ANALISIS PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS DAN MOTIVASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009-2013) Feni Triminarni, Ratna Septiyanti, dan Ninuk Dewi Kusumaningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance,profitabilitas dan motivasi manajemen laba terhadap praktik manajemen laba. Mekanisme good corporate governance terdiri dari komite audit independen, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan kepemilikan institusional. Profitabilitas dan Motivasi manajemen laba terdiri dari motivasi rencana bonus, motivasi perjanjian hutang, dan motivasi biaya politik. Manajemen laba diukur dengan menggunakan model Jones modifikasian. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Hasil penelitian ini menemukan bukti bahwa, penelitian ini dapatmenemukan adanya pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas dan motivasi bonus terhadap manajemen laba, namun tidak dapat menemukan adanya pengaruh komite audit independen, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, motivasi perjanjian hutang dan motivasi biaya politis terhadap praktik manajemen laba. Kata kunci : Mekanisme good corporate governance, komite audit independen, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, profitabilitas, motivasi manajemen laba, motivasi rencana bonus, motivasi perjanjian kredit,motivasi biaya politis, dan praktik manajemen laba. THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, PROFITABILITY AND EARNINGS MANAGEMENT MOTIVATIONS TO EARNINGS MANAGEMENT PRACTICE (Case Study of Manufacturing Company listed in The Indonesian Stock Exchange 2009-2013 Period) Feni Triminarni, Ratna Septiyanti, and Ninuk Dewi Kusumaningrum Economic and Business Faculty of Lampung University Abstract This research objective is to examine the influence of good corporate governance mechanism, profitability and earnings management motivations to Earnings Management Practice. Good corporate governance mechanism includes audit committee independent, managerial ownership, board commissioner independent, and institutional ownership. Profitability and Earnings management motivations includes bonus plan motivation, debt covenant motivation, and political cost motivation. Earnings management measured with modified Jones model. The sample used in this research is 14 manufacture firms listed in The Indonesian Stock Exchange at period 2009-2013. The result of this research indicates that, this research find influence of institutional ownership,Profitability and bonus plan motivation to earnings management practice,but cannot find influence of audit committee independent, managerial ownership,board commissioner independent, debt covenant and political cost motivation to earnings management practice. Keywords : good corporate governance mechanism, audit committee independent, managerial ownership, board commissioner independent, institutional ownership, profitability, earnings management motivations, bonus plan motivation, debt covenant motivation, political cost motivation and earnings management practice. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya pasar modal di Indonesia, perusahaan dituntut untuk melakukan performa yang baik atas kinerja keuangannya. Hal itu dilakukan untuk memberikan informasi kepada pihak investor mengenai informasi masa lalu dan masa kini sebagai bahan pertimbangan sebelum menanamkan modalnya. Namun, banyak dari manajemen melakukan kecurangan atas laporan keuangan yang diterbitkannya. Informasi yang diberikan tidak semuanya akurat, manajemen melakukan intervensi dengan insentif tertentu, guna membuat seolah-oleh kinerja keuangannya baik, sehingga menaikan nilai harga saham perusahaan. Tindakan intervensi inilah yang disebut Manajemen laba, yang mengurangi kualitas dan relevansi laporan keuangan. Manajemen laba merupakan metode yang menguntungkan yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengelola laba demi mendapatkan keuntungan. Laba merupakan salah satu ukuran keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Kinerja ini dapat dilihat melalui profitabilitas. Kartini dan Arianto (2007) menjelaskan Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Djamaluddin et al. (2008) menjelaskan motivasi manajemen laba meliputi bonus plan, debt convenant, dan political cost. Manajer mengelola laba karena termotivasi pada intensif dan bonus serta pembayaran pajak maupun intervensi pemerintah dan parlemen yang menimbulkan biaya politik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan penerapan good corporate governance, Profitabilitas, dan Motivasi Manajemen Laba dalam rangka pengelolaan perusahaan, terutama yang terkait dengan usaha meminimalkan praktik manajemen laba. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan judul yang sesuai untuk penelitian ini adalah,“ANALISIS PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS DAN MOTIVASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA: Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah mekanisme good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan Proporsi komite audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba? 2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap praktik manajemen laba? 3. Apakah motivasi manajemen laba yang terdiri dari motivasi rencana bonus, motivasi perjanjian hutang, dan motivasi biaya politik berpengaruh terhadap praktik manajemen laba? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan Proporsi komite audit terhadap praktik manajemen laba. 2. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap praktik manajemen laba. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi manajemen laba yang terdiri dari motivasi rencana bonus, motivasi perjanjian hutang, dan motivasi biaya politik terhadap praktik manajemen laba. 2 2.1 KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Watts & Zimmerman, (1990) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agent sebagai pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agent tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen. 2.1.2 Good corporate governance (GCG) Ada banyak definisi good corporate governance, namun secara harfiah good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang baik, tetapi secara definitif dapat dijabarkan oleh beberapa ahli sebagai berikut: Agustia (2013) menyatakan: “Tata kelola perusahaan mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan.” 2.1.3 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (Kartini dan Tulus Arianto, 2007). Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat perolehan laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri, Herni dan Yulius Kurnia Susanto dalam Purwandari (2011). Tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan dengan baik, sedangkan dengan tingkat profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak buruk di mata principal. 2.1.4 Manajemen Laba Definisi manajemen laba dapat diartikan bermacam-macam , beberapa diantaranya adalah: a) Dari sudut pandang etika, manajemen laba diartikan sebagai “any action on the part of management which affects reported income and which provides no true economic advantage to the organization and may in fact, in the long-term, be detrimental” (Merchant dan Rockness, 1994:79 dalam Gumanti, 2000). b) Manajemen laba (earning management) menurut Schipper (1989), sebagai intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. 2.1.5. Motivasi Manajemen Laba Ada beberapa motivasi dan faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba: 1. Motivasi Rencana Bonus (Bonus Plan) Kompensasi manajemen meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian kinerja, sehingga manajer akan menunjukkan kerja yang terbaik bagi perusahaan. Kompensasi keuangan meliputi gaji dan bonus. Bonus adalah jenis keuntungan tambahan yang diterima oleh seorang manajer di luar gaji mereka. 2. Motivasi Perjanjian Hutang (Debt Covenant) Perjanjian utang adalah kesepakatan yang berisi syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh pihak penerima utang yang diajukan oleh pihak pemberi utang atau kreditor. Sedangkan utang adalah pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu, atau kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu. 3. Motivasi Biaya Politik (Political Cost) Political cost hypothesis berasumsi bahwa politikus atau pemerintah akan lebih memberikan perhatian yang besar pada perusahaan dengan laba yang tinggi, berkaitan dengan pelaksanaan peraturan atau undang-undang yang ada. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu NO Nama, Tahun, Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Penelitian 1 Tatang Ary Gumanti - Bukti-bukti empiris (2000) menunjukkan bahwa praktik Earnings Management: manajemen laba ditemui Suatu Telaah Pustaka dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabelvariabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. 2 Agnes Utari Variabel Dependen: Hanya faktor leverage yang Widyaningdyah (2001) earnings management berpengaruh signifikan Variabel Independen: terhadap earnings Reputasi auditor, management. Hal ini berarti Jumlah dewan direksi, earnings management Leverage, dan berkaitan dengan sumber Persentase saham dana eksternal khususnya yang ditawarkan utang yang digunakan untuk kepada publik saat membiayai kelangsungan IPO. perusahaan. 2.3 Kerangka Teoritis Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya berikut ini merupakan Kerangka teoritis yang tersaji dalam gambar berikut: Gambar 1 Bagan Kerangka Teori Penelitian Proporsi Komite Audit Kepemilikan H1 Manajerial H2 Proporsi Komisaris Independen H3 Kepemilikan Institusional H4 Profitabilitas H5 Motivasi Rencana H6 Bonus H7 Manajemen Laba Motivasi Perjanjian Hutang H8 Motivasi Biaya Politik 2.4 Rumusan Hipotesis 2.4.1. Good corporate Governance dan Praktik Manajemen Laba 2.4.1.1. Proporsi Komite Audit dan Praktik Manajemen Laba Chtourou et al., (2001) dalam Klein (2006) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit melaporkan laba dengan kandungan akrual diskresioner yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite audit, sehingga keberadaan komite audit dapat mengurangi aktivitas earning management. H1: Proporsi komite audit berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba. 2.4.1.2 Kepemilikan Manajerial dan Praktik Manajemen Laba Shleifer dan Vishny (1986) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 2.4.1.3 Proporsi Komisaris Independen dan Praktik Manajemen Laba komisaris independen adalah orang yang tidak memiliki hubungan dengan perusahaan maupun afiliasinya seperti anak perusahaan atau induk perusahaan. Hubungan afiliasi ini dapat mempengaruhi independensi dari penilaian atas keputusan yang diambil, Bapepem (2010). Keberadaan Komisaris Independen diharapkan akan dapat lebih efektif dalam melakukan pengawasan kepada pihak manajemen, sehingga diharapkan dapat mengurangi praktik earning management, Murhadi, Werner R. (2009). Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3: Proporsi komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 2.4.1.4 Kepemilikan institusional dan Praktik Manajemen Laba Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan Investment banking (Siregar dan utama, 2005). Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 2.4.2 Profitabilitas dan Manajemen Laba Profitabilitas akan mempengaruhi manajer dalam melakukan tindakan manajemen laba (Salno dan Baridwan 2000 dalam Djamaluddin et al., 2008). Pihak principal cenderung menuntut manajemen untuk mencapai profitabilitas yang tinggi. Apabila manajemen mampu mencapai target dari principal, manajemen akan dianggap mempunyai kinerja baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H5: Terdapat pengaruh negatif profitabilitas terhadap manajemen laba. 2.4.3 Motivasi Manajemen Laba dan Praktik Manajemen Laba Achmad dkk., (2007), menyebutkan bahwa kehadiran motivasi dan peluang merupakan insentif bagi manajer untuk mengelola laba. Berdasarkan sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan, sehingga motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba dan kualitas laba yang berbeda pula. Watts dan Zimmerman (1990) mengajukan 3 hipotesis motivasi manajemen laba meliputi bonus plan, debt covenant, dan political cost. 2.4.3.1 Motivasi Rencana Bonus dan Praktik Manajemen Laba Bonus plan hypothesis merupakan salah satu motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak terlepas dari positif accounting theory. Hipotesis ini menyatakan bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih menyukai metode akuntansi yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite kompensasi dari Dewan Direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih, Watts dan Zimmerman (1990). Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H6: Peningkatan bonus manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen laba. 2.4.3.2 Motivasi Perjanjian Hutang dan Praktik Manajemen Laba. Debt Convenant Hypothesis menyatakan bahwa manajer termotivasi melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran terjadinya perjanjian utang. Perjanjian hutang merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mempertahankan rasio-rasio yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi perusahaan, misalnya rasio hutang terhadap total aktiva. Semakin tinggi utang perusahaan maka syarat-syarat yang diajukan oleh kreditur dalam perjanjian kredit semakin ketat. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H7: Peningkatan hutang perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. 2.4.3.3 Motivasi Biaya Politik dan Praktik Manajemen Laba. Watt dan Zimmerman (1990) berasumsi bahwa perusahaan besar secara politis, lebih besar melakukan transfer political cost dalam kerangka politic process, dibandingkan dengan perusahaan kecil. Proses politik menimbulkan biaya bagi perusahaan atau industri yang diyakini memperoleh keuntungan dari publik atau memperoleh laba sangat tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H8: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan Manufaktur periode tahun 2009-2013 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data dokumentasi yaitu data sekunder yang berupa annual report yang go public dan yang dipublikasikan. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2009) data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain) misalkan bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter. 3.1.2 Populasi dan Sampel Menurut Indriantoro dan Supomo (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakterisktik tertentu. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2013. Sampel diperoleh dengan purposive sampling yaitu memilih sampel dengan kriteria tertentu, sehingga sesuai dengan penelitian yang dirancang. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang selalu terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2013. 2. Perusahaan yang terdaftar dalam sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 3. Perusahaan yang selalu menyajikan data laporan keuangan selama periode 2009-2013. 4. Memiliki data-data yang lengkap. 3.1.3 Definisi Operasional Variabel Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, berikut adalah variabel operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini. a) Variabel dependen Manajemen Laba Manajemen Laba merupakan suatu tindakan manajer yang memilih kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan yang spesifik dan kebijakan akuntansi yang dimaksud adalah penggunaan accrual dalam menyusun laporan keuangan . Earning Management dalam penelitian ini diukur dengan mengidentifikasi atau mengukur discretionary accrual dengan menggunakan Modified Jones Model (Dechow et al., 1996). Discretionary accruals dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TACit = Nit – CFOit Nilai total accrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS) sebagai berikut: TACit/Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔREVt / Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) + e Dengan menggunakan koefisien regresi di atas nilai non discretionary accruals (NDA) dapat dihitung dengan rumus: NDAit = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔREVt / Ait-1 – ΔRECt/ Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DAit = TAit / Ait-1 – NDAit Keterangan: TACit = Total accruals perusahaan i pada periode t Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode t CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t Ait-1 = Total aset perusahaan i pada tahun t-1 ΔREVt = Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t ΔRECt = Perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPEt = Aset tetap (property, plant and equipment) perusahaan tahun t DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t β1, β2, β3 = Koefisien regresi e = error b. Variabel independen 1) Proporsi Komite Audit, adalah ukuran komite audit yang ada di dalam perusahaan, Variabel ini diukur berdasarkan pendekatan PKA oleh Haryani dan Wiratmaja (2014) yang mengukur keberadaan proporsi komite audit dengan membagi total komite audit dengan total dewan komisaris. Total Komite Audit PKA = Total Dewan Komisaris Sumber: Haryani dan Wiratmaja (2014) 2) Kepemilikan Manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan terhadap total jumlah saham yang beredar, Variabel ini diukur berdasarkan pendekatan MGR oleh Boediono (2005) yang mengukur Dewan Direksi (Manajerial) dengan membagi Jumlah lembar saham yang dimiliki manajemen dengan total lembar saham yang beredar : MGR = Jumlah lembar saham yang dimiliki manajemen Total Lembar saham yang beredar Sumber: Boediono (2005) 3) Proporsi komisaris independen merupakan outside board members yang berpengalaman sebagai anggota dewan dari luar maupun dalam perusahaan, Variabel ini diukur berdasarkan pendekatan BCOM oleh (Chtourou et al., 2001) dalam Siallagan dan Machfoeds (2006) yang mengukur Komisaris Independen dengan membagi Anggota komisaris dari luar perusahaan dengan jumlah seluruah anggota dewan komisaris: Anggota komisaris dari luar perusahaan BCOM = Jumlah seluruh anggota dewan komisaris Sumber: (Chtourou et al., 2001) dalam Siallagan dan Machfoeds (2006) 4) Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi, sehingga investor ikut andil dalam mengambil keputusan manajemen, Variabel ini diukur berdasarkan pendekatan INST oleh Beiner et al (2003) dalam Ujiyantho dan Bambang (2007) yang mengukur Kepemilikan Institusional dengan membagi Jumlah lembar saham yang dimiliki institusi dengan total lembar saham yang beredar: INST = Jumlah lembar saham yang dimiliki institusi Total lembar saham yang beredar 5) Profitabilitas Rasio profitabilitas (profitability ratio) adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, kasmir (2009). Proxi yang digunakan adalah Return on total Asset (ROA), yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan, Kasmir (2009). ROA = Laba bersih setelah pajak total Aset Sumber: Kasmir (2009) 6) Motivasi Rencana bonus Pengukuran Motivasi Rencana Bonus, menggunakan proxi yang digunakan pada penelitian Achmad dkk., (2007) yang melakukan investigasi pada motivasi dan strategi manajemen laba dengan membagi bonus diterima direksi dan komisaris dengan total ekuitas: BP = bonus diterima direksi dan komisaris Total Ekuitas Sumber: Achmad dkk., (2007) 7) Motivasi Perjanjian Hutang Motivasi Perjanjian Hutang,diukur sebagai rasio total utang terhadap total aktiva merujuk pada penelitian Achmad dkk., (2007): PHDC = π·πΆπ‘πβπ’π πππ− π·πΆπ‘πβπ’π π πππππ’πππ¦π π·πΆπ‘πβπ’π π πππππ’πππ¦π 8) Motivasi Biaya Politik Motivasi Biaya Politik, diukur sebagai logaritma dari total aktiva ππππ’ππ’π yang dilakukan oleh Kristina dan Siregar (2008): PC = Log Total Aktiva penelitian Sumber: Kristina dan Siregar (2008) 3.2 Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif, regresi berganda dan uji beda dua mean untuk pengujian hipotesis. Model regresi linier berganda dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, Novrianto (2008). Metode analisis data dengan menggunakan data time series cross section (pooling data) dirumuskan sebagai berikut: DA it= 0 +1PKAit+2MGR it +3BCOMit+4 INSTit +5ROA +6BPit + PHDCit +7PCit 8+eit dalam hal ini; DA it = discretionary accruals perusahaan i tahun t, PKA it = Proporsi Komite Audit perusahaan i tahun t, MGR it = Kepemilikan Managerial perusahaan i tahun t, BCOM it = Dewan Komisaris Independent perusahaan i tahun t, INST it = Kepemilikan Institusional perusahaan i tahun t, ROA = Profitabilitas perusahaan i tahun t, BP it = bonus plan perusahaan i tahun t, PHDC it = Peningkatan Hutang debt covenant perusahaan i tahun t, PC it = political cost perusahaan i tahun t. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.3.2. Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai VIF (variance inflation factor). Hasil uji gejala multikolinieritas disajikan pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Gejala Multikolinieritas Coefficientsa Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) PKA MGR BCOM INST ROA BP PC PHDC 0,712 0,472 0,741 0,520 0,753 0,479 0,947 0,447 1,405 2,119 1,350 1,923 1,329 2,089 1,056 2,236 a. Dependent Variable: AbsDA Sumber: Lampiran 4 4.1.4. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan secara cross sectional menggunakan uji regresi berganda dengan α ≤ 0,05. Berdasarkan hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.6,model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Variabel Koefisien t -hitung Sig. (p) Keterangan - -0,125 -0,364 0,732 PKA 0,106 1,125 0,265 Tidak diterima MGR -0,458 -1,207 0,232 Tidak diterima 0,515 1,697 0,095 Tidak diterima INST -0,314 -2,254 0,028 Diterima ROA -1,060 -4,118 0,000 Diterima BP 0,030 2,347 0,022 Diterima PHDC 0,021 0,368 0,714 Tidak diterima PC 0,093 1,825 0,073 Tidak diterima (Constant) BCOM Adj R2 F-hitung Sign. (p) = 0,118 = 1,024 = 0,428 4.2. Pembahasan 4.2.1. Good corporate Governance dan Praktik Manajemen Laba Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa Kepemilikan institusional, Profitabilitas dan kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan investor institusional juga berperan sebagai sophisticated investors yang memiliki lebih banyak kemampuan dan kesempatan untuk memonitor dan mendisiplinkan manajer agar lebih terfokus pada nilai perusahaan, serta membatasi kebijakan manajemen dalam melakukan manipulasi laba. Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan kebutuhan utilitas manajemen sudah terpenuhi, sehingga pihak manajemen tidak memiliki keinginan untuk memanipulasi laba guna meningkatkan utilitasnya. Kompensasi bonus berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan jika perusahaan memiliki kompensasi (bonus scheme), maka manajer akan cenderung melakukan tindakan mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima. Penelitian ini gagal membuktikan bahwa proporsi komite audit, kepemilikan manajerial, Proporsi komisaris independen,,motivasi perjanjian hutang dan motivasi biaya politik berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Proporsi Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba dikarenakan pengangkatan komite audit yang berasal dari luar perusahaan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal atau regulasi dari badan pengawas pasar modal (bapepam) , sehingga fungsi pengawasan pelaporan dan audit eksternal yang semestinya dilaksanakan oleh komite audit tidak dapat terlaksana dengan baik. Kepemilikan manajerial berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik manajemen laba dikarenakan adanya keikutsertaan pemilik dalam mengontrol kegiatan operasional perusahaan melalui manajer (controling ownership). Proporsi Komisaris Independen berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik manajemen laba dikarenakan bahwa perusahaan sampel penelitian melakukan penempatan atau penambahan anggota dewan komisaris independen, diduga hanya untuk memenuhi ketentuan formal. Motivasi perjanjuan hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Motivasi Biaya Politik berpengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba, Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba. 5 PENUTUP Keterbatasan dan Saran Penelitian ini menguji hipotesis dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan. Beberapa keterbatasan dan kelemahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Koefisien determinasi (adj.R2) yang rendah menjelaskan bahwa proporsi variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen masih rendah. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak diidentifikasi berdasarkan ukuran perusahaan dan perusahaan yang teridentifikasi melakukan atau tidak melakukan menajemen laba sehingga menyebabkan beberapa hasil uji yang tidak signifikan. 3. Jumlah sampel perusahaan yang dijadikan objek penelitian hanya satu jenis industri saja, yaitu manufaktur sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan publik. 5.3. Saran Saran bagi penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian bisa dikembangkan dengan menambahkan beberapa variabel misalnya variabel tarif pajak, IPO, kualitas audit, blockholders dan variabel independen lainnya. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya dikembangkan dengan mengidentifikasi sampel berdasarkan ukuran perusahaan dan perusahaan yang teridentifikasi melakukan atau tidak melakukan menajemen laba. Misalnya sampel penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Menambah populasi perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur tetapi jenis industri lainnya yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Komarudin, Imam Subekti dan Sari Atmini. 2007. Investigasi dan Strategi Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X. Ikatan Akuntansi Indonesia. Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol. 15 No. 1, 2013 pp. 27-42. Universitas Airlangga, 2338-8137 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam). 2010. Kajian Tentang Pedoman Good Corporate Governance di Negara-Negara Anggota ACMF.Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Jakarta. Barus, andreani caroline dan Sembiring, yosephine natalita. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar RightIssue. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol 2, No 01, 2012. STIE Mikroskil. Budiono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Ikatan Akuntan Indonesia. Dechow, Patricia, M., Sloan, R.G., and Sweeney, A.P. (1996). Causes and Consequences of Earnings Manipulaton: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by the SEC. Contemporary Accounting Research, 13, 1-36. Djamaluddin,Subekti., Rahmawati., dan Wijayanti,Handayani Tri. 2008. Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol. 19 No. 3, 2008 pp. 139-153. Universitas Sebelas Maret, 0853-1259 Eisenhardt, Kathleen M. Academy of Management.1989.Building Theories From Case Study Research. The Academy of Management Review. Vol 14. No 4, Oct 1989 pp. 532 Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip Gujarati, Damodar, 1997, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga Gumanti, Tatang Ary. 2000. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi & Keuangan.Vol. 2 No. 2, 2000 pp. Universitas Jember, 104 – 115 Guna, W. I. dan Herawaty, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. 12(1): 53-68 Hapsoro, Dody. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol. 19, No. 3, 2008 pp. 155-172. STIE YKPN Yogyakarta, 0853-1259 Haryani, Jumratul dan Wiratmaja, I Dewa Nyoman. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 6 No.1, 2014 pp. Universitas Udayana, 63-78 Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Vol. 10, No. 2, 2008 pp. Universitas Trisakti, 97-108 Hoi, Chun Kheun dan Robin, Ashok. 2004. The design of incentive compensation for directors. Jurnal Corporate Governance.Vol.4 No. 3, 2004 pp. 47-53. Emerald group publishing limited. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi & Manajemen.Yogyakarta: BPFE. Untuk Jensen, Michael C., and William H. Meckling, 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. Vol V. No.4, October, pp. 305-360. Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.Vol. 8 No. 1, 2006 pp. Universitas Kristen Petra, 1-9 Kartini dan Arianto, Tulus. 2007. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol. 12 No. 1, 2008 pp. 11 – 21. Mulya Business School. Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Klein, April. (2006). Audit Committee, Board Of Director Characteristics and Earnings Management. Law and Economic Paper Series. Working Paper No. 06-42. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006.Pedoman Umum Good corporate governance Indonesia.Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Jakarta. Kristina, Batsyeba Maria dan Siregar, Baldric. 2008. Pengaruh Manajemen Laba Nyata Terhadap Kinerja. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol. 19, No. 3, Desember 2008 pp. 185-196 Kusumaning, Linda. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis. Universitas Gajah Mada. Murhadi, Werner R. (2009). Studi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Praktik Earnings Management pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 11(1), 1-10. Narsa, I Made, Bernadetta D., dan Benedicta Maritza. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Selama Krisis Moneter Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Majalah Ekonomi. No.2. pp. 128-145. Novrianto, Ananta Dimaz. 2008. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba.Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang. Oktavianti, T. dan Agustia, D. 2012. Influence of the Internal Corporate Governance and Leverage Ratio to the Earnings Management”, Journal of Basic and Applied, 2(7), 7192-7199 Palestin, Halima Shatila. 2008. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada di P.T. Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi. Purwandari, Indri Wahyu. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap praktik Manajemen Laba.Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Schipper, Katherine. 1989. “Earnings Management”, Accounting Horizons, 3 (4), pp. 91-102 Siallagan, Hamonagan & Machfoedz, Mas’ud. 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus. Siregar, Sylvia Veronica NP dan Utama Siddharta. 2005. Pengaruh Struktur kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (earnings management). Simposium Nasional Akuntansi VIII.Ikatan Akuntan Indonesia. Suryandari, Ni Nyoman Ayu. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing. Media Komunikasi FIS. Vol. 11 .No 1 April 2012 : 1 – 15 Suwito, E., dan A. Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SimposiumNasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September, 2005. http//muhariefeffendi.files.wordpress.com/2007/11/ kkpm-06.pdf. Tanomi, Rehobot. 2012. Pengaruh Kompensasi Manajemen, Perjanjian Hutang dan Pajak Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia . Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1, No. 3, 2012 pp. 30-35 Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur), Simposium Nasional Akuntansi X. Ikatan Akuntan Indonesia. Watts, & Zimmerman.1990. Possitive Accounting Theory: A Ten Years Perspective. Journal of Accounting Review. Vol.65 No. 1, 1990 pp. 131-156 Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 3 No. 2, 2001 pp. Universitas Kristen Petra, 89 – 101 Widyastuti, Tri. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Maksi,Vol. 9 No. 1, 2009 pp. 30-41 Yang, W. S., Loo, S. C., and Shamser. (2009). The Effect of Board Structure and Institutional Ownership Structure on Earnings Management. International Journal of Economics and Management, 3(2), 332–353. Yuliandari, Defi. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Jember, Jember.