perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode ceramah

advertisement
3.146 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE TALKING STICK DAN METODE
CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V
DIFFERENCES EFFECTIVENESS OF THE TALKING STICK AND LECTURE METHOD TO
THE RESULT OF SOCIAL STUDIES
Oleh: mufidatun ambar lestari, universitas negeri yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode
ceramah terhadap hasil belajar IPS kelas V SD Negeri Sompokan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif
dengan quasi experimental nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V SD Negeri Sompokan yaitu kelas VA 28 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB 26
siswa sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi. Instrumen
penelitian menggunakan tes dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
dan uji t. Hasil penelitian ini yaitu rata-rata hasil posttest kelompok eksperimen 71.41 lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol 55.00. Hasil uji t dengan SPSS Statistics 20 diperoleh t hitung= 3.403 > t
tabel = 2.01 dan signifikansi hitung = 0.001 < 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode ceramah terhadap hasil belajar IPS kelas V SD
Negeri Sompokan.
Kata kunci: metode talking stick, metode ceramah, hasil belajar IPS
Abstract
This research aims at determining differences effectiveness of the talking stick and lecture method
to the results of social studies of class V SD Negeri Sompokan. This research method was quantitative
with quasi-experimental nonequivalent control group design. The research population were all students
of class V SDN Sompokan, a class VA totalling 28 students as a control group and a class VB totalling 26
students as the experimental group. Data collection techniques used observation and tests. Data were
analyzed using descriptive analysis and t-test. The results of this research show that the average yield of
71.41 posttest experimental group is higher than the control group 55.00. The results of t-test with SPSS
Statistics 20 obtained t count = 3,403> t table = 2.01 and significance count = 0.001> 0.05. It can be
conclude that there are differences in the effectiveness of the talking stick and lecture method to the
results of social studies class V SD Negeri Sompokan.
Keywords: talking stick method, lecture method, the results of social studies
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sehingga
dapat
(Wina Sanjaya, 2011: 2) pendidikan merupakan
berguna
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
memperhatikan proses belajar selain berusaha
proses pembelajaran yang dapat mengembangkan
untuk mencapai hasil belajar. Hal tersebut karena
potensi peserta didik. Hal tersebut bertujuan agar
proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
peserta didik mempunyai kekuatan spiritual
belajar.
bagi
Proses
hidup
bangsa.
belajar
bermasyarakat
serta
Pendidikan
harus
yang
baik
akan
Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.147
Guru
menghasilkan hasil belajar yang baik. Oleh
karena itu, proses pembelajaran dan hasil belajar
dalam
harus berjalan seimbang.
Indonesia.
merupakan
meningkatkan
Hal
komponen
kualitas
tersebut
penting
pendidikan
karena
kualitas
Pendidikan harus berorientasi kepada
pendidikan yang baik dimulai dari kualitas
peserta didik. Hal tersebut karena peserta didik
pembelajaran yang baik. Wesley (Sapriya, 2009:
merupakan
dan
142) mengemukakan pendapat bahwa guru yang
memiliki potensi dalam diri. Pendidikan bertugas
terbaik dapat ditentukan dengan cara melihat
untuk
mengarahkan
penguasaan terhadap metode pembelajaran yang
potensinya untuk kegiatan yang bermanfaat.
dimiliki. Hal tersebut karena penerapan dan
Pengembangan
untuk
penguasaan metode pembelajaran penting dalam
membentuk sikap, kecerdasan, dan keterampilan
proses pencapaian tujuan. Metode yang baik
peserta didik. Hal tersebut sebagai bekal untuk
dapat diterapkan dengan melibatkan partisipasi
menjalani hidup dalam masyarakat dan menjadi
dari guru dan siswa. Oleh karena itu, metode
warga negara yang baik.
pembelajaran
pribadi
yang
mengembangkan
berkembang
dan
potensi
berguna
yang
diterapkan
harus
lebih
Berdasarkan Education For All Global
berpusat kepada siswa. Salah satu mata pelajaran
Monitoring Report 2012 (USAID-Prestasi, 2013)
yang memerlukan metode pembelajaran yang
yang
berpusat kepada siswa adalah Ilmu Pengetahuan
dikeluarkan
oleh
UNESCO
kualitas
pendidikan Indonesia berada pada peringkat 64
Sosial (IPS).
Indeks
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
Education
mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari
Development Index (EDI) pada tahun 2011,
oleh siswa dari tingkat pendidikan dasar sampai
Indonesia berada pada peringkat 69 dari 127
tingkat pendidikan tinggi. Ilmu Pengetahuan
negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas
Sosial (IPS) pada tingkat pendidikan dasar
pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
dipelajari oleh siswa kelas satu sampai kelas
dari
120
Perkembangan
negara.
Berdasarkan
Pendidikan
Rendahnya
kualitas
atau
pendidikan
di
enam Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial di
Indonesia antara lain disebabkan oleh kurangnya
Sekolah Dasar (Sapriya, 2009: 20) adalah mata
sarana prasarana, kurangnya fasilitas pendidikan
pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi
di daerah-daerah tertentu, kurangnya kualitas
dari konsep disiplin ilmu humaniora, sosial, sains,
guru, dan lain-lain. Sarana prasarana di beberapa
serta berbagai isu dan masalah sosial dalam
daerah kurang memadai seperti akses jalan atau
masyarakat.
jembatan menuju ke sekolah. Siswa di daerah
Nur Hadi (Ahmad Susanto, 2014: 146)
terpencil ada yang harus berjalan kaki belasan
mengemukakan pendapat bahwa terdapat empat
kilometer untuk sampai ke sekolah. Bangunan
tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu knowledge,
sekolah di Indonesia juga perlu perbaikan di
skill, attitude, dan value. Tujuan utama dari IPS
beberapa daerah. Hal tersebut agar siswa dapat
yaitu knowledge (pengetahuan). Materi-materi
belajar dengan baik.
yang ada di dalam IPS membantu siswa untuk
mengenali
diri
sendiri
dan
lingkungannya.
3.148 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
Penguasaan terhadap pengetahuan menjadi dasar
penyampaian materi pelajaran secara lisan kepada
untuk menguasai tujuan-tujuan yang lainnya. Skill
sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan
yang
terhadap
metode yang sering digunakan oleh guru. Hal
kemampuan berpikir. Attitude adalah sikap atau
tersebut disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tingkah laku yang terdiri dari tingkah laku
dan faktor kebiasaan.
dimaksud
yaitu
penguasaan
berpikir dan tingkah laku sosial. Value adalah
Berdasarkan wawancara dengan guru
nilai-nilai yang ada di masyarakat. Tujuan-tujuan
mata
tersebut
proses
Sompokan, beliau sudah melakukan beberapa
pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dan
variasi mengajar seperti diskusi kelompok.
ketercapaian tujuan dapat diketahui berdasarkan
Namun,
hasil belajar siswa.
dilakukan. Guru juga terkadang mengajak siswa
dapat
dicapai
melalui
pelajaran
variasi
IPS
kelas
mengajar
V
SD
tersebut
Negeri
jarang
Hasil belajar adalah cara yang digunakan
melihat video dan bercerita setelah materi
untuk mengetahui ketercapaian tujuan tertentu
pelajaran selesai disampaikan. Hal tersebut
setelah dilakukan proses pembelajaran. Hasil
karena
belajar terdiri dari tiga aspek yaitu kognitif
penyampaian materi ajar kepada siswa terlebih
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
dahulu. Siswa kelas V SD Negeri Sompokan
(keterampilan). Hasil belajar dapat digunakan
kurang dapat memahami materi IPS dengan baik
untuk mengukur ketiga aspek tersebut sekaligus
terutama tentang sejarah. Hal tersebut karena
atau
materi yang disampaikan banyak dan sulit
beberapa
aspek
saja.
Hal
tersebut
guru
mementingkan
terselesaikannya
dihafal. Selain itu, siswa tidak mempelajari
disesuaikan dengan pencapaian tujuan.
yang
kembali materi yang telah disampaikan guru di
dilakukan pada tanggal 23 Januari 2016 di SD
rumah. Siswa juga kurang aktif dalam proses
Negeri Sompokan. Metode yang digunakan oleh
pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang
guru selama proses pembelajaran IPS kelas V
aktif.
Berdasarkan
hasil
observasi
adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan
Berdasarkan hasil observasi, hasil Ujian
berupa latihan soal. Namun, metode ceramah
Tengah Semester (UTS) tahun ajaran 2015/ 2016
mendominasi dalam pembelajaran. Ketika guru
pada mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri
menyampaikan
yang
Sompokan mendapatkan nilai rata-rata 59,25.
mengantuk, bermain dengan temannya, dan hanya
Rata-rata hasil UTS mata pelajaran IPS kelas VB
beberapa siswa yang memperhatikan guru dengan
SD Negeri Sompokan adalah 58,42. Kriteria
baik. Guru memberikan pertanyaan tentang
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
materi yang disampaikan. Namun, guru tidak
pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri
menindaklanjuti
beberapa
Sompokan adalah 70. Siswa dikatakan tuntas
pertanyaan secara jelas. Setelah itu, guru meminta
apabila mendapat nilai sama dengan atau lebih
siswa untuk mengerjakan soal latihan pada buku
dari 70. Jumlah siswa kelas V SD Negeri
paket. Wina Sanjaya (2011: 147) mengemukakan
Sompokan adalah 54 orang. Siswa kelas V SD
pendapat
Negeri Sompokan yang tuntas (mencapai KKM)
bahwa
materi,
jawaban
metode
ada
siswa
dari
ceramah
adalah
Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.149
berdasarkan hasil UTS tahun ajaran 2015/ 2016
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan
pada mata pelajaran IPS adalah 11 orang.
menggunakan metode talking stick dan kelompok
Berdasarkan permasalahan di atas perlu
kontrol yang menggunakan metode ceramah.
adanya variasi dalam pembelajaran IPS kelas V di
SD Negeri Sompokan. Salah satunya dapat
dilakukan
dengan
menerapkan
Tempat dan Waktu Penelitian
metode
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
pembelajaran selain metode ceramah agar lebih
Sompokan. SD Negeri Sompokan terletak di
bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang
Dusun
dapat digunakan sebagai variasi pada mata
Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Propinsi
pelajaran IPS adalah metode talking stick. Metode
Daerah
pembelajaran
pernah
digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VA
digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS
dan VB. Penelitian ini dilaksanakan selama
kelas V di SD Negeri Sompokan.
kurang lebih tujuh bulan yaitu tanggal 11 Januari
talking
Agus
stick
belum
(2009:
Istimewa
Desa
Margomulyo,
Yogyakarta.
Kelas
yang
109)
2016 sampai 3 Agustus 2016. Pengambilan data
mengemukakan pendapat bahwa talking stick
penelitian dilakukan pada tanggal 2 April sampai
adalah metode yang mendorong keberanian siswa
30 April 2016.
untuk
Suprijono
Sompokan,
mengemukakan
pembelajaran
tersebut
pendapat.
Metode
menggunakan
iringan
Populasi dan Sampel
musik sehingga pembelajaran menjadi menarik.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Metode talking stick merupakan salah satu
seluruh siswa kelas V SD Negeri Sompokan.
metode pendukung pengembangan pembelajaran
Kelas VA terdiri dari 28 siswa dan kelas VB
kooperatif. Oleh karena itu, metode talking stick
terdiri dari 26 siswa. Penelitian ini menggunakan
memiliki tujuan yang sama dengan pembelajaran
sampling jenuh karena semua anggota populasi
kooperatif.
(Wina
digunakan menjadi sampel. Oleh karena itu,
Sanjaya, 2012: 194) merupakan pembelajaran
penelitian ini termasuk penelitian populasi.
secara
Berdasarkan hasil pretest, kelas VA ditetapkan
Pembelajaran
berkelompok
kooperatif
atau
tim
kecil
yang
beranggotakan empat sampai enam orang yang
sebagai
memiliki latar belakang berbeda. Pembelajaran
ditetapkan sebagai kelompok eksperimen.
kooperatif
menekankan
pada
hasil
kelompok
kontrol
dan
kelas
VB
belajar
Prosedur
akademik dan sikap sosial.
Desain
penelitian
eksperimen
dalam
METODE PENELITIAN
penelitian ini adalah quasi experimental design.
Jenis Penelitian
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan
Penelitian
ini
menggunakan
metode
adalah nonequivalent control group design.
penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif
Perlakuan
yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
eksperimen dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan
yang
diberikan
pada
kelompok
3.150 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5Perbedaan
2016
Efektivitas Metode (Mufidatun Ambar Lestari) 5
talking stick. Kelas kontrol pada penelitian ini
dalam penelitian ini yaitu melakukan penyajian
menggunakan metode ceramah.
data melalui tabel, grafik histogram, perhitungan
modus, median, mean, nilai terendah, nilai
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
tertinggi,
Teknik pengumpulan data pada penelitian
dan
menggunakan
persentase.
teknik
Penelitian
analisis
uji-t.
ini
Uji-t
ini menggunakan tes dan observasi. Tes hasil
digunakan untuk mengetahui perbandingan rata-
belajar
rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
IPS
digunakan
untuk
mengetahui
efektivitas metode talking stick dan metode
Analisis uji-t menggunakan SPSS Statistics 20.
ceramah terhadap hasil belajar IPS pada siswa
kelas V SD Negeri Sompokan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Observasi pada penelitian ini digunakan
untuk
mengamati
keterlaksanaan
Penelitian ini terdiri dari pretest, tiga kali
penerapan
proses pembelajaran, dan posttest. Hasil pretest
metode talking stick dan metode ceramah.
digunakan untuk mengukur kemampuan awal
Pengamatan dilakukan dengan mengamati sikap
siswa dan menentukan kelompok eksperimen
guru dan siswa ketika pelaksanaan metode talking
serta kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pretest,
stick dan metode ceramah sesuai pedoman
kelas VA (kelompok kontrol) mendapatkan nilai
observasi.
rata-rata
Pedoman
observasi
berisi
daftar
40.71
dan
kelas
VB
(kelompok
kegiatan tentang langkah-langkah pelaksanaan
eksperimen) mendapatkan nilai rata-rata 40.38.
metode pembelajaran talking stick dan metode
Hasil pretest tersebut baik karena nilai rata-rata
pembelajaran ceramah.
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Instrumen penelitian yang digunakan
tidak jauh berbeda.
adalah tes hasil belajar IPS dan lembar observasi.
Setelah
pretest,
proses
pembelajaran
Tes tersebut berbentuk pilihan ganda dengan
dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan
empat pilihan jawaban. Tes tersebut terdiri dari
kelompok
empat puluh butir soal yang terdiri dari soal
menggunakan metode talking stick dan kelompok
pengetahuan
dan
kontrol menggunakan metode ceramah. Setiap
yang
pertemuan dalam proses pembelajaran ditutup
penerapan
(C1),
(C3).
pemahaman
Lembar
(C2),
observasi
digunakan pada penelitian ini menggunakan skala
dengan
Guttman yang berbentuk checklist. Lembar
individu.
observasi tersebut ditujukan untuk mengamati
kontrol.
Kelompok
mengerjakan
Rata-rata
soal
hasil
eksperimen
evaluasi
evaluasi
secara
pertemuan
aspek-aspek yang dilakukan oleh guru serta siswa
pertama, kelompok eksperimen memperoleh
selama berlangsungnya metode talking stick dan
70.00 sedangkan kelompok kontrol memperoleh
metode ceramah dalam mata pelajaran IPS.
67.50. Rata-rata hasil evaluasi pertemuan kedua,
kelompok
Teknik Analisis Data
Penelitian
ini
eksperimen
memperoleh
75.00
sedangkan kelompok kontrol memperoleh 57.50.
menggunakan
teknik
analisis deskriptif dan uji-t. Analisis deskriptif
Rata-rata
hasil
evaluasi
pertemuan
ketiga,
Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.151
kelompok
eksperimen
memperoleh
66.54
sedangkan kelompok kontrol memperoleh 42.86.
Berdasarkan
rata-rata
hasil
evaluasi
oleh guru. Ketika guru memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya tidak ada siswa yang
bertanya.
pertemuan pertama sampai ketiga, kelompok
Sikap siswa di atas merupakan beberapa
eksperimen memperoleh rata-rata lebih tinggi
kekurangan metode ceramah. Sikap di atas sesuai
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal
dengan pendapat Wina Sanjaya (2011: 148-149)
tersebut
yang
bahwa metode ceramah sering dianggap sebagai
diberikan kepada kedua kelompok. Hasil tersebut
metode yang membosankan jika guru kurang
menunjukkan
mempunyai kemampuan berbicara. Oleh karena
karena
perbedaan
bahwa
perlakuan
terdapat
perbedaan
efektivitas metode talking stick dan metode
itu,
ceramah terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V
pembelajaran sehingga pikiran siswa berada di
SD Negeri Sompokan.
tempat lain atau siswa akan mengantuk. Selain
Hasil
evaluasi
kelompok
eksperimen
siswa
tidak
akan
mengikuti
jalannya
itu, guru akan sulit mengetahui apakah seluruh
mengalami kenaikan pada pertemuan kedua dan
siswa
penurunan pada pertemuan ketiga. Berdasarkan
dijelaskan. Apabila siswa diberi kesempatan
hasil observasi, siswa kurang optimal dalam
untuk bertanya tetapi tidak ada yang bertanya, hal
memperhatikan penjelasan guru dan mempelajari
tersebut bukan jaminan siswa memahami materi
kembali
yang dijelaskan guru.
materi
secara
berkelompok
pada
sudah
paham
dengan
materi
yang
pertemuan ketiga. Kedua aspek tersebut yang
Keterlaksanaan metode talking stick dan
mempengaruhi penurunan hasil evaluasi pada
metode ceramah dapat dilihat dari hasil observasi.
pertemuan ketiga. Kedua aspek tersebut memiliki
Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan,
skor yang lebih rendah dibandingkan dengan skor
keterlaksanaan metode talking stick pada siswa
aspek-aspek yang lain.
mencapai 86% sedangkan metode ceramah
Hasil
evaluasi
kelompok
kontrol
mencapai 76%.
mengalami penurunan dalam setiap pertemuan.
Kelompok kontrol mengalami penurunan dalam
setiap pertemuan karena guru kurang memiliki
kemampuan
menggunakan metode
ceramah.
Ketika guru menjelaskan materi, sebagian siswa
tidak memperhatikan terutama laki-laki. Siswa
laki-laki
berbicara
dengan
teman
sehingga
suasana kelas menjadi ramai. Siswa perempuan
duduk tenang dan memperhatikan penjelasan
guru, tetapi ada sebagian yang mengantuk dan
terlihat tidak fokus. Kegiatan tersebut juga
berulang ketika guru meminta siswa untuk
mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan
Gambar 1. Grafik Histogram Hasil Observasi
pada Siswa
Keterlaksanaan metode talking stick pada
setiap
pertemuan
persentasenya
mengalami
peningkatan. Keterlaksanaan metode ceramah
persentasenya
mengalami
kenaikan
pada
pertemuan kedua dan mengalami penurunan pada
pertemuan ketiga. Penurunan pada pertemuan
3.152 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5Perbedaan
2016
Efektivitas Metode (Mufidatun Ambar Lestari) 7
ketiga
karena
tidak
dilakukan
pembahasan
efektivitas antara kelompok yang diajar dengan
terhadap tugas atau latihan karena keterbatasan
menggunakan metode talking stick dan kelompok
waktu. Selain itu, ketika guru meminta untuk
yang diajar dengan metode ceramah.
mempelajari materi kembali sebagian besar siswa
terutama laki-laki tidak melakukan hal tersebut.
Posttest
(2014:
224)
mengemukakan pendapat bahwa metode talking
stick merupakan metode secara berkelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setelah tiga
dengan menggunakan tongkat. Kelompok yang
kali proses pembelajaran selesai. Rata-rata nilai
memegang
hasil posttest kelompok eksperimen yaitu 71.41.
menjawab pertanyaan dari guru setelah seluruh
Rata-rata nilai hasil posttest kelompok kontrol
siswa mempelajari materi pokok. Kegiatan
adalah
kelompok
tersebut dilakukan secara berulang-ulang sampai
eksperimen yang menggunakan metode talking
semua kelompok mendapat giliran menjawab
stick lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol
pertanyaan.
Hasil
pada
Huda
kelompok
55.00.
dilakukan
Miftahul
posttest
tongkat
terlebih
dahulu
harus
yang menggunakan metode ceramah. Selain itu,
Penelitian ini menggunakan iringan musik
rata-rata hasil posttest kelompok eksperimen > 70
lagu anak-anak ketika tongkat digulirkan. Siswa
sedangkan kelompok kontrol <70. Berdasarkan
yang memegang tongkat ketika iringan musik
hal tersebut, metode talking stick lebih efektif
berhenti, harus menjawab pertanyaan dari guru.
dibandingkan dengan metode ceramah.
Apabila
tidak
dapat
menjawab,
teman
sekelompok dapat membantu. Hal tersebut sama
seperti pendapat Rita Eka Izzaty (2008: 121)
bahwa siswa pada masa kanak-kanak akhir (usia
Sekolah Dasar) menyukai kegiatan bermain
terutama permainan secara berkelompok.
Iringan musik yang digunakan berupa
lagu anak-anak berjudul Guruku Tersayang,
Gambar 2. Grafik Perbandingan Hasil Penelitian
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (ttest) dengan SPSS Statistics 20. Hasil uji t dengan
SPSS Statistics 20 diperoleh t hitung sebesar
3.403. T tabel dengan df 52 pada taraf
signifikansi 5% adalah 2.01. Hal tersebut
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t
tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil uji t
diperoleh signifikansi hitung sebesar 0.001, nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
Persahabatan, dan Anak Gembala. Iringan musik
tersebut digunakan agar suasana pembelajaran
lebih menarik. Lagu anak-anak dipilih karena
sesuai dengan usia siswa. Hal tersebut sependapat
dengan Agus Suprijono (2009: 109) bahwa
metode talking stick lebih baik jika menggunakan
iringan musik.
Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat
Agus Suprijono (2009: 109) bahwa metode
talking stick adalah salah satu metode pendukung
pengembangan
Berdasarkan
pembelajaran
pendapat
tersebut
kooperatif.
berarti
Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.153
pembelajaran talking stick memiliki tujuan yang
Saran
Berdasarkan
sama dengan pembelajaran kooperatif. Menurut
hasil
penelitian
dan
Ibrahim, dkk. (Isjoni, 2013: 39) salah satu tujuan
pembahasan, maka peneliti memberikan saran
pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan
yaitu
hasil belajar akademik.
pembelajaran talking stick dalam mata pelajaran
IPS
guru
kelas
dapat
V
menggunakan
pada
materi
metode
perjuangan
SIMPULAN DAN SARAN
mempertahankan kemerdekaan.
Simpulan
sebagai salah satu alternatif variasi metode
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembelajaran.
Selain
itu,
Hal
siswa
tersebut
sebaiknya
pembahasan, ada perbedaan pada hasil belajar
memperkuat kerjasama dalam kelompok sehingga
IPS siswa kelas V SD Negeri Sompokan antara
dapat
kelompok yang menggunakan metode talking
mempergunakan waktu yang diberikan guru
stick dan metode ceramah. Hal tersebut dapat
untuk mempelajari kembali materi dengan baik
dibuktikan melalui hasil posttest. Rata-rata nilai
agar siswa dapat menguasai materi.
saling membantu.
Selain
itu,
siswa
hasil posttest kelompok eksperimen yaitu 71.41.
Rata-rata nilai hasil posttest kelompok kontrol
DAFTAR PUSTAKA
adalah 55.00. Hal tersebut berarti nilai rata-rata
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning
Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
hasil posttest kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain
itu, rata-rata nilai hasil posttest kelompok
eksperimen >70 sehingga telah mencapai KKM
mata
Ahmad Susanto. (2014). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Negeri
Miftahul Huda. (2014). Model-Model Pengajaran
dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hasil uji t dengan SPSS Statistics 20
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
pelajaran
IPS
kelas
V
SD
Sompokan.
diperoleh t hitung sebesar 3.403. T tabel dengan
df 52 pada taraf signifikansi 5% adalah 2.01. Hal
tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar
dari t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Hasil uji t diperoleh signifikansi hitung sebesar
0.001, nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 sehingga
Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
efektivitas metode talking stick dan metode
ceramah terhadap hasil belajar IPS pada siswa
kelas V SD Negeri Sompokan.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
USAID-Prestasi. (2013). Kilas Balik Dunia
Pendidikan di Indonesia. Diakses dari
www.prestasi-iief.org pada tanggal 19 Juli
2016 pukul 12.17 WIB.
Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
____________. (2012). Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Download