3.146 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE TALKING STICK DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V DIFFERENCES EFFECTIVENESS OF THE TALKING STICK AND LECTURE METHOD TO THE RESULT OF SOCIAL STUDIES Oleh: mufidatun ambar lestari, universitas negeri yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode ceramah terhadap hasil belajar IPS kelas V SD Negeri Sompokan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan quasi experimental nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Sompokan yaitu kelas VA 28 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB 26 siswa sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan tes dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji t. Hasil penelitian ini yaitu rata-rata hasil posttest kelompok eksperimen 71.41 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol 55.00. Hasil uji t dengan SPSS Statistics 20 diperoleh t hitung= 3.403 > t tabel = 2.01 dan signifikansi hitung = 0.001 < 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode ceramah terhadap hasil belajar IPS kelas V SD Negeri Sompokan. Kata kunci: metode talking stick, metode ceramah, hasil belajar IPS Abstract This research aims at determining differences effectiveness of the talking stick and lecture method to the results of social studies of class V SD Negeri Sompokan. This research method was quantitative with quasi-experimental nonequivalent control group design. The research population were all students of class V SDN Sompokan, a class VA totalling 28 students as a control group and a class VB totalling 26 students as the experimental group. Data collection techniques used observation and tests. Data were analyzed using descriptive analysis and t-test. The results of this research show that the average yield of 71.41 posttest experimental group is higher than the control group 55.00. The results of t-test with SPSS Statistics 20 obtained t count = 3,403> t table = 2.01 and significance count = 0.001> 0.05. It can be conclude that there are differences in the effectiveness of the talking stick and lecture method to the results of social studies class V SD Negeri Sompokan. Keywords: talking stick method, lecture method, the results of social studies PENDAHULUAN Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sehingga dapat (Wina Sanjaya, 2011: 2) pendidikan merupakan berguna usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan memperhatikan proses belajar selain berusaha proses pembelajaran yang dapat mengembangkan untuk mencapai hasil belajar. Hal tersebut karena potensi peserta didik. Hal tersebut bertujuan agar proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil peserta didik mempunyai kekuatan spiritual belajar. bagi Proses hidup bangsa. belajar bermasyarakat serta Pendidikan harus yang baik akan Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.147 Guru menghasilkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan hasil belajar dalam harus berjalan seimbang. Indonesia. merupakan meningkatkan Hal komponen kualitas tersebut penting pendidikan karena kualitas Pendidikan harus berorientasi kepada pendidikan yang baik dimulai dari kualitas peserta didik. Hal tersebut karena peserta didik pembelajaran yang baik. Wesley (Sapriya, 2009: merupakan dan 142) mengemukakan pendapat bahwa guru yang memiliki potensi dalam diri. Pendidikan bertugas terbaik dapat ditentukan dengan cara melihat untuk mengarahkan penguasaan terhadap metode pembelajaran yang potensinya untuk kegiatan yang bermanfaat. dimiliki. Hal tersebut karena penerapan dan Pengembangan untuk penguasaan metode pembelajaran penting dalam membentuk sikap, kecerdasan, dan keterampilan proses pencapaian tujuan. Metode yang baik peserta didik. Hal tersebut sebagai bekal untuk dapat diterapkan dengan melibatkan partisipasi menjalani hidup dalam masyarakat dan menjadi dari guru dan siswa. Oleh karena itu, metode warga negara yang baik. pembelajaran pribadi yang mengembangkan berkembang dan potensi berguna yang diterapkan harus lebih Berdasarkan Education For All Global berpusat kepada siswa. Salah satu mata pelajaran Monitoring Report 2012 (USAID-Prestasi, 2013) yang memerlukan metode pembelajaran yang yang berpusat kepada siswa adalah Ilmu Pengetahuan dikeluarkan oleh UNESCO kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat 64 Sosial (IPS). Indeks Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Education mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari Development Index (EDI) pada tahun 2011, oleh siswa dari tingkat pendidikan dasar sampai Indonesia berada pada peringkat 69 dari 127 tingkat pendidikan tinggi. Ilmu Pengetahuan negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas Sosial (IPS) pada tingkat pendidikan dasar pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. dipelajari oleh siswa kelas satu sampai kelas dari 120 Perkembangan negara. Berdasarkan Pendidikan Rendahnya kualitas atau pendidikan di enam Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia antara lain disebabkan oleh kurangnya Sekolah Dasar (Sapriya, 2009: 20) adalah mata sarana prasarana, kurangnya fasilitas pendidikan pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi di daerah-daerah tertentu, kurangnya kualitas dari konsep disiplin ilmu humaniora, sosial, sains, guru, dan lain-lain. Sarana prasarana di beberapa serta berbagai isu dan masalah sosial dalam daerah kurang memadai seperti akses jalan atau masyarakat. jembatan menuju ke sekolah. Siswa di daerah Nur Hadi (Ahmad Susanto, 2014: 146) terpencil ada yang harus berjalan kaki belasan mengemukakan pendapat bahwa terdapat empat kilometer untuk sampai ke sekolah. Bangunan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu knowledge, sekolah di Indonesia juga perlu perbaikan di skill, attitude, dan value. Tujuan utama dari IPS beberapa daerah. Hal tersebut agar siswa dapat yaitu knowledge (pengetahuan). Materi-materi belajar dengan baik. yang ada di dalam IPS membantu siswa untuk mengenali diri sendiri dan lingkungannya. 3.148 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016 Penguasaan terhadap pengetahuan menjadi dasar penyampaian materi pelajaran secara lisan kepada untuk menguasai tujuan-tujuan yang lainnya. Skill sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan yang terhadap metode yang sering digunakan oleh guru. Hal kemampuan berpikir. Attitude adalah sikap atau tersebut disebabkan oleh beberapa pertimbangan tingkah laku yang terdiri dari tingkah laku dan faktor kebiasaan. dimaksud yaitu penguasaan berpikir dan tingkah laku sosial. Value adalah Berdasarkan wawancara dengan guru nilai-nilai yang ada di masyarakat. Tujuan-tujuan mata tersebut proses Sompokan, beliau sudah melakukan beberapa pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dan variasi mengajar seperti diskusi kelompok. ketercapaian tujuan dapat diketahui berdasarkan Namun, hasil belajar siswa. dilakukan. Guru juga terkadang mengajak siswa dapat dicapai melalui pelajaran variasi IPS kelas mengajar V SD tersebut Negeri jarang Hasil belajar adalah cara yang digunakan melihat video dan bercerita setelah materi untuk mengetahui ketercapaian tujuan tertentu pelajaran selesai disampaikan. Hal tersebut setelah dilakukan proses pembelajaran. Hasil karena belajar terdiri dari tiga aspek yaitu kognitif penyampaian materi ajar kepada siswa terlebih (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik dahulu. Siswa kelas V SD Negeri Sompokan (keterampilan). Hasil belajar dapat digunakan kurang dapat memahami materi IPS dengan baik untuk mengukur ketiga aspek tersebut sekaligus terutama tentang sejarah. Hal tersebut karena atau materi yang disampaikan banyak dan sulit beberapa aspek saja. Hal tersebut guru mementingkan terselesaikannya dihafal. Selain itu, siswa tidak mempelajari disesuaikan dengan pencapaian tujuan. yang kembali materi yang telah disampaikan guru di dilakukan pada tanggal 23 Januari 2016 di SD rumah. Siswa juga kurang aktif dalam proses Negeri Sompokan. Metode yang digunakan oleh pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang guru selama proses pembelajaran IPS kelas V aktif. Berdasarkan hasil observasi adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan Berdasarkan hasil observasi, hasil Ujian berupa latihan soal. Namun, metode ceramah Tengah Semester (UTS) tahun ajaran 2015/ 2016 mendominasi dalam pembelajaran. Ketika guru pada mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri menyampaikan yang Sompokan mendapatkan nilai rata-rata 59,25. mengantuk, bermain dengan temannya, dan hanya Rata-rata hasil UTS mata pelajaran IPS kelas VB beberapa siswa yang memperhatikan guru dengan SD Negeri Sompokan adalah 58,42. Kriteria baik. Guru memberikan pertanyaan tentang Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan materi yang disampaikan. Namun, guru tidak pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri menindaklanjuti beberapa Sompokan adalah 70. Siswa dikatakan tuntas pertanyaan secara jelas. Setelah itu, guru meminta apabila mendapat nilai sama dengan atau lebih siswa untuk mengerjakan soal latihan pada buku dari 70. Jumlah siswa kelas V SD Negeri paket. Wina Sanjaya (2011: 147) mengemukakan Sompokan adalah 54 orang. Siswa kelas V SD pendapat Negeri Sompokan yang tuntas (mencapai KKM) bahwa materi, jawaban metode ada siswa dari ceramah adalah Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.149 berdasarkan hasil UTS tahun ajaran 2015/ 2016 kelompok eksperimen yang diberi perlakuan pada mata pelajaran IPS adalah 11 orang. menggunakan metode talking stick dan kelompok Berdasarkan permasalahan di atas perlu kontrol yang menggunakan metode ceramah. adanya variasi dalam pembelajaran IPS kelas V di SD Negeri Sompokan. Salah satunya dapat dilakukan dengan menerapkan Tempat dan Waktu Penelitian metode Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri pembelajaran selain metode ceramah agar lebih Sompokan. SD Negeri Sompokan terletak di bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang Dusun dapat digunakan sebagai variasi pada mata Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Propinsi pelajaran IPS adalah metode talking stick. Metode Daerah pembelajaran pernah digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VA digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS dan VB. Penelitian ini dilaksanakan selama kelas V di SD Negeri Sompokan. kurang lebih tujuh bulan yaitu tanggal 11 Januari talking Agus stick belum (2009: Istimewa Desa Margomulyo, Yogyakarta. Kelas yang 109) 2016 sampai 3 Agustus 2016. Pengambilan data mengemukakan pendapat bahwa talking stick penelitian dilakukan pada tanggal 2 April sampai adalah metode yang mendorong keberanian siswa 30 April 2016. untuk Suprijono Sompokan, mengemukakan pembelajaran tersebut pendapat. Metode menggunakan iringan Populasi dan Sampel musik sehingga pembelajaran menjadi menarik. Populasi dalam penelitian ini adalah Metode talking stick merupakan salah satu seluruh siswa kelas V SD Negeri Sompokan. metode pendukung pengembangan pembelajaran Kelas VA terdiri dari 28 siswa dan kelas VB kooperatif. Oleh karena itu, metode talking stick terdiri dari 26 siswa. Penelitian ini menggunakan memiliki tujuan yang sama dengan pembelajaran sampling jenuh karena semua anggota populasi kooperatif. (Wina digunakan menjadi sampel. Oleh karena itu, Sanjaya, 2012: 194) merupakan pembelajaran penelitian ini termasuk penelitian populasi. secara Berdasarkan hasil pretest, kelas VA ditetapkan Pembelajaran berkelompok kooperatif atau tim kecil yang beranggotakan empat sampai enam orang yang sebagai memiliki latar belakang berbeda. Pembelajaran ditetapkan sebagai kelompok eksperimen. kooperatif menekankan pada hasil kelompok kontrol dan kelas VB belajar Prosedur akademik dan sikap sosial. Desain penelitian eksperimen dalam METODE PENELITIAN penelitian ini adalah quasi experimental design. Jenis Penelitian Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode adalah nonequivalent control group design. penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif Perlakuan yang digunakan adalah penelitian eksperimen. eksperimen dalam penelitian ini adalah metode Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan yang diberikan pada kelompok 3.150 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5Perbedaan 2016 Efektivitas Metode (Mufidatun Ambar Lestari) 5 talking stick. Kelas kontrol pada penelitian ini dalam penelitian ini yaitu melakukan penyajian menggunakan metode ceramah. data melalui tabel, grafik histogram, perhitungan modus, median, mean, nilai terendah, nilai Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen tertinggi, Teknik pengumpulan data pada penelitian dan menggunakan persentase. teknik Penelitian analisis uji-t. ini Uji-t ini menggunakan tes dan observasi. Tes hasil digunakan untuk mengetahui perbandingan rata- belajar rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. IPS digunakan untuk mengetahui efektivitas metode talking stick dan metode Analisis uji-t menggunakan SPSS Statistics 20. ceramah terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Sompokan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengamati keterlaksanaan Penelitian ini terdiri dari pretest, tiga kali penerapan proses pembelajaran, dan posttest. Hasil pretest metode talking stick dan metode ceramah. digunakan untuk mengukur kemampuan awal Pengamatan dilakukan dengan mengamati sikap siswa dan menentukan kelompok eksperimen guru dan siswa ketika pelaksanaan metode talking serta kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pretest, stick dan metode ceramah sesuai pedoman kelas VA (kelompok kontrol) mendapatkan nilai observasi. rata-rata Pedoman observasi berisi daftar 40.71 dan kelas VB (kelompok kegiatan tentang langkah-langkah pelaksanaan eksperimen) mendapatkan nilai rata-rata 40.38. metode pembelajaran talking stick dan metode Hasil pretest tersebut baik karena nilai rata-rata pembelajaran ceramah. kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Instrumen penelitian yang digunakan tidak jauh berbeda. adalah tes hasil belajar IPS dan lembar observasi. Setelah pretest, proses pembelajaran Tes tersebut berbentuk pilihan ganda dengan dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan empat pilihan jawaban. Tes tersebut terdiri dari kelompok empat puluh butir soal yang terdiri dari soal menggunakan metode talking stick dan kelompok pengetahuan dan kontrol menggunakan metode ceramah. Setiap yang pertemuan dalam proses pembelajaran ditutup penerapan (C1), (C3). pemahaman Lembar (C2), observasi digunakan pada penelitian ini menggunakan skala dengan Guttman yang berbentuk checklist. Lembar individu. observasi tersebut ditujukan untuk mengamati kontrol. Kelompok mengerjakan Rata-rata soal hasil eksperimen evaluasi evaluasi secara pertemuan aspek-aspek yang dilakukan oleh guru serta siswa pertama, kelompok eksperimen memperoleh selama berlangsungnya metode talking stick dan 70.00 sedangkan kelompok kontrol memperoleh metode ceramah dalam mata pelajaran IPS. 67.50. Rata-rata hasil evaluasi pertemuan kedua, kelompok Teknik Analisis Data Penelitian ini eksperimen memperoleh 75.00 sedangkan kelompok kontrol memperoleh 57.50. menggunakan teknik analisis deskriptif dan uji-t. Analisis deskriptif Rata-rata hasil evaluasi pertemuan ketiga, Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.151 kelompok eksperimen memperoleh 66.54 sedangkan kelompok kontrol memperoleh 42.86. Berdasarkan rata-rata hasil evaluasi oleh guru. Ketika guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tidak ada siswa yang bertanya. pertemuan pertama sampai ketiga, kelompok Sikap siswa di atas merupakan beberapa eksperimen memperoleh rata-rata lebih tinggi kekurangan metode ceramah. Sikap di atas sesuai dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal dengan pendapat Wina Sanjaya (2011: 148-149) tersebut yang bahwa metode ceramah sering dianggap sebagai diberikan kepada kedua kelompok. Hasil tersebut metode yang membosankan jika guru kurang menunjukkan mempunyai kemampuan berbicara. Oleh karena karena perbedaan bahwa perlakuan terdapat perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode itu, ceramah terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V pembelajaran sehingga pikiran siswa berada di SD Negeri Sompokan. tempat lain atau siswa akan mengantuk. Selain Hasil evaluasi kelompok eksperimen siswa tidak akan mengikuti jalannya itu, guru akan sulit mengetahui apakah seluruh mengalami kenaikan pada pertemuan kedua dan siswa penurunan pada pertemuan ketiga. Berdasarkan dijelaskan. Apabila siswa diberi kesempatan hasil observasi, siswa kurang optimal dalam untuk bertanya tetapi tidak ada yang bertanya, hal memperhatikan penjelasan guru dan mempelajari tersebut bukan jaminan siswa memahami materi kembali yang dijelaskan guru. materi secara berkelompok pada sudah paham dengan materi yang pertemuan ketiga. Kedua aspek tersebut yang Keterlaksanaan metode talking stick dan mempengaruhi penurunan hasil evaluasi pada metode ceramah dapat dilihat dari hasil observasi. pertemuan ketiga. Kedua aspek tersebut memiliki Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan, skor yang lebih rendah dibandingkan dengan skor keterlaksanaan metode talking stick pada siswa aspek-aspek yang lain. mencapai 86% sedangkan metode ceramah Hasil evaluasi kelompok kontrol mencapai 76%. mengalami penurunan dalam setiap pertemuan. Kelompok kontrol mengalami penurunan dalam setiap pertemuan karena guru kurang memiliki kemampuan menggunakan metode ceramah. Ketika guru menjelaskan materi, sebagian siswa tidak memperhatikan terutama laki-laki. Siswa laki-laki berbicara dengan teman sehingga suasana kelas menjadi ramai. Siswa perempuan duduk tenang dan memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada sebagian yang mengantuk dan terlihat tidak fokus. Kegiatan tersebut juga berulang ketika guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan Gambar 1. Grafik Histogram Hasil Observasi pada Siswa Keterlaksanaan metode talking stick pada setiap pertemuan persentasenya mengalami peningkatan. Keterlaksanaan metode ceramah persentasenya mengalami kenaikan pada pertemuan kedua dan mengalami penurunan pada pertemuan ketiga. Penurunan pada pertemuan 3.152 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5Perbedaan 2016 Efektivitas Metode (Mufidatun Ambar Lestari) 7 ketiga karena tidak dilakukan pembahasan efektivitas antara kelompok yang diajar dengan terhadap tugas atau latihan karena keterbatasan menggunakan metode talking stick dan kelompok waktu. Selain itu, ketika guru meminta untuk yang diajar dengan metode ceramah. mempelajari materi kembali sebagian besar siswa terutama laki-laki tidak melakukan hal tersebut. Posttest (2014: 224) mengemukakan pendapat bahwa metode talking stick merupakan metode secara berkelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah tiga dengan menggunakan tongkat. Kelompok yang kali proses pembelajaran selesai. Rata-rata nilai memegang hasil posttest kelompok eksperimen yaitu 71.41. menjawab pertanyaan dari guru setelah seluruh Rata-rata nilai hasil posttest kelompok kontrol siswa mempelajari materi pokok. Kegiatan adalah kelompok tersebut dilakukan secara berulang-ulang sampai eksperimen yang menggunakan metode talking semua kelompok mendapat giliran menjawab stick lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol pertanyaan. Hasil pada Huda kelompok 55.00. dilakukan Miftahul posttest tongkat terlebih dahulu harus yang menggunakan metode ceramah. Selain itu, Penelitian ini menggunakan iringan musik rata-rata hasil posttest kelompok eksperimen > 70 lagu anak-anak ketika tongkat digulirkan. Siswa sedangkan kelompok kontrol <70. Berdasarkan yang memegang tongkat ketika iringan musik hal tersebut, metode talking stick lebih efektif berhenti, harus menjawab pertanyaan dari guru. dibandingkan dengan metode ceramah. Apabila tidak dapat menjawab, teman sekelompok dapat membantu. Hal tersebut sama seperti pendapat Rita Eka Izzaty (2008: 121) bahwa siswa pada masa kanak-kanak akhir (usia Sekolah Dasar) menyukai kegiatan bermain terutama permainan secara berkelompok. Iringan musik yang digunakan berupa lagu anak-anak berjudul Guruku Tersayang, Gambar 2. Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (ttest) dengan SPSS Statistics 20. Hasil uji t dengan SPSS Statistics 20 diperoleh t hitung sebesar 3.403. T tabel dengan df 52 pada taraf signifikansi 5% adalah 2.01. Hal tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil uji t diperoleh signifikansi hitung sebesar 0.001, nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan Persahabatan, dan Anak Gembala. Iringan musik tersebut digunakan agar suasana pembelajaran lebih menarik. Lagu anak-anak dipilih karena sesuai dengan usia siswa. Hal tersebut sependapat dengan Agus Suprijono (2009: 109) bahwa metode talking stick lebih baik jika menggunakan iringan musik. Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat Agus Suprijono (2009: 109) bahwa metode talking stick adalah salah satu metode pendukung pengembangan Berdasarkan pembelajaran pendapat tersebut kooperatif. berarti Perbedaan Efektivitas Metode .... (Mufidatun Ambar Lestari) 3.153 pembelajaran talking stick memiliki tujuan yang Saran Berdasarkan sama dengan pembelajaran kooperatif. Menurut hasil penelitian dan Ibrahim, dkk. (Isjoni, 2013: 39) salah satu tujuan pembahasan, maka peneliti memberikan saran pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan yaitu hasil belajar akademik. pembelajaran talking stick dalam mata pelajaran IPS guru kelas dapat V menggunakan pada materi metode perjuangan SIMPULAN DAN SARAN mempertahankan kemerdekaan. Simpulan sebagai salah satu alternatif variasi metode Berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran. Selain itu, Hal siswa tersebut sebaiknya pembahasan, ada perbedaan pada hasil belajar memperkuat kerjasama dalam kelompok sehingga IPS siswa kelas V SD Negeri Sompokan antara dapat kelompok yang menggunakan metode talking mempergunakan waktu yang diberikan guru stick dan metode ceramah. Hal tersebut dapat untuk mempelajari kembali materi dengan baik dibuktikan melalui hasil posttest. Rata-rata nilai agar siswa dapat menguasai materi. saling membantu. Selain itu, siswa hasil posttest kelompok eksperimen yaitu 71.41. Rata-rata nilai hasil posttest kelompok kontrol DAFTAR PUSTAKA adalah 55.00. Hal tersebut berarti nilai rata-rata Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hasil posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, rata-rata nilai hasil posttest kelompok eksperimen >70 sehingga telah mencapai KKM mata Ahmad Susanto. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Negeri Miftahul Huda. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasil uji t dengan SPSS Statistics 20 Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. pelajaran IPS kelas V SD Sompokan. diperoleh t hitung sebesar 3.403. T tabel dengan df 52 pada taraf signifikansi 5% adalah 2.01. Hal tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil uji t diperoleh signifikansi hitung sebesar 0.001, nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas metode talking stick dan metode ceramah terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Sompokan. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. USAID-Prestasi. (2013). Kilas Balik Dunia Pendidikan di Indonesia. Diakses dari www.prestasi-iief.org pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 12.17 WIB. Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. ____________. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.