BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Agama Buddha aliran Theravada berkembang cukup baik, terutama di daerah Asia Tenggara. “For many centuries, Theravada has been the predominant religion of continental Southeast Asia (Thailand, Myanmar/Burma, Cambodia, Laos, and Sri Lanka). Today Theravada Buddhist number well over 100 million worldwide.”(Bullit, 2005). Sebuah prasasti yang berasal dari abad ke-4 ditemukan dengan huruf abjad Pallawa, yang bertuliskan, “Karma bertambah banyak karena kurang pengetahuan Dharma, Karma menjadi sebab tumimbal lahir, Melalui pengetahuan Dharma menjadikan akibat tiada karma, Dengan tiada karma maka tiada tumimbal lahir.” (Sudharma, 2007) Prasasti tersebut adalah prasasti tertua yang membuktikan bahwa agama Buddha sejak dulu sudah masuk ke negeri Indonesia. Isi prasasti tersebut sangat tepat mewakili inti dari ajaran agama Buddha. Dalam praktiknya, agama Buddha seperti halnya agama lain yang diakui di Indonesia, berkembang menjadi dua aliran utama, yaitu aliran Mahayana, dan Hinayana yang disebut juga Theravada. Di Indonesia, aliran Theravada juga berkembang di kota besar seperti Jakarta, dan sekitarnya seperti Tangerang. Aliran Theravada sendiri adalah aliran tertua di dalam Agama Buddha, oleh karena itu ajaran aliran Theravada adalah salah satu yang paling murni, karena tidak berakulturasi dengan kebudayaan Cina 1 yang melakukan penghormatan kepada berbagai macam Dewa, dan roh leluhur, dimana hal ini bertolak-belakang dengan ajaran Buddha aliran Theravada. Vihara mempunyai peran penting dalam menampung kegiatan keagamaan, Vihara juga tempat dimana umat Buddha belajar mengenai ajaran Sang Buddha, dan Vihara juga tempat dimana pola pikir atau sudut pandang umat tentang kehidupan melalui Dhamma terbentuk. Vihara Theravada harus lebih memfasilitasi ajaran aliran Theravada, supaya umat dapat teringat dengan inti ajaran aliran Theravada, yaitu ‘Tri Laksana’ atau tiga keadaan utama di dalam hidup, supaya dapat mengamalkan Sila, Samadhi, dan Panna. ‘Tri Laksana’ itu sendiri adalah tiga keadaan utama yang memiliki peran penting untuk disadari, karena dari hal inilah umat akan melalui proses menyadari, mengetahui, bertindak untuk mencapai tujuan setiap umat di dalam agama Buddha Theravada yaitu mendapatkan pencerahan. Vihara merupakan tempat dimana kegiatan keagamaan umat Buddha dilangsungkan. Kegiatan keagamaan umat Buddha akan melibatkan umat dan pengunjung di dalamnya, oleh karena itu Vihara harus dapat menampung pengunjung, dan juga memfasilitasi kegiatan yang dilakukan pengunjung, supaya kegiatan berlangsung dengan baik. Interior sebuah Vihara Theravada di dalam hal ini akan mempunyai peran untuk membantu umat Theravada memahami kembali inti, dari ajaran-ajaran di dalam aliran ini. Salah satu caranya adalah dengan menempatkan salah satu inti ajaran Buddha tentang kehidupan, yaitu ‘Tri Laksana’. Selain itu Interior Vihara ini juga akan memfasilitasi kegiatan, dan juga membuat kegiatan keagamaan yang 2 akan berlangsung di Vihara tersebut menjadi lebih baik, dengan mempelajari hubungan antara ruang, hubungan sirkulasi dari ruang satu ke ruang lainnya, sehingga memberikan sebuah efisiensi, tanpa mengurangi kesakralan Vihara tersebut. I.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mendesain interior Vihara Theravada sebagai interior yang merepresentasikan ajaran ‘Tri Laksana’ dan pengembangannya? 2. Bagaimana merancang hubungan ruang, fungsi, dan sirkulasi interior Vihara yang baik sehingga kegiatan tata cara beragama dapat dijalankan dengan baik? I.3. Tujuan Perencanaan 1. Merancang sebuah interior Vihara yang membuat umat dapat merasakan konsep ‘Tri Laksana’ melalui suasana yang mempunyai tahapan-tahapan penyadaran di dalamnya, mulai dari tahap mulai dibentuknya kesadaran sampai dengan tahap umat menjadi sadar sepenuhnya, sehingga kegiatan dan tata cara pada kegiatan keagamaan di Vihara dapat dijalankan dengan baik. 3 I.4. Kontribusi Perencanaan 1. Memberikan alternatif perancangan interior Vihara, dengan mengimplementasikan ajaran ‘Tri Laksana’ (tiga kesunyataan mulia) dan pengembangannya menuju penyadaran pencerahan di dalam fisik interior Vihara Theravada. 2. Sebagai contoh studi kasus interior sebuah Vihara melalui pendekatan ajaran agama Buddha itu sendiri kepada ilmu interior. I.5. Ruang Lingkup Perencanaan I.5.1. Kawasan Perencanaan Kawasan penelitian melingkupi ajaran pengembangan ajaran Buddha Theravada dengan dasar ‘Tri Laksana’ ke dalam proses penyadaran menuju tujuan utama dari umat Buddha yaitu pencerahan. I.5.2. Batasan Perencanaan 1. Aktivitas beragama umat Buddha aliran Theravada 2. Inti dari ajaran agama Buddha Theravada ‘Tri Laksana’ dan pengembangannya 3. Merancang sirkulasi ruang Vihara yang menunjang fasilitas umum kegiatan Vihara 4. Efek psikologis yang akan ditimbulkan di dalam interior Vihara 5. Standar kenyamanan manusia pada interior 4 I.6. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk perancangan interior Vihara Vipassana Giriratana ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut : 1. Survey Survey dilakukan dengan terjun langsung ke Vihara Vipassana Giriratana, dan mengamati keadaan sekitar untuk memperoleh data tentang site. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pengurus Vihara Vipassana Giriratana untuk memperoleh informasi yang tidak tertulis, selain itu wawancara juga dilakukan dengan pemimpin umat Buddha yaitu para Bikkhu yang mengerti tentang ajaran dan filosofi ajaran agama Buddha aliran Theravada, dan para pandita. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas-aktivitas keagamaan yang terjadi di Vihara dengan cara mengikuti langsung kegiatan keagamaan yang berlangsung. 5 I.6.1. Kerangka Pikir Bagan 1.1. Kerangka Pikir Perencanaan 6 I.6.2. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer berisi data yang didapat secara langsung melalui peninjauan. o Wawancara o Survey o Observasi lapangan 2. Data Sekunder Data sekunder berisi data yang diambil secara tidak langsung dari berbagai sumber yang berisi teori utama maupun teori pendukung. I.7. Rencana Jadwal Kerja Periode No Kegiatan April 1 2 1 Libur semester 2 Pemilihan Topik 3 Penulisan Topik 3 Mei 4 1 2 3 Juni 4 1 2 3 Juli 4 1 2 3 Tabel 1.1. Rencana Jadwal Kerja April - Juli 7 4 Periode No Kegiatan Agustus 1 4 Pengumpulan Topik 5 Revisi Topik 6 Pembuatan Essay 7 Revisi Essay 8 UTS : Essay 9 10 2 3 September 4 1 2 3 4 Oktober 1 2 3 November 4 1 2 3 Revisi Essay + pembuatan Bab I Pengumpulan Revisi Essay Bab I 11 Revisi Bab I dan Penyusunan Bab II 12 Revisi Bab I dan Bab II Tabel 1.2. Rencana Jadwal Kerja Agustus - November Periode No Kegiatan Desember 1 13 UAS : Bab I - II 14 Revisi Bab I-II 15 Penyusunan Bab III-1V 16 Revisi Bab III-IV 17 UTS : Bab III-IV 2 3 4 Januari 1 2 3 Februari 4 1 2 3 Maret 4 1 Tabel 1.3. Rencana Jadwal Kerja Desember - Maret 8 2 4 Periode No Kegiatan Maret 3 18 Revisi Bab III-IV 19 Penyusunan Bab V 20 Revisi Bab V 21 UAS : Bab I - V April 4 1 2 3 Mei 4 1 2 3 Tabel 1.4. Rencana Jadwal Kerja Maret - Mei I.8. Sistematika Penulisan • BAB I Pendahuluan Menjabarkan latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, dan metodemetode perancangan yang akan digunakan. • BAB II Tinjauan Umum Menjabarkan teori-teori mengenai judul, dapat berupa sejarah agama Buddha, ajaran-ajarannya, dan elemen teori mengenai Buddha lainnya. • BAB III Tinjauan Khusus Menjabarkan tentang studi lebih lanjut dari apa yang akan dibuat. Tinjauan khusus tentang proyek, dan penjelasan tentang site proyek yang akan dibuat. • BAB IV Analisis Masalah Menjabarkan permasalahan yang muncul, dan pendekatan pemecahan masalah secara rinci. • BAB V Konsep Perencanaan dan Penerapan 9 4 Menjabarkan mengenai konsep yang melatarbelakangi dibuatnya perencanaan interior Vihara, dan pengaplikasiannya. • BAB VI Kesimpulan & Saran Menjabarkan kesimpulan & saran bagaimana selanjutnya TA yang dibuat dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik. • Daftar Pustaka Menjabarkan daftar sumber-sumber data yang diperoleh sebagai bukti keaslian Tugas Akhir. • I.8. Lampiran Tinjauan Pustaka Nama Buku : Buku Pedoman Umat Buddha Pengarang : Budiman Sudharma Penerbit : FKUB Buku ini merupakan buku yang tepat untuk dijadikan sumber, karena berisikan pedoman-pedoman lengkap mengenai Agama Buddha, terutama sejarah masuk ke Indonesia, inti ajaran agama Buddha, peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dan definisi-definisi istilah Agama Buddha yang terangkai dari susunan bahasa Pali. Buku ini juga layak dijadikan sumber karena buku ini telah melalui proses penyuntingan, dan telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, yaitu Sutiyoso, dan diterbitkan oleh FKUB DKI Jakarta, dan Yayasan Avalokitesvara yang merupakan bagian dari Forum Komunikasi Umat Buddha. 10 Nama Buku : Agama-Agama Manusia Pengarang : Huston Smith Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Buku Agama-Agama Manusia yang ditulis oleh Huston Smith adalah buku yang berisi ringkasan-ringkasan, dan konsepsi-konsepsi utama dari AgamaAgama yang dianut manusia mulai dari Agama Hindu, Buddha, Kong Hu Chu, Taoisme, Islam, Kristen, dan Yahudi. Buku ini juga banyak menulis tentang agama Buddha, terutama konsepsi, dan jalan yang diajarkan oleh Buddha, sampai dengan perbedaan Agama Buddha aliran Theravada, dan Mahayana. Nama Artikel : What is Theravada Buddhism? Nama Jurnal : Access to Insight Penulis John. T. Bullit : Artikel dari website ini mempunyai sumber yang lengkap, dan tercatat. Bisa dipastikan bahwa artikel ini merupakan kumpulan-kumpulan dari berbagai sumber. Artikel ini juga berisi pengertian tentang Buddha aliran Theravada secara garis besar, tidak seluruhnya dibahas dengan mendalam. Nama Artikel : Tiga Corak Kehidupan Nama Jurnal : Dhamma Sari Penulis Bhagavant Team : 11 Artikel dari website ini menjelaskan tentang ajaran agama Buddha, yaitu tiga corak kehidupan, anicca, dukkha, anatta yang juga menjadi pembahasan utama dalam perencanaan interior Vihara. 12