Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 II. Menerima dan menjaga Panca Sila Visuddhi TriRatna adalah pintu masuk Kebijaksanaan Dharma Buddha, sedangkan menerima Sila adalah perwujudan NYATA dari keyakinan para TriRatna. Setelah Umat Buddha melaksanakan Visuddhi, sebaiknya meneruskan selangkah lagi untuk menerima sila. Karena sila adalah dasar dari segala kebajikan, juga merupakan nilai moral dan aturan kehidupan sehari-hari. Menerima sila dapat diibaratkan seperti seorang murid yang mematuhi peraturan sekolah, seperti rakyat mematuhi hukum negara. Yang berbeda adalah, peraturan sekolah, hukum negara, adalah ikatan yang muncul dari pihak luar, disebut sebagai peraturan pihak luar; sedangkan sila-sila Buddhis, adalah tekad yang dimunculkan dari dalam hati, permintaan pada diri sendiri, sehingga disebut sebagai peraturan diri (red. Istilahnya, bawalah lampu merahmu sendiri, kemampuan memperingati dan mematuhi diri sendiri). Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 1 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Ibarat di jalan tol yang berkecepatan tinggi, bila tidak mematuhi peraturan lalu lintas, dapat saja mengalami kecelakaan lalu lintas. Bila kita tidak mematuhi sila, kita juga akan menemui masalah-masalah yang menghalangi kebahagiaan hidup kita. sehingga, bagi umat Buddha, menerima sila adalah sesuatu yang sangat wajar. Panca Sila Buddhis juga diibaratkan sebagai pakaian kita, jika kita berpergian tanpa mengenakan pakaian maka orang lain akan mengganggap kita bodoh atau konyol. Hayatilah bahwa jika kita tidak mematuhi sila, kita seolah-olah tidak berpakaian. Dengan demikian, sila akan menjadi dasar dari nilai moral kita. Jika kita melanggar Sila, kita tidak akan berani tampil di depan umum, karena kita merasa tidak aman. Kelima Sila ini seharusnya dipatuhi sejak usia dini dengan dibimbing oleh orang tua atau Sangha, sehingga ini akan menjadi sebuah kebiasaan. Sila, dibagi atas, Sangha Sila, dan Upasaka Sila. Yang termasuk dalam sila umat perumah tangga adalah: Panca Sila, Astha Sila, dan Bodhisattva Sila. Berikut adalah penjelasannya. Semua bhiksu besar mengagungkan Sila, bahkan PancaSila, dipandang sebagai sumber kekuatan terkuat umat Buddha! Master XuYun, master Zen yang hidup hingga usia 120 tahun, penasehat Permaisuri Cixi Taihou mengatakan: “Sila adalah perlindungan terkuat umat Buddha dari segala hal”. Master XuanHua, yang mendalami berbagai mantra dan dharani, beliau menyatakan: “Sebenarnya, bila upasaka dan upasika teguh menjaga Panca Sila, mantra yang ia ucapkan akan sangat berkekuatan, mengapa? Karena para dewa dharmapala mantram dan dharani menyeganinya”, “Apabila seorang upasaka upasika menjaga Panca Sila dengan teguh, apapun kata-katanya akan menjadi berkekuatan mantra” Master YinGuang, master aliran Sukhavati yang diyakini telah terlahir di Sukhavati tingkat Atas (Sukhavati ada 9 tingkatan teratai), “Hasil dari melafalkan nama Buddha dan membaca mantra seorang yang menjaga sila adalah berkali-kali lipat lebih kuat dari mereka yang tidak teguh silanya.” Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 2 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Master Thich Naht Tanh, Master Zen dari Vietnam, penerima Nobel Perdamaian, menyatakan “ketika pikiran, ucapan, perbuatan terkonsentrasi dengan baik, apapun yang kita uucapkan akan menjadi mantra, konsentrasi (samadhi) hanya bisa dibangun sempurna di atas dasar sila yang teguh” Sehingga, dapat kita lihat, Pancasila adalah dasar terkuat seorang Buddhis, oleh karenanya, menerima Pancasila dari seorang anggota sangha sangatlah penting. a. Panca Sila Panca Sila berarti lima sila, yaitu: Menghindari membunuh, menghindari mencuri, menghindari asusila, menghindari berbohong, menghindari bermabuk-mabukan. “Agama Sutra (A Han Jing 阿含经)” Bab 33 menyatakan: “apa yang dimaksud dengan kesempurnaan sila seorang Upasaka? Ialah, jauh terhindar dari pembunuhan, pencurian, asusila, berbohong, bermabuk-mabukan, dan tidak bergembira atasnya, inilah yang dimaksud dengan kesempurnaan sila Upasaka”. Dapat kita cermati, Panca Sila adalah Sila yang sangat penting untuk dijalankan Upasaka dan Upasika (umat Buddha yang telah divisuddhi). Walaupun sila Buddhis ada Sangha Sila dan Upasaka Sila, namun semua sila berakar pada kelima Sila Dasar ini, sehingga Panca Sila disebut juga sebagai Sila Utama (根本大戒). 1. Isi Panca Sila Berikut adalah penjabaran Panca Sila, termasuk 67 kerugian utama melanggar sila, dan 118 keuntungan utama bila menjaga sila, disertai nama-nama para dewa Dharmapala Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 3 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 a. Saya bertekad untuk menghindari membunuh Adalah berarti, kita menyadari bahwa kita tidak boleh merampas hak makhluk lain untuk hidup. Pelanggaran besar adalah membunuh manusia, pelanggaran kecil adalah sampai membunuh kecoa, tikus, semut. Namun, Ajaran Buddha adalah ajaran yang disesuaikan dengan kapasitas manusia, sehingga, tidak perlu terlalu ekstrim, diusahakan semampunya untuk tidak membunuh makhluk hidup saja. Buddha pernah menyatakan, dalam segelas air saja terdapat 84.000 jenis kehidupan, padahal di masa tersebut belum ada mikroskop. Sehingga sebenarnya kita tidak bisa terbebas sepenuhnya dari membunuh baik secara sengaja maupun tidak. Namun, Buddha juga menyatakan, bagi mereka yang ingin melatih welas asih yang menyeluruh, setiap menyadari ada makhluk yang terancam kehidupannya, dapat dibacakan nama Buddha (Misalnya: Namo Amitabha). Sebelum memasak dan minum air, juga boleh terlebih dahulu membacakan nama Buddha, semoga dapat mengondisikan makhluk (bakteri) yang terbunuh terlahir ke alam yang lebih baik. Dapat juga membiasakan melafalkan nama Buddha dalam setiap saat dengan niat, semoga semua bentuk kehidupan yang tanpa sengaja terbunuh oleh aktifitasku, dapat terlahir ke Sukhavati, untuk kemudian dilatih hingga mencapai Nirvana, selamanya terbebas dari samsara, tumimbal lahir. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 4 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Membunuh manusia adalah yang paling terlarang, karena membunuh manusia merupakan pelanggaran terberat. Bila membunuh hewan kecil seperti kecoa, nyamuk, semut, melanggar Duskrta (dosa kekotoran ringan), disebut sebagai tindak yang tidak baik, jadi tetap ada perbedaan tingkatan kekuatan karma buruk. Ada 6 macam cara/usaha pembunuhan, yaitu : 1. Membunuh yang dilakukan sendiri 2. Memerintahkan kepada orang lain untuk membunuh 3. Membunuh mempergunakan senjata 4. Membunuh dengan membuat perangkap permanen 5. Membunuh memakai ilmu perdukunan 6. Membunuh mempergunakan kemampuan batin Seorang pembunuh akan menanggung akibat perbuatannya buruknya berupa: i. Terlahir di neraka ii. Lahir kembali dalam keadaan cacat iii. Berwajah dan perawakan tubuh yang jelek iv. Berbadan lemah dan berpenyakitan v. Idiot, penakut dan senantiasa diselimuti perasan cemas vi. Dibenci, dimusuhi orang serta sulit mendapat teman vii. Terpisahkan dengan orang yang disayangi, dicintai viii. Selalu merasa ingin membunuh ix. Hidup dalam rasa takut x. Selalu bermimpi buruk xi. Berusia pendek atau terbunuh oleh berbagai sebab Selain itu, menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berguna, merusak fasilitas umum, juga termasuk dalam penjabaran minor sila ini, karena kehidupan adalah gabungan dari waktu, sehingga menghabiskan waktu dengan tidak baik baik waktu diri sendiri dan waktu orang lain, sama dengan menyianyiakan unsur kehidupan; demikian juga dengan fasilitas umum, contohnya lampu lalulintas. Bila kita dengan sengaja merusak Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 5 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 lampu lalulintas, kecelakaan yang menelan korban jiwa mungkin saja dapat terjadi. Dengan demikian kita terlibat secara tidak langsung. Tujuan utama menerima sila menghindari membunuh, adalah untuk melatih cinta kasih / welas asih, “NiePan Jing (涅槃 经)”: “Pemakan daging, memutuskan benih welas asih, ketika berjalan, duduk, berdiri, maupun berbaring, semua makhluk yang mencium bau daging di tubuhnya akan ketakutan.” Sehingga alasan sebagian umat Buddha bervegetarian, utamanya adalah karena tidak tega melihat makhluk lain menderita, seperti ayam, bebek, babi, kambing, adalah sematamata demi alasan cinta kasih. Ada orang menyatakan tanaman juga memiliki kehidupan, namun Buddha mengajarkan bahwa, hewan memiliki reaksi batin, sedangkan tumbuhan hanya memiliki reaksi teknis fisika dan kimia, sehingga bervegetarian tidak termasuk membunuh. Tapi kembali, menjalani sila tidak mungkin langsung sempurna, seperti bayi yang belajar berjalan, terjatuh berapa kali tidak apa-apa, yang lebih penting adalah kembali bangkit dan terus berjuang belajar berjalan. Demikian juga, dalam melaksanakan sila, bila ada kesalahan kecil, jangan putus asa, yang terpenting adalah kita dapat bertobat (memunculkan rasa malu dan takut pada perbuatan salah) dan berjuang lebih serius lagi dalam menjaga sila, bukannya langsung menghentikan latihan. Yang penting bukan berapa kali kita jatuh, tapi berapa kali kita bangkit dan berjuang menuju Anuttara Samyak Samboddhi! Sebagian manfaat dari menjaga sila tidak membunuh: i. Dapat terlahir ke alam dewa atau manusia ii. Bila ditambah dengan penekunan praktik Buddha Smrti (pelafalan nama Buddha/ 念佛-nianfo), dapat terlahir Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 6 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 ke Tanah Suci Sukhavati, dilatih hingga mencapai Nirvana oleh Buddha Amitabha, terbebas dari tumimbal lahir. iii. Tangan dan kaki tidak cacat iv. Bertubuh tinggi dan gagah v. Mampu bergerak lincah vi. Langkah kaki mantap dan elegan (anggun) vii. Mempunyai inner beauty yang kuat viii. Memiliki pembawaan yang lembut ix. Bertubuh bersih x. Mempunyai hati yang penuh keberanian xi. Memiliki kekuatan fisik yang baik xii. Mulut tidak cacat xiii. Disenangi banyak orang xiv. Mudah bergaul dengan banyak orang xv. Persahabatannya tidak mudah rusak xvi. Jarang gelisah, tidak penakut xvii. Bebas dari penjajahan hak xviii. Tidak akan meninggal karena dibunuh xix. Akan memiliki banyak pengikut/sahabat xx. Wajahnya akan rupawan xxi. Berwibawa dan berkharisma xxii. Sehat dan jarang sakit xxiii. Sering merasa bahagia tanpa beban xxiv. Sering menemukan hal-hal yang menyebabkannya merasa senang xxv. Dapat senantiasa bersama dengan orang yang dikasihinya xxvi. Berumur panjang Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 7 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Dewa Dharmapala penjaga sila tidak membunuh (1)茶刍毗愈陀尼 (Chachu Piyu Tuoni) Menjaga tubuh fisik penjaga sila, mengusir makhluk halus jahat. (2)输陀利输陀尼 (Shutuo Lishu Tuoni) Menjaga enam indera: mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran. (3)毗楼遮那世波 (Pilou Zhena Shibo) Menjaga harmonisasi kesehatan organ dalam. (4)阿陀龙摩坁 (A TuoLong Mozhi) Menjaga pembuluh darah penjaga sila. (5)娑罗桓尼和婆 (Suoluo Huanni Hepo) Menjaga kuku jari tangan dan kaki penjaga sila Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 8 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 b. Saya bertekad untuk menghindari mencuri Adalah berarti, kita tidak merampas hak milik orang lain. Secara sederhana, bila bukan barang milik kita, belum memperoleh izin namun dianggap sebagai milik pribadi, disebut sebagai mencuri; di siang bolong, merampok harta orang lain, juga termasuk mencuri. Dalam sila dasar, mencuri benda atau uang senilai 5 sen, sudah termasuk pelanggaran sila berat. Dalam keseharian, menggunakan amplop, kertas, pena, telepon milik umum untuk kepentingan pribadi (tanpa ganti rugi dan izin), atau meminjam namun tidak mengembalikan, juga termasuk pelanggaran sila, walaupun lebih ringan dan tidak tergolong pelanggaran berat, tetap akan menerima akibat karma buruk, misalnya sering kehilangan barang, sering dirugikan sedikit-sedikit oleh berbagai pihak. Dalam beragam sila, sila yang paling sulit dijaga adalah sila ini, karena, bila menganggap benda yang berpemilik menjadi milik kita, sudah termasuk melanggar sila. Mencuri juga termasuk mencuri waktu dan jasa. Seperti peribahasa menyatakan “Kerbau punya susu, sapi punya nama”, yang artinya seseorang yang telah bersusah payah namun orang lain yang mendapatkan pujian. Dalam bahasa yang lebih sederhana, mengakui hasil kerja dan keberhasilan orang lain sebagai keberhasilan diri, ini termasuk mencuri jasa. Tidak menepati janji pada waktu yang telah ditentukan, tidak luput dari pelanggaran pencurian waktu. Akibat dari Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 9 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 pelanggaran ini adalah, kita akan menuai apa yang kita tanam. Banyak dari kegiatan kita akan sering tertunda oleh berbagai hal, tidak bisa melaju dengan lancar karena kita sering berhutang waktu pada orang lain. Sehingga tepat waktu sangatlah penting. Lebih detail lagi, ada beberapa jenis perbuatan mencuri, pencurian dengan obyek benda hidup atau mati: 1. Pencurian dengan jalan menyalahgunakan kekuasaan atau tipu daya dalam bidang hukum. 2. Pencurian terhadap harta benda orang lain yang sedang menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga (bukan milik pribadi korban) 3. Pencurian yang dilakukan dengan mengingkari hak kepemilikan atas barang yang dipercayakan (dititipkan) oleh pemiliknya 4. Pencurian dengan kekerasan , ancaman 5. Pencurian dengan jalan mencari kelengahan pemiliknya 6. Pencurian yang dilakukan dengan cara melakukan kecurangan atas alat ukur, takaran, timbangan, kualitas barang atau melakukan pembayaran dengan uang palsu 7. Pencurian yang dilakuan dengan menentukan batasan jenis obyek pencurian dan waktu pencurian (direncanakan) 8. Pencurian yang dilakukan dengan mengambil barang yang telah lalai diletakkan oleh pemiliknya 9. Pencurian yang dilakukan dengan cara mengubah hak kepemilikan atau mengambil warisan yang tidak sah. Akibat dari perbuatan mencuri : i. Dilahirkan kembali di alam neraka, setan kelaparan, atau hewan ii. Dilahirkan kembali dalam kemiskinan iii. Tidak mempunyai banyak harta benda ketika karma berbuah iv. Dibenci dan difitnah anggota keluarga sendiri v. Hidup dalam kecurigaan Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 10 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 vi. Dikelilingi teman yang tidak baik, hanya ingin memanfaatkan vii. Sulit bertemu sahabat sejati viii. Sering menderita kelaparan ix. Tidak berhasil memperoleh apa yang diinginkan x. Menderita kerugian atau kebangkrutan dalam usahanya xi. Sering ditipu, atau harta bendanya ludes karena bencana xii. Sering kehilangan harta dengan berbagai cara i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. Sebagian manfaat dari menjaga sila tidak mencuri: Dapat terlahir ke alam dewa atau manusia Bila ditambah dengan penekunan praktik Buddha Smrti (pelafalan nama Buddha/ 念佛-nianfo), dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, dilatih hingga mencapai Nirvana oleh Buddha Amitabha, terbebas dari tumimbal lahir. Akan menikmati kehidupan yang makmur Selalu berkecukupan sandang dan pangan Mampu menjadi orang yang sangat kaya (melebihi orang pada umumnya) karena harta yang dikumpulkan tidak akan bocor Mudah mendapatkan harta benda yang belum dimiliki sebelumnya Hartanya selalu aman dari berbagai penyebab kehilangan Keinginan atas materi sangat mudah terpenuhi Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 11 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila ix. x. xi. xii. xiii. xiv. xv. xvi. xvii. Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Harta tidak akan hilang oleh kuasa raja/pejabat Harta tidak akan hilang oleh maling Harta tidak akan hilang oleh air Harta tidak akan hilang oleh api Harta tidak akan hilang oleh keturunan yang tidak berbakti Mampu mendapatkan berbagai pusaka yang berharga dan langka Menjadi orang yang terkenal karena kekayaannya Berpengetahuan luas Menjadi orang kaya yang bebas dari rasa takut Dewa Dharmapala penjaga sila tidak mencuri (1) 坁摩阿毗婆驮 (Zhemo Api Potuo) Menjaga ketika sang penjaga sila di luar ruangan maupun dalam ruangan (2) 阿须轮婆罗尼 (A Xulun Poluo Ni) Menjaga makanan dan minuman penjaga sila. (3) 婆罗摩亶雄雌 (Poluo Modan Xiongci) Menjaga penjaga sila ketika tidur, sehingga dapat tidur nyenyak dan tak diganggu makhluk halus (4) 婆罗门地鞞多 (Poluomen De Bingduo) Menjaga penjaga sila dari racun hewan parasit (5) 那摩呼多耶舍 (Namo Huduo Yeshe) Menjaga penjaga sila dari racun berwujud kabut Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 12 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 c. Saya bertekad untuk menghindari Asusila Adalah berarti, hubungan selain dengan suami/istri yang sah dalam pernikahan, 1 pasangan hidup saja. Pemerkosaan, wanita tunasusila, human trafficking, merusak keluarga orang lain, hubungan sebelum pernikahan termasuk pelanggaran sila ini. Sila ini mencakup pada pikiran, ucapan, dan perbuatan. Bila dalam pikiran terus menerus berniat tidak baik pada seseorang, walaupun belum termasuk pelanggaran sila berat, namun tetap mengotori batin, menyebabkan diri melekati khayalan dan kebodohan (moha), hati menjadi tidak dapat benarbenar bahagia, merasa gelisah dan tidak puas. Sehingga, bila direnungkan, tujuan dari menerima sila adalah dapat menjadikan hati kita berbahagia dan bebas dari kegelisahan. Asusila, adalah penyebab utama kekacauan masyarakat. Contohnya, lokalisasi tunasusila, adalah noda dari lingkungan sosial yang berbudaya. Termasuk hubungan sesama jenis, juga termasuk pelanggaran sila. AIDS yang menyebabkan kepanikan global pada abad ke-21, hanyalah contoh kecil akibat negatif dari pelanggaran sila ini. Apabila setiap orang dapat menjaga sila ini, pasti tidak akan terjadi akibat-akibat yang tidak diharapkan. Bila suami istri menjaga sila ini, tentu saja keharmonisan keluarga akan terjaga, Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 13 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 dengan terjaganya keutuhan keluarga, suatu lingkungan masyarakat barulah dapat menjadi lingkungan yang utuh dan kuat. Semua orang tentu menginginkan kehidupan rumah tangga yang seindah cerita-cerita legenda bukan? Belajar dari berbagai kisah Jataka, hubungan antara Buddha Sakyamuni (sewaktu menjadi Bodhisattva) dengan Putri Yasodhara, telah terjalin selama berkalpa-kalpa. Menjaga sila tidak asusila, adalah penyebab utama menemukan pasangan hidup yang sangat setia. (Gambar: LiangSanBo & ZhuYingTai) Akibat dari pelanggaran sila asusila adalah: i. Dilahirkan kembali di alam neraka, setan kelaparan, atau hewan ii. Mempunyai banyak musuh, dibenci iii. Terlahir kembali sebagai waria iv. Tidak memiliki keturunan v. Nafsu duniawi yang berlebihan vi. Terlahir dengan kelainan reproduksi secara biologis maupun psikologis Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 14 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 vii. Dikhianati pasangan hidup viii. Tidak menyukai jalan kebenaran, melekati keterpurukan yang akan terus menjerumuskannya ke alam penderitaan ix. Mempunyai kelainan jiwa, senantiasa gelisah x. Sukar mendapat jodoh xi. Dipisahkan dari orang yang dicintai xii. Tidak mendapat kebahagiaan berumah tangga Sebagian manfaat dari menjaga sila tidak asusila: i. Dapat terlahir ke alam dewa atau manusia ii. Bila ditambah dengan penekunan praktik Buddha Smrti (pelafalan nama Buddha/ 念佛-nianfo), dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, dilatih hingga mencapai Nirvana oleh Buddha Amitabha, terbebas dari tumimbal lahir. iii. Tidak mempunyai musuh iv. Disenangi banyak orang v. Berkecukupan sandang, pangan, papan vi. Tidak akan memiliki gangguan tidur vii. Terbangun dengan rasa senang viii. Terlepas dari berbagai ketakutan duniawi ix. Tidak akan terlahir dalam wujud hermaphrodit atau waria (dengan kelainan biologis) x. Tidak mudah marah xi. Berkepribadian terbuka dan tulus xii. Tidak akan terlihat penakut xiii. Tidak akan tertunduk malu (selalu percaya diri) xiv. Hubungan dengan pasangan hidup akan saling mencintai dan berdasarkan kesetiaan xv. Penampilan akan berwibawa dan berkharisma xvi. Terlahir rupawan xvii. Tidak punya sifat mudah curiga xviii. Berkepribadian Easy-going, pembawaannya santai Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 15 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 xix. Batin senantasa merasa bahagia tanpa beban xx. Tidak ada bencana yang menghampirinya xxi. Tidak akan berpisah dengan yang dicintai bahkan oleh kematian (ikatan lintas kehidupan) Dewa Dharmapala penjaga sila tidak asusila (1) 佛陀仙陀楼哆 (Fotuo Xiantuo Louduo) Menjaga penjaga sila dari berbagai pertengkaran (2) 鞞耶薮多婆 (Bingye Souduo Po) Menjaga penjaga sila dari makhluk halus yang menyebabkan penyakit darah (3) 涅坁醢陀多耶(Niezhi Haituo Duoye) Menjaga penjaga sila dari fitnahan oleh pejabat (4) 阿罗多赖都耶 (Aluo Duolai Douye) Menjaga rumah penjaga sila dari empat arah, mengurangi efek gangguan (5) 波罗那佛昙(Boluo Nafu Tan) Menjaga keluarga penjaga sila senantiasa damai dan harmonis Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 16 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 d. Saya bertekad untuk menghindari berdusta Adalah mencakup, kata-kata yang tidak benar (bohong), tidak baik (kasar), tidak berguna (gosip), mengadu domba, berlidah dua, janji yang tidak ditepati, omelan dan mulut manis (menjilat). Berbohong, dapat dikategorikan menjadi: kebohongan besar, kebohongan kecil, dan kebohongan demi kebaikan: 1. Kebohongan besar Bila ada orang yang belum mencapai kesucian, tidak mempunyai kesaktian, namun menyatakan sudah mencapainya, disebut telah melakukan kebohongan besar. Membeberkan kesalahan keempat golongan (bhiksu, bhiksuni, upasaka, upasika), terutama bhiksu, bhiksuni, dengan cara yang tidak pantas, juga termasuk melakukan pelanggaran besar terhadap sila ini, apalagi bila kesalahan itu merupakan fitnah. Bila ada kesalahan dari empat golongan pengikut Buddha yang kita rasa perlu sampaikan, sebaiknya kita sampaikan seperti menyampaikan pada orang tua sendiri atau seorang sahabat baik. Sampaikan secara pribadi, dengan lembut dan sopan. 2. Kebohongan kecil Tidak lihat namun mengaku melihat, melihat namun mengaku tidak melihat; iya bilang tidak, tidak bilang iya; tahu Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 17 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 namun tidak menyampaikan (ketika diperlukan), tidak tahu tapi asal menyampaikan, ini termasuk kebohongan kecil. 3. Kebohongan demi kebaikan Adalah yang disebut kebohongan putih. Misalnya, dokter yang demi menjaga semangat hidup pasiennya, menutupi kondisi penyakit yang sesungguhnya. Kebohongan yang terpaksa dilakukan sebagai satu-satunya cara mendatangkan kebaikan pada makhluk lain, disebut kebohongan demi kebaikan. Bila terpaksa dilakukan sebagai satu-satunya cara menyelamatkan makhluk lain, dapat dilakukan. Akibat dari pelanggaran sila berdusta adalah: i. Dilahirkan kembali di alam neraka, setan kelaparan, atau hewan ii. Mulut berbau busuk iii. Bermulut cacat, bisu atau gagu iv. Perkataannya tidak dipercayai v. Menjadi celaan para bijaksana vi. Sering bertikai, hidup jauh dari kerukunan vii. Mudah sakit hati atau tersingung oleh ucapan orang lain viii. Sering difitnah tanpa sebab ix. Menjadi orang yang mudah ditipu, tidak dapat membedakan benar dan salah x. Sering difitnah walaupun sudah menjadi orang baik pada kehidupan ini xi. Terjauhkan dari kebenaran, tidak mempunyai kebijaksanaan luhur Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 18 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Sebagian manfaat dari menjaga sila tidak berdusta: i. Dapat terlahir ke alam dewa atau manusia ii. Bila ditambah dengan penekunan praktik Buddha Smrti (pelafalan nama Buddha/ 念佛-nianfo), dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, dilatih hingga mencapai Nirvana oleh Buddha Amitabha, terbebas dari tumimbal lahir. iii. Keenam inderanya jernih dan lengkap iv. Fasih dalam berbahasa v. Bersuara merdu vi. Bergigi rapi dan putih vii. Gigi tidak terlalu besar tidak terlalu kecil viii. Gigi tidak terlalu panjang tidak terlalu pendek ix. Gigi akan tersusun dengan sangat indah x. Mulutnya akan menguncarkan keharuman yang lembut xi. Mempunyai banyak pengikut/sahabat xii. Ucapannya dipercaya banyak orang xiii. Ucapannya disenangi banyak orang xiv. Lidahnya indah bagai kelopak bunga teratai xv. Lidahnya akan panjang dan tebal xvi. Ucapannya mudah menjadi kenyataan xvii. Bibirnya indah tidak terlalu tebal, tidak terlalu tipis Dewa Dharmapala penjaga sila tidak berdusta: (1) 阿提梵者珊耶 (A Tifan Zheshan Ye) Menjaga penjaga sila agar tidak diganggu makhluk halus penunggu makam (2) 因台罗因台罗 (Yintailuo Yintailuo) Menjaga pintu rumah penjaga sila dari gangguan makhluk halus yang tidak baik (3) 阿伽风陀罗多(A Jiafeng Tuoluoduo) Menjaga penjaga sila dari gangguan makhluk lain Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 19 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 (4) 佛昙弥摩多哆 (Futan Mimo Duoduo) Mencegah kebakaran rumah sang penjaga sila (5) 多赖叉三密陀 (Duolai Chasan Mituo) Menjaga sang penjaga sila dari pencurian e. Saya bertekad menghindari mengkonsumsi zat-zat yang menyebabkan melemahnya kesadaran Walaupun sila ini terlihat merujuk pada arak, namun, semua yang zat yang dapat memengaruhi syaraf, menyebabkan ketagihan, melemahkan kesadaran, seperti: Morfin, Ekstasi, Amphetamin, Pentazocine, Secobarbital, Heroin, lem, rokok, juga termasuk dalam sila ini, harus dihindari. Empat sila pertama dalam Panca Sila, yang ditegaskan perlu dihindari adalah perbuatan-perbuatan jahat, disebut sebagai sila alamiah. Menghindari arak, adalah aturan khas yang ditetapkan Sang Buddha, minum arak itu sendiri belum merupakan perbuatan jahat, namun minum arak mempermudah Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 20 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 menyebabkan orang melanggar keempat sila lainnya, sehingga disebut sebagai sila penjaga. Kitab “Da PiSaPo Lun ( 大 毗 娑 婆 论 ) ” bab ke 23 menyatakan: di India, ada seorang Upasaka, karena minum arak, mencuri ayam tetangganya, melanggar sila mencuri; memasaknya untuk dijadikan lauk arak, melanggar sila membunuh; ketika istri tetangganya menanyakan apakah ia melihat ayam mereka, ia mengatakan tidak melihat, melanggar sila berbohong; saat itu melihat kecantikan istri tetangganya, memerkosanya, melanggar sila asusila. Minum arak menyebabkan orang tidak tahu diri dan tidak tahu malu, kehilangan kesadaran dan kontrol diri, sehingga minum arak dapat menyebabkan pelanggaran berat dari keempat kesalahan lainnya, dengan demikian, adalah penting untuk menghindari minum arak dan semacamnya. Ajaran Buddha adalah ajaran yang menekankan pentingnya kebijaksanaan, hanya dengan menjaga sila kelima inilah, pikiran baru dapat menjadi lebih jernih, kebijaksanaan baru dapat bersinar terang. Mereka yang senang melemahkan kesadarannya dengan mengonsumsi zat-zat yang merusak pikiran, akan terlahir dengan gangguan pada pikiran. Pada umumnnya terlahir sebagai hewan yang terliputi kebodohan (moha), kalaupun menjadi manusia, dapat terlahir sebagai orang dengan gangguan psikologis, kejiwaan, ataupun keterbelakangan mental. Sang Buddha, di Anguttara Nikaya dari bagian Agama Sutra, mengajarkan betapa besar akibat buruk dari mabuk: ”O, para bhiksu, minum minuman keras secara berlebihan dan terus menerus niscaya akan menyeret seseorang ke alam neraka, alam binatang, alam setan kelaparan. Akibat yang paling ringan yang ditanggung oleh mereka adalah, akan terlahir sebagai manusia yang tidak waras, terganggu pikirannya”. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 21 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Akibat dari mengonsumsi zat-zat yang melemahkan kesadaran ini adalah: i. Dilahirkan kembali di alam neraka, setan kelaparan, atau hewan ii. Terlahir kembali sebagi orang yang terganggu ingatannya iii. Tingkat kesadarannya rendah iv. Tidak mampu memahami Dharma v. Tidak mempunyai kecerdasan, pengetahuan vi. Ceroboh, pikun vii. Banyak penyakit, terutama penyakit otak dan syaraf viii. Akan selalu kehilangan harta, tidak bisa terkumpul banyak ix. Sering terlibat kekacauan dan perkelahian tanpa sebab x. Tumpukan karma baik yang ada akan terkuras xi. Enam inderanya mengalami kecacatan xii. Tidak akan menghormati Buddha, Dharma, Sangha xiii. Jauh dari Dharma sejati xiv. Cenderung menyukai ajaran sesat yang menyeretnya semakin dalam xv. Sering melakukan kesalahan fatal tanpa disengaja xvi. Tidak disukai keluarganya xvii. Tidak memiliki sahabat sejati xviii. Sering direndahkan dan difitnah kerabat xix. Diserang rasa malas yang berlebihan xx. Tidak dipercaya oleh masyarakat xxi. Sulit mencari mata pencaharian Sebagian manfaat dari menjaga sila tidak bermabuk-mabukan: i. Dapat terlahir ke alam dewa atau manusia ii. Bila ditambah dengan penekunan praktik Buddha Smrti (pelafalan nama Buddha/ 念佛-nianfo), dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, dilatih hingga mencapai Nirvana oleh Buddha Amitabha, terbebas dari tumimbal lahir. iii. Mempunyai feeling atau intuisi yang tajam dan tepat Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 22 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 iv. Mampu memahami proses suatu tindakan, mengetahui sebab dan akibat dengan tepat v. Berkemampuan mengingat kelahiran lampau dengan tepat vi. Berkemampuan memprediksikan masa depan dengan tepat vii. Berpandangan benar, tidak mudah tersesatkan viii. Tidak akan menjadi orang dengan gangguan jiwa ix. Berkebijaksanaan x. Tidak punya sifat malas xi. Tidak akan jadi orang bodoh xii. Tidak lemah, sangat berprinsip xiii. Tidak bingung-bingung, selalu mantap dan jelas xiv. Tidak akan lepas kontrol atas dirinya xv. Tanpa rasa takut xvi. Emosinya Tidak akan meledak-ledak xvii. Tidak akan terbebani rasa irihati xviii. Kata-katanya selalu tepat xix. Tidak akan suka mengadu domba xx. Tutur bahasanya halus xxi. Tidak menyukai gosip xxii. Tahu balas budi, tahu berterimakasih xxiii. Tidak pelit, senang berdana xxiv. Mampu menjaga sila tanpa terbebani xxv. Hidupnya lurus, tidak mudah salah jalan xxvi. Tahu diri dan tahu malu, mampu menempatkan diri dengan xxvii. Mampu mengambil keputusan dengan tepat Dewa Dharmapala penjaga sila tidak berdusta: (1)阿摩罗斯兜嘻 (A Moluo Sidou Xi) Menjaga penjaga sila dari serangan binatang buas ketika berada di hutan (2)那罗门阁兜帝 (Naluo Menge Doudi) Menjaga dari luka berat yang menyebabkan kematian Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 23 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 (3)萨鞞尼干那波 (Sabing Nigan Nabo) Menetralisir berbagai pertanda buruk (4)阇鞞门毗舍罗(Dubing Menpi Sheluo) Mencegah gangguan dari ilmu hitam yang mewujud melalui anjing dan tikus (5)迦摩毗那阁尼(Jiamo Pina Geni) Menjaga dari berbagai bahaya yang dapat menyebabkan kematian 2. Makna Panca Sila Walaupun Panca Sila dibagi menjadi lima, namun, pada hakekatnya adalah, semangat untuk tidak mengganggu; tidak mengganggu dan justru menghormati makhluk lain, dengan demikian baru dapat merasakan kedamaian. Contohnya: tidak membunuh, artinya tidak mengganggu hak hidup makhluk lain; tidak mencuri, berarti ridak mengganggu harta milik makhluk lain; tidak asusila, berarti tidak menganggu kehormatan diri dan orang lain; tidak berbohong, artinya tidak menganggu nilai kebenaran dan nama baik orang lain; tidak minum arak, berarti tidak mengganggu kesadaran dan kebijaksanaan diri sendiri, agar dapat menjaga diri untuk tidak mengganggu orang lain. Ada orang yang berpandangan bahwa, menerima sila adalah seperti menambah ikatan, sehingga ia menyatakan: “Untuk apa menerima sila, mengikat diri sendiri saja!” Sebenarnya, orang-orang yang berada di penjara dan kehilangan kebebasannya, bila kita telusuri penyebabnya, justru dikarenakan melanggar salah satu atau lebih dari lima sila ini. Contohnya: membunuh orang, melukai, menganiaya, melanggar sila membunuh; korupsi, perampasan hak, pencurian, pemerasan, perampokan, penculikan, melanggar sila mencuri; Pemerkosaan, prostitusi, penculikan, poligami, melanggar sila asusila; Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 24 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Fitnah, pelanggaran kepercayaan, pemalsuan, intimidasi, melanggar sila berbohong; Perdagangan narkoba, penyalahgunaan narkoba, merokok dan bermabuk-mabukan, melanggar sila minum arak. Karena telah melanggar Panca Sila, tubuhnya terpenjara, kehilangan kebebasan. Dengan demikian, menerima sila, sebenarnya adalah menaati hukum negara, orang yang dapat menerima sila, menjaga dan memahami Panca Sila dengan baik, barulah dapat merasakan kebebasan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, makna sesungguhnya dari menerima sila adalah untuk mendapatkan kebebasan yang sejati, bukan justru menambah ikatan. Ada juga orang yang menganggap, setelah menerima sila dapat saja melanggar sila, bila tidak menerima sila, tidak akan ada kekhawatiran telah melanggar sila. Dalam keseharian kita, bahkan jika melanggar setelah menerima sila, asal ada rasa menyesal, menyatakan bertobat dan kembali meneguhkan sila,karma buruknya jadi jauh lebih ringan, masih ada harapan untuk tertolong. Sedangkan, orang yang tidak menerima sila, setelah melanggar sila, tidak tahu menyesal, tidak merasa harus bertobat, sehingga semakin lama karma buruk semakin berat, hingga terjatuh ke tiga alam sengsara. Lebih baik menerima sila, agar kita berkesadaran untuk segera bertobat bila terlanjur melanggar, terhindar dari keterpurukan yang mendalam. Jangan pula karena tidak menerima sila lalu merasa boleh melanggarnya, karena setelah menerima sila, baru dapat memperoleh kesempatan untuk terlintaskan, tidak menerima sila akan jauh dari kemungkinan menjadi Buddha. Apalagi, dengan tidak menerima sila, bukan berarti ketika berbuat salah, terbebas dari semua konsekuensi, tidak menerima sila dan melanggarnya, tetap akan menerima efek karma buruk, oleh karena itu, menerima sila lebih menguntungkan daripada tidak menerima sila. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 25 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 3. Manfaat menerima Panca Sila Menerima dan menjaga Panca Sila adalah prasyarat utama agar dapat terlahir menjadi seorang manusia. Tidak membunuh akan menimbulkan cinta kasih, tidak mencuri akan menimbulkan keadilan, tidak asusila akan menimbulkan kesopanan, tidak berbohong akan menimbulkan kepercayaan, tidak minum arak akan menimbulkan kebijaksanaan. Sehingga bila seseorang menerima dan menjaga Panca Sila, akan memperoleh semua sifat baik tersebut, yang kemudian akan membuahkan manfaat yang tak terkira. “(Sutra GuanDing Jing, 灌顶经) “ bab ke tiga menyatakan: “bila kita menerima dan menjaga Panca Sila, pasti akan menggugah 25 dewa Dharmapala untuk menjaga kita pagi dan malam” (masingmasing sila dijaga oleh lima dewa). “Sutra YueDeng SanMei Jing” gulungan enam mencatat, “ia yang menjaga silanya dengan baik akan mendapatkan 10 manfaat”: Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 26 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 1. Kebijaksanaan yang memadai Padi kebijaksanaan akan tumbuh di atas tanah yang dibasahi dengan kesejukan air Sila, sebab pelanggaran sila seperti mengairi ladang batin dengan air beracun. 2. Mampu mempelajari semua ajaran Buddha Dengan kebijaksanaan yang memadai, seseorang akan menjadi sangat terbantu dalam mempelajari semua ajaran Buddha. 3. Tidak akan dicela para bijaksana Sebab tindak-tanduknya adalah perilaku seorang bijak, ia akan senantiasa disanjung para bijaksana. 4. Kekuatan tekadnya tidak akan luntur Seorang Bodhisattva yang mampu terus memegang teguh silanya, tidak akan mengalami pelunturan tekad, melainkan terus melaju pada pencapaian Anuttara Samyak Samboddhi! 5. Tenang dan damai dimanapun ia berada Rumput liar kegelisahan akan tumbuh di tanah yang kosong yang ditaburi rasa bersalah karena pelanggaran sila. Taburilah tanah dengan kemantapan hari karena menjaga sila, maka ketenangan dan kedamaian akan bersemi. 6. Mampu melepaskan diri dari tumimbal lahir Akar tumimbal lahir adalah keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan. Lima Sila bila dihayati dengan sempurna, akan memadamkan ketiga racun, yang berarti memadamkan tumimbal lahir. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 27 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 7. Akan mengecap kebahagiaan Nirvana Sila akan mengurangi khayalan dan kekotoran batin dengan signifikan. Ketika mendung kekotoran batin tersingkap, cahaya matahari kebijaksanaan akan menyinari semua kegelapan ketidaktahuan dan menunjukkan Nirvana. 8. Akan memiliki hati yang tidak melekat Ketika sila dijalankan dengan teguh, hati akan utuh dan kokoh. Karena tidak ada kecacatan dalam hati, tidak ada rasa memerlukan “penambalan” (manusia pada umumnya ketika merasa ada kekosongan di hatinya, akan berusaha mencari pengisi kekosongan, dengan hal-hal yang rentan sekali melanggar sila). Karena ketenangan meliputi hatinya, sang penjaga sila tidak akan terlekati berbagai ikatan nafsu duniawi. 9. Mudah mencapai samadhi (Dhyana) Bagaikan rumah tiga lantai, Sila adalah fondasi untuk membangun lantai selanjutnya, Samadhi. Dan Samadhi adalah fondasi untuk membangun lantai selanjutnya, Prajna (kebijaksanaan). Mereka yang menjaga sila, akan senantiasa tenang dan damai, karena tenang dan damai, mudah mencapai Samadhi, berbagai tingkatan Dhyana. 10.Tidak akan kekurangan rezeki dan sahabat sejati Menjaga sila menyebabkan seseorang tidak akan kehilangan harta benda dan orang yang ia kasihi. Seperti seorang pedagang yang menambal lumbung sebelum mengisinya dengan beras, demikian seorang yang menjaga sila menambal lumbung silanya,sehingga tidak ada kebocoran dari segala karma baik yang dikumpulkannya. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 28 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Apabila kita tidak membunuh dan bahkan menjaga kehidupan makhluk lain, secara alamiah akan memperoleh umur panjang; tidak mencuri, bahkan berdana, secara alamiah akan memperoleh kekayaan; tidak asusila bahkan menghormati kehormatan orang lain, secara alamiah akan memiliki keluarga yang harmonis; tidak berbohong/berkata kasar bahkan memuji dengan jujur dan membabarkan Dharma, secara alamiah akan memperoleh nama baik dan kepercayaan; tidak minum arak dan bahkan melatih kesadaran (meditasi), secara alamiah tubuh akan sehat dan kebijaksanaan akan jernih. Sehingga, bila kita menerima dan menjaga Panca Sila, kita akan merasa, banyak kegelisahan, kerisauan, dan ketakutan dalam kehidupan sehari-hari berkurang. Hati lebih sering merasakan ketenangan, kebebasan, rasa aman, harmonis, kebahagiaan; apalagi tahu bahwa pada kehidupan berikutnya akan terhindar dari 3 alam penderitaan, memperoleh kelahiran di alam manusia atau dewa, bahkan menjadi Buddha! Menerima dan memperoleh sila adalah bagaian menanamkan benih kebajikan di ladang subur, maka tanpa diminta pun, secara alamiah akan ada banyak hal yang positif muncul dalam kehidupan kita. Itulah kebajikan, membahagiakan ketika berbuah. 4. Penerimaan Panca Sila Panca Sila adalah sila yang cukup diterima sekali seumur hidup, bukan sila yang hanya berlaku sehari semalam. Panca Sila tidak membebani kita, karena dalam “ShiZhu XinLun” gulungan 2 “TaZhiDuLun” 《十住心論》卷二引《大智度論》: “Sila ada lima, tidak membunuh hingga tidak minum arak. Bila menjaga satu sila, mendapat satu bagian, menjaga dua sila, tiga sila, disebut nilai Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 29 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 rendah, bila menjaga empat sila disebut nilai tinggi, bila menjaga kelimanya, disebut nilai sempurna. Karenanya, Panca Sila dapat dijaga dan dilatih secara bertahap.” Dari sini dapat diketahui, upasaka dan upasika dapat mulai melatih Panca Sila dari 1 sila dulu, 2 sila, asal terus bersemangat menyempurnakan diri, pasti akan mampu menyempurnakan menjadi lima sila. Bahkan dapat saja terus melaju lagi dengan menerima Asthasila atau delapan sila, Bodhisattva sila, dengan demikian, akan mampu mengalami peningkatan kualitas hidup dan kebijaksanaan yang lebih baik, mempercepat pencapaian buah tertinggi, KeBuddhaan. 5. Perumpamaan-perumpamaan I. Seorang murid bertanya pada guru: “Sukhavati dan neraka yang Engkau babarkan, tidak dapat kulihat, bagaimana mungkin dapat kupercayai?” Sang guru mengajaknya ke sebuah ruangan gelap dan mengatakan: “di dinding ada sebuah palu” Sang murid berusaha membelalakkan matanya, namun tidak dapat melihat apa-apa. Karenanya, ia katakan: “tidak kelihatan!” Sang guru meyalakan lilin, dan benar di dinding ada sebuah palu. Kegelapan adalah ketidaktahuan (moha/avidya), kebijaksanaan bagaikan cahaya yang mengusir kegelapan dan menjadikan semua terlihat jelas. Sesuatu yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. II. Ada orang yang membeli 7 buah kue wijen. Karena lapar, ia makan dengan sangat cepat. Hingga kue ke enam setengah, tiba-tiba ia tersadar dan merasa kenyang. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 30 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Namun kemudian, ia menyesali: “Alangkah bodohnya aku! Kalau tahu makan setengah kue terakhir ini saja saya sudah akan kenyang, bukankah tidak perlu makan ke enam kue tadi! ” Pembinaan diri, dalam mencapai kebijaksanaan tertinggi, Anuttara Samyak Samboddhi, haruslah dimulai dari dasar. Bila tidak melatih Sila, dan mengharapkan pencapaian keBuddhaan, adalah seperti orang yang mengira dapat kenyang hanya dengan memakan setengah roti terakhir, padahal sebenarnya ia kenyang karena ke-enam roti awal sudah ada dalam perutnya. Cerita ini sangat cocok untuk orang-orang yang ingin serba instan. III. Ada seorang penggembala yang mempunyai 500 ekor sapi. Suatu hari, seekor harimau memangsa salah satu sapinya. Sang penggembala sangat bersedih dan kecewa, ia berkata: “Sapiku telah dimakan satu oleh harimau..jumlah sapiku juga telah tidak utuh (499), apalagi gunanya sapi-sapi ini?” Kemudian ia mengiring 499 ekor sapinya ke sebuah lembah, di sana ia membunuh mereka tanpa tersisa seekorpun. Ada orang yang menerima dan menjaga Panca Sila Buddhis dengan baik, namun suatu hari, ia melanggar salah satu sila. Kemudian, ia menyatakan: “Silaku telah terlanggar satu, silaku telah tidak utuh lagi, apa gunanya tetap kujaga?”dan kemudian ia melanggar dan meninggalkan semua silanya. Ini adalah hal yang sama dengan kehilangan seekor sapi kemudian membunuh semua sapi lainnya. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 31 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 IV. Ada sebuah pohon yang sangat besar dan biasa menghasilkan buah yang banyak dan sangat enak. Suatu hari seorang raja dan rombongannya melintas, sang menteri memperkenalkan pohon ini pada sang raja: “Baginda, pohon ini adalah pohon yang mampu menghasilkan buah-buah yang sangat istimewa”. Kemudian Sang Raja karena menginginkan buah yang istimewa tersebut (saat itupohon sedang tidak berbuah), ia memerintahkan sang menteri untuk mengambil buahnya. Karena pohon tersebut tinggi dan sulit dipanjat, sang menteri memerintahkan prajurit untuk menebangnya. Setelah di tebang, tentu saja tidak ada buah yang di dapat, dan tidak akan pernah lagi pohon itu menghasilkan buah. Mereka kehilangan buah-buah berharga selamanya.. Demikian pula, pohon Sila, akan menghasilkan beragam buah samadhi , buah kebijaksanaan, buah kebahagiaan, buah rezeki, kesehatan, dan keharmonisan. Untuk mendapatkan buahnya, pohon (Sila) haruslah dirawat dan dipupuk, kemudian ditunggu hingga saatnya matang. Adalah tidak mungkin memperoleh buah-buah kebahagiaan tersebut dengan instan, tanpa menjaga Sila. 6. Nama Dewa Dharmapala Penjaga Sila Nama para dewa yang mengajukan dirinya untuk menjadi pelindung dari setiap penerima dan penjaga Pancasila Buddhis telah dilampirkan di masing-masin sila. Mereka menyatakan akan selalu melindungi penjaga sila yang telah bersarana (Visuddhi Trisarana & Pancasila) dan menjunjung Triratna tanpa mencari perlindungan luar lainnya. (Sutra GuanDing Jing, 灌顶经) Ketiga puluh enam dewa tersebut, masing-masing memiliki pasukan sejumlah puluhan ribu makhluk yang terdiri dari dewa, yaksa, Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 32 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 semakin teguh seorang Upasaka, Upasika menjalankan sila, mendengarkan, melaksanakan Dharma, atau bahkan membabarkan Dharma dengan kerendahan hati, maka tidak pernah perlu khawatir dengan jumlah kekuatan pelindungnya. Sungguh luar biasa! Mereka yang biasa tertimpa berbagai kemalangan besar maupun kecil, yang merupakan gangguan dari makhluk halus baik yang menagih hutang karma maupun yang didatangkan dengan kekuatan mantra jahat, akan mengalami perubahan setelah menerima Visuddhi Trisarana dan Panca Sila serta segera menegakkan sila-silanya. Selama sila dijaga, para Dharmapala akan menjaga kita. Bila sila terlanggar, segeralah pertobatkan tanpa membela diri, pertobatan yang tulus dan tekad menyempurnakan diri akan menggugah para dewa untuk tetap menjaga. Bila sudah salah tapi masih mencari alasan pembenaran, biasanya para dewa akan meninggalkan. Dharmapala melindungi kita seperti atmosfer melindungi bumi dari meteor. Meteor yang kecil akan terbakar habis, namun meteor besar bisa saja tetap tiba ke bumi, namun dalam kondisi yang sudah lebih minim, sehingga efek yang ditimbulkan jauh lebih ringan dibandingkan tidak adanya atmosfer. Jadi, bukan berarti bila kita sudah Visuddhi dan Pancasila, akan terbebas dari semua masalah, kecuali bila pada kelahiran-kelahiran lalu kita tidak menumpuk karma buruk yang signifikan. Karma tetap akan berbuah, namun, akan sangat terminimalisir. Oleh karena itu, mari kita tambah terus karma baik kita, jaga sila dengan teguh, diiringi dengan pelafalan nama Buddha Amitabha setiap saat dalam hati, hal-hal ini akan menambah “tebal”nya atmosfer yang akan mengikis efek karma buruk ketika berbuah. Master Shengyan (圣严法师) menyatakan, bagi umat yang sering merasa kurang percaya diri, daripada menggunakan berbagai jimat dari sumber yang belum tentu “bersih” danmelanggar tekad Visuddhi (hanya berlindung pada Tri Ratna), dapat juga menuliskan Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 33 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 nama para dewa Dharmapala, dan dibawa bila dirasa perlu. Tentu saja, perlu dibarengi dengan penjagaan sila. 7. Pertanyaan-pertanyaan umum Bila ada pertanyaan yang ingin saudara/I tanyakan, dapat diemailkan ke: Berikut pembahasaan ulang dari tanya jawab antara umat dan Bhiksu maupun penceramah dharma umum: a. Saya ingin bervegetarian dan menerima Bodhisattva sila, tapi anak, suami ingin makanan berjiwa, bagaimana saya harus menyiapkan makanan untuk mereka? Jawab: hidup di dunia saha dengan 5 kekotoran, termasuk kekotoran batin, tentunya kita tidak dapat menuntuk segala sesuatu berjalan mulus sesuai keinginan kita. Bila anda sebagai ibu rumah tangga, mempunyai pengaruh kuat dalam rumah tangga, dapat memberi tahu keluarga: “Berbagai makanan daging kini telah mengandung banyak antibiotik dan hormon kimiawi. Dikhawatirkan akan memberi efek kurang baik bagi kesehatan kita dan perkembangan anak-anak. Mungkin ada baiknya bila kita berlatih meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengurangi konsumsi daging.” Selain itu, anda juga dapat belajar memasak makanan vegetarian dengan lebih enak daripada makanan berdaging. Dengan membuat makanan berdaging sedikit kurang enak dibanding biasanya, secara perlahan akan mampu mengubah pola kebiasaan makan keluarga, apalagi sekarang sudah ada berbagai dagingdagingan dari kedelai. Dengan demikian, bila anda berhasil mengubah sekeluarga berhenti makan daging, ditambah dengan Buddha Smrti/nianfo (melafalkan nama Buddha Amitabha), satu keluarga akan dapat terlahir lagi di Tanah Suci Sukhavati, sungguh menyenangkan! Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 34 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Bila keluarga anda masih saja senang makan daging, sehingga anda sudah tidak tahu lagi cara menghadapinya. Pada saat anda memotong daging, menyiapkan makanan, setiap irisan, bacakan Namo Amitabha, setiap menggerakkan serokan kuali, satu kali Namo Amitabha, setiap gerakan di dapur diselingi dengan Namo Amitabha, dengan niat penyesalan dan keterpaksanaan, serta mendoakan supaya mereka semua terlintaskan ke Sukhavati. Ini adalah solusi terakhir yang ditempuh dalam kondisi terpaksa. Anda perlu katakan pada para hewan tersebut (arwah mereka biasa masih menempel hingga lumat di perut kita): “saya tidak bermaksud memotong, memasak, dan memakanmu, saya sudah tidak akan makan daging lagi, namun terdesak untuk memasakmu karena kondisi karma buruk keluarga, semoga engkau terlahir ke Sukhavati, Namo Amitabha” Namun, tentunya jangan sampai menganggap dengan cara ini, dapat dengan leluasa menyantap daging, hal ini dalam kondisi yang terpaksa, memasak untuk keluarga tapi diri sendiri juga usahakan tetap vegetarian. b. Kita menerima Sila, kemudian melanggar Sila. Apakah ada karma buruknya? Apakah tidak lebih baik kalau tidak menerima Sila saja? Sebagian orang tidak berani menerima Sila karena takut melanggar dan menyebabkan karma buruk. Ini adalah pandangan yang tidak terlalu lengkap. Apakah berarti dengan tidak menerima sila dan berbuat hal-hal jahat, kita terbebas dari karma buruk? Sila bersifat universal, tidak peduli anda suku, agama, makhluk apapun, bila melanggar sila akan menerima efek karma buruk dan jatuh ke alam penderitaan. Dengan demikian, menerima sila merupakan sesuatu yang sudah sewajarnya kita lakukan. Bahkan, dengan tulus menerima sila, akan memperoleh perlindungan khusus, yang mengondisikan kita lebih mudah menjaga kesadaran untuk tidak melanggar sila. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 35 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Ibaratnya seperti ini. Karma buruk akan terus mengondisikan kita melakukan lebih banyak lagi karma buruk, sehingga pada sebagian orang, mungkin godaan untuk melanggar sila adalah lebih kuat. Sehingga, sangat mempermudah ia jatuh ke alam penderitaan. Setelah menerima sila dengan tekad ingin menjadi seorang Upasaka / Upasika yang baik, para Dharmapala akan melindungi dan mengurangi gangguan dalam pelaksanaan sila. Namun tentunya kita tidak dapat menyerahkan keseluruhan tugas menjaga sila pada Dharmapala. Dharmapala hanya pendukung, kitalah yang bertanggungjawab pada diri sendiri. Setelah menerima sila, setiap kali melanggar, usahakan langsung baca ulang sila yang dilanggar. Misalnya, begitu menyadari sedang berbohong, segera hentikan dan bacakan: ”saya bertekad menghindari berkata tidak jujur, tidak benar, tidak berguna”. Hari-hari awalnya mungkin akan sering membaca ulang sila, tapi itu tidak apa-apa. Tidak sampai sebulan saja pelanggaran sudah akan banyak berkurang. Bila dilaksanakan setiap hari dan bertekad mengurangi pelanggaran sila, hal ini juga akan menggembirakan para dewa Dharmapala yang melihat kita serius berlatih. Buddha tidak pernah menuntut kita langsung sempurna. Beliau sangat memahami kondisi kita. Namun tentunya kita jangan sampai memanfaatkan kelembutan dan welas asih Buddha dengan melonggarkan pelatihan. Bila telah menerima Panca Sila, satu hari tidak melanggar satu sila, sudah akan mendapatkan pahala senilai satu sila, bila anda tidur dengan niat tidak melanggar sila saja, sudah akan menghasilkan pahala! Itulah keunggulan mereka yang menerima sila dibandingkan yang tidak menerima sila. Bila selama sebulan penuh tidak melanggar sila, akan mendapatkan pahala sebulan, Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 36 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 dan seterusnya, oleh karena itu, jangan pernah mneyerah menjaga sila. Dan terlebih lagi, setelah kita memahami besarnya karma baik dari menerima sila, ada baiknya setiap pagi dan malam kita tekadkan, ucapkan dalam hati demikian: “Semoga semua karma baik yang terkumpul pada hari ini di limpahkan untuk kebahagiaan semua makhluk, semoga saya dan semua makhluk terlahir di Tanah Suci Sukhavati Buddha Amitabha” Tekad juga sangat penting, mengapa? Tekad seperti balon, karma baik seperti udara. Bila hanya ada udara, tentunya tidak dapat mewujudkan balon tekad yang membawa kita terbang ke Sukhavati (perumpamaan), hanya dapat meniup kita ke surgasurga biasa saja. Namun hanya ada tekad, tanpa diisi dengan karma baik, bagaimana balon yang kempes dapat terbang? Dengan mengucapkan tekad setiap pagi dan malam, maka semua udara karma baik yang kita lakukan akan langsung “tersimpan” dalam balon tekad, yang kemudian mampu membawa kita bersama semua makhluk terlahir ke Sukhavati, terbebas dari tumimbal lahir. c. Suhu, di rumah saya banyak kecoa, semut, dan tikus, bagaimana? Kita memasuki era kehancuran Dharma, apalagi di masa Kalpa Penurunan (lebih banyak yang terlahir di alam rendah [hewan, setan kelaparan, neraka] dibanding yang terlahir di alam surga) untuk menjalankan Sila secara sempurna, memang bukan hal yang mudah. Namun, jangan lalu putus asa dan menghentikan pelatihan. Kita berusaha menghindari pelanggaran yang dapat dihindari, bagi yang tak terhindarkan, niatkan pertobatan dan limpahkanlah karma baik yang dilakukan untuk pihak-pihak yang Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 37 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 dirugikan. Contohnya, membangun vihara ini saja, tidak tahu berapa banyak semut, serangga yang terbunuh. Apakah karena takut membunuh lalu tidak jadi membangun vihara? Dalam kondisi terpaksa demikian, batin harus memunculkan rasa penyesalan, timbulkan welas asih, cinta kasih dengan niat melimpahkan karma baik dari pelatihan diri kita kepada mereka. Anda dapat melihat, di vihara ini, ada satu papan nama pelimpahan jasa (PaiWei) yang didekasikan bagi semua makhluk yang tanpa sengaja terbunuh dalam proses pembangunan vihara ini. Setiap hari, karma baik dari kita membacakan sutra, kebaktian pagi dan malam, dilimpahkan pada mereka juga, agar dapat terlahir di Sukhavati, selamanya terbebas dari penderitaan. Masalah semut, tikus, kecoa di rumah, anda perlu terlebih dahulu menjaga kebersihan rumah. Bila sudah bersih, tidak ada ceceran makanan, tidak banyak tumpukan barang bekas, semua makanan tersimpan dalam lemari yang tertutup rapat, tentunya serangga dan tikus tidak akan terlalu banyak lagi. Selain itu, dapat juga anda sebarkan kapur barus di pojokpojok ruangan, sehingga dapat menghindarkan berbagai serangga berada dalam rumah. Untuk masalah nyamuk juga, usahakan tidak membunuh nyamuk dengan raket nyamuk atau mesin penghisap nyamuk yang membunuh nyamuk dengan cara kejam. Juga perangkap tikus, usahakan jangan gunakan perangkap tikus yang bersifat meracuni atau membunuh. Mereka yang menciptakan teknologi untuk membunuh hewan akan menerima karma buruk yang luar biasa. Saya pernah melihat ada teknologi yang membunuh tikus dengan cincin karet yang begitu kecil, mencekik tikus hingga mati. Mungkin pencipta alat itu akan menjadi kaya karena “keefektifan” alat itu dalam membunuh, maka sungguh tak terbayangkan karma buruk yang terus menerus mengalir padanya, tentu saja yang mengaplikasikan juga tidak terlepas dari karma buruk. Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 38 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Namun apakah setelah menerima sila, rumah dibiarkan menjadi sarang tikus, semut, kecoa, nyamuk? Tentu saja tidak, bila demikian keluarga mana yang tidak protes. Yang perlu kita lakukan adalah, menghindari pembunuhan, sehingga banyak cara untuk mengondisikan mereka pergi dari rumah kita. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan. Untuk nyamuk, dapat saja kita gunakan cara menggunakan obat nyamuk listrik atau semprotan, namun, tolong buka jendela selama beberapa saat, agar, nyamuk-nyamuk berkesempatan untuk keluar. Untuk tikus, sediakan perangkap tikus yang terbuat untuk mengurung tikus (seperti kerangkeng), kemudian, jangan rendam tikus dalam air, melainkan, lepaskan di tempat yang jauh dari rumah. Setelah kita gunakan berbagai upaya yang menghindari pembunuhan, boleh juga setiap hari meniatkan agar semua karma baik kita dilimpahkan kepada hewan-hewan itu agar tidak tinggal di rumah kita lagi, boleh juga, melimpahkan karma baik pada dewa Dharmapala atau dewa bumi, dengan menyatakan: “Semoga karma baik dari tekad saya menjaga sila tidak membunuh, dapat dilimpahkan pada semua makhluk yang tinggal di rumah ini, semua dewa dharmapala, dewa bumi setempat. Semoga para dewa juga membantu saya menjaga sila ini, dan membantu mengantar semua makhluk yang mungkin terlukai oleh keluarga saya ke tempat yang lebih aman” Sila, juga perlu diterapkan sesuai dengan kemampuan kita. Kita harus berkebijaksanaan dalam penerapan sila, karena kita hidup di masa yang merupakan kekeruhan Kalpa, kita tidak bisa mengharapkan sila kita sempurna, hanya saja tetap perlu diusahakan dilatih sekonsisten mungkin. Contohnya, bila anda adalah seorang petani, karena takut ketika membajak sawah anda membunuh cacing tanpa sengaja, lalu tidak berani menanam, sehingga banyak orang kekurangan makanan dan mati kelaparan, Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 39 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 bukankah itu tidak bijaksana? Bila anda sangat berwelas asih, boleh juga sambil beraktifitas, munculkan hati yang penuh welas asih, mendoakan: “Semoga semua makhluk yang terbunuh karena aktifitasku dan keluargaku, dapat terlintaskan ke Sukhavati, Namo Amitabha!” dan terus iringi kegiatan, setiap langkah, setiap nafas dengan Buddha Smrti, Amitabha, Amitabha.. Tentu kasus terbunuhnya cacing saat bercocok tanam (tanpa niat), berbeda dengan membunuh hewan untuk dijual dagingnya. d. Bolehkah seorang Buddhis mempunyai pekerjaan menjual ikan, daging? Mungkin perlu kita sosialisasikan dengan lebih baik lagi, bahwa, hal-hal yang menurut hukum alam tidak baik, adalah tidak baik bagi semua orang dan bukan hanya bagi seorang Buddhis. Sebab, Buddha tidak membuat hukum sendiri, melainkan Sang Buddha menyampaikan apa yang menjadi hukum alam, Dharma. Sehingga artinya, bila dikatakan akibat dari membunuh dan menjual makhluk hidup adalah ketidakbahagiaan hidup, itu akan berlaku bagi semua makhluk yang melanggarnya, bukan hanya seorang Buddhis. Hukum karma bersifat universal, bila ada ajaran yang mengatakan, “Oh, di ajaran kami melakukan itu (membunuh, menjual daging) tidak apa-apa”, padahal itu jelas-jelas membuahkan karma tidak baik, apakah artinya benar-benar tidak akan membuahkan karma buruk? Air terjun, akan tetap mengalir dari atas ke bawah walau seribu orang menyatakan air terjun mengalir dari bawah ke atas. Demikianlah hendaknya kita pahami. Buddha tidak pernah melarang siapapun menjadi muridNya, bahkan, dalam Saddharma Pundarika Sutra Bab 12: hal 211, Devadatta yang berulangkali mencoba membunuh Buddha, hingga detik-detik kematiannya (tertelan bumi) pun masih diisi kebenciannya pada Sang Guru Buddha yang merupakan sepupunya sendiri. Buddha dengan penuh cinta kasihNya, Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 40 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 memberikan Vyakarana (peneguhan pencapaian KeBuddhaan) pada Devadatta. Devadatta yang kini berada di neraka Avici (neraka ada neraka kecil (ribuan tingkat), sedang(500 tingkat), besar (18 tingkat), Avici adalah neraka besar terdalam tingkat 18), Buddha nyatakan akan mencapai KeBuddhaan dengan gelar Devaraja, alamNya disebut Devasopanna. Artinya, Ajaran Buddha tidak hanya untuk orang suci, semua orang berhak menjadi murid Buddha. Penjagal daging, mantan pembunuh bayaran, bahkan mereka yang menjual kesucian dirinya. Yang terpenting adalah, mau mempelajari Buddha Dharma, bila dapat segera merubah diri menuju jalan yang lebih baik, tentu itu adalah sangat luar biasa. Selama nafas masih ada, tidak pernah ada kata terlambat. Sang Buddha mengatakan: “begitu melepas pisau jagal, segera menjadi Buddha. Bila bersedia berbalik arah, pantai kebahagiaan (Nirvana) akan terlihat” Namun, sekali lagi tidak berarti harus langsung berubah 180o. Misalkan, para nelayan yang mengandalkan hidup dari penangkapan ikan, mungkin lebih sulit untuk diminta merubah pekerjaan. Begitulah bila kita hidup di lingkungan yang mengondisikan kita melakukan karma buruk. Setelah menjadi murid Buddha walaupun tidak dapat langsung mengubah mata pencaharian, asal di hati ada rasa penyesalan, selalu mengingat Sang Buddha, itu jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Dapat juga mengajarkan orang yang bermata pencaharian demikian, lebih konsentrasi lagi BerBuddha Smrti, melafalkan nama Buddha Amitabha, selama memotong hewan, menjual hewan, menangkap ikan, dan sebagainya. Niatkan, saya melakukan ini karena belum dapat merubah pekerjaan, semoga kalian dapat terlintaskan ke Sukhavati. Bukan berarti dengan demikian bisa leluasa melakukan pembunuhan, hanya saja, kita berusaha memperingan akibat dari karma buruk yang terpaksa dilakukan. Demikianlah, dapat kita Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 41 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 pahami, mempelajari ajaran Buddha adalah tetap jauh lebih baik daripada tidak menjadi murid Sang Buddha. Seperti halnya, ketika menenggak racun, mempunyai obat penawar tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. e. Ada orang yang mendukung menggugurkan kandungan sebagai salah satu cara untuk mencegah kelahiran. Apakah ini melanggar sila pertama (membunuh)? Masyarakat di dunia ini, jangankan masa yang akan datang, sekarang pun kita sudah dapat melihat hal tersebut; orang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hukum alam mendukung menggugurkan kandungan, sungguh sangat menakutkan! Bagaimana nantinya mereka menghadapi karma buruk yang mengerikan ini? Menggugurkan kandungan adalah pembunuhan yang mutlak dilarang, bahkan, bila kita membunuh makhluk yang mempunyai ikatan semakin dekat dengan kita, buah karma buruknya akan menjadi jauh lebih mengerikan. Contohnya, membunuh kambing untuk dijadikan korban persembahan dalam ibadah saja, menyebabkan seorang terlahir di neraka kemudian menjadi kambing selama 500 kali untuk di bunuh (MATAKABHATTA-JĀTAKA). Membunuh orang tua, akan terlahir di Avici selama masa kalpa yang hampir tak terhitung (hitungan kalpa, 1 kalpa sekitar 4x10140tahun). Membunuh anak sendiri, tentu akan menghasilkan karma yang sangat berat, karena ikatan batin sangat mendalam. Selama sudah terjadi pembuahan, sudah ada kesadaran yang akan terlahir (gandharba), oeh karena itu, pengguguran kandungan dari sejak terbentuknya zigot sudah termasuk membunuh. Selain karma buruk setelah kehidupan, karma buruk yang berat ini hampir dipastikan juga akan berbuah dalam kehidupan ini. Berdasar pengalaman banyak bhiksu agung, arwah Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 42 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 janin adalah yang tingkat kebenciannya tertinggi, serta paling sulit di lintaskan ke Sukhavati. Mereka biasa akan menempel di tubuh sang ibu atau yang berinisiatif memaksa terjadinya aborsi. Mereka akan menyebabkan sang ibu merasa mudah lelah, bahkan terserang berbagai penyakit. Mengganggu perasaan, keharmonisan keluarga, dan sebagainya. Bila sudah terlanjur pernah dilakukan, segeralah bertobat. Ada berbagai cara bertobat, namun yang paling penting adalah kesadaran tulus dari dalam hati untuk mengakui kesalahan, menyesal, dan bertekad tidak akan mengulangi, dan bahkan berusaha mencegah orang lain melakukan kesalahan yang sama.. Setelah itu, ada beberapa cara pertobatan yang umum, 88 nama Buddha, Pertobatan Maha Karuna Dharani, Pertobatan Kaisar Liang. Dan usahakan, berikanlah nama pada janin anda, setiap kali ada upacara pelintasan arwah (ChaoDu), silakan tuliskan namanya, dan sebagai orang tua, anda sebaiknya hadir pada upacara untuk menyatakan kesungguhan hati bertobat. Bagi yang sempat mengetahui kebenaran ini, bersyukurlah, karena bagaimanapun juga, bila anda bertobat sepenuh hati, giat menjaga Sila, melakukan Asthasila, Bodhisattva Sila untuk menebus kesalahan masa lampau, pasti akan jauh teringankan. Yang sangat perlu kita kasihani adalah mereka yang belum memahami kebenaran ini, membunuh tanpa rasa bersalah, para tenaga medis maupun non medis yang memberikan jasa aborsi bebas, pendukung hak-hak aborsi dengan menyandingkannya dengan hak wanita, sungguh menakutkan, buah karma yang passti akan mereka terima. Amitabha… f. Saya seorang pedagang. Kalau saya diminta untuk tidak berkatakata kasar, berlidah dua, gosip, saya dapat menjalankannya. Kalau tidak berbohong mana mungkin? Berdagang tidak dapat menghindari harus berbohong, bukan? Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 43 Buddha Dharma Step by Step Step 2, PancaSila Namo Sakyamuni Buddhaya Namo Amitabhaya Tathagataya 15 April 2013 Bila anda menjadikan kebohongan sebagai fondasi bisnis, dewa rejeki pun mungkin akan enggan memberikan bonus rejeki di samping timbunan karma baik anda sendiri. Bila berbohong, pelanggan mungkin akan datang satu dua kali, setelah sadar biasanya mereka tidak berlangganan lagi. Kata-kata seperti: “Barang ini saya jual rugi”, “saya tidak ambil untung”, adalah kata-kata yang sudah dianggap “biasa”, padahal tetap merupakan kebohongan, alam semesta tidak memedulikan biasa atau tidaknya sesuatu terjadi, bila salah tetap salah. Perlahan-lahan ubah saja cara kita erbisnis dengan katakata yang fair. “Saya berbisnis pasti perlu untung, namun, silakan uji kualitasnya, pasti sebanding dengan harga, harga sudah sangat wajar”. Selain itu, tingkatkan keramahan, sopan santun, perhatian pada pelanggan, sehingga biasanya pelanggan akan setia dan lambat laun tidak terlalu mempermasalahkan harga lagi, karena melihat ketulusan dan kejujuran anda dalam berbisnis. …………Wuuuusshhh……====>>> To be continued…Buddha Dharma Step by Step, Step 3, Asthasila Mudita Center, Jl. Bisma Raya Blok A No. 68, Sunter Agung, Jakarta Utara 021 65305315, 081808 683482 www.MuditaCenter.com 44