KELAINAN DAN GANGGUAN SISTEM SIRKULASI DARAH AKIBAT ANEMIA Oleh : Ahkam Zubair I. PENDAHULUAN Darah dan sistem sirkulasinya berperan penting dalam menentukan normal tidak normalnya tubuh,bahkan sangat menentukan hidup atau matinya seseorang. Jika sistem sirkulasi darah mengalami kelainan atau gangguan,maka sistem-sistem lainnya dalam tubuh akan turut terganggu. Peranan darah dalam menentukan kenormalan tubuh seseorang tidak dapat digantikan oleh alat atau zat apapun. Sampai saat ini belum ada ahli yang mampu mensintesis suatu zat yang komposisinya sama dengan komposisi darah dan peranannya. Dengan demikian wajarlah jika setiap orang memberikan perhatian khusus terhadap pemeliharaan kenormalan darahnya. Pemeliharaan kenormalan darah dapat dilakukan melalui beberapa cara,misalnya pengaturan pola makan dan makanan yang dikonsumsi (makanan seimbang), olahraga yang teratur,memelihara kebersihan untuk mencegah infeksi,disiplin dalam tata hidup yang teratur,dan perencangan serta pengaturan perkawinan. Volume darah manusia kurang lebih 1/13 dari berat badan. Jadi kalau misalnya berat badan seseorang 65 kg,maka volume darahnya = 1/13 kali 65 liter = 5 liter. Darah merupakan cairan tubuh yang tergolong intravaskullar,artinya berada dalam satu pembuluh. Darah dan organ – organ pendukungnya (jantung dan pembuluh darah) membentuk suatu sistem yang disebut sistem sirkulasi darah. II. PENYEBAB KELAINAN DAN GANGGUAN SISTEM SIRKULASI DARAH Kelainan dan gangguan pada sistem sirkulasi darah dapat terjadi oleh beberapa penyebab,yaitu : 1. MAKANAN Jika makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh,misalnya kekurangan atau kelebihan sesuatu zat tertentu,maka dapat mengganggu kenormalan sistem sirkulasi darah. Misalnya kekurangan zat besi (Fe) penyebab anemia,kelebihan zat lemak hewani menyababkan penyakit jantung, sklerosis, hipertensi dan lain-lain. 2. INFEKSI Beberapa jenis infeksi dapat menyebabkan kelainan dan gangguan pada sistem sirkulasi darah, misalnya infeksi Plasmodium, cacing tambang, virus HIV,dan lain-lain 3. KERACUNAN Beberapa jenis zat kimia beracun dapat mencemari makanan,minuman dan udara dinapaskan,dan kemudian dapat menyebabkan gangguan pada sistem sirkulasi darah. Bahkan beberapa jenis obat yang dikonsumsi tanpa resep dokter dapat menyebabkan keracunan pada darah. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 4. RADIASI Suatu indikasi yang cukup meyakinkan bahwa radiasi dari sinar-sinar radioaktif atau zat-zat yang bersifat radioaktif dapat menyebabkan terjadinya kanker darah (leukemia). 5. FAKTOR GENETIK (KETURUNAN) Beberapa jenis kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi darah dapat terjadi karena faktor keturunan. Penyakit yang demikian biasanya probabilitasnya akan menjadi lebih besar jika perkawinan terjadi antar keluarga dekat. Makin dekat hubungan kekeluargaan,makin besarpun peluang untuk munculnya kelainan tersebut. III. GANGGUAN SISTEM SIRKULASI DARAH AKIBAT ANEMIA Berikut ini akan diuraikan gangguan sistem sirkulasi darah yang umum dan sering dijumpai dalam masyarakat di Indonesia. Anemia adalah suatu kelainan darah yang terjadi karena berkurangnya sel-sel darah merah (eritrosis) atau hemoglobin (Hb). Jumlah sel darah merah yang normal adalah 4,5 - 6 juta per mm3 darah. Gejala klinisnya yaitu : pucat,lesu (tidak bertenaga), sering pusing, penglihatan berkunang-kunang setelah bangkit dari tidur atau duduk. Seperti diketahui, bahwa eritrosit dan hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen dari alveolus paru-paru kejaringan tubuh untuk keperluan respirasi (oksigen) sel pada jaringan-jaringan pada tubuh. Jika eritrosit atau hemoglobin kadarnya berkurang,maka pengangkutan oksigen akan terhambat akibat energi yang terkandung dalam zat makanan tidak dapat dibebaskan dan dimanfaatkan untuk bekerja. Penyakit anemia dapat terjadi oleh beberapa penyebab,yaitu : faktor gizi (makanan), infeksi, pendarahan, atau karena faktor keturunan. 1. ANEMIA NON GENETIS. Yaitu anemia yang terjadi bukan karena faktor keturunan,tetapi karena faktor lain,misalnya gizi (makanan),infeksi dan pendarahan. a. Anemia karena faktor gizi (makanan) Anemia ini terjadi karena makanan yang di konsumsi sehari-hari kurang atau tidak mengandung zat-zat pembentuk eritrosit atau hemoglobin,terutama zat besi dan vitamin B-12. b. Anemia karena infeksi. Anemia ini terjadi karena tubuh terinfeksi sesuatu bibit penyakit,misalnya : 1). Infeksi cacing tambang,terutama Ankylestomum Duo Donale dan Necator Americanus. Kedua jenis cacing tambang diatas parasit didalam usus halus (intestium tenue) dengan menyantap sel-sel darah merah,sehingga sel-sel darah merah terus menerus berkurang jumlahnya. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 2). Infeksi Plasmodium (parasit malaria) Plasmodium dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Orang yang terinfeksi Plasmodium akan menderita penyakit malaria. Pada penderita penyakit malaria selalu mengalami anemia karena sel darah merahnya selalu hancur (hemolisis) oleh reproduksi Plasmodium. c. ANEMIA KARENA PENDARAHAN. Pendarahan yang hebat dan menyebabkan anemia dapat terjadi karena luka kecelakaan,melahirkan,keguguran,atau operasi. Jika terjadi pendarahan yang hebat,bukan hanya volume darah yang berkurang,tetapi komponen-komponen darah seperti sel darah merah,sel darah putih dan keping-keping darah ikut berkurang. d. ANEMIA KARENA KANKER DARAH (LEUKEMIA) Pada penderita kanker darah sel-sel darah merahnya akan berkurang secara drastis dan terus menerus,karena dimakan oleh sel-sel darah putih yang sangat banyak jumlahnya. 2. ANEMIA GENETIS (KARENA FAKTOR KETURUNAN / BAWAAN) Anemia genetis yang terkenal ada 2 macam ,yaitu : Thalassaemia dan anemia sel sabit. a. Thalassaemia. Thalassaemia adalah penyakit anemian bawaan yang terjadi karena sel darah merah selalu pecah (hemolisis) sebelum waktunya. Umur sel darah merah normal sampai dengan terjadinya hemolisis = 115 – 120 hari. Terjadinya hemolisis pada eritrosis mudah karena kurangnya sintetis rantai Hemoglobin. Karena kejadian tersebut maka jumlah eritrosit selalu lebih sedikit dari jumlah normal. (Jumlah normal eritrosit = 4,5 – 6 juta /mm kubik darah). Thalassaemia disebabkan gen dominanan terpaut kromoson autosom (autosom cromosom linked) Th* yang bersifat letal prematur,sedangkan hermal gen resesifith. Jadi genotip dan fenotipnya adalah sebagai berikut : ! No. ! Genotip ! Fenotip ! 1. ! Th* Th* ! 2. ! Th* th ! 3. ! th th ! Thalassaemia mayor (letal prematur) ! Thalassaemia minor (dapat hidup) !Normal ! ! ! ! Keterangan : http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 Thalassemia mayor adalah Thalassaemia yang sangat parah mempunyai rumus genetika (genotip) homosigot dominan, dan umumnya mengalami kematian sebelum tidur (Prematur). Kematian yang terjadi karena faktor keturunan disebut letal. Sedangkan Thalassaemia minor biasanya dapat bertahan hidup sampai dengan dewasa apabila mendapat perawatan khusus dari dokter. Mekanisme pewarisan sifat Thalassaemia adalah sebagai berikut : ! No. ! Tipe Perkawinan ! ! ! ! ! Probabilitas anak ! ! Thalassaemia ! Thalassaemia ! Normal ! ! Mayor ! Minor ! ! Thals.m x Thals.m 25 % 50% 25% Thalass.m x normal -- 50% 50% Normal x normal -- -- 100% Keterangan : - - Penderita Thalassaemia mayor tidak pernah menikmati perkawinan,karena selalu mati prematur atau pada saat masih bayi. Karena itu tipe perkawinan menjadi berkurang jumlahnya,yaitu hanya 2 ( 2 + 1 )/2 = 3 macam. Penyakit Thalassemia hanya dapat muncul pada seseorang apa bila mempunyai orang tua yang menderita Thalassemia. Jika kedua orang tuanya menderita Thalassemia, maka peluang anak-anak mereka adalah 25 % Thalasemia mayor, 50 % Thalassemia minor, dan25 % normal. Jika salah satu orang tuanya menderita Thalassemia, maka peluang untuk anak-anak mereka adalah 50 % Thalassemia minor dan 50 % normal. Dari kedua orang tua yang normal tidak mungkin dilahirkan anak yang menderita Thalassemia. b. Anemia sel sabit (Sicklemia,Sickle cell anemia) Anemia sel sabit adalah penyakit anemia bawaan (keturunan) di mana sebagian besar sel-sel darah merahnya berbentuk cembung ganda (biconcave). Eritrosit yang berbentuk sabit ini sangat menghambat kelancaran aliran darah. Selain itu,hemoglobin yang tergantung didalamnya juga sangat sedikit,sehingga kurang atau tidak mampu mengikat dan mengangkut oksigen. Anemia sel sabit disebabkan oleh gen dominan terpaut kromosom otocom (autosom cromosom linked) Sa* dan bersifat letal prematur,sedangkan orang normal di sebabkan oleh resesif sa. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 Jadi genotip dan fenotipnya adalah sebagai berikut : ! No. ! Genotip ! 1. ! Sa* Sa* ! 2. ! Sa* sa ! 3. ! sa sa ! Fenotip ! ! Anemia sel sabit yang parah (letal) ! Anemia sel sabit biasa,dapat hidup ! ! n o r m a l ! ! Keterangan : - Anemia sel sabit yang parah adalah yang bergenotip homosigot dominan dan umumnya mati prematur (letal). Anemia sel sabit yang biasa (umum) adalah yang bergenotip heterosigot dan biasanya dapat bertahan hidup sampai dewasa jika mendapat perawatan khusus dari dokter. Mekanisme pewarisan sifat anemia sel sabit adalah sebagai berikut : ! No. ! Tipe Perkawinan ! Probabilitas anak ! ! Sicklemia parah ! Sicklemia biasa ! normal ! ! 1. ! Sicklemia x Sicklemia ! 25% ! 50% ! 25% ! ! 2. ! Sicklemia x normal ! -- ! 50% ! 50% ! ! 3. ! Normal x Normal ! -- ! -- ! 100% ! Keterangan : - - - - Anemia sel sabit yang parah (homosigot dominan, letal) tidak pernah menikmati perkawinan karena selalu anti prematur atau pada saat masih bayi. Karena itu tipe perkawinan menjadi berkurang,yaitu hanya 2 ( 2 + 1 ) / 2 = 3 macam Seseorang hanya dapat menderita anemia sel sabit apabila mempunyai orang tua yang menderita anemia sel sabit,atau penderita anemia sel sabit tidak dapat di lahirkan dari pasangan suami istri yang kedua-duanya normal. Dari pasangan suami istri yang kedua-duanya menderita anemia sel sabit mempunyai peluang untuk memperoleh anak anemia sel sabit yang parah (letal) sebesar 25%,anemia sel sabit biasa 50% dan normal 25%. Jika salah satu orang tuanya menderita anemia sel sabit maka peluang untuk anakanak mereka adalah 50% anemia sel sabit biasa dan 50% normal. Dari kedua orang tua yang normal tidak mungkin dilahirkan anak yang menderita anemia sel sabit. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 SEMANGAT PRESERVASI ALAMI, DAN HEMAT SUMBER DAYA Oleh : Ahkam Zubair Gaung lingkungan di negara-negara maju sejak beberapa tahun terakhir merasuki perusahaan besar. Berkaca dari pengalaman go green melakukan “penghijauan” perusahaan, dan beberapa usaha yang dirintis di Indonesia, barangkali bisa membuat banyak perusahaan tergerak mengikuti jejek mereka. Amatilah beragam kertas yang dijual mulai dari tisu, kertas surat, sampai kertas memo. Beberapa di antaranya menyebutkan kertasnya sebagai hasil daur ulang. Hal yang sama, juga bisa dijumpai pada beberapa produk lain seperti kaleng minuman, kosmetika, dan bahkan juga sumpit. Intinya, produk itu bersahabat dengan lingkungan. Gaya hidup dunia saat ini, terutama di negara maju, memang didominasi isu lingkungan. Setiap percakapan dan laporan media massa, banyak dibumbui keterangan mengenai planet bumi yang rapuh dan terancam. Tidak usahlah dirinci lebih lanjut, diskusi itu sekadar ikut-ikutan atau benar-benar tahu. Tidak heran bila segala usaha kemudian mulai dari pemberian dana, transaksi jual beli, sampai ke citra perusahaan, selalu ditumpangi atribut lingkungan. Beberapa perusahaan di negara maju yang sejak awal membawa bendera lingkungan, ternyata sukses diserbu konsumen. Disadari atau tidak, tampaknya fenomena baru ini menunjukkan semua yang berbau lingkungan akan menaikkan pula gengsi konsumen maupun produsennya. Lingkungan sudah menjadi komiditi ekonomi. SEBUTLAH Body Shop, suatu produsen yang sekaligus juga memiliki jaringan toko kosmetika yang berpusat di Inggris tegas-tegas menyebutkan hanya menggunakan bahan baku alami yang sama sekali tidak membahayakan binatang, manusia, dan planet bumi, dengan memenfaatkan khasiat segala jenis tumbuhan yang sudah dikenal manusia ribuan tahun. Toko kosmetika yang sudah tersebar pada lebih dari 37 negara sangat dikenal dengan motonya yang tidak melakukan uji coba kosmetiknya pada binatang. Di tengah riuhnya tekanan kelompok lingkungan pada masyarakat Eropa yang anggotanya paling banyak memproduksi kosmetik untuk menghentikan penyiksaan pada binatang dengan uji coba kosmetik, Body Shop memang membawa angin segar. Tentang uji coba kosmetik pada binatang ini, kalau dilihat memeng mengerikan. Matamata kelinci diolesi krim mata untuk melihat efeknya, menyebabkan iritasi atau tidak. Bibir monyet diolesi lipstik dan tikus bermandi parfum. Tidak heran bila di laboratorium kosmetik banyak dijumpai binatang yang bermata dan berbibir bengkak, rontok bulunya, atau tengah terkapar kesakitan gara-gara tubuhnya ditempeli beragam kosmetik. Di Jerman, barang-barang yang berlabel blue angel juga diserbu pembeli. Label yang hanya bisa diperoleh perusahaan dengan susah payah karena pengujiannya yang ketat itu, menandakan priduk itu dibuat tanpa merusak alam dan setelah digunakan juga tidak http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 menambah timbunan limbah di bumi. Pokoknya harus bersifat 3R, reduce, reuse, recycle atau mengurangi bahan baku, bisa digunakan kembali, dan bisa didaur ulang. Semboyan 3R ini pula yang kini banyak diterapkan di berbagai perusahaan di Amerika Serikat. Fenomena perusahaan go green di AS ini, bahkan pernah diberi peringkat secara khusus oleh majalah Fortune yang mengklasifikasi 10 perusahaan dalam kategori terbaik, 10 lainnya mengalami kemajuan paling pesat, dan 10 lainnya sebagai paling buruk. Beberapa perusahaan bermarkas di Amerika. Sejak memproklamirkan dirinya sebagai perusahaan “hijau” semua bahan baku yang menggunakan CFC ditinggalkan. Bahan kimia singkatan dari chlorofluorocarbon ini merupakan perusak ozon terbesar saat ini. Produk-produknya berupa kertas memo kuning kecil-kecil berperekat, juga dibuat dari kertas daur ulang dan tidak menggunakan chlorine yang sangat mencemari air. Perusahaan kimia Dow Chermical di AS dan termasuk 10 terbaik versi Fortune, memperbaiki sistem pengelolaan lateks dan salah satu pabriknya dengan cara mengubah pipa-pipa dan peralatan produksinya. Hasilnya, perusahaan ini berhasil mengurangi limbahnya hingga 60 % dan hemat biaya 325.000 dollar AS pertahun. Namun yang menarik, perusahaan-perusahaan yang menyatakan dirinya go green ini ternyata tidak sekedar menjual “lingkungan”. Selain ke luar membantu segala kegiatan yang berbau lingkungan, seperti Green peace dan aktif mendukung urusan humaniora seperti Amnesti Internasional yang memang tidak lepas dari citra perusahaan, ternyata ke dalampun mereka dodrong para karyawannya cinta lingkungan. Perusahaan Telekomunikasi AT&T, menerapkan program Total Quality Management (TQM). Tugas pertama tim TQM adalah mengendalikan limbah kantor yang paling universal, kertas. Maka yang dilakukan adalah kampanye besar-besaran untuk tidak menggunakan kertas untuk surat menyurat dan mengganti dengan pesan elektronik lewat komputer(internet). Ternyata konsumsi kertas bisa dihemat 22 %. Ini juga dilakukan devisi jarak jauh. Ketika proses mengirim dan menerima surat sebanyak mungkin dialihkan pada media internet dan bisa juga pakai modem hasilnya sekitar 6 juta lembar kertas dihemat per tahun. Total penghematan dari program TQM ini adalah sekitar 5,5 juta dollar AS pertahun. Di Body Shop, selain penghematan kertas dan melarang penggunaan piring dan gelas styrofoam di kantin, para karyawannya disarankan naik sepeda. Mereka mendapat kredit dari kantor dan dengan harga khusus pula untuk membeli sepeda. Untuk itu, Body Shop bekerja sama dengan industri sepeda bergengsi Raleigh. Untuk pekerjaan ke luar yang membutuhkan mobil, para karyawan bisa menggunakan mobil kantor. Perlindungan gajah, badak, paus, dan penyu hijau bahkan masuk agenda Body Shop. Merekalah yang secara aktif yang mengkampanyekan perlunya perlindungan bagi binatang-binatang yang terancam punah itu, selain juga menjadi penyandang dananya. Terutama paus dan penyu, ironisnya memang dibunuh untuk digunakan sebagai bahan baku kecantikan. Sesuai dengan komitmen, maka minyak paus dan bulus ini diganti dengan bahan baku sintetis pada produk Body Shop. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206 Sayangnya fenomena ini gaungnya belum begitu kencang di Indonesia. Betul beberapa perusahaan memiliki pengolah limbah sesuai dengan rekomendasi AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) terutama yang ikut program kali bersih , tetapi ini hanya beberapa, itupun kalau kita mau jujur, lebih banyak karena tekanan pemerintah. Perusahaan air kemasan Aqua misalnya, mulai melakukan program daur ulang untuk botol ukuran 600 ml dan 1500 ml. Sayangnya, program ini masih terbatas pada tokotoko tertentu sebagai tempat penukaran botol-botol bekas. Masayarakat pun tidak banyak tahu. Program go green yang sama, juga pernah digaungkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, tahun 2001 – 2004 melalui Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan yaitu proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH), dengan kegiatan Training Of Trainer (TOT) Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup yang diikuti oleh guru-guru SD, SMP, SMA dan SMK , seluruh Indonesia termasuk Widyaiswara dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) seluruh Indonesia yang materinya antara lain penghematan sumber daya, kepedulian lingkungan, pemeliharaan lingkungan (sekolah hijau), dan program 3R. Demikian juga di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung melalui Proyek Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) untuk para Widyaiswara LPMP dan pengimbasan ke sekolahsekolah, khusus guru-guru SD dan TK dengan materi yang sama. Kegiatan ini dimaksudkan agar guru-guru yang mengajar di sekolah agar mengintegrasikan mata pelajaran yang diajarkan dengan lingkungan hidup. Tapi beberapa tahun terakhir ini tidak terdengar lagi gaungnya, seperti itu adanya karena kegiatan ini lepas sama sekali karena tidak ada pemantauan. Usaha mengkampanyekan go green tentu tidak gampang karena harus dimulai dari diri sendiri bersama keluarga dan lingkungan terdekat. Tetapi dengan komitmen dan kerja sama antar komunitas (karyawan/masyarakat), dan tentu saja pemerintah, tidak ada yang mustahil dikerjakan. Jadi kenapa tidak dicoba (lagi ? ). http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=189:anemia&catid=42:widyaiswara&Itemid=206