BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sistem yang terdiri dari komputer-komputer, serta piranti-piranti yang saling terhubung sebagai satu kesatuan. Dengan dihubungkannya piranti-piranti tersebut, alhasil dapat saling berbagi sumber daya antar satu piranti dengan piranti lainnya (Bambang Murdaka 2010:1). Keuntungan dari jaringan komputer adalah : • Dapat mengakses data di komputer lain dari komputer yang digunakan. • Sharing penggunaan printer, scanner, CD atau DVD ROM dan perangkat lainnya. • Penghematan biaya juga dapat dilakukan. Karena sebuah perangkat dapat digunakan secara bersama-sama. 2.2 Klarifikasi Jaringan Ada banyak tipe jaringan komputer, itu juga bisa dibedakan berdasarkan beberapa parameter yang berbebeda. Parameter pertama adalah berdasarkan ruang lingkup. Ada beberapa tipe jaringan komputer berdasarkan luang lingkupnya yaitu: 5 6 2.2.1 (Local Area Network) LAN Gambar 2.1 Jaringan LAN Sumber:http://www.glogster.com/katorion/lan-poster-bysteven-herrera/g-6k40s34hbdjrnk82tk5a15o Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang menghubungkan sejumlah komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area terbatas seperti ruang atau gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi seperti kabel dan wireless (Bambang Murdaka 2010:2). Karakteristik khusus dari LAN yang membedakannya dengan WAN adalah transfer data yang lebih besar, cakupan area geografis yang lebih sempit, dan tidak perlunya jalur komunikasi leased line. Yang digunakan LAN sekarang adalah Ethernet dan kabel UTP. 7 2.2.2 Wide Area Network (WAN) Gambar 2.2 Jaringan WAN Sumber: http://www.knfegaming.us/2015/10/october-monthly-wan-night/ Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan antara LAN dengan LAN lain yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik (Bambang Murdaka 2010:2). WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain. 8 2.2.3 Metropolitian Area Network (MAN) Gambar 2.3 Jaringan MAN Sumber:http://computernetworkingtopics.weebly.com/metropolitanaranetwork-man.html Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang lebih besar dari jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan WAN. Jaringan MAN dan jaringan WAN sama-sama menghubungkan beberapa LAN, yang membedakannya hanya lingkup areanya yang berbeda (Bambang Murdaka 2010:3). Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik atau instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya. 2.3 OSI Reference Model OSI Reference Model adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) 9 di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model tujuh lapis OSI” (Seven OSI Layer Model). Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda (Winarno Sugeng 2005:65). Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi. Pada protocol model OSI standar, protokol dibagi menjadi 7 lapisan layer, yaitu: Tabel 2.1 7 OSI Layer 7 Aplikasi 6 Persentasi 5 Session 4 Transprot 3 Network 2 Data Link 1 Fisik Fungsi dari lapisan layer dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lapisan Fisik (Physical Layer), berfungsi dalam pengiriman row bit ke kanal komunikasi. Masalah-masalah yang harus diperhatikan adalah masalah desain (jika dikirim bit 1 harus dartikan bit 1 disisi penerima), masalah desain ini ditemukan ada hubungannya dengan mekanika, kelistrikan, prosedur interface, dan medium transmisi fisik yang berada di bawah lapisan fisik. 2. Lapisan Jalur Data (Data Link Layer), tugas utamanya sebagai fasilitas transmisi raw data dan mengtransformasikan data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Dimungkinkan melakukan pemecahan data input menjadi sejumlah data frame (biasanya jumlahnya ratusan atau ribuan byte). Selanjutnya frame tersebut dikirim secara perurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim 10 kembali oleh penerima. Penambahan bit-bit khusus diawal dan di akhir data guna pengenalan frame merupakan bagian pekerjaannya. Jika terjadi noise dan frame rusak frame dikirim ulang. Tapi akibatnya akan terjadi duplikasi frame jika acknowledgement frame hilang. 3. Lapisan Jaringan (Network Layer), berfungsi sebagai pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah menentukan route pengiriman packet dari sumber ke tujuannya. Desain route dapat berupa statik atau dinamik. Masalah pengendalian kemacetan (bottleneck) merupakan tugasnya. Pada jaringan broadcast, masalah penentuan route hal yang sederhana, lapisan jaringan bisa tidak ada atau tidak diperlukan. 4. Lapisan Transport (Transport Layer), fungsi dasarnya adalah menerima data dari lapisan sesi, bila perlu memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan potongan data kelapisan jaringan dan menjamin seluruh potongan data sampai dengan benar disisi lainnya. Harus dilaksanakan dengan efisien. Tujuan lainnya adalah melindungi seluruh lapisan diatasnya dari perubahan teknologi perangkat keras yang mungkin timbul. Bila diperlukan throughput yang tinggi, maka lapisan transport dapat membuat hubungan jaringan yang banyak, tetapi dapat pula menggabungkan beberapa ke hubungan transport ke hubungan jaringan yang sama. 5. Lapisan Sesi (Session Layer), mengizinkan para pengguna untuk menetapkan session di antara mereka. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna melakukan log ke dalam suatu remote time sharing system atau memindahkan suatu file dari satu mesin ke mesin yang lain. Jadi tugasnya adalah pengendalian dialog. Fungsi lainnya adalah manajemen token (token management), sinkronisasi (synchronization), penyisipan (checkpoint) diperlukan jika akan mengulangi perngiriman akibat terjadinya crash sehingga tidak perlu seluruh data diulangi pengirimannya. 6. Lapisan Presentasi (Presentation Layer), melakukan fungsi-fungsi tertentu yang sering diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Lapisan persentasi tidak mengizinkan pengguna ntuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. 11 Lapisan presentasi tidak mengizinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. lapisan presentasi memperhatikan syntax dan semantic informasi yang dikirimkan. Control layanannya adalah pengodean data (data encoding). 7. Lapisan Aplikasi (Application Layer), fungsinya melayani remote terminal. Lapisan aplikasi terdiri dari bermacam-macam protocol yang biasa dipergunakan. Diperlukan adanya penentuan terminal virtual jaringan (network virtual terminal) sebelum suatu editor remote digunakan. Fungsi lainnya adalah pemindahan file (biasanya satu sistem ke sistem lain mempunyai konvensi yang berbeda) tugasnya seperti: Email, Telnet, FTP, WWW, dan lain sebagainya. 2.4 TCP/IP TCP/IP mengacu pada sekumpulan set protokol yang terdiri dari dua protokol utama yaitu Transmission Control Protocol dan Internet Protocol. TCP/IP memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer yang memiliki perbedaan karakteristik dari segi hardware dan software. Model TCP/IP dikembangkan oleh ARPA (Advanced Research Projects Agency) untuk departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Sejak saat itu TCP/IP dijadikan model dasar yang terus digunakan, seperti internet yang dibangun dengan model dasar TCP/IP tersebut. Protokol ini mampu memenuhi kebutuhan komunikasi yang diperlukan pada saat yang tepat, karena memiliki fitur-fitur penting yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut (Tanenbaum 2003:37), di antaranya adalah: • Merupakan open protocol standart, tersedia secara bebas dan dikembangkan terlepas dari perangkat keras komputer dan sistem operasi. Karena dukungan yang luas inilah, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan berbagai perangkat keras dan lunak komputer yang beraneka ragam. • Terpisah dari perangkat keras jaringan yang khusus. Hal ini memungkinkan penyatuan dari berbagai macam jenis jaringan. TCP/IP dapat dipakai di atas Ethernet, koneksi DSL, dial-up line, dan semua jenis medium fisik lainnya. 12 • Memiliki skema pengalamatan yang memungkinkan setiap TCP/IP device dapat dikenali secara spesifik walaupun berada dalam jaringan yang sangat besar seperti internet. TCP/IP terdiri dari empat layer di mana setiap layernya memiliki fungsi yang berbeda-beda, disusun dari layer teratas hingga terbawah diantaranya adalah: • Application Layer Layer ini berfungsi untuk menangani protocol tingkat tinggi, hal-hal mengenai representasi encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer ini berisi spesifikasi protokol-protokol khusus yang menangani aplikasi umum seperti telnet, File Transfer Protokol (FTP), Domain Name System (DNS), dan lainnya. • Transport Layer Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecahkan data dan membangun kembali data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengiriman data. Layer ini terdiri dari dua protocol yaitu TCP dan UDP. Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi pada kecepatan pengiriman data. • Internet Layer Layer ini bertugas untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas tersebut. • Network Access Layer Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang diperlukan sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik jaringan, termasuk di dalamnya detil teknologi LAN dan WAN. 13 2.5 Topologi Jaringan Topologi jaringan komputer adalah suatu cara atau konsep untuk menghubungkan beberapa atau banyak komputer sekaligus menjadi suatu jaringan yang saling terkoneksi. Dan setiap macam topologi jaringan komputer akan berbeda dari segi kecepatan pengiriman data, biaya pembuatan, serta kemudahan dalam proses maintenance nya. Dan juga setiap jenis topologi jaringan komputer memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing (Edward dan Bramante 2009:18). Terdapat beberapa jenis topologi yang dapat dibangun yaitu ada banyak macam topologi seperti topologi ring, star, bus, mesh, dan tree. 1. Topologi Ring Pada topologi ring setiap komputer di hubungkan dengan komputer lain dan seterusnya sampai kembali lagi ke komputer pertama, dan membentuk lingkaran sehingga disebut ring, topologi ini berkomunikasi menggunakan data token untuk mengontrol hak akses komputer untuk menerima data, misalnya komputer 1 akan mengirim file ke komputer 4, maka data akan melewati komputer 2 dan 3 sampai di terima oleh komputer 4, jadi sebuah komputer akan melanjutkan pengiriman data jika yang dituju bukan IP address dia. 14 Gambar 2.4 Topologi Ring Sumber:http://amtsalhly.blogspot.co.id/2013/09/topologi-ringtik_5455.html Kelebihan dari topologi jaringan komputer ring adalah pada kemudahan dalam proses pemasangan dan instalasi, penggunaan jumlah kabel lan yang sedikit sehingga akan menghemat biaya. Kekurangan paling fatal dari topologi ini adalah, jika salah satu komputer ataupun kabel nya bermasalah, maka pengiriman data akan terganggu bahkan error. 2. Topologi Star Topologi ini membentuk seperti bintang karena semua komputer di hubungkan ke sebuah hub atau switch dengan kabel UTP, sehingga hub/switch lah pusat dari jaringan dan bertugas untuk mengontrol lalu lintas data, jadi jika komputer 1 ingin mengirim data ke komputer 4, data akan dikirim ke switch dan langsung di kirimkan ke komputer tujuan tanpa melewati komputer lain. Topologi jaringan komputer inilah yang paling banyak digunakan sekarang karena kelebihannya lebih banyak. 15 Gambar 2.5 Topologi Star Sumber:http://hasanaji.blogspot.co.id/2013/05/tentang-jaringantopologi-star.html Kelebihan topologi ini adalah sangat mudah mendeteksi komputer mana yang mengalami gangguan, mudah untuk melakukan penambahan atau pengurangan komputer tanpa mengganggu yang lain, serta tingkat keamanan sebuah data lebih tinggi. Kekurangannya topologi jaringan komputer ini adalah, memerlukan biaya yang tinggi untuk pemasangan, karena membutuhkan kabel yang banyak serta switch/hub, dan kestabilan jaringan sangat tergantung pada terminal pusat, sehingga jika switch atau hub mengalami gangguan, maka seluruh jaringan akan terganggu. 3. Topologi Bus Topologi jaringan komputer bus tersusun rapi seperti antrian dan menggunakan cuma satu kabel coaxial dan setiap komputer terhubung ke kabel menggunakan konektor BNC, dan kedua ujung dari kabel coaxial harus diakhiri oleh terminator. 16 Gambar 2.6 Topologi Bus Sumber:http://perpus-maya.blogspot.co.id/2015/04/topologijaringan.html Kelebihan dari bus hampir sama dengan ring, yaitu kabel yang digunakan tidak banyak dan menghemat biaya pemasangan. Kekurangan topologi bus adalah jika terjadi gangguan atau masalah pada satu komputer bisa menggangu jaringan di komputer lain, dan untuk topologi ini sangat sulit mendeteksi gangguan, sering terjadinya antrian data, dan jika jaraknya terlalu jauh harus menggunakan repeater. 4. Topologi Mesh Pada topologi ini setiap komputer akan terhubung dengan komputer lain dalam jaringannya menggunakan kabel tunggal, jadi proses pengiriman data akan langsung mencapai komputer tujuan tanpa melalui komputer lain ataupun switch atau hub. 17 Gambar 2.7 Topologi Mesh Sumber:http://komputermesh.blogspot.co.id/2015/01/Topologimesh.html Kelebihanya adalah proses pengiriman lebih cepat dan tanpa melalui komputer lain, jika salah satu komputer mengalami kerusakan tidak akan menggangu komputer lain. Kekurangan dari topologi ini sudah jelas, akan memakan sangat banyak biaya karena membutuhkan jumlah kabel yang sangat banyak dan setiap komputer harus memiliki port I/O yang banyak juga, selain itu proses instalasi sangat rumit. 5. Topologi Tree Topologi jaringan komputer Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungan dengan topologi bus, jadi setiap topologi star akan terhubung ke topologi star lainnya menggunakan topologi bus, biasanya dalam topologi ini terdapat beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingkat yang lebih rendah. 18 Gambar 2.8 Topologi Tree Sumber: http://2.bp.blogspot.com/_AnawRIBbw4w/TNl5rn4A7gI/AAAAAAAAAA M/_O_UOfVS6A4/s320/topologi%2Btree1.jpg Kelebihan topologi tree adalah mudah menemukan suatu kesalahan dan juga mudah melakukan perubahan jaringan jika diperlukan. Kekurangan nya yaitu menggunakan banyak kabel, sering terjadi tabrakan dan lambat, jika terjadi kesalahan pada jaringan tingkat tinggi, maka jaringan tingkat rendah akan terganggu juga. 2.6 Router Router adalah Sebuah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan (misalnya: LAN dan Internet) menggunakan koneksi tunggal ke ISP (Beasley 2009:20). Router juga merupakan suatu perangkat yang memiliki fungsi routing dan forwarding. Router digunakan untuk menghubungkan suatu jaringan komputer dengan jaringan komputer yang lain berdasarkan subnet mask nya. Router dan Switch berbeda karena router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya sedangkan switch berfungsi untuk penghubung beberapa alat membentuk suatu LAN. 19 2.7 Mikrotik Mikrotik dibuat oleh MikroTikls, adalah sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Latvia adalah sebuah negara bagian dari negara Uni Soviet atau Rusia sekarang ini. Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless (Arditya 2013:2). Mikrotik mulai didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Mikrotik memiliki sebuah metode untuk melakukan bandwidth management. Metode tersebut yaitu queue. Queue adalah salah satu cara untuk melakukan bandwith management. Queue digunakan untuk membatasi dan meprioritaskan aliran jaringan. Berikut beberapa hal yang diatur dalam queue : • Membatasi aliran data untuk IP address, subnet, protocol, dan port tertentu serta parameter lain. • Prioritaskan beberapa aliran paket. • Mengatur traffic bursts untuk menadapatkan kecepatan yang lebih cepat untuk web browsing. • Mengaplikasikan beberapa limit atau batasan atau aturan berbasis waktu. • Membagi trafik diantara user sama rata atau sesuai dengan penggunaannya. Simple Queue merupakan cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS. Metode ini mengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client. a. Target Address Bandwidth dari IP address target yang akan diatur 20 b. Max Limit Max limit merupakan bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target yang ada di queue. c. Burst Limit Burst Limit merupakan bandwidth maksimal yang dapat dicapai oleh target di queue ketika burst aktif. d. Burst Time Burst Time merupakan periode dalam detik dari rata-rata data rate yang dihitung. e. Burst Threshold Burst threshold digunakan ketika nilai data rate lebih kecil dari nilai burst threshold maka burst dibolehkan. Ketika nilai data rate sama dengan nilai burst threshold, burst dilarang melakukan burst limit. Nilai burst threshold harus lebih besar nilai limit at dan dibawah nilai max limit. 2.8 Bandwidth Bandwidth adalah sebuah ukuran seberapa besarkah data yang dapat di kirimkan dalam sebuah jaringan dalam suatu interval tertentu. Biasanya diukur dalam bit per detik (bit per second, atau bps). Jaringan modern biasanya memiliki ukuran dalam jutaan bit per detik (Megabit per second, atau Mbps) sampai milyaran bit per detik (Gigabit per second atau Gbps). Walaupun bandwidth digunakan untuk menjelaskan kecepatan dari suatu jaringan oleh kebanyakan orang, bandwidth sendiri sebenarnya tidak mengukur kecepatan data yang mengalir dsari satui lokasi ke lokasi lain (Per Christensson 2012). Karena data bergerak melalui elektronik atau kabel fiber optic, kecepatan dari setiap bit tidak dapat dilihat. Melainkan bandwidth mengukur seberapa banyak atau besar data yang dapat mengalir atau bergerak dalam suatu koneksi dalam satu waktu. 21 2.9 Bandwidth Management Bandwidth management memiliki cara kerja yang sulit dimengerti dengan logika yang sederhana. Aliran traffic pada jaringan adalah satu bit di setiap waktu. Maksud dari manajemen bandwidth ini adalah bagaimana kita menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah Router Mikrotik (Mahatna, Ahmed, dan Bora 2013). Manajemen bandwith memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth jaringan dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan. Menurut ICTP (2006), bandwidth management memiliki tiga komponen yang perlu dilakuakan untuk mendapatkan jaringan yang efektif. Tiga komponen tersebut yaitu: a. Policy Policy atau kebijakan adalah pernyataan opini, tujuan, aksi, dan prosedur yang mengarahkan seluruh kebutuhan jaringan. Contohnya kebijakan untuk sebuah server yang harus selalu aktif harus memiliki jaringan yang selalu beroperasi optimal tanpa adanya hambatan. Untuk karyawan, jaringan harus dipakai hanya untuk keperluan pekerjaannya. Karyawan tidak boleh menggunakan jaringan tersebut untuk keperluan yang lain. b. Network Monitoring Network monitoring merupakan proses pengumpulan informasi tentang semua aspek dari operasi jaringan. Dengan menganalisan data ini, dapat diidentifikasi kesalahan, pemborosan, dan akses ilegal serta menemukan gejala yang akan dapat menimbulkan masalah kedepan. c. Implementation Implementation adalah langkah untuk mengimplementasikan traffic shapping, chaching, dan teknologi lain ke jaringan untuk membantu mencapai policy yang telah ditentukan. Aksi yang dilakukan sesuai dengan data yang telah diambil. dengan monitoring dan analisis, serta dibatasi dengan kebijakan jarinagn yang dibuat. 22 2.10 Failover Failover dalam istilah computer internetworking adalah kemampuan sebuah sistem untuk dapat berpindah secara manual maupun otomatis jika salah satu sistem mengalami kegagalan sehingga menjadi backup untuk sistem yang mengalami kegagalan (Megis dan Riyadi 2010:30). Gambar 2.9 Konsep Failover Sumber: www.mikrotik.co.id Untuk mempermudah dan memperjelas maksud failover dapat melihat contoh gambar 2.15. Pada gambar tersebut dapat dilihat sebual local area network menggunakan lebih dari satu jalur jaringan ISP. Jaringan lokal dengan ip 192.168.0.1/24 menggunakan gateway 1, sedangkan ip 192.168.1.1/24 menggunakan gateway 2. Jika gateway 1 mengalami disconnect maka gateway backup akan menggantikan gateway 1. Jika gateway 1 sudah kembali normal maka jalur koneksi yang digunakan kembali menjadi gateway 1. Dan begitu juga dengan gateway 2 apabila mengalami disconnect. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tujuan dari failover pada penelitian kali ini adalah digunakan untuk menggantikan atau sistem backup koneksi ISP yang terputus dengan koneksi ISP yang lainnya. 2.11 Load Balancing Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, 23 memaksimalkan throughput, memperkecil waktu dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi (Megis dan Riyadi 2010). Selama ini banyak yang beranggapan salah, bahwa dengan menggunakan load balance dua jalur koneksi maka besar bandwidth yang akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan loadbalance (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa load balance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang. Ada berbagai metode load balancing, antara lain Static Route dengan address list, Equal Cost Multi Path (ECMP), Nth dan Per Connection Classifier (PCC). Setiap metode load balancing tersebut memiliki kekurangan maupun kelebihan tersendiri, namun yang terpenting dalam menentukan metode load balancing apa yang akan digunakan adalah harus terlebih dahulu mengerti karakteristik dari jaringan yang akan di implementasikan. Karena pada penelitian ini menggunakan load balancing PCC maka yang akan di jelaskan lebih detail adalah load balancing PCC. 2.12 Firewall Firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang menerapkan sebuah access control policy terhadap lalu lintas jaringan yang melewati titiktitik akses dalam jaringan. Tugas firewall adalah untuk memastikan bahwa tidak ada tambahan diluar ruang lingkup yang diizinkan (Riyadi 2011). Firewall bertanggung jawab untuk memastikan bahwa acces control policy yang diikuti oleh semua pengguna Firewall sama seperti alat-alat jaringan lain dalam hal untuk mengontrol aliran lalu lintas jaringan. Namun, tidak seperti alat-alat jaringan lain, sebuah firewall harus mengontrol lalu lintas network dengan memasukkan faktor pertimbangan bahwa tidak semua paket-paket data yang dilihatnya adalah apa yang seperti terlihat. Firewall digunakan untuk mengontrol akses antara network internal sebuah organisasi internet. Sekarang ini firewall semakin menjadi fungsi standar yang ditambahkan untuk semua host yang berhubungan dengan network didalam jaringan tersebut. 24 2.13 Top-Down Approach Salah satu metodologi terstruktur yang dikenal sebagai top-down approach. Pendekatan semacam ini dapat digambarkan secara grafis dalam model topdown yang ditunjukkan pada Gambar di berikut ini (Goldman 2004, p17-19). Gambar 2.10 Top-Down Model Penggunaan dari top-down approach seperti yang digambarkan dalam model top-down adalah relatif mudah. Top-down approach cocok untuk analisis dan desain jaringan yang dilakukan dengan memastikan bahwa desain jaringan yang diimplementasikan memenuhi kebutuhan bisnis dan tujuan yang memotivasi desain di tempat awalnya. Top-down approach memerlukan analisis jaringan untuk memahami kendala dan tujuan bisnis, serta aplikasi sistem informasi dan data pada aplikasi yang dijalankan, sebelum mempertimbangkan komunikasi data dan option jaringan. Perhatikan network layer yang terdapat dalam model top-down tersebut. Bukan kebetulan bahwa data komunikasi dan jaringan membentuk dasar dari sistem informasi yang canggih saat ini. Jaringan Aproperly dirancang mendukung pengiriman fleksibel data ke program aplikasi yang terdistribusi, yang memungkinkan perusahaan untuk merespon kebutuhan pelanggan dengan cepat dan melakukan perubahan kondisi pasar dengan cepat. 25 Bagaimana penggunaan yang tepat dari top-down model memastikan efektif, analisis berorientasi dengan desain jaringan? Tabel 2.1 merupakan daftar analisis proses yang terkait dengan setiap layer dari model top-down. Seharusnya dimulai dengan tujuan tingkat business. Tanpa pemahaman yang jelas tentang tujuan dari tingkat business hampir tidak mungkin untuk kita dapat mengimplementasikan sebuah jaringan dengan baik. Dalam banyak kasus, bisnis mengambil kesempatan ini untuk menguji kembali dengan kritis proses bisnis mereka dalam sebuah metodologi analisis yang dikenal sebagai business process reengineering (BPR). Tabel 2.2 Analisis Proses Top-Down Model Layer Top-Down Model Layer Analisis Proses Business Layer • Strategi perancangan bisnis Application Layer Data Layer Network Layer Technology Layer • Rekayasa ulang proses bisnis • Mengindentifikasi fungsi bisnis utama • Pengembangan aplikasi • Sistem analisis dan desain • Mengidentifikasi kebutuhan informasi • Database analisis dan desain • Data Modeling • Distribusi data analisis • Jaringan analisis dan desain • Logikal desain jaringan • Jaringan implementasi perencanaan • Teknologi analisis grid • Media hardware-software teknologi analisis • Desain jaringan fisik Setelah tujuan business layer dipahami, seseorang harus memahami aplikasi yang akan berjalan pada sistem komputer yang melekat pada jaringan ini. Setelah semua itu, aplikasi yang akan menghasilkan lalu lintas yang akan melakukan perjalanan melalui jaringan yang diimplementasikan. Setelah application layer dipahami dan telah didokumentasikan, data yang 26 menghasilkan aplikasi harus diperiksa. Dalam hal ini, istilah data yang digunakan dalam pengertian umum, sebagai jaringan saat ini cenderung untuk mengangkut berbagai muatan termasuk suara, video, gambar, dan fax di samping data yang benar. Analisis lalu lintas data harusnya tidak hanya menentukan jumlah data yang akan diangkut, tetapi juga karakteristik penting tentang sifat data. Setelah analisis lalu lintas data selesai, berikut yang harus di ketahui : • Lokasi fisik data (Where?) • Karakteristik data dan masalah kompabilitas (What?) • Jumlah data yang dihasilkan dan diangkut (How much?) Mengingat persyaratan sebagaimana ditentukan oleh layer atas dari top down model, pekerjaan berikutnya adalah untuk menentukan persyaratan jaringan yang akan memproses kapabilitas untuk memberikan data ini secara tepat waktu, dengan biaya-efektif. Kriteria kinerja network ini dapat disebut sebagai network yang diimplementasikan harus lakukan untuk memenuhi tujuan bisnis yang digariskan pada awal analisis top-down. Persyaratan ini juga disebut sebagai logical network design. Analisis technology layer, sebaliknya, menentukan bagaimana berbagai komponen-komponen hardware dan software yang digabungkan untuk membangun sebuah jaringan fungsional yang memenuhi tujuan bisnis yang telah ditentukan. Penggambaran technology yang dibutuhkan disebut physical network design. 2.14 Teori dan Metoda Analisis Metode analisis yang kita gunakan dalam penulisan skripsi ini mencakup : 1. Studi pustaka Pengumpulan data secara tidak langsung pada subjek penelitian tapi melalui dokumen atau pustaka. Tujuan teknik pustaka untuk memperoleh data sekunder yang akan menunjang data primer dalam analisis (Bentley 2007:42). 27 2. Studi lapangan a. Obsevarsi Analisis dapat berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan kegiatan untuk belajar sistem yang berjalan (Bentley 2007:42). b. Wawancara / Interview Sebuah teknik dimana analis mengumpulkan informasi dari induvidu melalui interaksi tatap muka (Bentley 2007:42). c. Research Pencarian data yang benar benar memfokuskan masalah utamanya (Bentley 2007:42). 2.15 Teori dan Metoda Fact Finding Fact finding merupakan suatu fakta. Ada beberapa teknik yang digunakan agar fakta tersebut dapat diperoleh dengan tepat. Definisi fact finding adalah metode-metode tertentu untuk mencari informasi dari sistem. Teknik fact finding ada 7 yaitu: • Sampling of existing documentation, forms, and databases. Dalam teknik sampling mempunyai dua teknik pengumpulan data yaitu: • Randomization Teknik pengambilan sampel ditandai dengan tidak miliki pola yang telah ditentukan atau rencana memilih sampel. • Stratification Teknik sampling sistematik yang mencoba mengurangi varians dari perkiraan menyebar • Research and site visits. Pencarian data yang benar benar memfokuskan masalah utamanya. • Observation of the work environment. Analis dapat berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan kegiatan untuk belajar sistem yang berjalan • Questionnaires. 28 Document khusus yang memungkinkan analis untuk mengumpulkan informasi dan opini dari responden. • Interviews. Sebuah teknik dimana analis mengumpulkan informasi dari induvidu melalui interaksi tatap muka. • Prototyping. Membangun sebuah model kerja kecil persyaratan user atau design yang diusulkan untuk sistem informasi. • Joint requirements planning (JRP). Teknik yang menggunakan sesi kerja kelompok sebagai pengganti wawancara (Bentley 2007:42).