GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah). Jadi penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang mengganggu sistem kardiovaskuler, dalam hal ini adalah jantung dan pembuluh darah. Jenis-jenis penyakit jantung itu sendiri bervariasi, seperti : jantung koroner, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik. Penyakit kardiovaskuler biasanya terjadi akibat gaya hidup, pola makan, dan aktivitas seharihari yang dijalani si pelaku yang tidak memperhatikan kesehatan. SISTEM KARDIOVASKULER Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas : jantung sebagai alat pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan. A. Organ Utama Penyusun Sistem Kardiovaskuler Organ-Organ Penyusun Kardiovaskuler antara lain : 1. Cor (Jantung) 2. Pembuluh darah, yang mencakup aorta beserta cabang-cabangnya, arteri pulmonalis dari truncus pulmonalis beserta cabang-cabangnya, vena cava superior dan inferior 3. Darah. 1. Anatomi Jantung Jantung adalah sebuah organ berotot dengan 4 (empat) ruang yaitu atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Atrium terletak diatas ventrikel, keduanya dipisahkan oleh katup/kelep (valve) satu arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan sebuah dinding jaringan yang disebut septum Pada keadaan normal tidak terjadi percampuran darah antara kedua atrium, maupun pada kedua ventrikel Dikenal 2 (dua) Sirkulasi Kardiovaskuler : -Sisi kiri jantung memompa darah yang kaya O2 dan nutrisi ke seluruh sel tubuh, ini dikenal sebagai Sirkulasi Sistemik, -Sisi kanan jantung memompa darah ke paru untuk mendapat oksigen dan pelepasan CO2 keluar tubuh, ini disebut Sirkulasi Paru (pulmoner). Mekanisme Sirkulasi/Peredaran Darah Sirkulasi memerlukan fungsi jantung normal, yang ditandai mampu mendorong darah ke seluruh sistem dengan cara kontraksi secara terus menerus dengan ritme teratur. Darah diedarkan melalui 3 (tiga) jenis pembuluh darah : arteri, vena dan kapiler Peredaran darah dimulai saat darah yang sedikit oksigen dan mengandung banyak karbon dioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena besar (vena cava) menuju ke dalam atrium dexter (dexter = kanan)). Setelah atrium dexter terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel dexter melalui valvula tricuspidalis. Darah dari ventrikel dexter akan di pompa melalui katub semilunaris pulmonalis ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil ( kapiler ) yang mengelilingi kantong udara di paru- paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya di hembuskan ke luar tubuh. Selanjutnya, darah yang kaya akan oksigen yang berasal dari pulmo, mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium sinister (sinister = kiri). Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium sinister disebut sirkulasi pulmoner = sirkulasi kecil. Darah dalam atrium sinister akan di dorong ke dalam ventrikel sinister melalui valvula bicuspidalis. Selanjutnya ventrikel sinister akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh) menuju ke suluruh bagian tubuh. Darah kaya oksigen ini di sediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. Diagram : mekanisme peredaran darah Sistole dan Diastole : Sistole terjadi saat ventrikel berkontraksi sedangkan atrium relaksasi, sehingga tekanan interventrikularis meninggi. Hal ini menyebabkan katup atrioventriculare menutup, di saat yang bersamaan darah akan terpompa menuju aorta dan arteri pulmonalis, karena katup semilunaris aorta dan katup semilunaris pulmonalis terbuka. Diastole terjadi saat ventrikel berelaksasi sedangkan atrium kontraksi, sehingga tekanan intraatrial meninggi. Hal ini menyebabkan katup atrioventricularis terbuka dan darah dari atrium masuk ke ventrikel, sedangkan katup semilunaris aorta dan pulmonalis tertutup. Daya Pompa Jantung Daya pompa jantung, pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdenyut sekitar 60 - 100 kali per menit dan memompa + 70 ml setiap denyut (disebut juga volume denyut = Stroke volume, SV). Jumlah darah yang setiap menit dipompa keluar dari jantung disebut curah jantung/ cardiac output/ CO, pada orang dewasa berkisar antara 4,5 – 8 lt per menit, dihitung dengan rumus : CO (ml/menit) = HR (denyut/menit) X SV (ml/denyut) Sewaktu banyak bergerak kecepatan denyut jantung dapat menjadi 150 per menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter per menit. Tekanan Darah Tekanan darah ialah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Spygmomanometer. 2. Arteri dan Vena Semua pembuluh darah kecuali kapiler terdiri dari 3 (tiga) lapisan : tunika adventisia, tunika media dan tunika intima. Tunika adventisia : lapisan terluar pembuluh darah, Tunika media : lapisan tengah pembuluh, tersusun dari otot polos vaskuler. Adanya peningkatan tegangan akan menyebabkan penyempitan pembuluh, sebaliknya relaksasi otot polos menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Tunika intima : terletak paling dalam, berupa lapisan tunggal yang tersusun dari sel-sel endotel Kharakteristik khusus vena : Vena, meski terdiri dari 3 lapisan tsb di atas, namun memiliki sedikit otot polos dibanding arteri dan arteriol. Vena ini lebih tipis dan mudah melebar (untuk mengakomodasi darah dalam jumlah besar) serta mudah kolaps. Di vena terdapat katup-katup satu arah yang terletak secara periodis . Katup-katup ini memungkinkan darah mengalir ke jantung tetapi tercegah untuk kembali. Gambar : B. Hal-hal yang menyebabkan Patofisiologis. Keadaan patofisiologi sistem kardiovaskuler bisa terjadi karena hal-hal berikut : aneurisma, pirau jantung (cardiac shunts), embolus, pelepasan enzim-enzim atau protein jantung, stenosis, trombus dan inkompetensi katup jantung 1. Aneurisma. Adalah keadaan dilatasi dinding arteri, akibat kongenital atau perkembangan yang lemah pada dinding pembuluh tersebut. 2. Cardiac shunts (pirau jantung) adalah hubungan antara sistem sistem vaskuler paru dan sistem vaskuler sistemik. Selama masa janin, pirau (lubang pada sekat pembatas) antara jantung kanan dan kiri serta antara arteri pulmonalis dan aorta adalah normal. Setelah lahir, maka setiap pirau (shunts) di jantung atau antara sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik adalah suatu bentuk gejala abnormal. (lihat di Peny. Jantung Bawaan ) 3. Embolus. Adalah massa yang mengalir di pembuluh dari suatu tempat primer ke tempat sekunder, terperangkap di pembuluh tempat sekunder tersebut dan menyebabkan obstruksi/sumbatan aliran darah. Gambar : 4. Trombus. Adalah bekuan darah yang dapat terbentuk di bagian sistem vaskuler mana saja, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, dapat mengakibatkan aliran darah terhambat (berkurang atau terbendung total). 5. Stenosis. Adalah penyempitan suatu pembuluh atau lubang, pada sistem kardiovaskuler dapat terjadi pada katup-katup jantung. Stenosis katup jantung terjadi akibat defek kongenital atau proses peradangan, misal setelah demam rematik. 6. Inkompetensi katup. Adalah kegagalan katup untuk menutup secara sempurna (regurgitasi katup). Setiap katup jantung dapat mengalami inkompetensi, yang memungkinkan darah mengalir dalam dua arah melintasi katup. 7. Pengeluaran enzim-enzim dan protein jantung. Sewaktu sel-sel otot jantung mati, misalnya setelah infark miokardium,maka sel-sel tersebut mengeluarkan kandungan intrasel mereka. Lepasnya enzim-enzim dan protein sel otot jantung ini dapat diukur di dalam darah. Hal ini memungkinkan kita dapat mendiagnosis secara akurat adanya kemapuan sel-sel otot jantung. Enim-enzim dan protein yang dilepaskan antara lain : Creatine Phosphokinae (CPK), laktic acid dehidrogenase (LDH), SGOT, CK-MB, Troponin I dan Troponin T. Gambar C. Keadaan Penyakit atau Kelainan Sistem Kardiovasculer. Berikut ini beberapa gangguan/penyakit sistem kardiovaskuler, beberapa diantaranya bahkan keadaan yang mengancam jiwa. 1. TEKANAN DARAH TINGGI, dan Irama Jantung Abnormal Definisi Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap : stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Penyebab Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi essensial atau hipertensi primer. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Pencegahan hipertensi. Meski beberapa faktor risiko terkena hipertensi tidak mungkin diubah ( misal : riwayat keluarga, pertambahan umur, ras), namun lifestyle dapat membantu mencegah hipertensi, a.l : a. b. c. d. e. f. Pertahankan berat badan normal, Kurangi konsumsi garam, Pelihara asupan Kalim (dari buah2an, sayuran) , Jauhi alkohol, Jangan merokok, Jaga fisik dg olah raga Irama jantung abnormal. Jantung normalnya berdetak 60 – 100 kali per menit. (sekitar 100 ribu / hari). Jantung yang berdetak tidak normal disebut arryhytmia atau dysrhythmia. Jantung yang berdetak lambat (di bawah 60 kali/ menit) disebut bradyarrhythmias sedang yang cepat (berdetak diatas 100 kali/ menit) disebut tachyarrhytmias. 2. PENYAKIT JANTUNG KORONER Adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah arteri jantung, dan bisa menyebabkan serangan jantung. Hal ini diakibatkan oleh pembuluh arteri yang tersumbat sehingga menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung. Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Penyebab Meski angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan faktor penting terjadinya PJK. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah: a. Diabetes b. Diet kaya lemak c. Hipertensi d. Merokok e. Obesitas f. Malas berolah raga. Pencegahan Resiko terjadinya penyakit arteri koroner bisa dikurangi dengan melakukan beberapa tindakan berikut: a. Berhenti merokok b. Menurunkan tekanan darah c. Mengurangi berat badan d. Melakukan olah raga. 3. SERANGAN JANTUNG Serangan Jantung (infark miokardial), (myocard infarct),(miokard infark) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen. Penyebab Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri coroner, menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Penyebab lain dari serangan jantung adalah: a. Suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri. Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. b. Kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya tidak diketahui. 4. NYERI JANTUNG (Angina) Definisi Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri. Angina bisa dikatakan tahap awal penyakit jantung koroner, bilamana tidak ditangani dengan sungguh-sunguh dapat meningkat ke derajat miokard infark, atau serangan jantung (telah dibahas di atas) Gejala Tidak semua penderita iskemia mengalami Angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina disebut silent ischemia. Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina. Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum). Nyeri juga bisa dirasakan di: - bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam - punggung - tenggorokan, rahang atau gigi - lengan kanan (kadang-kadang). Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri. Yang khas adalah bahwa angina: - dipicu oleh aktivitas fisik - berlangsung tidak lebih dari beberapa menit - akan menghilang jika penderita beristirahat. 5. GAGAL JANTUNG (Heart Failure) Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena tidak memompa sekuat yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke paru-paru dan bagian tubuh lainnya. a. Gagal jantung kiri. Terjadi bila curah jantung (cardiac out-put) ventrikel kiri kurang dari volume total darah yang diterima dari jantung sisi kanan melalui sirkulasi pulmoner, akibatnya terjadi bendungan/ penumpukan darah di sirkulasi pulmoner, sedangkan darah di sirkulasi sistemik berkurang. Gejala gagal jantung kiri : - Nafas pendek saat beraktifitas fisik, - Ortopnea, susah nafas pada posisi celentang - Nadi lemah dan cepat, - Kulit dingin dan lembab - Edema paru, - Dapat berlanjut ke gagal jantung kanan Penyebab : - Ventrikel kiri mengalami infark, - Hipertensi, - Stenosis katup aorta dan katup mitral jantung b. Gagal jantung kanan. Terjadi bila cardiac out-put ventrikel kanan kurang dari volume total yang diterima dari vena sirkulasi sistemik, darah yang di dorong ke paru berkurang, darah tertumpuk di atrium kanan dan pembuluh perifer, sebagai akibatnya sirkulasi sistemik terbendung. Gejala gagal jantung kanan : - Penderita bertambah berat badan, Edema perifer, Pembengkakan ginjal dan organ lainnya Penyebab : - Terutama adanya gagal jantung kiri, Ventrikel kanan mengalami infark, Hipertensi pulmonum, c. terjadi Terjadi sewaktu kontraktilitas jantung berkurang dan ventrikel tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk ke ruang serambi. Hal ini menyebabkan volume diastolik - akhir ventrikel secara progresif bertambah. Semakin bertambah isi ventrikel semakain sedikit darah yang bisa dipompa keluar 6. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN. Penyakit jantung bawaan (kongenital) merupakan abnormalitas dari struktur dan fungsi sirkulasi jantung pada masa kelahiran. Malformasi kongenital tsbberasal dari kegagalan perkembangan struktur jantung di masa awal perkembangan janin. Definisi Penyakit jantung bawaan (PJB) atau penyakit jantung kongenital merupakan abnormalitas dari struktur dan fungsi sirkulasi jantung pada semasa kelahiran. Malformasi kardiovaskuler kongenital tersebut berasal dari kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Klasifikasi Penyakit jantung bawaan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar berdasarkan pada ada atau tidak adanya sianosis, yang dapat ditentukan melalui pemeriksaan fisik. A. Penyakit Jantung Bawaan Asianotik Penyakit jantung bawaan asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa sejak lahir dan sesuai dengan namanya, pasian ini tidak ditandai dengan sianosis. Penyakit jantung bawaan ini merupakan bagian terbesar dari seluruh penyakit jantung bawaan. Bergantung pada ada tidaknya pirau (kelainan berupa lubang pada sekat pembatas antar jantung), kelompok ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. PJB asianotik dengan pirau Adanya celah pada septum mengakibatkan terjadinya aliran pirau (shunt) dari satu sisi ruang jantung ke ruang sisi lainnya. Karena tekanan darah di ruang jantung sisi kiri lebih tinggi disbanding sisi kanan, maka aliran pirau yang terjadi adalah dari kiri ke kanan. Akibatnya, aliran darah paru berlebihan. Aliran pirau ini juga bisa terjadi bila pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan pembuluh pulmonal tetap terbuka. Karena darah yang mengalir dari sirkulasi darah yang kaya oksigen ke sirkulasi darah yang miskin oksigen, maka penampilan pasien tidak biru (asianotik). Namun, beban yang berlebihan pada jantung dapat menyebabkan gagal jantung kiri maupun kanan. Yang termasuk PJB asianotik dengan aliran pirau dari kiri kanan ialah : a. Atrial Septal Defect (ASD) b. Ventricular Septal Defect (VSD). c. Patent Ductus Arteriousus (PDA) 2. PJB asianotik tanpa pirau Penyakit jantung bawaan jenis ini tidak ditemukan adanya defek yang menimbulkan hubungan abnormal antara ruang jantung. Kelainan dapat berupa penyempitan (stenosis) atau bahkan pembuntuan pada bagian tertentu jantung, yakni katup atau salah satu bagian pembuluh darah diluar jantung yang dapat menimbulkan gangguan aliran darah dan membebani otot jantung. Jenis PJB tanpa pirau antara lain : a. Stenosis pulmonal Istilah stenosis pulmonal digunakan secara umum untuk menunjukkan adanya obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau arteri. pulmonalis dan cabang-cabangnya. Pada stenosis yang berat akan terjadi limitasi curah jantung sehingga menyebabkan sesak napas, disritmia hingga gagal jantung. b. Stenosis aorta Pada kelainan ini dapat ditemui katup aorta hanya memilki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Dalam jangka waktu tertentu lubang atau pembukaan katup tersebut sering menjadi kaku dan menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium. c. Koarktasio aorta Koarktasio aorta merupakan kelainan jantung non sianotik yang paling banyak menyebabkan gagal jantung pada bayi-bayi di minggu pertama setelah kelahirannya. B. PJB Sianotik Penyakit jantung bawaan sianotik merupakan kelainan struktur dan fungsi jantung sehingga mengakibatkan seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali eredar ke sirkulasi sistemik dan menimbulkan gejala sianosis. Sianosis yang dimaksud yakni sianosis sentral yang merupakan warna kebiruan pada mukosa akibat konsentrasi hemoglobin tereduksi >5g/dl dalam sirkulasi. Berdasarkan dari gambaran foto dada PJB sianotik dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: 1. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang a. Tetralogi Fallot (TF) Tetralogi Fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang banyak ditemukan yakni berkisar 7-10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Tetralogi Fallot merupakan kelainan yang terdiri dari kombinasi 4 komponen yakni defek septum ventrikel, over-riding aorta, stenosis pulmonal, serta hipertensi ventrikel kanan. Pada pemeriksaan fisik, ujung-ujung jari tampak membentol dan berwarna biru (finger clubbing) dan pada auskultasi terdengar bunyi jantung ke-1 normal sedangkan bunyi jantung ke-2 tunggal disertai murmur ejeksi sitolik di bagian parasternal sela iga 2-3 kiri. Bayi-bayi dengan tetralogi berat memerlukan pengobatan medik dan intervensi bedah pada masa neonatus. Terapi ditujukan segera pada pemberian segera penambahan aliran darah pulmonal untuk mencegah sekuele hipoksia berat. Pemberian PGE dapat menyebabkan dilatasi duktus arteriousus dan memberi aliran darah pulmonal yang cukup sampai prosedur bedah dapat dilakukan. b. Atresia Pulmonal Atresia pulmonal merupakan kelainan jantung kongenital sianostik yang sangat jarang ditemukan. Atresia pulmonal disebabkan oleh gagalnya proses pertumbuhan katup pulmonal, sehingga tidak terdapat hubungan antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonal. Gejala dan tanda sianotik tampak pada hari-hari pertama kehidupan. Bunyi jantung ke-2 terdengar tunggal, dan tidak terdengar adanya murmur pada sela iga 2-3 parasternal kiri karena arteri pulmonal atretik. Pada foto rontgen ditemukan pembesaran jantung dengan vaskularisasi paru yang berkurang. Prostalglandin digunakan untuk mempertahankan duktus arteriosus tetap membuka sambil menunggu intervensi lebih lanjut. Septostomi atrial dengan balon harus dilakukan secepatnya apabila pirau antarinteratrial agak retriktif. Koreksi total yakni membuat ligasi koleteral baru dilakukan bila anak sudah berusiadi atas 1 tahun. 2. PJB sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah a. Transposisi Arteri Besar Transposisi arteri besar merupakan kelainan jantung yang paling banyak pada neonatus.Pada kelainan ini terjadi perubahan posisi aorta dan a. pulmonalis, yakni aorta keluar dari ventrikel kanan, sedangkan a. pulmonalis keluar dari ventrikel kiri. Dengan demikian maka kedua sirkulasi sistemik dan paru tersebut terpisah, dan kehidupan hanya dapat berlangsung apabila ada komunikasi antara dua sirkulasi ini. Manifestasi klinis bergantung pada adanya percampuran yang adekuat antara sirkulasi sistemik dan paru dan adanya stenosis pulmonal. Stenosis pulmonal terdapat pada 10% kasus. Pengobatan dilakukan untuk mempertahankan duktus arteriosus agar darah dapat tercampur sampai tindakan bedah dilakukan. Operasi paling baik dilakukan pada saat anak berusia 1-2 tahun. 8. STROKE Stroke terjadi akibat kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak. terjadi pendarahan diotak. Kemungkinan karena Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Apabila oksigen sudah tidak bisa mensuplai jaringan otak maka ini akan berakibat pada kematian. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: Pengertian Stroke iskemik dan Stroke hemorragik. a. Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah Stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1). Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan. 2). Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. 3). Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. b. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu: 1) Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak. 2) Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak). Faktor Penyebab Stroke. - Faktor resiko medis, antara lain : Hipertensi (tekanan darah tinggi), Kolesterol lebih, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain. Faktor resiko perilaku, antara lain : -Merokok (aktif & pasif), -Makanan tidak sehat (junk food, fast food), -Alkohol, -Kurang olahraga, -Mendengkur -Kontrasepsi Oral -Narkoba -Obesitas Derita Pasca Stroke Setelah stroke, sel-sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut : 1/3 –> bisa pulih kembali, 1/3 –> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang, 1/3 sisanya –> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke. Akibat Stroke lainnya: 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai. 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat. 70% menderita depresi. 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri. Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan, namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan. 9. DEMAM REMATIK dan PENYAKIT JANTUNG REMATIK. Demam Rematik adalah penyakit peradangan serius yang dapat secara permanen mempengaruhi struktur dan fungsi jantung, terutama katup-katup jantung. Demam rematik timbul 1 – 4 mggu setelah mengalami infeksi tenggorokan oleh Streptokokus beta-hemolitikus yang tidak diobati. Demam Rematik adalah suatu peradangan pada persendian (artritis) dan jantung (karditis). Penyebab Demam rematik terjadi akibat infeksi streptokokus beta-hemolitikus pada tenggorokan. Demam rematik bukan suatu infeksi, tetapi merupakan suatu reaksi peradangan terhadap infeksi, yang menyerang berbagai bagian tubuh (misalnya persendian, jantung, kulit). Gejala Gejalanya bervariasi, tergantung kepada bagian tubuh yang meradang. Biasanya gejala timbul beberapa minggu setelah nyeri tenggorokan akibat streptokokus menghilang. Gejala utamanya adalah: - nyeri persendian (artritis) - nyeri dada atau palpitasi (jantung berdebar) karena karditis - renjatan/kedutan diluar kesadaran (corea Sydenham) - ruam kulit (eritema marginatum) - benjolan kecil dibawah kulit (nodul). Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam rematik, pada stdium akut, katup-katup jantung membengkak dan kemerahan. Setelah fase akut mereda, akan terbentuk jaringan parut, keadaan ini menyebabkan deformasi katup-katup jantung, ISTILAH Penyakit jantung banyak sekali macamnya. Para penderitanya juga seringkali terkena lebih dari satu gangguan (komplikasi). Berikut ini beberapa istilah yang berhubungan penyakit jantung yang perlu diketahui 1. Aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak ateromatus (lemak, kolesterol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat pasokan darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Bila terjadi pada dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary artery disease) atau penyakit jantung iskemik. Atherosclerosis mengacu pada istilah proses pembentukan zat lemak, kolesterol, produk buangan seluler, kalsium, dan fibrin (zat penggumpal di dalam darah) pada dinding dalam pembuluh darah arteri. Zat-zat yang terbentuk tersebut dinamakan plaque. 2. Infark Miokard Akut Infark miokard adalah kematian otot jantung karena penyumbatan pada arteri koroner. Otototot jantung yang tidak tersuplai darah akan mengalami kerusakan atau kematian mendadak. 3. Kardiomiopati Kardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung sehingga menyebabkan dindingdinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan memompa darah. 4. Arrytmia Arritmia berarti irama jantung tidak normal, yang bisa disebabkan oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantung ringan maupun berat. 5. Gagal Jantung Kongestif. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena tidak memompa sekuat yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke paru-paru dan bagian tubuh lainnya. 6. Fibrilasi Atrial. Fibrilasi atrial adalah gangguan ritme listik jantung yang mengganggu atrial. Gangguan impuls listrik ini menyebabkan kontraksi otot jantung tidak beraturan dan memompa darah secara tidak efisien. Akibatnya, atrium jantung tidak sepenuhnya mengosongkan darah menuju ke bilik (ventrikel). 7. Inflamasi Jantung. Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis), selaput yang menyelimuti jantung (perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis). Inflamasi jantung dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi. Pericarditis Adalah penyakit radang yang mengitari lapisan jantung yang umumnya diakibatkan infeksi. Namun gangguan ini jarang terjadi. 8. Congenital Heart Disease. Biasanya gangguan ini terjadi pada anak kecil dan disebut juga kelainan pada jantung. Menurut penelitian, 8 – 10 anak dari 1.000 kelahiran bisa terserang gangguan ini. Gejala awal biasanya terdeteksi saat kelahiran atau pada masa kanak-kanak. 9. Kelainan Katup Jantung. Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung. Kelainan katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara lain karena pengecilan (stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping pengobatan. KOLESTEROL Kolesterol adalah senyawa yang berisi lemak di dalam darah, beredar dalam keadaan terikat dengan protein. Maka kolesterol ini bisa disebut juga lipoprotein. Lipoprotein dikelompokan dalam tiga: densitas (kepadatan) tinggi, densitas rendah, atau densitas sangat rendah, bergantung pada perbandingan jumlah protein dibandingkan dengan lemak. 1. LDL (Low density lipoprotein) cholesterol LDL juga dinamakan kolesterol “buruk” merupakan sumber utama pembentukan dan penyumbatan arteri. Makin banyak LDL dalam darah, makin besar risiko penyakit jantung. 2. VLDL (Triglycerides/very low density lipoprotein) cholesterol Trigliserida merupakan jenis lemak lain dalam darah yang terbawa oleh lipoprotein dengan densitas sangat rendah. VLDL sama dengan kolesterol LDL yang kebanyakan mengandung lemak tapi tidak banyak protein. Kadar trigliserida yang tinggi, bersamaan dengan kolesterol LDL yang tinggidapat meningkatkan risiko serangan jantung. 3. HDL (High density lipoproteins) cholesterol HDL juga disebut kolesterol baik, membantu tubuh mengeluarkan kolesterol buruk dalam darah. Semakin tinggi kadar kolesterol HDL, semakin baik. Bahan Tulisan : 1. Elizabeth J. Corwin, Buku Saku Patofisiologi, (Cetakan 1 : 2001); Penerbit EGC 2. Richard R. Roach, MD., Professional Guide to Pathophysiology, 3rd ed, Lippincott Williams & Wilkins 3. http://hendrosmk.wordpress.com/2011/08/07/penyakit-kardiovaskuler/ 4. serbikesehatan.blogspot.co.id/2015/05/normal-false-false-