BUKU PEDOMAN PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM S-2 MAGISTER MANAJEMEN STIE MURA LUBUK LINGGAU BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Program Pasca Sarjana Program S-2 Magister Manajemen yang berkedudukan di Kota Lubuk Linggau Kabupaten Musi Rawas, mulai diselenggarakan pertama kali pada Tahun Akademik 2014/2015 dengan program studi, yaitu Program S-2 Magister Manajemen, yang diresmikan oleh Walikota Lubuk Linggau pada tanggal 13 Agustus 2014. Legalitas dari kedua program studi berdasarkan ijin penyelenggaraan dari Dirjen Dikti No.123/E/O/2014, tanggal 23 Mei 2014. Program pascasarjana ini sepenuhnya diselenggarakan atas dasar sistem semester yang pelaksanaannya dilakukan secara terstruktur dan terjadwal. Pada saat ini terdapat empat bidang peminatan/konsentrasi untuk Program S-2 Magister Manajemen yang dikelola tersendiri. Pengelolaan Program Pascasarjana dipimpin oleh Direktur Pascasarjana yang bertanggung jawab kepada Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mura. B. Visi, Misi, Nilai-nilai, Dasar dan Tujuan Pendidikan Visi : ” Menjadi lembaga pendidikan yang terkemuka, unggul dan responsif terhadap dinamika perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat lokal, nasional dan global”. Misi :” Melaksanakan manajemen pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan visi program serta menghasilkan lulusan yang imtak, cerdas, mandiri dan berwirausaha”. Nilai-nilai : ”Integritas, Kejujuran, Profesionalisme, dan Inovatif”. Dasar Pendidikan Pendidikan Tinggi dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 232/U/2000. Sesuai dengan keputusan tersebut, pendidikan akademik yang terdiri atas program sarjana, program magister dan program doktor, adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Pendidikan profesional adalah program pendidikan diploma yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, sedangkan pendidikan profesi adalah pendidikan tambahan setelah program sarjana untuk memperoleh keahlian dan sebutan profesi dalam bidang tertentu. Tujuan Pendidikan Program Magister Program Magister diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian dengan cara menguasai dan memahami, pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai ketrampilan penerapannya. 2. Mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah. 3. Mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan, kepaduan pemecahan masalah atau profesi yang serupa. BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU DAN PROGRAM STUDI A. Penerimaan Mahasiswa Baru Seleksi mahasiswa baru Program Pascasarjana didasarkan pada pertimbangan kelayakan akademik dan atau profesi yang telah diperoleh pada jenjang pendidikan sebelumnya (kesesuaian bidang studi, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Test Potensi Akademik (TPA) dan Test Kemampuan Bahasa Inggris. Program Pascasarjana dapat menerima mahasiswa asing dengan syarat sebagai berikut : 1. Memiliki ijasah yang setara dengan sarjana, serta mendapat pengesahan dari Depdiknas. 2. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik. 3. Mendapat ijin belajar dari Depdiknas. 4. Lulus seleksi. Program S-2 Magister Manajemen yang ada di Pascasarjana STIE Mura dengan bidang peminatan/konsentrasi adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manajemen Keuangan Manajemen Pemerintahan Manajemen Pendidikan BAB III SISTEM PENDIDIKAN Program Pascasarjana STIE-Mura secara formal telah menganut Sistem Semester yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua STIE Mura Nomor .............. tanggal ............. Dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka diterbitkan Pedoman Pelaksanaan Sistem Semester untuk Program Pascasarjana Program S-2 Magister Manajemen STIE Mura Lubuk Linggau. A. Sistem Semester a. Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang menggunakan satuan waktu tengah tahunan yang disebut semester. b. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu kegiatan pendidikan dalam suatu jenjang/program pendidikan tertentu. Satu semester setara dengan 16 – 19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan efektif termasuk ujian akhir, atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang. c. Penyelenggaraan pendidikan dalam satu semester terdiri dari kegiatankegiatan perkuliahan, seminar, praktikum, kerja lapangan, dalam bentuk tatap muka, serta kegiatan akademik terstruktur dan mandiri. d. Dalam setiap semester disajikan sejumlah matakuliah dan setiap matakuliah mempunyai bobot yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks), sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurikulum prodi masing-masing. B. Nilai Kredit dan Beban Studi 1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan Untuk perkuliahan, nilai satu satuan kredit semester ditentukan berdasarkan beban kegiatan yang meliputi keseluruhan kegiatan per minggu sebagai berikut : a. Untuk mahasiswa Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen, misalnya dalam bentuk kuliah, seminar dan sebagainya. Enam puluh menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh dosen, misalnya dalam bentuk mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal. Enam puluh menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain suatu tugas akademik, misalnya dalam bentuk membaca buku referensi. b. Untuk Dosen - Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan mahasiswa. - Enam puluh menit acara perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik terstruktur. - Enam puluh menit pengembangan materi kuliah. 2. Nilai Kredit Semester Untuk Seminar Untuk penyelenggaraan seminar, di mana mahasiswa diwajibkan memberikan penyajian pada suatu forum, nilai 1 (satu) satuan kredit semester sama seperti pada penyelenggaraan kuliah, yaitu berupa acara 50 (lima puluh) menit tatap muka per minggu. 3. Nilai Kredit Semester Untuk Praktikum, Penelitian dan Kerja Lapangan Nilai satu satuan kredit semester sama dengan penyelesaian kegiatan selama dua sampai lima jam per minggu selama satu semester atau keseluruhannya 32 sampai 80 jam per semester. a. Nilai Kredit Semester untuk Praktikum di Laboratorium. Untuk praktikum di laboratorium, nilai 1 (satu) satuan kredit semester adalah beban tugas di laboratorium sebanyak dua sampai tiga jam per minggu selama satu semester. b. Nilai Kredit Semester untuk Penelitian, Penyusunan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Nilai satu satuan kredit semester adalah beban tugas penelitian sebanyak tiga sampai empat jam sehari selama satu bulan, di mana satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja. c. Nilai Kredit Semester untuk Kerja Lapangan dan yang sejenisnya. Untuk kerja lapangan dan yang sejenisnya, nilai satu satuan kredit semester adalah beban tugas di lapangan sebanyak empat sampai lima jam per minggu selama satu semester. 4. Beban Studi Dalam Semester Beban studi mahasiswa dalam satu semester ditentukan atas dasar rata-rata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja rata-rata 6-8 jam selama enam hari berturut-turut. Seorang mahasiswa dituntut bekerja lebih lama sebab tidak saja ia bekerja pada siang hari tetapi juga pada malam hari. Kalau dianggap seorang mahasiswa normal bekerja rata-rata siang hari 6-8 jam dan malam hari dua jam selama enam hari berturut-turut, maka seorang mahasiswa diperkirakan memiliki waktu belajar sebanyak 8-10 jam sehari atau 48-60 jam seminggu. Oleh karena satu satuan kredit semester kira-kira setara dengan tiga jam kerja, maka beban studi mahasiswa untuk tiap semester akan sama dengan 16-20 sks atau sekitar 18 sks. Dalam menentukan beban studi satu semester, perlu diperhatikan kemampuan individu berdasarkan hasil studi seorang mahasiswa pada semester sebelumnya yang diukur dengan parameter indeks prestasi. Besarnya indeks prestasi (IP) dapat dihitung sebagai berikut : IP = ———— di mana : IP adalah Indeks Prestasi, dapat berupa indeks prestasi semester atau indeks prestasi kumulatif. K adalah jumlah sks masing-masing mata kuliah. NA adalah nilai akhir masing-masing matakuliah. n adalah banyaknya matakuliah yang diambil. C. Kurikulum Pengaturan kurikulum sebagai pedoman proses belajar mengajar di Program Pascasarjana Program S-2 Magister Manajemen STIE Mura Lubuk Linggau mengacu pada SK. Mendiknas Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan SK Dirjen DIKTI Nomor 43/DIKTI/2006 Kurikulum Program Studi Magister Manajemen terdiri atas : Semester 1 (satu) 1. Manajemen Keuangan ( 3 sks ) 2. Manajemen Sumber Daya Manusia ( 3 sks ) 3. Manajemen Produksi/Operasi ( 3 sks ) 4. Manajemen Pemasaran ( 3 sks ) Semester 2 (dua) 1. Manajemen Strategi (3 sks) 2. Metodologi Penelitian (3 sks) 3. Sistem Informasi Manajemen (3 sks) 4. Ekonomi Manajerial Untuk Pengambilan Keputusan Bisnis (3 sks) 5. Seminar Bisnis & Manajemen ( 1 sks ) Semester 3 (tiga) Konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) 1. Budaya Organisasi & Kepemimpinan (3 sks) 2. Perencanaan Sumber Daya Manusian(3 sks) 3. Evaluasi Kinerja (3 sks) 4. Perilaku Organisasi (3 sks) Konsentrasi Manajemen Keuangan 1. Manajemen Resiko (3 sks) 2. Keuangan Internasional (3 sks) 3. Institusi Depositori & Pasar Modal (3 sks) 4. Manajemen Investasi (3 sks) Kosentrasi Manajemen Pemerintahan 1. Budaya Organisasi & Kepemimpinan (3 sks) 2. Politik dan Kebijakan Publik (3 sks) 3. Manajemen & Strategi Pemerintahan (3 sks) 4. Etika Pemerintahan (3 sks) Konsentrasi Manajemen Pendidikan 1. Manajemen Kurikulum ( 3 sks ) 2. Manajemen Pendidikan ( 3 sks ) 3. Kebijakan Pengembangan Pendidikan ( 3 sks ) 4. Manajemen Supervisi & Evaluasi Penddikan ( 3 sks ) Semester 4 (empat) 1. Seminar Manajemen ( 1 sks ) 2. Tesis & Ujian Tesis (6 sks) D. Penilaian Kemampuan Akademik Untuk menilai prestasi mahasiswa dalam kegiatan akademik digunakan ketentuan sebagai berikut : 1. Penililaian hasil ujian suatu mata kuliah dilakukan oleh masing-masing dosen (atau tim dosen) dengan menggunakan Huruf Mutu (HM) dan Angka Mutu (AM) sebagai berikut : Nilai Angka >80-100 75 – 84 60 - 74 45 – 59 0 – 44 Huruf Mutu A B C D E Angka Mutu Gabungan Kemampuan 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang (tidak lulus) 0 Gagal (tidak lulus) 2.Nilai akhir bagi mata kuliah yang di ampu oleh lebih dari satu dosen merupakan nilai gabungan dari semua dosen yang digabungkan oleh dosen koordinatornya. 3.Nilai akhir mata kuliah merupakan gabungan nilai tugas terstruktur dan/atau tugas mandiri, nilai ujian tengah semester dan nilai ujian akhir. Selanjutnya nilai akhir ditentukan dengan kriteria butir (1). 4.Bila gagal UAS dengan nilai D atau E, mahasiswa berhak mengikuti ujian ulangan minimal satu minggu setelah nilai diumumkan. 5.Bila gagal lagi, mahasiswa berhak menempuh kembali pada saat setelah UAS semester 3 (sebelum menyusun tesis). 6.Mahasiswa diijinkan untuk memperbaiki nilai, yaitu pada saat setelah UAS semester 3. 7.Untuk biaya point 4 tidak dipungut biaya, sedangkan untuk point 5 dan 6 mahasiswa harus membayar uang ujian dan besarnya akan ditetapkan kemudian. E. Sanksi Akademik Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa Program Pascasarjana yang melakukan pelanggaran ketentuan akademik yaitu sebagai berikut : a. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan kurang dari 75%, tidak diperbolehkan menempuh ujian akhir semester untuk matakuliah yang bersangkutan. b. Mahasiswa yang membatalkan sesuatu matakuliah di luar waktu yang telah ditentukan, maka matakuliah tersebut tidak dapat dibatalkan dan tetap diperhitungkan untuk menentukan IP. c. Mahasiswa yang curang dalam ujian, dikenakan sanksi yang dapat berupa pembatalan seluruh rencana studi semesternya atau berupa sanksi lainnya yang ditetapkan oleh Direktur. d. Mahasiswa yang mengerjakan ujian mahasiswa lain dan atau mahasiswa yang ujiannya dikerjakan orang lain akan dikenai sanksi pembatalan ujian semua matakuliah dalam semester yang bersangkutan. e. Mahasiswa yang melakukan perubahan KRS secara tidak sah akan dikenai sanksi pembatalan KRS untuk semua matakuliah dalam semester yang bersangkutan. f. Mahasiswa yang melakukan perubahan nilai secara tidak sah akan dikenai sanksi skorsing paling lama 2 (dua) semester dan tidak diperhitungkan sebagai terminal. g. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut apabila disertai ancaman kekerasan atau pemberian sesuatu, atau janji atau tipu muslihat akan dikenai sanksi dikeluarkan dari Program Pascasarjana. h. Mahasiswa yang diketahui melakukan kecurangan dalam pembuatan tesis, maka tesis dan nilai ujian tesisnya dibatalkan. i. Mahasiswa yang terbukti melakukan tindak pidana yang dikuatkan dengan putusan Pengadilan, dikenakan sanksi akademik berupa : - Skorsing bila dipidana kurang dari setahun. - Diberhentikan sebagai mahasiswa Program Pascasarjana bila dipidana lebih dari setahun. F. Ujian Tesis Program Pascasarjana Pendidikan program pascasarjana program S-2 Magister Manajemen STIEMura Lubuk Linggau, diselenggarakan dengan sistem semester dan diakhiri dengan ujian tesis. G. Tesis Tesis merupakan tugas akhir mahasiswa program magister, berupa karya tulis yang disusun berdasarkan atas hasil-hasil penelitian. Tesis disusun dengan cara dan format sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan penyusunannya dibimbing oleh Komisi Pembimbing. Bobot tesis sekurang-kurangnya 6 sks. Tesis terdiri dari beberapa komponen, yaitu : (a) Pembuatan usulan penelitian (b) Ujian usulan penelitian, (c) Pelaksanaan penelitian (d) Penulisan naskah tesis (e) Seminar hasil penelitian dan (f) Ujian tesis. Bobot penilaian komponen tesis adalah sbb: 1. Usulan Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Penulisan naskah tesis dan seminar hasil penelitian 4. Ujian akhir tesis 10 % 20 % 30 % 40 % Nilai untuk butir (2) dan (3) diberikan oleh Komisi Pembimbing, sedangkan butir (1) dan (4) diberikan oleh tim penguji. Nilai diberikan sesuai dengan sistem yang berlaku. Nilai akhir merupakan ratarata (sesuai dengan pembobotan) dari nilai-nilai yang disebutkan sebelumnya. Nilai lulus untuk ujian tesis minimum B. Apabila kurang dari nilai tersebut, mahasiswa harus mengulangi ujian tesis dan diberi kesempatan satu kali ulangan. Apabila mahasiswa tidak lulus lagi maka yang bersangkutan diberi tugas khusus (atas persetujuan komisi pembimbing) untuk memperbaiki naskah tesisnya atau dinyatakan gagal dalam studi program Pascasarjana Perbaikan naskah tesis (berdasarkan saran-saran dari tim penguji tesis) harus diselesaikan paling lambat satu bulan setelah ujian tesis. Jika batas waktu perbaikan yang ditentukan habis dan perbaikan naskah tesis belum selesai dan mahasiswa tidak dapat mempertanggungjawabkan alasannya kepada Komisi Pembimbing maka Ketua Komisi Pembimbing dapat mengusulkan supaya mahasiswa yang bersangkutan menempuh ujian tesis lagi. Mahasiswa yang telah lulus ujian tesis, dan telah melakukan perbaikan dengan persetujuan komisi pembimbing, dapat menggandakan naskah tesis tersebut sejumlah tertentu (untuk Komisi Pembimbing, Penyelenggara Program S-2 Magister Manajemen STIE-Mura dan pihak lain yang memerlukan). Naskah tesis kemudian disahkan dengan ditandatangani oleh Komisi Pembimbing dan Pimpinan Penyelenggara Program Pascasarjana . H. Syarat Kelulusan Mahasiswa dinyatakan lulus dari pendidikan Program S-2 Magister Manajemen STIE-Mura Lubuk Linggau apabila: Sekurang-kurangnya telah menyelesaikan 36 sks (termasuk tesis) dengan IPK ≥ 2,75 dan maksimal hanya boleh ada satu nilai C. I. Predikat Kelulusan Yudisium dilaksanakan setelah mahasiswa dapat menyelesaikan seluruh persyaratan akademik dan administrasi. Mahasiswa yang dinyatakan lulus menerima predikat kelulusan sebagai berikut: 1. Lulus dengan predikat Cumlaude (Pujian) : apabila IPK= 3,71-4,00 , tanpa nilai C, lama studi maksimum lima semester, Nilai Tesis = A, dan Nilai Ujian Tesis = A. 2. Lulus dengan predikat Sangat memuaskan : a. Apabila IPK = 3,71 - 4,00 dan tidak memenuhi kriteria pada butir (1) b. Apabila IPK = 3,50 - 3,70. 3. Lulus dengan predikat Memuaskan : apabila IPK = 2,75 - 3,49 . J. Evaluasi Keberhasilan Studi 1. Mahasiswa yang pada akhir semester pertama belum dapat mencapai IPK=2,75 untuk minimal 8 sks akan diberi peringatan, agar berusaha lebih giat studinya untuk memperbaiki prestasi pada semester berikutnya. 2. Mahasiswa yang pada akhir semester ke dua belum dapat mencapai IPK= 2,75 untuk minimal 16 sks akan diberi peringatan kedua. Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilaksanakan sekurang-kurangnya tiap akhir semester, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, tahun keempat dan akhir studi. 3. Mata kuliah yang memperoleh nilai D wajib diulang dan nilai C dapat diulang. Pengulangan perkuliahan untuk mata kuliah tertentu hanya dapat dilakukan satu kali dan hasil nilai tertinggi dari ujian mata kuliah yang diulang tersebut adalah B. 4. Bagi mahasiswa yang telah menempuh minimum 24 sks dengan IPK minimum 2,75 tanpa nilai D, maka yang bersangkutan secara formal dapat mengajukan usulan penelitian tesis. 5. Usulan penelitian tesis harus disetujui oleh Komisi Pembimbing dan dipertahankan serta lulus di depan Tim Penilai Usulan Penelitian (yaitu Komisi Pembimbing ditambah dua penguji yang telah ditetapkan Pimpinan Penyelenggara Program Pascasarjana berdasarkan usulan Ketua Program Studi). 6. Mahasiswa yang telah lulus ujian usulan penelitian dan semua perbaikannya telah dilaksanakan dan telah ditujui oleh Komisi Pembimbing, dapat segera melaksanakan penelitian tesis. K. Batas Masa Studi Program Magister (bagi peserta yang berpendidikan sarjana sebidang) dirancang dalam kurun waktu empat semester (2 tahun), dapat ditempuh kurang dari empat semester dan maksimal 8 semester (4 tahun) Bagi mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan studi dalam empat tahun tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka mahasiswa tersebut dinyatakan gagal mengikuti program magister. Lama studi tidak terhitung cuti akademik (terminal), dan setiap mahasiswa berhak cuti akademik sebanyak-banyaknya 2 (dua) semester selama studinya. Cuti akademik dapat diambil oleh mahasiswa dengan syarat (1) gangguan kesehatan/sakit dalam waktu yang lama, sehingga tidak memungkinkan melaksanakan proses pembelajaran, (2) cuti melahirkan, (3) berdomisili di suatu tempat yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan proses pembelajaran, (4) alasan-alasan lain yang dapat diterima oleh Pimpinan Penyelenggara Program Pascasarjana. BAB IV ADMINISTRASI PENDIDIKAN A. Syarat-Syarat Administrasi Sistem Semester Untuk melaksanakan sistem kredit yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Pedoman Pendidikan Pedoman Pendidikan ini disediakan sebelum perkuliahan tahun akademik tertentu dimulai, dan berisi antara lain : a. Kalender Akademik, yang mengatur : 1. Waktu awal dan akhir kuliah, ujian, pendaftaran ulang dan kegiatan akademik lain pada semester ganjil dan genap. 2. Kegiatan-kegiatan Dies Natalis, Wisuda dan kegiatan seremonial yang lain. 3. Kegiatan Kemahasiswaan. b. Penjelasan tentang Sistem Semester. c. Penjelasan tentang Tujuan Pendidikan Program Magister. d. Penjelasan tentang Peraturan Akademik yang terkait dengan perkuliahan, ujian, evaluasi keberhasilan studi, mutasi mahasiswa dan lain-lain. e. Penjelasan tentang pengelolaan administrasi pendidikan. f. Penjelasan tentang bimbingan konseling dan penasehat akademik. g. Penjelasan tentang tata krama kehidupan di kampus. 2. Nomor Pokok Mahasiswa ( NPM ) seperti diatur dalam Aturan Pemberian Nomor Induk NPM terdiri dari 8 digit angka yang memiliki arti berdasarkan kode-kode : Digit ke satu dan dua menunjukkan tahun terdaftar di Pascasarjana Digit ke tiga dan keempat menunjukkan jenjang pendidikan/strata yang diikuti oleh mahasiswa dan atau menunjukkan fakultas/program dimana mahasiswa terdaftar. Digit ke lima sampai ke delapan, menunjukkan nomor urut mahasiswa yang terdaftar. Contoh ; NPM : 14220011 B. Pelaksanaan Administrasi Sistem Semester Untuk melaksanakan administrasi sistem semester, diperlukan beberapa tahap kegiatan pada setiap semester yaitu : 1. Persiapan Pendaftaran Bahan-bahan yang diperlukan pada tahap persiapan pendaftaran ini antara laini: a. Petunjuk pengisian beserta kartu-kartunya, yaitu : 1) Kartu Rencana Studi (KRS) 2) Kartu Hasil Studi (KHS) b. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) Pertama-tama mahasiswa datang ke Sekretariat Pasca untuk mengambil kelengkapan pendaftaran dengan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa yang berlaku untuk semester tersebut. c. Penentuan Rencana Studi Semester. Untuk mahasiswa baru, rencana studi semester pertama diwajibkan mengambil beban studi yang telah ditetapkan. Penentuan rencana studi semester selanjutnya juga berdasarkan beban studi yang telah ditetapkan. d. Hasil Studi. Yang dimaksud dengan hasil studi adalah nilai yang diperoleh mahasiswa bagi semua mata kuliah yang diprogram dalam KRS dan dicantumkan dalam Kartu Hasil Studi (KHS). C. Kuliah, Seminar, Praktikum dan Sejenisnya. Mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah-kuliah, seminar-seminar, praktikum-praktikum dan kegiatan akademik sejenisnya sesuai dengan rencana studinya secara tertib dan teratur menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Jadwal jam kuliah dan praktikum diatur oleh Fakultas atau Program Pascasarjana, dapat dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga pukul 22.00 D. Penyelenggaraan Ujian Mata kuliah. Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan ujian adalah sebagai berikut : a. Merencanakan Jadwal Ujian Sesuai dengan kalender akademik, jadual ujian tengah semester dan akhir semester harus direncanakan terlebih dahulu secara cermat dan diumumkan kepada mahasiswa dan dosen. Jadwal ujian diumumkan selambat-lambatnya seminggu sebelum ujian berlangsung, sehingga mahasiswa maupun dosen dapat mengatur persiapan yang diperlukan sedini mungkin. Jadwal ujian hendaknya disusun bersama-sama dengan penyusunan jadwal kuliah dan jadwal praktikum. Ujian tengah semester dan ujian akhir semester diselenggarakan oleh panitia yang ditetapkan oleh Direktur Pasca. b. Pelaksanaan Ujian Yang boleh menempuh ujian adalah mahasiswa yang telah mengikuti sekurang-kurangnya 75 % dari perkuliahan untuk semester yang bersangkutan serta memenuhi ketentuan lainnya. Bagi mahasiswa yang mengikuti kuliah kurang dari 75 % tidak berhak mengikuti UAS dan semua nilai yang telah didapat untuk mata kuliah tersebut dinyatakan gugur dan sks mata kuliah tersebut diperhitungkan IP semester. Hasil ujian berupa nilai akhir beserta komponen-komponennya (nilai ujian tengah semester, nilai praktikum, nilai kuis dll ) diumumkan kepada mahasiswa. E. Pengadministrasian Nilai. 1. Kartu Hasil Studi ( KHS ) Hasil ujian oleh dosen harus segera diserahkan ke Sekretariat Pasca, agar dapat dilakukan pengisian KHS dan KRS untuk semester berikutnya. KHS semester dibuat rangkap 3 (tiga), masing-masing untuk mahasiswa, BAAK dan Program Pasca Sarjana. 2. Penyimpanan Hasil Ujian Mahasiswa. Penyimpanan hasil ujian mahasiswa dilakukan oleh Sekretatiat Program Pasca Sarjana dan BAAK. Data hasil ujian mahasiswa yang perlu disimpan ialah : a. Daftar hasil ujian mahasiswa setiap mata kuliah. b. KHS yang mencakup nilai kumulatif hasil ujian mahasiswa yang bersangkutan pada setiap semester dan indeks prestasinya. c. Nilai kumulatif untuk semua matakuliah sejak semester awal sampai dengan semester yang bersangkutan. 3. Registrasi Mahasiswa 3.1. Tujuan a. Untuk penertiban pelaksanaan kegiatan akademik pada setiap semester. b. Untuk mengetahui besarnya “student body” dan banyaknya mahasiswa yang mengikuti kegiatan akademik secara aktif pada setiap semester. c. Untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan keadaan mahasiswa. 3.2. Macam Registrasi Mahasiswa A. Registrasi Administrasi Yang dimaksud dengan registrasi administrasi adalah kegiatan untuk memperoleh status terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Pasca Sarjana Program S-2 Magister Manajemen STIE-Mura Lubuk Linggau. Kegiatan registrasi administrasi wajib dilakukan oleh seluruh mahasiswa secara tertib pada setiap awal semester sesuai dengan ketentuan kalender akademik. 1. Registrasi administrasi calon mahasiswa baru. a. Harus memenuhi semua kelengkapan persyaratan administrasi sebagai mahasiswa baru b. Telah memenuhi semua persyaratan akademik yang ditentukan dengan membawa kelengkapan berkas asli dan meyerahkan salinansalinan/fotocopynya meliputi: - Foto copy transkrip nilai yang telah dilegalisir 2 lembar - Foto copy ijazah S1 yang dilegalisir 2 lembar - Pas foto 3x4 (5 lembar), 4x6 (5 lembar) - Menyerahkan foto copy KTP/identitas yang masih berlaku. c. Sanksi : 1) Setiap calon mahasiswa yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, tidak dapat diterima sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana STIE-Mura Lubuk Linggau. 2) Setiap calon mahasiswa yang terlambat registrasi administrasi, dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan dan dianggap mengundurkan diri. 3) Setiap calon mahasiswa yang memberikan keterangan tidak benar dapat dibatalkan registrasi administrasinya atau dikeluarkan dari Program Pasca Sarjana STIE-Mura Lubuk Linggau. 4) Tidak ada perpanjangan waktu untuk registrasi administrasi. 2. Registrasi administrasi mahasiswa lama. a. Syarat-syarat registrasi Setiap mahasiswa lama diharuskan datang sendiri untuk menyelesaikan registrasi administrasi dengan menyerahkan : - Formulir registrasi administrasi yang telah diisi. - Kartu Tanda Mahasiswa semester sebelumnya. - Tanda bukti pelunasan SPP tahun akademik sebelumnya. - Tanda bukti pelunasan SPP semester / tahun akademik yang bersangkutan. - Dua lembar pas foto masing-masing ukuran 3x4 cm dan 4x6 cm. - Bagi mahasiswa yang tidak terdaftar pada semester sebelumnya harus mendapat ijin untuk registrasi administrasi kembali dari Ketua STIE-Mura. b. Sanksi : 1) Mahasiswa lama yang tidak melakukan herregistrasi administrasi pada suatu semester tertentu tanpa persetujuan Ketua STIE-Mura, ia dinyatakan bukan mahasiswa untuk semester tersebut dan diperhitungkan dalam masa studinya. 2) Mahasiswa lama yang terlambat herregistrasi administrasi dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan dan pada semester tersebut dinyatakan tidak terdaftar sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana. 3) Mahasiswa lama yang tidak terdaftar seperti pada butir 2 dapat mengajukan permohonan cuti akademik kepada Ketua selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak penutupan registrasi administrasi. 4) Mahasiswa lama yang tidak terdaftar lebih dari 2 (dua) semester kumulatif dinyatakan mengundurkan diri sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana. 5) Mahasiswa lama diwajibkan melakukan herregistrasi pada jadwal yang telah ditentukan. 6) Tidak ada perpanjangan waktu untuk registrasi administrasi. B. Registrasi Akademik. Yang dimaksud dengan registrasi akademik adalah pendaftaran untuk memperoleh hak mengikuti kegiatan akademik pada semester tertentu. i. Kegiatan registrasi akademik meliputi antara lain : - Pengisian dan pengesahan Form Rencana Studi (FRS). ii. FRS yang sudah diisi harus segera diserahkan ke Sekretariat Program Pasca Sarjana. C. Ketentuan Pembayaran Biaya Studi Mahasiswa Baru Setiap mahasiswa baru yang diterima di Program Pasca Sarjana STIE MURA Lubuklinggau wajib membayar Biaya Pembinaan Pendidikan (BPP), biaya matrikulasi, biaya jas/KTM, biaya tesis, seminar dan biaya lain-lain yang besarnya ditetapkan dengan SK Direktur. Pembayaran biaya tersebut pada saat registrasi administrasi, di mana BPP dapat dibayarkan sekaligus dalam satu semester atau dua tahap pada setiap semester. Sedangkan biaya lain-lain dibayar satu kali selama menjadi mahasiswa dan dibayar seluruhnya pada saat kegiatan akan berlangsung. Mahasiswa Lama Setiap mahasiswa yang melakukan herregistrasi administrasi diwajibkan membayar BPP yang dapat dibayar sekaligus dalam satu semester atau dua tahap pada setiap semester. 1. Bagi mahasiswa yang tidak melakukan daftar ulang selama 1 atau 2 semester tanpa seijin Direktur, tetap diwajibkan untuk membayar BPP selama yang bersangkutan tidak aktif dan pembayaran dilakukan pada saat herregistrasi di mana yang bersangkutan akan aktif kuliah kembali dengan mengajukan permohonan aktif kembali. 2. Jika mahasiswa memperoleh ijin Direktur untuk cuti akademik maka yang bersangkutan dibebaskan dari kewajiban membayar uang SPP sebesar 50% selama menjalani cuti akademik tersebut. 3. Besarnya SPP ditentukan dengan SK Direktur. D. Kartu Tanda Mahasiswa ( KTM ) Mahasiswa yang terdaftar akan memiliki KTM dalam fisik kartu plastik dengan “barcode number” yang pengesahan registrasinya dengan “hot stamp”. 1. KTM diterimakan kepada mahasiswa yang sudah menyelesaikan registrasi administrasi secara lengkap. 2. Apabila terjadi kesalahan dalam pengisian KTM, mahasiswa harus melaporkan kepada BAAK untuk diganti dengan KTM yang baru. 3. KTM merupakan tanda bukti terdaftar sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana pada semester yang bersangkutan. E. Mutasi Mahasiswa Yang dimaksud dengan mutasi mahasiswa ialah perubahan status mahasiswa yang meliputi status akademik dan administrasi. Mutasi mahasiswa dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Cuti Akademik a. Cuti akademik adalah penundaan registrasi administrasi, dalam jangka waktu tertentu dengan ijin Direktur. b. Seorang mahasiswa yang mengajukan permohonan cuti akademik harus per semester dan dapat diperpanjang paling lama 2 (dua) tahun kumulatif. c. Jangka waktu cuti akademik tidak diperhitungkan sebagai masa studi kecuali bagi mahasiswa yang tidak daftar ulang tanpa seijin Direktur tetap diperhitungkan sebagai masa studi. d. Permohonan cuti akademik diajukan kepada Direktur dengan disertai alasan-alasan yang kuat, diketahui orang tua/wali/instansi mahasiswa yang bersangkutan. Pengajuan ini paling lambat 1 (satu) minggu sejak penutupan registrasi akademik. 2. Mahasiswa Tugas Belajar Program Pasca Sarjana menerima mahasiswa tugas belajar dari Instansi Pemerintah/Swasta dengan syarat-syarat sebagai berikut : a. Berijazah Sarjana Perguruan Tinggi Negeri/PTS. b. Memenuhi syarat-syarat akademik dan administratif yang ditentukan. c. Berasal dari fakultas atau program studi yang sesuai. d. Penerimaan mahasiswa tugas belajar dilakukan oleh Direktur dan dilakukan sepanjang daya tampung memungkinkan. Mahasiswa tugas belajar diwajibkan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur paling lambat 1 bulan sebelum perkuliahan tahun akademik baru dimulai. 3. Pindah ke Perguruan Tinggi Lain. a. Mahasiswa Program Pasca Sarjana yang akan pindah ke Perguruan Tinggi lain, harus mengajukan permohonan kepada Direktur disertai dengan alasan kepindahannya. b. Mahasiswa yang telah pindah ke Perguruan Tinggi lain tidak dapat diterima kembali sebagai mahasiswa Program Pasca Sarjana STIE-Mura Lubuk Linggau. 4. Putus Kuliah. Mahasiswa putus kuliah ialah mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan evaluasi keberhasilan studi pada setiap tahun dan akhir studi, atau mahasiswa yang tidak terdaftar karena tidak melakukan registrasi sesuai ketentuan program pasca sarjana. a. Jumlah mahasiswa putus kuliah tiap semester dilaporkan Direktur Program Pascasarjana kepada Ketua STIE-Mura. b. Direktur mengeluarkan Surat Keputusan tentang putus kuliah untuk mahasiswa yang bersangkutan. 5. Meninggal Dunia. Apabila ada mahasiswa meninggal dunia, Direktur Program Pascasarjana melaporkan kepada Ketua STIE-Mura. 6. Pemberhentian sebagai Mahasiswa Program Pasca Sarjana STIE-Mura Lubuk Linggau. Mahasiswa dapat diberhentikan selama-lamanya atau sementara apabila melanggar Ketentuan tentang Tata Tertib STIE-Mura, serta ketentuan lain yang berlaku. F. Perpindahan Mahasiswa ke Program Pasca Sarjana STIE-Mura Lubuk Linggau. 1. Syarat-syarat 1) Berasal dari Perguruan Tinggi Negeri dan atau PTS yang mempunyai kesesuaian bidang studi dan program yang sama. 2) Bukan putus studi karena tidak memenuhi ketentuan akademik 3) Tidak pernah melanggar peraturan Perguruan Tinggi asal. 4) Persetujuan pindah dari Program Pasca Sarjana asal. 5) Direktur Program Pasca Sarjana yang dituju menyatakan secara tertulis kesediaannya untuk menerima. 6) Mahasiswa pindahan yang diterima di Program Pasca Sarjana STIE-Mura mempunyai kewajiban membayar biaya pendidikan seperti mahasiswa baru serta memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Program Pasca Sarjana. 2. Tata Cara Mengajukan Permohonan Pindah Tata cara mengajukan permohonan pindah adalah sebagai berikut : 1) Permohonan pindah diajukan secara tertulis dengan alasan yang kuat kepada Direktur. 2) Permohonan tersebut harus dilampiri : a. Daftar nilai asli yang diperoleh dari Perguruan Tinggi asal, dengan IPK nya. b. Surat pindah dari perguruan tinggi asal c. Persetujuan orang tua/wali/instansi. d. Surat keterangan tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan perguruan tinggi asal. 3. Waktu Pengajuan Permohonan Pindah 1) Permohonan pindah harus diterima Program Pasca Sarjana STIE-Mura paling lambat 1 (satu) bulan sebelum kuliah tahun akademik baru dimulai. 2) Permohonan pindah tidak akan dipertimbangkan apabila batas waktu seperti tersebut pada butir (1) dilampaui. G. Kelulusan Pascasarjana. Mahasiswa yang lulus Pascasarjana wajib mengikuti wisuda dan berhak memperoleh ijazah yang diserahkan pada saat wisuda. BAB V TATA TERTIB KELUARGA BESAR PROGRAM PASCA SARJANA STIE-MURA LUBUK LINGGAU A. Ketentuan Umum Yang dimaksud keluarga besar Program Pasca Sarjana STIE-Mura dalam tata tertib ini adalah tri civitas akademika Program Pasca Sarjana STIE-Mura yang terdiri dari: 1. Dosen, baik tetap atau tidak tetap. 2. Tenaga Administrasi, yaitu tenaga teknisi dan tenaga administrasi umum, baik PNS maupun honorer. 3. Mahasiswa, yaitu mahasiswa Program Pasca Sarjana STIE-Mura Lubuk Linggau. B. Hak dan Kewajiban Hak Tenaga Akademik 1. Melakukan kegiatan akademik sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara bebas dan bertanggung-jawab dengan mengingat normanorma kemanusiaan, martabat ilmuwan, fasilitas yang tersedia dan peraturan yang berlaku. 2. Menyumbangkan karya ilmiah dan prestasi kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Memperoleh perlakuan yang adil sesuai dengan profesinya. Hak Tenaga Administrasi 1. 2. Menyumbangkan karya kerja dan prestasi kerja sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Memperoleh perlakuan yang adil. Hak Mahasiswa 1. Memperoleh pendidikan dan pengajaran sesuai dengan program studi yang dituntutnya. 2. Mengikuti setiap kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan dan telah disetujui oleh Program Studi maupun Sekolah Tinggi. 3. Memperoleh dan menggunakan setiap fasilitas yang tersedia menurut caracara dan ketentuan yang berlaku. 4. Menyampaikan saran dan pendapat secara konstruktif sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan mengingat norma-norma kesusilaan, kesopanan serta sesuai dengan kepribadian dan falsafah bangsa Indonesia. Kewajiban Tenaga Akademik 1. Mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung-jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta menyiapkan mahasiswa sebagai kader penerus cita-cita bangsa. 2. Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia. 3. Menjamin kebebasan mimbar dan kebebasan akademi dalam bentuk yang kreatif, konstruktif dan bertanggung-jawab, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan. 4. Mengembangkan dan mengikuti terus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam disiplin ilmunya. 5. Mentaati ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. Kewajiban Tenaga Administrasi 1. Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia. 2. Melaksanakan ketentuan pemerintah baik bersifat umum maupun kedinasan. 3. Melakukan tugas pelayanan kepada Keluarga Besar Program Pasca Sarjana STIE-Mura dengan sebaik-baiknya. 4. Memantapkan dan memelihara rasa kesejawatan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 5. Bekerja dengan penuh pengabdian, jujur, tertib serta memiliki tanggungjawab yang besar. Kewajiban Mahasiswa 1. Bersama-sama dengan civitas akademika lainnya mengembangkan tata kehidupan sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia. 2. Memantapkan dan memelihara rasa kesejawatan di antara sesama Keluarga Besar Kampus Program Pasca Sarjana STIE-Mura. 3. Membantu dan berpartisipasi aktif dalam setiap penyelenggaraan programprogram kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. 4. Menjaga integritas sebagai calon Magister serta taat dan loyal terhadap setiap peraturan yang berlaku di Program Pasca Sarjana STIE-Mura. 5. Bersikap ksatria, sopan dan penuh rasa tanggung-jawab terhadap sesama Keluarga Besar Program Pasca Sarjana STIE-Mura dan masyarakat luas. B. Tata Krama Pergaulan dan Tanggung Jawab 1. Tata krama pergaulan di dalam lingkungan kampus Program Pasca Sarjana STIE-Mura didasarkan atas azas-azas kekeluargaan serta menjunjung tinggi keselarasan dan keseimbangan sesuai dengan pandangan hidup Pancasila. 2. Keluarga Besar Program Pasca Sarjana STIE-Mura mempunyai tanggungjawab untuk menjaga nama baik almamater serta menyadari bahwa perguruan tinggi harus benar-benar merupakan masyarakat ilmiah yang akan berkembang terus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga suasana yang kondusif demi terselenggaranya proses belajar mengajar secara luas merupakan tanggung jawab bersama. C. Pelanggaran terhadap Tata Tertib dapat berupa : 1. Bersikap dan bertindak yang dapat merongrong dan menjatuhkan nama baik almamater/Keluarga Besar Program Pasca Sarjana STIE-Mura. 2. Merongrong kewibawaan pejabat Program Pasca Sarjana dalam menjalankan tugas dan jabatannya. 3. Bertindak menyalahgunakan dan melampaui wewenang yang ada padanya. 4. Bertindak sewenang-wenang dan tidak adil baik terhadap bawahannya maupun sesama pejabat. 5. Membocorkan rahasia jabatan, lembaga dan atau rahasia negara. 6. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun di dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan pribadi atau golongan. 7. Melawan dan menolak tugas dari atasannya. 8. Menghalangi, mempersulit penyelenggaraan kegiatan akademik dan non akademik yang telah ditetapkan Program Pasca Sarjana. 9. Mencampuri urusan administrasi pendidikan dan lain-lain tanpa wewenang sah dari Program Pasca Sarjana. 10. Melakukan pengerusakan/berbuat curang serta memalsukan surat/dokumen yang sah. 11. Melakukan pengerusakan/gangguan sistem TI yang dikembangkan di Program Pasca Sarjana STIE-Mura. 12. Melakukan tindak kesusilaan baik dalam sikap, perkataan, tulisan maupun gambar. 13. Menyalahgunakan nama, lambang, tanda Program Pasca Sarjana. 14. Menggunakan secara tidak sah ruangan, bangunan, maupun sarana lain milik Program Pasca Sarjana STIE-Mura tanpa izin. 15. Memeras, berjudi, membawa dan menyalahgunakan obat-obat terlarang di kampus Program Pasca Sarjana STIE-Mura. 16. Menyebarkan tulisan-tulisan dan faham-faham yang terlarang oleh pemerintah. 17. Mengadu domba dan menghasut antar civitas akademika Program Pasca Sarjana STIE-Mura. 18. Dan lain-lain yang dilarang oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. D. Sanksi Keluarga Besar Program Pasca Sarjana STIE-Mura yang melakukan pelanggaran dapat dikenakan sanksi. Bentuk sanksi dapat berupa : a. Teguran dan atau peringatan. b. Penggantian kerugian akibat kerusakan yang ditimbulkan dan atau pembayaran denda. c. Skorsing. d. Larangan mengikuti kegiatan akademik seluruh ataupun sebagian kegiatan dalam waktu tertentu atau selamanya. e. Sanksi hukum yang ditandukan oleh yang berwajib. LAMPIRAN 1 Salinan KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor 178/U/2001 E. Tentang GELAR DAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI F. KEABSAHAN GELAR MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Bab VII Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, dipandang perlu mengatur penetapan jenis gelar dan sebutan sesuai dengan kelompok bidang ilmu; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Nomor 3859); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 177 Tahun 2000 Tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 Mengenai Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 Tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : Gelar akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik. Sebutan profesional adalah sebutan yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengetahuan. Pendidikan dan profesional adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Program studi adalah merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesional yang diselenggarakan atas dasar kurikulum yang disusun oleh perguruan tinggi. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pasal 2 Penetapan jenis gelar akademik dan sebutan profesional didasarkan atas bidang keahlian. Bidang keahlian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk gelar akademik merupakan program studi. Bidang keahlian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk sebutan profesional merupakan program studi. Pasal 3 Gelar akademik dan sebutan profesional yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi dicantumkan dalam ijazah. Dalam Ijazah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan pula nama program studi yang bersangkutan secara lengkap. BAB II GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 4 (1) Yang berhak menggunakan gelar akademik adalah lulusan pendidikan akademik dari Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas. (2) Yang berhak menggunakan sebutan profesional adalah lulusan pendidikan profesional dari Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas. Pasal 5 (1) Yang berhak memberikan gelar akademik adalah Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. (2) Yang berhak memberikan sebutan profesional adalah Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas. BAB III JENIS GELAR AKADEMIK Pasal 6 Gelar akademik terdiri atas Sarjana, Magister dan Doktor. Pasal 7 Penggunaan gelar akademik Sarjana dan Magister ditempatkan dibelakang nama yang berhak atas gelar yang bersangkutan dengan mencantumkan huruf S., untuk Sarjana dan huruf M. untuk Magister disertai singkatan nama kelompok bidang keahlian. Pasal 8 Penetapan jenis gelar dan sebutan serta singkatannya sesuai dengan kelompok bidang ilmu dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi bersamaan dengan pemberian ijin pembukaan program studi berdasarkan usul dari perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kepatutan akademik. Pasal 9 Gelar akademik Doktor disingkat Dr. ditempatkan di depan nama yang berhak atas gelar yang bersangkutan. BAB IV JENIS SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 10 Penggunaan sebutan profesional dalam bentuk singkatan ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan profesional yang bersangkutan. Pasal 11 Sebutan profesional lulusan Program Diploma terdiri atas : Ahli Pratama untuk Program Diploma I disingkat A.P. Ahli Muda untuk Program Diploma II disingkat A.Ma. Ahli Madya untuk Program Diploma III disingkat A.Md. Sarjana Sains Terapan untuk Program Diploma IV disingkat SST. Singkatan sebutan profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan tersebut. BAB V PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 12 (1) Gelar akademik dan sebutan profesional yang digunakan oleh yang berhak menerima adalah satu gelar akademik dan/atau sebutan profesional jenjang tertinggi yang dimiliki oleh yang berhak. (2) Gelar akademik dan sebutan profesional hanya digunakan atau dicantumkan pada dokumen resmi yang berkaitan dengan kegiatan akademik dan pekerjaan. BAB VI SYARAT PEMBERIAN GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESIONAL Pasal 13 Syarat pemberian gelar akademik dan sebutan profesional adalah : Telah menyelesaikan semua kewajiban dan/atau tugas yang dibebankan dalam mengikuti suatu program studi baik untuk pendidikan akademik maupun pendidikan profesional sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi dan keuangan berkenaan dengan program studi yang diikuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Telah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional. BAB VII GELAR DOKTOR KEHORMATAN Pasal 14 Gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dapat diberikan kepada seseorang yang telah berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan dan/atau kemanusiaan. Pasal 15 Syarat bagi calon penerima gelar Doktor Kehormatan adalah : Memiliki gelar akademik sekurang-kurangnya Sarjana. Berjasa luar biasa dalam pengembangan suatu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan dan/atau kemanusiaan. Syarat perguruan tinggi yang dapat memberikan gelar Doktor Kehormatan adalah universitas dan institut yang memiliki wewenang menyelenggarakan Program Pendidikan Doktor sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 16 Pemberian gelar Doktor Kehormatan dapat diusulkan oleh senat fakultas dan dikukuhkan oleh senat universitas/institut yang dimiliki wewenang. Pemberian gelar Doktor Kehormatan sebagaimana dimaksud dalm ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan tata cara yang berlaku di universitas/institut yang bersangkutan. Pemberian gelar Doktor Kehormatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaporkan oleh Rektor kepada Menteri dengan disertai pertimbangan lengkap atas karya atau jasa yang bersangkutan. Pasal 17 Gelar Doktor Kehormatan, disingkat Dr (H.C) ditempatkan di depan nama penerima hak atas gelar tersebut dan hanya digunakan atau dicantumkan pada dokumen resmi yang berkaitan dengan kegiatan akademik dan pekerjaan. BAB VIII KETENTUAN LAIN Pasal 18 Perguruan tinggi yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak dibenarkan memberikan gelar akademik, sebutan profesional dan/atau gelar doktor kehormatan. Pasal 19 (1) Gelar akademik dan/atau sebutan profesional yang diperoleh secara sah tidak dapat dicabut atau ditiadakan oleh siapapun. (2) Keabsahan perolehan gelar akademik dan/atau sebutan profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat ditinjau kembali karena alasan akademik. (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur oleh Direktur Jenderal. Pasal 20 Penggunaan gelar akademik dan/atau sebutan profesional yang tidak sesuai dengan keputusan ini dikarenakan ancaman dipidana seperti dimaksud dalam pasal 55 dan pasal 56 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 21 (1) Gelar akademik dan sebutan profesional yang diberikan oleh perguruan tinggi di luar negeri digunakan sesuai pola dan cara pemakaian yang berlaku di negara yang bersangkutan dan tidak dibenarkan untuk disesuaikan dan/atau diterjemahkan menjadi gelar akademik dan/atau sebutan profesional sebagaimana diatur dalam keputusan ini. (2) Gelar akademik dan sebutan profesional yang diberikan oleh perguruan tinggi di luar negeri perlu pengesahan dari Departemen Pendidikan Nasional. (3) Gelar akademik dan sebutan profesional lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak dibenarkan untuk disesuaikan dan/atau diterjemahkan menjadi gelar akademik dan/atau diterjemahkan menjadi gelar akademik dan/atau sebutan profesional yang diberikan oleh perguruan tinggi di luar negeri. Pasal 22 Sebutan profesional yang dapat diberikan oleh perguruan tinggi di lingkungan Departemen Pertahanan ditetapkan dalam ketentuan tersendiri. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 (1) Gelar akademik dan sebutan profesional seperti diatur dalam keputusan ini berlaku sejak ditetapkan. (2) Gelar akademik dan sebutan profesional yang diberikan oleh perguruan tinggi di dalam negeri sebelum Keputusan ini berlaku dapat tetap dipakai sebagaimana adanya. Pasal 24 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 036/U/1993 tentang Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi dinyatakan tidak berlaku. Pasal 25 Keputusan ini dimulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2001 Menteri Pendidikan Nasional, ttd.