UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KELAS VII c SMPN 4 SOLOK SELATAN 1 Dezmi1, Syukma Netti1, Fazri Zuzano 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Bung Hatta E-mail: [email protected] ABSTRACT This study aims to improve students' mathematics learning outcomes SMP VIIc grade 4 South Solok, through the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL). hypothesis of this study is "learning CTL approach can improve learning outcomes VIIc grade math students SMP 4 Solok Selatan. This research is the subject of a class action research study SMP fourth grade students VIIc South Solok totaling 28 people, consisting of two cycles are carried out starting from the date of May 23, 2014 until June 6, 2014. The data in this study was obtained from the results of the final test cycle I and cycle II. In the first cycle of 28 people who take the test, which completed 13 people, who have not completed 15 people with a percentage of 57.14% completeness. While in the second cycle of 28 people who took the test sisiwa 22 students completed and the 6 people who have not completed the completeness percentage of 78.57%. Based on the description above can be concluded that the study of mathematics is done through an approach Contextual Teaching and Learning (CTL) can improve student learning outcomes. Here researchers suggest to teachers of mathematics in order to use the approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) as one of the alternative to achieve the learning objectives. Keywords: Results Learning Mathematics, Contextual Teaching and Learning 1 beberapa orang siswa saja yang betul- Pendahuluan Pembelajaran matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Keberhasilan belajar matematika akan memberi pengaruh yang besar terhadap pelajaran yang lainnya. ilmu yang lainnya. Selain itu pelajaran matematika yang merupakan suatu ilmu untuk memicu Oleh karena itu matematika dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari Taman KanakKanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan juga Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar dan survei dilapangan baik dengan guru maupun siswa, masih banyak siswa yang tidak tertarik atau tertantang untuk belajar matematika. Masalah ini juga ditemui karena selama ini proses pembelajarn berpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata semester genap siswa kelas VIIc SMPN 4 Solok Selatan masih rendah seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Dari hasil nilai semester terlihat bahwa nilai rata-rata siswa masih rendah dan persentase siswa yang tidak senangnya mencatat dan menghapal tidak memahami konsep, karena siswa tidak terlatih dalam menemukan konsep sendiri. Kenyataannya, memberikan sewaktu soal tuntas masih tinggi. Berdasarkan. Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) yang disusun di Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran matematika adalah 70. Jika dilihat dari jumlah siswa yang tidak tuntas dari 3 kali semester ini menunjukkan > 50 % siswa kelas VIIc belum mencapai KKM. Untuk mengatasi masalah di di SMPN 4 Solok Selatan. Siswa tetapi lainnya SMPN 4 Solok Selatan menetapkan diperguruan tinggi. konsep, yang menunggu soal dibahas oleh guru, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. mengerjakan, mencontoh pekerjaan temannya atau Sebab matematika adalah dasar bagi ilmu- disiplin betul latihan, guru hanya atas, beberapa usaha telah dilakukan guru diantaranya: 1) Sebelum jam pelajaran dimulai memberikan kesempatan kepada siswa jika ada yang ingin menyelesaikan sesuatu, agar tidak meninggalkan kelas 2 sewaktu proses pembelajaran. Membimbing siswa 2) dari permasalahan yang tengah dalam dihadapi. Alternatif penyelesaian yang mengerjakan latihan 3) Memberikan dipilih adalah pendekatan Contextual penghargaan atau pujian pada siswa Teaching and Learning. (CTL). CTL yang tuntas dan bimbingan bagi siswa merupakan salah satu cara yang yang belum tuntas. 4) Memberikan dianggap pekerjaan rumah (PR) yang tidak pembelajaran yang cenderung bersifat terlalu banyak. menghafal, disini siswa diharapkan Usaha–usaha yang sudah pernah dapat untuk mengatasi dapat memhubungkan materi yang dilakukan guru di atas belum dapat dipelajari memberikan perubahan pada hasil dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini belajar siswa secara signifikan. memungkinkan siswa dapat menyerap Untuk itu peneliti dengan dunia nyatanya berusaha makna dalam belajar sehingga jalan mengetahui faktor-faktor penyebab menuju keunggulan akademis yang siswa mengalami kesulitan dalam diharapkan belajar matematika dan mencari solusi terlaksana. pada siswa dapat agar dalam pembelajaran guru mampu Berdasarkan latar belakang yang melibatkan para siswa secara aktif dan telah diuraikan diatas, maka dilakukan membantu siswa untuk mengaitkan penelitian materi Meningkatkan pelajaran dengan konteks dengan kehidupan nyata yang sering dialami Matematika siswa. Sehingga siswa melihat makna Pendekatan konsep-konsep and Learning matematika yang mereka pelajari di sekolah dan dapat memberikan permasalahan penyelesaian sehari-hari dalam kehidupan. judul: Hasil Siswa “Upaya Belajar dengan Contextual Teaching pada Kelas VIIC SMPN 4 Solok Selatan . Berdasarkan masalah yang akan diteliti maka tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar Berdasarkan fenomena diatas matematika siswa dengan pendekatan maka peneliti merasa perlu melakukan CTL di kelas VIIc SMPN 4 Solok suatu tindakan atau penelitian yang Selatan. bertujuan untuk mencari jalan keluar 3 Dalam proses pembelajaran hubungan keterkaitan, yang disebut selama ini, mengajar diumpamakan interaksi sebagai upaya untuk menyampaikan Sardiman (2010: 2) mengemukakan informasi bahan pelajaran kepada bahwa “Interaksi proses pembelajaran siswa, akan tetapi mengajar yang mengandung dimaksud rekayasa kegiatan dari tenaga pengajar yang sosial psikologis yang dilakukan guru melaksanakan tugas mengajar disuatu dengan sengaja guna menciptakan pihak dan warga yang melaksanakan proses belajar pada siswa. Agar siswa kegiatan itu dapat belajar dan belajar lagi, Sedangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran mengemukakan “Pembelajaran meru- yang dirumuskan. pakan upaya untuk membangkitkan adalah upaya Menurut Slameto (2010: 2) proses pembelajaran. suatu belajar arti dipihak Muliyardi belajar”. merupakan suatu proses usaha yang proses yang bertujuan. dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secara Proses (2003:3) mengajar adalah Dalam hubungannya dengan matematika, Nikson dalam Muliyardi keseluruhan sebagai hasil pengalaman (2003:3) itu sendiri dalam interaksi dalam “Pembelajaran lingkungannya”. upaya Berdasarkan hal di atas dapat lain”. inisiatif dan peran aktif siswa dalam juga mengemukakan bahwa “Belajar suatu adanya mengemukakan bahwa matematika membantu siswa adalah untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau disimpulkan bahwa belajar adalah prinsip-prinsip sebuah proses usaha yang dilakukan kemauannya sendiri melalui proses individu untuk memperoleh suatu internalisasi sehingga konsep atau tingkah laku baru secara keseluruhan prinsip Hasil terbangun dengan kembali”. pada Paradigma baru memandang siswa seseorang akan terlihat perkembangan bukan sebagai objek, tetapi siswa atau tingkah laku dari perbuatannya ke menjadi subjek dalam pembelajaran. arah yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Sanjaya (2008:99) “Siswa Selama tidak dianggap sebagai organisme berlangsung pembelajaran itu matematika proses terjadi pembelajaran suatu bentuk yang pasif yang hanya penerima 4 informasi, akan tetapi dipandang Menurut Johnson dalam sebagai organisme yang aktif, yang Rusman (2011:187) Sistem pembe- memiliki potensi untuk berkembang. lajaran kontekstual adalah Sebuah Mereka adalah indivisu yang memiliki proses pendidikan yang bertujuan kemampuan menolong para siswa melihat makna dan potensi”. Guru diharapkan merancang pembelajaran di dalam materi akademik yang matematika sehingga mereka cara kesempatan seluas-luasnya memberikan kepada pelajari dengan menghubungkan subjek-subjek aka- siswa untuk berperan aktif dalam demik membangun konsep secara mandiri kehidupan sehari-hari mereka yakni atau bersama-sama. dengan konteks keadaa pribadi sosial, Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan adalah bahwa dengan konteks dalam budaya mereka pembelajaran Menurut Nurhadi (2004:13) Selama proses pembelajaran pembelajaran (CTL) yaitu: Konsep berlangsung terjadi suatu bentuk belajar dimana guru menghadirkan hubungan keterkaitan, yang disebut dunia interaksi mendorong siswa mebuat hubungan proses Pembelajaran upaya pembelajaran. matematika membantu adalah siswa untuk nyata kedalam dengan penerapannya kehidupan mereka prinsip-prinsip sementara siswa dengan dan antara pengetahuan yang dimilikinya mengkonstruksi konsep-konsep atau matematika kelas dalam sehari-hari memperoleh kemauannya sendiri melalui proses pengetahuan dan keterampilan dari internalisasi sehingga konsep atau konteks terbatas, sedikit, dan dari prinsip proses itu terbangun kembali”. mengkontruksikan sendiri, Paradigma baru memandang siswa sebagai bekal untuk memecahkan bukan sebagai objek, tetapi siswa masalah dalam kehidupannya sebagai menjadi subjek dalam pembelajaran. anggota masyarakat. Pembelajaran CTL yakni Dari definisi di atas dapat membelajarkan siswa sesuai dengan disimpulkan bahwa pembelajaran pengalaman hidup sehari-hari, hal ini kontekstual sesuai dengan pendapat: mengaitkan materi pelajaran dengan diartikan dengan 5 kehidupan sehari-hari yang Berdasarkan pendapat di atas mendorong siswa untuk beraktivitas dapat diketahui bahwa belajar adalah dalam antar suatu proses memperoleh perubahan menerapkannya perilaku melalui pengalaman untuk membuat pengetahuan hubungan dan dalam kehidupan sehari-hari. perkembangan pribadi. Kegiatan belajar merupakan Lembar kerja siswa (LKS) kegiatan yang paling pokok dalam adalah proses pendidikan. Belajar menurut berisikan tugas atau kegiatan yang Slameto (2010:2) adalah suatu proses harus dikerjakan oleh peserta didik. usaha yang dilakukan seseorang untuk Menurut memperoleh suatu perubahan tingkah (2007:171): LKS merupakan panduan laku yang baru secara keseluruhan, bagi sebagai hasil pengalamannya sendiri pekerjaan dalam interaksi dengan lingkunganya. meningkatkan dan memperkuat hasil Menurut Hamalik (2003: 36)“ belajar adalah memperteguh modifikasi kelakuan atau melalui lembaran-lembaran Sumiati siswa belajar. dan untuk tertentu Jenis yang Asra mengerjakan yang pekerjaan dapat yang dimasukan ke dalam LKS dapat berupa pengerjaan soal-soal atau pengalaman, jadi belajar adalah suatu pertanyaan latihan, perintah untuk proses, suatu kegiatan dan bukan suatu mengumpulkan hasil atau tujuan. Selanjutnya menurut sesuatu, Sagala (2011:11) belajar adalah suatu bertujuan mendorong kreativitas dan aktivitas yang dilakukan secara sadar pengembangan imajinasi siswa. dan data, membuat semacamnya yang untuk mendapatkan sejumlah kesan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari yang telah dipelajari. Sardiman merupakan salah satu jenis alat bantu (2010:21) menyatakan bahwa” belajar pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, adalah rangkaian kegiatan jiwa raga 2006: psikofisik merupakan perangkat pembelajaran pribadi menuju manusia perkembangan seutuhnya, 8). Secara umum LKS yang sebagai pelengkap/ sarana pendukung menyangkut unsur cipta, rasa dan pelaksanaan Rencana Pembelajaran karsa. Ranah kognitif, afekif dan (RP). LKS sebaiknya dirancang oleh psikomotor”. guru sendiri sesuai dengan pokok 6 bahasan dan tujuan pembelajarannya bahwa PTK adalah penelitian yang (Lestari, 2006: 19). dilakukan oleh guru di dalam kelasnya kegiatan belajar LKS dalam dapat sendiri melalui refleksi diri dengan dimanfaatkan pada tahap penanaman tujuan untuk memperbaiki kinerjanya konsep (menyampaikan konsep baru) sebagai guru, sehingga hasil belajar atau pada tahap pemahaman konsep siswa menjadi meningkat. (tahap lanjutan mengajar dari penanaman Lokasi penelitian dilaksanakan di konsep), karena LKS dirancang untuk SMPN 4 Kabupaten Solok Selatan. membimbing. Lokasi tersebut peneliti pilih karena Berdasarkan pendapat di atas LKS bisa meningkatkan terhadap mengajar di sekolah itu, yang digunakan untuk didasarkan beberapa pertimbangan, pemahaman siswa diantaranya beberapa orang siswa dengan tidak serius dan bermain-main pada suatu konsep, menggunakan LKS siswa dituntun saat untuk menemukan suatu konsep. LKS Subjek penelitian ini adalah siswa juga dalam kelas VII c SMP N 4 Solok Selatan pembelajaran, dan salah satu alternatif yang berjumlah 28 orang terdiri dari untuk 17 orang siswa laki-laki dan 11 orang merupakan variasi mengaktifkan belajar. Sehingga menjadi lancar, siswa dalam pembelajaran efektif dan menyenangkan. pembelajaran berlangsung, siswa perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian untuk mengumpulkan data, yaitu: 1) Lembar observasi aktivitas Metodologi Penelitian Berdasarkan yaitu untuk tujuan penelitian meningkatkan guru dillakukan untuk mengamati berlangsungnya proses pembelajaran peninglkatan Hasil belajar matematika matematika. Dengan berpedoman siswa dengan pendekatan CTL di pada indikator untuk keberhasilan kelas VIIc SMPN 4 Solok Selatan PTK maka jenis penelitian ini adalah proses pembelajaran yang terjadi. 2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tes Hasil Belajar, Tes digunakan Arikunto (2011:1.4) mengemukakan untuk melihat tingkat keberhasilan yang mengamati bagaimana 7 dalam proses pembelajaran. Pada Hasil penelitian yang peneliti siklus diberikan tes peroleh adalah dengan menggunakan kepada setiap siswa (bukan kelompok) beberapa instrument yang terdiri dari untuk mengukur lembaran observasi aktivitas guru dan kemampuan kognitif siswa secara tes hasil belajar siswa. Observasi individual dalam memahami materi dilaksanakan untuk melihat aktivitas pelajaran yang diberikan. Tes yang guru dan tes hasil belajar dilakukan diberikan kepada siswa adalah tes untuk berbentuk essay. belajar siswa dalam proses belajar, akhir setiap mengetahui dan melihat peningkatan hasil sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Penelitian ini dilaksanakan SMPN 4 Solok Selatan dengan subjek untuk mata pelajaran matematika penelitian siswa kelas VIIc yang dengan kompetensi dasar menghitung berjumlah 28 orang. Pengumpulan keliling dan luas persegi panjang dan data dalam penelitian ini dilakukan persegi serta menggunakannya dalam dengan melaksanakan pembelajaran pemecahan masalah. Untuk kegiatan matematika penelitian melalui pendekatan ini peneliti bertindak Contextual Teaching and Learning sebagai guru dan dibantu oleh seorang (CTL). Penelitian ini dilaksanakan observer yaitu Bapak Ilyaldi guru sebanyak matematika kelas VIIc. 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 Mei 2014 dengan dua kali pertemuan, Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I kemudian dilanjutkan dengan tes hasil belajar siklus I pada tanggal 31 Mei 2014. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Juni 2014, dua kali pertemuan kemudian dilanjutkan degan tes hasil belajar siklus II pada tanggal 6 Juni 2014. Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan observer disetiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil yang doperoleh, menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan pendektan Contextual Teaching and 8 Learning (CTL) secara umum belum siswa terlaksana dengan baik, seperti yang melalui proses pembelajaran dengan dijelaskan dibawah ini : 1) Peneliti pendekatan CTL. belum melaksanakan proses dalam pemecahan masalah Berdasarkan lembar observasi pembelajaran sesuai dengan rencana aktivitas pelaksanaan pembelajaran yang telah pelaksanaan pembelajaran pada siklus dibuat menggunakan II, maka jumlah skor dan persentase pendekatan Contextual Teaching and aktivitas guru dalam melaksanakan Learning (CTL). 2) Peneliti mendapat kegiatan pembelajaran dapat dilihat kesulitan dalam membimbing siswa pada tabel berikut. untuk dengan mengemukakan mengkonstruksi, guru dalam proses idenya, bertanya dan Table 1. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II. menanggapi. 3) Masih banyak siswa yang belum aktif, karena mereka belum merasa terlibat dalam proses pembelajaran kelompok. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka peneliti mencoba kembali pada mengupayakan perencanaan berdasarkan Pertemuan Jumlah skor Persentase I 26 81,25% II 27 84,38% Rata-rata 83,06% perbaikan siklus II, kekurangan-kekurangan yang ditemui pada siklus I. Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran rata-rata 83,06%, jadi sudah bisa Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II dikatakan sangat baik. Hasil belajar siswa pada siklus Data pada siklus II diperoleh II dapat dilihat dari hasil tes siklus II dari pengamatan aktivitas guru dan yang dilaksanakan diakhiri siklus II, hasil Pengamatan diperoleh data jumlah siswa yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas telah tuntas dan rata-rata hasil belajar guru selama proses pembelajaran dan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. tes belajar. tes untuk mengetahui kemampuan 9 Tabel 2.Ketuntasan dan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II Uraian Jumlah Jumlah kelompok. 3) Memberikan reward kepada siswa dengan menjanjikan bahwa hasil yang diperoleh dari siswa 28 mengikuti tes siklus kegiatan yang penelitian Jumlah siswa yang 22 tuntas dilakukan tindakan kelas selama akan menambah nilai pada mata pelajaran matematikanya. Jumlah siswa yang 6 tidak tuntas Namun dalam melakukan penelitian, peneliti juga mengalami Persentase 78,57% ketuntasan Rata-rata nilai tes 74,57 sedikit kendala dalam penerapan pendekatan CTL antara lain: 1) Dalam pembagian kelompok berdasarkan Dari data diatas dapat dikatakan kemampuan akademisnya beberapa bahwa pada umumnya pendekatan orang siswa protes, dia tidak mau CTL digunakan untuk bergabung dalam hasil belajar siswa temannya tidak disukai, namun setelah dengan perolehan nilai rata-rata 74,57. diberikan pemahaman tentang tujuan dapat meningkatkan kelompok yang dari pembentukan kelompok belajar Pembahasan terebut Setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ternyata hasil belajar siswa meningkat dari sklus I ke sikus II. Menurut peneliti, peningkatan tersebut faktor ditunjang antara oleh lain: 1) beberapa Melalui pendekatan CTL siswa diarahkan pada proses penemuan konsep bukan menghapal konsep. 2) Pemakaian LKS dalam pelaksanaan diskusi barulah memahami siswa dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2) Pada saat diskusi berlangsung diantara siswa ada yang berbicara, berjalan ke kelompok yang lain. Upaya yang dilakukan adalah nilai kelompok akan dikurangi. 3) Peneliti belum maksimal dalam melakukan pengelolaan kelas dikarenakan jumlah siswa terlalu banyak yaitu 28 orang. Meskipun dalam penelitian ini terdapat kendala-kendala yang sulit 10 dihindari akan tetapi secara umum siswa dengan teknik dan pendekatan penerapan yang berbeda. pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan tes hasil belajar akhir dapat pembelajaran disimpulkan dengan dapat pendekatan meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 63 naik menjadi 74,57. Berdasarkan temuan penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) hendaknya digunakan sebagai pembelajaran alternatif untuk mengajarkan matematika di SMP. 2) Sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran CTL ini, guru perlu mengubah kebiasaan Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) Daftar Rujukan mengajarnya Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistim. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayah, dan Sigiarto. 2006. WorkShop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika Lestari, L.P. 2006. Keefektifan Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar matematika Muliyardi. 2003. Strategi Belajar Matematika. Padang: FMIPA. Nurhadi. 2004. Pendekatan Kontekstual dan Pendekatannya dalam KBK. Malang. yang selama ini lebih didominasi oleh penyampaian informasi didepan kelas (pembelajaran yang berpusat kepada guru), menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 3) Diiharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih mendalam tentang hasil belajar Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 11 Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.