MUSEUM ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA-BALI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. PENGERTIAN JUDUL
Pengertian judul Desain Interior Museum Alat Musik Tradisional Jawa – Bali di
Surakarta adalah sebagai berikut :
Desain
: Proses, pembuatan, cara, merencanakan atau merancangkan.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, hal: 741)
Interior
: Ruang dalam suatu bangunan (Ensiklopedia, 1989:195)
Museum
: 1) Adalah suatu badan yang tetap, yang disahkan untuk kepentingan
umum,
dengan
tujuan
untuk
memelihara,
menyelidiki
dan
memperbanyak pada umumnya, khususnya memamerkan pada
khalayak ramai guna penikmatan dan pendidikan, kumpulan-kumpulan
objek dan barang-barang yang berharga
bagi kebudayaan, koleksi
barang-barang kesenian, sejarah, ilmiah dan teknologi, kebun raya,
kebun binatang, akuarium, perpustakaan umum lembaga-lembaga arsip
untuk umum yang mempunyai ruang pamer yang tetap akan dianggap
museum pula (Moh Amir Sutaarga, Pedoman dan pengelolaan
museum, 1983:19).
2) Menurut International Council of Museums (ICOM) museum adalah
sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,
melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,
memperoleh, merewat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-
commit to user
TUGAS AKHIR
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan
studi, pendidikan dan rekreasi.
Alat
: Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu;
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005: 30).
Musik
: Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil
dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang
memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National Indonesia, 1990: 413).
Tradisional : Tradisional berasa dari kata Traditio (Latin) yang berarti kebiasaan yang
sifatnya turun temurun. Kata tradisional itu sendiri adalah sifat yang
berarti berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turun temurun (Salim
dan Salim, 1991: 1636).
Jawa
: Salah satu pulau di Indonesia bagian Barat
Bali
: Salah satu pulau di Indonesia bagian Tengah
Surakarta
: Biasa disebut juga Solo atau Sala, merupakan kota yang terletak di provinsi
Jawa Tengah. Kota Surakata berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Sukoharjo disebelah Timur dan Barat, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah Utara. Pada sisi Timur,
kota ini dilewati oleh sungai besar yang dikenal dengan sungai Bengawan
Solo. Slogan yang terkenal di kota Surakarta ini adalah The Spririt Of Java
yang merujuk pada pusat kebudayaan Jawa. (http://www.wikipedia.com)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Museum Alat Musik
Tradisional Jawa – Bali di Surakarta merupakan suatu badan tetap yang disahkan oleh
dinas pariwisata Surakarta yang memiliki tujuan umum untuk melestarikan, menjaga dan
commit to user
mempertahankan kesenian peninggalan leluhur dengan cara memamerkan alat musik
TUGAS AKHIR
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tradisional Jawa – Bali serta sebagai sarana edukasi masyarakat (pengunjung) untuk
menambah pemahaman dan wawasan tentang kenaekaragaman alat musik tradisional.
B. TINJAUAN UMUM
1. Pengertian Museum
Asal mula kata museum berasal dari bahasa Yunani yaitu “museion” yaitu
merupakan sebuah gedung tempat pemujaan para “muse”, muse merupakan
merupakan salah satu dari sembilan dewi perlambang cabang-cabang kegiatan atau
ungkapan ilmu pengetahuan dan kesenian. (Moh. Amir Sutaarga, 1987:7).
Secara internasional, arti kata museum ditemukan dan dianggap resmi oleh
International Council of Museum (ICOM), yaitu
badan
dalam
lingkungan
UNESCO, seperti yang dibacakan dalam Statutes of ICOM, setelah sidang umumnya
ke-11, di Kopenhagen pada tahun 1974, yang mengungkapkan :
“Museum” adalah lembaga yang bersifat badan hukum tetap, tidak mencari
keuntungan dalam pelayanannya kepada masyarakat tetapi untuk kemajuan
masyarakat dan lingkungannya serta terbuka untuk umum. (Moh. Amir Sutaarga,
1989 : 23)
2. Sejarah Dan Perkembangan Museum
a. Asal Mula Museum
Menurut ahli arkeologi di Eropa, manusia telah memiliki naluri untuk
mengumpulkan benda-benda sejak dahulu. Hal ini dibuktikan pada manusia
Neanderthal di Eropa sejak 85.000 tahun yang lalu yang telah mengumpulkan dan
mengoleksi kepingan-kepingan oker (jenis batuan berwarna) yang didapatkan
commit to user
didalam gua-gua bekas tempat tinggal manusia Neanderthal ini. Kumpulan
TUGAS AKHIR
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
koleksi dari benda-benda aneh ini (Curiosities) dalam bidang permuseuman
merupakan “Curio Cabinet” atau bentuk tata pamer yang tertua.
Pada awalnya, museum merupakan ruang pribadi para bangsawan, dan
pangeran untuk mengoleksi dan menyimpan benda-benda yang berbau seni
budaya. Mereka memiliki galeri besar yang dilengkapi dengan cabinet-cabinet
untuk memamerkan koleksi mereka. Umumnya saat itu mereka hanya
memperlihatkan galeri mereka kepada orang terdekat atau relasi saja. Tujuan dari
galeri tersebut adalah untuk meyakinkan bahwa sang pemiliknya memiliki
kekayaan, kedudukan serta kekuasaan untuk memperoleh benda-benda tersebut
dalam perjalanannya jauh ke negeri-negeri asing yang telah dilakukannya sendiri
atau mereka yang memiliki kemampuan untuk mengirimi utusan-utusan guna
untuk melakukan ekspedisi penyelidikan dan pengumpulan benda-benda tersebut.
Pada umumnya mereka menyimpan semua benda koleksi ini dalam sebuah
“trophy room” (ruang khasanah) dan
memamerkannya pada lemari-lemari
khusus. Pameran seperti ini terus “membeku”, tidak berkembang merupakan
pameran isi gudang istilah masa kini membeku dalam bentuk animasi peragaan
sampai pada akhir tahun 1700. Mulai akhir abad ini para pemuka masyarakat
mulai memikirkan bentuk peragaan yang dapat dilihat oleh masyarakat umum,
sehingga benar-benar dapat dinikmati serta ada manfaatnya.
Di mulai pada abad ke-20, bentuk peragaan beralih seperti bentuk etalase pada
toko yang lebih menarik dan berkaitan dengan bentuk dunia pendidikan. Sejak
itulah museum menjadi sebuah lambang dari pengetahuan, dan ilmu kebudayaan
yang tidak hanya untuk kaum bangsawan, tetapi untuk khalayak umum. Dalam
perkembangan selanjutnya, museum menjadi lebih menonjol sebagai sarana
commit(Departemen
to user
rekreasi daripada fungsi edukatif.
Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS AKHIR
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Direktorat Jendral Kebudayaan dalam Proyek Pembinaan Permuseuman, Jakarta,
1993/1994 : 1)
b. Perkembangan Museum di Indonesia
Sejarah permuseuman di Indonesia dimulai ketika pemerintahan Kolonial
Belanda mendirikan Bataviaasch Genoochop Van Kunstenan Wetenschappen
(sekarang dikenal dengan Museum Nasional), di Batavia pada tanggal 24 April
1778. Perkembangan museum berlanjut, pada tahun 1922 didirikan Setedelijk
Historisch Museum (Museum Empu Tantular) di Surabaya.
Setelah Indonesia merdeka para ilmuwan dan usahawan Belanda pulang
kenegerinya, hal ini menyebabkan kondisi permuseuman di Indonesia mengalami
kemunduran, sampai dengan akhirnya Indonesia masuk dewan museum
International (ICOM), yang pada akhirnya mulai diadakan pembinaan museum.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia
maka :
1) Pada tahun 1971 Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum
menurut jenis koleksinya menjadi tiga jenis yaitu Museum Umum,
Museum Khusus dan Museum Lokal.
2) Pada tahun 1975 pengelompokkan itu diubah menjadi Museum Umum,
Museum Khusus, dan Museum Pendidikan.
3) Pada tahun 1980 pengelompokkan itu disederhanakan menjadi Museum
Umum dan Museum Khusus
Dalam era pembangunan program pengembangan permuseuman dilakukan
melalui :
commit to user
TUGAS AKHIR
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) PELITA I dengan proyek rehabilitasi dan perluasan museum pada museum
pusat (Musuem Nasional) dan Museum Bali (Denpasar)
2) PELITA II sampai tahun kedua (1975/1976) program proyek dilakukan pada
sebelas lokasi dan sampai tahun kelima mencapai 26 lokasi (provinsi)
3) Pada PELITA II proyek rehabilitasi dan perluasan diganti menjadi proyek
pengembangan permuseuman dengan tugas yang lebih luas yaitu selain
membina dan mengembangkan museum yang dikelola oleh swasta dan
museum pemerintah daerah.
Pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia Khususnya
museum dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan meliputi bidang
koleksi, fisik bangunan, ketenangan, sarana penunjang, fungsionalisasi dan
peranan museum sebagai museum pembinaan museum daerah dan swasta.
3. Tugas, Fungsi Dan Tujuan Museum
a. Tugas Museum
Museum mempunyai tugas yaitu:
1) Menghindari bangsa dari kemiskinan kebudayaan.
2) Memajukan kesenian dan kerajinan rakyat.
3) Turut menyalurkan dan memperluas pengetahuan dengan cara massal.
4) Memberikan kesempatan bagi penikmat seni.
5) Membentuk metodik dan didaktik pihak sekolah dengan cara kerja yang
berfaedah pada setiap kunjungan murid-murid ke museum.
6) Memberikan kesempatan dan bantuan dalam penyelidikan ilmiah.
commit to user
TUGAS AKHIR
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Fungsi Museum
Museum mempunyai tujuan, yaitu:
1) Tujuan Fungsional
Memberi pengertian pada bangsa Indonesia melalui generasi muda tentang
kebudayaan yang pernah ada, hal ini merupakan watak dan kesadaran
bangsa, bahwa kebudayaan Indonesia sangat agung juga sebagai pelindung
dan pemelihara dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai.
2) Tujuan Institusional
Bermaksud sebagai wadah tujuan institusional agar berlaku secara efektif
yang menjadikan dua kepentingan yang saling berpengaruh ialah:
a) Kepentingan objek
Sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan serta melindungi bendabenda koleksi yang mempunyai nilai-nilai budaya dari kerusakan dan
kepunahan yang disebabkan antara lain oleh iklim, alam, biologia dan
manusia.
b) Kepentingan umum
Mengumpulkan
penemuan-penemuan
benda,
memelihara
dari
kerusakan, menyajikan benda-benda koleksi kepada masyarakat umum
agar dapat :
(1) Menarik hingga menimbulkan rasa bangga dan tanggung jawab.
(2) Di pelajari dan menunjang ilmu pengetahuan.
(Moh Amir Sutaarga, 1989: 26)
4. Jenis-Jenis Museum
commit
to user
Menurut Moh Amir Sutaarga, museum
diklasifikasikan
berdasarkan :
TUGAS AKHIR
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Berdasarkan koleksinya :
1) Museum Umum, adalah museum yang koleksinya mencakup beberapa
bidang/disiplin ilmu.
2) Museum Khusus, adalah museum yang koleksinya terbatas pada satu
bidang tertentu.
b. Menurut tingkatnya, museum khusus dapat digolongkan atas :
1) Museum Khusus Tingkat Nasional
Museum yang koleksinya berasal dari seluruh Indonesia dan bernilai
nasional
2) Museum Khusus Tingkat Regional
Koleksinya terdiri atas kumpulan-kumpulan benda yang mewakili dalam
satu provinsi
3) Museum Khusus Tingkat Lokal
Koleksinya terdiri atas kumpulan-kumpulan benda yang mewakili dalam
satu wilayah kabupaten atau kotamadya.
c. Berdasarkan Golongan Ilmu Pengetahuan Yang Tersirat Dalam Museum :
1) Museum Ilmu Alam dan Teknologi, misalnya Museum Zoologi, Museum
Geologi, Museum Industri, dan lain-lain.
2) Museum Ilmu Sejarah dan Kebudayaan, misalnya Museum Seni Rupa,
Museum Ethnografi, Museum Arkeologi, dan lain-lain.
commit to user
TUGAS AKHIR
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Menurut Penyelenggaraannya, museum dapat dibagi menjadi :
1) Museum Pemerintah, museum yang diselenggarakan, dikelola, dan dibiayai
oleh pemerintah. Museum ini juga dapat dibagi lagi dalam museum yang
dikelola oleh Pemerintah Pusat dan oleh Pemerintah Daerah.
2) Museum Swasta, ialah museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh
swasta.
e. Berdasarkan Sifat Pelayanannya :
1) Museum Berjalan / Keliling
2) Museum Umum
3) Museum Lapangan
4) Museum Terbuka
5. Pengguna dan Kegiatan dalam Museum
a. Pengguna
Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah museum (Pedoman Museum
Indonesia, 2008) yakni sebagai berikut :
1) Pengelola
Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas
museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum
membawahkan dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis.
a) Bagian administrasi
Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, surat-menyurat,
kerumahtanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi.
b) Bagian teknis
commit to user
TUGAS AKHIR
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi,
tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas.

Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan kajian
setiap koleksi museum.

Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan perawatan
koleksi.

Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana serta
menata pameran.

Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan
mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
2) Pengunjung
Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu :

Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti
kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiswa, dan pelajar.

Kelompok orang yang baru mengunjungi museum.
Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas :

Pengunjung pelaku studi

Pengunjung bertujuan tertentu

Pengunjung pelaku rekreasi
b. Kegiatan Dalam Museum
Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi kegiatan
pameran tetap dan temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum,
commit to user
ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran film dan slide, dan museum keliling.
TUGAS AKHIR
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Sutaarga,1989/1990 kegiatan dalam museum secara garis besar
meliputi:
1) Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman
koleksi, pembuatan film dokumenter, dan kegiatan lainya.
2) Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan,
penyimpanan, penelitian, dan penggandaan (reproduksi).
3) Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi :

Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi
aslinya.

Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor merugikan.

Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan menyangkut benda
koleksi.
4) Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan koleksi
museum.
5) Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi :

Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan bagi
masyarakat yang sifatnya non formal.

Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan acara yang
menghibur.
6) Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi :

Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat /
pengunjung dengan materi koleksi, yang dibantu dengan guide.

Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai penunjang
kegiatan.

Administrasi.
commit to user
TUGAS AKHIR
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Persyaratan Sebuah Museum
Adapun persyaratan berdirinya suatu museum adalah, sbb:
a. Persyaratan Lokasi Museum
1) Lokasi harus Strategis, yaitu mudah dijangkau oleh umum.
2) Lokasi harus sehat, tidak berada di lokasi industri, daerah berawa atau
berpasir
dan
elemen-elemen
yang
mempengaruhi
lokasi,
seperti
kelembaban udara antara 55 – 65 %
b. Persyaratan Bangunan
Adapun syarat bangunan museum adalah sebagai berikut :
1) Bangunan utama
a) Memuat benda-benda koleksi yang dipamerkan
b) Mudah dalam pencapainnya baik dari luar maupun dalam
c) Memiliki daya tarik sebagai bangunan utama
d) Memiliki sistem keamanan dan konstruksi yang baik
2) Bangunan auditorium/audiovisual
a) Mudah dicapai oleh umum
b) Dapat digunakan untuk ruang pertemuan atau diskusi
3) Bangunan khusus
a) Terletak pada tempat yang kering
b) Mempunyai pintu masuk khusus
c) Memiliki sistem keamanan yang baik
4) Bangunan administrasi
Terletak di lokasi yang strategis baik dari pencapaian umum maupun
bangunan lainnya
commit to user
TUGAS AKHIR
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Persyaratan Pembagian Ruang
Persyaratan ruang secara fungsional untuk museum minimal terdiri atas:
1) Bangunan Pokok, meliputi:
a) Pameran Tetap
b) Pameran Temporer
c) Auditorium
d) Kantor Administrasi dan Perpustakaan
e) Laboratorium konservasi
f) Storage
2) Bagian Penunjang, meliputi :
a) Keamanan / pos jaga
b) Gift Shop dan Kafetaria
c) Ticket box dan penitipan barang
d) Lobby / ruang istirahat
e) Toilet
f) Tempat parkir, pertamanan, pagar
d. Persyaratan Koleksi Museum
Menurut Amir Sutaarga dalam bukunya Museografi dan museology, koleksi
museum adalah sebagai objek museum yang disimpulkan menurut sistematika dan
metode-metode ilmiah atau cabang-cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
kepentingan atas obyek yang terhimpun dalam koleksi tertentu.
Adapun istilah teknis yang dipergunakan oleh kalangan ahli museologi bagi
koleksi museum adalah:
commit to user
TUGAS AKHIR
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Natural materials, merupakan benda koleksi yang masih murni, yang
termasuk bagian dari lingkungan hidup.
b) Cultural material, atau benda-benda budaya, seperti archeologi,
ethnographica, numismatika, heraldika, intinya segala macam buatan
manusia, yang kadang-kadang disebut juga tangibel kultural properties,
kekayaan dalam artian abstrak, yang sering diungkapkan dalam definisi
tentang kebudayaan sebagai suatu sistem nilai, sistem gagasan, sistem
ungkapan hidup, yang diajarkan dari generasi kegenerasi berikutnya (Moh
Amir Sutaarga, 1989: 35).
Adapun persyaratan koleksi museum, adalah:
1) Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah termasuk nilai estetika
2) Dapat diidentifikasi mengenai wujudnya, tipe, gaya, fungsi, makna dan
asalnya secara historis dan geografis, generasi dan periodenya
3) Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti atas realita dan
eksistensinya dengan penelitian itu
4) Dapat dijadikan monument atau bakal menjadi monument dalam sejarah
alam dan kebudayaan
5) Benda asli, replica atau reproduksi yang sah menurut persyaratan museum.
(Museografika. Ditjen kebudayaan Direktorat permuseuman, Depdikbud,
1988)
Adapun jenis koleksi museum terdiri dari:
1) Etnogarafika, yaitu kumpulan banda-benda hasil budaya suku-suku bangsa
2) Prehistorika, yaitu kumpulan benda-benda sejarah
commit to user
3) Arkheologika, yaitu kumpulan benda-benda arkheologi
TUGAS AKHIR
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Numismatika dan Heraldika, yaitu kumpulan benda-benda alat tukar dan
lambang peninggalan sejarah, misalnya mata uang, cap, lencana, tanda jasa
dan surat-surat berharga.
5) Naskah-naskah kuno
6) Keramik asing
7) Buku atau majalah antikuariat
8) Karya seni atau seni kriya
9) Benda-benda grafika, berupa foto, peta asli, atau setiap reproduksi yang
dijadikan dokumentasi
10) Diorama, yaitu gambar yang berbentuk tiga dimensi
11) Benda-benda sejarah alam, berupa flora, fauna, benda batuan maupun
mineral
12) Benda-benda wawasan nusantara, benda asli (realita) atau replika yang
mewakili sejarah alam budaya dari wilayah nusantara
13) Reflika, yaitu tiruan dari benda sesungguhnya
14) Miniatur, yaitu tiruan dari benda sesungguhnya namun diperkecil
15) Koleksi hasil abstraksi.
C. TINJAUAN KHUSUS MUSEUM
1. Tinjauan Lobby
a. Pengertian Lobby
Lobby merupakan ruang kontrol terhadap ruang pengunjung. Lobby utama
museum memberikan momen penting sebagai pengalaman interior pertama.
Ruang lobby harus luas dan atraktif. Ruang lobby juga harus memiliki
commit to user
pencahayaan yang bagus, dan panghawaan yang baik. Desain pintu masuk,
TUGAS AKHIR
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jendela-jendela dan lobby harus cukup memberikan sinar matahari untuk masuk
ke dalam ruangan. Ini akan memberikan kesan “mengundang” para pengunjung
untuk datang berkunjung baik pagi maupun sore hari.
b. Fasilitas Lobby
1) Ruang pengecekan yang berada di kanan pintu masuk dan meja informasi di
sebelah kiri pintu masuk.
2) Fasilitas telepon.
3) Counter penjualan (bisa dilakukan di meja informasi) jika menjual kartu pos
dapat disediakan meja untuk menulis.
4) Tempat display buku dan barang-barang cetakan.
5) Fasilitas pameran pendahuluan yang tata layoutnya tidak menghalangi jalan
dan sirkulasi pengunjung. (Fred Lawson, 2000: 114).
2. Tinjauan Ruang Pamer
a. Pengertian Ruang Pamer
Ruang Pamer merupakan tempat untuk mewujudkan komunikasi antara benda
pamer dan pengunjung. Ruang Pamer dapat dianggap sebagai kunci pameran yang
berbicara tentang kekayaan dari koleksi. (Hadisutjipto,1998: 34).
b. Tipe Ruang Pamer
Ruang pamer terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Ruang Pameran Temporer
Ruang ini biasanya digunakan pada bangunan museum seni yang mayoritas
commit
to user
benda yang dipamerkan berupa
lukisan,
patung dan benda-benda yang mudah
TUGAS AKHIR
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipindahkan. Pada museum science dan sejarah, jarang sekali memamerkan
bendanya yang bersifat temporer.
b. Ruang Pameran Permanen
Ruang pamer tetap yang memamerkan objek dasar museum. Ruangan pamer
permanen ini lebih baik memiliki pemisahan antara jenis pameran yang
dipamerkan untuk public dan untuk pelajar. Pada bangunan museum zaman
sekarang, pameran untuk publik diletakkan pada posisi yang lebihg strategis,
dan pameran untuk pendidikan ataupun penelitian diletakkan lebih tidak
strategis.
c. Tata Ruang
Dalam meracang layout dan tata ruang pada ruang pameran museum, ada tiga
hal yang harus diperhatikan, yaitu tipe pameran, pengunjung dan aktivitasnya.
Rencana terbuka, jenis ini biasa diterapkan pada
pameran berskala besar.
Inti dengan galeri satelit, adalah layout dimana
bagian tengah menjadi inti pameran dan
dikelilingi oleh display dengan alur tematik
Progresi linier, layout jenis ini diatur dengan
rangkaian area display dalam rute tertentu.
commit to user
TUGAS AKHIR
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kombinasi. Layout dengan area display tematik
namun sirkulasinya bebas.
Kombinasi, layout jenis ini disesuaikan dengan
tipe display dan bangunan yang digunakan.
Tabel II.1. Alternatif Lay-out dalam Ruang Pamer
(Sumber : Fred Lawson, 2000 : 117)
3. Tinjauan Sirkulasi
Sirkulasi dalam ruang pameran memiliki peran yang sangat penting. Sirkulasi
ini biasanya tercipta sesuai dengan bentuk layout bangunan. Pengarahan terhadap
sirkulasi dapat dilakukan agar kegiatan pameran dapat berjalan lebih menarik.
Pengkontrolan pada susunan koridor ke ruang, dan susunan lingkran terpusat dapat
lebih baik dibandingkan susunan ruang ke ruang.
No
1
2
3
Tipe sirkulasi
Keterangan
Langsung (straight), alur lintasan pengunjung di arahkan oleh
ruang interior dengan pintu masuk pada salah satu sisi dan pintu
keluar pada sisi lainnya.
Linier (linear), sirkulasi diarahkan oleh rancangan bangunan yang
permanen, pengunjung biasanya memakai pintu masuk dan keluar
yang sama. Selain itu pengunjung berjalan melalui jalur yang
menerus, tidak peduli pada area yang sama.
Terbuka (Open), dalam hal ini tidak disertakan dinding display
permanen di dalam ruang pamer, sehingga elemen sirkulasi dan
ruang pamer benar-benar menyatu. Ruang-ruang dari jenis pola
terbuka ini cenderung simetris, dan jalan- jalan masuk yang
ada tidak dirancang untuk mempengaruhi orientasi perjalanan
pengunjung.
commit to user
TUGAS AKHIR
27
perpustakaan.uns.ac.id
4
5
digilib.uns.ac.id
Memetar (Loop), partisi/dinding pembatas menjadi suatu yang
dominan pada pola ini. Ruang-ruang pamer diletakkan sejajar atau
saling berdekatan membentuk suatu yang teratur yang mengarah
pengunjung untuk mengintari pusat ruang tersebut, seperti
courtyard, bukaan dan kelompok ruang lain.
Membentuk cabang (branch, lobby-foyer), suatu tipe sirkulasi
yang memiliki area pusat yang kemudian menyebar menuju arah
ruang pamer yang berlainan. Dalam hal ini secara visual tidak
mengganggu sirkulasi.
6
Membentuk cabang (branch, gallery-lobby), membentuk cabang
(branch, linear).
Tabel II. 2. Tipe Sirkulasi
Sumber : (D. A Robbilard, 1982)
4. Tinjauan Organisasi ruang
Organisasi utama berdasarkan 5 zona dasar, menurut pembukaan publik dan
kehadiran koleksi, ialah : publik (tanpa koleksi), publik (koleksi), nonpublik (tanpa
koleksi), non publik (koleksi) dan penyimpanan koleksi.
Bentuk organisasi ruang dapat dibedakan antara lain sebagai berikut :
No
1
Bentuk Organisasi Ruang
Organisasi Ruang Tertutup
Keterangan
a.
b.
c.
2
Organisasi Ruang Linier
a.
b.
c.
d.
3
Organisasi Ruang Secara
Radial
Sebuah ruang besar dan dominan sebagai pusat
ruang-ruang di sekitarnya.
Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi
sama dengan ruang lainnya.
Ruang sektar berbeda dengan ruang yang
lainnya, baik bentuk, ukuran maupun fungsi.
Merupakan deretan ruang-ruang.
Masing-masing dihubungkan dengan ruang lain yang
sifatnya memanjang.
Masing-masing ruang dihubungkan secara langsung
Ruang mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda, tapi yang berfungsi penting
diletakkan pada deretan ruang.
a.
Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan
organisasi linier.
b. commit
Organisasi
yang terpusat mengarah ke dalam
to user
sedangkan yang linier mengarah keluar.
c. Lengan radial dapat berbeda satu dengan
TUGAS AKHIR
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang lainnya, tegantung pada kebutuhan dan
fungsi ruang.
4
a.
Organisasi Ruang
Mengelompok
b.
5
Organisasi Ruang Secara
Grid
a.
b.
Organisasi ini merupakan pengulangan dari bentuk
fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang
yang berbeda ukurannya, bentuk dan fungsi.
Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi
Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya
tersusun dengan pola grid.
Organisasi ruang terbentuk hubungan antara ruang dari
seluruh fungsi posisi dan sirkulasi.
Tabel II.3. Organisasi Ruang
(Sumber : DK Ching, 2000 : 195)
5. Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Lantai merupakan elemen penting dalam sebuah banguna, lantai yang baik
adalah lantai yang mampu menahan beban dari benda mati maupun benda hidup
dan bergerak. Pemilihan pola, warna, dan bahan material lantai juga
mempengaruhi terbntukya suasana suatu ruang.
Lantai ruang pamer seharusnya tidak licin dan ekonomis dalam pemasangan
atau perawatannya. Perlu diingat warna permukaan yang mengkilat akan
memantulkan cahaya, permukaan yang terlalu gelap akan menyerap cahaya dan
akan mengkontraskan kecemerlangan yang akan mempengaruhi penglihatan,
demikian pula jika permukaannya terlalui terang. (Pamudji Suptandar, 1999 :132)
Persyaratan lantai yang baik untuk ruang pamer adalah sebagai berikut :
1) Lantai harus kuat menahan beban diatasnya
commit to user
2) Lantai harus mudah dibersihkan
TUGAS AKHIR
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Lantai bersifat kedap suara
4) Lantai tidak boleh licin
5) Permukaan lantai tidak boleh terlalu terang atau gelap
b. Dinding
Dinding merupakan bagian dari strukural bangunan yang memiliki fungsi sebagai
pemikul beban diatasnya, sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik.
Persyaratan Dinding, adalah :
1) Keras dan Kuat, Cukup tahan getaran dan tidak retak.
2) Tahan terhadap panas dan dingin.
3) Tidak tepengaruh dengan alam dan tahan lama.
4) Warna tidak berubah.
5) Tahan terhadap AC.
6) Tahan terhadap air dan kelembaban.
7) Kedap Suara.
8) Mudah dalam pemeliharaannya.
9) Tidak tembus cahaya dan tembus pandang.
Dalam ruang pamer dinding tidak hanya digunakan sebagai pembatas ruang,
melainkan juga difungsikan untuk akustik ruangan. Biasanya dibagian bawah
dinding tersebut dipasang panel-panel kedap suara seperti panel kayu dan
hardboard, gypsumboard, plat logam atau sebagainya.
Permukaan dinding memiliki pangaruh besar terhadap pencahayaan dan
atmosfer pada ruang pertemuan kecil. (Leslie L . Doelle . 1993 : 42)
Pada ruang pertemuan secara umum, dalam hal ini Ruang Pamer, pantulan
commit
to user
pada dinding haruslah diatas 0.4
(Munsell
value 7) dan dibawah 0.8 (Munsell
TUGAS AKHIR
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
value 9.5) nilai yang tertinggi dibutuhkan pada dinding yang dilangkapi dengan
jendela dan diperlukan sekali pada ruang pertemuan atau ruang serbaguna. (Fred
Lawson . 2000: 177)
c. Ceiling
Persyaratan langit-langit, adalah :
1) Mudah pemeliharaannya.
2) Meredam suara/akustik.
3) Menunjang aspek dekoratif.
4) Tahan terhadap kelembaban.
5) Memperlihatkan kesan atau sifat ruangan tertentu.
6) Mencerminkan unsur kemegahan dari bangunan itu.
7) Pemasangan harus disesuaikan dengan sistem pencahayaan atau penghawaan
baik secara alami maupun buatan.
Visual dan tampak permukaan pada langit-langit menjadi penting pada
penurunan tinggi ruang atau pada penaikan ceiling (misal pada Hall). Pada ruang
pertemuan dan Hall langi-langit yang tinggi dianjurkan, untuk membantu
penyebaran cahaya dan untuk menghindari kontras cahaya. Langit-langit haruslah
dapat menghindari pemantulan cahaya dari benda-benda lain misal proyeksi dan
pencahayaan panggung. (Fred Lawson. 2000 :176)
commit to user
TUGAS AKHIR
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Sistem Interior
a. Pencahayaan
Tujuan dari pencahayaan ialah memberikan suatu lingkungan menyenangkan
dan nyaman yang memudahkan pelaksanaan tepat guna tugas–tugas visual tanpa
tegangan atau tekanan jiwa. (James C. Snyder, Anthony J. Catanese.1985: 44)
1) Pencahayaan alami
Cahaya alami merupakan cahaya yang berasal dari matahari. Tujuan
pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan
adalah sebagai berikut :
a) menghemat energi dan biaya operasional bangunan.
b) menciptakan ruang yang sehat, mengingat sinar mataharimengandung
ultraviolet memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas
kesan ruang.
c) mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik
sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung.
( Dwi Tangoro. 2000: 66 )
2) Pencahayaan buatan
Pencahayaan ruang Hall dan Ruang Pamer harus fleksibel untuk memenuhi
berbagai fungsi penggunaan ruang. Beberapa persyaratan pencahayaan yang
sebaiknya ditetapkan pada Hall dan Ruang Pamer yaitu:
a) Sedikitnya tiga sirkuit pencahayaan yang berbeda untuk pencahayaan
umum (termasuk kombonasi downlight dan pencahayaan difus)
b) Sirkuit pencahayaan yang terpisah untuk pencahayaan setempat (lampu
dinding dan sebagainya)commit to user
TUGAS AKHIR
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Sirkuit terpisah untuk spotlight, minimal 3, untuk penerangan, pembicara,
display, pameran dan sebagainya. Kontrol pencahayaan yang terpisah
untuk pencahayaan khusus utama.
d) Satu sirkuit pencahayaan emergency dengan iluminasi minimal 0.5 lux.
e) Sebisa mungkin, semua sirkuit pencahayaan dilengkapi dengan
sistem
dimmer 5-30 luk untuk menurunkan tingkat iluminasi untuk layer
proyektor, acara dansa dan sebagainya.
f) Sirkuit control yang terkoordinasi untuk menggerakan kerai, dimmer, dan
peralatan untuk presentasi.
(Fred Lawson . 2000 .179)
Menurut Ernst Neufert, penerangan dalam ruang bagian dalam terbagi
dalam beberapa jenis, yaitu:

Penerangan simetris, langsung.
Diutamakan untuk pemasangan umum ruang kerja, ruang rapat, untuk
dengan lalu lintas public dan zona lalu lintas. Untuk mencapai suatu
tingkat peneranganyang telah ditentukan diperlukan daya kerja listrik
yang relative tidak begitu besar.

Lampu sorot dinding, cahaya yang menghadap ke bawah, lampu sorot,
lampu raster.
Untuk pemasangan pada bidang dinding untuk penerangan dinding
yang merata. Efeknya terhadap dinding adalah penerangan dari
suatu penerangan yang langsung.
commit to user
TUGAS AKHIR
33
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Lampu sorot rel aliran
Penerangan
dinding
yang
merata
dengan
pembagian
ruang.
Tergantung pada jarak yang dipilih antar lampu. Lampu bahan
bercahaya dan lampu pijar halogen dimungkinkan.

Lampu sorot untuk instalasi langit–langit.
Pada bagian ruang yang kurang untuk penerangan dinding yang
eksklusif. Penggunaan lampu pijar halogen dan lampu bahan
bercahaya.

Lampu sorot terarah cahaya menghadap ke bawah.
Pada susunan lampu yang teratur di langit-langit dimungkinkan
suatu penerangan yang dibeda–bedakan sesuai dengan ruangnya.
Pemasangan lampu pijar halogen, terutama lampu halogen voltage
rendah.

Penerangan tidak langsung.
Kesan ruang yang terang, juga pada tingkat penerangan yang kecil, dan
tidak adanya penyilauan pantulan merupakan konsep cahaya. Tinggi
ruang yang cukup merupakan
persyaratan. Penyelarasan penerang
yang hati–hati diperlukan untuk arsitektur langit–langit.

Penerangan tidak langsung–langsung.

Dengan
alasan kesan ruang yang
terang dan
pemakaian
energi
yang dibenarkan, diutamakan pada tinggi ruang yang memadai (≥ 3
m). Pemasangan lampu bahan bercahaya, pada struktur cahaya juga
dalam kombinasi dengan lampu pijar.
commit to user
TUGAS AKHIR
34
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Lampu sorot langit–langit dan lampu sorot lantai.
Untuk penerangan bidang langit–langit dan bidang lantai. Penggunaan
lampu pijar halogen atau lampu bahan bercahaya dapat dimungkinkan,
juga dimungkinkan penggunaan lampu pengosongan–tekanan tinggi.

Lampu dinding.
Terutama untuk penerangan dinding dekor juga dengan efek cahaya,
misalnya dengan filter warna dan prisma. Dalam kondisi terbatas juga
untuk penerangan lantai dan langit–langit.

Lampu sorot dinding–rel aliran.
Dipasang bagian ruang, terutama di ruang pameran dan museum. Dekorasi
yang diutamakan dengan lampu pijar dan lampu bahan bercahaya.

Lampu sorot rel aliran.
Sudut penyinaran yang disukai 10º (bintik), 30º (banjir), 90º (lampu
sorot). Perlindungan diafragma terjadi karena raster dan klep pelindung
diafragma.
(Ernst Neufert. Data Arsitek:131)
b. Penghawaan
1) Penghawaan alami
Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5
km/jam dengan suhu/temperature < 30ºC dan banyak mengandung oksigen.
Dengan memenuhi persyaratan tersebut, kenyamanan akan dapat dinikmati
sehingga semua kegiatan
di
bangunan
dapat
berjalan
dengan
baik.
(Dwi Tangoro.2000: 47)
commit to user
TUGAS AKHIR
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Penghawaan buatan
Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga
dapat mencapai temperature dan kelembaban yang sesuai dengan yang
diinginkan dan disyaratkan. Udara yang segar, kering dan mengandung
oksigen setelah dinikmati oleh penghuninya akan berubah menjadi panas,
basah, dan berkurang kandungan oksigennya, sehingga untuk
mendapatkan
udara yang segar perlu diberikan tambahan udara yang mengandung oksigen
dengan penghawaan buatan.
Jenis penyegaran udara dapat dibagi dalam beberapa macam dengan
menyesuaikan besar kecilnya ruang yang akan didinginkan udaranya, yaitu:
a) AC window
Mesin penyegaran udara yang menyatukan evaporator, kompresor,
dan kondensor dalam bentuk kotak kecil dengan kapasitas 0,4-2,2
KW.
b) AC split dan AC multi-split
Mesin penyegaran udara yang kecil; mesin evaporatornya terpisah di dalm
kotak dan terletak didalam ruangan.Sering disebut sebagai indoor unit
karena banyak digunakan untuk penyegaran udara ruang tidur, ruang
keluarga, ruang kantor yang kecil, ruang kelas dan lain-lain. Unit mesin ini
dapat dipasang di lantai (floor type), di dinding (wall type), dan dilangit–
langit (ceiling type). Unit lainnya berisi kompresor dan kondensor yang
berada di luar ruangan, sering disebut unit out door. Jenis AC ini
memiliki kapasitas 0,4-2,2 KW.
commit to user
TUGAS AKHIR
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Mesin penyegaran udara sedang
Mesin indoor dapat dipasang di langit–langit atau di atas langit–langit
dengan kapasitas 1,5-15 KW yang dapat digunakan untuk mendinginkan
ruangan yang luas, seperti restoran dan supermarket.
d) Mesin penyegar udara sentral
Suatu sistem penyegaran udara untuk mendinginkan udara pada ruangan
yang besar sehingga unit mesinnya memerlukan ruangan tersendiri. Untuk
menyalurkan udara dingin atau udara yang kembali, mesin tersebut
menggunakan pipa–pipa ducting dan berakhir pada lubang–lubang di
langit–langit yang disebut diffuser.
(Dwi Tangoro. 2000: 48)
c. Akustik
Pengkondisian suara bertujuan mengurangi gangguan bunyi yang ditimbulkan
oleh suara baik dari dalam maupun dari luar bangunan ruang pamer.
Klasifikasi bahan penyerap diantaranya yaitu :
a) Bahan berpori
Karakteristik dari bahan berpori :

Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi dibanding rendah.

Efisiensi akustiknya membaik dengan bertambah tebalnya lapisan penahan
dan bertambah jarak dari lapisan penahan.
Contoh : papan serat (fiber board), mineral wools, selimut isolasi (semacam
jaringan dengan pori-pori saling berhubungan), plester lembut (soft plester).
commit to user
TUGAS AKHIR
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Panel Penyerap
Tiap bahan kedap suara yang dipasang, akan berfungsi sebagai
penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi.
Getaran lentur dari panel tersebut yang akan menyerap energi bunyi yang
datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Karakteristik dari penyerap
panel, yaitu merupakan penyerap bunyi yang efisien pada frekuensi rendah.
Contoh : panel kayu (hard board), plastic board, langit–langit plesteran
yang digantung, gypsum board, lantai kayu/panggung, pelat logam.
c) Resonator Rongga (helm oltz)
Resonator rongga udara terdiri dari sejumlah udara tetutup yang
dibatasi oleh dinding tegar yang dihubungkan oleh lubang/celah sempit ke
ruang sekitarnya, dimana gelombang bunyi merambat. Karakteristik dari
resonator rongga yaitu menyerap energi bunyi maksimal pada frekuensi
rendah yang sempit. Contoh : Resonator rongga individual (balok beton
standar, soundblox), resonator
berlubang
(lembaran
asbestos
semen,
hardboard mesonite, lembaran baja/aluminium polos), resonator celah
(batasan beton berongga khusus, rusuk/slat kayu)
Selain itu, penggunaan bahan-bahan akustik
interior,
dalam
perancangan
juga memultifungsikan bahan antara fungsi penyerapan bunyi
sekaligus penyelesaian interior.
Oleh karena itu, pemilihan bahan-bahan dengan petimbanganpertimbangan di luar segi akustik juga perlu diperhatikan, diantaranya:

Penampilan bahan (ukuran tepi, warna, sambungan)

Daya tahan terhadap kebakaran, kelembaban, temperatur dan kondensasi
ruang.
commit to user
TUGAS AKHIR
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Biaya dan kemudahan instalasi.

Mudah dalam perawatannya.

Kesatuan dengan elemen-elemen ruang (pintu, jendela dan lighting).

Keawetan (daya tahan terhadap tumbukan dan goresan)

Pemantulan cahaya dan ketebalan/berat.
d. Sistem Display
Cara penyajian materi koleksi :
a) Berdasarkan Bentuk Penyajian (wadah materi koleksi yang ditampilkan)
dibagi menjadi 4, yaitu:
1) Bentuk sistem panel (Panel System)
Panel, terdiri dari panel dinding, panel transparan, panel elektroli. Biasa
digunakan untuk benda 2D, misal : gambar, bagan grafik, lukisan, dan
foto.
2) Sistem Pedestal (Alas Koleksi)
Pedestal/alas koleksi, terdiri dari sistem box standar dan sistem box
khusus. Biasa digunakan untuk penyajian benda 2D dan 3D, misal : foto,
benda kecil yang berharga, benda dari kulit dan tekstil.
3) Sistem Vitrin
4) Sistem Diorama
Penyajian untuk benda 3D, diorama suatu peristiwa/kisah, diorama
suatu tema pameran. dll
b) Berdasarkan aspek aksentualisasi materi yang ditampilkan.
Aksentualisasi dari materi yang ditampilkan dapat dilakukan dengan
commit to user
beberapa cara, hal ini dimaksudkan agar :
TUGAS AKHIR
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Benda/materi koleksi dapat sebagai point of interest.
2) Aspek estetika lebih ditonjolkan pada materi koleksi sehingga
menambah daya tarik pengamat.
3) Persepsi dan penghayatan komunikasi dapat lebih detail dan teliti.
c) Berdasarkan Faktor Teknologi
Penggunaan teknologi modern sangat mendukung fungsi dan suasana yang
ingin ditampilkan. Hal ini akan menimbulkan persepsi pengamatan yang lebih
detail dan teliti.
1) Sistem Display Film/Sinematografi
Penyajian berupa teater film/multi media yang menggambarkan suatu
peristiwa/kisah yang sesuai dengan tema ruang pamernya.
Gambar II.1. Penyajian Display Film
Sumber : (Fred Lawson, 2000 : 111)
2) Sistem Display Komputer/Monitor TV
Penyajian menggunakan program komputer baik dengan sistem layar
lebar atau tidak.
Gambar
II.2. Penyajian
commit
to user Display Komputer
Sumber: (Fred Lawson, 2000 : 111)
3) Sistem Display Remote Control dan Tata Lampu
TUGAS AKHIR
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyajian materi dapat berupa materi koleksi 2D dan 3D dengan
dilengkapi tombol pengatur.
Gambar II.3. Sistem Display RemoteControl dan Tata Lampu
(Sumber : Fred Lawson, 2000 : 112)
4) Sistem Materi Koleksi Berputar
Penyajian berupa materi 3D dengan ukuran kecil dan sedang (0,5 m² 3,0 m²) serta persyaratan berat maksimum 150 kg
7. Sistem keamanan
Arti pengamanan ruang pamer secara singkat adalah berupa usaha melindungi
gedung museum, segala isinya, staf karyawan dan pengunjung ruang pamer dari
kerusakan dan gangguan yang disebabkan oleh bencana alam dan ulah manusia
dalam bentuk pencurian, perampokan, kebakaran, vandalisme atau tangan-tangan
jahil, konflik politik, kerusuhan, banjir, gempa bumi dan sebagainya. (IGN Soekono,
1996 : 3)
Cara pengamanan benda-benda koleksi dapat dilakukan dengan cara:
a) Pengamanan Umum Melalui Tata Kerja dan Tata Ruang.
Untuk menjamin keamanan benda-benda koleksi ini maka perlu ada pembagian
tugas dan kewajiban yang tegas dan ketat diantara para petugas. Adapun tugastugas itu antara lain :
commit to user
TUGAS AKHIR
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Memeriksa ruang-ruang penyimpanan secara rutin/berkala.
b. Menyelenggarakan pengamanan umum bagi seluruh fasilitas penyimpanan.
c. Membuat peraturan yang ketat.
b) Pengamanan Terhadap Pencurian dan Perusakan.
Ada dua jenis alat pengamanan untuk maksud ini. Dan alat tersebut sebaiknya
dipakai diseluruh bangunan, antara lain adalah :
1) Sistem Perlindungan Sekitar (Perimeter Protection System)
Beberapa kekhawatiran dan kerusakan benda koleksi yang disebabkan oleh
pengunjung juga mepengaruhi perancangan furniture, diantaranya:

Vandalisme
Kebiasaan vandalisme ini banyak terjadi karena keisengan dan kurangnya
kesadaran akan ada benda-benda yang bernilai sejarah dan kurangnya
apresiasi kepada nilai-nilai kebudayaan bangsa.

Touch Complex (penyakit ingin meraba)
Umumnya orang tidak puas melihat saja, mereka masih penasaran apabila
tidak meraba banda-benda koleksi yang dilihatnya.
2) Sistem Perlindungan Dalam (Interior Protection System)
Bermanfaat dalam pengamanan gedung, apabila ternyata sistem parameter
gagal berfungsi, misalnya bila pelaku kriminal telah berhasil menyelinap
masuk dan bersembunyi di dalam gedung sebelum saatnya pintu-pintu ditutup.
Contohnya yang paling sederhana dari jenis ini ialah kunci.
Interior protection system diantaranya adalah:

commit to user
Saklar magnetic (magnetic contac switch).
TUGAS AKHIR
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Pita kertas logam (metal foil tape).

Sensor pemberitahuan/pencegah bila kaca pecah (glass breaking sensor).

Kamera pemantau (photo electronic eyes).

Pendeteksi getaran (vibration detectors).

Pemberitahuan/peringatan getaran (internal vibration sensor).

Alat pemasuk data pada pintu (acces control by remote door control).

Pengubah sinar infra merah (passive infra-red)
c) Pengamanan Terhadap Kebakaran.
Ruangan perlu memiliki pintu-pintu api. Juga dapat pula digunakan dindingdinding khusus. Bagian penting dalam perencanaan pengisolasian bencana (api)
adalah dengan menempatkan tangga pada tempat yang tepat. Tangga utama
mungkin tidak dapat didesain seperti ini, tapi tangga sekunder untuk umum dan
staf hendaknya diletakkan di dekat dinding dan pintu.
D. Tinjauan Musik Tradisional
1. Pengertian Alat Musik Tradisional
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005,
hal: 30).
Musik merupakan sebuh cetusan atau pemikiran yang dikeluarkan dlam
bentuk bunyi yang tersusun secara teratur sehingga menghasilkan irama dan nada
yang harmonis. Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang
diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang
commit to user
memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National Indonesia, 1990 : 413). Tradisional
TUGAS AKHIR
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berasa dari kata Traditio (Latin) yang berarti kebiasaan yang sifatnya turun temurun.
Kata tradisional itu sendiri adalah sifat yang berarti berpegang teguh terhadap
kebiasaan yang turun temurun (Salim dan Salim, 1991 : 1636). Menurut Sedyawati
(1992 : 23) musik tradisional adalah musik yang digunakan sebagai perwujudan dan
nilai budaya yang sesuai dengan tradisi.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa alat musik
tradisioanal merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat untuk menghasilkan
bunyi atau suara yang dipengaruhi oleh tradisi dan nilai budaya nenek moyang dan
dipertahankan secara turun temurun sebagai salah satu sarana hiburan.
2. Sejarah Perkembangan Alat Musik Tradisional
Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu ternyata
perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan telah
melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang barat, India sering
disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (NedherlandOost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di
Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda
masih bercokol di bumi Indonesia. Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan
bermutu tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang.
a. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)
Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki
oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun
commit to user
TUGAS AKHIR
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan
kebudayaan termasuk musik sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der
Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000
Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide
(penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito
(mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1) Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu
perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara. Dalam perjalanannya
mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia. Mereka membawa
serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di Annam
(Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra
dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut. Mereka memakai sebuah
alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup bersama dalam
kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan di Kalimantan
dengan nama Kledi. dengan nama Alat ini hanya merupakan salah satu alat
dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia
Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di
tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa
yang cukup indah (terdapat di Bali sampai sekarang).
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya.
commit
to user
Telah mengalami suatu proses
perkembangan
pada waktu kemudian. Seperti
TUGAS AKHIR
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xylofonAsia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda: sebagai’tatung’ di Annam,
‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di Birma, ‘gambang’ di
Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor dari
Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar diseluruh
2) Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke
Indonesia di sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina
SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari
daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan
berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula
oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para
penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang
sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada
jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. Karena ini terjadi
pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga
kebudayaan musik.
Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan,
karena di dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari
perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu tersebar
tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara.
Maka
kebudayaan
ini
juga
disebut
“kebudayaan
Dong-son”.
Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai
puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
commit to user
TUGAS AKHIR
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke
Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis
StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian
terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak
dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini.
tangga nada Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke
Indonesia
Jawa.
Rupa-rupanya
mula-mula
dipakai
untuk
upacara
mendatangkan hujan secara magis (mistik).
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa
di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah
suatu perkembangan : benda-benda dari perunggu dan besi yang masuk
“kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu
(timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu
abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama
perunggu.
b. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)
Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal
besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi
intensif (sebelumnya diperkirakan lalu lintas terjadi terutama lewat daratan).
Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah Indonesia sejak abad 2 dan 3
Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di Indonesia dan tambah besar,
baik dari segi perdagangan dan politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk
commit
to abad
user 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya
kepulauan IndonesiaSumatera pada
awal
TUGAS AKHIR
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh
kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi sampai
abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada masa itu
berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa,
pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari
masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di
pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan
rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi. Menurut
cerita tangga nada ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa
Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon
besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah dalam penggalian di
JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno dengan tangga nada yang
mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan terts
kecil), sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa
Sansekerta Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak
bahasa di Asia Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini sangat
disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan
paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain Pementasan tari
berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang nampaknya berasal dari
jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan
bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik
commit
to user
local maupun alat musik yang
diimpor
dari India seperti gendamg, termasuk
TUGAS AKHIR
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat
tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah calung),
sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macammacam ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik
mula-mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan
sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang,
gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut
di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak
bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa
musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola ritme yang kaya,
keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling
melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’. Sedangkan musik India
termasuk musik solotis (vocal maupun instrumental) meskipun dimainkan juga
dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat musik di India tidak
digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi dan
pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi,
dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari
jaman itu serta dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan
sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu perkembangan alat
musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam musik tradisional Jawa:
gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran, gambang ditambah sejumlah
alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa
user (sampai sekarang) membuktikan
terjadilah suatu perkembangancommit
musik to
gamelan
TUGAS AKHIR
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
betapa tinggi musik ini hingga tidak ada bandingnya di Negara lain di Asia
Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037),
Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan
sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan patihnya yang
tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada pada tahun 1350-1389
merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk.
Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara
(itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di
bawa ke seluruh Nusantara. Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai
juga musik gamelan. Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain,
namun umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang
kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa
setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang.
Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum
tentu semua alat dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu
ansambel dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam ruang dengan
gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal
(di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar
gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat
commit
to user
terdapat pula di pulau-pulau lain
misalnya
di Nias dan Flores Barat.
TUGAS AKHIR
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan
ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan
sesudah jaman Hindu. Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu 1389 –
1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit.
Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang
berkuasa sampai Sumetera. Pada tahun 1511 Malaka direbut Portugis dan masuk
pula ke Kepulauan Maluku (1522). Sementara itu di Jawa kerajaan Demak,
Kerajaan Islam (1500-1546) berdiri Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa
dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa. Bersama dengan agama Islam masuk
ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara
bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak
roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu
dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan
gambus {sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola,
akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat
musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik
Indonesia.
3. Jenis Alat Musik Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik
tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa
commit to user
TUGAS AKHIR
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media
ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
a. Alat Musik Betawi (Jakarta)
Gambar II.4. Gambang Kromong
Sumber : http://www.frewaremini.com/2014/05/jenis-gambar-alat-musik-tradisional.html
1) Gambang kromong

Gambang
Instrumen pukul dengan bilah-bilah kayuberjumlah 18 buah, dengan skala
tangga nada khas Cina.

Kromong
Instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan bonang Jawa.

Tehyan
semacam biola berukuran kecil berasal dari Cina, cara memainkannya
dengan cara menggesek pada posisi tegak dan pemain duduk bersila.

Kongahyan
semacam rebab berukuran sedang dan berasal dari Cina, yang memiliki
suara tinggi seperti suara biola, yang berfungsi sebagai berlagu senada
dengan penyanyi.

Shukong
semacam biola berukuran besar dan berasal dari Cina, cara memainkannya
digesek dan berfungsi sebagai pemanis dikarenakan digesek sewaktucommit to user
waktu saja.
TUGAS AKHIR
52
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Kemong
semacam gong kecil berasal dari gamelan Jawa dan Sunda.

Kendang
semacam tambur dengan dua permukaan, juga merupakan perangkat
gamelan Jawa, Sunda, dan Bali. Gunanya untuk memberi irama.

Kecrek
dua lempengan besi dipukul dengan alat pemukul dari besi pula. Ketiga
alat di atas dimainkan penabuhnya sambil duduk di kursi.

Nengnong
dua buah piringan dari logam yang dikaitkan pada kerangka. Pemukul
yang digunakan terbuat dari kayu.

Gong dan kempul
sebagai instrumen kolomotik mirip sekali penggunaannya dengan alat
musik gamelan Sunda atau Jawa.

Bangsing atau Suling
Suling yang memiliki enam lubang yang dimainkan dalam posisi
horisontal.

Juanto
Instrumen berbentuk mirip terompet berlubang tujuh buah, merupakan
instrumen paling penting dalam seni Gambang Kromong karena mampu
memberikan nuansa ke-Cina-an, akan tetapi sekarang sulit ditemukan dan
digantikan fungsinya oleh Saxophone.
2) Akordeon
commit to user
TUGAS AKHIR
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akordeon adalah alat musik sejenis organ. Akordeon ini relatif kecil dan
dimainkan dengan cara digantungkan di badan. Akordeon ditemukan oleh
C.F.L. Buschmann dari Berlin, Jerman

Bedug (Bas Drum)
salah satu jenis alat musik tabuh yang terbuat dari kulit

Tuba
salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam.

Tambur (Snare drum)
Terbuat dari : Kayu Nangka, Kelapa atau Cempedak

Cymbal
adalah sebuah alat musik yang telah dimainkan sejak Zaman kuno. Alat
musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Jenis alat musik seperti itu di
sebut juga perkusi.Pembuat simbal terkanal dari Turki hingga kini
membuat simbal dari campuran logam dengan rumus campuran tetap dan
dijaga kerahasianya.

Clarinet
salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam.

Thrombon
Instrumen musik tiup logam atau dikenal dalam bahasa inggris sebagai
brass instrument adalah alat musik yang menghasilkan suara yang berasal
dari getaran bibir pemainnya saat meniup melalui tabung resonator (pada
jenis instrumen tertentu disebut sebagai mouthpiece). Instrumen musik ini
dikenal juga sebagai labrosones, yang berarti instrumen yang dibunyikan
oleh getaran bibir.

Piston (Terompet)
commit to user
TUGAS AKHIR
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam.

Tenor
Alat ini umumnya dimainkan dengan menggunakan malet yang terbuat
dari kayu atau aluminimum dengan ujung berbentuk bundar terbuat dari
nilon.

Basek (Bambu Gesek)
Alat musik Basek yang dibuat dari bambu wulung ini diciptakan oleh Joko
Suranto. Merupakan alat musik bambu yang dimainkan dengan digesek
diciptakan oleh Seniman yang berasal dari Depok. Saat ini alat musik
dengan panjang sekitar 75 cm tersebut telah memiliki empat model dengan
aneka variasi guna menarik perhatian.
b. Alat Musik Jawa Barat
Gambar II.5. Alat Musik Jawa Barat
Sumber : http://www.frewaremini.com/2014/05/jenis-gambar-alat-musik-tradisional.html
1) Gamelan sunda (degung)

Bonang
Bonang adalah instrument gamelan Jawa yang paling banyak menyita
commit to user
tempat.alat ini termasuk tetabuhan keras yang terbuat dari logam. Untuk
TUGAS AKHIR
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperangkat gamelan Jawa jumlahnya ada 4 buah. Terdiri dari sepasang
boning Barung dan sepasang Bonang Penerus semuanya pelog dan
slendro.
Satu keistimewaan bonang ialah dapat di pakai dalam segala macam
gendhing, baik dalam irama keras atau cepat maupun halus atau pelan.
Fungsinya sebagai panghias lagu pokok, mengawali sebagai pambuka
gending. Dan sesuai dengan asal katanya “nong-Nang”, fungsi utamanya
adalah sebagai petunjuk arah. Termasuk didalamnya pergantian ke
gendhing lain, dan atau pengulangan gendhing yang telah dibunyikan.

Saron barung (sedang)
Saron berasal dari kata “seron” yang berarti sero atau keras. Sesuai dengan
namanya Saron termasuk alat tetabuhan keras yang terbuat dari logam.
Berupa bilahan-bilahan perunggu yang disusun berderet di atas kotak kayu
sebagai wadah gema. Fungsinya; Sebagai pembawa lagu pokok dengan
intensitas tabuhan lebih keras.

Panerus
Saron barung berukuran lebih kecil

Gong
Instrumen yang mempunyai ukuran paling besar, bentuk dan cara
meletakkannya sama seperti kempul. Ukurannya kira-kira berdiameter 1
meter. Fungsinya sebagai penguat akhir lagu, batas batas lagu , dan
penguat rasa seleh lagu atau gendhing.

Kendang
semacam tambur dengan dua permukaan,

Suling
commit to user
TUGAS AKHIR
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yang membedakan dari suling sunda adalah selain bentuknya juga bunyi
dan alunan nada yang dihasilkan begitu merdu dan mendayu-dayu. Suara
instrumen musik tatar sunda ini memiliki arti dan kharakter khusus bagi
masyarakat Jawa Barat. Suling sunda yang paling baik dibuat dari jenis
bambu/awi tamiang. Awi tamiang sendiri ada 2 jenis yaitu awi tamiang
biasa dan awi tamiang urat emas. Tamiang urat emas merupakan jenis
bambu yang paling baik karena selain bambunya tipis, pada badan bambu
terdapat garis-garis berwarna kuning (bercak-bercak) yang menciptakan
tekstur unik.

Kecrek
Dua lempengan besi dipukul dengan alat pemukul dari besi pula. Ketiga
alat di atas dimainkan penabuhnya sambil duduk di kursi.

Kempul
Intrumen gamelan Jawa yang mempunyai ukuran adak besar dibanding
lainnya,terdiri dari beberapa buah yang besar kecilnya tidak sama sesuai
dengan tinggi rendahnya nada. Digantung pada gawangan yang terbuat
dari kayu yang bernama Gayor. Fungsinya sebagai penguat lagu pokok
selain sebagai pathokan gendhing.

Angklung buncis

Calung gambang (calung rantay)
Yang disebut Calung Gambang adalah sebuah calung yang dideretkan
diikat dengan tali tanpa menggunakan ancak/standar. Cara memainkannya
sebagai berikut: kedua ujung tali diikatkan pada sebuah pohon/tiang
sedangkan kedua tali pangkalnya diikatkan pada pinggang si penabuh.
commit to user
Motif pukulan mirip memukul gambang.
TUGAS AKHIR
57
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Calung Jingjing
Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan
dijingjing/dibawa dengan tangan yang satu sedang tangan yang lainnya
memegang pemukul.
2) Rebab
Di Jawa Barat, rebab merupakan alat musik gesek yang memiliki dua atau tiga
utas senar logam, biasanya rebuat dari tembaga. Bagian rebab yang
memanjang terbuat dari kayu nangka. Pada bagian tubuh yang berbentuk hati
tebuat dari kayu yang berongga dan ditutup dengan kulit, usus, atau kemih
lembu yang dikeringkan, sebagai resonator atau pengeras suara.
3) Dog-dog lonjor
Dogdog merupakan alat musik tabuh yang terbuat dari batang kayu yang
berongga dengan bulatan berdiameter 15 cm dan ujungnya mengecil
berdiameter antara 12-13 cm, sedangkan panjangnya lebih kurang 90 cm
hingga 100 cm. Pada ujung bulatan yang berdiameter 15 m itu ditutup dengan
kulit kambing yang telah dikeringkan, kemudian diikat dengan tali bambu dan
dipaseuk / baji untuk mengencangkan kulit tersebut, sehingga kalau dipukul
Akan mengeluarkan suara dog.. dog.. dog.
4) Kecapi perahu
adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi
untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk
sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat
langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya.
5) Kecapi siter
commit to user
TUGAS AKHIR
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan
kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas
dan bawahnya membentuk trapesium.
6) Kecapi rincik
memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan
frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap
seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan
sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.
7) Karinding
Pada awal alat musik karinding adalah alat yang digunakan oleh para
karuhun/orang tua untuk mengusir hama di sawah. Karena karinding ini
mengeluarkan bunyi yang khas, pada perkembangannya karinding tidak hanya
digunakan untuk kepentingan bersawah, para karuhun memainkan karinding
ini dalam ritual atau upaca adat. Sampai saat sekarangpun karinding masih
digunakan sebagai pengiring pembacaan rajah/doa. Pada jaman awal mula
karinding diciptakan, konon instrumen yang dibuat dari bambu dan pelepah
kawung ini digunakan pula oleh para kaum lelaki untuk merayu atau memikat
hati wanita yang disukai.
8) Tarawangsa
alat musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau
besi. diklasifikasikan sebagai alat gesek dan jentreng diklasifikasi sebagai alat
petik. Alat musik tarawangsa terbuat dari kayu kenanga, jengkol, dadap, dan
kemiri.
9) Genggong sunda
commit to user
TUGAS AKHIR
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan kesenian khas Kabupaten Subang Jawa Barat. Asal kata Genggong
diambil dari sebuah nama rawa / ranca Genggong. Sebenarnya kata genggong
lebih menunjukan nama kesenian daerah / hiburan rakyat yang terdiri dari
berbagai macam alat musik tradisional yang sering dimainkan untuk
menyambut hari-hari bersajarah seperti peringatan kemerdekaan negara
Republik Indonesia.
10) Butak (Bambu Jitak)
Butak merupakan alat musik yang terbuat dari bambu, rami, rotan dan senar
gitar listrik. Jenis alat musik ini menimbulkan bunyi-bunyian merdu jika
dimainkan. Caranya, senar gitar listrik yang terbentang pada bambu dipukulpukul menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Butak ini bisa untuk
sebagai pendukung musik jazz,blues dan lainnya. Dinamakan Butak
dikarenakan cara memainkan alat musik ini dengan cara dipukul / dijitak
Gambar II.6. Bambu Jitak
Sumber : http://bamboo.ichsany.com/bambu-jitak/
commit to user
TUGAS AKHIR
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Alat Musik Jawa Tengah & Yogyakarta
Gambar II.7. Gamelan Jawa Tengah
Sumber : http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/09/mengenal-seperangkat-gamelan-jawa.html
1) Gamelan jawa (gamelan ageng)

Rebab byur
Alat musik gesek yang memiliki dua atau tiga utas senar logam.

Rebab ponthang
Alat musik gesek yang memiliki dua atau tiga utas senar logam.

Gender barung (besar)
Gender adalah sebuah nama dari instrument gamelan Jawa yang terdiri
atas 14 sampai 15 bilah. Bilah-bilah tersebut digantung berjejer secara urut
sesuai nadanya dengan seutas tali, dan di bawahnya disusun berjejer pula
beberapa bumbung (dari bambu atau) berfungsi sebagai resonator atau
wadah gema.
Alat ini termasuk tetabuhan yang halus, walaupun terbuat dari logam.
Memainkannya dengan kedua tangan (kiri dan kanan) menggunakan alat
pemukuj (tabuh), yang terbuat dari kayu dan bagian tepinya dilapisi
dengan kain atau karet, supaya suara yang dihasilkan berkesan empuk.

Gender panerus (kecil)
commit to user
TUGAS AKHIR
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gender berukuran kecil, beroktaf tengah sampai tinggi. Meskipun
instrumen mi tidak harus ada dalam ansambel, kehadirannya menambah
kekayaan tekstur gamelan. Gender ini memainkan lagunya dalam pola lagu
ketukan ajeg dan cepat.

Gambang
Gambang merupakan bagian ricikan gamelan yang terbuat dari bahan kayu
berbentuk rangkaian atau deretan bilah-bilah nada yang berjumlah 20
bilah. Cara membunyikan gambang adalah dipukul dengan tabuh khusus
gambang. Fungsi gambang dalam sajian karawitan sebagai pengrengga
lagu. Dalam satu perangkat gamelan biasanya terdiri dari dua set gambang
dalam laras slendro dan laras pelog.

Siter
Merupakan alat petik. Bentuknya segi empat dengan bentangan bentangan
kawat atau dawai di atas kotak kayu yang diberi lobang suara. Siter
berukuran lebih kecil dari clempung. Berfungsi sebagai pengolah lagu
pokok. Dengan warna suara yang lain dari yang lain maka siter
memberikan kesan kusud pada lagu atau gendhing.

Celempung
Merupakan alat petik. Bentuknya segi empat dengan bentangan bentangan
kawat atau dawai di atas kotak kayu yang diberi lobang suara. Celempung
lebih besar dari siter. Berfungsi sebagai pengolah lagu pokok. Dengan
warna suara yang lain dari yang lain maka siter memberikan kesan kusud
pada lagu atau gendhing.

Kendang ageng (kendang-gendhing)
commit to user
TUGAS AKHIR
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari seperangkat gamelan yang paling jadi pusat perhatian adalah alat
yang disebut “ Kendhang “. Alat ini terbentuk seperti tabung, terbuat dari
kayu dengan tutup tabung dari kulit binatang. Cara membunyikan nya
dengan jeri dan telapak tangan, kiri dan kanan. Fungsi utama dari kendang
adalah pengendali. Baik irama, jalannya gending atau dinamika.

Kendang kalih

Kendang wayangan (kedang kosekan)
Kendhang berukuran kecil untuk mengiringi tari-tarian. Kendhang ini juga
dimainkan dalam klenengan, memainkan pola-pola ritme yang berasosiasi
dengan gerakan gerakan tari.

Suling
Alat musik tiup yang terbuat dari bambu yang dilubangi.

Bonang penebang (lebih besar dari bonang barung)
Bonang adalah instrument gamelan Jawa yang paling banyak menyita
tempat. Alat ini termasuk tetabuhan keras yang terbuat dari logam. Untuk
seperangkat gamelan Jawa jumlahnya ada 4 buah. Terdiri dari sepasang
boning Barung dan sepasang Bonang Penerus semuanya pelog dan
slendro. Satu keistimewaan boning ialah dapat di pakai dalam segala
macam gendhing, baik dalam irama keras atau cepat maupun halus atau
pelan. Fungsinya sebagai panghias lagu pokok, mengawali sebagai
pambuka gending. Dan sesuai dengan asal katanya “nong-Nang”, fungsi
utamanya adalah sebagai petunjuk arah. Termasuk didalamnya pergantian
ke gendhing lain, dan atau pengulangan gendhing yang telah dibunyikan.

Bonang barung (besar)

Bonang panerus (kecil)
commit to user
TUGAS AKHIR
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bonang yang paling kecil, beroktaf tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan,
bonang panerus berkecepatan dua kali lipat dari pada bonang barung.

Slenthem (berwujud bilah-bilah tanpa pencon, dipakai dalam gamelan
perunggu)
Slenthem termasuk alat tetabuhan yang halus. Bentuknya seperti gender
namun ukuran bilahnya lebih besar dan terdiri dari 7 bilah. Fungsinya;
sebagai pembawa lagu pokok ( pamangku lagu )

Slentho (slenthem dengan pencon, terdapat pada gamelan kuningan atau
besi)

Demung (bentuk dan suara besar)
Saron berasal dari kata “seron” yang berarti sero atau keras. Sesuai dengan
namanya Saron termasuk alat tetabuhan keras yang terbuat dari logam.
Berupa bilahan-bilahan perunggu yang disusun berderet di atas kotak kayu
sebagai wadah gema, Jumlah saron untuk seperangkat gamelan minimal
ada 8 buah terdiri dsri sepasang saron Demung, 2 pasang saron barung dan
sepasang saron penerus. Fungsinya; Sebagai pembawa lagu pokok dengan
intensitas tabuhan lebih keras.

Saron barung (bentuk dan suara lebih kecil dari demung)
Saron berasal dari kata “seron” yang berarti sero atau keras. Sesuai dengan
namanya Saron termasuk alat tetabuhan keras yang terbuat dari logam.
Berupa bilahan-bilahan perunggu yang disusun berderet di atas kotak kayu
sebagai wadah gema, Jumlah saron untuk seperangkat gamelan minimal
ada 8 buah terdiri dsri sepasang saron Demung, 2 pasang saron barung dan
sepasang saron penerus. Fungsinya; Sebagai pembawa lagu pokok dengan
commit to user
intensitas tabuhan lebih keras.
TUGAS AKHIR
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Saron penerus (bentuk dan suara lebih kecil dari saron barung)

Kethuk
Bentuknya mirip bonang,berjumlah 2 untuk slendro dan pelog. Biasa
didampingi alat yang namanya Kempyang berbentuk lebih kecil yang cara
menabuhnya bergantian dengan Kethuk. Fungsinya untuk memainkan
irama dasar dengan bunyi selang seling antara kempyang – kethuk –
kempul – kenong dan gong.

Kenong
Kenong adalah intrumen gamelan Jawa yang berbentuk canang seperti
bonang tapi lebih besar. Jumlahnya ada 12, terdiri dari 5 kenong Slendro
dan 7 kenong Pelog. Fungsinya untuk memainkan irama dasar dan
memberikan tekanan pada seleh lagu.

Kempul
Intrumen gamelan Jawa yang mempunyai ukuran adak besar disbanding
lainnya, terdiri dari beberapa buah yang besar kecilnya tidak sama sesuai
dengan tinggi rendahnya nada. Digantung pada gawangan yang terbuat
dari kayu yang bernama Gayor.

Gong suwukan

Gong besar
2) Kepyek-keprak
3) Kemanak
Bentuknya menyerupai buah pisang, terdiri dari dua buah ber nada 7 dan 6.
4) Kecer
Berbentuk seperti lempengan tapi ada penconnya, terdiri dari dua pasang atau
commit to user
lebih. Berfungsi untuk menghias lagu agar terkesan ramai
TUGAS AKHIR
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Trebang
Semacam alat musik rebana yang ada di Jakarta
6) Bedhuk
Alat musik pukul .
7) Gong sebul (yogyakarta)
Bentuknya tidak bulat seperti gong, tetapi berupa sepotong bambu petung
(Ochloa gigantea, bambu raksasa) dengan panjang tertentu sesuai dengan nada
yang hendak dihasilkan. Cara membunyikannya bukan dengan dipukul,
melainkan ditiup.
8) Kenthongan (yogyakarta)
d. Alat musik jawa timur
Gambar II.8. Alat Musik Jawa Timur
Sumber : http://www.frewaremini.com/2014/05/jenis-gambar-alat-musik-tradisional.html
1) Reog ponorogo (gamelan jawa timur)

Kenong
Kenong adalah intrumen gamelan Jawa yang berbentuk canang seperti
bonang tapi lebih besar. Jumlahnya ada 12, terdiri dari 5 kenong Slendro
commit to user
dan 7 kenong Pelog..
TUGAS AKHIR
66
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Kempul
Intrumen gamelan Jawa yang mempunyai ukuran adak besar disbanding
lainnya,terdiri dari beberapa buah yang besar kecilnya tidak sama sesuai
dengan tinggi rendahnya nada. Digantung pada gawangan yang terbuat
dari kayu yang bernama Gayor.

Kethuk
Bentuknya mirip bonang, berjumlah 2 untuk slendro dan pelog. Biasa
didampingi alat yang namanya Kempyang berbentuk lebih kecil yang cara
menabuhnya bergantian dengan Kethuk.

Kendang besar

Kendang kecil

Gong
Instrumen yang mempunyai ukuran paling besar, bentuk dan cara
meletakkannya sama seperti kempul.

Selompret

Angklung besar
Merupakan alat musik pukul yang terbuat dari bambu.
2) Terompet reog
Merupakan Alat musik tiup seperti suling, namun memiliki bentuk yang
berbeda.
3) Kenong besar
Kenong adalah intrumen gamelan Jawa yang berbentuk canang seperti
bonang, terdapat kenong besar, sedang dan kecil
4) Korca
commit to user
TUGAS AKHIR
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Alat Musik Bali
Gambar II.9. Alat Musik Bali
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gamelan_Bali
1) Gamelan bali (gong gebyar)

Gong

Instrumen yang mempunyai ukuran paling besar, bentuk dan cara
meletakkannya sama seperti kempul.

Ceng-ceng
Semacam alat musik symbal

Kendang Mebarung
Merupakan jenis kendang dengan ukuran terbesar dalam karawitan Bali.
Ukuran kendang ini biasanya mencapai panjang 185-200 cm dengan
diameter antara 74-80 cm. Kendang wadon

Gangsa
Gangsa adalah nama salah satu instrumen dalam suatu ensembel atau
barungan gambelan yang daun bilahannya terbuat dari perunggu.
2) Genggong Bali
Genggong juga termasuk gamelan langka dan barungan alit, alat musik
genggong yang terbuat dari pelepah enau.
commit to user
TUGAS AKHIR
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.10. Genggong Bali
Sumber : http://www.indonesiaheritage.org/
3) Rindik
Merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Rindik terbuat dari bambu
yang bernada selendro. Alat musik ini biasa di mainkan oleh 2-4 orang pemain
atau 2-5 orang pemain.
Gambar II.11. Rindik
Sumber : http://www.indonesiaheritage.org/
4) Pareret
adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet.
5) Reong (dong, deng, dung, dang)
Reong adalah instrument yang bentuknya memanjang dan berpencon.
Instrument ini pada umumnya memiliki pencon sebanyak 12(dua belas) buah
yang diawali dengan nada ndeng dan diakhiri dengan nada ndung.
6) Bende
Semacam alat musik tambur cina
commit to user
TUGAS AKHIR
69
Download