2016/8/20 Pemimpin Versus Pengikut, Golongan Mana Anda? Penelitian menyimpulkan ada karakter pemimpin yang memang sudah terbentuk dari kecil, dan ada pula yang menjadi pengikut 'alami'. Penelitian menunjukkan seseorang yang lebih 'santai', cerdas, suka mendominasi, dan memiliki tampilan fisik yang menarik, berpotensi besar menjadi seorang pemimpin. Seorang pengikut juga bisa memiliki sifat di atas, tapi, pemimpin sesungguhnya akan terlihat ketika suatu kelompok berkumpul. "Pada hewan, kepemimpinan itu bersifat bawaan dalam DNA dan dominasi sosial," kata Ron Riggio, guru besar sekaligus ahli kepemimpinan dan psikologi organisasi di Claremont McKenna College, California. "Namun pada manusia, hal tersebut tidak bersifat turunan. Kepemimpinan datang dari berbagai ukuran tubuh, kecil atau pun besar," ujar Riggio. Peneliti juga menyebutkan bahwa kepemimpinan dapat dibentuk. Jika seseorang 'dibentuk' dalam lingkungan yang keras, biasanya dia akan mengikuti pola kepemimpinan yang sama. Jadi, pada akhirnya didikan dan pengalaman seseorang juga akan mempengaruhi apakah ia akan menjadi seorang pengikut saja atau pemimpin berkharisma. Dibandingkan dengan bawaan (gen), lingkungan lebih banyak memberikan pengaruh dalam karakter seseorang. Sekitar dua per tiga dari unsurunsur seperti pendidikan dan pengalaman pribadi, membentuk seseorang menjadi pemimpin. Sebagai contoh, seorang yang terlahirkan dalam keluarga politik dan memiliki kekayaan yang berlimpah, cenderung akan mempunyai harapan untuk melanjutkan kejayaan tersebut. Ada dua jenis pemimpin; yang mendapatkannya karena memang sudah berada 'di atas'; dan yang tumbuh dari bawah untuk mencapainya. Kelompok Pengikut Pengikut, dalam pengertian ini, bukan hanya berarti tidak adanya kepemimpinan. "Kualitas yang dimiliki pemimpin yang bagus juga mempengaruhi pengikut. Termasuk kecerdasan dan komunikasi," kata Rigio. Sumber: Liputan6