UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING PADA KELAS VII c SMPN 4
SOLOK SELATAN
1
Dezmi1, Syukma Netti1, Fazri Zuzano 1
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universita Bung Hatta
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to improve students' mathematics learning outcomes SMP VIIc
grade 4 South Solok, through the approach of Contextual Teaching and Learning
(CTL). hypothesis of this study is "learning CTL approach can improve learning
outcomes VIIc grade math students SMP 4 Solok Selatan. This research is the
subject of a class action research study SMP fourth grade students VIIc South
Solok totaling 28 people, consisting of two cycles are carried out starting from the
date of May 23, 2014 until June 6, 2014. The data in this study was obtained from
the results of the final test cycle I and cycle II. In the first cycle of 28 people who
take the test, which completed 13 people, who have not completed 15 people with
a percentage of 57.14% completeness. While in the second cycle of 28 people
who took the test sisiwa 22 students completed and the 6 people who have not
completed the completeness percentage of 78.57%. Based on the description
above can be concluded that the study of mathematics is done through an
approach Contextual Teaching and Learning (CTL) can improve student learning
outcomes. Here researchers suggest to teachers of mathematics in order to use the
approach of Contextual Teaching and Learning (CTL) as one of the alternative to
achieve the learning objectives.
Keywords: Results Learning Mathematics, Contextual Teaching and
Learning
1
beberapa orang siswa saja yang betul-
Pendahuluan
Pembelajaran
matematika
memegang peranan penting dalam
dunia
pendidikan.
Keberhasilan
belajar matematika akan memberi
pengaruh
yang
besar
terhadap
pelajaran
yang
lainnya.
ilmu yang lainnya. Selain itu pelajaran
matematika yang merupakan suatu
ilmu
untuk
memicu
Oleh
karena
itu
matematika dipelajari di setiap jenjang
pendidikan mulai dari Taman KanakKanak
(TK)
sampai
Sekolah
Menengah Atas (SMA), bahkan juga
Berdasarkan
pengalaman
penulis selama mengajar dan survei
dilapangan baik dengan guru maupun
siswa, masih banyak siswa yang tidak
tertarik atau tertantang untuk belajar
matematika. Masalah ini juga ditemui
karena selama ini proses pembelajarn
berpusat pada guru.
Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata semester genap siswa kelas
VIIc SMPN 4 Solok Selatan masih
rendah seperti yang terlihat pada tabel
dibawah ini.
Dari hasil nilai semester terlihat
bahwa nilai rata-rata siswa masih
rendah dan persentase siswa yang
tidak
senangnya mencatat dan menghapal
tidak
memahami
konsep, karena siswa tidak terlatih
dalam menemukan konsep sendiri.
Kenyataannya,
memberikan
sewaktu
soal
tuntas
masih
tinggi.
Berdasarkan. Kurikulum Tingkat Satu
Pendidikan (KTSP) yang disusun di
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
untuk pelajaran matematika adalah 70.
Jika dilihat dari jumlah siswa yang
tidak tuntas dari 3 kali semester ini
menunjukkan > 50 % siswa kelas VIIc
belum mencapai KKM.
Untuk mengatasi masalah di
di SMPN 4 Solok Selatan. Siswa
tetapi
lainnya
SMPN 4 Solok Selatan menetapkan
diperguruan tinggi.
konsep,
yang
menunggu soal dibahas oleh guru,
penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
mengerjakan,
mencontoh pekerjaan temannya atau
Sebab
matematika adalah dasar bagi ilmu-
disiplin
betul
latihan,
guru
hanya
atas, beberapa usaha telah dilakukan
guru diantaranya: 1) Sebelum jam
pelajaran
dimulai
memberikan
kesempatan kepada siswa jika ada
yang ingin menyelesaikan sesuatu,
agar
tidak
meninggalkan
kelas
2
sewaktu
proses
pembelajaran.
Membimbing
siswa
2)
dari
permasalahan
yang
tengah
dalam
dihadapi. Alternatif penyelesaian yang
mengerjakan latihan 3) Memberikan
dipilih adalah pendekatan Contextual
penghargaan atau pujian pada siswa
Teaching and Learning. (CTL). CTL
yang tuntas dan bimbingan bagi siswa
merupakan salah satu cara yang
yang belum tuntas. 4) Memberikan
dianggap
pekerjaan rumah (PR) yang tidak
pembelajaran yang cenderung bersifat
terlalu banyak.
menghafal, disini siswa diharapkan
Usaha–usaha yang sudah pernah
dapat
untuk
mengatasi
dapat memhubungkan materi yang
dilakukan guru di atas belum dapat
dipelajari
memberikan perubahan pada hasil
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
belajar siswa secara signifikan.
memungkinkan siswa dapat menyerap
Untuk
itu
peneliti
dengan
dunia
nyatanya
berusaha
makna dalam belajar sehingga jalan
mengetahui faktor-faktor penyebab
menuju keunggulan akademis yang
siswa mengalami kesulitan dalam
diharapkan
belajar matematika dan mencari solusi
terlaksana.
pada
siswa
dapat
agar dalam pembelajaran guru mampu
Berdasarkan latar belakang yang
melibatkan para siswa secara aktif dan
telah diuraikan diatas, maka dilakukan
membantu siswa untuk mengaitkan
penelitian
materi
Meningkatkan
pelajaran
dengan
konteks
dengan
kehidupan nyata yang sering dialami
Matematika
siswa. Sehingga siswa melihat makna
Pendekatan
konsep-konsep
and Learning
matematika
yang
mereka pelajari di sekolah dan dapat
memberikan
permasalahan
penyelesaian
sehari-hari
dalam
kehidupan.
judul:
Hasil
Siswa
“Upaya
Belajar
dengan
Contextual
Teaching
pada Kelas VIIC
SMPN 4 Solok Selatan .
Berdasarkan masalah yang akan
diteliti maka tujuan penelitian adalah
untuk meningkatkan
hasil belajar
Berdasarkan fenomena diatas
matematika siswa dengan pendekatan
maka peneliti merasa perlu melakukan
CTL di kelas VIIc SMPN 4 Solok
suatu tindakan atau penelitian yang
Selatan.
bertujuan untuk mencari jalan keluar
3
Dalam proses pembelajaran
hubungan keterkaitan, yang disebut
selama ini, mengajar diumpamakan
interaksi
sebagai upaya untuk menyampaikan
Sardiman (2010: 2) mengemukakan
informasi bahan pelajaran kepada
bahwa “Interaksi proses pembelajaran
siswa, akan tetapi mengajar yang
mengandung
dimaksud
rekayasa
kegiatan dari tenaga pengajar yang
sosial psikologis yang dilakukan guru
melaksanakan tugas mengajar disuatu
dengan sengaja guna menciptakan
pihak dan warga yang melaksanakan
proses belajar pada siswa. Agar siswa
kegiatan
itu dapat belajar dan belajar lagi,
Sedangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
mengemukakan “Pembelajaran meru-
yang dirumuskan.
pakan upaya untuk membangkitkan
adalah
upaya
Menurut Slameto (2010: 2)
proses
pembelajaran.
suatu
belajar
arti
dipihak
Muliyardi
belajar”.
merupakan suatu proses usaha yang
proses yang bertujuan.
dilakukan individu untuk memperoleh
tingkah
laku
baru
secara
Proses
(2003:3)
mengajar
adalah
Dalam hubungannya dengan
matematika, Nikson dalam Muliyardi
keseluruhan sebagai hasil pengalaman
(2003:3)
itu sendiri dalam interaksi dalam
“Pembelajaran
lingkungannya”.
upaya
Berdasarkan hal di atas dapat
lain”.
inisiatif dan peran aktif siswa dalam
juga mengemukakan bahwa “Belajar
suatu
adanya
mengemukakan
bahwa
matematika
membantu
siswa
adalah
untuk
mengkonstruksi konsep-konsep atau
disimpulkan bahwa belajar adalah
prinsip-prinsip
sebuah proses usaha yang dilakukan
kemauannya sendiri melalui proses
individu untuk memperoleh suatu
internalisasi sehingga konsep atau
tingkah laku baru secara keseluruhan
prinsip
Hasil
terbangun
dengan
kembali”.
pada
Paradigma baru memandang siswa
seseorang akan terlihat perkembangan
bukan sebagai objek, tetapi siswa
atau tingkah laku dari perbuatannya ke
menjadi subjek dalam pembelajaran.
arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Sanjaya (2008:99) “Siswa
Selama
tidak dianggap sebagai organisme
berlangsung
pembelajaran
itu
matematika
proses
terjadi
pembelajaran
suatu
bentuk
yang pasif yang hanya penerima
4
informasi,
akan
tetapi
dipandang
Menurut
Johnson
dalam
sebagai organisme yang aktif, yang
Rusman (2011:187) Sistem pembe-
memiliki potensi untuk berkembang.
lajaran kontekstual adalah Sebuah
Mereka adalah indivisu yang memiliki
proses pendidikan yang bertujuan
kemampuan
menolong para siswa melihat makna
dan
potensi”.
Guru
diharapkan merancang pembelajaran
di dalam materi akademik
yang
matematika
sehingga
mereka
cara
kesempatan
seluas-luasnya
memberikan
kepada
pelajari
dengan
menghubungkan subjek-subjek aka-
siswa untuk berperan aktif dalam
demik
membangun konsep secara mandiri
kehidupan sehari-hari mereka yakni
atau bersama-sama.
dengan konteks keadaa pribadi sosial,
Berdasarkan hal diatas dapat
disimpulkan
adalah
bahwa
dengan
konteks
dalam
budaya mereka
pembelajaran
Menurut Nurhadi (2004:13)
Selama proses pembelajaran
pembelajaran (CTL) yaitu: Konsep
berlangsung
terjadi
suatu
bentuk
belajar dimana guru menghadirkan
hubungan keterkaitan, yang disebut
dunia
interaksi
mendorong siswa mebuat hubungan
proses
Pembelajaran
upaya
pembelajaran.
matematika
membantu
adalah
siswa
untuk
nyata
kedalam
dengan
penerapannya
kehidupan
mereka
prinsip-prinsip
sementara
siswa
dengan
dan
antara pengetahuan yang dimilikinya
mengkonstruksi konsep-konsep atau
matematika
kelas
dalam
sehari-hari
memperoleh
kemauannya sendiri melalui proses
pengetahuan dan keterampilan dari
internalisasi sehingga konsep atau
konteks terbatas, sedikit, dan dari
prinsip
proses
itu
terbangun
kembali”.
mengkontruksikan
sendiri,
Paradigma baru memandang siswa
sebagai bekal untuk memecahkan
bukan sebagai objek, tetapi siswa
masalah dalam kehidupannya sebagai
menjadi subjek dalam pembelajaran.
anggota masyarakat.
Pembelajaran
CTL
yakni
Dari definisi di atas dapat
membelajarkan siswa sesuai dengan
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
pengalaman hidup sehari-hari, hal ini
kontekstual
sesuai dengan pendapat:
mengaitkan materi pelajaran dengan
diartikan
dengan
5
kehidupan
sehari-hari
yang
Berdasarkan pendapat di atas
mendorong siswa untuk beraktivitas
dapat diketahui bahwa belajar adalah
dalam
antar
suatu proses memperoleh perubahan
menerapkannya
perilaku melalui pengalaman untuk
membuat
pengetahuan
hubungan
dan
dalam kehidupan sehari-hari.
perkembangan pribadi.
Kegiatan belajar merupakan
Lembar kerja siswa (LKS)
kegiatan yang paling pokok dalam
adalah
proses pendidikan. Belajar menurut
berisikan tugas atau kegiatan yang
Slameto (2010:2) adalah suatu proses
harus dikerjakan oleh peserta didik.
usaha yang dilakukan seseorang untuk
Menurut
memperoleh suatu perubahan tingkah
(2007:171): LKS merupakan panduan
laku yang baru secara keseluruhan,
bagi
sebagai hasil pengalamannya sendiri
pekerjaan
dalam interaksi dengan lingkunganya.
meningkatkan dan memperkuat hasil
Menurut Hamalik (2003: 36)“
belajar
adalah
memperteguh
modifikasi
kelakuan
atau
melalui
lembaran-lembaran
Sumiati
siswa
belajar.
dan
untuk
tertentu
Jenis
yang
Asra
mengerjakan
yang
pekerjaan
dapat
yang
dimasukan ke dalam LKS dapat
berupa
pengerjaan
soal-soal
atau
pengalaman, jadi belajar adalah suatu
pertanyaan latihan, perintah untuk
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
mengumpulkan
hasil atau tujuan. Selanjutnya menurut
sesuatu,
Sagala (2011:11) belajar adalah suatu
bertujuan mendorong kreativitas dan
aktivitas yang dilakukan secara sadar
pengembangan imajinasi siswa.
dan
data,
membuat
semacamnya
yang
untuk mendapatkan sejumlah kesan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
dari yang telah dipelajari. Sardiman
merupakan salah satu jenis alat bantu
(2010:21) menyatakan bahwa” belajar
pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto,
adalah rangkaian kegiatan jiwa raga
2006:
psikofisik
merupakan perangkat pembelajaran
pribadi
menuju
manusia
perkembangan
seutuhnya,
8).
Secara
umum
LKS
yang
sebagai pelengkap/ sarana pendukung
menyangkut unsur cipta, rasa dan
pelaksanaan Rencana Pembelajaran
karsa. Ranah kognitif, afekif dan
(RP). LKS sebaiknya dirancang oleh
psikomotor”.
guru sendiri sesuai dengan pokok
6
bahasan dan tujuan pembelajarannya
bahwa PTK adalah penelitian yang
(Lestari,
2006: 19).
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
kegiatan
belajar
LKS dalam
dapat
sendiri melalui refleksi diri dengan
dimanfaatkan pada tahap penanaman
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
konsep (menyampaikan konsep baru)
sebagai guru, sehingga hasil belajar
atau pada tahap pemahaman konsep
siswa menjadi meningkat.
(tahap
lanjutan
mengajar
dari
penanaman
Lokasi penelitian dilaksanakan di
konsep), karena LKS dirancang untuk
SMPN 4 Kabupaten Solok Selatan.
membimbing.
Lokasi tersebut peneliti pilih karena
Berdasarkan pendapat di atas
LKS
bisa
meningkatkan
terhadap
mengajar
di
sekolah
itu,
yang
digunakan
untuk
didasarkan beberapa pertimbangan,
pemahaman
siswa
diantaranya beberapa orang siswa
dengan
tidak serius dan bermain-main pada
suatu
konsep,
menggunakan LKS siswa dituntun
saat
untuk menemukan suatu konsep. LKS
Subjek penelitian ini adalah siswa
juga
dalam
kelas VII c SMP N 4 Solok Selatan
pembelajaran, dan salah satu alternatif
yang berjumlah 28 orang terdiri dari
untuk
17 orang siswa laki-laki dan 11 orang
merupakan
variasi
mengaktifkan
belajar.
Sehingga
menjadi
lancar,
siswa
dalam
pembelajaran
efektif
dan
menyenangkan.
pembelajaran
berlangsung,
siswa perempuan.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan
beberapa
instrument
penelitian untuk mengumpulkan data,
yaitu: 1) Lembar observasi aktivitas
Metodologi Penelitian
Berdasarkan
yaitu
untuk
tujuan
penelitian
meningkatkan
guru
dillakukan untuk mengamati
berlangsungnya proses pembelajaran
peninglkatan Hasil belajar matematika
matematika.
Dengan
berpedoman
siswa dengan pendekatan CTL di
pada indikator untuk keberhasilan
kelas VIIc SMPN 4 Solok Selatan
PTK
maka
jenis penelitian ini adalah
proses pembelajaran yang terjadi. 2)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Tes Hasil Belajar, Tes digunakan
Arikunto (2011:1.4) mengemukakan
untuk melihat tingkat keberhasilan
yang mengamati bagaimana
7
dalam proses pembelajaran.
Pada
Hasil penelitian yang peneliti
siklus diberikan tes
peroleh adalah dengan menggunakan
kepada setiap siswa (bukan kelompok)
beberapa instrument yang terdiri dari
untuk
mengukur
lembaran observasi aktivitas guru dan
kemampuan kognitif siswa secara
tes hasil belajar siswa. Observasi
individual dalam memahami materi
dilaksanakan untuk melihat aktivitas
pelajaran yang diberikan. Tes yang
guru dan tes hasil belajar dilakukan
diberikan kepada siswa adalah tes
untuk
berbentuk essay.
belajar siswa dalam proses belajar,
akhir
setiap
mengetahui
dan
melihat
peningkatan
hasil
sesuai dengan indicator yang telah
ditetapkan.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Penelitian
ini
dilaksanakan
SMPN 4 Solok Selatan dengan subjek
untuk mata pelajaran matematika
penelitian siswa kelas VIIc yang
dengan kompetensi dasar menghitung
berjumlah 28 orang. Pengumpulan
keliling dan luas persegi panjang dan
data dalam penelitian ini dilakukan
persegi serta menggunakannya dalam
dengan melaksanakan pembelajaran
pemecahan masalah. Untuk kegiatan
matematika
penelitian
melalui
pendekatan
ini
peneliti
bertindak
Contextual Teaching and Learning
sebagai guru dan dibantu oleh seorang
(CTL). Penelitian ini dilaksanakan
observer yaitu Bapak Ilyaldi guru
sebanyak
matematika kelas VIIc.
2
siklus.
Siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24
Mei 2014 dengan dua kali pertemuan,
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Siklus I
kemudian dilanjutkan dengan tes hasil
belajar siklus I pada tanggal 31 Mei
2014. Siklus II dilaksanakan
pada
tanggal 3 dan 4 Juni 2014, dua kali
pertemuan
kemudian
dilanjutkan
degan tes hasil belajar siklus II pada
tanggal 6 Juni 2014.
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan
observer disetiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
hasil yang doperoleh, menunjukkan
bahwa proses pembelajaran dengan
pendektan Contextual Teaching and
8
Learning (CTL) secara umum belum
siswa
terlaksana dengan baik, seperti yang
melalui proses pembelajaran dengan
dijelaskan dibawah ini : 1) Peneliti
pendekatan CTL.
belum
melaksanakan
proses
dalam
pemecahan
masalah
Berdasarkan lembar observasi
pembelajaran sesuai dengan rencana
aktivitas
pelaksanaan pembelajaran yang telah
pelaksanaan pembelajaran pada siklus
dibuat
menggunakan
II, maka jumlah skor dan persentase
pendekatan Contextual Teaching and
aktivitas guru dalam melaksanakan
Learning (CTL). 2) Peneliti mendapat
kegiatan pembelajaran dapat dilihat
kesulitan dalam membimbing siswa
pada tabel berikut.
untuk
dengan
mengemukakan
mengkonstruksi,
guru
dalam
proses
idenya,
bertanya
dan
Table 1.
Hasil observasi aktivitas
guru pada siklus II.
menanggapi. 3) Masih banyak siswa
yang belum aktif, karena mereka
belum merasa terlibat dalam proses
pembelajaran kelompok.
Untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik, maka peneliti mencoba
kembali
pada
mengupayakan
perencanaan
berdasarkan
Pertemuan
Jumlah
skor
Persentase
I
26
81,25%
II
27
84,38%
Rata-rata
83,06%
perbaikan
siklus
II,
kekurangan-kekurangan
yang ditemui pada siklus I.
Dari tabel di atas dapat dilihat
persentase
aktivitas
guru
dalam
melaksanakan proses pembelajaran
rata-rata 83,06%, jadi sudah bisa
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Siklus II
dikatakan sangat baik.
Hasil belajar siswa pada siklus
Data pada siklus II diperoleh
II dapat dilihat dari hasil tes siklus II
dari pengamatan aktivitas guru dan
yang dilaksanakan diakhiri siklus II,
hasil
Pengamatan
diperoleh data jumlah siswa yang
dilakukan untuk mengetahui aktivitas
telah tuntas dan rata-rata hasil belajar
guru selama proses pembelajaran dan
dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
tes
belajar.
tes untuk mengetahui kemampuan
9
Tabel 2.Ketuntasan dan rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus II
Uraian
Jumlah
Jumlah
kelompok. 3) Memberikan reward
kepada siswa dengan menjanjikan
bahwa hasil yang diperoleh dari
siswa
28
mengikuti tes siklus
kegiatan
yang
penelitian
Jumlah siswa yang
22
tuntas
dilakukan
tindakan
kelas
selama
akan
menambah nilai pada mata pelajaran
matematikanya.
Jumlah siswa yang
6
tidak tuntas
Namun
dalam
melakukan
penelitian, peneliti juga mengalami
Persentase
78,57%
ketuntasan
Rata-rata nilai tes
74,57
sedikit
kendala
dalam
penerapan
pendekatan CTL antara lain: 1) Dalam
pembagian
kelompok
berdasarkan
Dari data diatas dapat dikatakan
kemampuan akademisnya beberapa
bahwa pada umumnya pendekatan
orang siswa protes, dia tidak mau
CTL
digunakan
untuk
bergabung dalam
hasil belajar
siswa
temannya tidak disukai, namun setelah
dengan perolehan nilai rata-rata 74,57.
diberikan pemahaman tentang tujuan
dapat
meningkatkan
kelompok yang
dari pembentukan kelompok belajar
Pembahasan
terebut
Setelah dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ternyata hasil
belajar siswa meningkat dari sklus I ke
sikus II.
Menurut peneliti, peningkatan
tersebut
faktor
ditunjang
antara
oleh
lain:
1)
beberapa
Melalui
pendekatan CTL siswa diarahkan pada
proses
penemuan
konsep
bukan
menghapal konsep. 2) Pemakaian
LKS
dalam
pelaksanaan
diskusi
barulah
memahami
siswa
dan
dapat
mengikuti
pembelajaran dengan baik. 2) Pada
saat
diskusi
berlangsung
diantara
siswa ada yang berbicara, berjalan ke
kelompok yang lain. Upaya yang
dilakukan adalah nilai kelompok akan
dikurangi. 3) Peneliti belum maksimal
dalam melakukan pengelolaan kelas
dikarenakan
jumlah
siswa
terlalu
banyak yaitu 28 orang.
Meskipun dalam penelitian ini
terdapat kendala-kendala yang sulit
10
dihindari akan tetapi secara umum
siswa dengan teknik dan pendekatan
penerapan
yang berbeda.
pembelajaran
dengan
pendekatan Contextual Teaching and
Learning ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan tes hasil belajar
akhir
dapat
pembelajaran
disimpulkan
dengan
dapat
pendekatan
meningkatkan
hasil
belajar siswa dari nilai rata-rata 63
naik menjadi 74,57.
Berdasarkan temuan penelitian
ini disarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1)
Pembelajaran
dengan
pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) hendaknya digunakan
sebagai pembelajaran alternatif untuk
mengajarkan matematika di SMP. 2)
Sebelum
menerapkan
pendekatan
pembelajaran CTL ini, guru perlu
mengubah
kebiasaan
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta
bahwa
Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Daftar Rujukan
mengajarnya
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistim. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hidayah,
dan
Sigiarto.
2006.
WorkShop
Pendidikan
Matematika 2.
Semarang:
Jurusan Matematika
Lestari, L.P. 2006. Keefektifan
Pembelajaran
dengan
Penggunaan Alat Peraga dan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
terhadap
hasil
belajar
matematika
Muliyardi. 2003. Strategi Belajar
Matematika. Padang: FMIPA.
Nurhadi.
2004.
Pendekatan
Kontekstual dan Pendekatannya
dalam KBK. Malang.
yang selama ini lebih didominasi oleh
penyampaian informasi didepan kelas
(pembelajaran yang berpusat kepada
guru), menjadi pembelajaran yang
berpusat kepada siswa dan guru
bertindak sebagai fasilitator dalam
pembelajaran. 3) Diiharapkan kepada
peneliti selanjutnya untuk meneliti
lebih mendalam tentang hasil belajar
Rusman.
2011.
Model-Model
Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sagala. 2011. Konsep dan Makna
Pembelajaran.
Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sanjaya,
W.
2008.
Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
11
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sumiati dan Asra. 2007. Metode
Pembelajaran. Bandung : CV.
Wacana Prima.
Download