TINJAUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS (STUDI KASUS PADA DR. NURDIN WAHID MEDICAL CENTER (NMC) CIBINONG) (KLINIK UTAMA) REVIEW OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM AND ITS CORRELATION TO BUSINESS SUSTAINABILITY (A CASE STUDY IN DR. NURDIN MEDICAL CENTER (NMC) CIBINONG) (KLINIK UTAMA) Fathiarka Ma’ruf, Firman Pribadi, Sunaryadi Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Email: [email protected] INTISARI Latar belakang: Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Pada hakekatnya sistem informasi merupakan suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, penyajian informasi, analisis data penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan. Untuk mengetahui baik tidaknya kualitas yang dihasilkan, berjalan atau tidaknya aplikasi yang ada maka diperlukan suatu peninjauan tentang SIM. Tujuan: Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan Sistem Informasi Manajemen terhadap keberlanjutan bisnis di Klinik NMC. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan rancangan studi kasus. Sampel penelitian ini adalah orang-orang yang berwenang dan terlibat langsung dalam pengisian SIM dan juga yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan klinik. Instrumen penelitian ini menggunakan Pedoman Wawancara dan FGD serta ceklis. Hasil: Hasil penelitian pada klinik NMC menunjukan bahwa pada komponen input, proses, output dan outcome masih tidak sesuai dengan kriteria pencapaian yang mesti dicapai oleh setiap komponennya sehingga data yang dihasilkan masih kurang falid yang dapat mengakibatkan pengambilan keputusan tidak dapat diambil sesuai dengan hasil dari SIM itu sendiri. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah Penerapan SIM Klinik pada Nurdin Medical Center belum tepat guna dikarenakan hal-hal sebagai berikut: Belum terbentuknya the right man in the right place pada sebagian area krusial yang berperan dalam penginputan data maupun pengolahannya dan belum tersedianya SOP yang lengkap dan petunjuk teknis lainnya, sehingga pengaplikasian SIM Klinik hanya berlandaskan pada modul standar aplikasi SIM Klinik. Idealnya, aplikasi SIM Klinik lah yang mengikuti kebutuhan SOP Klinik. Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen, Keberlanjutan Bisnis ABSTRACT Background. Management Information System (MIS) is a series of data processing procedures are developed within an organization and confirmed when needed to provide data to management for policy decision-making in order to achieve objectives. The fact that the information system is a system that deals with data collection, presentation of information, data analysis and presentation of information concluding the necessary information. To find out whether or not the quality of the resulting, running or not existing applications, we need a review of MIS. Purpose. The purpose of this research is to explain how relations of Management Information Systems in Clinical NMC business sustainability. Method. This investigation is a qualitative study with case study design. Samples of this study are the ones ruling and directly involved in recharging the SIM and also directly involved in clinical decision making. The instrument of this study using interviews and focus group guidelines and checklists. Result. The results of the study at the clinic NMC showed that component inputs, processes, outputs and outcomes are still not in accordance with the criteria of achievement that must be achieved by each of the components so that the resulting data are lacking falid which may result in the decision-making should not be taken in accordance with the results of the SIM itself. Conclusion. The conclusion of this study is the adoption of SIM Clinic on Nurdin Medical Center is not appropriate because matters as follows: Not to the formation of the right man in the right place at sebahagian area of critical role in data entry and processing, and the unavailability of SOP complete and user technical the other, so that the SIM application Clinic only based on standard modules Clinic SIM application. At best, the SIM application Clinic who follow SOP Clinic purposes. Keywords: Management Information Systems, Business Sustainability A. PENDAHULUAN Informasi khususnya sistem informasi diperlukan oleh manajemen organisasi atau perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan organisasi ataupun perusahaan. Pentingnya informasi karena informasi merupakan hal terpenting yang menentukan keberhasilan dalam pengambilan keputusan dan implementasi strategi organisasi. Keberhasilan pengambilan keputusan dan implementasi strategi organisasi atau perusahaan berkaitan dengan profitabilitas perusahaan, keberlanjutan kehidupan perusahaan dan juga peningkatan daya saing perusahaan baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Informasi merefleksikan kebutuhan dari organisasi secara spesifik. Ketika informasi diolah menjadi alat pengambilan keputusan, sistem informasi merupakan mekanisme untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut dapat digunakan oleh manajer dalam bentuk yang mereka inginkan dan kapanpun mereka butuhkan. Sistem informasi membantu aktivitas pengambilan keputusan di dalam organisasi lebih cepat dan akurat. Klinik merupakan organisasi yang padat karya/profesi, padat modal dan padat teknologi serta informasi yang dihasilkan sangat beragam. Dengan beragamnya informasi yang dihasilkan dibutuhkan pengelolaan yang serius mulai dari data yang diperoleh, diproses hingga informasi yang dihasilkan. Bagi suatu organisasi, informasi merupakan sumber daya yang berharga. Berbagai kegiatan operasional dan pengambilan keputusan tergantung dari informasi yang tersedia. Dukungan informasi yang memadai dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko pengambilan keputusan yang salah arah.21 Dengan adanya sistem informasi manajemen yang menghubungkan semua sisi sistem pada organisasi, system informasi ini juga merupakan sebuah arsitektur penghubung internal dan eksternal yang erat hubungannya. Sistem informasi manajemen pada dasarnya merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan data, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman informasi yang tepat untuk alat pengambilan keputusan.6 Sistem informasi bagi manajemen pada dasarnya berkaitan dengan proses pengumpulan, pengolahan, menyimpan dan mengirimkan informasi yang relevan untuk mendukung operasi manajemen dalam organisasi apapun. Oleh karena itu, keberhasilan pengambilan keputusan, yang merupakan pokok dari proses administrasi, sangat bergantung pada sebagian informasi yang tersedia, dan sebagian pada fungsi yang merupakan komponen dari proses. Misalnya, jika tujuan manajerial tidak ada atau tidak jelas, mungkin karena informasi yang tidak memadai, tidak ada dasar untuk pencarian. Tanpa informasi yang diperoleh melalui pencarian, tidak ada alternatif untuk membandingkan, dan tanpa perbandingan alternatif pilihan dari tindakan tertentu tidak mungkin ada untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Informasi yang didapat dari aplikasi sistem informasi, antara lain dengan penerapan aplikasi computerize systems, dengan program SIM. Laporan keuangan dapat secara dini diketahui dengan tingkat kesalahan seminimal mungkin. Hasil akhir program sistem informasi ini berupa laporan keuangan, dari laporan keuangan tersebut para pemakai informasi dapat segera mengambil keputusan ekonomi. Dalam lima tahun terakhir setidaknya ada 10 klinik di jawa barat yang mengalami kebangkrutan dikarenkan beberapa hal diantaranya biaya operasional yang tinggi, pengambilan keputusan yang telat, SDM tidak mumpuni. Sebagai contoh Klinik Gunung Jati Cirebon mengalami kebangkrutan pada tahun 2015 dikarenakan biaya operasional yang tinggi sementara pemasukan sangat tidak seimbang, setelah dilakukan infestigasi klinik tersebut belum menggunakan Sistem Informasi Manajemen sehingga yayasan tidak mengetahui berapa pemasukan dan pengeluaran asli klinik 19 tersebut. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Datadata tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi.26 Klinik Utama Nurdin Medical Center (Selanjutnya disebut NMC) merupakan klinik yang sedang berupaya untuk menerapkan system informasi dan manajemen yang terkomputerisasi agar dapat menghasilkan informasi yang baik guna membantu pengambilan keputusan. Kenyataannya yang terjadi di klinik ini SIM yang digunakan masih manual dan semi komputer sehingga sumber data untuk pencatatan dan pelaporan di klinik ini pun menjadi terhambat. SIM yang baik adalah SIM yang mampu mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas dalam mendukung kegiatan pencatatan dan pelaporan statistik klinik. Dikatakan efektif jika SIM mampu memenuhi tujuan dari kegiatan pencatatan dan pelaporan statistik klinik sedangkan dikatakan efisien jika dalam pencapaian tujuan tersebut digunakan tenaga sumber daya yang minimal mungkin (dalam segi waktu, tenaga SDM dan biaya).21 Produk terpenting yang dihasilkan suatu sistem informasi yang baik adalah informasi yang secara relevan dan reliable dapat membantu pengambilan keputusan strategik, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pengambilan keputusan strategik tersebut akan berdampak langsung terhadap keberlanjutan usaha/bisnis NMC. Oleh karena itu, tesis ini akan membahas mengenai Tinjauan Sistem Informasi Manajemen Klinik dan Hubungannya terhadap Keberlanjutan Bisnis (Studi Kasus pada Nurdin Wahid Medical Center (Klinik Utama)). B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif Dengan Rancangan Studi kasus.11 Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam operasional dan proses bisnis klinik (karyawan dan manajemen). Dalam penelitian ini populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja yang terlibat dalam proses bisnis Klinik meliputi, pendaftaran pasien, rekam medis, kasir, asisten apoteker, apoteker, perawat, bidan, dokter, dan manajemen Klinik. Sedangkan responden yang menjadi sample penelitian ini adalah orang-orang yang berwenang dan terlibat langsung dalam pengisian SIM dan juga yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan klinik. Mulai dari data entry hingga eksekutor di lapangan, serta manajemen pengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan di Klinik dr. Nurdin Medical Center Jalan H.M Ashari Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 25 Juni s.d 25 Juli 2016. C. HASIL PENELITIAN 1. Kondisi Input Klinik Nurdin Medical Center Pada penelitian ini penulis meninjau sistem input dari pelaksanaan program SIM di Klinik dr. Nurdin Medical Center meliputi data, SDM, sumber data, petunjuk teknis (SOP), fasilitas dan peralatan serta biaya operasional.Tinjauan dari sistem input yang dimaksud adalah menggambarkan bagaimana kondisi internal di klinik tersebut. Tinjauan disini mengandung maksud untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari suatu aplikasi yang sedang digunakan. Tinjauan juga bertujuan untuk mengetahui tersedia atau tidaknya suatu informasi saat diperlukan, benar-benar tersaji bagi yang berhak, dan juga untuk mengetahui bahwa informasi yang diberikan dalam aplikasi disajikan secara akurat, handal, dan tepat waktu16. Kondisi sistem input itu sendiri akan digambarkan melalui beberapa hal sebagai berikut : a. Data di Klinik Nurdin Medical Center Pengambilan data dilakukan langsung terhadap pasien yang datang ke klinik. Pengumpulan data yang dilakukan oleh pelaksana berfokus langsung pada pasien serta tindakan yang telah dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh seluruh informan yang mengikuti FGD: “Untuk pengumpulan ya sama pak dari hasil observasi pasien kemudian kita masukin ke komputer dan dicatat di buku juga” (informan “E”). “Ya itu tadi mas buat data dari pasien kebanyakan dan juga dari hasil observasi penyakitnya apa kemudian kan dari hasil lab baru obat, diserahkan ke perawat untuk dicatat oleh petugas RM” (informan “F”). “Kalo kami yang di farmasikan cuma liat dari resep dokter aja ya kalo habispun kita tanyakan bisa diganti atau tidaknya kalo sudah sipp semua baru kita masukan ke server”(informan “I”). “Data sih cuman dari hasil labnya saja pak. Dicatat apa saja yang sudah dilakukan buat laporan”(informan “J”). Sementara itu sumber data yang dibutuhkan berfokus pada pasien dan juga hasil observasi. Hal tersebut diungkapkan dalam FGD yang telah dilakukan: “....sumber datanya ya dari pasien dan hasilhasil lab saja” (informan “E”). “Sumber datanya dari pasien saja kalo buat catatan dokter” (informan “F”). Sedangkan pada laboraturium dan depo farmasi sumber data mereka berasal dari stok barang dan pengeluaran barang. Hal ini disampaikan pada FGD: “Keluar masuknya barang pak yang jadi acuan datanya” (informan “I”). “Hasil dari pemeriksaan aja pak yang ditulis sama kebutuhan bahan ya pak tapi itu ke pemilik lab” (informan “J”). Dalam proses pengumpulan data berdasarkan unitnya sudah melakukan tindakan yang tepat dengan bersumber pada pasien maupun pada rekam medis guna mendapatkan data yang valid. b. SDM dan Struktur Organisasi di Klinik Nurdin Medical Center Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 9 Tahun 2014 bagian ketenagaan menjelaskan bahwa penanggung jawab teknis Klinik harus seorang tenaga medis dan penanggung jawab teknis Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik tersebut, dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan. Struktur organisasi atau ketenaagan tersebut berlaku untuk semua klinik baik pratama maupun utama. Sehingga pedoman ini digunakan juga pada Klinik dr. Nurdin Medical Center. Dari struktur organisasi Klinik dr. Nurdin Medical Center, secara garis besar sudah sesuai dengan kriteria pengorganisasian namun ada beberapa pengisian pos atau unit masih belum sesuai dengan kriteria kinerja/background dari staf tersebut. Hal ini dapat berdampak terhadap beberapa permasalahan di level manjemen dan teknis dilapangan tempat mereka berada. Berdasrkan wawancara dengan beberapa informan disebutkan bahwa: “Untuk persiapan SDM sendiri sudah maksimal cari kesana kesini kadang juga kita minta ke yang sudah kerja disini untuk dimintai bantuannya cari pegawai buat disini gitu terus untungnya kalo tiba-tiba ya ada dokter yang keluar mereka tuh mau gitu carikan pengganti mereka buat disini jadi sementara ini bisa dibackup”(informan “A”). “Persiapannya kalo menurut saya sebenarnya belum matang ya, kenapa belum matang karena kita juga belum menghitung bener berapa kebutuhan kemudian juga kan tau sendiri gimana cara perekrutannyakan gak usah diceritain juga sudah tau. Kemudian itu penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya ya atau backgroundnya ya seperti itu kan dapat menghambat kinerjanya sendiri dia mesti belajar lagi adaptasi lagi sebagai contoh saja kan di RM itu bukan lulusan RM kan”(informan “B”). “Pos-pos yang dianggap krusial seperti IT Support, administrasi, dan accounting telah terisi dengan SDM yang tepat. Sementara SDM pada bagian lainnya akan ditraining secara berkala untuk dapat menjalankan SIM sesuai prosedur” (informan “C”). Kondisi ini dapat berdampak terhadap proses perkembangan klinik. Penempatan SDM yang tidak tepat sasaran atau SDM yang tidak mumpuni dibidangnya dapat berpengaruh terhadap kinerja pada SDM tersebut.19 Dampak yang dihasilkan adalah tidak akuratnya pencatatan informasi serta keterlambatan dalam melaporkan hasil dari evaluasi tersebut (tidak efisiensi) dikarenakan jumlah tenaga yang kurang serta penempatan SDM yang kurang tepat. Staf di Klinik dr. Nurdin Medical Center sejauh ini masih kurang mencukupi ini dapat dilihat dari pembagian tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu kendala yang dirasakan oleh penanggung jawab dan juga pemilik yayasan adalah kurangnya tenaga dibeberapa sektor dan juga perekrutan yang masih terkendala. Hal ini disampaikan oleh para pemegang keputusan: “...ya memang gak dipungkiri ya kita kan masih kurang tenaga sehingga masih ada penempatan orang yang bukan pada tempatnya terus si ini bisa pegang kerjaannya si anu yang penting sih saling membantu dan selesai saja kerjaan dengan baik. Terus juga kita masih cari-cari orang juga tapi belum dapet susah jaman sekarang yang mau kerja serius...hadeeeh”(infor man “A”). “ya masih kurang memang ya kan bisa dilihat kan pembagian jadwal dan lain-lainnya, kemudian juga ada apoteker pegang pasien buat ditensi ada yang kaya gitu...jadi saya rasa masih kurang ya buat SDMnya”(informan “B”). “Penerapan SIM di NMC sebetulnya telah menggunakan sistem semi computerize, karena lah menggunakan aplikasi. Namun, pada perjalanannya terdapat berbagai macam hambatan yang mengakibatkan aplikasi SIM menjadi tidak optimal. Seperti SDM yang belum memadai dan belum mendapat training berkala, serta belum terbentuknya budaya kerja menggunakan SOP yang baik”(informan “C”). Hal ini terjadi dikarenakan manajemen masih kesulitan untuk mendapatkan SDM yang tepat, sehingga masih ada penumpukan beban kerja (double job). Manajemen yang profesional adalah manajemen yang mampu melaksanakan manajemen dengan tata cara yang dapat dipertanggungjawabk an secara ilmiah, maka memerlukan orang yang terlatih pula secara benar dan tepat. Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang berorientasi pada pasien, dan menjaga mutu pelayanan perlu dengan manajemen yang handal. Dengan demikian segala hal yang diperlukan akan tersedia dalam bentuk tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat sasaran.22 c. Petunjuk Teknis/SOP di Klinik Nurdin Medical Center SOP/Petunjuk teknis adalah acuan seoarang karyawan untuk dapat melakukan tindakan yang didasari oleh batasan-batasan wewenang tenaga tersebut. Dalam hal ini SOP di Klinik ini sudah dibuat dari sejak awal namun ada sedikit permasalahannya yaitu pemberitahuan SOP hanya sebatas lisan saja dan belum berbentuk hardcopy ataupun softfile. Tidak adanya SOP yang jelas dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan ataupun kekurangan pada pengisian data untuk melengkapi SIM. Dengan demikian maka perusahaan dapat mengalami kemunduran efektivitas kinerja. Menurut Rodhiyah (1990), menjelaskan tentang indikator efektivitas yaitu tingkat penyelesaian tugas, pengisian catatan dan laporan secara benar sesuai dengan petunjuk pelaksanaan serta kelengkapan informasi. d. Fasilitas dan peralatan penunjang keberlangsungan SIM di Klinik Nurdin Medical Center Fasilitas dan peralatan adalah salah satu penunjang berjalannya SIM disetiap unit klinik manapun karena untuk mendapatkan sistem informasi yang baik maka sarana dan prasaranya harus menunjang. Komponen dalam sistem informasi manajemen berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumberdaya manusia dan sistem prosedur.16 Pada klinik ini sendiri terdapat 13 komputer yang sudah terhubung ke server yang dibagi ketiap-tiap unit, namun jumlah tersebut masih belum termasuk pada ruang poli dan juga unit tumbuh kembang yang masih menggunakan manual. Sedangkan pada unit laboraturium masih belum bisa terkoneksi ke server sehingga pencatatan masih menggunakan manual. Sedangkan pada unit depo farmasi pengiriman data ke server terbilang cukup tersendat. e. Biaya operasional penunjang SIM di Klinik Nurdin Medical Center Anggaran belanja merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk mengendalikan struktur biaya Klinik agar dapat seefisien mungkin mencetak laba yang berdampak pada keberlanjutan bisnis Klinik. Perencanaan anggaran yang baik sangat dibutuhkan oleh NMC, karena dalam hal ini untuk biaya operasional klinik pihak manajemen tidak mengetahui pasti berapa jumlahnya setiap periodenya begitu pula dengan biaya operasional yang ada pada saat ini belum dianggarkan untuk pengadaan unit komputer baru guna menunjang SIM di klinik ini. Hal ini disampaikan oleh informan dari manajemen: “...mau kita ganti juga ya nanti bertahap aja lah belum ada anggarannya...”(infor man “A”). “SIM yang memadai merupakan prioritas utama NMC saat ini. Pemegang saham akan kembali menyuntikkan dana segar untuk pembenahan SIM dari mulai SDM, SOP, hingga aplikasi yang akan digunakan”(informan “C”). 2. Kondisi Proses Klinik Nurdin Medical Center a. Pengumpulan Data Pada pengisian di unit pendaftaran sudah dilakukan secara menyeluruh dan terbagi antara pasien baru dan lama, ini sudah sesuai dengan penhisian data menurut modul. Kemudian dilanjutkan pada pengisian data pada rawat jalan, disini masih banyak ditemukan pengisian data yang tidak komplit. Pengisian di unit ini hanya pada anamnesis, hasil observasi dari dokter dan resep obat. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaksempurnaan terhadap hasil (output) data yang dikeluarkan. Sistem Informasi Manajemen yang baik memerlukan pengguna (user) yang mumpuni untuk menjalankannya. Seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, bahwa pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang kurang sesuai dengan bidangnya berdampak pada tidak optimalnya penginputan data pada SIM Klinik. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yaitu pelatihan serta edukasi yang berkelanjutan untuk membentuk kesadaran setiap pengguna SIM Klinik agar melakukan prosedur sistem yang terstruktur sesuai dengan pedoman. b. Pengolahan Data Pada tahap ini data diolah menjadi informasi sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan, dalam bentuk-bentuk penyajian yang sesuai. Informasi (input) yang valid akan memperlancar dan mempercepat pengolahan data. Segala macam data awal yang diinput dapat diolah sesuai dengan urutannya, maupun sesuai yang dikehendaki oleh end user, dalam hal ini manajemen NMC. Sebagai contoh input data pasien, penyakit yang diderita, dan obat yang harus diracik akan tampil pada menu depo farmasi sesuai dengan yang diinput oleh bagian pendaftaran serta perawat pendamping dokter. Sementara data fee tindakan, harga jual dan harga beli obat yang diracik oleh depo farmasi akan diolah menjadi output pada menu administrasi maupun akunting. c. Penyajian Data Penyajian data sebagai hasil akhir dari suatu proses pengolahan data, dapat berbentuk berbagai macam informasi. Sebagaimana pada contoh yang diuraikan selanjutnya, penyajian data setelah depo farmasi menyerahkan obat kepada pasien adalah transaksi pada menu kasir. Data akan tersaji dalam bentuk invoice atau kwitansi standar untuk diserahkan pada pasien dan selembar rangkap untuk adminstrasi. Lebih lanjut pada penyajian data di bagian akunting akan memperlihatkan selisih antara harga beli dan harga jual obat yang mampu menghasilkan angka keuntungan dari setiap transaksi yang terjadi. Penyajian data inilah yang akan diserahkan kepada end user (manajemen) dalam bentuk laporanlaporan transaksi keuangan dan pertumbuhan laba Klinik yang berguna untuk pengambilan keputusan strategik (jangka panjang) dalam rangka keberlanjutan bisnis Klinik. d. Analisis Data Output data yang tepat akan menghasilkan analisis yang tepat untuk mendukung pengambilan keputusan strategis. Jika seluruh komponen mulai dari input, proses, dan output data sudah dilakukan secara tepat, sehingga menghasilkan informasi tepat guna, maka selanjutnya informasi tersebut akan disampaikan pada forum tertinggi suatu perusahaan yang disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada forum tersebutlah, informasi-informasi yang dihasilkan, dibahas dengan detil untuk melahirkan rancangan atau formulasi strategis berupa tingkat pertumbuhan bisnis Klinik, hingga rencanarencana pengembangan Klinik untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan. 3. Kondisi Output Klinik Nurdin Medical Center Terbentuknya laporan statistic klinik yang valid dari hasil penganalisisan data dari sistem “proses” maka informasi tersebut dapat digunakan oleh manajemen. Seto (2001) dalam Sabarguna (2008), menyatakan bahwa suatu keputusan yang baik didasari dari pembuatan keputusan secara ilmiah atau analitik dengan dasar yang logis, dengan mempertimbangkan semua data yang tersedia. Dalam hal ini penggunaan informasi yang dikeluarkan oleh SIM Klinik ini masih belum bisa digunakan semaksimal mungkin karena masih banyaknya pos-pos pengisian SIM yang masih manual, dikarenakan data input yang masih belum valid sehingga pihak manajemen harus menganalisis kembali hasil dari pengumpulan datanya. Hal tersebut memang terjadi dikarenakan SDM yang belum tepat pada pos kerjanya serta tidak diberikannya pelatihan yang berkelanjutan mengenai SIM Klinik. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa informan: “ya pada dasarnya sih kita semestinya harus melihat ya setiap bulannya hasil laporan dari SIM itu seperti apa kan buat lihat untung ruginya klinik ini tapi kan ini ada sedikit hambatan sehingga laporan ini terkadang baru jadi dua sampai tiga bulan jadi kan susah juga tuh kalo make laporan dari SIM...”(informan “A”). “belum ya belum kita pakai seluruhnya ya paling statistik perhitungannya saja ya yang kita pakai ya kalo yang sudah-sudah begitu, sehingga dari awal saja saya belum tahu biaya operasional awal kita itu berapa...”(informan “B”) “Data dan informasi yang akurat sangat dibutuhkan untuk menghasilkan output yang tepat dan informatif. Belum seluruhnya, data masih bersifat setengah matang yang harus diolah lagi untuk menghasilkam kesimpulan yang dapat membantu pengambilan keputusan”(informan “C”). 4. Kondisi Outcome Klinik Nurdin Medical Center Kondisi Outcome disini dilihat dari efisiensi dan efektivitas SIMRS dalam mendukung kegiatan statistik RS dan juga pengambilan keputusan Klinik guna melanjutkan keberlangsungan bisnis. Yang dimaksud dengan efektifitas adalah tingkat pencapaian sasaran yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan Efisiensi itu mengacu pada hubungan antara masukan dengan keluaran dimana keluaran lebih banyak bila dibandingkan dengan masukan.26 Kondisi ini belum terlihat diklinik ini karena untuk pengambilan keputusan klinik masih terhambat dengan keterbatasan informasi. Sedangkan informasi yang dibutuhkan pihak manajemen sendiri masih belum selesai tepat waktu dikarenakan beberapa informasi tidak masuk seluruhnya langsung ke sistem melainkan masih ada yang menggunakan sistem manual sehingga keterlambatan laporan masih terjadi. Hal ini disampaikan oleh informan dari manajemen: “...laporan ini terkadang baru jadi dua sampai tiga bulan jadi kan susah juga tuh kalo make laporan dari SIM...”(informan “A”). “Belum seluruhnya, data masih bersifat setengah matang yang harus diolah lagi untuk menghasilkam kesimpulan yang dapat membantu pengambilan keputusan”(informan “C”). Kondisi ini sangat dapat merugikan pihak manajemen klinik karena dapat menghambat pengambilan keputusan pada manajemen yang juga akan dapat mengganggu keberlanjutan bisnis. Karena pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. D. PEMBAHASAN 1. Kondisi Input Klinik Nurdin Medical Center Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang kurang baik pada komponen input dikarenakan banyaknya hambatan dan kekurangan pada komponen input seperti, SDM yang belum memadai serta kurangnya pengetahuan SDM dalam pengisian data untuk kebutuhan SIM yang dikarenakan belum mendapatkan training berkala dari manajemen serta belum terbentuknya budaya kerja menggunakan SOP yang dikarenakan belum tersedianya petunjuk teknis/SOP yang jelas terutama SOP pada SIM itu sendiri. Sementara itu juga dari segi fasilitas dan perlengkapan penunjang keberlangsungan SIM, klinik telah memiliki 13 komputer yang telah tersambung ke server yang telah dibagi kesetiap unit. Namun jumlah itu masih belum termasuk ruang poli dan juga unit tumbuh kembang yang masih menggunakan manual. Sedangkan pada unit laboraturium masih belum bisa terkoneksi keserver sehingga pencatatan masih manual dan juga hambatan serupa terjadi pada depo farmasi yang pengiriman data ke servernya tersendat. Sementara dari anggaran yang dimiliki oleh klinik untuk pembenahan SIM mulai dari SDM, SOP hingga aplikasi yang akan digunakan masih diwacanakan. Hal-hal seperti diatas ini akan dapat menghambat komponen input dalam menunjang SIM yang baik. Sehingga dapat dikatakan komponen input yang dimiliki klinik masih kurang baik. 2. Kondisi Proses Klinik Nurdin Medical Center Pada Kondisi Proses SIM yaitu dari pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, dan analisis data ikut terganggu karena terhambatnya komponen Input. Kondisi Proses disini sangat berarti untuk terbentuknya informasi yang baik dan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan data pada setiap unit, namun dalam prosesnya pelaksanaan pencatatan ini masih menggunakan kertas yang kemudian diserahkan ke RM untuk ditulis ulang di sistem. Pada hasil observasi sendiri ditemukan banyak kolomkolom pada pencatatan data yang masih kosong. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaksempurnaan terhadap hasil (output) data yang dikeluarkan. 3. Kondisi Output Klinik Nurdin Medical Center Kondisi Output adalah dimana terbentuknya laporan statistik klinik yang valid dari hasil penganalisisan data dari sistem “proses” maka informasi tersebut dapat digunakan oleh manajemen. Dalam hal ini penggunaan informasi yang dikeluarkan oleh SIM Klinik ini masih belum bisa digunakan semaksimal mungkin karena masih banyaknya pos-pos pengisian SIM yang masih manual, dikarenakan data input yang masih belum valid sehingga pihak manajemen harus menganalisis kembali hasil dari pengumpulan datanya. Sehingga dapat dikatakan hasil dari output ini belum maksimal. 4. Kondisi Outcome Klinik Nurdin Medical Center Kondisi outcome disini dilihat dari efisiensi dan efektivitas SIM dalam mendukung kegiatan statistik klinik dan juga pengambilan keputuhan Klinik guna melanjutkan keberlangsungan bisnis. Yang dimaksud dengan efektivitas adalah tingkat pencapaian sasaran yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan Efisiensi itu mengacu pada hubungan antara masukan dengan keluaran dimana keluaran lebih banyak bila dibandingkan dengan masukan. Kondisi ini belum terlihat pada klinik ini karena untuk pengambilan keputusan klinik masih terhambat dengan keterbatasan informasi. Sedangkan informasi yang dibutuhkan pihak manajemen sendiri masih belum selesai tepat waktu dikarenakan beberapa informasi tidak masuk seluruhnya langsung ke sistem melaikan masih ada yang menggunakan sistem manual sehingga keterlambatan laporan masih terjadi. Kondisi ini sangat dapat merugikan pihak manajemen klinik karena dapat menghambat pengambilan keputusan pada manajemen yang juga akan dapat mengganggu keberlanjutan bisnis. Karena pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. E. KESIMPULAN Berdasrkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Penerapan SIM Klinik pada Nurdin Medical Center belum tepat guna dikarenakan hal-hal sebagai berikut: a. Belum terbentuknya the right man in the right place pada sebagian area krusial yang berperan dalam penginputan data maupun pengolahannya. b. Belum tersedianya SOP yang lengkap dan petunjuk teknis lainnya, sehingga pengaplikasian SIM Klinik hanya berlandaskan pada modul standar aplikasi SIM Klinik. Idealnya, aplikasi SIM Klinik lah yang mengikuti kebutuhan SOP Klinik. 2. Uraian pada poin (1) mengakibatkan terganggunya prosedur pengolahan data yang berimbas pada buruknya kualitas data yang dihasilkan (bad data), sehingga data yang dihasilkan tidak mampu mencerminkan kondisi real NMC. Sebagai contoh, belum tersedianya sistem anggaran, dikarenakan sistem informasi yang ada saat ini belum mampu menghasilkan output yang diperlukan dalam penyusunan anggaran. 3. Ketidaksempurnaan dalam menghasilkan informasi yang berkualitas tersebut membatasi pengetahuan manajemen untuk pengambilan keputusan strategis. Hal ini akan berdampak negatif bagi NMC antara lain: a. Tidak tersedianya laporan rugi laba yang memadai. b. Tidak tersedianya laporan evaluasi pelayanan Klinik yang memadai. c. Tidak tersedianya laporan kebutuhan penunjang pelayanan yang memadai. d. Tidak tersedianya laporan pertumbuhan bisnis NMC yang real. hal-hal tersebut akan menjadi hambatan dalam menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan. F. SARAN 1. Untuk Peneliti Selanjutnya Saran pada penelitian selanjutnya guna mengembangkan bisnis di klinik ini maka lebih baik penelitian selanjutnya berfokus pada evaluasi hasil SIM yang telah diperbaiki dari manajemen dari saran yang telah diberikan dari penelitian sebelumnya. 2. Untuk Klinik NMC Aplikasi SIM Klinik yang baik saja belum cukup untuk dapat menghasilkan informasi yang berkualitas. Diperlukan SDM yang memadai dan terdidik secara kontinyu untuk dapat menjadi data input maupun user yang cakap. Selain itu, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan petunjukpetunjuk teknis yang rinci dan lengkap juga sangat dibutuhkan sebagai dasar alur informasi dari input menjadi output maupu outcome. Untuk kedepannya manajemen harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut yang ditemukan pada penelitian ini: G. DAFTAR PUSTAKA 1. Aditama T Y, 2006, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi 2, Jakarta: UI. 2. Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 3. Balaraman, P., & Kosalram, K. (2013). E -hospital management & hospital information systems changing trends. International Journal of Information Engineering and Electronic Business, 5(1), 50-58. doi:http://dx.doi.org/10.581 5/ijieeb.2013.01.06 4. Binti Lope, A. R., AlNemrat, A., & Preston, D. S. (2014). Sustainability In Information Systems Auditing. European Scientific Journal, Retrieved From Http://Search.Proquest.Co m/Docview/1671859404?Ac countid=38628 5. Depkes RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1989, Pemantauan Status Gizi Tingkat Kecamatan, Jakarta: Depkes RI. 6. Djahir, Y dan Pratita, D. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Budi Utama. 7. Fathia, M, 2009, Analisis Kesiapan Organisasi Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 8. Hartono Bambang, 2008, Peran Departemen Kesehatan dalam Pengembangan SIK Kerjasama dengan MPU, Jakarta: Depkes. 9. Herdiansyah, H, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk ilmu-ilmu socia. Jakarta: Salemba Huamnika 10. Jogiyanto, H.M, 1988, Sistem Informasi Akuntansi,Yogyakarta. 11. Jonker. J, Pennik. J.W, Wahyuni, S, 2011, Metodologi Penelitian: Panduan untuk master dan Ph.D. di bidang Manajemen. Salemba Empat: Jakarta. 12. Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014: Tentang Klinik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 13. Luther, C. C. (2016). Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Kentucky Fried Chicken Di Manado). Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(1). 14. McLeod R, 2008, Management Informasi Systems, Jakarta. 15. Moelong, Lexy. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 16. Nugroho, E. (2008). Sistem Informasi Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi. 17. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 18. O’Brian, James A.2010. Management Information System. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. 19. Paramaartha, H, A, 2015, Analisis Akuntan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan. Bandung. 20. Patilima, H, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta 21. Pralystia C, 2009, Tinjauan Sistem Informasi Manajemen Rekam Medis (SIM RM) Dalam Mendukung Kegiatan Pencatatan Dan Pelaporan Statistik Rumah Sakit Di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Tahun 2009, Universitas Indonesia, Depok. 22. Purnomo, S., & MM Indra Hastuti SE, M. (2015, November). Analisis Hasil Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Prediksi Financial Distress Perusahaan. In Prosiding Seminar Nasional (Vol. 1, No. 1, pp. 14-23). 23. Ramlan, E, 2010, Strategi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 24. Rodhiyah, dkk, 1990, Kajian Tentang Mekanisme Sistem Pencatatan dan Pelaporan sebagai Salah Satu Alat Monitoring Posyandu di Jawa Tengah, Semarang: Lembaga Penelitian Universitas Diponogoro. 25. Sabarguna Boy S, 2008, Prosedur Manajemen Rumah Sakit dan Teknik Efisiensi, Yogyakarta: Konsorsium RS Islam Jateng-DIY. 26. Sabarguna Boy S, 2008, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta: Konsorsium RS Islam Jateng-DIY. 27. Simanjuntak, R, 2012, Analisis Kesiapan Rumah Sakit Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen di RSU DR. F. L. Tobing Sibolga, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 28. Widiawan, A, 2009, Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di RSUD Kota Yogyakarta, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.