Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 DAFTAR ISI 1. Daftar Isi 01 2. Pengantar 02 3. RK Tahun Baru tanggal 01 Januari 2016 03 4. RK Minggu Epifani I, tanggal 03 Januari 2016 11 5. RK Minggu Epifani II, tanggal 10 Januari 2016 19 6. RK Minggu Epifani III, tanggal 17 Januari 2016 27 7. RK Minggu Epifani IV, tanggal 24 Januari 2016 35 8. RK Minggu Epifani V, tanggal 31 Januari 2016 43 9. RK Minggu Epifani VI, tanggal 07 Februari 2016 54 10. RK Minggu Trinitas I, tanggal 22 Mei 2016 62 11. RK Minggu Trinitas II, tanggal 29 Mei 2016 74 12. RK Minggu Trinitas III, tanggal 05 Juni 2016 82 13. RK Minggu Trinitas IV, tanggal 12 Juni 2016 90 14. RK Minggu Trinitas V, tanggal 19 Juni 2016 98 15. RK Minggu Trinitas VI, tanggal 26 Juni 2016 109 *** 1 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus sang Gembala Agung, berkat pertolonganNya bahan kotbah Sumber Air Hidup (SAH) Sinode GKSBS semester ganjil tahun 2016 dapat hadir di tengah-tengah jemaat GKSBS. Bahan kotbah semester ini ayat-ayatnya diambilkan dari bacaan leksionari walaupun tidak semua nats diambil untuk dikotbahkan, alasannya adalah: 1. Bacaan Leksionari dalam rangka untuk keesaan gereja. Bacaan Leksioanari ini banyak digunakan sebagai bahan kotbah oleh gereja-gereja anggota PGI dan KWI bahkan juga digunakan oleh sebagian gereja-gereja yang ada di dunia ini. Jadi dalam Minggu yang sama gereja-gereja anggota PGI dan KWI juga mengkotbahkan dari bacaan Alkitab yang sama pula. 2. Tidak mengkotbahkan semua bacaan leksionari. Dari empat bacaan leksionari sinode GKSBS hanya mengambil satu bacaan untuk dijadikan bahan kotbah, hal ini dilakukan dalam rangka untuk penggalian teks Alkitab yang lebih mendalam serta menghindari eisegese (penyimpangan tafsir teks Alkitab) Bahan kotbah semester ganjil tahun 2016 dibuat dalam bentuk rancangan kotbah dan contoh kotbah jadi. Walaupun sudah ada rancangan dan contoh kotbah jadi bukan berarti bahan kotbah ini sudah matang, tetapi perlu diolah kembali disesuaikan dengan kontek yang ada. Oleh karena itu persiapan bersama sangat diperlukan untuk mematangkan materi kotbah yang ada. Selain itu kotbah akan menjadi lebih baik bila bahan yang akan dikotbahkan adalah hasil karya sendiri, walaupun mengunakan refrensi bahan yang ada, sehingga dalam penyampaian kotbah akan lebih menikmati dan menguasai karena menggunakan bahasanya sendiri. Penulisan SAH tahun 2016 semester ganjil melibatkan beberapa pendeta dari beberapa klasis, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para penulis yang telah mempersembahkan karyanya, yaitu Pdt. Bambang Nugroho Hadi (BNH), Pdt. Joko Nawanto (JN), Pdt. Christya Prihananto Putra (CPP), Pdt. Fajar Handoyo (FH), Pdt. Samuel Trionggo Pamungkas (STP) Akhir kata, kiranya Bahan Kotbah ini menjadi berkat bukan hanya untuk anggota jemaat se-sinode GKSBS, melainkan juga bagi banyak orang untuk kemuliaan Tuhan. Selamat berkotbah, Tuhan memberkati. Metro, Desember 2015 an. MPS GKSBS Pdt. A.T. Hariyanto, S.Pd, M. Div. Sekretaris 2 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KHOTBAH, 01 JANUARI 2016 Tahun Baru; Warna Liturgi Putih Bacaan Khotbah: Pengkotbah 3: 1-13 Bacaan Leksionari: Pengkotbah 3:1-13, Mazmur 8, Wahyu 21:1-6a, Matius 25: 31-46 Tema: MELANGKAH PASTI BERSAMA ALLAH Tujuan: 1. Agar umat Allah menyadari bahwa Allah pemegang kendali atas kehidupan. 2. Agar umat Allah menghormati kemahakuasaan Allah. 3. Agar umat Allah menikmati hidup anugerah Allah 4. Agar umat Allah menjadi takut akan Allah. A. LATAR BELAKANG TEKS Kitab Pengkotbah penuh dengan misteri. Kita tidak mengetahui siapakah penulisnya serta kapan kitab ini ditulis. Ada yang berpendapat bahwa penulisnya raja Salomo yang hidup pada tahun 970-931 SM dan didasarkan keterangan pada Pasal 1:1 dan Pasal 1:12. Tetapi mengingat bentuk sastranya, banyak orang berpendapat bahwa penulisnya tak mungkin raja Salomo melainkan seorang guru, pengkotbah atau filsuf yang menuliskan kitab ini sekitar tahun 200 SM. Kitab ini dituturkan bukan dalam bentuk cerita melainkan dalam bentuk ucapan-ucapan, amsal atau syair yang berisi pandangan si-penulis mengenai makna hidup. Ungkapan kuncinya adalah “kesia-siaan belaka” yang dipakai untuk memulai dan mengakhiri kitabnya (1:2, 12:8) dan diulangi di banyak bagian yang mempertegas bahwa pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup itu sulit ditemukan jawabannya. Kitab ini tidak pernah sekalipun dikutip dalam Perjanjian Baru. Pengkotbah melihat bahwa hidup itu penuh kontradiksi dan misteri. Kerja keras adalah pemberian Allah (5:19) tapi pekerjaan juga bisa menyusahkan dan sia-sia (2:17). Seorang miskin tidak mendapatkan perhatian dari orang lain (9:16) tapi menjadi kaya juga tidak menjamin kebahagiaan (2:4-11, 5:10-12). Berhikmat lebih baik daripada menjadi bodoh tapi baik orang 3 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 berhikmat maupun orang bodoh sama-sama akan mati (2:13-16, 3:20). Mempunyai pengetahuan yang banyak juga menyusahkan (1:18). Pembagian Kitab Pengkotbah adalah sebagai berikut : a) Pasal 1:1 tentang seorang yang berwibawa sehingga pendapatnya layak untuk didengarkan. Penulis Kitab ingin mengasosiasikan dirinya sebagai raja Salomo. Hal ini diulangi lagi pada Pasal 1:12, Pasal 2:4-9. b) Pasal 1:2 - 2:26 memaparkan tentang pencarian makna hidup. c) Pasal 3:1 – 11:6 tentang hidup yang membingungkan, tapi pemberian Allah. d) Pasal 11:7 – 12:8 tentang anjuran untuk menikmati hidup dan mengingat Allah sejak saat muda Secara umum, Kitab Pengkotbah membicarakan tentang upaya menemukan makna hidup. Mengingat hidup ini penuh kontradiksi dan misteri di manakah manusia menemukan makna hidup? Paparan Penulis kitab seolah begitu pesimistis, tanpa harapan dan tidak punya jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna hidup. Namun bila lebih teliti, kita menemukan bahwa Pengkotbah mengusulkan untuk menikmati hidup sebagai suatu pemberian Allah (2:24-26). Realita bahwa hidup penuh kesia-siaan dihadapi karena pengertian manusia yang terbatas. Dengan menyadari anugerah Allah, manusia akan menemukan sukacita di dalamnya walau jalan Allah tetap rahasia. Pengkotbah mengajarkan, meskipun demikian Allah mengatur masa depan sehingga manusia boleh berharap kepada Allah sambil disertai takut akan Dia dengan memelihara hukumNya. B. PENAFSIRAN TEKS Ayat 1 - 15: Segala sesuatu ada masanya, ungkapan ini berarti bahwa Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya (1,11,14,15). Ayat 2 - ayat 8 memaparkan tujuh pasang waktu. Tiap ayat mempunyai pasangan berlawanan, semuanya berjumlah tujuh pasang. Angka tujuh melambangkan sesuatu yang “lengkap”. Tujuh pasang waktu hendak menggambarkan seluruh pengalaman hidup manusia. Dalam pengalaman hidup manusia itu, Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya. 4 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Ayat 11: Allah memberikan kekekalan di hati manusia, maksudnya bahwa manusia memiliki hasrat untuk mencari sesuatu yang abadi dalam hidupnya yang fana. Ayat 12: Rahasia kebahagiaan manusia adalah menikmati kefanaannya selagi kehidupan masih ada pada dirinya. Bersuka dan menikmati kesenangan yakni makan, minum dan menikmati jerih lelah karena pekerjaan berat yang dilakukan dipandang sebagai pemberian Allah. Selagi itu datang pada masanya, dinikmati dan disyukuri saja. Ayat 14: Tujuan dari adanya kesadaran akan kefanaan hidup manusia adalah agar muncul rasa takut akan Allah dalam diri manusia. Dalam Pengkotbah 3:1-15 ada tiga pesan teologis sebagai berikut : 1. Hidup itu berisi suka dan duka, tangis dan tawa, mendapatkan dan kehilangan, dst.Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya (Ay 1,11, 14,15). 2. Bersyukur merupakan seni dan kecerdasan. Yaitu kemampuan melihat hal-hal baik dalam kehidupan (ay 12). 3. Menjalin relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Allah (ay 14). C. KONTEKS MASA KINI 1. Mengawali tahun baru, tahun 2016 semua orang pantas membangun dan menyatakan cita-cita / impian mereka 2. Tentu saja tahun 2016 memiliki tantangannya sendiri dan mungkin masih dibebani persoalan di tahun 2015. 3. Ketika seseorang berfokus pada kegagalan dan permasalahan di tahun 2015, yang terjadi adalah ia menjadi pesimis dalam menyongsong tahun 2016. 4. Ketika seseorang mampu mengingat cerita keberhasilan mereka di tahun 2015 dan percaya janji pemeliharaan Tuhan, maka mereka bisa menyongsong tahun baru dengan optimis Relevansi 1. Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya 2. Menjalin relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Allah 3. Bersyukur merupakan seni dan kecerdasan. Yaitu kemampuan melihat hal-hal baik dalam kehidupan. 5 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 4. 5. 6. 7. Allah mengatur masa depan sehingga manusia boleh berharap kepada Allah sambil disertai takut akan Dia dengan memelihara hukumNya. Rasa takut dan gentar terhadap masa depan mengkerdilkan iman. Apalagi bila Pemimpin (gereja, keluarga) menunjukkan kekhawatiran, ketakutan dan pesimisme maka perasaan tersebut akan mudah menular. Di tengah-tengah komunitas yang pesimis, orang percaya harus optimistik bahkan memberikan semangat. Pembelaan, perlindungan dan berkat Tuhan akan diberikan kepada umatNya yang takut akan Allah. D. SARAN PENYUSUNAN KOTSaran Penyusunan Kotbah 1. Pembukaan. Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menyampaikan ucapan selamat tahun baru dan menekankan pentingnya berharap kepada Tuhan untuk tahun 2016 yang lebih baik dari tahun 2015. 2. Isi. Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks. Tekankan tentang : a. Hidup itu berisi suka dan duka, tangis dan tawa, mendapatkan dan kehilangan, dst.Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya (Ay 1,11, 14,15). b. Bersyukur merupakan seni dan kecerdasan. Yaitu kemampuan melihat hal-hal baik dalam kehidupan (ay 12). c. Menjalin relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Allah (ay 14). 3. Penutup Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari, dan tutuplah dengan dorongan motivasional agar jemaat hidup bersyukur, dan berharap kepada Tuhan. 6 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 E. Liturgi : Nas Pembimbing : Mazmur 134 Berita Anugerah : Yesaya 1:18 Ayat Persembahan : Mazmur 136:1 1. 2. 3. 4. 5. 6. KJ 322:1,2,4 KJ 321:1-2,4 KJ 331:1,4 KJ 332:1-2 KJ 457:1,2,3 KJ 457:4,5,6 / / / / / / PKJ 58: 1,2. PKJ 285:1-2 PKJ 258:1-2 PKJ 241:1-3 PKJ 241:1-3 PKJ 242:1-2 F. CONTOH KOTBAH JADI “MELANGKAH PASTI BERSAMA ALLAH” Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…… Saya ingin menyampaikan, “Selamat Tahun Baru 2016. Semoga tahun 2016 merupakan tahun berkat bagi kita semua. Amin.” Tahun baru biasanya menjadi saat yang cocok bagi kita untuk menuliskan dan menyampaikan harapan kepada Allah. Adakah diantara kita yang belum/tidak mempunyai impian atau cita-cita di tahun baru ini? Hampir semua memilikinya. Bukan hanya setiap individu tetapi juga keluarga, perusahaan, yayasan, gereja, komunitas, bahkan sebuah bangsa pasti memiliki impian, minimal impian yang masih abstrak sifatnya: tahun 2016 ini harus lebih baik daripada tahun 2015. Bukankah walau kita tak menuliskannya, kita semua berharap bahwa tahun ini kita ingin lebih sukses, lebih sehat, lebih harmonis, lebih bahagia, lebih diberkati, lebih berguna bagi nusa bangsa, keluarga dan agama. Istilah anak mudanya kita semua berharap agar tahun ini kita “lebih dahsyat lagi.......” Memang, kadangkala semangat untuk menggapai impian dan cita-cita tersebut begitu berkobar-kobar. Tapi kadang juga redup. Bila ditelusuri dengan seksama, semangat dan keyakinan seseorang dalam menyambut dan mewujudkan cita-cita mereka sangat dipengaruhi dengan satu hal, yaitu : 7 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 berapa besar ketersediaan sumber (energy, tenaga, daya, dana) yang dimiliki sebagai alat untuk mencapainya. Bila sumber daya yang dimiliki banyak dan berlimpah, orang menjadi optimis menggapai cita-cita. Sebaliknya, minimnya sumberdaya menyebabkan orang menjadi pesimis mewujudkan impian. Sebagai orang percaya, sebenarnya kita memiliki sumberdaya yang besar. Kita tidak sendirian berjuang mewujudkan cita-cita, impian, visi dan harapan kita. Allah bersedia menjadi “bolo”nya kita, rekan sekerja kita dalam melangkah d.an mewujudkan cita-cita kita. Hal ini akan kita pelajari dari kesaksian penulis kitab Pengkotbah. Saudara-saudariku di dalam Kristus, Kitab Pengkotbah memang penuh dengan misteri. Kita tidak mengetahui siapakah penulisnya serta kapan kitab ini ditulis. Ada yang berpendapat bahwa penulisnya raja Salomo yang hidup pada tahun 970-931 SM. Tetapi mengingat bentuk sastranya, banyak orang berpendapat bahwa penulisnya tak mungkin raja Salomo melainkan seorang guru, pengkotbah atau filsuf yang menuliskan kitab ini sekitar tahun 200 SM. Kitab ini dituturkan bukan dalam bentuk cerita melainkan dalam bentuk ucapan-ucapan, amsal atau syair yang berisi pandangan si-penulis mengenai makna hidup. Ungkapan kuncinya adalah “kesia-siaan belaka” yang dipakai untuk memulai dan mengakhiri kitabnya (1:2, 12:8) dan diulangi di banyak bagian yang mempertegas bahwa pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup itu sulit ditemukan jawabannya. Pengkotbah melihat bahwa hidup itu penuh kontradiksi dan misteri. Kerja keras adalah pemberian Allah tapi pekerjaan juga bisa menyusahkan dan sia-sia. Seorang miskin tidak mendapatkan perhatian dari orang lain tapi menjadi kaya juga tidak menjamin kebahagiaan. Berhikmat lebih baik daripada menjadi bodoh tapi baik orang berhikmat maupun orang bodoh sama-sama akan mati. Bila selintas, seolah penulis kitab Pengkotbah adalah pribadi yang pesimistik, yakni pribadi yang takut menghadapi masa depan. Seolah merupakan orang yang kurang bersyukur atau bosan dengan suka-dukanya kehidupan. Semua seolah merupakan kesia-siaan belaka. Tidak lebih dari itu. Benarkah demikian? Saudara-saudariku, di dalam Tuhan, 8 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Pengkotbah berkata, segala sesuatu ada masanya. Semua hal ada waktunya. Dan Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Lalu, apakah ada keterkaitan antara harapan, cita-cita, impian dan visi dengan kedaulatan Allah atas waktu? Jawabannya ya. Bahkan sangat erat. Bagi orang percaya, karena mempercayai bahwa Allah berkuasa atas waktu dan sejarah dunia, maka kita bisa menyerahkan harapan, cita-cita, visi dan impian kita dalam doa kepada Allah. Pertama, untuk Allah koreksi dan kedua untuk Allah jadikan sarana menunjukkan kuasa kasihNya kepada kita. Allah sungguh berkuasa atas sejarah hidup kita. Haleluya. Ibu, Bapak dan Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Segala sesuatu ada masanya, ungkapan ini berarti bahwa Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya. Pasal 3 ayat 2 sampai dengan ayat 8 memaparkan tujuh pasang waktu. Tiap ayat mempunyai pasangan berlawanan, semuanya berjumlah tujuh pasang. Tujuh ayat berbicara tujuh pasang peristiwa hidup. Angka tujuh melambangkan sesuatu yang “lengkap”. Tujuh pasang waktu hendak menggambarkan seluruh pengalaman hidup manusia. Dalam pengalaman hidup manusia itu, baik kelahiran dan saat menanam maupun kematian dan saat memanen, saat merelakan mati/kehilangan maupun saat berusaha menyembuhkan, saat merombak dan saat membangun, saat bersedih hati maupun saat tertawa dan menari, saat berdiam diri maupun saat berbicara, dan saat-saat yang lainnya lagi,.... Pengkotbah menyimpulkan bahwa Allah mampu membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Pada lain pihak, Allah memberikan kekekalan di hati manusia, maksudnya bahwa di semua manusia Allah menaruh perasaan atau hasrat untuk mencari sesuatu yang abadi dalam hidupnya yang fana. Melihat hidup ini fana dan akan berakhir menjadikan manusia mempertanyakan dan berusaha terus mencari sesuatu yang abadi. Dan yang abadi itu adalah Allah. Rahasia kebahagiaan manusia adalah menikmati kefanaannya selagi kehidupan masih ada pada dirinya. Bersuka dan menikmati kesenangan yakni makan, minum dan menikmati jerih lelah karena pekerjaan berat yang dilakukan dipandang sebagai pemberian Allah. Selagi itu datang pada masanya, dinikmati dan disyukuri saja. Tujuan dari adanya kesadaran akan kefanaan hidup manusia adalah agar muncul rasa takut akan Allah dalam diri manusia. Di sinilah letak ketentraman yang sesungguhnya, yaitu apabila manusia menjadi takut akan 9 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Allah sambil menikmati kehidupan dengan rasa syukur. Dalam menjalani hidup, kita harus mampu melihat hal-hal baik dalam kehidupan. Saudara-saudariku di dalam Kristus, Ada tiga pesan firman Tuhan kepada kita pada hari ini, sebagai berikut : 1. Hidup itu berisi suka dan duka, tangis dan tawa, mendapatkan dan kehilangan, dst. Percayalah bahwa Allah memegang kendali atas apa yang terjadi dan waktu terjadinya. Karena Allah mengatur masa depan maka kita boleh berharap kepada Allah. Kita boleh menyerahkan segenap cita-cita dan harapan, visi dan impian kita kepada Allah sang pemegang kendali masa depan kita. 2. Bersyukurlah. Belajarlah untuk melihat hal-hal baik dalam kehidupan. 3. Jalinlah relasi dengan Tuhan didasari rasa takut akan Dia dengan memelihara hukumNya. Ingat! Rasa takut dan gentar terhadap masa depan mengkerdilkan iman. Apalagi bila Pemimpin (gereja, keluarga) menunjukkan kekhawatiran, ketakutan dan pesimisme maka perasaan tersebut akan mudah menular pada yang dipimpinnya. Di tengah-tengah komunitas yang pesimis, orang percaya harus optimistik bahkan memberikan semangat. Kita optimistik bukan karena kita memiliki sumberdaya insani atau kekuatan dana yang bisa diandalkan untuk kita bawa di tahun 2016 ini. Kita optimistik karena kita disupport oleh Sumberdaya Tak Terbatas yaitu Allah. Pembelaan, perlindungan dan berkat Tuhan akan diberikan kepada kita jika kita hidup dihadapan Allah dengan memiliki rasa takut akan Dia. Saudara-saudariku, kekasih Tuhan, Allah bersedia menjadi kawan sekerja kita dalam menggapai cita-cita dan harapan, visi dan impian kita di tahun ini. Selamat tahun baru 2016. Tuhan memberkati kita AMIN. (BNH) *** 10 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 03 JANUARI 2016 Minggu Epifani I; Warna Liturgi Putih Bacaan Kotbah: Lukas 3: 15-17,21-22 Bacaan Leksionari: Yesaya 43:1-7. Mazmur 29. Kis 8:14-17. Lukas 3:15-17, 21-22 Tema: YESUS ADALAH MESIAS Tujuan: 1. Jemaat benar-benar semakin meyakini bahwa Yesus adalah Mesias. 2. Jemaat mau hidup berserah kepada Yesus sang Mesias. A. LATAR BELAKANG TEKS Penulis Injil ini adalah Lukas. Penulisan Injil ini dialamatkan kepada seorang yang bernama Teofilus. Dalam menulis Injil ini, Lukas setidaktidaknya menggunakan tiga sumber, Yaitu: 1. Injil Markus, 2. Kumpulan perkataan-perkataan Yesus, 3. Kumpulan kisah yang tidak dipakai oleh penulis lain. Injil Lukas ditulis setelah tahun 70 masehi setelah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Tema-tema kunci Injil ini adalah: 1. Doa; Lukas sering berbicara tentang kehidupan doa Yesus. Ia juga mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus tetang doa. 2. Roh Kudus; Lukas menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan Yesus. 3. Orang miskin; inilah yang menjadi tema utama, perhatian Yesus kepada orang-orang miskin. 4. Wanita dan anak-anak; masyarakat pada zaman Yesus biasanya tidak menganggap bahwa wanita layak mendapat banyak perhatian, Tetapi lukas menekankan mengenai kasih Allah kepada semua orang bahkan kepada wanita, orang-orang tersingkir dan anak-anak. 11 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 B. PENJELASAN TEKS Ketika Yohanes Pembaptis mengajar dengan penuh kuasa dan menyerukan pertobatan, banyak orang yang percaya dan menerima baptisan sebagai tanda pertobatan. Ayat 15:orang banyak terkesima dengan pengajaran Yohanes yang penuh dengan kuasa untuk mengubah hati banyak orang, mereka mulai berpikir dan bertanya-tanya dalam hatinya tentang Yohanes Pembaptis. Siapakah Yohanes pembaptis, apakah dia Mesias yang akan datang ? Ayat 16: kesaksian Yohanes tentang dirinya, Yohanes menolak semua kehormatan untuk berpura-pura menjadi Mesias. Sebaliknya, ia menegaskan pengharapan akan Mesias yang sebenarnya. Yohanes menjelaskan bahwa dirinya membaptis orang dengan air, tetapi Ia (Yesus) yang lebih berkuasa darinya akan datang, membuka kasutNyapun Yohanes merasa tidak layak. Membuka kasut pada waktu itu adalah pekerjaan seorang budak, Yohanes merasa tidak layak menjadi hambaNya. Walaupun Yohanes adalah seorang nabi besar, tetapi yang dilayaninya lebih besar dari pada dirinya.Yesus yang lebih berkuasa akan datang dan membatis dengan Roh kudus dan dengan api. Yohanes hanya dapat membaptis dengan air, hal ini mau menyatakan bahwa mereka harus menyucikan dan membersihkan diri, tetapi Kristus dapat dan akan membaptis dengan Roh Kudus, artinya Dia akan memberikan Roh Kudus untuk membersihkan dan menyucikan hati. Ayat 17: Alat penampi sudah ditanganNya. Penampi adalah Alat yang dipakai untuk melemparkan gandum ke atas sehingga sekamnya ditiup angin sedangkan biji gandum jatuh kembali ke tempat pengirik untuk dikumpulkan ke dalam lumbungnya, tetapi debu jerami akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan. Ini menunjukkan pada peringatan yang keras yang dilakukan oleh Yohanes supaya tidak ada kemunafikan di antara orang banyak yang melakukan pertobatan. Yohanes mengerti bahwa dirinya bukan Mesias sehingga tidak berhak menghukum orang berdosa. Namun apabila Mesias datang, di tanganNya sudah tersedia alat untuk menyaring siapa yang percaya dan tidak. Pertobatan yang main- main atau munafik akan dihakimi secara tuntas. 12 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Ayat 21: Yesus dibaptis, menerima pernyataan dari surga. Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis, Yesus juga dibaptis. Semua orang hadir di situ, tetapi Yesus dibaptis terakhir diantara orang-orang biasa. Dengan demikian Dia merendahkan diriNya dan menjadikan diriNya bukan siapa-siapa. Pada saat dibaptis Yesus berdoa, yang dicatat di sini dibaptis dan berdoa, bukan mengaku dosa seperti yang dilakukan oleh orang lain, karena Dia tidak mempunyai dosa untuk diakui. Dia tidak melakukan pertobatan. Ketika berdoa terbukalah langit. Hal ini mau menunjukkan tidak ada lagi jarak antara surga dengan bumi, karena Yesus menjadi perantara antara Allah dengan manusia. Ayat 22: Turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati. Roh kudus turun bukan untuk menguduskan Yesus, melainkan untuk mengurapi Yesus bagi pengutusanNya yang akan datang. Menurut tradisi Perjanjian Lama, Roh Kudus ini adalah Roh Allah yang telah menghinggapi Yefta dan “menguasai” Saul. Roh inilah yang dijanjikan kepada raja Mesias yang berasal dari keturunan Daud. Dalam tradisi Yahudi yang dikumpulkan dalam Talmud Babilonia, burung merpati adalah lambang umat Isreal, lambang Roh yang melayang-layang di atas permukaan air sebelum penciptaan dan lambang dari Mesias sendiri. Terdengar suara dari surga mau menyatakan bahwa diriNya adalah Mesias atau yang diurapi (disyahkan) oleh Allah untuk melakukan tugas pengutusan, yang mana Allah telah berkenan kepadaNya. C. KONTEKS MASA KINI. Adanya perbedaan sudut pandang tentang siapa Yesus dalam beberapa ajaran keagamaan dan aliran. Terkadang pandangan ini dapat saling mempengaruhi dalam iman kepercayaan masing-masing umat. Banyak umat Kristen yang beriman dengan sungguh-sungguh kepada Kristus, hal ini ditunjukkan dengan hidup yang senantiasa berserah dan mengandalkan Dia. Tetapi masih ada juga umat Kristiani yang hidupnya jauh dari Tuhan, hal ini dapat dilihat dalam perilaku 13 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 hidupnya, yang tidak mengalami perubahan ke arah yang baik, pertobatan yang dilakukan hanyalah semu atau tidak sungguh-sungguh. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 1. Pembukaan Beri penjelasan tahun gerejawi minggu ini memasuki Minggu Efipani. 2. Isi Pengharapan Orang Yahudi tentang Mesias. Yohanes pembaptis memperkenalkan dirinya Yohanes menjelaskan tentang Mesias yang akan datang, tugas dan karyaNya. Yesus adalah Mesias, yang ditandai dengan tiga kejadian ketika Yesus dibaptis 3. Penutup. Tekankan kepada jemaat bahwa kepercayaannya pada Yesus yang adalah Mesias sudah benar. Tekankan untuk berserah total kepadaNya. E. LITURGI 1. Ny Pembukaan 2. Nats pembimbing 3. Ny Jemaat 4. Berita Anugerah 5. Ny peneguhan 6. Ny Responsoria 7. Nats Persembahan 8. Ny persembahan 9. Ny penutup : : : : : : : : : PKJ 192 Mazmur 29:1-2 PKJ 184 Yesaya 43:1-3 KJ 152 KJ 141 Ulangan 16: 16-17 KJ 365b PKJ 131 14 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 F. CONTOH KHOTBAH JADI Jemaat yang dikasihi Tuhan. Ketika kita ditanya tentang siapa Yesus, maka kita akan menjawab sesuai dengan pengetahuan dan pengenalan kita akan Yesus. Pengenalan dan pengetahuan kita akan Yesus tentu mempengaruhi sikap kita kepadaNya. Contohnya pengenalan kita orang Kristen tentang Yesus tentu berbeda dengan pengenalan saudara kita Muslim sehingga berbeda pula cara mensikapinya. Pengenalan terhadap Yesus tentu saja dapat terjadi karena Yesus menyatakan diriNya kepada Dunia, seandainya Yesus tidak menyatakan diriNya, maka dunia juga tidak akan pernah mengenal Dia. Penyataan Yesus di dunia ini disaksikan oleh kitab suci yaitu Alkitab. Minggu ini kita sudah memasuki minggu Epifani. Epifani artinya Tuhan membuka tabir diriNya kepada dunia sehingga dunia bisa mengetahuiNya secara mendalam. Dengan mengenalNya secara mendalam harapannya dunia tahu bagaimana harus bersikap terhadap Dia. Salah satu penyataan Yesus dituliskan oleh Injil Lukas 3:15-17, 21-22 yang telah kita baca pada saat ini. Siapa Yesus menurut bacaan kita Minggu ini? Jemaat yang mengasihi Tuhan, Ketika Yohanes Pembaptis mengajar dengan penuh wibawa dan menyerukan pertobatan, banyak orang yang percaya dan menerima baptisan sebagai tanda pertobatan. Orang banyak yang terkesima dengan pengajaran Yohanes yang penuh dengan kuasa untuk mengubah hati banyak orang, membuat mereka mulai berpikir dan bertanya-tanya dalam hatinya tentang Yohanes Pembaptis. Siapakah gerangan Yohanes pembaptis, apakah dia Mesias yang akan datang?. Pengharapan yang kuat akan datangnya Mesias dalam kehidupan orang Yahudi, mengarahkan hati mereka kepada Yohanes, mengingat Yohanes pada waktu itu menjadi orang yang mempunyai pengaruh yang besar, sehingga tidak salah bila mereka bertanya-tanya tentang Yohanes apakah dia adalah Mesias. Mesias dalam pandangan orang Yahudi pada waktu itu, adalah seorang pemimpin dari keturunan Daud yang diurapi oleh Tuhan untuk membebaskan mereka dari 15 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 penjajahan bangsa asing, yaitu bangsa Romawi. Pemahaman mereka tentang Mesias dilihat dari sudut pandang politik. Lalu bagaimana sikap Yohanes dengan pertanyaan orang-orang Yahudi pada waktu itu? Yohanespun bersaksi tentang dirinya, dengan tegas Yohanes menolak semua kehormatan untuk berpura-pura menjadi Mesias, walaupun kesempatan itu ada. Yohanes tidak menggunakan kesempatan itu untuk menipu orang banyak. Sebaliknya, ia menegaskan pengharapan akan Mesias yang sebenarnya. Yohanes menjelaskan bahwa dirinya bukan Mesias, dirinya membaptis orang dengan air, tetapi Mesias yang lebih berkuasa darinya akan datang, membuka kasutNyapun Yohanes merasa tidak layak. Membuka kasut pada waktu itu adalah pekerjaan seorang budak, Yohanes merasa tidak layak menjadi hambaNya. Walaupun Yohanes adalah seorang nabi besar, tetapi yang dilayaninya jauh lebih besar dari pada dirinya. Yohanes bersaksi bahwa Mesias lebih berkuasa dari padanya akan datang dan membaptis dengan Roh kudus dan dengan api. Berbeda dengan Yohanes yang hanya dapat membaptis dengan air, hal ini mau menyatakan dan menggambarkan bahwa mereka harus menyucikan dan membersihkan diri, tetapi Mesias dapat dan akan membaptis dengan Roh Kudus, artinya Dia akan memberikan Roh Kudus untuk membersihkan dan menyucikan hati mereka dari dosa. Yohanes juga mengajarkan dengan tegas, bahwa Mesias akan datang sebagai hakim,hal ini digambarkan sebagai penampi. “Alat penampi sudah ditanganNya”. Penampi adalah alat yang dipakai untuk melemparkan gandum ke atas sehingga sekamnya ditiup angin, sedangkan biji gandum jatuh kembali ke tempat pengirik untuk dikumpulkan ke dalam lumbungnya, tetapi debu jerami akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan. Hal ini menunjukkan pada peringatan yang keras yang dilakukan oleh Yohanes supaya tidak ada kemunafikan di antara orang banyak yang melakukan pertobatan. Yohanes mengerti bahwa dirinya bukan Mesias sehingga tidak berhak menghukum orang berdosa. Namun apabila Mesias datang, di tangan-Nya sudah tersedia alat untuk menyaring siapa yang percaya dan tidak. Pertobatan yang main- main atau munafik akan dihakimi secara tuntas. 16 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Jemaat yang dikasihi Tuhan. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui seorang Mesias? Atau kalau orang itu adalah Yesus, bagaimana kita bisa memahami bahwa Yesus adalah benarbenar Mesias? Apa ukurannya? Dari ayat 21 dan 22 dijelaskan: Yesus dibaptis dan menerima pernyataan dari sorga Pertama; Terbukalah langit. Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis, Yesus juga dibaptis. Semua orang hadir di situ, tetapi Yesus dibaptis terakhir di antara orang-orang biasa. Dengan demikian Dia merendahkan diriNya dan menjadikan diriNya bukan siapa-siapa. Pada saat dibaptis Yesus berdoa, yang dicatat di sini dibaptis dan berdoa, bukan mengaku dosa seperti yang dilakukan oleh orang lain, karena Dia tidak mempunyai dosa untuk diakui. Dia tidak melakukan pertobatan. Ketika berdoa terbukalah langit. Hal ini mau menunjukkan tidak ada lagi jarak antara surga dengan bumi, karena Yesus menjadi perantara antara Allah dengan manusia. Kedua; Turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati. Roh kudus turun bukan untuk menguduskan Yesus, melainkan untuk mengurapi Yesus bagi pengutusanNya yang akan datang. Menurut tradisi Perjanjian Lama, Roh Kudus ini adalah Roh Allah yang telah menghinggapi Yefta, Simson dan Daud. Roh inilah yang dijanjikan kepada raja Mesias yang berasal dari keturunan Daud. Dalam tradisi Yahudi yang dikumpulkan dalam Talmud Babilonia, burung merpati adalah lambang umat Isreal, lambang Roh yang melayang-layang di atas permukaan air sebelum penciptaan dan lambang dari Mesias sendiri. yakni pengurapan. Ketiga; Terdengar suara dari surga. Hal ini mau menyatakan bahwa dirinya adalah Mesias atau yang diurapi/disahkan oleh Allah sendiri untuk melakukan tugas pengutusan, karena Allah telah berkenan kepadaNya. Dari ketiga hal ini Injil Lukas mau menegaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Mesias, yaitu; Yang diurapi oleh Allah untuk melakukan tugas pengutusanNya. Mesias diutus untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah, mewartakan pertobatan dan pengampuanan dosa. yang puncaknya dilakukan melalui karya penyelamatan di atas Kayu salib. Selain itu Mesias juga akan menghakimi semua orang, yaitu menghukum orang-orang yang 17 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 tidak mau bertobat dari dosanya dan tidak percaya kepadaNya. Hal ini dilakukanNya pada saat kedatanganNya yang kedua kali. Jemaat yang mengasihi Tuhan Dari kesaksian Alkitab tentang Yesus yang adalah Mesias, memang benar adanya. Kita semua mempercayai Yesus sebagai Mesias. Dia adalah Juru selamat yang telah ditetapkan Allah untuk menyelamatkan kita dari dosa. Hal itu telah dibuktikan dengan pernyataan Allah yang diberikan kepadaNya. Dengan hal ini kita semakin diteguhkan iman kepercayaan kita kepadaNya. Untuk itu, mari kita percaya dan mempercayakan hidup kita kepadaNya, biarkan hati kita dikuasai dan disucikan oleh Dia, sehingga perilaku kitapun juga seturut dengan kehendakNya. Bila saat ini ada diantara kita yang jauh dari Tuhan dan hidup dalam dosa, mari kita merendahkan hati di hadapanNya, mari kita mengaku dosa dengan bertobat. Mari kita melakukan pertobatan dengan sungguh-sungguh, meninggalkan segala dosa kita dan berbalik kepadaNya, sehingga saatnya nanti ketika datang penghakiman, kita tidak ikut dibinasakan dalam api yang menyalanyala. Melainkan kita beroleh hidup yang kekal bersama dengan diriNya di surga kelak. “ Alat penampi sudah ditanganNya untuk membersihkan tempat pengirikanNya dan untuk mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbungNya, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan” .Tuhan Yesus memberkati. Amin. (JN) *** 18 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 10 JANUARI 2016 Minggu Epifani II; Warna Liturgi Hijau Bacaan Kotbah: YESAYA 62:1-5 Bacaan Leksionari: Yesaya 62: 1-5 Mazmur 36:5-10 I Korintus 12:1-11 Yohanes 2:1-11 Tema: KEGEMBIRAAN YANG DIBAGIKAN Tujuan: 1. Anggota jemaat dapat menghayati bahwa Allah sebagai sumber kegembiraan. 2. Anggota jemaat membagi kegembiraan yang di rasakan kepada sesama. A. LATAR BELAKANG TEKS Yesaya. Nabi Yesaya berkarya di Yerusalem dimulai tahun 746 SM (tahun wafatnya raja Uzia, Yes.6:1) sampai akhir abad 8 SM . Yesaya memiliki pandangan bahwa Israel (Selatan ) merupakan negara yang berpemerintahan ilahi dengan Yerusalem sebagai pusat. Pandangan Yesaya ini dilatarbelakangi dua peristiwa penting, pertama, tabut Allah dipindahkan Daud ke kota Yerusalem (2 Sam.6), dan di atas gunung Zion Bait Allah didirikan. Kedua, nubuat nabi Natan yang mengatakan atas perkenan Allah keturunan Daud akan memerintah seluruh Israel (2 Sam.7). Oleh karena itu Yerusalem dengan gunung Zionnya di mana Bait Allah berdiri menjadi tempat peribadahan penting bagi umat Israel. Yesaya menerima panggilan Allah, yang dikenalnya sebagai Raja semesta alam untuk menjadi nabi, ketika ia beribadah di Bait Allah di Yerusalem (Yes.6). 19 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Tugas Yesaya Sementara Yesaya sedang demikian mengagumi Israel, Yesaya diberikan tugas yang mengejutkan yaitu memperingatkan bahwa akan ada malapetaka dahsyat menimpa bangsa itu. Malapetaka itu akan menyebabkan kota Yerusalem yang demikian mengagumkan akan berubah menjadi sepi dan kosong dengan berkurangnya penduduk mencapai lebih dari 90 persen (Yes.6:11-13). Malapetaka tidak akan terelakkan, karena Yerusalem yang semula dibanggakan sebagai kota hukum yang baik penuh kebenaran, berubah menjadi penuh dengan kesalahan. Pokok pemberitaan Yesaya sebagaimana tertulis dalam Yes.7:9 b, Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya”. Situasi kerajaan Israel pada waktu Yesaya berkarya adalah situasi yang tidak mudah untuk seorang raja Israel (selatan) tetap teguh dan percaya kepada Allah, khususnya pada saat pemerintahan raja Ahas diserang oleh Israel utara dan Aram. Yesaya mengingatkan agar raja Ahas tidak kompromi dengan kerajaan Asyur untuk melawan kedua bangsa tersebut, agar tetap percaya kepada penyertaan Allah yang adalah Raja Semesta alam. Namun Ahas memilih untuk kompromi dengan raja Asyur ketimbang Allah Raja Semesta alam. Sejak saat itulah harapan Yesaya untuk keteguhan berubah menjadi peringatan akan datangnya malapetaka. Kitab Yesaya Lembaga Alkitab Indonesia membagi Kitab Yesaya dalam dua bagian besar. Bagian pertama dimulai dari pasal 1-39. Bagian kedua dimulai dari pasal 40 – 66. Pembagian tersebut untuk menunjukkan adanya situasi sejarah yang berbeda. Pada bagian pertama negeri Asyur menjadi ancaman bagi bangsa Israel, dari Yesaya pasal 1 sampai pasal 38 terdapat cukup banyak ayat menunjuk Asyur. Kitab Yesaya bagian pertama ini meliputi jaman nabi Yesaya berkarya sampai akhir abad 8. Peristiwa pembuangan sendiri tidak dijelaskan selain oleh kitab 2 Raja-Raja 25:8,9; Yeremia 52:12,13. Hancurnya bait Allah yang adalah pusat kehidupan umat menadai kekalahan Allah umat. Umat terpukul dengan kekalahan besar-besaran pada waktu itu. 20 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Pada bagian kedua pasal 40 - 66 malah sudah dimulai dari pasal 39 menunjuk persinggungan Israel dengan bangsa Babel . Kitab Yesaya bagian kedua ini terjadi pada akhir jaman pembuangan ke Babel sekitar tahun 540 SM. Bagian kedua ini dikelompokkan menjadi dua lagi, yaitu kitab Yesaya pasal 40-55 dan kitab Yesaya pasal 56-66. Yesaya 40-55 menerangkan bahwa pembebasan orang-orang Israel dari Babel sudah dekat. Tuhan akan membebaskan umat dari Babel. Sementara Yesaya 56-66 menerangkan situasi sesudah pembuangan, karena Bait Allah telah berdiri kembali (Yes.56: 7). Peristiwa pembuangan Israel selatan ke Babel saat keruntuhan Yerusalem terjadi sekitar tahun 587. Pada tahun 538, Israel dibebaskan dari pembuangan oleh Koresh (Yes.44). Bacaan pada hari ini, kitab Yesaya pasal 62 diperkirakan ditulis pada tahun 520 SM. B. PENJELASAN TEKS Pasal 62 ini menerangkan sesudah pembebasan Israel dari Babel dan Bait Allah sudah selesai dibangun kembali. Kebanggaan Yesaya kepada Sion sebagai kota Allah menggerakkan semangatnya kembali mendorong umat untuk mewujudkan Yerusalem sebagai kota keselamatan. Yesaya menekankan kembali pentingnya memprioritaskan Allah untuk setiap pengambilan keputusan. Dengan pembebasan umat dan berdirinya kembali Bait Allah, bangsa Israel dapat berdiri tegak kembali dengan kesadaran baru dan perubahan kehidupan yang benar. Kebenaran adalah relasi baru yang dilandasi kesadaran umat untuk menaati Allah. Setelah mengalami penderitaan selama 50 tahun, Israel menyadari posisi penting mereka dengan panggilan sebagai pemimpin kebenaran. Keberadaan bukit Zion dan Bait Allah di atasnya telah menjadi simbol baru bagi Israel, bahwa bukit Zion tanpa bait Allah seperti “yang ditinggalkan suami”. Oleh karena itu pembangunan bait Allah di Zion menghidupkan kembali kebanggaan umat. Umat digerakkan kembali semangat dan kebanggaannya. Zion menjadi negeri yang menemukan lagi tanda penyertaan Allah. “Bersuami“ menerangkan bahwa pasangan gunung zion adalah bait Allah. Ketika bait Allah sudah dibangun kembali, maka bukit zion di Yehuda memiliki suami21 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 nya kembali. Allah yang digambarkan sebagai suami telah berinisiatif membangun Israel dari reruntuhan. Allah adalah Allah yang berbahagia atau bergirang karena menemukan bait Allah telah berdiri kembali di atas Zion. C. KONTEKS MASA KINI. 1. Konflek yang terkait dengan pendirian rumah ibadah baik yang ada di aceh, di Papua maupun di tempat lain. 2. Pergumulan serta persoalan hidup kadang menjadikan seseorang tidak dapat hidup dalam kegembiraan. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 1. Pendahuluan Berilah ilustrasi/ bisa melakukan tanya jawab sebagai contoh keseharian yang menunjukkan setiap orang mencari Kegembiraan dan kebahagiaan dalam hidupnya Yakinkan bahwa Kitab suci bacaan minggu epifane 2 Allah menghendaki kegembiraan umatNya. Doronglah jemaat untuk memasuki kehidupan tahun 2016 dengan kegembiraan. Berilah semangat kepada jemaat untuk menjadikan sesama dan lingkungan sekitar mengalami kegembiraan. 2. Isi Berikan pertanyaan; 1. Bagaimanakah kitab suci menjelaskan pengalaman kegembiraan Yesaya dalam Pengalaman Umat, Pengalaman Lingkungan dan Pengalaman Allah? 2. Bagaimana dengan situasi kita sekarang diperhadapkan dengan kabar baik pada hari ini? Berikan penjelasan berdasar teks kitab suci, bahwa untuk menjadikan sesama dan lingkungan sekitar mengalami kegembiraan dapat dilakukan dengan memperhatikan tafsiran Yes.62 : 1-5 Berikan ringkasan pokok jawaban atas pertanyaan di atas. 22 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 3. Penutup. Berikan pertanyaan bagaimana agar kegembiraan dapat diwujudkan dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat. Berikan uraian penerapan mengenai situasi agar dapat merasakan kegembiraan hidup bersama a. Allah menghendaki kegembiraan umatNya. b. Umat dipanggil memberikan kegembiraan kepada sesama dan lingkungan alam. E. LITURGI Daftar ayat : Nats Pembimbing : Mazmur 36 : 6-8 Berita Anugerah : 1 Kor.12:3-7 Persembahan : Mazmur 105 : 38-43 Daftar Pujian : 1. KJ No 3 : 1 + 3 / Pembukaan 2. KJ No 467 : 1 - 3 / Pengakuan 3. KJ No 362 : 1 + 4 / Kesanggupan 4. KJ No 392 : 1 – 2 / Respon: 5. KJ No 450 : 1 – 3 / Pers. 6. KJ No 426 : 1 – 2 / Penutup F. CONTOH KHOTBAH JADI Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus, Bapak ibu dan saudara-saudara, hari ini di tahun baru 2016 ini adakah yang memiliki rencana akan rekreasi sesudah ibadah ini? Atau malah ada yang sudah berangkat rekreasi? Atau baru saja pulang dari bepergian selama natal sampai tahun baru? Ya tentu saja bepergian/ rekreasi adalah bagian penting dari kehidupan yang selalu membuat kita bersemangat. Saking semangatnya, kadang-kadang tidak sabar menunggu pagi dan tidak bisa tidur. Inilah hidup dalam kegembiraan, hidup yang dipenuhi dengan gairah 23 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 dan sukacita dalam menjalankannya. Mengantuk dalam perjalanan tidak menjadi soal ketika dalam suasana gembira sampai mengantuknya hilang. Minggu ini adalah minggu “epifaneia” yang dalam minggu gerejawi artinya penampakan atau penyataan tampilnya Yesus Sang Juru Selamat. Artinya lebih luas dari sekedar kelahiran, tetapi karyaNya yang dinampakkan. KaryaNya yang dinampakkan itu menghadirkan kegembiraan bagi dunia ini. Salah satu bacaan leksionari pada minggu ini adalah dari Injil Yohanes 2 tentang Perkawinan di Kana, dengan cerita terkenal Yesus mengubah air menjadi anggur. Hal itu membuktikan bahwa karya Allah Yang menyelamatkan– pun meneguhkan pentingnya dan memberikan kegembiraan. Bacaan dari kitab Yesaya 62: 1-5 juga dalam rangka meyakinkan bahwa Allah menghendaki kegembiraan umatNya. Oleh karena itu marilah kita yang diberi kelimpahan kegembiraan ini dengan memikirkan kegembiraan bagi sesama dan lingkungan kita untuk memasuki tahun 2016. Saudara-saudara, sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah: Bagaimana kitab suci menjelaskan pengalaman kegembiraan Yesaya dalam pengalaman umat, pengalaman lingkungan dan pengalaman Allah? Kitab Yesaya 62:1-5 menjelaskan pengalaman Yesaya menanggapi peristiwa pembebasan Israel dari pembuangannya di Babel dan Bait Allah sudah berdiri dibangun kembali. 1. Pada ayat 1 pengalaman kegembiraan Yesaya menjadikannya tidak dapat berdiam diri, tidak bisa tinggal tenang sampai tercapai citacitanya agar kebenaran pengharapannya menyala-nyala bersinar seperti cahaya, keselamatan menyala seperti suluh. 2. Pada ayat 2 Pengalaman Kegembiraannya ini dirasakannya juga menjadi pengalaman kegembiraan Umat, di mana kebenaran menjadikan kegembiraan umat memiliki dampak bangsa-bangsa melihat kebenaran, semua raja melihat kemuliaan umat, orang menyebut umat Allah dengan nama baru. 24 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 3. Kegembiraan menjadikan relasi dan posisi umat dengan Allah begitu berharga, sebagai mahkota keagungan dan serban kerajaan.. 4. Pengalaman Kegembiraannya, Yesaya juga mengalami kegembiraan Gunung Sion seperti putri yang menemukan kembali suaminya dan Kegembiraan keutuhan simbol kehidupan Yerusalem. Dalam Pengalaman kegembiraannya, Yesaya mengenali Kegembiraan Allah yang terus berinisiatif membangun pasangannya dan menjadi seperti suami yang bergembira (bergirang) bertemu mempelai perempuan. Dari sini kita dapat menyimpulkan 1. Bahwa Kitab Yesaya 62:1-5 menjelaskan pengalaman kegembiraan Yesaya menanggapi peristiwa pembebasan Israel dari pembuangannya di Babel dan Bait Allah sudah berdiri dibangun kembali. 2. Bahwa pengalaman kegembiraan Yesaya adalah pengalaman perjalanan iman nabi dan umat. Bahwa hanya dengan menanggapi Allah pemberi kegembiraan, umat dibebaskan menuju kehidupan yang gembira. Bahwa pengalaman kegembiraan nabi Yesaya untuk kegembiraan umat dan lingkungan, karena Allah yang mengutusnya Allah girang dan memberikan kegembiraan. Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus, Bagaimana dengan situasi kita sekarang diperhadapkan dengan kabar baik pada hari ini? 1. Hari ini kita telah memasuki tahun baru diiringi dengan harapan dan semangat baru untuk menuju kepada kegembiraan hidup pada tahun 2016. Kita telah melewati tahun 2015 dua minggu lalu dengan berbagai kesulitan dan beban yang boleh kita hadapi, namun juga kegembiraan yang meneguhkan kita. 2. Situasi memprihatinkan yang mengurangi kegembiraan dalam hubungan antar umat beragama pada 3 bulan terakhir pada tahun 2015 yang lalu adalah peristiwa pembakaran tiga gereja di kabupaten Aceh Singkil. Peristiwa itu diikuti dengan reaksi keras di 25 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Papua dengan penolakan pembangunan masjid di Manokwari. Secara nasional hubungan agama berada dalam keadaan kurang menggembirakan. 3. Setelah mengakhiri tahun 2015 dan memasuki program tahun 2016 ke depan, kita bersama telah dimotivasi oleh Yesaya untuk memandang Allah yang bergirang dan memberi kegembiraan. Gereja sebagai lembaga yang menghadirkan pelayanan dalam masyarakat untuk menuju kepada kebenaran hidup yang gembira dalam masyarakat plural atau beragam agama. Gereja perlu bersama-sama menanamkan kegembiraan hidup bersama, mulai dari anak-anak, remaja pemuda dan dewasa. Karena Allah yang menjadikan Indonesia beragam ini adalah Allah yang girang memberikan kegembiraan. Lihatlah Tuhan Yesus, Ia juga memberikan kegembiraan di saat pengantin di Kana kekurangan anggur. Kiranya Gereja-gereja menemukan kegembiraan yang disediakan Allah untuk memberi kegembiraan kepada sesama dan lingkungan hidup. Amin (CPP) *** 26 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 17 JANUARI 2016 Minggu Epifania III, Warna Liturgi Hijau Bacaan kotbah: Lukas 4 : 14-21 Bacaan Leksionari : Nehemia 8:1-3,5-6,8-10; Mazmur 19; 1 Korintus 12:12-31a; Lukas 4:14-21 Tema: MEMBEBASKAN MEREKA YANG TERBELENGGU Tujuan: Jemaat memahami bahwa mereka mempunyai tugas pelayanan melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. A. PENDAHULUAN : Saat Tuhan Yesus pergi ke sinagoge di Nazaret tempat Dia dibesarkan, Dia diberi bacaan dari Yes. 61:1-2 yang menyatakan: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang" (Luk. 4:18-19). Namun setelah pembacaan Alkitab tersebut, dengan tegas Tuhan Yesus menyatakan bahwa ayat tersebut telah tergenapi di dalam Dia (Luk. 4:21). Dengan demikian nubuat Yes. 61:1-2 tersebut secara esensial menunjuk kepada diri Kristus. Ayat-ayat tekstual dari kitab nabi Yesaya yang telah dinubuatkan 6-7 abad sebelumnya kini telah hadir secara eksistensial dalam diri Kristus. Singkatnya ayat-ayat tekstual dari kitab nabi Yesaya ditempatkan dalam konteks riel kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Yang mana seluruh kehidupan Yesus dipenuhi oleh roh Tuhan yang mengurapi Dia selaku Mesias Allah. Sehingga hanya Kristus yang terbukti telah diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar baik, memberitakan pembebasan, memberi penglihatan, membebaskan orang-orang yang tertindas dan 27 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 memberitakan tahun rahmat Tuhan. Di dalam diri Kristus, ayat-ayat tekstual tersebut telah terwujud menjadi seorang pribadi yang secara efektif berperan sebagai pembebas dan penyelamat Allah. Sehingga saat hidup kita dipertalikan dalam relasi kasih dan iman kepada Kristus, kita dimampukan untuk dilengkapi oleh Roh Kudus dalam menghayati setiap ayat Alkitab. Pola spiritualitas yang demikian akan memampukan kita untuk memperoleh perspektif iman yang baru, hidup, dinamis dan transformatif. Sebab kita tidak lagi hanya mampu menjadi pendengar dan penelaah firman yang baik, tetapi juga mampu menjadi pelaku firman yang membebaskan. B. PENJELASAN TEKS : Ayat 14 Setelah menyelesaikan sebuah “ujian” di padang gurun, Yesus yang dipenuhi oleh kuasa Roh telah dapat mengalahkan godaan iblis atas berbagai tawaran yang menarik, Ia kembali ke Galilea. Dan kabar kehadirannya tersiar ke berbagai penjuru daerah itu. Ayat 15, 16, 17 Sinagoge merupakan tempat berkumpul dan pusat peribadatan umat Yahudi, karena itulah ibadah hari Sabat dan proses belajar-mengajar umumnya dilakukan di sinagoge ini, serta ini pula yang merupakan kesukaan dan kebiasaan Yesus rajin ikut dalam proses belajar-mengajar tersebut. Bahkan karena “pengajaranNya” semua orang memuji Dia. Lalu kepadaNya diberikan kitab Yesaya untuk dibacakanNya. Ayat 18, 19 Pesan pada ayat 18 dan 19 ini merupakan kutipan nats yang dibaca Yesus dari Yesaya 61:1-2. Pesan ini sebenarnya merupakan penggambaran nabi Yesaya akan tahun Sabat dan tahun Yobel (Imamat 25), ketika bangsa Israel dibebaskan dan kembali dari pembuangan Babel, yakni pembebasan kepada mereka yang tertawan dan menderita begitu lama. 28 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Ayat 20 Setelah membacakan ayat tersebut, Yesus menyerahkan kembali gulungan kitab Yesaya itu kepada imam lalu duduk. Sikap duduk dilakukan Yesus sebagaimana kebiasaan bagi seorang rabi yang akan mengajar, bila seorang rabi membaca kitab suci kemudian duduk, dengan otomatis orang banyak akan menanti pengajarannya. Maka orang banyak di dalam ruangan itu memandangi Yesus menunggu pengajaran apakah yang akan disampaikan oleh Tuhan Yesus. Ayat 21 Penuturan ini disampaikan oleh Tuhan Yesus menutup pengajaranNya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”dengan kata-kata ini, Yesus memproklamasikan diriNya sebagai Mesias yang ditunggu-tunggu oleh umat Israel. C. KONTEKS MASA KINI Pada masa kini, kehidupan tidak selalu dalam keadaan nyaman tetapi tidak sedikit orang yang masih merasa terbelenggu oleh persoalan, kemiskinan, keterikatan, ketidakmerdekaan dalam hidup mereka. Perasaan tertindas masih dialami oleh kaum minoritas di negeri ini. Sebagian orang kristen masih ada yang diselimuti rasa takut untuk bersaksi tentang Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat bagi dunia. Gereja harus berani melakukan usaha-usaha yang sistimatis dan terprogram untuk menyikapi kenyataan hidup di sekelilingnya dan di masyarakat. D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH: Pendahuluan Kotbah diawali dengan menyampaikan informasi bahwa Pdt. Andar Ismail dikenal sebagai seorang penulis yang melahirkan tulisan-tulisan seri selamat. Setiap tulisannya selalu terdiri dari 33 renungan. Ternyata hal itu merupakan masa hidup Tuhan Yesus di dunia sebagai manusia. 29 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Isi Tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia adalah menyelamatkan manusia. Hal itu dilakukannya dalam waktu yang begitu singkat, namun memberi dampak yang luar biasa bagi setiap orang yang mau menerimaNya. Mereka akan mengalami pembebasan dari berbagai tekanan kehidupannya yang membuatnya menderita. Firman Tuhan dari bacaan hari ini memberi teladan melalui: hidup yang selalu dipenuhi Roh Allah, tugas pengajaran, pembebasan dan penugasan kepada kita saat ini. Penutup Buatlah kalimat yang memotivasi jemaat bersedia menerima dan meneladan kehidupan Tuhan Yesus untuk membebaskan jiwa-jiwa yang masih terbelenggu. Sebagai perwujudan tugas yang diberikanNya kepada kita saat ini. E. LITURGI 1. Nyanyian Pembukaan 2. Nats Pembimbing 3. Nyanyian Jemaat 4. Berita Anugerah 5. Nyanyian Peneguhan 6. Nats Kotbah 7. Nyanyian Responsoria 8. Nats Persembahan 9. Nyanyian Persembahan 10. Nyanyian Penutup : : : : : : : : : : PKJ. 13:1,2,3 Yesaya 6:8 PKJ. 46:1,2,3 Mazmur 19:9 PKJ. 19:1,2,3 Lukas 4:14-21 PKJ. 282:1,2,3 Ibrani 13:5 PKJ. 271:1,2,3 PKJ. 274:1,2,3 F. CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus, Pdt. Andar Ismail dikenal sebagai penulis buku seri Selamat. Uniknya jika kita memperhatikan setiap buku seri selamat hasil karyanya, dia selalu 30 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 menuliskan 33 renungan. Ternyata angka tigapuluh tiga ini menunjuk pada umur "hidup" Tuhan Yesus yang singkat di dunia ini? Hidup dalam pengertian bahwa Ia sebagai manusia hanya hidup sampai umur 33 tahun. Bahkan pelayanan yang dilakukanNya pun relatif sangat singkat, yaitu hanya tiga tahun. Mungkin dalam hati kita pernah bertanya: Mengapa “hidup” Tuhan Yesus begitu singkat di dunia ini? Dalam pengertian bahwa Tuhan Yesus hidup sebagai manusia, yakni hanya 33 tahun. Mungkin jawabannya adalah: memang Ia hanya melakukan pelayananNya begitu singkat, karena Ia telah memberikan mandat dan kuasa pelayanan itu kepada kita orang percaya dan tugas itulah yang kini harus kita lanjutkan dalam kehidupan kita sekarang. Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan manusia yang dikasihiNya dari maut dan membawanya kepada kehidupan kekal. Kalau kita urutkan pesan-pesan Tuhan Yesus yang disampaikan dalam Alkitab, maka pesan pertama adalah agar manusia bertobat karena kerajaan sorga sudah dekat (Mat. 3:17; Mrk. 1:14-15). Pesan kedua adalah yang menjadi nats bacaan minggu ini yang lebih fokus pada pembebasan mereka yang menderita. Maka dari bacaan minggu ini ada beberapa hal yang bisa kita tarik sebagai pelajaran dan pegangan. Pertama: Hidup Yesus selalu dipenuhi Roh (ayat 14, 18) Hal yang bisa kita pelajari dari ayat ini adalah bahwa hanya dengan kuasa Roh saja kita dapat mengalahkan iblis yang jahat itu. Kemampuan manusia sangat lemah dan terbatas sementara kuasa iblis juga tidak sembarangan, bahkan Iblis telah merebut dunia dari manusia saat manusia mengalami kejatuhan dosa. Oleh karena itulah iblis selalu menawarkan godaan dan kenikmatan dunia ini kepada manusia agar mau mengikuti kemauannya dan meninggalkan Allah. Tanpa Roh Allah maka manusia akan mengikuti iblis ini sebab tawarannya memang seringkali begitu menarik hati. Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus, 31 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Bagaimana dengan kita? Apakah dalam perjuangan hidup ini kita pernah akan menjual iman dan menjadi tidak berdaya oleh bujuk rayu iblis? Kekalahan iman dapat saja terjadi dari tawaran keinginan daging, ketakutan, masalah keuangan, sakit-penyakit atau hal lainnya. Hal yang perlu kita sadari adalah iblis akan terus menyerang orang percaya atau paling tidak mencoba dengan menetralisir munculnya perasaan berdosa, perasaan malu atau perasaan bersalah. Maka satu-satunya jalan melawan godaan iblis dan dunia itu adalah memohon pertolongan Roh Kudus agar Ia mau diam dan menguasai diri kita sehingga kita penuh dengan Roh dan hasilnya dapat mengalahkan iblis yang jahat itu, sebagaimana Tuhan Yesus menang karena penuh Roh. Cara yang terbaik dalam membuat Roh itu yang menguasai kita adalah dengan terus mengingat dan berkomitmen kepada firman-Nya serta hidup yang berserah sepenuhnya kepada-Nya. Kedua: Pentingnya pengajaran (ayat 15, 21) Mengajar berarti membuat orang menjadi mengerti atas ajaran yang diberikan. Kesadaran dan pemahaman inilah yang menjadi tujuan Yesus, sebagaimana kita sebaiknya memiliki keinginan dan kerinduan yang sama akan hal itu. Proses belajar dan mencintai firman Tuhan dapat menumbuhkan kebiasaan yang baik bagi setiap orang, dan sekaligus menumbuhkan motivasi agar dapat menjadi anak-anak yang berkenan kepada-Nya. Proses belajar juga secara otomatis akan menambah pengetahuan dan bahkan dapat menjadi ketrampilan, dan ini akan memberikan hal yang positip bagi diri kita sendiri dan orang lain. Hal yang diperlukan dalam membangun kerinduan belajar ini adalah dengan komitmen baik dari sisi penyediaan waktu maupun membangun rasa haus akan pengenalan Allah yang lebih sempurna dan tujuan akhir menyenangkan hati-Nya. Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus, Ketiga: Tujuan pengajaran agar terjadi pembebasan (ayat 18, 19) Pesan yang ada pada ayat 18 dan 19 ini adalah nats yang dibaca Yesus dari Yesaya 61:1-2. Pesan ini sebenarnya merupakan penggambaran nabi 32 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Yesaya akan tahun Sabat dan tahun Yobel (Im. 25), ketika bangsa Israel dibebaskan dan kembali dari pembuangan Babel, yakni pembebasan kepada mereka yang tertawan dan menderita begitu lama. Pesan utama dari nats tersebut adalah: Datangnya kabar baik kepada orang miskin. Pembebasan kepada orang-orang tawanan. Penglihatan kepada orang buta. Pembebasan orang-orang tertindas. Pemberitaan tahun rahmat sudah tiba. Tetapi apa yang terjadi setelah kembalinya umat Israel dari Babel tetap tidak menyenangkan hati Tuhan dan bangsa Israel seringkali melupakan Allah mereka yang sudah menolong dan membimbing mereka demikian lama. Pesan inilah yang disampaikan kembali oleh Tuhan Yesus dan menutupnya dengan perkataan: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya”. Inti pesan yang dimaksudkan oleh Yesus pada saat itu adalah tibanya tahun rahmat tersebut yakni berita atau Injil keselamatan kepada mereka yang menderita dan pembebasan dari segala kuk dan beban yang menghimpit hati dan pikiran umat Israel pada saat itu. Mereka sudah begitu lama terjajah oleh bangsa Romawi dan terbelenggu dengan legalitas hukum Taurat serta kedudukan para imam dan ahli Taurat yang seharusnya melayani tetapi justru lebih mementingkan diri sendiri dan memberatkan umat pada saat itu. Keempat: Tugas pembebasan itu diserahkan kepada kita (ayat 20) Sebagaimana disebutkan di atas bahwa salah satu alasan masa hidup Tuhan Yesus di dunia ini yang begitu "pendek" dan pelayanan-Nya yang singkat hanya 3 tahun adalah bahwa kuasa dan amanat tugas itu telah diberikan kepada kita orang percaya. Pesan bahwa penginjilan dan pemberitaan kabar baik itu memang yang utama, sehingga semakin banyak orang diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Akan tetapi pesan Tuhan Yesus dalam ayat 18-19 ini sebaiknya tidak ditafsirkan secara simbolis saja. Orang percaya dan gereja-gereja 33 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 seharusnya terus menerus melakukan usaha-usaha yang sistimatis dan terprogram untuk melihat kenyataan di sekeliling dan di masyarakat, yakni ikut menolong orang miskin keluar dari dunia kepedihan fisik mereka, membantu orang sakit yang tidak mampu untuk disembuhkan, menolong dan menghibur mereka yang tertindas dan tertawan karena ketidakmampuan dan ketidakadilan. Pesan itu tidak dapat hanya ditafsirkan secara simbolis saja, melainkan tetap dalam pengertian harafiahnya, yakni kalau masih ada orang miskin disekitar kita, orang sakit yang tidak mampu di lingkungan kita, orang tertindas, maka tugas orang percaya dan gereja untuk menolong mereka. Orang percaya dan khususnya gereja-gereja seharusnya semakin menyadari tanggungjawab dan penugasan dari Tuhan Yesus tersebut, sehingga gerejagereja tidak "asyik" dengan dirinya sendiri dan mengutamakan aspek-aspek lahiriah dari kegiatan-kegiatannya, melupakan amanat ini sebagai tugas yang melekat pada penginjilan dan berita keselamatan tersebut. Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus, Nats minggu ini memberi kita banyak sekali kesadaran dan pemahaman akan tanggungjawab orang percaya dan gereja dalam panggilannya untuk dunia ini. Dimulai dengan pentingnya setiap orang percaya dipenuhi Roh untuk setia dan taat dalam melakukan firman-Nya serta mampu mengalahkan iblis yang jahat itu, terus belajar (dan mengajar) firman Allah sehingga kesadaran dan pemahaman semakin baik, serta menyadari akan banyaknya masalah sosial yang masih nyata di sekitar kita, yakni berupa kemiskinan, sakit penyakit yang tidak mampu disembuhkan karena keterbatasan dana, orang-orang tertawan dan tertindas yang memerlukan pertolongan dan penghiburan. Karunia-karunia Roh yang diberikan kepada kita dimaksudkan dipergunakan dan ditujukan untuk tugas tersebut. Itulah tanggungjawab yang telah diserahkan Tuhan Yesus dalam pesan-Nya yang kedua ini agar kita terus menerus berusaha keras mewujudkannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (YFH) 34 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 24 JANUARI 2016 Minggu Epifania IV; Warna Liturgi Hijau Bacaan kotbah: Yeremia 1 : 4 -10 Bacaan Leksionari: Yeremia 1 : 4 -10, Mazmur 71 : 1 – 6, 1 Korintus 13 : 1 -13, Lukas 4 : 21 – 30 UTUSAN Tujuan : Jemaat mengerti bahwa keseluruhan hidupnya merupakan tugas panggilan dan perutusan dari Allah. Jemaat mengisi hidupnya dengan hati, mulut dan tangan yang terarah pada Allah. A. PENJELASAN TEKS Menjadi seorang nabi seperti Yeremia tentunya merupakan sebuah tugas yang istimewa. Nabi merupakan utusan Allah dan itu artinya sebuah tempat atau kedudukan yang prestisius (membanggakan). Namun, lain ceritanya kalau orang melihat tugas yang harus dilakukan oleh Yeremia.Bahwa betul Yeremia adalah nabi, lepas dari itu, sebagai nabi ia memiliki sebuah tugas khusus untuk menyampaikan mengenai kabar buruk kepada bangsa Israel, mengenai ancaman dan musibah yang akan datang, mengenai pembuangan yang akan dialami bangsa Israel. Tugas khusus yang harus disampaikan Yeremia ini membuat pekerjaan seorang nabi sesungguhnya tidaklah istimewa atau hebat atau prestisius. Berita tentang bencana yang akan menimpa Israel serta nasihat yang harus disampaikan Yeremia merupakan hal yang tidak ingin didengar oleh siapa saja. Siapakah yang akan senang mendengar dirinya akan celaka? Siapakah yang akan mengamini begitu saja mengenai hal buruk yang akan menimpanya? Bahkan sekalipun itu dikatakan sebagai pesan ilahi, terlebih apabila disertai seruan-seruan peringatan mengenai kesalahan yang telah dilakukan dan anjuran untuk bertobat. 35 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Dalam situasi seperti demikian itu maka dapatlah kita melihat peristiwa tentang pemanggilan dan perutusan Yeremia oleh Allah yang menjadi bagian pembuka kitab Yeremia memiliki makna yang penting. Penulis kitab Yeremia menempatkan peristiwa ini di awal tulisannya tentunya untuk memberi penekanan mengenai kedudukan Yeremia sebagai nabi. Kedudukan Yeremia di hadapan Allah sendiri dan kedudukan Yeremia di tengah bangsa Israel. Bagian ini menjadi semacam penegasan mengenai keabsahan kenabian Yeremia bagi umat Israel. Sedari awal pembaca diajak untuk meyakini bahwa apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan oleh Yeremia sesungguhnya bukan dari Yeremia sendiri, Yeremia semata menjadi perantara Allah bagi umatnya. Melalui Yeremia Allah menyatakan diriNya kepada umatNya. Apabila kita perhatikan ayat-ayat yang memperlihatkan dialog antara Yeremia dan Allah dapat kita temukan Allah lebih aktif berbicara daripada Yeremia. Dengan penulisan yang demikian ini kita disuguhi sebuah pesan mengenai peranan Allah dalam kenabian Yeremia. Sesungguhnya yang menjadi aktor utama dalam kenabian Yeremia adalah Allah sendiri, adapun Yeremia sendiri lebih berperan pasif sebagai medium saja. Itulah makna menjadi utusan/duta; satu sisi ia menjadi tidak penting karena subjek sesungguhnya adalah pihak yang mengutus, di sisi lain ia juga bernilai karena ia menjadi perwakilan atau simbol kehadiran dari pihak yang mengutus. Dengan pemaknaan mengenai konsep perutusan demikian ini maka dapat tercipta pemahaman yang seimbang. Bahwa, menjadi utusan sesungguhnya menjadi perwujudan dari kehadiran yang mengutus. Pun demikian sang utusan itu bukanlah pusat atau orientasi tugas perutusan itu sendiri, sebab pusat dan orientasinya ada pada pihak yang mengutus. Kepentingan utama yang bernilai adalah kepentingan dari pihak pengutus. 36 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 B. KONTEKS MASA KINI Dalam zaman ini akan menjadi tidak relevan apabila tugas pengutusan dari Allah itu melulu dipahami secara harafiah seperti pemanggilan dan perutusan yang dialami oleh Yeremia. Dalam pengertian yang lebih luas sesungguhnya pengutusan dari Allah itu diperuntukkan kepada siapa saja, setiap orang. Oleh karena itulah mengapa dalam akhir ibadah kita, liturgi selalu memuat unsur perutusan sebagai penutup ibadah. Karena pada prinsipnya Allah selalu menempatkan manusia sebagai sekutuNya dalam mengusahakan damai sejahtera di bumi. Memang pada sebagian orang perutusan dari Allah menjadi khusus, orang – orang tertentu terpanggil menjadi pendeta, penatua, diaken, guru injil, misionaris dsb. Namun, itu semua tidak berarti di luar jabatan – jabatan gerejawi tertentu Allah enggan memilih dan mengutus manusia. Tugas pengutusan dari Allah tidak mungkin dibatasi oleh kategori jabatan atau kriteria tertentu. Pada faktanya, tugas pengutusan dari Allah seringkali dibatasi oleh diri manusia itu sendiri, yaitu, tatkala manusia menempatkan dirinya sendiri sebagai pusat dan orientasi kehidupan, sehingga pengutusan dari Allah menjadi tidak terlihat, tidak menarik, tidak dianggap perlu dan penting. C. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH: Kotbah bisa diawali dengan bertanya mengenai kondisi jemaat – mengenai kesediaan warga jemaat ambil bagian dalam tugas pelayanan gerejawi. Jemaat bisa diajak membayangkan prosentasi jemaat mengenai tingkat keterlibatan warga jemaat dalam kehidupan jemaat. Lebih besar mana, prosentasi keterlibatan warga jemaat, antara jumlah warga jemaat yang aktif dengan yang pasif? Jemaat diajak untuk memberi apresiasi mengenai potret jemaat dalam prosentasi yang ditemukan, apapun hasilnya. Jemaat diajak untuk melihat dan merefleksikan dengan jujur bahwa telah menjadi sifat alami manusia untuk mementingkan dirinya sendiri, menempatkan dirinya sebagai pusat kehidupan. Hal demikian inilah yang menjadi penyebab rendahnya tingkat kesadaran warga jemaat akan tugas pengutusan dari 37 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Allah. Ajak pula jemaat untuk memahami bahwa tugas pengutusan dari Allah dapat dilakukan secara luas dalam segala segi kehidupan. Menjadi pelayan gereja sesungguhnya merupakan sarana berlatih untuk melepaskan jerat kecenderungan manusia yang mementingkan diri sendiri. D. LITURGI Nyanyian Pembukaan Nats Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyian Responsoria Nats Persembahan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup : : : : : : : : : PKJ 04 Mazmur 71:5-6 KJ 04 Yesaya 6:5-7 PKJ. 185 PKJ. 177 I Korintus 13:4 KJ. 393 KJ. 432 E. CONTOH KOTBAH JADI Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus! Marilah kita memeriksa dengan jujur kondisi jemaat kita. Kita fokus mengenai tingkat keterlibatan jemaat dalam pekerjaan pelayanan gereja. Menurut saudara – saudara apakah keterlibatan warga jemaat dalam pekerjaan pelayanan gereja sudah maksimal? Dari jumlah total warga jemaat, berapa orang yang bersedia memberi diri menjadi anggota Majelis Jemaat? Berapa orang yang melibatkan diri dalam pekerjaan pelayanan kategorial gereja (sebagai aktifis sekolah minggu, pemuda, perempuan, dsb)? Apakah program gereja atau misi gereja telah dilaksanakan dan diwujudkan oleh seluruh warga jemaat? Apabila dibuat prosentase mengenai keterlibatan warga jemaat antara warga jemaat aktif dan warga jemaat pasif dalam pekerjaan pelayanan gereja, prosentase mana yang jauh lebih besar? 38 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Saudara – saudara, tentunya gambaran yang ditemukan dari pemeriksaan diri ini bukanlah gambaran yang sesungguhnya persis terjadi dalam jemaat kita. Gambaran ini tidak bisa kita pakai sebagai landasan membuat profil jemaat kita, karena untuk itu perlu dilakukan survey dan penelitian yang lebih cermat lagi, tetapi, sekurangnya temuan kita ini bisa kita pakai untuk mengenal dan memahami diri kita selaku jemaat menurut pendapat kita sendiri. Satu hal yang bisa kita pastikan adalah bahwa pekerjaan pelayanan gereja tidak mungkin berjalan apabila warga jemaat tidak mau terlibat di dalamnya. Sesungguhnya sudah menjadi hal yang umum terjadi apabila di dalam jemaat muncul “keengganan” untuk terlibat dalam pekerjaan gereja. Pekerjaan pelayanan gereja adalah pekerjaan yang seringkali menuntut kesukarelaan dan pengurbanan dari mereka yang ambil bagian di dalamnya. Apalagi pekerjaan pelayanan gereja menempatkan para Pelayan menjadi orang yang mengurusi kepentingan orang banyak, sehingga acapkali kepentingan pribadinya harus dikalahkan. Hal demikian ini sesungguhnya bertentangan dengan kecenderungan naluriah manusia yang lebih sering menjadi egois dan mementingkan diri sendiri. Oleh karenanya, adalah hal yang bisa dimengerti apabila kita menemukan “keengganan” jemaat untuk terlibat aktif dalam pekerjaan gereja, sudah menjadi naluri manusia, yaitu naluri bertahan hidup. Naluri bertahan hidup adalah mekanisme alamiah yang dilakukan manusia ketika ia menyadari akan kenyataan kematian. Ini muncul sebagai upaya manusia untuk mempertahankan hidupnya yang seringkali berubah menjadi manipulatif (tipuan) untuk menghindari kematian. Kematian adalah hal yang menakutkan karena kematian membawa seseorang pada pengalaman kehilangan. Dan, dari semua kehilangan yang mampu diberikan kematian, kehilangan diri sendiri adalah kehilangan yang membawa manusia pada kehampaan besar. “Apa artinya diriku ini apabila semua pencapaianku harus kutinggalkan? Apa artinya diriku ini apabila aku harus pergi seorang diri atau 39 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 ditinggalkan seorang diri?” Demikianlah manusia di hadapan kematian yang membawanya pada rangkaian kehilangan dan kehampaan. Untuk menjawab itu, manusia secara naluriah berpikir untuk menempatkan dirinya sebagai pusat hidupnya – sebagai pusat perhatian – pusat konsentrasi energi kehidupan agar ia dapat terhindar dari kehilangan dan kehampaan yang diberikan kematian. Manusia berpikir apabila seluruh isi dunia ini dipusatkan kepada dirinya maka ia dapat mengatasi penderitaan kematian. Tetapi, ternyata upaya itu adalah upaya yang sia – sia belaka. Upaya ini yang justru memunculkan aneka rupa penderitaan kehidupan dalam perjalanan hidup manusia. Sebab seberapapun besarnya kekuatan, kepandaian, dan usaha manusia memiliki seluruh isi dunia pada akhirnya kematian akan mengambilnya. Fakta ini sesungguhnya memperlihatkan kepada kita bahwa manusia tidak memilki kekuatan untuk menjadikan dirinya sebagai pusat kehidupan, namun, kecenderungan naluriah untuk bertahan hidup jauh lebih kuat memainkan tipuannya dan menggoda setiap kita untuk menempatkan diri kita sebagai pusat kehidupan. Inilah yang menjadi modus eksistensi (cara hidup) yang sering diambil manusia; yaitu modus memiliki. Bapak – ibu – saudara yang dikasihi Tuhan! Melalui bacaan kita mengenai kisah pemanggilan dan pengutusan oleh Allah kepada nabi Yeremia kita diperlihatkan sebuah modus eksistensi (cara hidup) yang berbeda dari kecenderungan naluriah manusia pada umumnya yaitu dari modus memiliki menjadi modus memberi. Pilihan yang diambil oleh Yeremia untuk menerima tugas sebagai nabi dari Allah merupakan sebuah titik awal Yeremia memulai cara hidup yang baru. Apabila kita memperhatikan seluruh isi dialog antara Allah dan Yeremia akan didapatkan bahwa percakapan yang dilakukan dari pihak Allah sangat mendominasi seluruh isi dialog tersebut. Proses pemanggilan dan 40 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 pengutusan dari Allah kepada Yeremia bahkan terkesan mengesampingkan suara Yeremia. Yeremia nampak berbicara menjelaskan keberadaan dirinya yang memiliki keterbatasan, tetapi segera percakapan dari pihak Allah kembali mendominasi. Bentuk dialog yang demikian ini hendak memberikan pesan kepada kita para pembaca kisah pemanggilan dan pengutusan dari Allah kepada Yeremia, bahwa, Allah sendiri yang menjadi pusat dari hidup Yeremia. Allah-lah yang menjadi aktor sesungguhnya dari kenabian Yeremia. Inilah sebuah prinsip paling mendasar dan penting dari tugas menjadi seorang nabi. Menerima tanggungjawab seorang nabi atau utusan Allah berarti menerima kehadiran Allah menjadi pusat dari kehidupan. Hal ini hanya mungkin terjadi apabila ada kesediaan untuk memberi diri (mempersembahkan hidup) kita kepada Allah. Seperti yang ditunjukan oleh Yeremia tatkala ia menerima pemanggilan dan perutusan Allah.Itulah makna menjadi utusan Allah. Saudara – saudara, tentunya akan sangat sulit dipahami apabila di zaman sekarang, kita memahami cerita pemanggilan dan pengutusan dari Allah secara harafiah sama seperti yang dialami Yeremia. Pengalaman perjumpaan Yeremia dengan Allah adalah hal yang unik dan khusus. Hal yang unik dan khusus seperti ini tidak mungkin terjadi pada semua orang. Tapi, bukankah kehadiran Allah itu tidak terbatas dalam cara tertentu atau kategori tertentu. Allah dapat hadir dalam hidup kita dengan cara dan waktu apa pun. Itu berarti bahwa dalam berbagai bidang kehidupan, pemanggilan dan pengutusan dari Allah berlaku atas setiap kita. Pada sebagian orang memang terpanggil menjadi pelayan gerejawi seperti pendeta, penatua, diaken, misionaris, guru Injil dsb. Ini bukan berarti bahwa di luar kategori tugas tersebut Allah berhenti memanggil dan mengutus manusia. Allah selalu hadir dalam banyak aspek kehidupan manusia dan ini berarti bahwa Allah selalu menempatkan manusia menjadi utusan Allah dengan berbagai macam cara dan bentuk. 41 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Pekerjaan pelayanan gerejawi adalah sarana yang Allah sediakan bagi kita untuk melatih diri kita agar hidup tidak terpusat pada diri kita sendiri. Apakah manusia mampu melihat kehadiran Allah? Ataukah perhatian terhadap dirinya sendiri menghalangi kepekaannya akan kehadiran Allah? Apakah manusia mau menerima kehadiran Allah dan menempatkan Allah menjadi pusat hidupnya? Ataukah manusia mengabaikanNya? Itu semua bergantung pada pilihan kita masing - masing! Menempatkan Allah sebagai pusat hidup kita membuat kita menjadi utusan Allah. Menjadi utusan Allah berarti manusia mempersembahkan dirinya kepada Allah dan membiarkan Allah memberikan kehidupan yang tidak akan hancur oleh sengat maut, yang menghantui manusia akan penderitaan kehilangan dan kehampaan. Tuhan Memberkati! Amin, *** 42 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KHOTBAH, 31 JANUARI 2016 Minggu Epifani V; warna liturgi Hijau Bacaan Khotbah: Lukas 5: 1-11 Bacaan Leksionari: Yesaya 6:1-8, 9-13. Mazmur 138. I korintus 15: 1-11. Lukas 5:1-11 Tema: TEBARKANLAH JALAMU! Tujuan : 1. Agar jemaat mengetahui agenda Allah atas hidupnya 2. Agar jemaat dengan sukacita menerima tugas untuk menebarkan jalanya di manapun ia berada. A. LATAR BELAKANG TEKS. Penulis Injil Lukas adalah Lukas, seorang tabib yang berkebangsaan bukan orang Yahudi, teman sekerja Paulus yang tinggal di luar Yudea. Lukas menulis dua buah kitab, yakni Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Lukas mengisahkan kehidupan Yesus mulai dari kelahiranNya hingga kenaikanNya ke Surga. Kisah Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan menampilkan para murid Yesus yang meneruskan pewartaan karya dan kehidupan Yesus. Kitab Injil Lukas ditulis kirakira sesudah tahun 70, yaitu sesudah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci di kota itu. Hal ini nampak di Lukas 19:43-44 yang mengisahkan peristiwa tersebut secara rinci. Dibandingkan ketiga kitab Injil lainnya Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan kelahiran Yesus. Selain itu perumpamaan-perumpamaan Yesus yang terkenal hanya dapat ditemukan dalam injil ini misalnya perumpamaan tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” (10:25-37), “Domba yang Hilang” (15:1-7) dan “Anak yang Hilang” (15:11-32). Hanya Lukas yang menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakheus (19:1-10). Janji Yesus yang akan memberikan kehidupan surgawi kepada salah satu penjahat di sebelah salibNya (23:39-43) juga hanya ada di Injil Lukas. 43 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Lukas sering berbicara tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1, 14, 18, 10:21, 11:13), sangat pentingnya doa bagi Yesus (3:21, 6:12, 9:18, 23:34, 46). Tiga perumpamaan Yesus mengenai doa ada di dalam kitab Inji ini (11:5-9, 18:1-8, 18: 9-14). Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada orang-orang miskin, Ia mewartakan injil bagi mereka (4:18, 7:22), orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20) dan diundang masuk dalam perjamuan surgawi (14:13, 21). Ada juga kisah Lazarus si pengemis miskin dan orang kaya (16:20, 22) dan kisah di mana Yesus memerintahkan para muridNya untuk memberi sedekah kepada orang miskin (12:33). Pembagian Kitab Injil Lukas secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Pasal 1:1 – 4:13 memaparkan tema persiapan jalan bagi Yesus. Pada bagian ini Lukas mencatat suatu pengantar mengapa ia menuliskan injilnya (1:1-4), dua kelahiran ajaib (1:5-2:21), kanak-kanak Yesus (2:22-52) dan Yesus Anak Allah (3:1-4:13). 2. Pasal 4:14 - 9:50 memaparkan tentang Yesus di Galilea. Pada bagian ini Lukas menceritakan berbagai reaksi orang-orang terhadap Yesus (4:14-37), Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para murid (4:38-5:32), Yesus melanjutkan karyaNya di Galilea (5:39-9:17) dan menyingkapkan siapa Yesus dan apa yang harus Dia lakukan (9:18-50). 3. Pasal 9:51 – 19:27 memaparkan tentang Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas mengisahkan para murid dan orang-orang yang tidak percaya (9:51-10:42), Yesus mengajarkan banyak hal (11:112:59), pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35), yang hiang, ditemukan (15:1-32) dan para hamba yang setia (16:1-19:27). 4. Pasal 19:28 – 23:56 memaparkan tentang minggu terakhir Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas menceritakan mengenai Yesus yang mengajar di Yerusalem (19:28-21:38) dan hari-hari terakhir Yesus : peradilan dan kematianNya (22:1-23:56) 5. Pasal 24:1-53 memaparkan tentang Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada para murid. 44 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 B. PENAFSIRAN TEKS Lukas 5:1-3. Danau Genesaret merupakan nama lain danau Galilea yang terletak di sebelah utara lembah Sungai Yordan. Danau ini panjangnya sekitar 21 km dan lebarnya sekitar 12,8 km. Orang Romawi menyebutnya Danau Tiberias (Yoh 6:1, 21:1). Danau air tawar ini memisahkan sungai Yordan menjadi dua bagian. Letak danau ini di antara dua pegunungan sehingga temperatur mudah berubah dan sering terjadi hujan badai yang datang dengan tiba-tiba. Perikanan merupakan industri terpenting yang sesudah diasinkan dapat dijual sampai ke Yerusalem. Pada suatu kali, Yesus ada di pantai danau dan banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Diantara orang banyak itu juga terdapat Simon, Yakobus dan Yohanes yang sedang membasuh jala, bersama dengan teman-teman nelayan lainnya. Mereka semalam-malaman mencari ikan tapi tak memperoleh apa-apa. Mereka dalam keadaan lelah dan kondisi batinnya berbeda dengan orang banyak yang datang ke pantai itu. Bila orang banyak lainnya datang ke pantai didorong motivasi rohani yakni mendengarkan kotbah Yesus, kelompok nelayan ini datang ke pantai karena alasan ekonomi. Ada 2 rombongan nelayan yang terbagi dalam 2 perahu. Kemudian Yesus naik ke salah satu perahu, yakni perahu milik Simon. Dan sambil duduk di dalam perahu, Ia mengajar orang banyak tentang kerajaan Allah. Lukas 5:4-7. Yesus selesai mengajarkan tentang kerajaan Allah. Tanpa mukjizat satupun yang dilakukan selama Yesus mengajar. Lalu berkatalah Yesus kepada Simon, “bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Biasanya, ikan-ikan memang memilih bergerombol di tempat yang dalam. Simon dan kawan-kawan nelayan lainnya memahami hal ini. Sepanjang malam mereka telah bekerja keras tanpa mengenal lelah menjala di tempattempat strategis tetapi ikan tak mereka dapatkan. Lalu, Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan sesudah mereka melakukan perintah Yesus, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala 45 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 mereka mulai koyak. Mereka sangat bersukacita. Larut dalam kegembiraan. Lalu mereka memberi isyarat kepada kawan-kawan mereka di perahu lainnya untuk mendekat dan membantu menarik jala mereka. Maka datanglah mereka dan mengisi kedua perahu mereka dengan ikan hingga kedua perahu itu hampir tenggelam karena banyaknya ikan yang mereka dapatkan. Lukas 5:8-10a. Petrus tersungkur di depan kaki Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Petrus, Yakobus, Yohanes dan semua nelayan itu takjub akan banyaknya ikan yang mereka tangkap. Petrus menyadari keberdosaannya sesudah melihat kuasa Allah dalam diri Yesus. Ia tersungkur, menyatakan perasaan hormat yang amat dalam kepada Yesus. Mungkin peristiwa hari itu membuat Simon Petrus menjadi sangat yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah sebagaimana yang pernah ia dengar dari pernyataan setan setan yang diusir Yesus dari orang-orang yang dibawa ke rumah ibu mertua Petrus beberapa hari sebelumnya. Ia ingat kuasa Yesus menyembuhkan bukan hanya ibu mertuanya tetapi juga orang-orang sakit dan orang-orang kerasukan setan yang dibawa kepada Yesus. Peristiwa hari itu tentu sangat istimewa bagi Petrus. Yesus bukan hanya berkuasa atas sakit penyakit dan setan-setan tetapi juga atas danau dan ikan-ikan. Lukas 5:10b-11 Yesus berkata kepada Simon: “jangan takut, mulai dari sekarang, engkau akan menjala manusia.” Mereka menghela perahu-perahu mereka ke darat, dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Simon, Yakobus dan Yohanes menyerahkan diri mereka untuk melayani Sang Guru dalam memberitakan tentang kerajaan Allah. Mereka meninggalkan perahu mereka. Ikan-ikan yang banyak tak lagi membuat mereka tertarik lagi. Mereka tertarik pada kerajaan Allah. Mereka mulai bersiap menjala manusia. Tema pokok teks Lukas 5:1-11 adalah sebagai berikut: 1. Penjala ikan dijala oleh Yesus. Saat Petrus dan kawan-kawanya menjala dan mendapatkan banyak ikan, Yesus menjala mereka dengan kasih-Nya. 46 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 2. Melihat beberapa kali mukjizat tidak menjadi jaminan seseorang menjadi pengikut Yesus. Hal ini terjadi pada diri Simon dan orang banyak yang mencari Yesus. Baru sesudah tiba saatnya, yakni saat mereka menyadari keberdosaan mereka maka Simon, Yakobus dan Yohanes menyerahkan diri mereka untuk mengikut Yesus dengan sukarela. 3. Yesus berkuasa atas kehidupan dan penghidupan. Ikan-ikan pun takluk kepada Yesus. Yesus tahu apa yang akan terjadi bila mereka menebarkan jala. Yesus berkuasa atas apa yang akan terjadi di masa depan. 4. Yesus mengundang orang-orang yang telah menyadari dosanya untuk menjadi pengikutNya. C. KONTEKS MASA KINI. 1) Zaman modern melahirkan banyak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang yang egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu, demi harta dan kedudukan seseorang rela mengorbankan sesamanya, keluarga bahkan agamanya. Padahal, orientasi pemenuhan kebutuhan dan fasilitas hidup tidak membawa seseorang kepada kesejahteraan jiwa. Persoalan dosa tidak akan pernah tersentuh saat manusia belum merefleksikan situasi rohani yang sedang mereka alami. Persoalan dosa hanya selesai saat seseorang “dijala” oleh kuasa Allah sehingga menyadari kebutuhan rohani mereka untuk berjalan bersama Tuhan. 2) Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan melupakan pemenuhan kebutuhan rohani. D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH. 4. Pembukaan Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menceritakan tugas tim sukses pasangan calon Bupati. Tim sukses ini biasanya pasti sukses karena tak peduli motivasi mereka, mereka akan 47 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 mendapatkan sesuatu dari pasangan calon bupati yang mereka usung. 5. Isi Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks. Tekankan tentang : 1. Penjala ikan dijala oleh Yesus. Saat Petrus dan kawan-kawanya menjala dan mendapatkan banyak ikan, Yesus menjala mereka dengan kasih-Nya. 2. Bila seseorang menyadari keberdosaannya, mereka akan menyerahkan diri mereka untuk mengikut Yesus dengan sukarela. 3. Yesus berkuasa atas kehidupan dan penghidupan. Ikan-ikan pun takluk kepada Yesus. Yesus tahu apa yang akan terjadi bila mereka menebarkan jala. Yesus berkuasa atas apa yang akan terjadi di masa depan. 4. Yesus mengundang orang-orang yang telah menyadari dosanya untuk menjadi pengikutNya. 6. Penutup Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa Pengikut Yesus harus menjadi tim suksesnya Yesus yakni menjala manusia. E. LITURGI: Nas Pembimbing : Matius 10:32-33 Berita Anugerah : Yohanes 3:16 Persembahan : Amsal 11:24-26 Nyanyian : 1. KJ 21:1-2 2. KJ 19:1-5 3. KJ 33:1-3 4. KJ 34:1-3 5. KJ 403:1-4 6. KJ 363:1-2 48 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 F. CONTOH KOTBAH JADI. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Pada bulan Desember 2015, dilaksanakan Pilkada serentak. Kesuksesan pasangan calon bupati tak lepas dari peran serta Tim Sukses mereka. Tim sukses diangkat untuk bekerja aktif demi suksesnya pasangan calon bupati yang mereka usung. Mereka harus mengkampanyekan kebaikan-kebaikan sang calon dan meyakinkan masyarakat bahwa merupakan keuntungan besar bila memilih pasangan calon yang mereka usung. Masa depan cerah akan terjadi bila pemimpin daerahnya adalah pasangan bupati dengan nomor pilih tertentu. Janji-janji perubahan menuju daerah yang lebih baik diharapkan dapat memikat masyarakat. Jalan yang mulus, keamanan yang terjamin, pendapatan masyarakat meningkat, transparansi dan akuntabilitas, birokrasi yang lebih mudah, layanan publik yang lebih ramah, cepat dan murah, dan lain-lain dijanjikan. Tim sukses tugasnya memang mensukseskan pasangan calon bupati yang kepadanya mereka bekerja. Ada tim sukses sukarela seperti pada pilihan presiden Jokowi, tapi ada juga Tim sukses yang bekerja didorong motif ekonomi, harapan mendapat jabatan tertentu bila calon pasangan bupati mereka terpilih, atau mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu. Biasanya, tim sukses tidak akan rugi meskipun calon pasangan bupatinya tidak terpilih. Meskipun demikian, tak jarang dengan menjadi tim sukses, mereka juga mengeluarkan banyak pengorbanan khususnya bagi tim sukses yang menjadi penyandang dana demi proyek yang akan mereka terima bila pasangan calon bupati mereka terpilih, atau pejabat pemerintahan yang ikut mengkampanyekan pasangan calon tertentu dengan harapan bila menang, mereka masih menjabat di masa pemerintahan sang calon. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Petrus, Yakobus dan Yohanes diangkat menjadi tim sukses Yesus. Bukan untuk kepentingan politik melainkan demi perekrutan sebanyak mungkin orang menjadi murid Yesus. Mereka dijadikan Yesus sebagai penjala manusia. Tugas mereka adalah menjala manusia, maksudnya menawarkan kepada orang-orang untuk menjadi murid Tuhan Yesus, meyakinkan 49 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 mereka akan adanya keuntungan rohani bila menjadi pengikut Yesus. Kisahnya demikian. Pada suatu hari, Yesus ada di pantai danau Genesaret dan banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Danau Genesaret merupakan nama lain danau Galilea yang terletak di sebelah utara lembah Sungai Yordan. Danau ini panjangnya sekitar 21 km dan lebarnya sekitar 12,8 km. Orang Romawi menyebutnya Danau Tiberias. Danau air tawar ini memisahkan sungai Yordan menjadi dua bagian. Letak danau ini di antara dua pegunungan sehingga temperatur mudah berubah dan sering terjadi hujan badai yang datang dengan tiba-tiba. Perikanan merupakan industri terpenting yang sesudah diasinkan dapat dijual sampai ke Yerusalem. Diantara orang banyak yang mendengarkan Yesus berkotbah tentang kerajaan Allah, juga terdapat Simon, Yakobus dan Yohanes yang sedang membasuh jala, bersama dengan teman-teman nelayan lainnya. Mereka telah semalam-malaman mencari ikan tapi tak memperoleh apa-apa. Bila orang banyak lainnya datang ke pantai didorong motivasi rohani yakni mendengarkan kotbah Yesus, 2 kelompok nelayan yang terbagi dalam 2 perahu ini datang ke pantai karena alasan ekonomi. Simon dan kawankawannya dalam keadaan lelah dan kondisi batin mereka berbeda dengan orang banyak yang datang ke pantai itu. Kemudian Yesus naik ke salah satu perahu, yakni perahu milik Simon. Dan sambil duduk di dalam perahu, Ia mengajar orang banyak tentang kerajaan Allah. Waktupun berlalu. Yesus telah selesai mengajar tentang kerajaan Allah. Meskipun tanpa mukjizat satupun yang dilakukan selama Yesus mengajar, orang banyak masih setia di tepi pantai Genesaret. Lalu berkatalah Yesus kepada Simon, “bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Biasanya, ikan-ikan memang memilih bergerombol di tempat yang dalam. Simon dan kawan-kawan nelayan lainnya memahami hal ini. Sepanjang malam mereka telah bekerja keras tanpa mengenal lelah menjala di tempat-tempat strategis tetapi ikan tak mereka dapatkan. Lalu, Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan sesudah mereka melakukan perintah Yesus, mereka menangkap sejumlah besar 50 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Mereka sangat bersukacita. Larut dalam kegembiraan. Lalu mereka memberi isyarat kepada kawan-kawan mereka di perahu lainnya untuk mendekat dan membantu menarik jala mereka. Maka datanglah mereka dan mengisi kedua perahu mereka dengan ikan hingga kedua perahu itu hampir tenggelam karena banyaknya ikan yang mereka dapatkan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Jala mereka penuh dengan ikan-ikan. Mereka telah menjala sejumlah besar ikan dengan cara yang ajaib. Tiba-tiba, Petrus tersungkur di depan kaki Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Petrus, Yakobus, Yohanes dan semua nelayan itu takjub akan banyaknya ikan yang mereka tangkap. Petrus menyadari keberdosaannya sesudah melihat kuasa Allah dalam diri Yesus. Ia tersungkur, menyatakan perasaan hormat yang amat dalam kepada Yesus. Mungkin peristiwa hari itu membuat Simon Petrus menjadi sangat yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah sebagaimana yang pernah ia dengar dari pernyataan setan setan yang diusir Yesus dari orang-orang yang dibawa ke rumah ibu mertuanya beberapa hari sebelumnya. Ia ingat kuasa Yesus menyembuhkan bukan hanya ibu mertuanya tetapi juga orang-orang sakit dan orang-orang kerasukan setan yang dibawa kepada Yesus. Peristiwa hari itu tentu sangat istimewa bagi Petrus. Yesus bukan hanya berkuasa atas sakit penyakit dan setan-setan tetapi juga atas danau dan ikan-ikan. Simon tersungkur menyesali dosa-dosanya. Lalu berkatalah Yesus kepada Simon: “jangan takut, mulai dari sekarang, engkau akan menjala manusia.” Mereka menghela perahu-perahu mereka ke darat, dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Simon, Yakobus dan Yohanes menyerahkan diri mereka untuk melayani Sang Guru dalam memberitakan tentang kerajaan Allah. Mereka meninggalkan perahu mereka. Ikan-ikan yang banyak tak lagi membuat mereka tertarik lagi. Mereka tertarik pada kerajaan Allah. Mereka mulai bersiap menjala manusia. Saudara-saudara 51 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan melupakan pemenuhan kebutuhan rohani. Zaman modern memang melahirkan banyak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang yang egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu, demi harta dan kedudukan seseorang rela mengorbankan sesamanya, keluarga bahkan agamanya. Padahal, orientasi pemenuhan kebutuhan dan fasilitas hidup tidak membawa seseorang kepada kesejahteraan jiwa. Persoalan dosa tidak akan pernah tersentuh saat manusia belum merefleksikan situasi rohani yang sedang mereka alami. Persoalan dosa hanya selesai saat seseorang “dijala” oleh kuasa Allah sehingga menyadari kebutuhan rohani mereka untuk berjalan bersama Tuhan. Zaman modern juga menyuburkan sifat serakahnya manusia. Manusia modern yang dihinggapi ruh cinta uang semakin sukar untuk berbagi kepada sesamanya. Tidak mungkin bisa berbagi bila merasa diri sendiri saja belum cukup! Budaya konsumerisme menyebabkan masyarakat merasa kesulitan membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dengan mana yang sekedar keinginan. Akibatnya semakin sulit untuk bisa merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Manusia semakin jauh dari kebahagiaan. Banyak juga orang yang kemudian sadar bahwa sukacita itu tidak terdapat pada kebendaan. Mereka mencari di rumah-rumah ibadah. Motivasi seseorang mencari Tuhan bisa beragam, tetapi bila sungguh-sungguh mengharapkan kebahagiaan, hanya motivasi murni yang bisa menghantar seseorang kepada Sumber Kehidupan dan keselamatan jiwa mereka. Pengikut Yesus harus menyucikan motivasi mereka. Motivasi mengikut Yesus haruslah motivasi murni yakni rasa syukur dan takjub karena merasakan kasih Yesus yang telah memberikan augerah pengampunan yang memberikan keselamatan kepada kita. Bila ini menjadi motif kita, Tuhan akan mengaruniakan sukacita dan kehidupan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Bagi persoalan manusia modern ini, Yesus menunjukkan jalan keluarnya. Dialah solusi itu. Dengan datang kepada Yesus dan menerima kasihNya dapat mengubah orientasi hidup seseorang. Yesus berbagi kehidupan dan masa depan dengan umat manusia. Inilah teladan Yesus dalam 52 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 mempergunakan hidup : Jalan melayani dan memberi. Seseorang yang telah berjumpa dengan Yesus, kebutuhan pokok rohaninya terpenuhi, kebutuhan akan rasa amannya pun juga terpenuhi. Kepastian masa depannya juga dipenuhi. Apakah yang paling ditakuti manusia dalam hidupnya? Bukankan tiadanya jaminan akan masa depan ? Yesus menjaminnya ! “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” (Yoh. 6:54). Saudara-saudariku di dalam Tuhan, Saudara dan saya sudah mengalami perjumpaan dengan Yesus. Kita sudah menikmati pengampunan dosa. Kita semua sudah dijala oleh Yesus. Sebagaimana Simon, Yakobus dan Yohanes telah dijala oleh Yesus, kitapun mendapatkan tawaran menjadi tim sukses bagi Yesus. Tuhan Yesus bersabda: “jangan takut, mulai dari sekarang, engkau akan menjala manusia.” Biarlah Tuhan senantiasa mengaruniakan sukacita dan kehidupan. Selamat menjala manusia! Tuhan memberkati. Amin. (BNH) . *** 53 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 07 PEBRUARI 2016 Minggu Epifani VI; Warna Liturgi Hijau Bacaan Kotbah: Yeremia 17: 5-10 Bacaan Leksionari: Yeremia 17:5-10. Mazmur 1. I korintus 15:12-20. Lukas 6: 17-26 Tema: DIBERKATI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN Tujuan: Jemaat selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pergumulan mereka. A. LATAR BELAKANG TEKS Yeremia hidup dalam zaman yang ditandai oleh sinkritisme, yaitu campuran agama. Yeremia hidup sebagai nabi dan selama itu ia selalu memperingatkan umat Allah akan bencana yang akan menimpa mereka, oleh karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Selama pemerintahan Yosia (sebelum reformasi), pemerintahan Yoyakhim, pemerintahan Zedekia, pengaruh bangsa asing (terutama Babel) sangat besar, bukan hanya dibidang politik tetapi juga di bidang agama. Yeremia mempersalahkan bangsa Yehuda karena mereka berbuat apa yang tidak pernah terjadi: Mereka menukarkan Tuhan dengan dewadewi yang bukan Allah. Mereka meninggalkan Tuhan ( Yer 2:13), bersundal dengan dewa-dewa lain ( Yer 3:8). Yehudapun ambil bagian dalam pelacuran bakti (Yer 2:20). Anak-anak dipersembahkan kepada Molokh di lembah Ben-Henom( Yer 7:31), serta menyembah ratu Sorga (Yer 7: 18), mereka juga gentar terhadap tanda-tanda langit (Yer 10:2). Setelah jatuhnya kota Yerusalem ke tangan Nebukadnesar (597), maka diangkatnyalah raja Zedekia (597-586) sebagai raja bawahan di Yerusalem. Tetapi setelah beberapa waktu, Zedekia memberontak terhadap Babel dan mencari bantuan dari Mesir. Nebukadnesar segera datang dan menundukkan Zedekia dan Yerusalem. Dalam keadaan itu, sebelumnya Yeremia pernah bernubuat: “Jangan percaya kepada bantuan dari Mesir, sebab Yerusalem pasti direbut oleh 54 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 orang Babel! Sebab bangsa Yehuda dihukum oleh Tuhan oleh karena kejahatannya”. Dengan nubuat yang dilakukan oleh Yeremia, menjadikan dirinya ditangkap dan dimasukan ke dalam sebuah perigi, ia dituduh mau menyeberang kepada Babel. Yeremia sudah sering menasihati Raja Zedekia, tetapi tidak pernah didengar. Akhirnya kota Yerusalem direbut oleh Babel, Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan sama sekali. Zedekia ditangkap dan dibelenggu, anakanaknya disembelih didepan matanya, kemudian matanya dibutakan. Hal ini terjadi karena Orang Yehuda dan raja Zedekia tidak pernah mau mendengar Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yeremia. B. PENJELASAN TEKS Yehuda, sebagai umat pilihan yang diberkati Tuhan tidak lagi berpegang pada perintah Tuhan, apalagi mengandalkan Dia. Ketika mereka berada dalam tekanan bangsa-bangsa besar di sekitarnya, Yehuda tidak percaya dan tidak mengandalkan Tuhan. Mereka berbalik dari Tuhan dan menyembah berhala-berhala agar mereka dilindungi bangsa yang berhalanya mereka sembah. Dosa mereka terukir di dalam tabiat mereka sehingga penyembahan berhala dan kejahatan menjadi kesatuan dalam hidup mereka. Karena ketidaksetiaan maka mereka akan kehilangan negri mereka dan menjadi budak bangsa asing, itulah hukuman yang akan diberikan Tuhan. Ayat 5 - 6 : Firman Tuhan kepada Yehuda; “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari pada Tuhan. Ia diumpamakan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami keadaan baik; ia tinggal di tanah angus di padang gurun”. Gambaran mengalami kekeringan, tidak akan bertumbuh dan berkembang, melainkan malah bisa mati. Ayat 7 - 8 : berlawanan dengan ayat di atasnya, Firman Tuhan Kepada Yehuda; “diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapannya kepada Tuhan. Ia diumpamakan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti 55 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 menghasilkan buah”. Yeremia meyakini bahwa sumber berkat dari Tuhan sehingga bila seseorang mengandalkan dan menaruh pengharapan kepadaNya pasti diberkati. Ayat 9-10 : Hati manusia yang licik, hati yang terus-menerus berpaling kepada dosa, hati yang keras seperti batu. Tuhanlah yang mengetahuinya, karena Tuhanlah yang menyelidiki hati dan menguji batin serta memberi hukuman kepada manusia karena perbuatannya yang jahat. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari dituliskan;” Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah penyakitnya. Aku Tuhan, menyelidiki hati, batin manusia Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya dan Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya.” Ayat ini menunjukkan kemahatahuan Allah sampai ke relung hati, motivasi, kecenderungan yang paling dalam dari umat Yehuda. Bahwa Allah akan membalas menurut tingkah laku Yehuda dihubungkan dengan hati Yehuda yang sudah keras seperti batu, artinya sudah tidak mungkin lagi diajar. C. KONTEKS MASA KINI. 1. Kecerdasan otak manusia membuat dunia berkembang dengan cepat, bukan saja di bidang tekhnologi tetapi juga dibidang-bidang lainnya. Dalam situasi seperti ini masih banyak manusia yang tetap beriman dan masih mengandalkan Tuhan. 2. Materialisme, Pendewaan terhadap materi membuat sebagian orang hidupnya jauh dari Tuhan, sehingga perilakunya menyimpang dari Firman Tuhan. 3. Akibat perilaku dosa manusia yang memuja nafsu dan materi, membuat manusia menjadi menderita. 4. Persoalan hidup dapat membawa seseorang semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan dapat juga semakin menjauhkan diri dari Tuhan. 56 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 1. Pembukaan Awali kotbah dengan ilustrasi atau kesaksian bahwa mengandalkan kekuatan manusia dapat mengecewakan. 2. Isi Berikan penjelasan tentang teks Yeremia 17:5-9 i. Terkutuk orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. ii. Diberkati orang yang mengandalkan Tuhan iii. Tuhan mengetahui isi hati yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Tuhan akan membalas sesuai dengan perbuatannya. 3. Penutup. Beri penjelasan kontek saat ini dan tekankan kepada jemaat untuk tetap mengandalkan Tuhan. 4. LITURGI Ny Pembukaan Nats pembimbing Ny Jemaat Berita Anugerah Ny peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny persembahan Ny penutup : : : : : : : : : KJ 454 Mazmur 1 KJ 05 I korintus 15:17-20. PKJ 249 PKJ 129 Mazmur 50:23 PKJ 271 PKJ 285 CONTOH KHOTBAH JADI Jemaat yang dikasihi Tuhan, Ada seorang pendeta yang melayani jemaat di suatu daerah pelosok memberi kesaksian demikian: “Ketika kami membangun gedung gereja, kami membutuhan dana yang cukup besar. Untuk mencari dana, saya pribadi sebagai gembala pernah diajak dan dipertemukan dengan seorang pengusaha 57 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 kaya raya di Jakarta. Konon katanya pengusaha ini sering memberi donatur ke gereja-gereja. Pada saat kami bertemu, kami diminta untuk membuat proposal mengajukan dana yang dibutuhkan, proposal telah dibuat dan dikirimkan sekaligus nomor rekening bank milik gereja. Kami berpikir pasti akan mendapat dana yang banyak, mengingat pengusaha ini sangat kaya karena mempunyai beberapa perusahaan besar. Pada saat itu, saya dan jemaat menggantungkan diri dan menaruh harapan yang besar kepada pengusaha ini. kami menunggu seminggu, dua minggu, satu bulan satu tahun, ternyata dana sama sekali tidak ada. Hal ini membuat sebagian jemaat menjadi kecewa”. Dalam situasi pembangunan gedung gereja yang terkendala karena dana, lalu kami membawa pergumulan ini kepada Tuhan. Dalam doa-doa pribadi jemaat dan doa syafaat pergumulan ini selalu dinaikkan, ternyata doa ini dijawab oleh Tuhan. Tuhan tidak langsung menurunkan berkatNya dari langit, tetapi melalui doa-doa ini Allah menggerakkan hati anggota jemaat sehingga menjadi sadar dan terlibat aktif dalam proses pembangunan. Walaupun mereka bekerja sebagai petani, buruh dan tidak banyak yang menjadi pegawai dengan kesadaran dan senang hati mereka mempersembahkan tenaga dengan mengumpulkan pasir, mengumpulkan batu, membuat batu bata. Itu semua dilakukan secara gotong royong, disamping ada yang mempersembahkan pohon kayu, semen, konsumsi dan juga dana. Akhirnya walaupun agak lama, gedung gereja itu akhirnya selesai dan dapat ditempati. Memang benar kata Firman Tuhan: orang yang mengandalkan Tuhan tak akan dikecewakan” Kesaksian pendeta ini, mau mengajak supaya pendengar mau mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan manusia maupun diri sendiri. Hal ini juga dialami oleh bangsa Israel dalam sejarah Yehuda pada zamannya nabi Yeremia, yang mana bangsa Yehuda tidak mengandalkan Tuhan dan hanya mengandalkan kekuatan asing, sehingga tidak diberkati. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Yehuda, sebagai umat pilihan Tuhan tidak lagi berpegang pada perintah Tuhan, apalagi mengandalkan Dia. Ketika mereka berada dalam tekanan bangsa-bangsa besar disekitarnya, Yehuda tidak percaya dan tidak mengandalkan Tuhan. Mereka berbalik dari Allah dan menyembah berhalaberhala agar mereka dilindungi bangsa yang berhalanya mereka sembah. Dosa mereka terukir di dalam tabiat mereka sehingga penyembahan berhala dan kejahatan menjadi bagian dalam hidup mereka. Karena ketidaksetiaan Yehuda 58 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 maka mereka akan kehilangan negri mereka dan menjadi budak bangsa asing, itulah hukuman yang akan diberikan Tuhan. Firman Tuhan datang kepada bangsa Yehuda melalui Yeremia, yang mengingatkan bangsa ini.”Terkutuklah orang yang mengadalkan manusia dan mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari pada Tuhan. Ia diumpamakan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami keadaan baik; ia tinggal di tanah angus di padang gurun” . Terkutuk adalah sebuah gambaran hidup yang tidak baik ataupun tidak menyenangkan. Ketika bangsa ini mengandalkan kekuatan manusia dan dirinya sendiri serta meninggalkan Tuhan, mereka akan menjadi sulit bertumbuh dan berkembang, mereka mengalami kesulitan untuk hidup, menderita sengsara bahkan mereka bisa mengalami kematian karena kekeringan. Berbeda dengan orang yang mengandalkan Tuhan; “Diberkati orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapannya kepada Tuhan. Ia diumpamakan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah ( ayat 7-8). Orang-orang yang mempercayakan diri kepada Allah, sumber air yang hidup akan bertumbuh subur dan menghasilkan buah serta mengalami kehidupan yang baik makmur. Dari ayat 5-8 ada dua hal yang diperlawankan, yaitu; Terkutuk orang yang Mengandalkan kekuatan manusia dan diri sendiri, sedangkan orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati. Apakah Yehuda akan mengandalkan Tuhan atau mengandalkan kekuatan manusia?, Tuhan sendirilah yang tahu, karena Tuhan dapat melihat dan mengetahui isi hati, sehingga tahu perbuatan yang baik dan yang jahat yang dilakukan oleh umatNya . Dalam ayat 9 dan 10 dijelaskan” Hati manusia yang licik, hati yang terus-menerus tertuju kepada dosa, hati yang keras seperti batu. Tuhanlah yang mengetahuinya, karena Tuhanlah yang menyelidiki hati dan menguji batin serta memberi hukuman kepada manusia karena perbuatannya yang jahat. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) dituliskan;” Hati manusia tak dapat diduga, paling licik dari segala-galanya dan terlalu parah penyakitnya. Aku Tuhan, menyelidiki hati, hati manusia Kuuji. Setiap orang akan Kubalas menurut tingkah lakunya dan Kuperlakukan sesuai dengan perbuatannya.” Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Allah Maha tahu dan Dirinyalah yang akan menghukum setiap orang menurut perbuatannya, seperti 59 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 yang dilakukan kepada bangsa Yehuda, karena perbuatannya yang jahat mereka dihukum Allah dengan diserahkan kepada bangsa asing yaitu Babel. Jemaat yang dikasihi Tuhan. Melalui Firman Tuhan yang kita dengar pada saat ini, kira-kira apa yang dapat kita bawa pulang dan dapat kita lakukan dalam situasi sekarang? Harus diakui bahwa kecerdasan otak manusia membuat dunia ini berkembang dengan cepat, bukan saja di bidang tekhnologi tetapi juga dibidang-bidang lainnya. Dalam situasi seperti ini kecerdasan ataupun kekuatan otak manusia selalu dibanggakan sehingga segala sesuatu yang tidak logis (tidak masuk akal) akan ditolak. Dengan akal pikirannya kadang manusia menentukan jalannya sendiri menurut keinginannya, bahkan ada yang “lupa” bahwa mereka mempunyai Tuhan yang selalu mau membimbing ke jalan yang benar. Tetapi kita tetap bersyukur di tengah-tengah zaman yang mengedepankan nalar masih banyak orang yang tetap beriman dan mengandalkan Tuhan, termasuk kita yang hadir ditempat ini untuk beribadah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Zaman modern yang diikuti dengan gaya hidup yang mendewakan harta benda, materi dipahami sebagai sebuah kekuatan besar untuk mencapai tujuan hidup sehingga orang berlomba-lomba mengejar dan mencarinya. Kekuatan dan kehebatan seseorang kadang diukur dari berapa banyak materi yang dipunyai. Seseorang merasa kuat ketika kekayaannya berlimpah dan merasa kecil karena tidak punya materi. Pendewaan terhadap harta benda mengarahkan seseorang dalam menyelesaikan masalah selalu dengan materi. Seolah-olah segala sesuatu dapat diselesaikan dengan materi, dengan membayar uang yang ditentukan semua menjadi beres, hal ini tentu membuat sebagian orang hidupnya jauh dari Tuhan, sehingga perilakunya menyimpang dari Firman Tuhan. Demikian juga dengan jabatan, seseorang merasa bangga karena dirinya atau saudaranya memiliki jabatan, tentu hal ini adalah wajar. Menjadi tidak wajar ketika jabatan ini menjadi dewa yang selalu diandalkan. Ketika seseorang mengandalkan jabatannya, bisa jadi seseorang dapat terjebak pada tindakan yang sewenang-wenang serta tidak menjadi bijaksana. Dan itulah yang sering terjadi pada zaman sekarang, banyak orang berlomba mencari jabatan dalam rangka kekuasaan dan uang. Karena jabatan menjadi andalan utama membuat seseorang kurang bahkan tidak mengandalkan Tuhan, tanpa 60 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Tuhanpun dirinya merasa mampu mengatasi masalahnya sendiri lalu menjadi sombong. Namun demikian masih banyak juga orang yang berjabatan tetapi mau merendahkan hati, mereka mengakui dan mengimani bahwa Tuhan lebih besar dari pada jabatannya, apalah artinya jabatan tanpa campur tangan Tuhan ( pengkotbah bisa menjelaskan tentang Gubernur DKI Ahok). Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Situasi zaman yang terus berkembang, persoalan hidup pun juga semakin kompleks. Dari masalah ekonomi, sosial, hukum, ekologi, politik sampai masalah keluarga, baik kenakalan remaja dan orang tua termasuk di dalamnya narkotika dan minuman keras. Walaupun masalah tidak diundang terkadang masalah itu datang dalam kehidupan kita. Masalah membuat hidup kita tidak bahagia, kita stres dan tertekan. Dalam menyelesaikan persoalan hidup hendaknya kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, baik itu yang berupa kepandaian, kekayaan, jabatan ataupun yang lainnya, tetapi hendaknya kita harus tetap mengandalkan Tuhan. Ada kalanya sesuatu yang kita punya tidak dapat menyelesaikan persoalan, apa yang kita miliki untuk diandalkan ternyata tidak mampu menjawab persoalan. Akhirnya kita menjadi frustasi dan putus asa, lalu jalan yang ditempuh adalah jalan pintas yang mungkin tidak sesuai dengan firman Tuhan. Akhirnya hidup kita menjadi tidak bahagia dan menderita. Sebelum menutup kotbah ini saya mau menyampaikan pelajaran yang positif dari kesaksian pendeta dalam pendahuluan kotbah. Sebelumnya pendeta dan jemaat terlalu menaruh harap dan mengandalkan manusia. Mereka kecewa dan belajar mengandalkan Tuhan dalam doa. Doa ini menggerakan hati mereka untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, yakni pembangunan gedung gereja mereka dan Tuhan tidak pernah mengecewakan. Marilah dalam setiap langkah hidup kita senantiasa mengandalkan dan menaruh harap kepada Tuhan sumber berkat, sehingga hidup kita diberkati. Hidup mengandalkan Tuhan berarti senantiasa menjalin relasi dengan Tuhan, sekaligus menjadi rekan sekerjaNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (JN) *** 61 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 22 MEI 2016 Minggu Trinitas I, Warna Liturgi Hijau Bacaan Kotbah: Roma 5:1-5 Bacaan Leksionari: Amsal 8:1-4,22-31, Mazmur 8, Roma 5:1-5, Yohanes 16:12-15 Tema: MENJADI JEMAAT DENGAN KEBANGGAAN IMAN, KEBANGGAAN KARYA DAN KEBANGGAAN VISI Tujuan: 1. Jemaat diteguhkan kebanggaan Iman, kebanggaan karya dan kebanggaan visi sebagai umat Kristus 2. Jemaat dipanggil dan diutus untuk ikut serta mewujudkan kehidupan damai sejahtera dengan Allah dalam situasi keberagaman suku, agama dan budaya. A. LATAR BELAKANG TEKS 1. Kitab Roma Kota Roma pada jaman Perjanjian Baru sudah lama menjadi pusat politik dan administratif negara raksasa Roma. Pada tahun 49 Masehi telah terdapat banyak orang Kristen di Roma. Mereka, orang Kristen di Roma kebanyakan bukan orang Yahudi. Kitab Kisah Rasul mencatat bahwa semua orang Yahudi diminta meninggalkan Roma pada saat pemerintahan kaisar Klaudius (Kis.18:2). Di Korintus, Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila yang datang dari Roma. Paulus belum pernah mengunjungi jemaat Roma sampai pada saat perjumpaan dengan Akwila dan Priskila, selanjutnya Paulus menuliskan suratnya ini. Paulus belum tahu banyak tentang pergumulan jemaat di Roma pada waktu itu. Pertanyaannya, bagaimana Paulus menuliskan surat yang demikian panjang itu? 62 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Surat kepada jemaat Roma yang ditulis sekitar tahun 55 ini berbeda dengan yang dikirimkan kepada jemaat di Galatia. Surat Paulus kepada jemaat di Galatia ditulis karena ada situasi tertentu yang dihadapi, yakni di sekitar ajaran tentang iman dan taurat. Namun surat kepada jemaat di Roma sebagian tidak ditentukan oleh situasi jemaat tetapi ditentukan oleh keberadaan Paulus. Sekali lagi, itu karena Paulus belum mengetahui banyak situasi jemaat di Roma, selain cerita dari Akwila dan Priskila. Karena surat Roma ditentukan oleh keberadaan Paulus, maka surat itu bermaksud: pertama, untuk memperkenalkan diri dengan pelayanannya dan kedua untuk memberi gambaran situasi Paulus pada saat itu. Paulus ingin memperkenalkan dirinya sebagai rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi (Ro.11:13). Situasi Paulus pada saat itu sebagaimana dituliskan di surat Roma.15:22-33 , setelah membawa kolekte ke Yerusalem, ia menyatakan akan berangkat ke spanyol melalui Roma. Selain hal tersebut, isi teologis surat menjadi bagian penting yang disampaikannya kepada jemaat di Roma. Dalam surat Roma 15; 1 Kor.16 dan Kis.20 menunjukkan adanya “muatan” ketegangan Paulus dengan Yerusalem. Ketegangan di Yerusalem mengenai permasalahan orang Yahudi Kristen dan kafir untuk sebutan orang Kristen bukan Yahudi yang secara psikologis membebani pikiran Paulus. Tetapi dalam menghadapi ketegangan tersebut Paulus memiliki semangat untuk mengungkapkan pandangan teologis, kristologis dan eklesiologisnya kepada jemaat Kristen di Roma. Pandangan Paulus terhadap umat di Roma – umat Kristen di Roma mempunyai posisi penting dalam keseluruhan gereja purba sebagai jemaat di ibukota negara. Ada kemungkinkan Paulus melihat bahwa Gereja Roma akan mengambil alih pimpinan dalam keseluruhan umat Kristiani. Namun kondisi tersebut agaknya tidak mungkin, karena Paulus memiliki arah menggereja baik jemaat Yahudi 63 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Kristen maupun jemaat Kristen bukan Yahudi sebagai satu tubuh Kristus (Lih. Rom.12) Surat Roma berisi pernyataan agak “resmi” mengenai pandangan teologis Paulus. Surat Roma ini tidak seperti suratnya yang lain sebagai tanggapan spontan Paulus terhadap permasalahan konkrit jemaat. 2. Surat Paulus kepada Jemaat di Roma Tema Surat Paulus kepada jemaat di Roma terdapat pada Ro.1:1 Paulus, yang memperkenalkan diri sebagai “hamba Yesus Kristus yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah”. Bagi Paulus, Injil Allah berarti kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. (Ro.1:6). Injilnya berasal dari wahyu Allah, Injilnya bukan dari pikiran Paulus; bukan dari rasul di Yerusalem, Paulus bukan murid Petrus atau murid Yakobus, tetapi rasul yang setara, menerima Injil langsung dari Tuhan, karena itulah ia yakin akan “kebenaran Injil”. Paulus mengakui Ia lahir dan besar sebagai seorang Yahudi, tidak mungkin menerima Injil melalui ajaran manusia. Paulus menjadi Kristen, semata-mata karena karya Tuhan. Susunan pokok surat Roma sebagai berikut: a. Pembukaan (1:1-17) b. Ajaran i. Pembenaran (fasal 1:8 – 4:25) ii. Hidup dalam Roh (fasal 5-8) iii. Nasib Israel (fasal 9-11) c. Penjelasan i. Prinsip umum (fasal 12-13) ii. Soal Khusus (fasal 14:1-15:13) d. Penutup (fasal 15:14-16:27) 64 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 B. PENJELASAN TEKS Lembaga Alkitab Indonesia memberi tema “Hasil Pembenaran” pada perikop Ro.5:1-11. Pilihan bacaan leksionari yang ditetapkan ayat 1-5. Dengan susunan surat Roma seperti di atas, berarti pasal 5:1-5 berada di antara Ajaran Pembenaran dan Hidup dalam Roh. Ro. 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Dibenarkan karena iman yang dimaksud oleh Paulus adalah Iman yang bukan hanya sikap subyektif saja, tetapi karya Tuhan. Karena iman itu karya Tuhan maka damai sejahtera dengan Allah. Tuhan kita Yesus Kristus hendak menunjukkan pewahyuan Injil Yesus kepada Paulus yang menjadi landasan pembenaran iman. Pembenaran Iman ini menjadi bagian penting ajaran Paulus tentang keselamatan (Ro.5:9-10). Penting, karena keyakinan Paulus tentang keselamatan berbeda dengan keselamatan dalam konsep Yahudi. Menurut keyakinan Yahudi, orang dibenarkan karena melakukan Taurat. Intisari pandangan Paulus: “oleh kasih Karunia kita telah dibenarkan ..karena penebusan dalam Kristus Yesus. (Ro.3.24). Ro. 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Iman ini diawali dari perjumpaan Paulus dengan Yesus yang bangkit diikuti pertobatan Paulus. Inilah yang dimaksud dengan iman bukan sikap subyektif atau sekedar percaya, tetapi bahwa percaya itu dilengkapi Allah dengan kasih karunia. Kasih karunia di sini untuk menekankan bahwa pilihan iman tentang keselamatan bagi Paulus adalah penyataan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus yang berbeda dengan keselamatan dengan melakukan perbuatan menaati Taurat seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada umumnya (band. Gal. 1:12 dan Gal. 1: 15). Bagi Paulus kasih karunia adalah tindakan aktif Allah yang (lebih dahulu) menyelamatkan, ketimbang Allah yang menghakimi. Injil yang 65 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 diberitakan Paulus adalah Allah yang berikannya kasih karunia kepada manusia ini mengingatkan pilihan Allah kepadanya ketika bermegah dalam pandangan Paulus memuat perbedaan antara bermegah atas keadaan yang lahiriah menurut cara orang Yahudi menyunatkan diri dan bermegah menurut Paulus yang bermegah atas salib Tuhan Yesus Kristus. (Lih. Gal.6:13-14; band. I Kor.1:31; Ro.3:30) Galatia 6:13-14 Sebab mereka yang menyunatkan dirinya pun, tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah.Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. I Kor.1: 31 "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan. Rom..3:30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orangorang tak bersunat juga karena iman. Salib Kristus sebagai tanda tindakan aktif Allah yang memberi kasih karunia menjadi dasar Paulus bermegah atau berbangga memiliki pengharapan menerima kemuliaan, seperti kemuliaan Kristus. Kebanggaan atau kebermegahan Paulus tersebut untuk membedakannya dengan keadaan bermegah karena perbuatan melakukan Taurat. (Lih.Ro.3:27) Ro. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, Kesengsaraan dalam situasi Paulus menunjuk pada pengalaman diancam dan hendak dibunuh saat memberitakan Injil bagi mereka yang bukan Yahudi (lih. Kis.20:3). Namun Paulus tetap menunjukkan niat baik bahwa pemberitaan Injil bukan sekedar mendirikan jemaat, tetapi adalah mewujudkan persekutuan jemaat milik Kristus antara Jemaat 66 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Kristen Yahudi dan jemaat bukan Yahudi. Paulus mengimani bahwa ketekunannya mengumpulkan kolekte dilakukannya untuk mengemban panggilan Kristus yang memiliki gereja-Nya. Kolekte yang dikumpulkan Paulus dari jemaat-jemaat bukan Yahudi dan diserahkan kepada Yerusalem sebagai bentuk konkrit mewujudkan kesatuan jemaat milik Kristus. Paulus hendak menunjukkan cara lain memahami pesan Injil Yesus Kristus. Bahwa Yesus Kristus yang sama, yang diberitakan para murid telah menyatakan diri secara berbeda melalui pengalaman Paulus. Secara fungsional, Iman kepada Yesus Kristus yang satu sekalipun berbeda cara mengalami adalah yang menggerakkan ketekunan Paulus yang turut menanggung sengsara demi terwujudnya gereja yang satu, yang menyatukan gereja-gereja. Ro.5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Ketekunan Paulus untuk menyatukan gereja-gereja Yesus Kristus dengan mengumpulkan persembahan memerlukan ketahanan akan ujian dan kesengsaraan. (Band. Ro.12:1-2). Paulus memandang bahwa perbedaan pengalaman beriman kepada Yesus Kristus yang sama adalah bagian dari pengharapan mewujudkan gereja yang satu. Gambaran atau metafora gereja sebagai “Tubuh Kristus” menjelaskan pandangan ekklesiologi (pengetahuan tentang gereja) menurut Paulus yang pada saat surat Roma ini ditulis masih menjadi pengharapan sampai terwujudnya gereja yang satu tubuh.(Lih.Ro.12.3-5). Ro. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Kasih karunia Allah dalam iman kepada Yesus Kristus adalah penggerak dan pendorong utama Paulus mengerjakan segala sesuatu dengan pengharapan (band.). Pengharapan Paulus diletakkan kepada kasih Karunia Allah yang mendamaikan (band. Ro.5:11) dan secara fungsional akan mendamaikan gereja Yahudi dengan gereja bukan Yahudi. Pengharapan teologis bahwa Allah adalah Allah yang 67 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 mendamaikan, mendorong Paulus meyakinkan jemaat di Roma bahwa pengharapan kepada Allah tidak mengecewakan. Karunia Roh Kudus kepada gereja akan menggerakkan jemaat untuk memahami iman mewujudkan pengharapan kehidupan gereja yang saling menopang sebagai perwujudan satu tubuh. C. KONTEKS MASA KINI. Konteks pemberitaan Injil Paulus dalam kitab Roma adalah konteks gereja mula-mula dengan situasi perubahan. Perubahan dari konsep keselamatan pilihan kepada satu bangsa Yahudi kepada konsep keselamatan Injil Kristus bagi bangsa bukan Yahudi (Yunani) juga. Roh Kudus membuka kesadaran baru dan menggerakkan Paulus untuk memberitakan kasih karunia Allah kepada orang bukan Yahudi. Konteks masa kini, setelah ribuan tahun terdapat kesadaran baru pemberitaan Injil, bukan hanya ada orang Yahudi atau Yunani saja, tetapi semakin banyak bangsa dengan berbagai kearifan budaya yang telah menghidupi manusia. Roh Kudus yang terus bekerja dalam situasi masa kini, menggerakkan pemberitaan kabar baik kepada banyak bangsa dengan kesadaran bahwa berbagai kearifan budaya dipakai Allah untuk menyambut Kasih Karunia Allah. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. Berdoa mohon pimpinan Roh Kudus dalam mempersiapkan pelayanan firman. Membaca seluruh rangkaian pesan melalui leksionari pada bacaan minggu Trinitas dan selanjutnya fokus pada kitab Roma 5:1-11. Merenungkan dan Menemukan pesan (teologis) pokok bacaan Ro.5:1-5 Membaca pengantar dan tafsiran kitab Roma 5:1-5 Menyusun rangkaian kotbah dengan fokus pada pokok pesan (hal bermegah; kemegahan; kebanggaan) yang telah ditemukan. (enam langkah menguraikan kotbah) 68 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 a. Pendahuluan memuat pesan pokok yang hendak disampaikan; misalnya; fokus pada kata “hal bermegah”/ “kebanggaan” terdapat pada ayat 2 dan 3. Menyampaikan pokok pesan maksud Allah melalui pewartaan Firman. Misalnya: Allah bermaksud umatNya memiliki kebanggaan dalam hidupnya. Menguji pesan dan maksud Allah melalui pertanyaan: Apa maksud Allah memberi “kebanggaan” pada umatNya? Bagaimana umat mewartakan kabar baik agar setiap orang menemukan kebanggaan dalam hidupnya? b. Menjelaskan isi bacaan kitab suci untuk menjawab pertanyaan di atas. Memberikan kesimpulan penjelasan atas pertanyaan di atas. c. Penerapan Firman pada konteks masa kini: Memberitakan makna pesan (tentang “hal bermegah”) dalam konteks atau situasi pengkotbah pada saat ini dan di setiap tempat. E. LITURGI Ny Pembukaan Nats pembimbing Ny Jemaat Berita Anugerah Ny peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny persembahan Ny penutup : : : : : : : : : KJ 2: 1+4 Ams.8: 1-4; 8:32 KJ 13: 1-3 Mazmur8: 4-6 atau Roma 5: 8 -11 KJ 247 : 1 – 3 KJ 256: 1+3 II Kor. 9:12-13 KJ 450: 1-3 KJ 260: 1-2 69 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 F. CONTOH KHOTBAH JADI Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak melakukan aktivitas-aktivitas, misalnya anak-anak belajar, ibu bekerja, ayah bekerja, beribadah, melayani, bergereja, bermasyarakat, berteman dan seterusnya. Pertanyaannya, mengapa kita melakukan semuanya itu? Jawabannya banyak sekali, untuk mencari “sesuap nasi”, agar punya teman, dan seterusnya. Tetapi salah satu yang akan kita bicarakan hari ini adalah tentang kebanggaan. Bahwa salah satu yang mendorong kita melakukan semuanya itu adalah karena memiliki kebanggaan. Seorang ahli ilmu jiwa yang bernama Abraham Maslow (lahir tahun 1908 dan meninggal tahun 1970) menempatkan kebanggaan sebagai salah satu kebutuhan penting manusia untuk menerima pengakuan akan keberhargaannya. Kebutuhan penting lainnya adalah kebutuhan yang mendasar, yakni segala sesuatu yang diperlukan tubuh atau fisik. Selanjutnya kebutuhan manusia akan rasa aman. Kebutuhan manusia untuk dicintai dan mencintai. kebutuhan manusia selanjutnya adalah kebutuhan untuk menyatakan kemampuan dirinya. Tetapi yang hendak diperhatikan pada hari ini bahwa kebutuhan manusia untuk diakui akan keberhargaannya bila manusia memiliki kebanggaan adalah penting. Melalui kotbah pada hari ini, kita akan memberikan perhatian pada Roma pasal 5 ayat ke 2 dan ke 3, yang demikian: 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, pada kedua ayat di atas ada dua kata “bermegah” yang dipergunakan dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. 70 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Kata “bermegah” ini memiliki padanan dengan kata “kebanggaan” dalam arti positif sebagaimana yang dimaksud Rasul Paulus. Sehingga kita dapat mengimani bahwa Allah adalah Allah yang memberikan manusia kebanggaan atau kemegahan. Karena Allah yang memberikan kebanggaan, maka Paulus memandang perlu membuat jemaat Roma dapat merasakan kebanggaan yang juga dikaruniakan Allah kepada mereka. Saudara-saudara Kekasih Tuhan Yesus Kristus, Pertanyaan kita selanjutnya, apa maksud dan tujuan Allah memberikan manusia kebanggaan dan apa isi kebanggaan itu? Penjelasan atas pertanyaan tersebut, bacaan kita pada hari ini dari kitab Roma Pasal 5: 1-5 terdapat tiga pokok pesan tentang kebanggaan, yaitu kebanggaan iman, kebanggaan ber-karya dan kebanggaan ber-visi, dengan sebagai berikut: a. Kebanggaan ber-Iman Ayat 1-2 menjelaskan bahwa perjumpaan Paulus dengan Yesus yang mati dan dibangkitkan adalah Kristus menjadi dasar atau fondasi hidup beriman yang membuatnya bangga atau bermegah karena dibenarkan. Paulus begitu berbangga hati karena karya Kristus telah membuatnya menemukan damai sejahtera dengan Allah. Iman kepada Yesus Kristus menjadi kebanggaan yang menggerakkan seluruh aktivitas pelayanan Paulus, agar jemaat Roma juga merasakan dan menemukan alasanalasan kebanggaan dan berdiri sebagai jemaat Kristus. Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini untuk menunjukkan perubahan pandangannya dari kebanggaan bila bisa menjadi penganiaya jemaat Kristus. Pada saat menganiaya jemaat Kristus Saulus merasa sedang melakukan usaha untuk memperoleh pembenaran Allah. Perjumpaan dengan Yesus Kristus telah mengubah kebanggaan Paulus yang semula untuk memperoleh keselamatan harus ketat melakukan hukum Taurat, kini keselamatan diperoleh karena dibenarkan oleh karya penebusan Yesus Kristus. Dulu, manusia yang aktif mencari keselamatan, kini dalam Yesus Kristus, Allah yang aktif memberikan keselamatan. 71 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 b. Kebanggaan ber-Karya Dalam Ro.5: 3-4, Paulus bukan hanya memiliki kebanggaan pada saat hidupnya nyaman dan aman, tetapi kebanggaan tetap dimiliki saat sengsara dalam memberitakan kabar baik. Karya Paulus mengumpulkan kolekte dari jemaat bukan Yahudi untuk dikirimkan kepada Jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem yang sedang terancam kelaparan, tidak selalu disambut baik, bahkan ada upaya untuk membunuh Paulus. (Lih.Kis.11.29 dan Kis.20:3). Dalam kesengsaraan itu Paulus berkarya dan menghayati makna kebanggaan yang membuatnya tetap tekun mewujudkan gereja sebagai satu tubuh. Kolekte atau persembahan yang dikumpulkan dalam perjalanan-perjalanan pemberitaan Injil Yesus Kristus yang akan diikirimkan ke Yerusalem bukan hanya mencukupkan keperluan orang kudus, tetapi di sisi lain menjadi simbol dan tanda bahwa jemaat Kristus adalah satu tubuh. (band. Ro.12: 4-5). Bahwa untuk mewujudkan jemaat yang satu dari jemaat bukan Yahudi dengan Jemaat Kristen Yahudi tidak mudah, namun Paulus tidak pernah berhenti berkarya dengan bangga. Paulus percaya bahwa Allah Yang satu adalah Yang menyelamatkan karena iman (band. Ro.3: 29-30) adalah Allah Yang menghendaki jemaatnya menjadi satu tubuh. Agar jemaat Yahudi dan jemaat bukan Yahudi menjadi satu tubuh. (lihat Ro.12: 4-5). Ketahanan Paulus dalam menghadapi tantangan karena memiliki Allah yang menjadi sumber harapan terwujudnya tubuh Kristus. c. Kebanggaan ber-Visi Pengharapan adalah kata kunci dalam menghayati kebanggaan Paulus untuk melihat visi atau rencana Allah. Dalam pandangan iman Paulus Roh Kuduslah yang akan bekerja bersama kebanggaan iman dan kebanggaan karya Paulus sampai terwujudnya visi Allah atas persekutuan jemaat-jemaat Yahudi maupun bukan Yahudi sebagai Tubuh Kristus. Jadi, saudara: Kesimpulan pokok pewartaan pada hari ini, untuk menjawab pertanyaan apa maksud dan tujuan Allah memberikan manusia kebanggaan dan apa isi kebanggaan itu? 72 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Surat kiriman Paulus kepada jemaat di Roma ini dimaksudkan agar jemaat bukan Yahudi di Roma dapat ikut ambil bagian memasuki : 1. kehidupan iman dalam damai sejahtera dengan Allah 2. kehidupan berkarya bersedia sengsara, tahan uji, bertekun dan berpengharapan bersama Kristus. 3. kehidupan bervisi dan mewujudkannya dengan semangat Roh Kudus. dengan dasar landasan memiliki kebanggaan sebagai jemaat Kristus. Bapak, ibu, Saudara-saudara yang terkasih, Sebagaimana telah disebutkan Abraham Maslow sebagai ahli psikologi, bahwa kebanggaan merupakan salah satu kebutuhan penting manusia, maka Paulus telah menemukan kebanggaan karena dibenarkan dan dapat hidup damai sejahtera dengan Allah. Abraham Maslow mungkin saja berbeda menjelaskan kebanggaan, tetapi kebutuhan Paulus akan kebanggaan telah terjawab dalam perjumpaan dengan Yesus Kritus, khususnya pengalaman damai sejahtera dengan Allah. Dalam situasi kita (di desa, di kota kecamatan, di pusat provinsi) masing-masing memiliki kebanggaannya. Tetapi yang lebih penting adalah menghayati bahwa iman di dalam Kristus menjadi kebanggaan yang mendasari setiap karya dan visi orang percaya menemukan damai sejahtera dengan Allah. Situasi secara umum GKSBS di Sumatera Bagian Selatan tidak bisa menghindar dari situasi plural atau beragam baik suku, agama maupun adat istiadat. Situasi plural yang beragam perlu dibangun sebagai situasi yang damai sejahtera dengan Allah. Warga GKSBS dimanapun tempat perlu memandang setiap wilayah beragam sebagai wilayah damai “darul salam” yang disediakan Allah untuk dihidupi bersama. Di sinilah orang beriman dapat memiliki kebanggaan yang diperlukan, yaitu kebanggaan iman, kebanggaan karya dan kebanggaan visioner sebagai orang percaya untuk menghadirkan wilayah damai. Marilah karya pendamaian Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus diwujudnyatakan di bumi Sumatera Bagian Selatan. Semoga Allah sumber damai sejahtera menolong kita semua. Amin (CPP) *** 73 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 29 Mei 2016 Minggu Trinitas II, Warna Liturgi Hijau Bacaan kotbah: 1 Raja 18:20--39 Bacaan Leksionari :1 Raja 18:20-21,22-29,30-39 atau 1 Raja 8:22-23. 41-43; Mazmur 96; Galatia 1:1-12; Lukas 7: 1-10 Tema: HIDUP MENGANDALKAN TUHAN Tujuan: Jemaat memahami indahnya hidup yang disertai Tuhan. Jemaat mau mengandalkan kuasa Tuhan dalam hidupnya. A.PENDAHULUAN : Perikop ini terjadi paska Kerajaan Israel terpecah menjadi 2, yaitu: Kerajaan Israel (Samaria) di bagian Utara dan Kerajaan Yehuda (Yerusalem) di bagian Selatan. Dan peristiwa ini sendiri terjadi di wilayah kerajaan Israel Utara. Perikop yang kita baca ini sebenarnya adalah cerita tentang sejarah yang selalu terulang dalam perjalanan kehidupan umat Israel pada umumnya, yaitu bahwa Tuhan selalu baik kepada umatNya dengan segala berkat dan pertolonganNya. Namun setelah itu, umat Israel juga akan segera lupa dan meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada allah lain. Dan ketika mereka meninggalkan Tuhan maka kehidupan mereka pun semakin rusak dan masyarakatnya kacau balau. Keadaan masyarakat yang kacau itulah yang membuat nabi Elia prihatin dan mengambil inisiatif untuk melakukan suatu perubahan yang cukup berani, yaitu dengan menantang para nabi Baal untuk melakukan pertandingan yang mempertaruhkan kedaulatan Tuhan Allah. Siapakah yang benar-benar Allah? TUHAN Allah atau Baal? Dan ternyata terbukti bahwa TUHAN-lah Allah, dan Baal jelas bukan Allah. Dan itu membuat suatu perubahan yang cukup drastis, umat seperti disentak dan tersadarkan kembali bahwa Baal yang mereka sembah selama ini 74 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 ternyata bukan Allah, dan hanya TUHAN-lah Allah yang sanggup melakukan perbuatan ajaib. B.PENJELASAN TEKS : Ayat 20-21. Elia menyadari bahwa tuntutan Allah terhadap Israel tidak dapat ditawar-tawar lagi. Setelah pertemuan nabi Elia dengan Raja Ahab, Ahab menyuruh utusannya untuk mengumpulkan empat ratus limapuluh orang nabi-nabi baal dan empat ratus orang nabi-nabi Asyera di gunung Karmel. Elia ingin membuktikan bahwa Tuhanlah satu-satunya Allah dan selain Dia tidak ada yang lain. Pertanyaan Elia kepada seluruh rakayat, "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia", menunjuk kepada keadaan umat Israel yang hidupnya sudah semakin jauh dari Allah agar memastikan siapa Allah yang akan mereka ikuti. Ayat 22-39. Dengan keberanian yang lahir dari keyakinannya, Elia menantang nabinabi Baal dan Asyera dan semua pengikutnya untuk bertarung, menentukan siapa yang harus disembah di Israel – Baal atau Allah, bertempat di gunung Karmel dimana di sana terdapat mezbah-mezbah untuk Baal dan Allah (ternyata mezbah untuk Allah sudah pernah dirusak, ayat 30). Elia menahan diri dan membiarkan nabi-nabi Baal menentukan pilihannya mengenai binatang yang akan dikurbankan. Ia juga membiarkan mereka memanggil terlebih dahulu ilah mereka untuk membakar kurban mereka. Setelah itu barulah ia membasahi kayu dan kurbannya sendiri sebelum memohon api dari surga yang secara luar biasa akan membuktikan keunggulan Allah. Sangat menarik untuk disoroti antara tingkah laku para nabi yang kontras. Yang menjadi ciri nabi penyembah berhala ialah tingkah laku yang penuh gairah, bukan pada isi pemberitaannya. Kegiatan yang mereka lakukan penuh dengan hingar bingar untuk memaksa Allah bertindak. Mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah, lalu melukai diri mereka dengan pisau sambil meneriakkan dengan nyaring doa 75 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 mereka kepada Baal. Setelah sepanjang hari berjingkat-jingkat dan berteriak dengan suara nyaring ternyata berakhir dengan kesia-siaan. Sebaliknya Elia dengan tenang dan penuh percaya diri dan bersungguhsungguh menaikkan permohonan kepada Allah dan api pun turunlah. C.KONTEKS MASA KINI 1. Situasi kehidupan saat ini membuat banyak orang tidak lagi meyakini Allah sebagai sumber yang dapat diandalkan sehingga berpaling dengan menyembah illah lain. Waktu untuk Tuhan pun sangat sedikit bahkan tidak ada lagi. Arah kepercayaan pun bergeser, awalnya kepada Tuhan, kemudian berubah arah kepada orang pintar/para normal yang dianggap mampu lebih cepat memberi solusi dalam setiap persoalan kehidupan. Apalagi situasi sekarang ini, orang begitu mudah mengakses informasi untuk mendapatkan jasa paranormal media masa. 2. Ada orang yang masih mengandalkan kekuatan di luar Tuhan untuk menjalani kehidupan di dunia ini. D.SARAN PENYUSUNAN KOTBAH : Pendahuluan Awali kotbah dengan mengingatkan jemaat tentang peribahasa: berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, adalah peribahasa yang dekat dengan kehidupan umat percaya. Namun kenyataan sekarang, banyak umat percaya yang tidak lagi memegang prinsip hidup seperti itu. Karena berbagai persoalan dan tekanan hidup yang menerpa membuat mereka kurang mempercayai Tuhan sebagai andalan hidup. Isi Pengkhotbah menyampaikan penjelasan teks. Tekankan tentang kasih Allah yang luar biasa kepada manusia yang mau mengampuni dan menerima kembali umatNya yang pernah mengkhianatiNya. Bahkan Ia mau selalu menyertai di dalam setiap kehidupan yang kita jalani. Mengandalkan Tuhan harus menjadi gaya hidup orang percaya saat ini. 76 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Penutup Ajak dan mantapkan hati segenap anggota jemaat untuk meyakini bahwa Allah tetap setia dan selalu melimpahkan berkat-Nya kepada setiap orang yang sungguh-sungguh tulus mengandalkan hidupnya kepada Tuhan. Dan tetap semangat dalam menindaklanjuti firman Tuhan yang diterima saat ibadah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. E.LITURGI Nyanyian Pembukaan Nats Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nats Kotbah Nyanyian Responsoria Nats Persembahan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup : : : : : : : : : : PKJ. 120 : 1,2,3 Mazmur 96 : 10-12 KJ. 405 : 1,2,3 Galatia 5 : 16-18 KJ. 417 1 Raja 18:20-39 PKJ. 143 : 1,2,3 Mazmur 96 : 8 PKJ. 150 : 1,2,3,4,5 PKJ. F.CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudara yang mengasihi Yesus Kristus, Saudara ingat peribahasa yang berbunyi: “Berakit-rakit ke hulu, berenangrenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Artinya adalah apabila seseorang ingin mendapatkan kesenangan atau keberhasilan di kemudian hari maka haruslah ia berani bersusah payah terlebih dahulu. Hal ini sangat dekat sekali dengan kehidupan kita sebagai orang percaya. Mengapa? Karena pola perjalanan kehidupan kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus sering memperlihatkan sikap dan pandangan seperti itu. Namun demikian, kalau kita melihat pada realita kehidupan orang percaya sekarang ini, yang terjadi adalah sebaliknya. Tidak lagi “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, melain berubah menjadi: “bersusah77 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 susah terus, kapan senangnya …?” Entah sadar atau tidak, slogan ‘bersakitsakit dahulu, bersenang-senang kemudian’ kadang sudah tidak berlaku lagi dalam kehidupan kita selaku orang Kristen (walaupun tidak semuanya). Tetapi yang sering muncul adalah sikap dan keluhan-keluhan dalam berbagai bentuk, yang mungkin terwakili oleh ungkapan, ’bersusah-susah terus, kapan senangnya …?’ Situasi dan pergumulan hidup yang dialami dari waktu ke waktu sering membuat kita bingung sehingga kadang kita masa bodoh dan bersikap seolah-olah menggugat iman pengharapan kita sendiri selaku orang Kristen. Sering muncul pertanyaan-pertanyaan dalam hati dan pikiran kita bahwa kalau Tuhan sungguh-sungguh peduli dengan kehidupan kita, mengapa hidup ini justru didominasi oleh berbagai penderitaan dan kegagalan dibanding kesenangan dan keberhasilan? Kondisi tersebut akhirnya sering menggiring kita pada sikap dan cara berpikir yang bersifat instant (sesaat), dan sering terjebak dalam sikap spekulasi (untung-untungan) lalu muncul sikap ketidaksetiaan kepada Tuhan. Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus, Kenyataan seperti itu juga dialami oleh bangsa Israel. Dalam kehadirannya selaku umat pilihan Tuhan, yang diberikan tugas oleh Allah untuk menjadi teladan bagi sesamanya, bangsa Israel pun tidak luput dari berbagai situasi hidup yang sering membuat mereka bergumul. Penderitaan dan tekanantekanan hidup yang mereka alami, terkadang membuat mereka mulai menyangsikan kasih dan penyertaan Tuhan. Akibatnya, mereka sering tergoda dengan praktek-praktek kehidupan dalam kepercayaan yang menduakan dan mendukakan Allah. Bacaan Alkitab kita pada saat ini merupakan seruan yang disampaikan oleh Nabi Elia kepada bangsa Israel ketika Ahab menjadi raja atas Israel, sebab banyak orang Israel sudah berpaling dari Allah dan menyembah baal. Pada waktu itu terjadi kemerosotan yang sangat dalam di bidang moral dan keagamaan. Di Israel telah hadir 450 nabi baal, sedangkan nabi yang masih bertahan untuk bergantung kepada Tuhan Allah, tinggal Elia seorang diri. Jadi bisa dibayangkan bagaimana beratnya situasi dan pergumulan yang dihadapi oleh Elia. 78 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Menghadapi kenyataan tersebut, Nabi Elia menyoroti bangsa Israel. Dengan sangat keras ia menegur, katanya, “berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau baal ikutilah dia.” (ay.21). Bangsa Israel dituntut untuk menentukan pilihan; memilih Tuhan Allah atau memilih baal? Mereka diam, bingung! Ragu-ragu! Namun, setelah melalui proses yang panjang dan menegangkan, akhirnya bangsa Israel mampu menentukan pilihan. Mereka memilih Tuhan Allah dan mereka pun menyaksikan bahwa Tuhan, Dialah Allah yang Maha kuasa. Mereka pun sujud menyembah-Nya! Kuasa Tuhan terjadi atas bangsa Israil dan Elia (ay.39). Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus, Kita pun menyadari bahwa dalam menjalani hidup ini, terdapat banyak persimpangan di depan kita. Jika kita tidak hati-hati atau kurang cermat, maka kita bisa menempuh jalan yang salah dan akan membawa kita kepada kesesatan. Memang, tidak mudah untuk menentukan pilihan menuju jalan yang benar, jikalau kita mengabaikan rambu-rambu yang ada. Tetapi, jika kita memperhatikan rambu-rambu dengan seksama, maka arah jalan yang benar menjadi jelas. Kebingungan sering muncul dalam menghadapi kenyataan hidup ini karena jalan menuju kepada kesesatan dan kebinasaan seringkali terasa atau kelihatan ‘lebih mulus’, daripada jalan menuju kebenaran dan kebahagiaan. Apalagi kalau kita menyadari bahwa perjalanan kita masih jauh dan berat untuk bisa tiba pada tujuan, biasanya kita lebih suka menempuh jalan pintas. Menentukan sebuah pilihan bukanlah perkara yang gampang. Inikah, atau yang itukah? Semuanya membutuhkan suatu pertimbangan yang matang, sekaligus keberanian untuk menanggung resiko-resiko yang ditimbulkannya. Tetapi terkadang juga, terlalu gampang kita mengatakan, ”Ah, sembarang!... Terserah…., tidak apa-apa!..... Yang mana sajalah!” Memang, kalau kita berbicara soal pilihan menyangkut makanan atau minuman - susu atau kopi misalnya, memang tidak terlalu soal (walau tidak dapat disangkali juga bahwa makanan dan minuman yang tidak tepat dan tidak cocok bagi tubuh, dapat merusak kesehatan). Bisa saja kita menjawab, “ah, sembarang! Bisa kopi, bisa susu! Bisa juga kopi-susu! Gitu aja, kog 79 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 repot!” Tetapi bagaimana kalau kita bersikap demikian gampangan terhadap hidup dan keimanan kita? Atau menyangkut hubungan kita dengan Tuhan? Bisakah kita katakan, yang mana saja? Sembarang, tidak apa-apa? Yakinlah, kalau kita bersikap demikian, otomatis resikonya sangat fatal bagi kelangsungan hidup kita! Firman-Nya menuntut kita untuk selalu berani mengambil keputusan iman dalam hidup ini, dengan segala resikonya. Memilih Allah Sang Pencipta, atau memilih illah lain ciptaan manusia. Keputusan itu tidak boleh setengah-setengah atau mendua hati. Sebab tidak ada keimanan yang ‘part time’ (Separuh waktu untuk Tuhan dan separuh untuk ilah lain). Tidak ada orang yang mengaku Kristen dimana separuh tubuhnya dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan dan separuh untuk memuliakan ‘kuasa dunia’. Atau dalam waktu yang bersamaan, sementara tubuhnya sujud menyembah kepada Tuhan Allah, sementara juga hatinya mengharapkan pertolongan ilah lain. Yesus sendiri pernah mengatakan,” Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang, dan mengasihi yang lain. Yakobus pun menyaksikan bahwa orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (Yak. 1:8). Jadi, harus memilih salah satunya. Memilih Allah berarti siap untuk menghadapi tantangan dan penderitaan, namun kalau mampu bertahan berarti akan memperoleh hidup. Sebaliknya, memilih ilah lain, berarti menempuh jalan pintas, mulus, bahkan terkesan menyenangkan, namun berakhir dengan kebinasaan. Saudara-saudara yang dikasihi Kristus Yesus, Jika saat ini kita bisa berkumpul dan beribadah di tempat ini, itu semua adalah akibat atau buah dari keputusan hidup yang kita pilih di hari-hari kemarin. Kita dimungkinkan menaikkan syukur kepada Tuhan pada saat ini, menikmati berkat-berkatnya, semata-mata karena pertolongan Allah yang telah kita pilih sebagai penolong kita dalam berencana dan bekerja pada waktu-waktu yang telah dilewati. Memang, tidak dapat disangkal, bahwa selama kita bekerja dan berjuang mewujudkan segala impian yang ada, berbagai macam rintangan dan penderitaan hadir menjadi riak dan gelombang mewarnai perjalanan 80 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 kehidupan kita. Kadang kita diperhadapkan dengan berbagai macam pilihan; mau menempuh jalan pintas dan gampang tetapi buntu? atau menempuh jalan berliku dan panjang tetapi tiba dengan selamat? Mau mengandalkan Tuhan atau kuasa lain? Dan Puji Tuhan, berkat iman dan pengharapan yang kokoh, kita boleh mengambil keputusan iman untuk mau memilih dan selalu bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Akhirnya kita pun boleh menyaksikan, bahwa orang-orang yang mau bersakit-sakit dahulu di dalam Tuhan, ia pun pasti akan bersenang-senang kemudian. Ungkapan syukur dan kesaksian yang kita nyatakan pada kesempatan ini menandakan juga bahwa Allah yang telah kita andalkan pada masa-masa yang lalu dan hari ini, Dia jugalah yang kita harapkan untuk menyertai kita menjalani hari-hari kita selanjutnya. Sehingga kita pun senantiasa terhindar dari segala keraguan. Hidup kita pun tidak lagi diwarnai dengan keluhankeluhan yang mengatakan, “bersakit-sakit terus, kapan senangnya …?” “Sebab orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Maz. 126:5-6).” Saudara-saudara kekasih Tuhan Yesus Kristus, Dalam siaran tv atau radio, sering kita dengarkan tentang iklan yang mempromosikan berbagai macam produk. Antara lain, bunyinya, “Orang pintar minumnya TOLAK ANGIN”. Lalu kalau orang beriman minumnya apa? “Orang beriman minumnya TOLAK ANGIN JAHAT!” Orang beriman harus rutin minum air kehidupan yaitu firman Allah, sehingga mampu menolak ‘angin jahat’ yaitu rupa-rupa pengajaran sesat dan illahillah lain. Kiranya Roh Kudus menyertai. Terpujilah Tuhan, Allah…! Amin…! (FH) *** 81 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KHOTBAH, 05 Juni 2016 Minggu Trinitas III; Warna Liturgi Hijau Bacaan Khotbah: Lukas 7 : 11 - 17 Bacaan Leksionari: Lukas 7 : 11 - 17, Mazmur 146, Galatia 1 : 11 – 24, 1 Raj 17 : 17 – 24 BUDAYA KEMATIAN Tujuan : 1. Jemaat menyadari pergeseran zaman telah memunculkan budaya kematian di tengah masyarakat. 2. Jemaat memberi hidupnya untuk memutus budaya kematian dan hidup dalam anugerah Allah dengan mengembangkan siklus kehidupan. 3. Jemaat menyadari Allah hadir bagi yang lemah tertindas dan para korban yang ditimbulkan dari masyarakat yang hanyut dalam budaya kematian dengan berpihak kepada yang lemah dan tertindas. A. LATARBELAKANG TEKS Penulis Injil Lukas adalah Lukas, seorang tabib yang berkebangsaan bukan orang Yahudi, teman sekerja Paulus yang tinggal di luar Yudea. Lukas menulis dua buah kitab, yakni Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Lukas mengisahkan kehidupan Yesus mulai dari kelahiranNya hingga kenaikanNya ke Surga. Kisah Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan menampilkan para murid Yesus yang meneruskan pewartaan karya dan kehidupan Yesus. Kitab Injil Lukas ditulis kirakira sesudah tahun 70, yaitu sesudah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci di kota itu. Hal ini nampak di Lukas 19:43-44 yang mengisahkan peristiwa tersebut secara rinci. Dibandingkan ketiga kitab Injil lainnya Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan kelahiran Yesus. Selain itu perumpamaan-perumpamaan Yesus yang 82 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 terkenal hanya dapat ditemukan dalam injil ini misalnya perumpamaan tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” (10:25-37), “Domba yang Hilang” (15:1-7) dan “Anak yang Hilang” (15:11-32). Hanya Lukas yang menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakheus (19:1-10). Janji Yesus yang akan memberikan kehidupan surgawi kepada salah satu penjahat di sebelah salibNya (23:39-43) juga hanya ada di Injil Lukas. Lukas sering berbicara tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1, 14, 18, 10:21, 11:13), sangat pentingnya doa bagi Yesus (3:21, 6:12, 9:18, 23:34, 46). Tiga perumpamaan Yesus mengenai doa ada di dalam kitab Inji ini (11:5-9, 18:1-8, 18: 9-14). Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada orang-orang miskin, Ia mewartakan injil bagi mereka (4:18, 7:22), orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20) dan diundang masuk dalam perjamuan surgawi (14:13, 21). Ada juga kisah Lazarus si pengemis miskin dan orang kaya (16:20, 22) dan kisah di mana Yesus memerintahkan para muridNya untuk memberi sedekah kepada orang miskin (12:33). Pembagian Kitab Injil Lukas secara garis besar adalah sebagai berikut : a) Pasal 1:1 – 4:13 memaparkan tema persiapan jalan bagi Yesus. Pada bagian ini Lukas mencatat suatu pengantar mengapa ia menuliskan injilnya (1:1-4), dua kelahiran ajaib (1:5-2:21), kanak-kanak Yesus (2:22-52) dan Yesus Anak Allah (3:1-4:13). b) Pasal 4:14 - 9:50 memaparkan tentang Yesus di Galilea. Pada bagian ini Lukas menceritakan berbagai reaksi orang-orang terhadap Yesus (4:14-37), Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para murid (4:38-5:32), Yesus melanjutkan karyaNya di Galilea (5:39-9:17) dan menyingkapkan siapa Yesus dan apa yang harus Dia lakukan (9:18-50). c) Pasal 9:51 – 19:27 memaparkan tentang Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas mengisahkan para murid dan orangorang yang tidak percaya (9:51-10:42), Yesus mengajarkan banyak hal 83 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 (11:1-12:59), pengajaran tentang kerajaan Allah (13:1-14:35), yang hiang, ditemukan (15:1-32) dan para hamba yang setia (16:1-19:27). d) Pasal 19:28 – 23:56 memaparkan tentang minggu terakhir Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas menceritakan mengenai Yesus yang mengajar di Yerusalem (19:28-21:38) dan hari-hari terakhir Yesus : peradilan dan kematianNya (22:1-23:56) e) Pasal 24:1-53 memaparkan tentang Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada para murid. B. PENJELASAN TEKS Dalam kitab Lukas kita akan mendapatkan gambaran Yesus yang berbela rasa kepada kelompok orang dalam kategori tertindas atau dalam istilah yang sering kita dengar sebagai kelompok “wong cilik”. Cerita dalam injil Lukas banyak menunjukan kisah Yesus menyembuhkan orang yang sakit. Orang sakit yang disembuhkan Yesus termasuk dalam kategori penyakit yang dianggap najis dalam kultur Yahudi. Untuk penyakit tertentu masyarakat Yahudi memiliki pandangan negatif dengan melihatnya sebagai penyakit kutukan, seperti kusta, orang yang lumpuh dan buta sejak lahir. Cerita ini memperlihatkan kisah Yesus membangkitkan seorang anak muda yang telah mati. Yang menjadi menarik dalam kisah ini adalah latar belakang dari sang anak muda ini. Bahwa ia adalah anak satusatunya dari seorang janda. Pada salah satu bagian cerita diperlihatkan betapa sedihnya janda tersebut kehilangan anggota keluarga satusatunya yang tersisa. Kehilangan anggota keluarga yang dicintai tentu sebuah penderitaan yang berat, terlebih bagi janda ini yang hanya memiliki seorang anak yang harus meninggal di usia muda mendahuluinya, sehingga membuat janda ini menjadi hidup sebatang kara. Adapula pandangan dalam masyarakat saat itu bahwa kehilangan seorang putra di usia muda terlebih lagi juga telah kehilangan suaminya terlebih dahulu merupakan sebuah pertanda akan hukuman dari Allah atas dosa dan kesalahan di masa silam. 84 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Teks kita memperlihatkan bahwa reaksi Yesus ketika rombonganNya melewati iring-iringan orang banyak yang mengantar jenasah anak muda ini adalah; secara spontan mendekati sang janda menghiburnya dan lebih dari itu Yesus yang merasakan betul kesedihan janda ini juga melepaskan janda ini dari dukanya yang mendalam. Yaitu, dengan menyentuh mayat anak dan membangkitkan anaknya yang telah meninggal dunia. Dalam hal ini, Tuhan Yesus berani mengambil resiko mau dianggap menjadi najis oleh orang banyak demi kebahagiaan janda itu, karena dalam tradisi Yahudi menyentuh mayat adalah najis, tetapi hal itu tidak menjadi focus orang banyak, yang menjadi focus adalah kebangkitan anak muda tersebut. Orang yang telah mati dibangkitkan kembali tentunya sebuah peristiwa yang ajaib di luar kuasa manusia. Oleh karena itu sangatlah wajar apabila teks kita memperlihatkan ketakutan orang banyak yang melihat kejadian tersebut. Bagi manusia biasa kejadian itu adalah hal yang mustahil untuk terjadi dan itulah yang menjadi kesaksian bagi orang banyak, teks mencatat bahwa orang banyak meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan Yesus terhadap anak muda yang mati yang dibangkitkan kembali adalah perbuatan Allah sendiri, “ Allah telah melawat umatNya “ demikian dikatakan orang banyak. Banyak pembaca melihat bahwa hal penting dari cerita ini adalah peristiwa ajaib yang terjadi ketika mujizat kebangkitan dari kematian anak muda dari seorang janda ini nyata terjadi di depan orang banyak. Kehadiran Allah dinantikan dalam peristiwa – peristiwa besar yang ajaib. Tentu hal ini sah – sah saja menjadi pemahaman kita. Namun, sekali lagi bukankah kehadiran Allah tidak bisa dibatasi dalam kategori tertentu saja? Dalam cerita anak muda yang mati dan dibangkitkan bagian penting yang perlu digarisbawahi justru terletak pada pengakuan orang banyak yang dengan penuh ketakjuban berkata dalam penuh hikmat menyatakan pengakuan, bahwa “Allah telah melawat umatNya”. Allah yang melawat umat merupakan pesan penting yang diberikan oleh Yesus melalui tindakanNya itu. Mengenai bentuk pelawatanNya, 85 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 apa yang dibawa dalam pelawatanNya tidak terlalu penting lagi. Tindakan Yesus membangkitan anak muda yang telah mati merupakan perwujudan dari kehadiran Allah bagi atau dalam penderitaan “wong cilik”. C. KONTEKS MASA KINI. Paus Yohanes Paulus II pernah mengemukakan sebuah teori sosial dan tantangan gereja masa kini. Beliau membaca situasi masyarakat di zaman ini sebagai masyarakat yang dijangkiti sebuah budaya destruktif (merusak) yang disebutnya sebagai budaya kematian. Masyarakat di zaman modern mengalami anomali (penyimpangan) kehidupan tatkala manusia–manusia modern hidup dalam gaya hidup yang dipenuhi dengan kekerasan dan ketamakan. Penghargaan akan kehidupan ciptaan Allah menjadi nilai yang telah ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa masyarakat modern justru berkembang menjadi masyarakat yang beringas dan serakah. Alih-alih modernitas itu mengubah masyarakat menjadi beradab justru masyarakat menjadi semakin biadab. Di seluruh belahan dunia kita dapat menyaksikan hampir setiap hari berita tentang kekerasan terjadi. Kita menyaksikan itu secara langsung maupun mendengarnya melalui berita di surat kabar maupun media elektronik atau media sosial. Di sekitar kita sendiri, di tengah-tengah masyrakat di propinsi Lampung ini, tidak sekali dua kali terjadi konflik antar kampung. Berpuluh –puluh tahun lamanya kita terbiasa dengan bencana kabut asap yang disinyalir kuat terjadi karena kerakusan manusia merusak hutan dengan pembakaran liar. Masyarakat kita seakan hidup dalam sebuah siklus kekerasan yang tiada henti, sebuah siklus hidup yang mendekatkan manusia pada kematian. Hidup manusia pasti berujung pada kematian, ini merupakan hal yang alami. Artinya kematian tidaklah perlu dicari dan diciptakan sebab kematian adalah bagian yang melekat dari kehidupan. Melalui cerita Yesus yang membangkitkan anak muda yang telah mati sesungguhnya ini merupakan ajakan bagi setiap kita untuk berpihak kepada kehidupan ini, menjaga siklus 86 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 kehidupan ini agar tetap berlangsung dalam harmonisasi kehidupan dengan memutus lingkaran setan siklus kematian. Terlebih lagi hal ini sangatlah berarti bagi mereka yang tidak berdaya dalam masyarakat, mereka yang dalam kelompok “wong cilik” yang acapkali menjadi korban di tengah masyarakat yang katanya modern ini. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. Kotbah bisa diawali dengan menunjukan mengenai peristiwa – peristiwa kekerasan yang sering terjadi di tengah masyarakat. Bisa juga dilengkapi dengan menunjukkan mengenai bencana kabut asap. Jemaat diajak untuk memahami pergeseran budaya masyarakat yang menjadi semakin biadab. Jemaat diajak untuk menyadari bahwa panggilan iman menjadi begitu berarti ditengah budaya kekerasan atau budaya kematian masyarakat untuk membangun budaya kehidupan. Menjadi tanggung jawab orang percaya bahwa kehidupan yang layak diperjuangkan juga merupakan kehidupan para “wong cilik” yang seringkali menjadi korban masyarakat. E. LITURGI Nyanyian Persiapan Nas Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyan Responsoria Nas Persembahan Ny Persembahan Nyanyian penutup : : : : : : : : : KJ 454 Mazmur 146: 1 - 2 PKJ 14 Galatia 1:11-12, 15-16 PKJ 179 KJ 260 I Raja-Raja 17 : 13-14 PKJ 274 PKJ 231 87 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 F. CONTOH KHOTBAH JADI Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan di sekitar kita banyak kita lihat peristiwa kekerasan yang terjadi di masyarakat. Juga beberapa peristiwa pembakaran hutan yang menjadi langganan hampir di setiap tahunnya. Peristiwa itu memperlihatkan kepada kita masyarakat ini semakin akrab dengan budaya yang dinamakan budaya kematian. Budaya kematian ini ditunjukan dengan hilangnya penghargaan orang atas nilai – nilai kehidupan, ketika orang menjadi semakin beringas mudah marah dan menghakimi satu dengan yang lain. Atau, dalam contoh yang lain: masyarakat disemangati oleh cara hidup yang konsumtif lalu demi memuaskan semua keinginannya menjadi begitu mudah menghalalkan segala cara agar ia menjadi terpuaskan. Terutama ketika cara – cara yang dipakai itu menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan ini. Seperti yang kita temui dalam pembakaran hutan. Selain itu, kita juga melihat bahwa masyarakat pada saat ini banyak yang memasuki sebuah perangkap lingkaran kekerasan yang tak berujung yang selalu menimbulkan korban di tengah masyarakat. Jatuhnya korban ini lebih sering oleh karena sistim yang kurang berpihak bahkan tidak memberi tempat bagi para korban ini. Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, apa yang kita lihat dalam injil Lukas adalah gambaran Yesus yang selalu menunjukkan bela rasa kepada mereka “wong cilik”. Dalam cerita Janda yang anaknya dibangkitkan kembali dari kematian, keberpihakan Yesus ditunjukkan dengan tindakan spontan menghampiri iring – iringan pengantar jenazah atau para pelayat. Yesus menghibur janda yang ditinggal mati anaknya dengan melepaskan kedukaannya. Saudara – saudara apa yang dilakukan oleh Yesus tentunya sebuah perbuatan di luar kuasa manusia. Apakah hal demikian ini dapat terjadi 88 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 kembali di saat ini tentu itu sebuah hal yang tidak selalu harus dimutlakan. Bukankah hal yang perlu digarisbawahi adalah pada pengakuan orang banyak yang mengatakan bahwa tindakan Yesus itu adalah perwujudan Allah yang hadir bagi umat. Betapa tidak, pertama, hal membangkitkan orang mati merupakan kemampuan yang datang oleh karena kuasa dari sang empunya kehidupan itu sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah adanya pandangan keagamaan pada saat itu yang memandang bahwa menyentuh jenazah adalah hal najis. Orang tua ditinggal mati anak adalah sebuah hukuman, apa lagi yang dialami janda ini. Apa yang telah dilakukan oleh Yesus tentunya mematahkan semua pandangan itu. Allah di dalam Yesus juga mau hadir kepada janda yang ditinggal mati anaknya. Allah hadir bagi umatNya dan kehadiran Allah dapat dalam bentuk apapun, yang jelas Allah yang hadir itu dapat dilihat dan dirasaan pada prinsip penghargaan atas kehidupan. Mengenai kebangkitan dari kematian tentunya menjadi sangat relevan di tengah masyarakat kita yang larut dalam budaya kematian. Cerita Yesus membangkitkan orang mati merupakan panggilan kepada kita untuk memutus budaya kematian, untuk masuk dalam budaya kehidupan. Dengan menghentikan lingkaran kekerasan dan memberi keberpihakan pada para korban. Tuhan Memberkati. Amin. (Onggo) *** 89 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KHOTBAH, 12 JUNI 2016 Minggu Trinitas IV; Warna Liturgi Hijau Bacaan Khotbah: Mazmur 32 : 1-11 Bacaan Leksionari: I Raja21:1-10, 11-14,15-21a, II Samuel 11:26 - 12:10,13-15, Maz 5:1-8, Maz 32, Gal 2:15-21, Luk 7:36:8:3 Tema: BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIAMPUNI PELANGGARANNYA Tujuan: 1. Agar jemaat bersukacita atas pengampunan Allah atas segala dosanya 2. Agar jemaat mengisi kehidupan dengan syukur. A. LATAR BELAKANG TEKS. Mazmur ini berbentuk nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis doa ucapan syukur. Namun lebih dari doa-doa ucapan syukur yang lain, Mazmur ini memiliki semangat pengajaran. Unsur-unsur kebijaksanaan itu nampak pada seruan “berbahagialah” (Ay 1-2), pada nasehat yang terdapat dalam ayat 6,8-9 dan pada renungan atau pernyataan tentang perbedaan nasib orang fasik dan saleh dalam ayat 10 (bandingkan Mzm 1:6). Meskipun unsur-unsur pengajaran ini cukup menonjol, namun nyanyian ini hendaknya haruslah tetap digolongkan dalam doa ucapan syukur. Semangat syukur dan kegembiraan membuka (Ay 1-2) dan menutup (ay 11) nyanyian ini. Mazmur ini adalah doa syukur seseorang yang diampuni dosanya, setelah mengalami siksaan batin yang hebat sampai ia mengakui dosanya. 90 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 B. PENAFSIRAN TEKS. Mazmur 32: 1-2 Dalamnya kebahagiaan dan rasa syukur pemazmur sesudah diampuni dosanya begitu nampak dalam ayat ini. Seruan ini disampaikan oleh seseorang yang mengalami indahnya pengampunan setelah mengalami perjuangan batin yang pahit (bdk Ay 3-5). Kedua sabda bahagia ini diucapkan oleh seseorang yang sebelumnya “berjiwa penipu”’ (bdk ay 2c), tetapi yang sekarang telah disembuhkan dari sikap hati yang tidak jujur dan tidak terbuka itu. Di samping bersifat ungkapan syukur dan kebahagiaan, kedua sabda bahagia ini juga bersifat undangan halus kepada setiap pendengar untuk tidak melewatkan kesempatan yang menyelamatkan ini, yakni memberikan dirinya untuk diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan. Kalimat “diampuni pelanggarannya”, “dosanya ditutupi” dan “kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan” adalah kalimat sinonim yang dalam bahasa Ibrani nya mengandung arti “pemberontakan” dan ”meleset dari sasaran”. Tiga kalimat yang sinonim ini digunakan secara berdampingan untuk menyebutkan dosa yang diampuni oleh Tuhan. Mazmur 32: 3-5 Setelah meluapkan rasa kebahagiaan dan rasa syukurnya dalam kedua sabda kebahagiaan (dua ayat) di atas, pemazmur mengangkat hatinya kepada Tuhan. Apa yang dikatakannya dalam doa itu? Pertama, dia menceritakan penderitaannya selama ia berdiam diri menyembunyikan dosanya terhadap Tuhan, tidak mengakuinya secara jujur dan terbuka (Ay 3-4). Kedua, dia mengakui dosanya dan menerima pengampunan dari Tuhan (ay.5). Selama pemazmur berdiam diri, malu mengakui dosanya, ia merasakan “tulang-tulangnya menjadi lesu”, artinya: kekuatannya merosot dan hampir tidak ada gairah lagi untuk hidup. Harinya dilalui dengan keluh kesah. Lidahnya menjadi kering karena kelelahan dan ketakutan. Semuanya itu dilihat pemazmur sebagai hukuman Tuhan (TanganMu menekan berat atasku”). Itulah gambaran siksaan batin yang hebat yang diderita pemazmur. Karena tak lagi bisa menahan perjuangan dan penderitaan batinnya, pemazmur akhirnya mengaku 91 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 dosanya kepada Tuhan. Tuhan menjawab pengakuan pemazmur dengan mengampuni kesalahan atau hukuman dosanya. Mazmur 32:6-7 Dari pengalaman yang menyelamatkan ini, pemazmur menarik kesimpulan yang bersifat pengajaran bagi setiap “orang saleh”. Pada waktu kesesakan hendaklah mereka berdoa memohon pertolongan Tuhan. Dengan demikian, mereka tidak akan dilanda secara tiba-tiba oleh banjir besar, artinya : oleh malapetaka yang membawa maut. Sesudah mengatakan tentang “kesesakan’ dan “banjir besar”, pemazmur langsung ingat akan karya keselamatan yang baru dikerjakan Tuhan baginya. Secara spontan ia memuji Tuhan karena perlindunganNya. Dengan penuh kepercayaan dia menyatakan keyakinan dan pengharapannya, bahwa Tuhan akan melindunginya selalu sehingga dia dapat bersorak sorai memuji Tuhan. Mazmur 32:8-9 Dua ayat ini merupakan kutipan pengajaran dan peringatan yang diberikan kepada pemazmur sesudah Tuhan mengampuni dosanya. Apabila manusia bersikeras terhadap dosanya, Tuhan akan memberikan peringatan. Mazmur 32: 10 merupakan kesimpulan pemazmur tentang perbedaan nasib orang fasik dan orang saleh. Tuhan takkan meninggalkan orang yang percaya kepadaNya dan yang mencariNya. Mazmur 32:11 merupakan undangan kepada semua orang benar dan jujur untuk memuji Tuhan dan bersorak-sorai di dalam Dia. C. KONTEKS MASA KINI. 1. Dosa begitu kejam. Banyak orang tersiksa, baik bagi korban maupun bagi pelakunya. 2. Pengampunan dosa adalah realitas yang mungkin dicapai bagi orang jujur. 3. Tersedia harapan bagi setiap orang yang datang kepada Tuhan. Tuhan akan mengelilingi mereka dengan kasih setia. 92 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH. 7. Pembukaan Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menceritakan bahwa tak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada kebahagiaan orang yang merasa dimengerti, diterima dan dicintai kembali. 8. Isi Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks. Tekankan tentang : 1.Dosa begitu kejam. Ia menyiksa baik bagi korban maupun bagi pelakunya. 2.Pengampunan dosa adalah realitas yang mungkin dicapai bagi orang jujur. 3.Pengalaman pemazmur ketika menyembunyikan dosa dan tentang pengampunan yang diterima dari Tuhan, ketika ia memberitahukan dosanya. 4. Kepercayaan dan pengharapan bagi orang jujur 5. Ajakan untuk menjadi orang yang terbuka kepada Tuhan. 9. Penutup Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa pengampunan dosa tersedia bagi setap orang yang jujur di hadapan Allah. E. LITURGI: Nyanyian Persiapan Nas Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyan Responsoria Nas Persembahan Ny Persembahan Nyanyian penutup : : : : : : : : : KJ 64:1-2 /PKJ 2 2X Mazmur 1 : 1-6. KJ 21 : 1-2/PKJ 242:1-2 I Yohanes 3 : 1-2 KJ 54: 1-3 / PKJ 184:1 KJ 203 : 1-4 Roma 11 :36 KJ 289 :1-2,8-9. KJ 410 :1 93 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 F. CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Tak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada kebahagiaan orang yang merasa dimengerti, diterima dan dicintai kembali. Bukankah kisah “anak yang hilang” dalam kitab injil selalu menyentuh hati? Kisah pengampunan kepada salah satu penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus sangat mengharukan? Cerita wanita yang tertangkap berzinah yang diampuni dan dilindungi Yesus sehingga terbebas dari hukuman rajam begitu membekas dalam ingatan kita? Kita tahu bahwa dimengerti adalah sebuah kebutuhan jiwa setiap orang. Dipahami dan diterima apa adanya sungguh merupakan pengalaman yang menggetarkan nurani. Dicintai walau tak pantas lagi, merupakan pengalaman sangat bernilai dan berharga yang bisa kita lihat dampak baiknya dalam kehidupan nyata. Hal ini juga dialami pemazmur. Bagaimanakah kisahnya? Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Mazmur 32 yang kita renungkan ini berbentuk nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis doa ucapan syukur. Namun lebih dari doa-doa ucapan syukur yang lain, Mazmur ini memiliki semangat pengajaran. Unsur-unsur kebijaksanaan itu nampak pada seruan “berbahagialah”, pada nasehat dan pada renungan mengenai perbedaan nasib orang fasik dan orang saleh. Meskipun unsur-unsur pengajaran ini cukup menonjol, namun nyanyian ini hendaknya tetap digolongkan dalam doa ucapan syukur. Semangat syukur dan kegembiraan membuka dan menutup nyanyian pada pasal 32 ini. Mazmur ini adalah doa syukur seseorang yang diampuni dosanya, setelah mengalami siksaan batin yang hebat sampai ia mengakui dosanya. 94 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Saudara-saudariku, .. Dalamnya kebahagiaan dan rasa syukur pemazmur sesudah diampuni dosanya begitu luar biasa. Seruan dalam mazmur ini disampaikan oleh seseorang yang mengalami indahnya pengampunan setelah mengalami perjuangan batin yang pahit. Pemazmur mengakui, bahwa tadinya ia “berjiwa penipu”, tetapi yang sekarang telah disembuhkan dari sikap hati yang tidak jujur dan tidak terbuka itu. Di samping bersifat ungkapan syukur dan kebahagiaan, pemazmur memberikan undangan halus kepada setiap pendengar untuk tidak melewatkan kesempatan yang menyelamatkan ini, yakni memberikan dirinya untuk diampuni dosadosanya oleh Tuhan. Kalimat “diampuni pelanggarannya”, “dosanya ditutupi” dan “kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan” dalam ayat 1 dan 2 adalah kalimat sinonim yang dalam bahasa Ibrani nya mengandung arti “pemberontakan” dan ”meleset dari sasaran”. Tiga kalimat yang sinonim ini digunakan secara berdampingan untuk menyebutkan dosa yang diampuni oleh Tuhan. Pemazmur berkata, “berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi dan berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan.” Setelah meluapkan rasa kebahagiaan dan rasa syukurnya, pemazmur mengangkat hatinya kepada Tuhan. Apa yang dikatakannya dalam doa itu? Pertama, dia menceritakan penderitaannya selama ia berdiam diri menyembunyikan dosanya terhadap Tuhan, tidak mengakuinya secara jujur dan terbuka (Ay 3-4). Kedua, dia mengakui dosanya dan menerima pengampunan dari Tuhan (ay.5). Selama pemazmur berdiam diri, malu mengakui dosanya, ia merasakan “tulang-tulangnya menjadi lesu”, artinya: kekuatannya merosot dan hampir tidak ada gairah lagi untuk hidup. Harinya dilalui dengan keluh kesah. Lidahnya menjadi kering karena kelelahan dan ketakutan. Semuanya itu dilihat pemazmur sebagai hukuman Tuhan. Pemazmur berkata, “TanganMu menekan berat atasku”. Itulah gambaran siksaan batin yang hebat yang diderita pemazmur. Karena tak lagi bisa menahan perjuangan dan penderitaan batinnya, pemazmur akhirnya mengaku dosanya kepada Tuhan. Dosa memang begitu kejam. Ia menyiksa baik bagi korban maupun 95 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 bagi pelakunya. Tuhan menjawab pengakuan pemazmur dengan mengampuni kesalahan dan dosanya. Saudara-saudariku di dalam Tuhan,... Dari pengalaman yang menyelamatkan ini, pemazmur menarik kesimpulan yang bersifat pengajaran bagi setiap “orang saleh”, yakni mereka yang jujur dan terbuka di hadapan Tuhan. Pada waktu kesesakan hendaklah mereka berdoa memohon pertolongan Tuhan. Dengan demikian, mereka tidak akan dilanda secara tiba-tiba oleh banjir besar, artinya : oleh malapetaka yang membawa maut. Sesudah mengatakan tentang “kesesakan’ dan “banjir besar”, pemazmur langsung ingat akan karya keselamatan yang baru dikerjakan Tuhan baginya. Secara spontan ia memuji Tuhan karena perlindunganNya. Dengan penuh kepercayaan dia menyatakan keyakinan dan pengharapannya, bahwa Tuhan akan melindunginya selalu sehingga dia dapat bersorak sorai memuji Tuhan. Akhirnya, pemazmur menyampaikan pengajaran dan peringatan yang diberikan kepada pemazmur sesudah Tuhan mengampuni dosanya. Apabila manusia bersikeras terhadap dosanya, Tuhan akan memberikan peringatan. Pemazmur menyimpulkan bahwa nasib orang fasik dan orang saleh itu berbeda. Tuhan takkan pernah meninggalkan orang saleh, yakni mereka yang jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, dan yang percaya kepadaNya serta mencariNya dengan segenap hati. Mari kita datang kepada Tuhan. Tuhan akan mengelilingi kita dengan kasih setia. Saudara-saudariku, .. Pesan firman Tuhan hari ini kepada kita adalah sebagai berikut: Pertama, setiap orang pernah memiliki pengalaman dimaafkan, diterima dan diampuni dosanya oleh Allah. Tentu ini suatu pengalaman rohani yang mengharukan. Tanpa pengampunan Allah kita bukanlah siapa-siapa. Mungkin ada diantara kita yang masih menyembunyikan dosa dan kesalahannya kepada sesama. Hanya dirinya dan Tuhan saja yang tahu. Bila ada saudara-saudari yang merasa tersiksa karena dosa-dosa yang belum diampuni Tuhan, mari katakan kepada Tuhan dalam hati. Hanya antara anda dan Tuhan saja. Mungkin anda tidak percaya bila itu diungkapkan 96 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 kepada sesama. Katakan dengan jujur kepada Tuhan, betapa saudara/saudari merasa tersiksa dengan dosa-dosa itu. (hening sejenak...). Tuhan memang sudah tahu dosa-dosa yang kita lakukan. Tetapi seperti pemazmur yang berkata: “dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan”(ay.5), mari kita memberitahu Tuhan. Beritahukan kepada Tuhan dosa dosa dan bagaimana yang anda rasakan. Mintalah pengampunan Tuhan. Dia akan mengampuni kesalahan dan dosa anda. Kedua, mazmur 32 ini memberikan jaminan kepada kita, bahwa Allah menerima segala pengakuan dan kelemahan kita. Kita berhak menikmati sukacita penerimaan Allah. Kita boleh melanjutkan kehidupan kita tanpa dibayang-bayangi kesalahan masa lalu. Tuhan akan mengelilingi kita dengan kasih setia dan rahmat. Ketiga, Kita boleh bersukacita dalam Tuhan, bersorak sorai karena Tuhan. Berbahagialah kita yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi. Berbahagialah kita yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan. Berbahagialah kita yang tidak berjiwa penipu, yang jujur di hadapan Allah. Keempat, dan yang juga penting bagi kita. Sebagai jemaat Tuhan, kita akan menjadi bijak bila menerima dengan sukacita, yakni setiap saudara saudari kita yang membutuhkan dan mengalami pengampunan Allah. Mereka adalah bagian dari tubuh kita : Tubuh Kristus. Setiap anggota Tubuh Kristus berhak menerima pemulihan agar bisa berfungsi lebih efektif dan lebih maksimal bagi kerajaan Allah. Tuhan sumber anugerah mengampuni dan memberkati orang-orang jujur. Amin. (BNH) *** 97 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KOTBAH, 19 JUNI 2016 Minggu Trinitas V; Warna Liturgi Hijau Bacaan Kotbah: Galatia 3:23-29 Bacaan Leksionari: I Raja 19:1-4,5-7,8-15a atau Yesaya 65:1-9. Mazmur 42 dan 43 atau Mazmur 22:19-28. Galatia 3: 23-29. Lukas 8:26-39 Tema: DISELAMATKAN DAN DIPERSATUKAN DIDALAM KRISTUS. Tujuan: 1. Jemaat memahami bahwa keselamatan ada di dalam Kristus 2. Jemaat sadar bahwa mereka menjadi satu bagian dari keluarga Allah A. LATAR BELAKANG TEKS Paulus menulis surat ini kepada jemaat-jemaat di Galatia. Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia paling banyak keturunana orang Gaul atau orang keltik yang tinggal di wilayah itu sebelum tahun 200 Sebelum Masehi. Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (bandingkan Kis 15:1-41). Persoalan itu meliputi dua pertanyaan: 1. Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat itu satu-satunya syarat untuk selamat? 2. Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari Perjanjian Lama diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus? Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru saja menerima Kristus di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini. 98 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 1. Untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian baru. 2. Menegaskan kembali dengan jelas, bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat. ( sumber AlkiPEDIA ) B.PENJELASAN TEKS Paulus menjelaskan fungsi hukum Taurat. Pertama, hukum Taurat berfungsi untuk menunjukkan keberadaan dosa yang memperbudak umat manusia (ayat19). Dengan hukum Taurat orang tidak dapat berdalih bahwa dirinya tidak berdosa atau tidak tahu bahwa yang diperbuatnya adalah dosa. Dengan demikian hukum Taurat mengurung orang dalam kesadaran akan belenggu dosa yang mengikat mereka (ayat 22). Bahkan dengan hukum Taurat manusia menjadi frustasi karena menyadari manusia tidak berdaya. Kedua, hukum Taurat diberikan untuk memimpin orang-orang yang hidup sebelum janji keselamatan dalam Kristus digenapi. Ayat 23-24: Dalam ayat ini, Paulus memberikan penjelasan bahwa hukum Taurat berfungsi sebagai penjaga kehidupan supaya moral dan perilaku tetap terjaga sampai janji yang diberikan digenapi. Hukum Taurat tidak dapat membawa manusia kepada keselamatan yang menjadi kebutuhan utama manusia, namun ia dapat menuntun orang untuk mencari atau merindukan kelepasan dari Sang Juru Selamat yaitu Kristus. Ayat 25 : ketika Kristus sudah datang sebagai pembebas dari segala belenggu dosa dan orang mengimaninya, maka hukum Taurat tidak lagi diperlukan sebagai penjaga kehidupan yang benar. Di dalam Kristus tidak ada lagi perhambaan dosa. Hukum Taurat menuntun kita kepada Kristus, jadi Kristus lah yang utama. Dialah yang menjadi dasar anugrah kita beroleh hidup. Dia pulalah yang menjadi alasan kita memelihara hidup suci selaras dengan ajaran Taurat. Di dalam Kristus Yesus kita membaca dan menerapkan ajaran Taurat dari perspektif hukum Kasih. 99 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Ayat 26-29: Semua orang, baik Yahudi maupun non Yahudi disambut dalam keluarga Allah karena Iman. Iman dan baptisan demikian erat mempersatukan mereka dengan Kristus sehingga mereka adalah benar-benar anak Allah dan berkenan di hatiNya. Menjadi anak Allah berarti menjadi anggota persaudaraan di dalam Kristus. Pembedaan dan pemisahan yang biasa dalam kehidupan ( Yunani dan Yahudi, laki-laki dan perempuan, budak dan orang merdeka) dihapuskan melalui hubungan ini. Berada dalam Yesus Kristus dan menjadi milikNya membuat orang menjadi bagian dari keturunan Abraham. Karena dalam Kristus kita adalah anak-anak Allah sekaligus keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah yakni menjadi ahli waris kerajaan Sorga. C.KONTEKS MASA KINI. Adanya bermacam-macam agama dan kepercayaan yang mengajarkan tentang keselamatan. Masih ada umat Kristiani yang belum memahami keselamatan di dalam Kristus, Artinya masih ada yang berpendapat bahwa keselamatn itu dapat diperoleh dengan melakukan perbuatanperbuatan baik, yaitu perbuatan yang telah diajarkan oleh agama. Dalam kehidupan berjemaat masih ada perbedaan strata sosial sehingga terjadi kesenjangan di dalam gereja. Banyak yang belum mengerti bahwa mereka sudah menjadi bagian dari keluarga Allah yang menerima janji keselamatan, sehingga strata sosial dalam gereja harus dihapuskan. D.SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 1. Pembukaan : Jelaskan bahwa semua agama mengajarkan tentang keselamatan. 2. Isi : Terangkan keselamatan menurut ajaran kekristenan dan kedudukan Taurat. 100 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 3. Terangkan bahwa orang percaya dalam Kristus yang telah dibaptis sudah menjadi satu keluarga walaupun dari latar belakang yang berbeda. menjadi satu keluarga, karena akan menjadi ahli waris dari janji Allah. Penutup. Tekankan bahwa umat sudah diselamatkan dalam Kristus., karenanya umat harus hidup selaras dengan kehendak Kristus. Selain itu umat Tuhan yang telah disatukan oleh Kristus dalam gereja hendaknya tidak ada strata sosial karena sudah menjadi anak-anak Allah yang menjadi ahli waris kerajaan Allah.. E.LITURGI Ny Pembukaan Nats pembimbing Ny Jemaat Berita Anugerah Ny peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny persembahan Ny penutup : : : : : : : : : 192 Mazmur 42:1- 4 PKJ 19 Efesus 2: 8-9 PKJ 121 PKJ 232 I Tesalonika 5: 18 PKJ 265 PKJ 184 F.CONTOH KHOTBAH JADI Jemaat yang mengasihi Tuhan, Sudah kita ketahui bahwa di dunia ini banyak agama dan aliran kepercayaan. Semua agama dan aliran kepercayaan itu pasti mengajarkan tentang keselamatan. Ajaran tentang keselamatan antara agama yang satu dengan agama yang lain tentu juga berbeda. Ada yang mengajarkan bahwa keselamatan itu dapat diperoleh bila manusia melakukan kebaikan, ada juga yang mengajarkan bahwa keselamatan itu dapat diperoleh dengan jalan berpuasa, ada lagi yang mengajarkan bahwa keselamatan itu akan terjadi bila manusia itu mau bersedekah, mengadakan doa-doa selamatan, memberi 101 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 sesaji, bersih desa dan masih banyak lagi. Dengan berbagai macam ajaran agama yang bermacam-macam ini terkadang menjadikan seseorang yang tidak begitu paham dengan ajaran agamanya menjadi terpengaruh untuk melakukan semua ajaran agama, sehingga menjadi tumpang tindih. Ya melakukan ini, melakukan itu, berbuat seperti ini berbuat seperti itu, sehingga tidak jelas identitasnya, tidak jelas keyakinannya. Demikian juga dengan kehidupan orang Kristen di Galatia, mereka dibingungkan dengan ajaran keselamatan. Hal bisa terjadi karena beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru saja menerima Kristus. Guruguru Yahudi itu memaksa mereka disunatkan seperti orang Yahudi dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Oleh karena itu, ketika Rasul Paulus mendengar tentang hal itu, Rasul Paulus dengan tegas mengirimkan surat penggembalaan kepada jemaat di Galatia. Dirinya menerangkan bahwa keselamatan di dalam Kristus tidak ada kaitannya dengan melakukan hukum Taurat. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dalam perikop bacaan kita saat ini, Paulus menjelaskan kepada jemaat Galatia tentang fungsi hukum Taurat. Dalam ayat 23-24, Paulus memberikan penjelasan bahwa hukum Taurat berfungsi sebagai penjaga kehidupan supaya moral dan perilaku tetap terjaga sampai janji yang diberikan digenapi. Hukum Taurat tidak dapat membawa manusia kepada keselamatan yang menjadi kebutuhan utama manusia, namun ia dapat menuntun orang untuk mencari atau merindukan kelepasan dari Sang Juru Selamat yaitu Kristus, sehingga ketika Kristus sudah datang sebagai pembebas dari segala belenggu dosa dan orang mengimaninya, maka hukum Taurat tidak lagi diperlukan sebagai penjaga kehidupan yang benar (ayat 25). Jadi Hukum Taurat menuntun umat kepada Kristus dan Kristus lah yang utama. Dialah yang menjadi dasar anugrah untuk beroleh hidup. Dia pulalah yang menjadi alasaan umat memelihara hidup suci selaras dengan ajaran Taurat. Di dalam Kristus Yesus kita membaca dan menerapkan ajaran Taurat dari perspektif ( sudut pandang ) hukum Kasih. Bagi semua orang yang beriman kepada Kristus, Paulus menegaskan bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Tidak ada orang 102 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Yahudi maupun orangYunani, tidak ada hamba dan tidak ada orang merdeka, tidak ada laki-laki ataupun perempuan. Karena mereka adalah satu di dalam Kristus. Iman dan baptisan mempersatukan mereka dengan Kristus sehingga mereka adalah sungguh anak- anak Allah. Menjadi anakanak Allah berarti menjadi anggota persaudaraan di dalam Kristus. Pembedaan dan pemisahan yang biasa dalam kehidupan dihapuskan oleh hubungan ini. Demikian juga, berada dalam Yesus Kristus dan menjadi milikNya membuat orang menjadi bagian dari keturunan Abraham. Karena Kristus adalah keturunan sejati yang dijanjikan kepada Abraham sehingga setiap orang yang dipersatukan dengan Kristus adalah keturunan Abraham dan ahli waris sejati dari janji Allah.( 26-29) Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan. Melalui firman Tuhan pada saat ini, kita telah diingatkan kembali bahwa keselamatan yang kita dapatkan hanyalah di dalam Kristus Yesus. Karena itu segala paham pengajaran yang tidak sesuai dengan hal itu bukanlah ajaran kekristenan. Untuk itu mari kita tetap berpegang teguh memegang ajaran yang sudah kita terima dan hidup selaras dengan kehendak Kristus. Hidup selaras dengan kehendak Kristus dilakukan dengan menjauhkan diri dari dosa serta hidup dengan kasih seperti yang telah diajarkanNya. Demikian juga ketika kita sudah menjadi milik Kristus, kita sudah menjadi satu dalam Kristus., kita menjadi satu sebagai keluarga Allah dalam Kristus, sehingga kita yang adalah anak-anak Allah, kitapun menjadi ahli waris kerajaanNya. Ketika kita menjadi satu maka status sosial yang sering menjadi penyekat di dalam kehidupan tidak berlaku di dalam gereja. Siapapun dirinya, apapun latar belakangnya di dalam gereja tidak ada tembok-tembok penyekat. Semua orang harus diterima sebagai saudara dengan senang hati, strata sosial dihapuskan, karena di dalam gereja kita semua adalah satu keluarga, yakni keluarga Allah di dalam Kristus. Tuhan memberkati. Amin .(JN) *** 103 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 RANCANGAN KHOTBAH, 26 JUNI 2016 Trinitas VI ; warna liturgi Hijau Bacaan Khotbah: Mazmur 16, Nats: 8 Mazmur 16; Bacaan Leksionari: 1 Raj. 19: 15 – 16, 19 – 21; Galatia 5: 1, 13 – 25; Lukas 9 : 51 – 62 URIP IKU URUP (HIDUP ITU MENYALA) Tujuan: Jemaat menyadari bahwa semangat untuk hidup itu penting demi menemukan makna hidup A. PENJELASAN TEKS Teks mazmur ini merupakan ungkapan hati pemazmur Yang dengan sungguh – sungguh merasakan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Tuhan dirasakan menjadi sangat dekat dan sangat nyata sehingga memberikan semangat yang hebat di dalam persoalan yang berat B. KONTEKS MASA KINI. Persoalan kehidupan manusia bermacam – macam dan banyak persoalan itu yang membuat orang merasa berbeban berat. Persoalan sosial, ekonomi dan hubungan masyarakat memperlihatkan kepada kita bahwa beban berat yang dirasakan orang hanya bisa terangkat apabila mau menerima kasih Tuhan dan menyalakan api semangat hidup 104 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Panggilan mazmur mengajak orang untuk terus semangat menyalakan api kehidupan dalam dirinya. C. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. Kotbah bisa disusun dengan pertama menjelaskan pengertian filosofi jawa Urip Iku Urup. Bahwa hidup itu nyala Kotbah dilengkapi dengan ilustrasi mengenai tiga tukang bangunan Kotbah ditutup dengan ajakan untuk hidup dengan penuh semangat D. LITURGI Nyanyian Persiapan : PKJ 13 Nas Pembimbing : Lukas 9: 39-62 Nyanyian Jemaat : PKJ 28 Berita anugerah : Galatia 5:1 Nyanyian Persiapan : PKJ 13 Nyanyian Peneguhan : PKJ 282 Nyanyan Responsoria : PKJ 263 Nas Persembahan : Amsal 3:9-10 Ny Persembahan : PKJ 148 Nyanyian penutup : PKJ 285 105 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 E. CONTOH KHOTBAH JADI Urip iku urup Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan dalam kebijaksanaan Jawa kita mengenal kata bijak ini “urip iku urup”, yang berarti bahwa Hidup itu Nyala. Sudah hidup nyala pula! Berarti kita ini diajak untuk melihat akan adanya hal penting di sini, bahwa betapa manusia itu memiliki panggilan hidup masing – masing agar dalam setiap langkahnya ia memancarkan nyala api kehidupan. Dalam Mazmur Daud yang kita baca dapat kita lihat ungkapan hati terdalam pemazmur yang merasakan sungguh – sungguh penyertaan Tuhan. Tuhan ada di sebelah kanan sehingga orang – orang menjadi tidak goyah . Setiap orang pasti pernah atau sedang mengalami persoalan hidup, walaupun persoalan antara yang satu orang dengan yang lainnya berbeda rupa dan kadarnya. Ada yang berat ada yang ringan, ada yang meyangkut masalah ekonomi adapula yang menyangkut masalah hukum, dan seterusnya. Di dalam persoalan itu orang diminta untuk tetap menjalani panggilan hidupnya dengan semangat yang menyala – nyala. Menjalani panggilan hidup dengan semangat yang menyala-nyala dapat terjadi apabila seseorang dalam menghadapi persoalannya mau terus memandang kepada Tuhan dengan penuh keyakinan, bahwa Tuhan itu ada dan yang memberikan kekuatan sehingga kita tidak mudah goyah maupun putus asa, tetapi ada kesemangatan dan keceriaan yang menyala di dalam diri kita. Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan, filosofi urip iku urup merupakan filosofi kehidupan yang sejajar dengan tatanan umat Israel yang memiliki dasa titah. hal ini menjadi norma yang mengatur kehidupan. Kitab Mazmur memperlihatkan hal ini. 106 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 Ada cerita sederhana yang mana kita bisa melihat maknanya, hal ini terkait dengan urip iku urup ( hidup itu menyala). Cerita ini tentang 3 tukang bangunan yang membangun rumah. Tiga orang tukang bangunan ini ketika ditanya tentang pekerjaannya. Tukang batu pertama menjawab, bahwa ia hanya mengerjakan berdasarkan pesanan. Tukang bangunan kedua menjelaskan bahwa ia membangun rumah karena untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi tukang bangunan ketiga membangun rumah karena ia ingin menciptakan sebuah tempat yang layak untuk ditinggali. Bapak ibu saudara tukang batu ketiga itulah yang uripnya urup. Hidupnya menyala – nyala karena ia bekerja dengan penuh makna. Demikian juga dengan kita, apabila kita melakukan tugas pekerjaan dan menjalani hidup sehari-hari dengan penuh makna, maka hidup kita juga menjadi menyala karena hidup mempunyai arti Oleh karena itu saudara –saudara berlkanlah hidup saudara agar dapat menyala – nyala, memaknai panggilan hidup saudara dengan senantiasa memandang kepada Tuhan.Tuhan memberkati.amin ( STO ) *** 107 Sumber Air Hidup Sinode GKSBS Semester Satu 2016 108