analisa kesalahan penggunaan kata sinonim bahasa mandarin

advertisement
ANALISA KESALAHAN PENGGUNAAN
KATA SINONIM BAHASA MANDARIN
TERHADAP MAHASISWA/I TINGKAT 1
JURUSAN SASTRA CHINA
DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Devi Andiko, Yuliana, Fu Ruomei
Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730
[email protected]; [email protected]; [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this thesis is to analyze Chinese Department first grade students' ability in mastering
Chinese synonyms. The authors usedstudent’s questionnaires and interviews with first grade teachers
as research methods. The motivationbehind using this approach is to locate and analyze the main
causes of errors made by students in learning Chinese synonyms as well as providing some solutions
for teachers in regard of correcting these errors. The result showed that the students' ability in
mastering the use of synonyms is relatively insufficient, as they often had difficultieswith
distinguishing the meaning of the synonyms. Based on the result, the error with the highest percentage
is the utilization of confusable words, which resulted from difficulties indistinguishing the contextual
meaning of the synonyms. As a conclusion, the main cause of these synonym errors is what we call
interlingual errors. Due tolanguage dissimilarities, it is difficult for students to comprehend the slight
differences in meaning of the synonyms. Therefore, the authors also suggest some solutions to teachers
on how to improve students’ability in mastering synonyms, to develop language sense andfurthermore
to reduce errors in the use of synonyms.
Keywords: Synonym, Error Analysis, Confusable Words, Interlingual Error
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kemampuan mahasiswa/i jurusan Sastra China Tingkat 1
di Universitas Bina Nusantara dalam menguasai kata sinonim bahasa Mandarin. Dengan melakukan
pembagian kuesioner terhadap mahasiswa/i dan wawancara pengajar tingkat I. Penulis dapat
menemukan dan menganalisa penyebab utama terjadinya kesalahan penggunaan oleh murid saat
belajar kata sinonim bahasa Mandarin serta memberikan beberapa solusi untuk pengajar. Hasil dari
penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa/i dalam penggunaan kata sinonim tergolong
1
2
lemah, karena sering menemukan kesulitan dalam membedakan arti dari kata sinonim. Jenis
kesalahan penggunaan kata sinonim menggunakan pertukaran penggunaan. Hasil persentase
tertinggi terhadap kesalahan penggunaan kata sinonim adalah dari segi pemahaman arti.
Disimpulkan, penyebab utama terjadinya kesalahan penggunaan kata sinonim adalah kesalahan
interlingual. Karena penggunaan bahasa yang berbeda, maka mahasiswa/i sulit untuk memahami arti
dari kata sinonim tersebut. Oleh karena itu, penulis juga menganjurkan beberapa solusi kepada
pengajar untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa/i dalam penguasaan kata sinonim, memperkuat
intuisi bahasa serta mengurangi kesalahan penggunaan pada kata sinonim.
Kata kunci: Kata Sinonim, Analisa Kesalahan Berbahasa, Pertukaran Penggunaan, Kesalahan
Interlingual
3
PENDAHULUAN
Menurut Qing Xuehua dan Wang Zhouyan (2010: 124), sedikit banyaknya jumlah kosakata
mencerminkan kemampuan seseorang dalam berbahasa, diantaranya mencakup penguasaan dan
penggunaan kata sinonim. Sedangkan menurut Wang Fennian (2009: 9), didalam komunikasi bahasa,
orang-orang sering mengungkapkan pernyataan dengan menggunakan beberapa kata yang mempunyai
arti saling mendekati, dan muncul kata sinonim yang dibutuhkan seseorang untuk berkomunikasi.
Peneliti menemukan di dalam buku pelajaran mahasiswa/i tingkat 1 jurusan Sastra China di
Universitas Bina Nusantara yang berjudul “Hanyu Jiaocheng” telah muncul kata sinonim. Melalui
penelitian ini penulis menemukan kesulitan mahasiswa/i dalam mempelajari kata sinonim. Kata
sinonim yang sering kita temui kata terjemahan yang memiliki arti yang sama, inilah sebab yang
几
多少”,
sering terjadinya kesalahan penggunaan dalam membuat sebuah kalimat. Contohnya, “ ” dan “
dalam terjemahan bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti “berapa”. Saat mahasiswa/i bertanya
mengenai umur lebih sering menggunakan
你几岁了”, mengenai “几岁” seharusnya digunakan
“
untuk bertanya kepada anak-anak. Jika bertanya umur kepada orang yang lebih dewasa seharusnya
menggunakan cara bertanya “
你多大了?” atau “您多大年纪?”. “几” dan “多少” memiliki
persamaan arti kata, murid hanya memperhatikan arti, tetapi tidak memahami cara penggunaan yang
benar dari dua kata yang berbeda.
Dalam penelitian “Dui Wai Hanyu Chuji Jieduan Jiaoxue Zhong de Tongyici Wenti”, Zhang
Zhuanli (2011) berpendapat bahwa untuk sekarang mahasiswa/i dasar mengenai masalah kata sinonim
masih belum mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan mahasiswa/i masih belum sepenuhnya
mengenali kelebihannya, kemudian dalam proses pembelajaran, terhadap kata sinonim, pengajar juga
tidak terlalu paham untuk menangani kata sinonim, inilah sebab terjadinya kesalahan penggunaan kata
sinonim. Berdasarkan statistik kata sinonim tingkat dasar, Zhang Zhuanli melakukan penelitian ini
untuk mengetahui kondisi penguasaan kata sinonim pelajar tingkat dasar, kemudian juga ingin
menitikberatkan akan pentingnya kata sinonim sehingga dapat mengembangkan dunia pengajaran
terhadap kata sinonim.
Dalam penelitian “Ketang Jiaoxue Zhong Zenme Jinxing Jinyici Yuyongfa Duibi”, Yang Jizhou
(2004) melakukan penelitian terhadap kesulitan mahasiswa/i asing dalam penggunaan kata sinonim
dan near-synonym, mendiskusikan masalah bagaimana melakukan perbandingan penggunaan terhadap
beberapa kosakata. Melalui perbandingan analisa terhadap 1700 kosakata, telah disimpulkan
perbandingan sepasang kata sinonim dan near synonyms sebagai kata kerja, kata bantu, kata sifat, kata
benda dan lain-lain untuk membantu penjelasan arti dan penguasaan penggunaan.
Dari kedua penelitian ini telah menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang kata
sinonim. Dalam menganalisis skripsi ini, penulis bertujuan untuk mengetahui dan memahami
kemampuan penguasaan kata sinonim terhadap mahasiswa/i tingkat 1 jurusan Sastra China di
Universitas Bina Nusantara, menemukan kesalahan penggunaan kata sinonim yang sering terjadi saat
belajar bahasa Mandarin, menganalisa penyebab utama terjadinya kesalahan penggunaan dalam
proses pembelajaran kata sinonim serta memberikan solusi untuk membantu mahasiswa/i agar dapat
menguasai kata sinonim dengan lebih baik.
Peneliti dalam menganalisa jenis kesalahan berbahasa menggunakan pertukaran penggunaan (
混
4
用 hùn yòng). Menurut Zhang Bo (2007: 100), jenis penelitian ontologi China sinonim dan near
synonym menjadi tolak ukur, dan harus mengubah sudut pandang yang mendasar kepada pertukaran
penggunaan interlingual yang dianalisa secara langsung, maka objek analisa yang tepat adalah
menggunakan pertukaran kosakata (confusable words).
METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode kuantiatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dengan pembagian
kuesioner pada mahasiswa/i tingkat 1 jurusan Sastra China di Universitas Bina Nusantara pada
tanggal 26 Mei s/d 8 Juni 2014. Metode kualitatif melakukan wawancara kepada 3 orang pengajar tata
bahasa tingkat 1 untuk mengetahui cara pengajaran terhadap kata sinonim.
Kuesioner dibagi menjadi 4 bagian :
1.
Kuesioner kepada mahasiswa/i tentang kata sinonim yang terdiri dari, kemampuan dalam
penguasaan, cara mempelajari dan cara pengajaran yang diberikan pengajar kepada
mahasiswa/i.
2.
Pilihan Ganda : 22 pertanyaan, memilih kata yang tepat dalam kalimat yang disediakan.
3.
Menentukan benar atau salah : 21 pertanyaan, menentukan kalimat tersebut benar atau
salah.
4.
Terjemahan : 22 pertanyaan, menerjemahkan dari kata dari bahasa Indonesia yang digaris
bawahi ke bahasa Mandarin
Dengan membagikan 82 lembar kuesioner, dan diterima kembali dengan total 62 lembar
kuesioner. Setelah kuesioner berhasil dikumpul, maka data akan ditabulasi untuk mengetahui dan
memahami kondisi penguasaan mahasiswa/i terhadap kata sinonim, serta menganalisa jenis kesalahan
penggunaan serta menganalisis penyebab utama kesalahan penggunaan yang sering terjadi.
HASIL DAN BAHASAN
1. Penguasaan Kata Sinonim
Melalui hasil pembagian kuesioner yang berisi 65 soal dan analisa yang telah dilakukan,
sebagian besar mahasiswa/i tingkat 1 jurusan Sastra China terhadap kemampuan penguasaan sinonim
tergolong lemah. Penulis menggunakan metode penilaian dari Universitas Bina Nusantara untuk
menilai kemampuan mahasiswa/i. Berdasarkan data gambar 1 dapat terlihat, bahwa mahasiswa/i yang
dapat memahami perbedaan kata sinonim dengan nilai A mencapai 2%, nilai B mencapai 7%, nilai C
mencapai 15%, dan dengan nilai D mencapai 76%.
5
Gambar 1 Kemampuan Penguasaan Sinonim
Berikut data kesalahan penggunaan mahasiswa/i terhadap analisa sinonim yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian arti dan pasangan kata, bagian formal dan informal, dan bagian cara penggunaan.
Gambar 2 Kesalahan Penggunaan Analisa Sinonim
Berdasarkan data gambar 2 dapat terlihat, bahwa kesalahan penggunaan terhadap analisa sinonim
yang memiliki presentase tertinggi adalah bagian arti dan pasangan kata yang mencapai 66%,
sedangkan bagian cara penggunaan mencapai 25%, bagian formal dan informal mencapai 9%.
2. Jenis Kesalahan BerbahasaSinonim
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikerjakan oleh mahasiswa/i, penulis dapat
menyimpulkan bahwa kesalahan berbahasa yang sering terjadi adalah pertukaran penggunaan.
Berdasarkan buku yang digunakan oleh mahasiswa/i, penulis telah mendapatkan 65 pasang sinonim,
yang terdiri dari bagian arti dan pasangan kata, bagian formal dan informal dan bagian cara
penggunaan.
1)
Pertukaran penggunaan bagian arti dan pasangan kata
Dari sudut pandang bahasa kedua, mahasiswa/i tingkat 1 terhadap pemahaman sinonim,
masih bergantung kepada terjemahan bahasa ibu. Secara bersamaan, dikarenakan sebagian besar
sinonim bahasa Mandarin memiliki hubungan yang erat pada bagian arti, maka mahasiswa/i
terhadap beberapa kata, mudah mengalami pertukaran penggunaan.
小丽的手好了,会自己吃饭了。(能)
(1)*
(2)*Kucing tetangga itu terlihat sedikit (gemuk).
(那只邻居的猫好像有点儿胖。)(肥)
Berdasarkan hasil analisa, mahasiswa/i tingkat 1 terhadap arti kata masih sulit untuk
membedakan. Seperti contoh kalimat di atas, (1) “
会 ”dan “ 能 ”keduanya
memiliki arti
6
能
kemungkinan dan memiliki arti suatu kemampuan, tetapi “ ” juga memiliki arti kemampuan
yang pulih, sedangkan “
会 ” tidak memiliki arti tersebut. Untuk memahami dua arti ini,
mahasiswa/i menerjemahkan ke bahasa Indonesia yang memiliki arti “bisa” atau “dapat”, yang
artinya sama dengan bahasa Mandarin, maka mahasiswa/i bergantung pada bahasa Indonesia
untuk memahami arti serta cara penggunaan kata bahasa Mandarin. (2) “
胖” dan “肥” meskipun
胖
肥” hanya
memiliki arti “banyak lemak”, tetapi “ ” ditunjukkan kepada orang, sedangkan “
dapat ditunjukkan kepada hewan, tidak kepada orang. Saat mahasiswa/i belajar dua kata ini, dua
kata ini disamakan dengan arti bahasa Indonesia yang artinya adalah “gemuk” dan “gendut”,
dalam bahasa Indonesia “gemuk” dan “gendut” keduanya dapat ditunjukkan kepada orang dan
hewan, maka mahasiswa/i menggunakan kedua kata tersebut berdasarkan bahasa ibu dan
menyebabkan pemakaian “
胖” untuk hewan dengan demikian, terjadinya kesalahan.
2) Pertukaran penggunaan bagian formal dan informal
Menurut hasil penelitian, penulis menyadari mahasiswa/i tingkat 1 terhadap pemilihan
penggunaan perbedaan bahasa tertulis dan lisan masih adanya kekurangan pemahaman. Contoh:
(3)
*我今天有空,但是我不想去参加晚会。(可是)
可是” dan “但是” sama. “可是” sering digunakan bahasa
Contoh (3) penggunaan kata “
informal, maka dua kata penghubung hal utama tidak berada diakhir kalimat. “
但是” digunakan
dalam bahasa formal dan informal, dua kata penghubung, hal utama berada di akhir kalimat. Di
虽然”, “尽管”dan lain-lain sebagai kata penghubung depan. Kalimat
depan sering adanya kata “
di atas adalah penggunaan keadaan atau situasi yang tidak resmi, seharusnya menggunakan kata
可是”. Beberapa mahasiswa/i karena lebih sering menggunakan bahasa lisan, sedangkan bahasa
“
tertulis jarang digunakan, maka dari itu mahasiswa/i terbiasa menggunakan kata yang biasa
digunakan dalam situasi atau kondisi apapun selalu menggunakan kata bahasa lisan, dan
menyebabkan penggunaan kata bahasa formal dan informal yang tidak tepat. Kebiasaan ini dapat
menyebabkan kata sinonim dalam bagian formal dan informal muncul banyak masalah.
3) Pertukaran penggunaan kata bagian cara penggunaan
a.
Pertukaran pengunaan kata sinonim pada kelas kata
Beberapa sinonim memiliki arti yang sama, tetapi juga terdapat perbedaan kelas kata,
ini juga menjadi salah satu penyebab munculnya kesalahan penggunaan pada kata sinonim.
Dikarenakan mahasiswa/i terhadap penguasaan kelas kata sinonim tidak tepat, maka
menyebabkan terjadinya pertukaran penggunaan kata. Contoh:
这件事,我只知道个大约的情况。(大概)
(4)*
这个消息太忽然了。(突然)
(5)*
7
女教师总给人以亲切的觉得。(感觉)
(6)*
大概” dan “大约” kedua kelas kata ialah kata tambahan, memiliki arti
Contoh (4) “
mengira terhadap kondisi, menunjukkan adanya kemungkinan besar. Kedua kata ini dapat
大概” dapat menjadi kata benda, menunjukkan arti sebagain besar isi
saling tukar. Tetapi “
忽然” dan “突然” keduanya adalah kata tambahan, menunjukkan arti
dan kondisi. (5) “
cepat dan mendadak. Jika ditengah kalimat menjadi kata keterangan (adverbial), kedua kata
突然” juga bisa menjadi kata sifat, dapat membawa kata
tersebut dapat saling tukar. Tetapi “
亲切的感觉” adalah gabungan frase dari kata atribut, di belakang
tambahan derajat. (6) “
感觉” dapat menjadi kata benda,sedangkan “觉得” tidak dapat.
membutuhkan kata benda. “
Mahasiswa/i tingkat 1 terhadap penggunaan kelas kata masih belum mendapatkan perhatian
khusus. Meskipun telah mengetahui bagian arti, tetapi terhadap penggunaan dua kata, selalu
mengabaikan kelas kata, dan menyebabkan terjadinya kesalahan penggunaan.
b.
Pertukaran penggunaan kata pada fungsi susunan kalimat
Beberapa kata sinonim dapat saling ditukar, akan tetapi di keadaaan tertentu beberapa
sinonim tidak dapat secara sembarangan ditukar. Berikut adalah bagian fungsi susunan
kalimat yang terdapat kesalahan dalam pertukaran penggunaan kata.
面对救命恩人,女孩感谢地说不出话来。(感激)
(7)*
不一下儿,地上就积满了厚厚的雪。(一会儿)
(8)*
(9)
这个地方非常非常好玩儿。(× 十分十分)
感谢” dan “感激” ialah kata kerja, dua kata ini menunjukkan rasa terima
Contoh (7) “
感激” dapat menjadi kata adverbial, sedangkan “感谢”
kasih kepada orang lain. Tetapi “
一会儿” dapat ditambahkan kata negatif “不” di
tidak dapat menjadi kata adverbial. (8) “
depan, sedangkan “
一下儿” tidak dapat ditambahkan kata negatif. (9) “非常” dapat
十分” tidak
digunakan sebagai kata pengulangan, dapat mejadi kata adverbial, sedangkan “
dapat digunakan sebagai kata pengulangan.
Berdasarkan hasil analisa, mahasiswa/i tingkat 1 sering menggunakan persamaan arti
dalam bahasa Indonesia ke bahasa Mandarin, dapat digunakan dengan sama dalam tata
bahasa. Sepasang kata sinonim, meskipun mempunyai arti yang sama, tetapi di dalam
kalimat memiliki perbedaan fungsi konstituen kalimat. Muncul pertukaran penggunaan kata
dalam susunan kalimat dikarenakan mahasiswa/i tingkat 1 masih kurang paham terhadap
8
cara penggunaan kata bahasa Mandarin, serta keterbatasan target bahasa yang membuat
mahasiswa/i tingkat 1 muncul pertukaran penggunaan kata.
Gambar 3 Pertukaran penggunaan kata Sinonim
Dari data gambar 3 dapat terlihat, pertukaran penggunaan kata sinonim tertinggi
adalah pasangan kata mencapai 34%, pertukaran penggunaan dalam bagian arti mencapai
32%, susunan kalimat mencapai 18%, kelas kata mencapai 7%, dan bahasa formal dan
informal mencapai 9%.
3. Penyebab Kesalahan Berbahasa Sinonim
1) Kesalahan Interlingual
Pada saat mempelajari bahasa Mandarin yang merupakan bahasa kedua, mahasiswa/i sering
mengaitkan arti kosakata dari bahasa ibu ke dalam bahasa Mandarin, sehingga menyebabkan
munculnya kesalahan interligual. Contohnya :
我想吃包子还是饺子。(或者)
(10)*
他在一家公司弄电脑软件设计。(搞)
(11)*
(12)*Film itu saya sudah lihat tiga ( kali ), tetapi sekalipun saya tidak
menontonnya sampai selesai.
(那部电影我已经看了三遍,但是一次我都还没看完。)(次)
还是” dan “或者” diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai “atau”.
Contoh (10) “
Kata “atau” didalam bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai kalimat pertanyaan maupun
kalimat pernyataan. Sedangkan didalam bahasa Mandarin“
还是” dan “或者” memiliki arti
或者” lebih banyak digunakan untuk kalimat pernyataan sedangkan “还是” lebih
berbeda, “
banyak digunakan untuk kalimat pertanyaan. (11) “
搞” dan “弄” diartikan didalam bahasa
Indonesia menjadi “membuat”, “melakukan”, “mengadakan”, ketiga kata ini memiliki pasangan
kata dan keadaan penggunaannya yang berbeda. Penyebab terjadi kesalahan penggunaan kata
sinonim dikarenakan mahasiswa/i kurang memahami dan menguasai dalam kata bahasa
Indonesia tersebut, kemudian secara langsung menggunakan bahasa ibu menerjemahkannya ke
9
电脑软件设计”, kata kerja yang sesuai untuk kalimat
dalam bahasa Mandarin. Dalam kalimat “
搞 搞
弄” tidak
tersebut adalah“ ”. “ ” menunjukkan dalam arti melakukan tentang pekerjaan. “
搞
遍
次
memiliki arti seperti “ ”. Dalam kalimat (12), “ ” dan “ ” diartikan sebagai “kali”. Dalam
遍
bahasa Mandarin “ ” menekankan bahwa proses yang tindakan dilakukan itu dari awal sampai
akhir sedangkan “
次” itu menunjuk jumlah kejadian atau proses tersebut berlangsung, tidak
menekankan kejadian atau proses tersebut harus lengkap. Dalam bahasa Indonesia, “kali”
merupakan kata keterangan untuk menyatakan waktu terjadinya peristiwa yang merupakan
bagian dari rangkaian peristiwa yang pernah dan masih akan terus terjadi. Dilihat dari kondisi
还没看完”, lebih sesuai menggunakan kata “次”.
kalimat [10] “
Bahasa ibu terhadap bahasa kedua pelajar memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama
terhadap
pelajar
pemula.
Mahasiswa/i
cenderung
menggunakan
bahasa
ibu
untuk
menerjemahkan dan menggunakan arti dari sebuah kata. Mahasiswa/i sering menggunakan arti
dari bahasa Mandarin diterjemahkan bahasa Indonesia memiliki arti yang sama, maka di kalimat
juga memiliki cara penggunaan yang sama. Pada kenyataannya, sepasang kata yang artinya sama,
setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, penggunaan kosakata bahasa Indonesia dan bahasa
Mandarin tidak seluruhnya sama, dua kosakata tersebut pasti memiliki perbedaan. Selain dari itu,
kata bahasa Mandarin dibandingkan kata bahasa Indonesia lebih ragam. Oleh sebab itu,
mahasiswa/i saat menggunakan bahasa Mandarin, pelajar terbiasa membawa tata bahasa bahasa
ibu untuk disamakan dengan bahasa Mandarin, dan pada akhirnya menimbulkan kesalahan
berbahasa. Terjadinya kesalahan interligual dikarenakan pengaruh bahasa ibu yang terlalu kental.
2) Kesalahan Intralingual
Saat proses pembelajaran bahasa kedua, aturan tata bahasa pada bagian intralingual target
bahasa juga saling berpindah. Mahasiswa/i tingkat dasar saat mempelajari cara penggunaan
kosakata baru, maka penggunaannya sama seperti aturan tata bahasa kosakata yang sebelumnya
telah dipelajari. Mahasiswa/i masih belum dapat menyimpulkan beberapa aturan tata bahasa,
secara keseluruhan, maka mereka juga belum dapat menggunakan struktur tata bahasa dasar pada
kosakata.
弟弟比妹妹比较聪明。(更)
(13)*
电影立即要开演了。(马上)
(14)*
(15)*Hari ini dia belajar ( terus menerus ) sampai jam tiga sore.
(今天他总是学习到下午三点)(一直)
更聪明” dan “比较聪明” yang memiliki artinya
Contoh (13) Mahasiswa/i mempelajari “
sama, tetapi dalam kalimat “
比” tidak dapat menggunakan kata “比较” untuk menghiasi kata “聪
10
明”,
harus menggunakan kata “
更”. (14) “马上” dan “立即” artinya sama. Mahasiswa/i
menggunakan kedua kata tersebut disamakan dengan penggunaan kata yang sebelumnya telah
dipelajari. Pada kenyataannya, dalam segi pemasangan kata, belakang kata “
ditambahkan “
马上 ”
bisa
要”, “会”, “就要”, “就会” dan lain-lain, sedangkan belakang kata “立即” tidak
今天” dan “到下午三点” waktu yang terbatas
dapat ditambahkan kata-kata seperti di atas. (15) “
学习” tindakan yang dapat diulang. Jika “学习” bukan kata
dalam pemakaian, sedangkan kata “
yang sebagai lingkungan pengulangan, maka tidak dapat menggunakan kata “
总 ” sebagai
pertukaran kata.
Mahasiswa/i tingkat 1 terjadinya kesalahan penggunaan kata pada bagian cara penggunaan,
dikarenakan mahasiswa/i secara keseluruhan bergantung kepada aturan tata bahasa yang telah
dipelajari dan tidak memperhatikan keterbatasan kaidah-kaidah tata bahasa yang telah ditetapkan.
Selain itu, karena adanya keterbatasan target bahasa, tidak sepenuhnya menguasai target bahasa,
kemudian menggunakan cara analogi untuk digunakan kepada bahasa yang baru dipelajari.
3) Menghindari kesalahan
Mahasiswa/i tingkat dasar saat sedang belajar dan menggunakan target bahasa untuk
melangsungkan proses berkomunikasi sering menggunakan startegi menghindari. Contoh saat
berkomunikasi, demi mengungkapkan maksud terntentu, mahasiswa/i dengan kemampuan yang
tidak mencukupi, terhadap maksud isi selalu menggunakan kata yang mudah dalam memilih kata
dan menggunakan kata yang mirip. Menghindari kesalahan seperti ini dapat menyebabkan
ketidaksesuaian dalam menggunakan kata serta ketidaksempurnaan dalam mengungkapkan
maksud tertentu. Di bawah ini beberapa kalimat dalam berkomunikasi yang muncul kesalahan.
我就觉得我的健康情况很差,每天很简单累。(容易)
(16)*
你别着急,咱们等着你。(我们)
(17)*
Dalam contoh (16) “
简单 ”
dan “
melakukan sesuatu tindakan. Contoh “
容易 ”
semuanya menunjukkan tidak sulit dalam
真不简单/容易”. Dua kata yang memiliki arti yang sama,
maka dalam percakapan juga dapat saling ditukar, maka muncul kesalahan penggunaan. Pada
kenyataannya, “
地
简单 ”
dan “
ditambahkan “ ”, misalnya “
容易 ”
memiliki perbedaan cara penggunaan, “
简单 ”
dapat
简单地解释”, sedangkan “容易” tidak memiliki cara penggunaan
容易” juga dapat menunjukan tidak sulit atau menunjukkan kemungkinan terjadinya
seperti ini. “
11
perubahan, misalnya
“
容易生病”, sedangkan “简单” tidak bisa. (17)“咱们” termasuk orang
我们” tidak termasuk orang yang
yang mendengarkan atau yang diajak bicara, sedangkan “
mendengarkan atau yang diajak bicara. Contoh kalimat di atas, dapat memastikan, orang
berbicara tidak menunjukkan orang yang mendengarkan, maka kata yang sesuai adalah
我们”.
“
Karena beberapa mahasiswa/i memperhatikan isi kalimat, maka muncul kesalahan penggunaan
kata yang digunakan.
Dalam komunikasi bahasa, dikarenakan jumlah kosakata yang tidak memenuhi dan
terhadap kata juga tidak menguasai secara keseluruhan, maka itu pelajar sering menggunakan
kata lain sebagai pembentuk susunan kalimat, memjelaskan arti tentang kata tersebut, meminjam
kata lain sebagai pertukaran kata lain, dan lain-lain. Ini merupakan strategi menutup kekurangan
kata yang dapat terjadinya kesalahan berbahasa.
4) Kesalahan Penuntun
Mahasiswa/i tingkat 1 saat belajar bahasa Mandarin sangat bergantung kepada buku text
bacaan. Kosakata pada buku Hanyu Jiaocheng hanya diterjemahkan pada bahasa Inggris,
kurangnya penjelasan yang lain, maka pemahaman mahasiswa/i hanya bergantung kepada
terjemahan bahasa Inggris. Biasanya mahasiswa/i akan menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia, melakukan banyak kali terjemahan. Terhadap pemahaman arti sesungguhnya
pada bahasa Mandarin tidak dapat dipungkiri akan muncul perbedaan, dan terus akan muncul
kesalahan penggunaan. Selain itu, kamus dalam menjelaskan arti sebagian besar menggunakan
kata sinonim yang saling bertukaran penjelasan. Penjelasan seperti ini tidak dapat berhubungan
dengan analisa sinonim, mahasiswa/i juga tidak mampu untuk mencari satu persatu penjelasan
dalam bahasa Indonesia. Kamus sering menggunakan bahasa Indonesia yang mirip untuk
memberikan keterangan pada beberapa kata sinonim bahasa Mandarin, ruang lingkup
penggunaan kosakata yang tidak terbatas, tidak membedakan pada bagian bahasa formal dan
informal.
Oleh karena itu, mahasiswa/i terhadap penguasaan kata sinonim cenderung lebih
bergantung kepada penjelasan pengajar. Dikarenakan mahasiswa/i cenderung bergantung pada
bahasa ibu, maka berharap pengajar dapat menggunakan bahasa ibu untuk menjelaskan. Disaat
yang sama karena waktu di kelas sangat terbatas, jika diterangkan dengan bahasa ibu akan lebih
mempersingkat waktu, maka pengajar menggunakan bahasa ibu untuk menjelaskan arti kata
sinonim. Dengan demikian, mahasiswa/i hanya mengerti arti kata saja, jika efek dari jangka
panjang dengan pemahaman seperti ini belum tentu mahasiswa/i dapat benar-benar mengerti dan
menguasai kata sinonim, dan dapat menyebabkan terjadinya kesalahan penggunaan.
4. Solusi Pengajaran
Berdasarkan hasil data kuesioner dan analisa, kemampuan penguasaan kata sinonim terhadap
mahasiswa/i tingkat 1 tergolong lemah. Lemahnya kemampuan penguasaan mahasiswa/i dengan
presentse tertinggi terdapat pada bagian arti dan pasangan kata. Melalui analisa terhadap kesalahan
penggunaan kata sinonim, maka penulis menganjurkan beberapa solusi, agar dapat membantu
mahasiswa/i lebih baik menguasai kata sinonim bahasa Mandarin.
Mahasiswa/i seharusnya meningkatkan kesadaran adanya kata sinonim. Saat menemukan
sepasang kata sinonim seharusnya menganalisa lebih jelas agar dapat memahami perbedaan dan
12
persamaan kata sinonim, dari bagian arti, cara penggunaan dan formal dan informal. Lebih banyak
melihat contoh kalimat,berpikir lebih dalam, latihan, tidak boleh merasa puas dengan hanya
mengetahui arti dari terjemahan bahasa ibu.
Pengajar sebaiknya melakukan pengulang atau mengingatkan kembali kosakata yang pernah
diajarkan, dalam latihan atau pengulangan dengan menggunakan perbandingan sinonim, kata yang
mirp (near-synonym), dan lawan kata. Menganalisa secara sederhana terhadap kata sinonim,
menggabungkan kesalahan sinonim yang dibuat oleh mahasiswa, serta menjelaskan suatu kata dengan
membatasi dari bagian arti, cara penggunaan dan pragmatis. Contoh pada buku Hanyu Jiaocheng jilid
2a, bab 4 telah mempelajari “
马上”, dan di jilid 2b, bab 19 saat mempelajari kata “立即” sebaiknya
melakukan perbedaan antara dua kosakata tersebut. Saat menjelaskan cara penggunaan dua kata
sinonim tersebut, sebaiknya berikan contoh dengan menggunakan bahasa lingkungan yang sesuai
dengan budaya China agar lebih konkrit, menggabungkan dengan pemahamaan teks bacaan dan
melakukan pengajaran kosakata. Pengajar juga dapat memberikan latihan kepada mahasiswa/i,
memeriksa apakah mahasiswa/i telah memahami perbedaan antara kata sinonim, serta memperbaiki
kesalahan penggunaan kata sinonim.
Untuk menghindari kesalahan Interlingual, saat mahasiswa/i belajar tidak boleh menggunakan
cara penggunaan kosakata bahasa Indonesia untuk disamakan kedalam penggunaan bahasa Mandarin.
Pengajar saat melakukan perbandingan terhadap sepasang kata sinonim, selain menjelaskan perbedaan
dari dua kata sinonim, juga harus melakukan perbandingan kata bahasa Indonesia dengan bahasa
Mandarin, agar mahasiswa/i dapat lebih jelas memahami arti dan cara penggunaan.
Mengenai pertukaran penggunaan pada pasangan kata sinonim, saat mahasiswa/i sedang
mempelajari kosakata hanya mengingat arti dari bahasa ibu, akan tetapi tidak memperhatikan
hubungan kata di depan dan di belakang, dan mengakibatkan terjadinya pertukaran penggunaan.
Menurut Halliday, dalam mempelajari bahasa terjadi kesalahan lebih baik dari sudut pandangan
pasangan kata yang dapat ditambah dengan penjelasan, dapat melalui arti kata untuk dijelaskan serta
adanya kebiasaan mempelajari pasangan kata dengan lingkungan bahasa (Qi Chunhong, 2005: 18).
Pengajar saat membuat kalimat, sebaiknya menggunakan kosakata yang khas pada lingkungan bahasa.
Dengan demikian, dapat membantu kesadaran dalam sinonim dan membangun intuisi bahasa
mahasiswa/i.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisa di atas, penulis dapat menyimpulkan kemampuan mahasiswa/i tingkat 1
dalam penguasaan kata sinoim bahasa Mandarin terbilang rendah.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, presentase tertinggi pada kesalahan berbahasa sinonim
mencapai 66% adalah bagian arti. Pertukaran penggunaan dengan hasil presentase tertinggi mencapai
34% adalah perbedaan pasangan kata.
Berdasarkan analisa munculnya kesalahan berbahasa pada mahasiswa/i, penulis membagi
menjadi empat jenis penyebab kesalahan berbahasa. Pertama, kesalahan Interlingual, dikarenakan
mahasiswa/i tingkat 1 masih bergantung kepada bahasa ibu, sehingga menggunakan bahasa ibu
sebagai bahasa yang membantu mahasiswa/i dalam memahami arti. Oleh karena itu, pelajar terbiasa
menggunakan beberapa aturan tata bahasa bahasa ibu untuk dipindahkan ke bahasa kedua yaitu
bahasa Mandarin. Pengaruh atau campuran dari bahasa ibu akan berpengaruh pada bahasa kedua,
yang hasilnya tidak akan sesuai dengan standar, dan menjadi kesalahan berbahasa. Kedua, kesalahan
Intralingual, dikarenakan mahasiswa/i terhadap pengetahuan bahasa target memiliki keterbatasan,
hanya bergantung kepada aturan tata bahasa yang sebelumnya telah dipelajari, tidak memperhatikan
13
penetapan kaidah-kaidah pada aturan tata bahasa, sehingga muncul kesalahan berbahasa. Ketiga,
menghindari kesalahan, ditengah berkomunikasi pelajar yang dikarenakan tidak memiliki kosakata
yang cukup atau penguasaan terhadap kata tidak secara keseluruhan, menggunakan kata lain sebagai
pembentuk susunan kalimat, menjelaskan arti tentang kata tersebut, meminjam kata lain sebagai
pengantian kata lain dan lain-lain, ini merupakan strategi menutup kekurangan kata yang dapat
terjadinya kesalahan berbahasa. Keempat, kesalahan penuntun, beberapa dibawah ini adalah penyebab
terjadinya pertukaran penggunaan kata sinonim yang muncul kesalahan berbahasa. Buku yang di
pelajari mahasiswa/i tingkat 1 Hanyu Jiaocheng jilid 1 dan jilid 2 menggunakan bahasa inggris
sebagai penerjemah kata bahasa Mandarin, terhadap penjelasan lain juga sangat sedikit. Kamus dalam
menjelaskan arti sebagian besar menggunakan kata sinonim yang saling bertukaran penjelasan.
Pengajar juga menggunakan bahasa Indonesia dalam mengartikan kosakata, mahasiswa/i hanya
mengerti arti dari kata, terhadap cara penggunaan kata sinonim belum tentu bisa menguasai.
Berdasarkan hasil analisa, kesimpulan yang didapat, terdapat beberapa saran yang diajukan agar
kemampuan mahasiswa/i dalam penguasaan penggunaan kata sinonim dapat lebih baik. Beberapa
saran tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan kesadaran mahasiswa/i terhadap kata sinonim
2.
Pengajar sebaiknya lebih sering membetulkan kesalahan mahasiswa/i dalam penggunaan
kata sinonim dan diberikan sedikit latihan tambahan terhadap kata sinonim
3.
Terhadap kata sinonim yang mudah atau sering mengalami tukar penggunaan, sebaiknya
memberikan penjelasan yang lebih akurat, melalui contoh atau perbedaan kata sinonim demi
membina mahasiswa/i dalam kesadaran kata sinonim, serta meningkatkan intuisi bahasa
mahasiswa/i. Dengan demikian dapat membantu mahasiswa/i lebih baik dalam menguasai
penggunaan kata sinonim.
REFRENSI
蔡紫程,余芮荧. 建国大学中文系三年级学生汉语能源动词“会”与“能”的偏误分析. [D]. 雅加
达:建国大学,2013.
陈阿宝,吴中伟. 现代汉语概论 [M]. 北京:北京语言大学出版社,2007.
陈杰. 对外汉语教学中的同义词辨析. [J]. 理论界,2005: 19-20.
邓守信. 常用近义词用法词典. [M]. 北京:北京语言大学出版社,1996.
黄伯荣,廖序东. 现代汉语(上册). [M]. 北京:高等教育出版社,2007.
金立鑫. 对外汉语教学虚词辨析. [M]. 北京:北极大学出版社,2005.
刘宝. 对外汉语教学中的同义词研究综述. [J]. 四川职业技术学院学报. 2011,21(1):43-45.
刘佳. 对外汉语教学中的同义词教学研究. [D]. 辽宁: 沈阳师范大学国际教育学院, 2008.
14
刘珣. 对外汉语教育引论. [M]. 北京:北京语言大学出版社,2008.
刘文思. 对外汉语教学——如何教学同义词区分. [J]. 文学与艺术,2010, 2(4):203-204.
卢福波. 对外汉语教学实用语法. [M]. 北京:北京语言大学出版社,2011.
陆庆和. 实用对外汉语教学语法[M]. 北京:北京出版社,2006
罗晓杰,孙琳. 偏误理论与二语习得. [J]. 外语期刊,2003,113(2):103 -105.
牟淑媛,王硕. 汉语近义词学习手册[M]. 北京: 北京大学出版社,2004.
齐春红. 对外汉语教学中的词语搭配研究. [J]. 云南师范大学学报. 2005,3(2):18-23.
孙德金. 对外汉语词汇及词汇教学研究. [M]. 北京: 商务印书馆, 2006.
卿雪华,王周炎. 泰国学生汉语近义词常见偏误分析. [J]. 贵州民族学院学报(哲学社会科学版),
2010
(5):124-127.
王分年. 中级阶段越南学生使用同义词动词的偏误分析.[D]. 广西民族大学,2009.
王建勤. 汉语作为第二语言的习得研究. [M]. 北京: 北京语言大学出版社, 1998.
杨寄州. 汉语教程(第二册)(第二册). [M]. 北京: 北京语言大学出版社,2009.
杨寄州. 课堂教学中怎么进行近义词词语用法对比. [J]. 世界汉语教学, 2004,(3):96-104.
杨寄州,贾永芬. 1700 对近义词语用法对比. [M]. 北京:北京语言大学出版社,2012.
张博. 同义词、近义词、易混淆词:从汉语到中介语的视角转移. [J]. 世界汉语教学,2007,(3):
98-107.
张辉,杨楠. 汉语综合教学法. [M]. 北京:北京大学出版社,2006.
张传立. 对外汉语初级阶段教学中的同义词问题. [J]. 大理学院文学报, 2011,10(3):90-92.
张志毅,张床云. 新华同义词词典[M]. 北京:商务印书馆,2008.
周小兵,朱其智,邓小宁等. 外国人学汉语语法偏误研究. [M]. 北京: 北京语言大学出版社,2007.
朱一楠. “偏误分析”理论及其对英语教学启示. [J]. 天津大学学报(社会科学版),2007,9(3):
280-283.
Corder,S.P. (1964). The Significance of Learner’s Error. Internasional Review of Applied Linguistics
15
in Language Teaching. (4): 162-170.
Ellis, R. (2003). Second Language Acquisition.Oxford : Oxford University Press.
RIWAYAT PENULIS
Devi Andiko lahir di Pekalongan pada tanggal 19 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang sastra pada tahun 2014.Saat ini bekerja sebagai pengajar
bahasa Mandarin private.
Yuliana lahir di Jakarta pada tanggal 12 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang sastra pada tahun 2014. Saat ini bekerja sebagai pengajar di
Rumah Bahasa, Jakarta Utara.
Fu Ruomei lahir di China. Beliau menamatkan pendidikan S2 di Huaqiao University, China pada
tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai Dosen Sastra China di Universitas Bina Nusantara.
Download