NASKAH PUBLIKASI - UMY Repository

advertisement
TINJAUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN HUBUNGANNYA
TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS (STUDI KASUS PADA DR. NURDIN
WAHID MEDICAL CENTER (NMC) CIBINONG)
(KLINIK UTAMA)
REVIEW OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM AND ITS CORRELATION TO
BUSINESS SUSTAINABILITY (A CASE STUDY IN DR. NURDIN MEDICAL CENTER
(NMC) CIBINONG)
(KLINIK UTAMA)
Fathiarka Ma’ruf, Firman Pribadi, Sunaryadi
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Email: [email protected]
INTISARI
Latar belakang: Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan
jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu
organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada
manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai
tujuan. Pada hakekatnya sistem informasi merupakan suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, penyajian informasi, analisis data
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan. Untuk
mengetahui baik tidaknya kualitas yang dihasilkan, berjalan atau tidaknya
aplikasi yang ada maka diperlukan suatu peninjauan tentang SIM.
Tujuan: Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
bagaimana hubungan Sistem Informasi Manajemen terhadap keberlanjutan
bisnis di Klinik NMC.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan
rancangan studi kasus. Sampel penelitian ini adalah orang-orang yang
berwenang dan terlibat langsung dalam pengisian SIM dan juga yang terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan klinik. Instrumen penelitian ini
menggunakan Pedoman Wawancara dan FGD serta ceklis.
Hasil: Hasil penelitian pada klinik NMC menunjukan bahwa pada
komponen input, proses, output dan outcome masih tidak sesuai dengan
kriteria pencapaian yang mesti dicapai oleh setiap komponennya sehingga
data yang dihasilkan masih kurang falid yang dapat mengakibatkan
pengambilan keputusan tidak dapat diambil sesuai dengan hasil dari SIM itu
sendiri.
Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah Penerapan SIM Klinik
pada Nurdin Medical Center belum tepat guna dikarenakan hal-hal sebagai
berikut: Belum terbentuknya the right man in the right place pada sebagian
area krusial yang berperan dalam penginputan data maupun pengolahannya
dan belum tersedianya SOP yang lengkap dan petunjuk teknis lainnya,
sehingga pengaplikasian SIM Klinik hanya berlandaskan pada modul standar
aplikasi SIM Klinik. Idealnya, aplikasi SIM Klinik lah yang mengikuti kebutuhan
SOP Klinik.
Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen, Keberlanjutan Bisnis
ABSTRACT
Background. Management Information System (MIS) is a series of data
processing procedures are developed within an organization and confirmed
when needed to provide data to management for policy decision-making in order
to achieve objectives. The fact that the information system is a system that deals
with data collection, presentation of information, data analysis and presentation
of information concluding the necessary information. To find out whether or not
the quality of the resulting, running or not existing applications, we need a
review of MIS.
Purpose. The purpose of this research is to explain how relations of
Management Information Systems in Clinical NMC business sustainability.
Method. This investigation is a qualitative study with case study design.
Samples of this study are the ones ruling and directly involved in recharging the
SIM and also directly involved in clinical decision making. The instrument of this
study using interviews and focus group guidelines and checklists.
Result. The results of the study at the clinic NMC showed that component
inputs, processes, outputs and outcomes are still not in accordance with the
criteria of achievement that must be achieved by each of the components so
that the resulting data are lacking falid which may result in the decision-making
should not be taken in accordance with the results of the SIM itself.
Conclusion. The conclusion of this study is the adoption of SIM Clinic on
Nurdin Medical Center is not appropriate because matters as follows: Not to the
formation of the right man in the right place at sebahagian area of critical role in
data entry and processing, and the unavailability of SOP complete and user
technical the other, so that the SIM application Clinic only based on standard
modules Clinic SIM application. At best, the SIM application Clinic who follow SOP
Clinic purposes.
Keywords: Management Information Systems, Business Sustainability
A. PENDAHULUAN
Informasi khususnya sistem
informasi
diperlukan
oleh
manajemen organisasi atau
perusahaan dalam mengambil
keputusan
yang
berkaitan
dengan organisasi ataupun
perusahaan.
Pentingnya
informasi karena informasi
merupakan hal terpenting yang
menentukan
keberhasilan
dalam pengambilan keputusan
dan
implementasi
strategi
organisasi.
Keberhasilan
pengambilan keputusan dan
implementasi
strategi
organisasi atau perusahaan
berkaitan dengan profitabilitas
perusahaan,
keberlanjutan
kehidupan perusahaan dan juga
peningkatan
daya
saing
perusahaan baik saat ini
maupun di masa yang akan
datang.
Informasi
merefleksikan
kebutuhan
dari
organisasi
secara spesifik. Ketika informasi
diolah
menjadi
alat
pengambilan keputusan, sistem
informasi
merupakan
mekanisme untuk meyakinkan
bahwa informasi tersebut dapat
digunakan oleh manajer dalam
bentuk yang mereka inginkan
dan
kapanpun
mereka
butuhkan. Sistem informasi
membantu
aktivitas
pengambilan keputusan di
dalam organisasi lebih cepat
dan akurat.
Klinik merupakan organisasi
yang padat karya/profesi, padat
modal dan padat teknologi
serta informasi yang dihasilkan
sangat
beragam.
Dengan
beragamnya informasi yang
dihasilkan
dibutuhkan
pengelolaan yang serius mulai
dari data yang diperoleh,
diproses hingga informasi yang
dihasilkan.
Bagi
suatu
organisasi,
informasi
merupakan sumber daya yang
berharga. Berbagai kegiatan
operasional dan pengambilan
keputusan tergantung dari
informasi
yang
tersedia.
Dukungan
informasi
yang
memadai dapat mengurangi
ketidakpastian
dan
resiko
pengambilan keputusan yang
salah arah.21
Dengan
adanya
sistem
informasi manajemen yang
menghubungkan semua sisi
sistem pada organisasi, system
informasi ini juga merupakan
sebuah arsitektur penghubung
internal dan eksternal yang erat
hubungannya. Sistem informasi
manajemen pada dasarnya
merupakan
aktivitas
yang
berhubungan
dengan
pengumpulan
data,
pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman informasi yang
tepat untuk alat pengambilan
keputusan.6
Sistem
informasi
bagi
manajemen pada dasarnya
berkaitan
dengan
proses
pengumpulan,
pengolahan,
menyimpan dan mengirimkan
informasi yang relevan untuk
mendukung operasi manajemen
dalam organisasi apapun. Oleh
karena
itu,
keberhasilan
pengambilan keputusan, yang
merupakan pokok dari proses
administrasi,
sangat
bergantung pada sebagian
informasi yang tersedia, dan
sebagian pada fungsi yang
merupakan komponen dari
proses. Misalnya, jika tujuan
manajerial tidak ada atau tidak
jelas, mungkin karena informasi
yang tidak memadai, tidak ada
dasar untuk pencarian. Tanpa
informasi
yang
diperoleh
melalui pencarian, tidak ada
alternatif
untuk
membandingkan, dan tanpa
perbandingan alternatif pilihan
dari tindakan tertentu tidak
mungkin
ada
untuk
menghasilkan
hasil
yang
diinginkan.
Informasi yang didapat dari
aplikasi
sistem
informasi,
antara lain dengan penerapan
aplikasi computerize systems,
dengan program SIM. Laporan
keuangan dapat secara dini
diketahui
dengan
tingkat
kesalahan seminimal mungkin.
Hasil akhir program sistem
informasi ini berupa laporan
keuangan,
dari
laporan
keuangan
tersebut
para
pemakai
informasi
dapat
segera mengambil keputusan
ekonomi.
Dalam lima tahun terakhir
setidaknya ada 10 klinik di jawa
barat
yang
mengalami
kebangkrutan
dikarenkan
beberapa hal diantaranya biaya
operasional
yang
tinggi,
pengambilan keputusan yang
telat, SDM tidak mumpuni.
Sebagai contoh Klinik Gunung
Jati
Cirebon
mengalami
kebangkrutan pada tahun 2015
dikarenakan biaya operasional
yang
tinggi
sementara
pemasukan
sangat
tidak
seimbang, setelah dilakukan
infestigasi
klinik
tersebut
belum menggunakan Sistem
Informasi Manajemen sehingga
yayasan tidak mengetahui
berapa
pemasukan
dan
pengeluaran
asli
klinik
19
tersebut.
Sistem
Informasi
Manajemen (SIM) merupakan
jaringan prosedur pengolahan
data
yang
dikembangkan
dalam suatu organisasi dan
disahkan bila diperlukan untuk
memberikan data kepada
manajemen
untuk
dasar
pengambilan keputusan dalam
rangka mencapai tujuan. Datadata tersebut diolah oleh
manajemen untuk menjadi
sebuah informasi.26
Klinik Utama Nurdin Medical
Center (Selanjutnya disebut
NMC) merupakan klinik yang
sedang
berupaya
untuk
menerapkan system informasi
dan
manajemen
yang
terkomputerisasi agar dapat
menghasilkan informasi yang
baik
guna
membantu
pengambilan
keputusan.
Kenyataannya yang terjadi di
klinik ini SIM yang digunakan
masih manual dan semi
komputer sehingga sumber
data untuk pencatatan dan
pelaporan di klinik ini pun
menjadi terhambat. SIM yang
baik adalah SIM yang mampu
mencapai tingkat efisiensi dan
efektivitas dalam mendukung
kegiatan
pencatatan
dan
pelaporan
statistik
klinik.
Dikatakan efektif jika SIM
mampu memenuhi tujuan dari
kegiatan
pencatatan
dan
pelaporan
statistik
klinik
sedangkan dikatakan efisien
jika dalam pencapaian tujuan
tersebut digunakan tenaga
sumber daya yang minimal
mungkin (dalam segi waktu,
tenaga SDM dan biaya).21
Produk terpenting yang
dihasilkan
suatu
sistem
informasi yang baik adalah
informasi yang secara relevan
dan reliable dapat membantu
pengambilan
keputusan
strategik, baik jangka pendek
maupun
jangka
panjang.
Pengambilan
keputusan
strategik
tersebut
akan
berdampak langsung terhadap
keberlanjutan
usaha/bisnis
NMC. Oleh karena itu, tesis ini
akan membahas mengenai
Tinjauan Sistem Informasi
Manajemen
Klinik
dan
Hubungannya
terhadap
Keberlanjutan Bisnis (Studi
Kasus pada Nurdin Wahid
Medical Center (Klinik Utama)).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian Kualitatif Dengan
Rancangan
Studi
kasus.11
Subjek penelitian merupakan
pihak-pihak
yang
terlibat
secara
langsung
dalam
operasional dan proses bisnis
klinik
(karyawan
dan
manajemen). Dalam penelitian
ini populasi penelitian ini
adalah seluruh pekerja yang
terlibat dalam proses bisnis
Klinik meliputi, pendaftaran
pasien, rekam medis, kasir,
asisten apoteker, apoteker,
perawat, bidan, dokter, dan
manajemen Klinik. Sedangkan
responden
yang
menjadi
sample penelitian ini adalah
orang-orang yang berwenang
dan terlibat langsung dalam
pengisian SIM dan juga yang
terlibat
langsung
dalam
pengambilan keputusan klinik.
Mulai dari data entry hingga
eksekutor di lapangan, serta
manajemen
pengambil
keputusan.
Penelitian
ini
dilakukan di Klinik dr. Nurdin
Medical Center Jalan H.M
Ashari Kecamatan Cibinong,
Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Waktu penelitian
ini telah dilakukan pada
tanggal 25 Juni s.d 25 Juli 2016.
C. HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Input Klinik Nurdin
Medical Center
Pada penelitian ini
penulis meninjau sistem
input dari pelaksanaan
program SIM di Klinik dr.
Nurdin Medical Center
meliputi
data,
SDM,
sumber data, petunjuk
teknis (SOP), fasilitas dan
peralatan
serta
biaya
operasional.Tinjauan dari
sistem
input
yang
dimaksud
adalah
menggambarkan
bagaimana kondisi internal
di klinik tersebut.
Tinjauan
disini
mengandung
maksud
untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
dari suatu aplikasi yang
sedang
digunakan.
Tinjauan juga bertujuan
untuk mengetahui tersedia
atau
tidaknya
suatu
informasi saat diperlukan,
benar-benar tersaji bagi
yang berhak, dan juga
untuk mengetahui bahwa
informasi yang diberikan
dalam aplikasi disajikan
secara akurat, handal, dan
tepat waktu16.
Kondisi sistem input itu
sendiri akan digambarkan
melalui
beberapa
hal
sebagai berikut :
a. Data di Klinik Nurdin
Medical Center
Pengambilan data
dilakukan
langsung
terhadap pasien yang
datang
ke
klinik.
Pengumpulan
data
yang dilakukan oleh
pelaksana
berfokus
langsung pada pasien
serta tindakan yang
telah dilakukan. Hal ini
diungkapkan
oleh
seluruh informan yang
mengikuti FGD:
“Untuk pengumpulan
ya sama pak dari hasil
observasi
pasien
kemudian kita masukin
ke
komputer
dan
dicatat di buku juga”
(informan “E”).
“Ya itu tadi mas buat
data
dari
pasien
kebanyakan dan juga
dari hasil observasi
penyakitnya
apa
kemudian kan dari hasil
lab
baru
obat,
diserahkan ke perawat
untuk dicatat oleh
petugas
RM”
(informan “F”).
“Kalo kami yang di
farmasikan cuma liat
dari resep dokter aja ya
kalo habispun kita
tanyakan bisa diganti
atau tidaknya kalo
sudah sipp semua baru
kita
masukan
ke
server”(informan “I”).
“Data sih cuman dari
hasil labnya saja pak.
Dicatat apa saja yang
sudah dilakukan buat
laporan”(informan
“J”).
Sementara
itu
sumber data yang
dibutuhkan berfokus
pada pasien dan juga
hasil observasi. Hal
tersebut diungkapkan
dalam FGD yang telah
dilakukan:
“....sumber datanya ya
dari pasien dan hasilhasil
lab
saja”
(informan “E”).
“Sumber datanya dari
pasien saja kalo buat
catatan
dokter”
(informan “F”).
Sedangkan pada
laboraturium dan depo
farmasi sumber data
mereka berasal dari
stok
barang
dan
pengeluaran barang.
Hal ini disampaikan
pada FGD:
“Keluar
masuknya
barang pak yang jadi
acuan
datanya”
(informan “I”).
“Hasil dari pemeriksaan
aja pak yang ditulis
sama kebutuhan bahan
ya pak tapi itu ke
pemilik lab” (informan
“J”).
Dalam
proses
pengumpulan
data
berdasarkan unitnya
sudah
melakukan
tindakan yang tepat
dengan
bersumber
pada pasien maupun
pada rekam medis
guna
mendapatkan
data yang valid.
b. SDM dan Struktur
Organisasi di Klinik
Nurdin Medical Center
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan (PMK) No.
9 Tahun 2014 bagian
ketenagaan
menjelaskan
bahwa
penanggung
jawab
teknis Klinik harus
seorang tenaga medis
dan
penanggung
jawab teknis Klinik
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
harus memiliki Surat
Izin Praktik (SIP) di
Klinik tersebut, dan
dapat
merangkap
sebagai
pemberi
pelayanan.
Struktur
organisasi
atau
ketenaagan tersebut
berlaku untuk semua
klinik baik pratama
maupun
utama.
Sehingga pedoman ini
digunakan juga pada
Klinik
dr.
Nurdin
Medical Center. Dari
struktur
organisasi
Klinik
dr.
Nurdin
Medical Center, secara
garis besar sudah
sesuai dengan kriteria
pengorganisasian
namun ada beberapa
pengisian pos atau
unit masih belum
sesuai dengan kriteria
kinerja/background
dari staf tersebut. Hal
ini dapat berdampak
terhadap
beberapa
permasalahan di level
manjemen dan teknis
dilapangan
tempat
mereka
berada.
Berdasrkan
wawancara
dengan
beberapa
informan
disebutkan bahwa:
“Untuk persiapan SDM
sendiri sudah maksimal
cari
kesana
kesini
kadang juga kita minta
ke yang sudah kerja
disini untuk dimintai
bantuannya
cari
pegawai buat disini
gitu terus untungnya
kalo tiba-tiba ya ada
dokter yang keluar
mereka tuh mau gitu
carikan
pengganti
mereka buat disini jadi
sementara ini bisa
dibackup”(informan
“A”).
“Persiapannya
kalo
menurut
saya
sebenarnya
belum
matang ya, kenapa
belum matang karena
kita
juga
belum
menghitung
bener
berapa
kebutuhan
kemudian juga kan tau
sendiri gimana cara
perekrutannyakan gak
usah diceritain juga
sudah tau. Kemudian
itu
penempatan
pegawai yang tidak
sesuai dengan latar
belakang
pendidikannya ya atau
backgroundnya
ya
seperti itu kan dapat
menghambat
kinerjanya sendiri dia
mesti
belajar
lagi
adaptasi lagi sebagai
contoh saja kan di RM
itu bukan lulusan RM
kan”(informan “B”).
“Pos-pos
yang
dianggap
krusial
seperti IT Support,
administrasi,
dan
accounting telah terisi
dengan SDM yang
tepat. Sementara SDM
pada bagian lainnya
akan ditraining secara
berkala untuk dapat
menjalankan SIM sesuai
prosedur” (informan
“C”).
Kondisi ini dapat
berdampak terhadap
proses perkembangan
klinik.
Penempatan
SDM yang tidak tepat
sasaran atau SDM
yang tidak mumpuni
dibidangnya
dapat
berpengaruh terhadap
kinerja pada SDM
tersebut.19
Dampak
yang
dihasilkan adalah tidak
akuratnya pencatatan
informasi
serta
keterlambatan dalam
melaporkan hasil dari
evaluasi
tersebut
(tidak
efisiensi)
dikarenakan
jumlah
tenaga yang kurang
serta
penempatan
SDM yang kurang
tepat. Staf di Klinik dr.
Nurdin Medical Center
sejauh
ini
masih
kurang mencukupi ini
dapat
dilihat
dari
pembagian tugas dan
tanggung jawabnya.
Salah satu kendala
yang dirasakan oleh
penanggung
jawab
dan
juga
pemilik
yayasan
adalah
kurangnya
tenaga
dibeberapa sektor dan
juga perekrutan yang
masih terkendala. Hal
ini disampaikan oleh
para
pemegang
keputusan:
“...ya memang gak
dipungkiri ya kita kan
masih kurang tenaga
sehingga masih ada
penempatan
orang
yang
bukan
pada
tempatnya terus si ini
bisa pegang kerjaannya
si anu yang penting sih
saling membantu dan
selesai saja kerjaan
dengan baik. Terus juga
kita masih cari-cari
orang juga tapi belum
dapet susah jaman
sekarang yang mau
kerja
serius...hadeeeh”(infor
man “A”).
“ya masih kurang
memang ya kan bisa
dilihat kan pembagian
jadwal dan lain-lainnya,
kemudian juga ada
apoteker
pegang
pasien buat ditensi ada
yang kaya gitu...jadi
saya rasa masih kurang
ya
buat
SDMnya”(informan
“B”).
“Penerapan SIM di NMC
sebetulnya
telah
menggunakan sistem
semi
computerize,
karena
lah
menggunakan aplikasi.
Namun,
pada
perjalanannya terdapat
berbagai
macam
hambatan
yang
mengakibatkan aplikasi
SIM menjadi tidak
optimal. Seperti SDM
yang belum memadai
dan belum mendapat
training berkala, serta
belum
terbentuknya
budaya
kerja
menggunakan
SOP
yang baik”(informan
“C”).
Hal ini terjadi
dikarenakan
manajemen
masih
kesulitan
untuk
mendapatkan
SDM
yang tepat, sehingga
masih
ada
penumpukan beban
kerja (double job).
Manajemen
yang
profesional
adalah
manajemen
yang
mampu melaksanakan
manajemen
dengan
tata cara yang dapat
dipertanggungjawabk
an secara ilmiah, maka
memerlukan
orang
yang terlatih pula
secara benar dan
tepat. Dalam rangka
melaksanakan
pelayanan
yang
berorientasi
pada
pasien, dan menjaga
mutu pelayanan perlu
dengan
manajemen
yang handal. Dengan
demikian segala hal
yang diperlukan akan
tersedia dalam bentuk
tepat jumlah, tepat
waktu, dan tepat
sasaran.22
c. Petunjuk Teknis/SOP di
Klinik Nurdin Medical
Center
SOP/Petunjuk
teknis adalah acuan
seoarang
karyawan
untuk
dapat
melakukan tindakan
yang didasari oleh
batasan-batasan
wewenang
tenaga
tersebut. Dalam hal ini
SOP di Klinik ini sudah
dibuat dari sejak awal
namun ada sedikit
permasalahannya yaitu
pemberitahuan SOP
hanya sebatas lisan
saja
dan
belum
berbentuk hardcopy
ataupun softfile.
Tidak adanya SOP
yang
jelas
dapat
mengakibatkan
terjadinya kesalahan
ataupun kekurangan
pada pengisian data
untuk melengkapi SIM.
Dengan
demikian
maka
perusahaan
dapat
mengalami
kemunduran
efektivitas
kinerja.
Menurut
Rodhiyah
(1990), menjelaskan
tentang
indikator
efektivitas
yaitu
tingkat penyelesaian
tugas,
pengisian
catatan dan laporan
secara benar sesuai
dengan
petunjuk
pelaksanaan
serta
kelengkapan
informasi.
d. Fasilitas dan peralatan
penunjang
keberlangsungan SIM
di
Klinik
Nurdin
Medical Center
Fasilitas
dan
peralatan adalah salah
satu
penunjang
berjalannya
SIM
disetiap unit klinik
manapun
karena
untuk mendapatkan
sistem informasi yang
baik maka sarana dan
prasaranya
harus
menunjang.
Komponen
dalam
sistem
informasi
manajemen
berupa
perangkat
keras
(hardware), perangkat
lunak
(software),
sumberdaya manusia
dan sistem prosedur.16
Pada klinik ini sendiri
terdapat 13 komputer
yang sudah terhubung
ke server yang dibagi
ketiap-tiap
unit,
namun
jumlah
tersebut masih belum
termasuk pada ruang
poli dan juga unit
tumbuh
kembang
yang
masih
menggunakan manual.
Sedangkan pada unit
laboraturium
masih
belum bisa terkoneksi
ke server sehingga
pencatatan
masih
menggunakan manual.
Sedangkan pada unit
depo
farmasi
pengiriman data ke
server terbilang cukup
tersendat.
e. Biaya
operasional
penunjang SIM di
Klinik Nurdin Medical
Center
Anggaran belanja
merupakan
alat
perencanaan
yang
digunakan
untuk
mengendalikan
struktur biaya Klinik
agar dapat seefisien
mungkin mencetak
laba yang berdampak
pada keberlanjutan
bisnis
Klinik.
Perencanaan
anggaran yang baik
sangat dibutuhkan
oleh NMC, karena
dalam hal ini untuk
biaya
operasional
klinik
pihak
manajemen
tidak
mengetahui
pasti
berapa
jumlahnya
setiap
periodenya
begitu pula dengan
biaya
operasional
yang ada pada saat
ini
belum
dianggarkan untuk
pengadaan
unit
komputer baru guna
menunjang SIM di
klinik ini. Hal ini
disampaikan
oleh
informan
dari
manajemen:
“...mau kita ganti juga
ya nanti bertahap aja
lah
belum
ada
anggarannya...”(infor
man “A”).
“SIM yang memadai
merupakan prioritas
utama NMC saat ini.
Pemegang
saham
akan
kembali
menyuntikkan dana
segar
untuk
pembenahan SIM dari
mulai SDM, SOP,
hingga aplikasi yang
akan
digunakan”(informan
“C”).
2. Kondisi
Proses
Klinik
Nurdin Medical Center
a. Pengumpulan Data
Pada pengisian di
unit
pendaftaran
sudah
dilakukan
secara
menyeluruh
dan terbagi antara
pasien baru dan lama,
ini
sudah
sesuai
dengan penhisian data
menurut
modul.
Kemudian dilanjutkan
pada pengisian data
pada rawat jalan, disini
masih
banyak
ditemukan pengisian
data
yang
tidak
komplit. Pengisian di
unit ini hanya pada
anamnesis,
hasil
observasi dari dokter
dan resep obat.
Hal tersebut dapat
menimbulkan
ketidaksempurnaan
terhadap
hasil
(output) data yang
dikeluarkan.
Sistem
Informasi Manajemen
yang baik memerlukan
pengguna (user) yang
mumpuni
untuk
menjalankannya.
Seperti yang telah
dipaparkan
pada
bagian
sebelumnya,
bahwa
pemenuhan
kebutuhan
tenaga
kerja yang kurang
sesuai
dengan
bidangnya berdampak
pada tidak optimalnya
penginputan
data
pada SIM Klinik. Faktor
lain yang tidak kalah
pentingnya
yaitu
pelatihan
serta
edukasi
yang
berkelanjutan untuk
membentuk kesadaran
setiap pengguna SIM
Klinik agar melakukan
prosedur sistem yang
terstruktur
sesuai
dengan pedoman.
b. Pengolahan Data
Pada tahap ini
data diolah menjadi
informasi
sesuai
dengan
kebutuhan
pengambilan
keputusan,
dalam
bentuk-bentuk
penyajian yang sesuai.
Informasi (input) yang
valid
akan
memperlancar
dan
mempercepat
pengolahan
data.
Segala macam data
awal yang diinput
dapat diolah sesuai
dengan
urutannya,
maupun sesuai yang
dikehendaki oleh end
user, dalam hal ini
manajemen NMC.
Sebagai
contoh
input data pasien,
penyakit yang diderita,
dan obat yang harus
diracik akan tampil
pada
menu
depo
farmasi sesuai dengan
yang diinput oleh
bagian
pendaftaran
serta
perawat
pendamping dokter.
Sementara data fee
tindakan, harga jual
dan harga beli obat
yang diracik oleh depo
farmasi akan diolah
menjadi output pada
menu
administrasi
maupun akunting.
c. Penyajian Data
Penyajian
data
sebagai hasil akhir dari
suatu
proses
pengolahan
data,
dapat
berbentuk
berbagai
macam
informasi.
Sebagaimana
pada
contoh yang diuraikan
selanjutnya, penyajian
data setelah depo
farmasi menyerahkan
obat kepada pasien
adalah transaksi pada
menu kasir. Data akan
tersaji dalam bentuk
invoice atau kwitansi
standar
untuk
diserahkan
pada
pasien dan selembar
rangkap
untuk
adminstrasi.
Lebih lanjut pada
penyajian
data
di
bagian akunting akan
memperlihatkan selisih
antara harga beli dan
harga jual obat yang
mampu menghasilkan
angka keuntungan dari
setiap transaksi yang
terjadi. Penyajian data
inilah
yang
akan
diserahkan kepada end
user
(manajemen)
dalam bentuk laporanlaporan
transaksi
keuangan
dan
pertumbuhan
laba
Klinik yang berguna
untuk
pengambilan
keputusan
strategik
(jangka
panjang)
dalam
rangka
keberlanjutan
bisnis
Klinik.
d. Analisis Data
Output data yang
tepat
akan
menghasilkan analisis
yang tepat untuk
mendukung
pengambilan
keputusan strategis.
Jika
seluruh
komponen mulai dari
input, proses, dan
output data sudah
dilakukan secara tepat,
sehingga
menghasilkan
informasi tepat guna,
maka
selanjutnya
informasi
tersebut
akan
disampaikan
pada forum tertinggi
suatu
perusahaan
yang disebut Rapat
Umum
Pemegang
Saham (RUPS). Pada
forum
tersebutlah,
informasi-informasi
yang
dihasilkan,
dibahas dengan detil
untuk
melahirkan
rancangan
atau
formulasi
strategis
berupa
tingkat
pertumbuhan
bisnis
Klinik, hingga rencanarencana
pengembangan Klinik
untuk
menciptakan
bisnis
yang
berkelanjutan.
3. Kondisi Output Klinik
Nurdin Medical Center
Terbentuknya laporan
statistic klinik yang valid
dari hasil penganalisisan
data dari sistem “proses”
maka informasi tersebut
dapat digunakan oleh
manajemen. Seto (2001)
dalam Sabarguna (2008),
menyatakan bahwa suatu
keputusan
yang
baik
didasari dari pembuatan
keputusan secara ilmiah
atau analitik dengan dasar
yang
logis,
dengan
mempertimbangkan
semua data yang tersedia.
Dalam hal ini penggunaan
informasi yang dikeluarkan
oleh SIM Klinik ini masih
belum bisa digunakan
semaksimal
mungkin
karena masih banyaknya
pos-pos pengisian SIM
yang
masih
manual,
dikarenakan data input
yang masih belum valid
sehingga pihak manajemen
harus
menganalisis
kembali
hasil
dari
pengumpulan datanya. Hal
tersebut memang terjadi
dikarenakan SDM yang
belum tepat pada pos
kerjanya
serta
tidak
diberikannya
pelatihan
yang
berkelanjutan
mengenai SIM Klinik. Hal
ini juga dibenarkan oleh
beberapa informan:
“ya pada dasarnya sih kita
semestinya harus melihat
ya setiap bulannya hasil
laporan dari SIM itu seperti
apa kan buat lihat untung
ruginya klinik ini tapi kan ini
ada
sedikit
hambatan
sehingga
laporan
ini
terkadang baru jadi dua
sampai tiga bulan jadi kan
susah juga tuh kalo make
laporan
dari
SIM...”(informan “A”).
“belum ya belum kita pakai
seluruhnya
ya
paling
statistik
perhitungannya
saja ya yang kita pakai ya
kalo yang sudah-sudah
begitu, sehingga dari awal
saja saya belum tahu biaya
operasional awal kita itu
berapa...”(informan “B”)
“Data dan informasi yang
akurat sangat dibutuhkan
untuk menghasilkan output
yang tepat dan informatif.
Belum seluruhnya, data
masih bersifat setengah
matang yang harus diolah
lagi untuk menghasilkam
kesimpulan yang dapat
membantu
pengambilan
keputusan”(informan “C”).
4. Kondisi Outcome Klinik
Nurdin Medical Center
Kondisi Outcome disini
dilihat dari efisiensi dan
efektivitas SIMRS dalam
mendukung
kegiatan
statistik RS dan juga
pengambilan
keputusan
Klinik guna melanjutkan
keberlangsungan
bisnis.
Yang dimaksud dengan
efektifitas adalah tingkat
pencapaian sasaran yang
telah
ditentukan
sebelumnya
sedangkan
Efisiensi itu mengacu pada
hubungan antara masukan
dengan keluaran dimana
keluaran lebih banyak bila
dibandingkan
dengan
masukan.26 Kondisi ini
belum terlihat diklinik ini
karena untuk pengambilan
keputusan klinik masih
terhambat
dengan
keterbatasan
informasi.
Sedangkan informasi yang
dibutuhkan
pihak
manajemen sendiri masih
belum selesai tepat waktu
dikarenakan
beberapa
informasi tidak masuk
seluruhnya langsung ke
sistem melainkan masih
ada yang menggunakan
sistem manual sehingga
keterlambatan
laporan
masih terjadi. Hal ini
disampaikan oleh informan
dari manajemen:
“...laporan ini terkadang
baru jadi dua sampai tiga
bulan jadi kan susah juga
tuh kalo make laporan dari
SIM...”(informan “A”).
“Belum seluruhnya, data
masih bersifat setengah
matang yang harus diolah
lagi untuk menghasilkam
kesimpulan yang dapat
membantu
pengambilan
keputusan”(informan “C”).
Kondisi ini sangat
dapat merugikan pihak
manajemen klinik karena
dapat
menghambat
pengambilan
keputusan
pada manajemen yang
juga
akan
dapat
mengganggu
keberlanjutan
bisnis.
Karena
pengambilan
keputusan ialah proses
memilih suatu alternatif
cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai
situasi. Proses itu untuk
menemukan
dan
menyelesaikan
masalah
organisasi.
D. PEMBAHASAN
1. Kondisi Input Klinik Nurdin
Medical Center
Berdasarkan
hasil
penelitian didapatkan hasil
yang kurang baik pada
komponen
input
dikarenakan
banyaknya
hambatan dan kekurangan
pada komponen input
seperti, SDM yang belum
memadai serta kurangnya
pengetahuan SDM dalam
pengisian
data
untuk
kebutuhan
SIM
yang
dikarenakan
belum
mendapatkan
training
berkala dari manajemen
serta belum terbentuknya
budaya
kerja
menggunakan SOP yang
dikarenakan
belum
tersedianya
petunjuk
teknis/SOP
yang
jelas
terutama SOP pada SIM itu
sendiri. Sementara itu juga
dari segi fasilitas dan
perlengkapan penunjang
keberlangsungan
SIM,
klinik telah memiliki 13
komputer
yang
telah
tersambung ke server yang
telah dibagi kesetiap unit.
Namun jumlah itu masih
belum termasuk ruang poli
dan juga unit tumbuh
kembang
yang
masih
menggunakan
manual.
Sedangkan
pada
unit
laboraturium masih belum
bisa terkoneksi keserver
sehingga
pencatatan
masih manual dan juga
hambatan serupa terjadi
pada depo farmasi yang
pengiriman
data
ke
servernya
tersendat.
Sementara dari anggaran
yang dimiliki oleh klinik
untuk pembenahan SIM
mulai dari SDM, SOP
hingga aplikasi yang akan
digunakan
masih
diwacanakan.
Hal-hal seperti diatas
ini
akan
dapat
menghambat komponen
input dalam menunjang
SIM yang baik. Sehingga
dapat
dikatakan
komponen input yang
dimiliki klinik masih kurang
baik.
2. Kondisi
Proses
Klinik
Nurdin Medical Center
Pada Kondisi Proses
SIM
yaitu
dari
pengumpulan
data,
pengolahan
data,
penyajian data, dan analisis
data ikut terganggu karena
terhambatnya komponen
Input. Kondisi Proses disini
sangat
berarti
untuk
terbentuknya
informasi
yang baik dan dapat
digunakan
sebagai
pengambilan keputusan.
Pengumpulan
data
dilakukan dengan cara
pencatatan data pada
setiap unit, namun dalam
prosesnya
pelaksanaan
pencatatan
ini
masih
menggunakan kertas yang
kemudian diserahkan ke
RM untuk ditulis ulang di
sistem.
Pada
hasil
observasi
sendiri
ditemukan banyak kolomkolom pada pencatatan
data yang masih kosong.
Hal
tersebut
dapat
menimbulkan
ketidaksempurnaan
terhadap hasil (output)
data yang dikeluarkan.
3. Kondisi Output Klinik
Nurdin Medical Center
Kondisi Output adalah
dimana
terbentuknya
laporan statistik klinik yang
valid
dari
hasil
penganalisisan data dari
sistem “proses” maka
informasi tersebut dapat
digunakan
oleh
manajemen. Dalam hal ini
penggunaan
informasi
yang dikeluarkan oleh SIM
Klinik ini masih belum bisa
digunakan
semaksimal
mungkin karena masih
banyaknya
pos-pos
pengisian SIM yang masih
manual, dikarenakan data
input yang masih belum
valid
sehingga
pihak
manajemen
harus
menganalisis kembali hasil
dari
pengumpulan
datanya. Sehingga dapat
dikatakan hasil dari output
ini belum maksimal.
4. Kondisi Outcome Klinik
Nurdin Medical Center
Kondisi outcome disini
dilihat dari efisiensi dan
efektivitas SIM dalam
mendukung
kegiatan
statistik klinik dan juga
pengambilan keputuhan
Klinik guna melanjutkan
keberlangsungan
bisnis.
Yang dimaksud dengan
efektivitas adalah tingkat
pencapaian sasaran yang
telah
ditentukan
sebelumnya
sedangkan
Efisiensi itu mengacu pada
hubungan antara masukan
dengan keluaran dimana
keluaran lebih banyak bila
dibandingkan
dengan
masukan. Kondisi ini belum
terlihat pada klinik ini
karena untuk pengambilan
keputusan klinik masih
terhambat
dengan
keterbatasan
informasi.
Sedangkan informasi yang
dibutuhkan
pihak
manajemen sendiri masih
belum selesai tepat waktu
dikarenakan
beberapa
informasi tidak masuk
seluruhnya langsung ke
sistem melaikan masih ada
yang menggunakan sistem
manual
sehingga
keterlambatan
laporan
masih terjadi.
Kondisi ini sangat
dapat merugikan pihak
manajemen klinik karena
dapat
menghambat
pengambilan
keputusan
pada manajemen yang
juga
akan
dapat
mengganggu
keberlanjutan
bisnis.
Karena
pengambilan
keputusan ialah proses
memilih suatu alternatif
cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai
situasi. Proses itu untuk
menemukan
dan
menyelesaikan
masalah
organisasi.
E. KESIMPULAN
Berdasrkan
hasil
dan
pembahasan penelitian pada
bab sebelumnya maka dapat
diambil
simpulan
sebagai
berikut:
1. Penerapan SIM Klinik
pada Nurdin Medical
Center belum tepat guna
dikarenakan
hal-hal
sebagai berikut:
a. Belum terbentuknya
the right man in the
right place pada
sebagian area krusial
yang berperan dalam
penginputan
data
maupun
pengolahannya.
b. Belum tersedianya
SOP yang lengkap
dan petunjuk teknis
lainnya,
sehingga
pengaplikasian SIM
Klinik
hanya
berlandaskan pada
modul
standar
aplikasi SIM Klinik.
Idealnya, aplikasi SIM
Klinik
lah
yang
mengikuti kebutuhan
SOP Klinik.
2. Uraian pada poin (1)
mengakibatkan
terganggunya prosedur
pengolahan data yang
berimbas pada buruknya
kualitas
data
yang
dihasilkan (bad data),
sehingga data yang
dihasilkan tidak mampu
mencerminkan kondisi
real
NMC.
Sebagai
contoh,
belum
tersedianya
sistem
anggaran, dikarenakan
sistem informasi yang
ada saat ini belum
mampu menghasilkan
output yang diperlukan
dalam
penyusunan
anggaran.
3. Ketidaksempurnaan
dalam
menghasilkan
informasi
yang
berkualitas
tersebut
membatasi pengetahuan
manajemen
untuk
pengambilan keputusan
strategis. Hal ini akan
berdampak negatif bagi
NMC antara lain:
a. Tidak
tersedianya
laporan rugi laba
yang memadai.
b. Tidak
tersedianya
laporan
evaluasi
pelayanan
Klinik
yang memadai.
c. Tidak
tersedianya
laporan kebutuhan
penunjang pelayanan
yang memadai.
d. Tidak
tersedianya
laporan
pertumbuhan bisnis
NMC yang real.
hal-hal tersebut akan menjadi
hambatan dalam menciptakan
lingkungan
bisnis
yang
berkelanjutan.
F. SARAN
1. Untuk Peneliti Selanjutnya
Saran pada penelitian
selanjutnya
guna
mengembangkan bisnis di
klinik ini maka lebih baik
penelitian
selanjutnya
berfokus pada evaluasi
hasil SIM yang telah
diperbaiki dari manajemen
dari saran yang telah
diberikan dari penelitian
sebelumnya.
2. Untuk Klinik NMC
Aplikasi SIM Klinik
yang baik saja belum
cukup
untuk
dapat
menghasilkan
informasi
yang
berkualitas.
Diperlukan SDM yang
memadai dan terdidik
secara kontinyu untuk
dapat menjadi data input
maupun user yang cakap.
Selain
itu,
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
dan
petunjukpetunjuk teknis yang rinci
dan lengkap juga sangat
dibutuhkan sebagai dasar
alur informasi dari input
menjadi output maupu
outcome.
Untuk
kedepannya
manajemen
harus
memperhatikan
hal-hal
sebagai
berikut
yang
ditemukan pada penelitian
ini:
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Aditama T Y, 2006,
Manajemen
Administrasi
Rumah Sakit, Edisi 2,
Jakarta: UI.
2. Arikunto, S, 2010, Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
3. Balaraman, P., & Kosalram,
K. (2013). E -hospital
management & hospital
information systems changing
trends. International
Journal of Information
Engineering and Electronic
Business, 5(1),
50-58.
doi:http://dx.doi.org/10.581
5/ijieeb.2013.01.06
4. Binti Lope, A. R., AlNemrat, A., & Preston, D.
S. (2014). Sustainability In
Information
Systems
Auditing. European
Scientific
Journal, Retrieved
From
Http://Search.Proquest.Co
m/Docview/1671859404?Ac
countid=38628
5. Depkes RI, Direktorat Bina
Gizi Masyarakat, 1989,
Pemantauan Status Gizi
Tingkat
Kecamatan,
Jakarta: Depkes RI.
6. Djahir, Y dan Pratita, D. 2015.
Bahan Ajar Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: Budi
Utama.
7. Fathia, M, 2009, Analisis
Kesiapan Organisasi Dalam
Penerapan Sistem Informasi
Manajemen
Puskesmas
(SIMPUS) di Kabupaten
Barito
Kuala
Provinsi
Kalimantan
Selatan,
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
8. Hartono Bambang, 2008,
Peran
Departemen
Kesehatan
dalam
Pengembangan
SIK
Kerjasama dengan MPU,
Jakarta: Depkes.
9. Herdiansyah,
H,
2012,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif: Untuk ilmu-ilmu
socia. Jakarta: Salemba
Huamnika
10. Jogiyanto, H.M, 1988,
Sistem
Informasi
Akuntansi,Yogyakarta.
11. Jonker. J, Pennik. J.W,
Wahyuni,
S,
2011,
Metodologi
Penelitian:
Panduan untuk master dan
Ph.D. di bidang Manajemen.
Salemba Empat: Jakarta.
12. Kemenkes
RI.
(2014).
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun
2014:
Tentang
Klinik.
Jakarta:
Kementrian
Kesehatan RI.
13. Luther, C. C. (2016).
Pengaruh
Penggunaan
Informasi
Akuntansi
Manajemen
Terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi
Pada
Kentucky
Fried
Chicken Di Manado). Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 4(1).
14. McLeod
R,
2008,
Management
Informasi
Systems, Jakarta.
15. Moelong, Lexy. J. (2007).
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
16. Nugroho, E. (2008). Sistem
Informasi Manajemen :
Konsep,
Aplikasi,
dan
Pengembangannya.
Yogyakarta: Andi.
17. Notoatmodjo, S. (2010).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
18. O’Brian, James A.2010.
Management Information
System. Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat.
19. Paramaartha, H, A, 2015,
Analisis
Akuntan
Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan. Bandung.
20. Patilima, H, 2011, Metode
Penelitian
Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
21. Pralystia C, 2009, Tinjauan
Sistem
Informasi
Manajemen Rekam Medis
(SIM
RM)
Dalam
Mendukung
Kegiatan
Pencatatan Dan Pelaporan
Statistik Rumah Sakit Di
Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit Tahun 2009,
Universitas
Indonesia,
Depok.
22. Purnomo, S., & MM Indra
Hastuti SE, M. (2015,
November). Analisis Hasil
Aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi Sebagai Alat
Prediksi Financial Distress
Perusahaan. In Prosiding
Seminar Nasional (Vol. 1,
No. 1, pp. 14-23).
23. Ramlan, E, 2010, Strategi
Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) Di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Nusa
Tenggara
Barat,
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
24. Rodhiyah, dkk, 1990, Kajian
Tentang Mekanisme Sistem
Pencatatan dan Pelaporan
sebagai Salah Satu Alat
Monitoring Posyandu di
Jawa Tengah, Semarang:
Lembaga
Penelitian
Universitas Diponogoro.
25. Sabarguna Boy S, 2008,
Prosedur
Manajemen
Rumah Sakit dan Teknik
Efisiensi,
Yogyakarta:
Konsorsium
RS
Islam
Jateng-DIY.
26. Sabarguna Boy S, 2008,
Sistem
Informasi
Manajemen Rumah Sakit,
Yogyakarta: Konsorsium
RS Islam Jateng-DIY.
27. Simanjuntak,
R,
2012,
Analisis Kesiapan Rumah
Sakit Dalam Penerapan
Sistem
Informasi
Manajemen di RSU DR. F. L.
Tobing Sibolga, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta
28. Widiawan,
A,
2009,
Evaluasi
Implementasi
Sistem
Informasi
Manajemen Rumah Sakit Di
RSUD Kota Yogyakarta,
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Download