59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode

advertisement
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam sebuah proses penelitian ada hal penting yang harus diperhatikan,
yaitu mengenai teknik dan metode penelitiannya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini disesuaikan dengan kajian
penelitian yang banyak memerlukan data berupa kata atau lisan, dokumen, dan
foto dari objek mahkota Binokasih Sanghyang Pake, dalam penyajiannya banyak
menggunakan kutipan baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumendokumen yang relevan. Pada tahap akhir, kemudian data tersebut dianalisis atau
dibahas menurut rumusan masalah.
Untuk memudahkan dalam menganalis kajian estetik mahkota Binokasih
Sanghyang Pake, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif ini berfungsi untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai
Mahkota Binokasih Sanghyang Pake di Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten
Sumedang.
Dalam penelitian kualitatif ini data yang dikumpulkan berupa foto, gambar,
buku, tulisan, dan rekaman dari hasil wawancara. Keseluruhan data yang
diperoleh diolah dan disajikan dalam bentuk uraian naratif bukan dalam bentuk
statistik.
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
59
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
B. Teknik Pengumpulan Data
Bagian penting lain dari proses penelitian adalah teknik pengumpulan data.
Dengan terkumpulnya data, peneliti bisa dengan mudah mengkaji ornamen dan
makna simbolik yang terkandung dalam mahkota Binokasih Sanghyang Pake.
Mengumpulkan data merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah
karena
membutuhkan waktu yang relatif lama. Proses pengumpulan data ini harus
dilakukan secara serius agar data sesuai dengan hasil yang akan diteliti.
Melihat pentingnya fungsi dari teknik pengumpulan data, maka tahapan
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Observasi
Teknik observasi merupakan teknik yang sangat dibutuhkan dalam
penelitian ini karena peneliti bisa mendapatkan data-data secara utuh, langsung,
dan dapat dipercaya (valid). Hal ini senada dengan penjelasan Dhohiri (2001:120)
bahwa
“observasi
merupakan
suatu
aktivitas
penelitian
dalam
rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian melalui proses pengamatan
langsung di lapangan”.
Observasi/pengamatan langsung dalam penelitian ini dilakukan di Museum
Prabu Geusan Ulun-Yayasan Pangeran Sumedang yang terletak di Jl. Pangeran
Geusan Ulun atau sebelah sisi selatan alun-alun Sumedang. Lembaga ini selain
merupakan tempat disimpannya Mahkota Binokasih Sanghyang Pake, juga
sebagai tempat yang menyimpan arsip-arsip mengenai mahkota Binokasih
Sanghyang Pake tersebut. Di tempat ini peneliti bisa mendapatkan sejumlah data
baik dari hasil wawancara dengan pihak museum maupun data atau informasi
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
yang diperoleh dari buku-buku dan artikel yang sudah tersedia di perpustakaan
Museum. Dengan observasi langsung ke lapangan, peneliti bisa diizinkan
memotret dan membuat sketsa mahkota Binokasih Sanghyang Pake.
2. Wawancara
Pengumpulan data dapat juga dilakukan melalui teknik wawancara atau
interview. Dhohiri (2001:121) menjelaskan bahwa “pada dasarnya wawancara
dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau
data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumber/pemberi
informasi (informan)”.
Responden dalam penelitian ini meliputi pihak-pihak yang dinilai dapat
memberikan informasi yang valid mengenai mahkota. Responden yang terpilih
untuk mendapatkan informasi tentang mahkota Binokasih Sanghyang Pake
diantaranya adalah pihak dari Museum Prabu Geusan Ulun yang sudah pasti
mengetahui tentang riwayat mahkota Binokasih. Responden tersebut diantaranya
adalah Bu Ani (Bagian Perpustakaan Museum), dan Pak Abdul Syukur (Pemandu
Museum). Untuk melancarkan proses wawancara tersebut, pedoman wawancara
yang disusun peneliti hanya berupa poin-poin penting yang akan ditanyakan,
namun pertanyaan itu akan berkembang apabila ada beberapa hal penting lain
yang perlu digali informasinya. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu
wawancara terbuka yang lebih mirip dengan percakapan informal.
Responden yang lainnya adalah Pak Asep (Juru Golek gaya Cibiruan) yang
beralamat di Gerlong Hilir, Kecamatan Sukasari-Bandung. Informasi yang dicari
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
dari beliau adalah perihal ornamen yang terkandung dalam mahkota Binokasri
pada wayang golek purwa. Dalam hal ini, peneliti mencoba mengkomparasikan
data-data mahkota di museum dengan penjelasan dari pakar perajin wayang
golek.
Tahapan wawancara dalam penelitian ini baru dapat dilaksanakan setelah
hal-hal pendukung sudah dipersiapkan. Beberapa hal tersebut seperti responden
pengganti jika responden utama yang telah ditetapkan sebelumnya ada yang tidak
bisa ditemui, pedoman wawancara (interview guide) sudah disusun dengan baik,
dan penyusunan jadwal kerja harian dilapangan.
Dalam pelaksanaan wawancara ini, peneliti harus mampu menggali lebih
dalam sejumlah informasi yang diberikan oleh responden, serta dapat
membimbing responden agar mau memberikan keterangan yang baik, benar, dan
jelas.
Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti sebelum memulai wawancara,
yaitu:
a. Menerangkan tujuan dan kegunaan dari penelitian
b. Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai
c. Menjelaskan institusi atau badan apa yang melaksanakan penelitian, dan
d. Meyakinkan kepada responden bahwa hasil penelitian ini bermanfaat sebagai
referensi kepustakaan di museum..
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
Gambar 3.1
Wawancara dengan Pemandu Museum di Dalam Gedung Pusaka.
Sumber: Koleksi pribadi
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi sering disebut juga studi kepustakan karena di
dalamnya mencakup kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Kegiatan ini
sangat penting dalam penelitian, karena dapat digunakan untuk mencari data yang
akan mendukung penelitian. Dhohiri (2001:118) menjelaskan bahwa “dengan
teknik ini peneliti dapat belajar lebih sistematis dan analitis dalam melakukan
penelitian”. Pada dasarnya teknik ini merupakan suatu cara memperoleh informasi
dengan cara penggunaan bahan-bahan dokumentasi seperti referensi buku,
gambar, dan foto-foto yang terkait dengan aspek yang diteliti.
Sebagian dokumen yang diperoleh peneliti dalam peneltian ini berasal dari
Museum Prabu Geusan Ulun. Bahan-bahan dokumentasi tersebut di antaranya
berupa buku yang menjelaskan tentang sejarah Sumedang, sejarah museum,
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
riwayat Mahkota Binokasih Sanghyang Pake dan foto-foto mahkota Binokasih
Sanghyang Pake. Dokumentasi foto sebagian diperoleh dari perpustakaan dan
sebagian lagi merupakan hasil pemotretan sendiri. Sketsa mahkota juga
merupakan bagian dokumen yang penting, karena bisa membantu peneliti dalam
proses pengamatan.
Pada proses pemotretan, peneliti merasa kurang leluasa karena objek
mahkota yang diteliti berada di dalam etalase kaca yang dipatenkan (jarang
dibuka lagi), sementara itu objek mahkota disimpan terlalu tinggi sehingga detil
bagian atas mahkota tidak bisa dipotret dengan baik.
Sketsa dari mahkota Binokasih Sanghyang Pake dibuat langsung oleh
peneliti dengan melihat foto digital tersebut di komputer. Lewat bantuan
komputer peneliti bisa menganalisis foto hasil observasi dari Museum Prabu
Geusan Ulun-YPS dengan cukup leluasa. Foto-foto ornamen yang didapatkan
peneliti sebagian besar diolah lagi dengan bantuan komputer (Program Adobe
Photoshop® CS3). Pengolahan foto lewat komputer ini bertujuan untuk
memperjelas bagian foto yang dianggap kurang detail.
Meskipun menggunakan pengolahan dalam komputer, namun masih
terdapat sebagian foto yang masih sulit untuk diperjelas, khususnya tentang fokus
ornamen yang kurang terlihat detail. Sehingga pada proses pembuatan sketsa,
peneliti hanya menggambarkan kesan-kesannya saja (Impress). Hal ini terjadi
karena masalah pencahayaan di ruangan museum yang cukup redup.
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
Dokumen historis merupakan bagian penting lainnya dari penelitian
kualitatif ini, karena objek penelitian yang dikaji mempunyai nilai sejarah dan
dokumen-dokumen ini sering menjelaskan sebagian dari fokus penelitian.
C. Sumber Data
Penelitian ini tidak bermaksud mengumpulkan dan mengolah data dalam
bentuk angka-angka sebagai usaha pengukuran, tetapi dengan cara menemukan
kedalaman pemahaman terhadap visualisasi dan ciri-ciri khas pada mahkota
Binokasih Sanghyang Pake. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini antara
lain:
1. Tulisan ilmiah dari buku-buku, skripsi, artikel, internet, koran serta
dokumentasi foto objek mahkota Binokasih Sanghyang Pake yang akan
dikaji/diteliti.
2. Dokumentasi berupa rekaman hasil wawancara.
3. Narasumber dalam penelitian ini meliputi pihak museum (Pak Abdul Syukur),
dan ahli wayang/juru golek (Pak Asep).
D. Teknik Analisis Data
Tujuan utama penelitian ini adalah mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang menjadi rumusan masalah, agar hal ini tercapai maka yang harus
dilakukan adalah menganalisis data.
Dalam teknik analisis data penulis harus memeriksa keabsahan data dengan
cara mengecek atau membandingkan data hasil pengamatan orang lain. Teknik
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
analisis data dapat juga memanfaatkan sumber-sumber lain seperti teori atau
metode yang mendukung.
Di dalam sebuah penelitian kualitatif analisa data tidak hanya dilakukan di
akhir penelitian, melainkan sepanjang proses penelitian berlangsung. Hal ini
bertujuan agar semua hasil data saat penelitian bisa teranalisis dengan baik.
Data-data yang telah terkumpul melalui observasi, studi literatur, dan
wawancara, kemudian dievaluasi, data-data yang dianggap meragukan atau sulit
ditafsirkan akan diproses kembali dengan wawancara ulang, diskusi, atau studi
literatur.
Setelah data-data dianggap relevan dengan penelitian, kemudian data
dikelompokkan dan disusun secara sistematis sehingga dapat menjadi laporan
penelitian ilmiah.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan hanya beberapa bulan, tepatnya dari
mulai bulan Agustus 2011 hingga bulan Desember 2011. Walaupun penelitian ini
dilakukan dengan waktu yang relatif singkat, tapi harapannya semoga penelitian
ini dapat membuahkan hasil yang optimal sesuai sengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah atau tahapan-tahapan dari penelitian
ini sesuai dengan tahapan pada penelitian kualitatif yang meliputi: 1) Tahap PraLapangan; 2) Kegiatan lapangan; dan 3) Analisis Data.
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
Dalam hal ini peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai
berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Pada tahapan ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang meliputi;
memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus penelitian, memilih
pendekatan, menentukan sistem pola yang diamati dan sumber data. Pada tahap
ini peneliti membuat proposal untuk dikonsultasikan dengan pembimbingyang
telah ditunjuk oleh Prodi. Seni SPs-UPI. Mengurus perizinan merupakan suatu
persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dalam penelitian ini surat
perizinan merupakan faktor penting yang bisa melancarkan peneliti selama proses
penelitian di lokasi.
Proposal penelitian yang sudah disetujui, merupakan syarat yang harus
dilampirkan dalam mengajukan surat perizinan penelitian. Surat izin penelitian itu
dikeluarkan langsung oleh Sekolah Pascasarjana UPI. Setelah surat perizinan
penelitian diperoleh, maka ditujukan langsung ke Museum Prabu Geusan UlunYayasan Pangeran Sumedang.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan sekaligus menseleksi data-data yang
diperlukan sesuai dengan fokus penelitian dan akhirnya menyimpulkan data
tersebut secara deskriptif.
Secara singkat kegiatan penelitian pada tahap ini adalah:
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
a. Mengumpulkan data berupa catatan lapangan dan hasil observasi secara
keseluruhan.
b. Menyusun dan mengelompokkan data sejenis sesuai dengan fokus penelitian.
c. Menyusun data-data apa saja yang dinilai berhubungan dengan fokus
penelitian.
d. Memberikan komentar dan tafsiran terhadap data secara kontekstual.
e. Menyimpulkan data tersebut menjadi suatu pernyataan umum sekaligus
menyusun temuan penelitian.
3. Tahapan Analisis Intensif
Tahapan
ini
merupakan
tahap
puncak
dari
pengorganisasian penulisan laporan penelitian dituangkan
penelitian.
Semua
dalam satu karya
ilmiah yang terbagi dalam lima bab yang meliputi pendahuluan, landasan teori,
metodelogi penelitian, pembahasan mahkota Binokasih Sanghyang Pake, dan
penutup.
Kegiatan pada tahap analisis ini meliputi:
a. Mengumpulkan catatan-catatan hasil observasi, studi pustaka, dan wawancara.
b. Mengelompokkan data penelitian ke dalam data sejenis.
c. Menyusun data sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan penelitian.
d. Menganalisa hubungan antara data yang satu dengan data yang lainnya.
e. Memberikan komentar berupa tanggapan, tafsiran terhadap data.
f. Menyusun temuan-temuan dan gagasan.
g. Menyimpulkan hasil penelitian secara umum dan terpadu.
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
F. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sumber informasi dari penelitian ini terletak diMuseum
Prabu Geusan Ulun Jl. Pangeran Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang. Museum ini terdiri
dari beberapa gedung yang saling terpisahdan membentuk sebuah komplek. Masingmasing gedung menyimpan benda pusaka leluhur. Gedungyang berada dalam komplek
museum ini diantaranya Gedung Srimanganti, Gedung Bumi Kaler, Gedung Gendeng,
Gedung Gamelan, Gedung Kereta, dan Gedung Pusaka.Objek Mahkota Binokasih
Sanghyang Pake yang diteliti berada di dalam Gedung Pusaka yang bersebelahan
dengan Gedung Gendeng.
Gambar 3.2
Gedung Utama Museum YPS-Prabu Geusan Ulun.
(Gedung Srimanganti)
Sumber: Dokumentasi Museum Prabu Geusan Ulun-YPS.
Lendra Morjuangsah, 2012
Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Download