahaan besar. Pada saat itu, saya dan jemaat
menggantungkan diri dan menaruh harapan yang besar kepada pengusaha ini.
kami menunggu seminggu, dua minggu, satu bulan satu tahun, ternyata dana
sama sekali tidak ada. Hal ini membuat sebagian jemaat menjadi kecewa”.
Dalam situasi pembangunan gedung gereja yang terkendala karena dana, lalu
kami membawa pergumulan ini kepada Tuhan. Dalam doa-doa pribadi jemaat
dan doa syafaat pergumulan ini selalu dinaikkan, ternyata doa ini dijawab oleh
Tuhan. Tuhan tidak langsung menurunkan berkatNya dari langit, tetapi melalui
doa-doa ini Allah menggerakkan hati anggota jemaat sehingga menjadi sadar
dan terlibat aktif dalam proses pembangunan. Walaupun mereka bekerja
sebagai petani, buruh dan tidak banyak yang menjadi pegawai dengan
kesadaran dan senang hati mereka mempersembahkan tenaga dengan
mengumpulkan pasir, mengumpulkan batu, membuat batu bata. Itu semua
dilakukan secara gotong royong, disamping ada yang mempersembahkan
pohon kayu, semen, konsumsi dan juga dana. Akhirnya walaupun agak lama,
gedung gereja itu akhirnya selesai dan dapat ditempati. Memang benar kata
Firman Tuhan: orang yang mengandalkan Tuhan tak akan dikecewakan”
Kesaksian pendeta ini, mau mengajak supaya pendengar mau
mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan manusia maupun diri
sendiri. Hal ini juga dialami oleh bangsa Israel dalam sejarah Yehuda pada
zamannya nabi Yeremia, yang mana bangsa Yehuda tidak mengandalkan
Tuhan dan hanya mengandalkan kekuatan asing, sehingga tidak diberkati.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Yehuda, sebagai umat pilihan Tuhan tidak lagi berpegang pada perintah
Tuhan, apalagi mengandalkan Dia. Ketika mereka berada dalam tekanan
bangsa-bangsa besar disekitarnya, Yehuda tidak percaya dan tidak
mengandalkan Tuhan. Mereka berbalik dari Allah dan menyembah berhalaberhala agar mereka dilindungi bangsa yang berhalanya mereka sembah. Dosa
mereka terukir di dalam tabiat mereka sehingga penyembahan berhala dan
kejahatan menjadi bagian dalam hidup mereka. Karena ketidaksetiaan Yehuda
58
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
maka mereka akan kehilangan negri mereka dan menjadi budak bangsa asing,
itulah hukuman yang akan diberikan Tuhan.
Firman Tuhan datang kepada bangsa Yehuda melalui Yeremia, yang
mengingatkan bangsa ini.”Terkutuklah orang yang mengadalkan manusia dan
mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari pada Tuhan. Ia
diumpamakan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami keadaan baik; ia tinggal di tanah angus di padang gurun” .
Terkutuk adalah sebuah gambaran hidup yang tidak baik ataupun tidak
menyenangkan. Ketika bangsa ini mengandalkan kekuatan manusia dan
dirinya sendiri serta meninggalkan Tuhan, mereka akan menjadi sulit
bertumbuh dan berkembang, mereka mengalami kesulitan untuk hidup,
menderita sengsara bahkan mereka bisa mengalami kematian karena
kekeringan. Berbeda dengan orang yang mengandalkan Tuhan; “Diberkati
orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapannya kepada Tuhan.
Ia diumpamakan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan
akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tidak mengalami datangnya panas
terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang
tidak berhenti menghasilkan buah ( ayat 7-8). Orang-orang yang
mempercayakan diri kepada Allah, sumber air yang hidup akan bertumbuh
subur dan menghasilkan buah serta mengalami kehidupan yang baik makmur.
Dari ayat 5-8 ada dua hal yang diperlawankan, yaitu; Terkutuk orang yang
Mengandalkan kekuatan manusia dan diri sendiri, sedangkan orang yang
mengandalkan Tuhan akan diberkati.
Apakah Yehuda akan mengandalkan Tuhan atau mengandalkan kekuatan
manusia?, Tuhan sendirilah yang tahu, karena Tuhan dapat melihat dan
mengetahui isi hati, sehingga tahu perbuatan yang baik dan yang jahat yang
dilakukan oleh umatNya . Dalam ayat 9 dan 10 dijelaskan” Hati manusia yang
licik, hati yang terus-menerus tertuju kepada dosa, hati yang keras seperti batu.
Tuhanlah yang mengetahuinya, karena Tuhanlah yang menyelidiki hati dan
menguji batin serta memberi hukuman kepada manusia karena perbuatannya
yang jahat. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) dituliskan;” Hati
manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah
penyakitnya. Aku Tuhan, menyelidiki hati, hati manusia Kuuji. Setiap orang
akan Kubalas menurut tingkah lakunya dan Kuperlakukan sesuai dengan
perbuatannya.” Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Allah Maha tahu dan
Dirinyalah yang akan menghukum setiap orang menurut perbuatannya, seperti
59
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
yang dilakukan kepada bangsa Yehuda, karena perbuatannya yang jahat
mereka dihukum Allah dengan diserahkan kepada bangsa asing yaitu Babel.
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Melalui Firman Tuhan yang kita dengar pada saat ini, kira-kira apa
yang dapat kita bawa pulang dan dapat kita lakukan dalam situasi sekarang?
Harus diakui bahwa kecerdasan otak manusia membuat dunia ini berkembang
dengan cepat, bukan saja di bidang tekhnologi tetapi juga dibidang-bidang
lainnya. Dalam situasi seperti ini kecerdasan ataupun kekuatan otak manusia
selalu dibanggakan sehingga segala sesuatu yang tidak logis (tidak masuk akal)
akan ditolak. Dengan akal pikirannya kadang manusia menentukan jalannya
sendiri menurut keinginannya, bahkan ada yang “lupa” bahwa mereka
mempunyai Tuhan yang selalu mau membimbing ke jalan yang benar. Tetapi
kita tetap bersyukur di tengah-tengah zaman yang mengedepankan nalar
masih banyak orang yang tetap beriman dan mengandalkan Tuhan, termasuk
kita yang hadir ditempat ini untuk beribadah adalah orang-orang yang beriman
kepada Allah.
Zaman modern yang diikuti dengan gaya hidup yang mendewakan
harta benda, materi dipahami sebagai sebuah kekuatan besar untuk mencapai
tujuan hidup sehingga orang berlomba-lomba mengejar dan mencarinya.
Kekuatan dan kehebatan seseorang kadang diukur dari berapa banyak materi
yang dipunyai. Seseorang merasa kuat ketika kekayaannya berlimpah dan
merasa kecil karena tidak punya materi. Pendewaan terhadap harta benda
mengarahkan seseorang dalam menyelesaikan masalah selalu dengan materi.
Seolah-olah segala sesuatu dapat diselesaikan dengan materi, dengan
membayar uang yang ditentukan semua menjadi beres, hal ini tentu membuat
sebagian orang hidupnya jauh dari Tuhan, sehingga perilakunya menyimpang
dari Firman Tuhan.
Demikian juga dengan jabatan, seseorang merasa bangga karena
dirinya atau saudaranya memiliki jabatan, tentu hal ini adalah wajar. Menjadi
tidak wajar ketika jabatan ini menjadi dewa yang selalu diandalkan. Ketika
seseorang mengandalkan jabatannya, bisa jadi seseorang dapat terjebak pada
tindakan yang sewenang-wenang serta tidak menjadi bijaksana. Dan itulah
yang sering terjadi pada zaman sekarang, banyak orang berlomba mencari
jabatan dalam rangka kekuasaan dan uang. Karena jabatan menjadi andalan
utama membuat seseorang kurang bahkan tidak mengandalkan Tuhan, tanpa
60
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Tuhanpun dirinya merasa mampu mengatasi masalahnya sendiri lalu menjadi
sombong. Namun demikian masih banyak juga orang yang berjabatan tetapi
mau merendahkan hati, mereka mengakui dan mengimani bahwa Tuhan lebih
besar dari pada jabatannya, apalah artinya jabatan tanpa campur tangan Tuhan
( pengkotbah bisa menjelaskan tentang Gubernur DKI Ahok).
Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan.
Situasi zaman yang terus berkembang, persoalan hidup pun juga
semakin kompleks. Dari masalah ekonomi, sosial, hukum, ekologi, politik
sampai masalah keluarga, baik kenakalan remaja dan orang tua termasuk di
dalamnya narkotika dan minuman keras. Walaupun masalah tidak diundang
terkadang masalah itu datang dalam kehidupan kita. Masalah membuat hidup
kita tidak bahagia, kita stres dan tertekan. Dalam menyelesaikan persoalan
hidup hendaknya kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, baik itu yang
berupa kepandaian, kekayaan, jabatan ataupun yang lainnya, tetapi hendaknya
kita harus tetap mengandalkan Tuhan. Ada kalanya sesuatu yang kita punya
tidak dapat menyelesaikan persoalan, apa yang kita miliki untuk diandalkan
ternyata tidak mampu menjawab persoalan. Akhirnya kita menjadi frustasi dan
putus asa, lalu jalan yang ditempuh adalah jalan pintas yang mungkin tidak
sesuai dengan firman Tuhan. Akhirnya hidup kita menjadi tidak bahagia dan
menderita. Sebelum menutup kotbah ini saya mau menyampaikan pelajaran
yang positif dari kesaksian pendeta dalam pendahuluan kotbah. Sebelumnya
pendeta dan jemaat terlalu menaruh harap dan mengandalkan manusia. Mereka
kecewa dan belajar mengandalkan Tuhan dalam doa. Doa ini menggerakan hati
mereka untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, yakni pembangunan
gedung gereja mereka dan Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Marilah dalam setiap langkah hidup kita senantiasa mengandalkan dan
menaruh harap kepada Tuhan sumber berkat, sehingga hidup kita diberkati.
Hidup mengandalkan Tuhan berarti senantiasa menjalin relasi dengan Tuhan,
sekaligus menjadi rekan sekerjaNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (JN)
***
61
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 22 MEI 2016
Minggu Trinitas I, Warna Liturgi Hijau
Bacaan Kotbah: Roma 5:1-5
Bacaan Leksionari:
Amsal 8:1-4,22-31, Mazmur 8, Roma 5:1-5, Yohanes 16:12-15
Tema:
MENJADI JEMAAT DENGAN KEBANGGAAN IMAN,
KEBANGGAAN KARYA DAN KEBANGGAAN VISI
Tujuan:
1. Jemaat diteguhkan kebanggaan Iman, kebanggaan karya dan
kebanggaan visi sebagai umat Kristus
2. Jemaat dipanggil dan diutus untuk ikut serta mewujudkan
kehidupan damai sejahtera dengan Allah dalam situasi keberagaman
suku, agama dan budaya.
A. LATAR BELAKANG TEKS
1. Kitab Roma
Kota Roma pada jaman Perjanjian Baru sudah lama menjadi pusat
politik dan administratif negara raksasa Roma. Pada tahun 49
Masehi telah terdapat banyak orang Kristen di Roma. Mereka, orang
Kristen di Roma kebanyakan bukan orang Yahudi. Kitab Kisah
Rasul mencatat bahwa semua orang Yahudi diminta meninggalkan
Roma pada saat pemerintahan kaisar Klaudius (Kis.18:2). Di
Korintus, Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila yang datang
dari Roma.
Paulus belum pernah mengunjungi jemaat Roma sampai pada saat
perjumpaan dengan Akwila dan Priskila, selanjutnya Paulus
menuliskan suratnya ini. Paulus belum tahu banyak tentang
pergumulan jemaat di Roma pada waktu itu. Pertanyaannya,
bagaimana Paulus menuliskan surat yang demikian panjang itu?
62
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Surat kepada jemaat Roma yang ditulis sekitar tahun 55 ini berbeda
dengan yang dikirimkan kepada jemaat di Galatia. Surat Paulus
kepada jemaat di Galatia ditulis karena ada situasi tertentu yang
dihadapi, yakni di sekitar ajaran tentang iman dan taurat. Namun
surat kepada jemaat di Roma sebagian tidak ditentukan oleh situasi
jemaat tetapi ditentukan oleh keberadaan Paulus. Sekali lagi, itu
karena Paulus belum mengetahui banyak situasi jemaat di Roma,
selain cerita dari Akwila dan Priskila.
Karena surat Roma ditentukan oleh keberadaan Paulus, maka surat
itu bermaksud: pertama, untuk memperkenalkan diri dengan
pelayanannya dan kedua untuk memberi gambaran situasi Paulus
pada saat itu. Paulus ingin memperkenalkan dirinya sebagai rasul
untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi (Ro.11:13). Situasi Paulus pada
saat itu sebagaimana dituliskan di surat Roma.15:22-33 , setelah
membawa kolekte ke Yerusalem, ia menyatakan akan berangkat ke
spanyol melalui Roma. Selain hal tersebut, isi teologis surat menjadi
bagian penting yang disampaikannya kepada jemaat di Roma.
Dalam surat Roma 15; 1 Kor.16 dan Kis.20 menunjukkan adanya
“muatan” ketegangan Paulus dengan Yerusalem. Ketegangan di
Yerusalem mengenai permasalahan orang Yahudi Kristen dan kafir
untuk sebutan orang Kristen bukan Yahudi yang secara psikologis
membebani pikiran Paulus. Tetapi dalam menghadapi ketegangan
tersebut Paulus memiliki semangat untuk mengungkapkan
pandangan teologis, kristologis dan eklesiologisnya kepada jemaat
Kristen di Roma.
Pandangan Paulus terhadap umat di Roma – umat Kristen di Roma
mempunyai posisi penting dalam keseluruhan gereja purba sebagai
jemaat di ibukota negara. Ada kemungkinkan Paulus melihat bahwa
Gereja Roma akan mengambil alih pimpinan dalam keseluruhan
umat Kristiani. Namun kondisi tersebut agaknya tidak mungkin,
karena Paulus memiliki arah menggereja baik jemaat Yahudi
63
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Kristen maupun jemaat Kristen bukan Yahudi sebagai satu tubuh
Kristus (Lih. Rom.12)
Surat Roma berisi pernyataan agak “resmi” mengenai pandangan
teologis Paulus. Surat Roma ini tidak seperti suratnya yang lain
sebagai tanggapan spontan Paulus terhadap permasalahan konkrit
jemaat.
2. Surat Paulus kepada Jemaat di Roma
Tema Surat Paulus kepada jemaat di Roma terdapat pada Ro.1:1
Paulus, yang memperkenalkan diri sebagai “hamba Yesus Kristus
yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan
Injil Allah”.
Bagi Paulus, Injil Allah berarti kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya. (Ro.1:6). Injilnya berasal dari wahyu
Allah, Injilnya bukan dari pikiran Paulus; bukan dari rasul di
Yerusalem, Paulus bukan murid Petrus atau murid Yakobus, tetapi
rasul yang setara, menerima Injil langsung dari Tuhan, karena itulah
ia yakin akan “kebenaran Injil”. Paulus mengakui Ia lahir dan
besar sebagai seorang Yahudi, tidak mungkin menerima Injil
melalui ajaran manusia. Paulus menjadi Kristen, semata-mata
karena karya Tuhan.
Susunan pokok surat Roma sebagai berikut:
a. Pembukaan (1:1-17)
b. Ajaran
i. Pembenaran (fasal 1:8 – 4:25)
ii. Hidup dalam Roh (fasal 5-8)
iii. Nasib Israel (fasal 9-11)
c. Penjelasan
i. Prinsip umum (fasal 12-13)
ii. Soal Khusus (fasal 14:1-15:13)
d. Penutup (fasal 15:14-16:27)
64
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
B. PENJELASAN TEKS
Lembaga Alkitab Indonesia memberi tema “Hasil Pembenaran” pada
perikop Ro.5:1-11. Pilihan bacaan leksionari yang ditetapkan ayat 1-5.
Dengan susunan surat Roma seperti di atas, berarti pasal 5:1-5 berada di
antara Ajaran Pembenaran dan Hidup dalam Roh.
Ro. 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup
dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus
Kristus.
Dibenarkan karena iman yang dimaksud oleh Paulus adalah Iman yang
bukan hanya sikap subyektif saja, tetapi karya Tuhan. Karena iman itu
karya Tuhan maka damai sejahtera dengan Allah. Tuhan kita Yesus
Kristus hendak menunjukkan pewahyuan Injil Yesus kepada Paulus
yang menjadi landasan pembenaran iman. Pembenaran Iman ini
menjadi bagian penting ajaran Paulus tentang keselamatan (Ro.5:9-10).
Penting, karena keyakinan Paulus tentang keselamatan berbeda dengan
keselamatan dalam konsep Yahudi. Menurut keyakinan Yahudi, orang
dibenarkan karena melakukan Taurat. Intisari pandangan Paulus:
“oleh kasih Karunia kita telah dibenarkan ..karena penebusan dalam
Kristus Yesus. (Ro.3.24).
Ro. 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada
kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita
bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Iman ini diawali dari perjumpaan Paulus dengan Yesus yang bangkit
diikuti pertobatan Paulus. Inilah yang dimaksud dengan iman bukan
sikap subyektif atau sekedar percaya, tetapi bahwa percaya itu
dilengkapi Allah dengan kasih karunia. Kasih karunia di sini untuk
menekankan bahwa pilihan iman tentang keselamatan bagi Paulus
adalah penyataan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus yang berbeda
dengan keselamatan dengan melakukan perbuatan menaati Taurat
seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada umumnya (band.
Gal. 1:12 dan Gal. 1: 15).
Bagi Paulus kasih karunia adalah tindakan aktif Allah yang (lebih
dahulu) menyelamatkan, ketimbang Allah yang menghakimi. Injil yang
65
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
diberitakan Paulus adalah Allah yang berikannya kasih karunia kepada
manusia ini mengingatkan pilihan Allah kepadanya ketika bermegah
dalam pandangan Paulus memuat perbedaan antara bermegah atas
keadaan yang lahiriah menurut cara orang Yahudi menyunatkan diri
dan bermegah menurut Paulus yang bermegah atas salib Tuhan Yesus
Kristus. (Lih. Gal.6:13-14; band. I Kor.1:31; Ro.3:30)
Galatia 6:13-14 Sebab mereka yang menyunatkan dirinya pun,
tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka
menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka
dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah.Tetapi aku
sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan
kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan
bagiku dan aku bagi dunia.
I Kor.1: 31 "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah
di dalam Tuhan.
Rom..3:30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan
baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orangorang tak bersunat juga karena iman.
Salib Kristus sebagai tanda tindakan aktif Allah yang memberi kasih
karunia menjadi dasar Paulus bermegah atau berbangga memiliki
pengharapan menerima kemuliaan, seperti kemuliaan Kristus.
Kebanggaan atau kebermegahan Paulus tersebut untuk membedakannya
dengan keadaan bermegah karena perbuatan melakukan Taurat.
(Lih.Ro.3:27)
Ro. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan,
Kesengsaraan dalam situasi Paulus menunjuk pada pengalaman
diancam dan hendak dibunuh saat memberitakan Injil bagi mereka yang
bukan Yahudi (lih. Kis.20:3). Namun Paulus tetap menunjukkan niat
baik bahwa pemberitaan Injil bukan sekedar mendirikan jemaat, tetapi
adalah mewujudkan persekutuan jemaat milik Kristus antara Jemaat
66
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Kristen Yahudi dan jemaat bukan Yahudi. Paulus mengimani bahwa
ketekunannya mengumpulkan kolekte dilakukannya untuk mengemban
panggilan Kristus yang memiliki gereja-Nya. Kolekte yang
dikumpulkan Paulus dari jemaat-jemaat bukan Yahudi dan diserahkan
kepada Yerusalem sebagai bentuk konkrit mewujudkan kesatuan jemaat
milik Kristus. Paulus hendak menunjukkan cara lain memahami pesan
Injil Yesus Kristus. Bahwa Yesus Kristus yang sama, yang diberitakan
para murid telah menyatakan diri secara berbeda melalui pengalaman
Paulus. Secara fungsional, Iman kepada Yesus Kristus yang satu
sekalipun berbeda cara mengalami adalah yang menggerakkan
ketekunan Paulus yang turut menanggung sengsara demi terwujudnya
gereja yang satu, yang menyatukan gereja-gereja.
Ro.5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji
menimbulkan pengharapan.
Ketekunan Paulus untuk menyatukan gereja-gereja Yesus Kristus
dengan mengumpulkan persembahan memerlukan ketahanan akan ujian
dan kesengsaraan. (Band. Ro.12:1-2). Paulus memandang bahwa
perbedaan pengalaman beriman kepada Yesus Kristus yang sama
adalah bagian dari pengharapan mewujudkan gereja yang satu.
Gambaran atau metafora gereja sebagai “Tubuh Kristus” menjelaskan
pandangan ekklesiologi (pengetahuan tentang gereja) menurut Paulus
yang pada saat surat Roma ini ditulis masih menjadi pengharapan
sampai terwujudnya gereja yang satu tubuh.(Lih.Ro.12.3-5).
Ro. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah
telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
Kasih karunia Allah dalam iman kepada Yesus Kristus adalah
penggerak dan pendorong utama Paulus mengerjakan segala sesuatu
dengan pengharapan (band.). Pengharapan Paulus diletakkan kepada
kasih Karunia Allah yang mendamaikan (band. Ro.5:11) dan secara
fungsional akan mendamaikan gereja Yahudi dengan gereja bukan
Yahudi. Pengharapan teologis bahwa Allah adalah Allah yang
67
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
mendamaikan, mendorong Paulus meyakinkan jemaat di Roma bahwa
pengharapan kepada Allah tidak mengecewakan. Karunia Roh Kudus
kepada gereja akan menggerakkan jemaat untuk memahami iman
mewujudkan pengharapan kehidupan gereja yang saling menopang
sebagai perwujudan satu tubuh.
C. KONTEKS MASA KINI.
Konteks pemberitaan Injil Paulus dalam kitab Roma adalah konteks
gereja mula-mula dengan situasi perubahan. Perubahan dari konsep
keselamatan pilihan kepada satu bangsa Yahudi kepada konsep
keselamatan Injil Kristus bagi bangsa bukan Yahudi (Yunani) juga.
Roh Kudus membuka kesadaran baru dan menggerakkan Paulus untuk
memberitakan kasih karunia Allah kepada orang bukan Yahudi.
Konteks masa kini, setelah ribuan tahun terdapat kesadaran baru
pemberitaan Injil, bukan hanya ada orang Yahudi atau Yunani saja,
tetapi semakin banyak bangsa dengan berbagai kearifan budaya yang
telah menghidupi manusia. Roh Kudus yang terus bekerja dalam situasi
masa kini, menggerakkan pemberitaan kabar baik kepada banyak
bangsa dengan kesadaran bahwa berbagai kearifan budaya dipakai
Allah untuk menyambut Kasih Karunia Allah.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
 Berdoa mohon pimpinan Roh Kudus dalam mempersiapkan
pelayanan firman.
 Membaca seluruh rangkaian pesan melalui leksionari pada bacaan
minggu Trinitas dan selanjutnya fokus pada kitab Roma 5:1-11.
 Merenungkan dan Menemukan pesan (teologis) pokok bacaan
Ro.5:1-5
 Membaca pengantar dan tafsiran kitab Roma 5:1-5
 Menyusun rangkaian kotbah dengan fokus pada pokok pesan (hal
bermegah; kemegahan; kebanggaan) yang telah ditemukan. (enam
langkah menguraikan kotbah)
68
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
a. Pendahuluan memuat pesan pokok yang hendak disampaikan;
misalnya; fokus pada kata “hal bermegah”/ “kebanggaan”
terdapat pada ayat 2 dan 3.
Menyampaikan pokok pesan maksud Allah melalui pewartaan
Firman. Misalnya: Allah bermaksud umatNya memiliki
kebanggaan dalam hidupnya.
Menguji pesan dan maksud Allah melalui pertanyaan:
Apa maksud Allah memberi “kebanggaan” pada umatNya?
Bagaimana umat mewartakan kabar baik agar setiap orang
menemukan kebanggaan dalam hidupnya?
b. Menjelaskan isi bacaan kitab suci untuk menjawab pertanyaan
di atas.
Memberikan kesimpulan penjelasan atas pertanyaan di atas.
c. Penerapan Firman pada konteks masa kini: Memberitakan
makna pesan (tentang “hal bermegah”) dalam konteks atau
situasi pengkotbah pada saat ini dan di setiap tempat.
E. LITURGI
Ny Pembukaan
Nats pembimbing
Ny Jemaat
Berita Anugerah
Ny peneguhan
Ny Responsoria
Nats Persembahan
Ny persembahan
Ny penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KJ 2: 1+4
Ams.8: 1-4; 8:32
KJ 13: 1-3
Mazmur8: 4-6 atau Roma 5: 8 -11
KJ 247 : 1 – 3
KJ 256: 1+3
II Kor. 9:12-13
KJ 450: 1-3
KJ 260: 1-2
69
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
F. CONTOH KHOTBAH JADI
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak melakukan aktivitas-aktivitas,
misalnya anak-anak belajar, ibu bekerja, ayah bekerja, beribadah,
melayani, bergereja, bermasyarakat, berteman dan seterusnya.
Pertanyaannya, mengapa kita melakukan semuanya itu?
Jawabannya banyak sekali, untuk mencari “sesuap nasi”, agar punya
teman, dan seterusnya. Tetapi salah satu yang akan kita bicarakan hari ini
adalah tentang kebanggaan. Bahwa salah satu yang mendorong kita
melakukan semuanya itu adalah karena memiliki kebanggaan.
Seorang ahli ilmu jiwa yang bernama Abraham Maslow (lahir tahun 1908
dan meninggal tahun 1970) menempatkan kebanggaan sebagai salah satu
kebutuhan penting manusia untuk menerima pengakuan akan
keberhargaannya. Kebutuhan penting lainnya adalah kebutuhan yang
mendasar, yakni segala sesuatu yang diperlukan tubuh atau fisik.
Selanjutnya kebutuhan manusia akan rasa aman. Kebutuhan manusia untuk
dicintai dan mencintai. kebutuhan manusia selanjutnya adalah kebutuhan
untuk menyatakan kemampuan dirinya.
Tetapi yang hendak diperhatikan pada hari ini bahwa kebutuhan manusia
untuk diakui akan keberhargaannya bila manusia memiliki kebanggaan
adalah penting.
Melalui kotbah pada hari ini, kita akan memberikan perhatian pada
Roma pasal 5 ayat ke 2 dan ke 3, yang demikian:
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih
karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah
dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan,
pada kedua ayat di atas ada dua kata “bermegah” yang dipergunakan dalam
surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
70
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Kata “bermegah” ini memiliki padanan dengan kata “kebanggaan”
dalam arti positif sebagaimana yang dimaksud Rasul Paulus.
Sehingga kita dapat mengimani bahwa Allah adalah Allah yang
memberikan manusia kebanggaan atau kemegahan. Karena Allah
yang memberikan kebanggaan, maka Paulus memandang perlu
membuat jemaat Roma dapat merasakan kebanggaan yang juga
dikaruniakan Allah kepada mereka.
Saudara-saudara Kekasih Tuhan Yesus Kristus, Pertanyaan kita
selanjutnya, apa maksud dan tujuan Allah memberikan manusia
kebanggaan dan apa isi kebanggaan itu?
Penjelasan atas pertanyaan tersebut, bacaan kita pada hari ini dari kitab
Roma Pasal 5: 1-5 terdapat tiga pokok pesan tentang kebanggaan, yaitu
kebanggaan iman, kebanggaan ber-karya dan kebanggaan ber-visi, dengan
sebagai berikut:
a. Kebanggaan ber-Iman
Ayat 1-2 menjelaskan bahwa perjumpaan Paulus dengan Yesus yang
mati dan dibangkitkan adalah Kristus menjadi dasar atau fondasi hidup
beriman yang membuatnya bangga atau bermegah karena dibenarkan.
Paulus begitu berbangga hati karena karya Kristus telah membuatnya
menemukan damai sejahtera dengan Allah. Iman kepada Yesus Kristus
menjadi kebanggaan yang menggerakkan seluruh aktivitas pelayanan
Paulus, agar jemaat Roma juga merasakan dan menemukan alasanalasan kebanggaan dan berdiri sebagai jemaat Kristus.
Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini untuk menunjukkan
perubahan pandangannya dari kebanggaan bila bisa menjadi
penganiaya jemaat Kristus. Pada saat menganiaya jemaat Kristus
Saulus merasa sedang melakukan usaha untuk memperoleh
pembenaran Allah.
Perjumpaan dengan Yesus Kristus telah mengubah kebanggaan Paulus
yang semula untuk memperoleh keselamatan harus ketat melakukan
hukum Taurat, kini keselamatan diperoleh karena dibenarkan oleh
karya penebusan Yesus Kristus. Dulu, manusia yang aktif mencari
keselamatan, kini dalam Yesus Kristus, Allah yang aktif memberikan
keselamatan.
71
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
b. Kebanggaan ber-Karya
Dalam Ro.5: 3-4, Paulus bukan hanya memiliki kebanggaan pada saat
hidupnya nyaman dan aman, tetapi kebanggaan tetap dimiliki saat
sengsara dalam memberitakan kabar baik. Karya Paulus
mengumpulkan kolekte dari jemaat bukan Yahudi untuk dikirimkan
kepada Jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem yang sedang terancam
kelaparan, tidak selalu disambut baik, bahkan ada upaya untuk
membunuh Paulus. (Lih.Kis.11.29 dan Kis.20:3).
Dalam kesengsaraan itu Paulus berkarya dan menghayati makna
kebanggaan yang membuatnya tetap tekun mewujudkan gereja sebagai
satu tubuh. Kolekte atau persembahan yang dikumpulkan dalam
perjalanan-perjalanan pemberitaan Injil Yesus Kristus yang akan
diikirimkan ke Yerusalem bukan hanya mencukupkan keperluan orang
kudus, tetapi di sisi lain menjadi simbol dan tanda bahwa jemaat
Kristus adalah satu tubuh. (band. Ro.12: 4-5). Bahwa untuk
mewujudkan jemaat yang satu dari jemaat bukan Yahudi dengan
Jemaat Kristen Yahudi tidak mudah, namun Paulus tidak pernah
berhenti berkarya dengan bangga.
Paulus percaya bahwa Allah Yang satu adalah Yang menyelamatkan
karena iman (band. Ro.3: 29-30) adalah Allah Yang menghendaki
jemaatnya menjadi satu tubuh. Agar jemaat Yahudi dan jemaat bukan
Yahudi menjadi satu tubuh. (lihat Ro.12: 4-5). Ketahanan Paulus dalam
menghadapi tantangan karena memiliki Allah yang menjadi sumber
harapan terwujudnya tubuh Kristus.
c. Kebanggaan ber-Visi
Pengharapan adalah kata kunci dalam menghayati kebanggaan Paulus
untuk melihat visi atau rencana Allah. Dalam pandangan iman Paulus
Roh Kuduslah yang akan bekerja bersama kebanggaan iman dan
kebanggaan karya Paulus sampai terwujudnya visi Allah atas
persekutuan jemaat-jemaat Yahudi maupun bukan Yahudi sebagai
Tubuh Kristus.
Jadi, saudara: Kesimpulan pokok pewartaan pada hari ini, untuk menjawab
pertanyaan apa maksud dan tujuan Allah memberikan manusia kebanggaan
dan apa isi kebanggaan itu?
72
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Surat kiriman Paulus kepada jemaat di Roma ini dimaksudkan agar jemaat
bukan Yahudi di Roma dapat ikut ambil bagian memasuki :
1. kehidupan iman dalam damai sejahtera dengan Allah
2. kehidupan berkarya bersedia sengsara, tahan uji, bertekun dan
berpengharapan bersama Kristus.
3. kehidupan bervisi dan mewujudkannya dengan semangat Roh
Kudus. dengan dasar landasan memiliki kebanggaan sebagai
jemaat Kristus.
Bapak, ibu, Saudara-saudara yang terkasih,
Sebagaimana telah disebutkan Abraham Maslow sebagai ahli
psikologi, bahwa kebanggaan merupakan salah satu kebutuhan penting
manusia, maka Paulus telah menemukan kebanggaan karena
dibenarkan dan dapat hidup damai sejahtera dengan Allah. Abraham
Maslow mungkin saja berbeda menjelaskan kebanggaan, tetapi
kebutuhan Paulus akan kebanggaan telah terjawab dalam perjumpaan
dengan Yesus Kritus, khususnya pengalaman damai sejahtera dengan
Allah.
Dalam situasi kita (di desa, di kota kecamatan, di pusat provinsi)
masing-masing memiliki kebanggaannya. Tetapi yang lebih penting
adalah menghayati bahwa iman di dalam Kristus menjadi kebanggaan
yang mendasari setiap karya dan visi orang percaya menemukan damai
sejahtera dengan Allah.
Situasi secara umum GKSBS di Sumatera Bagian Selatan tidak bisa
menghindar dari situasi plural atau beragam baik suku, agama maupun
adat istiadat. Situasi plural yang beragam perlu dibangun sebagai
situasi yang damai sejahtera dengan Allah. Warga GKSBS dimanapun
tempat perlu memandang setiap wilayah beragam sebagai wilayah
damai “darul salam” yang disediakan Allah untuk dihidupi bersama. Di
sinilah orang beriman dapat memiliki kebanggaan yang diperlukan,
yaitu kebanggaan iman, kebanggaan karya dan kebanggaan visioner
sebagai orang percaya untuk menghadirkan wilayah damai. Marilah
karya pendamaian Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus
diwujudnyatakan di bumi Sumatera Bagian Selatan.
Semoga Allah sumber damai sejahtera menolong kita semua. Amin
(CPP) ***
73
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 29 Mei 2016
Minggu Trinitas II, Warna Liturgi Hijau
Bacaan kotbah: 1 Raja 18:20--39
Bacaan Leksionari :1 Raja 18:20-21,22-29,30-39 atau 1 Raja 8:22-23. 41-43;
Mazmur 96; Galatia 1:1-12; Lukas 7: 1-10
Tema:
HIDUP MENGANDALKAN TUHAN
Tujuan:
 Jemaat memahami indahnya hidup yang disertai Tuhan.
 Jemaat mau mengandalkan kuasa Tuhan dalam hidupnya.
A.PENDAHULUAN :
Perikop ini terjadi paska Kerajaan Israel terpecah menjadi 2, yaitu:
Kerajaan Israel (Samaria) di bagian Utara dan Kerajaan Yehuda
(Yerusalem) di bagian Selatan. Dan peristiwa ini sendiri terjadi di
wilayah kerajaan Israel Utara. Perikop yang kita baca ini sebenarnya
adalah cerita tentang sejarah yang selalu terulang dalam perjalanan
kehidupan umat Israel pada umumnya, yaitu bahwa Tuhan selalu baik
kepada umatNya dengan segala berkat dan pertolonganNya. Namun
setelah itu, umat Israel juga akan segera lupa dan meninggalkan Tuhan
dan beribadah kepada allah lain. Dan ketika mereka meninggalkan
Tuhan maka kehidupan mereka pun semakin rusak dan masyarakatnya
kacau balau.
Keadaan masyarakat yang kacau itulah yang membuat nabi Elia prihatin
dan mengambil inisiatif untuk melakukan suatu perubahan yang cukup
berani, yaitu dengan menantang para nabi Baal untuk melakukan
pertandingan yang mempertaruhkan kedaulatan Tuhan Allah. Siapakah
yang benar-benar Allah? TUHAN Allah atau Baal? Dan ternyata
terbukti bahwa TUHAN-lah Allah, dan Baal jelas bukan Allah. Dan itu
membuat suatu perubahan yang cukup drastis, umat seperti disentak dan
tersadarkan kembali bahwa Baal yang mereka sembah selama ini
74
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
ternyata bukan Allah, dan hanya TUHAN-lah Allah yang sanggup
melakukan perbuatan ajaib.
B.PENJELASAN TEKS :
Ayat 20-21.
Elia menyadari bahwa tuntutan Allah terhadap Israel tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Setelah pertemuan nabi Elia dengan Raja Ahab,
Ahab menyuruh utusannya untuk mengumpulkan empat ratus limapuluh
orang nabi-nabi baal dan empat ratus orang nabi-nabi Asyera di gunung
Karmel. Elia ingin membuktikan bahwa Tuhanlah satu-satunya Allah
dan selain Dia tidak ada yang lain. Pertanyaan Elia kepada seluruh
rakayat, "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati?
Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia",
menunjuk kepada keadaan umat Israel yang hidupnya sudah semakin
jauh dari Allah agar memastikan siapa Allah yang akan mereka ikuti.
Ayat 22-39.
Dengan keberanian yang lahir dari keyakinannya, Elia menantang nabinabi Baal dan Asyera dan semua pengikutnya untuk bertarung,
menentukan siapa yang harus disembah di Israel – Baal atau Allah,
bertempat di gunung Karmel dimana di sana terdapat mezbah-mezbah
untuk Baal dan Allah (ternyata mezbah untuk Allah sudah pernah
dirusak, ayat 30). Elia menahan diri dan membiarkan nabi-nabi Baal
menentukan pilihannya mengenai binatang yang akan dikurbankan. Ia
juga membiarkan mereka memanggil terlebih dahulu ilah mereka untuk
membakar kurban mereka. Setelah itu barulah ia membasahi kayu dan
kurbannya sendiri sebelum memohon api dari surga yang secara luar
biasa akan membuktikan keunggulan Allah.
Sangat menarik untuk disoroti antara tingkah laku para nabi yang
kontras. Yang menjadi ciri nabi penyembah berhala ialah tingkah laku
yang penuh gairah, bukan pada isi pemberitaannya. Kegiatan yang
mereka lakukan penuh dengan hingar bingar untuk memaksa Allah
bertindak. Mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah, lalu melukai
diri mereka dengan pisau sambil meneriakkan dengan nyaring doa
75
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
mereka kepada Baal. Setelah sepanjang hari berjingkat-jingkat dan
berteriak dengan suara nyaring ternyata berakhir dengan kesia-siaan.
Sebaliknya Elia dengan tenang dan penuh percaya diri dan bersungguhsungguh menaikkan permohonan kepada Allah dan api pun turunlah.
C.KONTEKS MASA KINI
1. Situasi kehidupan saat ini membuat banyak orang tidak lagi meyakini
Allah sebagai sumber yang dapat diandalkan sehingga berpaling
dengan menyembah illah lain. Waktu untuk Tuhan pun sangat sedikit
bahkan tidak ada lagi. Arah kepercayaan pun bergeser, awalnya
kepada Tuhan, kemudian berubah arah kepada orang pintar/para
normal yang dianggap mampu lebih cepat memberi solusi dalam
setiap persoalan kehidupan. Apalagi situasi sekarang ini, orang begitu
mudah mengakses informasi untuk mendapatkan jasa paranormal
media masa.
2. Ada orang yang masih mengandalkan kekuatan di luar Tuhan untuk
menjalani kehidupan di dunia ini.
D.SARAN PENYUSUNAN KOTBAH :
 Pendahuluan
Awali kotbah dengan mengingatkan jemaat tentang peribahasa:
berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian, adalah peribahasa yang dekat dengan
kehidupan umat percaya. Namun kenyataan sekarang, banyak umat
percaya yang tidak lagi memegang prinsip hidup seperti itu. Karena
berbagai persoalan dan tekanan hidup yang menerpa membuat
mereka kurang mempercayai Tuhan sebagai andalan hidup.
 Isi
Pengkhotbah menyampaikan penjelasan teks. Tekankan tentang kasih
Allah yang luar biasa kepada manusia yang mau mengampuni dan
menerima kembali umatNya yang pernah mengkhianatiNya. Bahkan
Ia mau selalu menyertai di dalam setiap kehidupan yang kita jalani.
Mengandalkan Tuhan harus menjadi gaya hidup orang percaya saat
ini.
76
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
 Penutup
Ajak dan mantapkan hati segenap anggota jemaat untuk meyakini
bahwa Allah tetap setia dan selalu melimpahkan berkat-Nya kepada
setiap orang yang sungguh-sungguh tulus mengandalkan hidupnya
kepada Tuhan. Dan tetap semangat dalam menindaklanjuti firman
Tuhan yang diterima saat ibadah untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
E.LITURGI
Nyanyian Pembukaan
Nats Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita Anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nats Kotbah
Nyanyian Responsoria
Nats Persembahan
Nyanyian Persembahan
Nyanyian Penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PKJ. 120 : 1,2,3
Mazmur 96 : 10-12
KJ. 405 : 1,2,3
Galatia 5 : 16-18
KJ. 417
1 Raja 18:20-39
PKJ. 143 : 1,2,3
Mazmur 96 : 8
PKJ. 150 : 1,2,3,4,5
PKJ.
F.CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudara yang mengasihi Yesus Kristus,
Saudara ingat peribahasa yang berbunyi: “Berakit-rakit ke hulu, berenangrenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Artinya adalah apabila seseorang ingin mendapatkan kesenangan atau
keberhasilan di kemudian hari maka haruslah ia berani bersusah payah
terlebih dahulu. Hal ini sangat dekat sekali dengan kehidupan kita sebagai
orang percaya. Mengapa? Karena pola perjalanan kehidupan kita sebagai
orang yang percaya kepada Kristus sering memperlihatkan sikap dan
pandangan seperti itu. Namun demikian, kalau kita melihat pada realita
kehidupan orang percaya sekarang ini, yang terjadi adalah sebaliknya.
Tidak lagi “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian”, melain berubah menjadi: “bersusah77
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
susah terus, kapan senangnya …?” Entah sadar atau tidak, slogan ‘bersakitsakit dahulu, bersenang-senang kemudian’ kadang sudah tidak berlaku lagi
dalam kehidupan kita selaku orang Kristen (walaupun tidak semuanya).
Tetapi yang sering muncul adalah sikap dan keluhan-keluhan dalam
berbagai bentuk, yang mungkin terwakili oleh ungkapan, ’bersusah-susah
terus, kapan senangnya …?’
Situasi dan pergumulan hidup yang dialami dari waktu ke waktu sering
membuat kita bingung sehingga kadang kita masa bodoh dan bersikap
seolah-olah menggugat iman pengharapan kita sendiri selaku orang Kristen.
Sering muncul pertanyaan-pertanyaan dalam hati dan pikiran kita bahwa
kalau Tuhan sungguh-sungguh peduli dengan kehidupan kita, mengapa
hidup ini justru didominasi oleh berbagai penderitaan dan kegagalan
dibanding kesenangan dan keberhasilan? Kondisi tersebut akhirnya sering
menggiring kita pada sikap dan cara berpikir yang bersifat instant (sesaat),
dan sering terjebak dalam sikap spekulasi (untung-untungan) lalu muncul
sikap ketidaksetiaan kepada Tuhan.
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Kenyataan seperti itu juga dialami oleh bangsa Israel. Dalam kehadirannya
selaku umat pilihan Tuhan, yang diberikan tugas oleh Allah untuk menjadi
teladan bagi sesamanya, bangsa Israel pun tidak luput dari berbagai situasi
hidup yang sering membuat mereka bergumul. Penderitaan dan tekanantekanan hidup yang mereka alami, terkadang membuat mereka mulai
menyangsikan kasih dan penyertaan Tuhan. Akibatnya, mereka sering
tergoda dengan praktek-praktek kehidupan dalam kepercayaan yang
menduakan dan mendukakan Allah.
Bacaan Alkitab kita pada saat ini merupakan seruan yang disampaikan oleh
Nabi Elia kepada bangsa Israel ketika Ahab menjadi raja atas Israel, sebab
banyak orang Israel sudah berpaling dari Allah dan menyembah baal. Pada
waktu itu terjadi kemerosotan yang sangat dalam di bidang moral dan
keagamaan. Di Israel telah hadir 450 nabi baal, sedangkan nabi yang masih
bertahan untuk bergantung kepada Tuhan Allah, tinggal Elia seorang diri.
Jadi bisa dibayangkan bagaimana beratnya situasi dan pergumulan yang
dihadapi oleh Elia.
78
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Menghadapi kenyataan tersebut, Nabi Elia menyoroti bangsa Israel.
Dengan sangat keras ia menegur, katanya, “berapa lama lagi kamu berlaku
timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau
baal ikutilah dia.” (ay.21). Bangsa Israel dituntut untuk menentukan
pilihan; memilih Tuhan Allah atau memilih baal? Mereka diam, bingung!
Ragu-ragu! Namun, setelah melalui proses yang panjang dan menegangkan,
akhirnya bangsa Israel mampu menentukan pilihan. Mereka memilih Tuhan
Allah dan mereka pun menyaksikan bahwa Tuhan, Dialah Allah yang Maha
kuasa. Mereka pun sujud menyembah-Nya! Kuasa Tuhan terjadi atas
bangsa Israil dan Elia (ay.39).
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Kita pun menyadari bahwa dalam menjalani hidup ini, terdapat banyak
persimpangan di depan kita. Jika kita tidak hati-hati atau kurang cermat,
maka kita bisa menempuh jalan yang salah dan akan membawa kita kepada
kesesatan. Memang, tidak mudah untuk menentukan pilihan menuju jalan
yang benar, jikalau kita mengabaikan rambu-rambu yang ada. Tetapi, jika
kita memperhatikan rambu-rambu dengan seksama, maka arah jalan yang
benar menjadi jelas. Kebingungan sering muncul dalam menghadapi
kenyataan hidup ini karena jalan menuju kepada kesesatan dan kebinasaan
seringkali terasa atau kelihatan ‘lebih mulus’, daripada jalan menuju
kebenaran dan kebahagiaan. Apalagi kalau kita menyadari bahwa
perjalanan kita masih jauh dan berat untuk bisa tiba pada tujuan, biasanya
kita lebih suka menempuh jalan pintas.
Menentukan sebuah pilihan bukanlah perkara yang gampang. Inikah, atau
yang itukah? Semuanya membutuhkan suatu pertimbangan yang matang,
sekaligus
keberanian
untuk
menanggung
resiko-resiko
yang
ditimbulkannya. Tetapi terkadang juga, terlalu gampang kita mengatakan,
”Ah, sembarang!... Terserah…., tidak apa-apa!..... Yang mana sajalah!”
Memang, kalau kita berbicara soal pilihan menyangkut makanan atau
minuman - susu atau kopi misalnya, memang tidak terlalu soal (walau tidak
dapat disangkali juga bahwa makanan dan minuman yang tidak tepat dan
tidak cocok bagi tubuh, dapat merusak kesehatan). Bisa saja kita menjawab,
“ah, sembarang! Bisa kopi, bisa susu! Bisa juga kopi-susu! Gitu aja, kog
79
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
repot!” Tetapi bagaimana kalau kita bersikap demikian gampangan
terhadap hidup dan keimanan kita? Atau menyangkut hubungan kita dengan
Tuhan? Bisakah kita katakan, yang mana saja? Sembarang, tidak apa-apa?
Yakinlah, kalau kita bersikap demikian, otomatis resikonya sangat fatal
bagi kelangsungan hidup kita!
Firman-Nya menuntut kita untuk selalu berani mengambil keputusan iman
dalam hidup ini, dengan segala resikonya. Memilih Allah Sang Pencipta,
atau memilih illah lain ciptaan manusia. Keputusan itu tidak boleh
setengah-setengah atau mendua hati. Sebab tidak ada keimanan yang ‘part
time’ (Separuh waktu untuk Tuhan dan separuh untuk ilah lain). Tidak ada
orang yang mengaku Kristen dimana separuh tubuhnya dipersembahkan
bagi kemuliaan Tuhan dan separuh untuk memuliakan ‘kuasa dunia’. Atau
dalam waktu yang bersamaan, sementara tubuhnya sujud menyembah
kepada Tuhan Allah, sementara juga hatinya mengharapkan pertolongan
ilah lain. Yesus sendiri pernah mengatakan,” Tak seorang pun dapat
mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang, dan mengasihi yang lain. Yakobus pun menyaksikan bahwa orang
yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (Yak. 1:8). Jadi, harus
memilih salah satunya. Memilih Allah berarti siap untuk menghadapi
tantangan dan penderitaan, namun kalau mampu bertahan berarti akan
memperoleh hidup. Sebaliknya, memilih ilah lain, berarti menempuh jalan
pintas, mulus, bahkan terkesan menyenangkan, namun berakhir dengan
kebinasaan.
Saudara-saudara yang dikasihi Kristus Yesus,
Jika saat ini kita bisa berkumpul dan beribadah di tempat ini, itu semua
adalah akibat atau buah dari keputusan hidup yang kita pilih di hari-hari
kemarin. Kita dimungkinkan menaikkan syukur kepada Tuhan pada saat
ini, menikmati berkat-berkatnya, semata-mata karena pertolongan Allah
yang telah kita pilih sebagai penolong kita dalam berencana dan bekerja
pada waktu-waktu yang telah dilewati.
Memang, tidak dapat disangkal, bahwa selama kita bekerja dan berjuang
mewujudkan segala impian yang ada, berbagai macam rintangan dan
penderitaan hadir menjadi riak dan gelombang mewarnai perjalanan
80
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
kehidupan kita. Kadang kita diperhadapkan dengan berbagai macam
pilihan; mau menempuh jalan pintas dan gampang tetapi buntu? atau
menempuh jalan berliku dan panjang tetapi tiba dengan selamat? Mau
mengandalkan Tuhan atau kuasa lain? Dan Puji Tuhan, berkat iman dan
pengharapan yang kokoh, kita boleh mengambil keputusan iman untuk mau
memilih dan selalu bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Akhirnya kita
pun boleh menyaksikan, bahwa orang-orang yang mau bersakit-sakit
dahulu di dalam Tuhan, ia pun pasti akan bersenang-senang kemudian.
Ungkapan syukur dan kesaksian yang kita nyatakan pada kesempatan ini
menandakan juga bahwa Allah yang telah kita andalkan pada masa-masa
yang lalu dan hari ini, Dia jugalah yang kita harapkan untuk menyertai kita
menjalani hari-hari kita selanjutnya. Sehingga kita pun senantiasa terhindar
dari segala keraguan. Hidup kita pun tidak lagi diwarnai dengan keluhankeluhan yang mengatakan, “bersakit-sakit terus, kapan senangnya …?”
“Sebab orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan
menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa
berkas-berkasnya (Maz. 126:5-6).”
Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Dalam siaran tv atau radio, sering kita dengarkan tentang iklan yang
mempromosikan berbagai macam produk. Antara lain, bunyinya, “Orang
pintar minumnya TOLAK ANGIN”. Lalu kalau orang beriman minumnya
apa? “Orang beriman minumnya TOLAK ANGIN JAHAT!” Orang
beriman harus rutin minum air kehidupan yaitu firman Allah, sehingga
mampu menolak ‘angin jahat’ yaitu rupa-rupa pengajaran sesat dan illahillah lain.
Kiranya Roh Kudus menyertai. Terpujilah Tuhan, Allah…! Amin…! (FH)
***
81
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KHOTBAH, 05 Juni 2016
Minggu Trinitas III; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Khotbah: Lukas 7 : 11 - 17
Bacaan Leksionari:
Lukas 7 : 11 - 17, Mazmur 146, Galatia 1 : 11 – 24, 1 Raj 17 : 17 – 24
BUDAYA KEMATIAN
Tujuan :
1. Jemaat menyadari pergeseran zaman telah memunculkan budaya
kematian di tengah masyarakat.
2. Jemaat memberi hidupnya untuk memutus budaya kematian dan
hidup dalam anugerah Allah dengan mengembangkan siklus
kehidupan.
3. Jemaat menyadari Allah hadir bagi yang lemah tertindas dan para
korban yang ditimbulkan dari masyarakat yang hanyut dalam budaya
kematian dengan berpihak kepada yang lemah dan tertindas.
A. LATARBELAKANG TEKS
Penulis Injil Lukas adalah Lukas, seorang tabib yang berkebangsaan
bukan orang Yahudi, teman sekerja Paulus yang tinggal di luar Yudea.
Lukas menulis dua buah kitab, yakni Injil Lukas dan Kitab Kisah Para
Rasul. Lukas mengisahkan kehidupan Yesus mulai dari kelahiranNya
hingga kenaikanNya ke Surga. Kisah Para Rasul melanjutkan kisah
tersebut dengan menampilkan para murid Yesus yang meneruskan
pewartaan karya dan kehidupan Yesus. Kitab Injil Lukas ditulis kirakira sesudah tahun 70, yaitu sesudah pasukan Roma menghancurkan
Yerusalem dan Bait Suci di kota itu. Hal ini nampak di Lukas 19:43-44
yang mengisahkan peristiwa tersebut secara rinci. Dibandingkan ketiga
kitab Injil lainnya Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan
kelahiran Yesus. Selain itu perumpamaan-perumpamaan Yesus yang
82
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
terkenal hanya dapat ditemukan dalam injil ini misalnya perumpamaan
tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” (10:25-37), “Domba yang
Hilang” (15:1-7) dan “Anak yang Hilang” (15:11-32). Hanya Lukas
yang menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakheus (19:1-10).
Janji Yesus yang akan memberikan kehidupan surgawi kepada salah
satu penjahat di sebelah salibNya (23:39-43) juga hanya ada di Injil
Lukas.
Lukas sering berbicara tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1, 14, 18,
10:21, 11:13), sangat pentingnya doa bagi Yesus (3:21, 6:12, 9:18,
23:34, 46). Tiga perumpamaan Yesus mengenai doa ada di dalam kitab
Inji ini (11:5-9, 18:1-8, 18: 9-14).
Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada
orang-orang miskin, Ia mewartakan injil bagi mereka (4:18, 7:22),
orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20) dan diundang masuk
dalam perjamuan surgawi (14:13, 21). Ada juga kisah Lazarus si
pengemis miskin dan orang kaya (16:20, 22) dan kisah di mana Yesus
memerintahkan para muridNya untuk memberi sedekah kepada orang
miskin (12:33).
Pembagian Kitab Injil Lukas secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a)
Pasal 1:1 – 4:13 memaparkan tema persiapan jalan bagi
Yesus. Pada bagian ini Lukas mencatat suatu pengantar mengapa ia
menuliskan injilnya (1:1-4), dua kelahiran ajaib (1:5-2:21), kanak-kanak
Yesus (2:22-52) dan Yesus Anak Allah (3:1-4:13).
b)
Pasal 4:14 - 9:50 memaparkan tentang Yesus di Galilea.
Pada bagian ini Lukas menceritakan berbagai reaksi orang-orang
terhadap Yesus (4:14-37), Yesus menyembuhkan banyak orang dan
memilih para murid (4:38-5:32), Yesus melanjutkan karyaNya di
Galilea (5:39-9:17) dan menyingkapkan siapa Yesus dan apa yang harus
Dia lakukan (9:18-50).
c)
Pasal 9:51 – 19:27
memaparkan tentang Yesus di
Yerusalem. Pada bagian ini Lukas mengisahkan para murid dan orangorang yang tidak percaya (9:51-10:42), Yesus mengajarkan banyak hal
83
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
(11:1-12:59), pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35), yang
hiang, ditemukan (15:1-32) dan para hamba yang setia (16:1-19:27).
d)
Pasal 19:28 – 23:56 memaparkan tentang minggu terakhir
Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas menceritakan mengenai
Yesus yang mengajar di Yerusalem (19:28-21:38) dan hari-hari terakhir
Yesus : peradilan dan kematianNya (22:1-23:56)
e)
Pasal 24:1-53 memaparkan tentang Yesus bangkit dari
kematian dan menampakkan diri kepada para murid.
B. PENJELASAN TEKS
Dalam kitab Lukas kita akan mendapatkan gambaran Yesus yang
berbela rasa kepada kelompok orang dalam kategori tertindas atau
dalam istilah yang sering kita dengar sebagai kelompok “wong cilik”.
Cerita dalam injil Lukas banyak menunjukan kisah Yesus
menyembuhkan orang yang sakit. Orang sakit yang disembuhkan
Yesus termasuk dalam kategori penyakit yang dianggap najis dalam
kultur Yahudi. Untuk penyakit tertentu masyarakat Yahudi memiliki
pandangan negatif dengan melihatnya sebagai penyakit kutukan,
seperti kusta, orang yang lumpuh dan buta sejak lahir.
Cerita ini memperlihatkan kisah Yesus membangkitkan seorang anak
muda yang telah mati. Yang menjadi menarik dalam kisah ini adalah
latar belakang dari sang anak muda ini. Bahwa ia adalah anak satusatunya dari seorang janda. Pada salah satu bagian cerita diperlihatkan
betapa sedihnya janda tersebut kehilangan anggota keluarga satusatunya yang tersisa. Kehilangan anggota keluarga yang dicintai tentu
sebuah penderitaan yang berat, terlebih bagi janda ini yang hanya
memiliki seorang anak yang harus meninggal di usia muda
mendahuluinya, sehingga membuat janda ini menjadi hidup sebatang
kara.
Adapula pandangan dalam masyarakat saat itu bahwa
kehilangan seorang putra di usia muda terlebih lagi juga telah
kehilangan suaminya terlebih dahulu merupakan sebuah pertanda
akan hukuman dari Allah atas dosa dan kesalahan di masa silam.
84
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Teks kita memperlihatkan bahwa reaksi Yesus ketika rombonganNya
melewati iring-iringan orang banyak yang mengantar jenasah anak
muda ini adalah; secara spontan mendekati sang janda menghiburnya
dan lebih dari itu Yesus yang merasakan betul kesedihan janda ini
juga melepaskan janda ini dari dukanya yang mendalam. Yaitu,
dengan menyentuh mayat anak dan membangkitkan anaknya yang
telah meninggal dunia. Dalam hal ini, Tuhan Yesus berani mengambil
resiko mau dianggap menjadi najis oleh orang banyak demi
kebahagiaan janda itu, karena dalam tradisi Yahudi menyentuh mayat
adalah najis, tetapi hal itu tidak menjadi focus orang banyak, yang
menjadi focus adalah kebangkitan anak muda tersebut. Orang yang
telah mati dibangkitkan kembali tentunya sebuah peristiwa yang ajaib
di luar kuasa manusia. Oleh karena itu sangatlah wajar apabila teks
kita memperlihatkan ketakutan orang banyak yang melihat kejadian
tersebut. Bagi manusia biasa kejadian itu adalah hal yang mustahil
untuk terjadi dan itulah yang menjadi kesaksian bagi orang banyak,
teks mencatat bahwa orang banyak meyakini bahwa perbuatan yang
dilakukan Yesus terhadap anak muda yang mati yang dibangkitkan
kembali adalah perbuatan Allah sendiri, “ Allah telah melawat
umatNya “ demikian dikatakan orang banyak.
Banyak pembaca melihat bahwa hal penting dari cerita ini adalah
peristiwa ajaib yang terjadi ketika mujizat kebangkitan dari kematian
anak muda dari seorang janda ini nyata terjadi di depan orang banyak.
Kehadiran Allah dinantikan dalam peristiwa – peristiwa besar yang
ajaib. Tentu hal ini sah – sah saja menjadi pemahaman kita. Namun,
sekali lagi bukankah kehadiran Allah tidak bisa dibatasi dalam
kategori tertentu saja?
Dalam cerita anak muda yang mati dan dibangkitkan bagian penting
yang perlu digarisbawahi justru terletak pada pengakuan orang
banyak yang dengan penuh ketakjuban berkata dalam penuh hikmat
menyatakan pengakuan, bahwa “Allah telah melawat umatNya”.
Allah yang melawat umat merupakan pesan penting yang diberikan
oleh Yesus melalui tindakanNya itu. Mengenai bentuk pelawatanNya,
85
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
apa yang dibawa dalam pelawatanNya tidak terlalu penting lagi.
Tindakan Yesus membangkitan anak muda yang telah mati
merupakan perwujudan dari kehadiran Allah bagi atau dalam
penderitaan “wong cilik”.
C. KONTEKS MASA KINI.
Paus Yohanes Paulus II pernah mengemukakan sebuah teori sosial dan
tantangan gereja masa kini. Beliau membaca situasi masyarakat di
zaman ini sebagai masyarakat yang dijangkiti sebuah budaya destruktif
(merusak) yang disebutnya sebagai budaya kematian. Masyarakat di
zaman modern mengalami anomali (penyimpangan) kehidupan tatkala
manusia–manusia modern hidup dalam gaya hidup yang dipenuhi
dengan kekerasan dan ketamakan. Penghargaan akan kehidupan
ciptaan Allah menjadi nilai yang telah ditinggalkan oleh masyarakat.
Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa masyarakat modern justru
berkembang menjadi masyarakat yang beringas dan serakah. Alih-alih
modernitas itu mengubah masyarakat menjadi beradab justru
masyarakat menjadi semakin biadab. Di seluruh belahan dunia kita
dapat menyaksikan hampir setiap hari berita tentang kekerasan terjadi.
Kita menyaksikan itu secara langsung maupun mendengarnya melalui
berita di surat kabar maupun media elektronik atau media sosial.
Di sekitar kita sendiri, di tengah-tengah masyrakat di propinsi
Lampung ini, tidak sekali dua kali terjadi konflik antar kampung.
Berpuluh –puluh tahun lamanya kita terbiasa dengan bencana kabut
asap yang disinyalir kuat terjadi karena kerakusan manusia merusak
hutan dengan pembakaran liar. Masyarakat kita seakan hidup dalam
sebuah siklus kekerasan yang tiada henti, sebuah siklus hidup yang
mendekatkan manusia pada kematian. Hidup manusia pasti berujung
pada kematian, ini merupakan hal yang alami. Artinya kematian
tidaklah perlu dicari dan diciptakan sebab kematian adalah bagian yang
melekat dari kehidupan. Melalui cerita Yesus yang membangkitkan
anak muda yang telah mati sesungguhnya ini merupakan ajakan bagi
setiap kita untuk berpihak kepada kehidupan ini, menjaga siklus
86
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
kehidupan ini agar tetap berlangsung dalam harmonisasi kehidupan
dengan memutus lingkaran setan siklus kematian. Terlebih lagi hal ini
sangatlah berarti bagi mereka yang tidak berdaya dalam masyarakat,
mereka yang dalam kelompok “wong cilik” yang acapkali menjadi
korban di tengah masyarakat yang katanya modern ini.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
Kotbah bisa diawali dengan menunjukan mengenai peristiwa –
peristiwa kekerasan yang sering terjadi di tengah masyarakat. Bisa juga
dilengkapi dengan menunjukkan mengenai bencana kabut asap. Jemaat
diajak untuk memahami pergeseran budaya masyarakat yang menjadi
semakin biadab.
Jemaat diajak untuk menyadari bahwa panggilan iman menjadi begitu
berarti ditengah budaya kekerasan atau budaya kematian masyarakat
untuk membangun budaya kehidupan. Menjadi tanggung jawab orang
percaya bahwa kehidupan yang layak diperjuangkan juga merupakan
kehidupan para “wong cilik” yang seringkali menjadi korban
masyarakat.
E. LITURGI
Nyanyian Persiapan
Nas Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita Anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyan Responsoria
Nas Persembahan
Ny Persembahan
Nyanyian penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KJ 454
Mazmur 146: 1 - 2
PKJ 14
Galatia 1:11-12, 15-16
PKJ 179
KJ 260
I Raja-Raja 17 : 13-14
PKJ 274
PKJ 231
87
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
F. CONTOH KHOTBAH JADI
Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan di sekitar kita banyak kita lihat
peristiwa kekerasan yang terjadi di masyarakat. Juga beberapa peristiwa
pembakaran hutan yang menjadi langganan hampir di setiap tahunnya.
Peristiwa itu memperlihatkan kepada kita masyarakat ini semakin akrab
dengan budaya yang dinamakan budaya kematian.
Budaya kematian ini ditunjukan dengan hilangnya penghargaan orang
atas nilai – nilai kehidupan, ketika orang menjadi semakin beringas
mudah marah dan menghakimi satu dengan yang lain. Atau, dalam
contoh yang lain: masyarakat disemangati oleh cara hidup yang
konsumtif lalu demi memuaskan semua keinginannya menjadi begitu
mudah menghalalkan segala cara agar ia menjadi terpuaskan. Terutama
ketika cara – cara yang dipakai itu menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup yang berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan ini. Seperti
yang kita temui dalam pembakaran hutan.
Selain itu, kita juga melihat bahwa masyarakat pada saat ini banyak yang
memasuki sebuah perangkap lingkaran kekerasan yang tak berujung
yang selalu menimbulkan korban di tengah masyarakat. Jatuhnya korban
ini lebih sering oleh karena sistim yang kurang berpihak bahkan tidak
memberi tempat bagi para korban ini.
Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, apa yang kita lihat dalam injil Lukas
adalah gambaran Yesus yang selalu menunjukkan bela rasa kepada
mereka “wong cilik”. Dalam cerita Janda yang anaknya dibangkitkan
kembali dari kematian, keberpihakan Yesus ditunjukkan dengan
tindakan spontan menghampiri iring – iringan pengantar jenazah atau
para pelayat. Yesus menghibur janda yang ditinggal mati anaknya
dengan melepaskan kedukaannya.
Saudara – saudara apa yang dilakukan oleh Yesus tentunya sebuah
perbuatan di luar kuasa manusia. Apakah hal demikian ini dapat terjadi
88
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
kembali di saat ini tentu itu sebuah hal yang tidak selalu harus
dimutlakan. Bukankah hal yang perlu digarisbawahi adalah pada
pengakuan orang banyak yang mengatakan bahwa tindakan Yesus itu
adalah perwujudan Allah yang hadir bagi umat.
Betapa tidak, pertama, hal membangkitkan orang mati merupakan
kemampuan yang datang oleh karena kuasa dari sang empunya
kehidupan itu sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah adanya
pandangan keagamaan pada saat itu yang memandang bahwa menyentuh
jenazah adalah hal najis. Orang tua ditinggal mati anak adalah sebuah
hukuman, apa lagi yang dialami janda ini. Apa yang telah dilakukan oleh
Yesus tentunya mematahkan semua pandangan itu. Allah di dalam
Yesus juga mau hadir kepada janda yang ditinggal mati anaknya. Allah
hadir bagi umatNya dan kehadiran Allah dapat dalam bentuk apapun,
yang jelas Allah yang hadir itu dapat dilihat dan dirasaan pada prinsip
penghargaan atas kehidupan.
Mengenai kebangkitan dari kematian tentunya menjadi sangat relevan di
tengah masyarakat kita yang larut dalam budaya kematian. Cerita Yesus
membangkitkan orang mati merupakan panggilan kepada kita untuk
memutus budaya kematian, untuk masuk dalam budaya kehidupan.
Dengan menghentikan lingkaran kekerasan dan memberi keberpihakan
pada para korban. Tuhan Memberkati. Amin. (Onggo)
***
89
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KHOTBAH, 12 JUNI 2016
Minggu Trinitas IV; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Khotbah: Mazmur 32 : 1-11
Bacaan Leksionari: I Raja21:1-10, 11-14,15-21a, II Samuel 11:26 - 12:10,13-15,
Maz 5:1-8, Maz 32, Gal 2:15-21, Luk 7:36:8:3
Tema:
BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIAMPUNI
PELANGGARANNYA
Tujuan:
1. Agar jemaat bersukacita atas pengampunan Allah atas segala dosanya
2. Agar jemaat mengisi kehidupan dengan syukur.
A. LATAR BELAKANG TEKS.
Mazmur ini berbentuk nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat
dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis doa
ucapan syukur. Namun lebih dari doa-doa ucapan syukur yang lain,
Mazmur ini memiliki semangat pengajaran. Unsur-unsur kebijaksanaan
itu nampak pada seruan “berbahagialah” (Ay 1-2), pada nasehat yang
terdapat dalam ayat 6,8-9 dan pada renungan atau pernyataan tentang
perbedaan nasib orang fasik dan saleh dalam ayat 10 (bandingkan Mzm
1:6).
Meskipun unsur-unsur pengajaran ini cukup menonjol, namun
nyanyian ini hendaknya haruslah tetap digolongkan dalam doa ucapan
syukur. Semangat syukur dan kegembiraan membuka (Ay 1-2) dan
menutup (ay 11) nyanyian ini. Mazmur ini adalah doa syukur
seseorang yang diampuni dosanya, setelah mengalami siksaan batin
yang hebat sampai ia mengakui dosanya.
90
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
B. PENAFSIRAN TEKS.
Mazmur 32: 1-2 Dalamnya kebahagiaan dan rasa syukur pemazmur
sesudah diampuni dosanya begitu nampak dalam ayat ini. Seruan ini
disampaikan oleh seseorang yang mengalami indahnya pengampunan
setelah mengalami perjuangan batin yang pahit (bdk Ay 3-5). Kedua
sabda bahagia ini diucapkan oleh seseorang yang sebelumnya “berjiwa
penipu”’ (bdk ay 2c), tetapi yang sekarang telah disembuhkan dari sikap
hati yang tidak jujur dan tidak terbuka itu. Di samping bersifat
ungkapan syukur dan kebahagiaan, kedua sabda bahagia ini juga
bersifat undangan halus kepada setiap pendengar untuk tidak
melewatkan kesempatan yang menyelamatkan ini, yakni memberikan
dirinya untuk diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan. Kalimat “diampuni
pelanggarannya”, “dosanya ditutupi” dan “kesalahannya tidak
diperhitungkan Tuhan” adalah kalimat sinonim yang dalam bahasa
Ibrani nya mengandung arti “pemberontakan” dan ”meleset dari
sasaran”. Tiga kalimat yang sinonim ini digunakan secara
berdampingan untuk menyebutkan dosa yang diampuni oleh Tuhan.
Mazmur 32: 3-5 Setelah meluapkan rasa kebahagiaan dan rasa
syukurnya dalam kedua sabda kebahagiaan (dua ayat) di atas,
pemazmur mengangkat hatinya kepada Tuhan. Apa yang dikatakannya
dalam doa itu? Pertama, dia menceritakan penderitaannya selama ia
berdiam diri menyembunyikan dosanya terhadap Tuhan, tidak
mengakuinya secara jujur dan terbuka (Ay 3-4). Kedua, dia mengakui
dosanya dan menerima pengampunan dari Tuhan (ay.5).
Selama pemazmur berdiam diri, malu mengakui dosanya, ia
merasakan “tulang-tulangnya menjadi lesu”, artinya: kekuatannya
merosot dan hampir tidak ada gairah lagi untuk hidup. Harinya dilalui
dengan keluh kesah. Lidahnya menjadi kering karena kelelahan dan
ketakutan. Semuanya itu dilihat pemazmur sebagai hukuman Tuhan
(TanganMu menekan berat atasku”). Itulah gambaran siksaan batin
yang hebat yang diderita pemazmur. Karena tak lagi bisa menahan
perjuangan dan penderitaan batinnya, pemazmur akhirnya mengaku
91
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
dosanya kepada Tuhan. Tuhan menjawab pengakuan pemazmur dengan
mengampuni kesalahan atau hukuman dosanya.
Mazmur 32:6-7 Dari pengalaman yang menyelamatkan ini,
pemazmur menarik kesimpulan yang bersifat pengajaran bagi setiap
“orang saleh”. Pada waktu kesesakan hendaklah mereka berdoa
memohon pertolongan Tuhan. Dengan demikian, mereka tidak akan
dilanda secara tiba-tiba oleh banjir besar, artinya : oleh malapetaka yang
membawa maut. Sesudah mengatakan tentang “kesesakan’ dan “banjir
besar”, pemazmur langsung ingat akan karya keselamatan yang baru
dikerjakan Tuhan baginya. Secara spontan ia memuji Tuhan karena
perlindunganNya. Dengan penuh kepercayaan dia menyatakan
keyakinan dan pengharapannya, bahwa Tuhan akan melindunginya
selalu sehingga dia dapat bersorak sorai memuji Tuhan.
Mazmur 32:8-9 Dua ayat ini merupakan kutipan pengajaran dan
peringatan yang diberikan kepada pemazmur sesudah Tuhan
mengampuni dosanya. Apabila manusia bersikeras terhadap dosanya,
Tuhan akan memberikan peringatan.
Mazmur 32: 10 merupakan kesimpulan pemazmur tentang perbedaan
nasib orang fasik dan orang saleh. Tuhan takkan meninggalkan orang
yang percaya kepadaNya dan yang mencariNya.
Mazmur 32:11 merupakan undangan kepada semua orang benar dan
jujur untuk memuji Tuhan dan bersorak-sorai di dalam Dia.
C. KONTEKS MASA KINI.
1. Dosa begitu kejam. Banyak orang tersiksa, baik bagi korban
maupun bagi pelakunya.
2. Pengampunan dosa adalah realitas yang mungkin dicapai bagi orang
jujur.
3. Tersedia harapan bagi setiap orang yang datang kepada Tuhan.
Tuhan akan mengelilingi mereka dengan kasih setia.
92
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH.
7. Pembukaan
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menceritakan
bahwa tak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada kebahagiaan
orang yang merasa dimengerti, diterima dan dicintai kembali.
8. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan
teks. Tekankan tentang :
1.Dosa begitu kejam. Ia menyiksa baik bagi korban maupun bagi
pelakunya.
2.Pengampunan dosa adalah realitas yang mungkin dicapai bagi
orang jujur.
3.Pengalaman pemazmur ketika menyembunyikan dosa dan tentang
pengampunan yang diterima dari Tuhan, ketika ia
memberitahukan dosanya.
4. Kepercayaan dan pengharapan bagi orang jujur
5. Ajakan untuk menjadi orang yang terbuka kepada Tuhan.
9. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan
dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa
pengampunan dosa tersedia bagi setap orang yang jujur di hadapan
Allah.
E. LITURGI:
Nyanyian Persiapan
Nas Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyan Responsoria
Nas Persembahan
Ny Persembahan
Nyanyian penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KJ 64:1-2 /PKJ 2 2X
Mazmur 1 : 1-6.
KJ 21 : 1-2/PKJ 242:1-2
I Yohanes 3 : 1-2
KJ 54: 1-3 / PKJ 184:1
KJ 203 : 1-4
Roma 11 :36
KJ 289 :1-2,8-9.
KJ 410 :1
93
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
F. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Tak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada kebahagiaan orang
yang merasa dimengerti, diterima dan dicintai kembali. Bukankah kisah
“anak yang hilang” dalam kitab injil selalu menyentuh hati? Kisah
pengampunan kepada salah satu penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus
sangat mengharukan? Cerita wanita yang tertangkap berzinah yang
diampuni dan dilindungi Yesus sehingga terbebas dari hukuman rajam
begitu membekas dalam ingatan kita?
Kita tahu bahwa dimengerti adalah sebuah kebutuhan jiwa setiap
orang. Dipahami dan diterima apa adanya sungguh merupakan pengalaman
yang menggetarkan nurani. Dicintai walau tak pantas lagi, merupakan
pengalaman sangat bernilai dan berharga yang bisa kita lihat dampak
baiknya dalam kehidupan nyata.
Hal ini juga dialami pemazmur. Bagaimanakah kisahnya?
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Mazmur 32 yang kita renungkan ini berbentuk nyanyian. Dari
unsur-unsur dan semangat dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini
termasuk jenis doa ucapan syukur. Namun lebih dari doa-doa ucapan
syukur yang lain, Mazmur ini memiliki semangat pengajaran. Unsur-unsur
kebijaksanaan itu nampak pada seruan “berbahagialah”, pada nasehat dan
pada renungan mengenai perbedaan nasib orang fasik dan orang saleh.
Meskipun unsur-unsur pengajaran ini cukup menonjol, namun
nyanyian ini hendaknya tetap digolongkan dalam doa ucapan syukur.
Semangat syukur dan kegembiraan membuka dan menutup nyanyian pada
pasal 32 ini. Mazmur ini adalah doa syukur seseorang yang diampuni
dosanya, setelah mengalami siksaan batin yang hebat sampai ia mengakui
dosanya.
94
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Saudara-saudariku, ..
Dalamnya kebahagiaan dan rasa syukur pemazmur sesudah
diampuni dosanya begitu luar biasa.
Seruan dalam mazmur ini
disampaikan oleh seseorang yang mengalami indahnya pengampunan
setelah mengalami perjuangan batin yang pahit. Pemazmur mengakui,
bahwa tadinya ia “berjiwa penipu”, tetapi yang sekarang telah disembuhkan
dari sikap hati yang tidak jujur dan tidak terbuka itu. Di samping bersifat
ungkapan syukur dan kebahagiaan, pemazmur memberikan undangan halus
kepada setiap pendengar untuk tidak melewatkan kesempatan yang
menyelamatkan ini, yakni memberikan dirinya untuk diampuni dosadosanya oleh Tuhan. Kalimat “diampuni pelanggarannya”, “dosanya
ditutupi” dan “kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan” dalam ayat 1 dan
2 adalah kalimat sinonim yang dalam bahasa Ibrani nya mengandung arti
“pemberontakan” dan ”meleset dari sasaran”. Tiga kalimat yang sinonim
ini digunakan secara berdampingan untuk menyebutkan dosa yang
diampuni oleh Tuhan. Pemazmur berkata, “berbahagialah orang yang
diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi dan berbahagialah
manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan.”
Setelah meluapkan rasa kebahagiaan dan rasa syukurnya, pemazmur
mengangkat hatinya kepada Tuhan. Apa yang dikatakannya dalam doa itu?
Pertama, dia menceritakan penderitaannya selama ia berdiam diri
menyembunyikan dosanya terhadap Tuhan, tidak mengakuinya secara jujur
dan terbuka (Ay 3-4). Kedua, dia mengakui dosanya dan menerima
pengampunan dari Tuhan (ay.5).
Selama pemazmur berdiam diri, malu mengakui dosanya, ia
merasakan “tulang-tulangnya menjadi lesu”, artinya: kekuatannya merosot
dan hampir tidak ada gairah lagi untuk hidup. Harinya dilalui dengan keluh
kesah. Lidahnya menjadi kering karena kelelahan dan ketakutan. Semuanya
itu dilihat pemazmur sebagai hukuman Tuhan. Pemazmur berkata,
“TanganMu menekan berat atasku”. Itulah gambaran siksaan batin yang
hebat yang diderita pemazmur. Karena tak lagi bisa menahan perjuangan
dan penderitaan batinnya, pemazmur akhirnya mengaku dosanya kepada
Tuhan. Dosa memang begitu kejam. Ia menyiksa baik bagi korban maupun
95
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
bagi pelakunya.
Tuhan menjawab pengakuan pemazmur dengan
mengampuni kesalahan dan dosanya.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,...
Dari pengalaman yang menyelamatkan ini, pemazmur menarik
kesimpulan yang bersifat pengajaran bagi setiap “orang saleh”, yakni
mereka yang jujur dan terbuka di hadapan Tuhan. Pada waktu kesesakan
hendaklah mereka berdoa memohon pertolongan Tuhan. Dengan demikian,
mereka tidak akan dilanda secara tiba-tiba oleh banjir besar, artinya : oleh
malapetaka yang membawa maut. Sesudah mengatakan tentang
“kesesakan’ dan “banjir besar”, pemazmur langsung ingat akan karya
keselamatan yang baru dikerjakan Tuhan baginya. Secara spontan ia
memuji Tuhan karena perlindunganNya. Dengan penuh kepercayaan dia
menyatakan keyakinan dan pengharapannya, bahwa Tuhan akan
melindunginya selalu sehingga dia dapat bersorak sorai memuji Tuhan.
Akhirnya, pemazmur menyampaikan pengajaran dan peringatan
yang diberikan kepada pemazmur sesudah Tuhan mengampuni dosanya.
Apabila manusia bersikeras terhadap dosanya, Tuhan akan memberikan
peringatan. Pemazmur menyimpulkan bahwa nasib orang fasik dan orang
saleh itu berbeda. Tuhan takkan pernah meninggalkan orang saleh, yakni
mereka yang jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, dan yang percaya
kepadaNya serta mencariNya dengan segenap hati. Mari kita datang kepada
Tuhan. Tuhan akan mengelilingi kita dengan kasih setia.
Saudara-saudariku, ..
Pesan firman Tuhan hari ini kepada kita adalah sebagai berikut:
Pertama, setiap orang pernah memiliki pengalaman dimaafkan, diterima
dan diampuni dosanya oleh Allah. Tentu ini suatu pengalaman rohani yang
mengharukan. Tanpa pengampunan Allah kita bukanlah siapa-siapa.
Mungkin ada diantara kita yang masih menyembunyikan dosa dan
kesalahannya kepada sesama. Hanya dirinya dan Tuhan saja yang tahu. Bila
ada saudara-saudari yang merasa tersiksa karena dosa-dosa yang belum
diampuni Tuhan, mari katakan kepada Tuhan dalam hati. Hanya antara
anda dan Tuhan saja. Mungkin anda tidak percaya bila itu diungkapkan
96
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
kepada sesama. Katakan dengan jujur kepada Tuhan, betapa
saudara/saudari merasa tersiksa dengan dosa-dosa itu. (hening sejenak...).
Tuhan memang sudah tahu dosa-dosa yang kita lakukan. Tetapi seperti
pemazmur yang berkata: “dosaku kuberitahukan kepadaMu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan”(ay.5), mari kita memberitahu
Tuhan. Beritahukan kepada Tuhan dosa dosa dan bagaimana yang anda
rasakan. Mintalah pengampunan Tuhan. Dia akan mengampuni kesalahan
dan dosa anda.
Kedua, mazmur 32 ini memberikan jaminan kepada kita, bahwa Allah
menerima segala pengakuan dan kelemahan kita. Kita berhak menikmati
sukacita penerimaan Allah. Kita boleh melanjutkan kehidupan kita tanpa
dibayang-bayangi kesalahan masa lalu. Tuhan akan mengelilingi kita
dengan kasih setia dan rahmat.
Ketiga, Kita boleh bersukacita dalam Tuhan, bersorak sorai karena Tuhan.
Berbahagialah kita yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi.
Berbahagialah kita yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan.
Berbahagialah kita yang tidak berjiwa penipu, yang jujur di hadapan Allah.
Keempat, dan yang juga penting bagi kita. Sebagai jemaat Tuhan, kita
akan menjadi bijak bila menerima dengan sukacita, yakni setiap saudara
saudari kita yang membutuhkan dan mengalami pengampunan Allah.
Mereka adalah bagian dari tubuh kita : Tubuh Kristus. Setiap anggota
Tubuh Kristus berhak menerima pemulihan agar bisa berfungsi lebih efektif
dan lebih maksimal bagi kerajaan Allah.
Tuhan sumber anugerah mengampuni dan memberkati orang-orang jujur.
Amin. (BNH)
***
97
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KOTBAH, 19 JUNI 2016
Minggu Trinitas V; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Kotbah: Galatia 3:23-29
Bacaan Leksionari:
I Raja 19:1-4,5-7,8-15a atau Yesaya 65:1-9. Mazmur 42 dan 43 atau
Mazmur 22:19-28. Galatia 3: 23-29. Lukas 8:26-39
Tema:
DISELAMATKAN DAN DIPERSATUKAN DIDALAM KRISTUS.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa keselamatan ada di dalam Kristus
2. Jemaat sadar bahwa mereka menjadi satu bagian dari keluarga
Allah
A. LATAR BELAKANG TEKS
Paulus menulis surat ini kepada jemaat-jemaat di Galatia. Beberapa
orang berpendapat bahwa orang Galatia paling banyak keturunana
orang Gaul atau orang keltik yang tinggal di wilayah itu sebelum tahun
200 Sebelum Masehi. Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan
yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem
(bandingkan Kis 15:1-41). Persoalan itu meliputi dua pertanyaan:
1. Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat
itu satu-satunya syarat untuk selamat?
2. Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari
Perjanjian Lama diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam
Kristus?
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang
yang baru saja menerima Kristus di Galatia dengan memaksa mereka
disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang
perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar
hal ini, Paulus menulis surat ini.
98
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
1. Untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum,
seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk
keselamatan di bawah perjanjian baru.
2. Menegaskan kembali dengan jelas, bahwa kita menerima Roh
Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan
bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat. ( sumber AlkiPEDIA )
B.PENJELASAN TEKS
Paulus menjelaskan fungsi hukum Taurat. Pertama, hukum Taurat
berfungsi untuk menunjukkan keberadaan dosa yang memperbudak
umat manusia (ayat19). Dengan hukum Taurat orang tidak dapat
berdalih bahwa dirinya tidak berdosa atau tidak tahu bahwa yang
diperbuatnya adalah dosa. Dengan demikian hukum Taurat mengurung
orang dalam kesadaran akan belenggu dosa yang mengikat mereka (ayat
22). Bahkan dengan hukum Taurat manusia menjadi frustasi karena
menyadari manusia tidak berdaya. Kedua, hukum Taurat diberikan
untuk memimpin orang-orang yang hidup sebelum janji keselamatan
dalam Kristus digenapi. Ayat 23-24: Dalam ayat ini, Paulus
memberikan penjelasan bahwa hukum Taurat berfungsi sebagai penjaga
kehidupan supaya moral dan perilaku tetap terjaga sampai janji yang
diberikan digenapi. Hukum Taurat tidak dapat membawa manusia
kepada keselamatan yang menjadi kebutuhan utama manusia, namun ia
dapat menuntun orang untuk mencari atau merindukan kelepasan dari
Sang Juru Selamat yaitu Kristus.
Ayat 25 : ketika Kristus sudah datang sebagai pembebas dari segala
belenggu dosa dan orang mengimaninya, maka hukum Taurat tidak
lagi diperlukan sebagai penjaga kehidupan yang benar. Di dalam
Kristus tidak ada lagi perhambaan dosa.
Hukum Taurat menuntun kita kepada Kristus, jadi Kristus lah yang
utama. Dialah yang menjadi dasar anugrah kita beroleh hidup. Dia
pulalah yang menjadi alasan kita memelihara hidup suci selaras
dengan ajaran Taurat. Di dalam Kristus Yesus kita membaca dan
menerapkan ajaran Taurat dari perspektif hukum Kasih.
99
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Ayat 26-29: Semua orang, baik Yahudi maupun non Yahudi disambut
dalam keluarga Allah karena Iman. Iman dan baptisan demikian erat
mempersatukan mereka dengan Kristus sehingga mereka adalah
benar-benar anak Allah dan berkenan di hatiNya. Menjadi anak Allah
berarti menjadi anggota persaudaraan di dalam Kristus. Pembedaan
dan pemisahan yang biasa dalam kehidupan ( Yunani dan Yahudi,
laki-laki dan perempuan, budak dan orang merdeka) dihapuskan
melalui hubungan ini. Berada dalam Yesus Kristus dan menjadi
milikNya membuat orang menjadi bagian dari keturunan Abraham.
Karena dalam Kristus kita adalah anak-anak Allah sekaligus
keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah yakni
menjadi ahli waris kerajaan Sorga.
C.KONTEKS MASA KINI.
 Adanya bermacam-macam agama dan kepercayaan yang
mengajarkan tentang keselamatan.
 Masih ada umat Kristiani yang belum memahami keselamatan
di dalam Kristus, Artinya masih ada yang berpendapat bahwa
keselamatn itu dapat diperoleh dengan melakukan perbuatanperbuatan baik, yaitu perbuatan yang telah diajarkan oleh
agama.
 Dalam kehidupan berjemaat masih ada perbedaan strata sosial
sehingga terjadi kesenjangan di dalam gereja. Banyak yang
belum mengerti bahwa mereka sudah menjadi bagian dari
keluarga Allah yang menerima janji keselamatan, sehingga
strata sosial dalam gereja harus dihapuskan.
D.SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
1. Pembukaan
:
Jelaskan bahwa semua agama mengajarkan tentang keselamatan.
2. Isi
:
Terangkan keselamatan menurut ajaran kekristenan dan kedudukan
Taurat.
100
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
3.
Terangkan bahwa orang percaya dalam Kristus yang telah dibaptis
sudah menjadi satu keluarga walaupun dari latar belakang yang
berbeda. menjadi satu keluarga, karena akan menjadi ahli waris dari
janji Allah.
Penutup.
Tekankan bahwa umat
sudah diselamatkan dalam Kristus.,
karenanya umat harus hidup selaras dengan kehendak Kristus.
Selain itu umat Tuhan yang telah disatukan oleh Kristus dalam
gereja hendaknya tidak ada strata sosial karena sudah menjadi
anak-anak Allah yang menjadi ahli waris kerajaan Allah..
E.LITURGI
Ny Pembukaan
Nats pembimbing
Ny Jemaat
Berita Anugerah
Ny peneguhan
Ny Responsoria
Nats Persembahan
Ny persembahan
Ny penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
192
Mazmur 42:1- 4
PKJ 19
Efesus 2: 8-9
PKJ 121
PKJ 232
I Tesalonika 5: 18
PKJ 265
PKJ 184
F.CONTOH KHOTBAH JADI
Jemaat yang mengasihi Tuhan,
Sudah kita ketahui bahwa di dunia ini banyak agama dan aliran
kepercayaan. Semua agama dan aliran kepercayaan itu pasti mengajarkan
tentang keselamatan. Ajaran tentang keselamatan antara agama yang satu
dengan agama yang lain tentu juga berbeda. Ada yang mengajarkan bahwa
keselamatan itu dapat diperoleh bila manusia melakukan kebaikan, ada juga
yang mengajarkan bahwa keselamatan itu dapat diperoleh dengan jalan
berpuasa, ada lagi yang mengajarkan bahwa keselamatan itu akan terjadi
bila manusia itu mau bersedekah, mengadakan doa-doa selamatan, memberi
101
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
sesaji, bersih desa dan masih banyak lagi. Dengan berbagai macam ajaran
agama yang bermacam-macam ini terkadang menjadikan seseorang yang
tidak begitu paham dengan ajaran agamanya menjadi terpengaruh untuk
melakukan semua ajaran agama, sehingga menjadi tumpang tindih. Ya
melakukan ini, melakukan itu, berbuat seperti ini berbuat seperti itu,
sehingga tidak jelas identitasnya, tidak jelas keyakinannya.
Demikian juga dengan kehidupan orang Kristen di Galatia, mereka
dibingungkan dengan ajaran keselamatan. Hal bisa terjadi karena beberapa
guru Yahudi mengacaukan orang yang baru saja menerima Kristus. Guruguru Yahudi itu memaksa mereka disunatkan seperti orang Yahudi dan
menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk
diselamatkan dan diterima dalam gereja. Oleh karena itu, ketika Rasul
Paulus mendengar tentang hal itu, Rasul Paulus dengan tegas mengirimkan
surat penggembalaan kepada jemaat di Galatia. Dirinya menerangkan
bahwa keselamatan di dalam Kristus tidak ada kaitannya dengan melakukan
hukum Taurat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dalam perikop bacaan kita saat ini, Paulus menjelaskan kepada jemaat
Galatia tentang fungsi hukum Taurat. Dalam ayat 23-24, Paulus
memberikan penjelasan bahwa hukum Taurat berfungsi sebagai penjaga
kehidupan supaya moral dan perilaku tetap terjaga sampai janji yang
diberikan digenapi. Hukum Taurat tidak dapat membawa manusia kepada
keselamatan yang menjadi kebutuhan utama manusia, namun ia dapat
menuntun orang untuk mencari atau merindukan kelepasan dari Sang Juru
Selamat yaitu Kristus, sehingga ketika Kristus sudah datang sebagai
pembebas dari segala belenggu dosa dan orang mengimaninya, maka
hukum Taurat tidak lagi diperlukan sebagai penjaga kehidupan yang benar
(ayat 25). Jadi Hukum Taurat menuntun umat kepada Kristus dan Kristus
lah yang utama. Dialah yang menjadi dasar anugrah untuk beroleh hidup.
Dia pulalah yang menjadi alasaan umat memelihara hidup suci selaras
dengan ajaran Taurat. Di dalam Kristus Yesus kita membaca dan
menerapkan ajaran Taurat dari perspektif ( sudut pandang ) hukum Kasih.
Bagi semua orang yang beriman kepada Kristus, Paulus
menegaskan bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Tidak ada orang
102
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Yahudi maupun orangYunani, tidak ada hamba dan tidak ada orang
merdeka, tidak ada laki-laki ataupun perempuan. Karena mereka adalah
satu di dalam Kristus. Iman dan baptisan mempersatukan mereka dengan
Kristus sehingga mereka adalah sungguh anak- anak Allah. Menjadi anakanak Allah berarti menjadi anggota persaudaraan di dalam Kristus.
Pembedaan dan pemisahan yang biasa dalam kehidupan dihapuskan oleh
hubungan ini. Demikian juga, berada dalam Yesus Kristus dan menjadi
milikNya membuat orang menjadi bagian dari keturunan Abraham. Karena
Kristus adalah keturunan sejati yang dijanjikan kepada Abraham sehingga
setiap orang yang dipersatukan dengan Kristus adalah keturunan Abraham
dan ahli waris sejati dari janji Allah.( 26-29)
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan.
Melalui firman Tuhan pada saat ini, kita telah diingatkan kembali
bahwa keselamatan yang kita dapatkan hanyalah di dalam Kristus Yesus.
Karena itu segala paham pengajaran yang tidak sesuai dengan hal itu
bukanlah ajaran kekristenan. Untuk itu mari kita tetap berpegang teguh
memegang ajaran yang sudah kita terima dan hidup selaras dengan
kehendak Kristus. Hidup selaras dengan kehendak Kristus dilakukan
dengan menjauhkan diri dari dosa serta hidup dengan kasih seperti yang
telah diajarkanNya.
Demikian juga ketika kita sudah menjadi milik Kristus, kita sudah
menjadi satu dalam Kristus., kita menjadi satu sebagai keluarga Allah
dalam Kristus, sehingga kita yang adalah anak-anak Allah, kitapun menjadi
ahli waris kerajaanNya. Ketika kita menjadi satu maka status sosial yang
sering menjadi penyekat di dalam kehidupan tidak berlaku di dalam gereja.
Siapapun dirinya, apapun latar belakangnya di dalam gereja tidak ada
tembok-tembok penyekat. Semua orang harus diterima sebagai saudara
dengan senang hati, strata sosial dihapuskan, karena di dalam gereja kita
semua adalah satu keluarga, yakni keluarga Allah di dalam Kristus. Tuhan
memberkati. Amin .(JN)
***
103
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
RANCANGAN KHOTBAH, 26 JUNI 2016
Trinitas VI ; warna liturgi Hijau
Bacaan Khotbah: Mazmur 16, Nats: 8
Mazmur 16;
Bacaan Leksionari:
1 Raj. 19: 15 – 16, 19 – 21; Galatia 5: 1, 13 – 25;
Lukas 9 : 51 – 62
URIP IKU URUP
(HIDUP ITU MENYALA)
Tujuan:
Jemaat menyadari bahwa semangat untuk hidup itu penting demi
menemukan makna hidup
A. PENJELASAN TEKS
Teks mazmur ini merupakan ungkapan hati pemazmur
Yang dengan sungguh – sungguh merasakan penyertaan Tuhan dalam
hidupnya.
Tuhan dirasakan menjadi sangat dekat dan sangat nyata sehingga
memberikan semangat yang hebat di dalam persoalan yang berat
B. KONTEKS MASA KINI.
Persoalan kehidupan manusia bermacam – macam dan banyak
persoalan itu yang membuat orang merasa berbeban berat.
Persoalan sosial, ekonomi dan hubungan masyarakat memperlihatkan
kepada kita bahwa beban berat yang dirasakan orang hanya bisa
terangkat apabila mau menerima kasih Tuhan dan menyalakan api
semangat hidup
104
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Panggilan mazmur mengajak orang untuk terus semangat menyalakan
api kehidupan dalam dirinya.
C. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
Kotbah bisa disusun dengan pertama menjelaskan pengertian filosofi
jawa Urip Iku Urup. Bahwa hidup itu nyala
Kotbah dilengkapi dengan ilustrasi mengenai tiga tukang bangunan
Kotbah ditutup dengan ajakan untuk hidup dengan penuh semangat
D. LITURGI
Nyanyian Persiapan
: PKJ 13
Nas Pembimbing
: Lukas 9: 39-62
Nyanyian Jemaat
: PKJ 28
Berita anugerah
: Galatia 5:1
Nyanyian Persiapan
: PKJ 13
Nyanyian Peneguhan
: PKJ 282
Nyanyan Responsoria
: PKJ 263
Nas Persembahan
: Amsal 3:9-10
Ny Persembahan
: PKJ 148
Nyanyian penutup
: PKJ 285
105
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
E. CONTOH KHOTBAH JADI
Urip iku urup
Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan dalam kebijaksanaan Jawa kita
mengenal kata bijak ini “urip iku urup”, yang berarti bahwa Hidup itu
Nyala. Sudah hidup nyala pula! Berarti kita ini diajak untuk melihat
akan adanya hal penting di sini, bahwa betapa manusia itu memiliki
panggilan hidup masing – masing agar dalam setiap langkahnya ia
memancarkan nyala api kehidupan.
Dalam Mazmur Daud yang kita baca dapat kita lihat ungkapan hati
terdalam pemazmur yang merasakan sungguh – sungguh penyertaan
Tuhan. Tuhan ada di sebelah kanan sehingga orang – orang menjadi
tidak goyah .
Setiap orang pasti pernah atau sedang mengalami persoalan hidup,
walaupun persoalan antara yang satu orang dengan yang lainnya
berbeda rupa dan kadarnya. Ada yang berat ada yang ringan, ada yang
meyangkut masalah ekonomi adapula yang menyangkut masalah hukum,
dan seterusnya. Di dalam persoalan itu orang diminta untuk tetap
menjalani panggilan hidupnya dengan semangat yang menyala – nyala.
Menjalani panggilan hidup dengan semangat yang menyala-nyala dapat
terjadi apabila seseorang dalam menghadapi persoalannya mau terus
memandang kepada Tuhan dengan penuh keyakinan, bahwa Tuhan itu
ada dan yang memberikan kekuatan sehingga kita tidak mudah goyah
maupun putus asa, tetapi ada kesemangatan dan keceriaan yang menyala
di dalam diri kita.
Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan, filosofi urip iku urup merupakan
filosofi kehidupan yang sejajar dengan tatanan umat Israel yang
memiliki dasa titah. hal ini menjadi norma yang mengatur kehidupan.
Kitab Mazmur memperlihatkan hal ini.
106
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
Ada cerita sederhana yang mana kita bisa melihat maknanya, hal ini
terkait dengan urip iku urup ( hidup itu menyala). Cerita ini tentang 3
tukang bangunan yang membangun rumah.
Tiga orang tukang bangunan ini ketika ditanya tentang pekerjaannya.
Tukang batu pertama menjawab, bahwa ia hanya mengerjakan
berdasarkan pesanan. Tukang bangunan kedua menjelaskan bahwa ia
membangun rumah karena untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi
tukang bangunan ketiga membangun rumah karena ia ingin menciptakan
sebuah tempat yang layak untuk ditinggali.
Bapak ibu saudara tukang batu ketiga itulah yang uripnya urup.
Hidupnya menyala – nyala karena ia bekerja dengan penuh makna.
Demikian juga dengan kita, apabila kita melakukan tugas pekerjaan dan
menjalani hidup sehari-hari dengan penuh makna, maka hidup kita juga
menjadi menyala karena hidup mempunyai arti
Oleh karena itu saudara –saudara berlkanlah hidup saudara agar dapat
menyala – nyala, memaknai panggilan hidup saudara dengan senantiasa
memandang kepada Tuhan.Tuhan memberkati.amin ( STO )
***
107
Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016
108
Download