II. LITOSFER Struktur Bumi/Lapisan Bumi Dikarenakan

advertisement
II.
LITOSFER
Struktur Bumi/Lapisan Bumi
Dikarenakan bagian bumi sebelah dalam sulit untuk diketahui secara
langsung sehingga banyak orang berusaha menganalisa lewat perbandingan
pengukuran secara tidak langsung.
Berdasarkan penelitian dengan bantuan berbagai ilmu pengetahuan
dan teknologi telah disebutkan sebelumnya, para pakar penyusun suatu teori
tentang kerangka bumi. Berdasarkan teori tersebut mereka membagi bumi
menjadi 3 bagian besar, yaitu kerak bumi (crush), selimut bumi (mantle) dan
inti bumi (core).
Kerak Bumi (crush)
Lapisan ini menempati bagian paling atas/permukaan bumi dengan
tebal rata-rata antara 10 s.d 50 km. Tebal lapisan ini tidak sama di semua
tempat. Secara garis besar tebalnya berkisar antara 20 s.d 50 km, namun ada
di bawah dasar laut ketebalannya hanya mencapai 10 s.d 12 km. Jika
dihubungkan dengan teori isostasi tampaknya teori ini masih relevan sekali
untuk menjelaskan tentang susunan lapisan bumi.
Wujud lapisan ini pada umumnya berupa materi-materi yang padat.
Dalam kerak bumi ini masih terbagi lagi dalam sublapisan, yaitu lapisan
yang bersifat granitis dan lapisan yang bersifat basaltik.
 Lapisan Granitis
Lapisan granitis merupakan lapisan paling luar kerak bumi.
Berdasar nama yang diberikan menunjukan bahwasanya susunan
materi yang menyusunnya kebanyakan batuan granit. Lapisan ini
menempati lapisan paling atas dengan ketebalan sekitar 10 s.d 15
km, dengan kecepatan gelombang primer mencapai 6,5 km/detik.
 Lapisan Basaltis
Lapisan ini adalah lapisan setelah lapisan granitis. Berdasar
nama maka dapat dikatakan bahwasanya lapisan ini tersusun
materi basalt yang bersifat basa dengan densitas yang lebih besar.
Dengan kedalaman sekitar 30 s.d 50 km. Kecepatan gelombang
primer berkisar antara 6,5 km/detik di bagian atas dan di bagian
bawah mencapai 8 km/detik.
Edward Alfin
Selimut Bumi (mantle)
Lapisan ini terletak setelah kerak bumi, sesuai namanya maka lapisan
ini bersifat sebagai pelindung dalam bumi. Lapisan ini menempati sebelah
bawah kerak bumi. Pada umumnya dibagi atas 3 bagian, yaitu litosfer,
astenosfer dan mesosfer.
 Litosfer
Merupakan lapisan terluar dari selimut. Kata ini dari lithos
yang berarti batuan dan fera yang berarti sekitar/sekeliling.
Lapisan ini didominasi oleh batuan yang terdiri dari materimateri yang berwujud padat dengan ketebalan sekitar 50 s.d 100
km.
Bersama dengan kerak bumi sering pula disebut dengan
lempeng lithosfer yang mengapung di atas materi agak kental
yaitu astenosfer. Pada kedalaman 60 s.d 200 km dari puncak
lithosfer terdapat lapisan yang agak lain sifatnya dimana
kecepatan gelombang lebih lambat, yang disebut dengan low
velocity layer.
 Astenosfer
Lapisan ini berada di bawah litosfer dengan wujud agak
kental dengan ketebalan sekitar 100 s.d 400 km. Karena itu
kecepatan gelombang pada waktu melewati lapisan ini agak
menurun. Diduga batuan di sini lebih panas dari batuan biasa di
sekitarnya hingga 1 s.d 10% lebur.
Para pakar menduga bahwa lapisan ini adalah sebagai tempat
formasi magma (magma induk) dan pada lapisan ini pula sintesa
batuan dan mineral di atasnya dapat bergerak. Mungkin kondisi
ini yang difikirkan oleh Pratt dan Airy pada saat mereka berteori
tentang isostasi.
 Mesosfer
Wujud padat dengan tebal 2400 s.d 2750 km terletak di
bawah astenosfer. Kecepatan gelombang primer bertambah
sekitar 8 km/detik, di lithosfer sampai sekitar 13 km/detik.
Karena ini diduga bahwa materi penyusun lapisan ini jauh lebih
berat, kemungkinan berupa mineral periodotit dan pallasit
(campuran mineral batuan basa dan besi) dengan densitas sekitar
3,0 di bagian atas sampai 8,0 di bagian bawah.
Pada perbatasan ke inti bumi, terdapat lapisan transisi di mana
kecepatan gelombang primer menurun tajam dari 13 km/detik
Geologi Umum
13
Edward Alfin
menjadi 8 km/detik. Lapisan transisi ini disebut dengan
guthenberg wiechert discontinuety layer yang biasanya dijumpai
pada kedalaman 2898 km.
Inti Bumi (core)
Lapisan paling dalam dari bumi disebut dengan inti bumi (core).
Lapisan ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu inti luar (outer core) dan
inti dalam (inner core).
 Inti luar (outer core)
Adalah bagian inti bumi yang di bagian luar (outer core).
Diduga berwujud cair sebab lapisan ini tidak dapat dilalui oleh
gelombang sekunder. Tebal lapisan ini sekitar 2160 km.
 Inti dalam (inner core)
Adalah lapisan terdalam bumi (inner core). Diduga berwujud
padat, tersusun dari materi berupa besi atau besi dan nikel (nife)
dengan densitas sekitar 10 gram/cm3 lebih. Pada kedalaman
sekitar 5145 km seismograf menunjukkan perubahan kecepatan
gelombang primer (naik). Sebagai petunjuk batas antara inti
bagian luar dan inti bagian dalam, tebalnya sekitar 1320 km.
Unsur Materi Bumi
Materi bumi terdiri atas benda padat, cair dan gas. Yang menjadi
pokok bahasan materi-materi padat yang disebut batuan sedang batuan
sendiri merupakan kumpulan mineral-mineral. Secara skematik sekuens
komposisi hancuran bahan padat bumi berdasarkan ukuran (diameter) adalah
sebagai berikut:
Batuan besar  Batuan kecil  kerikil  Pasir kasar  Pasir halus
 Pasir sangat halus  debu  Debu sangat halus  mineral primer
 Mineral sekunder  Mineral liat  oksida-oksida  unsur/element.
Komposisi unsur/element tersebut disusun dari prosentase terbesar
sampai dengan yang paling kecil. Prosentase pengukuran relatif terhadap
berat batuan, bumi dan terhadap volume batuan yang diukur.
Geologi Umum
14
Edward Alfin
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Unsur
Oksigen (O)
Silikon (Si)
Alumunium (Al)
Besi (Fe)
Kalsium (Ca)
Sodium (Na)
Potassium (K)
Magnesium (Mg)
Lain-lain

% Berat
% Bumi
% volume
46.6
27.7
8.1
5.0
3.6
2.8
2.6
2.1
1.5
62.6
21.2
6.5
1.9
1.9
2.6
1.4
1.9
-
93.8
0.9
0.5
0.4
1.0
1.3
1.8
8.3
-
100.0
100.0
100.0
 Batuan
Batuan adalah benda alam yang menjadi penyusun utama
bumi. Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang
bergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batuan tersusun
dari sejenis mineral saja dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh
gabungan mineral, bahan organik serta bahan-bahan vulkanik.
Salah satu penggolongan batuan yang banyak manfaatnya
adalah berdasarkan terjadinya batuan (proses terbentuknya).
Berdasar terbentuknya batuan dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian
utama, yaitu: batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Secara umum komposisi batuan di permukaan bumi didasarkan
atas jenis batuannya didominasi oleh batuan sedimen, hampir
66% permukaan bumi berupa batuan sedimen sedangkan 34%
berupa batuan ekstrusi, instrusi, metamorf berturut-turut 8,9 dan
17%.
Kontinent
Asia
Afrika
Amerika Utara
Amerika Selatan
Eropa
Australia
Ekstrusi (%)
9
4
11
11
3
8
Batuan Kristal
Instrusi (%)
12
16
6
2
7
11
Metamorf (%)
5
22
31
25
3
11
Sediment (%)
74
58
52
62
87
70
Batuan sedimen banyak dijumpai pada daerah-daerah tua.
Bahan yang banyak dijumpai merupakan bahan yang sudah
mengalami pelapukan lanjut. Batuan ekstrusi dan instrusi banyak
dijumpai di kawasan yang berpotensi gunung berapi dengan
Geologi Umum
15
Edward Alfin
aktifitas vulkanik ada dan masih aktif. Sedangkan batuan
metamorf merupakan kombinasi antara kawasan vulkanik dengan
daerah sedimentasi.
 Mineral
Tanah yang berupa media tumbuh tanaman secara fisik terdiri
dari campuran partikel anorganik, bahan organik yang melapuk,
air dan udara. Batuan yang membentuk tanah telah mengalami
pelapukan yang berarti bahwa komponen batuan tidak saja
mengalami pemecahan secara fisik menjadi partikel yang lebih
kecil tetapi juga mengalami perubahan kimia. Proses pelapukan
di alam di bawah pengaruh kondisi lingkungan yang melalui
berbagai reaksi.
Kejadian yang paling umum adalah larutnya CO2 dalam air
membentuk asam karbonat yang mempunyai daya larut lebih
besar sehingga mampu melarutkan/melapukkan felsfar menjadi
kaolinit:
2KAlSi2O8 + 2H2CO3 + 9H2O  Al2Si2O5(OH) + 4H4SiO4 + 2HCO3K-Felsfar
Kaolinit
Analisis struktur kristal dengan menggunakan analisis difraksi
sinar X (x rays diffraction) berdasarkan hukum Fyodorov telah
membuktikan adanya hubungan antara komposisi kimia dengan
struktur kristal sehingga memungkinkan adanya pemeriksaan
yang lebih teliti tentang struktur kristal.
BATUAN BEKU
Hubungan Batuan dan Geologi
Pengertian batuan dalam geologi berbeda sekali dengan pengertian
kita sehari-hari mengenai istilah ini. Di alam terdapat beberapa jenis batuan
beku sehingga dengan demikian dikenal pula adanya beberapa jenis magma.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana berbagai jenis magma
terbentuk.
Dalam petrologi kita kenal penganut teori magma yang menganggap
bahwa semua batuan beku itu terbentuk dari magma karena membekunya
lelehan silikat yang cair-pijar. Magma yang cair-pijar semula berada dalam
perut bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik ke atas
mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi, seperti daerah
patahan atau rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi
melalui pipa gunung berapi dan disebut dengan lava, akan tetapi adapula
Geologi Umum
16
Edward Alfin
magma yang membeku jauh di dalam bumi dikenal dengan nama batuan
beku dalam.
Magma tadi akan keluar dari perut sehingga dengan proses
diferensiasi dan asimilasi didapat susunan magma yang berbeda. Jika
magma mendingin akan terjadi kristalisasi atau penghabluran menjadi
mineral. Mineral yang pertama dibentuk adalah mineral dengan berat jenis
besar yaitu mineral yang berwarna tua. Karena berat jenis besar maka
mineral itu tenggelam kembali dalam magma yang masih cair.
Karena kristalisasi ini maka susunan magma akan berubah. Di
bagian atas terkumpul mineral yang ringan, kaya akan SiO2 sehingga terjadi
pemisahan atau diferensiasi yaitu magma asam (kaya SiO2) dan magma basa
di bawah. Diferensiasi ini disebabkan oleh kristalisasi dan gravitasi.
Proses asimilasi adalah proses penelanan batuan sekelilingnya oleh
magma yang sedang menuju ke atas. Proses asimilasi ini adalah suatu teori
untuk menerangkan terjadinya magma dengan susunan kimia yang berbeda.
Pada umumnya mineral yang menghablur dalam batuan tidak mempunyai
bentuk yang baik. Hanya apabila mineral tadi dapat berkembang dengan
leluasa maka akan terjadi kristal yang teratur bidang-bidangnya seakan-akan
diasah, seperti kuarsa yang dikenal dengan nama kristal gunung.
Batuan (rock) dalam pengertian geologi tidak selalu merupakan
massa yang padat tetapi pasir yang lepas, batubara yang ringan ataupun
lempung yang gembur, dalam ilmu geologi dimasukkan ke dalam istilah
batuan. Jadi segala sesuatu yang menjadi bahan pembentuk kerak bumi
adalah batuan. Sedangkan pengertian kita sehari-hari yang disebut dengan
batu (stone) adalah benda yang keras dan padat.
Cabang geologi yang membahas dan meneliti batuan adalah petrologi
(ilmu batuan), mengartikan bahwa batuan adalah massa yang terdiri dari satu
atau lebih macam mineral yang membentuk satuan terkecil kerak bumi dan
mempunyai komposisi kimia dan mineral yang tetap, sehingga dengan jelas
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Batuan beku atau igneous rock berasal dari kata latin, inis = fire (api).
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembeku materi yang kental
yang berasal dari dalam bumi (magma). Magma panas yang bergerak ke
atas permukaan ada yang sudah membeku dan disebut dengan batuan beku
dalam atau batuan instrusi atau batuan plutonis (pluto = dewa dunia bawah).
Ada yang membeku setelah mencapai permukaan dan disebut dengan batuan
beku luar atau batuan ekstrusi atau batuan vulkanis (vulkanus = dewa api)
Geologi Umum
17
Edward Alfin
Batuan plutonis karena proses pembentukannya lambat maka akan
banyak kesempatan untuk membentuk kristal-kristal besar (sering pula
disebut dengan tekstur Phaneritis). Batuan vulkanis cepat sekali membeku
sehingga tidak banyak kesempatan untuk membentuk kristal-kristal besar.
Oleh karena itu, pada umumnya kristalnya halus, sulit dilihat dengan mata
telanjang. Batuan dengan mineral halus seperti ini disebut dengan tekstur
Aphanitis.
Disamping itu ada juga batuan yang disebut dengan batuan beku
korok/batuan beku sela, yaitu yang membeku di celah/rekahan kerak bumi
ataupun di dalam pipa-pipa gunung api. Batuan ini biasanya tersusun dari
kristal-kristal halus bercampur kasar. Karena proses membeku cukup cepat
berlangsung, maka kristal-kristalnya juga halus; sedang kristal-kristal yang
kasar merupakan batuan plutonis yang terbawa ketika magma menyusup ke
atas. Tekstur batuan yang demikian disebut dengan tekstur Porfiri.
Batuan Plutonis
Batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15 s.d 50 km).
Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka
pendinginannya sangat lambat. Mempunyai bentuk yang besar dengan
kristal yang sempurna yang disebut dengan holokristalin (semua komposisi
disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat
sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama.
Ciri-ciri batuan plutonik:
1. umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan dengan batuan
ekstrusi;
2. jarang memperlihatkan struktur-struktur visikular (mengandung
lubang-lubang benda gas);
3. batuan dapat mengubah batuan yang berbatasan pada semua
sisinya.
Berdasar ukurannya (diameter) batuan plutonik dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu (1) plutonik tabular dan (2) plutonik masif.
 Plutonik Tabular
Berukuran relatif kecil dan biasanya dekat permukaan bumi.
Berdasar letaknya maka batuan plutonik tabular dibedakan dua
macam: Sill dan Dike.
Sill merupakan batuan plutonik tabular yang bersifat
concordant (selaras dengan btauan sekitarnya). Dike merupakan
Geologi Umum
18
Edward Alfin
batuan bersifat discordant (memotong dengan batuan sekitarnya).
Hal ini terjadi karena dorongan magma ketika lapisan batuan itu
cukup kuat sehingga batuan sulit sekali dihancurkan.
 Plutonik Masif
Berukuran lebih besar dari plutonik tabular dan terletak agak
dalam. Plutonik masif terbagi atas lakolit dan batolit.
Lakolit (laccolith, berasal dari bahasa Yunani, lakko =
cadangan air dan lithos = mengalir secara perlahan lewat retakan
lapisan batuan. Secara umum lakolit diketemukan di bawah
suatu dome (batuan berbentuk kubah). Ukurannya relatif kecil
dibandingkan dengan batolit.
Batolit (batholith, berasal dari kata bathos yang berarti dalam
dan lithos yang berarti batuan). Bersifat discordant dengan
batuan sekitarnya. Ukurannya sangat besar sehingga dasarnya
sulit diketahui lagi. Permukaan batolit yang tersingkap/outcrop
minimal 100 km2 pada umumnya bertekstur granitis dan batuan
diketemukan pada rangkaian pegunungan yang besar.
Batuan Gang
Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala
antara batuan yang terbentuk dalam celah-celah serta rekahan-rekahan dalam
kerak bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok
disebut juga dengan batuan hypo-abysik.
Gang berarti adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab
besar. Magma yang membeku dalam gang adalah magma sedang menuju ke
permukaan bumi atau membentuk dalam celah kerak bumi. Misalnya
magma yang mempunyai susunan granit membeku dalam sebuah gang, maka
batuan beku yang terbentuk itu disebut dengan porfiri granit yang berarti
batuan granit bertekstur porfiri.
Batuan dalam atau batuan gang dapat juga disebut batuan instrusi
atau batuan terobosan. Kedua golongan batuan ini dapat tersingkap di
permukaan bumi karena erosi kemudian atau karena adanya tektonik. Dalam
banyak hal adalah mudah untuk membedakan antara batuan instrusi dan
batuan ekstrusi di lapangan.
Batuan Vulkanis
Batuan vulkanis adalah batuan yang bergerak dari dalam ke
permukaan bumi, sebagian besar membeku di dalam sebagai batuan plutonis,
Geologi Umum
19
Edward Alfin
hanya kurang dari 1/10 yang membeku di permukaan bumi dan dikenal
sebagai batuan vulkanis. Suatu aktifitas vulkanisme akan mengeluarkan
materi berupa gas, cair dan padat.
Bahan yang dikeluarkan gunung berapi jika berbentuk gas disebut
ekshalasi (uap air, O2, N2, CO2, CO, SO2, H2S, NH3, H2SO4 dan sebagainya).
Sebagian gas tersebut adalah beracun (H2S, CO), sedang SO2 dan CO2 dapat
membuat mati lemas. Sumber H2S dikenal dengan nama solfatar, sedang
sumber gas CO2 disebut movet.
Magma yang mencapai permukaan bumi dalam keadaan mengalir
disebut lava. Karena lava keluar dengan meleleh maka erupsinya disebut
dengan effusif. Keluarnya dapat melalui pipa kepundan bersama dengan
materi berwujud padat dan gas, atau lewat celah retakan (fissure eruption).
Materi padat yang disemburkan ketika gunung berapi meletus dikenal
dengan nama tefra (pirolastis) atau ada juga yang berupa bom (batuan besar),
kerikil, lapili, pasir, abu dan debu halus.
Bahan pirolastis bersifat asam sehingga cepat membeku, sedang
lavanya bersifat basa sehingga lambat membeku. Perbedaan sifat kimia
inilah yang menyebabkan bentuk vulkan yang dihasilkan dari suatu erupsi
materi vulkanis berbeda. Batuan vulkanis sering juga disebut dengan batuan
leleran dan batuan efusi. Batuan ekstrusi tua vulkanis berasal dari magma
yang meleler di permukaan bumi (lava). Batuan ini umumnya mempunyai
tekstur porfiri (setengah kristalin) dan amorf.
Terjadi tekstur porfiri karena magma yang naik ke tempat yang lebih
tinggi ada dalam keadaan yang berbeda dari keadaan semula. Beberapa
kristal pertama mulai mendingin dan membentuk kristal fenokris (bentuk
besar). Magma yang mengandung fenokris meneruskan perjalanannya ke
atas dan pada suatu waktu mendingin dengan tiba-tiba. Pendinginan ini
mengakibatkan terbentuknya kristal kecil atau bila tidak sempat mengkristal
magma membentuk massa yang tak mengandung kristal atau amorf. Tekstur
amorf dapat dilihat dalam batukaca atau obsidain.
Sifat utama dari tekstur porfiri adalah kristal-kristal besar terletak
dalam massa dasar (matrik) yang terdiri dari kristal halus atau kaca atau
keduanya. Di Indonesia batukaca banyak terdapat di daerah gunung berapi.
Sifat dan ciri batuan vulkanis:
1. berbutir halus dan sering terdapat kaca;
2. batuan memperlihatkan struktur vesikular,
permukaan;
Geologi Umum
terutama
di
bagian
20
Edward Alfin
3. terdapat struktur aliran;
4. dapat membakar pada sisi bawah dari aliran.
Pengelompokan dari batuan beku didasarkan pada warna batuannya, yaitu:
1. batuan beku yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral ringan,
mudah pecah, kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifat
asam/cilicik/felcik;
2. batuan beku yang berwarna gelap, biasanya terdiri dari mineral berat,
sukar pecah, kandungan silikat kurang tetapi kaya dengan mineral ferromagnesia. Karena itu bersifat basa/mafik (dari kata magnesium dan
ferrik).
Antara kedua golongan tersebut sering ditambahkan satu golongan
antaranya yang disebut dengan intermediet, yang sifatnya antara kedua
golongan tersebut.
Ciri umum batuan beku
1. homogen yang kompak;
2. tidak ada stratifikasi/pelapisan;
3. umumnya tidak mengandung fossil, kecuali tertimbun oleh materi-materi
piroklastis misalnya tertimbun abu vulkanis.
Batuan beku yang membeku jauh di dalam bumi akan mempunyai
tekstur yang kasar dan berangsur-angsur makin halus mendekati permukaan
bumi. Contoh magma yang bersifat granit dapat membentuk batuan sebagai
berikut:
- granit sebagai batuan dalam dengan tekstur kasar;
- profir granit sebagai batuan gang dnegan tekstur lebih halus;
- riolit sebagai batuan lelehan/leleran dengan tekstur halus.
Pengelompokan Batuan Beku berdasar Sifat Kimia
Penggolongan berdasar atas analisis kimia dengan menghitung
banyaknya persen (%) tiap zat. Karena analisis kimia batuan ini umumnya
makan waktu dan biaya yang tidak sedikit, maka sebagian besar klasifikasi
batuan didasarkan atas susunan mineral batuan itu. Penyelidikan ini
biasanya dilakukan dibawah mikroskop yang didasarkan pada sifat-sifat
optik mineral tersebut. Studi mikroskop ini dikenal dengan nama petrologi.
Klasifikasi batuan ini didasarkan atas 3 (tiga) hal pokok
1. macam mineral (komposisi mineral);
Geologi Umum
21
Edward Alfin
2. tekstur;
3. komposisi kimia.
Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi
pembekunya. Tekstur granular memberi arti akan keadaan yang uniform,
sedang tekstur porfiri dengan generasi mineral yang sama menandakan
perubahan kondisi pembeku. Tekstur kaca menyatakan pembeku yang
cepat.
Batuan dalam bertekstur feneritik yang berarti bahwa mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat dengan mata biasa atau dengan kaca
pembesar. Batuan gang, bertekstur porfiri dengan massa dasar feneritik
batuan lelehan, bertekstur afanitik yang berarti bahwa individu mineralnya
tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau
dengan surya kanta (kaca pembesar) tetapi harus dengan menggunakan
mikroskop.
Batuan Beku
Susunan magma merupakan hal penting dalam pembentukan
berbagai macam bangun batuan beku. Magma basa ysng cair setelah
membeku akan memberikan bentuk yang lain daripada magma asam yang
kental. Pada garis besarnya kita mengenal dua bentuk besar batuan beku
yaitu batuan ekstrusi dan batuan instrusi.
Bentuk ekstrusi adalah bentuk yang dibangun oleh magma ketika
mencapai permukaan bumi yang disebut lava. Jika lava cair, maka lava itu
dapat menyebar dengan luas, sedangkan lava yang kental mempunyai
penyebaran terbatas. Lava cair biasanya membentuk lapisan lava yang tebal
dan luas yang dikenal dengan plateau basalt (daratan tinggi berbatu basalt),
daerah demikian berbentuk meja dan lava biasanya keluar melalui celah
yang terdapat dalam kerak bumi. Di Indonesia daratan tinggi berbatu basal
terdapat di daerah Sukadana Lampung.
Bentuk instrusi magma yang sedang naik menuju permukaan bumi
sering tidak sampai ke atas tetapi membeku di dalam bumi. Batuan
sekelilingnya diterobos, dimasuki ataupun diubah.
Bentuk batuan instrusi
1. massa yang membeku jauh di dalam bumi terdiri dari batolit dan stok;
2. massa yang diinstrusikan sejajar bidang pelapisan (consordant) terdiri
dari sill, lakolit, lefollit dan fakulit;
Geologi Umum
22
Edward Alfin
3. massa yang diinstrusikan memotong bidang pelapisan (discordant) terdiri
atas retas, apofis, teras gunung api dan komolit.
Sill
Adalah lempengan batuan beku yang diinstrusikan di antara dan
sepanjang lapisan batuan endapan (sedimen), tebalnya dari beberapa mm
hingga 1000 kaki. Sebaran ke arah mendatar dari beberapa mm hingga
beberapa mil.
Lakolit
Adalah bentuk batuan beku yang menyerupai sill tetapi ketebalan
jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarnya yang bagian atasnya
cembung. Ketebalannya bervariasi dari 100 kaki hingga beberapa mil,
umumnya lebih tebal daripada sill. Panjang dan lebarnya dapat mencapai
100 ml.
Lefolit
Adalah batuan beku yang luas, bentuknya seperti lensa dimana
bagian tengahnya cekung karena batuan di bawahnya lentur. Ukuran garis
tengahnya beberapa puluh mil atau lebih dan tebalnya lebih dari 1000 kaki.
Geologi Umum
23
Edward Alfin
Fakolit
Adalah badan batuan beku. Dalam penampang bentuknya seperti
lensa, diinstrusikan di antara lapisan yang berlipat pada bagian puncak
antiklin atau lekuk sinklin
Retas
Istilah retas digunakan untuk lempeng batuan beku yang tidak sejajar
dengan bidang perlapisannya, tebalnya bervariasi dari satu atau dua inci
hingga beberapa ratus kaki. Demikian panjangnya dari beberapa yard
hingga beberapa mil
Teras Gunung Api
Sering disebut dengan vulkanik neck. Suatu massa batuan beku yang
berbentuk silinder, kemungkinan berukuran besar, tetapi kedalamannya tidak
diketahui. Massa batuan beku ini mengisi saluran gunung api, umumnya
mempunyai sumbu tegak lurus atau condong hampir tegak.
Dengan adanya erosi terhadap batuan sekelilingnya yang lebih lunak
mengakibatkan sumbat gunung api yang lebih tahan terhadap erosi akan
membentuk topografi yang menonjol. Jadi teras gunung api atau tiang
vulkanik adalah sisa-sisa gunung api. Di Jawa Barat terdapat di daerah
Purwakarta, Banten (Cisolok).
Geologi Umum
24
Edward Alfin
Afofis
Merupakan sebutan terhadap batuan beku yang merupakan cabang
dari suatu tubuh batuan instrusi yang sangat besar dalam suatu areal tertentu.
Konolit
Adalah batuan instrusi yang bentuknya tidak jelas, sehingga tidak
dapat digolongkan sebagai lakolit, retas atau sill.
Batolit
Adalah bentuk instrusi discordant yang tidak mempunyai dasar.
Biasanya terdapat dalam inti pegunungan rantai atau biasanya mengikuti
jurus atau arah utama dari struktur daerah pegunungan itu. Bagian atas atau
atap dari batolit biasanya dapat dikenal dari sisa-sisa batuan endapan yang
seakan-akan tergantung dan gejala demikian menurut istilah geologi disebut
roofpendants.
Terbentuknya batolit biasanya bersamaan dengan pembentukan
pegunungan. Bagian atas dari batolit berbentuk kubah yang tidak teratur dan
dinding samping dari batuan ini biasanya curam sekali. Massa batuan
demikian mempunyai sebaran luas ke arah bawah dan ke arah samping,
tetapi dasarnya tidak pernah tampak. Susunan batuan ini biasanya bersifat
granit dari granodiorit.
Batolit mempunyai ukuran yang besar, misalnya di Alaska British
Colombia panjangnya  1250 mil dan lebarnya  50 mil. Di Indonesia
batolit dikenal di pegunungan Schwaner, Kalimantan, masif Sulan di
Lampung dan masif Bengkunat di Sumatera Selatan (luas permukaan  260
km2). Dengan cara bagaimana batolit itu terbentuk tidak diketahui dengan
pasti. Anggapan lama mengatakan bahwa batolit terjadi karena tempat
kekosongan dalam kerak bumi.
Geologi Umum
25
Edward Alfin
Kekosongan ini disebabkan oleh proses lipatan dan sesar. Memang
pada umumnya batolit mengikuti bidang-bidang yang lemah dalam kerak
bumi. Yang menjadi masalah adalah apakah massa batuan itu membuat
ruang dalam kerak bumi dengan jalan menghancurkan dan menelan batuan
yang diterobos itu ataukah dengan jalan memdorong batuan sekelilingnya ke
samping dan ke atas.
Satu teori menerangkan terjadinya batolit dengan jalan magnetic
stopping. Batuan yang terdapat pada bagian atas dari batolit akan terpecah
belah oleh adanya ekspansi panas yang keratan-keratan batuan ini akan
dipisahkan satu dengan lain oleh peresapan gas dan lidah-lidah magma yang
memasuki retak-retak dalam kerak bumi.
Bongkahan batuan kemudian akan tenggelam ke dalam magma.
Menurut penganut paham ini maka proses demikian dapat dilihat pada tepi
badan batolit yang biasanya mempunyai bentuk yang tidak teratur serta
terdapatnya batuan asing atau xenolit pada bagian atas batolit.
Makin ke dalam maka batuan asing akan berkurang dan lambat laun
tidak diketemukan lagi. Proses yang dikemukakan di atas juga mengandung
beberapa keberatan. Jika magma yang biasanya bersifat granit itu naik ke
atas, maka kadang-kadang magma dapat menembus mencapai permukaan
bumi dan membentuk gunung api yang menghasilkan batuan riolit ataupun
batukaca.
Dalam hal ini batuan riolit seharusnya merupakan batuan leleran
yang terbanyak. Tetapi menurut penyelidikan maka batuan leleran yang
terbanyak mempunyai susunan basal meskipun batuan dalam sebagian besar
terdiri dari batuan granit. Pada umumnya batuan endapan yang terletak di
sekitar batolit tidak menunjukkan gejala-gejala dislokasi yaitu gejala
perubahan pada posisi mendatarnya batuan endapan, meskipun batuan itu
dimasuki oleh suatu massa yang besar.
Sebagian peneliti beranggapan bahwa hakikatnya batuan asal itu
masih ada pada tempatnya semula dan batuan itu dapat berubah menjadi
batuan yang menyerupai granit karena batuan samping itu dimasuki gas dan
larutan cair sehingga mengubah susunan batuannya karena penambahan dan
pengurangan bahan yang ada, sehingga terbentuklah batuan yang bersifat
granit.
Beberpa ahli berpendapat bahwa magma sanggup mencari jalan ke
atas dengan melebur batuan yang dilaluinya ke dalam magma. Proses
demikian memerlukan panas lokal yang sangat tinggi, yang belum pernah
dilihat. Keberatan teori ini adalah bahwa sebagai akibat dari proses
Geologi Umum
26
Edward Alfin
penelanan ialah magma itu akan beubah susunannya dan akan menghasilkan
batuan yang berbeda. Akan tetapi kenyataanya bahwa sebagian terbesar
batolit menunjukkan susunan yang agak sama. Jadi massa yang serba sama
dari batolit tidak cocok dengan teori asimilasi.
Stock atau Boss
Merupakan massa batuan yang diinstrusikan, bentuknya tidak rata,
membulat, membeku di bawah permukaan bumi dan tersingkap karena erosi,
berukuran dari beberapa ratus kaki hingga beberapa mil.
Disebut juga sebagai batuan batolit yang berukuran kecil. Dilihat
dari penampang horizontal bentuknya kurang lebih bulat hingga bulat
panjang.
Struktur Batuan Beku
Adalah bentuk-bentuk batuan beku dalam berukuran yang besar,
seperti lava bongkah, lava berbentuk tali, lava bantal, struktur aliran, struktur
kekar, struktur vesikular dan amygdaloid.
Lava bongkah atau lava berbentuk tali, seperti telah disebutkan
bahwa lava yang keluar di permukaan bumi, pada bagian permukaannya
membentuk lebih dahulu, tetapi bagian dalamnya masih tetap panas bahkan
mungkin masih mengalir. Dengan demikian bagian permukaan yang telah
membeku akan dihancurkan oleh arus yang mengalir didalamnya dan
terbentuklah apa yang disebut lava bongkah.
Apabila lava itu kental dan permukaannya yang belum membeku
seluruhnya akan dikerutkan oleh lava yang masih mengalir di bawahnya
maka terbentuklah lava yang berbentuk tali, disebut juga dengan pahuhu
lava. Struktur aliran yang instrusikan tidak ada yang selalu dalam keadaan
yang sangat homogen. Adanya perubahan sedikit demi sedikit dalam
komposisinya, kadar gas, kekentalan dan derajat kristalisasi menyebabkan
terbentuknya struktur aliran yang digambarkan dengan adanya goresan
berupa garis-garis sejajar, perbedaan warna dan tekstur. Struktur aliran ini
juga dijumpai pada batuan dalam dimana perlapisan-perlapisan digambarkan
oleh perbedaan-perbedaan dalam komposisi atau tekstur mineralnya.
Mineral dalam batuan yang mempunyai bentuk memanjang atau pipih akan
condong untuk mengarah menjadi sejajar dengan arah aliran.
Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan
pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh massa yang berbentuk
bantal dengan ukuran garis tengah antara bebebrapa cm hingga satu meter
Geologi Umum
27
Edward Alfin
dan umumnya antara 30 hingga 60 cm. Jarak antar bantal adalah berdekatan
dan terisi oleh bahan-bahan yang berkomposisi sama dengan bantal dan juga
oleh sedimen-sedimen klastik. Karena adanya sedimen klastik ini maka
struktur bantal dapat dianggap terbentuk dalam air dan umumnya terbentuk
di dalam laut.
Struktur vesikular atau struktur amygdaloid umumnya lava yang
banyak mengandung gas dan akan segera dilepaskan setelah tekanan gas
menurun karena naiknya lava di permukaan bumi. Keluarnya gas ini akan
menghasilkan lubang-lubang atau gelembung-gelembung yangbentuknya
bulat, lonjong, silinder atau tidak teratur. Terak (scoria atau slag) adalah
lava yang banyak sekali mengandung lubang-lubang gas yang tak teratur
bentuknya. Kadang-kadang pada dasar dari aliran lava terdapat gelembunggelembung berbentuk silinder yang tegak lurus aliran lava. Hal ini
dimungkinkan terbentuk karena gas itu dilepaskan dari sedimen yang di
bawahnya karena adanya panas dari lava itu.
Apabila lubang-lubang gas yang terdapat dalam lava terisi oleh
mineral-mineral sekunder maka terbentuklah struktur amygdaloid dan
batuannya sendiri disebut dengan amygdaloid. Mineral-mineral yang
mengisinya terdiri dari kalsit, silika atau zeolit.
Struktur kekar adalah bidang-bidang pemisah yang terdapat dalam
semua jenis batuan beku, disebut juga diaklas atau retak-retak. Diaklas atau
retak-retak ini disebabkan oleh proses pendinginan, tetapi adapula retakretak yang disebabkan oleh gaya di dalam kerak bumi yang telah berlaku
lama sesudah batuan itu membeku.
Dari pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa diaklas ini tersusun dalam sistem tertentu yang
berpotongan dengan yang lain.
Retakan ada yang memotong sejajr dengan permukaan bumi, retakan
yang sejajar dengan permukaan bumi akan mengahsilkan struktur berlapis,
sedangkan yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan
struktur bongkah. Perlapisan ini umumnya akan makin tipis pada bagian
yang mendekati permukaan bumi.
Adapula retakan yang berbentuk bola (spheroidal joint) adalah hasil
retakan yang konsentris dan membulat atau ellips. Umumnya terdapat pada
batuan beku kompak dan homogen misalnya basal. Kadang-kadang retakan
yang berbentuk bola ini dikelirukan dengan struktur bantal. Masing-masing
bagian retakan akan berkemang selama terjadi pelapukan membulat
(spheroidal weathering), sehingga berturut-turut akan terlepas dan
Geologi Umum
28
Edward Alfin
dipisahkan umumnya akan terbentuk bongkahan yang bulat terkumpul di
tempat.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan
struktur kekar meniang (columnar jointing). Struktur ini disebabkan karena
adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan
dicirikan oleh berkembangnya empat, lima atau enam sisi prisma,
kemungkinan juga dipotong oleh retakan yang menyilang. Wujud ini
terutama pada batuan basal, tetapi kadang-kadang juga batuan beku jenis
lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan
pendinginan, sehingga pada sill atau lava aliran, mereka akan berdiri vertikal
sedangkan pada retas kurang horizontal.
Struktur Batuan Beku
Granit
Batuan beku asam, batuan dalam atau disbeut batuan plutonik,
bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir kasar dan mengandung mineralmineral:
- kuarsa
10 - 40%
- felspar kalium
30 - 60%
- plagioklas natrium
0 - 35%
- mineral mafis (biotit, horenblenda) 35 - 10%
Apabila jumlah mineral plagioklas melebihi jumlah mineral kalium,
batuan tersebut disebut dengan granodiorit. Dengan berkurangnya jumlah
mineral kuarsa, batuan menjadi sianit. Granit terbentuk sebagai batuan
dalam dan batuan gang dalam bentuk batolit atau stock dan juga bentuk
lainnya.
Di Indonesia batuan granit banyak terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan tempat lainnya.
Riolit
Batuan leleran (lelehan) dari granit, berbutir halus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin (sebagian kristal dan sebagian lagi kaca),
afanitik. Mempunyai komposisi mineral yang sama dengan granit. Riolit
terbentuk sebagai Batuan Gang dan Batuan Leleran dalam bentuk retas, sill
dan aliran.
Sianit
Batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik dan
mengandung mineral:
Geologi Umum
29
Edward Alfin
- felspar kalium
30 - 80%
- flagioklas natrium
5 - 25%
- mineral mafis (biotit, ampibola dan piroksen) 40 - 10%
Bila jumlah mineral kuarsa antara 5 – 10% umumnya batuan disebut
sianit kuarsa. Sianit adalah batuan langka dan terbentuk sebagai Batuan
Dalam, bentuknya stock, retas dan sill.
Trakit
Batuan leleran (lelehan) dari sianit, berbutir halus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin, afanitik dan mengandung mineral:
- felspar kalium
45 - 80%
- plagioklas natrium
25 - 5%
- mineral mafis (biotit, amfibola,piroksen)
30 - 10%
Bila jumlah mineral plagioklas bertambah batuan disebut dengan
latit. Trakit terbentuk sebagai batuan leleran dan batuan gang. Umumnya
trakit dapat dikenal dari fenokrisnya yang terdiri dari mineral saidin
Sianit-nefelin
Batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik dan
mengandung mineral:
- felspar alkali
35 - 80%
- felspatoid (nefelin)
10 - 45%
- plagioklas natrium
5 - 45%
- mineral mafis (biotit, amfibola, piroksen) 65 - 10%
Batuan sianit nefelin tidak umum bertekstur porfiri, tetapi batuan
sianit foida lainnya umum bertekstur porfiri dan mineral yang umum sebagai
fenokris adalah sanidin, ortoklas, amfibol, piroksen dan biotit dan yang tidak
umum sebagai fenokris adalah olivin, leusit, nefelin, sodalit apatit dan
magnetit. Batuan sianit-nefelin terbentuk sebagai stock, lakolit, retas dan
sill. Sianit nefelin merupakan batuan yang langka di alam.
Fonolit
Batuan leleran (lelehan) dari sianit nefelin, berbutir halus.
Komposisi mineralnya adalah sebagai berikut:
- felspar alkali
15 - 75%
- felsfatoid
10 - 40%
- plagioklas natrium
0 - 30%
- mafis mineral
35 - 10%
Geologi Umum
30
Edward Alfin
Batuan fonolit terbentuk sebagai batuan leleran (lelehan) dan batuan
gang dalam bentuk retas, sill, konolit dan aliran. fonolit merupakan batuan
yang langka di alam.
Catatan: adalah kumpulan sejumlah mineral yang disebut juga mineral pengganti felspar atau felspatoid, terdiri dari
mineral leusit, efelin, kankrinit, sodait, hauyne dan melilit.
Monsonit
Batuan dalam berbentuk kasar, bertekstur holokristalin, faneritik dan
mengandung mineral:
- felspar kalium (umumnya ortoklas)
45 - 20%
- plagioklas natrium (andesin, oligoklas)
50 - 30%
- mineral mafis (biotit, horenblenda, augit)
30%.
Bila felspar kalium bertambah sehingga melebihi jumlah plagioklas
natrium batuan disebut sianit tapi kalau kalum berkurang batuan menjadi
diorit.
Dengan kehadiran kuarsa maka batuan menjadi granodiorit.
Monsonit terbentuk sebagai stock, retas, lakolit dan sill. Monsonit
merupakan batuan yang langka di alam.
Latit
Batuan leleran (lelehan) dari monsonit, berbutir halus disebut juga
trakit andesit, mempunyai komposisi mineral yang sama dengan monsonit,
terbentuk sebagai aliran dan jarang sebagai nutrisi.
Granodiorit
Batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokrsitalin, faneritik dan
mengandung mineral:
- felspar kalium
20 - 40%
- plagioklas natrium
25 - 45%
- kuarsa
35 - 10%
- mafis mineral (biotit, amfibola)
65 - 10%
Granodiorit adalah batuan mineral plagioklas yang sebanding atau
melebihi mineral felspar kalium. Bila jumlah felspar kalium lebih banyak
dan plagioklas maka disebut batuan granit dan apabila felspar kalium dalam
jumlah sedikit sebagai mineral pengikut maka batuan disebut diorit kuarsa
atau fonalit. Berdasar kadar kuarsa maka granodiorit merupakan bentuk
transisi antara granit dan diorit. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam
bentuk batolit, stock, sill dan retas. Di Indonesia batuan granodiorit banyak
terdapat di Bukit Barisan Sumatera.
Geologi Umum
31
Edward Alfin
Diorit kuarsa (tonalit)
Batuan dlaam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik dan
mengandung mineral:
- plagioklas natrium (oligoklas, andesin)
50 - 80%
- kuarsa
35 - 10%
- mineral mafis (biotit, horenblenda)
35 - 10%
Bila mineral felspar kalium merupakan mineral umumnya, maka
batuannya disebut dengan granodiorit tetapi bila mineral kuarsa berkurang
disebut dengan diorit. Di Indonesia batuan ini banyak terdapat di Bukit
Barisan Sumatera dan di Jawa daerah Banten, Pekalongan dan Banyumas.
Dasit
Batuan leleran (lelehan) dan granodiorit, berbutir halus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin. Pada umumnya bertekstur porfiri,
plagioklas biasanya sebagai fenokris. Umumnya berkomposisi seperti diorit
kuarsa.
Diorit
Batuan dalam berbutir kasar holokristalin, faneritik dan mengandung
mineral:
- plagioklas (oligoklas dan andesin)
55 - 70%
- mineral mafis (horenblenda atau biotit)
40 - 25%
Bila rata-rata plagioklasnya lebih basa dari andesit, maka batuan
cenderung sebagai gabro tetapi bila kuarsa menjadi mineral utamanya, maka
batuan disebut dengan tonalit atau diorit-kuarsa. Diorit yang mengandung
mineral felspatoid. Di Jawa diorit banyak dijumpai di daerah pemalang dan
sekitar Banjarnegara (Jawa Tengah)
Andesit
Batuan lelehan dari diorit, berbutir halus, bertekstur holokristalin
hingga hipokristalin. Umumnya mempunyai komposisi mineral seperti
diorit. Andesit terbentuk sebagai batuan lelehan dan batuan gang dalam,
bentuk aliran, sill, retas, teras gunung api, batuan instrusi lain yang kecil dan
juga sebagai iroklasik.
Gunung berapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit.
Batuan andesit yang banyak mengandung horenblenda disebut andsit
horenblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut dengan
andesit-piroksin.
Geologi Umum
32
Edward Alfin
Gabro
Batuan dalam berbutir kasar hingga sedang, bertekstur holokristalin,
faneritik dan mengandung mineral:
- plagioklas (labrodorit, bitownit)
70 - 45%
- mineral mafis (augit, hiperstin, horenblenda) 25 - 50%
Apabila plagiklasnya kurang basa dari labradorit, maka batuannya
disebut dengan diorit. Apabila plagioklasnya terbentuk sebagai tubuh
instrusi dan merupakan batuan yang umum terdapat di mana-mana,
berwarna hitam karena sebagian mineral penyusunnya adalah piroksin dan
olivin. Di Jawa batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo,
Serayu dan Pemalang.
Basalt
Batuan lelehan dari gabro, berbutir halus, bertekstur hipokristalin
dengan massa dasar afanitik, mengandung mineral:
- plagioklas (labradorit)
40 - 60%
- mineral mafis (klinopiroksin, olivin)
55 - 35%
Sebagian berupa batuan lelehan atau lava, basalt juga merupakan
batuan piroklastik. Komposisi rata-rata dari mineral plagioklas adalah
labradorit atau lebih basa. Basalt umumnya berwarna hitam karena kaya
akan unsur-unsur besi dan magnesium, umumnya bertekstur porfiri. Sebagai
penokris umumnya bertekstur visikular. Gunung api di Indonesia umumnya
menghasilkan batuan basalt. Di Sukadana Lampung terdapat sebaran batuan
basalt yang cukup luas.
Diabas (dolerit)
Batuan instrusi, bertekstur holokristalin, umumnya berwarna gelap
dan mengandung mineral:
- plagioklas (labradorit, bitownit)
30 - 70%
- mineral mafis
65 - 25%
Diabas dibedakan dari gabro terutama dari teksturnya yang khas dan
jumlah piroksinnya cenderung sedikit. Diabas terbentuk sebagai sill, retas
dan lofolit. Di daerah Kebumen, diabas terdapat di sekitar Laboratorium
Batuan di Karangsambung Jawa Tengah.
Peridotit
Kelompok batuan ultrabasa, bertekstur holokristalin dan mengandung
mineral:
- mineral mafis (olivin, piroksin, horenblenda) 85 - 95%
Geologi Umum
33
Edward Alfin
- mineral bijih (magnetit, ilmenit, kromit)
10 - 3%
- plagioklas kalsium
5%
Bila komposisi hanya terdiri dari olivin, maka batuan dinamakan
dunit dan bila dari piroksin, maka batuan disebut dengan piroksin-senit.
Peridotit terbentuk sebagai lafotit dan lempengan yang tebal. Oleh
pengaruh larutan panas, maka peridotit dapat berubah menjadi silikat
magnesium yang mengandung air, yaitu serpentin dan salah satu jenis
mineral ini adalah krisotil. Mineral krisotil dalam bentuk serat halus disebut
sebagai asbestos. Asbestos yang berserat panjang sangat disukai dalam
dunia industri karena dapat digunakan sebagai bahan penahan panas dan juga
digunakan untuk peralatan listrik. Di Indonesia bahan ini terdapat banyak di
Sulawesi, Halmahera dan Kalimantan tengah.
Serpentin adalah kumpulan dari sejumlah mineral yang terdiri dari
antagorit, krisotil, perknit dan glaukonit.
Obsidain (batukaca)
Merupakan gelas alam yang dapat terbentuk jika magma yang
mencapai permukaan bumi membeku dnegan cepat sehingga tak mempunyai
susunan dan bangunan kristal tersebdiri (amorf). Batukaca dapat bersifat
riolitik, dasitik, trakitik, andesitik dan basaltik. Sifat tersebut sangat
tergantung kepada sifat-sifat magma yang membentuknya. Warna dari
batuan kaca biasanya tidak berwarna hingga berwarna kelabu dan coklat.
Warna tidak ditentukan komposisinya, misal yang berwarna hitam mungkin
bersifat reolitik atau basaltik. Karena batukaca terbentuk dari magma yang
mencapai permukaan bumi, maka batukaca banyak terdapat di sekitar
gunung berapi.
Batu apung
Pada umumnya setelah cairan lava yang mengandung banyak gas
mencapai permukaan bumi, maka gas yang dikandungnya akan segera
dilepaskan. Dengan keluarnya gas dar cairan lava akan menimbulkan lubang
atau gelembung pada lava yang telah membeku. Kemungkinan lubang itu
berbentuk bola, ellips, silinder atau bentuk tak beraturan. Batu apung dapat
pula dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidain pada suhu 9800C
sehingga gasnya keluar. Karena batuannya berpori (porus) maka dapat
digunakan sebagai isolator untuk peredam suara dan penahan suhu tinggi.
Di Indonesia batu apung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau,
Gunung Rinjani dan Tambora.
Geologi Umum
34
Edward Alfin
Pegmatit
Batuan beku yang istimewa dengan ukuran kristal yang besar,
bergaris tengah 1 cm atau lebih. Pegmatit terbentuk pada bagian atas dari
batuan magmatik jauh di dlaam bumi yaitu beberapa kilometer dari
permukaan bumi di mana tekanan dari luar cukup besar untuk menahan
unsur-unsur gas dalam magma.
Sebagai tubuh bumi, pegmatit terbentuk sebagai teras, lensa atau
urat-urat yang tidak teratur bentuknya, kadang sebagai stock. Urat pegmatit
dapat mempunyai ketebalan beberapa meter dan panjang mencapai ratusan
meter. Tubuh pegmatit umumnya dikelilingi oleh batuan induknya,
komposisinya bermacam-macam dari ultrabasa hingga asam. Tetapi
umumnya terbentuk dalam batuan asam dan yang terbentuk dalam batuan
basa sangat sedikit. Komposisi pegmatit berbeda sedikit dengan batuan
induknya.
Banyak pegmatit memperlihatkan struktur zona dan sebaran
mineralnya kurang teratur. Sebagai contoh pegmatit dari Murzinka (Ural
Rusia). Batuan luar dari zona pegamtit yaitu kontak dengan granit yang
mengelilinginya terdiri dari batuan yangberwarna terang (aplit), ke arah
tengah menjadi zona granit garfit (pertumbuhan bersama dari felspar dan
kuarsa), kemudian zona felspar dan kuarsa yang berbutir kasar. Di bagian
tengah dari zona retas pegmatit terdapat rongga-rongga di mana bagian
dindingnya berjajar kristal yang berukuran besar, terdiri dari kristal batuan,
topaz dan batuan permata lainnya.
Kegunaan Batuan beku
Tidak semua batuan dapat menjadi bahan galian tambang yang
bernilai ekonomis tinggi. Hal ini sangat tergantung kepada sifat, komposisi
mineral, kekuatan fisik, daya tahan, cara penggalian, pengolahan dan
transportasinya. Sebagai bahan bangunan, batuan pada umumnya digunakan
sebagai bahan mentah, tetapi ada juga yang perlu diproses lebih lanjut
misalnya dipotong dan dipoles dibuat ukuran tertentu untuk digunakan
sebagai batu giling dan dapat digunakan untuk pengeras jalan dan campuran
beton.
Kegunaan dari tiap jenis batuan berdasar sifat dan komposisinya:
1. batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat
baik untuk keperluan pekerjaan di laut;
2. batuan yang tidak terpengaruh oleh asam baik digunakan di
daerah industri;
Geologi Umum
35
Edward Alfin
3. batuan yang berat, keras dan mempunyai daya tahan yang besar
sesuai digunakan sebagai pondasi bangunan, pengeras jalan dan
juga bahan lantai;
4. batuan yang mempunyai warna indah dan tidak porus dapat
digunakan untuk pelapis dinding atau lantai;
5. batuan yang lunak dan ringan dapat digunakan untuk membuat
patung;
6. batuan yang umumnya mempunyai berat jenis sekitar 2,6 baik
digunakan sebagai bahan pekerjaan teknik berat.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan yang
paling baik untuk pengeras jalan raya adalah batuan yang mempunyai sifatsifat:
1. batuan harus kristalin;
2. tekstur harus equiangular (besar butir sama);
3. semua mineral penyusun batuan harus mempunyai kekerasan
yang sebanding (homogen);
4. batuan harus segar dan tidak berubah;
5. bobot jenis tinggi;
6. batuan tidak berpori.
Pada umumnya batuan beku memenuhi persyaratan untuk keperluan
jalan. Beberapa jenis batuan beku yang banyak digunakan untuk bahan
bangunan dalam hubungannya dengan berbagai jenis pekerjaan adalah:
Granit
Mempunyai bobot jenis antara 2,63 hingga 2,75, sehari-hari
granit digunakan di berbagai lapangan antara lain untuk pondasi
galangan kapal, dermaga dan bahan bangunan lainnya. Granit yang
terdapat di alam umumnya mengandung retakan-retakan yang disebut
diaklas. Siafit demikian kadang-kadang sangat menguntungkan
karenamemudahkan penambangannya meskipun batuan ini tergolong
batuan yang keras. Tetapi banyaknya retakan dalam batuan dapat
pula menimbulkan kesukaran apabila kita menginginkan massa yang
besar. Granit banyak digunkana untukmenunjang pembangunan
teknik sipil yang memerlukan konstruksi masif. Granit dapat dipoles
untuk lantai dan dekorasi. Granit mempunyai variasi warna yang
indah.
Geologi Umum
36
Edward Alfin
Granodiorit
Kegunaannya sama dengan granit
Gabro
Berat jenis 2,9 hingga 3,21, digunakan untuk pondasi, pengeras
jalan dan lain-lain. Keistimewaaan gabro berwarna hitam kristalin,
yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam baik untuk
dekorasi.
Diabas (dolerit)
Umumnya berwarna gelap, keistimewaannya sebagai pengeras
jalan raya adalah mempunyai daya rekat yang baik dengan aspal.
Diorit
Berat jenis 2,85 hingga 3, dapat digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi dan lain-lain.
Andesit
Banyak terdapat di Indonesia, digunakan untuk pengeras jalan
dan bahan bangunan lainnya. Andesit mempunyai struktur lembar
dapat digunakan sebagai batutempel untuk dinding bagian luar.
Basalt
Berat jenis 2,9 hingga 3,1, berwarna hitam, kegunaannya sama
dengan andesit yaitu sebagai pengeras jalan, bendungan, landasan
jalan kereta api, jembatan tembok dan lain-lain. Basalt yang
berstruktur lembar banyak digunakan sebagai batutempel.
Obsidain (batukaca)
Berat jenis 2,34 hingga 2,7, batukaca umumnya digunakan
untuk dekorasi. Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil
dicampur dengan semen dapat dibuat sebagai granit buatan. Di
zaman purba batuan ini digunakan untuk membuat mata lembing,
mata panah dan lain-lain.
Geologi Umum
37
Download