Donovanosis V.S Organ Reproduksi Calymmatobacterium granulomatis Bakteri Calymmatobacterium granulomatis memang jarang terdengar namanya dalam dunia mikrobiologi. Namun, bakteri ini juga perlu mendapatkan “perhatian” khusus karena dapat meyebabkan penyakit di organ reproduksi kita ketika bakteri ini “singgah” di daerah kelamin kita. Bakteri ini menyebabkan penyakit Granuloma inguinale atau Granuloma venereum atau lebih dikenal dengan nama penyakit Donovanosis. History (Sejarah) Granuloma inguinale atau Granuloma venereum atau Donovanosis pertama kali dijelaskan oleh McLeod dari India pada tahun 1882. Namun, penyakit ini ’disahkan’ dan lebih dikenal masyarakat umum ketika dijelaskan oleh Donovan pada tahun 1905. Bahkan pada saat itu, bakteri ini menyerang dan menginfeksi tubuh Donovan. Nama Calymmatobacterium granulomatis merupakan nama original (asli) dari Aragao dan Vianna pada tahun 1913. Kemudian pada tahun 1945 Anderson, de Monbreun, dan Goodpasture melakukan isolasi bakteri ini dengan cara menanamnya dalam embrio anak ayam pada kuning telur. Kemudian mereka menamai bakteri ini Donovania granulomatis. Namun, nama bakteri yang dipakai adalah nama yang lebih awal muncul. Sehingga nama Calymmatobacterium granulomatis mendapat prioritas dan digunakan sampai saat ini. Klasifikasi Calymmatobacterium granulomatis oleh bangsa Yunani disebut Klebsiella granulomatis, di mana berasal dari kata kalymma yang artinya ’tudung’ atau ’peci’ yang menunjukan pada bentuk luka yang disebabkan oleh bakteri ini. Nama granulomatis didapat dari bentuk luka yang ditimbukan oleh bakteri ini mirip granul (butir-butir). Sekarang ini bakteri in berada di dalam genus Klebsiella, di mana membawa perubahan yang drastis dalam taksonominya. Hal ini dikarenakan pada determinasi bakteri menggunakan metode kolorimetri Calymmatobacterium granulomatis menunjukan 99% kemiripan dengan organisme lain yang berada pada genus Klebsiella. Taksonomi dari Calymmatobacterium granulomatis Kingdom = Bacteria Phylum = Proteobacteria Class = Gamma Proteobacteria Order = Enterobacteriales Family = Enterobacteriaceae Genus = Calymmatobacterium atau Klebsiella Species = Granulomatis Morfologi Calymmatobacterium granulomatis merupakan bakteri berbentuk batang (kapsul). Memiliki panjang sekitar 1-1.5 mikrometer dan memiliki lebar sekitar 0.1 mikrometer. Calymmatobacterium granulomatis merupakan bakteri non-motil (diam) dan termasuk jenis bakteri gram negative, dimana dinding sel dan membrannya memiliki lapisan luar, berupa lipopolisakarida yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik). Pada gambar terlihat bakteri Calymmatobacterium berwarna ungu granulomatis dengan teknik pengecatan Wright-Giemsa http://images.google.com/imgres?imgurl=http://aapredbook.aappublications.org/week/048_30.jpg Donovanosis Donovanosis disebut juga Granuloma inguinale atau Granuloma venereum, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Calymmatobacterium granulomatis. Donovanosis sering tidak terdeteksi pada saat melakukan tes kesehatan. Penyakit ini biasanya ditemui pada daerah yang tropis dan subtropis. Donovanosis memiliki karakteristik yaitu luka yang perih pada daerah genital. Pria memiliki kemungkinan lebih besar terjangkit penyakit ini di bandingkan dengan wanita, di mana kebanyakan orang tersebut berumur sekitar 20 - 40 tahun. Penyakit Donovanosis jarang ditemukan pada anak-anak atau yang seumuran (sekitar 5-10tahun). Penularan penyakit ini kebanyakan dikarenakan melakukan anal intercourse (berhubungan intim melalui anus). Sehingga 50% wanita atau pria yang terkena infeksi bakteri ini mengalami luka yang perih pada daerah anus. Gejala dan Diagnosis Gejala terkena penyakit ini akan muncul setelah 10 - 40 hari terinfeksi bakteri Calymmatobacterium granulomatis yang ditandai dengan munculnya nodul subkutan yang berdaging (benjolan-benjolan) yang akan membentuk luka di kulit pada bagian kemaluan yang akan menyebar. Infeksi bakteri akan berlanjut hingga merusak dan menghancurkan jaringan yang bisa menyebabkan kerusakan berat pada organ-organ kemaluan. o Pada lelaki luka dapat terjadi di daerah anus, penis, srotum (buah zakar), dan atau pada glans (kepala/ujung penis). o Pada wanita luka dapat terjadi di daerah anus, bibir vagina (labia minora), dinding vagina, jaringan lemak di bagian luar vagina (mons veneris), dan atau pada leher rahim (cervix). Diagnosis penyakit ini didahului dengan melihat kehidupan sexual dari pasien. Pada diagnosis penyakit ini, para dokter biasanya hanya melihat daerah sekitar organ reproduksi atau anus. Namun, ada baiknya diagnosis dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari tubuh pasien untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Jaringan yang diambil tersebut nantinya akan diamati dengan metode pewarnaan WrightGiemsa supaya sel bakteri lebih terlihat dan lebih akurat. Pengobatan Pengobatan harus segera dilakuakan ketika pasien sudah menunjukan gejala penyakit Donovanosis. Pengobatan yang dapat dilakuakan diantaranya adalah : **Antibiotik terapi 1. Trimethoprim/sulfamethoxazole (Bactrim IV, Bactrim SS, Bactrim DS, Septra) Sulfamethoxazole mencegah terjadinya sintesis asam dihidrofilik, sehingga mencegah terbentuknya asam tetrahidrofilik. 2. Doxycycline (Adoxa, Doryx, Vibramycin, Periostat) Doxycycline menghambat terjadinya sintesis protein, sehingga mencegah terbentuknya ikatan 30S dan 50S ribosom yang akan berpengaruh bagi pertumbuhan bakteri. 3. Ciprofloxacin (Cipro) Ciprofloxacin akan menghambat terbentuknya enzim topoisomerase II (DNA gyrase) dan topoisomerase IV, sehingga pada sel bakteri tidak terjadi transkripsi DNA, translasi, serta piñata-ulangan DNA. 4. Erythromycin (E-Mycin, Ery-Tab, Eryc) Erythromycin menghambat sintesis protein dalam pembentukan ikatan 50S ribosom yang akan mencegah pertumbuhan dari bakteri. 5. Azithromycin (Zithromax) Azithromycin akan menghambat sintesis protein dalam pembentukan ikatan 50S ribosom yang akan mencegah pertumbuhan dari bakteri. **Parenteral terapi Parenteral terapi dilakukan ketika luka atau penyakit tidak menunjukan perubahan (tidak ada kemajuan). Parenteral terapi ini dilakukan dengan penambahan Aminoglycoside (Gentamicin, 1 mg/kg IV q8h) Pencegahan a. Menjaga kesehatan dan kebersihat alat kelamin dan daerah sekitarnya b. Safe sex (sex yang aman) c. Hindari berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim d. Melakukan pemeriksaan rutin, untuk mengetahui tingkat kesehatan Daftar Pustaka - Jawetz. E , Melnick & Adelberg,1996, Microbiologi Kedokteran, edisi 20, EGC, Jakarta. - Topley & Wilson, Mikrobiology and Microbial Infections, 9th edition, Oxford University Press, New York. - Herman M.J., 1997, Bakteri, Klamidia dan Mikoplasma pada Penyakit Hubungan Seksual (Farmakologi dan Terapi Obat), http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10BakteriKlamidiadanMikoplasma11 7.pdf/10BakteriKlamidiadanMikoplasma117.html - Anonim,2007, http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=in dex&req=getit&lid=870. - Anonim, 2008, Donovanosis http://en.wikipedia.org/wiki/Donovanosis - Clara-Dina Cokonis, MD,2007, Granuloma Inguinale (Donovanosis) http://www.emedicine.com/DERM/topic172.htm - Anonim,2008, Donovanosis http://www.skin-disorders.net/diseases/donovanosis.html - Anonim, 2008, Granuloma Inguinale http://foralsa.wordpress.com/category/kesehatan/