Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 612 ANAK DAN HIV Bagaimana Anak Tertular HIV? Sebagian besar anak di bawah usia sepuluh tahun yang terinfeksi HIV tertular oleh ibunya. Penularan dapat terjadi dalam kandungan, waktu melahirkan atau melalui menyusui (lihat Lembaran Informasi (LI) 611). Belum diketahui kasus anak yang terinfeksi akibat kegiatan sehari-hari di rumah, walaupun ibu atau anggota keluarga lain HIV-positif. Sebaliknya, HIV tidak dapat menular melalui hubungan lang–sung dengan anak, misalnya memeluk, mencium, memandikan, mengganti popok, atau waktu bermain. Saat ini, sebagian besar anak yang terinfeksi HIV di negara berkembang didiagnosis berdasarkan gejala penyakit terkait HIV, diikuti oleh tes HIV-positif. Diagnosis HIV pada anak hampir pasti berarti bahwa ibunya dan mungkin pasangan ibu juga terinfeksi HIV. Jadi keluarga membutuhkan banyak dukungan setelah diagnosis HIV pada anaknya. Lagi pula, sebelum anak dites HIV, sedikitnya ibunya harus diberi konseling prates dan memberi persetujuan agar anak dites. Bagaimana Kita Tahu Anak Terinfeksi HIV Seperti dengan orang dewasa, ada beberapa tanda dan gejala yang seharusnya menimbulkan kecurigaan bahwa anak terinfeksi HIV. Ini termasuk: berat badan menurun, atau gagal tumbuh; diare lebih dari 14 hari; demam lebih dari satu bulan; infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang berat atau menetap; batuk kronis; dan infeksi oportunistik sama yang dialami oleh orang dewasa. Tes HIV umum akan menunjukkan hasil positif selama beberapa bulan jika ibunya terinfeksi HIV, walaupun anak mungkin tidak terinfeksi (lihat LI 613 untuk informasi lebih lanjut tentang tes HIV untuk anak). Jadi, jika hasil tes anak adalah positif, ini bukti bahwa ibunya HIV, dan karena itu, penting ibu diberi konseling sebelum anaknya dites. Penelitian terhadap Anak Sebetulnya, hanya ada sedikit penelitian mengenai HIV pada anak. Jadi sebagian besar usulan dan pedoman tentang penatalaksanaan HIV pada anak berdasarkan penelitian pada orang dewasa. Perkembangan Penyakit HIV pada Anak Sebagian kecil anak yang terinfeksi agak dini pada kehamilan akan mengembangkan tanda dan gejala penyakit pada usia 1-2 tahun; anak ini dianggap sebagai ‘pelanjut cepat’. Anak tersebut akan melaju ke masa AIDS secara sangat cepat, dan kemungkinan akan meninggal sebelum berusia satu tahun bila tidak diobati. Gejala dapat mencakup tidak mengalami pertumbuhan, ensefalopati, dan/atau infeksi oportunistik umum (lihat LI 500). Sebagian besar anak dengan HIV, yang terinfeksi waktu dilahirkan atau melalui menyusui, berlanjut secara sedang. Anak tersebut cenderung mengembangkan bukti kerusakan berat pada sistem kekebalan tubuh pada usia 7-8 tahun. Kehilangan sel CD4 akan berlanjut berangsur-angsur. Gejala dapat mencakup limfadenopati (lihat LI 521) dan penyakit masa kanak-kanak yang kambuhan, dengan fungsi kekebalan tubuh tidak rusak berat. Kelompok ini, yang disebut ‘pelanjut lamban, mempunyai harapan hidup yang lebih baik. Sekelompok kecil anak dengan HIV akan tetap sehat dengan sedikit atau tanpa gejala penyakit HIV, dan jumlah CD4 yang normal atau sedikit ditekan sampai dengan usia sembilan tahun. Pelanjut cepat terdiri dari kurang lebih 20% anak dengan HIV; pelanjut lamban 60%, dengan sisanya nonpelanjut. Semua angka ini dikumpulkan sebelum ada terapi antiretroviral (ART) dan pengobatan dini untuk bayi dengan HIV. Belum diketahui jika diagnosis dan pengobatan dini akan mengubah perkembangan ini, dan mempengaruhi persentase ini. Pengobatan untuk Anak Akhir-akhir ini, pengalaman mengobati anak dengan HIV terus berkembang, baik untuk mencegah atau mengobati infeksi oportunistik, maupun ART. Dengan pengobatan tersebut, ada harapan bahwa anak tersebut dapat bertahan hidup lama, seperti orang dewasa yang diberi terapi itu. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pengobatan untuk anak dengan HIV, lihat LI 616 dan LI 617. WHO menganjurkan agar semua anak yang lahir dari ibu terinfeksi HIV diberi profilaksis kotrimoksazol dari usia 4-6 minggu (lihat LI 950). Imunisasi untuk Anak dengan HIV Beberapa penelitian menunjukkan bahwa manfaat dari imunisasi pada anak dengan HIV lebih besar dibandingkan kerugian akibat efek samping dari vaksin, walaupun ada gejala penyakit HIV. Satu-satunya vaksin yang berisiko adalah BCG untuk TB, jika diberi pada anak dengan gejala penyakit HIV. Garis Dasar Bayi dan balita dapat tertular HIV selama kehamilan, waktu dilahirkan dan melalui menyusui, jika ibunya terinfeksi HIV. Jika tertular pada awal kehamilan, kemungkinan anak akan melanjut cepat ke AIDS, dan akan meninggal dalam satu tahun pertama kehidupannya, bila tidak diberi ART. Namun pada sebagian besar anak dengan HIV, perkembangan penyakit akan lebih lamban, dan ada harapan mereka dapat bertahan hidup tanpa ART selama 8-9 tahun atau lebih. Diagnosis infeksi HIV pada anak hampir pasti menunjukkan bahwa ibunya dan sering kali ayahnya juga terinfeksi. Jadi masalah kerahasiaan dan dukungan untuk keluarga tetap sangat penting. HIV pada anak dapat diobati seperti dengan orang dewasa. Anak dengan HIV sebaiknya diimunisasikan sama seperti anak lain. Hanya anak dengan gejala penyakit HIV tidak boleh diberi vaksin BCG. Anak yang HIV-positif sebaiknya diawasi oleh dokter spesialis anak yang berpengalaman menatalaksana HIV. Diperbarui 4 Juni 2008 berdasarkan FS 612 The AIDS Infonet 30 Desember 2007 dan beberapa sumber lain Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org