( cairan efusi) ya

advertisement
BAB VII
SITOLOGI
A. PENDAHULUAN
Topik kuliah Sitologi membahas tentang cairan tubuh ( cairan efusi) yang ditinjau dari
segi fisik maupun pemeriksaan sel-sel yang terdapat dalam cairan tubuh. Topik ini
membahas tentang perbcdaan patologis dari berbagai macam cairan tubuh akibat adanya
suatu ganggu.an tubiih, antara lain pengertian tentang transudat, eksudat, efusi hemoragi
dan perbedaannya dengan sel-sel akibat pertumbuhan tumor. Pokok bahasan kuliah ini
secara umum dapat digunakan untuk membantu mahasiswa memahami gangguan penyakit
yang menyebabkan terakumulasinya cairan tubuh dalam suatu jaringan.
Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam dua kali tatap muka
(kurang lebih 2 jam). Setelah mengikuti pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami
perbedaan
sel-sel
yang
ditimbulkan
akibat
gangguan
penyakit
yang
menimbulkan cairan efusi, sehingga mahasiswa dapat membedakan agen penyebab atau
sumber penyebab gangguan tersebut.
Universitas Gadjah Mada
1
B. PENYAJIAN
CAIRAN EFUSI TUBUH
Parameter untuk evaluasi cairan tubuh
A. Sifat-sifat fisik dan kimia
1. Volume
2. Warna
3. Transparasi
4. Kadar protein
5. Kadar zat-zat lain dapat digunakan untuk mendukung diagnosis misalnya bilirubin,
ureum (BUN), globulin, dan sebagainya
B. Sifat sel dalam cairan tubuh
1. Jumlah total sel yang berinti
-
Teknik penghitungan seperti pada penghitungan leukosit
-
Penghitungan bisa terjadi kesalahan karena adanya sel-sel yang menggumpal
dan terfragmentasi (sering terdapat dalam cairan efusi)
2. Marfologi dan diferensiasi sel
-
Digunakan preparat apus langsung
-
Preparat apus digunakan sedimen setelah cairan disentrifuse
3. Pengecatan Gram atau dibuat perbenihan untuk deteksi adanya bakteri
Sel-sel yang sering dijumpai dalam cairan efusi
A. Sel mesotelial
1. Merupakan sel yang melapisi ruangan pleura, perikardium, peritoneum
2. Selama cairan berakumulasi, sel mesoteliaf mengalami hipertrofi dan hiperplasi
3. Ada 2 macam sel mesotelial:
a. Sel mesotelial reaktif:
-
ukuran besar (12- 30 µ)
-
sitoplasma biru tajam
-
punya penjuluran sitoplasanik berwarna kemerah-merahan
-
single atau naultiple, nuklei bulatioval dengan satu/lebih nucleoli
-
kadang-kadang mitosis
Universitas Gadjah Mada
2
b. Sel mesotelial transformatif
-
marfologi dan fungsinya berubah menjadi makrofag
-
akhirnya tidak bisa dibedakan dengan makrofag yang berasal dan monosit
4. kelompok sel mesothelial → harus dibedakan dengan sel-sel tumor
B. Makrofag
1. Merupakan sel besar (15 - 50 µ)
2. Sitoplasma bervakuola, mengandung granula dengan ukuran bervariasi, bersifat
fagositik terhadap bakteni intrattoplasmik atau sel-sel debris
C. Neutrofil
1. Neutrofil nondegenerasi
-
inti ditandai dengan membran yang utuh
-
kromatin padat
2. Neutrofil degenerasi
-
ditandai dengan inti kanolisis, lobus inti membengkak, membran inti hilang,
kromatin tercat merah (chromatolisis)
-
sel membesar, bervakuola, selama pembuatan preparat apus sering mengalami
lisis
3. Sering dijumpai pada eksudat septik
4. Harus diingat pada kondisi autolisis post mostem juga mengalami perubahan yang
serupa
D. Sel-sel lain dalam cairan tubuh / efusi
1. Eosinofil
2. Limfosit
3. Sel-sel plasma
4. Mast Cell
Universitas Gadjah Mada
3
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
Pertemuan
: Minggu ke-14
Waktu
: 50 menit
Pokok bahasan
: 14. Sitologi (Cairan Efusi) (lanjutan)
Subpokok bahasan
:
1. Transudat dan Eksudat
2. Macam-macam Gangguan Cairan Efusi dan Penyebabnya.
Tujuan khusus
:
1. Mahasiswa mengetahui perbedaan transudat dan eksudat.
2. Mahasiswa mengetahui berbagai macam/diferensial diagnosis
berbagai macam gangguan cairan efusi.
3. Mahasiswa memahami gangguan penyakit yang menyebabkan
terakumulasinya cairan tubuh dalam suatu jaringan
Metode
: Kuliah dan diskusi
Media
: OHP
Universitas Gadjah Mada
4
5. Eritrosit, dapat diamati pada cairan hemotoraks atau hemoperitoneum
6. Sel-sel tumor dengan ciri-ciri:

Limfosit neoplastik banyak terdapat pada limfosarkoma

Sel karsinoma (tunggallberkelompok) harus dibedakan dengan sel mesothelial
reaktif

Terlihat sifat-sifat malignansi:
-
Sifat-sifat umum:
ukuran sel besar
sel agregasi
monomorfis (termasuk kelompok sel line)
pleomorfis (bervariasi dalam ukuran maupun bentuk)
-
Sifat-sifat inti
Inti besar (ratio inti dan sitoplasma tinggi)
Anisokariosis (ukuran inti bervariasi)
Multinukleotik
Gambaran normal atau abnormal mitosis
Nukleus mengalami deformasi akibat sel-sel yang saling melekat
Membran inti menebal
-
Sifat-sifat sitoplasma
Hiperkromasia
Benda inklusi sitoplasmik (material yang difagosit, sel debris) atau
produk sekretori (musin, melanin)
Beda transudat dan eksudat
SIFAT

Wujud
TRANSUDAT

Jernih,
serous,
EKSUDAT
kekuning- 
Jernih atau keruh
kuningan

Koagulasi

BJ

Sero – mucin

Sel

Bakteri

Protein

< 1.017

Spontan menjendal

> 1.017
-
+

Sedikit endothel

Neutrofil atau

Limfosit kecil

Limfosit

Eritrosit

Eritrosit

Biasanya +

> 3 gram / dl

< 3 gram/dl
Universitas Gadjah Mada
5
SIFAT

Jumlah sel bernukleus
TRANSUDAT
EKSUDAT

< 1000

> 5000

Mesothelial

Neutrofil

Makrofag

makrofag
Diferensial diagnosis cairan efusi
1. Transudat murni
-
Disebabkan oleh menurunnya tekanan osmotik ( hipoalburninemia ≤1 g /dl)
-
Sifat transudat murni:
a. Jernih, tidak berwarna
b. Protein < 2,5 g/dl
c. Jumlah sel<500/µl
d. Terdapat neutrofil non degenerasi
e. Sel mesotelial transformatif sedikit
2. Transudat modifikasi
-
Ditandai dengan bertambahnya protein dan sel-sel
-
Kongesti pasif dan hati, organ dalam dan gangguan aliran cairan limfa. menyebabkan
akumulasi cairan
-
Terdapat sel-sel mesotelial, sel tumor pada permukaan mesotelial yang berasal dari
saluran limfatik dan venula
-
Kebanyakan transudat termodifikasi bersifat sementara dan benlanjut menjadi
eksudat nonseptik
-
Transudat ini menyebabkan reaksi radang
-
Macam-macam tipe transudat termoditikasi:
a. Asites
-
keruh dan kemerah-merahan
-
protein : 2,5 - 5 g/dI
-
jumlah sel :300—5500 sel/µl
-
terdapat sejumlah eritrosit, neutrofil nondegenerasi, sel mesotelial, makrofag.
kadang-kadang eosinofil (pada kasus dirofilanasis) dan limfosit
b. Chylothorax (ruptur ductus thoracicus):
-
Putih atau kemerah-merahan, tidak jernih (opaque)
-
Protein tidak dapat diukur dengan tepat, karena banyak butir-butir lipid
-
Jumlah sel> 10000 /µl
-
Banyak limfosit kecil, sejumlah neutrofil nondegenerasi, banyak sel-sel yang
lisis
Universitas Gadjah Mada
6
c. Efusi pseudochilus (pada penyakit jantung kucing)
-
Cairan keputih-putihan, banyak butir lipid dan limfosit
-
Tidak dapat dibedakan dengan chylothorax, hanya tidak ada ruptur ductus
thoracicus
d. Limfosarkoma
-
Tipe : thymic, mediastinal, abdominal
-
Putih, kemerahan, keruh
-
Protein 3-6 g/dl
-
Jumlah sel 4500 - 45.000/ µl
-
Terdapat limfosit-limfosit muda
e. Neoplasma
-
Sifatnya macam-macam, tapi biasanya mirip dengan sifat-sifat ascites dan
kongesti pasifkronik
-
Terdapat sel-sel tumor akibat neoplasia
3. Eksudat
a. Eksudat non septic
-
merupakan hasil radang yang disebabkan oleh iritan yang non toksik pada
neutrotil , dengan ciri terdapat lebih banyak neutrofil nondegeneratif
-
sebab - sebab : ruptur kandung empedu, kandung kemih, benih asing yang steril,
dapat merupakan kelanjutan dari transudat modifikasi seperti chylothorax,
neoplasi
-
Sifat-sifat eksudat nonseptik:
-
putih kemerahan
-
protein: 2,5 - 5 g/dl
-
jumlah sel : 3000— 50.000 / µl
-
neutrofil nondegenerasi, sejumlah makrofag, eritrosit, limfosit, sedikit sel
dengan inti piknotik dan kariorektik
-
Feline infectious peritonitis (FIP)
-
Merupakan aksudat nonsepti
-
Sifat-sifat:
-
Kental, kuning kehijauan, keruh dengan tibrin
-
Protein : 3,5 - 8 g/dl, dengan konsentrasi gama-globulin sangat tinggi
-
Jumlah sel : 7000 - 23.000/ µl
-
Neutrofil nondegenerasi, sedikit makrofag
-
Banyak endapan berbutir (protein)
Universitas Gadjah Mada
7
b. Eksudat septik
-
Disebabkan oleh macam-macam mikroorganisme yang toksik terhadap neutrotil
-
Sifat-sifat:

putih, merah kekuningan, keruh

protein : 2,5 - 5,5 g/dl

jumlah sel : 3000 - 100000 / µl

neutrofil degenerasi, makrofag

bakteri ada di dalam atau diluar sel

pada anjing eksudat disebabkan oleh Nocurdia sp. atau Actinornyces .sp.
dengan sifat :
o
koloni pleomortik dengan batang-batang filamen ada yang seperti rantai
bercabang dengan ujung yang tumpul
o
yang ada disekitar koloni neutrofil degenerasi
o
yang jauh dan koloni neutrofil non degenerasi
o
sehingga sering salah diagnosis sebagai eksudat nonseptik
4. Cairan efusi hemoragik
-
Penyebab efusi hemoragi biasanya akibat trauma, operasi, infark usus, tumor
-
Perdarahan baru yang terjadi setelah beberapa jam, bersifat:
a. supernatan jernih, endapan merah
b. protein, terdapat sel-sel yang lebih sedikit dibanding dan sel darah tepi
c. entrosit utuh dan sel-sel platelet (trombosit)
d. leukosit mempunyai morfologi dan distnibusi yang mirip dengan darah tepi
-
Akibat perdarahan lama:
a. eritrosit dan leukosit lebih tua (hipersegmen) dan distorsi
b. supernatan kemerahan karena hemolisis
c. tidak ada trombosit, karena lisis
d. makrofag memfagosit entrosit dan hemosidenn, hemosiderin : tercat hijau
kebiruan dengan pewarnaan Romanowski
Macam-macan cairan efusi dan penyebabnya:

Transudat Murni
Hipoproteinemia

Transudat Modifikasi
Ascites (congesti pasif chronik)
Chylothorax
Pseudochylus Effusion
Universitas Gadjah Mada
8
Lympfosarcoma

Eksudat Non Septik
Benda asing steril
Ruptur kandung kencing
Ruptur kandung empedu
Obstruksi intestinal, Colic
Feline infectious peritonitis

Eksudat Septik
Bakteri

Hemoragi (perdarahan)
Universitas Gadjah Mada
9
C. PENUTUP
Topik mata kuliab ini secara keseluruhan dapat difaharni intisarinya dengan cara
mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini:
1. Jelaskan pedoman dasar untuk diagnosis cairan efusi
2. Jelaskan perbedaan antara transudat dan eksudat
3. Jelaskan perbedaan transudat murni dengan asites
4. Jelaskan penyebab terjadinya eksudat nonseptik, dan sebutkan ciri-ciri sel neutrofil yang
mungkin terdeteksi dalam cairan tersebut
5. Sebutkan perbedaan antara efusi hemoragik akibat perdarahan baru dan lama
Agar mahasiswa dapat menilai kemampuan diri dalarn memahami setiap materi yang
diberikan dalam setiap topik mata kuliah (BAB), maka mahasiswa harus dapat
menyelesaikan soal-soal latihan tersebut. Seandainya ada kesulitan dapat didiskusikan
didalam kuliah dan dapat melihat kunci cara penyelesaian soal latihan yaitu dengan
mengikuti peturijuk halaman yang digunakan untuk penyelesaian soal.
Kunci penyeIesaian soal latihan (lihat halaman):
1. (83), 2. (85), 3. (86), 4. (87,88), 5. (89)
Universitas Gadjah Mada
10
Download