Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta

advertisement
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Pengantar
Saudara-saudara sebangsa dan sekerajaan sorga, senang sekali kita dapat berjumpa kembali dalam
Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta tahun 2014. Tema perayaan kita tahun ini melanjutkan tema
tahun 2013, dengan sub tema yang berbeda;
Tema:
“Dipulihkan Untuk Memulihkan”
Sub Tema:
”Meneladan Kristus dalam menghadirkan damai sejahtera Allah”
Melalui tema ini diharapkan seluruh anggota jemaat mengalami mampu meneladan Kristus dalam
menghadirkan damai sejahtera Allah dalam keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara sesuai
dengan konteks, situasi dan kondisi masing-masing.
Panduan ini berisi :
1. Bahan khotbah untuk digunakan ibadah minggu maupun ibadah hari raya. Bahan khotbah
sengaja disajikan dalam bentuk khotbah jadi, namun demikian sangat diharapkan setiap
pengkhotbah dapat melengkapinya dengan contoh-contoh dan penerapan serta menyesuaikan
khotbah ini dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masing-masing jemaat.
2. Bahan Renungan keluarga/kelompok. Bahan ini bisa digunakan untuk renungan di masingmasing keluarga atau bagi yang tidak terbiasa melakukan renungan keluarga, bisa dilakukan
dalam kelompok atau blok. Pertanyaan-pertanyaan disertakan untuk didiskusikan dalam
kelompok tersebut. Lagu-lagu bisa dipilih sendiri sesuai dengan keberadaan masing-masing
kelompok/blok.
3. Aksi Puasa Paskah (APP). Konsep puasa Paskah masih sama dengan panduan tahun-tahun
sebelumnya. Amplop Aksi Puasa Paskah dibagikan kepada jemaat dalam ibadah pembukaan
tanggal 2 Maret 2014 dan dikumpulkan pada ibadah Paskah tanggal 20 April 2014 Sedangkan
penggunaan hasil APP diatur sebagai berikut: 50% dikelola oleh jemaat setempat untuk
memberikan beasiswa kepada anggota jemaat yang membutuhkan atau yang berprestasi, 25%
dikelola oleh Klasis untuk program beasiswa secara klasikal dan 25% dikirimkan ke kantor
sinode GKSBS.
4. Panduan Aktivitas MPPP 2014, yang pelaksanaannya diharapkan dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masing-masing jemaat. aktivitas ini bisa ditambahkan atau dikurangi.
Adapun jadwal kegiatan MPPP 2014 adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan dilakukan pada hari Minggu, tanggal 2 Maret 2014 dengan menggunakan bahan
khotbah pembukaan. Pada ibadah pembukaan dibagikan amplop Aksi Puasa Paskah (APP).
2. Sarasehan dilaksanakan pada minggu-minggu awal MPPP dengan jadwal ditetapkan dan
disesuaikan oleh jemaat masing-masing. Akan sangat baik bila dilaksanakan tanggal 3 atau 4
Maret 2014.
1
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
3. Ibadah Rabu Abu, tanggal 5 Maret 2014, dengan menggunakan panduan khotbah Rabu Abu.
4. Renungan dilaksanakan satu minggu sekali bisa dalam keluarga atau dalam kelompok/blok.
Lagu-lagu untuk renungan silahkan dipilih sendiri.
5. Ibadah Jumat Agung dilaksanakan tanggal 18 April 2014. pada ibadah ini sebaiknya dilayankan
Perjamuan Kudus.
6. Ibadah Paskah dilaksanakan tanggal 20 April 2014, bila memungkinkan akan sangat baik
dilaksanak pada pukul 4 atau 5 pagi. Bagi jemaat yang tidak melaksanakan Perjamuan Kudus
pada hari Jumat Agung bisa melaksanakan Perjamuan Kudus pada Hari Raya Paskah. Pada
ibadah ini juga dikumpulkan persembahan Aksi Puasa Paskah (APP).
7. Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kesorga dilaksanakan hari Kamis tanggal 29 Mei 2014. Bila
memungkinkan ibadah bisa dilakukan di alam terbuka atau didalam ruangan yang didekorasi
sedemikian rupa sehingga dapat menolong umat menghayati peristiwa kenaikan Tuhan Yesus.
8. Hari Raya Pentakosta, sekaligus penutupan MPPP 2014 dilasanakan pada tanggal 8 Juni 2014.
Akan baik jika setelah ibadah dilakukan jamuan kasih sesuai dengan kemampuan masingmasing jemaat. Pada ibadah ini juga bisa dilakukan pengumpulan persembahan unduh-unduh.
Untuk itu sebaiknya diberitakan terlebih dahulu kepada seluruh anggota jemaat, supaya semua
jemaat terlibat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada para penulis; Pdt. Joko Nawanto (JN), Pdt. Prasetyanto Aji
(PA), Pdt. Kurniawan Diwanto Wijaya (KDW), Pdt. Heri Surawan (HS), Pdt. (Em) Slamet Raharjo
(SR), Pdt. Parningotan Siagian (PS) Pdt. Theofilus Agus Rohadi (TAR) Pdt. Wiyamto (WYT), Pdt.
Anang Wijokongko (AW) dan Pdt. A.T. Hariyanto (ATH) Kiranya pelayanan Bapak/Ibu/Saudara
menjadi berkat bagi banyak orang di sinode GKSBS ini.
Akhirnya terima kasih atas dukungan semua pihak, kiranya panduan ini menjadi berkat bagi kita
sekalian.
Metro, Januari 2014
Salam & Doa
Majelis Pekerja Sinode
(MPS) GKSBS
2
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
DAFTAR ISI
Hal.
1. Pengantar
2. Daftar Isi
3. Panduan Aktifitas
4. Kotbah Pembukaan - Minggu, Tangga l, 02 Maret 2014.
5. Sarasehan
6. Khotbah Rabu Abu, Tanggal,05 Maret 2014
7. Kotbah Minggu Pra-Paskah I; Tanggal, 09 Maret 2014
8. Renungan Pra-Paskah I; Tanggal, 10 – 15 Maret 2014
9. Khotbah Minggu Pra Paskah II; Tanggal, 16 Maret 2014
10. Renungan Minggu Pra Paskah II; Tanggal, 17-22 Maret 2014
11. Khotbah Minggu Pra Paskah III; Tanggal, 23 Maret 2014
12. Renungan Minggu Pra Paskah III; Tanggal, 24-29 Maret 2014
13. Khotbah Minggu Pra Paskah IV; Tanggal, 30 Maret 2014
14. Renungan Minggu Pra Paskah IV; Tanggal, 31 Maret – 05 April 2014
15. Khotbah Minggu Pra Paskah V; Tanggal, 06 April 2014
16. Renungan Minggu Pra Paskah V; Tanggal, 7-12 April 2014
17. Khotbah Minggu Pra Paskah VI; Tanggal, 13 April 2014
18. Renungan Minggu Pra Paskah VI; Tanggal, 14 – 19 April 2014
19. Kotbah Jumat Agung Tanggal,18 April 2014
20. Khotbah Paskah Minggu, Tanggal, 20 April 2014
21. Renungan Minggu Paskah I; Tanggal, 22-26 April 2014
22. Kotbah Minggu Paskah II; Tanggal, 27 April 2014
23. Renungan Minggu Paskah II; Tanggal, 28 April – 03 Mei 2014
24. Khotbah Minggu Paskah III; Tanggal, 04 Mei 2014
25. Renungan Minggu Paskah III; Tanggal, 05-10 Mei 2014
26. Khotbah Minggu Paskah IV; Tanggal 11 Mei 2014
27. Renungan Minggu Paskah IV, Tanggal, 12-17 Mei 2014
28. Kotbah Minggu Paskah V, Tanggal, 18 Mei 2014.
29. Renungan Minggu Paskah V; Tanggal, 19-24 Mei 2014
30. Khotbah Minggu Paskah VI, Tanggal 25 Mei 2014
31. Renungan Minggu Paskah VI; tanggal 26 – 28 Mei 2014
32. Khotbah Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga, Kamis, 29 Mei 2014
33. Kotbah Minggu Paskah VII; Tanggal 01 Juni 2014
34. Renungan Minggu Paskah VII; 02-07 Juni 2014
35. Kotbah Penutupan MPPP; Minggu Pentakosta, Tanggal 08 Juni 2014.
***
3
1
3
4
6
10
12
14
17
18
21
22
25
26
29
30
33
34
36
37
39
41
42
45
46
49
50
52
53
56
57
59
60
62
64
66
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
PANDUAN AKTIVITAS MPPP 2014
1. Aksi Puasa Paskah
KUTIPAN KEPUTUSAN MAJELIS PEKERJA SINODE GKSBS
TENTANG BENTUK ATAU CARA BERPUASA YANG DIANJURKAN
DI LINGKUNGAN SINODE GKSBS
Setelah memperhatikan masukan-masukan dari Jemaat, baik melalui umpan balik tertulis
maupun lisan [informal] tentang cara berpuasa, khususnya mengenai perlunya penyeragaman atau
tidak, dengan mempertimbangkan:
a. Bahwa penyeragaman bentuk puasa akan mempermudah cara anggota dalam melaksanakan
dan tidak menimbulkan “kebingungan”.
b. Bahwa penyeragaman bentuk puasa juga dapat berarti pemaksaan yang bisa mematikan
kreatifitas yang selama ini menjadi ciri khas GKSBS.
Maka Majelis Pekerja Sinode GKSBS dalam Rapat VIII [Reguler] MPS GKSBS, 3-5 Pebruari
2004 memutuskan:
a. Puasa dimulai pada hari: Rabu Abu.
b. Bentuk Puasa yang dianjurkan selama Masa Penghayatan Paskah adalah demikian:
No
BENTUK
PENERAPAN
1
Matiraga
Pada siang hari tidak mengkonsumsi apapun juga secara total.
Makan atau kegiatan konsumsi lainnya hanya dilakukan sekali pada
waktu malam [bersamaan dengan jam makan malam]. Menu yang
dimakan adalah menu keseharian.
2
Pantang/Tarak
Prinsipnya adalah mencegah untuk tidak mengkonsumsi atau
mengurangi volume/jumlah atau kualitas dari apa-apa yang biasanya
dikonsumsi. Misalnya, yang biasa merokok menghentikan
kebiasaannya merokok. Yang biasa makan 3 kali dirobah menjadi 2
kali. Yang biasa uang belanjanya Rp. 2.000,- dikurangi menjadi Rp.
1.000,- saja. Yang biasa jajan [untuk anak-anak] Rp. 1.000,dikurangi menjadi Rp. 500,-. Yang biasanya sehari menyewa VCD
senilai Rp. 6.000,- dikurangi atau ditiadakan sama sekali. Dan
sebagainya.
c. Apapun bentuk yang dipilih PUASA yang dianjurkan haruslah mempunyai dampak
menguntungkan orang lain [sesama]
d. Puasa yang dianjurkan memiliki substansi BUKAN sebagai tindakan menyiksa diri.
Melainkan mengendalikan diri demi terbaginya hidup bagi sesama.
e. Persembahan dari program PUASA digunakan secara pasti untuk membantu pembiayaan
sekolah bagi anak-anak orang lain yang ditetapkan dalam program MPS GKSBS.
4
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
2. Aksi Pemulihan Alam [Lanjutan Aktivitas MPPP 2013]
a. Gotong Royong [kebersihan, keindahan, keamanan] Gereja dan lingkungan sekitarnya.
b. Pengelolaan dan pembuatan sampah rumah tangga menjadi bahan-bahan daur ulang [pupuk
organic, dll]
c. Penanaman bibit pohon yang dibawa dari dan oleh setiap keluarga jemaat, dapat berupa:
tanaman buah, tanaman hias, tanaman pelindung, tanaman pagar dan sebagainya.
d. Gotong royong ini juga dapat mengambil sasaran sarana umum di masyarakat sekitar
Gereja.
3.
Aksi Donor Darah
Latar belakang : “pengejawantahan” atau perwujudan pengorbanan seperti yang Yesus Kristus
telah lakukan bagi umat manusia. Yesus Kristus telah mencurahkan darah-Nya demi menebus
dosa manusia, seperti halnya korban penghapusan dosa, korban penebusan dosa yang juga
melalui cucuran darah. Darah yang menyelamatkan. Seperti kata-kata iklan dari PMI : setetes
darah anda menyelamatkan mereka.
Tujuan :
a. Jemaat meneladan pengorbanan Yesus Kristus
b. Jemaat berbagi berkat melalui aksi donor darah baik menjadi panitia maupun menjadi donor.
Aktivitas: Kerjasama dengan pihak PMI/Lembaga Kesehatan setempat dalam Aksi Donor
Darah
4.
Pengumpulan Persembahan Unduh-Unduh
Persembahan unduh-unduh adalah persembahan hasil panen. Bagi petani, nelayan, pengrajin
bisa mewujudkan persembahan ini dengan hasil panen, hasil tangkapan dan hasil kerajinan
masing-masing. Sedangkan bagi pegawai, wira usahawan dan karyawan bisa mewujudkannya
dengan uang, bisa juga dengan barang-barang yang dibeli dari gajinya.
Hasil panen yang sudah dipersembahkan selanjutnya akan dilelang dalam jemaat tersebut.
Hasil persembahan unduh-unduh yang berupa uang dan barang yang sudah dilelang bisa
dialokasikan untuk meningkatkan harkat dan martabat hidup anggota jemaat atau anggota
masyarakat. Misalnya, membantu biaya studi bagai anak-anak yang membutuhkan, membantu
modal usaha bagi anggota jemaat/ masyarakat yang miskin, membiayai pelatihan-pelatihan
peningkatan ekonomi jemaat, membiayai pembinaan-pembinaan pemuda atau wanita, dll.
5.
Makan Bersama
Dalam penutupan MPPP juga bisa diadakan makan bersama. Prosesnya adalah setiap keluarga
membawa makanan hasil buatannya sendiri untuk dikumpulkan dan dimakan bersama-sama
seusai ibadah penutupan.
6.
Ibadah Meditatif
Secara Khususnya dilakukan pada hari Kamis Putih sebelum hari raya Jumat Agung. Untuk
membawa jemaat memasuki penghayatan dan perayaan akan Pengorbanan Yesus Kristus di
salib karena dosa-dosa manusia. dalam ibadah meditatif ini, dapat menggunakan lagu-lagu
5
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
yang sesuai dengan masa Pra Paskah, Paskah, lagu-lagu Taize maupun dari KJ dan PKJ, atau
juga memakai Kidung bahasa Jawa. Dengan urutan pelayanan/liturgi [contoh]*:
a. Pembukaan [nyanyian yang menghantar untuk masuk suasana meditatif; misalnya PKJ 13;
atau KJ 161]
b. Bacaan 1 [Bacaan Alkitab misal: Lukas 22:14-23]
c. Nyanyian Pujian
d. Bacaan 2 [misal: Lukas 22:39-46]
e. Nyanyian Respon
f. Mazmur Tanggapan
g. Nyanyian Tanggapan
h. Bacaan 3 [misal: Lukas 22:47-53]
i. Meditasi [merenungkan Sabda Tuhan]
j. Nyanyian Respon
k. Doa Pribadi [meditatif]
l. Nyanyian Doa Harapan
m. Nyanyian Syukur [dapat juga dengan Persembahan]
n. Doa Bapa Kami
o. Nyanyian Pengutusan
*Liturgi dapat dimodifikasi/dibuat secara kreatif untuk mengajak jemaat masuk dalam suasana
meditatif, dengan lagu dan bacaan menyesuaikan.
7.
Ibadah Kebaktian Penyegaran Iman [KPI]
Tujuan kegiatan ini menggugah kerinduan akan adanya Kebaktian Penyegaran Iman [KPI]
khas GKSBS. Menggugah kerinduan dan sekaligus perayaan besar akan kemurahan Tuhan
Allah yang telah memberikan Yesus Kristus sebagai Juruselamat umat manusia. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam momen Masa Perayaan Paskah Pentakosta tahun 2014 yaitu pada masa
antara Paskah dan Pentakosta. Kegiatan KPI ini dapat dilakukan oleh masing-masing Jemaat
atau bersama-sama dengan Jemaat-Jemaat se-Klasisnya.
***
6
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Kotbah Pembukaan MPPP; Minggu, 02 Maret 2014.
Warna Liturgi: Ungu.
Bahan Bacaan: 1 Korintus 4:1-5.
Tujuan: Jemaat memahami tentang status dan kesetiaan seorang hamba Tuhan
ALLAH MEMULIAKAN HAMBANYA YANG SETIA
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kenyataan kehidupan kita sehari-hari, semua orang pasti ingin dihormati oleh orang
lain. Tidak ada orang yang mau dihina atau dilecehkan oleh orang lain. Bahkan ada orang yang
sangat ingin dihormati sampai kemudian menjadi “gila hormat”. Namun kebalikannya, belum tentu
semua orang selalu menghargai orang lain. Kemungkinannya adalah orang masih “pandang bulu”
artinya membeda-bedakan. Kalau orang itu terpandang, memiliki harta yang berlimpah, memiliki
jabatan, pasti lebih dihormati daripada orang biasa yang miskin. Inilah yang terjadi secara nyata
dalam kehidupan kita. Timbal balik antara menghargai dan dihargai tidaklah seimbang. Inilah
kenyataan kehidupan, dimana orang masih memandang orang lain dengan apa yang nampak dan
dipandang hebat. Demikian pula yang terjadi dalam surat rasul Paulus kepada Jemaat Korintus,
dimana Jemaat masih memandang orang lain, terkhusus hamba Tuhan yang melayani mereka
dengan cara pandang mereka, bukan dengan cara pandang yang Allah inginkan. Pertanyaannya
adalah bagaimanakah Allah memandang setiap hambaNya?
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Sebelum kita menelaah pesan Allah melalui rasul Paulus mengenai sikap Jemaat terhadap
para pelayan Tuhan, ada sebuah cerita yang memberikan gambaran kepada kita mengenai sikap
Allah dalam menghargai para hambaNya. Dalam sebuah kisah, ada sepasang utusan Injil senior
[misionaris] yang telah melayani Allah selama 50 tahun di sebuah desa terpencil di Afrika, telah
memasuki masa pensiun. Mereka memutuskan untuk kembali ke daerah asal mereka yakni Amerika
Serikat. Namun ketika mereka tiba, tak seorang pun menyambut mereka. Tak ada yang membantu
membawakan barang-barang bawaan mereka, apalagi sampai mengantar ke rumah. Misionaris atau
utusan Injil itu mengeluh kepada istrinya, "Setelah berpuluh tahun kita pergi, tak seorang pun peduli
ketika kita kembali." Kepahitan yang dirasakan pria itu terus berkembang ketika mereka mulai
menempati rumah baru mereka. Istrinya, yang telah berulang-ulang mendengar keluhan sang suami
menyarankan agar ia membawa masalah ini kepada Allah. Akhirnya, sang suami masuk kamar dan
memberi waktunya untuk berdoa. Saat ia keluar dari kamar, wajahnya tampak berbeda, sehingga
sang istri penasaran dan bertanya apa yang terjadi.
Ia menjawab, "Aku berkata kepada Allah bahwa aku sudah pulang dan tak seorang pun
peduli." "Lalu apa yang Allah katakan?" tanya istrinya. "Allah berkata, ‘Kamu memang belum
pulang ke Rumahmu yang sejati’ yakni di sorga. Nanti jika engkau pulang ke sorga, akan Kusambut
engkau dengan meriah, karena engkau telah melaksanakan tugasmu dengan setia. Karena hatimu
untukKu, sehingga engkau berjuang tanpa lelah, tidak berputus asa walaupun dunia dan orangorang yang engkau layani tidak memberikan penghargaan seperti yang engkau harapkan. " Dari
kisah tadi, ada gambaran yang bisa kita ambil. Mungkin kita juga telah melayani selama bertahuntahun di sebuah tempat di mana tak seorang pun memperhatikan atau mempedulikan apa yang telah
kita perbuat. Namun, Allah senantiasa melihat dan peduli. Suatu hari kelak, ketika kita tiba di
rumah abadi kita, "Tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah" [1 Korintus 4:5]. Sementara
kita yang yang masih ada di dunia ini, tetaplah harus setia.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
7
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Jemaat Korintus sedang berkelompok-kelompok sesuai pemimpin rohani yang mereka
agung-agungkan. Sebab itu, rasul Paulus mengoreksi pemahaman mereka mengenai pemimpin
rohani. Seorang pemimpin rohani adalah seorang hamba Kristus, yang dipercayakan rahasia Allah
[ayat1]. Seorang hamba tentu harus menjaga kepercayaan penuh yang diberikan oleh tuannya.
Seorang hamba Tuhan harus dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan Tuannya [ayat 2]. Bagi
rasul Paulus, ini berarti setiap hamba harus setia pada Injil yang telah dia terima dan beritakan.
Maka bagi Paulus, pendapat orang Korintus tentang bagaimana ia menjaga kepercayaan dari Allah
bukan merupakan suatu hal yang penting.
Disamping kepada Jemaat Korintus, setiap hamba Tuhan yang melayani juga diingatkan
untuk tidak terjebak dalam menghakimi terhadap dirinya sendiri maupun orang lain [ayat 3]. Yang
penting bagi rasul Paulus adalah seorang hamba Tuhan itu tetap setia melaksanakan panggilannya.
Di awal suratnya yang ia tulis kepada jemaat di Roma, rasul Paulus menyebut dirinya hamba Yesus
Kristus: "Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah." [Roma 1:1], begitu juga di hadapan jemaat Korintus. Paulus menyadari
benar makna kata hamba yang melekat pada dirinya, yaitu tidak lebih dari seorang budak. Sebagai
budak ia harus mengabdikan diri dengan segenap jiwa dan raga untuk Tuannya. Jadi hamba Tuhan
juga bisa diartikan orang-orang yang membaktikan setiap nafas hidupnya untuk Tuhan, melepaskan
segala kenyamanan duniawi, tunduk kepada pemerintahan sorgawi dan tidak punya hak untuk
menuntut, serta bukan seorang bos.
Paulus mengakui dirinya adalah hamba Yesus Kristus. Ada pun jabatan sebagai rasul
diberikan oleh Kristus kepadanya, bukan ia sendiri yang mengangkat dirinya sebagai rasul. Tetapi
Paulus tetap mengedepankan status dirinya yang tidak lebih dari seorang hamba. Dalam
perjalanannya sebagai seorang hamba Tuhan Paulus melayani dengan tulus, tidak bersikap
menuntut, tidak mencari keuntungan diri sendiri di balik pelayanan, melainkan mengabdi dengan
sungguh-sungguh demi kemajuan Injil di muka bumi.
Apa yang penting bagi Paulus adalah penilaian Allah terhadap pelayanannya hingga suatu
waktu kelak dia menerima pujian dari Allah [ayat 4-5]. Maka Paulus mengimbau orang Korintus
untuk berhenti menghakimi hamba-hamba Tuhan karena sesungguhnya mereka menghakimi hanya
berdasarkan apa yang mereka lihat. Sementara Tuhan mengetahui apa yang tersembunyi di dalam
hati hamba-hamba-Nya. Lagi pula tidak sepatutnya mereka mengambil tempat Tuhan dalam
menghakimi hambaNya. Misalnya dengan mencari-cari kelemahan dan kekurangan sehingga selalu
menyalahkan.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ini menjadi pelajaran bagi kita dalam bersikap terhadap para hamba Tuhan. Ingatlah bahwa
Tuan bagi para hamba Tuhan adalah Tuhan sendiri, bukan kita. Maka hanya Tuhan yang layak
menerima pertanggungjawaban mereka. Karena itu jangan pernah memandang hamba Tuhan
sebagai hamba kita, yang harus patuh pada kita dan memenuhi segala keinginan kita. Sebagai
hamba Tuhan, mereka harus memprioritaskan dan melaksanakan apa yang Tuhan inginkan. Justru
kita harus bersyukur atas hamba-hamba Tuhan yang setia mendorong umat untuk hidup melayani
Tuhan agar kita menerima pujian juga pada hari kedatangan-Nya kelak. Disamping itu, sebagai
hamba Tuhan yang melayani, kita juga jangan terjebak pada “arogansi” bahwa karena kita hamba
Tuhan, kita kemudian menjadi “gila hormat”. Ingin diberikan penghargaan dan fasilitas yang sesuai
dengan keinginan kita. Berlaku seperti orang yang berkuasa dan kemudian kita lupa bahwa kita ini
harus melayani, memimpin Jemaat yang kita layani dengan kerendahan hati.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Istilah hamba Tuhan kian marak dalam pelayanan kekristenan masa kini di mana banyak
orang bangga bila gelar hamba Tuhan tersebut melekat kepadanya, tanpa memahami makna
8
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
sesungguhnya kata hamba tersebut. Seiiring berjalannya waktu, pengertian kata hamba Tuhan
secara perlahan mengalami pergeseran. Sering ada anggapan bahwa menjadi hamba Tuhan berarti
harus mendapatkan perlakuan khusus atau service plus, beroleh penghormatan di mana pun
melayani dengan segala fasilitas yang memadai. Hal ini tidak seratus persen keliru! Itu adalah
bonus atau berkat yang mengikuti pelayanan hamba Tuhan. Namun jangan sampai hal ini
mengalihkan motiviasi kita sehingga tidak lagi mencerminkan jiwa pengabdian, melainkan
hanya tuntutan profesi yang menyebabkan kita ke luar dari jalur Tuhan.
Kita sering memperhatikan dan memuja orang-orang yang terkenal dan sukses. Namun
terkadang kita membaca tentang orang biasa yang terkenal, tetapi dihormati karena pelayanannya
yang setia selama bertahun-tahun. Bisa jadi ia seorang penjaga sekolah, pelayan kantin, tukang, atau
kasir toko yang telah melayani orang lain dengan cara yang dapat diandalkan dan penuh dedikasi.
Sikap dapat dipercaya seperti ini sering luput dari perhatian banyak orang, tetapi kita yakin
itu adalah gambaran luar biasa mengenai bagaimana seharusnya kita hidup. Meskipun kesetiaan
bukan sesuatu yang mudah terlihat, tetapi kian hari kian dipandang penting oleh Allah.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kita merayakan masa paskah dan pentakosta yang akan kita jalani bersama pada
tahun ini, Tuhan mengingatkan tentang pentingnya kita meneladani karya Allah melalui diri Yesus
Kristus. Ia melayani dengan sepenuh hati, setia bahkan sampai mengorbankan diriNya untuk
menebus dosa manusia. Mari kita meneladani Yesus Kristus yang melayani bukan karena pujian,
tetapi melayani dengan tulus dan setia menjalankan perintah BapaNya. Bagi diri kita semua, entah
pelayanan kita diketahui banyak orang atau tidak, kita memiliki tanggung jawab yang sama, yakni
kita harus tetap setia. ALLAH TIDAK MEMINTA KITA UNTUK SUKSES MELAINKAN
UNTUK SETIA. Tuhan Yesus Kristus, Allah Yang Maha Setia, memberkati kita. Amin. [PA]
Bahan bacaan:
1. Nats Pembimbing
2. BA
3. Persembahan
: Mazmur 51:3-15
: Markus 1:12-15
: Mazmur 81:16-17
Pujian:
1. PKJ 13:1-3.
2. KJ 177:1-2.
3. KJ 178:1,2,5.
4. PKJ 239:1-3.
5. PKJ 265:1-.
6. KJ 185:1 [2x].
***
9
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
BAHAN SARESEHAN MPPP 2014
TEMA:
” DIPULIHKAN UNTUK MEMULIHKAN”
Subtema:
”Meneladan Kristus Dalam Menghadirkan Damai Sejahtera Allah.’
Pengantar.
Kalau pada bahan sarasehan MPPP tahun 2013 kita telah memahami bahwa Allah telah
mendamaikan dan memulihkan manusia sebagai citra Allah dalam keluarga, gereja, masyarakat dan
alam sekitar. Setelah dipulihkan manusia diutus untuk memulihkan. Salah satu caranya adalah
dengan meneladan Kristus dalam menghadirkan damai sejahtera Allah.
Dan melalui Tema Natal bersama PGI-KWI tahun 2013 kita telah memahami bahwa Raja
damai sudah datang. Ia sudah mendamaikan manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan
sesamanya dan dengan sesama ciptaan lainnya, melalui penebusan dari dosa dan kematian. Allah
menuntut setiap orang yang telah didamaikan oleh raja damai itu untuk menjadi pembawa damai
kapanpun dan dimanapun kita berada.
Maka Kini di tahun 2014, adalah saat yang tepat bagi kita untuk mewujudkan panggilan
sebagai pembawa damai tersebut.
Teladan Kristus.
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa
yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. [Roma 3:25] Yesus telah memberikan teladan
kepada kita bagaimana Ia mendamaikan manusia. Ia rela mengorbankan segalanya untuk
mendamaikan manusia, waktu, tenaga, pikiran dan perasaanNya, bahkan nyawanya sendiri. Ia tidak
‘pilih kasih’ atau ‘pandang bulu’ melainkan melainkan mendamaikan semua orang tanpa
memandang latar belakang orang tersebut. Dengan puitis Rasul Paulus menulis: “ . . . yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”. [Filipi 2:6-8]
Salah satu sebutan Yesus adalah “Raja Damai [Prince of Peace]” dalam bahasa Ibrani adalah
“Shar Shalom”, yang berarti “seseorang yang menghapus segala unsur yang mengganggu
kedamaian; dan seseorang yang mengukuhkan kedamaian”. Semua pemerintahan yang ada di dunia,
kekuasaannya sering bergantung pada kekerasan, perang dan pertumbahan darah. Tetapi, kekuasaan
Kristus didasarkan pada pengorban darahNya sendiri serta berdasarkan keadilan dan kebenaran.
Dalam Kristus damai sejahtera sudah datang [Lukas 1:79; 2:14]. Pertama-tama, melalui
kematianNya, Kristus telah mendamaikan manusia dengan Allah [Roma 5:1; Efesus 2:16-18; 2
Korintus 5:18-21]. Inilah kebutuhan yang utama dan mendasar dari manusia berdosa, yaitu damai
sejahtera dengan Allah. Selanjutnya, Kristus memberikan damai sejahtera dihati orang-orang yang
percaya kepadaNya. Damai sejahtera yang diberikan bersifat kekal, tidak dapat dirampas dan tidak
dipengaruhi oleh situasi apapun yang datang dari luar [Matius 11:28-30; Yohanes 14:27; Filipi 4:7].
Lebih luas lagi, akibat damai sejahtera ini, manusia bisa hidup damai satu dengan yang lainnya
[Roma 12:18]. Karena itu, damai sejahtera itu harus aktif, dikembangkan dan dibagikan pada
sesama [Efesus 4:3; Ibrani 12:14].
Ringkasnya, Kristus Sang Raja Damai tidak hanya membawa damai sejahtera, tetapi juga
mengaruniakan damai sejahtera itu kepada kita yang percaya kepadaNya [Markus 5:34; Lukas 7:50;
10
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Yohanes 14:27; 20:19,21,26]. Selanjutnya kita adalah agen pembawa damai sejahtera di dunia ini
[Lukas 10:5; Kisah Rasul 10:36]. Kita dituntut untuk menghilangkan segala kedengkian, amarah,
dan dendam dari rumah tangga maupun gereja kita dan mengubahnya menjadi persekutuan kasih,
sukacita dan damai [Efesus 4:3-6]. Kita tidak hanya berusaha menjauhkan perselisihan,
pertengkaran ataupun pertentangan, tetapi juga perlu hidup selaras dan harmonis sebagai sesama
anggota tubuh Kristus [Roma 14:19; 1 Korintus 14:33]. Kedamaian yang memancar dari
persekutuan damai dampaknya pastilah tak terhingga, lebih lagi, kita dikenali sebagai anak-anak
Allah apabila kita membawa damai dimanapun kita berada. Kristus berkata, “Berbahagialah orang
yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” [Matius 5:9].
Menghadirkan damai sejahtera Allah
Allah yang telah mendamaikan manusia juga mengutus kita untuk menghadirkan damai
sejahtera Allah di dalam dunia. Sebagaimana ditulis Rasul Paulus: “Sebab itu, kita yang
dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita,
Yesus Kristus”. [Roma 5:1] Juga dalam tulisan Yohanes: “Sebab Aku telah memberikan suatu
teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu”.[Yohanes 13:15]. Kini giliran kita untuk meneruskan karya pendamaian Yesus itu
dengan berusaha menghadirkan damai sejahtera Allah di dunia.
Mengutip isi pesan Natal PGI-KWI 2013 yang mendorong gereja-gereja dan seluruh umat
kristiani di Indonesia [termasuk anggota jemaat GKSBS] untuk tidak jemu-jemu menjadi agen-agen
pembawa damai dimanapun berada dan berkarya. Hal itu dapat kita wujudkan antara lain dengan:
1. Terus mendukung upaya-upaya penegakan keadilan, baik dilingkungan kita maupun dalam
lingkup yang lebih luas.
Hendaklah kita menjadi pribadi-pribadi yang adil dan
bertanggungjawab baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, gereja, masyarakat, dan
dimanapun Allah mempercayakan diri kita berkarya. Penegakan keadilan niscaya diikuti oleh
sikap berintegritas, disiplin, jujur dan cinta damai.
2. Terus member perhatian serius terhadap upaya-upaya pemeliharaan, pelestarian dan pemulihan
lingkungan. Mulailah dari sikap diri yang peduli terhadap kebersihan dan keindahan alam
disekitar kita. Penghematan pemakaian sumber daya yang tidak terbarukan, serta bersikap kritis
terhadap berbagai bentuk kegiatan yang bertolak belakang dengan semangat pelestarian
lingkungan. Dengan demikian kita juga berperan dalam memberikan keadilan dan perdamaian
terhadap lingkungan dan generasi penerus kita.
3. Semangat cinta damai dan hidup rukun menjadi dasar yang kokoh dan modal yang sangat
penting untuk menghadapi pemilu legislative maupun pemilu Presiden-wakil presiden tahun
2014.
Menindaklanjuti teladan Yesus dan pesan Natal PGI-KWI, melalui ssarasehan ini, mari kita
curah pendapat/urun rembuk mengenai hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menghadirkan damai
sejahtera Allah didalam keluarga, gereja, masyarakat, bandsa dan Negara sesuai dengan konteks
kita masing-masing.
Penutup
Mengakhiri sarasehan ini mari kita mengingat siapa Yesus yang harus kita teladan dan yang
memerintahkan kita untuk menghadirkan damai sejahtera sejahtera Allah didalam keluarga, gereja,
masyarakat, bangsa dan Negara. Dia adalah pribadi yang telah menerima segala kuasa baik disorga
maupun dibumi dan Dia akan menyertai kita senantiasa sampai pada akhir zaman, Selamat
merayakan Paskah dan Pentakosta, selamat menghadirkan damai sejahtera Allah, demi kemuliaan
Allah Tritunggal. [Ath].
***
11
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
RABU ABU
Dalam tradisi barat [termasuk Katolik Roma dan Protestanisme], Rabu Abu adalah hari
pertama masa Pra-Paskah. Ini terjadi pada hari Rabu, 40 hari sebelum Paskah tanpa menghitung
hari-hari Minggu atau 44 hari [termasuk Minggu] sebelum hari Jumat Agung. Pada hari itu umat
yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini
mengingatkan umat akan ritual bangsa Israel yang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh
tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan [misalnya seperti dalam Kitab Ester
4:1, 3]. Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku
makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Biasanya pemberian tanda
tersebut disertai dengan ucapan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil."
Pada hari ini Rabu Abu anggota jemaat dewasa [yang berusia diatas 17 tahun] diwajibkan
berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang. Gereja-gereja
mengembangkan tradisi puasa ini, mulai dari hari Rabu abu sampai pada hari Sabtu sebelum
paskah selama 40 hari, tidak termasuk hari minggu. Khusus Untuk GKSBS, bentuk puasa yang
dipilih mengikuti keputusan Majelis Pekerja Sinode GKSBS dalam Rapat VIII [Reguler] MPS
GKSBS, 3-5 Pebruari 2004, sebagaimana tercantum dalam panduan Aktivitas MPPP tahun 2014.
Bahan Khotbah Rabu Abu, 05 Maret 2014
Warna Liturgi: Ungu
Bacaan: Matius 6:1-6; 16-18
Tujuan: Jemaat berpuasa dengan kemurnian hati
BERPUASA DENGAN MURNI HATI
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Sebagaimana tahun yang lalu, kita jemaaat-jemaat GKSBS melaksanakan kegiatan Masa
Perayaan Paskah dan Pentakosta. Berpuasa menjadi pilihan dan tekad kita untuk kita laksanakan
sebagai salah satu kegiatan MPPP. Kita akan memulai sejak hari Rabu 5 Maret ini sebagai Rabu Abu.
Kata abu menunjuk pada simbol untuk menjalani masa berkabung; penyesalan atau pertobatan,
merendahkan diri di hadapan Allah. Sebagai contoh ialah perkabungan orang-orang Niniwe, mereka
berpuasa, mengenakan kain kabung dan duduk di atas abu setelah mendengar pemberitaan nabi Yunus
bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan oleh TUHAN. [Yunus 3:1-8]; demikian juga dilakukan
Mordekhai dan bangsa Israel yang tinggal di wilayah kerajaan Ahasweros ketika Haman hendak
membinasakan seluruh bangsa Israel. [Ester 4:1-3]. Ayub juga berkabung menyesal di hadapan Allah
dan duduk di atas abu. [Ayub 42:6]. Ini berarti bahwa kita menyambut Paskah dengan berpuasa yang
maknanya merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Tradisi saudara-saudara kita gereja Katolik menyambut Paskah dengan berpuasa dan
menorehkan tanda salib di dahi mereka dengan abu yang dibuat dari daun palem untuk menunjukkan
penyesalan dan pertobatan. Bagaimana dengan kita? Gereja kita tidak melakukan tradisi penorehan abu
di dahi, namun tetap menjalani puasa dalam menyambut Paskah. Dengan itu kita pun juga merendahkan
diri di hadapan Tuhan Allah. Berpuasa dalam arti solider dengan sesama yang lemah, yang miskin dan
12
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
yang menderita adalah intisari atau makna penyesalan dan pertobatan dari puasa kita. Oleh karena itu
maka kita melakukan aksi puasa paskah dengan mengumpulkan persembahan khusus untuk diakonia.
Dalam hal ini firman Tuhan melalui sabda Yesus mengingatkan kita bagaimana seharusnya
menjalani puasa. Inti nasihat-Nya ialah agar para murid-Nya menjalani kewajiban agama dengan
menghindari kemunafikan. Munafik arti aslinya adalah memakai topeng; wajah yang asli ditutupi. Jadi
antara yang lahiriah tidak sama dengan yang batin. Orang-orang yang munafik dalam bersedekah,
berdoa, berpuasa suka memamerkannya di hadapan umum dengan tujuan memperoleh pujian. Tuhan
Yesus menunjuk para ahli-ahli Taurat dan para Farisi sebagai orang-orang munafik. Dia mengecam
keras kemunafikan mereka [Mat.23]. Lebih jauh Tuhan Yesus menyebut mereka sebagai pelaku
kejahatan dan akan dihukum berat [Mat.23:13-15]. Menjalankan kewajiban agama dengan maksud
menerima pujian manusia mudah memperolehnya, tetapi tidak memperoleh upah dari Allah Bapa.
Tuhan Allah tidak memberikan upah orang yang menjalankan puasa dengan kemunafikan. Allah hanya
memberi upah kepada yang melakukannya dengan murni hati; tanpa pamrih, tidak untuk kehormatan
diri sendiri tetapi hanya untuk bersyukur kepada-Nya.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Mulai hari ini kita menyambut Paskah dengan berpuasa. Sebagaimana tahun-tahun lalu kita
menjalani puasa baik dengan berpantang, mengurangi makan, mengurangi minum, mengurangi
merokok, mengurangi jajan dll. dan mengumpulkan persembahan khusus. Dengan mengingat dan
merenungkan sabda Tuhan Yesus Kristus marilah kita melaksanakan kegiatan Masa Perayaan Paskah
dan Pentakosta dengan hati yang murni/tulus; tidak munafik, tidak untuk pamer, tidak untuk mencari
pujian manusia tetapi sebagai ucapan syukur atas kasih karunia-Nya dengan pengorbanan Tuhan Yesus
bagi keselamatan dunia.
Merendahkan diri, terbuka di hadapan Tuhan Allah hendaknya menjadi makna dari puasa kita.
Karena itu dengan puasa Paskah kita berproses menjadi manusia yang rendah hati dan jujur dan suka
berbagi kepada sesama yang menderita. Marilah menjalani puasa Paskah dengan menghindari
kemunafikan. Tidak munafik atau tulus hati hendaklah menjadi roh dan jiwa praktik hidup kita.
Dengan demikian, kegiatan puasa Paskah tidak hanya sebagai kegiatan rutinitas tiap tahun, yang
kemudian kita lupakan, melainkan membuahkan pembaharuan hidup yang bermartabat dan menjadi
berkat. Kiranya dengan ibadah Rabu Abu ini membimbing kita menjadi insan kristen yang menjauhi
kemunafikan. Hendaklah ketulusan kita terapkan mulai dalam keluarga, dalam bergereja sehingga dapat
berdampak baik dalam menjalankan tugas panggilan kita untuk sesama dan alam sekitar kita. Amin!
[SR]
Liturgi:




Pembimbing
Hukum kasih
Berita anugrah
Persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
: Matius 15:7-9
: Matius 22:37-40
: 1 Yoh.1:8-9
: 2 Kor.9: 7-8
Ny. Persiapan
Pujian
Penyesalan
Peneguhan
Sambut sabda
Responsoria
Persembahan
Ny. Penutup
: PKJ.8:1-3
: PKJ. 35 [dinyanyikan 3 kali]
: KJ. 28:1-2
: KJ. 387:1-2
: KJ.50a:1 dan 6
: PKJ. 264:1-3
: KJ. 450:1 dst.
: KJ.402:1-3
***
13
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Kotbah Minggu Pra-Paskah I; 09 Maret 2014
Warna Liturgi Ungu
Bacaan: Kejadian 2: 7–9; 3: 1–7; Matius 4: 1-11
Tujuan: Jemaat waspada terhadap segala jerat pikat, godaan Iblis serta dapat mengatasinya.
LAWANLAH GODAAN IBLIS!
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Pada hari Minggu ini, kita memasuki Minggu Pra Paskah 1 dalam masa perayaan Paskah
dan Pentakosta tahun 2014. Dalam Minggu Pra Paskah 1 ini kita semua menghayati tentang
keberdosaan umat manusia, dampak dosa bagi kehidupan serta kebutuhan akan pengampunan dosa
dan keselamatan.
Jika kita runut kembali dalam pasal 1 – 3 kitab Kejadian, kita dapat memahami bahwa
Tuhan Allah telah menciptakan dunia dan alam semesta melalui kuasa firmanNya dengan sungguh
amat baik. Demikianpun manusia sebagai mahkota ciptaan begitu mulia keberadaannya sebab
mereka diciptakan dan dibentuk dari debu oleh Allah sesuai dengan gambarNya sendiri. Namun,
kemuliaan dan kesegambaran Allah dalam diri manusia itu menjadi rusak karena manusia tergoda
untuk menjadi sama dengan Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa dan dikuasai dosa, kehilangan
kemuliaan Allah sebab terpisah dari Allah karena dosa.
Jemaat yang terkasih,
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada seorang pun diantara kita yang tidak pernah
mengalami tergoda atau digoda oleh sesuatu, atau pun untuk melakukan sesuatu yang akhirnya
membuat kita menyimpang dari tujuan awal atas segala sesuatu yang kita lakukan. Godaan biasanya
merupakan sesuatu hal yang lebih menarik, lebih memikat hati sehingga orang memilih keluar dari
jalur keberadaannya yang semula untuk berpaling kepada hal yang lain. Begitu seriusnya ancaman
godaan yang akan membinasakan dan menenggelamkan tujuan mulia hidup manusia sesuai maksud
Allah ketika menciptakannya. Sehingga, dalam isi “doa Bapa Kami” Tuhan Yesus mengajarkan:”
Janganlah Engkau membawa kami kepada pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.”
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Kitab Kejadian 3: 1–7 menceritakan manusia [Hawa] digoda oleh Iblis dalam wujud ular
dengan tiga cara:
1] “… tentulah Tuhan berfirman : semua pohon di taman ini jangan kamu makan buahnya ?”
dengan sebuah pertanyaan yang isinya memutarbalikkan firman Tuhan tetapi maksudnya adalah
mendorong manusia untuk mengotak-atik dan menafsirkan firman Tuhan sesuai keinginan dan
kepentingannya sendiri. Selanjutnya, manusia cenderung menjadi penguasa atas firman Tuhan
dan bukan pendengar dan pelaku firman.
2] “… sekali-kali kamu tidak akan mati…” Setelah berhasil membuat manusia merasa menjadi
tuan atas firman Tuhan, kini Iblis menawarkan suatu penafsiran atas firman Tuhan itu yang
intinya adalah : Tuhan itu pembohong; firmanNya jangan dipegang; lakukan apa yang Tuhan
larang dan jangan lakukan apa yang Dia perintahkan
3] “… manusia itu melihat buah itu sungguh menarik…” pada tahap terakhir ular bertindak seolah
menghargai kebebasan manusia dengan diam dan membiarkan manusia untuk memilih; padahal
sudah sejak awal Iblis mempengaruhi sehingga manusia tergoda untuk meragukan kebenaran
Firman Allah. Ketertarikan manusia untuk menentukan pilihannya sudah tidak lagi pada Allah
yang berfirman dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, tetapi lebih kepada
14
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
keinginan dan matanya yang melihat buah itu sungguh menarik dan enak kelihatannya. Lagi pula
jika dimakan mendatangkan pengetahuan.
Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,
Satu hal yang seharusnya kita akui tentang iblis, yaitu bahwa ternyata iblis lebih cerdas
daripada manusia. Dimana letak kecerdasan iblis dibandingkan manusia? Setidaknya, ada tiga hal,
yaitu:
1. Iblis Punya Tujuan, sedangkan manusia sering tidak tahu tujuan hidupnya.
Iblis punya tujuan dalam hidupnya, dan ia memegang teguh komitmen untuk melaksanakan
tujuannya itu. Ia konsisten dalam setiap tindakannya, demi mewujudkan tujuan hidupnya. Apa
tujuan hidup iblis? Yaitu membujuk manusia agar melepaskan diri dari Allah. Iblis ingin agar
manusia semakin jauh dari Allah.
Berbeda dengan manusia; Kita seringkali tidak tahu, apa tujuan hidup kita. Akhirnya, kita
hidup seenaknya. Biarkan mengalir, tanpa tahu mau dibawa ke mana mengikuti arus.
Tujuan hidup manusia, apa pun pekerjaan, panggilan hidup, latar belakangnya, sebenarnya semua
mengarah pada satu tujuan yang sama, yaitu memelihara persatuan dengan yang Illahi dan pada
akhirnya kembali kepada Allah. Maka dari itu, kita mengenal banyak sekali agama dan
kepercayaan, yang semuanya mau mengantar orang untuk sampai dengan selamat pada tujuan akhir
hidupnya itu. Coba, bapak ibu dan saudara-saudara berapa orang dari antara kita yang menyadari
memiliki tujuan hidup? mungkin tidak banyak. Makanya, setan sering menang!
2. Iblis tahu situasi yang tepat, sedangkan manusia seringkali tidak peka pada situasi
disekitarnya.
Kita bisa melihat hal ini dari pengalaman Adam-Hawa. Menurut kisah dalam Alkitab, Adam
dan Hawa ditempatkan di taman Eden setelah mereka diciptakan. Di sana, mereka tak kekurangan
suatu apa pun. Tetapi ketika Iblis menggoda, manusia tak pernah merasa cukup. Keinginan untuk
selalu mendapat lebih ini dimanfaatkan oleh Iblis. Iblis masuk pada saat yang tepat. Hawa terbuai
oleh bujukannya.
Lain dengan pengalaman Yesus. Setelah berpuasa 40 hari dan 40 malam, Yesus mengalami
lapar dan badannya pasti lemas. Tempatnya di padang gurun lagi. Jauh dari air. Jauh dari makanan.
Dalam kelemahan yang seperti ini iblis masuk dengan cerdiknya. Yesus waspada dan tak terbujuk
godaan iblis.
Bagaimana dengan manusia? Manusia seringkali tidak peka akan situasi hidupnya, akan
situasi sekitarnya. Manusia tidak peka bahwa saudara-saudarinya, sesamanya di sekitarnya sedang
butuh uluran tangannya, sehingga acuh tak acuh terhadap kesulitan dan penderitaan sesamanya.
Iblis tahu waktu yang tepat, sedangkan manusia seringkali tidak punya manajemen waktu
yang baik. Tidak tahu kapan harus bekerja, kapan harus berkumpul bersama keluarga, kapan harus
berdoa. Ada yang bekerja sampai lupa waktu, sehingga tak pernah berdoa. Ada yang saleh tetapi
salah sebab terjebak pada rutinitas ritual, berdoa terus-menerus sampai lupa pada keluarga.
3. Iblis tahu kelemahan manusia, sedangkan manusia sering tidak mengetahui kelemahannya
sendiri; apalagi kelemahan Iblis.
Iblis tahu betul kelemahan manusia, sehingga mereka dapat dengan mudah mencapai
tujuannya. Iblis tahu betul apa yang menjadi kelemahan manusia, yaitu tiga hal yang
digodakannya pada Yesus setelah Yesus berpuasa.
Yang pertama adalah urusan perut. Kebutuhan badani yang satu itu sering membuat
manusia justru jauh dari Tuhan. Manusia ingin memuaskan perutnya hingga lupa pada hal lain
termasuk Tuhan. Di sisi lain, ketika perut kita lapar, tak jarang pikiran kita menjadi kotor. Otak kita
15
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
sesat. Dan keinginan mencuri, menipu, dan bahkan mengumpat Tuhan karena merasa diberi rejeki
sedikit mulai timbul. Ingat, dosa keserakahan berawal dari perut. Banyak orang mati karena berebut
makanan. Dan banyak orang mematikan yang lain juga karena makanan.
Yang kedua, manusia sering disilaukan oleh kepopuleran. Akibatnya, demi popularitas,
orang mencari kesaktian, mengejar hal-hal yang membuatnya terkenal. Bahkan lebih parah lagi,
manusia mau menjadi seperti Tuhan. Itulah yang dialami Adam dan Hawa ketika mereka tergoda
oleh iblis untuk makan buah pohon terlarang.
Yang ketiga, manusia punya kecenderungan untuk berkuasa. Dan bila sudah berkuasa,
biasanya menindas sesamanya. Banyak orang lupa bahwa kekuasaan itu sifatnya hanya sementara.
Dan kekuasaan itu seharusnya untuk menyejahterakan orang lain. Akhirnya mentang-mentang
berkuasa, lalu menindas sini menindas sana dan menjadikan hidup sesamanya semakin sulit.
Jemaat yang terkasih, sekarang, kira-kira apa kelemahan iblis?
Barangkali ada kata-kata bijak yang dikirim melalui sms oleh seorang teman ini bisa
menjadi jawabannya:Saat anda membawa Kitab Suci setan biasa-biasa saja. Saat anda mulai
membukanya, setan mulai curiga. Saat anda membacanya setan mulai gelisah. Saat anda mulai
memahaminya setan mulai kejang-kejang. Ketika anda mulai menjalankannya dan berdoa setan
stroke.
Itulah kelemahan Iblis. Dan Yesus sudah membuktikannya. Jawaban Yesus atas tantangan
dan godaan iblis membuat setan akhirnya pergi meninggalkan Dia. Tapi yang lebih penting, Yesus
mengatakan itu bukan hanya sekedar dengan kata-kata, tetapi melalui hidupnya yang senantiasa
melakukan kehendak Allah. Hawa jatuh ke dalam dosa dan godaan karena tidak taat pada
perintah/firman Allah.
Sekarang saatnya kita membuat keputusan, apakah kita mau dikalahkan oleh iblis,
ataukah kita mau menang atasnya?
Kalau kita mau menang, mari kita jadikan diri kita lebih cerdas dari iblis.
 Kita arahkan hidup kita pada tujuan yang satu, yaitu Tuhan sendiri. Apapun pekerjaan kita,
panggilan hidup kita, lakukan semua itu demi nama Tuhan, demi mencapai persatuan denganNya. Maka, laksanakan tugas kita dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan,
tanggung jawab.
 Jadilah orang yang peka akan situasi, giat dalam melakukan pelayanan kasih kepada sesama
dengan penuh ketulusan hati.
 Jadikan Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai pegangan dan tuntunan dalam hidup kita.
Tuhan memberkati!!! Amin. [HS]
Liturgy:
Nats pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Daftar lagu:
KJ. 454: 1, 2
KJ. 13: 1 – 3
KJ. 436: 1 – 3
KJ. 417: 1, 2, 4
KJ. 450: 1 – dst
KJ. 341: 1 – 2
: I Korintus 15: 47 – 49
: Mazmur 51: 9 – 15
: Mazmur 51: 18 – 19
PKJ. 168: 1 – 3
PKJ. 79: 1 – 2
PKJ. 128: 1 – 3
PKJ. 285: 1 X
PKJ. 153: 1 - 3
PKJ. 230: 1 – 2
16
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Pra-Paskah I; 10 – 15 Maret 2014
Bacaan: Mazmur 51: 1 – 7
AWAS BAHAYA SLOGAN: DOSA...? SIAPA TAKUT?
Alkitab memang merupakan sebuah cermin besar bagi manusia sepanjang zaman. Betapa
tidak, Daud yang nampaknya begitu setia dan menjadi kekasih Allah dapat melakukan perzinahan
dengan seorang istri dari prajuritnya yang setia. Itulah bukti ketidaksempurnaan seorang manusia.
Namun demikian kita masih dapat meneladani pemahaman Daud akan dosa. Teladan ini penting
sebab Kekristenan sekarang ada yang di bawah pengaruh dunia yang cenderung menyepelekan dosa
dan konsekuensinya. Jika Kristen terpengaruh oleh paham dunia modern maka tidak akan ada lagi
tonggak dan mercusuar moralitas di dunia ini.
Ungkapan perasaan Daud pertama kali setelah ditegur oleh Natan adalah ‘kasihanilah aku’
[ayat 2]. Ini menandakan bahwa Daud tidak sekadar malu setelah boroknya dibongkar namun lebih
dari itu ia sadar dengan sepenuh hati bahwa dosa sudah membuat dirinya menjadi seorang manusia
yang tak berharga dan tak berpengharapan di hadapan Allah, karena hanya kepada-Nyalah Daud
berdosa [ayat 6]. Daud menempatkan secara tepat tempat dosa dalam jalur hubungan antara
manusia dengan Allah. Karena itu sebelum memohon ampun, ia mohon belas kasihan dari Allah
sebab belas kasihan merupakan dasar utama pengampunan Allah.
Selain dampak yang ditimbulkan mengapa dosa tidak dapat diremehkan? Sebab dosa adalah
ketidakmampuan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan Allah [ayat 2], sebuah pemberontakan
terhadap Allah [ayat 4, 6] serta sesuatu yang najis di hadapan Allah [ayat 4]. Dengan kata lain
disadari atau tidak, dosa adalah sebuah tindakan manusia untuk menetapkan dan menjalankan nilainilai ciptaan manusia dan bukan Allah. Dosa bahkan dipersonifikasikan sebagai suatu kekuatan
[ayat 5]. Manusia akan selalu kalah karena pada dasarnya manusia sudah rusak secara total [ayat 7].
Renungkan: Sejarah Alkitab mencatat bahwa setelah pertobatannya seperti yang tercatat dalam
mazmur ini, Daud tidak lagi melakukan dosa yang sama. Karena itu pengajaran hakikat dosa dan
konsekuensinya harus didengung-dengungkan terus agar jemaat Tuhan senantiasa jijik untuk
melakukan dosa. Mulailah dengan cara tidak menghaluskan kata-kata ketika menyebut suatu
perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan misalnya: pemberian uang kepada petugas
ketika sedang mengurus surat dihaluskan menjadi biaya administrasi. AMIN
Liturgi:
Nyanyian PKJ 2
Doa pembuka
Nyanyian PKJ 15
Pembacaan Firman dan renungan
Nyanyian PKJ 230
Doa Syafaat dan penutup
***
17
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Minggu Pra Paskah II; 16 Maret 2014
Warna Liturgi Ungu
Bacaan: Matius 17:1-9
Tujuan: Warga jemaat semakin mempercayai Yesus Kristus sebagai juru selamat manusia
SEMAKIN PERCAYA
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Hari ini, kita akan mendengarkan kisah mengenai peristiwa yang ajaib yang dilakukan oleh
Kristus. Peristiwa ini adalah sesuatu yang misteri dan luar biasa, dimana kemuliaan Tuhan Yesus
nampak di depan mata ke-tiga muridNya. Gereja di Timur menyebutnya denga Perayaan Perubahan
Rupa dengan nama Taborian. Enam hari setelah peristiwa kaisarea Filipi, Tuhan Yesus membawa
ketiga murid yang dekat dengannya yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes ke sebuah gunung yang
tinggi.
Bahan kotbah kita pada minggu Prapaskah ke II ini diawali dengan penjelasan Yesus kepada
murid-murid-Nya peristiwa yang akan terjadi pada diri-Nya, yaitu ia akan pergi ke Yerusalem dan
disana ia akan menangung banyak penderitaan bahkan sampai mati [Matius 16: 21 ]. Ketika Yesus
menceritakan perihal ini kepada para murid agaknya mereka tidak bisa memahami perkataan
Yesus. Dia sudah menjadi tokoh terkenal karena mukjizat-mukjizat-Nya. Mungkinkah Dia mati
disalib? Ini jelas tidak masuk akal. Bukankah Dia lebih berkuasa ketimbang semua orang?
Bagaimanapun, para murid dan hampir keseluruhan masyarakat Yahudi telah menaruh harapan
besar pada-Nya, bahwa Yesus adalah Mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan
bangsa Romawi. Pengalaman mengikut Yesus selama ini bukanlah perkara biasa mereka telah
menjadi saksi hidup dari mukjizat, hingga sikap hidup Yesus dalam setiap pelayanan-Nya. Yesus
sang guru mereka ini menerima orang apa adanya. Baik pegawai tinggi kerajaan Romawi,
pemungut cukai, pelacur, maupun anak-anak diterima Yesus sama baiknya. Ada pergulatan besar
dalam diri para murid ketika sosok Yesus yang sangat di harapkan sebagai sang pembebas, dan
mereka telah melihat karya-Nya yang besar itu baik dalam Mujizat maupun keperduliannya kepada
orang-orang yang dianggap tidak layak dalam kalangan masyarakat Yahudi, kemudian akan begitu
capat mengalami peristiwa pahit yang rasanya tidak mungkin akan dialami oleh Yesus.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Melalui Peristiwa yang dilihat oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes paling tidak ada beberapa
hal yang sangat luar biasa yang tidak pernah mereka lihat selama ini dalam diri Yesus, dan ini dapat
dipakai untuk mereka untuk memperteguh keyakinan para murid tentang siapa Yesus sebenarnya.
1. Perubahan Yesus
Kebiasaan Yesus menyendiri dan berdoa di tempat yang sunyi sudah menjadi hal yang bisa bagi
para murid-Nya. Namun dalam peristiwa kali ini ada hal yang sangat berbeda manakala mereka
melihat hal yang sangat menakjubkan, mereka melihat Yesus berubah rupa di depan mata
mereka. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar seperti terang [ayat 2]. Wajah Yesus yang bercaya seperti matahari dan
pakaian-Nya putih bersinar seperti terang merupakan yang pertama kali mereka lihat dalam diri
Yesus. Yesus yang selama ini mereka lihat dalam kehidupan keseharian tidak ada yang berbeda
seperti pada umumnya orang lain, tetapi hari itu berubah dalam kemulyaan yang sangat luar
biasa.
18
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
2. Bersama Nabi besar
Kebersamaan Petrus, Yakobus, dan Yohanes ketika bersama-sama melayani dengan Yesus
selama ini menjadi saksi tentang keberadaan Yesus, ia berjumpa dengan siapa, dan ia
melakukan apa, di mana dan dengan siapa. Pada hari itu mereka melihat Yesus sedang
berbicara dengan dua orang yang sangat terkenal di zaman nenek moyang mereka yaitu nabi
Musa dan nabi Elia. Nabi Musa dan Nabi Elia adalah dua orang nabi besar bagi bangsa Israel,
yang barang tentu tindak pernah dilihat oleh Petrus dan kawan-kawan. Mereka mungkin hanya
mendengar kisah dua nabi besar ini dari pencerita sejarah suci di sinagoge-sinagoge yang
mereka masuki. Musa adalah nabi yang memberikan hukum hukum Allah kepada bangsa Israel.
Berkat Musalah, bangsa Israel memiliki hukum-hukum Allah, termasuk 10 hukum. Sedangkan
Elia adalah nabi yang sangat besar dan terutama diantara para nabi nabi dalam kerajaan Israel.
Musa, sebagai pemberi hukum yang terbesar dan Elia sebagai nabi yang terbesar diantara para
nabi bertemu dengan Tuhan Yesus sebelum Tuhan Yesus naik ke atas kayu salib. Yesus adalah
orang yang besar dan luar biasa karena Ia mampu berbicara dengan orang-orang yang sudah
tidak ada di zaman Yesus.
3. Suara Bapa
Rasa suka cita para murid semakin diperteguh dengan adanya awan yang terang menaungi
mereka dan mereka mendengar suara “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan, dengarkanlah Dia” [ayat 5]. Ada dua hal penting dalam perkataan Bapa ini, Yesus
adalah Anak yang dikasihi oleh Bapa sendiri, dan Bapa berkenan kepada-Nya, dan yang terakhir
para murid diminta untuk mendengarkan-Nya, perintah yang terakhir ini merupakan penegasan
bahwa mereka tidak boleh ragu dan menolak apa yang dikatakan oleh Yesus.
Dari tiga hal yang luar biasa yang dilihat para murid Yesus justru membuat mereka gentar
dan ketakutan. Hal yang manarik dari Yesus adalah menguatkan para muridnya dan untuk
sementara waktu mereka tidak diperkenankan menceritakan persoalan/kemuliaanNya ini kepada
orang lain, tetapi akan tiba waktunya Yesus akan menyatakan kemuliaan diriNya dengan
kebangkitanNya dari antara orang mati sebagai puncak pemberitaan bahwa Yesus adalah Allah.
Dengan puncak pemberitaan ini akan semakin menyakinkan dan tidak diragukan lagi bahwa Yesus
adalah benar-benar Allah.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Tampaknya kisah perubahan wajah Yesus di gunung yang tinggi ini, merupakan salah satu
metode pengajaran Yesus untuk para murid-muridnya. Bisa jadi para murid bingung dengan jalan
yang hendak ditempuh Yesus. Mungkin mereka bertanya-tanya: ”Bagaimana mungkin Yesus mati
dibunuh? Mungkinkah orang membunuh-Nya? Mungkinkah orang menangkap-Nya, setan-setan
saja takut kepada-Nya? Bukankah itu suatu kemustahilan?” Memang suatu kemustahilan. Namun,
baiklah kita ingat bahwa Yesus tidak pernah ditangkap. Yang benar: Dia menyerahkan diri-Nya.
Dan kematian bukanlah akhir; kebangkitan membuktikan bahwa Dia sungguh Allah. Kisah
perubahan wajah Yesus ini merupakan salah satu metode Yesus untuk menyatakan bahwa Dia
adalah Allah. Penampakan yang dilihat oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes ketika nabi Musa dan
Elia hadir mnyatakan bahwa Yesus bukan pribadi yang biasa, melainkan Ia adalah pribadi yang
luarbiasa. Pernyataan bahwa Yesus adalah pribadi yang luar biasa bukan biasa-biasa saja di
pertegas dengan pernyataan dari Bapa sendiri sebagai pihak yang paling berkuasa di atas segala
penciptaan-Nya. Kenyataan itu seharusnya tak membuat para murid gentar menghadapi salib. Jalan
salib adalah jalan sengsara yang harus dilalui sang Guru. Hanya dengan jalan itulah keselamatan
manusia menjadi nyata. Sesungguhnya, tidak hanya Yesus yang harus menempuh jalan itu. Para murid
juga diminta menempuh jalan sengsara rela menderita agar makin banyak orang merasakan kasih Allah.
19
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pernahkan kita diragukan oleh orang yang kita kenal, atas kemampuan yang kita miliki bahkan
oleh orang yang paling dekat dengan kita. Contohnya Istri meragukan kesetiaan suaminya, seorang ayah
meragukan kemampuan anaknya. Sebagai orang yang diragukan tentu kita akan berusaha untuk
menyakinkan orang tersebut agar ia memiliki keyakinan yang penuh kepada kita.
Demikian juga dalam hidup beriman kita kepada Kristus, mungkin ada warga jemaat diantara
kita pada saat ini yang mengalami keraguan ketika ia mengikut Yesus, mungkin karena tantangan hidup
yang berat, atau karena pengaruh hubungan kita dengan masyarakat di sekitar kita, yang mayoritas
tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah.
Belajar dari kebenaran firman Tuhan hari ini, sebelum Yesus mengalami penderitaan dan
mengalami kematian di kayu salib hal yang dapat kita petik adalah Jangan meragukan ke Allahan
Yesus, kehadiran Yesus yang sederhana serta sikap hidupnya yang terkadang sering menyapa orang
kecil dan berdosa mungkin menjadi penyebabkan orang ragu akan Yesus sebagai Tuhan dan juru
selamat dunia. Bagi kita Yesus adalah benar-benar Allah, apa yang meyakinkan kita bahwa Yesus
adalah Allah diantaranya adalah: dilihat dari apa yang ada dalam diri Yesus yaitu keperdulaian terhadap
orang berdosa, kuasa kebangkitanNya, mujizatNya kesemuanya itu dapat kita temukan ketika kita
semakin mengenal Yesus melalui pendalaman kesaksian Alkitab.
Belajar melalui perjumpaaan Yesus dengan nabi-nabi besar yang sudah tidak ada di dunia ini
karena hanya Allah saja yang bisa melakukan perjumpaan seperti itu, danYesus mampu melakukan itu
sebagai Allah yang tidak di batasi ruang dan waktu. Yesus adalah pribadi yang sangat berkuasa yang
dapat melakukan hal-hal di luar yang dapat kita pikirkan. Terakhir yang menyatakan bahwa Yesus
patut dipercaya dan semakin diyakini karena ini adalah perintah dari Bapa sendiri sebagai sang pencipta
dan pemilik atas kehidupan ini. …Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia”… [ayat 5].
Setelah kita yakin benar tentang Yesus dan segala pekerjan-Nya, maka Jangan takut untuk
memikul salib bahkan mati disalib karena Yesus Kristus, Salib adalah symbol penderitaan bagi orang
Kristen salib atau penderitaan ini tidak boleh di hindari melaikan harus dihadapi, bahkan jika salib itu
harus membawa orang kristen mengalami kematian sekalipun. kenapa kita tidak boleh takut karena
selama saudara dan saya tinggal dalam kebenaran maka tidak ada yang perlu di takutkan karena ada
Yesus yang akan menyentuh kita dan berkata “ Jangan Takut “. Maz 27:1. TUHAN adalah terangku
dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap
siapakah aku harus gemetar?
Langkah selajutnya adalah saudara dan saya diminta untuk
memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan kepada semua ciptaan-Nya. Saudara dan saya berada
ditengah orang-orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, dan tugas saudara dan saya adalah
menyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Tuhan, dengan dasar yang sudah saudara dan saya yakini.
Akhirnya jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, mari kita semakin meyakini Allah kita, mari kita
tidak takut dengan perlawanan atas keyakinan kita, dan mari kita yakinkan orang yang belum menyakini
Yesus adalah Tuhan, kirannya Tuhan Yesus memberkati. Amin [TAR]
LITURGI
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Nast Persembahan
Nyanyian
1. KJ
2. KJ
3. KJ
4. KJ
5. KJ
6. KJ
: 1 Yohanes 5: 10
: Titus 3 : 8
: Kisah Rasul 16:34
: 10:1,2, 4-5
: 13: 1-3
: 240a:1-3
: 293:1-3
: 367:1: 369:1,3
***
20
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Pra Paskah II; Tanggal, 17-22 Maret 2014
Bacaan: 2 Timotius 1:7-10
SIAP MENJADI SAKSI KRISTUS
Surat II Timotius ditulis Paulus dari penjara di Roma pada masa tahanan yang ke-2 pada sekitar
tahun 65. Pengantar surat adalah Tikhikus [4:12]. Keadaan Paulus di tempat tahanan kali ini lebih berat
dari pada masa tahanan yang pertama [tahun 60-62], karena pada masa itu ia diperkenankan tinggal di
rumah kontrakannya sendiri [statusnya sebagai tahanan rumah] dan menerima tamu-tamu [Kis.
28:16,30]. Pada masa tahanan ke-2 ia berada di dalam penjara [2 Tim. 1:8], bahkan ia dibelenggu [2
Tim. 1:16] dan diperlakukan sebagai sorang penjahat [2 Tim. 2:9].
Dalam bacaan kita Rasul Paulus mempunyai keinginan supaya dalam hati Timotius timbul
semangat melayani dan bisa melanjutkan pekerjaan pemberitaan Injil berdasarkan karunia Allah yang
dicurahkan atas Timotius dan yang memperlengkapi dia dengan keberanian, kekuatan, kasih dan
penguasaan diri. Namun kelihatannya Timotius agak berat meneruskan pelayanan Rasul Paulus, karena
ada rasa takut dan malu . Godaan untuk merasa malu akan [karena] kesaksian Tuhan senantiasa ada,
karena menurut I Kor. 1:23 “kita memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”. Orang yang
memberitakan Kristus semacam ini akan menerima comoohan dan ini menjadikan dia enggan untuk
bersaksi tentang Krisus. Orang yang takut untuk menerima cercaan karena Yesus, juga akan takut untuk
dipandang sebagai pendukung orang yang “memikul salib” Kristus. Ini sudah dialami Paulus sendiri [II
Tim. 1:15,16]. Oleh sebab itu Paulus menganjurkan kepada Timotius agar tidak malu dalam
memberitakan Injil saat diketahui dirinya [Paulus] dipenjara.
Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang ini? Dalam kehidupan orang Kristen jika menyadari
bahwa telah diberi keselamatan di dalam Kristus Yesus, maka di dalam hidup harus mau menjadi saksi
Kristus. Tetapi dalam kenyataannya kehidupan yang diharapkan menjadi saksi bagi Kristus lewat
kehidupan yang dapat menjadi teladan dalam masyarakat, kenyataan banyak orang Kristen yang malah
menjadi batu sandungan dalam hidupnya. Tidak sedikit pula yang dengan sadar malah takut karena iman
kepada Kristus, Lebih parahnya lagi mau menukar keyakinan dengan sesuatu yang hanya dimiliki sesaat
saja di dunia ini. Misalnya saat dihadapkan dengan masalah pasangan hidup. Sudah menjadi
keprihatinan Gereja, banyak pemuda-pemudi yang dengan sadar “menukar” atau “melepas”
keyakinannya saat mencari pasangan hidup. Dengan banyak kejadian yang ada sekarang ini, kita
diharapkan untuk selalu menyadari keberadaan kita. Bahwa kita yang percaya kepada Kristus telah
menerima keselamatan lewat pengorbanan darah Kristus Yesus, seharusnyalah kita selalu bersyukur
dengan memberikan hidup kita sebagai alat kasih Kristus untuk manjadi saksi-Nya didunia ini.
Keselamatan yang diberikan kepada kita lewat pengorbanan Tuhan Yesus Kristus wajib kita pegang
terus sampai akhir hidup kita. Dengan percaya dan mengasihi Tuhan Yesus, kita harus siap menjadi
saksi Kristus dalam hidup kita, baik lewat tutur kata maupun tingkah laku yang selalu menyenangkan
Allah dan sesama kita.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menjadi saksi Kristus dalam kehidupan kita masingmasing, dengan kehidupan yang selalu menjadi contoh bagi sesama. Atau jangan-jangan kita malah jadi
batu sandungan bagi sesama, lewat perilaku dan tingkah laku kita yang selalu berada dalam dosa.
Marilah kita menjadi garam dan terang dunia, selalu menjadi contoh/teladan yang baik dalam kehidupan
keseharian kita. Dengan cara itulah kita menjadi saksi-saksi Kristus yang hidup. Amin
Liturgi:
Nyanyian: PKJ 187
Doa Pembuka
Nyanyian: Pkj 15
Pembacaan Firman dan renungan
Nyanyian: Kj 426
Doa syafaat dan penutup.
21
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Minggu Prapaskah III; 23 Maret 2014
Warna Liturgi: Ungu
Bacaan: Keluaran 17:1-7
Tujuan: Jemaat dapat menyelesaikan masalah dengan berpusat kepada Allah.
BERPUSAT KEPADA ALLAH
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan,
Setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, lalu bangsa ini dipimpin oleh Musa berjalan
menuju Kanaan, yaitu tanah yang dijanjikan Tuhan, tanah yang penuh dengan susu dan madu.
Perjalanan menuju ke tanah kanaan bukanlah perjalanan yang mudah, bangsa Israel harus melewati
padang gurun yang luas, siang hari mengalami kepanasan dan malam hari diliputi kedinginan yang
luar biasa. Tetapi Allah yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir adalah adalah Allah
yang bertanggung jawab. Dalam setiap kesulitan-kesulitan yang dihadapai bangsa ini, Allah selalu
campur tangan dengan mujizat yang dilakukan di hadapan mereka. Dengan harapan, bangsa Israel
dapat mengerti , mengenal dan beriman kepada Allah. Tetapi bangsa Israel adalah bangsa yang
tegar tengkuk, keras kepala. Walaupun Allah telah melakukan banyak mujizat di hadapan bangsa
Israel, tetapi mereka masih suka memberontak kepada Allah, tidak percaya kepadaNya. Terlebih
lagi ketika mereka sedang mengalami kesulitan, mereka selalu mencobai Tuhan dengan bersungutsungut dan melawan Musa yang dipanggil oleh Allah sebagai pemimpin mereka. Keluaran 17: 1-7
adalah salah satu wujud pemberontakan bangsa Israel kepada Allah.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Ketika bangsa Israel dalam perjalannya sampai di Rafidim, maka berkemahlah mereka di
sana. Tetapi di sana tidak ada air yang bisa diminum oleh bangsa ini. Dalam situasi seperti itu,
mereka mulai panik dan mulai bertengkar dengan Musa. Mereka berkata kepadanya :“ berikanlah
air kepada kami, supaya kami dapat minum”, tetapi Musa menjawab perkataan mereka:”
mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobaiTuhan?” Pertengkaran
yang dilakukan oleh bangsa Isreal dengan Musa, sebenaranya mau menunjukan bahwa bangsa
Israel adalah bangsa yang mudah lupa akan perbuatan Allah yang besar, yang pernah dilakukan
kepada mereka. Baru saja mereka menerima dan akan terus menerima roti Mana dan daging burung
puyuh yang diturunkan dari langit oleh Allah, sebagai tanda pemeliharaan-Nya. Tetapi mereka
melupakan semua itu, mereka hanya tertuju kepada masalah yang sedang dihadapi. Dalam
menghadapi persoalan yang ada, mereka tidak berusaha mencari jalan keluar dengan berpikir jernih
dan membicarakannya baik-baik dengan pemimpin mereka, mereka juga tidak mau datang kepada
Allah. Tetapi mereka langsung mencari kambing hitam dengan menyalahkan pemimpinnya. Mereka
menyalahkan Musa dengan menganggap, bahwa Musa adalah seorang pemimpin yang tidak
bertanggung jawab. Hal ini nampak, ketika mereka berkata kepada Musa:” mengapa pula engkau
memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami
dengan kehausan?” dan yang lebih parah lagi, mereka mencobai Tuhan, dengan
mengatakan:”apakah Tuhan ada di tengah kita atau tidak?” Bangsa Israel lupa, bahwa Musa
membawa keluar bangsa Israel karena Allah sendiri yang telah memanggil dan mengutusnya,
sehingga mereka mulai ragu dengan kepemimpinan Musa, mulai ragu dengan Allah, mulai tidak
percaya kepadaNya. Mereka selalu mengukur keberhasilan Musa dalam memimpin dengan
kepuasan yang mereka dapat.
Dengan perkataannya, sebenaranya Musa mau menyadarkan mereka, bahwa segala
persoalan tidak harus diselesaikan dengan cara bertengkar. Dengan menyebut nama Tuhan,
sebenarnya Musa mau mengingatkan bahwa Tuhan itu ada dan setia. Tetapi bangsa Israel adalah
bangsa yang tegar tengkuk, bangsa yang keras kepala, ia tidak mau mendengarkan Musa, dan tidak
percaya kepada Allah, walaupun mereka telah melihat perbuatan-perbuatan besar yang telah
22
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
dilakukanNya. Mereka tetap bersungut-sungut dan dalam kegarangan mereka mau menyerang
Musa.
Jemaat yang mengasihi Tuhan.
Menanggapi situasi yang mulai tidak terkendali, lalu apa yang dilakukan oleh Musa?
Sebagai seorang pemimpin bangsa yang besar, yang telah dipanggil dan diutus oleh Allah, Musa
datang kepada Allah yang memanggil dan mengutusnya. Musa berseru-seru dan mengadu kepada
Allah, meminta pertimbangan kepada Allah, supaya ia tahu apa yang harus dilakukannya. Musa
sadar akan keberadaan dirinya yang ada di tengah bangsa Israel yang sedang marah kepadanya,
sehingga ia merasa akan dihukum mati dengan cara dilempari batu. [ hal ini adalah salah satu
bentuk hukuman mati di masyarakat Israel].
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Musa adalah pemimpin yang Teosentris, yang memusatkan perhatiannya kepada kehendak
Allah. sehingga dalam segala situasi Musa selalu berkomunikasi dengan Allah, untuk mendapat
kekuatan, penghiburan, serta jalan keluar terhadap masalah yang sedang ia hadapi. Ketika Musa
datang kepada Allah, maka Allah meresponnya dengan berfirman kepadanya:"Berjalanlah di depan
bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga
di tanganmu tongkatmu yang kau pakai memukul sungai Nil dan pergilah.” Musa diperintahkan
oleh Allah berjalan di depan bangsa Israel. Sebagai seorang pemimpin ketika sedang ada persoalan
seharusnya berani menghadapinya, tidak hanya dibelakang, bersembunyi dan tidak berusaha
menyelesaikannya. Tetapi harus punya integritas, tahu tugas dan tanggung jawabnya, dan itulah
yang dikehendaki Allah di dalam diri Musa. Selain itu Musa juga diperintahkan oleh Allah
membawa beberapa tua-tua di antara umat Israel dan juga membawa tongkat yang dipakai untuk
memukul sungai Nil. Tua-tua adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh dalam kehidupan
masyarakat Israel, dengan mengajak tua-tua dan menjadi saksi, paling tidak akan membantu Musa
dalam meyakinkan bangsa Israel untuk setia kepada Allah. Sehingga Musa juga mempunyai teman
yang bisa diajak untuk bekerja sama dalam mengarahkan umat. Membawa tongkat sebagai sarana,
paling tidak mengingatkan bangsa Israel akan perbuatan Allah yang dilakukan ketika mereka ada di
Mesir. Dengan tongkat itu Musa memukul air di sungai Nil sehingga tidak bisa diminum airnya [
lihat:….. ] dan dengan tongkat yang sama Allah akan menolong bangsa Israel untuk mendapatkan
air untuk diminum.
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan,
Perintah Allah kepada Musa, tidak hanya sekedar perintah, tetapi dibarengi dengan janji
penyertaan Allah, bahwa Allah akan berdiri di depan Musa di atas gunung batu di Horeb. Dan
Musa diperintahkan memukul gunung batu itu, karena dari dalamnya akan keluar air, sehingga
bangsa itu dapat minum. Musapun melakukan apa yang diperintahkan Allah di depan mata tua-tua
Israel. Maka keluarlah air dari dalam gunung batu itu seperti yang difirmankan oleh Tuhan. Lalu
dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena
mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau
tidak?" nama Masa dan Meriba sebagai peringatan bahwa Israel pernah bertengkar dan mencobai
Allah.
Jemaat yang memuliakan Allah,
Belajar dari kehidupan bangsa Israel dan kepemimpinan Musa. Dalam hidup berkeluarga,
bergereja dan bermasyarakat juga mengalami dinamika, ada persoalan-persoalan yang timbul dan
tenggelam. Dalam kehidupan bergereja, kita pasti pernah mengalami persoalan, baik karena
perbedaan pendapat, atau karena factor lainnya. Dengan adanya persoalan sebenarnya jemaat
sedang didik untuk menjadi lebih dewasa. Ketika gereja kita sedang mempunyai masalah, sebagai
anggota jemaat, kita tidak diajar hanya untuk menyalahkan pemimpin yang duduk di depan, tetapi
kita diajar untuk membantu mencari solusi yang sesuai dengan Firman Tuhan, sehingga semua
terselesaikan dengan baik. Demikian juga dengan kita, yang dipanggil oleh Tuhan menjadi
23
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
pemimpin, baik itu sebagai kepala rumah tangga, sebagai pengurus komisi, sebagai Majelis, atau
sebagai pemimpin lainnya. Kita diajar untuk mempunyai integritas [kesatuan antara perkataan dan
perbuatan]. Berusaha dengan keras untuk menjadi pemimpin yang baik, seperti yang diharapkan
Tuhan. Bila ada persoalan bagaimana harus berusaha menyelesaikannya, tidak bersembunyi atau
lari dari masalah. Dan semua yang dilakukan harus berpusat pada kehendak Allah. seperti yang
dilakukan oleh Musa. Banyak keluarga, banyak gereja yang menjadi kuat dan bersatu kembali, ada
pemulihan, ketika dalam penyelesaian masalah kembali kepada firman Tuhan, mencari kehendak
Allah dan berpusat kepada Kristus. Tidak berpusat kepada keinginan orang banyak, keinginan
pribadi, keinginan-keinginan orang tertentu , apakah itu tokoh gereja, orang kunci, atau orang
berpendidikan tinggi. Ketika semua hanya berpusat kepada keinginan orang banyak, keinginan
pribadi atau orang-orang tertentu, serta tidak berpusat kepada Tuhan, maka yang sering terjadi
adalah kepentingan atau keinginan pribadi yang menonjol, sehingga perpecahan gereja tidak dapat
dielakan. Oleh karena itu, kita sebagai keluarga, gereja yang hidup di tengah-tengah zaman yang
terus bergejolak, yang terus berubah, mari kita senantiasa berpusat kepada Allah, dengan mencari
kehendakNya dan melakukan segala firmanNya. sehingga kita ditolong dari kehancuran, di mana
gejolak dan perubahan zaman tidak akan mengkoyak-koyak keluarga kita, persekutuan kita. Tuhan
memberkati
UsulanAyat-ayat :
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Nats Persembahan
: Mazmur 95:1-5
: Roma 5:1-2
: Roma 11: 36
Usulan Lagu-Lagu :
1. PKJ: 13
2. PKJ: 27
3. PKJ: 258
4. PKJ: 105
5. PKJ: 213
6. PKJ: 330
***
24
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Pra Paskah III; 24-29 Maret 2014
Bacaan: Yohanes 4: 5-42
YESUS DAN AIR HIDUP
“Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selamalamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yohanes 4:14.
Setelah melakukan pelayanan di Yudea, lalu Tuhan Yesus menuju ke Galilea. Dalam
perjalananNya Ia melewati daerah Samaria. Pada saat Tuhan Yesus tiba di Samaria di kota Zikar, Ia
beristirahat di dekat sumur Yakup karena Dia merasa letih sekali. Dipinggir sumur itu Yesus
bertemu dengan seorang perempuan Samaria. Orang Samaria dalam pandangan bangsa Yahudi
adalah bangsa yang berdosa karena percampuran bangsa Yahudi dengan bangsa lain dan
mempunyai adat istiadat sendiri. Dalam pandangan orang Yahudi, bergaul dengan orang Samaria
adalah tidak patut. Begitu pula dengan perempuan yang bertemu dengan Yesus, ia adalah seorang
perempuan yang pernah mempunyai lima suami, ini adalah gambaran yang tidak lazim atas diri
perempuan tersebut. Bisa kita bayangkan kalau ada seorang perempuan menikah sampai lima kali,
tentu kita punya pikiran bahwa perempuan ini adalah seorang yang tidak benar. Tetapi Yesus mau
datang dan menyapa dia, bercakap-cakap dengan dia, bahkan mau minum dari timba seorang
perempuan Samaria yang tentu dianggap najis. Hal ini mau menunjukkan bahwa Yesus mau peduli.
Di samping itu, Yesus juga menunjukan bahwa Allah juga peduli kepada semua orang
dengan memperkenalkan air yang memberi hidup. Oleh karena itu dalam kesempatanNya di pinggir
sumur, Tuhan Yesus menggunakan bahasa kiasan “air” untuk mengajar perempuan Samaria. Yesus
menawarkan air minum yang dari pada-Nya, yaitu; Air minum yang tidak membuat haus, Air
minum yang akan terus-menerus memancar di dalam diri yang meminumnya sampai pada
kehidupan yang kekal.
Air hidup itu akan diterima oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya, seperti perempuan
Samaria yang berdosa ini, Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan Allah,
maka di dalam dirinya akan menerima Air hidup, yang membawa kepada hidup yang kekal. Lalu
apa yang dimaksud dengan Air hidup? Dalam injil Yohanes 7:38 dan 39 disebutkan:
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya;
sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Melalui perenungan kita saat ini, mari kita meneladan Yesus, yang senantiasa memberikan
pengharapan hidup kepada orang-orang yang berdosa, mau peduli kepada orang-orang yang
dikucilkan. Oleh karena itu sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, mari kita melakukan
segala FirmanNya sehingga Air hidup yang ada di dalam diri kita terus mengantar kita kepada
kehidupan yang kekal. Bukan hanya itu saja, kita juga memperkenalkan Yesus pada orang lain,
sehingga mereka percaya-Nya dan menerima Air hidup, yang membawa kepada keselamatan.
Amin.
Liturgi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nyanyian Pkj 5
Doa pembuka
Nyanyian Kj 50
Pembacaan kitab suci dan renungan
Nyanyian PKJ 245
Doa syafaat dan Penutup
25
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Minggu Pra Paskah IV; 30 Maret 2014
Warna Liturgi Ungu
Bacaan: Efesus 5:8-14
Tujuan: Warga jemaat memancarkan terang di tengah kegelapan
MELAWAN KEGELAPAN
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kota Efesus merupakan salah satu kota yang sangat maju di kawasan Asia Kecil, dan
merupakan kota yang paling terkenal dan tersibuk dizamannya. Kota tersebut dikenal dikarenakan
kemajuan bisnis dan perekonomiannya, tetapi juga terkenal karena kemerosotan moralnya, dimana
praktik pelacuran menjamur di Efesus. Dalam kondisi masyarakat yang seperti inilah, orang Kristen
yang ada di kota Efesus menghadapi tantangan yang besar. Orang kristen di kota Efesus harus
menunjukkan jati dirinya sebagai orang yang telah menerima kebenaran, tetapi juga harus mampu
memberikan contoh mengenai kehidupan yang benar. Surat Efesus ini ditulis oleh rasul Paulus
dalam rangka ingin memberikan nasehat agar mereka yang telah menerimaYesus Kristus dapat
hidup seperti Kristus. Karena dalam hidup keseharian yang dihadapi oleh jemaat yang ada di kota
Efesus, ada beberapa orang yang menyembah dewa Artemis seperti yang dilakukan orang-orang
yang tidak mengenal Kristus, mereka menyakini bahwa dewa sesembahan orang-orang Efesus di
luar kekristenan itu mampu memberikan kesuburan atas tanaman mereka. Ada juga beberapa warga
jemaat yang menyakini bahwa Kaisar adalah Tuhan sehingga mereka lebih tunduk dan taat kepada
Kaisar dari pada taat kepada kebenaran Tuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kota
Efesus menjadi kota yang penuh dengan kegelapan dunia.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat yang ada di kota Efesus bahwa mereka harus hidup
didalam terang di kota Efesus, mereka harus menjadi orang-orang yang berbeda dengan
lingkungannya. Kenapa mereka harus menjadi orang-orang yang berbeda dengan orang yang ada di
sekitarnya, sebab di kota Efesus kegelapan dunia telah masuk kedalam semua lapisan kehidupan
masyarakat. Selain itu kenapa mereka harus menjadi orang yang berbeda dengan orang-orang yang
tinggal di Efesus, karena mereka adalah anak-anak terang. Bagaimanakah caranya agar orangorang yang mengenal Kristus di kota Efesus dapat menjadi hidup didalam terang?
1. Menyadari statusnya sebagai anak terang [Ayat 8] “Memang dahulu kamu adalah
kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai
anak-anak terang”. Paulus memulai fakta tentang masa lalu dari jemaat yang ada di kota Efesus
dengan mengatakan bahwa sebelumnya mereka adalah kegelapan. Kata “dahulu” menunjuk
pada kondisi masa lalu yang telah mereka tinggalkan. Ketika Paulus mengatakan bahwa
sebelumnya mereka adalah kegelapan, hal ini bukan untuk mengingat masa lalu mereka yang
dulu dengan segala yang mereka lakukan dalam perbuatan kegelapan, tetapi untuk menegaskan
kembali bahwa itu bukan lagi status dan kehidupan mereka. Jemaat yang ada di Efesus diminta
untuk menyadari bahwa mereka telah memiliki status baru yaitu sebagai anak terang bukan anak
kegelapan.
2. Menghasilkan buah [ayat 9-10] “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan
kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan”. Dengan adanya anggota jemaat di
kota Efesus yang melakukan perbuatan kegelapan dengan menyembah dewa, kaisar dan jatuh
dalam dosa pelacuran, maka Paulus mengingatkan bahwa status mereka sebagai anak-anak
terang seharusnya tidak menghasilkan buah kegelapan tetapi buah-buah terang. Oleh sebab itu
setelah mereka menyadari akan statusnya sebagai anak terang, jemaat di kota Efesus harus
mengerti untuk apa mereka hidup dan apa yang harus mereka lakukan dengan status sebagai
26
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
anak terang tersebut. Menghasilkan buah-buah dari kehidupan terang, itulah yang diharapkan
oleh rasul Paulus dari kehidupan jemaat yang ada di kota Efesus. Apa saja buah dari terang
dalam hidup mereka yang harus dihasilkan oleh mereka, menurut Rasul Paulus buah hidup
didalam terang adalah kebaikan, Kebenaran dan keadilan. Melakukan yang baik, melakukan
yang benar, dan melakukan keadilan sesuai dengan firman Tuhan adalah 27ias27 dari prilaku
anak-anak terang. Perbedaan prilaku dari orang yang hidup oleh terang Kristus karena
kebangkitan-Nya dengan orang yang belum mengalami kebangkitan Kristus seharusnya ada
perbadaan .
3. Tidak ikut perbuatan kegelapan [ayat 11-13], jemaat yang ada di kota Efesus diminta untuk
tidak ikut-ikutan melakukan dosa seperti yang dilakukan oleh orang-orang Efesus yang tidak
mengenal Kristus Yesus. Jemaat di Efesus diminta untuk tegas menolak terhadap semua bentuk
perbuatan dan kejahatan yang dihasilkan dari kegelapan, seperti yang dinyatakan dalam Efesus
5:11 “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak
berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. 5:12 Sebab
menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah
memalukan”. Telanjangilah adalah tindakan tegas jemaat terhadap segala hal yang dilakukan
oleh kegelapan, bertindak tegas berarti tidak ada kompromi dalam kehidupan dosa, dosa tetap
dosa dan harus di buka agar orang tahu itu bertentangan dengan kehendak Allah. Jemaat yang
ada di Efesus harus berani membuka semua selubung kejahatan dan dosa.
4. Komitmen untuk bertindak [ ayat 14 ] ayat ini adalah pamungkas dalam teks bacaan kita kali
ini, disana ada kata “ Bangunlah” “Bangkitlah “ketika jemaat Efesus telah menyadari siapa
diriya, menghasilkan buah, punya sikap yang tegas terhadap kejahatan dan dosa, yang terakhir
adalah komitmen pribadi untuk bertindak dan mewujudkan itu semua dalam kehidupan seharihari, seperti yang diungkapkan dalam Efesus 5:14 Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai
kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas
kamu.”. Kata “ Bangunlah, Bangkitlah, merupakan tindakan yang harus dilakukan dan tidak
boleh tinggal diam. Apabila seluruh jemaat yang ada di kota Efesus telah melakukan itu semua
maka terang Kristus akan bercahaya dan seluruh jemaat dapat menjadi berkat dalam terang
untuk menyinari kegelapan yang menyelimuti masyarakat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kegelapan yang terjadi di kota Efesus mungkin juga terjadi dizaman kita sekarang ini,
kegelapan bukan hanya menunjuk pada kondisi yang gelap tetapi juga status orang yang tinggal
dalam kegelapan serta kontribusi mereka yang menjadikan sekelilingnya menjadi gelap. Ada begitu
banyak praktek-praktek kegelapan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Praktek-praktek
kegelapan yang paling menonjol di negara kita adalah suap dan korupsi. Para pakar mengakui
bahwa sulitnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia diakibatkan oleh korupsi dan suap. Ketika kita
berbicara tentang korupsi dan suap, jangan hanya berfokus pada pemimpin atau pejabat Negara.
Korupsi dan suap terjadi dalam setiap lapisan, bahkan sampai tingkat yang terendah yaitu tingkat
Kelurahan, tingkat RW dan RT.
Praktek-praktek kegelapan yang lain yang juga sangat menonjol di negara kita ini adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan kebejatan moral, seperti prostitusi, pornografi, dan
narkoba. Hal ini bukan hanya mempengaruhi orang dewasa tetapi juga telah melanda anak-anak
sekolah dari anak SD sampai Perguruan Tinggi. Kondisi seperti ini sudah sangat memprihatinkan.
Kita tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan bangsa kita dan masa depan anak-anak
kita, jika tidak ada orang yang mau menangani dan menerangi perbuatan kegelapan di dunia ini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
27
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Masih ada orang Kristen yang belum menyadari status mereka yang baru di dalam Tuhan.
Dahulu kita adalah anak-anak kegelapan yang tidak hidup dalam kebenaran dan tidak dapat
membedakan mana yang benar dan yang salah. Tetapi Firman Tuhan menegaskan, bahwa itu masa
lalu kita dan sudah berlalu, dan sekarang kita sudah menjadi anak-anak terang.
Apa yang diajarkan Paulus kepada jemaat di Efesus juga berlaku bagi setiap orang Kristen
masa kini. Setiap orang Kristen harus hidup di dalam terang dan berperan aktif untuk
menelanjangi praktek-praktek kegelapan yang terjadi dalam masyarakat, yang tentunya harus
dimulai dari gereja. Bagaimana kita 28ias menelanjangi perbuatan-perbuatan itu? Caranya adalah
dengan Menjalani hidup sebagai anak-anak terang. [ay 8]. Karena dalam terang 28ias28ada buah
kebaikan, keadilan dan kebenaran. [ay 9]. Ini harus menjadi komitmen kita agar 28ias hidup dalam
kebaikan, keadilan dan kebenaran. Kita harus menyinari kegelapan itu agar menjadi terang, bukan
malah ikut-ikutan menjadi gelap, apapun alasannnya. Ini semua haruslah kita hindari dan sedapat
mungkin mengingatkan mereka yang terjerumus ke dalamnya agar segera berbalik selagi
kesempatan masih ada
Tidak berkompromi dengan dosa, Setiap orang Kristen memiliki misi dan tugas untuk
menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan dan menjadi terang kepada setiap orang, supaya
mereka mengerti bahwa apa yang mereka lakukan akan merusak masa depan mereka. Apakah kita
sudah hidup sebagai anak-anak terang yang menghasilkan buah-buah yang menerangi kehidupan?
Buah terang ditunjukan dengan senantiasa menghasilkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Jika
hidup orang Kristen tidak menghasilkan buah-buah terang maka orang lain yang masih hidup dalam
kegelapan tidak akan melihat kehadiran terang Kristus dalam kehidupannya. Sebaliknya orang lain
akan merasakan terang Kristus dan berjumpa dengan Kristus yang sedang menerangi dunia apabila
kita menghadirkan buah-buah terang setiap hari. Hidup sebagai pengikut Kristus mestinya selalu
memancarkan terang kehidupan yang membawa kebaikan bagi orang lain, sebab kasih dan
kehidupan Kristus sudah meneranginya. Pancarkanlah terang Kristus dan mari kita lawan
kegelapan yang ada di sekitar kita, agar dunia yang gelap menjadi terang. Kirannya Tuhan Yesus
memberkati Amin [ TAR ]
LITURGI
Nats Pembimbing
: Yesaya 60: 1
Berita Anugerah
: Yohanes 8: 12
Nast Persembahan
: Mazmur 141:2
Nyanyian
1. KJ : 05: 1,6-7
2. KJ : 293:1-2
3. KJ : 387: 1-3
4. KJ : 260:1-3
5. KJ : 363: 16. KJ : 406: 1-2
***
28
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Baham Renungan Minggu Pra Paskah IV; Tanggal, 31 Maret–05 April 2014
Bacaan: I Samuel 16: 1 – 13
KUALITAS YANG PALING UTAMA
Perbedaan antara negara yang demokratis dengan yang tidak terletak bukan pada perangkat
kenegaraan dan partai yang ada, atau dipilih atau tidaknya si pemimpin. Perbedaan terletak pada
siapa yang memilih. Pada tipe negara yang pertama seorang pemimpin dipilih oleh rakyat,
sementara pada tipe kedua oleh kroni, orang bayaran, atau bahkan oleh diri sendiri, walaupun
kualifikasinya tidak memadai.
Tetapi, untuk negara monarki Israel waktu itu, raja dipilih hanya berdasarkan kualifikasi
penting berikut: pemilihan dan penyertaan Allah [band. 10], dan hati yang mau mengikut dan taat
kepada Allah [ayat 7]. Raja hanyalah seorang raja selama kualifikasi ini terpenuhi. Dan tidak seperti
pada bangsa-bangsa lain, hak menjadi raja bisa dicabut oleh Allah.
Ayat 13 adalah pemunculan perdana Daud dalam narasi kitab ini, dan Daud muncul dengan
kualifikasi yang luar biasa. Walau ia anak paling bungsu dan paling muda, tetapi tokoh-tokoh lain
di dalam nas ini tidak punya kualifikasi di atas. Termasuk Abinadab, yang keelokan parasnya
sempat memukau Samuel [ayat 8-9], dan kakak- kakak Daud yang lain [ayat 10]. Yang terutama,
termasuk pula Saul, yang kehilangan kualifikasinya sebagai raja ketika Roh Tuhan
meninggalkannya karena ketidaktaatan dan kini diganggu oleh roh jahat yang diizinkan Tuhan [ayat
14].
Roh Tuhan berkuasa atas Daud [ayat 13], dan ia dikenal dan diakui sebagai orang yang
disertai Tuhan. Saul masih menjadi raja secara de facto, tetapi Daud yang diurapi telah muncul,
berkembang menjadi orang yang punya kelebihan yang lain, dan bahkan dikasihi Saul. Tetapi
perjalanan Daud masih panjang, dan Allah masih terus membentuk dirinya dan bangsa Israel agar
dapat mengerti pilihan Allah ini.
Renungkan: Pilihan Allah berarti ketaatan dan penyerahan diri. Pilihan itu juga berarti
pembentukan, agar kita menjadi layak untuk melakukan pelayanan yang telah Ia tentukan untuk kita
lakukan.
Liturgi:
a. Nyanyian PKJ: 80
b. Doa Pembuka:
c. Nyanyian KJ 50
d. Pembacaan Firman
e. Doa syafaat
F. Nyanyian Penutup PKJ 182
***
29
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Khotbah Minggu Pra Paskah V; 06 April 2014
Warna Liturgi Putih
Bahan Khotbah: Yehezkiel 37:1-14
Tujuan: Sebagai orang yang dihidupkan oleh Roh Allah, Jemaat berperan untuk memberi
hidupnya bagi sesama.
ROH YANG MENGHIDUPKAN
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Yehezkiel hidup pada zaman Raja Yoyakim dan Zedekia sekitar tahun 600 sebelum masehi.
Pada waktu Israel di bawah pembuangan atau penjajahan Babel, karena ketidak-setiaannya pada
Tuhan.Keadaan Israel pada waktu itu sangat terpuruk seperti tulang yang berserakan membuat
Yehezkiel terpanggil sebagai nabi untuk menyelamatkan bangsanya dari keterpurukan.Panggilan
Yehezkiel sebagai nabi ini untuk membangkitkan Israel yang tidak berdaya[ayat 1-6]ini
menimbulkan konflik dengan para pemimpin bangsa. Keadaan Israel menyedihkan, sebab para
pemimpin Israel digambarkan sebagai gembala-gembala yang jahat [Yeh. 34]. Mereka yang
seharusnya melindungi rakyat malah menindas rakyat. Raja Mesir yang menjadi sekutu Israel
digambarkan sebagai singa muda dan buaya laut yang siap menerkam mangsanya yang lemah.
Tanah para petani dan orang miskin dirampas oleh orang-orang kaya dan para pejabat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apa yang dilihat Nabi Yehezkiel sebenarnya suatu kenyataan dari umat Israel. Tulangtulang kering yang berserakan sebenarnya adalah gambar dari penderitaan dan keputusasaan Israel.
Umat Israel tidak lagi mempunyai kekuatan untuk bangkit melawan ketidak-adilan dan penindasan
sebab mereka tidak mempunyai otot, daging dan roh lagi. Umat Israel masing-masing berpikir
untuk kepentingan diri sendiri, tidak terorganisir, tidak bersatu sebagai suatu persekutuan umat
Tuhan. Kelompok yang paling beruntung pada saat itu adalah para pejabat; nabi-nabi serta nabiah
palsu. Nabi-nabi palsu banyak mendapat fasilitas dari para pejabat pemerintah [Yeh. 13]. Keadilan
diinjak-injak oleh nabi dan nabiah palsu. Hanya demi segenggam jelai mereka membunuh orang
yang tidak bersalah. Sebaliknya orang yang patut dihukum dibebaskan. Nabi-nabi yang setia pada
Tuhan dan umat yang terindas tidak mendapat tempat dihati para pejabat. Suatu tugas yang berat
bagi nabi Yehezkiel. Ia bukan nabi yang popular dikalangan penjabat pemerintah dan agama,
sedangkan keadaan bangsa Israel juga sudah cukup parah keberadaannyan. Perintah Allah
mengandung resiko bagi keselamatan Yehezkiel. Untuk membangkitkan pengharapan Israel, Tuhan
membutuhkan nabi Yehezkiel untuk bernubuat [menyadarkan]. Israel harus disadarkan tentang
keberadaan, identitas, serta panggilannya untuk merubah keadaan.
Allah menjanjikan pada Israel: “Aku memberikan nafas hidup di dalammu, supaya kamu
hidup kembali” [ay.5]. Ini berarti bahwa Israel harus hidup dan bersemangat untuk berjuang
memperbaiki keadaan. Orang yang hidup adalah orang yang berjuang untuk meniadakan
penderitaan yang dialaminya atau yang dialami oleh orang lain. ‘Aku akan memberi urat-urat
padamu dan menumbuhkan daging padamu. Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan
memberikan kamu nafas hidup [ay. 6]. Allah memberdayakan tulang tulang kering dengan
memberikan urat dan daging. Tanpa daging, otot dan kulit, manusia tidak bisa hidup. Allah akan
melengkapi mereka dengan segala kebutuhan fisik, maupun psikis rohani [nafas hidup] agar mereka
bisa menjadi manusia yang bangkit dan hidup. Apa yang dilakukan Allah pada umat Israel
merupakan bentuk pemberdayaan Allah pada yang lemah dalam hal ini Israel. Allah akan
memulihkan semangat umat untuk memperbaki keadaan mereka.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
30
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Tuhan membangkitkan dan menghidupkan mereka dari kematian serta memberikan nafas
hidup. Tuhan memberikan kekuatan otot, daging dan kulit; itu semua supaya manusia mengenal dan
setia pada Tuhan. Allah membangkitkan tulang-tulang yang sudah mati [bangsa Israel yang hidup
dalam penderitaan] supaya Israel dibebaskan dari lubang kubur [belenggu]. Allah membuka kubur
supaya Israel bisa keluar dan bangkit, tulang-tulang yang berserakan harus bersatu dan diberi
daging, otot, kulit dan roh. Hanya dengan cara itulah Israel akan bangkit dan hidup kembali.
Tuhan menjanjikan akan memberikan tanah bagi umat yang tertindas untuk tinggal dan hidup di
tanah mereka. Lebih dari itu, Israel akan mengetahui bahwa apa yang mereka alami sebenarnya
bukan karyanya sendiri, tetapi karya dari Tuhan.
Tugas nabi Yehezkiel supaya pengharapan bangsa Israel hidup kembali. Nabi yang
memberikan penyadaran kepada orang-orang yang sudah mati pengharapannya. Memberikan
penyadaran kepada orang-orang yang diperlakukan tidak adil dimana mereka pasrah pada keadaan
dan merasa tak mampu melakukan perubahan. Tuhan memberikan tugas kepada Yehezkiel untuk
membangkitkan Israel dari rasa pasrah pada keadaannya, untuk berkumpul menjadi satu tubuh yang
hidup. Gerakan/tindakan Yehezkiel untuk menyatukan dan mengorganisir umat yang terpecahpecah menjadi suatu persekutuan sudah tentu dapat dianggap mengganggu ketentraman/ketenangan
oleh para nabi palsu dan pejabat Israel yang korup. Selama tulang-tulang itu berserakan, tidak akan
ada kebangkitan dan hidup, tidak ada perubahan. Perubahan ke arah kehidupan merupakan buah
pekerjaan Roh Allah. Dan kebangkitan tulang-tulang kering membutuhkan daging, otot dan kulit
serta roh agar gerakan rohnya bukan suatu gerakan liar, atau tanpa arah dan pengharapan. Dimana
ada kebangkitan dan kehidupan dari kematian, di situ terjadi gerakan perubahan. Roh Tuhan selalu
membawa perubahan dan pemerdekaan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dengan menghayati peristiwa tersebut, kita mencoba untuk menghayati kondisi kita saat ini.
Situasi dan kondisi kita yang hidup saat ini yang mengalami berbagai gejolak dan persoalan
kehidupan, baik ekonomi maupun sosial, bahkan di dunia politik. Lebih-lebih di tahun 2014 ini
bagaimana situasi politik di Indonesia sedang rame-ramenya untuk menduduki kursi kekuasaan dan
kursi no satu di Indonesia. Maka, dengan melihat kembali kondisi/keadaan Israel yang tertindas
pada zaman pembuangan Babel dan bagaimana Allah yang berkehendak untuk menyelamatkan
umat manusia melalui nubuat nabi Yehezkiel. Roh Allah yang membangkitkan tulang-tulang
kering, Roh Allah yang menghidupkan yang mati, Roh Allah yang juga menyelamatkan seluruh
umat manusia melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus, manusia sejati yang telah ambil bagian untuk
menderita, karena penderitaan umat manusia atas hukuman dosa.
Allah membebaskan dan menyelamatkan manusia. Tak ada kekuatan yang mampu
mencegah kebangkitan/hidupnya tulang tulang kering maupun kebangkitan Yesus. Demikian juga
tak ada kekuatan dalam masyarakat yang mampu mencegah kebangkitan rakyat yang menuntut
hak-hak mereka. Kebangkitan Yesus dari kubur merupakan bagian dari kebangkitan dari gerakan
Yesus dari Galilea, gerakan dari kaum tertindas, kaum yang lemah di segala tempat dan zaman.
Dalam kisah Yehezkiel kebangkitan tulang tulang kering itu menuju sebuah realitas baru yaitu
sebuah masyarakat yang berkeadilan di mana para petani akan mendapat kembali tanah-tanah
mereka yang telah dirampas.
Keadaaan murid-murid Yesus sebelum Pentakosta juga bagaikan tulang-tulang yang kering
yang berserakan. Mereka tidak mempunyai kekuatan dan persekutuan untuk bersaksi dan melayani
dunia. Mereka menjadi orang-orang yang telah hilang pengharapan dan kehidupan masa depan
mereka. Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, murid-murid dibangkitkan dan
dipersekutukan dalam suatu persekutuan orang-orang yang sudah bangkit dalam Kristus. Mereka
telah menjadi suatu persekutuan dari orang-orang yang berani menyatakan keadilan dan
perdamaian.
31
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Dengan ikut merasakan penderitaan yang Yesus alami, demi memerdekakan umat manusia
yang berdosa, dan merasakan bagaimana karya Allah dan Roh-Nya yang menghidupkan tulangtulang kering. Kita yang saat ini sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
dan menerima karya Roh Kudus yang telah menghidupkan kita menjadi manusia baru. Marilah kita
berubah, bergerak dengan semangat dan roh yang menyala-nyala untuk hidup makin peka, makin
peduli akan saudara-saudara di sekitar kita yang menderita, yang lemah, bahkan yang mati imannya
untuk kembali bangkit dan bersemangat karena Roh Allah yang menghidupkan telah hadir dan
tinggal di dalam jiwa kita. Amin. [Kur]
Liturgy:
a. Nats Pembimbing : Mazmur 146:6-9
b. Berita Anugerah : Yehezkiel 37:26-28
c. Petunjuk Hidup Baru : Yohanes 12:35-36
d. Nats Persembahan : Markus 11:9-10
Lagu-lagu :
1. KJ 161
2. PKJ 79
3. KJ 160
4. KJ 158
5. KJ 162
6. PKJ 185
***
32
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Pra Paskah V; Tanggal, 7-12 April 2014
Bahan Bacaan: Roma 8:8-11
HIDUP DALAM KEBENARAN
“Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi Roh adalah
kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus
dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu
oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu”. [Roma 8:10-11]
Merenungkan dan menghayati masa pra paskah, masa sebelum peristiwa Yesus Kristus
menderita di salib, mati dan bangkit. Pada masa ini dalam kehidupan kita, kembali kita diajak untuk
melihat ke dalam hati kita masing-masing. “Jika Kristus ada di dalam kamu, ...” atau “Jika Roh
Dia,... diam di dalam kamu” maka hidupmu atau kehidupanmu ada dalam kebenaran. Mari kita cek,
apakah Kristus dan Roh-Nya ada dalam diri kita? Pasti kita akan menjawab ya... apa buktinya?
Yang pertama, adalah adanya tanda baptis yang kita telah terima baik ketika masih anak-anak yang
kemudian mengaku percaya/sidi atau menerima baptis ketika sudah dewasa. Benar, namun belum
sempurna atau belum utuh ketika dalam kehidupan orang yang dibaptis ini tidak menunjukkan
kehidupan, karakter atau watak orang yang hidup dalam kebenaran.
Hidup dalam kebenaran, bukanlah hidup yang hanya rohaniah saja, atau hidup yang hanya
percaya saja kepada Kristus. Tetapi kehidupan manusia yang dijiwai dan rohnya dipimpin dan
dikuasai oleh Kristus dan Roh-Nya. Artinya bahwa perilaku, ucapan dan pikirannya itu berdasarkan
Kristus yang ada dalam dirinya. Istilah lain adalah bahwa Kristus dengan segala sesuatu yang
dialaminya itu men-darah daging dalam diri manusia. Hingga sungguh hidup dalam kebenaran,
karena Kristus adalah Kebenaran.
Namun, siapakah yang dapat dengan sempurna melakukan itu semua? Tidak satu pun
manusia dalam dunia ini yang benar-benar hidup secara benar, hanya Yesus Kristus. Namun bukan
berarti kita sebagai manusia yang pasrah saja akan kehidupan ini, atau bahkan menjadi putus asa di
kala sudah berusaha melakukan kebenaran itu namun tetap saja tidak sempurna. Melalui teks yang
kita baca, diingatkan dan diteguhkan, bahwa kita sebagai orang-orang yang telah dibenarkan oleh
Kristus, melalui pengorbanan-Nya di kayu Salib. Dengan kembali merayakan Paskah dalam Masa
Perayaan Paskah Pentakosta [MPPP] 2014 GKSBS kita diajak kembali merenungkan, mengenang,
menemukan serta merayakan bahwa kita sudah dibenarkan, dan dengan itu semua kita menjadi
bersemangat untuk terus menerus. Daging /tubuh kita yang telah mati karena dosa, tetapi roh kita
hidup karena Roh Kristus. Diri kita yang semula tidak benar, beroleh kebenaran dalam Kristus.
Maka bersyukurlah, dan undanglah serta terimalah Kristus dan Roh-Nya dalam diri kita, dalam hati
kita, dalam jiwa kita juga dalam darah kita. Amin.
Liturgi:
1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 79
2. Nyanyian Pujian : KJ 157
3. Doa pembukaan + Epiklese
4. Renungan [Baca Kitab Suci + Renungan]
5. Nyanyian Respon [+ Persembahan bila Ada] : PKJ 265
6. Doa Syafaat
7. Nyanyian Penutup : KJ 158
***
33
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Minggu Pra Paskah VI; Tanggal, 13 April 2014
Warna Liturgis: Ungu
Bacaan: Matius 21 : 1 – 11
Tujuan: Warga jemaat tetap mengakui Yesus sebagai Raja.
KEPRIBADIAN YESUS SEBAGAI RAJA
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita semua pasti mengerti dan memahami kedudukan seorang raja, yang dulu sebelum Negara
ini ada, banyak kerajaan-kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja sebagai penguasa tunggal. Pada
saat ini, kedudukan dan wibawa raja dapat kita lihat, misalnya di Jogjakarta [Sri Sultan
Hamengkubawana] dan Solo [Paku Bawana]. Di mata masyarakat Jogja dan Solo kedudukan seorang
raja mempunyai keistimewaan jika dibanding dengan masyarakat biasa [awam]. Di satu sisi, seorang
raja adalah sosok figur / tokoh yang dihormati, disegani dan diagungkan oleh rakyatnya. Keputusan raja
harus dilaksanakan oleh rakyatnya [Jw. Sendhika Dhawuh], rakyat tidak boleh membangkang dan
kemungkinan jika berpapasan dengan raja, rakyat harus merunduk untuk menghormatinya. Namun, di
sisi lain, kekuasaan dan kemahatahuan raja ini masih sangat terbatas. Ia berkuasa di satu daerah atau
tempat tertentu. Di luar daerahnya, ia hanya seorang manusia yang sama dengan manusia lainnya.
Mengalami lapar, haus, sakit dsb. Tetapi berbeda dengan Yesus, ketika Ia menjabat sebagai Raja, Ia
mempunyai kelebihan dibanding dengan raja-raja yang ada di dunia ini.
Melalui perikop bacaan kita dalam Matius 21 : 1 – 11, bersama kita akan merenungkan firman
Tuhan dengan judul Kepribadian Yesus sebagai Raja, yang mempunyai kekuasaan dan kemahatahuan
melebihi raja – raja di dunia.
Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Perikop bacaan kita ini menceritakan peristiwa Yesus dieluk – elukkan ketika Ia masuk ke
Yerusalem. Peristiwa ini menjelaskan beberapa pelajaran penting bagi kita orang percaya.
Pertama, kedatangan Yesus bukanlah kedatangan yang tanpa perencanaan. Hal ini tampak pada
ayat satu, disebutkan : “Ketika Yesus dan murid – muridNya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage,
.…” [ay. 1]. Ada hal yang diperbuat oleh Yesus terhadap para murid dan orang banyak yang mengikuti
– Nya. Yesus mengutus kedua murid – Nya untuk pergi ke kampung seberang dan mengambil seekor
keledai betina dan anaknya yang sedang tertambat. Apa yang diperbuat Yesus terhadap kedua murid –
Nya menunjukkan sikap kemahatahuan – Nya akan keberadaan ciptaan – Nya.
Dalam penjelasan berikutnya, Yesus memberikan antisipasi jawaban ketika nanti ditegor orang
lain. Antisipasi jawaban ini menegaskan bahwa Allah – lah yang mempunyai segala sesuatu di dunia ini.
Yesus mempertimbangkan hambatan yang akan dihadapi oleh kedua muridnya, berhubung keledai itu
bukan miliknya. Mereka tidak boleh mengambilnya secara paksa dan secara diam – diam tanpa
sepengetahuan dan ijin dari pemiliknya. Karena itu Yesus menjamin bahwa mereka akan
memperolehnya. Lalu dengan mengatakan “Tuhan memerlukannya, dan Ia akan segera
mengembalikannya” [ay. 3].Kedua murid itu pergi melakukan apa yang diperintahkan Yesus dengan
tidak berkata apa – apa atau protes. Mereka melakukan tugasnya tidak dengan bersungut – sungut dan
kuatir sebab Yesus yang menjamin mereka.
Setelah mendapatkan keledai yang dimaksud, para murid mengalasi keledai itu dengan
pakaiannya sebelum Yesus memakainya. Bentuk pengalasan yang dilakukan menunjukkan sikap
penghormatannya kepada Yesus. Selanjutnya, orang – orang yang mengikuti – Nya menaruh pakaian
mereka sebagai alas kaki, adapula yang memotong ranting – ranting dari pohon dan menaruhnya di
jalan sambil berseru : “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
hosana di tempat yang Mahatinggi, [ay. 9]”. Dengan demikian, peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus
Raja yang rendah hati, tidak terlalu mementingkan kemewahan. Dan terlihat juga sikap para murid dan
orang – orang yang mengikuti adalah sikap pengorbanannya dengan mengorbankan pakaiannya demi
melayani Kristus. Dalam kemahatahuan – Nya, Yesus telah mempersiapkan kedatangan – Nya jauh
34
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
sebelumnya. Akan tetapi yang menarik adalah persiapan Yesus bukan dengan sebuah
kemegahan/kemeriahan, meskipun Yesus adalah Sang Raja, justru Ia memilih datang dengan
kesederhanaan.
Kedua, kedatangan – Nya Sang Raja Damai bukanlah untuk memerintahkan sebuah negara
secara fisik/jasmani, melainkan bersifat rohani. Dia tidak datang untuk meluapkan amarah/murka – Nya,
melainkan datang untuk memberitakan, membawa dan memberikan damai bagi bangsa – bangsa.
Sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Zakharia. Bahwa kedatangan – Nya digambarkan
lemah lembut dan dengan mengendarai seekor keledai bukan dengan mengendarai kuda, yang selalu
dipakai dalam perang [Zak. 9:9–10]. Yesus tidak datang dengan kekuatan senjata melainkan dengan
kasih. Keledai pada saat itu sangat penting bagi pengembara, sebab keledai di pakai sebagai alat
angkutan utama; Dan pada umumnya, keledai mampu menempuh perjalanan ± 30 km sehari. Keledai
yang dimaksud adalah keledai yang mudah dijinakkan dan menjadi simbol kemanusiaan / kedamaian.
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa Yesus memakainya sebagai simbol kedatangan – Nya
sebagai Raja Damai.
Kedatangan Yesus ke dunia bukan untuk menjadi raja yang akan memimpin rakyat
menggantikan pemerintahan Romawi. Yesus datang untuk menjadi Raja damai yang akan memerintah
dalam hati setiap orang percaya.
Ketiga, kedatangan Yesus Sang Raja Damai mestinya diresponi oleh setiap orang, karena
kedatangan – Nya untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada – Nya.
Sesampainya Yesus dan orang banyak itu di Yerusalem maka gemparlah seluruh kota itu. Kata gempar
di sini menunjukkan suatu bentuk keheranan, ketakjuban dan penasaran dari orang banyak yang berada
di Yerusalem yang belum melihat Dia. Banyak orang heran dan penasaran karena melihat Yesus
disambut dengan luar biasa dan meriah. Diantara orang – orang banyak Yerusalem itu bertanya
“Siapakah orang ini ?”, [ay.10]. Lalu dijawab oleh para murid dan orang – orang yang mengikuti Yesus
“Inilah nabi Yesus, dari Nazaret di Galilea”, [ay. 11]. Jawaban ini seakan terlontar secara spontan dari
mereka yang mengikuti Yesus oleh karena sukacita yang penuh.
Saudara – Saudara yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus
Bagaimana dengan kehidupan kita pada masa kini? Sebagai orang percaya masihkah kita
mengakui Yesus sebagai Raja yang memerintah di hati kita? Di mata masyarakat Jogja dan Solo
seorang raja adalah sosok figur / tokoh yang “harus” dihormati dan disegani oleh rakyatnya. Terlebih
lagi dengan Yesus sebagai Raja. Ia tokoh yang harus kita hormati dan perintah – perintah Nya harus
dilakukan. Meskipun Yesus datang tidak dengan kemewahan tetapi dengan kesederhanaan.
Akhirnya, marilah dalam kehidupan sehari – hari hendaknya kita meneladan sikap hidup Yesus.
Meskipun sebagai Raja namun ia tetap mempunyai sikap kerendahan hati. Demikian juga ketika kita
menjadi pemimpin hendaknya kita menjadi pribadi yang rendah hati, seperti Yesus. Di tengah terjadinya
krisis kepemimpinan di kehidupan berbangsa dan bergereja, mari kita tetap mengakui Yesus sebagai
Raja. Hal Itu tampak ketika kita hidup lebih bertanggun jawab, rendah hati, taat dan berani berkorban
untuk kebaikan bersama. Mari kita membuka hati supaya Tuhan Yesus memerintah di hati kita sebagai
Raja. Sehingga Kerajaan Allah semakin nyata di dunia ini. Amin [AW]
Liturgi
a. Nyanyian pembuka
b. Nats pembimbing
c. Nyanyian pujian
d. Berita anugerah
e. Nyanyian peneguhan
f. Nyanyian responsoria
g. Nats persembahan
h. Ny. Persembahan
i. Ny. Pengutusan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KJ. 10 : 1 – 2 / PKJ. 13 : 1 – 3
Wah. 1 : 17 – 18
KJ. 183 : 1 – 2 / PKJ. 6 : 1 – 2
Ef. 2 : 17 – 22
KJ. 161 : 1 – 2 / PKJ. 125 [2x]
PKJ. 255
2 Kor. 9 : 6
KJ. 287 : 1 - / PKJ. 146 : 1 KJ. 365b : 1 – 2 / PKJ. 131
35
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Pra Paskah VI; Tanggal, 14 – 19 April 2014
Bacaan: Matius 26: 14 – 27
MAJU TERUS, PANTANG MUNDUR
Teks bacaan Alkitab pada saat ini menjelaskan kepada kita tentang pengkhianatan Yudas Iskariot
terhadap Yesus. Secara manusiawi, perbuatan Yudas bersekongkol dengan para imam – imam kepala untuk
menjual Yesus seharga 30 uang perak, adalah perbuatan yang tidak manusiawi. Namun demikian, perbuatan
yang dilakukan Yudas “harus” terjadi sebagaimana Yesus berkata “Anak Manusia memang akan pergi
sesuai dengan yang tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu
diserahkan” [ay. 24].
Hal itu dikatakan Yesus tatkala Ia melakukan Perjamuan Paskah bersama dengan para murid. Bisa
jadi perjamuan yang dilakukan – Nya merupakan perjamuan yang terakhir sebelum Yesus di bawa ke kayu
salib. Meskipun Yesus mengetahui bahwa Yudas akan menyerahkan – Nya ke imam – imam kepala tetapi Ia
tidak lari mencari aman dari bahaya yang mengancamnya. Justru Yesus tetap mengasihi Yudas. Jika kita
amati dalam firman Tuhan ini, sebenarnya Yesus mempunyai kesempatan untuk meninggalkan dan tidak
melakukan perjamuan paskah bersama murid – murid. Bagi Yesus apa yang akan terjadi dan yang sedang
dihadapi, adalah rencana Bapa – Nya. Yesus bersedia untuk menghadapi penderitaan yang akan dialami
sewaktu – waktu.
Dalam Masa Penghayatan Prapaskah saat ini sebagaimana dalam teks firman Tuhan, adalah
kesempatan untuk mawas diri agar kita pun siap untuk menghadapi penderitaan sewaktu – waktu. Ada
baiknya disaat menghadapi penderitaan, kita dihadapi dengan:
1. Selalu memandang kepada Yesus, yang tetap setia kepada BapaNya, tidak melarikan diri dari
panggilanNya, Walaupun mengalami penderitaan tetap beriman kepada Tuhan Yesus.
2. Mengintropeksi diri agar keberadaan dan kehadiran kita tidak mencelakan orang lain. Kehidupan Yudas
dikuasai Iblis dan sikap materialistis sehingga kehadirannya mencelakakan orang lain. Sekalipun yang
dilakukannya adalah penggenapan dari Tuhan dalam rangka menyelamatkan orang – orang percaya. Apa
yang dilakukan Yudas terhadap Yesus kiranya menjadi perenungan dalam kehidupan kita bersama.
Jangan – jangan cara hidup dan cara bertindak kita terkadang tanpa disadari ternyata mencelakakan orang
lain atau membuat orang lain menderita sengsara. Dalam hal ini Yudas bisa dikatakan pribadi yang
materialistis, dan biasanya seorang bersikap materialistis dengan mudah mencelakakan orang lain.
3. Berani menghadapi berbagai hambatan dalam mewartakan kebenaran. Mewartakan kebenaran tidak
hanya mengkhotbahkan ayat – ayat Alkitab, tidak kesana kemari bawa Alkitab lalu membacakannya
keras – keras, memakai aksesoris – aksesoris rohani, melainkan mau hidup dan bicara benar dalam rangka
mewujudkan damai sejahtera sudah bagian dari pewartaan kebenaran . Mewartakan kebenaran tidak
terlepas dari hambatan – hambatannya. Bisa jadi di ejek, di caci maki bahkan mungkin dilecehkan.
Meskipun demikian yang kemungkinan akan terjadi tetapi firman Tuhan mengajar kita : untuk tidak
melawan, memberontak atau balas dendam setimpal yang mereka lakukan. Jika kita hidup dalam firman –
Nya maka orang – orang yang semena – mena dengan kehidupan kita, akan berhenti sendiri dan suatu
saat akan menyesalinya. Sebagaimana setelah Yudas menyerahkan Yesus ke imam – imam kepala ia pun
menyesal atas perbuatannya.
Akhirnya, marilah senantiasa kita bersikap maju terus pantang mundur dalam menghadapi beraneka
macam hambatan/masalah yang ada. Sebab melalui keberanian itulah kita akan belajar mendewasakan iman
kita. Sebagaimana seorang pandai besi, ia membuat sebilah sabit maka besi itu akan dibakar dan ditempa
berulangkali. Demikian juga agar iman kita semakin kuat harus berani menghadapi masalah yang muncul
dari ketaatan kita kepada kehendak Tuhan. [AW]
Liturgi :
1. Pujian pembukaan
:
2. Doa Pembukaan :
3. Pujian penyambutan firman
:
4. Pembacaan kitab suci dan renungan
5. Doa syafaat
:
6. Penutup
:
KJ. 15 : 1 – 2
PKJ. 15 [2x]
Pokok – pokok doa dibagi oleh pemandu kepada peserta
KJ. 329 : 1 – 2
36
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Kotbah Jumat Agung 18 April 2014
Warna Liturgi Merah.
Bacaan: Yohanes 19:28-30
Tujuan: Agar jemaat meneladan ketaatan Kristus dalam kehidupan yang penuh tantangan,
sehingga imannya tetap setia kepada-Nya.
MENELADAN KETAATAN KRISTUS
Jemaat Tuhan yang mengasihi dan dikasihi Yesus,
Di tengah kehidupan yang mapan, aman dan tidak banyak gejolak, kesetiaan seseorang tentu
lebih mudah untuk dipertahankan. Akan tetapi, jika kesetiaan seseorang itu diperhadapkan dengan
ketidak pastian dan penderitaan masihkah dia tetap dapat setia?
Saat ini merupakan ujian yang berat bagi kesetiaan kita pada kehendak dan pengajaran
Kristus, karena kita sering diperhadapkan dengan krisis kepercayaan yang diakibatkan oleh ketidak
pastian yang diberikan dunia.
Gambaran situasi akhir-akhir ini bisa kita amati dan rasakan sebagai suatu keprihatinan yang
mendalam yang berujung pada ketidak pastian menjalani kehidupan. Krisis ekonomi yang
berkepanjangan, bencana alam yang terjadi berturut-turut, tidak aman [pencurian, pembegalan],
sulitnya mencari pekerjaan atau gagal panen. Semua itu bisa menjadi sumber stress dan depresi
yang makin lama makin meningkat. Dalam situasi yang seperti itulah tidak heran jika ada banyak
orang kehilangan kepercayaan. Tidak percaya pada orang lain dan diri sendiri, atau bahkan lebih
tragis lagi menjadi tidak berani untuk menjalani kehidupan.
Jemaat kekasih Kristus,
Sebagai orang Kristen, sebenarnya kita tahu ada jaminan dan kepastian hidup dari Allah
melalui Kristus, tetapi sayang, sering kita hanya sekedar tahu dan tidak ada kesadaran serta
mengamininya. Maka tidak heran ketika krisis dalam kehidupan itu datang, luntur pula keyakinan
kita. Terasa sulit menjadi orang Kristen, orang yang harus mempertahankan kesetiaan dan
mewartakan cinta kasih serta keteladanan Kristus dalam kehidupan ini.
Kisah kematian Yesus Kristus di Injil Yohanes 19:28-30 dalam bacaan kita mengungkapkan
kesetiaan dan ketaatan seorang Anak dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa, di atas
kayu salib. Kesetiaan itu dilakukan dengan segala kesadaran yang dimiliki-Nya. Sebelum Yesus
berkata: “Sudah selesai”. Ia minta minum terlebih dahulu agar dapat mengucapkannya dengan jelas
dan penuh dengan kesadaran. Dia yang tidak berdosa menyerahkan Diri-Nya untuk menanggung
dosa manusia. Dia tahu dan sadar apa yang menjadi tujuan hidup-Nya, yaitu untuk menanggung
dosa manusia, dan itu Dia lakukan dengan sempurna. Bukan tanpa derita karena peluh-Nya menetes
seperti tetesan darah.
Saudaraku yang terkasih,
Kristus mendapat kemuliaan justru karena Dia mau merendahkan diri-Nya, taat dan berani
menghadapi penderitaan di atas kayu Salib, di situlah Ia berkata dengan kesadaran-Nya: “Sudah
selesai”. Pekerjaan yang diberikan Bapa sudah diselesaikan-Nya dengan sempurna. Sudah selesai,
semua telah genap dan tamat, seluruh masa lalu kita dinyatakan selesai, kalau hutang dinyatakan
lunas. Sudah selesai, kini manusia berdamai kembali dengan sang Penciptanya, dunia dan sorga
dirukunkan kembali. Manusia sudah ditebus dan diperdamaikan. Anugerah keselamatan sudah
diberikan.
Kisah penyaliban dan kematian Yesus menjadi sumber kekuatan kita untuk terus berjuang
dalam ketatan dan kesetiaan pada-Nya. Dalam penderitaan di kayu salib sampai mati Yesus tidak
pernah menghujat Bapa. Bukankah hidup adalah sebuah proses dan perjuangan? Perjuangan dalam
37
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
suka dan duka. Perjuangan untuk bersedia menyerahkan diri kita dengan ketaatan dan kesetiaan
bersama Kristus, karena keprihatinan yang saat ini kita alami dan rasakan tidak sebanding dengan
pengorbanan Kristus. Mengikut Kristus tidak hanya berarti akan mengalami apa yang dialami
Kristus yaitu kemenangan dan kemuliaan sesudah Ia bersedia menderita dan mati disalib, tetapi juga
menunjuk pada proses kehidupan setiap hari dimana orang Kristen harus berjuang untuk mengikuti
keteladanan-Nya, berusaha senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Kristus sebagai buah
ketaatan dan kesetiaan kita pada-Nya.
Jemaat yang dikasihi Kristus,
Dengan demikian, kita mampu bersikap dengan tegas dan tepat untuk memilih ya atau tidak
terhadap tawaran-tawaran yang dunia berikan karena kita memiliki dasar atau acuan untuk bersikap
dan memilih dengan tepat. Misalnya: dalam dunia kerja kita seringkali digoda untuk melakukan halhal yang melanggar aturan/hukum [KKN:Korupsi, Kolusi, dan Nipotisme]. Karena kita mempunyai
dasar atau acuan kuat yaitu kesetiaan dan ketaatan kita kepada Kristus, maka kita tidak mudah
untuk melakukan KKN.
Situasi zaman penuh kesulitan dan ketidakpastian yang kita hadapi dan rasakan dapat kita
jalani dengan tabah serta penuh syukur. Iman yang penuh dengan kesetiaan kepada Kristus juga
dapat diterjemahkan ditengah-tengah persaingan hidup yang ketat. Sikap yang tegas dan tepat
dalam mengikut Kristus akan berdampak dalam kehidupan kita.
Kalau kita hidup berkenan kepadaNya, kita akan mengalami rakhmat-Nya setiap hari.
Sebaliknya, bila kita tidak mau hidup berkenan kepada Kristus kita kehilangan kesempatan ini.
Hanya masalahnya, memilih hidup berkenan dan penuh ketaatan kepada Kristus sesuai dengan
keteladananNya kepada Bapa-Nya untuk meraih kemenangan yang sejati yaitu damai sejahtera
tidaklah mudah. Harus diperjuangkan dan terus diperjuangkan. Amin. [Wyt]
Liturgi:
Nas Pembimbing
: Filipi 4:12-13
Berita Anugerah
: Fulipi 2:5-7
Nas Persembahan
: I Tawarikh 29:13-14
Nyanyian
: KJ. 10:1-2
KJ. 169:1-3
KJ. 175:1-3
KJ. 50a:1,2,6
KJ. 389a:1-3
KJ. 363:1KJ. 438:1-2
***
38
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Paskah Minggu, Tanggal, 20 April 2014
Bacaan: Kisah Rasul 10: 34-43
Tujuan: Jemaat menemukan makna Paskah bagi dirinya dan hidup didalamnya.
MEMAKNAI PASKAH
Jemaat yang dikasihi Kristus,
Hari ini kita kembali merayakan Paskah. Tentu ini bukan perayaan pertama bagi kita.
Banyak diantara kita yang sudah merayakannya puluhan kali. Itu berarti bahwa tema-tema Paskah
telah berkali-kali kita dengar dan dipelajari. Makna paskah telah berkali-kali kita temukan dan
dihayati. Apalagi dengan adanya Masa Penghayatan Paskah, telah menolong kita menemukan
makna Paskah. Meskipun demikian saya kembali mengajak Bapak/Ibu/saudara sekalian untuk
mempelajarinya sekali lagi.
Jemaat yang dikasihi Kristus, Paskah adalah Perayaan Kebangkitan Tuhan Yesus. Ia adalah
Yesus dari Nazaret: yang telah diurapi Allah dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Dia, yang berjalan
berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, dengan
penyertaan Allah. Dia yang telah dibunuh dan digantung pada kayu salib. Dia yang telah mati dan
dikuburkan. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa
Ia menampakkan diri [ayat 38-40]. Dengan kebangkitannya Yesus telah mengalahkan kuasa maut.
Yesus telah mengalahkan kuasa kematian. Hal ini berarti bahwa dengan kebangkitannya, kita
memiliki pengharapan bahwa Yesus juga akan mengalahkan kuasa maut yang dialami oleh setiap
manusia. Pada saatnya nanti, ketika Ia 39ember kedua kali, ia akan membangkitkan semua orang
dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus juga telah mengalahkan kuasa dosa yang membelenggu
manusia. Setiap orang yang percaya pada kebangkitanNya, dosanya telah diampuni. Sehingga ia
menjadi manusia yang kudus, suci dihadapan Allah. Dengan kebangkitannya, setiap orang percaya
juga diberi kuasa untuk menang melawan godaan dan pencobaan yang senantiasa berusaha
menjatuhkan kita ke dalam dosa.
Jemaat yang dikasihi Kristus, Setiap menghayati dan merayakan Paskah, saya diteguhkan
akan satu kebenaran: “Allah adalah Tuhan bagi semua orang. Sebagaimana Petrus berbicara,
katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang
dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang
memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.” [ayat
34-36]. Pemahaman yang terus berkembang di kalangan bangsa Israel adalah bahwa hanya
keturunan Abrahamlah yang akan menerima keselamatan, karena janji Allah ditujukan kepada
Abraham dan keturunannya. Sedangkan bangsa-bangsa lain tidak termasuk dalam golongan orangorang yang akan diselamatkan. Dengan pemahaman tersebut, mereka telah membeda-bedakan
orang, menurut ukuran mereka sendiri. Akibatnya, mereka tidak memberitakan Injil kepada bangsabangsa lain.
Dengan kebangkitan Yesus, Israel tidak lagi berada dalam kedudukan yang istimewa, tidak
lebih kudus ataupun lebih baik dari bangsa-bangsa lain dihadapan Allah. Kedudukan istimewa
Israel hanyalah terletak pada kenyataan bahwa Allah telah memanggil bangsa ini untuk
memunculkan daripadanya Sang Mesias, sebagaimana telah dijanjikan Allah kepada Abraham.
Tetapi kini Kristus telah datang dan telah melaksanakan pekerjaanNya, maka perbedaan antara
bangsa Israel dan bangsa lain dalam hal ini telah ditiadakan.
Firman Tuhan hari ini, menyadarkan kita bahwa Allah adalah Tuhan bagi semua orang.
Allah tidak membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan
mengamalkan kebenaran akan diselamatkan. Oleh karena itu mari kita beritakan Injil kepada semua
orang. Supaya mereka percaya, menerima berita Injil dan diselamatkan.
39
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Jemaat yang dikasihi Kristus, Menghayati dan merayakan Paskah, tidaklah lengkap jika kita
tidak menemukan adanya tugas yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya: “Dan Ia telah
menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang
ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.” [ayat 42]. Petrus
memberitahukan bahwa kesaksaian mereka tidak saja mengenai kebangkitan itu sendiri, tetapi juga
mengenai tugas yang Yesus berikan kepada mereka untuk memberi kesaksaian tentang Yesus
sebagai Mesias yang dijanjikan. Yesus menugaskan murid-muridnya untuk memberitakan Injil.
Pada bagian lain, misalnya Matius 28:19 Yesus telah memberi perintah kepada muridmuridNya: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu….” Perintah itu juga ditujukan
kepada kita, orang-orang percaya. Setiap orang percaya diperintahkan untuk pergi memberitakan
Injil. Bagaimana caranya? Pertama; memberitakan Injil dengan Perkataan [PI verbal]. Yaitu
menceritakan tentang Kristus dan karya-karyanya kepada orang lain. Kedua: memberitakan Ijil
dengan perbuatan [PI non verbal]. Yaitu melakukan segala sesuatu yang telah Yesus perintahkan.
Meneladan atau mencontoh hal-hal yang pernah Yesus lakukan. Serta tidak melakukan hal-hal yang
dilarang Yesus.
Jemaat yang dikasihi Kristus, Adapun isi dari kesaksian yang harus Petrus dan kita beritakan
ialah “Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran
berkenan kepada-Nya.” [ayat 35] dan “... Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat
pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." [ayat 43]. Dengan tegas Petrus mengemukakan bahwa
menurut nubuat-nubuat dan menurut pemberitaan Yesus sendiri, Yesus adalah hakim atas orangorang yang hidup dan yang mati, dan juru selamat yang menganugerahkan keselamatan dan
pangampunan kepada semua orang yang percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru
selamat satu-satunya. Percaya dan menerima Yesus sebagai jalan yang diberikan oleh Allah, yang
melaluinya Allah mau berdamai dengan dunia yang berdosa ini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, melalui Paskah tahun ini, mari kita teguhkan pengkuan
bahwa Yesus telah bangkit, Yesus telah menghapuskan dosa setiap orang percaya, Yesus telah
memberi kuasa kepada setiap orang percaya untuk menjaga kekudusan hidupnya, dan Yesus telah
memerintahkan orang percaya untuk menjadi saksi. Mari kita beritakan kebenaran ini kepada semua
orang dengan sukacita. [Ath]
LITURGI
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
: Kolose 3:1-4
: Yohanes 3:16
: Mazmur 118:1-2
Pujian:
1. KJ. 188 Kristus Bangkit Soraklah
2. PKJ. 125 Dia Sanggup
3. KJ. 39 Ku Diberi Belas Kasihan
4. PJ. 395 Betapa Indah Harinya
5. PKJ. 149 Ucap Syukur Pada Tuhan
6. PKJ. 91 Tuhan Tlah Bangkit
***
40
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Paskah: Tanggal, 22-26 April 2014
Bacaan: Kolose 3: 1-4
MENCARI DAN MEMIKIRKAN
KEBENARAN DAN DAMAI SEJAHTERA
Jemaat kolose sebenarnya bukan rintisan dari Rasul Paulus sendiri, jemaat ini ada oleh karena
ada para pelayanan dari kota Efesus yang terpanggil untuk melayani jemaat disana. Paulus telah
mendengar bahwa di Kolose telah datang guru-guru baru yang mengajar mereka, namun pengajaran
yang mereka berikan kepada jemaat di Kolose berbeda dengan pengajaran yang selama ini telah
diberikan oleh guru-guru yang di kenal rasul Paulus. Para guru baru ini mengajarkan untuk mengenal
Tuhan dengan benar dapat melalui penyembahan roh-roh yang menguasai alam semesta ini, mereka
juga di wajibkan untuk menjalankan ketetapan tradisi seperti sunat, pantangan dan perhitungan hari-hari
sakral. Menurut rasul Paulus setiap orang Kristen yang telah dibangkitkan dengan Kristus harus
memiliki pola kehidupan yang berbeda dengan pola hidup sebelum menerima Kristus. Pola hidup yang
harus berubah itu adalah yang berpusat kepada “yang ada di atas dimana Kristus ada”, apa yang
dimaksudkan dengan kata-kata tersebut.
Di atas di mana Kristus dapat diartikan hal-hal yang mengenai kerjaan Allah, Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita oleh Roh Kudus. Jadi pola hidup yang harus berubah yang pertama: Mencari Kebenaran dan
Damai sejahtera Allah, yang artinya semua orang yang telah dibangkitkan dalam Kristus dalam
hidupnya yang baru harus terus-menerus mencari kebenaran. Kebenaran Allah-lah yang kemudian
harus dikejar dan diwujudkan dalam kehidupan ini, jangan sampai ketika menjalani hidup ini hanya
menggunakan kebenaran sendiri. Selain itu damai sejahtera Allah juga perlu dicari, kita tahu bahwa
damai sejahtera dari Allah bersifat kekal. Orang tidak disarankan mencari damai sejahtera yang bukan
dari Allah, karena damai sejatera yang bukan dari Allah adalah damai sejahtera yang bersifat semu atau
sementara. Kebenaran dan damai sejahtera harus terus menerus dicari dan diupayakan.
Kedua:Memikirkan kebenaan dan damai sejahtera Allah, Selama hidup di dunia ini kita
takkan lepas dari berbagai macam permasalahan, namun kita harus selalu waspada dan bertindak hatihati, sebab pikiran kita itu ibarat medan peperangan. Seringkali keadaan atau situasi yang ada di sekitar
akan membawa dampak yang besar terhadap pola pikir seseorang. Dengan kata lain, apa yang kita
pikirkan setiap saat dipengaruhi oleh keadaan atau situasi yang ada di sekitar kita. Pikiran kita dipenuhi
oleh perkara-perkara yang ada: Kesulitan, sakit-penyakit, pekerjaan, keuangan. Akibatnya banyak
orang yang hidup dalam kekuatiran, kebimbangan, kegelisahan, ketakutan, tekanan, putus asa,
kebencian, kecewa dan lain-lain. Oleh sebab itu Alkitab mengingatkan agar kita memikirkan perkaraperkara yang di atas [sorgawi] lebih dari perkara-perkara yang ada di dunia ini. Oleh karena itu marilah
kita memikirkan apa yang benar yang seharusnya ada dalam pikiran kita dan kemudian memikirkan apa
yang mendatangkan damai sejatera dalam kehidupan ini.
Setelah kita membaca uraian di atas, mari kita mengoreksi diri kita. Apakah selama ini hidup
kekristenan kita adalah hidup yang belum berubah karena belum mengalami kuasa kebangkitan Kristus,
sehingga kita mencari dan memikirkan kebenaran dan damai sejahteran Allah. Amin
LITURGI
Pujian Pembukaan KJ No
Doa Pembukaan
Pujian Persiapan Friman KJ No
Pembacaan Firman
Doa Peneguhan, Syafaat
Pujian Penutup KJ No
Doa Penutup+ BAPA KAMI
: 454: 1-3
: 50a:1,6
: Kolose 3: 1-4
: 363: 1-2
41
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Kotbah Minggu Paskah II; 27 April 2014
Warna Liturgi Merah
Bacaan: I Petrus 1: 3-9
Tujuan: Jemaat Menjadi Kuat Di Dalam Penderitaannya.
KEBANGKITAN YESUS PENGHARAPAN KITA
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan,
Ada seorang janda yang hidup dengan kedua orang anaknya. Untuk hidup membesarkan dan
membiayai pendidikan anak-anaknya, ia bekerja sebagai seorang pramumukti yaitu seorang yang
merawat orang sakit atau orang yang sudah lanjut usia. Siang malam ia bekerja mati-matian,
terlebih lagi kedua anaknya sudah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Yogya. Dengan
modal dana pensiun dari suami yang telah tiada ditambah gajinya, ia berhasil membiayai anakanaknya sampai tamat, yang pertama menjadi seorang sarjana Hukum dan yang kedua menjadi
seorang perawat. Ada kekuatan besar yang dimilikinya, ia tidak begitu mempedulikan keberadaan
dirinya, walaupun terkadang harus mengalami situasi-situasi yang tidak menyenangkan, misalnya:
tidak enak badan dan harus bekerja siang dan malam, tetapi dirinya jarang mengeluh dan tidak
mempedulikan penderitaannya, pikirnya mengeluh tidak menyelesaikan masalah. Mengapa si janda
ini dapat bertahan ditengah-tengah penderitaannya. Ya, yang jelas karena dirinya punya
pengharapan terhadap kedua anaknya, dia berharap agar anak-anaknya dapat menyelesaikan
pendidikannya dengan baik. Dengan pengharapan yang dimilikinya ia bisa bertahan dan
dimampukan untuk terus semangat dan bekerja.
Pengharapan inilah yang menjadi kunci, tanpa pengharapan semua tak mungkin terjadi, Kita bisa
membayangkan bila dalam kehidupan seseorang tidak mempunyai pengharapan. Mungkin akan
hidup tidak semangat, hidup tidak bergairah, melakukan segala sesuatu dengan kurang tenaga.
Tidak sedikit orang yang merasa tidak mempunyai pengharapan melakukan tindakan fatal, dengan
bunuh diri, karena merasa hidup tidak ada gunanya.
Demikian juga dengan jemaat yang ada diperantauan, yang tersebar di Pontus, Galatia,
Kapodikia, Asia kecil dan Bitinia, pada saat surat Petrus I ditulis. Dalam situasi hidup yang tertekan
dan mengalami banyak penderitaan, karena penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang yang
tidak suka dengan Kekristenan, termasuk di dalamnya pemerintahan Roma. Kaisar Nero yang pada
saat itu berkuasa mencoba membasmi kekristenan, hal ini menjadikan sebagian jemaat seolah
hidup tidak berpengharapan. Oleh karena itu Rasul Petrus dengan suratnya mencoba menguatkan
kembali, bahwa melalui terang kebangkitan Kristus ada pengharapan. Kita kembali pada teks
bacaan kita.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Perikop bacaan kita pada saat ini, berisi ajakan dari rasul Petrus untuk bersyukur kepada
Tuhan, hal ini dinyatakan dengan ungkapan“:Terpujilah Allah dan Bapa kita Tuhan Yesus Kristus.”
Mengapa rasul Petrus mengajak bersyukur? ya , karena Rahmad Allah yang begitu besar, yang
diberikan kepada jemaat. Rahmad Allah yang mana?, Rahmadnya yaitu memberi hidup baru atau
melahirkan kembali melalui Kebangkitan Kristus, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan [
ayat 3]. Apa yang dimaksud dengan melahirkan kembali atau hidup baru? Melahirkan kita kembali
artinya: Bahwa segala dosa-dosa yang ada pada diri kita telah ditanggalkan, kita menjadi manusia
baru yang telah dikuduskan oleh Kristus melalui kebangkitanNya. Mungkin diantara kita ada yang
bertanya lagi, mengapa kebangkitan Yesus menjadikan hidup kita penuh pengharapan? Kita semua
tentu tahu, bahwa Tuhan kita Yesus Kristus datang ke dunia dalam rangka menebus dosa-dosa
manusia. Penebusan Allah dilakukan melalui penderitaan, kematian, serta kebangkitan Tuhan. kalau
42
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Tuhan bangkit dari kematian, berarti ia berkuasa atas maut, menang atas maut, kuasa dosa atas maut
telah Ia kalahkan. sehingga kebangkitanNya menjadi jaminan bahwa di dalam Dia ada kehidupan,
di dalam Dia ada keselamatan. Dan tidak ada tokoh agama di dunia ini yang bangkit dari kematian,
selain Yesus. sehingga jelas, kebangkitanNya membawa pengharapan.
Jemaat yang diksihi Tuhan,
Bila melalui kebangkitan Tuhan ada pengharapan, pertanyaannya, pengharapan yang seperti
apa? Pengharapannya adalah untuk menerima suatu yang tidak binasa, tidak dapat layu, tidak dapat
cemar yang tersimpan di surga[ ayat 4]. Dengan kata lain mendapatkan kehidupan yang kekal di
surga. Semua ini disediakan bagi orang yang percaya yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena
imannya [ayat 5]. Hal ini mau menjelaskan kepada kita, bahwa keselamatan akan diberikan kepada
mereka yang dapat memelihara imannya dengan baik, tidak meninggalkan Tuhan, dan keselamatan
itu telah disediakan Allah untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Jemaat yang mengasihi Tuhan,
Walaupun sudah mendapatkan jaminan keselamatan, bukan berarti kehidupan jemaat
terlepas dari masalah ataupun penderitaan. Seperti jemaat pada waktu itu, karena beriman dan
percaya kepada Tuhan malah membuat dirinya mengalami penderitaan karena dianiaya oleh orangorang yang tidak suka dengan kekristenan. Tetapi Rasul Petrus menasihatkan, bahwa dengan dasar
kebangkitan Tuhan yang memberi kehidupan yang kekal, maka jemaatpun masih dapat berbahagia
meskipun pada saat itu mengalami penderitaan dan pencobaan yang berat. Oleh rasul Petrus,
pencobaan dan penderitaan yang dialami dihayati sebagai sarana untuk melihat kemurnian iman
jemaat, yang lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji dengan api. Emas diuji
dengan api biasanya akan menghilangkan unsur-unsur lainnya dan membuat emas itu benar-benar
murni dan berkilau. Demikian juga dengan penderitaan yang dialami oleh jemaat, itu terjadi dalam
rangka pemurnian, sehingga iman jemaat benar-benar murni dan kokoh. Dengan demikian pada saat
kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, jemaat akan memperoleh puji-pujian dan kemulian dan
hormat [ayat7]. Kehidupan yang kekal akan diberikan Allah kepada jemaat yang telah memiliki
kedewasaan iman, hal ini ditunjukan dengan sebuah sikap merespon dengan iman. Walaupun
belum pernah melihat Dia, namun jemaat mengasihi-Nya. Jemaat percaya kepada Dia, sekalipun
pada waktu itu tidak melihat-Nya [ayat 8]. Untuk itu jemaat dapat bergembira karena sukacita yang
mulia dan yang tidak terkatakan. Melalui respon iman jemaat dapat bergembira karena jemaat
telah mencapai tujuan imannya, yaitu keselamatan jiwa[ ayat 9]. keselamatan jiwa mempunyai arti
bahwa Allah akan menyelamatkan manusia dengan membebaskan mereka dari segala dosa.
Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Allah.
Pada saat ini, kita telah memasuki Minggu Paskah II. Dan dalam Minggu ini, kita juga
diingatkan,kembali akan Tuhan Yesus yang telah bangkit dari kematian. Kebangkitan Tuhan
seharusnya mempengaruhi dan menyemangati kehidupan iman kita. Bahwa dengan kebangkitan
Tuhan, maut telah dikalahkan, dengan kebangkitan Tuhan kuasa dosa telah dipatahkan, dengan
kebangkitan Tuhan Yesus ada kemenangan, dengan kebangkitan Yesus ada jaminan keselamatan,
dan dengan kebangkitan Yesus, kita akan beroleh hidup yang kekal. Inilah yang menjadi
pengharapan iman kita. Dengan terang kebangkitan Tuhan seharusnya kita dimampukan untuk
dapat bertahan ketika mengalami penderitaan. Untuk itu, supaya kita dapat bertahan kita harus
tetap berpegang dan memandang pada pengharapan kita.
Memang tidak dapat dipungkiri, ketika menjadi pengikut Kristus yang setia, menjadi orang
Kristen yang sejati, terkadang harus mengalami penderitaan. Penderitaan yang terjadi tidak harus
berkaitan dengan penolakan secara langsung terhadap kekristenan, walaupun itu juga ada. Tetapi
biasanya penderitaan itu menimpa kita, ketika kita menjalankan ajaran-ajaran Kristus di tengah43
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
tengah lingkungan kita. Ketika kita hidup benar, berkata benar, berbuat adil, tidak ikut-ikutan
berbuat jahat, misalnya korupsi, suap menyuap. Kita malah dibenci, kita malah dikucilkan, ditekan,
dianggap sok suci, tidak naik pangkat, dan lambat untuk menjadi kaya.
Dalam situasi seperti itu, kita harus tetap memegang teguh pengharapan iman kita, supaya
kita tetap dapat mempertahankan iman kita, dan dapat melewati penderitaan seturut dengan
kehendakNya. Seperti seorang anak, ketika melihat mainan dari jauh, berlari ingin melihatnya,
ketika ia jatuh, ia bangun lagi, sakit tidak dirasakannya, kembali ia lari menghampiri mainan itu,
matanya hanya tertuju kepada pengharapannya, yaitu melihat mainan.
Mari kita terus memandang pengharapan yang datangnya dari Tuhan, sehingga hidup kita
senantiasa tersemangati, dalam perjuangan iman kita. Yesus yang telah bangkit menjadi sumber
pengharapan kita, Yesus yang telah hidup, menjadikan kita hidup kembali. Karena kita memiliki
pengharapan akan kehidupan yang kekal. Tuhan memberkati. Amin
Usulan Ayat-ayat :
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Nats Persembahan
: Yohanes 20:19-20
: Mazmur 118:1-5
: Kisah Rasul 2: 44-45
Usulan Lagu-Lagu :
1. PKJ: 88
2. PKJ: 89
3. PKJ: 91
4. PKJ: 87
5. PKJ:147
6. PKJ: 86
***
44
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Paskah II; Tanggal, 28 April–03 Mei 2014
Bahan Bacaan: Kisah Para Rasul 2:42-47
GEMBIRALAH KARENA PASKAH
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka
memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira
dan dengan tulus hati,sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”.
[KPR 2:46–47]
Berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah adalah salah satu bukti atas kehadiran dan pimpinan
Roh Kudus dalam diri manusia yang percaya kepada-Nya. Bukti atas perubahan dalam diri yang
berbalik dari perilaku/tindak tanduk manusia yang tidak mengenal dan percaya Yesus Kristus yang
bangkit kepada perilaku/tindak tanduk manusia yang mengenal dan percaya Yesus Kristus yang bangkit.
Ini adalah suatu sikap perubahan diri manusia yang percaya kepada Yesus Kristus dalam wujud
persekutuan. Persekutuan manusia-manusia yang percaya kepada Yesus Kristus dan juga persekutuan
umat dengan Allah yang pencipta alam semesta. Berkumpul tiap-tiap hari menunjukkan sikap yang
terus-menerus, tanpa terputus oleh alasan-alasan, ataupun persoalan-persoalan kehidupan. Artinya
bahwa hidup manusia atau umat yang telah percaya kepada Kebangkitan Yesus Kristus itu harus selalu
dalam persekutuannya dengan sesama umat-Nya dan dengan Tuhan Yesus Kristus.
Hidup yang terus-menerus bersekutu [koinonia = persekutuan] juga dinyatakan oleh jemaat
mula-mula yaitu dengan memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersamasama. Ada perwujudan atau bukti sebuah perubahan dari hidup yang terus-menerus bersekutu. Bukan
sebuah perubahan yang tidak tampak, atau dalam hati saja, tetapi juga mewujud di tengah-tengah
kehidupan yang tampak dan dirasakan oleh indera manusia. Hal memecahkan roti di rumah masingmasing secara bergilir dan makan bersama-sama bukanlah hal yang asing bagi kita dan budaya kita di
Indonesia. Dalam budaya jawa, ada aruh, lungguh dan suguh [sapa, duduk dan kue/minum] sebuah
ungkapan yang memberikan arti dan makna bahwa duduk dan makan bersama itu sesungguhnya hal
yang penting. Ada nilai keakraban, kemesraan, dan juga keterbukaan baik antara anggota keluarga juga
antar keluarga dalam umat. Dan hal ini kurang lebih sudah dilakukan oleh kita melalui persekutuanpersekutuan yang ada, baik PA, maupun kebaktian-kebaktian blok/wilayah/kelompok. Dari rumah ke
rumah, dari keluarga yang satu ke keluarga yang lain.
Dengan suasana hati yang gembira dan dengan tulus hati,sambil memuji Allah, mereka [jemaat
mula-mula] melakukan ini semua. Bahwa jika kita dapat menilai apa yang telah dinyatakan oleh jemaat
mula-mula ini adalah bagaimana perubahan hati dan tindakan, perubahan secara utuh [holistik] atas diri
mereka menerima Kristus yang bangkit, Kristus yang telah menyelamatkan. Marilah kita yang saat ini
telah menerima Kristus sebagai Sang Penyelamat, mewujudkan rasa syukur kita atas pengorbanan
Kristus dan peristiwa Kebangkita Kristus membawa kita untuk terus menerus membangkitkan jiwa, hati
dan seluruh hidup kita untuk bersekutu dengan Tuhan dan sesama umat, dalam kebersamaan dengan hati
yang gembira, tulus hati, sambil memuji Allah. Amin.
Liturgi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nyanyian Pembukaan : PKJ 91
Nyanyian Pujian :KJ 188
Doa pembukaan + Epiklese
Renungan [Baca Kitab Suci + Renungan]
Nyanyian Respon [+ Persembahan bila Ada] : KJ 205
Doa Syafaat
Nyanyian Penutup : KJ 211
45
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Minggu Paskah III; Tanggal, 04 Mei 2014
Warna Liturgi Putih
Bacaan: Kisah Rasul 2: 22-23
Tujuan: Warga Jemaat Menjadi Orang Kristen Yang Sejati.
ORANG KRISTEN SEJATI
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Minggu ini kita memasuki minggu paskah III, dan kita baru saja membaca teks bacaan
untuk kotbah minggu ini. Dari dua ayat yang singkat ini, kita dapat menemukan dua hal yang
menarik.
Yang pertama: Pada ayat 22 ini berisi tentang penjelasan Petrus perihal Yesus Kristus
kepada orang-orang Yahudi dan non Yahudi, yang sedang berkumpul di Yerusalem. Petrus
menjelaskan bahwa nubuat dalam kitab Yoel tentang turunya Roh kudus [ bd. Yoel 2:28-32 ] telah
digenapi ketika mereka melihat apa yang terjadi dengan murid-murid Yesus yang mereka sangka
sedang mabuk tersebut. Dalam satu perikop bacaan ini, Petrus tidak bicara banyak tentang Roh
Kudus tetapi kemudian ia mulai berbicara tentang Yesus yang mereka kenal [ayat 22]. Yesus adalah
pribadi yang telah ditentukan oleh Allah hal ini nyata dari perbuatan dan tanda-tanda mujizat yang
dibuat Yesus dan dilihat oleh mereka selama ini. Tanda mujizat itu dapat terjadi kalau Allah
berkehendak, dan Allah berkehendak menyatakan mujizat-Nya itu melalui Yesus Kristus.
Yang Kedua: ayat 23 ini berisi tentang teguran Petrus kepada orang-orang yang sedang
mendegarkan kotbahnya, mereka ditegur oleh karena kesalahan mereka yang telah menyalibkan dan
membunuh Yesus melalui tangan bangsa-bangsa yang durhaka. Sungguh aneh karena mereka telah
mengenal Yesus dan melihat karya bahkan mengalami mujizat-Nya, tetapi mereka juga yang
menolak Yesus. Apa yang sebenarnya terjadi dalam teks bacaan kita ini, kenapa ada orang-orang
yang telah melihat karya Yesus, bahkan tidak menemukan kesalahan Yesus kemudian malah
menentang, menolak dan akhirnya membunuh Yesus.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita tahu bahwa orang-orang Yahudi sedang menantikan kedatangan seorang Mesias dan
Juruselamat untuk membebaskan mereka dari penjajahan bangsa Romawi. Tetapi sosok yang
muncul dalam diri Yesus bukan sebagai pemimpin pemberontakan untuk melawan penjajahan
Romawi melainkan Ia muncul dengan pelayanan kepada mereka yang berdosa dan dianggap tidak
layak untuk mendapatkan perhatian. Yesus melakukan hal-hal yang terkadang dianggap salah
menurut kebiasaan orang Yahudi, ada kalanya Ia bersebrangan dengan paham dan pengajaran para
pemimpin agama Yahudi. Hal-hal itu yang kemudian mendorong para imam, ahli kitab untuk
berusaha menyingkirkan Yesus, karena Ia dianggap sebagai penyaing atau musuh mereka. Disisi
lain Yesus membawa berkat bagi orang-orang miskin dan berdosa, dikalangan masyarakat Yahudi
dan non Yahudi. Yesus dapat diterima dengan baik, hal ini dibuktikan dengan jumlah kehadiran
bahkan cara mereka menyambut Yesus sebagai orang yang sangat dinantikan kehadiran dan
mujizat-Nya. Banyak sekali yang telah Yesus lakukan dalam hal pelayanan ketika Ia masih berada
dengan mereka, mereka telah merasakan, melihat, dan mendengar baik mujizat dan pengajaranNya.
Jemaat yang dikasihi Oleh Tuhan Yesus Kristus
Beberapa kali para tokoh agama yang disebut dengan para imam dan ahli kitab berusaha
untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan berbagai cara. Hingga akhirnya sesuai dengan
waktu yang ditetapkan Allah sendiri, Yesus ditangkap walaupun sebenarnya Ia menyerahkan diri46
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Nya untuk di tangkap dan diadili . Disinilah letak persoalannya ketika Yesus di tangkap dan
diberikan tuduhan, tidak ada orang dari kalangan Yahudi dan non Yahudi yang telah melihat karya
Yesus bahkan merasakan mujizat-Nya memberikan kesaksian yang benar tentang Yesus. Sangat
aneh bahwa orang-orang Yahudi menolak Dia yang memiliki kuasa dan kedaulatan Allah. Petrus
tidak mengatakan bahwa para imam kepala atau anggota Sanhedrin yang bertanggungjawab atas
penolakan terhadap Yesus, tetapi bahwa para pendengarnya yang bersalah. Mereka tidak percaya
bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka nanti-natikan selama ini. Petrus menusuk mereka dengan
keberanian dari Roh Kudus, dengan mengatakan, “Kamu sendirilah yang sudah membunuh Dia
yang sudah diutus oleh Allah, tetapi bukan dengan cara rajam seperti biasa, namun dengan
menyerahkannya ke tangan orang-orang Romawi yang tidak mengenal Tuhan. Kamu sudah
menyalibkan Dia melalui mereka.
Jadi yang menjadi persoalan adalah ketidak percayaan mereka untuk mengakui bahwa
Yesus adalah Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari dosa dan kesalahan mereka seperti
yang dijanjikan Tuhan melalui nabi-nabi sejak zaman perjanjian Lama. Kenapa ini bisa terjadi, oleh
karena Yesus berasal dari desa yang disebut oleh Petrus Nazaret, dan karena Yesus tidak seperti
mesias yang mereka harapkan untuk memipin mereka bebas dari penjajahan bangsa Romawi.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Ketidak percayaan mereka terhadap ke-mesiasan Yesus, menyebabkan mereka:
1. Menolak Yesus, kebersamaan mereka dengan Yesus dengan segala mujizat,pengajaran, dan
tindakan Yesus dengan perduli kepada orang-orang kecil, tidak mampu menyakinkan mereka
tentang ke Allahan dan ke-Mesiasan Yesus, dan pada akhirnya karena ketidak percayaan itu
mereka menolak Yesus.
2. Menyalibkan dan Membunuh Yesus, Setelah mereka tidak mengakui ke Allahan Yesus
kemesiasan-Nya, akhirnya mereka menyalibkan Yesus hingga mati dikayu salib yang walaupun
sebenarnya itu adalah ketetapan Allah dan bukan mereka yang melakukan. Merekalah yang
telah membunuh Yesus melalui bangsa yang durhaka, kata ‘durhaka’ yang kita baca dalam tek
ini terjemahan hurufiahnya adalah ‘lawless’ [= tidak punya hukum]. Ini jelas menunjuk bukan
kepada orang Yahudi, tetapi kepada orang Romawi. Memang yang menyalibkan Yesus
bukanlah orang Yahudi tetapi orang Romawi. Dengan kata lain mereka telah turut berbuat dosa
bahkan merekalah pelaku dosa tersebut. Petrus memang juga mengatakan bahwa kematian
Yesus sudah ditentukan / direncanakan oleh Allah [ay 23], tetapi ini tidak berarti bahwa mereka
tidak berdosa ketika membunuh / menyalibkan Yesus! Karena itu Petrus tetap berkata: ‘kamu
salibkan dan kamu bunuh’ [ay 23]. Sekalipun Allah menetapkan / merencanakan hal itu, tetapi
pada waktu mereka melakukannya mereka tetap dianggap berdosa dan bertanggung jawab atas
dosanya. Mengapa?
- karena mereka melakukan hal itu dengan kemauan mereka sendiri.
- mereka mempunyai motivasi yang berbeda dengan motivasi Allah dalam menentukan
kematian Yesus.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Kita menyadari bahwa kita hidup ditengah komunitas yang tidak mau mengakuai
kedaulultan Yesus sebagai juru selamat dunia, yang sudah barang tentu juga tidak mengakui
kebenaran yang ada dalam diriNya. Walaupun pada kenyataanya ada banyak orang yang telah
melihat dan mendengar bahwa kuasa Yesus sebagai Allah yang diyakini oleh orang Kristen mampu
membuat mujizat kesembuhan diberbagai tempat. Bahkan ada bayak orang yang tidak menjadi
kristen juga merasakan mujizat Tuhan Yesus melalui pelayanan anak-anak Tuhan, tetapi apakah
mereka percaya bahwa Yesus itu Tuhan ? tentu jawabnya Tidak..!
47
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Lalu bagaimana dalam kalangan orang Kristen sendiri, menjadi orang kristen, ber-KTP
kristen bukan menjadi jaminan mereka percaya kepada Yesus dan segala kemesiasan-Nya. Bahkan
orang yang kelihatannya rajin ke gereja, keluar masuk persekutuan juga bisa tidak percaya bahwa
Yesus adalah Tuhan. Pada kenyataanya di sekitar kita masih banyak orang Kristen yang meragukan
ke Ilahian Yesus, apa buktinya….jika sudah menjadi Kristen kenapa masih ada orang Kristen yang
percaya dengan dunia perdukunan. Cotohnya: ketika ada orang yang sakit parah mereka bisa lebih
percaya kepada dukun, dari pada ia memanggil penatua dan diaken untuk berdoa. Ketika ada orang
yang kerasukan setan, maka yang paling cepat di panggil adalah orang yang dianggap mampu
mengusir serta dengan kekuataanya, dari pada ia berdoa sendiri dan percaya kepada kekuatan Yesus
Kristus.
Jika sudah Kristen kenapa ada orang yang tidak takut [ taat kepada Allah ], sehingga ada
orang Kristen yang jatuh berkali-kali dalam dosa dan tidak mau bertobat. Masih ada orang Kristen
yang cara hidupnya tidak mencerminkan kehidupan sebagai orang yang percaya kepada Yesus.
Alkitab sebagai firman Tuhan mungkin setiap hari dibaca, tetapi firman Tuhan tidak menjadi dasar
yang utama dalam kehidupan sehari-hari.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Baru dua minggu yang lalu kita merayakan Paskah, dan hari-hari ini masih dalam suasana
Paskah. Kita bersyukur dengan korban paskah dalam diri Yesus Kristus kita beroleh keselamatan
dan hidup yang kekal.Karya penyelamatan Yesus untuk menebus dosa kita, serta memberikan
jaminan hidup yang kekal kepada kita bukanlah perkara kecil dan biasa-biasa saja. Terlalu mahal
harganya untuk menyelamatkan saudara dan saya, Ia harus rela menjadi sama dengan manusia
sebagai kodrat-Nya yang Ilahi. Yesus juga telah memberikan nyawanya sebagai korban untuk
menebus segala dosa kita, ini adalah pengorbanan yang sangat besar dibandingkan dengan segala
macam pengorbanan di dunia ini.
Oleh sebab itu mari kita menjadi orang Kristen yang benar-benar Kristen, jangan kita
menjadi orang Kristen tetapi tidak percaya ke Allahan Yesus. Karena ketidak percayaan kita itu
akan membuat kita menolak otoritas Yesus dalam hidup kita, sehingga kita bisa lari kepada
kekuatan lain tidak kepada Yesus. Kalau kita menjadi orang Kristen tetapi tidak percaya kepada ke
Ilahian Yesus maka kita akan menyalibkan yesus kembali, artinya membunuh Yesus kembali.
Demikian juga kalau kita mengaku orang Kristen tetapi tidak percaya kepada ke Ilahian dan
kemesiasan Yesus, kita telah berdosa kepada Allah, kenapa berdosa sebab siapa yang menolak
Yesus ia menolak Allah yang telah mengutus Yesus. kirannya Tuhan Yesus Kristus memampukan
kita untuk menjadi orang Kristen yang benar-benar Kristen yang artinya orang Kristen yang percaya
bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas seluruh hidup kita, Tuhan Yesus memberkati. Amin
[TAR]
Liturgi
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Nast Persembahan
Nyanyian
1. PKJ
2. PKJ
3. PKJ
4. PKJ
5. PKJ
6. PKJ
: Amsal 11:19
: Roma 3: 20-24
: II Korintus 9: 12
: 145:1-4
: 19: 1-3
: 46:1-3
: 239:1-3
: 147:1-3
: 258:1-2
***
48
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Paskah III; 05-10 Mei 2014
Bacaan: 1 Petrus 1:17-21.
HIDUP DALAM KEKUDUSAN
Sebagai umat yang percaya kepada penebusan Tuhan Yesus di kayu salib, kita harus selalu
taat dan hidup dalam kekudusan yang telah diberikan kepada kita. Dengan hidup dalam kekudusan
merupakan hal yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita. Karena hal ini bentuk syukur kita
atas segala hal yang telah dikerjakan Tuhan Yesus di kayu salib untuk keselamatan manusia yang
percaya.
Untuk hidup dalam kekudusan tidaklah mudah, karena ada musuh orang percaya, yaitu iblis
yang akan selalu menggoda kita agar kita tidak hidup dalam kekudusan. Iblis merupakan musuh
yang sangat licik dan kejam dari pada dunia, sebab dunia di bawah kuasanya [1 Yoh. 5:19].
Biasanya iblis akan memukul kita pada bagian yang paling mudah diserang yaitu masa lalu kita
yang penuh dosa. Dia sangat mengenal kehidupan kita pada masa lalu. Dan seperti seekor anjing
dengan tulang yang ditanam, ia terus menerus menggali keluar dosa-dosa kita. Memang iblis tidak
akan dapat merusak keselamatan yang telah diberikan Yesus kepada kita orang beriman, namun ia
selalu menjadi pengganggu kita agar tidak berada kekudusan di dunia ini.
Jika iblis berhasil membuat kita kebingungan, sampai kita menjadi gelisah dan frustasi,
maka ia akan berhasil mengurangi kesetiaan kita kepada Tuhan. Untuk menghadapi perlawanan
iblis yang demikian itu hanyalah dengan “darah Anak domba dan kesaksian tentang ketepatgunaan
dari darah yang tertumpah itu” [Wahyu 12:11]. Artinya: karena pengampunan atas dosa kita terletak
mendasar pada apa yang dilakukan Kristus di Golgota, maka untuk melawan iblis tergantung pada
jawaban atas pertanyaan: apakah kita percaya akan kesaksian Allah Bapa mengenai kematian AnakNya di Golgota merupakan korban penebusan dosa kita yang sempurna? Tentu saja yang dimaksud
dengan “percaya” di atas bukan sekedar mengerti atau memahami melainkan dengan sungguhsungguh memegangi korban Kristus untuk menjalani kehidupan kita ditengah-tengah situasi jaman
yang sulit ini, supaya kita tetap tabah, tidak jatuh dalam penaklukan Iblis dan tetap berada dalam
kekudusan sebagai anak-anak yang taat. Di dunia ini banyak sekali hal yang membuat kita tidak
bisa menjadi anak-anak Allah yang selalu hidup dalam kekudusan.
Dalam lingkungan kerjaan kita, kita diperhadapkan dengan perilaku yang sering kali
melenceng dalam kebenaran, korupsi merupakan salah satu contoh yang sering dilakukan dalam
semua instansi. Dalam pergaulan pemuda, diperhadapkan dengan banyaknya pergaulan bebas yang
melahirkan pemuda yang tidak sedikit sudah terjerumus dalam seks bebas. Hal-hal seperti itu jika
tidak diwaspadai, maka umat kristen akan tidak mampu menjaga lagi kekudusan yang telah
diberikan Allah di dalam pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib.
Disisi lain, kita juga harus selalu yakin dan percaya, bahwa Allah di dalam Kristus yang
telah mati dan bangkit akan selalu memberi kasih-Nya kepada setiap orang yang selalu percaya dan
berserah kepada-Nya, dengan kekuatan untuk dapat menghadapi berbagai godaan iblis. Sehingga,
betapa besar dan sering iblis menggoda, tapi kita akan diberi kekuatan untuk menghadapinya
melalui Dia yang telah bangkit, sehingga iman dan pengharapan kita tertuju kepada Allah saja.
Amin
Liturgi:






Nyanyian KJ 18
Doa Pembuka
NyanyianKj 50
Pembacaan firman dan Renungan
Nyanyian PKJ 280
Doa syafaat dan penutup.
49
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Khotbah Minggu Paskah IV; Tanggal 11 Mei 2014
Warna Liturgi: Putih
Bacaan: Yohanes 10:1-10
Tujuan: Jemaat Percaya Dan Meneladan Tuhan Yesus Agar Hidup Berkelimpahan.
PINTU YANG MEMBERI HIDUP BERKELIMPAHAN
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Untuk menyampaikan pengajaran tentang identitasnya, yaitu siapa Dia dan apa tugas-Nya
Tuhan Yesus menggunakan beberapa perumpamaaan antara lain: : "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup."[Yoh.8:12] "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku [Yoh.14:6]. Gembala yang baik [Yoh.10:11].
Sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu [Yoh.10:7]. Akulah pintu; barangsiapa masuk
melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. [Yoh.
10:9], Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi dombadombanya [Yoh.10:11]. Dalam ibadah ini kita akan merenungkan tentang Yesus sebagai pintu.
Tuhan Yesus menyebut diri-Nya sebagai Pintu. Ia adalah pintu ke domba-domba;
maksudnya ialah pintu kandang domba. Di Israel pada waktu itu, kandang domba adalah tembok
keliling tanpa atap dengan satu pintu. Orang bisa masuk ke kandang domba dengan dua cara. Yang
lazim adalah melalui pintu. Itulah yang dilakukan gembala domba. Yang tidak biasa dengan
memanjat tembok; itulah yang dilakukan pencuri atau perampok.
Tuhan Yesus menyebut orang-orang yang datang sebelum Dia adalah pencuri dan
perampok; siapakah yang Dia maksudkan? Mereka adalah para pemimpin Israel yang datang
dengan kemauan sendiri tanpa wibawa dari Tuhan Allah. Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang
tidak menyejahterakan rakyat. Mereka hanya mencari kehormatan, kekuasaan untuk dirinya sendiri,
karena itu kedatangan mereka hanya menyengsarakan rakyat.
Tuhan Yesus adalah pintu kepada para domba. Barang siapa masuk dan keluar melalui pintu
itu maka akan selamat dan menemukan padang rumput. Domba-domba yang menemukan padang
rumput berarti mendapat makanan yang cukup bahkan berlimpah yang membuat hidupnya tidak
kekurangan malah berkelimpahan. Itulah tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia; untuk
memberikan keselamatan atau hidup yang berkelimpahan. Domba-domba yang masuk keluar
melalui pintu tentu selamat karena Yesus yang adalah pintu juga sebagai gembala yang melindungi
para domba dari gangguan atau serangan binatang buas. Tuhan Yesus adalah pintu dan juga
sebagai gembala yang baik.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Ada pemimpin sebelum Tuhan Yesus bukan gembala yang baik, karena mereka tidak
memberikan hidup yang sejahtera, bahkan sebaliknya menyengsarakan yang mereka pimpin.
Merekalah yang hidup berkelimpahan tetapi rakyat miskin, menderita, bahkan pada suatu ketika
harus menderita dalam pembuangan di negeri orang. Yang demikian itu tergambarkan dalam
kepemimpinan raja-raja Israel yang tidak takut akan TUHAN, yang hanya menyengsarakan bangsa
Israel. Rupanya para ahli Taurat dan para Farisi juga tergolong kedalam pencuri, sebab mereka
melakukan kejahatan dengan menelan rumah janda-janda, menutup pintu Kerajaan Sorga
[Mat.23:13-15].
Tuhan Yesus adalah pintu yang menuju padang rumput, memberikan hidup yang
berkelimpahan. Hidup yang diberikan Tuhan Yesus adalah hidup yang kekal; hidup dalam
pengenalan dan persekutuan dengan Allah yang sudah dirasakan di dunia dan akan berlangsung
50
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
selamanya. Hidup kekal sudah dinikmati di dunia ini sejak manusia percaya kepada-Nya dan akan
disempurnakan dalam Kerajaan Allah. [Yoh.3:16]. Para pemimpin sebelum Dia dan juga sesudah
Dia tak ada yang bisa memberikan hidup kekal. Mereka bahkan tidak memiliki hidup kekal karena
menolak Tuhan Yesus Kristus yang adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Para pemimpin yang
demikian itu tidak menuntun kepada hidup, melainkan membawa kepada kebinasaan.
Tuhan Yesus memberikan hidup kekal karena Dia sendiri adalah kebangkitan dan hidup.
Dengan terus terang Dia berkata: : "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya” [Yuh.11:25-26]. Untuk itu hidup-Nya sendiri dipertaruhkan
hingga mati di salib Golgota, agar yang percaya kepada-Nya beroleh hidup.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus,
Para pemimpin dunia seharusnya menjadi pintu yang terbuka untuk membawa kesejahteraan
umat, tetapi kenyataannya menjadi pintu yang tertutup. Kesejahteraan yang seharusnya disalurkan
bagi rakyat tetapi ditahan untuk dirinya, untuk keluarganya, dikorupsi. Banyak pemimpin yang
tidak mau berkorban tetapi malah mengorbankan yang dipimpin demi hidupnya sendiri.
Bagaimana dengan kita? Tuhan Yesus tentu menghendaki supaya kita sebagai pemimpin
dapat menjadi pintu yang terbuka untuk membawa orang lain memperoleh hidup yang sejahtera.
Bagaimana agar dapat menjadi demikian? Yang terutama ialah, agar kita sungguh-sungguh percaya
dan meneladan Tuhan Yesus Kristus. Hidup kekal sudah diberikan kepada kita, maka hendaklah
bersyukur terus kepada-Nya. Bersyukur dengan mau berkorban atau berbagi kehidupan kapada
orang lain. Tuhan Yesus sudah dan terus memberi berkat kehidupan bagi kita, maka marilah
menjadi pintu untuk orang lain agar juga memperoleh berkat. Amin. [SR]
Liturgi:
 Pembimbing : Roma 12:6-8
 Hukum kasih : Matius 22:37-40
 Berita anugrah : Mazmur 32:1-2
 Persembahan : 2 Kor.8: 1-3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ny. Persiapan : PKJ.7:1-2
Pujian
: PKJ. 14
Penyesalan
: KJ. 25:1-2
Peneguhan
: KJ. 392:1-2
Sambut sabda : PKJ.15
Responsoria : PKJ. 179:1-2
Persembahan : PKJ. 146:1 dst.
Ny. Penutup : KJ.408:1-3
***
51
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Paskah IV; Tanggal, 12-17 Mei 2014
Bacaan: Mazmur 23
TUHAN ADALAH GEMBALAKU
Mazmur 23 ini sangat terkenal dan disukai. Entah sudah berapa kali dikhotbahkan, dijadikan
renungan, dijadikan bahan Pemahaman Alkitab. Mungkin sudah ribuan kali. Mazmur ini juga kita
kenal melalui nyanyian Kidung Jemaat 415 dan Nyanyian Rohani 118. Mazmur ini diakui sebagai
Mazmur Daud. Raja Daudlah yang mengarangnya. Yang diungkapkan di sini adalah pengalaman
iman Daud sendiri, bahwa ia mengalami penggembalaan TUHAN dalam hidupnya. Hal ini ternyata
dari kata aku yang terdapat dalam setiap ayat. Terdapat 14 kata aku [ku] dalam mazmur ini.
Bagi Daud TUHAN ia akui sebagai gembalanya. Karena TUHAN yang
menggembalakannya maka ia tidak kekurangan. Penggembalaan TUHAN terhadap dirinya meliputi
empat hal yang menjadi kebutuhan hidup yang sejahtera yaitu: Pertama, kecukupan pangan [ayat 2,
5] kedua, kesejahteraan jiwa [ay.3a], ketiga, pendidikan ke jalan yang benar [ay.3b] keempat,
keamanan [ay.4] Dalam pengalaman hidup Daud TUHAN sudah berbaik dan bermurah hati
kepadanya. Maka Daud bertekad untuk diam di rumah TUHAN sepanjang masa.
Daud sudah bersaksi bahwa TUHAN adalah gembalanya; gembala baik yang memberikan
kesejahteraan, keselamatan hidupnya. Kegembalaan TUHAN dalam Perjanjian baru lebih nyata lagi
dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah gembala yang baik, yang dibuktikan dengan kematianNya di salib Golgota dan sudah bangkit bagi domba-domba-Nya.
Sekarang bagaimana dengan kita? Sudahkah mengalami penggembalaan Tuhan Yesus
dalam perjalanan hidup kita? Sesungguhnya baik dalam suka maupun dalam duka Tuhan
memakainya untuk kebaikan kita. Kiranya kesaksian iman Daud dalam mazmur 23 ini juga menjadi
pengakuan iman kita. Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Amin.
Pokok doa syafaat:
1. Memohon penyertaan Tuhan Yesus dalam menjalani kehidupan baik dalam suka maupun
duka
2. Mendoakan keluarga kristen agar senantiasa setia kepada Tuhan Yesus.
Liturgi :
1. KJ.No.5:1-2
2. Doa
3. Membaca mazmur 23
4. Membaca Renungan
5. KJ.415:1-2
6. Doa Syafaat
***
52
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Kotbah Minggu Paskah V; Tanggal, 18 Mei 2014.
Warna liturgi: Putih.
Bacaan: Mazmur 33:1-22
Tujuan: Jemaat Mengetahui Pemahaman Tentang Pujian Kepada Allah
TUHANLAH YANG LAYAK DIPUJI
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ada banyak alasan, mengapa orang bisa memuji. Memuji dapat diartikan sebagai kegiatan
mengemukakan pendapat terhadap sesuatu hal yang dianggap bernilai positif/ baik. Demikian pula
ketika orang memuji Tuhan, ada banyak sebab mengapa orang bisa memuji Tuhan. Diantaranya
adalah karena Allah kita, Ialah Allah yang baik, yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya;
karena kemurahan, kasih karunia, dan kasih-Nya; karena diloloskan dari musuh atau disembuhkan
dari penyakit; dan pemeliharaan Allah yang terus-menerus atas kita setiap hari, baik jasmani
maupun rohani. Itu semua adalah beberapa alasan yang kuat bagi manusia secara sadar untuk
memuji dan memuliakan nama-Nya. Bagaimana dengan Ibu, Bapak, Saudara, apa yang menjadi
alasan untuk memuji Tuhan Allah? Setiap kita pasti punya alasannya dan yang tahu adalah masingmasing pribadi kita.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Alkitab sering kali menasihati umat Allah betapa pentingnya untuk memuji Tuhan. Para
penulis PL menggunakan tiga kata dasar untuk memanggil orang Israel kepada memuji Allah: kata
barak [yang juga dapat diterjemahkan "berkat"], kata halal [akar kata "haleluya", artinya "puji
Tuhan"], dan kata yadah [kadang-kadang diterjemahkan "berilah syukur"]. Contohnya adalah
nyanyian pertama dalam Alkitab, dinyanyikan setelah bangsa Israel menyeberang Laut Merah.
Musa memerintahkan orang Israel untuk memuji Allah atas kebaikan-Nya memberikan kepada
mereka tanah perjanjian. Nyanyian Debora secara khusus memanggil umat itu untuk memuji Tuhan.
Kerinduan Daud untuk memuji Allah tercatat baik di dalam sejarah hidupnya dan dalam mazmurmazmur gubahannya. Panggilan untuk memuji Allah juga bergema di seluruh PB. Yesus sendiri
memuji Bapa-Nya di sorga [Lukas 10:21]. Paulus mengharapkan semua bangsa memuji Allah
[Roma 15:9-11]. Dan akhirnya di dalam gambaran yang diberikan kitab Wahyu sejumlah besar
orang kudus dan malaikat senantiasa memuji Allah [Wahyu 4:9-11].
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dalam Mazmur 33 yang kita renungkan saat ini, pemazmur mengungkapkan alasan
mengapa setiap orang benar dan jujur, patut memuji Tuhan. Pemazmur mengajak umat memuji
Tuhan dengan sungguh-sungguh, bahkan dengan nyanyian dan musik [ayat 1-3]. Tentang nyanyian
baru, bagaimana menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan setiap hari? Ini bukanlah sama dengan
menciptakan lagu baru, melainkan dengan menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup kita secara
segar dan baru. Pemazmur mengajak kita melihat alam semesta ini dari kacamata Tuhan yang
senantiasa aktif menyatakan pemeliharaan-Nya atas dunia ini. Mengapa pemazmur berkata
demikian? Ini terjadi karena beberapa alasan:
Pertama, memuji Tuhan adalah ciri dari orang-orang yang hidup tulus di hadapan Allah
[ayat 1b]. Memuji Allah dapat dilakukan baik oleh bayi, anak-anak yang menyusu [Matius 21:16]
dan orang dewasa [Mazmur 30:5]. Selanjutnya, Allah meminta semua bangsa memuji Dia [Mazmur
67:4-6]. Dengan kata lain, segala sesuatu yang bernafas dipanggil untuk memuji Allah [Mazmur
150:6]. Dan seakan-akan itu juga belum cukup, Allah juga memerintahkan benda-benda mati untuk
53
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
memuji Dia -- seperti matahari, bulan, dan bintang- bintang; kilat, hujan es, salju dan angin
[Mazmur 148].
Kedua, Firman Tuhan menjadikan segala sesuatu [ayat 4-9]. Firman Tuhan menunjukkan
kekuasaan dan kedaulatan Allah. Jadi, semua yang ada di dunia adalah milik Tuhan, ada di bawah
penguasaan-Nya.
Ketiga, rancangan Tuhan berlaku atas seluruh umat manusia [ayat 10-12]. Betapa pun hebat
rancangan para musuh umat Allah, Tuhan mampu menghancurkannya, demi kesejahteraan umatNya. Keempat, sebenarnya Tuhan memperhatikan umat manusia. Tidak ada yang luput dari
pengamatan-Nya [ayat 13-15]. Jadi, kehidupan setiap orang ada di tangan-Nya. Kelima,
pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan, bukan dari kekuatan politik, militer, ekonomi atau apa
pun yang orang dunia sering andalkan [ayat 18-19]. Karena semua alasan ini, seharusnya adalah isi
iman dan pengalaman orang beriman, maka memuji Tuhan adalah layak bagi kita.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Lantas bagaimana kita bisa memuji Allah dengan benar? Apakah hanya dengan menyanyi
saja? Dalam Alkitab, memuji Allah dapat dilaksanakan dengan berbagai cara.
Pertama, melalui nyanyian, baik dengan suara kita maupun dengan alat musik. Pujian
adalah inti sari ibadah bersama umat Allah [Mazmur 100:4]; Baik di dalam suasana ibadah sebagai
jemaat maupun di tempat lainnya, menyanyikan mazmur, kidung, dan lagu-lagu rohani merupakan
suatu cara untuk mengungkapkan pujian kepada Allah [Mazmur 96:1-4]. Pujian dengan musik
dapat diungkapkan dengan berbagai alat, misalnya dari tanduk kambing jantan dan sangkakala, alat
tiup seperti suling, alat petik seperti kecapi dan lira, musik untuk ditabuh seperti rebana dan ceracap
[Mazmur 150:3-4].
Kedua, melalui kesaksian pemberitaan Firman Tuhan. Kita juga dapat menyampaikan
pujian kepada Allah dengan menceritakan kepada orang lain tentang perbuatan-perbuatan Allah
yang ajaib. Misalnya, setelah mengalami pengampunan Allah, Daud ingin sekali menceritakan
kepada orang lain apa yang telah dilakukan Tuhan baginya [Mazmur 51]. Petrus memanggil umat
pilihan Allah untuk "memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu ke luar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" [1 Petrus 2:9]. Dengan kata
lain, pekerjaan memberitakan Injil adalah salah satu cara memuji Allah.
Dan yang ketiga, melalui kehidupan sehari-hari. Hidup yang dijalankan demi kemuliaan
Allah menjadi suatu cara untuk memuji Tuhan. Yesus mengingatkan kita bahwa apabila terang kita
bercahaya, orang akan melihat perbuatan baik kita dan memberikan pujian dan kemuliaan kepada
Allah [Matius 5:16].
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Realitas saat ini adalah bangsa berperang melawan bangsa, banyak penindasan, juga
kekacauan. Bangsa-bangsa maju semakin pongah, sementara suku-suku dan kelompok minoritas
menjerit terjepit. Yang lebih realistis untuk dilakukan adalah berkeluh kesah atau melawan semua
itu. Benarkah demikian? Sejarah memperlihatkan Tangan Kuasa Allah yang berdaulat
menggagalkan rencana-rencana yang hebat. Kita tidak perlu putus berharap bahwa kelak Tuhan
akan datang, Kerajaan-Nya tegak mengatasi semua kerajaan dunia. Pemazmur menyatakan bahwa,
walaupun dunia ini penuh ketidakadilan dan pelanggaran hukum, jiwa kita disegarkan oleh
kenyataan bahwa Allah kita adalah Allah yang adil dan kesetiaan-Nya tidak berubah. Anak-anak
Tuhan boleh berharap dengan kepastian bahwa suatu saat kelak keadilan-Nya akan ditegakkan.
Hukum-hukum-Nya menjadi pembimbing hidup yang pasti. Adalah baik bahwa kita bisa belajar
melihat kesinambungan tahun-tahun yang telah lampau dengan masa-masa yang akan Allah
singkapkan kelak. Anak-anak Tuhan tidak perlu kehilangan iman karena Tuhan masih berkarya dan
54
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
karya-Nya menyatakan kuasa dan kasih setia-Nya. Ia sanggup dan Ia terus menerus memelihara
umat-Nya.
Ibu, Bapak, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Mari kita dengan sepenuh hati menaikkan pujian bagi Dia, Tuhan atas sejarah, sebab kita
semua dan perjalanan sejarah ada di dalam rangkulan-Nya. Sukacita, keriangan, hasrat, dan
antusiasme untuk memuji Tuhan yang disertai dengan pemahaman yang benar, mungkin secara
perlahan mulai tergeser dari kehidupan ibadah kita. Perayaan dan sukacita dalam ibadah adakalanya
menjadi sesuatu yang dipandang tabu ataupun sebaliknya diubah menjadi sarana hiburan semata.
Tidaklah demikian dengan Mazmur 33 yang digunakan dalam ritual puji-pujian kepada Allah Israel
ini. Mazmur ini merupakan suatu ajakan bagi kita untuk memuji Tuhan dengan pemahaman yang
benar dan penuh semangat. Untuk orang yang hidup dalam iman, menoleh kebelakang atau pun
menatap kedepan adalah sama memberikan alasan untuk tidak putus memuji kebesaran Allah.
Perayaan paskah pada tahun ini kiranya semakin memberi kita semangat untuk memuji
Tuhan. Paskah menunjukkan kemuliaan Tuhan. Paskah adalah anugerah Tuhan yang memberikan
kemenangan kepada kita atas dosa. Mari kita bersyukur atas anugerahNya dengan menaikkan
pujian. Menaikkan pujian setiap hari dari hati yang senantiasa diperbarui dalam iman, yang
mewujud dalam ucapan syukur dan tindakan kasih yang nyata kepada setiap orang yang kita
jumpai. Tuhan memberkati kita. Amin. [PA].
Bahan bacaan:
o Nats Pembimbing
o BA
o Persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: Amsal 3:19-20
: 1 Tesalonika 4:14
: Mazmur 22:26-27
Pujian:
KJ 1:1-2.
PKJ 128:1-2.
KJ 407:3,4.
KJ 52:1-3.
KJ 393:1-.
KJ 412:1,3.
***
55
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Paskah V; Tangga1, 19-24 Mei 2014
Bahan Bacaan: 1 Petrus 2:4-9
YANG DIPANDANG BERHARGA DI MATA ALLAH
Biasanya, untuk menduduki peran tertentu dalam kehidupan dunia ini, seleksi-seleksi
[pemilihan] dilakukan oleh sebuah kelompok, tim, organisasi, perusahan, instansi dan yang lain. Semua
tentu akan memilih yang terbaik sesuai dengan kriterianya. Bahkan orang yang memajukan diri untuk
ikut seleksi pun, memandang dirinya apakah sudah pantas atau belum. Sebagai contoh adalah seorang
yang cacat kakinya dan berpikiran normal tentu akan merasa dirinya tidak layak untuk seleksi tim sepak
bola. Ini wajar terjadi dalam kehidupan duniawi kita. Lantas bagaimana dengan kehidupan sisi rohani
kita, adakah seleksi yang diadakan oleh Allah? Jika kita bisa mengatakan ada seleksi yang dilakukan
oleh Allah, bagaimana kriterianya? Ini adalah sebuah misteri atau rahasia Allah. Kita tidak bisa
memastikannya secara tepat. Namun Allah kita sungguh amat baik. Ia memberikan petunjuk melalui
FirmanNya.
Yesus Kristus mengalami penolakan yang hampir sama pada masa hidupNya. Yesus Kristus
memang tidak lahir cacat. Ia lahir secara ajaib dan tubuhnya lengkap sempurna. Namun karena ia adalah
anak seorang tukang kayu, orang-orang terhormat tidak mau mendengar dan menerima apa yang Ia
saksikan. Ia memberitakan Kerajaan Allah dengan lantang, tetapi sang penguasa sistem – para imam
kepala; ahli-ahli Taurat; serta orang-orang Farisi – hanya menganggapnya sebagai orang yang kerasukan
Beelzebul. Inilah yang Petrus maksud ketika menyebut Yesus Kristus sebagai batu yang hidup. Ia
dibuang dan tidak berharga di hadapan manusia. Namun, Allah melihat semua yang terjadi dan telah
bertindak. Ia mengambil batu tersebut dan menempatkannya pada tempat yang terhormat dalam Sorga.
Ini yang ingin Petrus sampaikan kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Asia Kecil, agar
mereka tetap mengingat jati diri mereka sebagai umat pilihan Allah.
Kebanyakan orang Kristen yang ada di Asia Kecil ini bekerja sebagai hamba yang tergantung
pada para tuannya. Dengan demikian sebagai orang pendatang, mereka tidak memiliki kedudukan yang
tinggi di tengah masyarakat. Namun Petrus mengingatkan, meskipun mereka tidak punya kedudukan
yang terhormat, hendaknya tidak membuat identitas mereka sebagai bangsa pilihan Allah menjadi kabur
atau hilang. “Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya
apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatanperbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka,”. Lagi pula, bukan
penghargaan dan kehormatan dari manusia yang harus mereka harapkan, akan tetapi penghargaan dan
kehormatan dari Allah.
Siapapun kita, mari kita tunjukkan identitas kita sebagai umat pilihan Allah, dimanapun dan
kapanpun. Apapun pandangan orang lain terhadap kita, itu bukanlah patokan yang menjebak kita untuk
kehilangan jati diri kita sebagai “batu penjuru” yang ditempatkan Allah dimana kita berada. Kitalah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Tuhan memberkati. Amin. [PA]
Liturgi:
1. Pujian PKJ 2
2. Doa pembuka
3. Pujian KJ 454.
4. Pembacaan Alkitab.
5. Pembacaan renungan.
6. Pujian KJ460
7. Doa syukur/ doa syafaat/ doa Bapa Kami.
56
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Khotbah Minggu Paskah VI, Tanggal 25 Mei 2014
Warna liturgi: Ungu
Bacaan : Kisah Para Rasul 8 : 5 – 8, 14 – 17
Tujuan : Warga Jemaat Sadar Untuk Dapat Melaksanakan Pemberitaan Injil.
PEMBERITAAN INJIL
YANG MENDATANGKAN DAMAI SEJAHTERA
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Perikop bacaan saat ini menjelaskan pemberitaan Injil yang dilakukan Filipus di Samaria.
Peristiwa ini diawali dari pemberitaan tentang Injil yang dijanjikan Allah, yakni Mesias [Raja
Penyelamat]. Pemberitaan itu dilakukan oleh Filipus, tatkala penganiayaan terjadi atas orang –
orang percaya di Yerusalem, sehingga banyak diantara mereka yang tersebar keseluruh Yudea dan
Samaria. Siapakah Filipus ? Ia adalah salah satu dari ketujuh diaken di Yerusalem yang terpilih
untuk melayani jemaat [Kis. 6 : 5].
Pemberitaan Injil Kerajaan Allah yang dilakukan Filipus di Samaria diterima dengan baik
oleh banyak orang, sebab pemberitaan Injil itu disertai dengan tanda-tanda Mujizat : yang
kerasukan, lumpuh dan timpang disembuhkan [ay. 7]. Di tengah orang – orang yang sedang
mendengar Injil itu, terdapat seorang tukang sihir yang terkenal hebatnya, yakni Simon. Sebelum
Injil diberitakan di Samaria, banyak orang muda, besar kecil mengikuti dia, karena perbuatannya
yang dapat mentakjubkan orang banya., Dengan perbuatannya itu Simon mampu menggemparkan
orang – orang di sekitarnya. Sebagaimana dalam ayat ke 10 “Orang ini adalah Kuasa Allah yang
terkenal sebagai Kuasa Besar”.
Tetapi, keadaan berubah / berbalik. Ketika banyak orang di Samaria, laki – laki dan
perempuan menjadi percaya dan memberi diri untuk di baptis. Maka Simon kemudian bersedia
mengikuti Filipus dan dibaptis. Keberhasilan Filipus dalam memberitakan Kabar Baik di Samaria
ini didengar oleh rasul – rasul di Yerusalem. Tentunya kabar itu disambut baik oleh rasul – rasul di
Yerusalem. Maka rasul – rasul di Yerusalem mengutus Petrus dan Yohanes ke Samaria [ay. 14].
Setibanya di Samaria, kedua rasul itu berdoa agar orang – orang Samaria memperoleh Roh Kudus.
Melalui kuasa Roh Kudus maka orang – orang di Samaria menerima kuasa Roh Kudus untuk
semakin dimantabkan iman percayanya. Di tengah penerimaan Roh Kudus terhadap orang – orang
Samaria, Simon memberikan uang sambil berkata : “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya
jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus?” [ay. 19].
Dalam hal ini Simon ingin membeli kuasa Roh Kudus. Agar ia-pun bisa melakukan seperti yang
dilakukan kedua rasul itu. Baginya kuasa Roh Kudus bisa dimiliki dengan cara dibeli. Tetapi,
perbuatan Simon itu ditentang keras oleh Petrus sebagaimana yang tertulis dalam ay. 20 – 23.
Petrus ingin agar Simon bertobat [ay. 24].
Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus
Siapapun kita, sebagai orang percaya kita dipanggil untuk memberitakan Injil Kerajaan
Allah. Mengenalkan perbuatan – perbuatan besar yang dilakukan Allah di dalam Kristus, kepada
orang – orang yang belum mengenal – Nya. Agar siapapun yang mendengar menjadi sadar dan
bersedia merubah kehidupannya, yang jahat menjadi baik, yang tidak percaya menjadi percaya.
Pemberitakan injil seharusnya disertai dengan membawa damai sejahtera, misalnya dengan
mengentaskan kemiskinan, melawan kebodohan, menguatkan yang lemah, membalut yang luka,
mengobati yang sakit, maka Injil akan mudah diterima oleh banyak orang. Roh Kudus sendiri yang
akan bekerja sehingga kita di memampukan untuk memberitakan Injil, selain itu Roh Kudus juga
bekerja kepada setiap orang yang bersedia membuka hati untuk diperbaharui Roh Kudus.
57
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bila kita hayati hidup Tuhan kita Yesus Kristus, Ia hadir tidak hanya untuk mengadakan
mukjizat, tetapi juga mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ke – tiga. Kematian dan
kebangkitan Yesus yang kita rayakan mengingatkan kepada kita : Kebaikan Allah yang telah
mengampuni dosa-dosa kita, sehingga diri kita telah dipulihkan. Untuk itu kita harus menyerahkan
kehidupan kita kepada Yesus untuk mati dan bangkit bersama – sama dengan Dia. Dia ingin supaya
terlibat dalam pemulihan dunia ini, yaitu dengan menghadirkan kebaikan bagi sesama.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus
Akhirnya, marilah kita senantiasa membuka hati untuk diperbaharui Bapa, sehingga
kehidupan kita mampu melakukan dan melaksanakan pemberitaan Injil Kerajaan Allah, sehingga
pemulihan tidak hanya terjadi dalam diri kita, tetapi juga terjadi disekitar kita. karena Damai
Sejahtera Allah hadir ditengah-tengah kita bersama. Amin [AW]
Liturgi:
Nats pembimbing
: 1 Tim. 4 : 12
Berita anugerah
: Yes. 48 : 17 – 18
Nats persembahan
: Maz. 118 : 26 – 28
1. Nyanyian pembuka : PKJ. 11 : 1 – 3
2. Nyanyian pujian
: KJ. 178 : 1 –
3. Nyanyian penyesalan : PKJ. 37 : 1 – 2
4. Pujian Peneguhan
: PKJ. 203 : 1 – 3
5. Responsoria
: PKJ. 183 : 1 – 3
6. Nyanyian persembahan: KJ. 287b : 1 –
7. Nyanyian pengutusan : PKJ. 185 : 1 – 3
***
58
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Renungan Minggu Paskah VI; Tanggal 26 – 28 Mei 2014
Bacaan: I Petrus 3:15–18
MENDERITA KARENA KEBENARAN
Tidak ada seorang pun yang ingin hidup susah. Tetapi, seringkali penderitaan memang tidak
dapat dihindari. Ketika hal ini terjadi maka nasihat Petrus dalam bagian ini patut diperhatikan.
Dalam nas ini, Petrus secara khusus mengingatkan jemaat untuk memelihara hidup mereka di dalam
kasih dan perdamaian dengan semua orang sekalipun jemaat tidak diperlakukan dengan baik oleh
mereka [ayat 8-9], karena memang itulah yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya [ayat 10-12].
Memang orang yang berbuat baik tidak seharusnya menderita [ayat 13]. Akan tetapi, Petrus
mengingatkan jemaat bahwa sekalipun mereka telah melakukan apa yang benar dan baik sesuai
dengan kehendak Allah, namun tetap harus mengalami penderitaan, maka hal ini bukanlah
hukuman dari Allah, melainkan sebuah kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk memurnikan
iman mereka [band. 1:7-9].
Lalu bagaimana jemaat harus bersikap menghadapi penderitaan itu? Pertama, jemaat harus
berbahagia dan bukan takut atau gentar [ayat 14]. Mengapa? Sebab jika jemaat menderita karena
kebenaran dan bukan karena telah berbuat kejahatan, maka penderitaan ini merupakan suatu
pengorbanan yang diperkenan Allah. Bukankah tidak ada hal yang lebih indah selain hidup dalam
perkenan Allah? Kedua, jemaat harus tunduk kepada otoritas Kristus sebagai Tuhan yang
"memegang" hidupnya bahkan menguasai kehidupan semua orang sehingga jemaat dapat
mempercayakan diri ke dalam tangan-Nya. Ketiga, jemaat harus siap memberi jawaban kepada
semua orang tentang pengharapan iman Kristen yakni pekerjaan yang sedang Allah genapi dalam
hidup umat-Nya melalui penderitaan.
Ada suatu janji Tuhan yang indah bagi umat-Nya yang sedang mengalami penderitaan yaitu
Dia yang telah berkenan mengizinkan kita mengalami penderitaan tidak akan pernah berhenti
menopang, memberi kekuatan dan menghibur kita. Allah yang mengizinkan anak-anak-Nya
menderita, tidak hanya menonton, tetapi turut menanggung penderitaan itu. Pada umumnya orang
tidak berbuat jahat kepada orang yang berlaku baik dan benar kepadanya. Tetapi tidak selalu
demikian. Bisa terjadi sebaliknya. Perbuatan baik yang kita lakukan dibalas dengan perbuatan jahat
sampai kita menderita. Petrus menegaskan, bila hal seperti ini kita alami, kita harus tetap
melakukan yang benar. Penderitaan meski membuat fisik kita sakit, tetap akan membuat kita
berbahagia; karena kita sedang melakukan kehendak Allah.
Memandang kepada Kristus. Petrus menekankan, apabila kita mengalami penderitaan
karena kebenaran, kita harus memandang kepada Yesus Kristus. Ia sangat menderita karena dosa
kita. Ia menderita meski Ia benar. Ia diperlakukan tidak adil meski Ia berlaku adil. Karena itu,
kesediaan menderita ini pun seharusnya menjadi karakteristik Kristen. Dengan meneladani Kristus,
kita lebih siap meninggalkan cara hidup lama yang dikuasai hawa nafsu dan siap menanggung
derita karena berbuat baik. Pula kita siap berlaku benar meski kita harus menderita.
Renungkan: Jika Tuhan menghendaki kita menderita karena berbuat sesuai firman-Nya,
bagaimana respons kita? Menguduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan, adalah nasihat Petrus
agar kita memiliki komitmen yang sungguh kepada Kristus. Siap sedia kapan pun dan di mana pun
mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan siapa saja. Amin.
Liturgi:






Nyanyian PKJ: 80
Doa Pembuka:
Nyanyian KJ 50
Pembacaan Firman
Doa syafaat
Nyanyian penutup PKJ 285
59
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Khotbah Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga
Kamis, 29 Mei 2014
Warna Liturgi Putih
Bacaan: Kisah Rasul 1:1-11
Tujuan: Jemaat mengarahkan hidupnya ke masa depan dengan bersaksi menjelang Hari
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua.
MENGARAHKAN HIDUP KE MASA DEPAN
YANG BERPENGHARAPAN
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Ada saatnya bertemu, berkumpul, ada saatnya berpisah. Demikianlah kenyataan hidup ini.
Sebuah pertemuan mendatangkan sukacita; misalnya pertemuan kakak dengan adik yang sudah
lama sekali berpisah karena salah satu merantau di luar negri. Sebaliknya, sebuah perpisahan pada
umumnya menimbulkan keharuan, kesedihan, bahkan putus asa. Para murid Tuhan Yesus juga
mengalami saat-saat berkumpul dengan Dia dan pada suatu saat berpisah dengan Tuhan Yesus yang
mereka kasihi. Hal itulah yang dikisahkan dalam perikop yang kita baca.
Kisah perpisahan antara Tuhan Yesus dan para murid-Nya itu terjadi di suatu tempat dekat
Betania, [Lukas 24:50-51]. Tuhan Yesus terangkat ke sorga setelah memberikan janji akan
mengutus Roh Kudus. Dengan kuasa Roh Kudus para murid akan melaksanakan tugasnya menjadi
saksi Kristus, yaitu memberitakan Injil [kabar gembira] tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat
dunia, mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. Tuhan Yesus naik ke sorga, meninggalkan para
murid-Nya di dunia. Saat-saat pertemuan mereka setelah Tuhan Yesus bangkit tidak berlangsung
lama, hanya sekitar empat puluh hari dan harus berpisah. Tuhan Yesus naik ke sorga disaksikan
semua murid-Nya. Itu tidak dikehendaki para murid-Nya, tetapi harus terjadi karena itulah yang
terbaik bagi para murid.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Tuhan Yesus naik ke sorga dengan memberkati para murid[Lukas 24:51] Peristiwa
kenaikan-Nya ke sorga itu meninggalkan kesan yang menakjubkan para murid. Mereka melihat
bagaimana dari bumi Yesus terangkat naik jauh dari pandangan mata hingga awan menutupi-Nya.
Mereka tetap memandang ke langit yang sudah kosong sehingga sesaat lupa akan janji TUHAN
dan amanat agung-Nya. Oleh karena itu mereka harus diingatkan oleh dua orang yang berpakaian
putih yang berkata: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus
ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Tuhan Yesus naik ke sorga yang adalah rumah-Nya. Para murid harus merelakan-Nya
karena Dia akan datang kembali dengan cara yang sama seperti ketika naik ke sorga yaitu dengan
kemuliaan. Sebelum peristiwa perpisahan itu terjadi Tuhan Yesus sudah menghibur para murid
dengan berkata: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah
pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu
ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi,
kamu tahu jalan ke situ." [Yoh.14:1-4]
Para murid tidak boleh terlena oleh pemandangan yang menakjubkan itu, mereka harus
segera sadar akan tugas panggilan menjadi saksi Kristus dengan mengharapkan karunia Roh Kudus
yang akan menghibur mereka, akan menguatkan mereka dalam suka dan duka menjadi rasul-Nya.
60
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Mereka tidak boleh hanya terus berdiri termangu melihat langit yang sudah kosong, tetapi harus
melihat ke bumi dan mengarahkan hidupnya untuk masa depan yang berpengharapan. Bumi yang di
dalamnya masih banyak penderitaan yang dialami manusia. Para murid dipanggil memberitakan
kabar baik kepada dunia tentang kasih Sang Juruselamat yang menyelamatkan manusia dan dunia
yang di diaminya. Tuhan Yesus yang sudah berkorban untuk menyelamatkan dunia dan akan datang
kembali menjadikan dunia baru dan langit baru yang bebas dari penderitaan [Wahyu 21:1-4]
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus naik ke sorga dengan memberikan berkat, janji dan amanat agar diyakini dan
ditaati para murid-Nya. Berkat, janji dan amanat itu juga untuk kita para murid-Nya zaman ini. Kita
hidup dalam masa penantian kedatangan-Nya kembali. Menanti bisa menjemukan, bisa membuat
was-was, kecewa, bisa galau ketika yang dinantikan tidak juga kunjung tiba. Kapankah Tuhan
Yesus akan datang kembali untuk membuat langit dan bumi baru? Pertanyaan yang akan selalu
muncul dalam diri orang kristen, lebih-lebih yang berpikiran negatip melihat kenyataan kehidupan
di dunia yang nampaknya semakin banyak penderitaan, semakin banyak kejahatan yang dilakukan
manusia.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kebaktian peringatan Tuhan Yesus naik ke sorga ini kita disegarkan kembali, tentang
pengharapan kita untuk masa depan yang lebih baik. Kita disemangati lagi untuk terus bersaksi dan
melayani sesama dan alam sekitar kita, supaya menghadirkan damai sejahtera. Oleh karena itu kita
harus berpikiran positif terhadap kenyataan kehidupan ini walaupun tampaknya semakin banyak
penderitaan dan kejahatan. Lari dari kenyataan ini memang pilihan yang gampang, tetapi itu pilihan
yang salah karena mengingkari tugas panggilan sebagai pengikut Kristus, sebagai gereja. Sebab,
gereja ada di dunia memang untuk tugas panggilan itu. Ini sudah dikatakan Tuhan Yesus dalam
doa-Nya: Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena
mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.Aku tidak meminta, supaya Engkau
mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam
kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia,
demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia [Yoh.17:14-18].
Marilah kita jalani hidup bergereja kita untuk melaksanakan tugas panggilan sebagai saksisaksi Kristus dengan berpegang teguh janji-Nya. Roh Kudus menghibur kita, menguatkan dan
menyemangati serta menolong. Amin. [SR]
Liturgi:
 Pembimbing
 Hukum kasih
 Berita anugrah
 Persembahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ny. Persiapan
Pujian
Penyesalan
Peneguhan
Sambut sabda
Responsoria
Persembahan
Ny. Penutup
: 2 Pet.3:1-14
: Matius 22:37-40
: Mazmur 32:1-2
: Mazmur 30:5
: PKJ.13:1-3
: KJ.392: 1-4
: PKJ. 151:1-3
: PKJ. 128:1-3
: KJ.50a:1 dan 6
: KJ. 227:1-3
: PKJ. 147:1 dst.
: KJ.277:1-4
61
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Kotbah Minggu Paskah VII; Tanggal 01 Juni 2014
Warna liturgy Putih
Bacaan: Mazmur 27:1-8
Tujuan: Agar Jemaat Yakin Bahwa Allah Akan Selalu Memberikan Ketenangan
Dalam Hidup.
AMAN DALAM KASIH DAN PENYERTAAN ALLAH
Bapak, Ibu, Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Yesus Kristus,
Rasa aman adalah salah satu kebutuhan dasariah manusia. Tiap orang ingin merasa dalam
kehidupannya aman. Kita ingin aman dalam hal-hal yang tampak kecil seperti aman dari ejekan,
penghinaan, bahaya atau penyingkiran. Apalagi dalam hal-hal yang lebih besar seperti aman dari
kecelakaan, kejahatan [pencurian, pembegalan] dll. Keadaan aman bisa dikatakan sangat
diharapkan dalam kehidupan manusia. Apa jadinya dalam kehidupan kita keadaan aman tersebut
merupaakn hal yang langka, mungkin dalam keseharian kita akan selalu was-was atau khawatir.
Perasaan aman[keadaan aman] tidak dapat terjadi begitu saja. Sering kita sendiri harus
mengusahakannya dengan berbagai cara.
Raja Daud sebagai raja Israel ternyata punya jurus jitu dalam mengatasi rasa ketidakamanan
dalam hidupnya. Semasa hidupnya, sebelum atau sesudah menjadi raja Daud sering kali merasakan
ketidakamanan dalam hidupnya. Saat masih menggembalakan domba, dia sering berhadapan
dengan binatang buas yang siap menerkam kambing-kambingnya. Dalam situasi seperti itu, Daud
selalu siap mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan domba-dombanya. Begitu juga saat
sudah menjadi raja Israel, dia sering berhadapan dengan musuh-musuh Israel atau orang-orang yang
menghendaki kematiannya. Dalam situasi seperti itu ternyata Daud tidak hanya mengandalkan
pasukannya ataupun senjata untuk menghilangkan keadaan/rasa ketidakamanan dalam hidupnya,
tetapi yang lebih penting dia mengandalkan TUHAN yang dipercaya selalu melindunginya dan
memberikan kemenangan. Dalam ayat 1-3 dengan penuh semangat pemazmur mengaku percaya
kepada TUHAN dalam hidupnya. Tiga hal dinyatakannya tentang TUHAN:
1. TUHAN adalah terang: sebagai terang TUHAN diyakini Daud selalu menuntun dalam
kehidupan, sehingga Daud dapat berjalan dalam terang TUHAN, yaitu Firman TUHAN.
2. TUHAN adalah keselamatan: Daud meyakini TUHAN lah yang selalu menyelamatkan dari
serangan musuh-musuhnya.
3. TUHAN adalah benteng. Benteng merupakan begian penting pada saat suatu kerajaan atau kota
diserang musuh, dengan adanya benteng tidak mudah musuh untuk mengahancurkan
kerajaan/kota. Daud meyakini TUHAN adalah benteng yang selalu melindunginya dalam segala
bahaya yang akan meyerangnya. Dengan keyakinin tersebut Daud tidak gentar terhadap segala
musuh-musuhnya yang menyerang dirinya.
Dengan keyakinan bahwa TUHAN adalah terang, keselamatan dan benteng yang akan
menjamin hidup Daud dalam ketenangan. Oleh karena itu Daud tidak merasa takut dalam
menghadapi musuh-musuhnya/orang-orang yang memusuhinya. Semua orang yang memusuhi
Daud, dalam bacaan kita digambarkan selalu menyerang dia seakan-akan binatang buas yang mau
memakan, mereka mengepung Daud, seakan-akan suatu tentara yang mau menyerbu suatu kota
dengan perang. Dalam penggambaran yang seperti itu, Daud tidak gentar dan tidak takut, karena ia
didukung dan dilindungi oleh TUHAN yang akan selalu berada dipihaknya.
Jemaat Tuhan yang terkasih dalam Yesus Kritus,
Saat berada dalam ketidakamanan, seringkali/kebiasaan kita meminta dalam doa-doa agar yang
menjadi penyebab tidak aman itu dapat hilang dalam hidup kita. Tatapi, dalam kehidupan Daud
62
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
dalam bacaan kita ternyata hal tersebut tidak dilakukan oleh pemazmur. Bukan pembebasan dari
lawannya yang menjadi keinginan hati pemazmur, melainkan persekutuan dengan TUHAN.
Permintaan tersebut dalam ayat 4 tertulis dalam tiga kalimat sejajar:
1. “Diam dirumah TUHAN seumur hidupku”. Daud meyakini betul, hanya dengan kebaikan
TUHAN di dalam Bait-Nya semata ketenangan hidup dapat diperoleh. Apalagi Bait Suci adalah
satu-satunya tempat di mana ia terlindung terhadap musuh yang mengejar [ayat.5].
2. Dalam Bait Allah tersebut “menyaksikan kemurahan Allah”. Dengan dekat selalu kepada Allah,
Daud meyakini kemurahan Allah yang selalu diterima dengan perlindungan yang diberikan
akan selalu diterimanya.
3. Akhirnya Daud menikmati Bait-Nya. Daud dalam hidupnya menikmati segala kebaikan
TUHAN dalam hal penyelamatan yang selalu diberikan kepadanya.
Sehingga dapat dikatakan, Daud merasa aman, karena TUHAN melindungi dalam pondokNya, menyembunyikannya dalam kemah-Nya. Daud meyakini, bahwa dalam hidupnya ia selalu
diselamatkan, sehingga ia dapat membawa korban syukur. Perasaan aman yang selalu diberikan
TUHAN dalam kehidupan Daud, membuat hidupnya selalu mencari kehendak TUHAN dalam
firman-Nya.
Jemaat yang terkasih,
Bagaimana dengan kita? Apakah kita seperti pemazmur yang mencari rasa aman hanya
selalu dekat kepada TUHAN dan selalu percaya sepenuhnya kepada-Nya, bahwa TUHAN akan
selalu menolong hidupnya dalam situasi apapun juga. Memang berbagai ancaman dan bahaya masih
dan akan selalu tetap ada, namun kita tahu kepada siapa kita mempercayakan diri, seperti tertulis:
“… aku tahu kepada siapa aku percaya” [2 Tim. 1:12]. Mungkin saat ini kita sedang menghadapi
situasi tidakaman atau ketidak pastian, namun kita harus yakin bahwa Tuhan di dalam Yesus
Kristus yang telah mati dan bangkit akan mengatur jalan hidup kita dengan baik. Keyakinan akan
janji TUHAN yang akan selalu menjaga dan melindungi kita akan membuat perasaan kita selalu
merasa aman dalam hidup ini. Dalam Yes. 41:10, “jangan takut, sebab Aku menyertai engkau,…
aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau…”. Dengan ayat ini, membuat kita makin
yakin bahwa Allah akan selalu menyertai dan menolong di dalam hidup kita. Marilah kita selalu
menghadapi kehidupan ini dengan kekuatan Allah dan pertolongan-Nya, bukan mengandalkan
kekuatan kita semata. Tuhan di dalam Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit akan memberi
ketenangan dan rasa aman terhadap kita. Amin. [ WYT]
lITURGI
Nas Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Nyanyian
: Yesaya 41:9b-10
: Yeremia 29:11
: Amsal 3:9-10
: PKj. 04:1-2
KJ. 408:1,3
KJ. 50a:1-4
KJ.410:1-3
KJ. 403:1PKJ. 177:1-2
***
63
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Bahan Renungan Minggu Paskah VII; 02-07 Juni 2014
Bahan bacaan: I Petrus 4: 13-16
PENDERITAAN KRISTEN
Ketika melihat seorang pencuri tertangkap, biasanya yang dilakukan anggota masyarakat
adalah main hakim sendiri dengan menghukum pencuri itu. Apakah dipukul, ditendang, yang jelas
dianiaya dengan maksud supaya ada efek jera dan tidak menular kepada orang lain. Tindakan
anggota masyarakat yang main hakim sendiri tentu akan menimbulkan penderitaan dan
kesengsaraan bagi pencuri itu maupun keluarganya. Sudah badannya sakit, karena terluka, memar,
masih harus mendekam di dalam tahanan, tidak menjadi bebas, sedangkan keluarganya menjadi
malu. Sebagai orang yang beriman kepada Kristus, tindakan mencuri dan main hakim sendiri harus
kita hindari, karena hal tersebut tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Berbicara masalah penderitaan, walaupun tidak diundang, penderitaan itu dapat menimpa
siapa saja dan kapan saja. Apakah ada di antara kita yang belum pernah mengalami penderitaan?
Tentu tidak! Semua orang termasuk kita pasti pernah mengalami penderitaan. Baik itu karena sakit
penyakit, bencana alam, atau karena hal-hal lainnya. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan,
walaupun tidak diundang, kadang ia datang sendiri menimpa kita.
Lalu bagaimana kita memandang penderitaan? Melalui Rasul Petrus, Tuhan memberi
nasihat kepada kita, supaya kita tidak kaget, tidak terkejut dengan penderitaan yang menimpa kita,
terlebih lagi penderitaan yang disebabkan oleh karena iman kita, misalnya; Karena menjadi
pengikut Kristus, hidup kita dikucilkan, hidup kita di tekan, kita dihambat. Ketika mengalami
penderitaan seperti itu, kita harus bersuka cita, mengapa? karena kita mendapat bagian dari
penderitaan Kristus, sehingga kelak kita juga akan mendapatkan kemuliaan dariNya.
Rasul Petrus menasihatkan, kalau kita menderita, hendaknya menderita sebagai orang
Kristen, dengan penderitaan seperti itu, kita juga tidak perlu malu, tetapi kita harus memuliakan
Allah. Penderitaan karena beriman kepada Tuhan Yesus terjadi bukan hanya pada saat ini saja,
tetapi sejak dari dulu, sejak munculnya kekristenan. Ketika surat Petrus ini ditulis, situasi jemaat
juga dalam keadaan menderita, karena setiap orang yang percaya kepada Tuhan dihambat, dianiaya
dan dibunuh. Apalagi penghambatannya pada waktu itu dilakukan oleh pemerintah Romawi,
dengan raja yang sangat kejam yaitu Kaisar Nero, yang memfitnah kehidupan orang Kristen,
sehingga banyak orang yang membenci kekristenan. Dalam situasi seperti itu rasul Petrus
menguatkan jemaat, bila mengalami penderitaan, seharusnya menderita sebagai orang beriman
kepada Kristus. Menderitaan sebagai pengikut kristus dihayati sebagai penderitaan iman, yaitu
hidup benar karena mengikut Tuhan. Dalam situasi saat ini, ada yang menderitaan karena menjadi
Kristen, ada fanatic sempit yang dimiliki oleh orang-orang yang tidak suka dengan kekristenan,
sehingga menghambat kekristenan dengan melarang membuat gedung gereja, melarang bersekutu,
menekan dst. Tetapi yang sering terjadi bukan hanya itu, banyak orang Kristen menderita karena
perilaku yang benar mencoba hidup kudus, hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Contohnya: Di
lembaga keuangan, ada seorang Kristen yang jujur, tidak korupsi, sedangkan teman-teman lainnya
banyak yang melakukan korupsi. Ketika orang Kristen ini melaporkan situasi yang ada pada
lembaga yang lebih tinggi, dianggap sok suci, dikucilkan, dan didiamkan oleh teman-teman lainnya.
64
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Orang yang merasa terganggu dengan kehadiran orang Kristen ini lalu berupaya untuk membuat si
Kristen ini tidak betah sehingga keluar. Orang Kristen ini mengalami penderitaan karena imannya.
Menderita Sebagai orang Kristen.
Rasul Petruspun juga mengingatkan, kalau kita mengalami penderitaan jangan karena
melakukan kejahatan, misalnya menjadi pembunuh, pencuri, penjahat, menjadi pengacau. Karena
penderitaan-penderitaan seperti itu adalah penderitaan yang tidak ada faedahnya, tetapi malah
merusak citra kekristenan, merusak nama Kristus. Untuk itu jadilah orang Kristen yang baik, yang
berusaha melakukan kehendakNya, Walaupun ada tantangan dan hambatan serta penderitaan.
Biarlah nama Tuhan tetap dipermuliakan. Amin.
Liturgi:
1. Nyanyian Kj 454
2. Doa pembuka
3. Nyanyian Kj 33
4. Pembacaan kitab suci dan renungan
5. Nyanyian PKJ
6. Doa syafaat dan Penutup
***
65
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Kotbah Penutupan MPPP; Minggu Pentakosta, Tanggal 08 Juni 2014.
Warna Liturgi Putih.
Bacaan: Kotbah: Kisah Rasul 2:1-11
Tujuan: Dengan Pentakosta, Jemaat Diingatkan Supaya Memuliakan Allah.
ALLAH DIPERMULIAKAN DALAM PENTAKOSTA
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Mungkin kita pernah mendengar ada yang mengatakan: “strategi menentukan prestasi” dan “waktu
yang tepat akan berdampak yang hebat”. Dalam kehidupan ini, dalam mencapai tujuannya, setiap
orang memerlukan strategi/ rencana yang jitu dan waktu yang tepat untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya. Dalam menyampaikan sesuatu agar berdampak luas, biasanya orang mengundang
orang-orang untuk berkumpul di suatu tempat atau memanfaatkan sebuah situasi dimana orang
sedang berkumpul. Dalam pertemuan itu, agar maksud tercapai, maka orang menyampaikan
maksudnya dengan sesuatu yang menarik, sesuatu yang lebih dari biasa.
Demikian pula dengan Allah. Allah pun memiliki rancangan-rancangan tertentu dalam
setiap karyaNya. Dalam kitab Yesaya 55:8-9, disebutkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang
terkadang manusia tidak bisa memahaminya dengan tepat. Demikian pula yang terjadi ketika Tuhan
Yesus Kristus, menjanjikan Roh Kudus kepada para murid. Ia akan memberikannya pada “saat
yang akan datang”. Saat itu para murid belum tahu kapan tepatnya dan apa yang akan mereka alami
saat itu. Mereka mendengar saja apa yang dijanjikan Tuhan Yesus dan kemudian menantikannya
dengan setia.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kita percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang selalu menepati janjiNya. Rancangan
Tuhan terlaksana pada saat hari Pentakosta. Ketika hari raya Pentakosta, semua orang dari pelbagai
bangsa yang beriman Yahudi berkumpul di Yerusalem. Hari Pentakosta merupakan hari raya
terbesar yang kedua dalam tarikh [penanggalan] Yahudi. Yang dimaksudkan disini dengan "orang
Yahudi” tentu pertama-tama orang-orang Yahudi asli, yang diam tersebar diseluruh kekaisaran
Roma dan wilayah-wilayah lain diluar Palestina, tetapi juga orang-orang dari bangsa-bangsa kafir,
yang oleh pengaruh orang Yahudi percaya akan Allah dan sekedar mengikuti ibadat Yahudi, tetapi
tidak bersunat. Mereka disebut "orang beribadat", " penyembah Allah". Dan yang lain disebut
"proselit" adalah orang-orang yang menganut agama Yahudi seluruhnya dan telah disunat.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pada saat itu, kemuliaan Tuhan dinampakkan melalui kuasa Roh Kudus yang turun kepada para
murid. Tuhan menggenapi rencanaNya dengan cara yang hebat di saat banyak orang berkumpul di
Yerusalem. Firman yang kita baca dalam ayat 2-3. “suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing”, penyataan-penyataan lahiriah ini
mempertunjukkan bahwa Allah hadir dan bertindak dengan suatu cara yang luar biasa.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kemuliaan Tuhan dinampakkan ketika Roh Kudus mengurapi para rasul Tuhan. Bayangkan,
misalnya di sebuah gereja sederhana di daerah kita, tiba-tiba jemaatnya bisa berbahasa Jerman,
Inggris, Prancis, Mandarin, Vietnam, Jepang, Korea, Spanyol, dan Italia. Dan semua anggota
Jemaat mengerti bahasa-bahasa tersebut. Betapa mencengangkan! Begitulah kurang lebih yang
dialami oleh para murid Yesus dan semua orang yang berkumpul di Yerusalem pada saat itu.
66
Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta [MPPP] 2014 Sinode GKSBS
Karena kepenuhan Roh Kudus itulah mereka lalu dapat berbicara dalam bahasa Partia, Media,
Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Kirene, Roma,
Kreta, dan Arab. Ini menyebabkan orang-orang Yahudi perantauan pun tercengang. Mereka
mendengar orang-orang Yahudi nonperantauan berbicara dalam bahasa mereka. Dengan apa yang
dibicarakan para murid itu, mereka menyampaikan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh
Allah. Banyak orang menjadi percaya. Ini berarti dimulainya penggenapan janji Allah untuk
mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia pada hari-hari terakhir, dimana semua orang
diperhadapkan dengan tantangan untuk menerima atau menolak Kristus. Kemuliaan Tuhan
dinampakkan, dimana para murid "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi", yang
menyanggupkan mereka bersaksi untuk Kristus, menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan
penghakiman Allah sehingga mereka berbalik dari dosa kepada keselamataan dalam Kristus.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dari sini jelas bagi kita bahwa karya Roh Kudus bermuara pada pemuliaan Allah, bukan kepada
pemuliaan diri manusia. Jadi, adalah salah bila kita beranggapan bahwa karunia dan kepenuhan Roh
Kudus terjadi untuk menunjukkan pencapaian rohani seseorang, atau untuk menggarisbawahi
ranking kehidupan rohani seseorang. Lebih salah lagi, bila dipakai untuk menghakimi orang lain.
Bila hal pokok ini ditindas oleh sikap egosentris dan sombong rohani, maka saatnya kita berkaca
diri, sebab pasti ada sesuatu yang salah dalam diri kita.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kehadiran dan kuasa Roh Kudus dapat terlihat nyata dalam diri seorang penginjil yang dinamis,
yang mampu menarik perhatian para pendengarnya. Namun hal itu juga tampak nyata dalam diri
sukarelawan yang melakukan pelayanan pribadi terhadap satu per satu narapidana di penjara, dalam
diri mereka yang bersaksi kepada rekan kerja ataupun tetangga, dan dalam diri guru Sekolah
Minggu yang setia mengajar.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Setelah Pentakosta, kita cenderung menghubung-hubungkan kehadiran dan kuasa Roh Kudus
dengan kejadian-kejadian yang menakjubkan. Ini semua tidak salah, karena Allah pun biasa
melakukan segala sesuatu yang Maha Besar dan bahkan tidak akan pernah bisa dipahami oleh
manusia. Namun janganlah kita lupa bahwa tak lama setelah peristiwa Pentakosta itu, para pengikut
Kristus yang telah diurapi Roh Kudus ditolak, dicampakkan, dipenjarakan, bahkan dihukum mati!
Namun karena itulah, mereka menjadi saksi Kristus yang luar biasa! Semuanya itu, baik dengan
kuasa yang besar ataupun dengan cara yang terkadang penuh dengan penderitaan, semua mengarah
pada Allah yang dimuliakan. Kiranya kita yang telah diurapi oleh Roh Kudus, senantiasa
mengabarkan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah kepada semua orang. Semuanya
itu terjadi agar nama Allah dipermuliakan. Selamat merayakan Pentakosta. Tuhan memberkati.
Amin. [PA]
Bahan bacaan:
 Nats Pembimbing
 BA
 Persembahan
Pujian:
1. KJ 13
2. PKJ 98.
3. KJ 29.
4. KJ 55.
5. KJ 393
6. PKJ 105.
: Yohanes 16:13-15
: Roma 8:24-25
: Roma 11:36
67
Download